Titrasi Ph Meter

6
TITRASI PH METER 1. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah ; a. Diharapkan mampu menggunakan pH-meter termasuk cara kalibrasinya b. Dapat menghitung konsentrasi suatu larutan tanpa indicator (petunjuk) dengan cara mengukur pH titik akhir titrasi dengan menngunakan pH-meter. 2. PROSEDUR KERJA a. Kalibrasi pH-meter yang digunakan, b. Menggunakan pH sampel larutan setiap penambahan volume pentitrasi. 3. ALAT DAN BAHAN a. Alat pH-meter, Dosimat, Stirrer, Magnetic stirrer, Gelas kimia 100 mL, 400 mL, & 600 mL, Labu semprot, Bola hisap. b. Bahan

description

M

Transcript of Titrasi Ph Meter

TITRASI PH METER

1.TUJUAN

Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah ;a.Diharapkan mampu menggunakan pH-meter termasuk cara kalibrasinyab.Dapat menghitung konsentrasi suatu larutan tanpa indicator (petunjuk) dengan cara mengukur pH titik akhir titrasi dengan menngunakan pH-meter.

2.PROSEDUR KERJA

a.Kalibrasi pH-meter yang digunakan,b.Menggunakan pH sampel larutan setiap penambahan volume pentitrasi.

3.ALAT DAN BAHAN

a.AlatpH-meter,Dosimat,Stirrer,Magnetic stirrer,Gelas kimia 100 mL, 400 mL, & 600 mL,Labu semprot,Bola hisap.

b.BahanHCl 0.1 MNaOH x MNH3x MAquadestLar. Buffer 7Lar. Buffer 4Lar. Buffer 9

4.DASAR TEORIPada analisa massa, larutan yang akan di tentukan direaksikan dengan sejumlah tertentu larutan yang telahdi ketahui kadarnya tercapai. Dengan mengukur berapa jumlah tertentu larutan yang di tentukan maka dapat di hitung kadar dari larutan yang di tentukan tersebut.persyaratan yang harus di penuhi untuk suatu analisa massa adalah :Reaksi kimia harus berlangsung dengan cepat, kwantitatifdan sesuai dengan perbandingan staikhiometrinyaReaksi harus memiliki keboleh ulang (reprodukcibility) dengan perbedaan hasil tidak lebih dari 0,5 %Titik akhir reaksi harus dapat di ketahui dengan jelasKadar dari larutan baku harus di ketahui dengan tepat.

Di kenal dua cara titrasi yaitu :Titrasi langsung :Zat yang akan di tentukan dilarutan dalam pelarut yang sesuai (umumnya air di meneral), lalu dititrasi dengan larutan baku sampai titik akhir di capai. Dari jumlah larutan baku yang di gunakan secara langsung dari larutan yang ditentukan.Contoh : titrasi HCL dengan NaOHTitrasi Secara tidak langsung :Zat-zat yang suka larut atau dapat bereaksi secara cepat dan kuantitatif bila konsenterasinya tinggi, dapat di tentukankadarnya melalui titrasi secara tidak langsung, zat-zat tersebut direaksikan dengan larutan baku dalam jumlah berlebih dan kelebihan larutan baku tersebut titrasi dengan larutan baku lainnya.Contoh :CaCO3mempunyai kelarutan dalam air 20C sebesar 1,4 X 10-3, karena itu CaCO3direaksikan lebih dahulu dengan larutan baku HCl dalam jumlah berlebih.CaCO3+ 2 HCl (berlebih )CaCL2+ H2O + HCl (kelebihan HCl) kelebihan HCl lalu dititrasi dengan larutan baku NaOH.HCl + NaOHNaCl + H2OSuatu larutan asam basa dapat di tentukan kalorinya melalui penambahan larutan baku asam atau larutan baku basa yang tepat ekivalen dengan jumlah asam atau basa yang ada. Titik di mana saat tersebut tercapai dinamakan titik ekivalen atau titik akhir teoritis. Jumlah asam atau basa adalah ekivalen dengan jumlah asam atau basa.Salah satu cara untuk menentukan titik ekivalen ini adalah cara mengukur pH titik akhir titrasi. Kemudian dari nilai pH tersebut dapat ditentukan volume larutan baku yang digunakan sampai titik akhir titrasi tercapai.Sebagai ukuran umum dapat dikatakan bahwa suatu reaksi kimia dapat dipakai untuk suatu titrasi bila terjadi perubahan pH sebesar dua satuan atau dekat titik Stokhiometri, setelah ditambah sedikit (satu dan dua tetes) titran.Untuk menentukan konsenterasi suatu larutan asam atau basa di perlukan suatu larutan baku, larutan baku yang dibuat melalui poelarutan zat dengan berat yang di ketahui dan secara langsung konsenterasinya diketahui dinamakan larutan baku primer. Larutan baku yang konsenterasinya di tentukan melalui titrasi dengan larutan baku primer dinamakan baku sekunder. Contohnya adalah larutan NaOH.

Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :H++ OH-H2OReaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa, maka kita dapat menggunakan larutan standar asam, metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jikakita menentukan sampel yang bersifat asam, kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri.Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH, khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi, hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari indikator lihat Gambar 15.16.Gambar 15.16. Titrasi alkalimetri dengan larutan standar basa NaOHAnalit bersifat asam pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen (pH=7). Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus meningkat. Dari Gambar 15.16, juga diperoleh informasi indikator yang tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran pH pH 7 10.Pamanfaatan teknik ini cukup luas, untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk menentukan kadar asam sitrat. Titrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar 300 mg kedalam 100 ml air. Titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0.1 N dengan menggunakan indikator phenolftalein. Titik akhir titrasi diketahui dari larutan tidak berwarna berubah menjadi merah muda. Selain itu alkalimetri juga dipergunakan untuk menganalisis asam salisilat, proses titrasi dilakukan dengan cara melarutkan 250 mg sampel kedalam 15 ml etanol 95% dan tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0.1 N menggunakan indikator phenolftalein, hingga larutan berubah menjadi merah muda.Teknik asidimetri juga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya dalam pengujian boraks yang seringa dipergunakan oleh para penjual bakso. Proses analisis dilakukan dengan melaruitkan sampel seberat 500 mg kedalam 50 mL air dan ditambahkan beberapa tetes indikator metal orange, selanjutnya dititrasi dengan HCl 0.1 N.Namun pada praktikum ini kami menggunakan pH-meter sebagai alat bantu titrasi untuk mengetahui titik akhir melalui nilai pH.pH meteradalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukurpH(derajat keasamanatau kebasaan) suatu cairan (adaelektrodakhusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probepengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.

5.PROSEDUR KERJAa.Kalibrasi pH meterElektroda dipasangkan pada pH-meterpH-meter dinyalakanelektroda dibilas dengan aquades lalu dikeringkan dengan tissue.Ditekan tombol pHAtur temperature pada pH-meter dengan temperature ruangan (30C)Atur skala menjadi 1Disiapkan larutan buffer 7, lalu elektroda ducelupkan pada larutan tersebut, kemudian ditekan tombol measDitunggu hingga angka pada display menunjukkan angka 7.00. setelah selesai ditekan tombol stand bySetelah itu, elektroda kembali dibilas dan dikeringkanDisiapakan larutan buffer 4, elektroda dicelupkan pada larutan, kemudian ditekan tombol measDitunggu hingga angka pada display menunjukkan angka 4.00 .jika tidak dapat mencapai angka yang diinginkan, skala diubah hingga mencapai angka yang diinginkan. . setelah selesai ditekan tombol stand by.b.Titrasi dengan pH-meter + stirrer + dosimatDipipet 12 mL lar sampel NaOH, lalu diencerkan hingga elektroda dapat tercelup dalam gelas kimia 100 mL,Dibilas elektroda dan dikeringkan.Dimasukkan magnetic stirrer pada gelas kimia, setelah itu gelas kimia berisi sampel diletakkan di atas stirrer,Elektroda dan pipet dosimat dihubungkan pada stirrer dan dicelupkan pada larutan sampel.Diatur volume penitar yang keluar tiap tetes pada Dosimat (pada praktikum ini kami menggunakan volume penitar sebanyak 0.5 mL per tetes)Ditekan tombol meas pada pH-meter untuk mengukur pH sampel pada kondisi awal,Setelah itu, stirrer dinyalakan dengan kecepatan rendah dan ditekan tombol go pada Dosimat untuk memulai titrasi. Tiap penetesan peniter, diamati nilai pH nya pada display pH-meter hingga angkanya konstan. Setelah itu barulah ditekan lagi tombol go. Hal ini dilakukan berulang ulang hingga pH sampel menjadi pH asam (HCl) yaitu antara 2-3.Stelah selesai ditekan tombol stand byMetode yang sama dilakukan pada sampel yang kedua, yaitu larutan sampelNH3yang dipipet sebanyak 8 mL lalu diencerkan .