TITRASI ASAM BASA

16
TITRASI ASAM BASA I. Tujuan Percobaan Dapat melakukan standarisasi untuk larutan asam kuat dan basa kuat Dapat melakukan penentuan konsentrasi larutan dengan titrasi asam basa II. Alat dan Bahan Alat 1. Neraca Analitis 2. Kaca Arloji 3. Erlenmeyer 250 ml 4. Buret 50 ml 5. Pipet ukur 25 ml 6. Gelas kimia 100 ml, 250 ml 7. Labu takar 250 ml 8. Spatula, pengaduk 9. Bola karet Bahan 1. Larutan baku sekunder NaOH 1N 2. Larutan baku sekunder HCl 1N 3. Kalium hydrogen ftalat KHC 8 H 4 O 4 (KHP) 4. Natrium karbonat Na 2 CO 3 5. Etanol 95% 6. Indikator fenolftalein 7. Indikator metil merah 8. Indikator metal orange/jingga 9. Larutan H 2 SO 4 10. Larutan CH 3 COOH 11. Larutan NH 4 OH 12. Larutan NaOH

description

Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya '15

Transcript of TITRASI ASAM BASA

Page 1: TITRASI ASAM BASA

TITRASI ASAM BASA

I. Tujuan Percobaan Dapat melakukan standarisasi untuk larutan asam kuat dan basa kuat Dapat melakukan penentuan konsentrasi larutan dengan titrasi asam basa

II. Alat dan Bahan Alat

1. Neraca Analitis2. Kaca Arloji3. Erlenmeyer 250 ml4. Buret 50 ml5. Pipet ukur 25 ml6. Gelas kimia 100 ml, 250 ml7. Labu takar 250 ml8. Spatula, pengaduk9. Bola karet

Bahan1. Larutan baku sekunder NaOH 1N2. Larutan baku sekunder HCl 1N3. Kalium hydrogen ftalat KHC8H4O4 (KHP)4. Natrium karbonat Na2CO3

5. Etanol 95%6. Indikator fenolftalein7. Indikator metil merah8. Indikator metal orange/jingga9. Larutan H2SO4

10. Larutan CH3COOH11. Larutan NH4OH12. Larutan NaOH

III. Dasar TeoriTitrasi Asam Basa

Titrasi asam basa merupakan titrasi yang didasarkan pada reaksi asam basa yang terjadi antara analit dengan titran. Titrasi asam basa terdiri dari titrasi antara :

Asam kuat dengan basa kuat Asam kuat dengan basa lemah Basa kuat dengan asam lemah

Page 2: TITRASI ASAM BASA

Pereaksi Asam BasaLarutan asam lebih muda diawetkan daripada laruitan basa, maka suatu

asamlah yang biasanya dipilih sebagai standar pembanding tetap yang lebih baik daripada basa.

Dalam memilih asam untuk dipakai dalam larutan standar, factor-faktor berikut harus diperhatikan :

1. Asam harus kuat yaitu terdisosiasi tinggi2. Asam tidak boleh mudah menguap3. Larutan asam harus stabil4. Garam dari asamnya harus larut5. Asamnya harus tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat

untuk merusak senyawa-senyawa organic yang digunakan seperti indicator.

Asam-asam klorida dan sulfat merupakan larutan asam yang paling luas digunakan sebagai larutan standar meskipun tidak satupun mencukupi semua persyaratan diatas. Garam klorida dan ion-ion perak, timbal dan merkuri (I) adalah larut, seperti halnya sulfat dari logam-logam alkali tanah dan timbale. Namun hal ini biasanya tidak menyebabkan kesukaran pada kebanyakan penggunaan titrasi asam basa. Hydrogen klorida merupakan gas tetapi tidak cukup menguap dari larutan larutan pada batas-batas konsentrasi yang biasanya dipergunakan, karena terdisosiasi sangat tinggi dalam larutan air.

Suatu larutan 0,5 N dapat didihkan untuk beberapa lamam tanpa kehilangan hydrogen klorida, jika larutannya tidak boleh dipekatkan dengan penguapan. Asam nitrat jarang digunakan, sebab merupakan pereaksi oksidasi kuat, dan larutannya terurai apabila dipanaskan atauu dikenakan cahaya. Asam perklorat merupakan asam kuat tidak menguap dan stabil terhadap reduksi dalam larutan-larutan encer. Garam-garam kalium dan ammonium dapat mengendap dari larutan-larutan pekat apabila terbentuk selama titrasi. Asam perklorat lebih disukai dalam titrasi yang bukan air

Namun hidroksida merupakan basa yang paling umum digunakan. Kalium hidroksida tidak memberikan keuntungan dibandingkan dengan natirum hidroksida dan lebih mahal. NaOH selalu terkontaminasi oleh jumlah kecil zat pengotor yang paling sering diantaranya adalah natrium karbonat.

Indikator untuk Titrasi Asam BasaIndikator yang digunakan pada titrasi ini adalah indicator yang bekerja

sesuai dengan perubahan pH pada larutan. Indicator asam basa merupakan suatau asam atau basa organic lemah yang bentuk tak terdisosianya berbeda warna dengan ionnya. Indicator ini akan berubah warna pada perubahan pH larutan yang menyebabkan indicator tersebut mengalami disosiasi.

Indicator yang terkenal adalah indicator fenolftalein. Indicator ini merupakan asam diprotik dan tak berwarna.. ia mula-mula terdisosiasi ke dalam

Page 3: TITRASI ASAM BASA

suatu bentuk tak berwarna dan kemudian hydrogen kedua, menjadi ion yang berwarna merah.

Standarisasi LarutanStandarisasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti

konsentrasi suatu larutan. Terdapat dua macam larutan standar yaitu standar primer dan standar sekunder. Standar primer biasanya dibuat dengan cara menimbang dengan teliti suatu solut kemudian melarutkannya ke dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya.

Syarat-syarat dari standar primer adalah sebagai berikut :1. Murni, jumlah pengotornya tidak lebih dari 0,01-0,02 %2. Stabil, tidak higroskopis, dan tidak mudah bereaksi dengan udara3. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi untuk mengurangi

kesalahan pada waktu penimbangan.

Larutan standar primer digunakan untuk menstandarisasi larutan standar sekunder, larutan std. sekunder selanjutnya digunakan untuk penentuan suatu larutan atau cuplikan.

Senyawa kalium hydrogen ftalat KHC4H4O4 (KHP) merupakan standar primer sangat baik untuk larutan-larutan basa. Senyawa ini mudah diperoleh dengan kemurnian 99,95% atau lebih. Zat ini stabil dikeringkan, tidak higroskopis dan mempunyai berat ekivalen yang tinggu 204,2 g/ek. Merupakan asam monoprotik lemah, akan tetapi karena larutan basa biasanya sering digunakan untuk menentukan asam lemah, maka hal ini bukannya suatu kerugian. Indicator fenolftalein digunakan dalam titrasi dan larutan basanya harus bebas karbonat.

Natrium karbonat Na2CO3 secara luas digunakan sebagai standar primer untuk larutan-larutan asam kuat. Mudah diperoleh dalam keadaan sangat murni, kecuali hadirnya sejumlah kecil natrium bikarbonat, NaHCO3. Bikarbonat dapat secara lengkap diubah menjadi karbonat dengan memanaskan zatnya hingga berat tetap pada 270oC sampai 300oC. Natrium karbonat sedikit higroskopis tetapi dapat ditimbang tanpa banyak kesulitan. Karbonat dapat dititrasi menjadi natrium bikarbonat dengan menggunakan indicator fenolftalein, berat ekivalennya sama dengan berat molekulnya yaitu 106,0. Tetapi secara umum zat ini dititrasi dengan menggunakan indicator metal orange dengan berat ekivalen setengah dari berat molekulnya, 53,00.

Keselamatan KerjaGunakan peralatan keselamatan kerja seperti masker dan sarung tangan

dalam menangani larutan asam pekat dan basa kuat. Lakukan pengenceran di dalam lemari asam dengan mengisi labu ukur dengan aquadest terlebih dahulu.

Page 4: TITRASI ASAM BASA

IV. Langkah Kerja

V. Data Pengamatan1. Standarisasi larutan std. sekunder NaOH dengan KHP

Nomor Percobaan

Volume Titran Perubahan Warna

1 4 ml Merah Muda

2 4,2 ml Merah Muda

3 4,3 ml Merah Muda

Rata-rata : 4,16 ml

2. Standarisasi larutan std. sekunder HCl dengan Na2CO3

Nomor Percobaan

Volume Titran Perubahan Warna

1 4 ml Merah Muda

2 4 ml Merah Muda

3 4 ml Merah Muda

Rata-rata : 4 ml

3. Penentuan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan std. NaOHNomor

PercobaanVolume Titran Perubahan Warna

1 20 ml Merah Muda

2 20 ml Merah Muda

3 20 ml Merah Muda

Rata-rata : 20 ml

4. Penentuan konsentrasi larutan NH4OH dengan larutan std. HClNomor

PercobaanVolume Titran Perubahan Warna

1 21 ml Kuning

2 21,3 ml Kuning

3 20,9 ml Kuning

Rata-rata : 21,06 ml

Page 5: TITRASI ASAM BASA

5. Standarisasi konsentrasi larutan NaOH dengan larutan std. HClNomor

PercobaanVolume Titran Perubahan Warna

1 20 ml Merah Muda

2 20 ml Merah Muda

3 20 ml Merah Muda

Rata-rata : 20 ml

VI. PerhitunganPembuatan LarutanLarutan NaOH 1N, 250 mlNa2+ + OH- NaOH

Be= Bmn

=40 gr /mol1mol /3k

=40 gr /ek

Gr = N x V x Be= 1 ek/l x 0,25 l x 40 gr/ek= 10 gr

Larutan HClN = 1 ek/l, ρ=1,19 gr / l% =37Bm = 36,15 gr/molHCl H+ + Cl-

M=% x ρ x1000Bm

=0,37 x 1,19 gr /l x100036,5 gr /mol

= 12,06 mol/lPengenceranM1V1 = M2V2

12,06 mol/l x V1 = 1 mol/l x 0,25 l

¿ 0,25 mol12,06 mol/ l

¿0,02 l¿20ml

Page 6: TITRASI ASAM BASA

2. Larutan standarisasi std.sekunder NaOH dengan KHP

gr Na2 CO3=0,7+0,8+0,9

3=0,8 gr

Be KHP = 204,2 gr/ekV NaOH = 4,16 ml = 0,00416 L

Gr KHPBe KHP

=V NaOH x N NaOH

0,8 gr204,2 gr /ek

=0,00416 x N NaOH

0,0039 ek=0,00416 l x N NaOH

N NaOH=0,0039 ek0,00416 l

= 0,9375 ek/L

% Kesalahan= N Teori−N PraktekN Teori

x100 %

¿ 1−0,93751

x 100%

¿6,25 %

3. Larutan standarisasi std.sekunder HCl dengan Na2CO3

gr Na2 CO3=0,2+0,22+0,25

3=0,223 gr

Be Na2CO3 = 52,995 gr/ekV HCl = 4,3 ml = 0,0043 L

Gr Na2CO3

Be Na2 CO3=V HCl x N HCl

0,223gr52,995 gr /ek

=0,0043 x N HCl

0,0042 ek=0,0043l x N HCl

N HCl=0,0042 ek0,0043 l

= 0,97 ek/L

% Kesalahan= N Teori−N PraktekN Teori

x100 %

¿ 1ek / l−0,97 ek /l1ek / l

x 100 %

¿3%

Page 7: TITRASI ASAM BASA

4. Penentuan konsentrasi larutan CH3COOH dengan larutan std. NaOHV CH3COOH = 25 ml = 0,025 LV NaOH = 20 ml = 0,02 LV CH3COOH x N CH3COOH = V NaOH x N NaOH0,025 L x N CH3COOH = 0,02 L x 0.9375 ek/L

N CH3COOH = 0,01875 L

0,025 L=0,75 ek / l

% Kesalahan= N Teori−N PraktekN Teori

x100 %

¿ 1ek / l−0,75 ek / l1ek / l

x 100 %

¿25%

5. Penentuan konsentrasi larutan NH4OH dengan larutan std. HClV CH3COOH = 25 ml = 0,025 LV HCl = 21,06 ml = 0,02106 LV NH4OH x N NH4OH = V HCl x N HCl0,025 L x N NH4OH = 0,02106 L x 0,97 ek/L

N NH4OH = 0,0204 L0,025 L

=0,816 ek / l

% Kesalahan= N Teori−N PraktekN Teori

x100 %

¿ 1ek / l−0,836 ek /l1 ek / l

x 100 %

¿18,4 %

6. Penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan std. HClV NaOH = 25 ml = 0,025 LV HCl = 20 ml = 0,02 LV NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl0,025 L x N NaOH = 0,02 L x 0,97 ek/L

N NaOH = 0,0194 L0,025 L

=0,776 ek / l

% Kesalahan= N Teori−N PraktekN Teori

x100 %

¿ 1ek / l−0,776 ek /l1 ek / l

x 100 %

= 22,4%

Page 8: TITRASI ASAM BASA

VII. Analisa DataPada percobaan ini dilakukan percobaan untuk mentitrasi asam basa dengan

tujuan menstandarisasi asam kuat dan basa kuat, serta penentuan konsentrasi larutan dengan cara titrasi asam basa. Titrasi asam basa yang terjadi antara analit dan titran. Dalam percobaan ini CH3COOH, NH4OH dan NaOH merupakan analit dan larutan ini dititrasi dengan NaOH dan HCl yang merupakan titran. Titrasi asam basa terdiri dari asam kuat dan basa kuat serta asam lemah. Dalam hal ini standarisasi diartikan sebagai proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan.

Pada percobaan menstandarisasi NaOH dengan KHP dengan berat KHP 0,7 gr, 0,8 gr, dan 0,9 gr didapatkan volume titrannya yaitu 4,16 ml dengan warna bening (saat dilarutkan) dan warna merah muda setelah dititrasi dengan NaOH.

Pada percobaan penentuan konsentrasi larutan NaOH dengan HCl dengan volume NaOH yaitu 25 ml. larutan NH4OH dengan HCl adalah 21,06 ml.

VIII. Kesimpulan Menstandarisasi larutan NaOH dengan KHP dengan cara titrasi dengan

NaOH didapatkan warna merah muda dan saat pelarutan berwarna bening Menstandarisasi larutan HCl dengan Na2CO3 dengan cara titrasi dengan

HCl dapat dibuktikan bahwa warna yang dihasilkan sama dengan warna larutan pembanding.

Standarisasi adalah proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan

Nilai normalitas dari masing-masing larutan yaitu :N NaOH : 0,9375 ek/lN HCL : 0,97 ek/lN CH3COOH : 0,75 ek/lN NH4OH : 0,816

Page 9: TITRASI ASAM BASA

IX. Pertanyaan1. Tuliskan 5 macam standar primer untuk titrasi asam basa2. Tuliskan 5 macam indicator untuk titrasi asam basa3. Tuliskan 5 macam penerapan titrasi asam basa4. Suatu standar primer titrasi asam basa seberat 0,8426 dititrasi dengan 42,14 ml

NaOH hitung normalitasnya.

Jawab1. 5 macam standar primer untuk titrasi asam basa yaitu :

Natrium Karbonat Na2CO3

Asam Benzoat KH ftalat Merkuri Oksida Kalium Hydrogen ftalat KHC8O4H4 (KHP)

2. 5 macam indicator untuk titrasi asam basa Indicator fenolftalein (pp) Indicator metil orange Indikator metil jingga Indikator metal merah Indikator timol biru

3. 5 macam penerapan dari titrasi asam basa yaitu : Standarisasi larutan NaOH dengan KHP Standarisasi larutan HCl dengan Na2CO3

Penentuan konsentrasi larutan, H2SO4 dengan larutan std. NaOH Penentuan konsentrtasi larutan, NH4OH dengan larutan std. HCl Penentuan konsentrasi larutan, CH3COOH dengan larutan std NaOH

Page 10: TITRASI ASAM BASA

4. Dik : gr KHP = 0,8426NaOH = 42,14 ml = 0,4214 L

Be= Bmn

¿204,2 gr

ek1

=204,2 grek

Dit : N NaOH?Jawab : Gr KHPBe KHP

=V NaOH x N NaOH

0,8426 gr204,2 gr /ek

=0,04214 x N NaOH

0,0041 ek=0,04214 l x N NaOH

N NaOH=0,0041 ek0,04214 l

= 0,0972 ek/L

Page 11: TITRASI ASAM BASA

X. Daftar PustakaJobsheet, 2015 “Penuntun Praktikum Kimia Terapan” Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang

Page 12: TITRASI ASAM BASA

Gambar