TITIK LAYU

6
TITIK LAYU // December 24th, 2011 // Laporan Fistum 2009 PERENCANAAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 1. JUDUL : TITIK LAYU 2. TUJUAN : mengetahui titik layu tanah clay dengan menggunakan tanaman x 3. DASAR TEORI Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan footsintesis (Fitter dan Hay.1994) Kebutuhana air bagi tumbuhan berbeda – beda tergantung jenis tumbuhan dan fase pertumbuhannya. Pada musim kemarau tumbuhan sering mendapatkan cekaman air (water stress) karena kekurangan pasokan air didaerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorbsi air oleh tumbuhan (Rambos et al.1987) Pada periode kering tanaman sering mendapatkan cekaman kekeringan, karena suplai air didaerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorbsi air oleh tanaman (Rambos et al. 1987) Apabila cekaman kekeringan berkepanjangan maka tanaman akan mati. Cekaman kekeringan mempengaruhi pembukaan stomata, maka tinggi tegangan air akan mengurangi pembukaan stomata(Sutoro,dkk.1989) Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan tanaman bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media tanam. Cekaman kekeringan pada tanaman dapat disebabkan kekurangan suplai air didaerah perakaran dan permintaan air yang berlebihan oleh daun akibat laju evapotranspirasi melebihi laju absorpsi air walaupun keadaan air tanah tersedia cukup (Levitt,dkk.1980) Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik air sampai tercapai porensial air kritis dalam tanah. Air yanag

Transcript of TITIK LAYU

Page 1: TITIK LAYU

TITIK LAYU

// December 24th, 2011 // Laporan Fistum 2009

PERENCANAAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

1. JUDUL     : TITIK LAYU2. TUJUAN  : mengetahui titik layu tanah clay dengan menggunakan tanaman x3. DASAR TEORI

Air merupakan faktor yang penting bagi tanaman karena berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan footsintesis (Fitter dan Hay.1994)

Kebutuhana air bagi tumbuhan berbeda – beda tergantung jenis tumbuhan dan fase pertumbuhannya. Pada musim kemarau tumbuhan sering mendapatkan cekaman air (water stress) karena kekurangan pasokan air didaerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorbsi air oleh tumbuhan (Rambos et al.1987)

Pada periode kering tanaman sering mendapatkan cekaman kekeringan, karena suplai air didaerah perakaran dan atau laju transpirasi melebihi laju absorbsi air oleh tanaman (Rambos et al. 1987)

Apabila cekaman kekeringan berkepanjangan maka tanaman akan mati. Cekaman kekeringan mempengaruhi pembukaan stomata, maka tinggi tegangan air akan mengurangi pembukaan stomata(Sutoro,dkk.1989)

Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan tanaman bahwa tanaman mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media tanam. Cekaman kekeringan pada tanaman dapat disebabkan kekurangan suplai air didaerah  perakaran dan permintaan air yang berlebihan oleh daun akibat laju evapotranspirasi melebihi laju absorpsi air walaupun keadaan air tanah tersedia cukup (Levitt,dkk.1980)

Perakaran tumbuhan tumbuh ke dalam tanah yang lembab dan menarik air sampai tercapai porensial air kritis dalam tanah. Air yanag dapat diserap dan tanah oleh akar tumbuhnan disebut air yang tersedia. Air yang tersedia merupakan perbedaan antara jumlah air dalam tanah pada kapasitas lapang dan jumlah air dalam tanah pada presentase pelajuan permannen. Air pada kapasitas lapang adalah air yang tetap tersimpan dalam tanah yang tidak mengalir kebawah karena gaya gravitasi, sedangkan air pada persentase pelajuan permanen adalah apabila pada kelembaban tanah tersebut tumbuhan yang tumbuh diatasnya akan layu dan tidak akan segar kembali dalam atmosfer dalam kelembaban relatif 100% (Bardner et al.1991)

Tanaman yang mengalami cekaman kekeringan, seacra visual nampak daun mengalami kelayuan dan menggulung sehingga menghambat fotosintesis. Akibat laju dari cekaman kekeringan adalah menurunnya laju fotosintesis dan sering sekali mengakibatkan menurunnya akumulasi fotosintesis ( Savin dan nicolas.1996).

Page 2: TITIK LAYU

Akulumasi fotosintesis yang terbakar atau terhenti mengakibatkan tanaman berada pada tingkat kkkurangan karbohidrat. Disamping itu juga mengakibatkan terpacunya degradasi lemak dari protein, akumulasi asam amino dan mengurangi akstivitas enzim glikolisis. Pada tanaman yang peka terhadap cekaman kekeringan, perubahan metabolisme tersebut akan mempercepat kekasabn sel – sel yang bersifat tidak dapat balik sehingga mengakibatkan kematian( Yu.1999)

Ketersedian air diperlukan untuk memnyesuaikan diri dan digunakan untuk pertumbuhan tanaman (Dooorrenbos & Kassan.1979)

 

 

1. ALAT BAHAN

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebuah contaoh yang digunakan untuk mengambil tanah. Sebuah gelas plastik 240ml yang digunakan sebagai wadah tanah humus. Sebuah neraca ohaus yang digunakan untuk menimbang berat gelas plastik. Secuah timbangan duduk untuk menimbang tanah humus. Sebuah gelas beker 100ml yang digunakan untuk menuangkan air kedalam plastik. Kertas koran secukupnya yang digunakan sebagai alas untuk mengeringkan tanah humus. Selembar alumunium foil yang digunakan untuk menutupi mulut gelas plastik agar tidak terjadi penguapan. Sebuah paku payung untuk melubangi bagian bawah gelas plastik.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah humus. Seberat 250gram sebagai media tanam. Air secukupnya yang digunakan untuk menyiram tanaman pacar air (Impatien balsamina) sebanyak dua buah dengan kondisi yang segar dengan kriteria segar antara lain  tanaman berdiri tegak, ujung daun tidak menggulung dan warna daun tidak pucat, dimana satu tanaman digunakan sebagai indikator titik layu, sedangkan tanaman lainnya digunakan sebagai kontrol.

1. CARA KERJA

Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum. Mengambil tanah humus sebanyak 250gram dengan menggunakan cethok. Menimbang gelas plastik 250gram dengan menggunakan neraca ohauss. Melubangi gelas plastik bagian bawah sebanyak 4 lubang dengan menggunakan paku payung. Menimbang tanah humus sebanyak 250gram dengan menggunakan timbangan duduk kemudian memasukkannya ke dalam gelas plastik. Memasukkan air ke tanah yang didalam gelas plastik sampai kemampuan tanah menahan air (sampai air yang dituang kedalam gelas plastik tersebut menetes untuk yang pertama kalinya melalui lubang dibagian bawah gelas plastik. Menanam tanaman pacar air (Impatient balsamina) ke dalam tanah humus, kemudian menutup mulut gelas plastik dengan menggunakan alumunium foil untuk menghindari penguapan air dari permukaan. Membiarkan tanaman sampai kondisi layu sementara, adapun kriteria tanaman layu antara lain tanaman tidak berdiri tegak, ujung daun menggulung dan warna daun pucat. Membuka alumunium foil kemudan mencabut tanaman pacar air (Impatient balsamina). Menimbang berat tanah humus beserta wadahnya dengan timbangan duduk.

Page 3: TITIK LAYU

Mengeringkan tanah humus kering dengan menggunakan sinar matahari. Menimbang tanah humus dengan menggunakan timbangan duduk. Mencatat data yang diperoleh pada data pengamatan. Membandingkan data dari kelompok 14, 15 dan 16.

1. PARAMETER

Selisih berat tanah yang ditimbang setelah tanaman layu dengan berat tanah yang telah dikeringkan. Selisih berat tersebut diakibatkan oleh air yang semula masih tertinggal dalam tanah dari berat air dibagi berat tanah sebelum dikeringkan dengan hasil bagi dikali 100%, maka diperoleh titik layu sementara.

Titik layu = X100%

*tanah pada saat tanaman layu (Dwidjoseputro.1980: 100)

 

PEMBAHASAN

1. Analisa Kuantitatif

Persenan Titik layu Sementara

1. Menghitung berat air yang terkandung dalam media tanam (disesuaikan tanahnya masing-masing)

Bobot Air = Berat tanah basah saat tanaman layu – berat tanah kering

1. Data Kelompok

Bobot air = 152 gram – 129 gram = 23 gram (Tanah Clay)

1. Data Sub Kelas

Kelompok 6   = 50 gram ( Tanah Hitam)

Kelompok 10 = 15 gram (Pasir malang)

Kelompok 14 = 29 gram (Tanah Sawah)

(Data diatas hanya permisalan, silahkan diganti dengan data yang benar J)

2. Menghitung kadar air saat titik layu sementara, menurut Ika S. Hlannintyas (2009) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Kadar air = Bobot air / berat tanah kering x 100%

Page 4: TITIK LAYU

1. Data kelompok

Kadar Air =  = 17, 83 % (Tanah Clay)

1. Data Sub Kelas

Kelompok 6   =  56 %               (Tanah hitam)

Kelompok 10 =  13, 34 %        (Pasir malang)

Kelompok 14 =  19, 43 %        (Tanah Sawah)

(Data diatas hanya permisalan, silahkan diganti dengan data yang benar J)

1. Analisa Kualitatif

Menurut Dwijoseputro (1939), titik layu itu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan jenis tanah. Titik layu tanah liat ada kira-kira 25 %, sedang tanah pasir mempunyai titik layu sekitar 1 %. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan data bahwa titik layu dari tanah clay pada tanaman x adalah 17, 83 %, artinya saat tanaman x mengalami kondisi kelayuan , air yang terkandung dalam tanah tersebut adalah sebesar 17,83 gram setiap 100 gram tanah clay kering.  Pada kondisi ini tanaman tidak mampu lagi menyerap air dari tanah sedangkan proses metabolisme dan transpirasinya terus berlangsung, hal ini menyebabkan turgor sel menjadi turun dan tanaman menjadi layu.

Dari hasil perhitungan data sub kelas didapatkan bahwa titik layu dari media tanam dengan tanaman x yaitu tanah hitam = 56 %, Pasir malang = 13, 34 %, dan tanah sawah = 19, 43 %. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis tanah yang paling efektif digunakan sebagai media tanam tanaman x adalah pasir malang yang memiliki titik layu paling rendah karena meskipun kondisi air didalam tanah sudah sangat minim namun tanaman masih dapat menyerap air sehingga tanaman dapat bertahan lebih lama dibandingkan ketika ditanam di media tanam yang lain. Meskipun begitu kemampuan menahan air dari pasir malang lebih rendah dibandingkan media tanam lain. Hal ini karena semakin kecil ukuran partikel suatu tanah, maka permukaannya akan semakin luas sedangkan ukuran partikel  tanah yang besar akan mempersempit luas permukaan, sehingga kemampuannya untuk menahan airpun akan semakin rendah pula (Gardner, 1991).

KESIMPULAN

1. Titik layu sementara dari media tanam dengan tanaman x : 1. Tanah clay =2. Tanah Hitam =3. Pasir malang =4. Tanah Sawah =5. Dari hasil perhitungan pasir malang merupakan jenis tanah yang paling efektif

untuk media tanam tanaman x karena memiliki titik layu paling rendah.

Page 5: TITIK LAYU

 

1. DAFTAR PUSTAKA

Dooorrenbos. V dan Kassan. 1979.