Titik Leleh Dan Titik Didih i
-
Upload
milsa-solvadiana -
Category
Documents
-
view
129 -
download
2
description
Transcript of Titik Leleh Dan Titik Didih i
TITIK LELEH DAN TITIK DIDIH I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan titik leleh beberapa zat 2. Menentukan titik didih beberapa zat II. DASAR TEORI 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu atmosfer . Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada wujud padat jarak antarmolekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul. Titik leleh senyawa organik mudah untuk diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana zat telah habis meleleh semuanya. Jika zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya yang berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh. Misal suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1 oC – 122,4 oC dari titik lelehnya 122,2 oC. Penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan titik lelehnya menjadi 115 oC - 119 oC dari 122,1 oC – 122,4 oC . ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 oC dan range temperaturnya berubah menjadi 4 oC dari 0,3 oC ) Unsur halogen terikat oleh gaya Van der Waals yang lemah, gaya ini bertambah jika jari-jari bertambah besar , oleh sebab itu titik leleh bertambah besar dari atas ke bawah dalam satu golongan. Kekuatan ikatan logam bertambah dari kiri ke kanan , sehingga titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode. Gas mulia memliki ikatan Van der Waals yang sangat lemah , sehingga titik lelehnya sangat kecil.
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangKebanyakan senyawa organik yang berwujud kristal mempunyai
titik leleh cukup rendah sehingga mudah ditetapkan dengan alat
sederhana. Kimiawan organik secara rutin menggunakan titik leleh untuk
membantu menidentifikasikan senyawa kristal dan untuk mendapat
keterangan tentang kemurniannya. Misalnya jika senyawa x yang titik
lelehnya tajam dicurigai sama dengan senyawa a yang diketahui, maka
kedua senyawa tersebut harus mempunyai titik leleh yang sama. Jika a
dilaporkan didalam pustaka memiliki titik leleh yang nyata berbeda
dengan hasil pengamatan terhadap x, dapat dipastikan bahwa kedua
struktur senayawa tadi tidak sama. Jika selisih titik leleh kedua hanya
berbeda beberapa derajat, dapat diperikarakan kedua senyawa sama.
Jika tersedia dalam contoh senyawa a, dengan anda menentukan
apakah x sama dengan a, yaitu dengan menentukan titik leleh campuran.
Campuran x dan a harus memiliki titik leleh senyawa murinya apabila
kedua senyawa tidak sama. Apabila x tidak sama dengan a maka
campuran zat akan mempunyai titik leleh lebih rendah dan kisaran leleh
yang lebih lebar.
Beberapa jenis radas yang dapat digunakan untuk penetapan titik
leleh digambarkan pada gambar 1.jika radas (a) yang digunakan, buatlah
gelas pengaduk yang melingkar. Lingkaran harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah diangkat dan di turunkan dalam gelas piala 150 ml.
Buatlah pegangan pada salah satu ujungnya. Pengaduk ini berfungsi
untuk mempertahankan sebaran panas yang merata. Lubangi sebuah
gabus untuk menyisipkan termometer 3600C kemudian dengan pisau
yang tajam potong sebagian dari gabus untuk menyisipkan termometer
3600c kemudian dengan pisau yang tajam potong sebagian dari gabus
agar guratan pada batang termometer jelas terlihat. Gelas karet dapat
digunakan untuk mencegah jatuhnya termometer. Gelas piala perlu
diklem dibagian atas untuk mencegah tumpaknya minyak panas.
Masukan sekitar 80 ml minyak mineral kedalam gelas piala. Turunkan
termometer ke tengah penangas sampai bola berada sekitar 1 cm diatas
gelas dan tidak menganggu gerakan gelas pengaduk. Gelas karet
pengikat tabung kapiler harus berada diatas permukaan minyak. Kalau
tidak, gelang akan memuai dan tabung terlepas dari termometer.
B. Tujuan PercobaanMenentukan titik leleh beberapa zat sampel senyawa organik.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang
berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat padat semacam
itu. Tak seperti zat padat kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-titik leleh tertentu yang
tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu
jangka temperatur .Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar.
Karena banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas
simetris, telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion ataupun molekul zat padat ini
juga tersusun secara simetris (Keenan, 1991).
Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan suhunya kecil),
sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang
beasr. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu,
pembahasan zat padat hanya membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal
tertentu.
Dalam laporan akhir praktikum kimia organik I ini, akan di bahas mengenai titik leleh
dari zat padat kristal yaitu naftalena.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan kemurnian suatu zat
2. Mengetahui titik leleh suatu zat berdasarkan percobaan
BAB II
DASAR TEORI
Ketika suatu zat padat dipanaskan maka zat padat akan meleleh. Dengan kata lain
pada suhu tertentu zat padat mulai meleleh dan dengan kenaikan sedikit suhu semua zat padat
akan berubah fasa menjadi cair. Suatu zat padat mempunyai molekul-molekul dalam bentuk
kisi yang teratur dan diikat oleh gaya-gaya gravitasi dan elektrostatik. Bila zat tersebut
dipanaskan, energi kinetik dari molekul-molekul tersebut akan naik. Hal ini akan
mengakibatkan molekul bergetar yang akhirnya pada suatu suhu tertentu ikatan-ikatan
molekul tersebut akan terlepas, maka zat padat akan meleleh.
Titik leleh (sebenarnya trayek titik leleh) adalah suhu yang teramati ketika zat padat
mulai meleleh sampai semua partikel berubah menjadi cair. Titik leleh senyawa murni
adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi zat cair pada tekanan satu
atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu ketika fase padat dan cair sama-sama
berada dalam kesetimbangan. Kalor diperlukan untuk transisi dari bentuk kristal, pemecahan
kisi kristal, sampai semua berbentuk cair. Proses pelelehan ini dalam kesetimbangan atau
reversible. Untuk melewati proses ini memerlukan waktu dan sedikit perubahan suhu.
Perubahan tekanan tidak mempengaruhi titik leleh suatu zat mengalami perubahan
yang berarti. Pengaruh ikatan hidrogen terhadap titik leleh tidak begitu besar karena pada
wujud padat jarak antar molekul cukup berdekatan dan yang paling berperan terhadap titik
leleh adalah berat molekul zat dan bentuk simetris molekul. Titik leleh senyawa organik
mudah untuk diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan
temperatur dimana zat telah habis meleleh semuanya.
Jika zat padat yang diamati tidak murni, maka akan terjadi penyimpangan dari titik
leleh senyawa murninya yang berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh.
Misal suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1 oC-122,4oC
dari titik lelehnya 122,2 oC. Penambahan 20% zat padat lain akan
mengakibatkan perubahan titik lelehnya menjadi 115oC - 1 1 9 oC dari 122,1 oC –
122,4oC. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 oC dan range
temperaturnya berubah menjadi 4oC dari 0,3oC .
Makin murni senyawa tersebut, trayek (range) suhu lelehnya makin sempit, biasanya
tidak lebih dari 1 derajat. Adanya zat asing di dalam suatu kisi akan mengganggu struktur
kristal keseluruhannya, dan akan memperlemah ikatan-ikatan di dalamnya. Akibatnya titik
leleh senyawa (tidak murni) ini akan lebih rendah dari senyawa murninya, dan yang paling
penting adalah trayek lelehnya yang makin lebar. Penentuan tititk leleh suatu senyawa murni
ditentukan dari pengamatan trayek titik lelehnya, dimulai saat terjadinya pelelehan (sedikit),
transisi padat-cair, sampai seluruh kristal mencair Hal ini dilakukan terhadap sedikit kristal
(yang sudah digerus halus) yang diletakan dalam ujung baawah pipa gelas kapiler, lalu
dipanaskan secara merata dan perlahan di sekitar kapiler ini. Pengukuran suhu harus tepat di
tempat zat tersebut meleleh.
Pada unsur alkali memiliki satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari
bertambah besar, hal ini menyebabkan titik leleh berkurang dari atas kebawah dalam satu
golongan. Unsur halogen terikat oleh gaya Van Der Waals yang lemah gaya ini bertambah
jika jari-jari bertambah besar , oleh sebab itu titik leleh bertambah besar dari
atas ke bawah dalam satu golongan. Kekuatan ikatan logam bertambah dari kirike kanan ,
sehingga titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode. Gas
mulia memliki ikatan Van der Waals yang sangat lemah , sehingga titik lelehnya
sangat kecil. Titik leleh pada gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom. Semakin besar
nomor atom maka titik lelehnya semakin tinggi. Sementara itu titik leleh dari karbon sangat
tinggi.
Dalam menentukan titik leleh suatu zat, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh adalah :
1. Ukuran Kristal
Ukuran kristal sangat berpengaruh dalam menentukan titik leleh suatu zat. Apabila
semakin besar ukuran partikel yang digunakan, maka semakin sulit terjadinya pelelehan.
2. Banyaknya sampel
Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi cepat lambatnya proses pelelehan.
Hal ini dikarenakan apabila semakin sedikit sampel yang digunakan, maka semakin cepat
proses pelelehannya. Begitu pula sebaliknya jika semakin banyak sampel yang digunakan
maka semakin lama proses pelelehannya.
3. Pengemasan dalam kapiler.
Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas yang
bertahan.
Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
BAB IIDASAR TEORI
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat
berubah menjadi cairan pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu
zat padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya
perubahan tekanan. Oleh karena itu tekanan biasanya tidak dilaporkan
pada penentuan titik leleh , kecuali kalau perbedaan dengan tekanan
normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organic mudah
diamati sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama
dengan temperatur dimana zat telah meleleh semuanya. Contohnya :
suatuzat dituliskan dengan range titik leleh 122,1°- 122,4°C dari pada titik
lelehnya 122,2°C.
Jika zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi
penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu
berupa penurunan titik leleh dan perluasan range titik leleh. Misalnya :
suatu asam murni diamati titik lelehnya pada temperatur 122,1°C –
122,4°C penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan perubahan
titik lelehnya dari temperatur 122,1°C – 122,4°C menjadi 115°C - 119°C.
Rata – rata titik lelehnya lebih rendah 5°C dan range temperatur akan
berubah dari 0,3°C jadi 4°C.
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjenjal oleh ikatan logam yang lemah, karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari –jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat berupa kristal terikat oleh Gaya Van der Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jari -jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan. Titik leleh bargant ung pada kekuatan relatif dari ikatan. Dalam satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikatan bartambah, jadi titik leleh bertambah. Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar mempunyai titik leleh tinggi.
Titik leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom. Semakin besar nomor atom maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti ikatan Van der Waals sangat lemah. Jadi secara umum titik leleh adalah suhu dimana fase cair dan fase padat dalam keadaan setimbang dimana tekanan luar sama dengan 1 atm. idealnya titik leleh ini berada dalam 1 titik, namun kenyataannya berada dalam suatu rentang tertentu, biasanya antara 0,3 – 0,5 derajat. Hal ini dikarenakan pada zat padat yang
akan dilelehkan tersebut, terdapat zat pengotor, atau pada saat terjadi pelelehan zat padat mengurai karena tidak stabil.
Titik leleh ini sangat penting karena merupakan standar untuk:1. Identifikasi senyawa yang tidak diketahui. suatu senyawa yang tidak
diketahui dapat diidentifikasi dengan menentukan titik lelehnya. titik leleh yamg didapat dari percobaan kemudian dicocokkan dengan literatur yang ada.
2. Uji kemurnian. senyawa yang telah diketahui namanya untuk lebih meyakinkan bahwa senyawa yang kita miliki benar merupakan senyawa yang dimaksud, bisa dilkukan uji kemurnian dengan uji titik leleh.
3. Menentukan berat molekul dari suatu senyawa. senyawa yang belum diketahui berat molekulnya namun kita mengetahui titik lelehnya, maka untuk mencari berat molekulnya bisa dilakukan dengan metode rsat.
Dewasa ini telah banyak alat penguji titik leleh yang berkembang dari mulai yang sederhana sampai yang paling modern. diantaranya adalah:
1. Labu kjeldahl, labu yang berisi cairan tangas bersuhu didih tinggi kemudian dipanaskan diatas pembakar bunsen sambil di aduk-aduk. prinsip utama dari labu kjeldahl ini adalah dengan menggunakan aliran konveksi diharapkan terjadi proses distribus i panas dari sumber ke padatan yang telah dimasukkan ke dalam pipa kapiler sebelumnya.
2. Alat thiele, memilki prinsip yang sama dengan labu kjeldahl, namun pemanasan dilakukan di atas penangas listrik. sehingga tidak diperlukan pengadukan.
3. Melting block, prinsip utama dari alat ini adalah menggunakan proses konduksi dari logam untuk penghantaran panas. pada alat ini terdapat dua luabang di bagian atas yang digunakan untuk menaruh pipa kapiler dan termometer, sementar dua lubang disamping digunakan untuk mengamati keadaan padatan yang akan berubah menjadi cairan.
4. Elektrothermal, merupakan alat yang lebih modern karena pengamatan sangat mudah dilakukan. ketika mulai dan berakhirnya semua padatan mencair maka akan terdengar bunyi alarm. sehingga suhunya dapat di atur, dan pengamatan dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar untuk lebih meyakinkan bahwa semua padatan telah menjadi cair.
Indonesia, ensiklopedia bebasEtanol
Nama IUPAC [sembunyikan] Etanol
Nama lain[sembunyikan]
Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat; alkohol absolut
Identifikasi
Nomor CAS [64-17-5]PubChem 702Nomor RTECS KQ6300000SMILES CCO
InChI 1/C2H6O/c1-2-3/h3H,2H2,1H3
Sifat
Rumus molekul C2H5OHMassa molar 46,07 g/molPenampilan cairan tak berwarnaDensitas 0,789 g/cm3
Titik lebur −114,3Titik didih 78,4Kelarutan dalam air tercampur penuhKeasaman (pKa) 15,9Viskositas 1,200 cP (20 °C)Momen dipol 1,69 D (gas)
Bahaya
Klasifikasi EU Mudah terbakar (F)
NFPA 704 310
Frasa-R R11Frasa-S S2 S7 S16Titik nyala 13 °C (55.4 °F)
Senyawa terkait
Senyawa terkait metanol, propanolKecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)
Sangkalan dan referensi
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer modern. Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia merupakan isomer konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Fermentasi gula menjadi etanol merupakan salah satu reaksi organik paling awal yang pernah dilakukan manusia. Efek dari konsumsi etanol yang memabukkan juga telah diketahui sejak dulu. Pada zaman modern, etanol yang ditujukan untuk kegunaan industri dihasilkan dari produk sampingan pengilangan minyak bumi.[1]
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya. Dalam sejarahnya etanol telah lama digunakan sebagai bahan bakar.
Daftar isi
1 Sejarah 2 Sifat-sifat fisika 3 Sifat-sifat kimia
o 3.1 Reaksi asam-basa o 3.2 Halogenasi o 3.3 Pembentukan ester o 3.4 Dehidrasi o 3.5 Oksidasi o 3.6 Pembakaran
4 Pembuatan o 4.1 Hidrasi etilena o 4.2 Fermentasi
5 Sifat Medis 6 Penggunaan 7 Referensi 8 Bacaan lanjutan 9 Pranala luar
Sejarah
Etanol sering digunakan sebagai bahan bakar
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000 tahun dari Cina bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh manusia prasejarah dari masa Neolitik.[2]
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon, hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima puluh tahun kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya.[3]
Etanol pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam. Proses ini mirip dengan proses sintesis etanol industri modern.[4]
Etanol telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di Amerika Serikat sejak tahun 1840, namun pajak yang dikenakan pada alkohol industri semasa Perang Saudara Amerika membuat penggunaannya tidak ekonomis. Pajak ini dihapuskan pada tahun 1906,[5] dan sejak tahun 1908 otomobil Ford Model T telah dapat dijalankan menggunakan etanol.[6] Namun, dengan adanya pelarangan minuman beralkohol pada tahun 1920, para penjual bahan bakar e tanol dituduh berkomplot dengan penghasil minuman alkohol ilegal, dan bahan bakar etanol kemudian ditinggalkan penggunaannya sampai dengan akhir abad ke-20.
Sifat-sifat fisika
Sifat-sifat termofisika dari campuran antara etanol dengan air dan dodekana
Volume berlebih campuran etanol dengan air (kontraksi
volume)
Kalor pencampuran campuran etanol dengan air
Kesetimbangan uap-cair campuran etanol dengan air
(termasuk pula azeotrop)
Kesetimbangan padat-cair dari campuran etanol dan air (termasuk eutektikum)
Celah ketercampuran (miscibility gap) pada
campuran dodekana dan etanol]]
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.
Sifat-sifat fisika etanol utamanya dipengaruhi oleh keberadaan gugus hidroksil dan pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksil dapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama.
Etanol adalah pelarut yang serbaguna, larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol, nitrometana, piridina, dan toluena.[7][8] Ia juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang
ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.[8]
Campuran etanol-air memiliki volume yang lebih kecil daripada jumlah kedua cairan tersebut secara terpisah. Campuran etanal dan air dengan volume yang sama akan menghasilkan campuran yang volumenya hanya 1,92 kali jumlah volume awal.[7][9] Pencampuran etanol dan air bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol dibebaskan pada 298 K[10].
Campuran etanol dan air akan membentuk azeotrop dengan perbandingkan kira-kira 89 mol% etanol dan 11 mol% air[11]. Perbandingan ini juga dapat dinyatakan sebagai 96% volume etanol dan 4% volume air pada tekanan normal dan T = 351 K. Komposisi azeotropik ini sangat tergantung pada suhu dan tekanan. Ia akan menghilang pada temperatur di bawah 303 K[12].
Ikatan hidrogen pada etanol padat pada −186 °C
Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara. Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat larut dalam banyak senyawa ion, utamanya natrium hidroksida, kalium hidroksida, magnesium klorida, kalsium klorida, amonium klorida, amonium bromida, dan natrium bromida.[8] Natrium klorida dan kalium klorida sedikit larut dalam etanol.[8] Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput kebanyakan minyak atsiri [13] dan banyak perasa, pewarna, dan obat.
Penambahan beberapa persen etanol dalam air akan menurunkan tegangan permukaan air secara drastis. Campuran etanol dengan air yang lebih dari 50% etanol bersifat mudah terbakar dan mudah menyala. Campuran yang kurang dari 50% etanol juga dapat menyala apabila larutan tersebut dipanaskan terlebih dahulu.
Indeks refraksi etanol adalah 1,36242 (pada λ=589,3 nm dan 18,35 °C).[7]
Sifat-sifat kimia
Untuk detail lebih lanjut tentang topik ini, lihat Alkohol.
Etanol termasuk dalam alkohol primer, yang berarti bahwa karbon yang berikatan dengan gugus hidroksil paling tidak memiliki dua hidrogen atom yang terikat dengannya juga. Reaksi kimia yang dijalankan oleh etanol kebanyakan berkutat pada gugus hidroksilnya.
Reaksi asam-basa
Gugus hidroksil etanol membuat molekul ini sedikit basa. Ia hampir netral dalam air, dengan pH 100% etanol adalah 7,33, berbanding dengan pH air murni yang sebesar 7,00. Etanol dapat diubah menjadi konjugat basanya, ion etoksida (CH3CH2O−), dengan mereaksikannya dengan logam alkali seperti natrium:
2CH3CH2OH + 2Na → 2CH3CH2ONa + H2
ataupun dengan basa kuat seperti natrium hidrida:
CH3CH2OH + NaH → CH3CH2ONa + H2.
Reaksi seperti ini tidak dapat dilakukan dalam larutan akuatik, karena air lebih asam daripada etanol, sehingga pembentukan hidroksida lebih difavoritkan daripada pembentuk etoksida.
Halogenasi
Etanol bereaksi dengan hidrogen halida dan menghasilkan etil halida seperti etil klorida dan etil bromida:
CH3CH2OH + HCl → CH3CH2Cl + H2O
Reaksi dengan HCl memerlukan katalis seperti seng klorida.[14] Hidrogen klorida dengan keberadaan seng klorida dikenal sebagai reagen Lucas.[14][15]
CH3CH2OH + HBr → CH3CH2Br + H2O
Reaksi dengan HBr memerlukan proses refluks dengan katalis asam sulfat.[14]
Etil halida juga dapat dihasilkan dengan mereaksikan alkohol dengan agen halogenasi yang khusus, seperti tionil klorida untuk pembuatan etil klorida, ataupun fosforus tribromida untuk pembuatan etil bromida.[14][15]
CH3CH2OH + SOCl2 → CH3CH2Cl + SO2 + HCl
Pembentukan ester
Kondisi di bawah katalis asam, etanol bereaksi dengan asam karboksilat dan menghasilkan senyawa etil eter dan air:
RCOOH + HOCH2CH3 → RCOOCH2CH3 + H2O.
Agar reaksi ini menghasilkan rendemen yang cukup tinggi, air perlu dipisahkan dari campuran reaksi seketika ia terbentuk.
Etanol juga dapat membentuk senyawa ester dengan asam anorganik. Dietil sulfat dan trietil fosfat dihasilkan dengan mereaksikan etanol dengan asam sulfat dan asam fosfat. Senyawa yang dihasilkan oleh reaksi ini sangat berguna sebagai agen etilasi dalam sintesis organik.
Dehidrasi
Asam kuat yang sangat higroskopis seperti asam sulfat akan menyebabkan dehidrasi etanol dan menghasilkan etilena maupun dietil eter:
2 CH3CH2OH → CH3CH2OCH2CH3 + H2O (pada 120'C)CH3CH2OH → H2C=CH2 + H2O (pada 180'C)
Oksidasi
Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida, yang kemudian dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat. Dalam tubuh manusia, reaksi oksidasi ini dikatalisis oleh enzim tubuh. Pada laboratorium, larutan akuatik oksidator seperti asam kromat ataupun kalium permanganat digunakan untuk mengoksidasi etanol menjadi asam asetat. Proses ini akan sangat sulit menghasilkan asetaldehida oleh karena terjadinya overoksidasi. Etanol dapat dioksidasi menjadi asetaldehida tanpa oksidasi lebih lanjut menjadi asam asetat menggunakan piridinium kloro kromat (Pyridinium chloro chromate, PCC).[14]
C2H5OH + 2[O] → CH3COOH + H2O
Produk oksidasi etanol, asam asetat, digunakan sebagai nutrien oleh tubuh manusia sebagai asetil-koA.
Pembakaran
Pembakaran etanol akan menghasilkan karbon dioksida dan air:
C2H5OH(g) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l);(ΔHr = −1409 kJ/mol[16])
9. Sifat fisik kimia
· Bentuk fisik : air
· Bau : khas alkohol
· Warna : tak berwarna
· Titik didih : > 760C (168,80F)
· Titik baku : -113,840C (-172,90F)
· Masa jenis : 0,789 – 0,806
· Tekanan uap :
· Densitas : 1,59 – 1,62
· Tingkat penguapan : 1,7Solubilitas / kelarutan : larut dalam air dingin
3. Identifikasi Bahaya
· Bentuk Fisik : Cairan
· Warna : Tak berwarna
· Tinjauan keadaan darurat :
- Mudah terbakar
Kegunaan Etanol
Etanol digunakan untuk bahan baku industri atau pelarut (kadang-kadang disebut sebagai etanol sintetis) yang terbuat dari petrokimia saham pakan, terutama oleh asam – katalis hidrasi etilena, diwakili oleh persamaan kimiaC 2 H 4 + H 2 O → CH 3 CH 2 OH
Etanol terbentuk dari 3 senyawa yaitu karbon, hidrogen dan oksigen, etanol juga merupakan cairan yang mudah menguap dengan aroma yang khas dan tak berwarna. Dapat juga terbakar tanpa adanya asap dengan timbulnya lidah api berwarna biru yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.Etanol di artikan sebagai cairan yang sangat mudah terbakar, mudah menguap, alkohol yang sering di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, etanol juga tidak berwarna .
Sifat gugus hidroksil yang polar menyebabkannya dapat larut dalam banyak senyawa ion, utamanya natrium hidroksida, kalium hidroksida, magnesium klorida,kalsium klorida, amonium klorida, amonium bromida, dan natrium bromida. Natrium klorida dan kalium klorida sedikit larut dalam etanol. Oleh karena etanol juga memiliki rantai karbon nonpolar, ia juga larut dalam senyawa nonpolar, meliput kebanyakan minyak atsiri dan banyak perasa, pewarna, dan obat.Ikatan hidrogen menyebabkan etanol murni sangat higroskopis, sedemikiannya ia akan menyerap air dari udara.
Selain etanol orang mengenalnya dengan alkohol atau minuman yang beralkohol. ini di sebabkan karena adanya etanol sebagai bahan utama atau zat utama dari etanol tersebut bukan metanol ataupun yang lainnya.Dalam segala apapun yang terikat pada atom karbon, dan yang memiliki gugus hidroksil (-OH) di dalam kimia alkohol juga dikenal dengan senyawa organik .Etanol yang berarti alkohol ini sering banyak di gunakkan dalam ilmu farmasi dan ilmu kimai, sehingga jika di hubungkan dengan ilmu farmasi akam memiliki arti tersendiri yang lebih luas.Dalam kimia etanol adalah pelarut penting dan di gunakan untuk stok senyawa sintetis lainnya dan etanol juga dapat digunakkan sebagai baham bakar.
Etanol digunakkan sebagai pelarut karena untuk konsumsi dan penggunaan pada manusia contohnya penggunaan pada pemakain pewarna makanan, perasa, obat-obatan serta dapat di gunakkan juga sebagai parfum.Etanol adalah salah satu pelarut yang sangat serbaguna, dia dapat larut dalam air dan pelarut organik lainnya, meliputi asam asetat, aseton, benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dietil eter, etilena glikol, gliserol,nitrometana, piridina, dan toluena. Selain dapat larut dalam pelarut organic dan dalam air aetanol juga larut dalam hidrokarbon alifatik yang ringan, seperti pentana dan heksana, dan juga larut dalam senyawa klorida alifatik seperti trikloroetana dan tetrakloroetilena.
Sifat-Sifat Etanoldibagi menjadi 2 yaitu1. Berdasarkan sifat kima
· Reaksi asam basa · Halogenasi · Pembuatan ester · Dehidrasi · Oksidasi · pembakaran
2. Berdasarkan sifat fisikaSifat-sifat fisika etanol dipengaruhi oleh
keberadaan gugus hidroksil pendeknya rantai karbon etanol. Gugus hidroksildapat berpartisipasi ke dalam ikatan hidrogen, sehingga membuatnya
cair dan lebih sulit menguap dari pada senyawa organik lainnya dengan massa molekul yang sama.
Sumber Etanol
Etanol adalah energi terbarukan sumber karena energi yang dihasilkan dengan menggunakan sumber daya, sinar matahari, yang tidak dapat habis. Pembuatan etanol dimulai dengan fototsintesis menyebabkan bahan baku, seperti tebu atau gandum seperti jagung (jagung), untuk tumbuh. Ini bahan baku diproses menjadi etanol.Saat ini, proses generasi pertama untuk produksi etanol dari jagung menggunakan hanya sebagian kecil dari tanaman jagung: kernel jagung yang diambil dari tanaman jagung dan hanya pati, yang mewakili sekitar 50% dari massa kernel kering, berubah menjadi etanol. Dua jenis proses generasi kedua sedang dalam pengembangan. Jenis pertama menggunakan enzim dan ragi fermentasi untuk mengkonversi selulosa tanaman menjadi etanol sedangkan tipe kedua menggunakan pirolisis untuk mengkonversi seluruh pabrik baik cair bio-minyak atau syngas . Proses generasi kedua juga dapat digunakan dengan tanaman seperti rumput, kayu atau bahan limbah pertanian seperti jerami.
Etanol Mudah Terbakar
Sebuah solusi etanol-air yang mengandung 40% ABV akan terbakar jika dipanaskan sampai sekitar 79 ° F (26 ° C)dan jika sumber pengapian diterapkan untuk itu. Para titik nyala etanol murni adalah61,88 ° F (16,60 ° C), kurang dari suhu ruangan rata-rata.
Poin Lampu kilat konsentrasi etanol dari ABV 10% sampai 96% ABV adalah sebagai berikut:
10% – 120 ° F (49 ° C) 12,5% – sekitar 125 ° F (52 ° C) 20% – 97 ° F (36 ° C) 30% – 84 ° F (29 ° C) 40% – 79 ° F (26 ° C) 50% – 75 ° F (24 ° C) 60% – 72 ° F (22 ° C) 70% – 70 ° F (21 ° C) 80% – 68 ° F (20 ° C) 90% – 63 ° F (17 ° C) 96% – 63 ° F (17 ° C)
Minuman beralkohol yang memiliki konsentrasi rendah etanol akan terbakar jika cukup dipanaskan dan sumber pengapian (seperti percikan lisrtik atau pertandingan) yang diterapkan kepada mereka. Misalnya, titik nyala anggur biasa yang mengandung etanol 12,5% adalah sekitar 125 ° F (52 ° C).Bentuk pembakaran karbon dioksida dengan uap air adalahC 2 H 5 OH (l) + 3 O 2 (g) → 2 CO 2 (g) + 3 H 2 O (g) (ΔH c = -1371 kJ / mol ) = panas spesifik 2,44 kJ / (kg · K)
Etanol Meleleh
Etanol meleleh pada -114,1 ° C, mendidih pada 78,5 ° C, dan memiliki densitas 0,789 g / mL pada 20 ° C. Titik beku yang rendah memiliki
membuatnya berguna sebagai cairan dalam termometer untuk suhu di bawah -40 ° C, titik beku air raksa, dan untuk lainnyasuhu rendah keperluan, seperti untuk antibeku dalam radiator molekul
Sifat fisik dan kimia benzena
Sifat Fisik
a. Benzena merupakan senyawa yang tidak berwarna.
b. Benzena berwujud cair pada suhu ruang (270C).
c. Titik didih benzena : 80,10C, Titik leleh benzena : -5,50C
d. Benzena tidak dapat larut air tetapi larut dalam pelarut nonpolar
e. Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar
Sifat Kimia
a. Benzena merupakan cairan yang mudah terbakar
b. Benzena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripadaadisi
c. Halogenasi
Benzena dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis besi(III) klorida membentuk halida benzena dan hydrogen klorida.
Contoh :
d. Sulfonasi
Benzena bereaksi dengan asam sulfat membentuk asam benzenasulfonat, dan air.
Contoh :
e. Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan nitrobenzena dan air.
Contoh :
f. Alkilasi
Benzena bereaksi dengan alkil halida menmbentuk alkil benzena dan hidrogen klorida.
Tabel 2.1. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Benzena [11]
Sifat fisik Sifat kimia
Zat cair tidak berwarna Memiliki bau yang khas Mudah menguap
Tidak larut dalam pelarut polar- seperti air, tetapi larut dalam- pelarut yang kurang polar atau nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
Rumus molekul : C6H6
Massa molar : 78,11 g/molTitik Leleh : 5,5oCTitik didih : 80,1oCDensitas : 0,8786 g/cm3
Viskositas : 0,652 cP pada20 oC
Bersifat karsinogenik (racun)Merupakan senyawa non polarTidak reaktif, tapi mudah terbakar
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi
Berikut ini tabel manfaat atau kegunaan dari beberapa senyawa turunan benzena:
No. Turunan Benzena Manfaat
1. Toluena(metil benzena)
- bahan pembuatan asam benzoat- bahan pembuat TNT (trinitro toluena)- pelarut senyawa karbon
2. Asam Benzoat (karboksilatbenzena)
- pengawet makanan- bahan baku pembuatan Fenol
3. Fenol (hidroksibenzena / fenil alkohol)
- Zat antiseptik- zat disinfektan - Pembuatan pewarna- resin
4. Trinitro Toluen (TNT) -bahan peledak
5. Trinitro benzena (TNB) - bahan peledak
6. Nitro benzena - pewangi pada sabun- pembuatan anilin
7. Anilin (aminobenzena / fenil amina)
- obat-obatan - bahan peledak- bahan dasar zat warna diazo
9. Stirena - bahan pembuatan plastik dan karet sintetis
9. Asam salisilat - bahan obat / zat analgesik (aspirin)- obat penyakit kulit
10. Asam tereftalat -bahan serat sintetik polyester
11. Parasetamol (asetaminofen) - obat penurun panas
12. Benzal dehida - zat aditif penambah aroma makanan
13. Benzil alkohol - bahan pelarut
14. Halogen benzena - digunakan pada pembuatan cat dan pembuatan insektisida.
15. Asam benzena sulfonat - pembuatan obat-pemanis buatan (sakarin termasuk turunan asam benzena sulfonat)
sifat fisik dan kimia air
Sifat Fisik AirSuhu air adalah derajat panas air yang dinyatakan dalam satuan derajat Celcius. Warna adalah warna nyata dari air yang dapat disebabkan oleh adanya ion metal (besi dan mangan) humus, plankton, tumbuhan air dan limbah industri, yang dimaksud dengan warna adalah warna nyata yang kekeruhannya telah dihilangkan, sedangkan yang dimaksud dengan warna tampak adalah warna yang tidak hanya disebabkan zat-zat terlarut dalam air akan tetapi juga zat tersuspensi, yang dinyatakan dalam satuan warna skala PtCo.Kekeruhan adalah sifat optik dari suatu larutan yang menyebabkan cahaya yang melaluinya terabsorbsi dan terbias dan dihitung dalam satuan mg/L SiO2 atau Unit Kekeruhan Nephelometri (UKN). Kekeruhan di dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi seperti lempung, lumpur, zat organik, plankton dan zat-zat halus lainnya.Kejernihan adalah dalamnya lapisan air yang dapat ditembus oleh sinar matahari yang dinyatakan dalam satuan cm. Residu Total adalah residu yang tersisa setelah penguapan contoh dan dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalam satuan mg/LResidu Tersuspensi adalah berat zat padat dalam air yang tertahan pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalam satuan mg/L.Residu Terlarut adalah berat zat padat dalam air yang lolos pada penyaring dengan kertas saring yang berpori sebesar 0,45 mm dan dikeringkan pada suhu tertentu secara merata dan dinyatakan dalam satuan mg/LResidu Total terurai adalah bagian berat dari residu total yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/LResidu Tersuspensi Terurai adalah bagian berat dari residu tersuspensi yang terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/LResidu Terikat adalah bagian berat residu total atau residu tersuspensi yang tidak terurai menjadi gas pada pemanasan dengan suhu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/LResidu Mengendap adalah zat padat yang dapat mengendap selama waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan mg/L atau mL/L.Derajat keasaman (pH) adalah logaritma negatif dan aktifitas ion hidrogen dalam suatu larutan. Derajat keasaman (pH) air, penting untuk menentukan nilai daya guna perairan baik untuk keperluan rumah tangga, irigasi, kehidupan organisme perairan dan kepentingan lainnya. Nilai pH suatu perairan mencirikan keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Mengingat nilai pH ditentukan oleh interaksi berbagai zat dalam air termasuk zat-zat yang secara kimia maupun biokimia tidak stabil maka penentuan pH harus dilakukan setelah pengambilan contoh dan tidak dapat diawetkan. pH dapat diukur dengan metode kolorimetri dan elektrometri. Metode elektrometri lebih banyak digunakan di laboratorium dan lapangan karena lebih teliti dan praktis.Daya Hantar Listrik (DHL) adalah kemampuan dari larutan untuk menghantarkan arus listerik yang dinyatakan dalam mmhos/cm, kemampuan tersebut antara lain tergantung pada kadar zat terlarut yang mengion di dalam air, pergerakan ion, valensi dan suhu.Salinitas/Kegaraman adalah merupakan residu terlarut dalam air, apabila semua bromida dan iodida dianggap sebagai klorida.Klorositi adalah kadar klor dalam satuan g/L yang digunakan pada perhitungan salinitas.
SIfat Kimia AirAir adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu melekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terkait secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 KPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0°C). Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen ( H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.
SIFAT FISIKA DAN KIMIA AIRDecember 25, 2012 by Atini Wahyu Utami
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C)
Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Nama alternatif Air adalah aqua, dihidrogen monoksida,hidrogen hidroksida
Titik lebur 0 °C (273.15 K) (32 ºF) Titik didih 100 °C (373.15 K) (212 ºF) Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut
sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air)
Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hi drofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air
Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organic untuk melakukan
replikasi Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus
juga hidup di dalam air. Peradaban manusia berjaya mengikuti sumber air Tubuh manusia terdiri dari 55% sampai 78% air, tergantung dari ukuran badan Agar dapat berfungsi dengan baik, tubuh manusia membutuhkan antara satu sampai tujuh
liter air setiap hari untuk menghindari dehidrasi; jumlah pastinya bergantung pada tingkat aktivitas, suhu, kelembaban, dan beberapa faktor lainnya
Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan.
Home » Contoh Artikel Lingkungan » Fungsi dan Peran Air Bagi Kehidupan Manusia
Categorized | Contoh Artikel Lingkungan, Lingkungan Hidup
Fungsi dan Peran Air Bagi Kehidupan Manusia
Posted on .
Salah satu kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan adalah Air. Tidak hanya penting bagi manusia Air merupakan bagian yang penting bagi makhluk hidup baik hewan dan tubuhan. Tanpa air kemungkinan tidak ada kehidupan di dunia inti karena semua makhluk hidup sangat memerlukan air untuk bertahan hidup.
Manusia mungkin dapat hidup beberapa hari akan tetapi manusia tidak akan bertahan selama beberapa hari jika tidak minum karena sudah mutlak bahwa sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia itu terdiri dari 73% adalah air.
Jadi bukan hal yang baru jika kehidupan yang ada di dunia ini dapat terus berlangsung karen tersedianya Air yang cukup.
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berupaya mengadakan air yang cukup bagi dirinya sendiri.
Berikut ini air merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dengan segala macam kegiatannya, antara lain digunakan untuk:
keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya,
keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik. keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll. keperluan pertanian dan peternakan keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu ekosistem yang ada.