Tiroid
description
Transcript of Tiroid
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Tiroid adalah kelenjar yang normalnya berlokasi dibagian tengah-depan dari leher
kita. Ada tiga bagian yaitu : lobus kanan, lobus kiri dan lobus intermedius yang
menghubungkan lobus kanan dan lobus kiri. Tumor tiroid merupakan penyakit yang sering
ditemukan, yang pada umumnya berupa tumor jinak, sebagian kecil berupa karsinoma, dan
jarang sekali dijumpai sarcoma.
2.2. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk terjadi well
differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter endemis, dan untuk jenis
meduler adalah faktor genetik. Belum diketahui suatu karsinoma yang berperan untuk
kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan
kanker tiroid berdiferensia baik (papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler
dua kali lebih besar. Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak
kasus kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher karena
penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-rata 9-10 tahun.
Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Faktor
risiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok
menahun.
2.3. Klasifikasi
Terdapat 4 klasifikasi dari kanker tiroid, yaitu:
1. Karsinoma papiler, karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan merupakan jenis
paling umum dari karsinoma tiroid. Lebih sering terdapat pada anak dan dewasa
muda dan lebih banyak pada wanita.Terkena radiasi semasa kanak ikut menjadi
penyebab keganasan ini. Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada
kelenjar tiroid atau sebagai pembesaran kelenjar limfe di daerah leher.
2. Karsinoma folikuler, karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan merupakan 20
- 25 % dari karsinoma tiroid. Karsinoma folikuler terutama menyerang pada
usia di atas 40 tahun. Karsinoma folikuler juga menyerang wanita 2 sampai 3
kali lebih sering daripada pria. Pemaparan terhadap sinar X semasa kanak-kanak
meningkatkan risiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih invasif daripada jenis
papiler
3. Karsinoma anaplastik, karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari kan
ker tiroid. Sedikit lebih sering pada wanita daripada pria. Metastasis terjadi
secara cepat, mula-mula di sekitarnya dan kemudian ke seluruh bagian tubuh.
Pada mulanya orang yang hanya mengeluh tentang adanya tumor di daerah
tiroid. Dengan menyusupnya kanker ini di sekitar, timbul suara serak, stridor,
dan sukar menelan. Harapan hidup setelah ditegakkan diagnosis, biasanya
hanya beberapa bulan
4. Karsinoma parafolikular, karsinoma parafolikular atau meduller adalah unik dia
ntara kanker tiroid. Karsinoma ini umumnya lebih banyak pada wanita daripada
pria dan paling sering di atas 50 tahun. Karsinoma ini dengan cepat
bermetastasis, sering ketempat jauh seperti paru, tulang, dan hati. Ciri khasnya
adalah kemampuannya mensekresi kalsitonin karena asalnya. Karsinoma ini
sering dikatakan herediter.
2.4. Patofisiologi
Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita
mempunyai sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula-
mula ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya
adenokarsinoma folikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher,
tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya secara
hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga kadang mengeluarkan
kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi metastasis ke kelenjar limfe
regional.Adenokarsinoma anaplastik yang jarang ditemukan, merupakan tumor yang
tumbuh agresif, bertumbuh cepat dan mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya
terutama trakea sehingga terjadi stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap
dini terjadi penyebaran hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan
karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea, faring, esophagus, pembuluh darah karotis,
struktur lain dalam darah dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen ditemukan terutama
di paru, tulang, otak dan hati.
Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara serum kalsitonin pasca operasi
kanker tiroid tipe meduller dengan rekurensi dari penyakit. Menurut hasil penelitian, remisi
dari serum kalsitonin pasca operasi kanker tiroid tipe meduller merupakan faktor prediktif
terkait dengan rekurensi dari kanker, dengan hazard ratio (HR) sebesar 58,04% (Jung et al.,
2015).
2.5. Tanda dan Gejala
1. Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras)
di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker
tiroid
2. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga
3. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal
4. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Dapat ditemukan
selama pemeriksaan fisik
5. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat
menelan. Ini terjadi ketika tumor mendorong kerongkongan
6. Batuk terus-menerus tanpa penyebab penyakit lain.
2.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid
belum ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonin
dalam serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada
karsinoma tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human
Tiroglobulin (HTG) Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker
tiroid terdiferensiasi baik.Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker
tiroid, namun peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan
indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam
serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk
melihat obstruksi trakea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi
pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma
dapat terlihat kalsifikasi halus yang disertai kalsifikasi stipled, sedangkan
pada karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-
kadang kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar
getah bening. Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey
metastasis pada paru dan tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto
barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi tumor pada esophagus
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat,
namun cara ini cenderung digantikan oleh adanya teknik biopsi aspirasi
yaitu teknik yang lebih sederhana dan murah
c. Computerized Tomography (CT)
CT-Scan dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor
tiroid
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold
nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan
juga sebagai penuntun bagi biopsi aspirasi untuk memperoleh spesimen
yang adekuat.
3. Biopsi Aspirasi
Biopsi aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur diagnostik
pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan
peralatan sangat sederhana, biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi.
Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma
folikuler, karsinoma anaplastik, dan karsinoma meduler.
2.7. Terapi
1. Operasi
Pada kanker tiroid yang masih berdiferensiasi baik, tindakan tiroidektomi total
merupakan pilihan untuk mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor.
Pertimbangan dari tindakan ini antara lain 60-85% pasien dengan kanker jenis
papilare ditemukan di kedua lobus.
Penelitian menunjukkan bahwa kadar kalsium yang tinggi setelah hari pertama
pasca operasi tiroidektomi total juga menyebabkan kadar PTH yang tinggi
sehingga menyebabkan rendahnya insidensi hipoparatiroidisme setelah
tiroidektomi (Rosa et al., 2015).
2. Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Terapi ini diberikan pada pasien yang sudah menjalani tiroidektomi total dengan
maksud mematikan sisa sel kanker post operasi dan meningkatkan spesifisitas
sidik tiroid untuk deteksi kekambuhan atau penyebaran kanker. Terapi ablasi
tidak dianjurkan pada pasien dengan tumor soliter berdiameter kurang 1mm,
kecuali ditemukan adanya penyebaran.
Tiroidektomi dan iodium radioaktif dapat menyebabkan perubahan vocal dan
suara namun setelah 1 tahun, fungsi vokal kembali normal dan tidak
menyebabkan perubahan fungsi lainnya (Ryu et al.,2015)
3. Terapi Supresi L-Tiroksin
Supresi terhadap TSH pada kanker tiroid pascaoperasi dipertimbangkan. Karena
adanya reseptor TSH di sel kanker tiroid, bila tidak ditekan akan
merangsang pertumbuhan sel-sel ganas yang tertinggal. Harus juga
dipertimbangkan segi untung ruginya dengan terapi ini, karena pada jangka
panjang (7-15 tahun) bias menyebabkan gangguan metabolisme tulang dan bisa
meningkatkan risiko patah tulang.
Recombinant Human TSH-Stimulated Thyroglobulin (rhTSH/Tg) dapat
digunakan sebagai stimulasi tiroglobulin untuk marker dari rekurensi kanker
tiroid diferensiasi bersamaan dengan L-T4 therapy (THW) dengan kadar cut-off
sebesar 0,6 ng/ml untuk rhTSH/Tg dan 2,3 ng/ml untuk THW (Kowalska et al.,
2015).
DAFTAR PUSTAKA
Jung, K. Y., Kim, S. M., Yoo, W. S., Kim, B. W., Lee, Y. S., Kim, K. W., Lee, K. E.,
Jeong, J. J., Nam, K. H., Lee, S. H., Hah, J. H., Chung, W. Y., Yi, K. H., Park, D. J.,
Youn, Y. K., Sung, M. W., Cho, B. Y., Park, C. S., Park, Y. J. & Chang, H. S. 2015.
Postoperative biochemical remission of serum calcitonin is the best predictive factor
for recurrence-free survival of medullary thyroid cancer: a large-scale retrospective
analysis over 30 years. Clin Endocrinol (Oxf).
Kowalska, A., Palyga, I., Gasior-Perczak, D., Walczyk, A., Trybek, T., Sluszniak, A.,
Mezyk, R. & Gozdz, S. 2015. The cut-off level of recombinant human TSH-
stimulated thyroglobulin in the follow-up of patients with differentiated thyroid
cancer. PLoS One, 10, e0133852.
Rosa, K. M., Matos, L. L., Cernea, C. R., Brandao, L. G. & Araujo Filho, V. J. 2015.
Postoperative calcium levels as a diagnostic measure for hypoparathyroidism after
total thyroidectomy. Arch Endocrinol Metab, 0.
Ryu, C. H., Ryu, J., Ryu, Y. M., Lee, Y. J., Lee, E. K., Kim, S. K., Kim, T. S., Kim, T. H.,
Lee, C. Y., Park, S. Y., Chung, K. W. & Jung, Y. S. 2015. Administration of
radioactive iodine therapy within 1 year after total thyroidectomy does not affect
vocal function. J Nucl Med, 56, 1480-6.