carcinoma tiroid
-
Upload
zachra-angqy-risqy-utami -
Category
Documents
-
view
107 -
download
6
description
Transcript of carcinoma tiroid
LONG CASE SUBDIVISI BEDAH ONKOLOGI
PERIODE 2 – 8 DESEMBER 2012
I. IDENTITAS
Nama
Umur
JenisKelamin
RM
MRS
Status
Ruangan
Tanggal Pemeriksaan
:
:
:
:
:
:
:
:
Tn. A
58 Tahun
Laki-laki
216428
30/11/2012
Askes
Palem Bawah B2 Kmr.1/Bed 1
4 Desember 2012
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan pada leher depan
Anamnesis terpimpin : Dialami kurang lebih sepuluh tahun yang lalu sebelum
masuk rumah sakit. Awalnya berukuran sebesar kelereng, semakin lama
semakin membesar hingga berukuran sebesar bola ping-pong. Keluhan disertai
dengan nyeri saat menelan yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Suara menjadi
serak (-), jantung berdebar-debar (-), cepat lelah (-), sesak (-), penurunan berat
badan (-). Riwayat penyakit HT, DM tidak diketahui. Riwayat konsumsi garam
beryodium (+)
Riwayat pengobatan (+) pada dokter penyakit dalam, pasien diberikan antinyeri.
Riwayat keluarga yang memiliki penyakit yang sama (-).
III. PEMERIKSAAN FISIS
STATUS PRESENS (Dibuat tanggal 4/12/2012)
1
STATUS GENERALIS
Sakit sedang/gizi kurang/composmentis
STATUS VITALIS
TD : 110/ 70 mmHg
N : 76 x/menit, regular, kuat angkat
P : 18 x/menit, spontan, tipe torakal
S : 36,5oC per aksilla
STATUS REGIONAL
Kepala :
- Rambut : Hitam, lurus, sukar dicabut
- Wajah : Kesan normal
- Mata : Konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak
ikterik
- Hidung : Tidak ada deformitas
- Bibir : Tampak bekas jahitan pada bibir kiri bawah. Tidak
tampak sianosis.
Leher :
◦ Regio Colli Anterior
◦ I: tampak benjolan di bagian tengah leher yang ikut saat menelan,
warna kulit sama dengan sekitarnya
◦ P: teraba benjolan dengan ukuran 6 x 4 cm, batas tegas, permukaan
rata, konsistensi padat keras, immobile, terfiksir, nyeri tekan (-).
Thoraks: Paru
Inspeksi :Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis maupun
dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-),
pulsasi abnormal (-), gerak napas simetris, irama teratur,
retraksi suprasternal (-)
Palpasi :Gerak napas ,vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing-/-
2
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
- Palpasi : Iktus kordis teraba
- Perkusi : Pekak
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II dalam batas normal, bising (-)
Abdomen
- Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
- Palpasi : Massa (-), nyeri tekan (-).
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Peristaltik ada kesan normal.
Ekstremitas
Atas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).
Bawah : akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-).
Kelenjar limfe :
kelenjar getah bening axilla dan inguinal tidak tampak adanya metastase lain
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis, antara lain:
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (02-12-2012)
PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN HASIL
WBCWBC 5,76 CT/BT 7’00’’/3’00’’
RBCRBC 4,54 PT/APTT 11,5/28,4
HGBHGB 13,6 GDS 66
HCTHCT 41,1 Na 146
PLTPLT 211 K 4,0
Ur/Cr 41/1,1 Cl 109
3
GOT 31 GPT 30
HBsAg Negative Anti HCV Negative
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (22-11-2012)
PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN HASIL
FT4FT4 0,937 TSHs 2,88
PEMERIKSAAN FNA (27-11-2012)
Kesan: Neoplasma tiroid suspek malignant
FOTO THORAKS (2-11-2012)
Kesan : KP dekstra lama tenang + atelektasis massif paru kiri dengan efusi
pleura kiri
4
CT SCAN TIROID TANPA KONTRAS (22-11-2012)
Kesan: Massa tiroid kanan dengan kalsifikasi di dalamnya
V. RESUME
Seorang laki-laki berumur 58 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan
utama massa pada regio colli anterior yang dirasakan kurang lebih sepuluh tahun
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Awalnya berukuran sebesar kelereng, lalu
membesar progresif sehingga berukuran seperti bola ping-pong. Odinofagi (+).
Dari pemeriksaan fisis didapatkan status generalis sakit sedang/gizi
kurang/composmentis. Status vitalis TD: 110/70 mmHg, N: 76 x/mnt, P: 18
x/menit S: 36,5oC. Status lokalis regio colli anterior pada inspeksi tampak massa
dibagian tengah leher, warna kulit sama dengan warna sekitarnya dan pada
palpasi teraba mas berukuran 6 x 4 cm, batas tegas, permukaan rata, konsistensi
padat keras, immobile, terfiksir, nyeri tekan (-). Pada status regional tidak
didapatkan pembesaran pada kelenjar getah bening cervical dan tidak tampak
5
adanya metastasis. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan dalam batas
normal. Dari pemeriksaan foto thoraks didapatkan kesan KP dekstra lama tenang,
atelektasis dan efusi pleura dekstra. Pada pemeriksaan CT Thyroid (tanpa
kontras) tampak tiroid kanan dengan kalsifikasi di dalamnya. Pemeriksaan
sitologi FNA menunjukkan suspek neoplasm tiroid suspek malignant.
VI. DIAGNOSIS
- Ca. Thyroid
- cT3N0M0 Stad.III
- Karnofsky 80%
VII. PENATALAKSANAAN
Total Tiroidektomi
6
KARSINOMA TIROID
I. DEFENISI
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid
dikelompokkan menjadi karsinoma tiroid berdeferensiasi baik, yaitu bentuk papiler,
folikuler, atau campuran keduanya, karsinoma meduler yang berasal dari sel
parafolikuler yang mengeluarkan kalsitonin (APUD-oma), dan karsinoma
berdeferensiasi buruk/anaplastik. Karsinoma sekunder pada kelenjar tiroid sangat
jarang dijumpai. Perubahan dari struma endemik menjadi karsinoma anaplastik dapat
terjadi terutama pada usia lanjut. (Iyad, A., Manoppo, E. & Manuaba, W. 2005).
II. EPIDEMIOLOGI
Kanker tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering. Lebih
banyak pada wanita dengan distribusi berkisar antara 2 : 1 sampai 3 : 1. Insidensnya
berkisar antara 5,4-30%. Berdasarkan jenis histopatologi, sebarannya adalah kanker
tiroid jenis papilar (71,4%); kanker tiroid jenis folikular ( 16,7%); kanker tiroid jenis
anaplastik (8,4%); dan kanker tiroid jenis medular (1,4%). Berdasarkan usia kanker
tiroid jenis papilar biasanya pada pasien yang berusia kurang dari 40 tahun, berbeda
dengan kanker tiroid folikular yang banyak pada usia di atas itu. Sedangkan kanker
jenis medular sering ditemukan pada usia tua (50-60 tahun). Angka insidensi tahunan
kanker tiroid bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 per 100.000 populasi.
Karsinoma tiroid mempunyai angka prevalensi yang sama dengan multipel mieloma.
Karsinoma tiroid ini merupakan jenis keganasan jaringan endokrin yang terbanyak,
yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.
III. ETIOLOGI
Penyebab karsinoma tiroid tidak diketahui secara pasti. Faktor resiko yang
meningkatkan terjadinya karsinoma tiroid adalah:
a. Usia<20 tahun dan >50 tahun.
b. Jenis kelamin perempuan
c. Kecepatan tumbuh tumor.
7
d. Paparan oleh radiasi tingkat tinggi seperti radiasi karena senjata nuklir,
pengobatan radiasi pada kepala dan leher saat usia muda.
e. Riwayat goiter pada keluarga dan pribadi. Goiter adalah pembesaran non
karsinoma kelenjar tiroid.
f. Riwayat keturunan penderita tumor.
g. Defisiensi yodium (di pegunungan) membuat resiko lebih besar
IV. KLASIFIKASI
Klasifikasi karsinoma tiroid menurut World Health Organization :
Tumor epitel maligna:
Karsinoma papilare
Karsinoma folikulare
Campuran karsinoma (undifferented)
Karsinoma sel squamosa
Karsinoma tiroid medulare
Tumor non – epitel maligna:
Fibrosarcoma
Lain-lain
Tumor maligna lainnya:
Sarkoma
Limfoma maligna
Teratoma maligna
8
Tumor sekunder
Karsinoma tiroid atas 4 type berdasarkan kepada histopatologi mayor, yaitu:
Karsinoma papilare
Tipe adenokarsinoma papiler adalah tipe terbanyak pada karsinoma tiroid,
sekitar 80% dari keseluruhan tipe karsinoma tiroid. Adenokarsinoma tiroid dapat
terjadi pada semua umur, terutama umur 30-50 tahun. Merupakan jenis
keganasan tiroid berdiferensiasi baik dan paling sering ditemukan (60%).
Merupakan karsinoma yang bersifat kronik, tumbuh lambat dan mempunyai
prognosis paling baik diantara keganasan tiroid lainnya. Perkembangan sel
adenokarsinoma papiler mungkin dipengaruhi oleh peningkatan kadar TSH
Karsinoma folikulare
Adenokarsinoma Folikuler termasuk kanker sel hurtle, biasanya terjadi pada
usia lebih dari 50 tahun. Adenokarsinoma meliputi sekitar 25% keganasan tiroid
dan didapat terutama pada wanita setengah baya. Merupakan jenis kedua kanker
tiroid paling umum, merupakan 5-10% dari karsinoma tiroid dan sekitar 15% dari
karsinoma tiroid berdeferensiasi baik. Lebih agresif (ganas) dari karsinoma
papiler, dan terjadi lebih sering pada wanita daripada pria dengan rasio tiga
banding satu. Puncaknya onset adalah pada usia 50 tahun. Biasanya tidak
menyebar ke kelenjar getah bening, tetapi dapat menyerang vena dan arteri, dan
kemudian dapat menyebar (metastasis) ke lain organ. Paling sering metastasis ke
paru-paru, tulang, otak, hati, kandung kemih, dan kulit. Kanker ini jarang terjadi
pada individu yang telah terpapar radiasi dan lebih jarang terjadi pada anak-anak.
Muncul dari sel-sel yang membuat hormon tiroid. Survival rate tergantung pada
ukuran tumor dan apakah telah menginvasi pembuluh darah, kelangsungan hidup
10 tahun untuk tumor yang non invasif 86% dan untuk yang invasif 44%.
9
Karsinoma sel hurthle adalah variasi dari adenokarsinoma folikuler. Karsinoma
sel hurthle biasanya multifokal dan mengenai kelenjar getah bening
Karsinoma medulare
Meliputi 5-10% keganasan tiroid dari sel parafolikuler, atau sel C yang
memproduksi tirokalsitonin. Tumor berbatas tegas dan keras pada perabaan.
Tumor ini terutama ditemukan pada usia di atas 40 tahun, tetapi juga ditemukan
pada usia yang lebih muda bahkan pada anak-anak dan biasanya disertai
gangguan endokrin lainnya.
Adenokarsinoma Anaplastik
Adenokarsinoma anaplastik biasanya terjadi pada usia 60 tahun atau lebih,
sangat jarang terjadi, sangat agresif dan sulit untuk diterapi. Jarang ditemukan
dibandingkan dengan karsinoma yang berdiferensiasi baik. Tumor ini sangat
ganas, terutama terdapat pada usia tua dan lebih banyak pada wanita. Sebagian
tumor terjadi pada struma nodosa yang kemudian membesar dengan cepat.
Tumor ini sering disertai nyeri dan nyeri alih ke daerah telinga dan suara serak
karena infiltrasi n.rekuren. Dispnea dengan stridor inspirasi karena adanya
infiltrasi ke dalam lumen trakea.
Klasifikasi Klinis TNM Karsinoma Tiroid:
T (Tumor Primer)
T0 tidak terbukti ada tumor
Tx tumor tidak dapat dinilai
T1 <1cm
T2 2-4 cm masih terbatas pada tiroid
T3 > 4 cm terbatas pada tiroid atau tumor dengan ukuran
berapa saja dengan ekstensi ekstra triod yang minimal (misal ke otot
sternotiroid atau jaringan lunak peritiroid)
10
T4a tumor telah berestensi keluar kapsul tiroid dan menginvasi ke
tempat berikut ; jaringan lunak subkutan, laring, trakea, esofagus, n.
laringeus rekurren atau karsinoma anaplastik terbatas pada tiroid (intra
tiroid)
T4b tumor telah menginvasi fasia prevertebra, pembuluh
mediastinal atau arteri carotis atau karsinoma anaplastik berestensi
keluar kapsul (ekstra tiroid)
N (Kelenjar Getah Bening)
Nx kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 tidak ditemukan metastasis ke kelenjar getah bening
N1 pembesaran (dapat dipalpasi)
N1a hanya ipsilateral
N1b kontralateral, bilateral, garis tengah, atau mediastinum
M (Metastasis Jauh)
Mx metastasi tidak dapat dinilai
M0 tidak terdapat metastasis jauh
M1 terdapat metastasis jauh
V. PROSEDUR DIAGNOSTIK
Diagnostik dapat ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
A. ANAMNESA
Pada kasus karsinoma tiroid kita harus teliti menanyakan semua hal yang
berhubungan dengan riwayat perjalanan penyakit tersebut. Selain itu kita juga harus
menanyakan faktor-faktor resiko karena dengan menanyakan hal tersebut kita bisa
11
mempunyai gambaran tentang tipe yang diderita walaupun diagnosis pasti kita
ketahui dari pemeriksaan penunjang.
Hal yang dapat ditanyakan :
Kapan mulai timbulnya benjolan pertama kali,
bagaimana bentuknya, letaknya dimana, bagaimana cara perkembangan
percepatan tumbuhnya.
Ada tidaknya gangguan mekanik pada leher
seperti gangguan menelan, perasaan sesak nafas, perubahan suara nyeri pada
tenggorokan/leher/tulang kadang menyebar ke telinga akibat desakan dan
infiltrasi dari tumor tersebut.
Ada tidaknya riwayat radiasi di daerah leher
atau kepala.
Ada tidaknya penyakit serupa pada keluarga.
Identitasnya yang lengkap seperti umur,
kelamin, ras, dan tempat tinggal harus ditanyakan karena berhubungan dengan
insidensi karsinoma tiroid .
B. PEMERIKSAAN FISIK
Yang pertama harus diperiksa adalah status generalisnya, bila tekanan
darahnya tinggi hati-hati adanya karsinoma tiroid tipe medulare.
1. Inspeksi
Adanya benjolan di leher depan atau lateral
Bila penderita terlihat sesak waspada adanya penekanan pada trakea.
2. Palpasi
Benjolan di leher tadi harus kita palpasi untuk menentukan apakah
benjolan itu berasal dari tiroid atau bukan. Kalau dari tiroid maka pada waktu
menelan akan ikut ke atas.
Pada tumor primer dapat suatu nodul soliter atau multiple dengan
konsistensi bervariasi dari kistik sampai dengan keras bergantung dari jenis
patologi anatominya tetapi biasanya massa yang merupakan suatu karsinoma
12
berukuran > 4 cm dengan konsisitensi keras dan tidak bisa digerakkan dari
dasarnya.
Bila kelenjar besar sekali dan belum terlihat gejala sesak nafas, kita bisa
curiga adanya penekanan terhadap trakea dengan melakukan kocher tes. Kita
bisa mengetahui adan tidaknya penekanan pada trakea, caranya dengan
menekan lobus lateral kelenjar maka akan timbul stridor : penekanan pada
trakea (+).
Perlu diketahui juga ada tidaknya pembesaran KGB regional secara
lengkap.
Di samping itu dicari juga ada tidaknya benjolan pada calvaria, tulang
belakang, clavicula, sternum serta tempat metastasis lainnya di paru, hati,
ginjal, dan otak
C. Pemeriksaan Penunjang
Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH)
FNAB (fine-needle aspiration biopsy) adalah pemeriksaan yang paling
penting untuk mengevaluasi nodul pada tiroid. Tekhnik ini tidak mahal dan mudah
dilaksanakan, dan dengan sedikit komplikasi.
Untuk melakukan FNAB, ekstensikkan leher pasien dan palpasi nodul dengan
lembut. Kulit area penusukan harus dibersihkan dengan alkohol terlebih dahulu yang
kemudian diikuti dengan penyuntikan anestesi lokal. Peggunaan jarum juga harus
dengan jarum yang besar agar spesimen yang diambil tidak rusak.
Diagnosis sitologis sangat tergantung dari benar atau tidaknya proses
pengambilan sampel, sehingga disarankan untuk mengaspirasi di tiga tempat yang
berbeda pada nodul untuk kepastian spesimen.
Laboratorium
Pemeriksaan secara radioimunoesai dapat memberikan gambaran fungsi
tiroid, yaitu dengan mengukur kadar T4, T3, FT4, TBG, dan TSH palam plasma.
Kadar T4/FT4 total di dalam serum adalah refleksi tepat untuk fungsi kelenjar tiroid.
13
Penentuan kadar TBG kadang kala diperlukan untuk interpretasi kadar T4 dan
sampai tingkat tertentu berlaku untuk kadar T3. Kadar TBG dapat berubah pada
kehamilan atau pada pengobatan dengan estrogen.
Peningkatan thyroglobulin dalam serum menunjukan terjadinya kembali
adenokarsinoma yang telah menjalani operasi. Peningkatan Kadar kalsitonin dalam
darah sangat penting untuk mengetahui adanya adenokarsinoma meduler. Kadar TSH
di dalam serum merupakan penyaring yang peka untuk hipotiroidisme karena kadar
ini meningkat sebelum kadar T4 turun.
Pencitraan
Sintigrafi Tiroid
Dengan unsur radioaktif teknesium (Tc 99 m) atau yodium !31 (I 131) dapat
menunjukan gambaran fungsional jaringan tiroid dengan meliat kemampuan up take
terhadap unsur radioaktif tersebut. Cara ini berguna untuk menentukan apakah nodul
dalam kelenjar tiroid bersifat hiperfungsi (nodul panas = hot nodule), hipofungsi
(nodul dingin = cold nodule), dan normal (nodul hangat = warm nodule).
Kemungkinan keganasan ternyata lebih besar pada nodul dingin meskipun karsinoma
tiroid dapat ditemukan juga pada nodul hangat dan nodul panas. “:Sintigrafi Tiroid
dapat mendeteksi besar, bentuk, dan letak kelenjar tiroid serta distribusi dalam
kelenjar. (Lyerly, K. 2010).
USG
Pemeriksaan ini dapat menentukan bentuk, ukuran dan jumlah nodul tiroid,
dan yang lebih penting menentukan sifatnya kistik atau padat. Jika sifatnya padat,
soliter, permukaan tidak rata harus diwaspadai kemungkinan karsinoma tipe
folikular, karsinoma medular dan karsinoma tidak berdiferensiasi. Permeriksaan
USG ini terbatas dalam menilai kemungkinan keganasan dan hanya dapat
mendeteksi nodul yang berpenampang lebih dari setengah sentimeter. (Iyad A,
Manoppo E & Manuaba W, 2005).
X-ray CT-Scan dan MRI
14
Digunakan untuk mengevaluasi jaringan lunak yang besar dan dicurigai
massa yang terdapat pada leher, trakea atau esofagus dan untuk melihat adanya
metastase ke kelenjar limfa di servikal serta metastase ke luar daerah leher seperti
paru dan tulang. (Iyad A, Manoppo E & Manuaba, W. 2005).
VI. DIAGNOSIS
Adenokarsinoma Papiler
Gambar Adenokarsinoma Papiler
Karsinoma papiler adalah keganasan tiroid yang paling sering, sekitar 80%.
Wanita yang berumur 34-40 tahun tiga kali lebih sering terkena daripada pria.
Kasus yang muncul bisa genetik / faktor keturunan yang berhubungan dengan
sindrom Gardnrer (poliposis adenomatous familial). Terekspose radiasi terutama saat
masa anak-anak, berhubungan dengan munculnya karsinoma tiroid papiler. Tumor
biasanya muncul setelah masa laten sekitar 10-20 tahun. Bagaimanapun, angka
kejadian kanker tipe ini juga dihipotesikan berhubungan dengan tiroiditis Hashimoto.
Karsinoma jenis ini adalah tipe tumor yang tumbuh lambat karena T4 dan produksi
sel folikular dari tiroid. Sel tersebut sensitif terhadap TSH dan pengambilan iodin.
Sel tersebut memproduksi tiroglobulin yang memberi respon pada stimulasi TSH.
Hal tersebut memungkinkan menjadi dasar diagnostik dan terapeutik pada
penyakit berulang ataupun rekurensi setelah operasi eksisi .Tumor bisa tumbuh ke
arah kapsul tiroid yang kemudian menginvasi struktur di sekelilingnya. Pertumbuhan
ke arah trakhea bisa memicu terjadinya hemoptisis. Pertumbuhan yang ekstrem bisa
15
juga mengarah ke obstruksi jalan napas. Invasi ke arah lain bisa juga menyebabkan
pasien serak, bersuara saat bernapas sampai disfagia.
Adenokarsinoma Folikuler
Gambar Adenokarsinoma Folikuler
Karsinoma folikular adalah kedua tersering pada keganasan tiroid, 10% dari
kanker tiroid. Kanker folikular muncul saat asupan iodin untuk tiroid rendah.
Karsinoma jenis ini juga muncul tiga kali lebih banyak pada wanita dibandingkan
dengan pria. Pasien dengan jenis ini biasanya lebih tua daripada karsinoma papiler,
sekitar dekade empat sampai enam. Sama seperti karsinoma papiler, karsinoma
folikular muncul dari sel folikuler di tiroid. Sel TSH nya pun sensitif, pada
pengambilan iodin dan produksi tiroglobulin. Tidak seperti karsinoma papiler, pada
karsinoma folikuler jarang bermetastase ke arah servikal, tapi lebih banyak
bermetastase ke paru dan tulang.
16
`
Gambar Karsinoma Sel Hurtle
Karsinoma sel Hurtle adalah tipe keganasan tiroid yang jarang, yang juga
terkadang dianggap sebagai varian dari karsinoma folikular. Biasa juga dikenal
sebagai karsinoma onkositik, Askanazy, atau sel besar. 2-3% dari keganasan yang
muncul di tiroid. Lebih sering muncul pada wanita dekade kelima. Adapun gejala
klinisnya sama dengan keganasan tiroid tipe lainnya. Sebagian besar pasien dengan
kanker tiroid mempunyai massa yang dapat teraba pada leher, tumor intratiroid
ataupun limpoadenopati regional yang metastase. Di beberapa pasien, secara klinis
tersamarkan, lesi tidak teraba saat palpasi dan hanya akan dikenali jika menggunakan
pemeriksaan gambar dengan resolusi tinggi saat melakukan intervensi sebelum
operasi untuk menemukan penyakit jinak pada tiroid.
Adenokarsinoma Meduler
Gambar Adenokarsinoma Meduler
17
Adenokarsinoma Meduler mengambil peran sekitar 5% dari keganasan yang
mungkin terjadi pada tiroid. Tumor ini bisa berasal dari sel parafolikuler di tiroid. Sel
C adalah derivat neural-crest dan juga memproduksi kalsitonin. Sekitar 75%
adenokarsinoma meduler muncul secara sporadik, sedangkan 25% lainnya
berhubungan dengan faktor familial.
Bila factor familial, penyakit ini berasal dari autosom dominan dan
adenokarsinoma ini merupakan bagian dari MEN (multiple endocrine neoplasia).
MEN tipe 2A (adenokarsinoma meduler tiroid, pheocromocytoma, dan
hiperparatiroidisme), MEN tipe 2B (adenokarsinoma meduler tiroid, neuroma
mukosa, ganglioneuroma intestinal, pheocromocytoma, dan marfanoid habitus) .
Adenokarsinoma Anaplastik
Gambar Adenokarsinoma Anaplastik
Karsinoma jenis ini adalah yang paling jarang pada keganasan yang terjadi di
tiroid, 1,6 %. Tapi walau bagaimanapun, karsinoma jenis ini memiliki tingkat
keberhasilan hidup sangat rendah dibanding yang lain. Seperti keganasan tiroid yang
lainnya, pada karsinoma anaplastik juga lebih banyak menyerang wanita dibanding
pria. Biasanya menyerang wanita pada dekade 6-7. Karsinoma ini muncul dengan
adanya benjolan pada leher yang tumbuh semakin membesar. Suara serak dan
dispnea bisa muncul karena efek invasi. Daerah yang biasa menjadi sasaran
metastase adalah paru, tulang dan otak.
VII. DIAGNOSA BANDING
18
1. Struma difusa toksik (Basedow = Grave’s disease) merupakan pembesaran
kelenjar tiroid yang umumnya difus. Terdapat gejala hipertiroid yang jelas
berupa berdebar-debar, gelisah, palpitasi, banyak keringat, tremor, kadang-
kadang exophtalmus, dan lain-lain.
2. Struma nodosa non toksik, dapat multinodosa atau soliter dan uninodosa.
Disebabkan kekurangan masukan iodium dalam makanan (biasanya di daerah
pegunungan) atau dishormogenesis (=defek bawaan).
3. Tiroiditis subakut; biasanya sehabis infeksi saluran pernafasan. Pembesaran
yang terjadi simetris dan nyeri dengan gejala-gejala penurunan berat badan,
nervositas, disfagia, dan otalgia.
4. Tiroiditis Riedel, terutama terdapat pada wanita berusia < 20 tahun.
Gejalanya terdapat nyeri, disfagia, paralysis laring dan pembesaran tiroid
unilateral yang keras seperti batu atau papan yang melekat ke jaringan
sekitarnya.
5. Struma Hashimoto, sering pada wanita. Merupakan penyakit autoimun.
Biasanya ditandai oleh adanya benjolan struma difusa disertai keadaan
hipotiroid, tanpa rasa nyeri. Pada kasus yang jarang dapat terjadi hipertiroid.
6. Adenoma paratiroid, biasanya tidak teraba dan terdapat perubahan kadar
kalsium dan fosfor.
7. Karsinoma paratiroid, biasanya teraba, terdapat metastasis ke tulang, kadar
kalsium naik dan batu ginjal bisa ditemukan.
8. Metastasis tumor.
9. Teratoma, biasanya pada anak-anak dan berbatasan dengan kelenjar tiroid.
10. Limfoma maligna.
VIII. PENATALAKSANAAN
Apabila ada pasien yang datang dengan benjolan/nodul di leher pertama-tama
yang harus dilakukan adalah pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah tiroid
nodul tersebut suspect benigna atau suspest maligna. Bila pasien tersebut suspest
maligna harus dibedakan apakah nodul tersebut operable atau inoperable.
Bila kasus yang dihadapi nodul tiroid suspect maligna inoperable maka
dilakukan tindakan biopsi insisi dengan pemeriksaan histopatologi secara blok
19
paraffin. Dilanjutkan dengan tindakan debulking dan radiasi eksterna atau
kemoterapi. .
Bila kasus yang dihadapi nodul tiroid suspect maligna operable maka
dilakukan tindakan isthmolebektomi dan pemeriksaan potong beku (VC). Akan ada 5
kemungkinan hsil yang didapat :
1. Lesi jinak maka tindakan operasi
isthmolobektomi selesai lalu dilanjutkan dengan observasi.
2. Karsinoma papilare. Dibedakan atas
resiko tinggi dan rendah. Bila resiko tinggi dilakukan tiroidektomi total. Bila
resiko rendah tindakan isthmolobektomi selesai dilanjutkan dengan observasi.
3. Karsinoma folikulare. Dilakukan
tindakan tiroidektomi total.
4. Karsinoma medulare. Dilakukan
tindakan tiroidektomi total.
5. Karsinoma anaplastik. Bila
memungkinkan dilakukan tindakan tiroidektomi total. Bila tidak memungkinkan
cukup dilakukan tindakan debulking dilanjutkan denagn radiasi eksterna atau
kemoradioterapi.
Bila nodul tersebut secara klinis suspect benigna maka dilakukan tindakan BAJAH.
Ada 2 kelompok hasil yang mungkin didapatkan :
1. Hasil BAJAH suspect maliga, dilakukan tindakan
isthmolobektomi dengan VC seperti di atas.
2. Hasil BAJAH benigna, dilakukan terapi supresi TSH
dengan tablet hormon tiroid (thyrax) selam 6 bulan kemudian dievaluasi, bila
nodul tersebut mengecil diikuti tindakan observasi dan apabila nodul tersebut
tidak mengalami perubahan atau bertambah berat sebaiknya dilakukan
tindakan istmolobektomi dengan VC.
20
Bila kasus yang dihadapi telah ada metastasisnya adalah penatalaksanaan kanker
tiroid dengan metastasis regional. Dipastikan lebih dulu apakah yang dihadapi
operable atau inoperable.
Bila kasus tersebut inoperable tindakan yang dipilih adalah dengan
radioterapi eksterna atau dengan kemoradioterapi dengan adriamicin.
Bila kasus tersebut operable dilakukan penilaian infiltrasi KGB
terhadap jaringan sekitar.
Bila tidak ada infiltrasi dilakukan tiroidektomi total (TT) dan
functional RND.
2. Penatalaksanaan kanker tiroid dengan metastasis jauh. Dibedakan terlebih
dulu apakah kasus yang dihadapi berdiferensiasi baik atau buruk. (Lukito P,
Manoppo A, azamris et all. 2003)
Bila diferensiasi buruk dilakukan kemoterapi dan adriamisin
Bila berdiferensiasi baik dilakukan TT + radiasi eksterna dengan I-
131 kemudian dinilai dengan sidik seluruh tubuh, bila respon (+) dilanjutkan
dengan terapi supresi/substitusi.
Syarat untuk melakukan radiasi interna adalah tidak boleh ada
jaringan tiroid normal yang akan bersaing dalam afinitas terhadap Iodium
radioaktif.
Bila respon negatif diberikan kemoterapi adriamicin.
Pada lesi metastasisnya bila operable dilakukan insisi luas
21
IX. KOMPLIKASI PEMBEDAHAN
Saat Kejadian Penyulit
Langsung sewaktu
pembedahan
- Perdarahan
- Cedera n.rekurens uni- atau bilateral
(serak dan sulit bernafas)
- Cedera pada trakea, esofagus, atau saraf
di leher
- Kolaps trakea karena malasia trakea
- Terangkatnya seluruh kelenjar paratiroid
22
(penurunan kadar kalsium dalam darah)
- Terpotongnya duktus torasikus di leer
kanan.
Segera pascabedah - Perdarahan di leher
- Perdarahan di mediastinum
- Udem laring
- Kolaps trakea (hilangnya vaskularisasi
dan sandaran oleh kelenjar tiroid )
- Krisis tiroid/tirotoksikosis
Beberapa jam sampai
beberapa hari pasca bedah
- Hematom
- Infeksi luka
- Udem laring
- Paralisis n. Rekurens
- Cedera n. Laringeus superior menjadi
nyata
- Hipokalsemia
Lama pascabedah - Hipotiroid
- Hipoparatiroid / hipokalsemia
- Paralisis n. Rekurens
- Cedera n. Laringeus superior
- Nekrosis kulit
23
- Kebocoran duktus torasikus
X. PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan kanker tiroid berdiferensiasi baik tergantung pada
umur (semakin buruk dengan bertambahnya umur); adanya ekstensi (menurunkan
survival rate 20 tahun dari 91% menjadi 45%); adanya lesi metastasis (menurunkan
survival rate 20 tahun dari 10% menjadi 46%); diameter tumor; dan jenis
histopatologi (pada papilar survival rate 20 tahunnya 93% dan folikular survival rate
20 tahunnya 83%).(anonymous.2008. American Thyroid Association Survival rate
of Thyroid cancer. [accessed on 30th january]. Available at: http://www.thyroid.org)
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous, 2010. Thyroid cancer. [accessed 20th January 2011] Available from:
http://www.endocrineweb.com/conditions/thyroid-cancer/thyroid-cancer . 2010
2. Anonymous.2008.American Thyroid Association Survival rate of Thyroid
cancer. [accessed on 30th january]. Available at: http://www.thyroid.org
3. Cobin, Rhoda. 2005. Medical Surgical Guidelines for Clinical Practice
Management of Thyroid Carcinoma.[accessed on 27th january ] Available from:
http://www.aace.com/pub/pdf/guidelines/thyroid carcinoma.pdf
4. Cobin RH, Gharib H.2007. Endocrine Practice In: AACE/AAES Medical/
Surgical Guidelins For Clinical Practice: Management of Thyroid Carcinoma.
24
[accessed 26th January 2011] Available at:
http://www.aace.com/pub/pdf/guidelines/thyroid_carcinoma.pdf
5. emedicine.2010 A review of thyroid cancer. [accessed 20th January 2011]
Available from : http://www.emedicine.com)
6. endokrin web. 2010. Thyroid cancer physical examination .[accessed january
24].availablefrom:http://www.endocrineweb.com/conditions/thyroid-cancer/
thyroid-cancer
7. Gardner,David G, Dolores. (2007) Basic and Clinical Endocrinology. 8th. United
States of America: Lange Medical Books.p :270-278.
8. Guyton, Arthur C, John E. (2005) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9 thedition.
Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC.p: 1188.
9. Lukito P, Manoppo A, Azamris , et all.(2003) Protocol 3 penatalaksanaan tumor
kanker tiroid. Jakarta : Perhimpunan ahli bedah onkologi Indonesia. p: 17-30.
10. Lyerly K. et all. (2007) Sabiston Essentials of Surgery. 17th edition.
Philadelphia : Saunders. p: 212-222.
11. McPhee S, Papadakis M. (2009). Endocrine dissorders . dalam : Current medical
diagnosis and treatment. United states of America : Lange McGrawHill. p:995-
1000
12. Mayoclinic ,2010. Thyroid Cancer. [accessed 20th January 2011] Available from:
http://www.mayoclinic.com/health/thyroid-cancer/DS00492
13. Medina JE, Honcle JR.(2007). Surgical management of cervical lymph nodes in
head and neck cancer, 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins . .p.203-205
14. Orlo H, Clark, Gerrard M, et all. (2006) Current Surgical Diagnosis & Treatment.
12th edition. United States of America: Lange Medical Book. p: 276-285.
25
15. Sharma, Pramod K.2010. FNAB on Thyroid Cancer. [accessed on 24 th january].
Available from:<http://www.emedicine.medscape.com/articles/851966-overview
16. Sjamsuhidajat R, de Jong W.(2005). Sistem Endokrin. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Bedah. 2nd edition. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. p: 683-695
26