tipus dtp

7
Data yang diperoleh dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa temperatur operasi alat recirculated tray dryer merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap laju pengeringan bunga rosella dan juga total proses pengeringan yang terjadi hanya pada periode falling rate period. Hal ini mengindikasikan proses pengeringan pada rosella dipengaruhi oleh proses difusi. Diantara ketiga variable suhu yang digunakan, laju pengeringan paling cepat ditunjukkan pada saat suhu 60˚C. Proses pengeringan pada suhu 60˚C sudah terlihat bahwa membutuhkan waktu paling cepat, jadi secara kuantitatif pengeringan pada suhu 60˚C merupakan variabel yang paling baik (Suherman, 2012). Penggunaan udara bertemperatur tinggi dalam pengeringan dapat mengakibatkan terjadinya laju pengeringan yang terlalu cepat, tetapi mengakibatkan stress didalam bahan, serta menciptakan perbedaan kadar air didalam bahan, pada akhirnya mengakibatkan keretakan didalam bahan, sehingga menurunkan mutu beras yang ditandai dengan penurunan prosentase jumlah beras kepala atau Head Rice Yield (HRY). Untuk menggurangi stress pada bahan yang diakibatkan pemanasan dengan temperatur tinggi tersebut, dilakukan pengeringan bertahap disertai dengan tempering yaitu bahan dibiarkan pada kondisi tidak

description

j

Transcript of tipus dtp

Page 1: tipus dtp

Data yang diperoleh dari hasil eksperimen menunjukkan bahwa

temperatur operasi alat recirculated tray dryer merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap laju pengeringan bunga rosella dan juga total proses

pengeringan yang terjadi hanya pada periode falling rate period. Hal ini

mengindikasikan proses pengeringan pada rosella dipengaruhi oleh proses

difusi. Diantara ketiga variable suhu yang digunakan, laju pengeringan paling

cepat ditunjukkan pada saat suhu 60˚C. Proses pengeringan pada suhu 60˚C

sudah terlihat bahwa membutuhkan waktu paling cepat, jadi secara kuantitatif

pengeringan pada suhu 60˚C merupakan variabel yang paling baik (Suherman,

2012).

Penggunaan udara bertemperatur tinggi dalam pengeringan dapat

mengakibatkan terjadinya laju pengeringan yang terlalu cepat, tetapi

mengakibatkan stress didalam bahan, serta menciptakan perbedaan kadar air

didalam bahan, pada akhirnya mengakibatkan keretakan didalam bahan,

sehingga menurunkan mutu beras yang ditandai dengan penurunan prosentase

jumlah beras kepala atau Head Rice Yield (HRY). Untuk menggurangi stress

pada bahan yang diakibatkan pemanasan dengan temperatur tinggi tersebut,

dilakukan pengeringan bertahap disertai dengan tempering yaitu bahan

dibiarkan pada kondisi tidak menerima panas (pengeringan) agar perbedaan

kadar air antara permukaan dan pusat bahan dapat dikurangi. Tempering

dilakukan diantara pengeringan pertama dan pengeringan selanjutnya

dimaksudkan agar gradien kadar air gabah mengendor, sehingga akan

mencegah terjadinya keretakan pada isi gabah (beras). Pengurangan kadar air

saat periode pengeringan pertama, sangat mempengaruhi mutu hasil

pengeringan, sedangkan pengurangan kadar air tersebut juga dipengaruhi oleh

waktu pengeringan, selain temperatur udara pengering, untuk penggunaan

udara pengering bertemperatur tinggi dapat dilakukan dengan waktu

pengeringan yang lebih singkat, sehingga pengurangan kadar air lebih rendah,

hal ini dimaksudkan agar dapat mengurangi tingkat stress bahan, sehingga

penurunan HRY dapat dihindari (Prasetyo dkk, 2008).

Page 2: tipus dtp

Pengeringan adalah salah satu proses paling umum yang digunakan

untuk meningkatkan kemantapan makanan, penyusutan aktivitas air dari bahan

dengan sangat, mengurangi aktivitas mikrobiologi dan memperkecil

perubahan fisik dan perubahan kimia. Alat pengering matahari telah diajukan

untuk memanfaatkan gratis, yang dapat diperbaharui dan bukan mengotori

daya mencari sumber disediakan oleh matahari. Alat pengering matahari dapat

menjadi satu mengubah orang pribumi ke matahari omong kosong dan buka

cara pengeringan, terutama di lokasi dengan sinar matahari bajik selama

musim panen. Pengantar dengan alat pengering matahari di negara

perkembangan dapat mengurangi kehilangan hulu cemeti dan meningkatkan

mutu dari produk dikeringkan berpengaruh significant membandingkan

dengan pengeringan tradisional kiat. Sistem pengeringan matahari dengan

baik didisain agar menjumpai pengeringan tertentu tentang quirements dari

hulu cemeti spesifik dan untuk memberikan kinerja kepuasan dengan hormat

ke kebutuhan daya. Peningkatan dari perilaku dengan alat pengering matahari

melalui pembahasan teoritis (H. Ghatrehsamani, 2012).

Proses pengeringan pada umumnya terdiri dari dua periode utama yaitu

periode laju pengeringan tetap (constant rate period) dan periode laju

pengeringan menurun (falling rate period). Pemahaman akan hal ini akan

lebih mudah bila melihat kurva dari grafik hubungan kadar air dan laju

pengeringan selama proses pengeringan. Menurut penelitian sebelum periode

laju pengeringan tetap, terjadi periode pemanasan (warming-up period), laju

pada saat itu pengeringan meningkat. Periode laju pengeringan tetap terjadi

sampai air bebas di permukaan bahan telah hilang dan kemudian laju

pengeluaran air semakin berkurang. Kadar air pada saat laju pengeringan

berubah dari laju pengeringan tetap ke laju pengeringan menurun disebut titik

kritis (critical point). Laju pengeringan tetap terjadi pada awal proses

pengeringan produk biologi dengan kadar air lebih dari 70% basis basah. Laju

pengeringan menurun meliputi dua proses yaitu perpindahan air dari dalam

bahan ke permukaan dan perpindahan uap air dari permukaan bahan ke udara

di sekitarnya. Semakin besar luas permukaan yang dikeringkan dan semakin

Page 3: tipus dtp

besar selisih tekanan uap air permukaan dan udara maka laju pengeringan

semakin cepat (Harianto dkk, 2008).

H, Ghatrehsamani S. Dadashzadeh M dan Zomorodian A. Kinetics of Apricot

Thin Layer Drying in A Mixed and Inderect Mode Solar Dryer. 2012.

ISSN: 0975-3710 dan E-ISSN: 0975-9107, Vol. 4, No. 6.

Harianto dkk. 2008. Studi Teknik Pengeringan Gelatin Ikan dengan Alat

Pengering Kabinet. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan

Perikanan Vol. 3 No. 1

Prasetyo dkk. 2008. Pengaruh Waktu Pengeringan Dan Tempering Terhadap

Mutu Beras Pada Pengeringan Gabah Lapisan Tipis. Vol. 30 11, No.

1, 2008: 29 – 37

Suherman, 2012. Pengeringan Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa)

Menggunakan Pengering Rak Udara Resirkulasi. Jurnal Teknologi

Kimia dan Industri. Universitas Diponegoro Vol. 1, No. 1

Proses pengeringan yang dihasilkan oleh non-ekuilibrium

Kondisi antara tekanan uap air pada pengeringan

media dan di permukaan bahan yang akan dikeringkan.

Banyak mekanisme yang menjelaskan proses telah

diusulkan untuk menjelaskan migrasi air di dalam

produk biologi selama proses pengeringan, seperti:

difusi, aliran kapiler, variasi tekanan interior dan

kombinasi ini (SantamariA.

Perpindahan massa dalam sistem makanan atau kemasan umumnya dijelaskan menggunakan hukum Fick dengan koefisien perpindahan massa yang efektif, tetapi tidak ada metode standar untuk memperkirakan difusivitas. Nilai diterbitkan variabilitas besar

Page 4: tipus dtp

saat ini yang disebabkan oleh keragaman metode eksperimental dan kondisi eksperimental, dan karena produk variabilitas (struktur, komposisi) [4]. Selain itu, dalam makanan atau bahan kemasan, mekanisme yang berbeda transportasi air terjadi pada skala mikro. Mekanisme transportasi ini adalah gerakan cairan sebagai akibat dari tindakan kapiler, difusi cair sebagai akibat dari gradien konsentrasi, difusi uap di udara pori-pori diisi sebagai akibat dari gradien tekanan uap dan difusi cair pada pori-pori permukaan. Kontribusi relatif dari masing-masing mekanisme yang tercantum di atas untuk transfer kelembaban internal yang secara keseluruhan sulit untuk menentukan, yang mengarah ke penggunaan difusivitas kelembaban jelas atau efektif, yang seringkali merupakan fungsi kadar air (Romeria

Singkong (Manihot esculenta Crantz) tepung digunakan sebagai bahan utama

di beberapa produk renyah kering seperti keripik kentang dan kembung

ikal. Selain itu, bangsa-bangsa Asia dan Amerika Latin tertarik

dalam penggunaannya sebagai pengganti sebagian tepung terigu (Lopez et al., 2004;

Mohamed et al., 2006). Untuk konsumen, kerenyahan tinggi dari produk tersebut

menunjukkan tidak hanya kualitas yang baik tetapi juga kesegaran (Rohm,

1990). Sayangnya, beberapa hasil penelitian telah dilaporkan

penciptaan dan pelestarian kerenyahan tepung berbasis singkong

produk (Chang et al., 2000). Penelitian tersebut telah terutama

langka untuk sistem multi-komponen.

Penyerapan karakteristik singkong tepung-produk berbasis panggang

sangat penting untuk desain, pemodelan dan optimasi mereka

pengeringan, pengemasan, penyimpanan dan transportasi. Pengetahuan tentang serapan

isoterm juga penting untuk memprediksi sifat penyerapan kelembaban produk makanan yang sangat sensitif melalui model empiris.

Isoterm ini memberikan informasi tentang kelembaban mengikat

Kapasitas produk pada kelembaban relatif ditentukan, dan merupakan

alat yang berguna untuk menganalisis efek plasticizing kelembaban dan

efek pada sifat tekstur (Kulchan