Tinjauan Teori Penyakit Geriatri

18
1. Tinjauan Teori Penyakit Geriatri A. Pengertian Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lanjut usia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan psikososial yang menyertai kehidupan lanjut usia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lanjut usia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan psikososial yang menyertai kehidupan lanjut usia. Pembagian terhadap populasi berdasarkan usia lanjut meliputi tiga tingkatan menurut WHO yaitu : 1. Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun 2. Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun 3. Sangat tua (very old) dengan kisaran umur > dari 90 tahun (Walker and Edward, 2003). B. Ciri-ciri Geriatri Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien geriatri dan psikogeriatri, yaitu : 1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia. 2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerative seperti kanker, stroke, jantung dan kolestrol.

description

vgjvj

Transcript of Tinjauan Teori Penyakit Geriatri

1. Tinjauan Teori Penyakit GeriatriA. PengertianGeriatriadalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lanjut usia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan psikososial yang menyertai kehidupan lanjut usia. SementaraPsikogeriatriadalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lanjut usia yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan psikososial yang menyertai kehidupan lanjut usia.Pembagian terhadap populasi berdasarkan usia lanjut meliputi tiga tingkatan menurut WHO yaitu :1. Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun2. Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun3. Sangat tua (very old) dengan kisaran umur > dari 90 tahun(Walker and Edward, 2003).

B. Ciri-ciri GeriatriAda 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien geriatri dan psikogeriatri, yaitu :1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia.2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerative seperti kanker, stroke, jantung dan kolestrol.3. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila :a. Ketergantungan pada orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain)b. Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menjalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup, dan lain sebagainya4. Hal- hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan sehingga membawa lansia kearah kerusakan atau kemerosotan yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan penegak hokum, atau trauma psikis.C. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan LansiaAda beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia. Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut :1. Penurunan Kondisi FisikSetelah seseorang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya yang baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.2. Penurunan Fungsi dan Potensi SeksualPenurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti :a. Gangguan jantungb. Gangguan metabolisme, missal diabetes mellitusc. Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang.d. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan stereoid, tranquilier.e. Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain : Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia. Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta di perkuat oleh tradisi dan budaya. Kelelahan atau kebosanan karena kurang Variasi dalam kehidupannya. Pasangan hidup telah meninggal. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya cemas, depresi, pikun, dsb.3. Perubahan Aspek PsikososialPada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepabrikan lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat di bedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:a. Tipe kepribadian konstruktif (Construction personality), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.b. Tipe kepribadian mandiri (Independent personaliy), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak di isi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.c. Tipe kepribadian Tergantung (Dependent personality), pada tipe ini bisanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang di tinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedudukannya.d. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak di perhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.e. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate Personality), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu oleh orang lain atau cenderung susah dirinya.

D.MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI LANSIA

Dengan semakin bertambahnya usia, semakin banyak masalah yang dialami. Usia lanjut adalah usia yang sangat rentan terhadap berbagai masalah , bukan hanya masalah Kesehatan tapi juga masalah Sosial-Budaya, Ekonomi dan Psikologi. Adapun masalah-masalah tersebut yaitu :1.Kesehatan.

Pada umumnya disepakati bahwa kebugaran dan kesehatan mulai menurun pada usia setengah baya.Penyakit-penyakit degeneratif mulai menampakkan diri pada usia ini. Namun demikian kenyataan menunjukkan bahwa kebugaran dan kesehatan pada usia lanjut sangat bervariasi. Statistik menunjukkan bahwa usia lanjut yang sakit-sakitan hanyalah sekitar 15-25%, makin tua tentu presentase ini semakin besar. Demikian pula usia lanjut yang tidak lagi dapat melakukan "aktivitas sehari-hari" (Activities of Daily Living) hanya 5-15%, tergantung dari umur.Di samping faktor keturunan dan lingkungan, nampaknya perilaku (hidup sehat) mempunyai peran yang cukup besar. Perilaku hidup sehat harus dilakukan sebelum usia lanjut (bahkan jauh-jauh sebelumnya). Perilaku hidup sehat, terutama adalah perilaku individu, dilandasi oleh kesadaran, keimanan dan pengetahuan. Menjadi tua secara sehat (normal ageing, healthy ageing) bukanlah satu kemustahilan, tapi sesuatu yang bisa diusahakan dan diperjuangkan. Seyogyanya dianut paradigma, mencegah dan mengendalikan faktor-faktor risiko sebaik mungkin, kemudian menunda kesakitan dan cacat selama mungkin.2.SosialSecara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan mengalami perubahan-perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi seseorang yang menduduki jabatan atau pekerjaan formal. la akan merasa kehilangan semua perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti dihormati, diperhatikan dandiperlukan.Bagi orang-orang yang tidak mempunyai waktu atau tidak merasa perlu untuk bergaul di luar lingkungan pekerjaannya, perasaan kehilangan ini akan berdampak pada semangatnya, suasana hatinya dan kesehatannya. Di dalam keluarga, peranannya-pun mulai bergeser. Anak-anak sudah "jadi orang", mungkin sudah punya rumah sendiri, tempat tinggalnya mungkin jauh. Rumah jadi sepi, orangtua seperti tidak punya peran apa-apa lagi.

3.Ekonomi.Memasuki usia lanjut mungkin sekali akan berdampak kepada penghasilan. Bagi mereka yang menduduki jabatan formal, pegawai negeri atau ABRI, pensiun menyebabkan penghasilan berkurang dan hilangnya fasilitas dan kemudahan-kemudahan. Bagi para profesional, pensiun umumnya tidak terlalu menjadi masalah karena masih tetap dapat berkarya setelah pensiun. Namun bagi "non profesional" pensiun dapat menimbulkan goncangan ekonomi. Oleh karena itu, pensiun seyogyanya dihadapi dengan persiapan-persiapan untuk alih profesi dengan latihan-latihan keterampilan dan menambah ilmu, baik dengan pengembangan hobi maupun pendidikan formal.Bagi mereka yang mencari nafkah melalui sektor nonformal, seperti petani, pedagang dan sebagainya, memasuki usia lanjut umumnya tidak akan banyak berdampak pada penghasilannya, sejauh kebugarannya tidak terlalu cepat mengalami kemunduran dan kesehatannya tidak terganggu. Terganggunya kesehatan berdampak seperti pisau bermata dua. Pada sisi yang satu menjadi kendala:Untuk mencari nafkah, pada sisi lain menambah beban pengeluaran. Oleh karena itu, jaminan hari tua, asuransi kesehatan, tabungan, dan sebagainya akan sangat membantu pada kondisi ini.

4.Psikologi.Masalah-masalah kesehatan, sosial dan ekonomi, sendiri-sendiri atau bersama-sama secara kumulatif dapat berdampak negatif secara psikologis. Hal-hal tersebut dapat menjadistresor,yang kalau tidak dicerna dengan baik akan menimbulkan masalah atau menimbulkanstresdalam berbagai manifestasinya. Sikap mental seseorang sendiri dapat menimbulkan masalah. Usia kronologis memang tidak dapat dicegah, namun penuaan secara biologis dapat diperlambat. Rambut yang memutih, kulit yang mulai keriput, langkah yang tidak lincah lagi dan sebagainya, harus diterima dengan ikhlas. Namun janganlah penuaan secara psikologis terjadi lebih cepat daripada usia kronologis. Untuk itu diperlukan sikap mental yang positif terhadap proses penuaan.Menua tidak harus sakit-sakitan, juga tidak harus loyo dan jompo. Kehidupan spiritual mempunyai peran yang sangat penting. Seseorang yang mensyukuri nikmat umurnya, tentu akan memelihara umurnya dan mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti kata sebuah hadis : "sebaik-baik manusia adalah yang umurnya panjang dan baik amal perbuatannya". Kalau mensyukuri nikmat sehat, maka akan memelihara kesehatan kita sebaik-baiknya. Kalau silaturachmi itu memperpanjang umur, kita sebaiknya memelihara kehidupan sosial selama mungkin.

E.USIA LANJUT SEHAT DAN CIRI-CIRINYA

Usia lanjut sehat adalah usia lanjut yang dapat mempertahankan kondisi fisik dan mental yang optimal serta tetap melakukan aktivitas sosial dan produktif. Di Indonesia batasan usia lanjut yang tercantum dalam Undang-undang No.12/1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut adalah sebagai berikut : Usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Depsos,1999); batasan ini sama dengan yang dikemukakan oleh Burnside dkk.Adapun Ciri-ciri usia lanjut sehat adalah :oMemiliki tingkat kepuasan hidup yang relatif tinggi karena merasa hidupnya bermakna, mampu menerima kegagalan yang dialaminya sebagai bagian dari hidupnya yang tidak perlu disesali dan justru mengandung hikmah yang berguna bagi hidupnya.oMemiliki integritas pribadi yang baik, berupa konsep diri yang tepat dan terdorong untuk terus memanfaatkan potensi yang dimilikinya.oMampu mempertahankan sistem dukungan sosial yang berarti, berada di antara orang-orang yang memiliki kedekatan emosi dengannya, yang memberi perhatian dan kasih sayang yang membuat dirinya masih diperlukan dan dicintai.oMemiliki kesehatan fisik dan mental yang baik, didukung oleh kemampuan melakukan kebiasaan dan gaya hidup yang sehat.oMemiliki keamanan finansial, yang memungkinkan hidup mandiri, tidak menjadi beban orang lain, minimal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.oPengendalian pribadi atas kehidupan sendiri, sehingga dapat menentukan nasibnya sendiri, tidak tergantung pada orang lain. Hal ini dapat menjaga kestabilan harga dirinya.

F.UPAYA KESEHATAN PADA LANSIA

Untuk mencapai usia lanjut sehat, tua berguna, bahagia dan sejahtera ialah dengan mengaktifkan fisik, mental dan sosial ditujukan pada usia 45-59 tahun. Banyak hal yang harus dilakukan baik dari lansia itu sendiri atau dari petugas kesehatan maupun dari pihak keluarga lansia. Pelayanan dari petugas kesehatan sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu :1.PromosiPeran petugas kesehatan sebagai penyuluh bagi individu yang berada pada usia pertengahan (middle adult) antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut :oMendapatkan data-data yang berkaitan dengan keadaan saal itu, minimal diketahui berat dan tinggi badan, denyut nadi, tekanan darah, keluhan fisik dan penyakit yang diderita.oMendapatkan data mengenai pola dan cara hidup mereka,Mendapatkan data-data kondisi psikologis, yang mungkin tertampil dalam keluhan fisik yang diungkapkan.Berdasarkan data-data tersebut petugas kesehatan memberikan informasi dan penyuluhan pada keluarga dan masyarakat tentang hal-hal yang perlu diketahui tentang usia lanjut. Bila ada masalah fisik dan psikologis yang memerlukan penanganan lebih lanjut, petugas kesehatan perlu memberikan rujukan pada ahli sesuai dengan kondisi dan keperluan usia lanjut. Petugas kesehatan dapat melakukan tindakan-tindakan promotif yang bersifat preventif sebagai berikut :Mensosialisasikan tentang persiapan sebelum memasuki usia lanjut sebagai berikut :oMenjadi tua diterima dengan ikhlas dan realistis.oMenjadi tua dihadapi dengan sikap mental yang positif dan optimistik.oBerperilaku hidup sehat, mencegah penyakit dan tetap memelihara kebugaran.oMembangun, membina, dan memelihaia hubungan sosial.oMeningkatkan terus ilmu dan keterampilan sebagai bekal menjalani hidup yang bermanfaat sosial ataupun ekonomi.oApa yang telah terjadi diterima sebagai takdir.oTetap aktif, jasmani dan rohani, sebab kehidupan yang "pasif' akan mempercepat proses penuaan.oBerusaha menjadi subyek selama mungkin dalam kehidupan.oMeningkatkan kehidupan spiritual dengan mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa.Untuk membantu mengatasi, mengurangi perasaan yang negatif, maka petugas kesehatan sebaiknya berperilaku sebagai berikut :oBersikap ramah, lembut dan sabar mengahadapi usai lanjut.oMau mendenganr keluhan.oMau membantu dan melayani keperluannya.oMau meberikan informasi yang membuatnya merasa tenang.oMau memberikan dorongan, bujukan, petunjuk dan saran yang membesarkan hatinya.oMau memahami dan dapat menghayati perasaannya serta bersikap menerima apa adanya.2.Prevensia.Meningkatkan Pengertian dan Perhatian Petugas KesehatanDiharapkan agar petugas kesehatan dalam melaksanakan kegiatan pelayanannya pada usia lanjut tidak hanya memperhatikan keluhan-keluhan yang dikemukakan oleh meraka tapi juga mempertimbangkan adanya faktor-faktor- lain yang mendasari keluhan tersebut seperti masalah psikologis, sosial, budaya atau kemungkinan adanya masalah mental emosional. Tersedianya loket khusus dan sarana lainnya di fasilitas pelayanan kesehatan bagi usia lanjut merupakan hal yang perlu diperhatikan terutama bagi usia lanjut dengan alat bantu seperti kursi roda. Penanganan secara holisitik dengan sikap yang ramah, sopan dan hormat merupakan pelayanan yang diidamkan oleh usia lanjut.b.Mensosialisasikan Usia Lanjut SejahteraYang dimaksud dengan sejahtera adalah terpenuhinya kebutuhan lahir dan batin. Kebutuhan batin disebut juga "basic needs" bersifat immaterial dan universal, kebutuhan lahir disebut juga "instrumental need" bersifat material dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. Menurut Abraham H. Maslow kebutuhan manusia, dari jenjang yang paling rendah hingga jenjang yang paling tinggi adalah kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial penghargaan dan aktualisasi diri. Kesejahteraan usia lanjut, pada dasamya menjadi "concern" para pralanjut usia atau usia lanjut sendiri, keluarga/masyarakat,organis asiorganisasi masyarakat dan pemerintah. Oleh karena masalahnya menyangkut banyak pihak, perlu ada landasan berpijak yang disepakati bersama.c.Paradigma Usia Lanjut Sejahtera, terdiri dari lima butir sebagai berikut1. Positif, Menanamkan pengertian dan membangkitkan kesadaran bahwa :oMenjadi tua tidak perlu diikuti oleh sakit-sakitan, tapi dapat terjadi secara normal.oTua tidak identik dengan "pensiunan" puma segalanya dan tidak berguna, tetapi tetap dapat menjadi anggota masyarakat yang dapat memberikan sumbangan kepada kehidupan dan pembangunan.2. Proaktif, Menjemput persoalan dan mengambil langkah antisipasi supaya masalah yang tidak dikehendaki tidak menjadi kenyataan :oBerperilaku sehat, meningkatkan kebugaran, mencegah penyakit dan kecacatan.oKebiasaan menabung untuk hari tua.oSistem pensiunan dan jaminan hari tua.oMeningkatkan ilmu dan keterampilan.oMenjalin dan membina jaripgan sosial.oMeningkatkan kehidupan spiritual dan mendekatkan diri kepada Yang Maha Pencipta.3. Non Diskriminasi, Tidak mengucilkan atau mengotakkan usia lanjut hanya karena usianya, tetapi tetap menganggap sebagai bagian integral dari satu masyarakat yang hak dan kewajibannya dinilai atas dasar kemampuan dan kondisi serta keterbatasannya.4. Akomodatif/Kondusif, Tetap memberikan peluang dan kesempatan untuk bekerja mencari nafkah atau melakukan kegiatan-kegiatan secara sukarela, serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sesuai keinginan dan kemampuannya. Memberikan peluang, dorongan dan kesempatan untuk menambah ilmu serta keterampilan untuk meningkatkan perannya, baik secara ekonomi maupun sosial. Memberi suasana dan semangat untuk menjalani hidup yang bermanfaat.5. Supportif, Memberikan dukungan, bantuan maupun pelayanan untuk meningkatkan kesejahteraannya, serta memberikan santunan maupun perawatan bagi mereka yang sakit dan tidak berdaya.d. Mencapai Usia Lanjut Sehat, Tua Berguna, Bahagia dan SejahteraMerupakan kendala yang cukup besar karena usia lanjut mempunyai ciri khas tersendiri dan akibat proses penuaan usia lanjut sulit untuk menerima perubahan-perubahan yang cepat. Di lain pihak pelayanan kesehatan, masalah gizi dan kesehatan lingkungan berjalan lebih baik, yang memungkinkan usia penduduk cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu perlu diterapkan suatu program terpadu yang dilaksanakan sedini mungkin untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat menimbulkan permasalahan pada usia lanjut agar dapat mencapai usia lajut yang sehat, tua berguna, bahagia dan sejahtera.

BAB IIIPENUTUP

A.KesimpulanProses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun social yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lanjut usia.Di Indonesia batasan usia lanjut yang tercantum dalam Undang-undang No.12/1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut adalah sebagai berikut : Usia lanjut adalah seorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Depsos,1999); batasan ini sama dengan yang dikemukakan oleh Burnside dkk. Proses penuaan pada seseorang sebenarnya sudah mulai terjadi sejak pembuahan/konsepsi dan berlangsung sampai-pada saat kematian.Menurut pasal 1 UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Usia Lajut bahwa yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenteraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila.Kesejahteraan ini hanya dapat tercapai jika ada jaminan sosial terutama dalam bentuk pensiun, asuransi pensiun dan asuransi kesehatan dari pemerintah ataupun swasta, jaminan dari anak-anaknya atau keluarganya atau yang bersangkutan sendiri. Usia Lanjut Potensial adalah usia lanjut yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa.

B.SaranManusia yang telah memasuki usia lanjut tidak bisa berdiri sendir, membutuhkan bantuan dari berbagai pihak tertutama pihak keluarga tapi tidak menutup kemungkinan membutuhkan bantuan dari pemerintah terutama dalam pelayanan kesehatan. Bagi keluarga lebih memperhatikan kesehatan orang tua yang telah memasuki usia lanjut karena semakin berkurangnya umur mereka semakin banyak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat.Bagi pemerintah lebih memperhatikan masyarakat yang telah memasuki usia lanjut dengan memberikan jaminan kesehatan bagi Lansia terutama bagi veteran-veteran perang yang tidak diperhatikan.