TINJAUAN PUSTAKA Penelitian...

38
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas oleh penulis karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi karena obyek, periode waktu dan alat analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Penelitian pertama yaitu jurnal yang dilakukan oleh Kharisma, Fakultas Administrasi Bisnis dan Keuangan, Institu Manajemen Telkom (2012) yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non Performing Finance (NPF) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah”. Variabel yang digunakan yaitu dana pihak ketiga, Non Performing Finance (NPF), dan Return On Asset (ROA). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dana pihak ketiga dan NPF terhadap profitabilitas perbankan syariah. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah metode regresi linear berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA Penelitian...

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas oleh

penulis karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian

sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi karena obyek,

periode waktu dan alat analisis yang digunakan berbeda maka terdapat

banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi

untuk saling melengkapi.

Penelitian pertama yaitu jurnal yang dilakukan oleh Kharisma,

Fakultas Administrasi Bisnis dan Keuangan, Institu Manajemen Telkom

(2012) yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non

Performing Finance (NPF) terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah”.

Variabel yang digunakan yaitu dana pihak ketiga, Non Performing

Finance (NPF), dan Return On Asset (ROA). Penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh dana pihak ketiga dan NPF terhadap

profitabilitas perbankan syariah. Dalam penelitian ini teknik analisis

yang digunakan adalah metode regresi linear berganda. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh positif

terhadap profitabilitas, sedangkan NPF tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

16

Penelitian kedua yaitu jurnal yang dilakukan oleh Pramuka, Jurusan

Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik (JAMBSP),

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (2010) yang berjudul

“Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Profitabilitas Bank

Umum Syariah”. Variabel yang digunakan adalah Return On Asset

(ROA), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing

Financing (NPF). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

gambaran yang lengkap tentang faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi tingkat laba bank khususnya Bank Syariah. Teknis

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa volume pembiayaan

(FDR) dan risiko pembiayaan (NPF) secara bersama-sama berpengaruh

signifikasn terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah. Secara

parsial, FDR mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) bank umum syariah, sedangkan NPF mempunya

pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) bank

umum syariah.

Penelitian ketiga yaitu jurnal yang dilakukan oleh Adyani dan

Sampurno (2011) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”. Variabel yang digunakan yaitu

Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR). Penelitian ini

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

17

bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan rasio keuangan dalam

memprediksi tingkat profitabilitas pada bank umum syariah. Teknik

analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknin analisis regresi

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR dan FDR

tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank.

Sedangkan NPF dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas (ROA) bank. Secara stimultan dari hasil penelitian juga

dapat disimpulkan bahwa CAR, NPF, BOPO, dan FDR secara bersama-

sama berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank.

Relevansi pertama antara penelitian yang dilakukan oleh Kharisma

(2012) dengan penelitian ini yaitu terdapat kesamaan variabel yang

digunakan peneliti, namun penelitian yang dilakukan Kharisma (2012)

dilakukan di perbankan syariah. Sedangkan penelitian ini dilakukan

pada sebelas Bank Umum Syariah di Indonesia dengan periode tahun

2012-2016.

Relevansi kedua antara penelitian yang dilakukan oleh Pramuka

(2010) dengan penelitian ini yaitu terdapat kesamaan variabel yang

digunakan peneliti, namun judul yang diambil oleh Pramuka (2010)

adalah “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Profitabilitas

Bank Umum Syariah”. Sedangkan penelitian ini judul yang diambil

“Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing

Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di

Indonesia”.

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

18

Relevansi ketigaantara penelitian yang dilakukan Adyani dan

Sampurno (2011) dengan penelitian ini yaitu terdapat perbedaan pada

judul yang diambil dan variabel yang digunakan peneliti. Judul yang

diambil oleh Adyani dan Sampurno (2011) adalah “Analisi Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)” dan variabel yang

digunakan adalah Return On Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio (FDR).

Sedangkan penelitian ini diambil judul diambil “Pengaruh Financing to

Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap

Return On Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia” dan variabel yang

digunakan Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing

Financing (NPF) dan Return On Asset (ROA).

2.2 Perbankan

2.2.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang

perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.18 Bank bertujua

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dan meningkatkan

pemerataan pembanggunan dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi

18 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005. h. 23.

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

19

dan mendorong stabilitas nasional dengan meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak. Di Indonesia menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum

dan Bank Perkreditan Rakyat.19

2.2.2 Pengertian Bank Syariah

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Bank Sysriah adalah

Bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 3 Undang-undang No.

10 tahun 1998 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan

hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana

atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan

sesuai dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi

hasil (mudharabah), pembiayaa berdasarkan prinsip penyertaan modal

(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan

(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa

murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain

(ijarah wa iqtina).

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, Bank Syariah didefinisikan sebagai bank yang

menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

19 Muhammad Nadratuzzaman, Produk Keuangan Islam di Indonesia dan Malaysia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013. h. 5-6.

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

20

menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah.

2.2.3 Prinsip-Prinsip Bank Syariah

Dalam menjalankan aktifitasnya bank syariah harus menganut

prinsip-prinsip sebagai berikut:20

1. Menghindari unsur riba

2. Menggunakan prinsip bagi hasil

3. Menghindari unsur ketidakpastian

4. Menghindari unsur gambling atau judi

Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah salah satunya

terdapat dalam akad yang digunakan, sehingga dalam perbankan syariah

terjadi produk syariah. Konsep dasar inilah yang mendasari produk-

produk lembaga keuangan syariah, yaitu:21

1. Prinsip Simpanan Murni (Al-Wadiah)

Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan

oleh bank Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang

berlebihan dana untuk menyimpan dananya. Al-Wadiah diberikan

untuk tujuan investasi guna mendapatkan keuntungan seperti halnya

tabungan dan deposito. Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional

No. 01/DSN-MUI/IV/2000, landasan hukum al-wadiah diantaranya

sebagai berikut:

20 Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah, Yogyakarta: Graham Ilmu, 2012, h. 55. 21 Muhammad, Akuntansi Syariah, Teori dan Praktik Untuk Perbankan Syariah, Edisi Pertama, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2013. h.178-194.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

21

Firman Allah QS. An-Nisa’ [4]: 29:

م ك ن يـ م بـ ك وال م وا أ ل ك وا لا ن ين آم ا الذ ه يـ أ

م ولا ك ن اض م ر ن تـ كون تجارة ع ن ت لا أ ل إ اط ب ل

ا يم م رح ك ان ب ك ن ا م إ ك س ف نـ وا أ ل تـ ق تـ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara

kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa: 29).22

2. Bagi Hasil (Syirkah)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara

pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana,

seperti mudharabah dan musyarakah.

3. Prinsip Jual Beli (At-Tijarah)

Jual beli dilaksanakan karena adanya pemindahan

kepemilikan barang. Keuntungan bank disebutkan di depan dan

termasuk harga dari harga yang dijual, seperti murabahah, Salam

dan Istisna.

22 Tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-29

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

22

4. Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah akad pemindahan hal guna atau barang atau

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

5. Prinsip Fee atau Jasa (Al-Ajr Walumullah)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang

diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara

lain bank garansi, kliring, inkasi, jasa transfer. Secara syariah prinsip

ini didasarkan pada konsep al-ajr walumullah.

2.2.4 Konsep Anti Riba dalam Perbankan Syariah

Ciri khas ekonomi Islam adalah anti riba. Konsep ini menghapuskan

semua jenis riba dalam setiap transaksi, baik di sektor riil terlebih di

sektor keuangan. Riba adalah az-ziyadah yang artinya tambahan atau

kelebihan. Pengertian tambahan dalam konteks riba yaitu tambahan

uang atas pinjaman, baik tambahan itu berjumlah sedikit apalagi

berjumlah banyak. Para ulama fiqh yang juga mendiskusikan riba

sebagai kelebihan harta dalam suatu muamalah degan tidak ada imbalan

atau gantinya. Maksudnya adalah tambahan terhadap modal uang yang

timbul akibat transaksi utang piutang yang harus diberikan terutang

kepada pemilik uang pada saat utangnya jatuh tempo.

Perhitungan atas riba mengandung tiga unsur, pertama, tambahan

atas uang pokok, kedua, tarif tambahan yang sesuai dengan waktu,

ketiga, pembayaran sejumlah tambahan yangmenjadi syarat dalam

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

23

tawar menawar. Pengertian riba dalam bahasa yaitu tambahan dengan

maksud setiap penambahan yang diambil tanoa adanya satu transaksi

pengganti atau penyeimbang yag dibenarkan syariah, sedangkan secara

istilah riba adalah penambahan pada harta dalam akad tukar-menukar

tanpa adanya imbalan atau pengambilan tambahan dari harta pokok atau

modal secara batil. Transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu

transaksi bisnis komersial yang melegitimasi adanya penambahan

tersebut secara adil. Anti riba merupakan konsep yang diturunkan dari

Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW,23 seperti Firman Allah SWT:

د ن و ع رب لا يـ وال الناس ف م يربـو في أ ل ن ر م م ت يـ ا آتـ وم

م ولئك ه أ ف ه ا ون وج ريد اة ت ن زك م م ت يـ ا آتـ وم ا

فون ضع م ال

Artinya: “dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada

sisi Allah, dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu

maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat

23 Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Cetakan I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 h. 35-37.

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

24

demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”

(QS. Ar-Rum: 39)24

2.2.5 Laporan Keuangan Syariah

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan

keuangan berupa neraca dan perhitungan laba atau rugi berdasarkan

waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan

keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara

keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang

sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.

Laporan in juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu

periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen

dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan

kekuatan yang dimiliknya.25 Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu

bank, maka dapat dilihat laporan keuangan yang disajikan oleh suatu

bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan

kinerja bank selama periode tersebut.

Laporan ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen,

pemerintah, dan masyarakat sebagai nasabah bank, guna mengetahui

kondisi bank tersebut. Setiap laporan yang disajikan haruslah dibuat

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.26 Laporan keuangan

24 Tafsirq.com/30-ar-rum/ayat-39 25 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syari’ah, Jakarta: PT. Salemba Empat, 2005. h. 253. 26 Muhammad, Pengantar Akuntansi Syari’ah, Jakarta: PT. Salemba Empat, 2005. h. 281.

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

25

syariah sebagian besar tidak berbeda dengan lporan keuangan yang

berlaku umum di Indonesia, baik dari segi bentuk maupun unsurnya.27

2.2.6 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Syariah

Jenis-jenis laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut:28

1. Neraca

Laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal

tertentu, posisi keuangan yang dimaksudkan adalah posisi aktiva

(harta) dan pasiva suatu bank.

2. Laporan laba rugi

Laporan yang menggambarkan kinerj dan kegiatan usaha bank

syariah pada suatu periode tertentu yang meliputi pendapatan dan

beban yang timbul pada operasi utama bank dan operasi lainnya.

3. Laporan arus kas

Laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan

kegiatan bank, baik yng berpengaruh langsung maupun tidak

langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan

konsep kas selama periode laporan.

4. Laporan perubahan equitas

Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas bank yang

menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau

kekayaan selama periode pelaporan.

27 Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyah Modern, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2011. h. 77. 28 Dwi suwiknyo, Pengantar Akuntansi Syariah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

26

5. Laporan sumber dana zakat

Sumber dana zakat yang berasal dari eksternal dan internal entitas

ayriah, kebijakan penyaluran zakat terhadap masing-masing ansaf.

Dan proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima

zakat diklasifikasi atas pihak terkait.

6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan

Sumber dan penggunaan dana selama jangka waktu tertentu, serta

saldo dana kebajikan yang menunjukkan dan kebajikan yang belum

disalurkan pada tanggal tertentu.

7. Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan mencakup informasi yag diharuskan

dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-

pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian

laporan-laporan keuangan secara wajar.

2.2.7 Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah suatu kajian yang melihat perbandingan

jumlah-jumlah yang terdapat pada laporan keuangan dengan

mempergunakan formula-formula yang dianggap representatif untuk

diterapkan.29 Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi

kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar. Rasio-

rasio keuangan dapat digolongkan menjadi enak jenis:30

29 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab, Bandung : Alfabeta, 2012, hlm 49. 30 Brigham Houston, Manajemen Keuangan, edisi delapan, Jakarta: Erlangga,2001. h. 264.

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

27

1. Rasio Likuiditas, rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan

dalam menilai kinerja suatu bank yaitu: Cash Ratio, Reserve

Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Assets Ratio, Rasio

kewajiban bersih call money.

2. Rasio Solvebilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur hingga

sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Beberapa rasionya

yaitu: Capital Adequacy Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio, Long

Term Debt to Assets Ratio.

3. Rasio Aktivitas, rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

efektif perusahaan menggunakan sumberdayanya.

4. Rasio Profitabilitas, rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas manajemen dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap

penjualan dan investasi perusahaan. analisis rasio rentabilitas suatu

bank pada bab ini antara lain Return On Assets, Financing to Deposit

Ratio, Non Performing Financing.

5. Rasio Pertumbuhan, rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di

dalam pertumbuhan ekonomi dan industri.

6. Rasio Penilaian, rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui

pengeluaran biaya investasi. Rasio penilaian (valuation ratio)

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

28

merupakan ukuran yang paling lengkap tentang prestasi perusahaan,

karena mencerminkan rasio resiko (dua rasio pertama) dan rasio

pengembalian (tiga berikutnya). Rasio penilaian sangat penting oleh

karena rasio tersebut berkaitan langsung dengan tujuan

memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang

saham.

2.2.8 Kinerja Keuangan Perbankan

Kamus besar bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja adalah

sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. Kinerja keuangan

dapat diukur dengan efisien, sedangkan efisien bisa diartikan rasio

perbandingan antara masukan dan keluaran.

Kinerja keuangan merupakan suatu ukuran keberhasilan kegiatan

finansial yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode satu tahun.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja

keuangan adalah informasi keuangan, selain digunakan pihak intern

juga digunakan oleh pihak luar perusahaan. Informasi keuangan yang

ditunjukkan ke pihak luar perusahaan umumnya disajikan dalam bentuk

laporan keuangan.31

2.2.9 Profitabilitas

Profitabilitas adalah hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh

manajemen. Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat

31 Parju, Manajemen Keuangan, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, h. 6.

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

29

keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola

perusahaan.32 Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui

berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan

diperbandingkan satu dengan lainnya.

Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan

kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan profitabilitas. Sebagai

salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting

untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya scara

efisien, karena efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan

laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut dengan kata lain adalah menghitung profitabilitas.

Menjaga tingkat profitabilitas merupakan hal yang penting bagi

bank karena profitabilitas yang tinggi merupakan tujuan setiap bank.

Jika dilihat dari perkembangan rasio profitabilitas menunjukkan suatu

peningkatan hal tersebut menunjukkan kinerja bank efisien.

Analisis rasio profitabilitas ini menggunakan Return On Asset

(ROA). Alasan penggunaan Return On Asset (ROA) dikarenakan BI

sebagai pembina dan pengawas perbankan yang lebih mementingkan

aset yang dananya berasal dari masyarakat. Disamping itu Return On

Asset (ROA) merupakan metode pengukuran yang obyektif yang

didasarkan pada data akuntansi yang tersedia dan besarnya Return On

32 Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi, Cetakan Ketujuh, Ekoisia, Yogyakarta, 2009. h.222.

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

30

Asset (ROA) dapat mencerminkan hasil dari serangkaian kebijakan

perusahaan terutama perbankan.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

ROA =

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin

besar Return On Asset (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi

bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Perhitungan Return On Asset (ROA) terdri dari:

1. EBT

EBT adalah laba perusahaan (bank) sebelum dikurangi pajak

2. Total Aktiva

Merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank terdiri

dari:

a. Aktiva lancar

b. Aktiva tetap

Berdasarkan ketentuan BI, maka standar Return On Asset (ROA)

yang baik adalah sekitar 1,5%.

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

31

Penilaian profitabilitas bank idasarkan pada posisi laba/rugi menurut

pembukuan, perkembangan laba/rugi dalam tiga tahun terakhir, dan

laba/rugi yang diperkirakan. Masing-masing faktor tersebut ditetapkan

ukuran sebagai berikut:

1. Ditinjau dari posisi laba/rugi menurut pembukuan, profitabilitas

bank dinilai:

a. Sehat apabila laba atau break event point.

b. Cukup sehat apabila rugi yang besarnya tidak melebihi 5%

dari jumlah modal yang disetor.

c. Kurang sehat apabila rugi lebih dari 5% dari jumlah modal

yang disetor tetapi tidak melebihi 25%.

d. Tidak sehat apabila rugi yang besarnya lebih dari 25% dari

jumlah modal yang disetor.

2. Ditinjau dari rata-rata dan perkembangannya selama tiga tahun

terakhir, profitabilitas bank dinilai:

a. Sehat apabila selalu laba atau rata-rata laba dengan trend

membaik, dengan catatan pada tahun buku kedua dan atau

ketiga laba.

b. Cukup sehat apabila rata-rata laba dengan trend memburuk

dengan catatan dalam tahun buku kedua dan atau ketida rugi.

c. Kurang sehat apabila rata-rata rugi dengan trend membaik,

dengan catatan setiap tahin kerugian berkurang atau dalam

tahun buku kedua dan atau ketiga menunjukkan laba.

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

32

d. Tidak sehat apabila menunjukkan angka rata-rata rugi

dengan trend konstan atau memburuk.

3. Ditinjau dari laba/rugi yang diperkirakan, profitabilitas bank

dinilai:

a. Sehat apabila laba/rugi yang diperkirakan menunjukkan laba.

b. Cukup sehat apabila laba/rugi yang diperkirakan pada bulan

penilaian menunjukkan break event point atau rugi dalam

jumlah sama atau lenih kecil dari rata-rata laba yang telah

diperoleh pada bulan-bulan sebelumnya.

Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi dan stabil

cenderung bebas dari praktik perataan laba karena manajer sudah

merasa percaya diri dengan kinerjanya yang diukur dari laba yang

dihasilkan perusahaan, sedangkan perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang rendah, cenderung terbuka kemungkinan adanya

praktik perataan laba karena apabila perusahaan memiliki tingkat

profitabilitas rendah maka kinerja manajer akan dipertanyakan oleh

pemilik perusahaan dan eksistensi di mata masyarakat pun akan

diragukan, hal ini akan berdampak pula pada keputusan investasi oleh

para investor.33

33 Rahmat Barokah, Pengaruh tingkat Profitabilitas, leverage, dan proporsi jumlah komisaris independen terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nahdlatul Ulama, 2011. Jepara, h:22.

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

33

Kinerja keuangan perusahaan (bank) dari sisi manajemen,

mengharapkan lebih bersih sebelum pajak (earning before tax) yang

tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible

perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan.

Sehingga EBT perusahaan akan meningkat apabila kinerja keuangan

perusahaan meningkat. Pencapaian laba merupakan indikator yang

dominan karena hasil akhir kinerja operasi usaha selalu mengarah pada

EBT. Karena EBT merupakan nilai rupiah dan masing-masing

perusahaan (bank) berbeda dalam jumlah modal maka besar EBT tidak

bisa menunjukkan kinerja laba sehingga perlu dipakai indikator lain,

dalam penelitia ini digunakan Return On Asset (ROA).

2.3 Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah salah satu yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan. 34 Return On Asset (ROA)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank

dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar Return On

Asset (ROA), semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.

Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja

keuangan perbankan karena Return On Asset (ROA) digunakan untuk

34 Robbet Ang, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Jakarta : Media Soft Indonesia, 1997, h. 18.

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

34

mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.

Adapun rumus yang digunakan untuk ROA sebagai berikut:35

ROA =

1. Keunggulan Return On Asset (ROA)

a. Return On Asset (ROA) merupakan pengukuran yang

komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan

keuangan yang tercermin dari rasio ini.

b. Return On Asset (ROA) mudah dihitung, dipahami, dan sangat

berarti dalam nilai absolut.

c. Return On Asset (ROA) merupakan denominator yang dapat

diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab

terhadap profitabilitas dan unit usaha.

2. Kelemahan Return On Asset (ROA)

Pengukuran kinerja dengan menggunakan Return On Asset

(ROA) membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk

melewatkan proyek-proyek yang menurunkan divisional Return On

Asset (ROA), meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat

meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

35 Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 hal. 1, http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Contents/Perbankan-2004.aspx, di akses pada tanggal 22 Maret 2017, Jam 17.32

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

35

Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka

pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

Sebuah proyek dalam Return On Asset (ROA) dapat

meningkatkan tujuan jangka pendek, etapi proyek tersebut

memppunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang

berupa pemutusan bahan baku yang relatif murh sehingga

menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.

Kelemahan utama pada pengukuran akuntansi tradisional

seperti Return On Asset (ROA) sebagai pengukur penciptaan nilai

adalah mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk

mengetahui apakah suatu perusahaan telah menciptakan nilai atau

tidak.

Sebagaimana lembaga-lembaga keuangan lainnya, profit

adalah salah satu bagian dari tujuan didirikannya suatu usaha,

termasuk perbankan syariah didalamnya. Namun berbeda dengan

bank konvensional, dalam meraih profit bank syariah diharuskan

memperhatikan kepedulian sosial dan keadilan dalam kegiatan

operasionalnya, sehingga tetap sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.

Oleh karena itu, dalam operasinya bank syariah tidak menerapkan

sistem unga seperti bank konvensional tetapi menerapkan sistem

bagi hasil. Hal ini sesuai dengan fatwa MUI tanggal 6 Desember

2003 yang menggolongkan bunga bank termasuk riba dan menurut

Al-Qur’an riba itu haram.

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

36

2.4 Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) mencerminkan kemampuan bank

dalam menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan modal.36

Dana pembiayaan adalah dana yang dibutuhkan untuk meggerakkan

sektor riil dan diharapkan mampu untuk memicu pertumuhan ekonomi.

Begitu pula sebaliknya, bisa dana Financing to Deposit Ratio (FDR)

bank syariah tidak dapat disalurkan dengan baik maka dampaknya selain

penggerakkan sektor riil terhambat, juga mengakibatkan dana

masyarakat tersebut menganggur dan dapat mempengaruhi

berkurangnya jumlah uang beredar.

Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan sejauh mana

kemampuan Bank Syariah dalam membayar kembali penarikan dana

yang telah dilakukannya kepada nasabah deposan. Pembayaran yang

dilakukan oleh Bank Syariah kepada nasabah deposan dilakukan dengan

mengandalkan pembiayaan yang telah diberikan oleh Bank Syariah

tersebut. Dengan kata lain, Financing to Deposit Ratio (FDR) ini

digunkana untuk melihat seberapa jauh pembiayaan kepada nasabah

dapat mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi hutang jangka

pendeknya kepada nasabah deposan yang ingin menarik kembali

uangnya yang telah digunakan oleh bak untuk memberikan pembiayaan

36 Suryani, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Proftabilitas Perbankan di Indonesia, Jurnal Walisongo STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, Volume 19, No. 1, 2011, h. 24.

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

37

tersebut. Rasio ini juga digunakan untuk melihat kemampuan dan

kerawanan dari suatu Bank Syariah.

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang

menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit

dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank. Besarnya FDR yang

diijinkan adalah 80% < FDR < 110% artinya minimum FDR adalah 80%

dan maksimum FDR adalah 110%.

Adapun rumus yang digunakan untu FDR sebagai berikut:37

FDR =

Financing to Deposit Ratio (FDR) dihitung dari perbandingan antara

total pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga. Total

pembiayaan yang dimaksud adalah pembiayaan yang diberikan kepada

pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain). Dana pihak ketiga

yang dimaksud yaitu antara lain

a. Simpanan Giro

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21

Tahun 2008, giro adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau

akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

bilyet gito, sarana pemerintah pembayaran lainnya, atau dengan

37 Lampiran 1d Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 hal. 2, http://www.bi.go.id/id/peraturan/arsip-peraturan/Contents/Perbankan-2004.aspx, di akses pada tanggal 22 Maret 2017, Jam 17.32.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

38

perintah pembindahbukuan. Giro ada dua jenis: 1. Giro yang tidak

dibenarkan secara syariah yang berdasarkan perhitungan bunga; 2.

Giro yang dibenarkan secara syariah yaitu giro yang berdasarkan

prinsip mudharabah dan wadi’ah.

b. Simpanan Tabungan

Dalam Undang0Undang Perbankan Syariah Nomor 21

Tahun 2008, yang dimaksud tabungan adalah simpanan berdasarkan

akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah

atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya dapat dilakukan dengan menurut syarat dan ketentuan

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet

giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan alat itu.

Tabungan terdiri dari dua jenis: 1. Tabungan yang tidak dibenarkan

secara syariah yaitu tabungan yang berdasarkan berhitungan bunga;

2. Tabungan yang dibenarkan secara syariah yaitu tabungan yang

berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

c. Simpanan Deposito

Pengertian deposito menurut Undang-Undang Perbankan

Syariah Nomor 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan

akad mudharabah atau akad lain yang tida bertentangan dengan

prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan

bank syariah dan/atau UUS. Deposito ada dua jenis: 1. Deposito

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

39

yang tidak dibenarkan secara syariah yaitu deposito yang

berdasarkan perhitungan bunga; 2. Deposito yang dibenarkan secara

syariah yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan

wadi’ah.

Secara garis besar sumber-sumber dana bank adalah:

a. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.

b. Dana yang bersumber dari lembaga lain.

c. Dana yang bersumber dari masyarakat luas.

Dana yang berasal dari masyarakat luas adalah dana pihak ketiga

yang dititipkan pada bank. Pada umumnya motivasi utama orang

menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka

dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya

sewaktu-waktu.

Pencarian dana dari masyarakat luas ini relatif paling mudah

dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya karena mudah

didapatkan dan tidak terbatas asalkan bank bisa memberikan bunga

yang relatif lebih tinggi dan dapat memberikan fasilitas menarik

lainnya seperti hadian dan pelayanan yang memuaskan. Kerugian

dari sumber ini yaitu biaya bunga maupun biaya promosi relatif

lebih mahal bila dibandingkan dari sana bank itu sendiri.

2.5 Non Performing Financing (NPF)

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing Loan (NPL) atau

Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang terdiri

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

40

dari kredit yang berklasifikasi lancar, dapat perhatian khusus, kurang

lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank

umum, sedangkan NPF untuk bank syariah. Kredit dalam hal ini adalah

kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan tidak termasuk kredit

kepada bank lain. Sedangkan kredit bermasalah adalah kredit dengan

kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

Yang dimaksud dengan Non Performing Financing (NPF) atau

pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang dalam

pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yag diinginkan

pihak bank seperti: pengembalian pokok atau bagi hasil yang

bermasalah; pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko

di kemudian hari bagi bank; pembiayaan yang termasuk golongan

perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan lancar yang

berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian.

Status Non Performing Financing (NPF) pada prinsipnya

didasarkan pada ketepatan waktu bagi nasabah untuk membayarkan

kewajiban, baik berupa bunga maupun pengembalian pokok pinjaman.

Proses pemberian dan pengelolaan kredit yang baik diharapkan dapat

menekan Non Performing Financing (NPF) sekecil mungkin, dengan

kata lain tingginya Non Performing Financing (NPF) sangat

dipengaruhi oleh kemampuan bank-bank syariah dalam menjalankan

proses pemberian kredit dengan baik maupun dalam hal pengelolaan

kredit, termasuk tindakan pemantauan (monitoring) setelah kredit

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

41

disalurkan dan tindakan pengendalian bila terdapat indikasi

penyimpangan kredit maupun indikasi gagal bayar.

2.5.1 Penilaian Keshatan Pembiayaan Bermasalah

Besarnya Non Performing Financing (NPF) yang diperbolehkan

di Bank Indonesia adalah 5% jika melebihi 5% akan mempengaruhi

penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan

mengurangi nilai skor yang diperoleh. Kredit atau pembayaan yang

tergolong non lancara yaitu dengan kualitas kurang lancar,

diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang

kualitas aktiva produktif. Tindakan pengendalian bila terdapat

indikasi penyimpangan pembiayaan maupun indikasi gagal bayar.

Besarnya nilai Non Performing Financing (NPF) dapat dihitung

dengan rumus:38

NPF =

Standar terbaik Non Performing Financing (NPF) menurut Bank

Indonesia adalah bila Non Performing Financing (NPF) berada di

bawah 5%, variabel ini mempunyai bobot 20% dengan nilai Non

Performing Financing (NPF) ditentukan sebagai berikut:39

Lebih dari 8%, skor nilai = 0

38 Lampiran 1b Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei 2004 hal. 17) di akses pada tanggal 22 Maret 2017 Jam 17.32. 39 Muh. Sabir M. Muhammad Ali dan Abd. Hamid Habbe, Pengaruh Rasio Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia, Jurnal Analisis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Makassar, Volume 1, 2012.

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

42

Antara 5% - 8%, skor nilai = 80

Antara 3% - 5%, skor nilai = 90

Kurang dari 3%, skor nilai = 100

Bila resiko pembiayaan meningkat, margin akan meningkat

pula. Sementara itu, dalam ekonomi Islam sektor perbankan tidak

mengenal instrumen bunga, sistem keuangan Islam menerapkan

sistem pembagian keuntungan dan kerugian, bukan kepada tingkat

bunga yang telah menetapkan tingkat keuntungan di muka.

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

43

2.5.2 Perhitungan Non Performing Financing (NPF)

Tabel 2.1 Perhitungan Non Performing Financing (NPF) Berdasarkan Kemampuan

Bayar Nasabah (Debitur) di Bank Syariah

Jenis Pembiayaan

Kategori yang Diperhitungkan dalam NPF Lancar Dapat

Perhatian Khusus

Kurang Lancar

Diragukan Macet

Murabahah, Istishna’,

Ijarah, Qard

Tunggakan kurang dari

1 bulan

Tunggakan belum

melampaui 90 hari

Tunggakan lebih dari 90 hari s.d 180 hari

Tunggakan lebih dari

180 hari s.d 270 hari

Tunggakan lebih dari 270 hari

Salam Jangka waktu belum

melampaui 15 hari kerja

Tunggakan belum

melampaui 90 hari

Telah jatuh tempo s.d

60 hari

Telah jatuh tempo s.d

90 hari

Lebih dari 90 hari

Mudharabah, Musyarakah

Tunggakan belum

melampaui 1 bulan

Tunggakan belum

melampaui 90 hari

Tunggakan s.d 90 hari realisasi

bagi hasil di atas 30% s.d 90%

dari proyek pendapatan

Tunggakan lebih dari 90 hari s.d 180 hari; realisasi

bagi hasil kurang dari

3%

Tunggakan lebih dari 180 hari; realisasi

pendapatan kurang dari 30% dari proyeksi

pendapatan lebih dari 3

periode pembayaran

Sumber: Ihsan (2011:3)

Adapun pembahasan penggolongan dari kualitas pembiayaan pada

nasabah adalah sebagai berikut:40

1. Lancar

Pembiayaan yang digolongkan lancar, apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

40 Veithzal Rivai, dan Arfian Arifin, Islamic banking: sebuah teori, konsep, dan aplikasi. Ed. 1 cet. 1, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hlm. 74.

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

44

a. Pembiayaan dengan angsuran di luar Pembiayaan Pemilikan

Rumah (PPR)

Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok, tunggakan bagi hasil

atau cerukan karena penarikan.

Terdapat tunggakan angsurah pokok, tetapi:

Belum melebihi 1 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkan

masa angsurannya kurang dari 1 bulan.

Belum melebihi 3 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkan

masa angsurannya bulanan, 2 bulanan atau 3 bulanan.

Belum melampaui 6 bulan, bagi pembiayaan yang masa

angsurannya ditetapkan 4 bulan atau lebih.

Terdapat tunggakan bagi hasil, tetapi:

Belum melampaui 1 bulan bagi pembiayaan yang sama

angsurannya kurang dari 1 bulan.

Belum melampaui 3 bulan bagi pembiayaan yang masa

angsurannya lebih dari 1 bulan.

Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya

belum melampaui 15 hari kerja.

b. Pembiayaan dengan angsuran untuk Pembiayaan Pemilikan

Rumah

Tidak terdapat tunggakan angsuran pokok.

Terdapat tunggakan angsuran pokok tetapi belum melampaui 6

bulan.

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

45

c. Pembiayaan tanpa angsuran atau pembiayaan rekening koran

Pembiayaan belum jatuh tempo, dan terdapat tunggakan bagi

hasil.

Pembiayaan belum jatuh tempo dan terdapat tunggakan bagi

hasil tetapi belum melampaui 3 bulan.

Pembiayaan telah jatuh tempo dan telah dilakukan analisis

untuk perpanjangnya tetapi karena kesulitan teknis belum dapat

diperpanjang.

Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya

belum melampaui 15 hari kerja.

d. Cerukan rekening giro

Terdapat cerukan rekening giro tetapi jangka waktunya belum

melampaui 15 hari kerja.

e. Pembiayaan digolongkan lancar, apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

Pembayaran angsuran pokok tepat waktu.

Memiliki mutasi rekening yang aktif.

Bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai

(cash collateral)

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

46

2. Dapat Perhatian Khusus

Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan dapat

perhatian khusus apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok yang belum melampaui 90

hari.

b. Kadang-kadang terjadi cerukan.

c. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan.

d. Didukung oleh pinjaman baru.

3. Kurang Lancar

Pembiayaan digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria

di bawah ini:

a. Pembiayaan dengan angsuran di luar Pembiayaan Pemilikan

Rumah (PPR)

Terdapat tunggakan angsuran pokok yang:

Melampaui 1 bulan dan belum melampaui 2 bulan

pembiayaan dengan angsuran kurang dari 1 bulan.

Melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi

pembiayaan yang masa angsurannya ditetapkan bulanan, 2

bulanan atau 3 bulanan.

Melampaui 6 bulan tetapi belum emlampaui 12 bulan bagi

pembiayaan yang masa angsurannya ditetapkan 6 bulanan

atau lebih.

Terdapat tunggakan bagi hasil, tetapi:

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

47

Elampaui 1 bulan, tetapi belum melampaui 3 bulan bagi

pembiayaan dengan masa angsuran kurang 1 bulan.

Melampaui 3 bulan, tetapi belum melampaui 6 bulan bagi

pembiayaan yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan.

Terdapat cerukan karena penarikan jangka waktunya belum

melampaui 15 hari kerja.

b. Pembiayaan dengan angsuran untuk Pembiayaan Pemilikan

Rumah (PPR)

Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 6 bulan

tetapi belum melampaui 9 bulan.

c. Pembiayaan tanpa angsuran

Pembiayaan belum jatuh tempo

Terdapat tunggakan bagi hasil yang melampaui 3 bulan tetapi

belum melampaui 6 bulan

Terdapat penambahan plafon atau pembiayaan baru

dimaksudkan untuk melunasi tunggakan bagi hasil.

Pembiayaan belum jatuh tempo atau belum dibayar tetapi belum

melampaui 3 bulan.

Terdapat cerukan kerja penarikan tetapi jangka waktunya telah

melampaui 15 hari kerja tetapi belum melampaui 30 hari kerja.

d. Pembiayaan yang diselamatkan

Tidak memenuhi kriteria tersebut pada kriteria lancar da ada

tunggakan.

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

48

Terdapat tunggakan tetapi masih memenuhi kriteria pada

kriteria lancar.

Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunya telah

melampaui 15 hari kerja dan belum melampaui 30 hari kerja.

e. Pembiayaan yang digolongkan kedalam pembiayaan kurang lancar

apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 90

hari.

Sering terjadi cerukan.

Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.

Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih

dari 90 hari.

Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.

Dokumentasi pinjaman yang lemah.

4. Diragukan

a. Pembiayaan digolongkan diragukan apabila pembiayaan yang

bersanguktan tidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar,

seperti tersebut pada kriteria lancar dan kurang lancar dan tetapi

berdasarkan penilaian dapat disimpulkan bahwa:

Pembiayaan masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai

sekurang-kurangnya 75% dari hutang peminjam termasuk bagi

hasil.

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

49

Pembiayaan tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih

bernilai sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam.

b. Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan yang

diragukan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:

Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 180

hari.

Terjadi cerukan yang bersifat permanen.

Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.

Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian

pembiayaan maupun peningkatan jaminan.

5. Macet

a. Pembiayaan digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:

Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 270

hari.

Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.

Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat

dicairkan pada nilai wajar.

Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan.

Memenuhi kriteria diragukan tersebut tetap jangka waktu 21

bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau

usaha penyelamatan.

Page 36: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

50

Pembiayaan tersbut penyelesaian telah diserahkan kepada

pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang Negara (BUPN)

atau telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan

asuransi kredit atau di Badan Arbitrase Syariah.

2.6 KAJIAN TEORITIS

2.6.1 Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On

Asset (ROA)

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan alat ukur untuk

mengukur besarnya volume pembiayaan sehingga rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) ini dapat menunjukkan kesehatan bank dalam

memberikan pembiayaannya. Pramuka (2010:69) menjelaskan semakin

tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) mengindikasikan bahwa

sebuah bank lebih menekankan keuangannya pada penyaluran hutang

atau pembiayaan yang lebih banyak. Semakin kecil Financing to

Deposit Ratio (FDR) semaik baik likuiditas bank tersebut. Hasil

penelitian Bambang Agus Pramuka ini menunjukkan bahwa Financing

to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan dan sejalan searah atau

positif terhadap profitabilias (ROA) bank umum syariah. Itu artinya,

semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin optimalnya fungsi

intermdiasi yang dijalankan bank syariah, sehingga meningkatkan

profitabilitas.

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang

Page 37: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

51

berhasil dikerahkan oleh bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur

sampai sejauh mana dana pinjaman yang bersumber dari dana pihak

ketiga. Dengan penyaluran dana pihak ketiga yang besar maka

pendapatan bank (ROA) akan semakin meningkat, sehingga FDR

berpengaruh positif terhadap ROA. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dhian (2012) menunjukkan bahwa FDR

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

2.6.2 Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On

Asset (ROA)

Dalam penelitian Kharisma (2012:3), Non Performing Financing

(NPF) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA

didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara

pada profitabilitas bank (ROA). Menurut Kasmir (2006, dalam

Kharisma, 2012) menyatakan bahwa Non Performing Financing (NPF)

yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi terhadap

kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk

kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah pembiayaan non

lancar semakin besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung

kerugian dalam kegaiatan operasionalnya sehingga berpengaruh

terhadap penurunan laba (ROA) yang diperoleh bank.

Siamat (2005, dalam Aulia dan Ridha, 2011:2) juga menjelaskan

pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami keulitan

pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor

Page 38: TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/44566/3/jiptummpp-gdl-dindasalsa-53073...jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

52

eksterna diluar kemampuan atau kendali nasabah peminjam. Jadi, besar

kecilnya Non Performing Financing (NPF) ini menunjukkan kinerja

suatu bank dalam pengelolaan dana yang disalurkan. Apabila porsi

pembiayaan bermasalah membesar, maka hal tersebut pada akhirnya

menurunkan besaran pendapatan yang diperoleh bank (Ali, 2004 dalam

Aulia dan Ridha, 2011:4). Sehingga pada akhirnya akan dapat

mempengaruhi tingkat profitabilitas bank syariah.

Non Performing Financing (NPF) mencerminkan risiko

pembiayaan, semakin kecil Non Performing Financing (NPF) semakin

kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung pihak bank. Semakin

tinggi Non Performing Financing (NPF) maka akan berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Ponco (2008), Lyla (2011), Dhian (2012).

2.7 HIPOTESIS

Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis penelitian

dinyatakan sebagai berikut:

1. Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah di Indonesia.

2. Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan terhadap

Return On Asset (ROA) pada Bank Syariah di Indonesia