Tinjauan Pustaka CA Ovarium

8
TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu organ reproduksi yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini dihasilkan telur atau ovum, yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan). Indung telur juga merupakan sumber utama penghasil hormon reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen dan progesteron. Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999). Etiologi Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga pelvis. Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan, membuat diagnosis tertunda.

description

CA Ovarium

Transcript of Tinjauan Pustaka CA Ovarium

Page 1: Tinjauan Pustaka CA Ovarium

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker) pada satu

atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu organ reproduksi

yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini dihasilkan telur atau ovum,

yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan). Indung telur juga

merupakan sumber utama penghasil hormon reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen

dan progesteron.

Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker

ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak

mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah

menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999).

Etiologi

Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga pelvis. Bila timbul

kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan, membuat diagnosis

tertunda. Ketika lesi berkembang dan timbul gejala, sering kali sudah bukan stadium dini.

Maka terdapat 60-70% pasien kanker ovarium saat didiagnosis sudah terdapat metastasis di

luar ovarium. Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan

hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang

menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel

epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan

sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel

tumor.

Page 2: Tinjauan Pustaka CA Ovarium

2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker

ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung

reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan

epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

Patofisiologi

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium

kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasi

tumor-tumor tersebut.

1. Akibat Pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan

terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.

Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor

yang besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.

2. Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri

mengeluarkan hormon.

3. Akibat Komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak sekonyong-

konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri perut.

b. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum

infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.

c. Infeksi pada tumor

Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman patogen seperti

appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut

d. Robekan dinding kista

Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan dapat

sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.

4. Perubahan keganasan

Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat perlu dilakukan

pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan

(Wiknjosastro,1999).

Manifestasi Klinis

Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya

sangat bervariasi dan tidak spesifik.

Page 3: Tinjauan Pustaka CA Ovarium

1. Stadium Awal

a. Gangguan haid

b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)

c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)

d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)

e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)

f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada lapisan rahim,

pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut)

2. Stadium Lanjut

a. Asites

b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)

c. Perut membuncit

d. Kembung dan mual

e. Gangguan nafsu makan

f. Gangguan BAB dan BAK

g. Sesak nafas

h. Dyspepsia

Page 4: Tinjauan Pustaka CA Ovarium

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

1. Asites

Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur- struktur yang

berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui

cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul

2. Efusi Pleura

Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju

pleura.

Penatalaksanaan

Penatalaksaan kanker ovarium sangat ditentukan oleh stadium, derajat diferensiasi,fertil

itas, dan keadaan umum penderita. Pengobatan utama adalah pengankatan tumor primer dan

metastasisnya, dan bila perlu diberikan terapi adjuvant seperti keoterapi, radioterapi,

imunoterapidan terapi hormon.

Penatalaksanaan Kanker Ovarium stadium I

Penatalaksanaannya adalah terdiri dari histerektomi totalis perabdominam,salpingooofo

rektomi bialteralis, apendektomi, dan  surgical staging. Surgical staging  adalah suatu

tindakan bedah laparatomi eksplorasi yang dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana perluasan suatu kanker ovarium dengan melakukan evaluasi daerah-

daerah yang potensial akan dikenai perluasan atau penyebaran kanker ovarium. Temuan pada

surgical staging  akan menetukan stadium penyakit dan pengobatan adjuvant yang perlu

diberikan. Bila pada eksplorasisecara visual dan palpasi tidak ditemukan penyebarana

makroskopis dari kanker, penyebaranmikroskopis harus dicari dengan melakukan

pemerikasaan mikroskopis cairan peritoneum, biopsy peritoneum, omentektomi, dan

linfadenoktomi kelenjar getah bening pelvis dan paraaorta.

Penatalaksanaan Kanker Ovarium Stadium Lanjut

Pendekatan terapi pada stadium lanjut mirip dengan stadium I dengan sedikit

modifikasi bergantung pada penyeabran metastasis dan keadaan umum penderita. tindakan op

erasi pengankatan tumor primer dan metastasisnya di omentum, usus, dan peritoneum disebut

operasi debulking  atau sitoreduksi. Tindakan operasi ini tidak kuratif sehingga diperlukan

terapi adjuvantuntuk mencapai kesembuhan.

Kebanyakan penderita mendapat kemoterapi adjuvant kombinasi sementara sebagian pe

nderita yang tumornya berhasil direseksi dengan sempurna mendapat radiasi. Pada

penderitayang telah selesai mendapat kemoterapi tetapi tidak menunjukkan gejal klinis dan

Page 5: Tinjauan Pustaka CA Ovarium

radiologisserta serum CA-125 normal, dilakukan relaparatomi untuk menilai

hasil pengobatan. Tindakanini disebut  second-look laparatomy.

Jika masih ditemukan penyakit,  second line terapy dapatdiberikan.

Kemoterapi

Sejak tahun 1980 kemoterapi dengan cysplatin-based  telah dipakai untuk pengobatankanker

ovarium stadium lanjut. Kemudian, karboplatin, generasi kedua golongan platinum,

yangmempunyai pengaruh sama terhadap kanker ovarium tetapi kurang toksis terhadap

system saraf dan ginjal, kurang menimbulkan nausea, dipakai pula untuk kemoterapi

adjuvant, meskipun lebihtoksis terhadap sum-sum tulang. Untuk stadium I atau lanjut dapat

diberikan kemoterapi tunggalatay kombinasi.Penelitian GOG III oleh McGuire dan kawan

kawan pada kasus dengan suboptimal debulking  memperlihat bahwa pemberian 6 siklus

kombinasi sisplatin (75 mg/m2) dan paklitaksel(135 mg/m2) memberikan hasil yang lebih

baik daripada kombinasi sisplatin (75 mg/m2) dansiklofosfamid (600 mg/m2). Kemoterapi

kombinasi yang mengandung paklitaksel mengurangi mortalitas sebanyak 36%. Data dari

penelitian GOG III ini diperkuat oleh penelitian gabungandari EORTC (European

Organization for the Reseach and Treatment of Cancer), NOCOVA(Nordic Ovarian Cancer

Study Group) dan NCIC ( National Cancer Institute of Canada) pada penderita dengan

optimal debulking  dan suboptimal debulking.

Pada penelitian ini kelompok yang mendapat terapi kombinasi dengan

paklitaksel, memberikan perbaikan yang signifikan pada  progression free survival 

Dan overall survival, baik pada kelompok penderita dengan optimal debulking maupun pada

kelompok penderita dengan  suboptimal debulking.

Radioterapi

Radiasi seluruh abdomen atau intaperitoneal radiokoloid dapat

menjadi terapi alternatif  pengganti kemoterapi kombinasi pada kasus-kasus tertentu kanker

ovarium stadium rendah.