Tinjauan Pustaka CA Ovarium
-
Upload
tara-mandiricha -
Category
Documents
-
view
23 -
download
7
description
Transcript of Tinjauan Pustaka CA Ovarium
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak lazim (kanker) pada satu
atau dua bagian indung telur. Indung telur sendiri merupakan salah satu organ reproduksi
yang sangat penting bagi perempuan. Dari organ reproduksi ini dihasilkan telur atau ovum,
yang kelak bila bertemu sperma akan terjadi pembuahan (kehamilan). Indung telur juga
merupakan sumber utama penghasil hormon reproduksi perempuan, seperti hormon estrogen
dan progesteron.
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak
mudah terdeteksi 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah
menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999).
Etiologi
Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga pelvis. Bila timbul
kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit ditemukan, membuat diagnosis
tertunda. Ketika lesi berkembang dan timbul gejala, sering kali sudah bukan stadium dini.
Maka terdapat 60-70% pasien kanker ovarium saat didiagnosis sudah terdapat metastasis di
luar ovarium. Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan
hormonal berperan penting dalam patogenesisnya. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel
epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan
sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel
tumor.
2. Hipotesis androgen, Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker
ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung
reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.
Patofisiologi
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan tanda dan gejala, terutama tumor ovarium
kecil. Sebagian tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas hormonal dan komplikasi
tumor-tumor tersebut.
1. Akibat Pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran perut, tekanan
terhadap alat sekitarnya, disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.
Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan konstipasi, edema, tumor
yang besar dapat mengakibatkan tidak nafsu makan dan rasa sakit.
2. Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak menganggu pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat Komplikasi
a. Perdarahan ke dalam kista : Perdarahan biasanya sedikit, kalau tidak sekonyong-
konyong dalam jumlah banyak akan terjadi distensi dan menimbulkan nyeri perut.
b. Torsi : Torsi atau putaran tangkai menyebabkan tarikan melalui ligamentum
infundibulo pelvikum terhadap peritonium parietal dan menimbulkan rasa sakit.
c. Infeksi pada tumor
Infeksi pada tumor dapat terjadi bila di dekat tumor ada tumor kuman patogen seperti
appendicitis, divertikalitis, atau salpingitis akut
d. Robekan dinding kista
Robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan dapat
sampai ke rongga peritonium dan menimbulkan rasa nyeri terus menerus.
4. Perubahan keganasan
Dapat terjadi pada beberapa kista jinak, sehingga setelah tumor diangkat perlu dilakukan
pemeriksaan mikroskopis yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan
(Wiknjosastro,1999).
Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala umumnya
sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)
c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)
f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada lapisan rahim,
pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut)
2. Stadium Lanjut
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)
c. Perut membuncit
d. Kembung dan mual
e. Gangguan nafsu makan
f. Gangguan BAB dan BAK
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur- struktur yang
berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui
cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju
pleura.
Penatalaksanaan
Penatalaksaan kanker ovarium sangat ditentukan oleh stadium, derajat diferensiasi,fertil
itas, dan keadaan umum penderita. Pengobatan utama adalah pengankatan tumor primer dan
metastasisnya, dan bila perlu diberikan terapi adjuvant seperti keoterapi, radioterapi,
imunoterapidan terapi hormon.
Penatalaksanaan Kanker Ovarium stadium I
Penatalaksanaannya adalah terdiri dari histerektomi totalis perabdominam,salpingooofo
rektomi bialteralis, apendektomi, dan surgical staging. Surgical staging adalah suatu
tindakan bedah laparatomi eksplorasi yang dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana perluasan suatu kanker ovarium dengan melakukan evaluasi daerah-
daerah yang potensial akan dikenai perluasan atau penyebaran kanker ovarium. Temuan pada
surgical staging akan menetukan stadium penyakit dan pengobatan adjuvant yang perlu
diberikan. Bila pada eksplorasisecara visual dan palpasi tidak ditemukan penyebarana
makroskopis dari kanker, penyebaranmikroskopis harus dicari dengan melakukan
pemerikasaan mikroskopis cairan peritoneum, biopsy peritoneum, omentektomi, dan
linfadenoktomi kelenjar getah bening pelvis dan paraaorta.
Penatalaksanaan Kanker Ovarium Stadium Lanjut
Pendekatan terapi pada stadium lanjut mirip dengan stadium I dengan sedikit
modifikasi bergantung pada penyeabran metastasis dan keadaan umum penderita. tindakan op
erasi pengankatan tumor primer dan metastasisnya di omentum, usus, dan peritoneum disebut
operasi debulking atau sitoreduksi. Tindakan operasi ini tidak kuratif sehingga diperlukan
terapi adjuvantuntuk mencapai kesembuhan.
Kebanyakan penderita mendapat kemoterapi adjuvant kombinasi sementara sebagian pe
nderita yang tumornya berhasil direseksi dengan sempurna mendapat radiasi. Pada
penderitayang telah selesai mendapat kemoterapi tetapi tidak menunjukkan gejal klinis dan
radiologisserta serum CA-125 normal, dilakukan relaparatomi untuk menilai
hasil pengobatan. Tindakanini disebut second-look laparatomy.
Jika masih ditemukan penyakit, second line terapy dapatdiberikan.
Kemoterapi
Sejak tahun 1980 kemoterapi dengan cysplatin-based telah dipakai untuk pengobatankanker
ovarium stadium lanjut. Kemudian, karboplatin, generasi kedua golongan platinum,
yangmempunyai pengaruh sama terhadap kanker ovarium tetapi kurang toksis terhadap
system saraf dan ginjal, kurang menimbulkan nausea, dipakai pula untuk kemoterapi
adjuvant, meskipun lebihtoksis terhadap sum-sum tulang. Untuk stadium I atau lanjut dapat
diberikan kemoterapi tunggalatay kombinasi.Penelitian GOG III oleh McGuire dan kawan
kawan pada kasus dengan suboptimal debulking memperlihat bahwa pemberian 6 siklus
kombinasi sisplatin (75 mg/m2) dan paklitaksel(135 mg/m2) memberikan hasil yang lebih
baik daripada kombinasi sisplatin (75 mg/m2) dansiklofosfamid (600 mg/m2). Kemoterapi
kombinasi yang mengandung paklitaksel mengurangi mortalitas sebanyak 36%. Data dari
penelitian GOG III ini diperkuat oleh penelitian gabungandari EORTC (European
Organization for the Reseach and Treatment of Cancer), NOCOVA(Nordic Ovarian Cancer
Study Group) dan NCIC ( National Cancer Institute of Canada) pada penderita dengan
optimal debulking dan suboptimal debulking.
Pada penelitian ini kelompok yang mendapat terapi kombinasi dengan
paklitaksel, memberikan perbaikan yang signifikan pada progression free survival
Dan overall survival, baik pada kelompok penderita dengan optimal debulking maupun pada
kelompok penderita dengan suboptimal debulking.
Radioterapi
Radiasi seluruh abdomen atau intaperitoneal radiokoloid dapat
menjadi terapi alternatif pengganti kemoterapi kombinasi pada kasus-kasus tertentu kanker
ovarium stadium rendah.