TINJAUAN MENGENAI XBRL DAN PENGGUNAANNYA DI INDONESIA

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap implementasi sistem pelaporan dan monitoring secara elektronik baik bagi manajemen perusahaan, investor, maupun di tingkat regulator seperti pengawas pasar modal menjadi hal yang sangat penting, terutama jika dikaitkan dengan upaya peningkatan pengawasan. Tanpa didukung hal tersebut tentunya akan sulit bagi regulator untuk melaksanakan pengawasan yang efektif dan efisien. Sistem pengawasan yang selama ini digunakan belum dapat memberikan hasil yang optimal, karena beberapa hal, diantaranya adalah sistem tersebut tidak terotomatisasi, sehingga masih memerlukan input data secara manual dan berpotensi terjadinya kesalahan (time- consuming and error-prone), tidak ada penetapan format yang terstandar sehingga format laporan tidak seragam, tidak disediakan alat validasi secara otomatis, sehingga menurunkan kualitas informasi Akibat utama dari kondisi tersebut adalah kesulitan bagi pengguna, terutama investor (baik dalam maupun luar negeri), dalam mendapatkan data dan informasi bisnis yang akurat, terpercaya, dan relevan bagi kepentingan analisis mereka. Extensible Business 1

description

XBRL merupakan sis

Transcript of TINJAUAN MENGENAI XBRL DAN PENGGUNAANNYA DI INDONESIA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebutuhan terhadap implementasi sistem pelaporan dan monitoring secara elektronik baik bagi manajemen perusahaan, investor, maupun di tingkat regulator seperti pengawas pasar modal menjadi hal yang sangat penting, terutama jika dikaitkan dengan upaya peningkatan pengawasan. Tanpa didukung hal tersebut tentunya akan sulit bagi regulator untuk melaksanakan pengawasan yang efektif dan efisien. Sistem pengawasan yang selama ini digunakan belum dapat memberikan hasil yang optimal, karena beberapa hal, diantaranya adalah sistem tersebut tidak terotomatisasi, sehingga masih memerlukan input data secara manual dan berpotensi terjadinya kesalahan (time-consuming and error-prone), tidak ada penetapan format yang terstandar sehingga format laporan tidak seragam, tidak disediakan alat validasi secara otomatis, sehingga menurunkan kualitas informasiAkibat utama dari kondisi tersebut adalah kesulitan bagi pengguna, terutama investor (baik dalam maupun luar negeri), dalam mendapatkan data dan informasi bisnis yang akurat, terpercaya, dan relevan bagi kepentingan analisis mereka. Extensible Business Reporting Language atau yang biasa disebut dengan XBRL dikenal sebagai pelaporan keuangan universal yang merupakan format baru laporan keuangan dengan menggunakan perintah (tag) yang biasa digunakan di internet, sehingga tampilan laporan keuangan tersebut bisa di akses, di analisis dan di bandingkan dengan lebih mudah.XBRL dapat secara mendasar mengubah cara bisnis tentang pemberian informasi kepada investor, pasar dan regulator, dan bagaimana masing-masing kelompok pemangku kepentingan membuat keputusan yang lebih tepat. XBRL juga dianggap memiliki dampak yang signifikan terhadap akuntansi dan pengauditan. Oleh karena pentingnya XBRL ini, maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai XBRL dan penggunaanya dalam pelaporan keuangan.

0. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan masalah adalah :1. Apa yang dimaksud dengan XBRL?1. Apa manfaat dan penggunaan XBRL pada dunia bisnis?1. Bagaimana cara kerja XBRL?1. Bagaimana penggunaan XBRL di Indonesia

0. Tujuan Pembuatan Makalah1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan XBRL.1. Mengetahui manfaat dan penggunaan XBRL pada dunia bisnis.1. Mengetahui bagaimana cara kerja dari XBRL.1. Mengetahui bagaimana penggunaan XBRL di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian XBRLXBRL (Extensible Business Reporting Language) adalah suatu standar terbuka berbasis XML yang mendukung pemodelan informasi serta ekspresi makna semantik yang biasanya dibutuhkan oleh pelaporan bisnis. Salah satu penggunaan XBRL adalah untuk mendefinisikan serta mempertukarkan informasi keuangan seperti laporan keuangan. Komunikasi ini ditentukan oleh metadata yang disusun dalam taksonomi. Taksonomi tersebut menggambarkan definisi konsep laporan individu serta hubungan antara konsep-konsep tersebut dan makna semantik lainnya.XBRL menggunakan sintaks XML serta teknologi berbasis XML lainnya seperti XML Schema, XLink, XPath, Namespace, dll untuk menjelaskan pengertian semantiknya. Spesifikasi XBRL dikembangkan dan dipublikasikan oleh XBRL International, Inca (XII) yaitu organisasi konsorsium yang bersifat nirlaba, yang mencakup lebih dari 600 perusahaan dan badan lainnya. XII inilah yang mengembangkan XBRL serta mendorong adopsi XBRL secara global. Meskipun demikian, XBRL merupakan open standard technology. Setiap perusahaan atau penyedia perangkat lunak bisa menggunakan XBRL secara gratis. Oleh karena itu XBRL merupakan salah satu sistem yang bisa dikategorikan sebagai sistem yang adaptive (Adaptive Standard-Based). Phillips, Bahmanziari, dan Colvard (2008) mengatakan,

XBRL (eXtensible Business Reporting Language) is reinventing how we transmit and use data in business.

XBRL menjadi cara baru perusahaan dan organisasi lainnya dalam mentransmisi dan menggunakan data bisnis. Contohnya, perusahaan-perusahaan terbuka di Amerika Serikat telah mengirimkan laporan-laporannya kepada otoritas bursa di sana (SEC) dalam format XBRL. Phillips, Bahmanziari, dan Colvard menambahkan, usaha menengah dan kecil serta profesi akuntansi tidak bisa menghindar dari tren XBRL. Meskipun tidak gencar terdengar, otoritas perbankan, bursa efek, dan otoritas pasar modal di Indonesia saat ini tengah mengarah kepada implementasi XBRL.Wada (2013) menjelaskan, pada awalnya XBRL memang dikembangkan sebagai teknologi untuk pelaporan keuangan atau pelaporan bisnis. Akan tetapi, penerapan XBRL terus diperluas sehingga mencakup juga informasi non-keuangan yang bersifat kualitatif. Contoh penerapan XBRL untuk pelaporan non-keuangan adalah penggunaan XBRL dalam penyampaian laporan tanggung jawab sosial perusahaan, inisiatif IIRC (International Integrated Reporting Council), dan GRI (Global Reporting Initiative) di wilayah Asia.

2.2 Manfaat dan Penggunaan XBRL pada Dunia BisnisSecara umum, manfaat XBRL adalah : 0. Meningkatkan kegunaan sistem pelaporan secara elektronik karena : 0. Format yang sudah terstandar, sehingga menghasilkan informasi dan data yang 'comparable' dan mudah untuk dianalisis 0. Validasi secara otomatis, sehingga meminimkan kesalahan input0. Memudahkan dilakukannya publikasi laporan (termasuk laporan keuangan) karena XBRL dapat diolah kembali menjadi format yang diinginkan : PDF, HTML, Excel, TXT, dll0. Meningkatkan kemudahan akses informasi finansial, terutama bagi investor internasional, karena XBRL menerapkan suatu standar identifikasi informasi. Investor luar negeri dimungkinkan melakukan analisis mereka secara mandiri serta melakukan perbandingan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri0. Mempercepat pengambilan keputusan bisnis bagi investor

Sedangkan manfaat dan kegunaan khususnya adalah semua jenis organisasi dapat menggunakan XBRL untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam menangani bisnis dan informasi keuangan. Karena XBRL dapat diperluas dan fleksibel, dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan yang berbeda. Semua peserta dalam rantai pasokan informasi keuangan dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data bisnis.

2.2.1 Pengumpulan Data dan Pelaporan Dengan menggunakan XBRL, perusahaan dan produsen lain dari data keuangan dan laporan bisnis dapat mengotomatisasi proses pengumpulan data. Sebagai contoh, data dari divisi perusahaan yang berbeda dengan sistem akuntansi yang berbeda dapat dirakit secara cepat, murah dan efisien jika sumber informasi telah diperbarui untuk menggunakan XBRL. Setelah data dikumpulkan dalam XBRL, berbagai jenis laporan yang menggunakan berbagai himpunan bagian dari data dapat diproduksi dengan usaha minimal. Sebuah divisi keuangan perusahaan, misalnya, bisa cepat dan terpercaya menghasilkan laporan manajemen internal, laporan keuangan untuk publikasi, pajak dan pengajuan perundang-undangan lainnya, serta laporan kredit untuk pemberi pinjaman. Tidak hanya dapat menangani data dengan otomatis, menghapus proses yang memakan waktu, proses yang rawan kesalahan, tetapi data dapat diperiksa oleh perangkat lunak untuk lebih akurat.Usaha kecil dapat manfaat bersama yang besar dengan standarisasi dan menyederhanakan perakitan dan pengajuan informasi kepada pihak yang berwenang.

2.2.3 Konsumsi Data dan Analisis Pengguna data yang diterima secara elektronik dalam XBRL dapat mengotomatisasi penanganannya, memangkas pemeriksaan yang memakan waktu dan mahal, serta pemasukan ulang manual informasi . Software ini juga bisa langsung memvalidasi data, menyoroti kesalahan dan kesenjangan yang segera dapat diatasi. Hal ini juga dapat membantu dalam menganalisis, memilih, dan pengolahan data untuk digunakan kembali. usaha manusia dapat beralih ke yang lebih tinggi, lebih banyak aspek nilai tambah analisis, review, pelaporan dan pengambilan keputusan. Dengan cara ini, analis investasi dapat menghemat usaha, sangat menyederhanakan pemilihan dan perbandingan data, dan memperdalam analisis perusahaan mereka. Lender dapat menghemat biaya dan mempercepat hubungan mereka dengan debitur. Regulator dan departemen pemerintah dapat merakit, memvalidasi dan memeriksa data jauh lebih efisien dan berguna daripada mereka sampai sekarang mampu melakukannya.

2.2.3 XBRL Bagi AkuntanMelalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:1. Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan perusahaan.2. Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa data3. Menyederhanakan dan tugas otomatis4. Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai5. Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan.

Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan kehandalan dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat memainkan peran penting dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL. Perusahaan akuntansi utama adalah anggota penting dari Konsorsium XBRL.

2.3 Cara Kerja XBRLKPMG (2013)menjelaskan, sistem pelaporan XBRL melibatkan dua pihak utama, yaitu pengirim dan penerima informasi. Otoritas pengawas atau regulator seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), atau Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga-lembaga di Indonesia yang bisa berperan sebagai penerima informasi. Pengirim informasi adalah perusahaan atau organisasi lainnya yang diwajibkan untuk menyampaikan laporan kepada otoritas pengawas atau regulator. Contoh pihak pengirim informasi adalah emiten bursa dan bank-bank yang berada di bawah regulasi BI.Dalam implementasinya, peran pihak penerima informasi adalah menetapkan informasi standar dalam bentuk taksonomi XBRL. Pihak penerima informasi juga memroses informasi dalam format XBRL yang diterimanya. Di sisi lain, pihak pengirim informasi berperan menyampaikan data laporan dalam bentuk dokumen XBRL (XBRL instance document) berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.

Gambar 2.1Cara Kerja XBRL

Dalam pembuatan dokumen XBRL, perangkat lunak membubuhkan tag-tag XBRL ke item-item data perusahaan berdasarkan taksonomi yang telah ditetapkan.1. Taksonomi standar (standard taxonomy)mendefinisikan konsep data yang dilaporkan serta mendefinisikan terminologi yang digunakan dalam laporan. Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, taksonomi standar identik dengan formulir kosong yang akan diisi dengan data. Taksonomi standar juga mendefinisikan atribut-atribut konsep data melalui berbagai komponen (linkbases).2. Taksonomi perluasan (extension taxonomy)hampir sama dengan taksonomi standar, mencakup konsep-konsep laporan yang diperluas sesuai dengan informasi spesifik yang dilaporkan oleh perusahaan tertentu. Regulator bisa juga menggunakan taksonomi perluasan, jika regulator itu membutuhkan informasi tambahan lebih rinci yang belum tercakup dalam taksonomi umum yang tersedia.3. Data perusahaanadalah isi atau kandungan informasi yang akan dilaporkan dalam format XBRL.4. Proses pembubuhan tag (tagging process)adalah pemetaan data dengan mengidentifikasi dan mencocokkan data perusahaan dengan konsep-konsep dalam taksonomi untuk menghasilkan doKumen XBRL.5. Dokumenadalah data laporan yang telah diubah menjadi format XBRL. Selain berisi data, dokumen XBRL juga memuat informasi mengenai identitas entitas pelapor, periode laporan, satuan pengukuran, serta tingkat presisi yang digunakan. Penyusun laporan tidak perlu menetapkan format laporan, karena taksonomi telah menetapkan format laporan. Dibandingkan dengan laporan yang dibuat dengan kertas, dokumen XBRL identik dengan data yang telah diisikan ke dalam formulir.

Secara lebih spesifik, KPMG (2013) mengidentifikasi tiga jensi perangkat lunak yang digunakan dalam proses pelaporan berbasis XBRL:1. Aplikasi pemetaan XBRL, berfungsi melaksanakan proses pembubuhan tag dalam pembuatan dokumen XBRL.2. Alat validasi XBRL, berfungsi menerima dan memvalidasi dokumen XBRLyang dikirimkan oleh pihak pengirim.3. Aplikasibusiness intelligence, berfungsi melaksanakan analisis data dan menghasilkan laporan.

2.3.1 Taksonomi dan Dokumen dalam XBRLUntuk mendapatkan gambaran dunia nyata penerapan XBRL,Hoffman dan Watson (2010)menunjukkan salah satu perangkat lunak berbasis Web yang bisa digunakan untuk melihat taksonomi XBRL, yaituYeti Explorer,yang disediakan olehCoreFiling.

Gambar 2.2Contoh Salah Satu Perangkat Lunak untuk Melihat Taksonomi XBRL

Sumber: http://bigfoot.corefiling.com/yeti/resources/yeti-gwt/Yeti.jsp

Gambar di atas menyajikan kotak dialogOpen Taxonomy, yang berisi daftar taksonomi publik yang ada dalam pustaka taksonomi CoreFiling. Sebagai contoh, kita akan melihat taksonomiIFRS (2013). Dari kotak dialogOpen Taxonomy, klikIFRS (2013), klikFull, dan selanjutnya klik tombolOpen. Yeti Explorer akan menampilkan taksonomi XBRL untuk IFRS (2013) dalam satu halaman Web yang terdiri dari tiga bagian. Bagian kiri berisi daftar elemen-elemen laporan keuangan berbasis IFRS. Untuk melihat salah satu elemen, kita hanya perlu mengklik tanda plus (+) yang terletak di depan labelnya. Sebagai contoh, laporan posisi keuangan (neraca) dibagi menjadi dua klasifikasi: lancar/tidak lancar dan urutan likuiditas.Bagian kanan terdiri dari tiga tab (Details,Relationships, danTree Locations) untuk masing-masing elemen. Gambar berikut menyajikan atribut rinci dari asetCash and cash equivalents.

Gambar 2.3Atribut Salah Satu Aset

Bagian bawah adalah alat pencarian label, elemen, atau atribut tertentu. Sebagai contoh, ketika kita memasukkan katainstrumentsdan mengklik tombolSearch, Yeti Explorer menampilkan hasil pencarian dengan rincian berupaLocal name,Element label, dan Matched value. Setelah kita melihat taksonomi, di manakah dokumen XBRL? Kita bisa menemukan laporan keuangan berformat XBRL dari halamanEDGAR | Company Filingsdi situs resmi SEC. Sebagai contoh, kita mencoba menulismicrosoft, lalu mengklik tombolSearch.

Gambar 2.4Contoh Pencarian Dokumen XBRL

Kita menemukan dua hasil pencarian. PilihMICROSOFT CORPdengan mengklik CIK#:0000789019. Halaman hasil pencarian untukMICROSOFT CORPberisi daftar laporan yang dikirimkan oleh perusahaan tersebut kepada SEC. Gulung halaman ke bawah hingga menemukan dokumen dengan data interaktif. Klik pada tombol berlabe lInteractive Datapaling atas yang tampak sebagai berikut. Selanjutnya kita akan menemukan menu navigasi dokumen XBRL yang ditampilkan oleh browser sebagai berikut.

Gambar 2.5Contoh Dokumen XBRL pada SECSetelah itu, selain laporan keuangan Microsoft Corp. dapat diunduh dalam format Excel untuk dianalisis lebih lanjut.

2.4 XBRL di Indonesia2.4.1 XBRL pada Bank IndonesiaData keanggotaan XII (diakses tanggal 19 Januari 2014) memuat Bank Indonesia (BI) sebagai anggota langsung (direct member) XII. XII memang menawarkan dua opsi keanggotaan: Direct Membership dan Jurisdictions Membership. Bank Indonesia sejauh ini bisa dikatakan menjadi satu-satunya lembaga dari Indonesia yang berpartisipasi dalam pengembangan standar global pelaporan bisnis secara elektronis yang dipelopori XII.BI (2013) menyatakan, XBRL pada awalnya diterapkan dalam penyampaian Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (LBUS), Implementasi XBRL di BI dikatakan sebagai bagian dari penyiapan infrastruktur dalam rangka pengalihan fungsi regulasi dan pengawasan bank syariah dari BI ke OJK.Wada (2013) dalam paparannya mengenai XBRL di Asia dan Oceania menyinggung implementasi XBRL di Indonesia. Wada (2013) menyatakan bahwa proyek XBRL Bank Indonesia dilatarbelakangi oleh timbulnya tuntutan informasi baru bagi perbankan syariah dalam rangka mengakomodasi standar akuntansi keuangan syariah, mematuhi ketentuan regulasi, mengakomodasi munculnya produk-produk baru perbankan syariah, serta memenuhi kebutuhan statistik moneter dan statistik sistem pembayaran.Wada (2013) juga menjelaskan bahwa proyek XBRL BI dimaksudkan untuk mempersiapkan transisi pengawasan keuangan dari BI ke OJK pada tahun 2014. Proyek XBRL BI merupakan bagian dari upaya pengembangan sistem pelaporan keuangan yang akan mengakomodasi kebutuhan informasi BI dan OJK, misalnya yang berupa Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan (LSMK).

2.4.2 XBRL pada Bursa Efek IndonesiaSaat ini penyampaian informasi oleh Emiten disampaikan melalui IDXnet. Data yang disampaikan Emiten sebagian besar belum dapat digunakan secara optimal oleh pengguna data karena:1. Informasi detail hanya terdapat dalam format pdf dan disertakan dalam lampiran;2. Struktur penyajian laporan yang masih terdapat perbedaan antar Emiten;3. Validasi data yang dilakukan masih manual.

Pengguna data, khususnya investor, banyak mengalami hambatan untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Oleh sebab itu, XBRL dapat menjawab tantangan dalam pengolahan data yang lebih cepat. Metode pelaporan berbasiskan XBRL berfungsi untuk menyamakan standar format pelaporan yang berbeda-beda, sehingga memudahkan pengguna dalam mengolah data. Dengan penyamaan standar pelaporan tersebut, maka pelaporan emiten juga dapat digunakan dalam berbagai bahasa.Dari aspek pemantauan Perusahaan Tercatat, agar dapat melakukan pemantauan dan tindak lanjut yang responsif, dibutuhan pengelolaan informasi yang cepat, handal dan informatif karena:1. Bertambahnya jumlah Perusahaan Tercatat di BEI2. Meningkatnya dinamika dan kompleksitas tindakan korporasi yang dilakukan Perusahaan Tercatat3. Bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima4. Bertambahnya jenis efek dan jenis Perusahaan Tercatat

Dari aspek kualitas keterbukaan informasi :1.Kebutuhan pasar dan investor atas informasi Perusahaan Tercatat yang lebih handal dan informatif.2.Kendala perbedaan bahasa dan perbedaan standar bagi investor global atas informasi keuangan Perusahaan Tercatat dapat dijembatani dengan penerapan XBRL.

2.4.2.1 Pengembangan XBRL di Bursa Efek IndonesiaSejak tahun 2012, PT bursa Efek Indonesia (BEI) telah memulai pengembangan pelaporan dengan berbasis XBRL. Dalam rangka terlaksananya pelaporan tersebut, BEI harus menyiapkan sebuah taksonomi yang mewakili suatu pelaporan. Sebagai langkah pengembangan awal, BEI telah menyelesaikan taksonomi khusus untuk laporan keuangan perusahaan. Selanjutnya taksonomi laporan keuangan ini akan disosialisasikan kepada seluruh Perusahaan Tercatat. Pelaporan informasi laporan keuangan berbasis XBRL tersebut berencana untuk segera diimplementasikan pada tahun 2015.Adapun jenis taksonomi laporan keuangan yang ada meliputi laporan:1. Laporan Posisi Keuangan;2. Laporan Laba Rugi;3. Laporan Perubahan Ekuitas;4. Laporan Arus kas.

Taksonomi tersebut akan menstandarisasi format penyajian laporan keuangan perusahaan dari seluruh jenis sektor dan subsektor yang telah ditetapkan oleh BEI. Informasi detil terkait dengan taksonomi dan penyajiannya akan dibahas dalam menu taksonomi. Setelah pengembangan taksonomi atas laporan keuangan, BEI akan melanjutkan pengembangan taksonomi ke area disclosure (pengungkapan). Hingga saat ini, area disclosure yang akan dikembangkan masih dalam tahap pembahasan. Area disclosure tersebut dapat berupa:1. Catatan atas laporan keuangan Emiten;2. Kewajiban keterbukaan informasi dari Emiten;3. Informasi atas tindakan korporasi Emiten, dll.

BAB IIIKESIMPULAN

Penggunaan teknologi Informasi dalam Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi memang menjadi trend di dunia saat ini. XBRL atau eXtensible Business Reporting Language sebagai salah satu produk teknologi informasi diharapkan dapat menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi dalam menangani bisnis dan informasi keuangan. Sifatnya yang dapat diperluas dan fleksibel, serta dapat disesuaikan dengan berbagai kebutuhan yang berbeda tentunya akan membuat semua peserta dalam rantai pasokan informasi keuangan dapat manfaat, apakah mereka pembuat, pemancar atau pengguna data bisnis.Bagi akuntan sendiri, XBRL sangat bermanfaat karena melalui penggunaan XBRL dalam perusahaan, akuntan akan mampu:1. Mendapatkan data lebih cepat dan dapat diandalkan tentang kinerja keuangan perusahaan.2. Sangat mengurangi usaha dan biaya dalam mengumpulkan dan menganalisa data3. Menyederhanakan dan tugas otomatis4. Fokus pada analisis usaha dan pekerjaan yang menambah nilai5. Membuat lebih baik menggunakan perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi dan kecepatan.

Secara ringkas, XBRL dapat mempercepat, mengurangi usaha dan meningkatkan kehandalan dalam tugas-tugas akuntansi dan audit. Komunitas akuntansi dapat memainkan peran penting dalam menjelaskan dan mendorong penerapan XBRL.

DAFTAR PUSTAKA

http://warsidi.com/2014/01/mengawali-tahun-dengan-xbrl.htmlhttp://idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/xbrl/tentangxbrl.aspxhttp://filona93.blogspot.com/2013/02/xbrl-sebagai-sistem-e-reporting-bisnis.htmlhttp://wandaanindita.blogspot.com/2014/01/extensible-business-reporting-language.html

1