TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI...

124
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI PROPERTI DI PERUMAHAN TAYLON SYARI‟AH KABUPATEN PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar dalam Sarjana Hukum (S.H) Oleh : MAULINA HANDAYANI NIM : 214 13 026 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI...

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN

JUAL BELI PROPERTI DI PERUMAHAN TAYLON SYARI‟AH

KABUPATEN PATI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar dalam Sarjana Hukum (S.H)

Oleh :

MAULINA HANDAYANI

NIM : 214 13 026

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

MOTTO

JANGAN KATAKAN AKU TAK DAPAT, TAPI

KATAKAN AKU DAPAT DAN COBALAH !!!

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

PERSEMBAHAN

Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT dengan izin-Nya Skripsi

ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan untuk

orang-orang yang mendukung penulis dalam menuntut ilmu.

1. Bapak Kuryanto dan ibu Siti Khasanah yang senantiasa tiada hentinya

mendo’akan penulis dan yang telah bersusah payah menuntun

perjalanan kaki saya agar tetap berada pada jalan yang di ridhoi Allah

SWT.

2. Adik adik tercinta Atsna Azizah, Atok Mubarrok dan Hasbi Al Aziz

Saljusodri yang senantiasa mendukung dan juga mendoakan penulis.

3. Keluarga besar embah Jamari dan embah Jamal yang telah memberikan

dukungan moral maupun material.

4. Pakde In’am dan Bude Inung yang sudah seperti orang tua kedua bagi

penulis, yang senantiasa menuntun, mendukung, memberikan motivasi

dan pengalaman yang sangat luar biasa kepada penulis.

5. Sahabat-sahabat tercinta saya Intan Fadlilah, Tugini, Diena Surianas

Tutie, Diana Wulansari, Feri Firdaus, Nurul Azizah, Anida Kumalasari,

Rukayatun, Ilham Indrawan, Muhammad Munif, Sinta Nur Riskawati,

Tiffany Alfiana Zulfa dan Laelatul Hidayah yang selalu mendukung

dan memberi warna dikehidupan penulis.

6. Keluarga besar KKN posko 56 yang selalu memberikan semangat dalam

pembuatan skripsi ini.

7. Kawan-kawan Hukum Ekonomi Syari’ah 2013 IAIN Salatiga.

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun dalam mengarungi proses

pembelajaran akademik di jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah IAIN

Salatiga.

Sholawat serta salam mudah-mudahan dilimpahkan kepada khotamul anbiya,

Nabi Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan ummat manusia dari gelap

kejahiliyaan kepada cahaya illahiyah yang terang benderang yang penuh ilmu

pengetahuan.

Dalam penyelesaian penyusunan skripsiini, yang berjudul “Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Pelaksanaan Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari’ah

Kabupaten Pati” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1

dalam Hukum Ekonomi Syariah, pada Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, tentunya tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, hingga akhirnya skribsi ini dapat

terselesaikan dengan segala kekurangannya. Karenannya patutlah penyusun

mengucapkan terimakasih kepada mereka yang telah membantu, baik secara langsung

maupun tidak langsung, terutama kepada:

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah Institut Agama

Islam Negeri Salatiga.

3. Bapak Dr Ilya Muhsin, S.H.I., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Syariah.

4. Ibu Evi Ariyani, M.H selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.

5. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M.Si. selaku dosen pembimbing akademik.

6. Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI.,M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenagannya serta pengorbanan waktunya

dalam membimbing penulis skripsi ini.

7. Bapak ibu dosen serta karyawan Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang telah

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Pimpinan P.T Tan Iskandar Muda dan juga staff karyawan Perumahan Taylon

Syari‟ah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

dan memberikan waktunya untuk memberikan informasi yang dibutuhkan

penulis.

9. Para Narasumber di Perumahan Taylon syari‟ah yang telah memberikan informasi

kepada penulis yang tidak bisa penulis sebut satu persatu

10. Ayahanda Kuryanto dan Ibunda Siti Khasanah serta keluarga besar saya di rumah

yang telah mendoakan dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan studi di

Institut Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN) dan penyusunan skripsi dengan

penuh kasih sayang dan kesabaran.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

11. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2013 di Institut

Agama Islam Negeri Salatiga.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.

Penyusun menyadari skripsi ini jauh dari sempurna. Maka dari itu kritik dan

saran dari pembaca sangat di harapkan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan

karya ilmiyah ini. Penyusun berharap skripsi ini bermanfaat khususnya bagi peyusun

dan para pembaca pada umumnya.atas bantuan yang diberikan kepada penyusu,

semoga Allah SWT memberikan balasan yang layak, Amin

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 14 Maret 2018

Penulis

MAULINA HANDAYANI

NIM. 214 13 026

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

ABSTRAK

Handayani, Maulina. 2018. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual Beli

Properti Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati”. Skripsi.

Fakultas Syari‟ah. Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Sukron Ma‟mun,

S.HI.,M.Si.

Kata Kunci : Jual beli, Properti Syari’ah

Dewasa ini banyak ditemui developer peroperti yang menggunakan nama

syari‟ah, akan tetapi dalam pelaksanannya justru kurang bahkan jauh dari

pelaksanaan konsep syariat yang telah diajarkan dalam Islam. Berbeda dengan

developer properti yang satu ini, dengan nama Taylon Syari‟ah. Developer properti

ini berusaha mengaplikasikan usahanya dengan konseptual syari‟ah secara

keseluruhan. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui bagaimana pelaksanaan jual beli

properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, (2) mengetahui bagaimana

tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan jual beli yang dilakukan di Perumahan

Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati

Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengungkapkan permasalahan

diatas. Dengan metode ini, dilakukan wawancara kepada informan sesuai data yang

dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan data dan dokumentasi yang ada. Dan untuk

menguji hasil temuan data tersebut, peneliti menganalisis data dengan kerangka

teoritik yang peneliti susun.

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa Dalam akad jual beli perumahan

Taylon Syari‟ah, akad yang dipakai yaitu istisna‟ (akad pemesanan). Dimana ketika

ada seseorang ingin memesan kavling tanah yang nantinya akan dibangun

perumahan, maka dikenakan Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- sebagai tanda jadi

yang mengikat unit tetapi tidak mengikat harga. Maksud dari mengikat unit tetapi

tidak mengikat harga adalah jika sewaktu-waktu harga tanah naik maka harga yang

dipesan juga ikut naik selama belum di akad. Adapun cara pembayaran yaitu dengan

system tunai dan kredit. Mengenai tinjauan hukum Islam terhadap jual beli properti

Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati didapati dari beberapa rujukan Al-Qur‟an

maupun hadits yang telah tertulis sebelumnya menerangkan bahwasannya dalam

konseptual akad jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah telah mengambil daripada

konsep jual beli yang disyari‟atkan dalam Islam.

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. iii

PENGESAHAN ......................................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................. v

MOTTO...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................. xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 8

E. Penegasan Istilah ............................................................................ 8

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10

G. Metode Penelitian .......................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan .................................................................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Jual Beli .......................................................................................... 13

1. Pengertian Jual Beli............................................................ 19

2. Dasar Hukum Jual Beli ...................................................... 20

3. Rukun dan Syarat Jual Beli ................................................ 21

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

4. Macam-macam Jual Beli .................................................... 27

5. Khiar dalam Jual Beli ......................................................... 36

B. Akad Istishna‟ ................................................................................ 37

a. Pengertian Akad Istishna‟ ........................................................ 37

b. Hukum akad Istishna‟ .............................................................. 37

c. Dalil-dalil tentang Istishna‟...................................................... 39

C. Jual Beli Kredit .............................................................................. 42

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Perumahan Taylon syari‟ah............................................................ 49

B. Type-type Perumahan Taylon Syari‟ah ......................................... 52

C. Kelebihan dan Kekurangan dari Perumahan Taylon Syari‟ah ...... 58

D. Model Transaksi Pembelian Perumahan Syari‟ah ......................... 59

BAB IV JUAL BELI PERUMAHAN TAYLON SYARI’AH DALAM

TINJAUAN HUKUM ISLAM

A. Pelaksanaan Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten

Pati.................................................................................................. 68

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Properti di

Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati ............................... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 78

B. Saran-saran .................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

DAFTAR LAMPIRAN

A. Biografi Penulis

B. Penunjukan Pembimbing Skripsi

C. Lembar Konsultasi

D. Surat Keterangan Kegiatan

E. Surat Keterangan Ujian Komprehensif

F. Daftar harga Perumahan Taylon Syari‟ah

G. Contoh Surat Perjanjian

H. Brosur Perumahan Taylon Syari‟ah

I. Foto terkait dengan Perumahan Taylon syari‟ah

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kegiatan bisnis diartikan sebagai kegiatan usaha yang dijalankan oleh

orang atau badan usaha (perusahaan) secara teratur dan terus-menerus, yaitu

berupa kegiatan mengadakan barang-barang atau jasa maupun fasilitas-fasilitas

untuk diperjualbelikan, atau disewakan dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan ( Asyhadie, 2014: 29). Dalam kegiatan bisnis, banyak usaha-usaha

yang didirikan oleh kebanyakan orang dari usaha kecil, menengah sampai usaha

besar. Dalam melakukan usahanya, banyak orang melakukan berbagai cara untuk

dapat memajukan usahanya.

Bisnis properti memang menggiurkan bukan isapan jempol saja. Banyak

yang sukses meraup penghasilan lumayan besar dengan terjun di dunia properti.

Bisnis properti seperti makhluk indah yang ingin selalu didekati oleh pebisnis

lintas sektoral. Tarcatat beberapa pebisnis yang awalnya bukan pebisnis properti

sekarang menjadi pebisnis properti sukses disamping pengusaha properti

kawakan yang memang sudah dikenal sebagai orang properti.

Tentu tidak asal memasuki dunia baru bagi mereka tanpa dibekali

pemahaman tentang apa yang akan mereka lakukan. Sektor properti dipengaruhi

oleh kondisi makro ekonomi Nasional. Sektor properti dipengaruhi oleh tingkat

inflasi atau pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang bagus

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

menyebabkan daya beli masyarakat meningkat dan daya serap masyarakat

terhadap produk properti juga meningkat.Tak ketinggalan tingkat suku bunga

bank sangat berpengaruh terhadap kemampuan beli masyarakat karena

berhubungan dengan besarnya cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), terutama

terhadap perumahan kelas menengah ke bawah.

Dalam ekonomi Islam, dikenal adanya berbagai lembaga keuangan seperti

asuransi syari‟ah, leasing syari‟ah, dan perbankan syari‟ah. Pada umumnya yang

dimaksud dengan bank syari‟ah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah

(Sudarsono, 2003: 27).

Properti syariah hadir sebagai pilihan tidak hanya bagiumat Muslim

melainkan juga masyarakat secara umum yang ingin membeli rumah dengan cara

aman, bersistem sehat dan sesuai dengan aturan Islam. Umumnya, jika tidak

dalam bentuk tunai (cash), maka kredit pembelian rumah menjadi pilihan bagi

sebagian besar masyarakat. Sistem bunga adalah variabel yang sering melekat

pada kredit pembelian rumah atau properti. Hal ini jelas termasuk riba dalam

Islam dan haram hukumnya.

Sistem ekonomi berbasis syariah yang tumbuh sangat pesat di Indonesia

juga merambah ke bisnis properti, bahkan porsi pembelian properti melalui

sistem syariah telah menjadi daya tarik tersendiri dalam menjaring konsumen.

Bisnis properti syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Riba dalam hutang dan jual-beli banyak bentuknya. Contoh riba utang

yang muncul dalam jual-beli yang tidak tunai, misalnya salah seorang sebut saja

AA membeli mobil kepada BB secara tidak tunai dengan ketentuan harus lunas

dalam lima tahun. Jika dalam lima tahun tidak dilunasi maka tempo akan

diperpanjang dan si AA dikenai denda berupa tambahan sebesar 6%,. Praktek ini

tergolong ke dalam riba duyun yang haram hukumnya memperoleh tambahan

dari denda yang dibebankan.

Beberapa dalil yang menjelaskan haramnya praktik riba diantaranya :

firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 130

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan

berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu

mendapat keberuntungan”

Selain itu, dijelaskan juga dalam hadits Rasulullah SAW. Dari Abu

Hurairah ra, dari Rasulullah SAW berkata, „Jauhilah tujuh perkara yang

membinasakan !‟ Para sahabat bertanya, „Apa saja tujuh perkara tersebut wahai

Rasulullah?‟ Beliau menjawab, „Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa

yang diharamkan Allah SWT kecuali dengan jalan yang benar, memakan riba,

mamakan harta anak yatim, lari dari medan peperangan dan menuduh berzina

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

pada wanita-wanita mu‟min yang sopan yang lalai dari perbuatan jahat.

(Muttafaqun Alaih).Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Jabir

Radhiyallahu anhu, ia berkata:

عن جابر قال لعن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم آكل الربا ومؤكلو وكاتبو وشاىديو

وقال ىم سواء “Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam telah melaknat pemakan riba, yang

memberi riba, penulisnya dan dua saksinya,” dan beliau bersabda, “mereka

semua sama.”

Di balik potensi keuntungannya, para pelaku bisnis ini masih cukup

banyak yang melakukan praktik usaha dengan melibatkan hal-hal yang tidak

sesuai dengan agama Islam, seperti penggunaan bunga kredit kepemilikan rumah

yang tergolong sebagai riba dan haram hukumnya dalam syariat, seperti yang

diterangkan dalam Q.S Al-Baqarah, ayat 275 yang berbunyi :

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

(Al-Baqarah: 275)

Pola pembelian properti yang selama ini menggunakan fasilitas

pembiayaan dari perbankan konvensional dinilai bertentangan dengan agama

Islam karena terkait dengan riba. Dalam Islam riba itu sangat dihindarkan

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

karena termasuk dosa besar. Banyak dalil yang bisa dieksplor yang bisa

menjadi landasan memaknai haramnya riba, dalam Al Qur‟an maupun hadits,

termasuk juga pendapat para ulama.

Memang saat ini ada bank syari‟ah yang memiliki produk Kredit

Pemilikan Rumah (KPR) dengan embel-embel Syariah tapi pendapat beberapa

guru yang memiliki ilmu tentang bisnis syariah ternyata Bank Syari‟ah itu

tidak syariah. Membingungkan memang bagi sebagian orang, tapi bagi

mereka yang mengerti tentang bisnis syari‟ah dan riba dan bahayanya, tidak

ada keraguan lagi jika bank syari‟ah itu tidak syari‟ah, berarti produk-produk

bank syari‟ah juga termasuk riba dan riba itu harus ditinggalkan dalam

berbisnis.

Penjualan perumahan dengan pola pembiayaan bank konvensional

dengan produk bank yang bernama Kredit Pemilikan Rumah setidaknya

memberikan keringanan kepada developer karena banklah yang melunasi

pembayaran harga rumah, untuk selanjutnya konsumenlah yang berhutang dan

menyicil ke bank.

Lain halnya jika perumahan dikembangkan dengan prinsip-prinsip

Syariah Islam seperti Perumahan Taylon Syari‟ah, lembaga pembiayaan tidak

terlibat dalam proses jual-beli produk properti. Adalah wajib hukumnya bagi

developer properti syari‟ah untuk inovatifdan kreatif dalam mensiasati pola

pembiyaan untuk konsumen.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Selain dituntut untuk merancang pola pembiyaan yang sesuai dengan

keinginan dan kemampuan konsumen pengembang properti syariah juga

diwajibkan untuk mencari sendiri sumber pembiayaan proyeknya. Lagi-lagi

dengan syarat tidak boleh meminta pembiayaan ke bank atau kepada lembaga

pembiayaan lain yang mengandung riba.

Kemudian bagaimana pandangan etika dalam Islam dalam melakukan

bisnis jual beli yang baik. Karena seperti halnya usaha-usaha lain, Perumahan

Taylon Syari‟ah dalam menjalankan usahanya menggunakan sistem syari‟ah

yaitu menujal tanah dan bangunan berupa perumahan dengan cara yang

syar‟iya itu tanpa menggunakan pembiayaan melalui bank, tanpa adanya sita,

tanpa adanya denda dan yang paling menarik yaitu tanpa adanya riba yang

dimana sudah dijelaskan diatas bahwa riba itu haram hukumnya. Akan tetapi

apakah benar semuanya itu bisa benar-benar dilakukan oleh developer

Perumahan Taylon Syari‟ah yang berada dibawah naungan PT. Tan Iskandar

Muda yang bergerak di bidang properti ini. Apakah bisnis ini benar-benar

sesuai dengan syari‟at Islam.

Berdasarkan uraian diatas, bisnis properti yang dilakukan oleh

Perumahan Taylon Syari‟ah Tayu Kabupaten Pati, penulis harus mencari tahu

bagaimana pelaksanaannya. Maka dari itu bagi penulis itu sangat menarik

untuk bisa dilakukan penelitian karena bisnis properti syari‟ah itu masih

jarang sekali.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Dilatar belakangi hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Jual

Beli Properti di Perumahan Taylon Syari’ah Kabupaten Pati”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas diatas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan jual beli properti di Perumahan Taylon

Syari‟ah Kabupaten Pati?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan jual beli

properti di Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan jual beli properti yang dijalankan oleh

Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten .

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam dari sistem jual beli yang

dijalankan oleh pihak Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati .

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan bahwa penelitian ini tidak

hanya berguna untuk pribadi tetapi dapat juga berguna bagi orang lain.

Beberapa kegunaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagi Akademik

a. Menambah wawasan dan pengetahuan terutama pada penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya yang ingin mendalami

permasalahan ini.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh civitas

akademika sebagai bahan informasi dan rujukan bagi mereka yang

ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Bagi Praktisi

a. Bagi Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam menjalankan sistem bisnisnya dengan

etika-etika bisnis yang baikdansesuaisyari‟at Islam.

b. Dapat dijadikan panduan bagi konsumen dalam melakukan

pembelian untuk bersikap bijak sebelum membeli.

E. PENEGASAN ISTILAH

Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang

penulis teliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah

yang ada hubungannya dengan judul penelitian ini yaitu :

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

1. Hukum Islam

Hukum Islam yaitu rangkaian dari kata “hukum” dan kata “Islam”

untuk mengetahui arti hukum Islam perlu diketahui lebih dahulu arti kata

hukum. Hukum yaitu seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia

yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku da mengikat untuk

seluruh anggotanya. Hukum Islam artinya seperangkat peraturan

berdasarkan wahyu Allah dan Sunnah Rasul tentng tingkah laku manusia

yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragama

Islam (Syarifuddin, 1997 : 4-5).

Menurut Sudarsono (1992 : 12), hukum Islam adalah peraturan-

peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang jual beli berdasarkan al-

Qur‟an, Hadis, dan menurut beberapa madzhab serta pandangan Majlis

Ulama Indonesia.

2. Jual Beli

Menurut Suhendi (2014 : 68), jual beli adalah suatu perjanjian tukar-

menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di

antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain

menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah

dibenarkan Syara‟ dan disepakati.

3. Properti

Properti menunjukkan kepada sesuatu yang biasanya dikenal sebagai

entitas dalam kaitan dengan kepemilikan seseorang atau sekelompok

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

orang atas suatu hak eksklusif. (Wikipedia,

https://id.m.wikipedia.org/wiki/properti )

F. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ini bukan merupakan plagiasi ataupun pengulangan dari

penelitian-penelitian yang telah ada. Karena penelitian ini menganalisis

tentang “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Properti di

Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati”. Beberapa penelitian

terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

Pertama, Skripsi Anur Janatin Na‟im (Institut Agama Islam Negeri

Tulungagung) 2015, dengan judul “Perlindungan Konsumen Dalam Jual-

beli Perumahan Ditinjau dari Undang-Undang No.08 Tahun 1999 dan

Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 06/DSN-MUI/IV/2000 (Studi Kasus di

Perum Taman Nirwana Kediri). Penelitian ini bertujuan untuk

mendiskripsikan pelaksanaan jual-beli perumahan di Perum Taman Nirwana

Kediri dan mendiskripsikan hubungan perlindungan konsumen dalam jual-

beli perumahan di Perum Taman Nirwana dengan Undang-Undang No.8

Tahun 1999 dan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No.06/DSN-MUI/IV/2000.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa : (1). Pelaksanaan jual-beli di Perum Taman Nirwana Kediri, pembeli

diberi kebebasan untuk memilih obyeknya dan pembayarannya dapat

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

dilakukan secara tunai, tunai bertahap dan kredit (KPR). Fasilitas yang

ditawarkan ada hunian dengan desain 2 ruang kamar tidur, ruang tamu,

dapur dan kamar mandi, sedangkan fasilitas umum ad ataman, mushola dan

lapangan, meskipun mushola dan lapangan belum direalisasikan pelaku

usaha. (2). Perlindungan konsumen berdasarkan Undang-Undang N0.8

Tahun 1999 dalam pelaksanaan jual-beli di Perum Taman Nirwana belum

sepenuhnya terlaksana. Hal ini terlihat dari hak-hak konsumen yang belum

terpenuhi terutama fasilitas umum dan kontruksi bangunan yang kurang

bagus. Tindakan pelaku usaha ini menunjukkan bahwa pelaku usaha di

Perum Taman Nirwana Kediri dalam transaksi jual-beli rumah telah

melanggar ketentuan undang-undang No.8 Tahun 1999 yang terdapat dalam

pasal 4, pasal 7, pasal 8, pasal 9, pasal 10, pasal 16 dan pasal 17, sehingga

pelaku harus dikenakan sanksi tegas sebagaimana pasal 62 undang-undang

No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. (3). Perlindungan

Konsumen berdasarkan Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional N0.06/DSN-

MUI/IV/2000, dalam jual-beli rumah di Perum Taman Nirwana belum

sepenuhnya terlaksana. Hal ini terlihat dari hak-hak konsumen yang belum

terpenuhi terutama fasilitas umum dan kontrusi bangunan yang kurang

bagus.Tindakan pelaku usaha ini melanggar ketentuan Fatwa Dewan

Syari‟ah Nasional No.06/DSN-MUI/IV/2000 No. 2 ayat (4) dan (6).

Kedua, Skripsi Ayu Anggraini (Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim) 2016, dengan judul “Pembelian Tanah Kavling Bisnis

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Properti Syari‟ah Perspektif Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah (Studi

Kasus Perseroan Terbatas Bisnis Properti Syari‟ah Indonesia Malang).

Masalah yang dikaji adalah (1). Bagaimana proses pembelian tanah kavling

bisnis property syari‟ah Indonesia?(2). Bagaimana proses pembelian tanah

kavling bisnis property syari‟ah Indonesia perspektif kompilasi hukum

ekonomi syari‟ah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pembelian

tanah kavling PT.Bisnis property syari‟ah Insonesia terdapat beberapa hal

yang harus diperhatikan dan menjadi hal yang wajib agar dapat sah menurut

hukum yakni: akad dalam pembelian, rukun pembelian, syarat-syarat

pembelian, dan kewajiban dan hak dari pembelin.dalam pembelian tanah

kavling juga harus memperhatikan KHES sehingga jual beli yang dilakukan

tidak menyalahi hukum.

Ketiga, Skripsi susi Nurkholidah (Universitas Islam Negeri Walisogo

Semarang) 2015, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Pelaksanaan Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Perumahan Pada PT.Rumah

Cerdas Yogyakarta (Studi Kasus di Perumahan Griya Kembang Putih).hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa akad yang digunakan di dalam perjanjian

pendahuluan jual beli perumahan pada PT.Rumah Cerdas telah memenuhi

rukun dan syarat-syarat perjanjian menurut hukum Islam, tujuan akad

dilaksanakan dan para pihak menyatakan kerelaan atas isi dari perjanjian

tersebut. Dalam pelaksanaannya keterlambatan pembangunan dikarenakan

belum adanya dana dari pihak PT.Rumah Cerdas dan menanggap bantuan

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

dari pemerintah yang memiliki program rumah bersubsidi. Menurut

pandangan hukum Islam terhadap pelaksanaan perjanjian pendahuluan jual

beli perumahan, perjanjian PT. Rumah Cerdas tidak sesuai dengan asas-asas

didalam bermuamalat yaitu asas keseimbangan, kemaslahatan, asas amanah

dan asas keadilan.

Penelitian ini tidak merupakan duplikasi atau pengulangan dari

penelitian yang ada. Karena dari penelusuran karya ilmiah yang dilakukan

oleh penulis belum ditemukan yang sama dan bahkan masih jarang sekali

apalagi yang secara spesifik membahas tentang praktik jual beli property di

Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati.

G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

research) bersifat kualitatif yaitu penelitian yang dimiliki sasaran

penelitian terbatas tetapi dengan keterbatasannya itu dapat digali

sebanyak mungkin data mengenai sasaran penelitian (Burhan Bungin,

2001: 29).

Penelitian ini menggunakan pendekatan normatif yaitu

menggunakan pendekatan fiqh, karena yang akan diteliti adalah berbagai

aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian

(Hardijan Rusli, 2006: 45).

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

2. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Perumahan Taylon Syari‟ah Jl.Tayu-

Jepara Km.2, Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dengan subjek penelitian

sistem jual beli properti syari‟ahyang dilakukan oleh Perumahan Taylon

Syari‟ah Kabupaten Pati.Perumahan Taylon Syari‟ah adalah salah satu

perumahan yang berbasis syari‟ah di Kabupaten Pati, dan yang sudah

menjalankan bisnisnya dengan konsep kesyari‟ahan yang baik dan benar.

3. Data dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sistem jual beli properti

yang dilakukan oleh Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati. Sumber

data penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh (Moleong,

2000: 114). Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Data Primer

Data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang

diamati atau diwawancarai (Moleong, 2009: 157). Sumber data primer

penelitian ini, penulis peroleh baik melalui kegiatan observasi dengan

karyawan dan juga pembeli yang terlibat langsung dengan Perumahan

Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari sumber data yang sudah jadi. Seperti

dari skripsi, tesis, disertasi, jurnaldan juga buku-buku yang berkaitan

dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode penelitian lapangan (Ali, 2009: 107). Penulis

menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data antara lain:

a. Observasi (Pengamatan)

Observasi dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan

data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala

yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung

pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang

terjadi (Nawawi, 1995: 94). Pengamatan ini yang dilakukan secara

langsung pada objek yaituperumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati.

b. Wawancara (Interview)

Merupakan tanya jawab secara lisan dimana dua orang atau

lebih berhadapan secara langsung dalam proses interview ada dua

pihak yang menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak sebagai

pencari informasi atau interviewer sedangkan pihak lain berfungsi

sebagai informan atau responden (Romy, 1990: 71). Wawancara ini

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

dilakukan pihak yang terkait dengan Perumahan Taylon Syari‟ah

Kabupaten Pati, karyawan ataupun pembeli langsung.

c. Dokumen

Dokumen adalah metode pencarian dan pengumpulan data

mengenai hal-hal yang berupa catatan , buku, majalah, dokumen, dan

sebagainya (Arikunto, 1998: 148). Adapun dokumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sejarah dari Perumahan Taylon Syari‟ah

dan foto-foto terkait dengan Perumahan Taylon Syari‟ah.

5. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif

analisis. Analisis data yang dapat digunakan adalah pendekatan normatif

dengan sumber data primer dan sekunder, dengan menggunakan pola

pikir deduktif yang menganalisis sistem jual beli menurut Hukum Islam.

Setelah pengumpulan data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis

seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Untuk

menganalisisnya, data-data yang diperoleh kemudian direkdusi,

dikategorikan dan selanjutnya disentisasi atau disimpulkan (Moleong,

2011: 288).

6. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang

digunakan yaitu triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai suatu pembanding terhadap

data itu (Moleong, 2002: 178).

Berdasarkan pendapat Moleong diatas, maka penulis melakukan

perbandingan data yang telah diperoleh. Yaitu data-data sekunder hasil

kajian pustaka akan dibandingkan dengan data-data primer yang

diperoleh dari observasi dan wawancara yang sesuai fakta-fakta yang

ditemui dilapangan. Sehingga kebenaran dari data yang diperoleh dapat

dipercaya dan meyakinkan untuk diambil sebuah kesimpulan.

H. SISTEMATIKA PENELITIAN

Agar diperoleh penelitian yang sistematis, terarah serta mudah

dipahami dan dapat dimengerti oleh para pembaca pada umumnya, maka

peneliti akan menyajikan karya ilmiah ini ke dalam bentuk sistematika

penelitian yang terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan dalam bab ini berisi mengenai, Latar belakang

masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian,

Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian yang berisi tentang

Jenis penelitian dan pendekatan, Lokasi Penelitian, Data dan Sumber Data,

Teknik Pengumpulan Data, Analisia Data, Pengecekan Keabsahan Data,

Tahap-Tahap Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Bab II Landasan Teori dalam bab ini berisi mengenai,praktik jual

beli, dalam hal ini mencakup bahasan tentang konsep jual beli dalam Islam

yang di antaranya mengenai pengertian jual beli, dasar hukum jual beli,

rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual beli, larangan dalam jual beli

dan jual beli yang dilarang dalam islam. Dan membahas sekitar akad istisna‟

dan jual beli kredit.

Bab III Pemamaparan Data dan Hasil Penelitian dalam bab ini berisi

mengenai, Lokasi Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati, Gambaran

umum mengenai pelaksanaan jual beli perumahan di Taylon Syari‟ah.

Bab IV Pembahasan dalam bab ini berisikan tentang analisis dan

pembahasan penyusun mengenai pelaksanaan jual beli yang dilakukan oleh

pihak perumahan Taylon Syari‟ah berdasarkan hasil observasi dan

wawancara. Pembahasan dilakukan dengan cara menganalisis dan

menjelaskan tentang pelaksanaan jual beli properti tersebut yaitu aspek

hukum muamalah dan aspek hukum jual beli properti.

Bab V Penutup dalam bab ini berisi mengenai, Kesimpulan dan Saran

dari hasil analisis serta Rekomendasi saran-saran yang memuat masukan

khususnya terhadap pelaksanaan jual beli properti.

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Jual beli

1. Pengertian Jual Beli

Jual beli Adalah proses pemindahan hak milik/barang atau harta

kepada pihak lain dengan menggunakan uang sebagai alat tukarnya.

Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-Bai‟, al-

Tijarah dan al-Mubadalah, sebagaimana Allah Swt berfirman:

“Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak

akan rugi” (Fathir : 29).

Jual beli (al-bay) secara bahasa menurut Aziz (2010:23) adalah

memindahkan hak milik terhadap benda dengan akad saling mengganti.

Menurut pengertian syari‟at jual beli adalah pertukaran harga atas

dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti yang

dibenarkan (Sabiq, 1987:45). Secara terminologi ada beberapa definisi

jual beli yang dikemukakan oleh para ulama fiqh, sekalipun substansinya

dan tujuan masing-masing definisi adalah sama yaitu tukar menukar

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

barang dengan cara tertentu atau tukar menukar sesuatu dengan sepadan

menurut caranya yang benar. Jual beli (al-Buyu) adalah pertukaran harta

atas dasar saling rela atau memindahkan hak milik dengan ganti yang

dapat dibenarkan (berupa alat tukar yang sah) (Dewi dkk, 2006:9).

2. Dasar Hukum Jual Beli

Transaksi jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam

Islam, baik disebutkan dalam al-Quran, al-Hadis maupun ijma‟ ulama.

Adapun dasar hukum jual beli adalah :

1. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt dalam Surat Al-

Baqarah ayat 275 :

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba”

2. Dalam Surat An-Nisa‟ ayat 29 :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

dan janganlah kamu membunuh dirimu.Sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.”

Berdasarkan ayat ini, yang menjadi kriteria suatu transaksi yang

sah adalah adanya unsur suka sama suka (Hasan, 2008:381).

Adapun landasan hukum jual beli yang berasal dari hadits

Rasulullah Saw. adalah sebagaimana sabdanya:

انماالبيع عن ترا ض

“Sesungguhnya sahnya jual beli atas dasar kerelaan”

Sedangkan para ulama telah sepakat mengenai kebolehan akad

jual beli. Ijma‟ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia

berhubungan dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain,

dan kepemilikan sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja,

namun harus ada kompensasi sebagai imbal baliknya. Sehingga

dengan disyariatkannya jual beli tersebut merupakan salah satu cara

untuk merelalisasikan keinginan dan kebutuhan manusia, karena pada

dasarnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa berhubungan

dan bantuan orang lain (Huda, 2011:54).

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

a. Rukun Jual Beli

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Menurut mazhab Hanafi rukun jual beli adalah ijab dan qobul

yang menunjukkan sikap tukar menukar atau saling member. Ataupun

dengan kata lain, bahwa ijab qobul adalah perbuatan yang

menunjukkan kesediaan kedua belah pihak untuk menyerahkan milik

masing-masing kepada pihak lain dengan menggunakan perkataan dan

perbuatan (Muclich, 2010 : 178-179).

Jumhur Ulama‟ menetapkan rukun jual beli ada 4 yaitu :

1) Orang yang berakad (penjual dan pembeli)

2) Shighat (lafal ijab dan qabul)

3) Barang yang dibeli

4) Nilai tukar pengganti barang (Sahrani, 2011:67).

Dari keempat rukun tersebut, mereka sepakati dalam setiap jenis akad.

Rukun jual beli menurut jumhur ulama, selain mazhab Hanafi ada tiga

yaitu :

1) Pihak yang berakad (aqidain)

2) Yang diakadkan (Ma‟qud „Alaih)

3) Shighat (lafal) (ijab qobul) (Aziz, 2010 : 28).

b. Syarat-syarat Sah Jual Beli

1) Penjual dan Pembeli (aqidain)

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Yang dimaksud dengan aqidain adalah para pihak yang

melakukan akad. Adapun syarat yang harus ada pada penjual dan

pembeli yaitu :

a) Berakal dan Baligh

Baligh berakal agar tidak mudah ditipu orang.Batal

akad anak kecil, orang gila, dan orang bodoh sebab mereka

tidak pandai mengendalikan harta. Oleh karena itu, anak

kecil, orang gila, dan orang bodoh tidak boleh menjual harta

sekalipun itu miliknya, Allah SWT berfirman:

فهاء اموا (5كم )النسآء:ل ولت ؤتواالس

“Dan janganlah kamu berikan hartamu kepada

orang-orang yang bodoh”(An-Nisa:5).

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa harta tidak boleh

diserahkan kepada orang bodoh.„Illat larangan tersebut ialah

karena orang bodoh tidak cakap dalam mengendalikan harta,

orang gila dan anak kecil juga tidak cakap dalam mengelola

harta sehingga orang gila dan anak kecil juga tidak sah

melakukan ijab dan Kabul (Suhendi, 2014 : 74).

b) Kehendak sendiri (bukan paksaan)

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Tidak sah jika ada unsure pemaksaan terhadap hartanya

tanpa kebenaran karena tidak ada kerelaan darinya.

c) Tidak mubazir (pemboros), sebab harta orang yang mubazir itu

ditangan walinya.

d) Beragama Islam,

Syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam benda-benda

tertentu, misalnya seseorang dilarang menjual hambanya yang

beragama islam sebab besar kemungkinan pembeli tersebut

akan merendahkan abid yang beragama Islam, sedangkan

Allah Swt. melarang orang-orang mukmin memberi jalan

kepada orang kafir untuk merendahkan orang mukmin, firman-

Nya:

ولن يعل اللو للكفرين علي المؤمني سبيل

“Dan Allah sekali-kali tidak memberi jalan bagi orang kafir

untuk menghina orang mukmin” (An-Nisa:141).

2) Ma‟uqud „Alaihi (harga atau barang)

Menurut Aziz (2010:47) bahwa Al-Ma‟uqud alaih adalah

harga dan barang yang dihargakan. Untuk melengkapi keabsahan jual

beli, barang atau harga harus memenuhi syaratnya yaitu :

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

a) Suci atau mungkin untuk disucikan sehingga tidak sah penjualan

benda-benda najis seperti anjing, babi dan yang lainnya,

Rasulullah Saw. bersabda :

عن جابر رض أن رسول اللو ص م ان اللو ورسولو حرم ب يع مروالميتة والنزير والصنام )رواه البخاري ومسلم( ال

“ Dari Jabir r.a. Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya

Allah dan Rasul-Nya mengharamkan penjualan arak, bangkai,

babi, dan berhala.“ (Riwayat Bukhari dan Muslim)

b) Memberi manfaat menurut syara‟, maka dilarang jual beli benda-

benda yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut syara‟,

seperti menjual babi, kala, cicak, dan yang lainnya.

c) Jangan ditaklikan, yaitu dikaitkan atau digantungkan kepada hal-

hal lain, seperti jika ayahku pergi, kujual motor ini kepadamu.

d) Tidak dibatasi waktunya, seperti kujual motor ini kepada Tuan

selama satu tahun, maka penjualan tersebut tidak sah sebab jual

beli merupakan salah satu sebab pemilikan secara penuh yang

tidak dibatasi apa pun kecuali ketentuan Syara‟.

e) Dapat diserahkan dengan cepat maupun lambat tidaklah sah

menjual binatang yang sudah lari dan tidak dapat ditangkap

lagi.Barang-barang yang sudah hilang atau barang yang sulit

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

diperoleh kembali karena samar, seperti seekor ikan jatuh ke

kolam, tidak diketahui dengan pasti ikan tersebut sebab dalam

kolam tersebut terdapat ikan-ikan yang sama.

f) Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain dengan tidak

se-izin pemiliknya atau barang-barang yang baru akan menjadi

miliknya.

g) Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat

diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran

yang lainnya, maka tidaklah sah jual beli yang menimbulkan

keraguan salah satu pihak (Suhendi, 2014:72-73).

3) Lafaz Shighat

a) Pengertian Lafaz shighat

Shighat adalah ijab dan qobul. Ijab diambil dari kata anjaba

yang artinya meletakkan, dari pihak penjual yaitu pemberian hak

milik, dan qobul yaitu orang yang menerima hak milik (Aziz, 2010

: 29).

b) Syarat-syarat sah ijab Kabul ialah sebagai berikut.

(a) Jangan ada yang memisahkan, pembeli jangan diam saja

setelah penjual menyatakan ijab dan sebaliknya.

(b) Jangan diselingi dengan kata-kata lain antara ijab dan kabul.

(c) Beragama Islam, syarat ini khusus untuk pembeli saja dalam

benda-benda tertentu, misalnya seseorang dilarang menjual

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

hambanya yang beragama Islam kepada pembeli yang tidak

beragama Islam, sebab besar kemungkinan pembeli tersebut

akan merendahkan abid yang beragama Islam

(Suhendi,2014:71).

Sedangkan Allah Swt. melarang orang-orang mukmin memberi

jalan kepada orang kafir untuk merendahkan mukmin, firmannya :

ولن يعل اللو للكا فرين علي المؤ مني سبيل Dan Allah sekali-kali tidak member jalan bagi orang kafir

untuk menghina orang mukmin (An-Nisa :141)

c) Masalah ijab dan Kabul ini para ulama fiqh berbeda pendapat,

diantarannya berikut ini.

(a) Menurut Ulama Syafi‟iyah ijab dan Kabul ialah :

عقد الب يع إل بالصفةالكل مية لي ن “Tidak sah akad jual beli kecuali dengan shigat (ijab kabul)

yang diucapkan”

(b) Imam Malik berpendapat :

ستفهام ان الب يع قدوقع وقد لزم بال“Bahwa jual beli itu telah sah dan dapat dilakukan secara

dipahami saja”

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

(c) Pendapat ketiga ialah penyampaian akad dengan perbuatan

atau disebut juga dengan aqad bi al-mu‟athah yaitu:

عطاء بدون كلم كأن يشتي شيأ المعاطة وىي الخدوالثنو معلوم لو فاللأ خذ من البائع وي عطيو الثمن وىو

بالقبض يلك “Aqad bi al-mu‟athah ialah mengambil dan memberikan

dengan tanpa perkataan (ijab dan Kabul), sebagaimana

seseorangmembeli sesuatu yang telah diketahui harganya,

kemudian ia mengambilnya dari penjual dan memberikan

uangnya sebagai pembayaran” (Suhendi, 2014 : 73-74).

4. Macam-macam Jual Beli

Jual beli dapat ditinjau dari beberapa segi.Ditinjau dari segi

hukumnya, jual beli ada dua macam, jual beli yang sah menurut hukum

dan batal menurut hukum, dari segi objek jual beli dan segi pelaku jual

beli.

Ditinjau dari segi benda yang dijadikan objek jual beli dapat

dikemukakan pendapat Imam Taqiyuddin bahwa jual beli dibagi menjadi

tiga bentuk :

ة وب يع م الب ي وع ثلثة ب يع عي مشاىدة وب يع شيئ موصوف ف الذ عي غائبة ل تشاىد

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

“Jual beli itu ada tiga macam : 1) jual beli benda yang kelihatan,

2) jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam janji, dan 3) jual beli

benda yang tidak ada.”

1) Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu melakukan akad jual

beli benda atau barang yang diperjualbelikan ada di depan penjual dan

pembeli. Hal ini lazim dilakukan masyarakat banyak dan boleh

dilakukan, seperti membeli beras dipasar.

2) Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli

salam (pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang, salam adalah

untuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada awalnya berarti

meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga

tertentu, maksudnya ialah perjanjian yang penyerahan barang-

barngnya ditangguhkan hingga masa tertentu, sebagai imbalan harga

yang telah ditetapkan ketika akad.

3) Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat ialah jual beli

yang dilarang oleh agama Islam karena barangnya tidak tentu atau

masih gelap sehingga dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari

curian atau barang titipan yang akibatnya dapat menimbulkan kerugian

salah satu pihak. Sementara itu, merugikan dan menghancurkan harta

benda seseorang tidak diperbolehkan, seperti yang dijelaskan oleh

Muhammad Syarbini Khatib (t.t:6) bahwa penjualan bawang merah

dan wortel serta yang lainnya yang berada di dalam tanah adalah batal

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

sebab hal tersebut merupakan perbuatan gharar, Rasulullah Saw.

bersabda :

إن النب ص م ن هي عن ب يع العنب حت يسودوعن الحب

حت يشد “Sesungguhnya Nabi Saw. melarang perjualan anggur

sebelum hitam dan dilarang penjualan biji-bijian sebelum mengeras.”

Ditinjau dari segi pelaku akad (subjek), jual beli terbagi menjadi tiga

bagianyaitu :

1) Akad jual beli yang dilakukan dengan lisan adalah akad yang

dilakukan oleh kebanyakan orang. Bagi orang bisu diganti

dengan isyaratkarena isyarat merupakan pembawaan alami

dalam menampakkan kehendak.Hal yang dipandang dalam

akad adalah maksud atau kehendak dan pengertian, bukan

pembicaraan dan pernyataan.

2) Penyampaian akad jual beli melalui utusan, perantara, tulisan,

atau surat-menyurat sama halnya dengan ijab Kabul dengan

ucapan, misalnya via Posdan Giro. Jual beli ini dilakukan

antara penjual dan pembeli tidak berhadapan dalam satu

majelis akad, tetapi melalui Pos dan Giro, jual beli seperti ini

dibolehkan menurut syara.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

3) Jual beli dengan perbuatan (saling memberikan) atau dikenal

dengan istilah mu‟athah yaitu mengambil dan memberikan

barang tanpa ijab dan Kabul, seperti seseorang mengambil

rokok yang sudah bertuliskan label harganya, dibandrol oleh

penjual dan kemudian diberikan uang pembayarannya kepada

penjual . Jual beli dengan cara demikian dilakukan tanpa sighat

ijab Kabul antara penjual dan pembeli, menurut sebagian

Syafi‟iyah tentu hal ini dilarang sebab ijab Kabul sebagai

rukun jual beli. Tetapi sebagian Syafi‟iyah lainnya, seperti

Imam Nawawi membolehkan jual beli barng kebutuhan sehari-

hari dengan cara yang demikian, yakni tanpa ijab Kabul

terlebih dahulu (Suhendi, 2014 : 77-78).

Selain pembelian di atas, jual beli juga ada yang dibolehkan

dan ada yang dilarang juga ada yang batal ada juga yang terlarang

tetapi sah.

Jual beli yang dilarang dan batal hukumnya adalah sebagai berikut:

1) Barang yang hukumnya najis oleh agama, seperti anjing , babi,

berhala, bangkai, dan khamr, Rasulullah Saw. bersabda :

عن جابر رض ان رسول اللو ص م قال إن اللو ورسولو حرم

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

والنزير ولصنام )رواه البخاري ومسلم( ب يع المروالميتة

“Dari Jahir r.a, Rasulullah Saw. bersabda, sesungguhnya

Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkan menjual arak,

bangkai, babi, dan berhala” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

2) Jual beli sperma (mani) hewan, seperti mengawinkan seekor

domba jantan dengan betina agar dapat memperoleh turunan.

Jual beli ini haram hukumnya karena Rasulullah Saw.

bersabda:

عن ابن عمر رض قال ن هي رسول اللو ص م عن عسب الفحل )رواه البخاري(

“Dari Ibnu Umar r.a., berkata; Rasulullah Saw.telah

melarang menjual mani binatang” (Riwayat Bukhari).

3) Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut

induknya. Jual beli seperti ini dilarang karena barangnya belum

ada dan tidak tampak juga, Rasulullah Saw. Bersabda:

ن ابن عمر رض ان رسول اللو ص م ن هي عن ب يع ع

لة )رواه البخاري ومسلم(حبل الحب “Dari Ibnu Umar r.a Rasulullah Saw. telah melarang

penjualan sesuatu yang masih dalam kandungan induknya”

(Riwayat Bukhari dan Muslim).

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

4) Jual beli dengan muhaqallah. Baqalah berarti tanah, sawah,

dan kebun, maksud muhaqallah disini ialah menjual tanan-

tanaman yang masih di ladang atau di sawah. Hal ini dilarang

agama sebab ada persangkaan riba di dalamnya.

5) Jual beli dengan mukhadharah, yaitu menjual buah-buahan

yang belum pantas untuk dipanen, seperi menjual rambutan

yang masih hijau, mangga yang masih kecil-kecil, dan yang

lainnya. Hal ini dilarang karena barang tersebut masih samar,

dalam artian mungkin saja buah tersebut jatuh tertiup angin

kencang atau yang lainnya sebelum diambil oleh si

pembelinya.

6) Jual beli dengan muammassah, yaitu jual beli secara sentuh-

menyentuh, misalkan seseorang menyentuh sehelai kain

dengan tangannya di waktu malam atau siang hari, maka orang

yang menyentuh berarti telah membeli kain tersebut. Hal ini

dilarang karena mengandung tipuan dan kemungkinan akan

menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.

7) Jual beli dengan munabadzah, yaitu jual beli secara lempar-

melempar, seperti seorang berkata,”lemparkan kepadaku apa

yang ada padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

ada padaku”. Setelah terjadi lempar-melempar, terjadilah jual

beli. Hal ini dilarang karena mengandung tipuan dan tidak ada

ijab dan Kabul.

8) Jual beli dengan muzabanah, yaitu menjual buah yang basah

dengan buah yang kering, seperti menjual padi kering dengan

bayaran padi yang basah, sedangkan ukurannya dengan dikilo

sehingga akan merugikan pemilik padi kering. Hal ini dilarang

oleh Rasulullah Saw. dengan sabdanya:

حا ق لة والمحا

عن أنس رض قال ن هي رسول اللو عن الم

ضرة والمل مسةوالمنابذة والمزاب نة )رواه البخاري( “Dari Anas r.a, ia berkata ; Raulullah Saw. melarang jual beli

muhaqallah, mukhadharah, mulammassah, munabazah dan

muzabanah” (Riwayat Bukhari).

9) Menentukan dua harga untuk satu barang yang

diperjualbelikan. Menurut Syafi‟I penjualan seperti ini

mengandung dua arti, yang pertama seperti seseorang berkata

“Kujual buku ini seharga $ 10,- dengan tunai atau $ 15,-

dengan cara utang”. Arti kedua ialah seperti seseorang

berkata.”Aku jual buku ini kepadamu dengan syarat kamu

harus menjual tasmu padaku.” Rasulullah Saw. bersabda :

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

عت ي ف عن اب ىري رة رض قال رسول اللو ص م من باع ب ي

عة ف لو او كسهما أوالربا )رواه ابوداود( بي “Dari Abi Hurairah, ia berkata; Rasulullah

Saw.bersabda, barang siapa yang menjual dengan dua

harga dalam satu penjualan barang, maka baginya ada

kerugian atau riba.” (Riwayat Abu Dawud).

10) Jual beli dengan syarat (iwadh mahjul), jual beli seperti ini,

hamper sama dengan jual beli dengan menentukan dua harga,

hanya saja di sini dianggap sebagai syarat, seperti seseorang

berkata, “aku jual rumahku yang butut ini kepadamu dengan

syarat kamu mau menjual mobilmu kepadaku.” Lebih jelasnya,

jual beli ini sama dengan jual beli dengan dua harga arti yang

kedua menurut al-Syafi‟i.

11) Jual beli gharar, yaitu jual beli yang samar sehingga ada

kemungkinan terjadi penipuan, seperti penjualan ikan yang

masih di kolam atau menjual kacang tanah yang atasnya

kelihatan bagus tetapi dibawahnya jelek. Penjualan ini

dilarang, karena Rasulullah Saw. bersabda :

مك ف الماء ف إنو غرز)رواه احمد(لتشت رواالس “Janganlah kamu membeli ikan di dalam air, karena jual beli

seperti itu termaasuk gharar, alias nipu” (Riwayat Ahmad)

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

12) Jual beli dengan mengecualikan sebagian benda yang dijual,

seperti seseorang menjual sesuatu dari benda itu ada yang

dikecualikan salah satu bagiannya, misalnya A menjual seluruh

pohon-pohonan yang ada dikebunnya, kecuali pohon pisang.

Jual beli ini sah sebab ada yang dikecualikannya jelas. Namun,

bila yang dikecualikan tidak jelas (majhul), jual beli tersebut

batal. Rasulullah Saw. bersabda :

يا حا ق لة والمزاب نة والث ن

أن رسول اللو ص م ن هي عن الم

أن ت علم )رواه النسائ( إل “Rasulullah melarang jual beli dengan muhaqallah,

mudzabanah, dan yang dikecualikan, kecuali bila ditentukan”

(Riwayat Nasai).

13) Larangan menjual makanan hingga dua kali takar. Hal ini

menunjukkan kurangnya saling percaya antara penjual dan

pembeli. Jumhur ulama berpendapat bahwa seseorang yang

membeli sesuatu dengan takaran dan telah diterimanya,

kemudian ia jual kembali, maka ia tidak boleh menyerahkan

kepada pembeli kedua dengan takaran yang pertama sehingga

ia harus menakarnya lagi untuk pembeli yang kedua itu.

Rasulullah Saw. melarang jual beli makanan yang dua kali

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

ditakar, dengan takaran penjual dan takaran pembeli (Riwayat

Ibnu Majah dan Daruquthni).

5. Khiar dalam Jual Beli

Dalam jual beli, menurut agama Islam dibolehkan memilih, apakah

akan meneruskan jual beli atau akan membatalkannya. Karena terjadinya

oleh sebab sesuatu hal, khiar dibagi menjadi tiga macam berikut ini.

1. Khiar majelis, artinya antara penjual dan pembeli boleh memilih akan

melanjutkan jual beli atau membatalkannya. Selama keduannya masih

ada dalam satu tempat (majelis), khiar majelis boleh dilakukan dalam

berbagai jual beli. Rasulullah Saw. bersabda :

عان باليار مال ي ت فرفا )رواه البخاري ومسلم( الب ي “Penjual dan pembeli boleh khiar selama belum berpisah”

(Riwayat Bukhari dan Muslim).

Bila keduanya telah berpisah dari tempat akad tersebut, maka khiar

majelis tidak berlaku lagi, batal.

2. Khiar Syarat, yaitu penjualan yang di dalamnya disyaratkan sesuatu

baik oleh penjual maupun oleh pembeli, seperti seseorang

berkata,”saya jual rumah ini dengan harga Rp 100.000.000,00 dengan

syarat khiar- selama tiga hari”. Rasulullah Saw. bersabda :

ت باليار ف كل سلعة اب ت عت ها ثلث ليل )رواه البيهقي(أن

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

“Kamu boleh khiar pada setiap benda yang telah dibeli selama

tiga hari tiga malam” (Riwayat Baihaqi).

3. Khiar „aib. artinya dalam jual beli ini disyaratkan kesempurnaan

benda-benda yang dibeli, seperti seseorang berkata;”saya beli mobil

itu seharga sekian, bila mobil itu cacat akan saya kembalikan”,seperti

yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dari Aisyah r.a.

bahwa seseorang membeli budak, kemudian budak tersebut disuruh

berdiri di dekatnya, didapatinya pada diri budak itu kecacatan, lalu

diadukannya kepada rasul, maka budak itu dikembalikan pada penjual

(Suhendi, 2014 : 83).

B. Akad Istisna’

a. Pengertian Akad Istishna‟

Akad Istishna‟ ialah akad yang terjalin antara pemesan sebagai

pihak 1 dengan seorang produsen suatu barang atau yang serupa sebagai

pihak ke-2, agar pihak ke-2 membuatkan suatu barang sesuai yang

diinginkan oleh pihak 1 dengan harga yang disepakati antara keduanya.

(Badai‟i As shanaai‟i oleh Al Kasaani 5/2 & Al Bahrur Raa‟iq oleh Ibnu

Nujaim 6/185)

b. Hukum akad Istishna‟

Ulama‟ fiqih sejak dahulu telah berbeda pendapat dalam

permasalahan ini ke dalam dua pendapat:

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pendapat pertama: Istishna‟ ialah akad yang tidak benar alias batil dalam

syari‟at islam. Pendapat ini dianut oleh para pengikut mazhab Hambali

dan Zufar salah seorang tokoh mazhab Hanafi. (Al Furu‟ oleh Ibnu

Muflih 4/18, Al Inshaf oleh Al Murdawi 4/300, Fathul Qadir oleh Ibnul

Humaam 7/114 & Al Bahrur Raa‟iq oleh Ibnu Nujaim 6/185)

Ulama‟ mazhab Hambali melarang akad ini berdalilkan dengan

Hadits Hakim bin Hizam radhiallahu „anhu:

ل تبع ما ليس عندك “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.”

(Riwayat Ahmad, Abu Dawud, An Nasa‟i, At Tirmizy, Ibnu Majah,

As Syafi‟i, Ibnul Jarud, Ad Daraquthny, Al Baihaqy 8/519 dan Ibnu

Hazem)

Pada akad istishna‟ pihak ke-2 yaitu produsen telah menjual

barang yang belum ia miliki kepada pihak pertama, tanpa mengindahkan

persyaratan akad salam. Dengan demikian, akad ini tercakup oleh

larangan dalam hadits di atas.(Al Furu‟ oleh Ibnu Muflih 14/18 & Al

Bahrur Raa‟iq oleh Ibnu Nujaim 6/185.)

Sebagaimana mereka juga beralasan: Hakikat istishna‟ ialah

menyewa jasa produsen agar ia mengolah barang miliknya dengan upah

yang disepakati. (Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam 7/114)

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pendapat kedua: Istishna‟ adalah salah satu bentuk akad salam,

dengan demikian akad ini boleh dijalankan bila memenuhi berbagai

persyaratan akad salam. Dan bila tidak memenuhi persyaratan salam,

maka tidak dibenarkan alias batil. Ini adalah pendapat yang dianut dalam

mazhab Maliki & Syafi‟i. (Mawahibul Jalil oleh Al Hatthab 4/514, Al

Muqaddmat Al Mumahhidaat 2/193, Al Muhazzab oleh As Syairozi

1/297, Raudhatut Thalibin oleh An Nawawi 4/26.)

Ulama‟ yang berfatwa dengan pendapat kedua ini berdalilkan

dengan dalil-dalil yang berkaitan dengan akad salam.

Bila demikian adanya, berdasarkan pendapat ke dua ini, maka

dapat disimpulkan bahwa bila pihak 1 (pemesan) tidak mendatangkan

bahan baku, maka berbagai persyaratan salam harus dipenuhi.

Akan tetapi bila pihak 1 (pemesan) mendatangkan bahan baku,

maka yang terjadi adalah jual/sewa jasa dan bukan salam, maka berbagai

persyaratan pada akad sewa jasa harus dipenuhi, diantaranya yang

berkaitan dengan tempo pengkerjaan, dan jumlah upah.

Pendapat ketiga: Istishna‟ adalah akad yang benar dan halal, ini

adalah pendapat kebanyakan ulama‟ penganut mazhab Hanafi dan

kebanyakan ulama‟ ahli fiqih zaman sekarang. (Al Mabsuth oleh As

Sarakhsi 12/138, Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam 7/114, & Al Bahrur

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Raa‟iq oleh Ibnu Nujaim 6/185, Suq Al Auraaq Al Maaliyah Baina As

Sayari‟ah Al Islamiyyah wa An Nuzhum Al Wad‟iyyah oleh Dr Khursyid

Asyraf Iqbal 448)

c. Dalil –dalil tentang Istishna‟

Ulama‟ mazhab Hanafi berdalilkan dengan beberapa dalil berikut

guna menguatkan pendapatnya:

Dalil pertama: Keumuman dalil yang menghalalkan jual-beli,

diantaranya firman Allah Ta‟ala:

وأحل اللو الب يع وحرم الربا

“Padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba.”(Qs. Al Baqarah: 275)

Berdasarkan ayat ini dan lainnya para ulama‟ menyatakan

bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah halal, kecuali yang nyata-

nyata diharamkan dalam dalil yang kuat lagi shahih alias valid.

Dalil kedua: Nabi shallallahu „alaihi wa sallam pernah

memesan agar dibuatkan cincin dari perak.

عن أنس رضي الله عنو أن نب اللو صلى الله عليو و سلم ك ان أراد أن يكتب إل العجم فقيل لو إن العجم ل ي قب لون إل كتابا عليو

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

ة. قال كأن أنظر إل ب ياضو ف يده. خات. فاصطنع خاتا من فض رواه مسلم

“Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu „anhu, pada suatu hari

Nabi shallallahu „alaihi wa sallam hendak menuliskan surat kepada

seorang raja non arab, lalu dikabarkan kepada beliau: Sesungguhnya

raja-raja non arab tidak sudi menerima surat yang tidak distempel,

maka beliaupun memesan agar ia dibautkan cincin stempel dari

bahan perak. Anas menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat

menyaksikan kemilau putih di tangan beliau.” (Riwayat Muslim)

Perbuatan nabi ini menjadi bukti nyata bahwa akad istishna‟

adalah akad yang dibolehkan. (Fathul Qadir oleh Ibnul Humaam

7/115)

Dalil ketiga: Sebagian ulama‟ menyatakan bahwa pada

dasarnya umat Islam secara de facto telah bersepakat alias merajut

konsensus (ijma‟) bahwa akad istishna‟ adalah akad yang dibenarkan

dan telah dijalankan sejak dahulu kala tanpa ada seorang sahabat atau

ulamakpun yang mengingkarinya.Dengan demikian, tidak ada alasan

untuk melarangnya. (Al Mabsuth oleh As Sarakhsi 12/138 & Fathul

Qadir oleh Ibnul Humaam 7/115)

Dalil keempat: Para ulama‟ di sepanjang masa dan di setiap

mazhab fiqih yang ada di tengah umat Islam telah menggariskan

kaedah dalam segala hal selain ibadah:

الصل ف الشياء الباحة، حتى يدل الدليل على التحريم

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

“Hukum asal dalam segala hal adalah boleh, hingga ada dalil yang

menunjukkan akan keharamannya.”

Dalil kelima: Logika; banyak dari masyarakat dalam banyak

kesempatan membutuhkan kepada suatu barang yang spesial, dan

sesuai dengan bentuk dan kriteria yang dia inginkan. Dan barang

dengan ketentuan demikian itu tidak di dapatkan di pasar, sehingga ia

merasa perlu untuk memesannya dari para produsen. Bila akad

pemesanan semacam ini tidak dibolehkan, maka masyarakat akan

mengalamai banyak kesusahan. Dan sudah barang tentu kesusahan

semacam ini sepantasnya disingkap dan dicegah agar tidak

mengganggu kelangsungan hidup masyarakat. (Badai‟i As shanaai‟i

oleh Al Kasaani 5/3)

Dalil keenam: Akad istishna‟ dapat mendatangkan banyak

kemaslahatan dan keuntungan, dan tidak mengandung unsur riba, atau

ketidak jelasan/spekulasi tinggi (gharar) dan tidak merugikan kedua

belah pihak.Bahkan sebaliknya, kedua belah pihak merasa

mendapatkan keuntungan.Dengan demikian setiap hal yang demikian

ini adanya, sudah sepantasnya untuk diizinkan dan tidak dilarang.

Berdasarkan pemaparan singkat di atas, dapat anda saksikan

bahwa pendapat ketiga lebih kuat, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa akad istishna‟ adalah akad yang dibenarkan dalam syari‟at

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

islam.(Artikel, https://pengusahamuslim.com/1156-akad-istishna.html

diakses pada tanggal 19/11/2017).

C. Jual Beli Kredit

Akad istishna‟ yang sudah dijelaskan diatas adalah akad yang boleh

atau biasa digunakan dari zaman dahulu. Dan tentunya dalam pembayarannya

ada istilah cash atau tunai dan dengan cara kredit. Dalam Islam jual beli

dengan cara kredit itu ada perbedaan para ulama, ada yang memperbolehkan

da nada yang melarang. Itu tergantung kita bagaimana cara mengaplikasikan

system kredit itu, apakah sesuai dengan syari‟at Islam atau tidak.

Di zaman yang serba canggih ini perkembangan sistem ekonomi sudah

sangat pesat. Beragam sistem ditawarkan oleh para niagawan untuk bersaing

menggaet hati para pelanggan. Seorang niagawan muslim yang tidak hanya

berorientasi pada keuntungan dunia sudah semestinya cerdik dan senantiasa

menganalisa fenomena yang ada agar mengetahui bagaimana pandangan

syariat terhadap transaksi ini. Dengan demikian tidak mudah terjerumus ke

dalam larangan-Nya.

Di dalam ilmu fikih, akad jual beli ini lebih familiar dengan istilah jual

beli taqsith (التقسيـط). Secara bahasa, taqsith itu sendiri berarti membagi atau

menjadikan sesuatu beberapa bagian. Meskipun sistem ini adalah sistem

klasik, namun terbukti hingga kini masih menjadi trik yang sangat jitu untuk

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

menjaring pasar, bahkan sistem ini terus-menerus dikembangkan dengan

berbagai modifikasi.

Hukum Jual-Beli dengan Sistem Kredit

Secara umum, jual beli dengan sistem kredit diperbolehkan oleh

syariat. Hal ini berdasarkan pada beberapa dalil, di antaranya adalah:

1. Firman Allah Ta‟ala :

ى فاكتبوه يا أي ها الذين آمنوا إذا تداي نتم بدين إل أجل مسم

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya.” (QS. Al Baqarah : 282)

Ayat di atas adalah dalil bolehnya akad hutang-piutang, sedangkan

akad kredit merupakan salah satu bentuk hutang, sehingga keumuman

ayat di atas bisa menjadi dasar bolehnya akad kredit.

2. Hadis „Aisyah radhiyallahu „anha,

عليو وسلم من ي هودي طعاما بنسيئة، ورىنو درعو اشت رى رسول اللو صلى الله

“Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam membeli sebagian bahan

makanan dari seorang yahudi dengan pembayaran dihutang dan beliau

juga menggadaikan perisai kepadanya.” (HR. Bukhari:2096 dan Muslim:

1603)

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam membeli

bahan makanan dengan sistem pembayaran dihutang, itulah hakikat

kredit.

Harga Ganda dalam Jual Beli Kredit

Di antara hal penting yang perlu kita ketahui juga adalah akad jual beli

kredit dengan harga ganda. Ilustrasinya adalah sebagai berikut: Seorang

penjual menawarkan barang dagangan kepada para pembeli dengan beberapa

penawaran harga. Jika dibayar secara kontan maka harganya sekian rupiah

(satu juta misalnya), akan tetapi jika dibayar secara kredit maka harganya

sekian (dua juta misalnya), dst.

Kenyataannya praktik semacam inilah yang banyak berkembang di

dalam jual beli kredit. Oleh karena itu penting kiranya kita mengetahui

tinjauan syariat terhadap sistem perniagaan seperti ini.

Para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi transaksi seperti ini.

Mayoritas para ulama membolehkan praktik jual beli kredit semacam ini,

dengan catatan sudah terjadi kesepakatan harga antara penjual dan pembeli

sebelum mereka berpisah. Artinya pembeli sudah menentukan pilihan harga

dan pihak penjual juga sudah menyepakati hal itu.

Pendapat ini berdasarkan kaidah dalam muamalah bahwa hukum asal

setiap perniagaan adalah halal. Seperi firman Allah SWT yang sudah

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

terantum diatas. Oleh karena itu selama tidak ada dalil yang valid nan tegas

yang mengharamkan praktik semacam ini, maka perniagaan tersebut halal

atau boleh dilakukan.

Dan sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa akad jual beli

seperti ini tidak boleh (Authar :5/160). Pendapat ini didukung oleh sebuah

hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu „anhu,

عة –صلى اللو عليو وسلم –ن هى النب عن ب ي عت ي ف ب ي

“Nabi shallallahu „alaihi wasallam melarang dual transaksi dalam satu jual

beli.” (HR. Tirmidzi: 3/1290 dan Nasai: 7/296)

Pendapat inilah yang dipegang oleh Imam An Nasa‟i. Beliau membuat

sebuah judul bab “Transaksi Ganda dalam jual beli” (بيعتين في بيعة) kemudian

beliau mengatakan, “Yaitu perkataan seseorang, „saya jual dagangan ini

seharga seratus dirham cash/tunai, dan dua ratus dirham secara kredit.”

Pendapat yang Lebih Kuat adalah:

Perbedaan pendapat ini didasari atas perbedaan mereka dalam memahami

konteks hadits ini. Ulama yang memperbolehkan transaksi ini, mereka

berpendapat bahwa transaksi tersebut (kredit dengan harga ganda) bukanlah

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

transaksi yang dimaksud dalam hadits Abu Hurairah di atas. Sedangkan

pendapat ke dua yang mengharamkan transaksi ini, mereka berpendapat

bahwa transaksi kredit adalah contoh riil dari hadis di atas.

Pendapat yang lebih kuat –wallahu a‟lam– adalah pendapat yang

pertama yang mengatakan bolehnya transaksi seperti ini. Sebab penafsiran

yang lebih tepat sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Qayyim dan yang

lainnya, bahwa makna hadits ini ialah larangan dari jual beli sistem „inah.

Yaitu seseorang menjual kepada orang lain suatu barang dengan pembayaran

dihutang dengan syarat sang penjual membelinya kembali dengan harga

yang lebih mahal secara kredit.

Pendapat ini dikuatkan dengan beberapa alasan:

Pada hakikatnya di dalam kasus jual beli di atas tidak terjadi dua transaksi,

sebab meskipun ada variasi harga akan tetapi sang pembeli hanya memilih

salah satu harga saja. Itu artinya harga yang disepakati oleh penjual dan

pembeli hanya satu saja, bukan ganda. Sedangkan yang dilarang di dalam

hadis di atas adalah jual beli dengan akad ganda.

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda,

من أسلف ف شيء فليسلف ف كيل معلوم ووزن معلوم إل أجل معلوم

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

“Barang siapa yang membeli dengan cara memesan, hendaknya ia memesan

dengan takaran serta timbangan yang jelas dan hingga batas waktu yang

jelas pula.” (HR. Bukhari: 2240 dan Muslim: 1604)

Hadis di atas menunjukan bolehnya akad pemesanan. Sebagaimana

dalam akad istishna‟ diperbolehkan mengakhirkan penyerahan barang

dengan syarat pembayaran kontan serta ukuran dan waktu penyerahannya

jelas, maka boleh juga dalam akad kredit mengakhirkan penyerahan uang

dengan syarat peyerahan barang secara kontan serta nominal pembayaran

dan waktu pembayarannya jelas.

(http://artikelkuislami.blogspot.co.id/2011/10/bagaimana-hukum-jual-

beli.html diakses pada tanggal 3 April 2018).

Ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan dalam akad jual

beli kredit. Di antaranya adalah;

1. Jika pembeli sudah menentukan pilihan harga, maka maka sebesar itulah

jumlah uang yang berhak di ambil oleh penjual. Pihak penjual tidak

berhak untuk mengambil lebih, sekalipun pembeli terlambat melunasi

pembayaran.

2. Misalnya, “A” membeli barang kepada pihak “B” dengan harga 10 juta

dibayar kredit selama satu tahun. Jika ternyata pihak “A”tidak mampu

melunasi dalam tempo satu tahun, maka pihak “B” tidak berhak

menaikkan harga yang telah disepakati.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

3. Jika barang sudah berada di tangan pembeli dan kesepakatan harga juga

sudah disetujui, maka barang dagangan resmi menjadi milik pembeli.

Dengan demikian, penjual tidak berhak menyita atau menarik kembali

barang dagangannya meskipun uang cicilan kredit belum selesai.

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

BAB III

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Perumahan Taylon Syari’ah

Kecamatan Tayu merupakan kecamatan termaju ketiga di Kabupaten Pati

setelah kecamatan Pati dan kecamatan Juwana. Terletak lebih kurang 27 km ke

arah utara kota Pati, tepat di jalur yang menghubungkan Pati dengan Jepara.

Kecamatan ini berada di ketinggian antara 1-41 meter dpl dan

sebagaimana daerah lain di kabupaten Pati bagian utara, tanah di kecamatan Tayu

terdiri atas tanah Aluvial, Red Yellow dan Regosol. Dengan luas 4.759 ha yang

terdiri atas 2.038 ha lahan sawah dan sisanya seluas 2.721 ha lahan non sawah.

Batas-batas wilayah kecamatan Tayu yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Dukuhseti.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Jawa.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Margoyoso.

4. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Gunungwungkal

dan Kecamatan Cluwak.

Tayu mempunyai penduduk sebanyak 68.545 jiwa yang terdiri atas 34.074

penduduk laki-laki dan 34.471 penduduk perempuan. Dan secara administratif,

Tayu terbagi dalam 22 desa yang memiliki 72 Rukun Warga (RW) dan 368

Rukun Tetangga (RT). (Wikipedia, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tayu,_Pati ).

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Perumahan Taylon

Syari‟ah Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Adapun gambaran umum tentang

Perumahan Taylon Syari‟ah adalah sebagai berikut

Perumahan Taylon Syari‟ah adalah salah satu perumahan yang

menjalankan bisnisnya menggunakan konsep sesuai dengan syari‟at Islam yang

berdiri dibawah naungan PT. Tan Iskandar Muda . Perumahan Taylon Syariah

berdiri pada tahun 2010 dengan nama Perumahan Taylon Sejahtera yang masih

bekerja sama dengan bank dan sudah laku terjual sejumlah 162 unit rumah,

karena sudah terjual banyak berarti peminat juga banyak, dan semakin banyak

peminat maka semakin banyak pula masalah timbul, salah satunya adalah

masalah dengan bank yaitu banyak yang kena denda akhirnya di sita , kena

blacklist oleh pihak bank. Dengan keluhan para pembeli yang bermasalah dengan

bank akhirnya pada tahun 2016 Pak Gamal Haris selaku Direktur PT.Tan

Iskandar Muda sekaligus penanggung jawab dari Bisnis tersebut mengganti nama

dengan Perumahan Taylon Syari‟ah dan sampau saat ini sudah terjual sebanyak

35 kavling tanah yang dibangun rumah. Perumahan Taylon Syari‟ah juga

menyediakan berbagai macam type yaitu ada empat type yang disediakan mulai

dari type 28/68 - type 56/100 dengan harga mulai dari 166.500.000 –

360.700.000. Untuk mengetahui daftar harga secara lebih jelas nanti akan ada di

halaman lampiran. Tentunya bukan hanya namanya saja yang Syari‟ah tetapi

penerapan jual belinya juga menggunakan prinsip-prinsip syari‟ah. Beruntungnya

pak Gamal Haris adalah anggota dari Developer Properti Syari‟ah Indonesia

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

(DPSI) dengan begitu untuk beliau mencoba bisnis ini dijalankan dengan konsep

syari‟ah. Perumahan Taylon Syari‟ah menawarkan kavling tanah dan bangunan

rumah yang mempunyai dan menyajikan fasilitas yang sangat menarik yaitu :

1) Masjid

2) Sekolahan

3) Lapangan futsal

4) Lapangan badminton

5) Taman asri

6) Komplek pertokoan

7) Jalan 7 meter sudah beton

8) Saluran sudah rapi

Adapun perbedaan properti syari‟ah dengan properti konvensional adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.1

Properti Syari’ah Properti Konvensional

Hanya ada 2 pihak yaitu penjual

(developer) dan pembeli

Ada 3 pihak yaitu penjual (developer),

pembeli dan juga bank

Menggunakan prinsip akad jual beli

Istishna‟ (pemesanan)

Syarat dan ketentuan ditetapkan bank

pemberi kredit

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Tidak mengenal sistem bunga

sehingga cicilan tetap selama masa

tenor

Suku bunga disesuaikan dengan naik

turunnya BI rate atau kebijakan bank

Rumah yang diperjualbelikan atau

kredit tidak dijadikan jaminan

Rumah yang diperjualbelikan atau kredit

dijadikan jaminan

Jika konsumen terlambat atau

menunggak pembayaran, tidak akan

didenda

Apabila konsumen terlambat atau

menunggak pembayaran akan dikenakan

sanksi berupa denda

Tidak ada sita Ada sita

Tidak ada penalty Ada penalty

Tidak ada BI Checking Ada BI Checking

Dari perbedaan tersebut sudah bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa

Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati ini tidak hanya menggunakan nama

Syari‟ah sebagai daya tarik pembeli, tetapi sistem pelaksanaannya juga sudah

sesuai apa yang diajarkan oleh syari‟at Islam. Jadi bagi para pembeli jangan

khawatir karena hal diatas bisa dijadikan pertimbangan jika ingin membeli kavling

rumah tanpa riba.

B. Type –type Perumahan Taylon Syari’ah

Perumahan Taylon Syari‟ah menyediakan beberapa macam type dan ukuran

kavling tanah yaitu ada 4 macam type. Desain rumah bisa menyesuaikan

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

tergantung permintaan dan request dari pembeli, tetapi jika ada tambahan

spesifikasi bangunan maka akan ada juga tambahan biaya. Type-type tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Type 27 ini type paling kecil dari type-type yang lainnya. Dengan spesifikasi

yang sudah bagus yitu mempunyai luas tanah 68 m2

pondasi yang digunakan

adalah batu kali, dengan menggunakan dinding pasangan bata putih, kusen

untuk tipe 27 menggunakan kayu bengkireh, pintunya dari kayu jati, jendela

kayu jati + kaca 5 mm. Untuk bagian rangkap atap menggunakan baja ringan,

sedangkan gentengnya menggunakan mantili di cat. Untuk bagian lantai tipe

27 ini menggunakan keramik 40x40 motif, untuk terasnya kramik warna

40x40. Cat dinding yang digunakan untuk bagian luar itu mowilek luar atau

setara.kalau untuk cat bagian dalam itu metrolite atau setara. Kalau pada

bagian plafon gyfsum. Dan untuk tegangan listrik itu ada 1.300 W. dan untuk

sumber air adalah sumur.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Gambar 3.1

2. Type yang kedua yang disediakan adalah type 36 . Dengan spesifikasi yang

sudah bagus yaitu mempunyai luas tanah 78 m2

pondasi yang digunakan

adalah batu kali, dengan menggunakan dinding pasangan bata putih, kusen

untuk tipe 36 ini berbeda dengan type 27 yaitu menggunakan kayu sekelas

Kalimantan, pintunya dari kayu jati, jendela kayu jati + kaca 5 mm. Untuk

bagian rangkap atap menggunakan baja ringan, sedangkan gentengnya

menggunakan mantili di cat. Untuk bagian lantai tipe 36 ini juga berbeda

dengan type 27 menggunakan granit ukuran 60x60 polos, untuk terasnya juga

granit polos ukuran 60x60. Cat dinding yang digunakan untuk bagian luar itu

mowilek luar atau setara.kalau untuk cat bagian dalam itu metrolite atau

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

setara. Kalau pada bagian plafon gyfsum. Dan untuk tegangan listrik itu ada

1.300 W. dan untuk sumber air adalah sumur.

Gambar 3.2

3. Type yang ketiga adalah type 45 . Dengan spesifikasi yang bagus yaitu

mempunyai luas tanah 90 m2

pondasi yang digunakan adalah batu kali,

dengan menggunakan dinding pasangan bata putih, kusen untuk tipe 45 ini

sama dengan type 36 yaitu menggunakan kayu sekelas Kalimantan, pintunya

dari kayu jati, jendela kayu jati + kaca 5 mm. Untuk bagian rangkap atap

menggunakan baja ringan, sedangkan gentengnya menggunakan mantili di

cat. Untuk bagian lantai tipe 36 ini juga sama dengan type 36 menggunakan

granit ukuran 60x60 polos, untuk terasnya juga granit polos ukuran 60x60.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Cat dinding yang digunakan untuk bagian luar itu mowilek luar atau

setara.kalau untuk cat bagian dalam itu metrolite atau setara. Kalau pada

bagian plafon gyfsum. Dan untuk tegangan listrik itu ada 1.300 W. dan untuk

sumber air adalah sumur.

Gambar 3.3

4. Type yang terakhir adalah type 56 . Dengan spesifikasi yang bagus yaitu

mempunyai luas tanah 100 m2

pondasi yang digunakan adalah batu kali,

dengan menggunakan dinding pasangan bata putih, kusen untuk tipe 56 ini

sama dengan type 45 yaitu menggunakan kayu sekelas Kalimantan, pintunya

dari kayu jati, jendela kayu jati + kaca 5 mm. Untuk bagian rangkap atap

menggunakan baja ringan, sedangkan gentengnya menggunakan mantili di

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

cat. Untuk bagian lantai tipe 36 ini juga sama dengan type 36 menggunakan

granit ukuran 60x60 polos, untuk terasnya juga granit polos ukuran 60x60.

Cat dinding yang digunakan untuk bagian luar itu mowilek luar atau

setara.kalau untuk cat bagian dalam itu metrolite atau setara. Kalau pada

bagian plafon gyfsum. Dan untuk tegangan listrik itu ada 1.300 W. dan untuk

sumber air adalah sumur.

Gambar 3.4

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

C. Kelebihan dan Kekurangan dari Perumahan Taylon Syari’ah

Semua jenis usaha pasti ada kelebihan dan juga kekurangan yang

dimiliki, begitu juga dengan perumahan Taylon Syari‟ah ini. Adapun kelebihan

dan kekurangan dari Perumahan Taylon Syari‟ah adalah sebagai berikut:

a. kelebihan dari Perumahan Taylon Syari‟ah

1. jumlah cicilan yang tetap (fixed) tidak tergantung pada suku bunga

Bank Indonesia.

2. Uang muka ringan tidak seperti yang lain.

3. Bisa reques desain sesuai selera.

4. Tidak mengenal riba.

5. Tidak akan dikenakan denda jika pembeli telat membayar cicilan

6. Tidak akan ada sita jika pembeli pada akhirnya tidak mampu

membayar cicilan sampai waktu dispensasi habis.

7. Penerapan sistem jual belinya sudah sesuai dengan syari‟at Islam.

b. Kekurangan dari Perumahan Taylon Syari‟ah

1. Jika pembelian kredit maka proses pembangunan sesuai urutan

daftar antrian dan yang jelas butuh waktu cukup lama.

2. Garansi pemeliharaan rumah maksimal Cuma 100 hari.

Dari beberapa kelebihan dan kekurangan dari Perumahan Taylon Syari‟ah ini

masih jauh lebih banyak kelebihannya.

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

D. Model Transaksi Pembelian Perumahan Taylon Syari’ah

Perumahan Taylon Syariah mempunyai beberapa model transaksi yang

digunakan dan karena untuk memerangi riba maka model jual beli nya

menggunakan sistem sebagai berikut:

1) Tanpa Bank yaitu bank tidak untuk pendanaan, tetapi hanya untuk sarana

pembayaran transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.

2) Tanpa BI Cheking sehingga sangat memberikan kemudahan bagi calon

pembeli yang kesulitan jika melalui system BI Checking.

3) Tanpa Riba/Bunga karena cicilan tetap sampai masa tenor.

4) Tanpa Denda karena jika ada denda jika ada keterlambatan cicilan itu

termasuk riba. Dalam jual beli kredit maka sejatinya adalah hutang piutang.

Jadi jika harga sudah di akadkan maka tidak boleh ada kelebihan sedikitpun

baik dinamakan denda, administrasi atau bahkan infaq sekalipun. Karena ini

termasuk mengambil manfaat dari hutang piutang itu juga disebut dengan

riba.

5) Tanpa Sita karena didalam KPR tidak boleh melakukan sita jika pembeli

tidak sanggup menyicil lagi. Karena rumah tersebut sudah sepenuhnya milik

pembeli walaupun masih kredit. Solusinya adalah pembeli ditawarkan untuk

menjual rumahnya baik lewat pembeli atau dengan bantuan developer.

6) Tanpa Penalty yaitu jika pembeli mempercepat pelunasan missal dari tenor

waktu 10 tahun kemudian di tahun 8 sudah lunas maka tidak ada penalty

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

dalam KPR syari‟ah karena itu adalah riba. Bahkan ada sistem diskon yang

nilainya dikeluarkan saat pelunasan terjadi.

7) Angsuran tetap sampai lunas yaitu tidak ada tambahan biaya ketika

membayar cicilan, karena kalau ada berarti itu sama saja dengan riba.

8) Tanpa ribet, jlimet dan mumet yaitu mudah prosesnya asalkan dokumen

persyaratan lengkap. Hal ini yang paling disukai oleh pembeli jika proses

mudah.

Perumahan Taylon Syari‟ah ada dua sistem prosedur pembayaran

yaitu dengan cara system tunai dan system kredit, adapun prosedur pembelian

perumahan adalah sebagai berikut :

A. Sistem tunai

1. Booking Fee (Hanya mengikat Unit, tidak mengikat Harga)

2. Bayar 50 % (Sebelum rumah di bangun, harga fixed dan mengikat)

3. Bayar 100 % (Sebelum rumah pasang genteng)

B. Sistem Kredit

1. Booking Fee (hanya mengikat Unit, tidak mengikat harga)

2. Maksimal 15 hari dari Booking Fee, DP lunas berkas kredit

lengkap

3. Berkas diproses pengembang

a. Apabila ditolak (DP dikembalikan)

b. Apabila disetujui (segera akad)

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

c. Unit dibangun sesuai urutan daftar antrian dengan

dijadwalkan estimasi waktunya oleh pihak developer

secara tertulis

4. Semua tambahan spesifikasi bangunan (jika ada) harus dibayar

lunas sebelum dimulai pembangunan, jika tidak maka akan

dibangun sesuai paket

5. Maksimal 7 hari setelah mulai pembangunan unit, kelebihan luas

tanah harus sudah lunas dibayarkan ke rekening pengembang

6. Unit rumah sudah jadi, segera serah terima

7. Masa garansi pemeliharaan rumah maksimal 100 hari

Dari wawancara yang penulis lakukan kepada narasumber, didapat

beberapa informasi sebagai berikut:

Bapak Wisnu merupakan salah satu karyawan (admin dan drafter) yang

mengelola proyek perumahan Taylon Sejahtera, beliau menyampaikan

berdirinya perumahan Taylon Sejahtera yang berada di Desa Tayu Kulon,

Kecamatan Tayu ini berdiri pada tahun 2010, kemudian berganti nama menjadi

perumahan Taylon Syari‟ah pada tahun 2016. Semenjak beralih menjadi

perumahan Taylon Syari‟ah konsep yang di terapkanpun menggunakan konsep

syari‟ah secara keseluruhan. Hali ini didasari karena Bapak Gamal Harist selaku

owner (pemilik) perumahan Taylon Sejahtera menjadi anggota Developer

Property Syari‟ah Indonesia (DPSI), kemudian selama menjadi anggota

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Developer Property Syari‟ah Indonesia (DPSI) beliau mengenal konsep

kesyari‟ahan dalam muamalah yang didalamnya terdapat konsep riba yang

ternyata bertolak belakang dengan konsep yang dipakai sebelum beralih nama

menjadi perumahan Taylon Syari‟ah. Sehingga dengan adanya itu beliau

memutus kerja sama secara keseluruhan dengan perbankan konvensioanal, dan

menerapkan konsep kesyari‟ahan secara keseluruhan dalam parktik jual-beli

kavling tanah dan Perumahan Taylon Syari‟ah (wawancara hari Kamis tanggal 22

Maret 2018 pukul 14.30 WIB).

1. Menurut Ibu Yeni (marketing)

a. Akad jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah.

Dalam akad jual beli perumahan Taylon Syari‟ah, akad yang

dipaki yaitu istisna‟ (akad pemesanan). Dimana ketika ada seseorang

ingin memesan kavling tanah yang nantinya akan dibangun

perumahan, maka dikenakan Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,-

sebagai tanda jadi yang mengikat unit tetapi tidak mengikat harga.

Adapun maksud dari mengikat unit tetapi tidak mengikat harga

adalah jika sewaktu-waktu harga tanah naik maka harga yang

dipesan juga ikut naik selama belum di akad. Dan bilamana pemesan

menggagalkan akad, uang yang semula dijadikan Booking Fee di

kembalikan kepada pemesan secara utuh berdasarkan prosedur yang

ada. Kemudian dalam praktik jual beli yang dilakukan tidak

mengenal istilah BI Checking yaitu ketika ada nasabah yang sudah di

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

black list namanya oleh bank berarti nasabah tersebut bermasalah.

Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan penghalang bagi pemesan

atau Buyer (pembeli) untuk melakukan akad jual beli kavling tanah

perumahan Taylon syri‟ah (wawancara hari Kamis tanggal 22 Maret

2018 pukul 15.00 WIB).

b. Prosedur pembayaran

Dalam proses pembayaran yang dilakukan oleh pemesan bisa

melalui bank, bukan dalam rangka pembiayaan perumahan

melainkan sebagai perantara pembayaran. Kemudian jika didapati

pembayaran angsuran yang telat oleh pembeli, maka tidak dikenakan

denda maupun sita dengan syarat pembeli memberikan alasan tepat

dan bisa diterima oleh pihak marketing perumahan Taylon Syari‟ah.

Dan bilamana ada pembeli benar-benar tidak bisa membayar

angsuran, maka akan diberikan surat peringatan (SP) I. Setelah dua

bulan mendapat surat peringatan (SP) I pembeli tidak bisa membayar

angsuran, maka dari pihak marketing akan memberikan surat

peringatan (SP) II. Selanjutnya bila dalam waktu dua bulan pembeli

juga belum bisa membayar angsuran maka akan dikenakan resduling,

tetapi jika setelah diberikan resduling pembeli masih belum bisa

membayar angsuran, maka akan diberikan waktu lagi selama dua

bulan untuk menjual rumahnya. Jika dalam waktu dua bulan rumah

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

belum juga terjual maka akan dibantu oleh pihak marketing untuk

menjual rumahnya.

2. Menurut Bapak Muhlisin (pelaksana)

a. Akad jula beli Perumahan Taylon Syari‟ah

Akad istisna‟ yang dipakai dalam akad jula beli ini mengacu

pada hadits Nabi Muhammad SAW., yang menyatakan bahwasannya

Nabi pernah melakukan jual beli dengan memesan terlebih dahulu

sebuah cincin stampel dari perak. Adapun hadits yang di maskud

adalah sebagai berikut:

عن أنس رضي الله عنو أن نب اللو صلى الله عليو و سلم كان أراد

أن يكتب إل العجم فقيل لو إن العجم ل ي قب لون إل كتابا عليو

ة. قال كأن أنظر إل ب ياضو ف يده. خات. فاصطنع خاتا من فض

رواه مسلم“Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu „anhu,

pada suatu hari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam

hendak menuliskan surat kepada seorang raja non

arab, lalu dikabarkan kepada beliau: Sesungguhnya

raja-raja non arab tidak sudi menerima surat yang

tidak distempel, maka beliaupun memesan agar ia

dibautkan cincin stempel dari bahan perak. Anas

menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat

menyaksikan kemilau putih di tangan beliau.” (Riwayat

Muslim)

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Berdasarkan hadits di atas menunjukkan bahwa istisna‟

diperbolehkan, dan kemudian dijadikan dasar dalam akad jual beli

Perumahan Taylon Syari‟ah. Dan untuk menjauhi riba maka dalam

pengelolaan praktik jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah tidak

melibatkan perbankan konvensional dalam pembiayaannya.

b. Prosedur pembayaran

Untuk prosedur pemabayaran terdapat dua cara, adapun cara

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Sistem tunai

Pembayaran ini dilakukan secara tunai, dengan memberikan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- dan membayar 50%

dari harga rumah sebelum dibangun. Kemudian dilunasi

100% sebelum rumah dipasang genteng.

2) Sistem kredit

Pembayaran ini dilakukan secara berangsur berdasarkan

kesepakatan antara penjual dan pembeli, dengan memberikan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,-. Dari Booking Fee

tersebut nantinya akan dimasukkan sebagai Down Payment

(DP) / uang muka.

Sebagai ketentuan yang harus dipenuhi yaitu maksimal 15

hari setelah pemeberian booking Fee, Down Payment (DP) / uang

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

muka harus dilunasi (wawancara hari Kamis tanggal 22 Maret 2018

pukul 15.30 WIB).

3. Menurut Ibu Reena (pembeli)

Ibu Reena adalah salah satu pembeli Perumahan Taylon Syari‟ah,

beliau tinggal di Perumahan Taylon Syari‟ah sejak perumahan ini masih

bernama Perumahan Taylon Sejahtera, dan sampai sekarang sudah

mempunyai tiga kavling tanah di daerah Perumahan Taylon Syari‟ah.

Akan tetapi proses pembelian dua kavling tanah terakhir harus dengan

cara tunai. Hal tersebut dikarenakan adanya hubungan dengan pekerjaan,

yang mana profesi Ibu Reena adalah seorang perias. Bagi developer

pekerjaan perias tidaklah semuanya sesuai dengan syariat, karena ada

satu pekrjaan yang tidak diperbilehkan dalam Islam yaitu mencukur alis.

Kendati demikian Ibu Reena tidak merasa keberatan, justru mendukung

ketentuan yang dibuat oleh pihak developer. Karena dengan begitu maka

konsep praktik jual beli yang dilakukan sesuai dengan konsep yang benar

menurut syari‟at Islam (wawancara hari Kamis tanggal 22 Maret 2018

pukul 18.30 WIB)..

4. Menurut Bapak Bandi (pembeli)

Bapak Bandi merupakan seorang PNS yang tinggal diperumahan

Taylon Syari‟ah kurang lebih 4 tahun. Beliau mengaku bahwa dalam

pembayaran angsuran Perumahan Taylon Syari‟ah seringkali tidak tepat

waktu, karena mengingat banyaknya kebutuhan dan sering kali ada

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

kebutuhan mendadak. Tetapi dari pihak developer tidak

mempermasalahkan semua itu, karena jika beliau telat dalam

pembayaran angsuran Perumahan Taylon Syari‟ah, biasanya langsung

memberikan konfirmasi kekantor pemasaran Perumahan Taylon Syari‟ah

dan memberikan alasan yang dapat diterima developer, sehingga bisa

dimaklumi(wawancara hari Kamis tanggal 22 Maret 2018 pukul 19.00

WIB).

Berdasarkan dari keterangan para narasumber diatas ada satu hadits

menunjukkan bahwa istisna‟ pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.,

dan dari keterangan hadits di atas juga menunjukkan bahwasannya istisna‟

diperbolehkan.

Kemudian dari beberapa rujukan Al-Qur‟an maupun hadits diatas

telah menerangkan tentang bagaimana keabsahan akad jual beli yang sesuai

dengan syari‟at. Yang mana dalam konseptual akad jual beli Perumahan

Taylon Syari‟ah telah mengambil daripada konsep jual beli yang

disyari‟atkan sebagaimana tertuang dalam Al-Qur‟an, Hadist maupun Ijma‟

Ulama‟ yang terpapar diatas.

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

BAB IV

Jual Beli Perumahan Taylon Syari’ah dalam Tinjauan Hukum Islam

A. Pelaksanaan Jual Beli Properti di Perumahan Taylon Syari’ah Kabupaten

Pati

Manusia adalah makhluk sosial, yang dimana dalam kehidupannya saling

membutuhkan antara satu dengan yang lain, makadari itu manusia tidak bisa

hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Penjual merupakan seseorang yang mempunyai lahan kosong yang

nantinya akan dibangun sebuah Perumahan yang menggunakan konsep syari‟ah

yang ada di kecamatan Tayu Kulon Kabupaten pati. Pembeli adalah sesorang

yang membeli kavling tanah. Ada yang berbeda mengenai sistem jual beli yang

dilakukan oleh penjual dan pembeli di Perumahan Taylon Syari‟ah. Berikut hasil

wawancara yang dilakukan penulis dengan narasumber yang berkenaan dengan

hal tersebut dalam hal ini sebagai narasumbernya ialah penjual dan pembeli.

Dalam penelitian ini terdapat informan atau narasumber terkait dalam

pelaksanaan jual beli perumahan Taylon Syari‟ah di Kabupaten Pati adalah dari

karyawan di kantor pemasaran Perumahan Taylon Syari‟ah dan dari pihak

pembeli yang sudah menempati rumah yang ada di perumahan itu.

Perumahan Taylon Syari‟ah berdiri sudah cukup lama, tetapi dulunya pada

tahun pertama berdiri namanya tidak menggunakan Syari‟ah seperti temuan

penulis dalam wawancara dengan narasumber.

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

“perumahan ini berditi sudah hampir 8 tahun mbak dari tahun 2010

sampai sekarang, tapi dulu waktu pembukaan pertama namanya tidak

Taylon Syari‟ah tetapi Taylon Sejahtera. Kemudian semenjak

pemiliknya mengenal tentang riba, digantilah nama perumahan itu

menjadi Perumahan Taylon Syari‟ah dengan tujuan untuk memerangi

riba. Dan sejak saat itu beliau memutuskan semua kerjasama dengan

bank-bank konvensional dan menerapkan konsep kesyari‟ahan secara

keseluruhan dalam praktik jual beli Perumahan ini”/wawancara

dengan Bapak Wisnu karyawan di kantor pemasaran Taylon Syari‟ah

22 Maret 2018.

“semenjak namanya diganti menggunakan Syari‟ah, semakin banyak

peminatnya mbak, sampai lahan masih tersisa tiga. Ini baru mau mulai

dibuka tahap ke tiga”/wawancara dengan Ibu Yeni marketing

Perumahan Taylon Syari‟ah 22 Maret 2018.

“di Pati ini pak Haris sudah membangun dua bisnis property syari‟ah

mbak, ya di Taylon Syari‟ah di desa Tayu Kulon ini sama di desa

Waturoyo yang namanya Waturoyo Syari‟ah. Di Rembang baru

dibuka juga dengan nama Rembang Syari‟ah”/wawancara dengan

Bapak Muhlisin tim pelaksana di Perumahan Taylon syari‟ah 22 Maret

2018.

a. Akad jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah.

Dalam akad jual beli perumahan Taylon Syari‟ah, akad yang

dipaki yaitu istisna‟ (akad pemesanan). Sebagaimana temuan penulis

dalam wawancara dengan narasumber.

“dalam akad jual beli disini sebenarnya ada empat mbak, tetapi

yang kita terapkan selama ini cuma satu yaitu akad istishna‟ (akad

pemesanan) Dimana ketika ada seseorang ingin memesan kavling

tanah yang nantinya akan dibangun perumahan, maka dikenakan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- sebagai tanda jadi yang

mengikat unit tetapi tidak mengikat harga, maksudnya mengikat

unit tetapi tidak mengikat harga adalah jika sewaktu-waktu harga

tanah naik maka harga yang dipesan juga ikut naik selama belum

di akad. Dan jika pemesan menggagalkan akad, uang yang semula

dijadikan Booking Fee di kembalikan kepada pemesan secara utuh

tapi tetap procedural. Kemudian dalam praktik jual beli yang

dilakukan tidak mengenal istilah BI Checking yaitu ketika ada

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

nasabah yang sudah di black list namanya oleh bank berarti

nasabah tersebut bermasalah. Akan tetapi hal tersebut tidak

menjadikan penghalang bagi pemesan untuk melakukan akad jual

beli kavling tanah perumahan Taylon syri‟ah.”/wawancara dengan

Ibu Yeni marketing Perumahan Taylon Syari‟ah 22 Maret 2018.

“akad istishna‟ kita gunakan karena mengacu pada hadist nabi

yang dulunya Nabi juga pernah melakukan jual beli dengan

memesan dulu, yaitu beliau pesan untuk dibuatkan cincin stampel

dari perak. Jadi dengan bukti dari hadist itu berarti jual beli

istishna‟ itu boleh dilakukan”/wawancara dengan Bapak Muhlisin

tim pelaksana di Perumahan Taylon syari‟ah 22 Maret 2018.

“saya senang mbak bertemu dengan pengusaha yang benar-benar

menjalankan bisnisnya sesuai dengan syari‟at Islam seperti

perumahan Taylon Syari‟ah ini”/wawancara dengan Ibu Reena

selaku pembeli perumahan Taylon Syari‟ah 22 Maret 2018.

b. Prosedur pembayaran

Dalam proses pembayaran yang dilakukan oleh pemesan bisa

melalui bank, bukan dalam rangka pembiayaan perumahan melainkan

sebagai perantara pembayaran. Kemudian jika didapati pembayaran

angsuran yang telat oleh pembeli, maka tidak dikenakan denda maupun

sita dengan syarat pembeli memberikan alasan tepat dan bisa diterima

oleh pihak marketing perumahan Taylon Syari‟ah.

Dan bilamana ada pembeli benar-benar tidak bisa membayar

angsuran, maka akan diberikan surat peringatan (SP) I. Setelah dua bulan

mendapat surat peringatan (SP) I pembeli tidak bisa membayar angsuran,

maka dari pihak marketing akan memberikan surat peringatan (SP) II.

Selanjutnya bila dalam waktu dua bulan pembeli juga belum bisa

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

membayar angsuran maka akan dikenakan resduling, tetapi jika setelah

diberikan resduling pembeli masih belum bisa membayar angsuran, maka

akan diberikan waktu lagi selama dua bulan untuk menjual rumahnya.

Jika dalam waktu dua bulan rumah belum juga terjual maka akan dibantu

oleh pihak marketing untuk menjual rumahnya.

Untuk prosedur pemabayaran terdapat dua cara, adapun cara yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Sistem tunai

Pembayaran ini dilakukan secara tunai, dengan memberikan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- dan membayar 50% dari

harga rumah sebelum dibangun. Kemudian dilunasi 100%

sebelum rumah dipasang genteng.

2) Sistem kredit

Pembayaran ini dilakukan secara berangsur berdasarkan

kesepakatan antara penjual dan pembeli, dengan memberikan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,-. Dari Booking Fee tersebut

nantinya akan dimasukkan sebagai Down Payment (DP) / uang

muka.

Sebagai ketentuan yang harus dipenuhi yaitu maksimal 15 hari

setelah pemeberian booking Fee, Down Payment (DP) / uang muka harus

dilunasi.

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

“disini ada dua prosedur pembayaran yaitu dengan cara tunai dan

kredit”/wawancara dengan Bapak Wisnu karyawan Perumahan

Taylon Syari‟ah 22 Maret 2018.

“disini juga peraturannya ketat lo mbak, karena jika ada orang

yang mau beli ditanya dulu pekerjaannya, kalau kerjanya di bank

atau koperasi pasti pihak marketing langsung menolaknya. Karena

sebenarnya saya juga begitu mbak, karena saya adalah seorang

perias pengantin. Tetapi boleh saja sih membeli kavling tanah

lagi ketentuannya harus belu tunai atau cash, tidak boleh kredit.

Tapi kalau saya sih mendukung saja sih mbak mereka

menjalankan konsep bisnis seperti itu, toh itu juga tidak

merugikan saya, malah Alhamdulillah riasannya jadi laris

manis”/wawancara dengan Ibu Reena sebagai pembeli perumahan

Taylon Syari‟ah 22 Maret 2018.

“saya pernah telat membayar angsuran mbak, bahkan tidak hanya

sekali duakali, tapi sudah seringkali, tapi dari pihak kantor tidak

pernah melakukan denda ataupun sita. Yang penting ada itikad

baik saja menghubungi kantor menyertakan alasannya Insyaallah

kantor akan memberikan dispensasi”/wawancara dengan Bapak

Bandi sebagai pembeli perumahan Taylon Syari‟ah 22 Maret

2018.

Berdasarkan keterangan narasumber diatas, maka penulis berpendapat

bahwa akad praktik jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati

sudah sesuai dengan kaidah maupun konseptual syariat yang di ajarkan

dalam Islam. Karena dalam realisasinya baik owner (pemilik) maupun

pengelola Perumahan Taylon Syari‟ah telah benar-benar mengamalkan dan

memperhatikan muamalah yang sesuai dengan syariat Islam.

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Properti Perumahan Taylon

Syari’ah Kabupaten Pati

Transaksi jual beli merupakan aktifitas yang dibolehkan dalam Islam, baik

disebutkan dalam Al-Quran, Hadits maupun ijma‟ ulama. Adapun dasar hukum

jual beli adalah sebagai berikut :

1. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt dalam Surat Al-

Baqarah ayat 275 :

وأحل اللة الب يع وحرم الربا

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba”

2. Dalam Surat An-Nisa‟ ayat 29 :

يا أي ها الذين آمنوا لتأكلوا أموالكم ب ي نكم بالباطل إل أضن تكون تارة

إن اللة كان بكم رحيما عن ت را ض منكم ول ت قت لوا أن فسكم “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka

di antara kamu dan janganlah kamu membunuh

dirimu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.”

Berdasarkan ayat ini, yang menjadi kriteria suatu transaksi yang sah

adalah adanya unsur suka sama suka (Hasan, 2008:381).

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Adapun landasan hukum jual beli yang berasal dari hadits Rasulullah

SAW., adalah sebagai berikut:

انماالبيع عن ترا ض

“Sesungguhnya sahnya jual beli atas dasar kerelaan”

Sedangkan para ulama telah sepakat mengenai kebolehan akad jual

beli. Ijma‟ ini memberikan hikmah bahwa kebutuhan manusia berhubungan

dengan sesuatu yang ada dalam kepemilikan orang lain, dan kepemilikan

sesuatu itu tidak akan diberikan dengan begitu saja, namun harus ada

kompensasi sebagai imbal baliknya. Sehingga dengan disyariatkannya jual

beli tersebut merupakan salah satu cara untuk merelalisasikan keinginan dan

kebutuhan manusia, karena pada dasarnya manusia tidak akan dapat hidup

sendiri tanpa berhubungan dan bantuan orang lain (Huda, 2011:54).

Hadits Nabi SAW., tentang istisna‟ :

عن أنس رضي الله عنو أن نبى اللو صلى الله عليو و سلم كان أراد أن يكتب

إلى العجم فقيل لو إن العجم لا ي قب لون إلا كتابا عليو خاتم. فاصطنع خاتما

من فضة. قال كأنى أنظر إلى ب ياضو فى يده. رواه مسلم

“Diriwayatkan dari sahabat Anas radhiallahu „anhu,

pada suatu hari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam

hendak menuliskan surat kepada seorang raja non

arab, lalu dikabarkan kepada beliau: Sesungguhnya

raja-raja non arab tidak sudi menerima surat yang

tidak distempel, maka beliaupun memesan agar ia

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

dibautkan cincin stempel dari bahan perak. Anas

menisahkan: Seakan-akan sekarang ini aku dapat

menyaksikan kemilau putih di tangan beliau.” HR.

Riwayat Muslim.

Secara umum, jual beli dengan sistem kredit diperbolehkan oleh

syariat. Hal ini berdasarkan pada beberapa dalil, di antaranya adalah:

3. Firman Allah Ta‟ala :

ى فاكتبوه يا أي ها الذين آمنوا إذا تداي نتم بدين إل أجل مسم

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

menuliskannya.” (QS. Al Baqarah : 282)

Ayat di atas adalah dalil bolehnya akad hutang-piutang, sedangkan

akad kredit merupakan salah satu bentuk hutang, sehingga keumuman

ayat di atas bisa menjadi dasar bolehnya akad kredit.

4. Hadis „Aisyah radhiyallahu „anha,

عليو وسلم من ي هودي طعاما بنسيئة، ورىنو درعو اشت رى رسول اللو صلى الله

“Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam membeli sebagian bahan

makanan dari seorang yahudi dengan pembayaran dihutang dan beliau

juga menggadaikan perisai kepadanya.” (HR. Bukhari:2096 dan Muslim:

1603)

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Dalam hadis ini Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam membeli

bahan makanan dengan sistem pembayaran dihutang, itulah hakikat

kredit.

Pada hakikatnya di dalam kasus jual beli di atas tidak terjadi dua transaksi,

sebab meskipun ada variasi harga akan tetapi sang pembeli hanya memilih

salah satu harga saja. Itu artinya harga yang disepakati oleh penjual dan

pembeli hanya satu saja, bukan ganda. Sedangkan yang dilarang di dalam

hadis di atas adalah jual beli dengan akad ganda.

Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda,

من أسلف ف شيء فليسلف ف كيل معلوم ووزن معلوم إل أجل معلوم

“Barang siapa yang membeli dengan cara memesan, hendaknya ia memesan

dengan takaran serta timbangan yang jelas dan hingga batas waktu yang

jelas pula.” (HR. Bukhari: 2240 dan Muslim: 1604)

Hadis di atas menunjukan bolehnya akad pemesanan. Sebagaimana

dalam akad istishna‟ diperbolehkan mengakhirkan penyerahan barang

dengan syarat pembayaran kontan serta ukuran dan waktu penyerahannya

jelas, maka boleh juga dalam akad kredit mengakhirkan penyerahan uang

dengan syarat peyerahan barang secara kontan serta nominal pembayaran

dan waktu pembayarannya jelas.

Page 92: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Berdasarkan hadits di atas menunjukkan bahwa istisna‟ pernah

dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW., dan dari keterangan hadits di atas

juga menunjukkan bahwasannya istisna‟ diperbolehkan.

Kemudian dari beberapa rujukan Al-Qur‟an maupun hadits diatas

telah menerangkan tentang bagaimana keabsahan akad jual beli yang sesuai

dengan syari‟at. Yang mana dalam konseptual akad jual beli Perumahan

Taylon Syari‟ah telah mengambil dari pada konsep jual beli yang

disyari‟atkan sebagaimana tertuang dalam Al-Qur‟an, Hadist maupun Ijma‟

Ulama‟ yang terpapar diatas.

Berdasarkan dalil-dalil diatas penulis berpendapat bahwa konseptual

pengelolaan akad praktik jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah sudah benar.

Karena dalil-dalil yang ada telah menunjukkan bahwasannya pengelolaan

akad praktik jual beli Perumahan Taylon Syari‟ah sudah sesuai dengan

kaidah muamalah sebagaimana tealah disyariatkan dalam ajaran Islam.

Page 93: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang penulis peroleh dari narasumber, diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam akad jual beli perumahan Taylon Syari‟ah, akad yang dipakai

yaitu istisna‟ (akad pemesanan). Dimana ketika ada seseorang ingin

memesan kavling tanah yang nantinya akan dibangun perumahan, maka

dikenakan Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- sebagai tanda jadi yang

mengikat unit tetapi tidak mengikat harga. Adapun maksud dari mengikat

unit tetapi tidak mengikat harga adalah jika sewaktu-waktu harga tanah

naik maka harga yang dipesan juga ikut naik selama belum di akad. Dan

bilamana pemesan menggagalkan akad, uang yang semula dijadikan

Booking Fee di kembalikan kepada pemesan secara utuh berdasarkan

prosedur yang ada. Kemudian dalam praktik jual beli yang dilakukan

tidak mengenal istilah BI Checking yaitu ketika ada nasabah yang sudah

di black list namanya oleh bank berarti nasabah tersebut bermasalah.

Akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan penghalang bagi pemesan atau

Buyer (pembeli) untuk melakukan akad jual beli kavling tanah

perumahan Taylon syri‟ah. Dalam proses pembayaran yang dilakukan

oleh pemesan bisa melalui bank, bukan dalam rangka pembiayaan

perumahan melainkan sebagai perantara pembayaran. Kemudian jika

Page 94: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

didapati pembayaran angsuran yang telat oleh pembeli, maka tidak

dikenakan denda maupun sita dengan syarat pembeli memberikan alasan

tepat dan bisa diterima oleh pihak marketing perumahan Taylon Syari‟ah.

Untuk prosedur pemabayaran terdapat dua cara, adapun cara yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Sistem tunai

Pembayaran ini dilakukan secara tunai, dengan memberikan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,- dan membayar 50%

dari harga rumah sebelum dibangun. Kemudian dilunasi

100% sebelum rumah dipasang genteng.

b. Sistem kredit

Pembayaran ini dilakukan secara berangsur berdasarkan

kesepakatan antara penjual dan pembeli, dengan memberikan

Booking Fee sebesar Rp. 2.000.000,-. Dari Booking Fee

tersebut nantinya akan dimasukkan sebagai Down Payment

(DP) / uang muka.

Sebagai ketentuan yang harus dipenuhi yaitu maksimal 15

hari setelah pemeberian booking Fee, Down Payment (DP) / uang

muka harus dilunasi.

2. Mengenai tinjauan hukum Islam terhadap jual beli properti Perumahan

Taylon Syari‟ah Kabupaten Pati didapati dari beberapa rujukan Al-

Qur‟an maupun hadits yang telah tertulis sebelumnya menerangkan

Page 95: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

bahwasannya dalam konseptual akad jual beli Perumahan Taylon

Syari‟ah telah mengambil daripada konsep jual beli yang disyari‟atkan

dalam Islam.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis samapikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada pengelola Perumahan Taylon Syari‟ah semoga bisa

mengistiqomahkan konseptual muamalah berbasis syari‟ah yang sudah

direalisasikan.

2. Untuk pengusaha muslim lainnya semoga bisa mengikuti napak tilas

sebagaimana yang telah direalisasikan oleh pengelola Perumahan Taylon

Syari‟ah yang senantiasa memperhatikan pengelolaan usaha dengan

konseptual syari‟ah.

Page 96: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.

Asyhadie, Zaenie. 2014. Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia.

Ed. Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Aziz, Abdul Muhammad Azzam. 2010 .”Fiqh Muamalah Sistem Transaksi dalam

Fiqh Islam”. Jakarta : Bumiaksara.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial: Format Kuantitatif dan Kualitatif.

Surabaya: Airlangga University.

Dewi, Gemala, Widyaningsih, &Yeni Salma Barlinti. 2006. “Hukum Perikatan Islam

di Indonesia”. Jakarta : Bumiaksara.

Huda, Qamarul. 2011 .“Fiqh Muamalah”. Yogyakarta

M. Ali Hasan. 2008. Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Muclich, Ahmad Wardi.2010.”Fiqh Muamalah”. Jakarta : AMZAH

Moleong, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Ed. Cetakan ke 26. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Ed. Cetakan ke 16. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

. 2011. Metode Penelitan Kualitatif. Ed.

Page 97: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Nawawi. Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Rusli, Hardijan. 2006. Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?. Jurnal Law

Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan Vol. V No.

3.

Romy, Suemitro. 1990. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurementri. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Sabiq, sayyid. 1987 . Fikih Sunnah 13. Bandung: PT Alma‟arif

Sahrani, Sohari dan Ruf‟ah Abdullah. 2011.”Fiqh Muamalah”. Bogor : Ghalia

Indonesia.

Suhendi, Hendi.2014.“Fiqh Muamalah”.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank danLembagaKeuanganSyari‟ah.Yogyakarta: Ekonisia.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/properti

https://pengusahamuslim.com/1156-akad-istishna.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Tayu.Pati

http://artikelkuislami.blogspot.co.id/2011/10/bagaimana-hukum-jual-beli.html

Page 98: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Maulina Handayani

Tempat/Tanggal Kelahiran : Kab. Semarang/ 19 Oktober 1994

Alamat : Dusun Krajan RT 02/RW 06 Desa

Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang

Nomor Telepon : 085802460146

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Riwayat Pendidikan

TK ROWOSARI

MI MA‟ARIF SRATEN

MTs Al-HIKMAH KAJEN MARGOYOSO PATI

SMK CORDOVA KAJEN MARGOYOSO PATI

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Hormat saya,

Maulina Handayani

Page 99: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

PT. Tan Iskandar Muda

Perumahan Taylon Syari’ah Jl.Tayu-Jepara Km.2 Telp.(0295)4590315 Hp.081326877800

PERJANJIAN PENDAHULUAN JUAL BELI (AKAD ISTISHNA’)

NO.70150029/M/TAN‟IM/X/2017

Pada hari ini, tanggal 2 bulan Oktober, tahun 2017, telah terjadi kesepakatan Jual

Beli berupa

RUMAH TINGGAL antara:

Nama :

Alamat :

No. KTP :

Dalam hal ini bertindak selaku dan atas nama pribadi selanjutnya disebut sebagai

Pembeli.

Nama :

Alamat :

No. KTP :

Dalam hal ini bertindak selaku dan atas nama PT.Tan Iskandar Muda dalam hal ini

Perumahan Tayu Kulon Sejahtera selanjutnya disebut sebagai Penjual.

Para Pihak telah sepakat mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Perjanjian Pengikatan Jual-Beli ini dituangkan mengikuti format Akad Jual

Beli Istishna‟ dan dijalankan mengikuti kaidah hukum-hukum syariah Islam.

2. Rumah Tinggal yang dijadikan sebagai Objek Jual Beli ini terletak di

Perumahan Taylon Syariah Gg.9 Blok E nomor 31 dengan SHM no.01884,

luas tanah 76 M2.

3. Ketentuan pokok hukum syara‟ tentang Istishnâ‟ yang termaktub dalam

Mukadimah Akad Jual Beli Istishna‟ pada pasal 1 dokumen ini merupakan

satu kesatuan yang tak terpisahkan dan dimaksudkan untuk dijadikan rujukan.

Page 100: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pasal 1

Mukadimah Akad Jual Beli Istishna’

(KETENTUAN POKOK HUKUM SYARA’ TENTANG AL-ISTISHNÂ’)

1. Istishnâ‟ yang dimaksudkan adalah istishnâ yang berupa jual beli, bukan

istishnâ‟ yang berupa ijarah.

2. Istishnâ‟ adalah jual beli sesuatu yang dideskripsikan berada dalam

tanggungan yang proses pembuatannya berlangsung dari penjual atau orang

lainnya -Sale in the form of a contract for manufacture- (Rawwas Qal ‟ah Ji,

Mu‟jam Lughah al-Fuqaha‟). Istishnâ dalam pengertian lainnya adalah akad

pembelian langsung sesuatu yang termasuk apa yang harus

dibuat/dirakit/dibentuk/dibangun (yushna‟u shun‟an) yang mengharuskan

penjual menyerahkannya dalam bentuk yang sudah jadi dibuat dengan bahan-

bahan yang berasal darinya dengan spesifikasi yang spesifik dan dengan

harga tertentu (Dr. Muhammad Ahmad az- Zarqa, „Aqd al-Istishnâ wa mudâ

Ahammiyatihi fî al-Istitsmârât al-Mu ‟âshirah).

3. Istishnâ‟ merupakan salah satu bentuk jual beli yang hukumnya boleh.

Dasarnya adalah perbuatan Rasul saw dimana Beliau pernah memesan

dibuatkan cincin dan bangku, persetujuan Rasul saw atas praktek istishnâ

yang dilakukan oleh para sahabat, dan ijmak sahabat.

4. Sebagai jual beli, terhadap Istishnâ‟berlaku hukum-hukum jual beli secara

umum disertai dengan ketentuan-ketentuan khusus tentangnya.

5. Sehingga sah, akad Istishnâ‟harus memenuhi rukun dan syaratnya.

6. Rukun Istishnâ‟ ada tiga:

a. Al-„aqidân (dua pihak yang berakad) yaitu al-mustashni‟ (yang memesan

barang) atau pembeli dan ash-shâni‟ (pembuat) atau penjual. Kedua pihak

haruslah pihak yang secara syar‟iy sah melakukan tasharruf.

b. Ijab dan qabul, dalam hal ini harus ada suka sama suka diantara kedua

pihak, adanya kesatuan majelis dan keterpautan antara ijab dan qabul.

c. Al-„ma‟qûd „alayh (obyek akad) yaitu barang yang dipesan untuk dibuat

(al-mustashna ‟fîhiatau al-mashnû‟).

7. Syarat Khusus Istishnâ‟ terkait al-mustashna‟ fîhi atau al-mashnû‟:

a. Harus dijelaskan spesifikasinya dengan sejelas-jelasnya sehingga bisa

menghilangkan perselisihan.

b. Berada dalam tanggungan penjual (ash-shâni‟) untuk dia serahkan kepada

pembeli (almustashni‟)setelah jangka waktu tertentu yang disepakati.

Semua spesifikasi atau sifat yang bisa menyebabkan perbedaan nilai atau

harga, maka harus disebutkan dalam detil spesifikasi barang itu.

c. Barang itu (al-mashnû‟) harus merupakan barang shinâ‟ah, yaitu yang

melalui prosespembuatan, perakitan, pembentukan atau pembangunan.

Jadi barang yang dijual dalam istishnâ‟ adalah barang jadi hasil proses

Page 101: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

pembuatan, perakitan, pembentukan atau pembangunan dari satu atau

lebih bahan baku.

d. Bahan untuk membuat barang tersebut berasal dari penjual (ash-shâni‟).

Sebab jika bahan berasal dari al-mustashni‟, akad tersebut menjadi akad

ijarah sebab obyek akadnya adalah hanya berupa kerja saja.

8. Dalam akad Istishnâ‟, tempo waktu penyerahan barang harus disepakati

dengan jelas.

9. Harga istishnâ‟ boleh dibayarkan di awal pada saat akad, boleh dibayar

sekaligus pada saat penyerahan barang, boleh sebagian di awal dan dilunasi

pada saat penyerahan barang, dan boleh juga dibayar secara kredit setelah

penyerahan barang baik sekaligus atau dengan angsuran. Hal itu dikecualikan

dari pengharaman jual beli utang dengan utang. Dasarnya adalah riwayat al-

Bukhari dan Muslim tentang pemesanan cincin oleh Rasul saw yang

kemudian diikuti oleh para sahabat dimana hal itu menunjukkan bahwa akad

al-istishnâ‟ tersebar luas di Madinah. Mereka melangsungkan akad al-

istishnâ‟ berdasarkan yang biasa mereka lakukan. Syara‟ tidak membatasi

tata cara pembayarannya. Ini menunjukkan bahwa syara‟ menyetujui akad

istishnâ‟ yang tersebar di tengah penduduk Madinah dan syara‟ tidak

menambah hukum-hukum baru.

10. Jika akad istishnâ‟ sempurna, maka akad tersebut bersifat mengikat kedua

pihak, dengan ketentuan:

a. Keduanya berhak membatalkannya selama belum berpisah majelis.

b. Jika sudah berpisah majelis, keduanya tidak boleh membatalkan akad, baik

barang belum atau sedang dibuat, kecuali atas persetujuan pihak lain. Jika

terjadi dharar yakni kerugian finansial pada salah satu pihak–pihak yang

tidak membatalkan akad-, maka pihak yang dirugikan itu boleh menuntut

ganti rugi.

c. Dalam konteks sistem pembayaran yang dilakukan secara kredit, penjua

boleh mempersyaratkan bahwa Uang Muka (DP) termasuk seluruh dana

yang sudah dibayarkan hangus apabila Pembeli secara sepihak

membatalkan ketika Akad Istishna‟ sudah sempurna.

11. Penjual (ash-shâni‟) wajib menyerahkan barang sesuai spesifikasi yang

disepakati pada waktu yang disepakati.

12. Pada saat barang diserahkan, pembeli (al-mustashni‟) memiliki hak khiyâr

ar-ru‟yah. Yaitu ketika melihat barang jika ia mendapati ketidaksesuaian

dengan spesifikasi yang disepakati maka ia memiliki pilihan:

Page 102: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

a. Menerima barang tersebut, atau

b. Menolak menerima barang tersebut dan meminta penjual untuk

menyerahkan barang sesuai spesifikasi yang disepakati, dan memberikan

tambahan tempo waktu kepada penjual. Dalam hal ini, pembeli tidak

boleh tetap menerima barang dan meminta kompensasi finansial atas

ketidaksesuaian barang dengan spesifikasi, sebab jika begitu artinya telah

terjadi dua jual beli dalam satu jual beli dan itu adalah haram.

c. Menolak barang tersebut dan meminta kembali harga yang sudah

dibayarkan, dan artinya akad istishnâ‟ tersebut batal.

d. Setelah point c tersebut, dimungkinkan untuk dilakukan jual beli yang baru

atas barang tersebut, namun tidak ada hubungannya dengan akad istishnâ‟

yang sudah dibatalkan.

13. Jika penjual (ash-shâni‟) meninggal dunia sebelum barang itu selesai, maka

pemesan (almustashni‟) memiliki khiyar. Yaitu antara menerima diberikan

barang dari pembuat (ash-shâni‟) lainnya atau membatalkan akad tersebut.

14. Jika pembeli (al-mustashni‟) meninggal dunia sebelum barang diserahkan

maka harus dilihat. Jika barang belum dibuat oleh penjual (ash-shâni‟) maka

kelanjutan akad istishna‟ tersebut diserahkan kepada penjual apakah tetap

dilanjutkan atau dibatalkan. Jika barang sedang dalam proses pembuatan atau

sudah selesai dibuat tetapi belum diserahkan, maka ahli waris pembeli wajib

mengambil alih tanggung jawab pembeli.

Pasal 2

Tentang RUMAH TINGGAL

1. Pembeli dan Penjual telah sepaham bahwa RUMAH TINGGAL termasuk

barang shinâ‟ah (manufaktur).

2. Pembeli dan Penjual telah menyepakati RUMAH TINGGAL memiliki

spesifikasi yang secara rinci tercantum dalam addendum sebagai satu

kesatuan dari dokumen akad Istishnâ‟ ini. Spesifikasi rumah tinggal secara

lebih rinci dapat juga dijelaskan lebih lanjut setelah akad ini disepakati.

3. Usulan dari pihak pembeli mengenai layout dan rencana perubahan dapat

disampaikan pada saat awal pembangunan rumah tinggal dilaksanakan,

selagi tidak merubah RAB.

Page 103: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pasal 3

Harga dan Total Kewajiban Finansial

1. Pembeli dan Penjual telah menyepakati harga Jual Istishnâ‟ atas

RUMAH TINGGAL No. 31 Blok E LB 27m2 LT 76m2 adalah Rp

211.600.000,- (Nilai selama 5 tahun)

2. Harga tersebut sudah termasuk SHM no.01884

3. Harga tersebut belum termasuk biaya Pajak, AJB, BPHTB dan BBN

4. Biaya AJB, BPHTB dan BBN akan dibayarkan sesuai dengan tahapan

prosesnya.

5. Biaya-biaya lain termasuk iuran-iuran setelah serah terima rumah

bukan merupakan tanggung jawab penjual.

Pasal 4

Cara Pembayaran

1. Pembeli dan Penjual telah menyepakati bahwa harga RUMAH TINGGAL

yang disebutkan pada pasal 3 akan dibayarkan oleh Pembeli kepada Penjual

dengan cara pembayaran sebagai berikut:

a. Diawal pada saat Akad sebesar Rp 43.000000,- sebagai bagian dari

uang muka setelah dikurangi Booking Fee dqan DP awal sejumlah

Rp. 10.000.000,-

b. Pembayaran Sisa harga Jual dilakukan secara kredit sejak Bulan

November 2017 dengan angsuran selama jangka waktu 60 bulan.

c. Besarnya angsuran selama 5 tahun setiap bulan adalah Sisa Harga

Jual dibagi jumlah bulan, yaitu sebesar Rp 2.750.000,- per bulan.

d. Pembayaran angsuran tiap bulannya bisa dilakukan secara tunai atau

melalui transfer ke rekening BNI Syariah No. Rekening

0440044048 atas nama GAMAL HARIS atau Bank Jateng

Syariah No. Rekening 5031006011 atas nama PT.TAN

ISKANDAR MUDA. e. Jika pembayaran dilakukan melalui transfer, pihak Pembeli harus

memberitahukan kepada Penjual berikut bukti transfernya ke email

: [email protected] atau WA 0813.2687.7880

f. Setelah pembayaran diterima, pihak Penjual harus memberikan

kuitansi pembayaran angsuran kepada Pembeli berikut informasi

total angsuran yang sudah dibayarkan dan sisa kewajiban yang

harus dibayarkan.

Page 104: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pasal 5

Keterlambatan Pembayaran

1. Keterlambatan pembayaran angsuran tidak dikenakan denda.

2. Dalam hal terjadi keterlambatan pembayaran (angsuran) oleh Pembeli dari

tanggal jatuh tempo (tiap bulannya), Pembeli berkewajiban

menyampaikannya kepada Penjual berikut alas an keterlambatan itu.

3. Dalam hal Penjual tidak bisa menerima keterlambatan berikut alasannya,

dan tidak memberikan tempo tambahan kepada Pembeli, maka Penjual

berhak menuntut Pembeli untuk segera membayarnya.

4. Dan dalam hal Penjual tetap tidak memberi tempo tambahan, sementara

Pembeli tetap tidak mampu membayarnya (sampai dengan 3 bulan

berturut-turut), Penjual berhak menuntut eksekusi agunan.

5. Pembeli dan Penjual telah menyepakati bahwa dalam hal Pembeli tetap

tidak mampu membayar maka penyelesaikannya akan dilakukan sesuai

ketentuan hukum syara‟, dan praktisnya dilakukan mengikuti penyelesaian

perselisihan sebagaimana yang tercantum pada pasal 9 tentang

Penyelesaian Perselisihan

Pasal 6

Agunan

1. Dalam transaksi jual beli Istishnâ‟ secara kredit atas RUMAH TINGGAL

ini, Pembeli dan Penjual telah menyepakati bahwa :

a. Pembeli bersedia memberkan jaminan personal kepada penjual

b. Sebelum ada agunan pengganti atas transaksi tersebut maka

sertifikat rumah akan dititipkan kepada pihak ketiga tapi bukan

sebagai agunan.

c. Kesepakatan atas hal ini akan dibuatkan dalam dokumen tersendiri

yang memiliki kekuatan hukum yang sama (notaril).

2. Apabila pembeli tidak mampu menyelesaikan kewajiban bulanan kepada

penjual (3 bulan secara berturut-turut) maka pembeli atas inisiatif sendiri

menjual rumah yang dimilikinya.

3. Dalam hal konsumen tidak mampu menjual rumahnya dalam tempo yang

telah ditetapkan penjual, maka penjual boleh meminta untuk membantu

menjualkan rumah konsumen, yang pelaksanaannya dilakukan sesuai

ketentuan syariah. Rumah tersebut akan dijual secara wajar mengikuti

pasar dalam transaksi yang memberikan manfaat paling besar kepada

debitur (Pembeli). Hasil penjualan tersebut digunakan untuk membayar

Page 105: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

utang yang menjadi kewajiban pembeli (debitur). Dalam hal terdapat

kelebihan dari hasil penjualan rumah setelah pembayaran utang, kelebihan

tersebut dikembalikan kepada Pembeli (debitur). Dalam hal terjadi

ketidakcukupan hasil penjualan rumah untuk pembayaran utang,

kekurangan tersebut tetap menjadi tanggungan Pembeli (debitur).

Pasal 7

Penyerahan RUMAH TINGGAL dan Hak Khiyar

1. Penerima pesanan sebagai penjual (ash-shâni‟) wajib menyerahkan

RUMAH TINGGAL kepada Pemesan sebagai pembeli (al-mustashni ‟) sesuai

spesifikasi yang tercantum dalam addendum, selambat-lambatnya 4 bulan

setelah DP Lunas.atau pada tanggal 3 bulan Februari tahun 2018.

2. Pada saat penyerahan RUMAH TINGGAL, Pembeli memiliki hak khiyar

ru‟yah dengan ketentuan:

a. Jika RUMAH TINGGAL telah sesuai dengan spesifikasi yang

tercantum dalam addendum, Pembeli tidak boleh menolaknya.

b. Jika RUMAH TINGGAL tidak memenuhi spesifikasi yang

tercantum dalam addendum, maka Pembeli bisa memilih satu diantara

opsi berikut:

1. Menerima barang tersebut, atau

2. Menolak barang tersebut dan meminta penjual untuk

menyerahkan barang sesuai spesifikasi yang disepakati, dan

memberikan tambahan tempo kepada penjual. Dalam hal ini,

Pembeli tidak boleh menerima barang dan meminta

kompensasi finansial, sebab jika begitu artinya telah terjadi

dua jual beli dalam satu jual beli yang diharamkan oleh

syara‟.

3. Menolak barang tersebut dan meminta kembali harga yang

sudah dibayarkan, dan dengan itu akad istishnâ‟ tersebut

batal.

4. Setelah pasal 7.2.b.2 tersebut, dimungkinkan untuk

dilakukan jual beli yang baru atas barang tersebut, namun

tidak ada hubungannya dengan akad istishnâ‟ yang sudah

dibatalkan.

Page 106: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pasal 8

Pembatalan Akad dan Ganti Rugi

1. Setelah akad ini disepakati, kedua pihak baik Pembeli maupun Penjual

tidak boleh membatalkan akad, baik barang belum dibuat atau sedang

dibuat, kecuali atas persetujuan pihak lain.

2. Apabila Akad Jual beli ini dibatalkan atas keinginan sepihak dari Pihak

Pembeli maka seluruh dana yang telah dibayarkan kepada Pihak Penjual

dianggap hangus.

3. Jika terjadi dharar yakni kerugian finansial pada salah satu pihak maka

pihak yang dirugikan boleh menuntut ganti rugi.

4. Besarnya kerugian dan ganti rugi ditetapkan melalui kesepakatan diantara

Pembeli dan Penjual.

5. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan besarnya kerugian dan ganti rugi,

maka penentuan kerugian dan ganti rugi tersebut dipercayakan kepada

pihak ketiga yang disepakati oleh Pembeli dan Penjual.

Pasal 9

Penyelesaian Perselisihan

1. Dalam hal terjadi perselisihan selama pelaksanaan akad jual beli Istishnâ‟

ini hingga selesai seluruh kewajiban kedua pihak baik Pembeli dan Penjual,

maka kedua pihak telah menyepakati untuk menyelesaikan perselisihan itu

secara kekeluargaan melalui musyawarah dan mufakat dengan tetap

mengacu kepada ketentuan hukum syara‟.Dalam hal tidak tercapai mufakat

dan penyelesaian, kedua pihak menyepakati untuk menunjuk pihak ketiga

yang disepakati bersama untuk menjadi hakim.

Page 107: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Pasal 10

Masa Pemeliharaaan

1. Masa pemeliharaan atas rumah tinggal yang diperjualbelikan adalah 100

hari setelah serahterima bangunan.

2. Yang termasuk dalam objek pemeliharaan adalah kerusakan-kerusakan

yang muncul karena kualitas bangunan kurang baik, bukan karena unsur

kesengajaan pemilik rumah dan juga bukan karena force major seperti

kebakaran atau bencana alam

3. Kerusakan-kerusakan yang terjadi setelah masa pemeliharaan tersebut

bukan menjadi tanggung jawab penjual walaupun masa angsuran masih

berlangsung.

Pasal 11

Lain-Lain

1. Pihak penjual menjamin sepenuhnya bahwa tanah yang dijual adalah milik

sah secara hukum syara atau bebas dari sitaan, tidak tersangkut dalam suatu

perkara atau sengketa, tidak sedang atau dijual kepada orang atau pihak

lain.

2. Akad ini dibuat oleh Pembeli dan Penjual dalam keadaan sadar tanpa

tekanan pihak manapun.

3. Dokumen ini dibuat dalam dua rangkap yang memiliki kekuatan hukum

yang sama. Masing masing salinan dipegang oleh Pembeli dan Penjual.

Pati, 2 Oktober 2017

Pihak Yang Berakad

PT.Tan Iskandar Muda

Nanang Aried Sulistyo Gamal Haris,ST

Pembeli (Al-Mustashni‟) Penjual (Ash-Shâni‟)

Page 108: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Saksi-saksi :

Rini Wisnu

Pamungkas

Istri

ADDENDUM

1. Al-Mustashna‟ fîhi atau al-mashnû‟ yang dalam akad disebut BARANG

adalah berupa Rumah Tinggal No.31 Blok E, LB 27 m2 LT 76 m2

2. Spesifikasi RUMAH TINGGAL adalah sebagai berikut:

I. Pondasi : Plat Beton / Batu kali

II. Dinding : Bata, Plester, Aci & Cat

III. Lantai

∼ Ruang Utama : 40 x 40

∼ Teras Dpn/Blkg : 40 x 40

∼ Kamar Mandi : 20 x 20 / Dinding : 20 x 25

IV. Kusen Pintu Jendela

∼ Kusen Sekelas Kalimantan

∼ Pintu Utama dan kamar Sekelas Kalimantan

∼ Daun Jendela Sekelas Kalimantan

∼ Kamar Mandi / Pintu PVC

V. Plafond

∼ Gypsum

VI. Atap

∼ Rangka Baja Ringan

∼ Genteng Mantili

VII. Sanitair

∼ Closet Jongkok

VIII. Instalasi Air

∼ Sumur PAM

IX. Instalasi Listrik

∼ PLN 1300 VA

□ 5 Titik Lapu

□ 3 Titik Stop Kontak

Page 109: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Gerbang Perumahan Taylon Syari‟ah dan tampak dibelakangnya masjid yang

termasuk salah satu fasilitas yang disediakan.

Gambar salah satu bangunan yang ada di Perumahan Taylon Syari‟ah

Page 110: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Kantor pemasaran Perumahan Taylon Syari‟ah

Denah rumah tahap II yaitu Taylon Syari‟ah

Page 111: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Wawancara dengan Pak Wisnu karyawan di Perumahan Taylor Syari‟ah sebagai

Admin dan Drafter

Wawancara dengan Ibu Yeni selaku Marketing dari Perumahan Taylon syari‟ah

Page 112: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Wawancara dengan Pak Muhlisin selaku tim Pelaksana di Perumahan Taylon

Syari‟ah

Page 113: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama

Diskusi bareng dengan karyawan di kantor pemasaran Perumahan Taylon Syari‟ah

Page 114: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 115: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 116: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 117: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 118: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 119: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 120: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 121: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 122: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 123: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama
Page 124: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5036/1/SKRIPSI FIX.pdf · 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama