TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN ...
Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN ...
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN
KONSUMTIF SEPEDA MOTOR
(Studi kasus BPRS Amauah Sejahtera di Kecamatan Cerme,Kabupaten Gresik)
Di susun oleh :
Siti Khasanah
103046128281
JURUSAN PERBANKAN SY ARI' AH
FAKULTAS SY ARI' AH DAN HUKUM
UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH
JAKARTA
1427 H/2006 M ,
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD
PEMBIA Y AAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR PADA BPRS
AMANAH SEJAHTERA DI KECAMATAN CERME,
KABUPATEN GRESH(
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari'ah dan Huknm
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Saijana Ekonomi Islam
Oleh:
Siti Khasanah
Nll\1: 103046128281
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN PERBANKAN SYARI' AH
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 HI 2006 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang be1judul " TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIA Y AAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR ( Studi kasus BPRS Amanah Sejahtera di kecamatan Cenne, Kabupaten Gresik ) " telah di ujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Syari'ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakmta pada tanggal 19 Juli 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar smjana ekonomi pada jurusan muamalah.
Jakarta, 19 Juli 2006 Mengesahkan
De
Prof. Dr. H. Muham1 ad Amin Suma, SH., MA., MM. NIP. 150210422
Panitia Ujian
Ketua : J.'.P'.[!ro2_jf',_. J;;Dtrr.JM'tl\!uhharum.Jl!Im!.l!aQdJ.A~mnl!:in!JS~t![1m!}!a!b.JSliH:L.JM~AJ. M~'f.t.::-.. ~·r. .. ~ .. ~ ............. )
Sekretaris : ::~:~::d0::~1figi M.Ag. ( .... ~ NIP. 15029015
Pembimbing : Dr. Sudirman Abbas M.Ag. ( ..... ~ ~ ... ~~.) ~·/·
Penguji I
Penguji II
NIP. 150294051
: Prof. Dr. H. 1-Iasanuddin AF., MA NIP. 150050917
: Ors. Asep Syarifuddin Hidayat SH., Ml-[ NIP. 150268783
,((A..~ ~,..>-s;:;;> __ _
( ...................... )
( ..... ()/!!!1! ... )
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb.
Alhamdullilah, segala puji syukur yang sedalam-dalamnya penulis
panjatkai1 kehadirat Allal1 SWT yai1g senai1tiasa melimpallkilll ral1ll1at dai1
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikilll skripsi dengan judul
Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Pembiayaan Konsumtif Sepeda
Motor (Studi Kasus BPRS Amanah Sejahtera Di Kecamatan Cerme,
Kabupaten Gresik) Talc lupa pula shalawat dan salam dihaturkilll kepada
junjungai1 kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalill11 penyusunilll sk:ripsi ini penulis masih billlyalc menemui kesulitm1
mengingat keterbatasan penulis, pengetahuan serta teknik-teknik pengumpulilll
datanya. Oleh km·ena itu penulis menyadari bal1wa sk:ripsi ini masih jauh
dikatakan sempurna.
Namun penulis berusaha dengai1 batas kemill11puai1 yai1g ada untuk
menyelesaikan sk:ripsi ini yang banyak dibai1tu dari berbagai pihalc, untuk itu
penulis dengan kerendahan hati mengucapkai1 terima kasih kepada pihak-pihalc
berikut:
I. Bapak Prof.Dr. H. M. Amin Suma., SH, MM. selalcu Dekilll Falcultas
Syari' ah dm1 Hukum UIN Syarif Hidayatullal1 Jalmrta.
2. Bapalc Dedy Nursyamsi, SH, M.Hum, selalcu ketua jurusan muamalat dilll
bapak M.Taufigi M.Ag, sekretaris jurusai1 muamalat yang telah ikhlas
membimbing penulis dalam penulisai1 skripsi ini.
3. Bapak Dr.Sudinnan Abbas MAg, selaku pembimbing yang telah banyak
memberi bimbingan kepada penulis secara intensif dan efektif sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
4. Pihak perpustakaan Syari'ah dan Hukum UIN SyarifHidayatullah Jakatta
yang telah memberikan fasilitas serta kemudahan pada penulis tmtuk
mengadakan studi kepnstakaan.
5. Seluruh dosen jurusan muanmlah pada fakultas Syari'ah dat1 Hukum UIN
Syai·if Hidayatullah Jakarta.
6. Para katyawan BPR Syari'ah Amatiah Sejahtera yang telah bat1yak
membantu penulis selama melakukat1 penelitiai1.
7. Orang tuaku tercinta, aba H.Sudariyanto SH, bundaku tercinta motivator
utan1a penulis Hj.Fazaidah, yang telah membesarkat1, membimbing dan
mendidik sejak kecil, karena berkat doa dan dukunganya baik moril
maupun materil, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga buat
Saudara-saudaraku tercinta kak Thoyib, mbak Dija, dik Rozi, Rika, Aza,
Ulwa, Qorib dan khalim.
8. Special !hank's for my uncle Drs.M.Nashihan SH, atas semangat yang
diberikan kepada penulis juga seluruh keluarga besai· Slipi. And all of my
big family's.
9. Dedek centhilku masruroh n lilik, sobat-sobat tercintaku, karnar C3,
jaziroh, clan teman-teman AN-NUR, terima kasih atas semua kebaikan
kaliat1 cak upik, cak habib dan semua at1alc-anak Alicia, dan teman-
10. Semua teman-teman kelas PS-A khususnya, dan semua kelas yang pernah
penulis ikuti yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu selama kuliah
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Juga teman-teman karibku di
Surabaya dan Gresik.
11. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, baik langsung maupun tak langsung.
Semoga Allah SWT membalas seluruh a.ma! dan kebaikan bagi mereka
yang telah tulus dan ikhlas memberikan dukungan dan bantuan, serta
bimbinga.nnya, Amien.
Akhir kata, penulis mohon ma.a.f apabila ada kesalahan-kesa.lahan <la.lam
penulisan skripsi ini dikarenakan sangat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki.
Wassalamu'alaikurn wr.wb.
Jakarta, Juli 2006
Penulis
Siti khasanah
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFT AR ISI ................................................................................................................. iv
BABI:PENDAHULUAN
A .. Latar belakang masahth ............................................................................... I
B. Pembatasan dan perumusan masalah .......................................................... 6
C. Tujuan penelitian ........................................................................................... 7
D. Metode penelitian dan teknik penulisan ...................................................... 8
E. Sistematika penulisan ................................................................................... 9
BAB II: TINJAUAN TEORITIS TENTANG AKAD PEMBIAYAAN
KONSUMTill
A. Pembiayaan
l. Definisi pembiayaan ............................................................................... 11
2. Jenis pembiayaan .................................................................................... 13
3. Jenis akad dalam pembiayaan ................................................................ 15
B. Murabahah
Definisi .................................................................................................... 16
2 Ketentuan um um pembiayaan murabahah ............................................ 19
3 Kaidah dan hal-hal yang berhubungan dengan murabahah ................. 23
4 Manfaat dan resiko murabahah .............................................................. 24
5 Persamaan dan perbedaan pembiayaan murabahah dengan
!credit modal kerja pada bank konvensional.. ...................................... 26
BAB III : 1•ROFIL BPRS AMANAH SEJAHTERA
A. Sejarah singkat dan perkembangan BPRS Amanah Sejahtera ................... 30
B. Visi dan misi BPRS Amanah Sejahtera ....................................................... 33
C. Tingkat perkembangan usaha BPRS Amanah Sejahtera ............................ 34
D. Struktur organisasi BPRS Amanah Sejahtera ............................................. 34
E. Produk-produk BPRS Amanah Sejahtera .................................................... 36
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pembiayaan konsumtif sepeda motor sebagai salah satu produk
Penyaluran dana pada BPRS Amanah Sejahtera ........................................ 43
B. Penentuan profit dalam pembiayaan konsumtif sepeda
motor pada BPRS Amanah Sejahtera .......................................................... 47
C. Kebijakan dan prosedur pembiayaan konsumtif sepeda motor
pad a BPRS Amanah Sejahtera ..................................................................... 49
D. Akad dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor pada
BPRS Amanah Sejahtera .............................................................................. 59
E. Analisa terhadap akad pembiayaan konsumtifsepeda motor
pada BPRS Amanah Sejahtera ..................................................................... 61
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 65
B. Saran-saran ................................................................................................... 67
DAFT AR PUST AKA .................................................................................................. 69
LAMP IRAN
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak kelahirannya, perbankan syari'ah hadir dengan dilandasi oleh nilai-
nilai Islam, dimana tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan adalah tiada
lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan
ekonominya dengan Al-Qur 'an dan As-Sunnah.
Al-Baqarah 60 :
,.. <) ,, ,, 0 0,,.,.. ,.. ,..
~ ay.·; c. ~I A.:.. :.::.ifl.ii.l~ ~I ;'!)~ :..,.. _;;,1 1:1ae AA~ ~; ~I ~lj ,.. ,.. ... ....,,. ,, ,..,..
0 ;O _. _. ~ ,1.,1. l ;B J ,..
;;_,.~ J>)Ui ,j IJ::"i i.lj .illl J)J ::.,.. 1_f.y:;.1j l}S" ~:-,:.;.~ V"Ui JS' ~ J.i ,, ,.. ,, ... ,.. ,, ... ,.. [$ ...
<" /"\. :li_All)
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami beifirman "pukullah batu itu dengan tongkatmu "lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tep1pat umumnya (masingmasing) makan dan minumlah rizki (yang diberikan)Allah dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusdkan ". (Al-Baqarah :60/2)
Al-Baqarah 275 :
2
Artinya:
" orang-orang yang makan riba tidak dapal legak berdiri, kecuali seperli berdirinya orang yang kemasukan syaithan (kesurupan jin). Yang demkian ilu karena mengatakan jual beli ilu sama dengan riba dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Maka siapa yang telah menerima peringatan Allah lalu berhenti maka baginya apa yang telah lalu. Dan putusanya terserah pada Allah. Sedang siapa yang mengulangi perbuatan ribanya merekalah penghuni neraka dan kekal di dalamnya". (Al-Baqarah: 275/3)
Ayat diatas merupakan sebagian kecil ayat yang dijadikan sebagai penentu
dasar pikiran dari pesan Al-Qur'an dalam bidang ekonomi, dari ayat tersebut
Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang diberikan oleh
Allah, dan karunia tersebut harus didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat baik materi maupun non materi.
Konsep perbankan syari'ah merupakan perwujudan kebutuhan masyarakat
Muslim yang memiliki preferensi dalam sektor keuangan. Sistem operasional
perbankan syari'ah harus selalu disesuaikan dengan konsep prejerensi yang
ditetapkan dalam konsep maslahat, dimana tujuan dari syari'ah itu sendiri adalah
untuk kesejahteraan umat manusia (maslahat al-ibad). Menurut khalaf (1997 :
345): t01ggak keberadaan dunia yang menjadi dasar konsep maslahat mencakup :
kehidupan (nafs), haita (maal), iman (din), aka! (aql), dan keturunan (nasl).
Meskipun dalam beberapa hal, antara bank konvensional dan bank syari' ah
memiliki beberapa persamaan terutama dalam sisi teknis penerimaan uai1g,
3
pelayanan dan teknologi. 1 Namun, dari beberapa konsep diatas dapat dilihat
dengan jelas perbedaan mendHsar antara bank syari'ah dan konvensional. Selain
itu, beberapa keistimewaan bank syari'ah adalah :
I. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham,
pengelola bank, dan nasabahnya, yang mengakibatkan adanya kebersamaan
dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan
adil, semua pihakjuga memperoleh tanggungjawab yang sama.2
2. Dalam rangka menghindari pembayaran dan penerimaan riba (bunga) dalam
kegiatan pembiayaan (jinancing), perbankan syari'ah menempuh mekanisme
bagi basil (profit and loss sharing investment) sebagai pemenuhan kebutuhan
pennodalan (equity financing) dan investasi berdasarkan imbalan ifee based
investment) melalui mekanisme jual beli (bai') sebagai pemenuhan kebutuhan
pembiayaan (debt financing) 3
Hal ini memiliki implikasi dan sangat berpengaruh pada aspek operasional dan
produk yang dikembangkan oleh bank syari'ah.
Oleh karenanya, perbankan syari'ah sebagai suatu sistem yang dibangun
dengan semangat alternative, seharusnya berbeda dengan perbankan yang ada.
1 M. Syafi'i Antonio, Bank Syari'ah H1acana Ula1na dan Cendekicnvan, (Jakarta: Tazkia lnstale, l 999) cet ke-1, h.261.
2 \Varku111 sun1itro, SH, MI-I. Asas-asas Perbankan Islarn dan Letnbaga 7'erkait (BAMU! dan fokafiil) di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1997) cet ke-2, h.22.
3 Zainul Arifin, Afe1uaha111i Bank Syari'ah: fjngkup, Peluang, Tantangan, /Jan Prospek. (Jakarta: alvabet, 1999) cet ke-l ,h.30.
4
Pela)anan perbankan syari'ah merupakan gabungan antara aspek moral dan aspek
bisnis. Dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk mendapatkan profit dan
terbebaskan dari unsur pe1judian, (intended s1,eculation, maysir),
ketidakjelasan/manipulatif (gharar), dan riba.4
Perbedaan antara bank Syari'ah dengan bank konvensional5 :
[-No Bank konvensional Bank Svari'ah I. Landasan operasional Landasan operasional
- prinsip material isme (bebas ni lai). - prms1p Syari'ah (tidak be bas - komoditi yang diperdagangkan. nilai). - instrument imbalan terhadap - uang hanya sebagai alat tukar.
pemilik uang ditetapkan dimuka - dilarang menggunakan sistem mcnggunakan bunga. bunga.
- memakai car a bagi hasil dari keuntungan jasa atas transaksi.
2. Pe ran clan fimgsi bank Peran clan fimgsi bank - sebagai penghimpun dana - sebagai penerima dana titipan
masyarakat & meminjamkan nasabah. kembali ke masyarakat dalam - sebagai manajer investasi. bentuk kredit dengan imbalan - sebagai investor. bunga. - sebagai penyedia jasa pembayaran
- sabagai penyediajasa pembayaran. selama tidak bertentangan dengan - menerapkan hubungan debitur Syari'at Islam.
krcditur antara bank dengan - sebagai pengelola dana kebajikan, nasabah. (ZIS).
- meneraokan hubungan kemitraan. 3. Resiko usaha Resiko usaha
Resiko bank tidak ada kaitannya Dihadapi bersama , antara bank · dengan resiko debitur dan dengan nasabah tidak mengenal
sebaliknya. Antara pendapatan bunga negative spread (selisih negative). dengan beban bunga dimungkinkan terjadi selisih negative.
4. Sistem pengawasan Sistem pengawasan Tidak adanva nilai reli2ius va111:! Ada dewan nengawas Svari'ah,
4 M. Firdaus NI-I) konsep dan in1p/e111entasi Bank Syari'ah, cdukasi professional syarPah, (Jakarta: lembaga penerbit Renaisan anggota !KAP!, 2005) cet ke-1, h.13.
5 H.M.Nadraluzzaman Hosen,MS,ME,Ph.D, Buku Saku Lembaga Bisnis Syari 'at, PKES (pusat komunikasi ekonom Syari'ah)
5
Bank syari'ah yang pada awalnya hanya ingin memenuhi kebutuhan
Muslim, namun dalam perkembangannya telah mampu memenuhi kebutuhan
kalangan y3ng lebih luas juga. Terlebih lagi dengan akan datangnya era pasar
bebas yang juga harus di antisipasi agar perekonomian kita tetap dapat bersaing
dan bertahan. Dalam hal ini, termasuk didalamnya penerapan sistem ekonomi
yang berlandaskan hukum Islam (ekonomi syari'ah) melalui lembaga
alternatifnya yang kini mulai dilirik oleh lembaga keuangan konvensional,
ternyata kehadiran lembaga ekonomi dan perbankan Syari'ah dapat tumbuh dan
berkembang dan kini semakin dapat perhatian dari hati para pengusaha kecil dan
menengah. Oleh karenanya, eksistensi lembaga keuangan syari'ah dan atau
lembaga perbankan syari'ah, dengan segala bentuk kegiatan usahanya yang telah
ada selama ini baik visi dan misinya dalam upaya memberdayakan ekonomi
masyarakat, menimbulkan daya tarik tersendiri.
BPRS ini mernpakan bank perkreditan rakyat syari'ah yang menjalankan
usahanya dengan prinsip syari'ah serta memiliki ciri khas tersendiri. BPRS sendiri
tentunya berusaha memajukan perekonomian masyarakat dengan memberikan
fasilitas-fasilitas yang sesuai dengan syari'ah. Namun demikian, kadang
perbedaan pendapat diantara para ulama ataupun para pakar hukmn mengenai
perbankan syari'ah dapat menimbulkan polemik-polemik baru, seperti masalah
sistem bunga yang diterapkan bank konvensional dan sistem bagi hasil pada bank
6
syari'ah, ataupun akad-akad yang berlaku dalam setiap transaksi baik pada bank
syari'ah atau bank konvensional, ataupun hal-hal lain yang bersangkutan dengan
masalah perbankan. Karenanya, tidaklah sedikit pembahasan yang masih
membutuhkan tinjauan lebih lanjut dilihat dari beberapa segi, termasuk dari segi
hukum Islam.
Untuk itu, penulis tertarik untuk meneliti sebuah bank perkreditan rakyat
yang menggunakan sistem syari'ah, dimana salah satu fasilitas yang di berikan
bank ini adalah produk pembiayaan konsumtif sepeda motor. Bagaimanakah
tinjauan hukum Islam terhadap akad yang digunakan dalam pembiayaan ini?
Untuk memaparkan lebih lanjut pembahasan diatas, penulis mengkaj inya dalam
sebuah skripsi dengan judul
"TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN
KONSUMTIF SEPEDA MOTOR PADA BPRS AMANAH SEJAHTERA DI
KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK"
Sebagai bahan pertimbangan dipilihnya judul tersebut oleh penulis adalah
karena BPRS Amanah Sejahtera merupakan bank BPR Syari'ah pertama yang
ada di kabupaten Gresik, selain itu juga karena judul yang diambil tersebut sesuai
dengan prodi penulis yaitu perbankan syari'ah.
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
I. Pcmbatasan Masalah
7
Ketika kita membahas tentang masalah lembaga ekonomi dan keuangan
terlebih lagi bila dikaitkan dengan kata syari'ah maim polemik pemahaman
dan pembahasan mengenai ha! tersebut akan sangat luas. Terlebih lagi dengan
maraknya perbankan yang merubah sistem operasionalnya pada sistem bagi
hasil yang sesuai dengan syari'ah, BPRS sebagai salah satu bank perkreditan
rakyat yang menggunakan sistem syari'ah, sedikit banyak tentunya
memberikan andil dalam meningkatkan kehidupan ekonortli masyarakat. Agar
pennasalahan dalam skripsi ini tidak melebar, maka penulis membatasinya
pad& permasalahan sekitar tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan
konsumtif sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera.
2. Perumusan masalah
Agar batasan masalah yang sudah dikemukakan tersebut dapat tercapai,
maka penulis mencoba merumuskan permasalahannya untuk memudahkan
pembahasan selanjutnya.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana konsep pembiayaan konsumtif?
b. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif
sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera?
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
Tujuan penelitian :
I. Mengetahui konsep pembiayaan konsumtif.
8
2. Mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif
sepeda motor pada BPRS Amanah Sejahtera.
Kcgunaan pcnelitian:
I. Menambah kontribusi dalam pengembangan teori dan konsep tentang tinjauan
hukum Islam terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS
Amanah Sejahtera.
2. Secara praktis bermanfaat sebagai acuan dalam menganalisis akad-akad yang
digunakan pada perbankan syari'ah terutama pada pembiayaan konsumtif.
3. Menambah pengalaman penulis dalam mengetahui cara kerja ataupun hal-hal
lain yang berkenaan dengan BPRS Amanah Sejahtera, khususnya dalam
rnasalah akad-akad yang digunakan dalam setiap transaksinya.
4. Menghasilkan karya ilmiah yang disusun dalam bentuk skripsi yang dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
D. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan 2 metode penelitian
yaitu sebagai berikut :
I. Field Research (penelitian lapangan)
Melakukan penelitian langsung dan observasi pada BPRS Amanah
Sejahtera sekaligus dilengkapi dengan data-data yang diperoleh dari
pengamatan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait, seperti dengan
beberapa karyawan BPRS Amanah Sejahtera.
9
2. Librm:p Research (penelitian kepustakaan)
Mengambil data dari Al-Qur'an, buku-buku umurn, buku-buku Islam,
dan data-data tertulis lainnya yang ada relevansinya dengan skripsi ini.
Mengenai teknik penulisannya, penulis merujuk kepada buku pedoman
penulisan skripsi, tesis, baik yang terdapat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ataupun universitas lain, seperti UI.
E. SISTEMA TIKA PEMBAHASAN
Untuk memudahkan dalam memahami profesi dan alur pemikiran dalam
penelitian, penulis membagi skripsi dalam 5 bab yang terdiri clari beberapa sub
bab, sebagai berikul :
BAB I : PENDAHULUAN, yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, kegunaan penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS TENTANG AKAD PEMBIAYAAN
KONSUMTIF, definisi pembiayaan, jenis pembiayaan, dan jenis-jenis
akad dalam pembiayaan, definisi murabahah, ketentuan umum
pembiayaan murabahah, kaidah dan hal-hal yang berhubungan dengan
murabahah, manfaat dan resiko bai' al-murabahah, serta persamaan
dan perbedaan murabahah dan kredit modal kerja pada bank
konvensional.
10
BAB III : PROFIL BPRS AMANAH SEJAHTERA, menguraikan tentang
sejarah berdirinya BPRS Amanah Sejahtera, visi dan misi BPRS
Amanah Sejahtera, tingkat perkembangan BPRS Amanah Sejahtera,
struktur organisasi serta produk-produk BPRS Amanah Sejahtera.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN, menguraikan tentang pembiayaan
konsumtif sepeda motor sebagai salah satu produk penyaluran dana,
penentuan besarnya profit dari pembiayaan konsumtif sepeda motor,
kebijakan dan prosedur pembiayaan konsurntif sepeda motor, akad
dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor, serta analisa hukum Islam
terhadap akad pembiayaan konsumtif sepeda motor pada BPRS
Amanah Sejahtera.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG AKAD PEMBIAYAAN
KONSUMTIF SEPEDA MOTOR
A. PEMBIA Y AAN
I. Definisi
Menurut Undang-undang No. I 0 tahun I 998 pasal I, kredit adalah:
"Penyediaan uang atau tagihan dan dapat disamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga".1
Sedangkan pengertian pembiayaan adalah: "Penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai itu untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu te1tentu dengan imbalan atau bagi hasil.2
Dari penge1tian diatas, dapat disimpulkan perbedaan antara kredit pada
perbankan konvensional dengan pembiayaan pada perbankan yang berbasis
syari'ah adalah terletak pada imbalan (return) yang diberikan. Bagi bank
1 Kas1nir, bank dan /e111baga keuangan lainnya, (Jakarta: PT.H.aja Gralindo Persada, 2000, cet-4.h.92)
2 Ibid
12
berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga
(intc rest), sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syari'ah berupa
imbalan atau bagi hasiL Kredit pada bank konvensional dilakukan melalui
pemberian pinjaman uang (lending) kepada nasabah sebagai peminjam
dimana pemberi pinjaman memperoleh imbalan berupa bunga (interest) yang
harus dibayarkan oleh peminjam. Sebagaimana dengan bank konvensional,
bank syari'ah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara
(intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit
ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain
yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan
dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan
dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak.
Peran bank sebagai lembaga intermediasi
Deposit Kredit
SURPLUS UNIT BANK---- DEFICIT UNIT
<r--------~-00 <:}- 0 Bunga deposit Bunga kredit ------ --·-------BANK _BA~ABAH
DEBITUR KREDITUR
KREDITUR ~=====;i>- DEBITUR
Akad pembiayaan dalam bank syari'ah mempunyai karakteristik yang
spesifik dibandingkan dengan bank konvensional. Pada bank konvensional,
penilaian kelayakan pembiayaan didasarkan semata-mata hanya pada business
13
wise, sedangkan pacla bank syari'ah penilaian kelayakan pembiayaan selain
cliclasarkan pada business wise, juga harus mempertimbangkan syari'ah wise.
Artinya bisnis tersebut Jayak dibiayai dari segi usahanya, clan acceptable clari
segi syari'ahnya.3
Dalam rangka memenuhi aspek Syari'ahnya, maka bila suatu
kebutuhan kredit nasabcih yang oleh bank konvensional cukup dipenuhi
dengan satu produk saja, maka pada bank-bank Syari'ah sangat mungkin
kebutuhan nasabah tersebut dipenuhi dengan skema khusus dan atau beberapa
skema fiqih.4 Untuk menghindari pembayaran dan penerimaan bunga, maka
dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan (financing), perbankan Syari'ah
menempuh mekanisme bagi hasil (profit and loss sharing system) sebagai
pemenuhan kebutuhan pennodalan (equity financing) dan investasi
berdasarkan imbalan (fee based investment) melalui mekanisme jual beli (bai1
sebagai pemenuhan kebutuhan pembiayaan.
2. Jenis Pembiayaan
Untuk memenuhi pennodalan dan memenuhi kebutuhan pembiayaan
bank Syari'ah memiliki ketentuan yang berbeda dengan bank konvensional.
Adapun piranti syari'ah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan Bank
syari' ah dapat dibagi dalam 3 produk, yaitu : produk penyaluran dana
(financing), produk penghimpunan dana (fending), dan produk jasa
3 Zainul Arifin, Dasar-Dasar 1\!fanajen1en Bank Islam, (Jakarta: Alvabet,2000), cet-1 ,h.92
4 Ibid
14
(services). 5 Melalui kegiatan pembiayaan ini di harapkan dapat memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Menurut tujuannya,
pembiayaan dibagi sebagai berikut:
a. Pembiayaan modal ketja
Pembiayaan yang diberikan oleh bank Syari'ah untuk memenuhi kebutuhan
dana usaha untuk pembelian, pengadaan dan penyediaan barang dalam rangka
perputaran usaha atau proses produksi.
Misal : untuk pembelian barang dagangan, pengadaan barang baku dan lain-
lain.
b. Piutang investasi
Pembiayaan yang diberikan oleh bank Syari'ah untuk memenuhi kebutuhan
investasi untuk pengadaan sarana dan prasarana usaha, alat-alat produksi.
M isal : untuk pembelian mesin produksi, perbaikan toko, pembelian mob ii
angkutan dll.
c. Piutang konsumtif
Pembiayaan yang diberikan kepada individu dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis di pakai,6 dan bukan untuk tujuan
produksi. Dalam !credit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang
dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh nasabah.
5 I--Ieri Sudarsono, Bank Dan le1nbaga Keuangan Syari'ah, (Yogyakarta: CV. Adipura, 2003 ), cet-2,J· 56
(, .tvLSyali'i Antonio, Bank s:vari'ah /Jari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gc1na Insani Press, 200 I), cel-l ,h.160
15
Misal : untuk pembelian elektronik, peralatan rumah tangga, kendaraan
bermotor, renovasi rumah di!.
Pada umumnya bank Syari'ah membatasi pembiayaan konsumtif
kepada nasabah untuk pemenuhan kebutuhan dasar sepe1ti rumah untuk
dihuni dan kendaraan untuk dipakai.
Bank Syari'ah dapat menyediakan pembiayaan konsumtif dengan
menggunakan skema jual beli (murabahah, bai' bittaman ajil), atau sewa heli
(ijarah, ijarah wa iqtina). Untuk lebih jelasnya akan kita lihat pada
pembahasan dibawah ini.
3. Jenis-Jenis Akacl Dalam Pembiayaan
Dalam produk simpanan rnaupun pernbiayaan di bank Syari'ah
Amc.nah Sejahtera, transaksi yang dilakukan harus sesuai dengan akad
syari'ah yang mendasarinya. Dalam pembiayaan di bank Syari'ah Arnanah
Sejahtera, akad Syari'ah yang banyak diterapkan adalah akad berserikat, jual
beli, dan sewa rnenyewa. Pernbiayaan dalam akad berserikat yaitu
pernbiayaan mudharabah, dan mu.~varakah. Pembiayaan dengan akad jual beli
yaitu : Pembiayaan bai' bittaman ajil dan murabahah. Sedang untuk
pembiayaan dengan akad sewa menyewa yaitu : Ijarah dan Ijarah wa Iqtina.
Hal ini dapat dilihat dalam skema di bawah.
16
skema akad pembiayaan
Akad syirkah H Pembiayaan mudharabah
pembiayaan musyarakah
pembiayaan ba' bittaman ajil
Akad jual beli r pembiayaan murabahah
Akad sewa pembiayaan ijarah H menyewa pembiayaan ijarah wa iqtna
Pada bab ini penulis hanya membahas pembiayaan yang menggunakan
akad jual beli dengan sistem murabahah, karena sistem murabahah ini adalah
sistem yang dipakai dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor, yang mana
ha! tersebut adalah pembahasan yang diam bi I oleh penulis dalam skripsi ini.
fl. MURABAHAH
l. Definisi
Pernbiayaan murabahah rnerupakan salah satu bentuk jual beli yang
bersifat amanah, secara jiqih, penge1tian murabahah adalah : akad jual beli
atas barang te1tentu, dirnana dalarn transaksi jual beli tersebut penjual
menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan terrnasuk harga
pernbelian dan keuntungan yang diarnbil. Ibnu qudamah dalam bukunya
mughni 4/280 rnendefinisikan murabahah adalah rnenjual dengan harga asal
ditambah dengan margin keuntungan yang telah disepakati.
17
Sedangkan dalam teknis perbankan, pembiayaan murabahah
merupakan suatu bentuk pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan
nasabah untuk membeli suatu produk dengan kewajiban mengembalikan
talangan dana tersebut seluruhnya pada waktu jatuh tempo. Hal yang
membedakan dengan jual beli yang lain adalah keharusan memberitahukan
harga pokok suatu barang kepada nasabah.
Landasan Syari'ah :
Al-Qur'an
.('l"/'<V~ :o;.,J1) ... lt)1 ~:,;.:, ~1 W1 j.;.f:, " ... Allah menghalalkan jual beli dan mengharamlran riba ... "(Al-Baqarah:
275/3)
"Hai orang-orang beriman,janganlah kamu sating memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan (jual beli), yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu ............ "(An-Nisa' :29/5)
"Tiga perkara yang ada keberkatan padanya adalah jual beli dengan tangguh, muqaradah (mudharabah) dan mencampur tepung dengan gandum untuk rumah (makanan) dan bukan untuk dijual "(1-1.R. lbnu Majah)'
7 M. A bubakar. I-I. Drs. Terien1ah Sub11/ussa/an1 Ji/id Ill. (Surabava: A l-lkhh1-._ I QQ_'i)_ ~f!t-1 h ?7C.
18
13erangkat dari hadist tersebut, dapatlah dikemukakan bahwa menjual
secara kredit diperbolehkan. Karena pembiayaan konsumen termasuk
klasifikasi menjual secara kredit, maka dengan pembiayaan konsumen tidak
bertentangan dengan syari'at.
Selain itu juga, Dari kandungan ayat dan hadist diatas sebagai dasar
jual beli, para ulama fiqih mengatakan bahwa rukun asal dari jual beli itu
adalah mubah (boleh), akan tetapi, pada situasi te1tentu, menurut imam asy-
syatibi (ahli fiqih mazhab imam Malik), hukumnya bisa berubah menjadi
wajib. Contohnya : ketika terjadi praktik ihtikar (penimbunan barang sehingga
stok hilang dari pasar dan harga melonjak naik), m«ka pemerintah boleh
memaksa para pedagang menjual sesuai harga pasar.8
Syarat bai' al-murabahah rnenurut wahbah Az-zuhai~y:
a. Mengetahui harga yang pe11ama. b. Mengetahui keuntungan. c. Modal hendaknya dari barang-barang mitsliyyat seperti barang yang
ditirnbang, barang yang dibilang yang rnempunyai unit yang harnpir sama. d. Janganlah murabahah pada harta yang riba. e. Hendaklah kontrak penjualan yang pertama itu sah, jika kontrak itu fasid
maka tidak boleh penjualan murabahah.
Untuk syarat-syarat lain sepe1ti barang, harga dan cara pembayaran
adahh sesuai dengan kebijakan bank yang bersangkutan.
Untuk rukunnya, dalarn fiqih muarnalah disebutkan sebagai berikut :
Ada orang yang berakad (penjual clan pembeli).
8Nasrun Haroen, MA,jiqih muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000)
19
2 Shighat (lafal ijab qobul).
3 Barang yang dibeli.
4 Nilai tukar pengganti barang.
2. Ketentuan umum pembiayaan 11111rabahah (fatwa DSN:04/DSN-
MUI/IV /2000)
a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b. Barang yang dipetjual belikan tidak diharamkan oleh syari'ah Islam. c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya. ct. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnyajika pembelian dilakukan secara berhutang. f. Bank kcmudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dcngan harga jual senilai harga beli plus keuntunganya. Dalam kaitan ini bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan.
g. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu te1tentu yang telah disepakati.
h. Untuk mencegah tei:jadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, µihak bank dapat mengadakan pei:janjian khusus dengan nasabah.
1. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.
Menurut peraturan BI no.7/46/PBI/2005 pada bab II, bagan kedua
paragraf 2 pasal 9, disebutkan ada beberapa persyaratan dalam melakukan
kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan murabahah,
sebagai berikut :
a) Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli
barang.
20
b) Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank
ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah.
c) Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang
yang telah disepakati kualifikasinya.
d) ')alam hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli
barang, maka akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara
prinsip menjadi milik bank.
e) Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun saat
menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah.
f) Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain
barang yang dibiayai bank.
g) Kesepakatan marjin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak
berubah selama periode akad.
h) Angsuran pembiayaan selama periode akad hams dilakukan secara
proporsional.
Jarninan Dalam Murabahah :
a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan
pesanannya.
b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat
dipegang.
21
Bangkrut Dalam Murabahah adalah Jika nasabah telah dinyatakan
pailit dan gaga! menyelesaikan hutangnya, bank harus menunda tagihan
hutang sampai ia sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan.
Uang Muka Dalam Murabahah:
a. Dalam akad pembiayaan murabahah LKS diperbolehkan meminta uang
muka.
b. Jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.
c. .!ilea nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberi ganti
rugi kepada LKS dari uang muka tersebut.
d. .Tika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta
tam!:iahan kepada nasabah.
e. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS harus
mengembalikan kelebihannya kepada nasabah.
Ketentuan Sanksi (denda):
a. Sanksi dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar, tetapi
menunda-nunda pembayaran dengan sengaja.
b. Nasabah yang tidak mampu membayar disebabkan force majeur tidak
boleh dikenakan sanksi.
c. Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan atau tidak
mempunyai kemauan dan itikad untuk membayar hutangnya boleh
dikenakan sanksi.
22
d. Sanksi didasarkan pada prinsip ta'zir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih
disiplin dalam melaksanakan kewajibannya.
e. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas
dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani.
f. Dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial.
Penyelesaian piutang Murabahah bagi nasabah yang tidak mampu membayar :
a. Obyek murabahah atau jaminan Jainnya dijual oleh nasabah atau melalui
LKS dengan harga pasar yang disepakati.
b. Nasabab melunasi hutang kepada LKS dari basil penjualan.
c. Apabila basil penjualan melebihi sisa hutang maka LKS mengembalikan
sisanya kepada nasabah.
d. Apabila basil penjualan lebih kecil dari sisa hutang maka sisa hutang tetap
menjadi hutang nasabah.
e. Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa lrntangnya, maka LKS
dapat membebaskannya.
Obyek dalam pembiayaan murabahah adalah :
a. Barang konsumsi.
b. Persediaan barang dagangan.
c. Persediaan bahan baku/bahan penolong.
d. Barang modal (investasi kecil).
Penetapan harga:
23
Harga jual kepada nasabah harga beli ditambah margin keuntungan
bank. Margin keuntungan akan ditentukan bank dari waktu ke waktu. Harga
jual dapat ditentukan oleh bank pada saat permohonan pembiayaan disetujui
atau pada saat setiap kali mencairkan dana pembiayaan (untuk modal ke1ja
secara revolving)
Jangka waktu pengembalian:
Waktu pengembalian setiap pembiayaan murabahah tidak lebih kurang
dari 30 hari clan tidak lebih dari I tahun. Waktu kurang dari I bulan dianggap
I bulan.
A gun an:
Selain dari agunan barang yang rnendapat pembiayaan, bank jika
dirasa perlu dapat meminta agunan atau garansi, jenis clan nilainya akan
dt0ntukan oleh bank pada saat menyetujui permohonan pembiayaan.
3. Kaidah clan hal-hal yang berhnbungan dengan murabahah
a. Pembiayaan ini digunakan untuk barang-barang yang halal.
b. Biaya actual dari barang yang akan diperjual belikan hams diketahui oleh
pembeli.
c. Barus ada kesepakatan kedua belah pihak (pembeli dan penjual) atas
harga jual yang termasuk didalamnya harga pokok penjualan (cost of
goods sold) dan margin keuntungan.
d. Jika ada perselisihan atas harga pokok penjualan, pernbeli mempunyai hak
untuk menghentikan dan membatalkan perjanjian.
24
e. Jika barang yang akan dijual tersebut dibeli dari pihak ketiga, maka
pe1janjian jual beli yang dengan pihak pertama tersebut harus sah menurut
Syari'ah.
f. Murabahah memegang kedudukan kunci no.2 setelah prinsip bagi hasil
dalam bank Islam.
g. Murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membutuhkan barang
secara mendesak tetapi kekurangan dimana dana pada saat itu ia
kekurangan likuditas, ia meminta pada bank agar membiayai pembelian
barang tersebut dan bersedia menebusnya pada saat diterima. Harga jual
pada pemesan adalah harga beli pokok plus margin keuntungan yang
disepakati.
4. Manfaat dan resiko bai' murabahah :
Sesuai dengan sifat bisnis (tijara), transaksi bai' al-murabahah
memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi.
Bai' al-murabahah memberi banyak manfaat kepada bank Syari'ah,
salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli
dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem bai' al
murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan
adminstrasinya di bank Syari'ah.
Diantara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain
sebagai berikut:
5,h.107
25
a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga kornparatif. lni tetjadi bi la harga suatu barang dipasar naik
setelah bank mernbelikannya untuk nasabah. Bank tidak bina merubah
hargajual beli tersebut.
c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah
karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam petjalanan sehingga
nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan
asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang
tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah manandatangani
kontrak pernbelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik
bank. Dengan demikian, bank mempunyai resiko untuk menjualnya
kepada pihak lain
d. Dijual, karena bai' al-murabahah bersifat jual beli dengan utang, rnaka
ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah
bebas melakukan apa pun terhadap asset miliknya tersebut, termasuk
untuk rnenjualnya. Jika tetjadi demikian, resiko untuk default akan besar.9
Secara um um aplikasi Bai' al-murabahah digambarkan dalam skema
berikut :
9 M.Syafi'I Antonio, Bank Syari 'ah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema lnsani,2002) eel-
26
Skcma bai' al-murabahah 10
2. spesi fikasi barang 3. spesfikasi barang
' • I NASABAH I I BANK I I SUPLIER I
'
6. bayar cici Ian 4. bayar tunai
5. penyerahan barang
Bank tidak memiliki barang yang di inginkan oleh nasabah sehingga bank
harus melakukan transaksi pembelian atas barang yang diinginkan kepada
pihak lainnya yang disebut supplier, kemudian bank akan menjualnya
kembali kepada nasabah dengan harga yang disesuaikan yakni harga beli
ditambah margin yang disepakati. Sistem pembayaran murabahah ini
dapat dilakukan secara tunai, cicilan atau tangguh.
5. Persamaan clan perbedaan pembiayaan murabahah dengau kn,dit modal
kerja pada bank kouvensioual
Pembiayaan yang dipraktikan di dalam perbankan berbasis Syari'ah
mirip dengan kredit modal ketja yang biasa dipraktekkan oleh bank-bank
konvensional, walaupun terdapat perbedaan-perbedaan yang prinsipil.
Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank untuk
menambah modal kerja debitur. Ciri kredit modal ketja, pada prinsipnya
w Sunarto Zulkifli, panduan transaksi perbankan Syari 'ah, (Jakarta: Zikrul I-lakirn, 2003), h.63
27
adalah modal yang akan habis dipakai dalam satu siklus usaha, yaitu dimulai
dari perolehan uang kas kemudian digunakan untuk membeli barang
dagangan/bahan-bahan bairn untuk diproses menjadi barang jadi lalu dijual
selanjutnya memperoleh uang kas kembali. 11
Persamaannya :
a. Kedua konsep tersebut merupakan suatu penyaluran dana bank dan
pelunasannya dilakukan secara tangguh.
b. Dilihat dari sifatnya, kredit modal kerja merupakan pinjaman produktif
dan untuk membantu pengembangan dan kelancaran usaha atau industri
masyarakat12 hal ini juga merupakan bagian dari sifat murabahah,
khususnya untuk barang-barang produktif atau bahan baku.
c. Keduanya merupakan fasilitas yang dapat dipergunakan untuk memenuhi
modal kerja suatu perusahaan
Peroedaannya :
a. Obyek yang dibiayai dalam kredit modal kerja adalah seluruh aktiva
lancar, sedangkan obyek yang dibiayai dalam murabahah terbatas pada
persediaan.
11 Dahlan Siamat, Manajemen lembaga Keuangan, (Jakarta: LPFEUI, 1999) edsi ke-2,h.108
12 Siti A1ninah, "Konsep Jvlurabahah !Jalan1 Bank Syari 'ah !Jan Kredit A1odal Kerja IJa/am Bank Konvensionaf', skripsi sarjana agarna, (Jaka11a: perpus fak Syari'ah UIN,2002) h.39
28
b. Pembiayaan murabahah menggunakan akad jual beli sehingga dikenal
adanya harga jual dan harga beli, sedangkan kredit modal kerja dengan
meminjamkan uang sehingga dikenal adanya bunga.
c. Dalam murabahah terdapat unsur pengadaan barang, sedangkan dalam
kredit modal kerja terdapat unsur pengadaan barang dan biaya
operasional/tunai.
d. Dalam murabahah, semua proyek yang dibiayai, tidak boleh
bertentangan dengan Syari'ah, sedangkan dalam kredit modal ke1ja tidak
mengenal kaidah Syari'ah.
e. Dalam murabahah tidak dibenarkan adanya denda jika te1jadi
keterlambatan pembayaran, tidak ada bunga barn karena keterlambatan,
sedangkan dalam kredit modal ke1ja terdapat denda (penalty) jumlah
tunggakan dapat diplafonkan menjadi hutang baru.
f. Dal am murabahah, tidak diperkenankan ad an ya kenaikan harga jual bila
telah disepakati bersama. Sedangkan dalam kredit modal ke~ja
dimungkinkan adanya kenaikan suku bunga tanpa persetujuan nasabah.
g. Murabahah bersifat non-ribawi, sedangkan kredit modal kerja
mengandung unsur riba.
h. Dalam murabahah biaya uang ditetapkan sekali dalam jumlah nomi113J
terhadap pinjaman sebesar biaya yang dikeluarkan, disebut biaya
administrasi. Sedangkan dalam kredit modal keija biaya uang dtetapkan
29
dimuka dalam prosentase terhadap pinjaman dan sisa pinjaman disebut
bunga.
i. Dalam murabahah, biaya kredit pemilikan barang ditetapkan dimuka
dalam jumlah nominal dari keuntungan yang disepakati bersama disebut
margin laba, sedangkan dalam kredit modal kerja ditetapkan dimuka
dalam prosentase terhadap sisa kredit, disebut bunga.
j. Dalam murabahah, bentuk pinjamanya adalah barang yang dibelikan
untuk nasabah, sedangkan dalam kredit modal ke1ja, bentuk pinjamanya
adalah uang tunai.
k. l'Vfurabahah merupakan salah satu produk penyaluran dana bank yang
keberadaanya harus mendapatkan persetujuan dewan pengawas Syari'ah,
sedangkan dalam kredit modal kerja tidak ada dewan semacam itu. 13
13 Karnaen Purwataatn1adja, A1en1b1unikan Ekono111i !slan1 Di Indonesia, (depok usaha kami, 1996) h.171
BAB III
PROFIL BPRS AMANAH SEJAHTERA
A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA BPRS AMANAH SEJAHTERA
Umat Islam memerlukan perbankan bebas bunga, tidak bersifat spekulatif,
clan p.'mbiayaan kegiatan usaha riil. BPR Islam cliclirikan sebagai langkah aktif
clalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang clituangkan clalam
berbagai paket kebijaksanaan keuangan, moneter, clan perbankan secara umu, clan
secara khusus mengisi peluang terhaclap kebijaksanaan bank clalam penetapan
tingkat suku bunga (rate of interest), yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai
sistem perbankan bagi hasil atau sistem perbankan Islam, dalam skala/outlet retail
banking (rural bank). Selain itu juga, BPRS bisa memberikan bagi hasil yang
lebih tinggi, karena BPRS melempar clananya ke sector mikro. Marginnya besar
sehingga bagi hasilnya juga cukup besar. 1
BPR Islam cliclirikan sebagai langkah aktif dalam rangka restrukturasi
perekonomian Indonesia yang dituangkan dalam berbagai paket kebijaksanaan
keuangan, moneter dan perbankan secara umum, dan secara khusus mengisi
peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku bunga (rate
1 M.Luthfi l"ian1idi, .fejak-Jejak !ikonon1i S)'ari'ah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003), cct-1, h. 73
31
of interest), yang selanjutnya secara luas dikenal sebagai sistem perbankan bagi
hasil atau sistem perbankan Islam, dalam skala/outlet retal banking (rural bank).2
Dalam UU No. I 0/1998 disebutkan pengertian dari bank perkreditan
syari'ah (BPR-Syari'ah) adalah bank yang melaksanakan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syari'ah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.3
Dengan berlakunya peraturan pemerintah No. 72 tahun 1997 tentang bank
berdasarkan prinsip bagi hasil dan Undang-Undang perbankan No.7 tahun 1992
yang mengatur ketentuan tentang bank berdasarkan prinsip syari'ah yang
ditetapkan oleh bank Indonesia, memberi peluang dan dorongan kepada para
pengusaha muslim didaerah sekitar Surabaya dan Gresik untuk mendirikan bank
Syari'ah. Tujuan utama dari para pendiri adalah meningkatkan kesejahteraan para
pengusaha kecil dan menengah yang tidak terjangkau pelayanan bank umum,
serta masyarakat yang menginginkan pelayanan perbankan yang sesuai syari'ah
Islam, khususnya didaerah kabupaten Gresik yang dikenal masyarakatnya yang
teguh dalam menjalankan syari'ah Islam dan di wilayah Jawa Timur pada
umumnya.
BPR Syari'ah Amanah Sejahtera adalah bank perkreditan rakyat Syari'ah
yang menjalankan usahanya dengan prinsip syari'ah baik dalam menghimpun
2 Per\vataat1nadja, Karnaen, Ors, dan Antonio, Syafi~I, Apa dan Bagahnana Bank Js/a1n, (Yogyakrt: PT.Dana Bhakt Prima Yasa, 1992) cet-3, h.96
3 Training and Consulting Sharia.Banking, (Jakarta: PT. Rafa Prima Consulting, 2006)
32
dana dalam bentuk simpanan bernpa deposito be1jangka dan tabungan maupun
menyediakan pembiayaan bagi pengusaha kecil dan menengah. Selain
berorientasi bisnis, Bank Syari'ah Amanah sejahtera menyertakan misi sosial
dalam menjalankan usahanya, antara lain dengan menyediakan pelayanan
pembiayaan Al-Qardhul Hasan (kebajikan), memberikan beasiswa yang dananya
bersumber dari zakat, infaq, dan shadaqah, penyelengaran penyembelihan hewan
qurban pada hari raya Jdhul Adha, penyediaan dana beasiswa bagi pelajar yang
kurang mampu dan berprestasi serta kegiatan lain yang mengandung misi sosial
dan keagamaan.
Bank Syari'ah Amanah Sejahtera mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari
1996 yang berkantor di jalan Raya Cerme Kidul 143, kecamatan Cerme,
kabupaten Gresik dan telah diresmikan oleh menteri keuangan Republik
Indonesia Bapak Ors. H.Mar'ie Muhammad sebagai BPR Syari'ah pertama di
kabupaten Gresik pada hari sabtu, tangal 13 Juli 1996 jam 10.00 WIB bertempat
dirnang Grahadi, Gedung Negara, JI. Pemuda 7 Surabaya.
Landasan hukum yang dipakai oleh Bank Syari'ah Amanah Sejahtera
adalah:
a. Akta pendirian
I. Akta Notaris No. I 01 tanggal J 7 Oktober 1994 dibuat oleh notaris
Ny.Nurlaily Adam, SH.
2. Surat keputusan menteri kehakiman No.C2.l l.47.HT.Ol.Ol.th.95 tanggal
12 September 1995.
33
b. ljin prinsip
Surat keputusan menteri keuangnan No.S-309/MK. l 7 /1995 tanggal 14 Maret
1995
c. Ij in usaha
Surat keputusan Menteri Keuangan No.Kep-439/KM. l 7 /1995 tangal 19
Desember 1995.
d. Nomor pokok Wajib pajak 01.568.579.5-612.000
e. Tanda Daftar perusahaan 13021800318
Untuk lokasi dari BPRS Amanah Sejahtera, berkedudukan di: Kantor pusat: JI.Raya Cerme Kidul 148, Cerme, Gresik
Telp.(031)7900640, 7992077, 7992078 Fax. 031) 7992077
Kantor kas: Jl.Jawa 31, Gresik Kota Baru, Manyar, Gresik Telp.(031 )395238, 3955762 Fax.(031 )3955762 Email: k [email protected]
B. VISI DAN MISI BPRS AMANAH SEJAHTERA
Visi:
Menciptakan perbankan Syari'ah yang mantap scbagai sarana untuk
menggerakkan ekonomi umat menuju terciptanya kehidupan masyarakat yang
sejahtera dibawah naungan ridha Allah SWT.
Misi:
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan dan deposito
dengan prinsip Syari'ah.
34
b. Mernberikan pernbiayaan bagi pengusaha kecil, menengah dan rnasyarakat
dengan prinsip bagi hasil dan jual beli untuk usaha yang halal, produktif dan
men gun tun gkan.
c. Mernberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat muslim dalarn
menjalankan Syari'ah khususnya di bidang kehidupan ekonomi.
C. TINCKA T PERKEMBANGAN USAHA
Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005
Asset 2.370.739 3.949.277 5.092.923 7.340.722 8.774.755
Tabungan 1.070.335 1.673.269 2.538.705 4.075.351 5.413.192
Penabung 2.559 3.864 4.499 5.380 6.389
Deposito 733.050 1.236.750 1.447.800 1.963.400 2.010.550
Deposan 102 109 113 120 125
Pembiayaan 1.965.315 2.792.669 3.166.597 Ll.528.299 6.010.274
Debitur 853 742 673 746 927
Modal disetor 250.000 250.000 500.000 500.000 500.000
Laba stlh zakat& 159.824 218.899 243.583 293.159 343.572
pajak
D. STRUKTUR ORGANISASI
Susunan pengurus dari Bank Syari'ah Amanah Sejahtera dapat 'digarnbarkan
melalui skema berikut :
-
-
f--
STRUKTUR ORGANISASI
PT.Bank Perkreditan Rakyat Syari'ah Amanah Sejahtera
Tahnn 2006
RUPS,----~
Dewan pengawas Syari'ah Dewan Kf misaris
I ~ DIREKSI
l Ir. H. Amat Oemar Asnar
Rismarini, AMd
I
I I I Ka bag Ka bag Ka legal& Ka persona operasi - Marketing adm legal ~ lia&umum Ida s. Elvim. MukhlasW. Al kusan
cs -Teller Mulyani Adm.legal Pers&umum - -
S.Muifa S.Sa'ada Lailatul I. S.fatimah
AOpem- Credit Pengendara Accounti ng&adm
biayaan suppmt - Yudi Arif Suyitno s. Abdul Jali
heni Nurm. Edis. Perawatan
-Q;J Tohir CahyoJ.
AO pandanaan _,
Satpam - Agus R. ErnaK. Wawan S.
Peneri- Hervin - ma uang
pel.kas Adm.pem TriR.W biayaan Ekspedisi
Erni Dwi Mujak
Kolektor Agus
35
-
-
-
36
E. Produk-produk yang dikcmbangkan olch BPRS Amanah Sejahtera
Dalam memasuki tahun ke I 0, PT.BPR Syari'ah Amanah Sejahtera
melayani produk-produk sebagai berikut :
A. P1·oduk l'cnghimpunan dana
I. Deposito mudharabah
a. Deposilo mudharabah be1:jangka I bulan.
b. Dcposito mudharabah be1jangka 3 bulan.
c. Deposito mudharabah berjangka 6 bulan.
d. Deposito mudharabah berjangka 12 bulan.
e. Deposito mudharabah Muqayyadah.
2. Tabungan mudharabah
a. Tabungan mudharabah umum.
b. Tabungan mudharabah Haji.
c. Tabungan mudharabah Qurban.
d. Tabungan mudharabah Mitra Amanah.
e. Tabungan mudharabah Pendidikan.
3. Tabunan wadi'ah
a. Tabungan Wadi'ah umum.
b. Tabungan Wadi'ah ZIS.
B. Prociuk Pcnyaluran Dana
I. Pembiayaan Mudharabah (bagi basil).
2. Pembiayaan Musyarakah .Cbagi hasil).
3. Pembiayaan Murabahah Gual beli).
4. Pembiayaan lstisna' Gual beli).
5. Pembiayaan Ijarah Muntahia Bittamlik (sewa beli).
6. Pembiayaan Qard/Al-Qardhul Hasan (kebajikan).
Keterangan :
A. PRODUK PENGHIMPUNAN DANA
I. Deposito Mudharabah
Definisi:
37
Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan perjanjian antara nasabah
(penyimpan deposan) dengan bank dan mendapatkan imbalan bagi hasil
sesuai dengan nisbah yang telah disepakati.
A. Deposito mudharabah be1:jangka.
B. Deposito Mudharabah Muqayyadah.
2. Tabungan Mudharabah
Definisi:
Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang penyetorannya dapat
dilakukan sewaktu-waktu sedangkan penarikannya hanya dapat dilakukan
berdasarkan kesepakatan bersama dan mendapat bagi hasil sesuai dengan
nisbah yang telah disepakati.
Ketentuan umum :
38
a. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan ditentukan
dalam akad pembukaan rekening.
b. Sebagai bukti tabungan, bank menerbitkan buku tabungan setiap rekening.
c. Apabila rekening tabungan dibuka dengan mempergunakan perwakilan
(qq) maka nama yang bertanggungjawab diletakkan di belakang (qq).
d. Setoran (selain setoran tunai) akan dibukukan kedalam rekening nasabah
apabila dananya efektif.
e. Penarikan tabungan harus menggunakan slip penarikan tabungan yang
telah disediakan dengan menunjukkan buku tabungan.
f. Penarikan tabungan dengan nominal diatas Rp. 1.000.000,- nasabah harus
memberitahukan kepada bank minimal l hari sebelum penarikan.
Macam tabungan mudharabah :
A. Tabungan Mudharabah Umum.
B. Tabungan Mudharabah Haji.
B. Tabungan Mudharabah Qurban.
C. Tabungan Mudharabah Mitra Amanah (MINA).
D. Tabungan Mudharabah Pendidikan.
3. Tabungan Wadi'ah
A. Tabungan wadi'ah umum.
Definisi :
Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang penyetoran dan
39
bersama dan mendapatkan imbalan berupa bonus yang bersaing dan
bersifat suka rela.
B. Tabungan wadi'ah ZIS (zakat, infaq, Shadaqah)
Definisi :
Simpanan dana pihak ketiga (pribadi/umum) yang berupa zakat, infaq,
shadaqah yang penyalurannya bisa diserahkan sepenuhnya kepada bank
atau disalurkan oleh nasabah sendiri sesuai dengan jangka waktu yang
telab disepakati. Dalam hal ini pihak bank tidak memberikan imbalan baik
bagi basil maupun bonus.
B. PROD UK PENY ALURAN DANA
l. Pcmbiayaan Mudharnbah
Definisi mudharabah :
Akad ke1:jasama usaha antara pemilik dana (bank) dengan pihak yang
mempunyai keahlian atau ketrampilan untuk mengelola usaha yang halal,
produktif, dan menguntungkan, dimana pembagian basil keuntungan dari
usaha dilakukan sesuai dengan nisbab yang telah disepakati bersama.
2. Pembiayaan musyarakah
Defenisi lvfmyarakah :
akad kerjasama antara Bank dan suatu usaha yang sama-sama memberikan
kontribusi dana untuk membiayai suatu usaha yang produktif sesuai dengan
kesepakatan yang terjadi, keuntungan basil usaba ini dapat dibagi menurut
perhitungan antara proporsi penye1taan modal atau berdasarkan kesepakatan
40
bersama (jika tidak proporsional). Dan jika te1jadi kerugian kewajiban
masing-masing pihak yang menyertakan hanya sebatas jumlah modal yang
disertakan.
3. Pembiayaan Murabahah
Dcfinisi Pembiayaan lvfurabahah:
Akad jual beli antara bank (sebagai penyedia barang) dengan nasabah yang
memesan untuk membeli barang, dari transaksi tersebut bank memperoleh
keuntungan jual beli yang disepakati bersama margin/mark up.
a. Bank menjual barang sesuai dengan harga pokok yang dibeli dari supplier
atau pemasok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.
Oleh karena itu dalam pembiayaan ini nasabah berhak mengetahui jumlah
keuntungan yang diam bi! oleh bank.
b. Se lama akad belum berakhir, maka harga jual tidak boleh berubah, karena
apabila terjadi perubahan maka akad tersebut batal.
c. Si stem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.
d. Apabila nasabah mempercepat pembayaran sebelum jatuh tempo, maka
bank diperbolehkan mengurangi bagian keuntungannya (mark up).
4. Pembiayaan Istishna'
Definisi pembiayaan Istishna':
Kontrak penjuaian antara pembeli dan pembuat barang, dalam ha! ini pembuat
barang menerima pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha
melalui orang lain untuk membuat atau membeli banmg menurut spesifikasi
41
yang lelah disepakati dan menjual kepada pembeli akhir. Kedua belah pihak
bersepakat atas harga serta sistem pembayaran dimuka, cicilan atau
ditangguhkan sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.
5. Pembiayaan Ijarah Muntahia Bittamlik
Definisi pembiayaan Jjarah Muntahia Bittamlik:
Akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.
Pembiayaan ini sejenis perpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau
leasing.
6. Pembiayaan qordh/ Al Qardhul Hasan
Definisi pembiayaan Qordh :
Qord merupakan produk pelengkap pada nasabah yang sudah terbukti
loyalitas dan bonafiditasnya yang membutuhkan dana talangan segera.
Nasabah tersebut harus mengembalikan secepatnya oleh karena itu
pembiayaan qordh ini jangka waktunya relative pendek. Sumber dana diambil
dari dana komersial bank.
Definisi pembiayaan Al Qardhul Hasan :
Pinjaman lunak (kebajikan) yang diberikan kepada pengusaha yang ben1r
benar kekurangan modal dimana nasabah dimaksud sulit untuk memperoleh
pembiayaan komersial (untuk usaha sangat kecil) dan juga untuk keperluan
sosial.
42
Bank tidak memperoleh keuntungan atas pembiayaan ini, nasabah hanya
dibebani/menanggung biaya administrasi yang timbul dari transaksi Al
Qardhul Hasan.
7. Pembiayaan konsumtif
Kategori produk pernbiayaan:
Murabahah, Jstishna', Jjarah Muntahia Bittamlik (pernbiayaan jual beli)
Prosedur dan skerna pembiayaan:
Disesuaikan dengan jenis produk rnasing-rnasing
Syarat-syarat pernbiayaan:
a. Pegawai negeri sipil dirnana instansinya telah rnerniliki hubungan atau
dikenal baik oleh bank.
b. Pegawai/guru dari instansi atau sekolah swasta yang telah rnemiliki
hubungan baik dengan bank.
c. Nasabah-nasabah review yang berprestasi pernbayarannya terbukti baik.
d. Nasabah lain yang secara personal telah dikenal baik oleh bank atau
direkomendasikan oleh orang-orang yang dipercaya bank.
e. Untuk PNS dan pegawai swasta ditambah dengan jaminan SK
Kepegawaian atau surat kuasa pemotongan gaji.
BAB TV
ANALISIS DAN PEM.BAHASAN
A. PEMBIA Y AAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR SEBAGAI SALAH
SA TU PROD UK PENY AL URAN DANA
Penyaluran dana dalam bank konvensional, kita kenal dengan istilah kredit
atau pinjaman, sedangkan Penyaluran dana dalam istilah perbankan Syari'ah
biasa disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan merupakan kegiatan perbankan
yang sangat penting dan menjadi penunjang kelangsungan hidup bank syari'ah,
jika dikelola dengan baik. Sebaliknyajika tidak bisa mengelola dengan baik maka
akan menyebabkan kerugian bahkan mungkin ambruknya bank tersebut.
Dana masyarakat yang disimpan pada bank pada umumnya dalam bentuk
simpanan, tabungan, deposito, maupun modal. Dana masyarakat yang terkumpul
tersebut merupakan sumber utama bagi bank dalam menyalurkan kembali kepada
masyarakat yang memerlukan dalam bentuk pembiayaan, sebagai salah satunya
adalah pembiayaan konsumtif. lnilah yang dinamakan fungsi bank sebagai
intermediasi.
Dasar memberikan pembiayaan kepada nasabah adalah kepercayaan bahwa
nasabah mempunyai kemampuan untuk mengembalikan pembiayaan. Bank
percaya kepada nasabah, pembiayaan akan dikembalikan sesuai dengan
kesepakatan yang telah disepakati bersama.
44
Adapun pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau r.agihan yang
dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
bank dengan nasabah, yang mewajibkan pihak nasabah untuk melunasi
kewajibannya, setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran
sejumlah imbalan.
Pengertian tersebut diatas mengandung unsur-unsur, sebagai berikut:
I. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit/pembiayaan,
bahwa kredit/pembiayaan yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa)
benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu
kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama yang melandasi
mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum kredit
dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan lebih dulu secara
mendalam tentang kondisi nasabah, baik secara intern maupun ekstern.
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon kredit sekarang dan
masa lalu, untuk menilai kesungguhan dan etikat baik nasabah terhadap bank.
2. Kesepakatan
Unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing
pihak menandatangani hak dan kewaibannya masing·masing. Kesepakatan ini
kemudian dituangkan dalam akad kredit dan ditandatangani kedua belah pihak
sebelum kredit dikucurkan.
45
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu
tersebut bisa berbentuk jangka waktu pendek (di bnwah I tahun), jangka
menengah (I sampai 3 tahun), atau jangka panjang (di atas 3 tahun). Jangka
waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang sudah
disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini dapat
diperpanjang sesuai kebutuhan.
4. Degree of Risk
Yaitu tingkat resiko akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit
akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian
suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar
resikonya, demikian pula sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank,
baik resiko yang disengaja oleh nasabah, maupun resiko yang tidak disengaja,
dengan adanya unsur resiko inilah, maka timbullah jaminan dalam pemberian
kredit1 misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa
ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi
kredit yang diperolehnya.
5. Balas jasa
1 liermansyah, Sli., M.Hun1, f!uku111 Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2005), cet-1, h.56
46
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian
suatu kredit. Dalam bank konvensional balas jasa kita kenal dengan nama
bunga. Di samping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan
kepada nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan
bank. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan
dengan bagi hasil.
BPR Syari'ah Amanah Sejahtera menjadikan sector pembiayaan sebagai
salah satu sumber pembiayaan, diantaranya adalah pembiayaan konsumtif sepeda
motor. Pembiayaan ini diberikan bagi mereka yang memerlukan sepeda motor
untuk kebutuhan pribadi dan bukan untuk usaha, karena sifat dari pembiayaan ini
adalah konsumtif, bukan produktif. Mengenai persyaratan dan prosedur
prosedurnya akan di bahas dalam bab berikutnya.
Sistem keuangan dan perbankan modern telah berusaha memenuhi
kebutuhan manusia untuk mendanai kegiatannya, bukan dengan dananya sencliri
melainkan dana dari orang lain, baik dalam bentuk equity financinglpenyertaan
melalui mekanisme musyarakah (joint venture profit sharing) dan mudharabah
(trustee pro.flit sharing), ataupun dalam bentuk debt financing/pinjanian melalui
mekanisme jual beli (murabahah, bai' bittaman qjil), sewa menyewa (ijarah,
ijarah wa iqtina).
Seperti telah dijelaskan pada bab Ill pada produk-produk bank, salah
satunya adalah pembiayaan konsumtif dimana pembiayaan ini diantaranya
47
termasuk dalam kategori pembiayaan murabahah, sebagai realisasinya, bank
Syari'ah Amanah Sejahtera memberikan pembiayaan konsumtif sepeda motor.
B. PENENTUAN PROFIT
1'elayanan perbankan syari' ah merupakan gabungan antara aspek moral dan
aspek bisnis. Dalam operasionalnya selalu bertujuan untuk mendapatkan prnfit
dan terbebaskan dari unsur perjudian, (intended speculation, maysir),
ketidakjelasan/manipulatif (gharar), dan riba. Pembiayaan konsumtif sepeda
motor pada BPRS Amanah Sejahtera merupakan salah satu bentuk jual beli
dengan konsep murabahah, dalam konsep ini keuntungan atau margin merupakan
factor penentu harga jual suatu barang, karena murabahah mernpakan penjualan
suatu barang dengan harga beli ditambah margin keuntungan. Bank Syari'ah
selain dituntut untuk mematuhi aturan-aturan Syari'ah, jugd diharupkan dapat
menerapkan ma1jin keuntungan pembiayaan yang lebih rendah daripada suku
bunga kred it bank konvensional.
Yang dimaksud margin keuntungan adalah persentase tertentu yang
ditetapkan pertahun perhitungan margin keuntungan secara rutin, maka jumlah
hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan margin keuntungan secara
bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.
Penentuan profit pada pembiayaan murabahah adalah ditentukan
berdasarkan kesepakatan awal antara nasabah dengan pihak bank. Pada
pembiayaan konsumtif sepeda motor, dalam menentukan angsurannya, Bank
48
Syari'ah Amanah Sejahtera menggunakan metode marjin keuntungan flat, yaitu
perhitungan maijin keuntungan terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara
tetap dari satu periode ke periode lainnya, walaupun bald debetnya menurun
sebagai akibat dari adanya angsuran harga pokok.
Untuk besarnya margin keuntungan pada pembiayaan konsumtif sepeda
motor di Bank Syari'ah Amanah Sejahtera, masih mengacu pada kondisi tingkat
suku bunga rata-rata dipasaran atau bank konvensional.2 Karena persaingan yang
cukup ketat antar bank, maka bank syari'ah amanah sejahtera harus dapat
memahami harga-harga yang berlaku dipasaran, agar nantinya konsumen merasa
tertarik untuk melakukan pembiayaan di bank Syari'ah Amanah Sejahtera, karena
dirasa Jebih nyaman dan harga maupun keuntungan yang didapat tidak kalah jauh
dengan yang dipasaran, prosentase margin keuntungan yang diambil oleh bank
Syari'ah amanah Sejahtera antara 14%-16% bahkan mungkin bisa lebih
t~rgantung pihak yang di biayai selain itu juga melihat persaingan di luar, tapi
yang Jazim diterapkan dalam memperoleh marjin pada pembiayaan ini adalah
16%. Selain itujuga, sistem penentuan uang muka masih tergantung pasaran.
Harga beli - Uang Muka Net= Pokok Utang
Pokok Utang = harga Jual - Margin
Margin = Pokok Hutang x % Margin
2 Wawancara khusus dengan bagian ka legal dan adm. Legal, Bpk. Mukhlas Widodo.
49
Margin . ---~--xi 00% = %A1 argm PokokHu tang
(Margin+PokokHutangJ A p b l = ngsuran er u an
Jangkan1aktu
C. KEBUAKAN DAN I'ROSEDUR
1. KEBIJAKAN I'EMBIAY AAN
Disamping pembiayaan modal kerja dan investasi. bank Syari'ah juga
memberikan pembiayaan konsumtif berupa pembiayaan kendaraan bermotor
yaitu sepeda motor dengan beketjasama dengan dealer. Pada pembiayan ini
sector usaha yang dibiaya adalah :
a. Karyawan/pegawai negeri/swasta dengan penghasilan tetap setiap bulan.
b. Kepala sekolah/guru negeri dan swasta dengan penghasilan tetap setiap
bu Ian.
c. Pengusaha/wiraswasta.
Jangka waktu dan cara pembayaran angsuran :
a. Jangka waktu minimal 1 I bulan dan maksimal 35 bulan.
b. Pembayaran angsuran adalah bulanan sesuai tanggal valuta.
Untuk memudahkan pembinaan dan pengawasan terhadap nasabah,
langgal pencairan pembiayaan dilakukan tanggal s/d 27. Bia ya
adminstrasinya sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per unit untuk
50
semua jenis kendaraan, dan yang bertanggung jawab atas pembiayaan sampai
lunas adalah pemohon, suami/istri. Uang muka yang di bayarkan sudah
termasuk biaya administrasi, polis asuransi dan materai, materai perjanjian
dan premi asuransi selama masa perjanjian.
Dalam pembiayaan ini juga dikenakan denda jika terjadi
keterlambatan/jatuh tempo pembayaran.
1. Untuk keterlambatan pembayaran angsuran 3 hari dari tanggal valuta .
dikenakan denda sebesar Rp.1.000,- per hari dan dimasukkan dalam
rekening dana social.
2. Untuk keterlambatan dalam waktu 3 bulan dari tanggal valuta maka
dilakukan penarikan kendaraan oleh bank.
3. Apabila sebelum jangka waktu 2 minggu setelah penarikan, nasabah
membayar tunggakan maka kendaraan diserahkan kembali ke nasabah dan
dikenakan biaya sebesar Rp. 500.000,-.
4. Setelah jangka waktu 2 minggu setelah penarikan kendaraan tidak ada
pembayaran angsuran maka kendaraan akan dilelang oleh bank.
Untuk menghindari resiko selama masa perjanjian, serriua nasabah
diikutkan asuransi kendaraan (asuransi Jasindo) dan asuransi jiwa (asuransi
beringin life syari'ah). Panitia pembiayaan yang bertugas melakukan
pemeriksaan dan persetujuan atas usulan pembiayaan terdiri dari : account
officer, kepala bagian marketing, bagian legal, bagian operasi, dan direksi.
51
2. PROSED UR PEMBIA Y AAN
Sebelum melaksanakan prosedur pembiayaan yang benar, harus
dipahami bahwa kualitas pembiayaan sangat berpengaruh terhadap efektifitas
pendapatan yang diharapkan, oleh karena itu kualitas ini harus dijaga agar
jangan sampai menjadi pembiayaan bermasalah yang akibatnya bukan saja
menyebabkan tidak efektifnya pendapatan akan tetapi lebih do.ri itu dapat
menyebabkan kerugian bank karena tidak terbayarnya kembali dana bank
yang ditanamkan dalam pembiayaan itu. Faktor-faktor penyebab masalah
harus dihilangkan dan syarat-syarat yang sempurna merupakan bagian
terpenting dalam proses pemberian pembiayaan dengan kata lain prinsip
kehati-hatian (prudent) harus menjadi perhatian utama.
Kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah yang diberikan
oleh bank mengandung resiko, sehingga dalam setiap pemberian
kredit/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah harus memperhatikan asas
asas perkreditan/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah yang sehat dan
berdasarkan prinsip kehati-hatian. Untuk itu sebelum memberikan
kredit/pembiayaan berdasarkan prinsip Syari'ah, bank harus melakukan
penilaian yang seksama terhadap berbagai aspek, berdasarkan penjelasan
pasal 8 ayat 1 dan ayat 2 undang-undang perbankan No. I 0 tahun 1998, yang
mesti dinilai oleh bank sebelum mernberikan kredit/pembiayaan berdasarkan
prinsip Syari'ah adalah diantaranya melalui instrument ar.alisa the fives of
credit (5 C):
52
a. Character ( watak )
Bahwa calon nasabah debitur memiliki watak, moral, dan sifat-sifat
pribadi yang baik. Penilaian terhadap karakter ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kejujuran, integritas, dan kemauan dari calon nasabah
untuk memenuhi kewajiban dan menjalankan usahanya. lnformasi ini
dapat diperoleh melalui riwayat hidup, riwayat usaha, dan infonnasi dari
usaha-usaha yang sejenis.
b. Capacity (kemampuan)
Kemampuan calon nasabah untuk mengelola kegiatan usahanya, sehingga
usahanya akan clapat be1:jalan dengan baik dan memberikan keuntungan,
yang menjamin bahwa ia mampu melunasi utang kreditnya dalam jumlah
dan jangka waktu yang ditentukan. Biasanya pihak bank akan melakukan
penganalisaan pendapatan dari si nasabah.
c. Capital (modal)
Bank melakukan penelitian terhadap modal yang dimiliki ok:h pemohon
pembiayaan. Hal ini, tidak hanya didasarkan pada besar kecilnya modal,
tapi juga bagaimana distribusi modal ditempatkan oleh pengusaha
tersebut, sehingga segala sumber dapat berjalan secara efektif.
d. Collateral (jaminan)
Jaminan untuk persetujuan pemberian pembiayaan yang merupakan sarana
penanaman (back up) atas resiko yang mungkin te1jadi atas
wanprestasinya nasabah dikemudian hari.
53
e. Condition of economy (kondisi ekonomi)
Kondisi ekonomi secara umurn dan sector usaha pemohon perlu
memperoleh perhatian dari bank untuk memperkecil resiko yang mungkin
tetjadi akibat kondisi ekonomi tersebut.
Selanjutnya penilaian suatu kredit/pembiayaan dapat dilakukan dengan
analisis 4P, yaitu :
a. J)er«-.,'Onalif.v
Menilai nasabah dari segi kepribadianya atau tingkah laku sehari-hari
maupun kepribadianya pada masa lalu.
b. Pw7Jose
Mcngctahui lujuan nasabah dalam mengambil kredit, tcrmasukjenis krcdit
yang diinginkan nasabah.
c. Prospect
Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang, apakah usaha tersebut
rnempunyai prospek atau sebaliknya.
d. Payment
Bank harus mengetahui dengan jelas rnengenai kemarnpuan dari pernohon
kredit/pembiayaan untuk rnelunasi utang dalam jumlah dan jangka waktu
yang ditentukan.
Untuk mendapatkan pernbiayaan konsumtif sepeda motm di bank
Syari'ah Amanah Sejahtera, calon nasabah diharuskan melalui beberapa
proses sebagai berikut :
54
Permohonan pembiayaan, formulirnya diberikan oleh bagian CS,
a. Formulir permohonan pembiayaan yang memuat tentang : data pribadi
pernohon, peke1jaan, proposal usaha, tujuan penggunaan, data
penghasilan, penjarnin.
b. Data pendukung yaitu : legalitas pribadi berisi foto copy KTP yang
bersangkutan, foto copy kartu keluarga (KK), foto copy akta
nikah/keterangan cerai, foto copy keterangan kematian jika janda/duda,
foto copy KTP penjarnin suarni/istri terbaru, foto copy KK penjamin, dan
foto copy akta nikah. Untuk legalitas usaha berisi SIUP, NPWP, TOP jika
ada. Dan yang terakhir adalah legalitas jarninan berupa foto copy sertifikat
HOB, hak rnilik dilampiri clengan bukti pembayaran PBB terakhir, foto
copy BPKB, STNK, kwitansi kosong yang telah clitandatangani oleh
pemiliknya sebanyak 3 lernbar clan salah satunya bermaterai.
2 Penyelidikan berkas pinjarnan
Setelah pihak bank menerima aplikasi pernbiayaan tersebut, maka AO
melakukan penelitian secara mendalarn dan rnendetail terhadap berkas
aplikasi yang diajukan. lni bisa dilakukan dengan cara:
a. Wawancara awal penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
b. On the spot, perneriksaan ke lapangan dengan rneninjau berbagai obyek
yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
55
c. Wawancara II, perbaikan berkas, pencocokan wawancara ke I dengan
hasil on the spot apakah ada kesesuain dan mengandung kebenaran.
3 Keputusan kredit
Untuk menentukan apakah kredil akan diberikan alau ditolak. Dalam tahap ini
banyak aspek yang akan dinilai, yaitu :
a. Aspek hukum
Penilaian terhadap keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen yang
diajukan oleh pemohon kredit.
b. Aspek pasar clan pemasaran
Penilaian terhadap prospek usaha yang dijalankan oleh pemohon kredit
untuk 111asa sekarang dan akan datang.
c. 1\spek keuangan
Menilai data penghasilan nasabah yang dilampirkan dalam aplikasi
pembiayaan.
cl. Aspek tekn is/operasional
Menilai aspek teknis/operasional dari perusahaan yang mengajukan
pembiayaan, misal lokasi tempat usaha dll.
e. Aspek manajemen
Menilai pengalaman dari perusahaan yang memohon pembiayaan dalam
mengelola kegialan usahanya.
r. Aspek sosial ekonomi
56
Untuk melakukan penilaian terhadap dampak dari kegiatan usaha yang
dijalankan oleh perusahaan yang memohon kredit khususnya bagi
masyarakat baik secara ekonomis maupun sosial.
g. Aspek AMDAL
Penilaian terhadap aspek AMDAL ini sangat penting karena merupakan
salah satu persyaratan pokok untuk dapat beroperasinya suatu perusahaan.
Oleh karena itu kegiatan usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan
pasti mempunyai dampak terhadap lingkungan baik darat, air dan udara.
4 Penandatanganan akad pembiayaan/pe1janjian lainnya.
Setelah berkas disetujui oleh panitia pembiayaan, kabag marketing
menugaskan kepada AO yang ditunjuk untuk membuat surat pemesanan
barang kepada dealer. Tapi sebelumnya calon nasabah menandatangani akad
pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau
pernyataan yang dianggap perlu.
5 Realisasi pembiayaan.
Setelah bank memesan barang, dealer mengirim barang sesuai pesanan baik
jenis kendaraan, maupun alamat pengiriman. Tanggal valuta adalah tanggal
pembayaran bank ke dealer yaitu maksimal 2 hari ke1ja setelah barang
dikirim. I 0 hari ke1ja setelah barang dikirim, AO meminta dealer untuk
menyiapkan plat nomor dan STNK untuk diserahkan ke nasabah. 3 bulan
setelah pengiriman barang, kabag marketing menugaskan AO untuk
57
mengambil BPKB ke dealer dan selanjutnya diserahkan ke bagian legal untuk
disimpan sebagai jaminan.
Realisasi ini cliberikan setelah penandatanganan akad pembiayaan dan surat
surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank
Syari'ah Amanah S~jahtera.
6 Penyaluran atau penarikan dana
Pencairan atau pengambilan uang clari rekening sebagai realisasi dari
pemberian pembiayaan dan dapat cl iambi I sesuai ketentuan dan tuj•Jan kredit.
TIDA
'1 IDAK LE GKAP
PROSEDUR PEMBIAYAAN
NASABAH
cs
DAT A LENG KAP
AO
SURVEY& TAKSASI
LAY AK
PROSES ANALISA
PEMERIKSAAN KABAG
TIDAKLAYAK
" T AP PERSETUJUAN
DIREKSI DAN DEKOM
BASIL PP DITOLAK KABAG MARKETil\fG
DISETUJUI
KABAG MARKETING
cs
58
59
D. AKAD DALAM PEMBIA Y AAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR
Guna lebih mempe1:jelas transaksi antara pihak nasabah dan bank, serta
mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan te1:jadi antara kedua belah
pihak, maka dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor, dibuatkan akad secara
tertulis, sesuai dengan firman Allah :
"Hai orang-orang yang beriman: jika kamu bermuamalah hutang-piutang untuk
waktu yang ditentukan, maka kamu harus tulis ..... " (Qs.Al-Baqarah :282)
Dan akad tersebut harus dipenuhi oleh kedua belah pihak, bank dan
nnsabah, scsuai dcngan firrnan Allah :
''Hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad pe1ja11jian itu" (Qs.Al
Maidah : I /6)
Adapun materi akad jual beli murabahah, pada bank Syari'ah Amanah
Sejahtera dalam bentuk pembiayaan konsumtif sepeda motor ini, terdiri dari 7
pasal, yaitu :
I. Pasal I tentang bentuk pembiayaan dan penggunaanya, bank setuju untuk
memberikan pembiayaan sepeda motor sesuai dengan pesanan nasabah,
kemudian nasabah menyerahkan sepenuhnya kepada bank, dan bank akan
menyecliakan barang sesuai pesanan, juga di cantumkan harga pokok
60
pembelian, margin yang cliperoleh bank, harga jual, uang muka, serta
keseluruhan jumlah utang nasabah.
2. Pasal 2 ten tang jangka waktu, angsuran clan biaya aclrninistrasi, yang mencakup
tata cara pernbayaran, berapa kali angsuran, clencla yang barus dibayar, serta
biaya administrasi.
3. Pasal 3 tentang ja111inan, sebagai ja1ninan dalan1 pe1nbiayaan ini adalah
kendaraan yang dibeli oleh nasabah.
4. Pasal 4 tentang peristiwa cedera janji, rnengenai hal-hal yang menyebabkan
terjadinya peristiwa cederajanji.
5. Pasal S tentang hukum yang mengatur, sesuai dengan ketentuan hukurn
Indonesia.
6. Pasal 6 tentang pilihan hukurn, dipilih di kantor panitera pengadilan Negeri
Gresik.
7. Pasal 7 tentang ketentuan tambahan, hal-hal yang belurn dicanturnkan dalam
pe1janjian ini, akan diatur sesuai kesepakatan bersarna.
Dalam rnateri selanjutnya juga dicanturnkan tentang pernyataan pinjam
pakai, yang menyatakan bahwa nasabah hanya meminjam pakai kendaraan tersebut
kcpada pihak bank.
61
E. ANALISIS TERHADAP AKAD PEMBIA V AAN
Pada bab ini, penulis akan menganalisa pasal-pasal yang berkenaan dengan
akad pembiayaan konsumtif sepeda motor, ditinjau dari hukum Islam.
Sebelumnya ada beberapa ha! yang perlu dianalisa oleh penulis, yaitu mengenai :
I. Mekanisme pemesanan barang, banyak bank Syari'ah yang melakukan
transaksi murabahah, seperti pembiayaan konsumtif sepeda motor, dengan
menyerahkan uang ke;iada nasabah (bukan barang yang dipesan) dengan
alasan bank Syari'ah memberi kuasa untuk membeli barangnya sendiri, ha!
inilah yang menjadi alasan masyarakat menilai bank Syari'ah tidak berbeda
dengan bank konvensioanal. Ketentuan fatwa DSN No.4/DSN-MUI/IV /2000,
ketentuan pertama butir 9 disebutkan "jika bank hendak mewakilkan kepada
nasabah untuk membel i barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah
ha!"'1s dilakukan setelah barang dibeli, jadi secara prinsip baning tersebut
menjadi milik bank". 3 Bukan suatu ha! yang salah apabila bank Syari'ah
mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, tetapi akad yang di pakai
dalam transaksi ini adalah akad wakalah, pada akad ini hutang nasabah adalah
sebesar uang yang diterima dari pihak bank, berbeda dengan transaksi
murabahah, dimana dalam transaksi jual beli murabahah setelah akad
murabahah ditandatangani, maka yang terhutang adalah sebesar harga jual,
yaitu harga perolehan barang ditambah keuntungan yang dis~pakati.
Banyak bank-bank Syari'ah yang belum melaksanakan sepenuhnya akad
murabahah ini dalam praktek pembiayaanya, banyak yang masih mengarah
3 Wiroso, SE,MBA, Jua/ lieli ,\furabahah, (Yogyakar!a: Ull Press, 2005), eel-I, h.68
62
pada akad wakalah. Tapi pacla bank Syari'ah Amanah Sejahtera, berdasarkan
analisa penulis, untuk pembiayaan konsumtif sepeda motor suclah
menggunakan akad murabahah sesuai clengan ketentuan Syari'ah. Hal ini juga
telah disebutkan dalam surat pe~janjian murabahah pada pasal I ayat I clan
ayat 2, bahwa bank setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan berupa
talangan dana kepada nasabah untuk pembelian sepecla motor, untuk
pe1 .ibel ian/pengadaan kendaraan tersebut sepenuhnya diserahkan kepada
bank, jadi bank yang bertanggung jawab ntas pengadaan kendaraan tersebut,
nasabah tidak membeli sendiri. Jadi dapat disimpulkan, untuk masalah
pengadaan barang dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor di bank
Syari'ah Amanah Sejahtera sudah sesuai dengan akad murabahah.
2. Dalam pengadaan sepeda motor, bank melakukan pembelian kepada pemasok
atau dealer. Dimungkinkan dalam pembelian ini supplier memberikan diskon
alas pembelian tcrscbut. Pacla prinsipnya diskon adalah milik nasabah, clan
harga pokok sepeda motor tidak termasuk diskon, hal ini sesuai dengan fatwa
DSN No.16/DSN-MUI/X/2000. tapi dalam konsep yang cliberikan oleh bank
Syari'ah Amanah Sejahtera, tidak mencantumkan dengan jelas mengenai
adanya diskon ini, dan ticlak ada ketentuan pasti mengenai diskon ini, padahal
salah satu yang membeclakan bank Syari'ah dengan bank konvensional adalah
aclanya transparansi, sclain ilu juga dalam bank konver1sional diskon yang
diterima dari pemasok menjadi pcndapatan bagi bank konvensional, dalam
bank Syari'ah, diskon menjadi milik nasabah, apabila diskon clari pemasok
ditcrima setelah akad murabahah clilakukan, maka pembagian cliskon clibagi
63
antara bank dengan nasabah sesuai kesepakatan. Penulis menyimpulkan, bank
Syari'ah Amanah Sejahtera, belum dijelaskan secara transparan tentang
pembagian diskon.
3. Pada pasal 2, ayat 4 pada surat petjanjan murabahah, bank Syari'ah Amanah
Sejahtera, mewajibkan kepada nasabahnya membayar biaya-biaya lain, yaitu
biaya administrasi, premi asuransi, polis asuransi dan materai. Keempat
mazhab (Syafi' I, Hanafi, Hambali dan Maliki) membolehkan pembebanan
biaya langsung yang harus dibayarkan kepada pihak ketiga. Tapi mereka (ke
empat mazhab) sepakat tidak membolehkan pembebanan biaya langsung yang
berkaitan dengan peke1:jaan yang semestinya dilakukan penjual maupun biaya
langsung yang berkaitan dengan hal-hal yang berguna.4 Ke empat mazhab
juga membolehkan pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada
pihak ketiga dan peke1jaan itu harus dilakukan oleh pihak ketiga. Bila ha] ini
clilakukan oleh si penjual, mazhab Maliki tidak membolehkan pembebananya,
sedangkan ketiga mazhab Jainnya membolehkannya. Mazhab yang empat
sepakat ticlak membolehkan pembebanan biaya tidak langsung bila tidak
menambah nilai barang atau tidak berkaitan dengan hal-hal yang berguna.
Penulis setuju dengan pendapat ke empat mazhab diatas mengenai
pembebanan biaya yang secara umum timbul dalam suatu transaksi jual beli.
Mengenai pembebanan biaya tidak langsung yang dibayarkan kepada pihak
"1\diwarn1an Karitn, Bank Isla1n Analisis Fiqih Dan Ke11angan, (Jakartra: PT.Raja Grafindo Persada, 2004), cet-l,h.223
64
ketiga yang dilakukan olch pihak penjual, penulis sepakat clengan pandapat ke
tiga mazhab (Syali'I, 1-Ianali, dan I-lambali).
4. Dalam penentuan profit dalam pembiayaan konsumtf sepeda motor, bank
Syari'ah Amanah Sejahlera masih mengacu pada bank konvensional, dalam
penentuan rate pembiayaan Syari'ah adalah metode going rate pricing,
menggunakan tingkat suku bunga pasar sebagai benchmark (rujukan). Karena
dalam kenyataanya, bank Syari'ah juga berkompetisi dengan bank
konvensional. Misal perumusan matematika. Dalam ha! ini halal haramnya
suatu lransaksi tidak tergantung pada rumus matematiknya, karena
scsungguhnya rumus terscbul hanyalah alat saja. Suatu yang halal tetap halal,
baik bila diukur dcngan metode prosentase alaupun tidak. Jadi yang perlu
dicermati bukan hasil akhir yang mcnghaslkan prosentase, namun komponen
dan proses untuk mcnghasilkan prosentase tersebut. Dalam menentukan
maijinnya, bank Syari'ah Amanah Sejahtera, menggunakan metode flat,
perhitungan dengan sistem flat akan menghasilkan porsi pokok dan bunga
merata, tetapi merata dan tetap belum tentu perhitungan sistem flat. Pedoman
Akuntansi Perbankan Syari'ah Indonesia (PAPS!) tidak mempersoalkan
bagaimana cara perhitungan keuntungan, tapi yang perlu diperhatikan adalah
bahwa keuntungan yang disepakati tidak merugikan pihak yang satu dengan
yang lain dan tidak ada yang teraniaya alas kesepakatan tersebut.
A. KESIMPULAN
BABV
PENUTUP
Sislem Syari'ah dalam perbankan Syari'ah pada masa sekarang ini lelah
banyak diterapkan, karena dinilai sislem ini lebih baik daripada sistem yang di
terapkan dalam perbankan konvensional. Tidak heran jika pada masa sekarang
banyak bank-bank Syari'ah bermunculan, termasuk bank perkreditan rakyat
Syari'ah Amanah Sejahtera yang berlokasi di kecamatan Cerme, kabupaten
Gresik. Bank ini adalah BPR pertarna yang menggunakan sistem Syari'ah. Sislem
Syari'ah adalah sistem yang sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah, berbeda
dengan sislem yang d iterapkan pad a bank konvensional, seperti adanya unsur
bunga, sedangkan pada bank Syari'ah adalah bagi hasi!, selain itu kebijakan
kebijakan yang diterapkan pun berbeda.
Bank Syari'ah Amanah Sejahtera, sebagai BPR Syari'ah pertama di
kabupaten Gresik, banyak memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.
Diantaranya adalah dengan adanya pembiayaan konsumtif Sepeda motor sebagai
salail satu bentuk dari pembiayaan dengan akad murabahah. Konsep dari
pembiayaan ini adalah memberikan pembiayaan dalam bentuk pembiayaan
konsumtif berupa sepeda motor, dimana motor ini digunakan sebagai kebutuhan
pribad i bukan untuk usaha. Pada pembiayaan ini bank memberikan pinjaman
66
dana, yang kemudian dana ini akan digunakan untuk pengadaan barang yang
sudah dipesan oleh nasabah, bank bekerjasama dengan pihak supplier, untuk
pengadaan barang sesuai pesanan, clan bank bertanggung jawab sepenuhnya atas
pengadaan barang tersebut, akad yang di pakai adalah akad pembiayaan
Murabahah. Keuntungan yang diperoleh bank adalah berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak, nasabah dan bank. Untuk mendapat pembiayaan ini nasabah
harus melalui beberapa prosedur, selain itu juga ada beberapa ketentuan
ketentuan yang harus di laksanakan oleh nasabah.
Ada beberapa ketentuan di bank Syari'ah Amanah Sejahtera, berkenaan
dengan pembiayaan konsumtif sepeda motor, yang masih memerlukan analisis
lebih lanjut, seperti masalah akad-akad yang digunakan, masalah penentuan
profitnya, ataupun hal-hal lainnya. Karena seperti kita ketahui, tidak semua yang
diterapkan di bank Syari'ah sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Syari'ah.
Dalam akadnya disebutkan bahwa bank memberikan pembiayaan sepeda
motor sesuai dengan pesanan nasabah, clan nasabah menyerahkan sepenuhnya
untuk pengadaan barang tersebut, selain itu juga dicantumkan marjin yang
diperoleh oleh pihak bank yang sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. lni
berarti sudah sesuai dengan akad pembiayaan murabahah. Dalam prakteknya,
bank Syari'ah boleh mengacu pada bank konvensional, karena memang dalam
realitasnya bank Syari'ah harus mampu bersaing dengan pasaran maupun
perbankan konvensional.
67
Jadi pada intinya, pembiayaan konsumtif sepeda motor, pada bank Syari'ah
Amanah Sejahtera merupakan salah satu bentuk produk penyaluran dana, dan
termasuk transaksi jual beli dengan akad murabahah, yang pembayarannya
dilakukan secara angsuran, dengan keuntungan yang sudah disepakati oleh kedua
belah pihak.
Diharapkan, bank-bank Syari'ah, kedepannya dapat lebih maju dan lebih
bisa memasyarakat, sehingga tidak kalah saingan dengan perbankan
konvensional. Seperli kita kctahui, mayoritas penduduk Indonesia bcragama
Islam, maka selayaknya sistem ekonomi yang kita pakai pun harus sesuai dengan
Syari'at Islam, termasuk masalah perbankan.
B. SARAN-SARAN
Dihara1Jkan untuk kedepannya, bank Syari'ah Amanah Sejahtera, tidak hanya
menjadi pihak penyalur dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor,
khususnya, tapi bank Syari'ah Amanah Sejahtera sudah mampu menjadi
supplier. Tentunya bankjuga harus mampu meningkatkan kualitasnya.
2 Lebih memperhatikan lagi nilai-nilai Syari'ah dalam setiap transaksi
perbankan, sehingga bank Syari'ah Amanah Sejahtera tetap mempunyai
karakteristik sebagai perbankan Syari'ah.
3 Lebih mendisiplinkan dalam praktek pembiayaan, sehingga nasabah tidak
meremehkan ketika mereka mempunyai tanggungan kepada bank, seperti
diketahui bank Syari'ah berbeda dengan bank konvensional, rnioal dari segi
68
cara pengangsuran pembiayaan, dalam bank konvensional menggunakan earn
distrik, jika nasabah telat atau jatuh tempo dalam masalah pembayaran
angsuran maka denda yang cliberikan, bunganya tiap hari akan semakin
bertambah, tanpa melihat konclisi nasabah, berbeda dengan bank Syari'ah,
pembayaran angsurannya bcrsifat lunak, jika te1jacli kelerlambatan
pembayaran, maka tetap akan cl iberikan denda, tapi denda ini jumlahnya kecil
Rp.1000,-/hari, dana pun masuk kedana sosial, tidak masuk ke pendapatan
bank, bahkan kadang nasabah pun ticlak di tarik denda karena melihat kondisi.
Dari sinilah kaclang malah di manfaatkan oleh nasabah yang kurang
bertanggung jawab, karena dirasa denda yang tidak begitu memberatkan, dan
sistemnya lunak, kadang malah nasabah meremehkan masalah pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan Terjemah
Arifin, Zainul, Mcmahami Bank Syari'ah: Lingkup Peluallg, Tantangan clan Prospck, Alvabet, Jakarta, 2000
Firdaus, M. NH, Konsep clan Implementasi Bank Syari'ah, Edukasi Pro/·essional Syari'ah, lembaga penerbit Renaisan anggota !KAP!, Jakarta, 2005.
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih clan Kenangan, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.
Kashmir, SE., MM. Bank clan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Raja Grafindo Utama, .Jakarta, 2002 .
............ Dasar-Dasar Perbankan, PT.Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002.
Muslehuddin, M. Sistem Perbankan Dalam Islam, Rineka Cipta, Jakarta, 2004.
Sudarsono Heri, Bank clan Lembaga Keuangan Syari'ah, EKONISIA, Yogyakarta, 2003.
Sumitro Warkum, SH, MH. Asas-Asas Perbankan Islam clan Lembaga Terkait (Bamni clan Takaful) Di Indonesia, PT.Raja Grafindo Persada, .Jakarta, 1997.
Muhammad, dosen Islamic business school, Sistem clan Proseclur Operasional Bank Syari'ah, (Ull press, Yogyakarta, 2000).
Antonio, M. Syafi'I, Bank Syari'ah Wacana Ulama clan Cenclekiawan, Tazkia Instate, Jakarta, I 999
............... Bank Syari'ah dari Teori Ke Praktek, Gema lnsani press, Jakarta
2001.
Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan, LPFEUl, Jakarta 1999.
70
Aminah, Siti, "Konscp Murabahah dalam Bank Syari'ah dan Krcdit Modal Kerja dalam Bank Konvensional'', skripsi sm:jana agama, perpus fak Syari'ah UIN, Jakarta, 2002
Purwataatmadja, Karnaen, H. Drs, Membun1ilrnn Ekonoml Islam Di Indonesia, depok usaha kami, Jakarta, 1996.
Hamidi, H.Luthfi, Jejak-jcjak Ekonomi Syari'ah, senayan abadi publishing, Jakarta, 2003.
Training and Consulting SJrnria Banking, PT.Rafa Prima Consulting, Jakarta, 2006
Hennansyah, SH., M.Hum, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, prcnada media, Jakarta, 2005.
Perwataatmadja, Karnacn, H. Drs. Dan Antonio, Syafi'l, M. Apa clan Bagaimana Bank.Islam, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1992.
briefcase book eclukasi professional Syari'ah, Konsep dan Implcmentasi Bank Syari'ah Edukasi Profesotrnl Syari'ah, Renaisan anggota !KAP!, Jakarta, 2005.
Haroen, Nasrun, H. Dr. Fiqih Muamalah, Gaya Media Pratam:i, Jakarta, 2000.
Hasan, Ali, M. llarbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqih Muanrnlah}, PT.Raja Gralindo Persada, Jakarta, 2003.
K. Lubis, Suhrawardi, Hukum Ekonomi Islam, sinar grafika, Jakarta, 2004.
Hosen, M.Nadratuzzaman, Ir.I-I.MS, ME, Ph.D, Buku Salm Lembaga Bisnis Syari'ah, PKES (pusat komunikasi ekonomi Syari'ah}, Jakarta, 2006.
K.Lubis, Suhrawardi, Hukum Ekonom Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2004.
Supramono, Gato!, SH, Pcrbankan dan Masalah Krcdit, Suatu Tinjauan Yuriclis, Djambatan, Jakarta, 1997.
Usman, Rachmadi, SH. Aspek-Aspck Hukum Pcrbankan Di Indonesia, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
71
Zulkfli, Sunarto, Panduan Transaksi Perbankan Syari'ah, Zikrul Hakim, Jakarta, 2003.
Sarkaniputra, Murasa, "Parnmeter Akad dan Pengawasan dalam Transaksi Ekonomi Syari'ah" ahkam : jurnal syari'ah, hukum dan pranata social, 2001.
Wiroso, SE,MBA, Jual Beli Murabahah, UJI Press, Yogyakarta, 2005.
Buku Pedoman Bank Perkrcditan Rakyat Syari'ah Am:mah Sejahtera, Gresik, 2006.
Pelatihan Aspck Legal Bank Syari'ah, PT.Rafa Prima Consulting, Jakarta, 2006.
l'T. B.\\1.,: l'l·:IU(REDITA!\ IL\l(YAT S\'ARl'All
A!VIANAH SEJAHTERA JL Rll~ll Ccrrnc Kid1d !,,18 C\~nnc ·· Cin:sik 6117! rc!p. ((n 1) 799()(1,)0. 7992077. 799?.()7g 1·';1\.. (0) l) 7(11)2077
SURAT KETERANGAN Nomor : 093 /BP RS-AS I PERS I IX I 2006
Dengan ini bagian personalia PT. Bank Perkreditan Rakyat Syari'ah Amanah Sejahtera
menerangkan bahwa :
Nama
NIM
Pendidikan
Fak I Jurusan
: SITI KHASANAH
: 103046128281
: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
: Syari'ah dan Hukum I Muamalah Perbankan Syari'ah
Telah melaksanakan penelitian dari tanggal 15 Mei s/d 26 Mei 2006 untuk memenuhi
persyaratan pembuatan skripsi dengan judul :
"TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN KONSUMTIF SEPEDA MOTOR (STUDI KA.SUS BPRS AMANAH SEJAHTERA DI KECAMATAN CERME KAB. GRESIK)"
Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya
Gresik, 29 Mei 2006
PT. B '.~~~~:i'ah Amanah Sejahtera
·'"·~'~
usani, SE Kabag. Personalia
NAMA
JABATAN
TANGGAL
BERITA WAWANCARA
: MUKHLAS WIDODO, SH
: KA. LEGAL DAN ADM. LEGAL
: 25 MEI 2006
I. Sejak kapankah BPRS Amanah Sejahtera didirikan?
Jawab : BPRS Amanah Sejahtera mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari
l 9Y6 yang berkantor di JI.Raya Cerme Kidul, Gresik. Dan diresmikan sebagai
BPR Syari'ah pertama di kabupaten Gresik pada tanggal 13 Juli 1996.
2. .\pakah di BPRS ini juga menawarkan produk-produk seperti yang di
tawarkan oleh bank-bank konvensional pada umumnya?
Jawab : tidak semuanya, karena kita tahu bahwa tidak semua produk yang ada
pada bank konvensional pada umumnya, sesuai dengan syari'ah Islam.
3. Mungkin bapak bisa menyebutkan macam-macam produk yang di tawarkan
oleh BPRS Amanah Sc:jahtera?
Jawab produk yang kami tawarkan diantaranya adalah produk
penghimpunan dana yang meliputi deposito mudharabah, tabungan
mudarabah dan tabungan wadi'ah. Untuk produk penyaluran dana meliputi
pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan murabahah,
pembiayaan istishna', pembiayaan ijarah muntahia bittamlik dan pembiayaan
Qard/Al Qardhul Hasan.
4. Jen is pembiayaan apa saia vang ditawarkan oleh BPRS Amanah S·,iaht~rn?
Jawab : Menurut tujuannya jenis pembiayaan dibagi 3 yaitu pembiayaan
modal ke1ja, piutang investasi dan piutang konsumtif
5. Produk apa sajakah yang ditawarkan dalam pembiayaan konsumtif di BPRS
Amanah Sejahtera?
Jawab : Oulu BPRS Amanah Sejahtera dalam pembiayaan konsumtif selain
menawarkan sepeda motor, juga menawarkan barang-barang elektronik
seperti HP , namun dalam perkembangan selanjutnya pihak bank hanya
melayani pembiayaan konsumtif sepeda motor saja.
6. Metode apakah yang digunakan dalam perhitungan mmjin pada pembiayaan
konsumtif sepeda motor di BPRS Amanah Sejahtera?
Jawab : Dalam perhitungan maijin kami (BPRS Amanah Sejahtera)
menggunakan metode perhitungan flat yaitu perhitungan matjin keuntungan
terhadap nilai harga pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke
periode lainnya, walaupun bald debetnya menurun sebagai akibat dari adanya
angsuran harga pokok.
7. Apakah penentuan prosentase suku bunga dalam pembiayaan konsumtif
sepeda motor masih mengacu pada suku bunga yang diterapkan di bank
konvensional ataupun di pasaran?
Jawab : Ya, Karena bagimanapun juga dalam prakteknya kita (bank syari'ah)
tetap harus bisa bersaing dengan pasaran dan perbankan konvensional yang
ada.
8. Berapa persenkah suku bunga yang biasanya dipakai oleh BPRS Amanah
Sejahtera dalam pembiayaan konsumtif sepeda motor?
Jawab : 14-16% tergantung jenis motornya juga pertimbangan persaingan
(bank konvensional dan pasar).
9. Apakah ada prosedur-prosedur tertentu dalam pelaksanaan pembiayaan
tersebut, terutama untuk pembiayaan konsumtif sepeda motor di bank
Syari'ah Amanah Sejahtera ini?
.lawab : Tentu, untuk lebih jelasnya anda bisa lihat dalam buku panduan PT.
BPRS Amanah Sejatera.
I 0. Menurut anda, apakah konsep produk pembiayaan konsumtif sepeda motor di
bank Syari'ah Amanah Sejahtera sudah sesuai dengan syari'ah Islam?
Jawab : Kalau bicara tentang konsep, tentu saja semua !}roduk yang
ditawarkan kami konsep secara Islami dan dalam prakteknya knmi berusaha
secara maksimal untuk bisa melaksanakan sesuai konsep tersebut.
/'/' /J.f.\f.' J'J."111\//l:'/JI I~ I.\ Jl JI, l'. Ir\! !/ti' I If
.·1.\/.-L\',.(// sr:,1 r!IF!:'N. I I Nuyoi Cermi· /\.id11/ /.'.\' C<"n11,• - c:r.·.,1'f. frlp/llJ/1 ."l'illf,.J<I, .·'111 :1r.
Bismillahirrli111aa11irra/Jii111
Nomor: 0150/MRB.2/V/2005
"Hai ora//J-orang yang beh'n1t111 pe1111hi/0J· ukad-akad pe1ja11jic111 itu " (Surat ·I I A4at1-idah I)
njian piutang Murabahah ini dibuat dan. ditandat;ingani tri Jum'at tanggal 13 Mei 2005 oleh dan antara
Nania : Ir. l-L An1at 0f'mar Asnar labatan Direktur Utami PT. BPRS AMANAJ-1
SEJAHTET<A · Dalan1 ha! ini bertindaJ.. untuk dan ata!'> 11a1na i-' r. Bank Perkreditan Rakyat 3yariah ·~ Anu·nah :::\ejahtcra" berkedudukan di Kecan'rntan Cerme (untuk se!anjutnya discbut BANK).
Jania ekerjaan da1nat 1ntuk se!anjutnya disebut sebagai NASABAH). Dalan1 ha! ini telah 1nendapat persetujuan dari sl:a1n1/ istrinya yaitu : ---
Bahwa, BANK da 1 NASA BAH re/ah seruj11 unf!•k 1a11data11ga11 da11 1nelaksa11aka11 sua111 Perjanjian1
djual be!i sebag:li berikut;
Pasal I 1
TUK PEMBIA'/AAN DAN PENGGUNAANNYA
nk dengan iJd setuju untuk n1emberikan fosi!itas nbi~yaan ke·Jada Nasabah dalan1 bentuk talangan la untuk perr Jelian Sepeda 1notor sebagai berikul :
lv1erk I ]er.isl Tahun : Namer R .ngka No1nor ~'.esin
Honda GL Max Th 2005 MHI UABE I 25K. I 08340 UABEE.1105840
\Van1a Hitani biru (S"hnj:itnya dnpat juga disebut Barang)
1saba;1 n1enyerahkan sepcnuhnya Pcn1be!ian/ ngadt·Jn barang tcrscbut kcpada Bank dan okh rena· ya Bank akan mernfasilitasi atau 1ncnycCii1kan ran• sesuai pesanan nasabah.
ur·t pembelian/pengadaan barang tersebut, Bank J; .i mengelua'r1 ~an dnna seb~sar Rp, I 3.900.0001-
:: .a dianggap seba&ai pokoK hutung Murabi.l~luh.
:~elah ditan1bah n1argin keuntungan jual beli sebcsar :J, 4.355.3301- n1aka Ban~ 111enjual kcpada nasab~ih h'Jrga Rp. J 8.255.330,- yang akan dihayar sec:ira 1gsuran
~J beli ini dlsertai dengan pen1berian U<ing 111uki'.1 dari :.abah kepada ?ank sebesar Rp. 2.312.830,-.
yaug nantinya rncnja(··1 bagian pelunasan hutang tvturabahnh dari harga jua\ barang yang discpakati s~oagain1ana tersebut dalan1 pasal l (4) diatas,
(6) N:isabah n1enyatakan setuju dengan jun! be!i terscbut, d;1 11 setc!ah diperhitungkan dcngan uang 1nuka dari Nasabnh 1naka jun1lah hutang na!>abah kepada Ba1~k
sc::iP.sar Rp. 15.942.500,~ dan akan diangSill" clalun1 ja'.1gka \Vaktu 35 bubn
(7) Nasabab 1nengakui secara sah adanya hutang tcrsebut d::n l3;1nk n1cnerlnrn baik pcngaku<lll hut;ing Nasabah tcrscbut.
Pasal 2 JANG KA WAKTU, ANGSURA' DAN BIA YA
ADMINISTRASl
(I) Pe1janjian ini dibuat untuk jangka \Vaktu 35 bu Ian 1erhitu1tg scjak rnngga! ditanda tanganinya pcrja11jian ini, liingga bcrakhir tanggal 13 A11ri! 2008
(2) NASABAI-I \vajib n1c!akukan pe111bayarun kc111b<ili kcpada BANK sccara angsuran dengan tc;·tib d;1n tcfatur dalarn 35 killi ui:gsuran, deng<ul jun1!ah angsuran sebesar Rp. 455.SOG,- per bulan serta jachval scbagain1ana tcrcantuin da!a111 kartu angsuran, perta1na kalinya tangga! 13 Juni 2005. de1nikia!1 pcnibay'aran sclanjutnya setiap tanggnl J 3 Cari bu!an yang bcr;;angkutan1 dc1ni~ian :;cterusny;i !Jingga lun<!s sesuai jangka \vaktu yang telah ditcntukan
{J) l\:n1bayaran kctnba!i I pclunasan Piut<111g o!eh 1'1asabah kepada Bank akan dilakuka!l 1nelalui r~kcning tnbungan No. 02.302005 - OJ42 yang dibuka oleh dnn aws naina N;~sabuh di Bank, Jun dcng.an ini l'!ASJ\BAH 1ncnyaiakan 111e1uheri kuasa i\cpad:1 !lANK untuk Jl'1cndcbct rckening 1.c.rscbu! guna p;;n1bayuran ken1ba!i Piutang scrta biaya~biaya lai1u1y<L
Sefiup keteJ"/a111bnuu1 r.11gs11ru11 nk1111 dilie11a/a111 de11d11 fh:r lu1ri sebesar Rp. 1.0001 ~ ( Si!.ribu r11piuli)
NASAI3Ai f di\vajibk'.i!l n1c1nbayar biaya biay.i s';bagai berikut:
a. I3iaya Adn1inistrasi sebcsar Rp. I 00.00!l,-b. Prc1ni asur;111si kcnd;iraan Rp. 563_ 170,~ c. Polis Asur:insi d:1n !Vl;l!!..!nii Rp. 2:LOOO,-
/Vaktu ej'ektij"di111uloi11ya 11/!ISU per/G11gg1111go11 11rlolali :.-ere!ahjangka / 111i11gg11 sejak d.'ferin1a11yo B!lrong
ua bukti yang dikcluarkan oleh DANK atau anya adalah n1cn1pakan bukti yang SL1dah diakui NASAIJAll.
Pasal 3 lAM!NAN
menjamin petnbayaran kcrnbali hutang kjpada !JANK, makn dengan ini NASABAII
1 kcndanian yang dibch dengan fasilitas ini kePada BANK atas dasar kepercayaan (
:h karenanya Nasabah dengan ini 1ncnya1aka11 iran tersebut ada!ah bak 1nilik Bank dan Nasab;1h ai pe1nakai saja ams dasnr perjanjian pinjan1 pakai
Pasal 4 PERISTIWA CIDER.A JANll
la terjadi hal-hal diba\vab ini ( setiap k1,.·jadi;!n c·bcltHn dan sesudah ini tY1asing-1nasing :;l'c.ra Jiau secan1 bersarna-sa1na disebut Sl'bag;1i 'idcra Janji").
an NASAI3A!-I untuk n1el<1ksan;1k;1n Jannya incnurut Pcrjanjian ini untuk !llL'lllhay;u :i nngsuran tepat p<ida \Vaktunya, dah.1111 h;:d ~a waktu saja te\nh n1cn1bcri bukti yang cukup
NASABAH tclah n1elalaikan kc\vajiban11ya. ha! ini BANK dtlll NASABAH sepakat untuk rni:npingkan Pasal 1238 Kitab Undang-Undang 1 Perdata; l terdapat sesuatu janji, pernyataan, jan1iniln atau <.atan menun1t Perjanjian ini teryata tidak benar, pat atau n1enycsntkan ;
l. Piuta11g tersebut akan menjadi jaruh ten1po dan harus n1en1bayar scluruh ke\vajibannya kepada r'"! seketika dan s:::.:~aligJs clan BA.NK Japat tindakall apapun yang ; dianggapnya pcr::1 alanmya proses ekseh."Usi junlinan dan tindakan rung berhub:.ingan dengnn pcrjanjian ini, sert;1 yang tirnbul dari tindakan tcrsebut scpenuhnya gung jawab Nasabah
Pasal 5 HUKUM YANG /v,ENGATUR
ian ini diatur oleh dan ditafsirkan scsua1 deng.111 kun1 Indonesia.
Pasn ! 6 P'.LIHAN HUKUM
>engketa yang ti111bu!, yang adu hubu11g11n11y.i nj\an ini, akun diselcsaikan 1nenunlt P;osedlir
dan kctcnruan hukun1 yang· ber!:,k.u dan para pih<lk 1nen11lih kedian1on huku111 (doinislli) d1 k:-intor Punitera ,rengudilan Negeri (/res1k
Pw.;.1\ 1 KETENTUAl'i fAlvlBAI!AN
Hal-ha! !ain yang beiun1 c,ukup diatur dalarn pcijanjian ini, akur~ diatllr berdasarkan ki:sepak<:tnn kedua Del ah plhnk k~ dalain s•Hat J akta yang 1ncrupai.an satu kcsatuan dengan Pr.:rjanji:in ini.
De111ikia11L:ih Pi.::1janji::in ini dibuat dar, dita1hl>1';1ngani pada hai i dan tanggal scbagairnana Cicantun1kt1n di atas.
Na~abah
PI 8PttS A(NAI I SEJAI I I LI(,\
J),icks1 \
/ ~
Saksi -- Saksi
'I