Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

13

Transcript of Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

Page 1: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...
Page 2: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

7

DewanRedaksi

Prof. Dr. St Remy Sjahdeini, SHDr. Tjip Isnail, SH., MH

Voluuc 3-i \o 3 'Iahun 2()I4 ISSN: 2301-9190

a6Nomor Ini

Pengantar. ,.....,....... ii

EditorialDperlukan Regulasi yang Komprehersif bagiIndusri Perbarikan S+ar#h........:.............. .......................iii

Artikel Utama

Drs. Agus Tliyant4 MA, MH, PhDUrgensi Harmonisasi Hukum dalamAkad Keuangan Syariah... ..,.279

DeceKumiadi,SH,MMPengarvasan lembaga Keuangan Syariah.........

9t M.:rlum:d Nalik Hadi Ryandonq SE, M.Si' SYariah

Drs. Amin B€ndar, SH, MIIumReksadanaSyariahSebagaiAlhrnatif. .......................2fi

Dr Danang Wahyu Muhanmad, SII, MIIUnKedudukan Jaminan dalam Akad Pembiayaan

ArtikelPendamping

Putu Samawati, SItr MI+ Hi. Helmanida, SH, MIIUn danRd. Muhammadlkhsaq SII, MJIUm

,,,,...,,....'.'. -.,,,,..?a7

Drs. Munawi+ SH,MJIumPelaksanaanAsas Kebebasmr Berkontrak PerjanjianAsuransi jiwa di Lrdonesia Berkaitan dengan

Perdtuan Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2ffi8 tmtangBank Stariah .......................

Pelaksana Peneftitan

Pemirnpin Umuur/I{edaksiDr W. Quu.itaRamelan

Wakil Pernimpin Urntun/Itedaksi:Dr- Myna taksman - H*tl"yProduksi:Haqanudin

Pernasaran & Sirkulasi:Tarmuji\MgunoKeuangan & SekretarieHeriina,SE

n0

238

310

URHAL

BN

JURNAL HUKLM BISN]S

Perrielasan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentangnanicSyariat .......,.:........... ...................:...3D

Page 3: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

DANANG WAHYU MUHAMMAD

Fakultas Hukum universitas universitas MuhammadiyahYogyakafta

[email protected] @ umy.ac.id

KEDUDUKAN JAMINAN DALAM AKAD PEMBIAYAANMUSYARAI(AH PADA BANK SYARIAH

One oJ tlte kcy principles in Islamicecoltorty is to bc rendy to tske ary riskconcening one's fob ond ffirt is. Therc/ore,there is no prLtfit -tritkout nny risk" Tlris isthe soul of tlte princiTtles - ruhefi there ispro.rt'L thera is risk - in rurcning business"

Musyarakah contract is a kind Ltf contractused br1 Islaruic bank in ftnnncirug ltnsed ontlrc prtnciple nboz,e. Theforrn of_ftanncing isa cooperation betraccn Islamic baruk nnd tht,cttstoruer in order to do husiness based ontrtr.ct. Both Islamlc bank artd custorruer giaecontribution tn tlte ftinn offund and euork inthe basiness and each party wil/ shnra bot/tthe proftt and the loss.

Becnttse o/ the cluracteristIcs of theruusyarakah colttract, there is no ,guaranteein rnusyarnka/t finattcing con tract. Hctrleuet1os on lslanic bnruk, it rtust alzoays odhereto the pret:nutiorutry principles. One o/ theeletnents of the precautionary principles in.firuncing is the ext.ctefice of gunrautee asstafed it Article 23 Islamic Banktng ActNurnber 21 of 2008.

Keyzuord: ttrusyarnkalt, trust raorth1/, risk,gunrnntee, lslamic Bnnk.

Salah satu prinsip dalam elsonomi Islamadalah bahwa orang harus siap mmrerimarisiko yang ttrkait denrgan pekerjaaruryaatau usahanya. Ol€h karcr'a itu, tidak ada

/ mantaat y Nrgdipeloleh seseorangtanpa risiko. FIal ini merupakan jiwa dariprinsip"di mana ada manfaat, di sifu ada risiko" dalamsetiap menjalankan usahanya.

Akad musyarakah merupakan akad yangdigunakan oleh bark syariah dalam melakukanpernbiayaan, yang mendasarlan pada prinsipdi atas. Perribiayaan ini merupakanberrtuk kerjasama antara bank syariah dan rnsabah r-rntukmelakukmr usaha

-berdasarkan kepercayaan.

Bank syariah nurupun nasabah merrberikankontribusi dana dan pekerjamr dalam ursahatersebut dan masing-masingpihak akanberbagidalam keturtungan dan kerugian.

IGrsra sifat dan karakteristik akadmusyarakah tesebut, di mana para pihak harusikut meranggung risiko kerugian dalam zuatuusaha, pada dasamya dalam akad pembiayaanmusymakah tidak ada jaminan. Akan tetapisebagai sebuah bank, bank syariah harustetap berpegang pada prinsip kettati-hatiarLSalah satu unsur dari prinsip kehati-hatiandalam melakukan pembiayaan adalah adanyajaminan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal23tlUNo.21Tahun2008.

Kata kunci: musyarakah, amanah, risiko,jaminarLbank syariah.

276 ruRNAL HUKUIVI BISNIS

Page 4: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

PENDAHULUAN

Musy ar akah atau Syirkah didefinisikansebagai bisnis ketika dua orang atau lebihmenggabungkan modal, Llpaya kerja, ataukredibilitas mereka dengan hak dan kewajibanserupa, dengan membagi keuntungan,penghasilan, atau penghargaan dalam nilai danjuga membagi kerugian, jika ada, berdasarkanproporsi kepemilikan masing-masing.1 Jadi,pada dasarnya musyarakah ini merupakankerja sama antara dua orang atau lebih ytrrgsama-sama mempunyai dana dan sama-sama mempunyai kemampuan menjalankanusaha. Musy arakah mentpakan penerapanprinsip bagi hasil yang dipraktikkan dalarnsistem perbankan Islam, terutama dalam halpenyaluran dana atau pembiayaan.

Para fuqahn sepakat bahwa kekuasaansyarik (pihak dalam musyarakah) dalam modaladalah kekuasaan yang berbasis pada amanahatau kepercayaan (gad amanalr), seperti dalamntadi'ah (titipan).2 Sebagai sebuah bentukkepercayaan, dalam musyarakahpada dasarnyatidak diperlukan jaminan, sebagaimana telahditentukan dalam Fatwa DSN no. 8 tahun2000 tentang Pembiayaan tnusyarakah.s Akantetapi, sebagai sebuah lembaga perbankan,bank syariah dalam melakukan pembiayaanharus mempunyai keyakinan bahwa danayang akan disalurkan kepada nasabah dapatkembali.a Keyakinan tersebut dapat diperolehpihak bank syariah dengan melakukananalisis terhadap watak, kemampuan, modal,agunan, dan prospek usaha dari calon nasabahpetrbiayaan. Dengan demikian, dapat diketahuibahwa jaminan (agunan) dari pihak nasabahmerupakan salah satu unsur penting untukdapat menimbulkan keyakinan pada pihakbank syariah terhadap calon nasabahnyatentang kemampuan mengembalikan danapembiayaan yang akan diterimanya, sehingga

J

4

Nluhanrmad Ay1:;,b. 2007 . [/n tler,s t an dirt 5; Is lami c I'iin an ce. Johr,

'Wile1, &Sons. Ltd . ditc{emahkan oleh Adit-n"a Msnu Pribacli-Utderstanding lslanric Financc. A - Z Keuangan S1,sn61't,

Jaliarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009: 471

lVahbah az-Zuhal|i.20(t7,Fiqih Islam lYa ttclillqnthu -5, DarulFrkr, Darnaskus, cliterjemahkzur olelr Abdul ha11ie al-Kattani,dkk,, Fiqih Islarn 5. Depok. Gcura lnsani, 201I : .169,

Ibid:445Lihat Pasal 8 UU No 7 tahun 1992 tentang Perbankansebagainrana telah diubah dengan UU No l0 tahun 1998.io.Pasal 23 UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Sl ariah

ARTIKEL UTAMA

bank syariah dapat memutuskan layaktidaknyaseorang nasabah mendapatkan penlbia1.2nr-tdari bank syariah. Menurut KUHPerdata,jaminan berfungsi untuk menjamin pelunasanutang-utang dati or.ing yang berutang. Halini dapat dilihat dari ketentuan Pasal 1i31KUHPerdata yang menyatakan bahwa:

"Segala hak kebendaau si berutang, baikyang bergerak maupun tidak bergerak, baikyang sudah ada maupun yang masih akanada di kemudianhari menjadi jaminan r.rntukperikatan-perikatannya. "Berdasarkan uraian di atas, timbullah

pertanyaan : " Ba5;aimana kedudukan j arninandalam pembiayaan ffutsl/ilrnkoh pada banksyariah?"

AKAD PEMBIAYAAN MUSYA RAKAH

Seperti halnya akad-akad 1'ang lain, untukdapat dikatakan sah, akad nutsyataknhjuga harusmemenuhi rukun akad. Menurut Hanafiyyah,rukun akad rnusyaraknh hanya ada satu, yaitushigluth (ilab dan qabul), karena shighah lah yangmer,r,trj u dka n adanya transaksi ruusy arakah.5Akan tetapi, ma)/oritas ulama berpendapatbahrva rukun musyarnka'h ada empat, yaiiu:67. Shighah;

Shighah adalah ungkapan yang keluar darirnasing-masing pihak vang bertransaksiyang menunjukkan kehendak untuk melak-sanakannya. Shighalt terdiri atas ijab danqabul yang sah dengan semua hal yangmenunjukkan maksrd rttusy ttr akah, baikberupa ucapan lnaupun perbuatan.

2- dan3. Dua orang yang melakukan transaksi('aqidwt);'Aqidnn adalah dua pihak yang melakukantransaksi. Musy arnktthtidak sah kecuali dengan

Abdullah bin Nluhammad Ath-Thay1'ar, et.al . 2004- Al-F i q hu I -M uy ct,- s a r Qi s nt u I -L'[tt' am a I a|, ]\lou s tt' ah F i q h fi

-v- ah

I-I odi ls ah Ttxmav' ctlu Ahkatn al-I"iq hi l-I'slami IJ i Ll s I ub Waclhi ltl.i I -jt htk h k ts h t h i n Wo G lt ai rihiz. Ivladarul-Wathan L in -Nas1'1

Ri1'adh, KSA. diteriernahkan oleh Nliftahul Khairi. 20()9.

Ensiklopedi l)qih )lluotnalah Dalan Pandcmgan I Madzhab.

Maktabah Al-Hanii Yogl,akarta- hl-rn 2(r4

Kash m i. L9 10. Il ado'I A sh-Sh utttt' I F i 7 hrti b As lt-Slh ar a' i - lttzV t. Cairo. hlm 60: Ad-Dardir, Aq -Sy'arh Ash-Shaghir. Juz- III.hlm I4: Imam An-Narvar.ri. Raudhah Ath-Tlralibin, Juz IV hlm175: dan Ibnu Qudarnah. Al-Muglmi, Juz VI. lrhn 17, dalamAbdullah bin tv{uhaum ad Ath -Thav1' at e t. ai, 2(10 4. A l - F i qh u I -[.Lu1'ass'ar . .. .Op Cil .b]m 270

ruRNAL HUKUM BISNIS

Page 5: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

ARTIKEL UTAMA

adanya kedua pihak ini. Disyaratkan bagikeduanya adanya kelayakan melakukantransaksi(ahliyahal-'aqd),yaitabaligh,beralaT,pandai, dantidak dicekal untukmembelanl'akanhartanya.

4. Objek yang ditransaksikan (al-ma' qud' alaill.Objek musyarakah, adalah modal pokokmusyaraknh. tri dapat berupa harta maupunpekerjaan. Modal pokok musyarakah harusada. Tidakbolehberupa harta yang terutangatau harta yang tidak diketahui karena tidakdapat dijalankan sebagaimana yang menjaditt4ran musy arakah,yaitu mendapat keuntungan.

Untuk ijab qabul, bentuknya dapat berupa:"Aku mengadakan persekutuan dengan andadalam masalah ini." kemudian yang lainmenjawab: "Aku terima." Akan tetapi, bentukijab qabulnya tidak harus memakai ungkapandi atas; yangpenting, maknanya sama. Artinyadalam menyatakan ijab dan qabul tersebut harusada makna yang menunjukkan bahwa salahsatu pihak di antara mereka mengajak yanglain - baik secara lisan ataupun tulisan - untukmengadakankerja sama dalam suatu masalah.Kemudian yang lain menerima ajakan untukmelakukan persekutuan tersebut. Oleh karenaitu, adanya kesepakatan untuk melakukanpersekutuan saja masih dinilai belum cukup,termasuk kesepakatan memberikan modaluntukk persekutuan saja, juga masih dinilaibelum cukup, tetapi harus mengandung maknabekerja sama (melakukan persekutuan) dalamsuatu urusan.T

Berkaitan dengan ijab dan kabul DewanSyariah Nasional (DSN) dalam fatwanyamenentukan bahwa Pernyataan ijab danqabul harus dinyatakan oleh para pihakuntuk menunjukkan kehendak mereka dalammengadakan akad, dengan memperhatikanhal-hal berikut.l-. Penalvaran dan penerimaan harus secara

ekspJisit menunjukkan tujuan akad;2. Penerimaan dari penawaran dilakukan pada

saat akad;3. Akad dituangkan secara tertulis, melalui

korespondensi, atau dengan menggunakancara-cara komunikasi modem.

7 Taq;ufldir A11-Nabhani- 1996- An-Nidlam Al-Iqlishodi Fil Islom-Bcirut: Darul Urnmal. dite{emalrhan oleh Maghfur Wachid.Me mb angun Si stem El;r.t n ont i A ltc rn atif P e rsp kti f Islam,Stra-ba;-a: Risalah Gusti, 2009:l-53

Sementara itu, untuk syarat-syarat sahmusyaraknh, belum ada kesepakatan di antaraulama madzhab fiqih. Ada sebagian syaratyang sudah dispekati oleh ulama madzhabfivd1.

unfuk mewakilkan dan menerima perwakilan.HaI ini dapat terwujud bila seseorangberstatusmerdeka, baligh, dan pandai (rasytfi. Hal inidiperlukan sebab posisi masing-masing pihaktersebut adalah sebagai mitra jika ditinjau dariandilrrya sehingga ia menjadi wakil mitranyadalam membelanjakan harta;

2. Modal musynrakah diketahui;3. Modal musyarukah ada pada saat transaksi;4. Besarnya keuntungan diketahui dengan

penjumlahan yang beriaku, seperti setengahdan sebagainya.

Sementara itu, syarat yang belum adakesepakatan atau yang masih diperselisihkandi antara ulama madzhab fiqih adalah:e1. menurut Syafl'iyyah, modal musyarakah

berasal dari barang yang ada padanannya,yaknibarang yang dapat ditakaratau ditimbang.Selain itu, j'uga harus berupa barang yangboleh diperjualbelikan dengan salam, sepertiemas dan perak. Madzhab-madzhablain tidak mensyaratkan demikian. BahkanHanafiyyah dan salah satu riwayat darihanabilah menyebutkan bahwa modalmusyarakah harus berupa nilai ftarga), bukanbarang, meskipun dapat ditukar danditimbang. Malikiyyah dan riwayat lain darif Unabilalr berpurdapat bahwa mo dalnrusyarakah

tidak disyaratkan berupa barang mitsl (yangdapat ditakar dan ditimbang), tetapi bolehselain barangmitsl-

2. SyaEi'iyyah mensyaratkan bahwa untukkeabsahan musyarakah, drta harta harustercampul, tetapifuqaha' tidak mensyaratkanhal itu.

3. Malikiyyah dan Sy#i'iyyah mensyaratkanbahwa dalam pembagian keuntungan di-tentukan persentase modal seorang mitra

Abdullah bur lvluhammad Atlt-Tha11'ar. et. al.. 2004, Al -I;i qfu t l-Muya.ss'dr. . Op L:it,:265-266,

Ibid.:266-267

278 ruRI\.IAL HUKUM BISNIS

8

9

Page 6: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

yang diinvestasikan dari keseluruhan modalmusyarakah. Berbeda dengan Hanafiyyahdan Hanabilah yang berpendapat bahwapembagian keuntungan boleh didasarkanpada kesepakatan para mitra.

Selain itu, dalam musyarakah kadang-kadang salah satu pihak memberikan syaratyang dapat merugikan mitranya. Syaratyang seperti ini disebut sebagai syarat rusak.

.Syarat-syarat tersebut adalah:io1. syarat mengenai keuntungan yang tidak

diketahui, seperti mensyaratkan keuntung-an salah satu dari dua perjalanan dagangyang dilakukan, atau mensyaratkan jumlahkeuntungan tertentu. Syarat yang demikianini merupakan syarat rusak yar.g dapatmembatalkan musy ar akah, karena dapatmenyebabkan tidak diketahuinya hakmasing-masing mitra untuk mendapatkankeuntungan. Bahkan, dapat menghilangkanhak mereka sama sekali, yang pada giliran-nya akan menyebabkan perselisihan danpertikaian.

2. Sesuatu yang tidak sesuai dengan konsekuensitransaksi" seperti jika seseorang mensyaratkanadanya keterikatanpennanen d alamnusyaralalt,atau tidak boleh menjual kecuali sama denganharga pembelian, dan melarang membatalkankeanggotaanyangpada dasamya diperbolehkanHal ini merupakan syarat yang rusak karenamenyimpang dari fujuan musyaraknh, yaitumencari keuntungan.

3. Mensyaratkan sesuatu yang tidak termasukkemalahatan tra::rsaksi, seperti mensyaratkanikut menanggung jika harta rusak ataujika kerugian lebih dari modal, dan lainsebagainya. Hal ini dianggap syarat yangrusak, namun tidak membatalkan transaksimusyarakah.

Dalart musy aralah, modal harus ditentukansecara jelas dalam akad dan dalam ketenfuanmoneter. Menurut Imam Abu Hanifah danImam Ahmad, penyertaan modal dari paramitra usaha, harus berupa uang. Sementaraifu, menurut Lnam Malik modal dapat berupauang atau barang; sedangkan Imam Syaf iberpendapat bahwa jika barang dijadikan

I 0 Svansud-Din Abil Farah Al-lvlaqdisi, As1'-S1'arh Al Kabir, JuzV: I26- dalarn Abdullah bin Muharnmad Ath-Tharl.ar, el a/ ,2004, AlJ;tqhul-Mtryas'.sar . . Op Ci t '. 268

ARTIKEL UTAMA

sebagai modal, rnaka barang yang disertakantersebut harus dapat diukur kualitas dankuantitasnva, sehingga dapat diganti jikaada kerusakan. Barang ini biasa disebutdharont-ul-amthal atau fungible goods, bukandhautnt-ul-qeemnh yang sulit dlukur kualitasdan kuantitasnya. Berdasarkan hal di atas,secara fikih, modal dalam musharakah dapatberupa uang atau juga dapat berupa barangyan g dinilai pada harga pasa-r saat p erj anjian. 11

Berkaitan dengarL jumlah rnodal yangdiserahkan oleh masing-masing mitra, dalamtrtustlarnkah al-'innnl: tidak dipersyaratkanadanya persamaan dalam modal, tnsarru-f(tindakan hukum) dan keuntnnp;an sertakeru gian. 1 3 Den gan demikian, dalam mus y ar sl.,alt'irlafl, antara paserta yang satu dengan pesertayang lain, jumlah modal yang diinvestasikanboleh sama dan boleh berbeda. Berkaitan denganmodal, dalam Fatwa DSN No.: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembial.aan musyarakaltditentukan bahrva modal yang diberikan harusuang tunai, emas, perak, atau yang nilainyasama. Modal dapat terdiri atas aset perdagangan,seperti barang-baran g, properti, dal seba gainva.Jika modal berbentuk aset, harus terlebih dulu

I I Ascarya-.4ka d dan P rod rk Bo nlt,Syori ah, Jakarta: Raj a Grafi ndoPersada- 2007 52

12 Mus)'cn'akah (s;1ti7l;ah) al-'inan merupakan salah satu benlukmlut" o r s ko h - Ada beberap a pcndap al lentang bentuli il1.l.t s \) (t r o-[a/r Han abilah ru cngatak an bahrva ada lirn a b entuk m ts j' o r a k oh -

lailu'. 'inctn, ntudharcbah, w-u-iuh ohdan. dan nrufau'ctdlrah

Hanafiah mcmbedakan musvaraliah menjadi enarn benl-uk.

)'artr;-. nttts.t'aral:ah amwo|.1'ang terdrri dati mtj'au,adhoh dutintm, mu,sTurakah ct'rnul. yarrg terdiri dari mufonodltah datl'inan, serta mns.vorakah vntluh-var.g terdin dan mttltn'adhohdat' i n on Malrldyah dan Syaf iy ah- rnerrb edakar. mu s: ya r ok ahurenjadi empat bentuk, y artu. abdon mufrm'ac[hah. vttluh. datt'inan Dai beberapa jenis mt.syurckah (s)'irkah) 1'ang dikc-

nrukakan di atas. para ulama sepaliat bahttamrrsyarakah 'intnt

hukurnnl,a dibolehhan. Sedangk armusyorakah l,ang lainnl'a di-pcrselisilrkan 51 af iyah. Zhahinl,ah. dan Im:rmivah mengeng-gap semua bentr.li.ntusyarakcrlt lcrsebut hukurmrl a batal. kecualimust;co' crkrth in an d,at musyarakah n udharab ah. Hanabiiahm embolelrkan semu a j enis m us1, cr r a ka h. kecluali m u s I ar a kq ltmufat+'odhah Malikiy'ah rnembolehkan semua bentuk nzzrs]'-

urukah, kecuali rrurr.s"r.nrakeih ulguh Sedangkan Hanafir ah danZaidi-valr melr bolehk an sernua jelnis ttt u,;-v-ar akaft tersebut, tanpakecua.li. apabila s1-arat-s]-arat ]'ang telah drtenh*an dipenuhiLihat Ahnad \lardi Muslich. l-rqih Muun alat. Jaliarta: Amzah.2010: 34-i-347

l-j lbict... -147 Bandingkan dengan 1,ang tertulis dalam bukuAbdullah Saeed. islanic Banking. , Op (-'ll.; 107, bahu'a

setiap nritra memberikan kontribusi persentase modal dalamjurnlah tertenftr dan modal 1'ang diberikan afltara sctirp orangpartner jumlahnva sarna. Namun, menurut Quduri. salah satu

ularnir mirzhab Hanafi rnengatiilian- bahrva mtsyarokah tetapsah rvalaupun irrvestasi 1'ang ditanamkan oleh setiap partnerjumlahn'r'a berbeda

ruRNAL HUKUM BISNIS

Page 7: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

ARTIKEL UTAMA

dinilai dengan tunai dan disepakati oleh paramitra.

Dalam musyarakah, keuntungan yangdiperoleh merupakan milik bersama yangharus dibagi sesuai dengan kesepakatan.Kepemilikan bersama dalam keuntungantersebut menghendaki menjadikan satu mitramenjadi wakil dari mitra yang lain dalampengelolaan harta (modal), di samping bertindakatas namanya smdiri. Atas dasar ifu, setiap mitramemberikan kewenangan kepada mitra yanglain untuk melakukan tasarruf, baik dalam halpenjualary pembelian maupun penerimaankontrak kerja. Dengan demikian, masing-masingmitra menjadi wakil bagi yang lainnya.t+

Dalam fikih dijelaskan, bahwa musyaraknhmerupakan akad yang melib atkan beberapa mitrasecara bersama-sama, di mana mereka sepakatunfuk melakukan kerjasama berdasarkan akadmusyaraluh,dan salah satu di antara mereka tidakdiperkenankan mengawasi yang lain, merekasama-sama mengelola usaha yang merekaj alankan.ts D alam hal ini, kedu a mitra memilikikedudukan yang sama, walaupun mungkinsalah satu pihak memberikan kontribusi modalyang lebih besar dari yang lainnya.

Dalam hal pembagian ker,trenangan yangdimiliki setiap mitra, pendapat mazhabHanafi mengatakan, bahwa setiap mitra dapatmewakilkan seluruh pekerjaannya, meliputipenjualan, pembelian, peminjaman, danpenyewaan kepada orang lain, tetapi mitrayang lainnya mempunyai hak untuk tidakmewakilkan p ekerj aa:rnya kep ada orang 1ain.16

Dapat dipahami, literatur fikih memberikankebebasan kepada mitra untuk mengelola kerjasama atas dasar akadmusyarakah- Setiap mitradapat mengadakan bisnis dengan berbagai jalanyang mendukung untuk merealisasikan tujuanakad ini, yaitu untuk mencapai keuntungalsesuai dengan persetujuan yang telah merekasepakati.lT Dia tidak boleh menjalankan bisnisyang menyimpang dari tujuan akad yang

l.l Alrmad Wardi Muslich. 2070. F i qh ...., Op. Cr t : 353

15 Ibnu Qudamah. Al-Mughini, V fu1'ad: Maktabat Al-Rr1.ad AI-Haditha, I 98 I : I 4- I 8 : Abu Al-Walid ]\{uhanunad Ibn Rushd (lbnRushd Al-Hafi d), Bi drqto 7 / I -M11.1 tahi d Wa Ni ha1'a/ A l-Muq tasi d.

Beirut: DarAl-Fikr, II: 189-191, dalamAbdullah Saeed, 1996.Islamic Banking . - flp (lll : 108.

1 6'Abd Al -Rahnr an Al-J aziri.,Kl t ah A I - F'i q h'A la A I -lvlu rq dh ah i h

Al-Arba'a III, Cairo: Al-Maktabat Al-Tijarilya Al-Ktrbra: ti7,dalarnAbdullah Saeed,. . .Op ('it .1()8,

17 |bid.:108

mercka sepakati. Ibn Qudamah menetapkanbeberapa hal yang tidak yang tidak bolehdilakukan mitra, misalnya meminjamkanuang yang menjadi inventaris perkongsianakad musyarakah. Alasannya adalah bahwameskipun tindakan tersebut dinilai baik bagidirinya sendiri, namun tidak kondusif untukmerealisasikan tujuan dari akad musyarukah,yaitu untuk mencapai keuntungan.is Hal inisejalan dengan Fatwa DSN yang menyatakanbahwa para pihak tidak boleh meminjam,meminjamkan, menyumbangkan, ataumenghadiahkan modal musyarakah kepadapihak lain, kecuali atas dasar kesepakatan.

Sementara itu, pengikut mazhab Syafi'i danHanbali mengatakan bahwa setiap mitra dapatmenjalankan pekerjaannya dalam kerja samasesuai dengan kepentingan akad ffiusyarakallberdasarkan kebiasaan praktik yang berlakudalam perdagangan.le Menurut Ibn Qudamah,setiap mitra dapat melakukan apa saja selamamasih dalam lingkup kebaikan untuk kepentinganbisnis dalam kerja sama yang mereka lakukan,sebab hal ini merupakan kebiasaan praktik yangberlaku dalam perdagangan.2o

Berkaitan dengan pekerjaan dalamrrutsyarakah, DSN dalam fatwanya menentukanbahwa:1. Partisipasi para mitra dalam pekerjaan

merupakan dasar pelaksanaan musyaraknh;akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlahmerupakan syarat. Seorang mitra bolehmelaksanakan kerja lebihbanyak dari yanglainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntutbagian keuntungan tambahan bagi dirinya.

2. Setiap mitra melaksanakan kerja dalamrnuryaraknlt atas nama pribadi dan wakil darimitranya. Kedudukan masing-masing dalamorganisasi kerja harus drJelaskan dalam akad.

Se1anjubny a, ak ad musyaraknh dapat berlakudalam j angka pendek untuk mencapai tujuanyang telah ditentukan. Akad berkemungkinandiberlakukan untuk tujuan bisnis dengan jeniskomoditi dan keuntungan usaha akan dibagidi antara mitra. Demikian juga jika mengalami

18 lbnu Qudamah, l98l ,Al-ll[ughirl.V. tuy-ad: MaktabatAl-Ri-vadAl-Haditlra: 22. dalan lbi d.

I 9 -Abd Al-Rahm an Al-Jaziri . Kit ctb A I -l;i q h'A I a A I -Mur a dhahi b

A l-A r b a a [l[- Cairo: Al-Maktabat Al-Ti-i arr,w a A1 -Kubra : 89.

dalam lbitl.:109.

20 Ibn Qudarnah. I 399 AH- ,4 l-KohJi l;'i fiqh ALJmon Ahnrad bmH anb ol. II. A1-Malitab A1-Islami: 260 - dalun Ib i tl.

280 ruRNAL HUKUM BISNIS

Page 8: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

?

kerugian, juga ditang*ng oleh setiap mitra.Akad musyarakah mungkin juga digunakanuntuk proyek jangka panjang, bahkan berlakuuntuk jangka waktu yang tidak terbatas. Akadmusyaraknh juga dapat diakhiri oleh setiapmitra dengan memberitahukan kepada mitrayang lain dalam setiap waktu.21

Pembagian keuntungan bagi tiap mitraharus dilakukan berdasarkan perbandinganpersentase tertentu, dan tidak ditentukan dalamjumlah yang pasti. Menurut para pengikutmazhab Hanafi dan Hanbali, perbandinganpersentase keuntungan harus ditentukan dalamakad. Penentuan jumlah yang pasti bagi setiapmitra tidak diperbolehkan, sebab seluruhkeuntungan tidak mungkin direalisasikandengan melampaui jurnlahtertentu, yang dapatmenlzefu6l-. mitra yang lain tidak memperolehbagian dari keunfungan tersebut.z

Menurut pendapat pengikut mazhab Syafi'i,pembagian keuntungan tidak perlu ditentukandalam akad, karena setiap mitra tidak bolehmelakukan penyimpangan antara kontribusimodal yang diberikan dan tingkat ratiokeunfungan. Menurut Nawawi, keuntungan dankerugian harus sesuai dengan proporsi modalyang diberikan, apakah dia turut kerja atau tidak,bagian tersebut harus diberikan dalam porsiy:u:rg sama di antara setiap mitra.23

Para pengikut mazhab Syafi'i tidakmengijinkan perbedaan antara perbandinganpembagian keuntungan dengan kontribusimodal yang disertakan d alam akad rnusy arakah ]asedangkan menurut pengikut mazhab Hanbalidan Hanafi pembagian tersebut sedapat

21 Kaslrani- 1910. Baclo'l Al-,\anu'I JiTartih Al-Shara'[,. C.aro.77-78. dalamAbdullah Saeecl, lslzulic Bankin_q .. . ..O1t Cit .

I09

22 Ibn Qudamah. Al-Mughinl" \-. Rivad: Maktabat Al-Riyad Al-HadL[hr t981: i8: Kashani. Bada'T Al-Sala'l- VI: 59- dalamIhic|. 11(t

23 Abu Zalian_v--"-ah 1'ah1 a b in Sharaf Al-Narv avi.,4 I -lvfi n h a.i. Il,Dar Ih1,3' dl-1r-u'atfi .A.l-Arabi, hlm 2 l -5. dalam .A.bdullah S aeed.Islamic Barking - Op C"lr : I10.

24 Bandingkan dengan 1.'ang tertulis dalam buku AhLriad WardiMuslich- 201 0- 1tr qh . -, Op. ( il : 358, vang nenr,ebutkan bahrl'a

1,ang berpu'ndapat seperti itu tidak ham a rnazhab Syafl'f ah,

tetapi iuga Malikil'ah. Zhahiriyah, hnarnilah dan Zufar dariHanafiah- Di samping iru- ddak hanr-a keuntungan J,ang pem-bagiannva delgan ruemperhitungkan lrodal vang ditonam olehruasing-masing partner tetapi juga dalarn pembagian kerugian.karen a keuntung an lrcrupalian tarn bahan atas h ana ftto dal ) dankerugian nerupakan pengurangan atas harta lrnodal). Dcnga.ndem i ki an, m enurul nr az-liab in i. kemgianuren_v-erupai keuntun-gan

ARTIKEL UTAMA

mungkin dilakukan dengan lebih fleksibel.Setiap mitra dapat membagi keuntunganberdasarkan ketentuan porsi yang sama atautidak sama. Mitra yang memberikan 7 /3 darikeseluruhalrlrnodal-rnu{larakah,r;isalnya,dapatmemperoleh th. atar lebih dari keuntungan.Menurut Kashani, dalam akad musyarakahtidaklah penting membagi keuntungan dalamporsi sama di antara mitra, karena hukummemperbolehkan pembagian keuntungandalam porsi yang sama atau tidak. Prinsipnya,setiap mitra berhak mendapatkar keuntunganyang ditentukan oleh beberapa hal, yaitumodal, perarl dalam pekerjaary atau tanggungjawab akad.2s Berkaitan dengan kesepakatanpembagian keuntungan, Kashani26 belpendapatbahwa karena keunfungan merupakan salahsatu ma'qud 'alaih, pembagian keuntunganuntuk masing-masing mitra harus ditentukansecara tegas dan jelas. Apabila pembagiankeuntungan tidak jelas, maka akad.musyarnkahrrrenjadifasid.

Ibn Qudama2T menjelaskan bahwa apabilaterjadi kerugian, keempat mazhab Sunnimengatakan, bahwa dalam akad ruusyarakahtidak ada fleksibilitas pembagian kerugiandengan perbandingan kontribusi modal yangdisertakan dalam akad. Menurut Al-SayidSabiqzs pembagian kerugian harus diiakukansecara teliti sesuai dengan perbandingankontribusi modal yang disertakan dalam akad.Sementara itu, menur:ut laziri,2e jika salahsatu mitra mensyaratkan mitra lain untukmenanggung lebih besar jumlah kerugiandaripada perbandingan kontribusi modal yangdisertakan dalam akad, maka akad tersebutdinyatakan batal dan tidak sah. Prinsip iniberdasarkan penjelasan Khalifah keempat,Ali bin Abi Thalib yang menyatakan bahwakeuntungan dibagi berdasarkan kesepakatanyang dicapai dalam akad, sedangkan kerugiandibagi berdasarkan kontribusi modal yangdisertakan.eo Jadi, pada pokoknya, dalammasyarakfrh, ada pembagian keuntungan dan

25 Abdullah Saeed-Islamic Bunking . .()p L'it.:111.

2(r Ahnrad Wardi MusUch, Fiqh .. . Op. Cil.: 353.

27 Abdullah Saee,cl, Islamic Banking -. ....Op ('it

28 lbid.: lll.29 lbid30 Muhamrnad bur 'AIi bin Muhammad Al-Shau,kani, Na1,l Al-

Au'lar. Y, Cairo: N{a-ktabat Al-Da'rvah AlJslarniy-'-ah: 266-dalam lbicl

JURNAL HUKUM BISNIS 281

Page 9: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

ARTIKEL UTAMA

pembagian kerugian. Masing-masing pihakharus rnendapatkan pembagian keunfungan,dan juga harus mau ikut nlenanggung kerugian.D alam hal ini, se orang m itra tidak diperkenankanhanya bersekutu dalam keuntungan saja, tetapitidak mau ikut menanggung kerugian.3l

International Islamic bank for Investmentand Development (IIBD) menjelaskan bahwamusyarakalz merupakan salah satu carapembiayaan vang terbaik yang dimiliki bank-bank Islam. Pr:in sip ini d ij al ankan berda sarkanpartisipasi antara pihak bank dengan pencaribiaya (mitra yang potensial) untuk diberikandalam bentuk proyek usaha, dan partisipasiini dijalankan berdasarkan sistem bagi hasil,baik dalam keuntungan maupun dalamkeru gian. Syara t-syara t ya n g berkenaan denganakad musyarnkah didasarkan kesepakatanyang dibicarakan antara kedua belah pihak.Umumnya, pihak bank menyerahkan modalusaha dan menyerahkan manajemen usahatersebut kepada mitra.32

Tentang keuntungan, Fatw a DSN menentukanbahr,r,,a:

1. Keuntur-Lgan harus dikuantifikasi denganjelas untuk menghindarkan perbedaan dansengketa pada waktu alokasi keuntunganatau penghentian nntsq arakah.

2. Setiap keur-rtungan mitra harus dibagikan secaraproporsional atas dasar seluru-h keuntungandan tidak ada jumlah yang ditentukan di au,alyang ditetapkan bagi seorang mitra.

3. Seorang mitra boleh rnengusulkan bahrvajika keuntungan melebihi jumlah tertentu,kelebihan atau prosentase itu diberikankepadanya.

4. Srbtempembagian keuntungan harus tertuangdengan jelas dalam akad.

Sementara itu, tentang kerugian Fatlt,a DSNno. 08/DSN -l\/IrJI / Ty / 2000 menentukan bahwakerugian harus dibagi di antara para rnitrasecara proporsional menurut saham masing-masing daiam modal.

Musyaraknh yang dipahami dalam bankIslam merupakan mekanisme kerja (akumulasi

3l Ahmad Whrdi Muslich-2010. Fiqh Op. L'it.. 347

32 Ubid,Al-Ttimv,il Bi Al-lllusj,arakcr, Catro IlBID, hlm 6, dalamAbdullalr Saeed"Lslamic Banking .. ,Op. Cit..112-

3 3 I bralrim Mukhtr. B un r t k A I - I s t i t h m ar, Cairo : Mak tabat Al- lnj 1o

A1-Misril_r,ah. 1987: 30tl-302. dalam Abdullah Saeed, IslonricRonking . .Op (:it.: 112

antara pekerjaan dan modal) yang memberimanfaat kepada masyarakat luas dalamproduksi b ar ang maupun pelay anan terhadapkebutnlran masyarakat. Akad musyaraknh dapatdigunakan dalam berbagai macam lapanganusaha yang indikasinya bermuara untukmenghasilkan kemtungan. Ibrahim Mukhtarmengatakan, bahwa beberapa konseptorperbankan Islam tampaknya menggunakanpengertian musy ar akah sebagai partisipasidalam investasiterhadap suafu usaha tertenfu,yang dalam bank-bank Islam digunakan dalampengertian yang lebih luas.s Berdasarkan inimusyarakah dapat digunakan untuk tujuaninvestasi dalamjangka waktupendek atau jugauntuk partisipasi dalam jangka waktu panjang.Adapun bentuk pembiayaan musyarakah y ar.gdigunakan bank Islam meliputi ffiusyarnkahuntuk perdagangan, keikutsertaan untuksementara, keikutsertaan untuk selamanya.34

KEDUDUKAN JAMINAN DALAM AKADPEMBIAYAAN MUSYA RAKAH PADA

BANK SYARIAH

Dalam Pasal 23 UU No. 21 Tahun 2008ditentukan bahu,a:(1) bank syaiahdan/ atau UUS llarus mempruryai

keyakinan atas kemauan dan kemanrpuancalon Nasabah Penerima Fasilitas untttkmelunasi selurruh kewajiban pada rvaktunya,sebelum bank syariah dan/atau UUSmenyaiurkan dana kepada Nasabah PenerimaFasilitas.

(2) Untuk memperoleh keyakinau sebagaimanadimaksud pada ayat (1), bank syariah danlatau IJUS wajib meiakukan penilaian yangsaksama terhadap lt,atak, kemarnpuan,modal, agunan, danprospekusaha dari calonNasabah Penerima Fasilitas.

Berdasar ketentuan di atas, dapat diketahuibahr,va agunan (jaminan) merupakan unsurpenting yang harus cliperhatikan oleh banksyariah sebelum melakukan pembiayaan.Agunan (jaminan) ini merupakan salah satuunsur yang dapat memherikan keyakinan kepadabank syariah bairrt,a dana yarrg disalurkandalam bentuk pembiayaan tersebut akan dapatdikembalikan olel-r nasabah.

282

34 lbid.: ll2

ruRNAL HUKUM BISNIS

Page 10: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

Dalam Pasal 1131 KuHPerdata ditentukanbahwa segala kebendaan si berutang baikyang bergerak maupun yang tidak bergerak,baik yang sudah ada maupun yang baru akanada di kemudian hari, menjadi tanggunganuntuk segala perikatannya perseorangan-Pasal ini sering disebut sebagai ketentuanjaminan urnum. Di samping jaminan rlmum,dikenal juga jaminan khusus. Jaminan khususini ada karena pihak kreditor merasa belumaman dan terlindungi oleh ketentuan jaminanumum tersebut. Jaminan khusus tersebut dapatdibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:1. Gadai;2. Fiducia;3. Hipotek; dan4. Hak tanggungan.

Semua lembaga jaminan di atas, memberikanhak kepada kreditor untuk mengambilpelunasan dari benda jaminan apabila pihakdebitor tidak tidak mengembalikan utangpokoknya. Pihak kreditor juga berhak untukmengambil bunga dan biaya-biaya lain daribenda jaminarurya tersebut. ]adi semua lembagajaminan tersebut di atas dimaksudkan untukmenjamin utang pokok dari pihak debitor,apabila pihak debitor tidak mengembalikanutangnya, apapun yang terjadi dengan pihakpihak debitor tanpa melihat sebab-sebabnya.

Akan tetapi, pada saat bank syariahmelakukan pembiayaan kepada nasabahdengan menggunakan akad musynrakah,penerapan ketentuan Pasal 23 UU PerbankanSyariah yangberkaitan dengan jaminan akanberbeda. Perbedaan tersebut berkaitan dengankarakteristik yang ada pada akad musy ar aknhtersebut. Sebagaimana telah diuraikan di atas,bahwa aka d musyaraknft merupakan akad kerjasama antara para pihak, yaitu bank syariahdengan nas abah,yang bersifat kemitraan danberdasarkan pada kepercayaan (amanah).Dalam hal irf, masing-rnasing pihak salingmemberikan kepercayaan (amanah) unfukmengelola dana bersama.

Berkaitan dengan unsur amanah dalam akadMusy ar nkah, W alirb ah az-Zt:hait yang mengutipdari beberapa sumber mengatakan:

"Para fuqaha sepakat bahwa kekuasaansyarik (para pihak dalam musyarakah) dalammodal adalah kekuasaan y;u:rg berbasis padaamanah atau kepercayaan (yad amanah),

ARTIKEL UTAMA

seperti dalam akadwadi'afu (titipan). Hal inikarena syarik menerima rnodal dengan izinsyarik vang lainnya, bukan karena untukrnembayar harganya seperti barang yangditerima dalam masalah pena\{rarall serupapembeiian., di mana barang tersebut diterimakarena u:rfuk membayar harganya"35

Sebagaimana telah diuraikan sebelurnnya,dalam akadmusynrnknh dasar terjadinya akadadalah amanah, adanyarasa salingpercaya diantara masing-masing pihak. Selain itu, dalamFatwa DSN ditentukan bahn a:

1, Setiap mitra harus menyediakan dana daupekerjaan, dan setiap mitra melaksanakankerja sebagai w'akil.

2. Setiap mitra memiliki hak untuk mengaturasetnusyttrakah dalam proses bisnis normal.

3, Setiap mitra memberi rl,eu,enangkepada rnihayang lain untuk mengelola aset dan masing-masing dianggap telah dibeti r,r,er,venan€i

r:ntuk melakukan aktifit as ruusyarnkalr denganrnemperhatikan kepentingan mitrarya, tanpamelakukan kelalaian dan kesalahan yangdisengaja,

Berdasar Fahva DSN tersebut dapat diketahuibahwa harta dalam ruusyarafuih merupakan hartabersama darri pa ra piha k vang kemu di an dikeloiasecara bersama-sama juga oleh para pihak. lad i,si{at dana yang diberikan olehpihakbank syariahbukaniah utang yang harus dikembalikanoleh pihak nasabah, akan tetapi merupakanamanah yang diberikan oieh pihak bank syariahkepada nasabah untuk dikelola dengan sebaik-baiknya. Nasabah sebagai penerima amanahtidak diperkenankan melakukan kelalaian ataukecerobahan yang berakibatpada ruginva usahadalam mustlat'nkah.

Sebagaiusaiha bersama, dalam akad nrusynrakal t

nantinya terjadi pernbagian keuntungan dankerugian. Artinya, bila dalam usaha muryarnkahmendatangkan keunfungan, maka keuntungandi bagi dua; demikian juga jika mendatangkankerugian, maka kerugian tersebut juga akanditanggung bersama.36 Meminjam pengertianyarrg ada dalam Fatwa DSN tentangnrudlnrabah,

3-5 Walrbah az-Ztltaili. 20117, I| qi h L:lam il'a adi I lantlru 5, DaruIFikr- Danraskus. diterjemahkan oleh Abdui hayrie aJ-Kattani.dkk . Fiqih Islarn --i. Depok: Gema hrsani- 201[: ;169

3 6 \\rahbah Zuh arli. 2007 . A l- F i qh A l- I s' I atn i1, Wr A d i I I a ruhu. hz 5 .

D ar Al-Fikr Dan askus - di tcrj crn ahkan oleh Abdu I Ha1'-vie A1-

I(attani- et. al , Fiqih Islarrr 5, Jakarta: Genra lnsani. 201l: 4't--i

JURNAL HUKUM BISNIS

Page 11: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

ARTIKEL UTAMA

yang dimaksud dengan keuntungan adalahyang didapat sebagai kelebihan dari modal.Dengan demikian, dengan menggunakan logikaterbalik, yang dimaksud dengan kerugianadalah berkurangnya modal. Berdasarkan ha1

ini, maka para pihak dalam nrusyaraknh tidakhanya siap menerima keuntungan tetapi jugaharus siap menanggung kerugian, baik yangberupa berkurangnya modal maupun tidakmendapatkan keuntungan yang diharapkan.

Salah satu prinsip dalam ekonomi Islamadalah, orangharus siap menerimarisiko yangterkait dengan pekerjaannya atau usahanya.Oleh karena itu, tidak ada keuntungan/manfaat yang diperoleh seseorang tanpa risiko.Hal ini merupakan jiwa dari prinsip "dirnanraada manfaa! di situ ada risiko." (AlKharajbidhdharnan)Y dalam setiap menjalankan usahanya.

Dalam Islam, setiap perilaku ekonomiharuslah mencerminkan keadilan. Dalamkonsep ekonomi Islam keadilan yang akandibangun adalah memberikan kepada orangsesuai dengan halcrya. Allah berfirmary bahwa:"Dan janganlah kamu merugikan manusia padahak-haknya dan janganlah kamu merajalela dimuka bumi dengan membuat kerusakan."3E

Dalam surat yutg lain, Allah berfirman,bahwa:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlahkamu saling memakan harta sesamamudengan jalan yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. Dan janganlah kamumembunuh dirimu, sesungguhnya Allahadalah Maha Penyayang kepadamu. "3e

"Dan janganlah sebagian kamu memakanharta sebagian yang lain di antara kamudengan jalan yang batil dan (anganlah)kamu membawa (urusan) harta itu kepadahakim, supaya kamu dapat memakan sebagianharta benda orang lain itu dengan (jalanberbuat) dosa padahal kamu mengetahui."4O

Jelas sekali, apabila mendasarkan pad a ayat-ay atdi atas bahwa dalam kegiatan ekonomi keadilanmenjadi faktor penting. Hak seseorang harus

3 7 Zainuddin Ah. Hu h m i. ko n omi S),ari ah. Jaharla: Sinnr Grafi ka,

200tt: 7

38 QS.As-S1.rra: 183.

39 QS An-Nisa: 29,

40 QS Al-Baqarah: l88

diberikan sebagaimana mestinya. Demikianjuga dengan kewajiban, harus dilaksanakansebagaimana mestinya. Dengan demikian,akan terhindar dari kemungkinan memakanhak orang lain.

Demikian juga dengan bank syariah yangmelakukan pembiayaarl kepada nasabahdengan menggrmakan akad musyarakah ini,

Jadi dana tersebut setelah bercampur dengandana milik nasabah akan menjadi dana/harta bersama yang kemudian akan dikelolabersama.al

Berkaitan dengan ini, Wahbah az-Zthuk'melanjutkan pendapatrya di atas,

"....--..jika modal yang ada di tangan syarikrusak bukan karena kecerobohannya, makadia tidak menanggungnya, karena dia adalahwakil dari syarik yang lainnya dalam pen-jagaan dan pengelolaary sehingga barangyangrusak di tangannya sama denganrusakdi tangan syarik lainnya ....... jika barang iturusak disebabkan pelanggaran dan kelalaian,maka dia harus menanggungnya, samaseperti seluruh akad yang bersifat aman ah." 42

Berdasarkan hal di atas, seharusnya dalam

41 Lihat Fatwa DSN No. 08,DSN-MUI[Vi2000 Tertang Petr-bial'aarr N,lus-varakah, l,ang menentukan bahrva seliap mitramenrberi \\ie\\enang kepada rnitra )'ang lain untuk mengelola

aset dan ruasing-urasing diarggap telah diberi lveu'elang untukrnelalcukan aktilitas musr arakah dengan nrerrperhatikan kepent-rngan ruitranl'a. tanpa melakukan kelalaian dan kesalah an ,r'ang

disengaja

42 \l,Iahbah az-Z:haili- 2007. Fiqih [slcnn Wo ctdillctttlhu 5- DarulFikr. Damaskus. diterjemahkan olehAbdul half ie al-Kattari,dkk., I-i4ii Islam 5, Depok. Cema Insaru,2011: 469

284 ruRNAL HUKUM BISNIS

Page 12: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

mitra yang lain.a3 Menurut Sarakhsi, setiapmitra mempercayakan dirinya lebihlebih dariapa yang dipercayakan kepadanya. Adanyapersyaratan dalam akad yang menghendakijaminan akan nnenjadikan akad batal.a

Memang dalam Fatwa DSN No. 08/DSN-NIUI / \r / 2000 tentang Pembiayaa n musy ar akahditentukan bahwa pada prinsipnya dalampembiaya an rrutsy ar nknhtidak ada j aminan, tetapiuntuk menglrindari adanya penyimpangan, LKS'dapat meminta jaminan. Dalam fiatwatersebutsecara jelas dikatakan "untuk menghindariadanya penyimpangan", artinya bahwa j aminantersebut semata-mata untuk mengantisipasiagar nasabah tidak melakukan penyimpangan.|aminan bukan dimaksudkan untuk menjaminadanya pengembalian modal pokok. Dengandemikian, jaminan ini hanya dapat dicairkanoleh pihak bank syariah apabila nasabahterbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad.Apabila kerugian terjadi dan menyebabkannasabah tidak dapat mengembalikan dana yangberasal dari pihak bank syariah beserta bagihasilnya, bank tidak boleh langsung menjualbenda jaminan untuk mengambil pelunasandari padanya. Dalam hal ini, bank syariahharus mencari tahu terlebih dulu sebab-sebabterjadinya hal itu- Kalau kerugian tersebutsebagai akibat risiko usaha, tanpa adanya unsulkesalahan dari pihak nasabah, maka banksyariah tidak dapat menjual benda jaminanuntuk mengambil pelunasan. bank syariah barubisa melakukan hal itu apabila kerugian tersebutsebagai akibat kesalahan atau kelalaiannya.

Oleh karena dalam akad musyaraknh padadasarnya tidak ada jaminan, dan kalau punada jaminan hanya untuk menjamin pihaknasabah tidak melakukan penyelewenganatau penyimpangan, maka bank syariahsebelum melakukan pembiayan musyaraknhharus melakukan kajian terhadap watak,kemampuan, modal, dan prospek usahadari caion nasabah Penerima Fasilitas lebihmendalaam. Dengan demikian bank syariahnantinya dapat memperoleh mitra dalam akad

43 Abdullah Saeed, 1996. Is'latnic BankingAncl Inte re"'t. A,Sinub,of the Prohibitation tflliba cndlt.s Conlen4torery Inletprctcttian,dite4iernahkan oleh M Ufuqul N{ubin, dkk., BarA Islam clonBunga Suuli K'itis dan Interpre tas'i Kontemporer tenlang Ribadan Btmga.Yogl.akarta: hrstalia Pela-iar'. 2008: 110.

44 Saraklrsi, Mabsut- XI: 157. dalan lhitl.

ARTIKEL UTAMA

musyaraktillyang benar-benar dapat dipercaya.

Di sampingi@ dianjurkan untukmemperkecilrisiko pencatatan traru aksi mu sy ar akah seba gaidokumentasi, tindakan preventif, dan upayauntuk menghindari pertikaian dan perpecahandi antara anggota-anggota musyarakah. Disamping itu, pencatatan transaksi musyarakahjuga dilakukan dalam rangka menambahkepercayaan di antara para anggota. Dalamundang-undang modern, pencatatan transaksiTnusyarakah merupakan keharusan formal.Adapun dalam undang-undang musyarakahSaudi, pencatatan merupakan suatu kewajibansehingga jika tidak ada dokumen tertulis,seseorang tidak boleh mengklaim sebagaianggota musyarakfrh di hadapan orang lain.as

Ketika kontrol agama terhadap pribadisemakin melemah, dan para penjahat semakinkaya strategr, pendapat yang mewajibkanadanya dokumsrtasi tercatat dalam transaksimusyarakah merupakan hal yang relevandalam upaya merealisasikan kemaslahatandan sebagai bentuk antisipasi terhadaptimbulnya kejahatan. Namun demikian,perrcatatan bukan termasuk rukun m usy araknh,karena rukun adalah bagian dari substansisesuafu (musy arakah), sedarrgkan pencatatanbukarilah bagian dari substansinya rnelainkanhanya merupakan sesuatu di luar substansitransaksi.6

KESIMPULAN

Berdasarkan pada pembahasan di atas,dapat disimpulkan bahwa kedudukanjaminan dalam akad pembiayaan musyarakahbukan untuk menjamin kembalinya modalpihak syarik jika terjadi risiko usaha yar.gmenyebabkan kerugian. ]aminan dalam akadpembiayaan musyaraknhhanya berkedudukansebagai penjamin bagi pihak syarik (banksyariah) bahwa synrik yang lain (mitra,nasabah) akan melakukan kegiatan usahadengan sungguh-sungguh dan mematuhiisi akad dengan sebaik-baiknya. Hal inisejalan dengan ketentuan f.atwa DSN No.08 /DSN-MUI / \I / 2000 tentang Pembiayaanmusyarakah serta ketentuan fikih muamalahpada umuilmya.

4-5 Abdullah brn Muharnmad Ath-Tha11 ar- c t. a|., 200I - A I -!'i qhtl -Mt1'ttssar..-. ,0P Cit :270

46 lbicl". 27(l

JURNAI HUKUM BISNIS 285

Page 13: Kedudukan jaminan dalam akad pembiayaan musyarakah pada ...

ARTIKEL UTAMA

DAFTAR PUSTAKAAli,[email protected]:

Sinar Grafika,2008.-\n-Nabhani, Ta qyud d rrr. An-Nidlaru Al -Iqtislmd i

Fil Islaru. Beimt: Darul Ummah, 1996. diter-j emahkan olrh Maghf ur Wachid. Meruh mtgu nSislern Ekor"ronri AllernahJ Derspehtf )s)nni.Surabaya: Risalah Gusti, 2009.

Ascarya. Aknd dmt ProdukBank Syariafu. Jakarta:Raja Grafindo Persada ,2007.

Ath-Thayyar, Abdullah bin Muhammad, et.nl.Al -F i qhul - Muy a s s ar Qis mul-Mu' atn&I at,Mausu' ah Fiqhiyyah Haditsah Tatanait,aluAhknmal-Fiqhil-lslami Bi UshLb Wadhih Lil-Mukhtashshin Wa GhniriJint- Riyadh, KSA:Madarul-Wathan Lin-Nas1t, 2004, diterjemah-kan olel'r Miftahul Khairi. Etrcikloperli EiqiltMuanmlah Dalant Pnndangtzn 4 Madzltab.Ycrgyakarta: Maktabah Al-Hanif, 2009.

Ayyub, Muhammad. Uderstnulittg lslanic F irtancc.

John Wiley &Sons, Ltd., 2007, diterjemahkanoleh Aditya Wisnu Pribadi. Understarulinglsla nic F inmtce, A - Z Keuangan Synrith. Jakarta:Grarnedia Pustaka Utama, 2009.

Az-Zthaili, Wahbah. Al-Fiqh Al-lslaruiv WaAdillatuhu, Juz 5. Damaskus: Dar Al-Fikr,2007, dlterlemahkan oleh Abdul Hayy-ie Al-Kattani, et. al. Fiqilt Islam 5. Jakarta: GemaInsani,2011.

Muslich, Ahmad Wardi. Fiqih Muomalat.lakafia:Arnzah,2010.

Saeed, Abdullah. Islamic Bankiltg Attd lnterest:A Study of The Prchibitatioyt of Ribn and ItsC ont entp o r ery lt tt e rp r e t at i on. 799 5, diterj emaLlkanoleh M. Ufuqul Mubin, dkk.,Banklslam danBunga: Studi Kritis dan lnterpretnsiKon ten rp o r er t a rt tmg Rib a dn n B un g a. Y oeya karta :

Pustaka Pelajaa 2008.

Al-Qur'an dan Terjemahannl.aKitab Undang-Undang Hukum PerdataUnclang-Undang No. 6 Tahun7996 tentang Hak

TrrnggunganUndang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang

Jaminan FiduciaFahva DewanSyariah NasionalNo. 07lDSN-MLrl/

n//2000 ter-Ltang Pembiayaan Mudhar rhah

Fatr.ua Der,tan Syariah Nasional No. 08/DSN-I..{IJI / N / 2000 tentang Pembiayaan Musy ar akth

286 ruRNAL HUKUM BISNIS

I