TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER...

79
TINJAUA AN ETIKA B (Studi K JURUSAN INSTITUT BISNIS ISL PERABOT Kasus di UD ARI R NIM P Dr. H. Mo NIP. 196 N MUAMA T AGAMA I 1 LAM TERH T RUMAH T D. Gerabah SKRIPSI Oleh: RACHMAW M 21021400 embimbing: oh. Munir, L 6807051999 ALAH FAKU ISLAM NE 2018 HADAP PRA TANGGA Mulyo Pon WATI 07 : Lc, M.Ag. 031001 ULTAS SYA EGERI PON AKTIK JUA orogo) ARI’AH NOROGO AL BELI

Transcript of TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER...

Page 1: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

TINJAUAAN ETIKA B

(Studi K

JURUSAN

INSTITUT

BISNIS ISL

PERABOT

Kasus di UD

ARI RNIM

P

Dr. H. MoNIP. 196

N MUAMA

T AGAMA I

1

LAM TERH

T RUMAH T

D. Gerabah

SKRIPSI

Oleh:

RACHMAWM 21021400

embimbing:

oh. Munir, L6807051999

ALAH FAKU

ISLAM NE

2018

HADAP PRA

TANGGA

Mulyo Pon

WATI 07

:

Lc, M.Ag. 031001

ULTAS SYA

EGERI PON

AKTIK JUA

orogo)

ARI’AH

NOROGO

AL BELI

Page 2: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

2  

ABSTRAK

Rachmawati, Ari. NIM: 210214007, 2018. “Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Praktik Jual Beli Perabot Rumah Tangga di UD. Gerabah Mulyo Ponorogo”, Skripsi, Fakultas Syari’ah, Jurusan Muamalah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Pembimbing Dr. H. Moh. Munir, Lc, M.Ag. Kata kunci: Etika Bisnis Islam, Jual Beli, Perabot Rumah Tangga Dalam jual beli terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli tersebut dapat dikatakan sah oleh shara’. Salah satu syarat sah jual beli yaitu barang yang diperjual belikan diketahui jenis dan kualitasnya, tidak mengandung unsur tipuan maupun paksaan. Namun demikian, dalam praktiknya syarat dan rukun jual beli tersebut terkadang tidak terpenuhi. Seperti dalam pelaksanaan jual beli perabot rumah tangga yang terjadi di UD. Gerabah Mulyo Ponorogo yaitu pihak penjual memanipulasi dagangannya dengan mencampurkan perabot rumah tangga kualitas bagus dengan perabot rumah tangga kualitas rendah (sudah terpakai sebelumnya) serta terdapat perbedaan harga mengenai kualitas perabot rumah tangga antara pedagang eceran dengan pedagang grosir.

Dalam penelitian ini terdapat dua fokus pembahasan yaitu: 1) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap objek jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo? 2) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo?. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (Field Research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif, suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa induktif, yaitu suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum. Setelah melakukan penelitian dan menganalisis, maka dapat disimpulkan bahwa; 1) Objek jual beli perabot rumah tangga terkait pencampuran kualitas barang yang dilakukan di UD. Gerabah Mulyo belum sesuai dengan etika bisnis Islam karena ketidak jujuran penjual dan telah melanggar prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran. Serta melanggar larangan dalam jual beli yaitu tadli>s (penipuan). 2) Penjual dalam menetapkan harga kepada pembeli eceran tidak sesuai dengan prinsip dasar etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran. Karena penjual menyamakan harga perabot rumah tangga antara barang kualitas bagus dengan barang kualitas rendah (sudah terpakai) dan pembeli tidak mengetahui hal tersebut. Sehingga pembeli merasa dirugikan atas peristiwa tersebut. Sedangkan penetapan harga kepada penjual grosir sudah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam, karena penjual telah jujur kepada pembeli grosir dan sama-sama mengetahui kualitas dan harga barang yang diperjualbelikan.

Page 3: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

3  

Page 4: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

4  

Page 5: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

5  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk

melaksanakan amalan. Pedoman tersebut adalah al-Qur’an dan Sunnah

Nabi. Sebagai sumber ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai-

nilai dasar atau prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis

disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan

dimensi ruang dan waktu. Islam seringkali dijadikan sebagai model tatanan

kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk pengembangan lebih

lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk tatanan kehidupan

berbisnis. Setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan

mua>malah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam

memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk melaksanakan

semua tingkah laku baik hubungan dengan Allah maupun dengan sesama

manusia.1 Kemudian untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya

manusia akan memerlukan harta. Karenanya, manusia akan selalu

berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Salah satunya melalui bekerja,

sedangkan salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis.2

Salah satu bentuk bisnis dalam Islam adalah perdagangan (jual

beli), jual beli merupakan suatu perjanjian tukar menukar benda atau

                                                            1 Muhammad dan Alimin, Etika &Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam

(Yogyakarta: BPEE Yogyakarta, 2005), 43. 2 Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas

Bisnis Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), 17.

Page 6: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

6  

barang yang mempunyai nilai, secara suka rela diantara kedua belah pihak,

yang satu menyerahkan benda dan pihak lain menerima sesuai dengan

perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh shara’ dan

disepakati.3 Allah mensyariatkan mekanisme perdagangan untuk meraih

berbagai kemaslahatan. Agar tidak melakukan jalan yang salah dalam

meraih apa yang dibutuhkan, maka harus ada sistem yang memungkinkan

setiap individu memperoleh apa yang dibutuhkan dengan jalan yang benar.

Karena itulah muncul perdagangan (jual beli) dan munculah aturan jual

beli dalam Islam. Allah melapangkan bumi dan seisinya dengan berbagai

fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencari rezeki,

antara lain dalam firman Allah swt. Surat al-Mulk ayat 15:

uθèδ “ Ï% ©!$# Ÿ≅yèy_ ãΝ ä3 s9 uÚö‘ F{$# Zωθä9sŒ (#θà± øΒ$$ sù ’Îû $ pκ È: Ï.$uΖ tΒ (#θè= ä. uρ ⎯ ÏΒ ⎯Ïμ Ï%ø— Íh‘ (

Ïμ ø‹s9Î)uρ â‘θà± –Ψ9$# ∩⊇∈∪

“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”4 Selanjutnya, firman-Nya dalam surat al-A’raf ayat 10:

ô‰s) s9uρ öΝ à6≈Ζ©3 tΒ ’Îû ÇÚö‘ F{$# $ uΖ ù=yèy_uρ öΝ ä3 s9 $pκ Ïù |· ÍŠ≈yètΒ 3 Wξ‹ Î=s% $ ¨Β tβρ ãä3 ô± s?

∩⊇⊃∪

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur”.5

                                                            3 Hendi Suhendi, Fiqh Mu’amalah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 69. 4 Al-Qur’an, 67:15; 5 Ibid., 7:10.

Page 7: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

7  

Di samping anjuran untuk mencari rezeki, Islam sangat

menekankan atau mewajibkan aspek kehalalan, baik dari segi perolehan

maupun pendayagunaan (pengolahannya dan pembelanjaan).

Dari penjelasan di atas, bisnis Islam dapat diartikan sebagai

serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya (yang tidak

dibatasi), namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan

hartanya (ada aturan halal dan haram). Dalam arti pelaksanaan bisnis harus

tetap berpegang pada ketentuan shari’ a (aturan-aturan dalam al-Qur’an

dan al-ha<dith). Dengan kata lain, shari’ a merupakan nilai utama yang

menjadi paling strategis bagi kegiatan ekonomi (bisnis).6 Oleh karena itu,

dalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli

(perdagangan).

Menurut Musthaq Ahmad, etika Islam dalam jual beli diterapkan

dengan mengacu pada tiga kerangka pokok, yakni kebebasan berekonomi,

keadilan dan perilaku yang diperintahkan dan dipuji. Etika bisnis dalam

kaitan dengan prilaku penjualan dan pembelian dituntun oleh Islam

berlaku jujur, ama>nah dan fatho>nah dan tidak ada sedikitpun salah satu

pihak yang dirugikan.7

Berdasarkan sifat-sifat tersebut, para pelaku usaha atau pihak

perusahaan dituntut bersikap tidak kontradiksi secara disengaja antara

ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya. Mereka dituntut tepat janji, tepat                                                             

6 Veithzal Rivai, dkk, Islamic Business And Economic Ethnics; Mengacu pada Al-Qur’an dan Mengikuti Jeja Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 13.

7Dede Nurohman, Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), 62-66.

Page 8: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

8  

waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi), selalu

memperbaiki kualitas barang atau jasa secara berkesinambungan serta

tidak boleh menipu dan berbohong.8

Pelaksanaan etika bisnis di masyarakat sangat didambakan oleh

semua orang. Namun banyak pula orang yang tidak ingin melaksanakan

etika ini secara murni. Masih berusaha melanggar perjanjian, manipulasi

dalam segala tindakan. Banyak yang kurang memahami etika bisnis, atau

mungkin saja paham, tapi memang tidak ingin melaksanakan. Hal itu

adalah suatu kenyataan yang masyarakat hadapi, yakni perilaku

menyimpang dari ajaran agama, dan merosotnya etika dalam berbisnis.9

Dengan banyaknya kasus, untuk mengejar keuntungan ternyata

kepercayaan konsumen ini banyak disalahgunakan oleh para pelaku usaha.

Salah satu realita pelaksanaan jual beli seperti yang dipraktikkan oleh

pengusaha perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo, masih

memerlukan telaah. Jual beli perabot rumah tangga yang pedagang jual,

setiap harinya ramai didatangi pembeli. Barang dagangan yang

diperjualbelikan di UD. Gerabah Mulyo ini merupakan barang pasokan

langsung dari pabrik. Terdapat hal yang menarik, Bapak Harjo selaku

pemilik UD. Gerabah Mulyo menggunakan barang dagangannya ketika

beliau mengadakan resepsi pernikahan ataupun hajatan-hajatan besar

lainnya. Agar penjualannya laku, mendapatkan keuntungan tidak ada

                                                            8 Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi

Solusi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), 237. 9 Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah (Bandung: Alfabeta,

2009), 199.

Page 9: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

9  

kerugian yang dialami cukup besar. Penjual mensiasati dengan mencuci

barang-barang yang telah digunakan, kemudian menjual kembali dengan

harga yang sama seperti harga barang yang masih baru.

Dalam etika bisnis apabila seorang pembeli menemukan adanya

cacat yang terdapat pada objek jual beli, maka ia mempunyai hak untuk

mendapatkan ganti rugi. Ganti rugi ini timbul dikarenakan kerugian yang

dialami konsumen sebagai akibat dari produk yang cacat tersebut, atau

bisa dikarenakan kesalahan yang dilakukan adalah mencampurkan barang

yang baru dengan barang lama (sudah terpakai sebelumnya).

Menyembunyikan cacat barang juga merupakan cara yang tercela dalam

Islam, pembeli harus diberitahu kondisi sesungguhnya dari barang yang

akan dibelinya.10

Walaupun padadasarnya pedagang bebas menentukan harga jual

yang ia miliki, akan tetapi pada saat yang sama ia tidak dibenarkan

melanggar dua prinsip niaga yaitu asas suka sama suka dan tidak

merugikan orang lain. Karenanya, para Ulama Fikih menegaskan bahwa

para pedagang dilarang menempuh cara-cara yang tidak terpuji dalam

meraup keuntungan. Karena tidak sewenang-wenang pedagang dalam

menentuka presentase keuntungan sering kali bertabrakan dengan kedua

prinsip di atas. Terlebih bila pedagang menggunakan trik-trik yang tidak

terpuji yaitu berupa: monopoli, penipuan, pemalsuan barang dan riba.11

                                                            10 Jusmaliani, dkk, Bisnis Berbasis Syariah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 9. 11 https:/almanhaj.or.id/3549-untung-segunung-kenapa-tidak.html (Maret.2018),13.

Page 10: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

10  

Jika cara-cara yang tidak dibenarkan shara’ ini yang ditempuh,

maka keuntungan yang diperolehnya terhukum haram, karena semua

keuntungan yang diperoleh dengan melakukan cara-cara yang dilarang

shara’ itu tidak baik bagi pelakunya dan tidak halal dalam kondisi apa pun.

Sudah barang tentu, seorang muslim tidak rela mendapatkan keuntungan

dunia tetapi rugi di akhirat.12

Di dalam jual beli pembeli tidak bisa dipisahkan dengan yang

namanya akad, terkait dengan akad yang dilakukan penjual dan pembeli

bahwasannya pembeli tidak mengetahui ciri barang yang baru atau sudah

terpakai, karena hampir tidak ada perbedaan yang mencolok dari dua

kriteria barang tersebut. Sedangkan penjual tidak mengatakan mengenai

kondisi barang dagangannya kepada pembeli.

Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dalam sebuah

skripsi dengan judul Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Praktik

Jual Beli Perabot Rumah Tangga (Studi Kasus di UD. Gerabah Mulyo

Ponorogo)

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas,

maka dapat disebutkan beberapa masalah yang dapat dibahas oleh Penulis,

diantaranya:

1. Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap objek jual beli perabot

rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo?

                                                            12 Yusuf Qardhawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid II (Jakarta: Gema Insani Press,

1995), 602.

Page 11: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

11  

2. Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penetapan harga dalam

jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mendeskripsikan tinjauan etika bisnis Islam terhadap objek jual

beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

2. Untuk mendeskripsikan tinjauan tika bisnis Islam terhadap penetapan

harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara Teoritis: Penelitian ini berguna untuk menambah

pengembangan bagi khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang etika bisnis Islam.

2. Manfaat secara Praktis:

a. Bagi Pedagang

Sebagai upaya untuk memberikan saran dan masukan kepada

pedagang mengenai praktik jual beli yang sesuai dengan etika

bisnis Islam.

b. Bagi Pembeli

Sebagai upaya untuk memberikan informasi agar lebih teliti dan

berhati-hati dalam melaksanakan jual beli.

Page 12: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

12  

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini bisa dijadikan sumber referensi dalam penelitian

selanjutnya dan memberikan peluang bagi peneliti berikutnya

untuk menggali informasi lebih lanjut.

E. Telaah Pustaka

Dalam penelitian ini penulis telah mengkaji beberapa skripsi

terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah yang akan penulis teliti

antara lain adalah:

Skripsi dari Uswatun Hasanah 2017 dengan judul ”Tinjauan Etika

Bisnis Islam terhadap Jual Beli Bekatul di Patran Sonobekel Tanjunganom

Nganjuk”. Kesimpulan, dalam proses produksi bekatul tidak sesuai dengan

prinsip dasar etika bisnis Islam, karena telah melanggar prinsip kesatuan,

keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran, sebab

pedagang mencampur bekatul dengan sekam giling. Selain itu pada

produksi bekatul juga melanggar etika bisnis Islam dalam proses produksi

yakni larangan produk yang mengarah pada kedzaliman. Kemudian pada

proses produksi bekatul juga melanggar larangan dalam jual beli, yaitu

larangan tadli>s atau penipuan. Mengenai proses distribusi (penjualan)

bekatul telah melanggar prinsip etika bisnis Islam, melanggar etika bisnis

Islam pada proses penjualan dan melanggar etika bisnis Islam dalam jual

beli yakni proses penjualan yang dilakukan pedagang dengan pembeli dari

warga Patran dan sekitarnya, karena pembeli tidak mengetahui bahwa

bekatul kualitas biasa adalah bekatul berbahan dasar campuran. Sedangkan

Page 13: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

13  

proses jual beli pedagang dengan pembeli dari pemilik toko pakan ternak

tidak melanggar prinsip dasar etika bisnis Islam, etika bisnis Islam dalam

distribusi maupun etika bisnis Islam dalam jual beli, karena pembeli telah

mengetahui bahwa bekatul kualitas biasa adalah bekatul berbahan dasar

campuran. Mengenai proses distribusi (penjualan) bekatul telah melanggar

prinsip etika bisnis Islam.13

Skripsi dari Miswanto dengan judul ”Tinjauan Etika Bisnis Islam

Terhadap Jual Beli Jahe di Pasar Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten

Ponorogo”. Kesimpulannya (1). Pencampuran kualitas jahe oleh penjual di

pasar Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo bertentangan

dengan etika bisnis Islam karena mengandung unsur gharar yaitu

terkadang akan merugikan penjual dan atau pembeli (tengkulak) karena

mengenai banyaknya campuran kualitas jahe yang tidak dapat diukur atau

dipastikan beratnya. Dan hal ini meskipun sudah menjadi kebiasaan (Urf)

tetapi tidak boleh karena jelas bertentangan dengan Nash dan ada pihak

yang dirugikan. (2). Pemotongan berat timbangan oleh pembeli

(tengkulak) bertentangan dengan etika bisnis Islam karena dalam

melakukan pemotongan berat timbangan dilakukan secara sepihak. Dan

alasan pembeli (tengkulak) melakukan pemotongan berat timbangan

adalah berat karung (sak) dan tanah yang menempel tidak ada 5% dari

berat jahe. Padahal minimal pedagang (tengkulak) melakukan pemotongan

itu minimal 5% dari berat jahe. Dan beberapa pedagang yang menimbang

                                                            13 Uswatun Hasanah, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bekatul di Patran

Sonobekel Tanjunganom Nganjuk, Skripsi (STAIN Ponorogo, 2017).

Page 14: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

14  

jahe yang tidak sesuai dengan berat aslinya, hal ini jelas termasuk

memakan harta orang lain secara bathil atau haram.14

Meskipun penelitian di atas terkait etika bisnis Islam dalam jual

beli, tetapi dalam penelitian ini menggunakan objek yang berbeda, secara

khusus penelitian ini akan fokus terhadap jual beli perabot rumah tangga

di UD. Gerabah Mulyo ditinjau dari perspektif etika bisnis Islam.

F. Metode penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam menyusun skripsi ini, penyusun menggunakan jenis

penelitian lapangan (Field Research) yaitu suatu penelitian yang

dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya.15 Yang berarti bahwa

datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat.16

2. Jenis Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif yaitu penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka

untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan

perilaku individu atau sekelompok orang.17

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti berfungsi sebagai observer. Peneliti

melakukan observasi langsung ke lapangan tempat dilaksanakanya

                                                            14 Miswanto, Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Jahe di Pasar Ngrayun

Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, Skripsi (STAIN Ponorogo, 2015). 15Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN Po Press, 2010),6. 16 Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2012), 21. 17Lexy J. Meloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda

Karya,2009), 5.

Page 15: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

15  

penelitian, yaitu di UD. Gerabah Mulyo. Selain itu peneliti juga

melakukan wawancara langsung kepada pemilik toko, karyawan, dan

pembeli yang berfungsi sebagai informan yang dapat memberikan

penjelasan dan data yang akurat terkait transaksi jual beli prabot

rumah tangga.

4. Lokasi Peneliti

Penelitian ini dilakukan di UD. Gerabah Mulyo Desa Japan,

Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Peneliti tertarik

melakukan penelitian ditempat tersebut karena terdapat masalah

terkait objek dan penetapan harga dalam jual beli prabot rumah tangga

di UD. Gerabah Mulyo.

5. Data dan Sumber Data

a. Data

Untuk mempermudah penelitian ini, penulis berupaya

menggali data dari lapangan yang berkaitan dengan jual beli prabot

rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo, diantaranya:

1) Data tentang objek jual beli perabot rumah tangga di UD.

Gerabah Mulyo.

2) Data tentang penetapan harga dalam jual beli perabot rumah

tangga di UD. Gerabah Mulyo.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data

primer. Data primer dalam penelitian ini berupa informan yaitu

Page 16: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

16  

yang akan diperoleh dengan cara mengunjungi langsung UD.

Gerabah Mulyo untuk melakukan observasi, wawancara dengan

pihak terkait untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait

dengan tujuan penelitian. Pihak yang terkait meliputi penjual,

karyawan dan pembeli prabot rumah tangga.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan salah satu metode dalam

pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara

langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden,

dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat

perekam.18 Wawancara dilakukan langsung kepada penjual,

karyawan, dan pembeli untuk memperoleh informasi mengenai

objek dan penetapan harga jual beli perabot rumah tangga antara

penjual dan pembeli di UD. Gerabah Mulyo.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematis.19 Observasi ini dilakukan dengan cara

                                                            18 Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

67-68. 19 Imam Gunawan, Metodologi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), 143.

Page 17: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

17  

pengamatan secara langsung terkait objek dan penetapan harga

dalam jual beli perabot rumah tangga antara penjual dan pembeli di

UD. Gerabah Mulyo, serta meneliti secara teliti dan kemudian

mencatatnya secara sistematis.

7. Teknik pengolahan data

Teknik pengolahan data yang digunakan Penulis dalam penelitian

ini meliputi:

a. Editing yaitu, memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh

terutama dari segi kelengkapan, keterbacaan, kejelasan makna,

keselarasan antara satu dengan yang lain, relevansi dan

keseragaman satuan atau kelompok kata.20

b. Organizing yaitu, menyusun dan mensistematiskan data-data yang

diperoleh ke dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan

sebelumnya, kerangka tersebut dibuat berdasar dan relevan dengan

sistematika pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah.21

c. Penemuan hasil data yaitu, melakukan analisa berkelanjutan

terhadap hasil pengorganisasian data yang dilakukan menggunakan

kaidah-kaidah atas teori-teori dan dalil-dalil serta hukum-hukum

tertentu sehingga diperoleh suatu kesimpulan.22

8. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi,                                                             

20 Aji, Metodologi Penelitian, 153. 21Ibid. 22 Supriyanto, Metodologi Riset Bisnis (Jakarta: Hak Cipta, 2009), 133.

Page 18: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

18  

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang mana akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri

maupun orang lain.23

Setelah data terkumpul maka pemnelitian ini adalah analisis

kualitatif, dengan mengumpulkan data langsung. Teknik analisis data

yang digunakan adalah induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta khusus

kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Yaitu data-data

lapangan yang berasal dari penjual maupun pembeli dalam jual beli

perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo, selanjutnya dianalisis

menggunakan etika bisnis Islam.

9. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan

cara:

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.24

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek

kembali apakah data-data terkait objek, penetapan harga, dan

etika bisnis Islam dalam jual beli sudah benar atau belum. Jika

data-data yang diperoleh selama ini ternyata tidak benar, maka                                                             

23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: CV. Alfabeta, 2016), 244.

24 Moleong, Metodologi Penelitian, 248.

Page 19: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

19  

peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan

mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

a. Ketekunan Pengamatan

Teknik ketekunan pengamatan ini digunakan peneliti agar

data yang diperoleh dapat benar-benar akurat. Untuk

meningkatkan ketekunan pengamatan peneliti akan membaca

berbagai referensi baik buku maupun hasil penelitian atau

dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan jual beli.25

Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat

melakukan pengecekan kembali apakah data-data terkait objek,

penetapan harga dan etika bisnis Islam sudah benar atau

belum. Dengan demikian, peneliti dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis terhadap permasalahan yang

diamati.

b. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.26

Pada penelitian ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan

data yang terkait dengan objek, penetapan harga dan etika

bisnis Islam sudah benar atau belum dengan cara

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen

dengan memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai

                                                            25Ibid., 272. 26Ibid., 273.

Page 20: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

20  

bahan pertimbangan. Dalam hal ini peneliti membandingkan

data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga

membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya

yang kemudian diakhiri dengan menarik kesimpulan sebagai

hasil temuan lapangan.

G. Sistematika Pembahasan

Dalam rangka supaya pembahasan skripsi ini dapat tersusun secara

sistematis sehingga penjabaran yang ada dapat dipahami dengan baik,

maka penyusun membagi pembahasan menjadi lima bab, dan masing-

masing bab terbagi ke dalam beberapa sub bab.

BAB I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pola dasar dari penyusunan

pembahasan skripsi yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

BAB II : Etika Bisnis Islam

Dalam bab ini berfungsi untuk mengetengahkan kerangka

acuan teori yang digunakan sebagai landasan melakukan

penelitian, membahas mengenai pengertian etika bisnis

Islam, dasar hukum, prinsip-prinsip etika bisnis Islam dan

etika bisnis Islam dalam jual beli.

Page 21: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

21  

BAB III : Praktik Jual Beli Prabot Rumah Tangga Di UD.

Gerabah Mulyo

Bab ini akan membahas profil dari UD. Gerabah Mulyo

yang di dalamnya terdapat gambaran umum lokasi

penelitian, sejarah dan latar belakang berdirinya UD.

Gerabah Mulyo, objek jual beli perabot rumah tangga dan

penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di

UD. Gerabah Mulyo.

BAB IV: Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap Objek Dan

Penetapan Harga Dalam Jual Beli Prabot Rumah

Tangga Di UD. Gerabah Mulyo

Bab ini adalah pokok dari laporan yang memaparkan

tentang, analisa etika bisnis Islam terhadap objek jual beli

perabot rumah tangga , analisis etika bisnis Islam terhadap

penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di

UD. Gerabah Mulyo.

BAB V : Penutup

Bab ini merupakan akhir dari penulisan laporan penelitian

yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang

berupa kesimpulan dan dilanjutkan dengan saran-saran.

Page 22: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

22  

BAB II

ETIKA BISNIS ISLAM

A. Etika Bisnis Islam

1. Pengertian Etika

Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya

(ta etha) berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Dalam pengertian ini

etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri

seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat.

Dengan demikian etika berkaitan dengan dengan nilai-nilai, tata cara

hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang

dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu

generasi ke generasi yang lain.27

Menurut Issa Rafiq Beekun, etika dapat didefinisikan sebagai

seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang

buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normative karena ia

berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan

oleh seorang individu.28

Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna. Salah satu

maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan

kelompok”. Makna kedua bahwasannya etika adalah “kajian

moralitas”, meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak

sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik                                                             

27 Sonny Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya (Yogyakarta: Kanisius, 1998), 14.

28 Muhammad, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004), 38.

Page 23: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

23  

aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan

moralitas merupakan subjek. Etika merupakan ilmu yang mendalami

standar moral perorangan dan standar moral masyarakat.

Dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah

etika dalam al-Qur’an adalah khuluq. Al-Qur’an juga menggunakan

sejumlah istilah lain untuk menggambarkan konsep tentang kebaikan:

khai>r (kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), ‘adl (kesetaraan

dan keadilan), haqq (kebenaran dan kebaikan), ma’ruf (mengetahui

dan menyetujui) dan taqwa> (ketakwaan).29

2. Pengertian Bisnis

Dalam kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha

dagang, usaha komersil di dunia perdagangan, dan bidang usaha.

Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa,atau

uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.30

Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan

nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau

pengolahan barang (produksi). Menurut Straub dan Attner dalam buku

Muhammad dan Alimin yang berjudul Etika dan Perlindungan

Konsumen dalam Ekonomi Islam bisnis adalah suatu organisasi yang

menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang

diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.

                                                            29 Rivai, Islamic Business, 3. 30 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas, 15.

Page 24: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

24  

Sedangkan menurut Yusanto dan Wijayakusuma mendefinisikan

lebih khusus tentang bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis

dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan

hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara

memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan

haram.31

Menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “the buying

and selling of good and service”. Bisnis berlangsung karena adanya

kebergantungan antar individu, adanya peluang internasional, usaha

untuk mempertahankan dan meningkatkan standar hidup, dan lain

sebagainya.32 Hakikatnya bisnis adalah usaha untuk memenuhi

manusia, organisasi ataupun masyarakat luas. Manusia bisnis

(Businessman) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan

kemudian mencoba untuk melayani secara baik sehingga masyarakat

menjadi puas dan senang karenanya.33

3. Pengertian Islam

Islam adalah agama yang berdasarkan pada ketundukan terhadap

aturan Allah. Islam merupakan agama penghambaan kepada Allah,

yang mencipta, mengatur, memelihara alam semesta. Islam juga berarti

agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya,

                                                            31 Muhammad, Alimin, Etika, 56. 32 Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2013), 3. 33 Indriyo Gitosudarmo, Pengantar Bisnis Edisi 2 (Yogyakarta: BPFE, 2003), 2.

Page 25: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

25  

yang berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan

Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta34

Islam adalah cara hidup yang imbang dan koheren, dirancang

untuk kebahagiaan (falah}) manusia dengan cara menciptakan

keharmonisan antara kebutuhan moral dan material manusia dan

aktualisasi keadilan sosio-ekonomi serta persaudaraan dalam

masyarakat manusia. Ajaran Islam akan selalu mengantarkan umat dan

pemeluknya dapat mencapai kemuliaan di dunia maupun di akhirat.

Hal ini berarti bahwa ajaran Islam selalu dapat menyesuaikan diri

dengan perkembangan yang tengah terjadi. Oleh karena itu,

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dewasa ini, menurut

para ulama Islam untuk melakukan upaya rekonstruksi terhadap

khasanah pengetahuan Islam secara inovatif. Termasuk yang cukup

urgen adalah untuk secara terus menerus melakukan jihad di bidang

fiqh (keuangan) secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan.35

4. Pengertian Etika Bisnis Islam

Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan etika. Oleh

karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya memiliki kerangka etika

bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang

nyaman dan berkah. Di sisi lain, bisnis Islam harus memiliki nilai

                                                            34 Srijanti, Purwanto, Wahyudi Pramono, Etika Membangun Masyarakat Islam Modern

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 3. 35 Muhammad, Dasar-dasar Keuangan Islami (Yogyakarta: EKONISIA, 2004), 19.

Page 26: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

26  

ibadah, menjadi rah}matan lil ‘a>lami>n untuk mendapatkan ridho

Allah.36

Hadirnya etika bisnis mempunyai peran penting dalam mengubah

anggapan dan pemahaman tentang “kesadaran sistem bisnis amoral”

yang telah melekat dalam kesadaran masyarakat. Dengan kondisi

seperti ini, maka diharapkan bisnis tidak lagi dipandang sebagai

aktivitas amoral yang mengabaikan nilai-nilai etika. Di sinilah etika

bisnis mempunyai posisi strategis untuk memberikan cakrawala dan

wawasan bagi perubahan-perubahan mendasar dalam kegiatan bisnis.37

Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran

Islam. Dalam situasi dunia bisnis membutuhkan etika, Islam sebagai

sumber nilai dan etika Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam

segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana

bisnis. Islam memiliki wawasan yang komperhensif tentang etika bisnis

mulai dari prinsip dasar, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan,

faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi

kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis,

sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan

hubungan sosial.38

Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma-

norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis,

                                                            36 Muhammad, Etika Bisnis Islami, 14. 37Lukman Fauroni, Etika Bisnis dalam Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006),

1. 38 Rivai, Islamic Business, 36.

Page 27: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

27  

merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan

memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari

aman, dan sebagainya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang

memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang

sudah berjalan. Dan kontrak sosial tersebut merupakan janji yang

harus ditepati.39

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa etika

adalah suatu hal yang dilakukan secara benar dan baik, tidak

melakukan suatu keburukan, melakukan hak kewajiban sesuai dengan

moral dan melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

Sedangkan dalam Islam, etika adalah akhlak seorang muslim dalam

melakukan semua kegiatan termasuk dalam melakukan semua

kegiatan termasuk dalam bidang bisnis. Oleh karena itu, jika ingin

selamat dunia dan akhirat, kita harus memakai etika dalam

keseluruhan aktivitas bisnis kita. Etika merupakan studi standar moral

yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar dan

didukung oleh penalaran yang baik.40

B. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam

a. Firman Allah SWT

1) Surat al-Baqa>rah} ayat 42:

Ÿωuρ (#θÝ¡ Î6ù= s?  Y ysø9$# È≅ÏÜ≈t7 ø9$$Î/ (#θãΚ çGõ3 s? uρ ¨,ysø9$# öΝ çFΡr& uρ tβθçΗs>÷ès? ∩⊆⊄∪

                                                            39 Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic Economics, 234. 40 Rivai, Islamic Business, 4.

Page 28: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

28  

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.”41

2) Surat al-Nisa>’ ayat 29:

$yγ •ƒr'≈tƒ š⎥⎪ Ï% ©! $# (#θãΨtΒ#u™ Ÿω (# þθè=à2 ù's? Ν ä3 s9≡ uθøΒ r& Μ à6oΨ÷ t/ È≅ÏÜ≈t6ø9$$ Î/ Hω Î)

β r& šχθä3s? ¸ο t≈pg ÏB ⎯ tã <Ú#ts? öΝ ä3ΖÏiΒ 4 Ÿωuρ (#þθè= çF ø) s? öΝ ä3|¡ àΡr& 4 ¨β Î) ©! $#

tβ%x. öΝ ä3 Î/ $ VϑŠ Ïmu‘ ∩⊄®∪

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”42

3) Surat Ash}-Sh}aff ayat 10:

$ pκ š‰r'≈tƒ t⎦⎪ Ï% ©! $# (#θãΖtΒ#u™ ö≅yδ ö/ä3—9ߊr& 4’n?tã ;ο t≈pg ÏB /ä3ŠÉfΖ è? ô⎯ÏiΒ A>#x‹ tã 8Λ⎧ Ï9 r&

∩⊇⊃∪

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih.”43

b. Ha<dith

1) Ha<dith tentang larangan menipu

ثنا هشام بن عمار ثنا سفيان عن العلاء .حد بن عبد الرحمن، عن حددخل أ ف . ما ابـرجل يبيع طع � قال مر رسول االله : رة بى هري ـأ بيه، عنأ

.ليس منا من غش � فـقال رسول االله . غشوش ذا هو م إ ف .يده فيه Artinya: Mewartakan kepada kami Hisyam bin “Ammar,

mewartakan kepada kami Sufyan dari Al-Ala bin                                                             

41 al-Qur’an, 2: 42. 42 Ibid., 4: 29. 43 Ibid., 61: 10.

Page 29: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

29  

Abdurrahman dari ayahnya, dari Abu Hurairah, Dia berkata: Rasulullah saw lewat pada seseorang yang menjual makanan lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut. Ternyata makanan tersebut telah dicampur maka Rasulullah saw pun bersabda: Bukan dari golongan kami orang yang menipu. (H.R Ibnu Majah)44

2) Ha<dith Anjuran Jujur

ثـنا قبيصة عن سفيان، عن ا : ثـنا هناد حد حمزة، عن الحسن، عن بي حد، التاجر الصدوق الأمين : صلى االله عليه وسلم قال بي سعيد، عن النبي ا

يق . والشهداء ين مع النبيـين والصدArtinya: Hanad menceritakan kepada kami, Qubaisah

menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Abu Hamzah dari Al-Hasan dari Abi Said dari Nabi SAW bersabda: pedagang yang jujur dan dapat dipercaya ia beserta para nabi: orang-orang yang jujur dan orang-orang yang mati sahid. (H.R at-Tirmidzi)45

C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

Etika merupakan ilmu yang membicarakan masalah baik dan buruknya

perilaku manusia dalam kehidupan bersama.46 Adapun prinsip-prinsip

etika bisnis secara umum ialah:

a. Prinsip otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil

keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang

apa yang dianggap baik untuk dilakukan.

                                                            44 Abi Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Ma>jah Al Quzwaini, Sunan Ibnu

Ma>jah, Vol. II (Baerut Libanon: Da>r Fikr, 1994), 12. 45Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi>, Sunan at-Tirmidzi> , Vol. III

(Baerut Libanon: Da>r Fikr, 1994), 5. 46 Alex Sobur, Etika Pers Profesionalisme dengan Nurani (Bandung: Humaniora Utama

Perss, 2001), 4.

Page 30: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

30  

b. Prinsip kejujuran

Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara

jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil jika

tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan

syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam

penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang

sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu

perusahaa.

c. Prinsip keadilan

Keadilan merupakan inti dari ajaran islam, keadilan tersebut tidak

hanya untuk umat islam tetapi untuk semua manusia.47 Serta

menuntut agar setiap orang diperkirakan secara sama sesuai dengan

aturan yang adil serta dapat dipertanggungjawabkan.48

d. Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik

Perwujudan prinsip ini mengambil dua bentuk. Pertama, prinsip

baik menurut agar orang secara aktif dan maksimal berbuat hal

yang baik kepada orang lain. Kedua, dalam wujudnya yang minim

pasif, sikap ini menuntut agar tidak berbuat jahat kepada orang

lain.49

                                                            47 Dede Nurohman, Memahami, 64. 48 Muhammad, Etika Bisnis Islami, 19. 49Neni Sri Imaniyati, Hukum Ekonomi & Ekonomi Islam; Dalam Perkembangan

(Bandung: Maju Mundur, 2002), 167.

Page 31: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

31  

e. Prinsip hormat kepada diri sendiri.50

Prinsip ini dirumuskan secara khusus untuk menunjukkan bahwa

semua manusia mempunyai kewajiban moral yang sama bobotnya

untuk menghargai diri sendiri.

Prinsip-prinsip dalam ilmu ekonomi Islam yang diterapkan dalam

bisnis Islam adalah:

1. Tauhi>d (Unity/kesatuan)

Alam semesta termasuk manusia, adalah milik Allah yang

memiliki kemahakuasaan (kedaulatan) sempurna atas makhluk-

makhluk-Nya. Konsep tauhid berarti Allah sebagai Tuhan Yang Maha

Esa menetapkan batas-batas tertentu atau perilaku manusia sebagai

khalifah, untuk memberikan manfaat pada individu tanpa

mengorbankan hak-hak individu lainnya.51

Tauhi>d mengantarkan manusia pada pengakuan akan keesaan

Allah selaku Tuhan semesta alam. Dalam kandungannya meyakini

bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini bersumber dan berakhir

kepada-Nya. Dialah pemilik mutlak dan absolut atas semua yang

diciptakannya. Oleh sebab itu segala aktivitas khususnya dalam

muamalah dan bisnis manusia hendaklah mengikuti aturan-aturan yang

ada jangan sampai menyalahi batasan-batasan yang telah diberikan.52

                                                            50 Johannes Ibrahim, Lindawaty Sewu, Hukum Bisnis Dalam Perspektif Manusia Modern

(Bandung: PT Refika Aditama, 2007), 35. 51 Faisal Badroen, Etika Bisnis Islam Dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2006), 89. 52 Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Economics And Finance; Ekonomi

dan Keuangan Islam Bukan Alternatif, tetapi Solusi (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012) 229.

Page 32: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

32  

2. Keseimbangan atau kesejajaran (al-‘adl wa al-ih}sa>n)

Berkaitan dengan konsep kesatuan, dua konsep Islam al-‘adl dan

al-Ih}sa>n menunjukkan suatu keadaan keseimbangan atau kesejajaran

sosial.

Sebagai cita-cita sosial, prinsip keseimbangan atau kesejajaran

menyediakan penjabaran yang komplit seluruh kebajikan dasar

institusi sosial, hukum, politik dan ekonomi. Pada dataran ekonomi,

prinsip tersebut menentukan konfigurasi aktivitas-aktivitas distribusi,

konsumsi serta produksi yang terbaik, dengan pemahaman yang jelas

bahwa kebutuhan seluruh anggota masyarakat yang kurang beruntung

dalam masyarakat Islam didahulukan atas sumber daya riil

masyarakat.53

Kebutuhan akan sikap keseimbangan atau keadilan ini ditekankan

oleh Allah dengan menyebut umat Islam sebagai ummatan wasat}an,

yakni umat yang memiliki kebersamaan, kedinamisan dalam bergerak,

arah dan tujuannya serta memiliki aturan-aturan kolektif yang

berfungsi sebagai penengah atau pembenar. Dengan demikian

keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan merupakan prinsip etis

mendasar yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis.

Prinsip keseimbangan atau kesejajaran terdapat dalam firman Allah

SWT dalam surat al-Ma>idah ayat: 8 yakni:

                                                            53 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), 39-40.

Page 33: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

33  

$ pκ š‰r'≈tƒ š⎥⎪ Ï% ©!$# (#θãΨtΒ# u™ (#θçΡθä. š⎥⎫ ÏΒ≡§θs% ¬! u™!#y‰pκ à− ÅÝó¡É) ø9$$ Î/ ( Ÿωuρ

öΝ à6Ζ tΒÌôftƒ ãβ$ t↔ oΨ x© BΘöθs% #’n? tã ωr& (#θä9ω÷ès? 4 (#θä9ωôã$# uθèδ Ü> tø% r& 3“ uθø) −G= Ï9 (

(#θà) ¨? $#uρ ©!$# 4 χ Î) ©!$# 7Î6yz $yϑ Î/ šχθè= yϑ ÷ès? ∩∇∪

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”54

3. Kehendak bebas (ikhtiya>r)

Dalam perdagangan Islam manusia terlahir memiliki kehendak

bebas yakni, dengan potensi mentukan pilihan diantara pilihan-pilihan

yang beragam. Karena kebebasan manusia tidak dibatasi dan bersifat

voluntaris, maka ia memiliki kebebasan untuk mengambil pilihan yang

salah. Dan untuk kebaikan manusia sendiri pilihan yang benar.55

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis

Islam, tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.

Kepentingan individu dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan

bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja

dengan segala potensi yang dimilikinya.56 Manusia yang baik dalam

perspektif ekonomi Islam adalah yang menggunakan kebebasannya

dalam kerangka tauhid dan keseimbangan. Dari sini lahir tanggung

                                                            54 al-Qur’an, 5:8. 55 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas, 42. 56 Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam; Implementasi Etika Islami Untuk Dunia

Usaha (Bandung: Alfabeta, 2013), 46.

Page 34: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

34  

jawab manusia sebagai individu dan masyarakat. Lahir pula kesadaran

sosial (social awareness), yang mengantarkannya mengulurkan

bantuan kepada sesama manusia.57

Prinsip kebebasan ini pun mengalir dalam ekonomi Islam. Prinsip

transaksi ekonomi yang menyatakan asas hukum ekonomi adalah

halal, seolah mempersilahkan para pelakunya melaksanakan kegiatan

ekonomi sesuai yang diinginkan, menumpahkan kreativitas, modifikasi

dan ekspansi seluas dan sebesar-besarnya, bahkan transaksi bisnis

dapat dilakukan dengan siapa pun secara lintas agama.58

4. Tanggung jawab

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan

oleh manusia karena menuntut adanya pertanggungjawaban dan

akuntabilitas untuk memenuhi tuntutan keadilan dan kesatuan, manusia

perlu mempertanggungjawabkan tindakannya. Secara logis prinsip ini

berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia menetapkan batasan

mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan

bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.59

Nabi Muhammad SAW mewariskan pula pilar tanggung jawab

dalam kerangka etika bisnisnya. Kebebasan harus diimbangi dengan

pertanggungjawaban manusia. Setelah menentukan daya pilih antara

                                                            57 Muhammad, Aspek, 83-84. 58 Mohammad Hidayat, An Introduction to The Sharia Economic Pengantar Ekonomi

Syariah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2010), 60. 59 Abdul Aziz, Etika, 46.

Page 35: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

35  

yang baik dan buruk manusia harus menjalani konsekuensi logisnya.

Allah SWT berfirman:

‘≅ä. ¤§ ø tΡ $yϑ Î/ ôMt6 |¡ x. îπ oΨ‹Ïδ u‘ ∩⊂∇∪

Artinya: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.(QS.Al-Muddatstir:38)60

Islam menaruh penekanan yang besar pada konsep tanggung

jawab, tetapi ini bukan berarti kurang memperhatikan kebebasan

individu. Justru Islam berusaha menetapkan keseimbangan yang tepat

di atas keduanya. Manusia memiliki tanggung jawab terhadap Tuhan,

dirinya sendiri, dan orang lain. Dengan demikian, dalam menunaikan

tanggung jawabnya, orang harus berhati-hati dalam melaksanakannya

secara moderat dan dengan keputusan yang baik. Dia harus mematuhi

norma-norma masyarakat tentang perilaku yang baik dan harus

menghormati hak-hak individu lain dalam melaksanakan tanggung

jawab sosialnya sendiri.61

5. Kebenaran

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran

lawan kata dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan

dan kejujuran. Dalam bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat,

sikap dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses

mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam

proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip

                                                            60 Al-Qur’an, 74:38. 61 Syed Nawab Haider Naqvi, Menggagas, 47-49.

Page 36: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

36  

kebenaran ini maka etika bisnis Islami sangat menjaga dan berlaku

preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak

yang melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian dalam bisnis.62

Dari sikap kebenaran, kebajikan (kesukarelaan) dan kejujuran

demikian maka suatu bisnis secara otomatis akan melahirkan

persaudaraan. Persaudaraan, kemitraan antara pihak yang

berkepentingan dalam bisnis yang saling menguntungkan, tanpa

adanya kerugian dan penyesalan sedikitpun. Bukan melahirkan situasi

dan kondisi permusuhan dan perselisihan yang diwarnai dengan

kecurangan. Dengan demikian kebenaran, kebajikan, dan kejujuran

dalam semua proses bisnis akan dilakukan pula secara transparan dan

tidak ada rekayasa.63 Seperti halnya yang diteladankan oleh Nabi

Muhammad SAW yang juga merupakan pelaku bisnis yang sukses.

Dengan menjalankan bisnisnya, Nabi tidak pernah sekalipun

melakukan kebohongan, penipuan atau menyembunyikan kecacatan

barang. Sebaliknya Nabi mengharuskan agar bisnis dilakukan dengan

kebenaran dan kejujuran.

D. Etika Bisnis Islam Dalam Jual Beli

Jual beli merupakan salah satu kegiatan manusia yang menyebabkan

terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli dalam mendapatkan harta

untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Islam mewajibkan setiap muslim,

khususnya yang memiliki tanggungan untuk “bekerja”. Bekerja merupakan

                                                            62 Abdul Aziz, Etika, 47. 63 Hidayat, An Introduction, 21.

Page 37: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

37  

salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia memiliki harta

kekayaan. Untuk memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah

SWT melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat

dimanfaatkan manusia untuk mencari rizki. Di samping anjuran mencari

rizki Islam sangat menekankan (mewajibkan) aspek kehalalannya, baik

dari sisi perolehan maupun pendayagunaan (pengelolaaan dan

pembelanjaan).

Selain itu bekerja oleh al-Qur’an dikaitkan dengan iman. Hal ini

menunjukkan bahwa hubungan antara iman dan kegiatan bagaikan

hubungan antara akar tumbuhan dan buahnya, bahkan ditegaskan al-

Qur’an amalan-amalan yang tidak disertai iman tidak akan berarti di sisi-

Nya. Karena itu al-Qur’an memerintahkan:

$ pκ š‰r'≈tƒ t⎦⎪ Ï% ©!$# (#þθãΖtΒ#u™ #sŒÎ) š”ÏŠθçΡ Íο 4θn=¢Á=Ï9 ⎯ ÏΒ ÏΘöθtƒ Ïπ yèßϑ àfø9$# (#öθyèó™$$ sù 4’n< Î) Ìø. ÏŒ

«!$# (#ρ â‘ sŒuρ yìø‹ t7 ø9$# 4 öΝ ä3Ï9≡sŒ ×ö yz öΝ ä3 ©9 βÎ) óΟ çGΨä. tβθßϑ n= ÷ès? ∩®∪

Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”64

Ayat ini memberikan pengertian agar berbisnis (mencari kelebihan

karunia Allah) dilakukan setelah melakukan shalat dan dalam pengertian

tidak mengesampingkan dan tujuan keuntungan yang hakiki yaitu

keuntungan yang dijanjikan Allah. Oleh karena itu, walaupun mendorong

melakukan kerja keras termasuk dalam bisnis, al-Qur’an menggaris

                                                            64 Al-Qur’an, 62:9.

Page 38: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

38  

bawahi bahwa dorongan yang seharusnya lebih besar bagi dorongan bisnis

adalah memperoleh apa yang berada di sisi Allah. Atas dasar hal ini maka,

pandangan orang yang bekerja dan berbisnis harus melampaui masa kini,

dan masa depan yang jauh. Dengan demikian visi masa depan dalam

berbisnis merupakan etika pertama dan utama yang digariskan al-Qur’an,

sehingga pelaku-pelakunya tidak sekedar mengejar keuntungan sementara

yang akan segera habis tetapi selalu berorientasi masa depan.65

Menurut Yusuf Qardhawi dalam buku Mardani yang berjudul Hukum

Bisnis Syariah, Islam mempunyai etika dalam berdagang (berbisnis), yaitu:

1. Menegakkan larangan memperdagangkan barang-barang yang

diharamkan.

2. Bersikap benar, amanah, jujur.

3. Menegakkan keadilan dan mengharamkan bunga.

4. Menerapkan kasih sayang dan mengharamkan monopoli.

5. Menegakkan toleransi dan persaudaraan.

6. Berpegang pada prinsip bahwa perdagangan adalah bekal menuju

akhirat.66

Adapun bentuk perdagangan yang dilakukan seseorang selama tidak

lepas dari kendali nilai-nilai tersebut dibenarkan dalam Islam. Demikian

pula Islam mendukung perdagangan yang membawa manfaat apapun

untuk kesejahteraan manusia dengan tetap mendasarkan diri pada sejumlah

prinsip tertentu. Dalam Islam prinsip-prinsip utama dikemukakan Abdul

                                                            65 Muhammad dan Alimin, Etika, 47. 66 Mardani, Hukum Bisnis Syariah (Jakarta: Kencana, 2014), 27.

Page 39: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

39  

Mannan, selain kejujuran dan kepercayaan serta ketulusan juga diperlukan

prinsip lain seperti:

1) Tidak melakukan Sumpah Palsu

Sumpah palsu biasanya dilakukan pedagang dewasa ini dengan motif

dan tujuan untuk meyakinkan pihak lain (konsumen) bahwa barang dan

jasa yang diperdagangkannya tidak mengandung cacat meskipun dalam

kenyataannya tidak demikian. Cara meyakinkan calon pembeli

(konsumen) dengan cara yang demikian merefleksikan prinsip dan nilai

ketidakjujuran dan sikap acuh seseorang terhadap pentingnya nilai-nilai

moral dan spiritual dalam transaksi perdagangan.

Hukum Islam memandang cara yang demikian (sumpah palsu) sebagai

cara dan mekanisme bisnis dan perdagangan yang tercela.67

2) Takaran yang baik dan benar

Prinsip ini mendapat sorotan tajam dalam Islam sejak ribuan tahun yang

lalu, bahkan secara eksplisit ditegaskan gambaran tentang kondisi dan

keadaan yang dialami oleh pedagang yang curang (tidak melakukan

takaran yang baik dan benar).

Landasan perdagangan yang mengedepankan nilai kejujuran dengan

cara memenuhi takaran dengan baik dan sempurna sesungguhnya

menunjukkan bahwa Islam menetapkan dan menempatkan pelaku

dagang (manusia) alam kerangka yang terhormat.68

                                                            67 Muhammad, Aspek Hukum dalam Muamalat (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), 105 68 Ibid., 106.

Page 40: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

40  

3) I’tikad yang baik

Selain dua prinsip tersebut, prinsip lain yang tak kalah penting yang

harus dikedepankan dalam dunia bisnis dan perdagangan menurut Islam

adalah i’tikad yang baik.69 I’tikad baik dalam bisnis merupakan hakekat

dari bisnis itu sendiri. I’tikad baik akan menimbulkan hubungan baik

dalam usaha. Oleh karenanya Islam menganjurkan jika melakukan

transaksi sebaiknya dinyatakan secara tertulis dengan menguraikan

syarat-syaratnya.70 Menurut MA. Mannan hubungan buruk yang timbul

dalam dunia bisnis dan perdagangan modern disebabkan karena tidak

adanya i’tikad baik yang timbul dari dua belah pihak.71

4) Larangan Tadli>s (penipuan)

Tadli>s (penipuan) dalam bermua>malah adalah menyampaikan sesuatu

dalam transaksi bisnis dengan informasi bisnis yang diberikan tidak

sesuai dengan fakta yang ada. Penipuan sangat dibenci Islam, karena

hanya akan merugikan orang lain, dan sesungguhnya juga merugikan

diri sendiri. Seorang penjual mengatakan kepada pembeli bahwa barang

dagangannya berkualitas sangat baik, tetapi ia menyembunyikan

kecacatan yang ada dalam barang tersebut dengan maksud agar

transaksi dapat berjalan lancar. Setelah terjadi transaksi, barang sudah

pindah ke tangan pembeli, ternyata ada cacat dalam barang tersebut.

                                                            69 Ibid., 107. 70 Neni Sri Imaniyati, Hukum Ekonomi, 169-170. 71 Muhammad, Aspek, 107.

Page 41: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

41  

Berbisnis yang mengandung penipuan adalah titik awal kehancuran

bisnis.72

5) Larangan Terhadap Rekayasa Harga

Rasulullah SAW menyatakan bahwa harga di pasar itu ditentukan oleh

Allah SWT. Ini berarti bahwa harga di pasar tidak boleh diintervensi

oleh siapapun. Faktor pematokan harga termasuk membahayakan umat

dalam segala keadaan baik dalam kondisi perang, maupun damai. Harga

itu ditentukan berdasarkan mekanisme pasar yang alamiah, hal ini dapat

dilakukan ketika pasar dalam keadaan normal, tetapi apabila tidak

dalam keadaan sehat yakni terjadi kez}a>liman seperti adanya kasus

penimbunan, riba, dan penipuan maka pemerintah hendaknya dapat

bertindak untuk menentukan harga pada tingkat yang adil sehingga

tidak ada pihak yang dirugikan. 73

6) Larangan Terhadap Praktik Riba

Rasulullah mengajarkan agar para pedagang senantiasa bersikap adil,

baik, kerja sama, ama>nah, tawakkal, qana>’ah, sabar dan tabah.

Sebaliknya beliau juga menasihati agar pedagang meninggalkan sifat

kotor perdagangan yang hanya memberikan keuntungan sesaat, tetapi

merugikan diri sendiri duniawi dan ukhrawi.74 Akibatnya akan

berdampak pada pedagang itu sendiri, pedagang kehilangan sifat adil

                                                            72 Veithzal Rivai dan Antoni Nizar Usman, Islamic Economics, 227. 73 Taqiyuddin An-Nabhani, Membangun, 167. 74 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam; Sejarah, Konsep, Instrumen, negara, dan Pasar

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), 169.

Page 42: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

42  

dan jujur, sehingga menuntut kemungkinan pedagang akan kehilangan

pelanggan terkait apa yang diperbuat selama berdagang.

Riba dilarang disebabkan oleh pengambilan tambahan dalam transaksi

jual beli ataupun pinjaman-pinjaman yang berlangsung secara z}a>lim

dan bertentangan dengan prinsip mua>malah secara Islami. Riba secara

harfiyah berarti peningkatan atau penambahan, meskipun demikian

tidak setiap penambahan adalah dosa.

7) Larangan Terhadap Penimbunan (ih}tika>r)

Islam mengajak kepada para pemilik harta untuk mengembangkan harta

mereka dan menginvestasikannya, sebaliknya melarang mereka untuk

membekukan dan tidak memfungsikannya. Penimbunan secara mutlak

dilarang, dan hukumnya haram.

Penimbunan adalah orang yang mengumpulkan barang-barang dengan

menunggu waktu naiknya harga barang-barang tersebut, sehingga bisa

menjualnya dengan harga yang tinggi, hingga warga setempat sulit

untuk menjangkaunya.75

Nabi Muhammad SAW adalah seorang pedagang, dan agama

Islam disebarluaskan terutama melalui para pedagang muslim. Dalam al-

Qur’an terdapat peringatan terhadap penyalahgunaan kekayaan, tetapi

tidak dilarang mencari kekayaan dengan cara yang halal.

Islam menempatkan aktivitas perdagangan dalam posisi yang amat

strategis di tengah kegiatan manusia mencari rezeki dan penghidupan.

                                                            75 Taqiyuddin An-Nabhani, Membangun, 208.

Page 43: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

43  

Kunci etis dan moral bisnis sesungguhnya terletak pada pelakunya, itu

sebabnya misi diutusnya Rasulullah SAW ke dunia adalah untuk

memperbaiki akhlak manusia yang telah rusak.

Seorang pengusaha muslim berkewajiban untuk memegang teguh

etika dan moral bisnis Islam yang mencakup h}usn al- khuluq. Pada derajat

ini Allah SWT akan melapangkan hatinya, dan akan membukakan pintu

rezeki, dimana pintu rezeki akan terbuka dengan akhlak mulia tersebut,

akhlak yang baik adalah moral dasar yang akan melahirkan praktis bisnis

yang etis dan moralis.76

E. Penetapan Harga

Harga adalah pemasangan nilai tertentu untuk barang yang akan

dijual dengan wajar, penjual tidak z}a>lim dan tidak menjerumuskan

pembeli untuk menentukan harga sekaligus melindungi hak keduanya.77

Islam menghargai hak penjual dan pembeli untuk menentukan harga

sekaligus melindungi hak keduanya. Pihak penjual berhak untuk

menentukan harga barang dengan sewajarnya dan pihak pembeli pun

boleh menawar harga yang ditawarkan oleh penjual.78

Allah SWT memberikan hak tiap orang untuk membeli dengan

harga yang disenangi. Dalam kitab Sunan Ibnu Majah juz 2 terdapat hadi>th

yang berbunyi:

.البـيع عن تـراض اإنم : �قال رسول الله : ل و يـق ري أبا سعيد الخد                                                             

76 Faisal Badroen, Etika, 89. 77 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah (12), terj. Kamaluddin A. Marzuki (Bandung: Al Ma’arif,

1987), 96. 78 Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer (Jakarta: Kencana, 2017), 296.

Page 44: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

44  

Dari Abu Sa’i>d al- Khudri berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu (sah karena) suka sama suka”.79

Namun, ketika negara mematok harga untuk umum, maka Allah

telah mengharamkannya membuat patokan harga barang tertentu yang

dipergunakan untuk menekan rakyat agar melakukan transaksi jual beli

sesuai dengan harga patokan tersebut. Oleh karena itu pematokan harga

dilarang.80 Haramnya pematokan tersebut bersifat umum untuk semua

barang. Tanpa dibedakan antara barang makanan pokok, dengan bukan

makanan pokok.81 Dalam mencari harta benda setiap manusia wajib

melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-Nya,

memberikan hak kepada yang berhak.82

Agar terciptanya ekonomi yang seimbang, maka pedagang harus

memperhatikan adanya harga mahal dan murah itu dikarenakan adanya

faktor atau sebab tertentu, bukan sewena-wena ditetapkan penjual barang

tersebut. Sebagai contoh harga cabai mahal karena pertanian sedang

dilanda banjir, sehingga banyak cabai yang tidak layak panen.

Transaksi ekonomi pasar bekerja berdasarkan mekanisme harga,

agar transaksi memberi keadilan bagi seluruh pelakunya, maka harga juga

harus mencerminkan keadilan. Dalam pandangan Islam transaksi harus

dilakukan dengan suka rela dan memberi keuntungan proposional bagi

                                                            79 Abi Abdullah Muhammad, Sunan Ibnu Ma>jah, 376. 80Taqiyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam

(Surabaya: Risalah Gusti, 2009), 212. 81 Ibid., 213. 82Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 175.

Page 45: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

45  

para pelakunya.83 Dalam menghargai hak penjual dan pembeli untuk

menentukan harga sekaligus melindungi hak keduanya terdapat suatu

ha>dith yang menyatakan bahwa:

ثـنا محمد بن ثـنا حجاج : ، قال بشار حد ثـنا حماد بن : ، قال بن منـهال حد حدى ل ر ع غلا السع : وقال ف ـ ،، عن أنس و حميد تب اث ة؛ وحميد و اد ت سلمة، عن ق ـ

ن إ :((قد غلا السعر، فسعر لنا، فـقال ! يا رسول الله : افـقلو ، �د رسول الله عه وليس أحد ربي ىأن ألق لأرجو إني ، زق االباسط الر القابض ر سع الم الله هو

. ))دم ولامال يطلبني بمظلمة في “Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami, Hajjaj bin

Minhal menceritakan kepada kami, Hammad bin Salamah menceritakan

kepada kami dari Qatadah, Tsabit dan Humaid dari Anas RA, ia berkata,

“Pada masa Rasulullah SAW, harga bahan-bahan pokok naik, maka para

sahabat berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, tetapkanlah

harga barang untuk kami”. Rasulullah SAW menjawab, “Sesungguhnya

hanya Allah yang berhak menetapkan harga, Maha Menyempitkan, Maha

Melapangkan dan Maha Pemberi rezeki, dan aku berharap, ketika aku

berjumpa dengan Tuhanku, tidak ada seorang pun dari kalian yang

menuntutku karena suatu tindakan z}alim baik yang menyangkut darah

maupun harta benda”. (H. R Ibnu Majah).84

Yang dimaksud hadith di atas ialah, bukan berarti mutlak dilarang

menetapkan harga, sekalipun dengan maksud demi menghilangkan bahaya

dan menghalang setiap perbuatan z}a>lim. Bahkan menurut pendapat para

ahli, bahwa menetapkan harga itu ada yang bersifat z}a>lim dan terlarang,

dan ada pula yang bijaksana dan halal.

                                                            83 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2003), 138. 84 Abi Abdullah Muhammad, Sunan Ibnu Ma>jah, 378.

Page 46: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

46  

Oleh karenanya, jika penetapan harga itu mengandung unsur-unsur

kez}a>liman dan pemaksaan yang tidak betul yaitu dengan menetapkan suatu

harga yang tidak dapat diterima, atau melarang sesuatu yang oleh Allah

dibenarkan maka jelas penetapan harga semacam itu hukumnya haram.85

Adapun penetapan harga yang diperbolehkan dan bahkan wajib dilakukan

adalah ketika terjadi lonjakan harga yang cukup tajam, signifikan dan

fantastis menurut bukti akurat disebabkan oleh ulama para spekulan dan

pedagang. Akan tetapi, pematokan harga tersebut juga harus dilakukan

dalam batas adil, dengan memperhitungkan biaya produksi, biaya

distribusi, transportasi, modal, margin, keuntungan bagi para produsen

maupun pedagang86

Harga merupakan suatu kesepakatan mengenain transaksi jual beli

barang atau jasa di mana kesepakatan tersebut disepakati oleh kedua pihak.

Harga tersebut haruslah direlakan oleh kedua pihak dalam akad, baik lebih

sedikit, lebih besar atau sama dengan nilai barang atau jasa yang

ditawarkan oleh pihak penjual kepada pembeli.87

Pengertian harga (al-thaman) adalah perkara yang tidak tentu

dengan ditentukan. Harga memerlukan penentuan, seperti penetapan uang

                                                            85 Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal Haram dalam Islam (Surabaya: PT Bina

Ilmu,1993), 352. 86 Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer (Jakarta:

Gema Insani, 2003), 92. 87 Jurnal Kumpulan Materi Ekonomi Islam, diakses pada 8 Maret 2018.

Page 47: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

47  

muka.88 Dalam fiqh Islam dikenal mengenai harga suatu barang, yaitu al-

thaman.89

Yang menentukan harga adalah permintaan produk para pembeli

dan pemasar produk atau jasa dari para pengusaha atau pedagang. al-

thaman adalah harga yang berlaku ditengah-tengah masyarakat secara

aktual. Harga yang dimainkan oleh para pedagang adalah al-thaman

Ulama fiqh mengemukakan syarat al-thaman sebagai berikut:90

1. Harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas jumlahnya.

2. Dapat diserahkan pada waktu akad (transaksi), sekalipun secara hukum

seperti, pembayaran dengan cek dan kartu kredit. Apabila barang itu

dibayar kemudian (berhutang), maka waktu pembayarannya pun harus

jelas waktunya.

Apabila jual beli itu dilakukan secara barter, maka barang yang

diharamkan oleh shara’ seperti babi dan khamar, karena kedua jenis benda

itu tidak bernilai dalam pandangan shara’.

                                                            88 Rachmat Syafe’i, Fiqh Muamalah (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001), 86. 89Setiawan Budi Utomo, Fiqh, 90. 90 Ibid.

Page 48: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

48  

BAB III

PRAKTIK JUAL BELI PERABOT RUMAH TANGGA

DI UD. GERABAH MULYO

A. Gambaran Umum UD. Gerabah Mulyo

1. Lokasi UD. Gerabah Mulyo

UD. Gerabah Mulyo terletak di jalan Ki Lelono Desa Japan

Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo, dengan batas-batas sebagai

berikut:

Tabel 1.1

Batas Wilayah UD. Gerabah Mulyo91

No. Batas Wilayah Desa Kecamatan

1. Utara Jurang Gandul Babadan

2. Timur Plalangan Babadan

3. Selatan Setono Jenangan

4. Barat Kadipaten Babadan

2. Sejarah Singkat Berdirinya UD. Gerabah Mulyo

Toko perabot rumah tangga UD. Gerabah Mulyo milik Bapak

Harjo dan Ibu Tumini yang berdiri pada tahun 1972 beralamat di Desa

Japan Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Toko tersebut

didirikan oleh keluarga Bapak Harjo. Saat itu beliau merintis usahanya

dengan berjualan di rumah sebelum melanjutkan bisnisnya di pasar.                                                             

91 Suyitno, Hasil Wawancara, 24 Februari 2018.

Page 49: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

49  

Awalnya beliau menjual rinjing, tumbu, dan gerabah yang berbahan

dasar dari tanah liat seperti wajan kreweng, kendil, lemper, kuwali dan

lainnya dengan kurun waktu selama kurang lebih 2 tahun.

Dari penjualan barang-barang tersebut diatas, keuntungan yang

didapatkan belum begitu banyak, pun resiko yang ditimbulkan cukup

besar seperti barangnya mudah pecah, menyita waktu yang lama dan

waktu penjualannya sering sampai malam tutur Bapak Harjo. Sehingga

Bapak Harjo berkeinginan untuk menjual perabot yang dirasa

mendatangkan keuntungan yang besar dan waktu yang efisien.

Pada tahun 1974 pemilik toko merasa kebutuhan yang semakin

banyak dan masyarakat jumlahnya semakin padat pula, maka dari itu

pemilik toko berinisiatif mengembangkan usaha dagangnya dengan

berjualan di pasar dan menambah barang dagangannya yang berbahan

dasar plastik (plastikan). Barang-barang tersebut mencakup barang

kebutuhan rumah tangga seperti piring, gelas, mangkuk, sapu, rantang,

wajan, almari dan lain-lainnya.

. Dengan berjualan di pasar, pemilik toko memiliki relasi dari

berbagai sales pabrik. Kemudian pemilik toko menyuplai barang

dagangannya langsung dari pabrik. Semakin berkembang pesat usaha

dagangnya akhirnya pemilik toko memberi nama usaha dagangya

dengan nama UD. Gerabah Mulyo agar pembeli mudah mengenalnya.

Tak hanya itu pemilik toko juga mengembangkan usaha dagangnya

Page 50: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

50  

kepada anak-anaknya dengan berjualan perabot rumah tangga di rumah

masing-masing.92

3. Struktur Manajemen UD. Gerabah Mulyo.

Dari hasil wawancara penulis dengan pemilik UD, bahwasannya

UD. Gerabah Mulyo adalah usaha pribadi atau perorangan. Artinya

UD. Gerabah Mulyo tidak berada di bawah naungan lembaga

persatuan dagang atau kemitraan dagang tertentu. Jadi pemilik UD

mendirikan UD atas nama pribadinya.93 Adapun manajemen pertokoan

UD. Gerabah Mulyo adalah sebagai berikut:

a. Pemilik UD, bertindak mengawasi semua kegiatan di toko,

melayani konsumen, mencatat transaksi jual beli, dan

menyimpan arsip jual beli.

b. Karyawan, bertugas mengurusi keluar masuknya barang dan

mengarahkan konsumen dalam memilih perabot rumah tangga

yang akan dibeli.

c. Kurir, bertugas mengantar barang-barang perabot dari rumah

ke pasar dan atau dari pasar ke rumah untuk keperluan stock

barang.94

4. Jenis-Jenis barang yang diperjual belikan di UD. Gerabah Mulyo

Adapun beberapa jenis barang yang diperjual belikan di UD.

Gerabah Mulyo diantaranya sebagai berikut:95

                                                            92 Harjo, Hasil Wawancara, 25 Februari 2018. 93 Harjo, Hasil Wawancara, 25 Februari 2018. 94 Tumini, Hasil Wawancara, 25 Februari 2018. 95 Adit, Hasil Wawancara, 26 Februari 2018.

Page 51: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

51  

Tabel 1.2

Daftar barang perabot rumah tangga

No. Jenis Barang Harga

1. Gelas Kembang Rp 20.000/lusin

2. Sendok Rp 15.000/lusin

3. Garbu Rp 10.000/lusin

4. Pisau Stenlis Rp 50.000/lusin

5. Mangkuk Es Rp. 75.000/lusin

6. Rak Piring Rp 140.000/biji

7. Tikar Rp 130.000/biji

8. Cangkir Kopi Rp 150.000/lusin

9. Bak Rp 35.000/biji

10. Kursi Rp 53.000/biji

11. Parut Kelapa Rp 60.000/lusin

B. TRANSAKSI JUAL BELI PERABOT RUMAH TANGGA DI UD.

GERABAH MULYO

1. Mekanisme Jual Beli Perabot Rumah Tangga di UD. Gerabah

Mulyo

Untuk pembelian perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo

biasanya pembeli datang langsung ke lokasi. Berdasarkan keterangan

Page 52: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

52  

dari Ibu Tumini, mekanisme jual beli yang dilakukan di UD. Gerabah

Mulyo adalah sebagai berikut:96

a. Pembeli datang ke lokasi UD. Gerabah Mulyo dengan maksud

untuk membeli perabot.

b. Setelah pembeli tertarik dengan salah satu barang yang ada di

UD. Gerabah Mulyo, biasanya pembeli menanyakan harganya.

Lalu penjual menjelaskan mengenai harga dan sistem

pembayarannya.

c. Setelah terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli, maka

penjual menyerahkan barang tersebut kepada pembeli.

Yang terjadi dalam transaksi jual beli perabot rumah tangga di UD.

Gerabah Mulyo adalah dilakukan dengan cara lisan oleh penjual kepada

pembeli untuk memperoleh kesepakatan.

Adapun kriteria pembeli dibagi menjadi dua kategori. Pertama,

adalah pembeli eceran, dimana dalam transaksi jual beli ini pihak

pembeli membeli barang yang mereka inginkan dalam jumlah satuan

atau dalam jumlah yang relatif sedikit. Kedua, pembelian perabot

rumah tangga dengan sistem grosir. Yang mana dalam jual beli grosir

ini pembeli membeli perabot dalam jumlah yang relatif besar.

                                                            96 Tumini, Hasil Wawancara, 28 Februari 2018.

Page 53: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

53  

2. Kriteria Barang Dalam Jual Beli Perabot Rumah Tangga Di UD.

Gerabah Mulyo

UD. Gerabah Mulyo menyediakan berbagai macam kebutuhan

rumah tangga yang dapat diperjualbelikan kepada masyarakat sekitar.

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, masyarakat biasanya

datang ke pasar atau langsung ke rumah Bapak Harjo untuk membeli

perabot rumah tangga.

Barang-barang perabot rumah tangga yang diperjualbelikan di

UD. Gerabah Mulyo merupakan barang pasokan langsung dari pabrik.

Adapun barang-barang yang disediakan di UD. Gerabah Mulyo

diantaranya piring, gelas, mangkuk, wajan, sapu, almari, bak plastik,

tikar, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Menurut Bapak Harjo

selaku pemilik UD, barang plastikan (berbahan dasar plastik)

didatangkan dari Sidoarjo, Jakarta, Tulungagung dan Madiun,

sedangkan barang-barang yang mudah pecah seperti gelas, mangkuk,

piring didatangkan dari Surabaya, Tulungagung dan Wonogiri.97

UD. Gerabah Mulyo saat ini merupakan toko yang begitu ramai

dengan aktivitas jual beli, baik pembeli dari dalam kota maupun luar

kota, baik eceran maupun grosir.98 Adapun yang menjadi faktor

penyebab adanya jual beli perabot rumah tangga yaitu:

                                                            97 Harjo, Hasil Wawancara, 25 Februari 2018. 98 Tumini, Hasil Wawancara, 25 Februari 2018.

Page 54: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

54  

1. Kebutuhan sehari-hari

Perabot rumah tangga merupakan alat-alat ataupun barang-barang

yang berfungsi untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Dalam

sebuah rumah pasti akan selalu membutuhkan perabot rumah

tangga, perabot tersebut biasanya untuk melengkapi isi rumah itu

sendiri atau berfungsi untuk meletakkan atau menyimpan beberapa

alat rumah tangga. Dari setiap perabot yang ada memiliki fungsi

masing-masing sesuai kebutuhan masyarakat.

2. Beragamnya jenis perabot rumah tangga

Rumah tangga terdiri dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

Jenis kebutuhan primer adalah kebutuhan yang wajib didahulukan

yaitu makanan, pakaian dan rumah. Apabila kebutuhan primer

tersebut sudah terpenuhi maka saatnya untuk memenuhi kebutuhan

sekunder yaitu berupa peralatan rumah tangga.

Ada berbagai jenis perabot rumah tangga yaitu perabot yang

mudah pecah (gelas, mangkuk, piring dll) dan perabot rumah

tangga yang berbahan dasar plastik. Untuk saat ini UD. Gerabah

Mulyo mengembangkan dagangannya berupa perabot rumah

tangga yang berbahan dasar plastik (plastikan), kini tersedia

berbagai macam jenisnya, tak hanya untuk peralatan dapur saja

akan tetapi mencakup kebutuhan rumah tangga lainnya. Oleh

karena itu, barang plastikan sangat digemari masyarakat.

Page 55: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

55  

Kriteria objek jual beli perabot rumah tangga adalah ciri-ciri dari

barang yang diperjualbelikan tersebut. Adapun praktik jual beli

perabot rumah tangga yang dilakukan di UD. Gerabah Mulyo yaitu

pihak penjual melakukan berbagai cara untuk mendapatkan

keuntungan. Agar penjual tidak mengalami kerugian yang cukup besar,

maka penjual berinisiatif mencampurkan antara barang yang sudah

terpakai dengan barang yang masih baru. Maksud barang yang sudah

terpakai tersebut ialah barang yang sudah dipakai pihak penjual untuk

kepentingan pribadinya seperti menggunakannya saat ada hajatan

misalnya pernikahan, slametan dan acara lainnya. Setelah itu pihak

penjual mencuci barang-barang tersebut dengan mengemas kembali

dengan membungkus plastik serta mengisolasinya agar seperti baru

lagi.99

Pencampuran tersebut dilakukan agar barang yang lama dapat

segera laku terjual. Lagi pula tidak ada perbedaan yang mencolok

antara keduanya, sehingga pembeli sulit untuk mengetahui dan

membedakan terkait barang yang akan dibeli. Bahkan belum tentu

barang yang sudah terpakai tersebut dapat memberikan kenyamanan

saat digunakan oleh pembeli.

Adapun perabot campuran yang ada di UD. Gerabah Mulyo

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:100

1. Perabot rumah tangga tersebut ditata di rak dengan rapi,

                                                            99 Sarinem, Hasil Wawancara, 10 Februari 2018. 100 Mawan, Hasil Wawancara, 28 Februari 2018.

Page 56: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

56  

2. Barangnya terlihat bagus,

3. Objeknya terlihat seperti baru,

4. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah

dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau

etiket barang tersebut.

5. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, mutu, ukuran

dan lain sebagainya.

3. Penetapan Harga Dalam Jual Beli Perabot Rumah Tangga Di UD.

Gerabah Mulyo

Jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo pihak

penjual berhak menentukan harga yang ditetapkan. Misalnya dalam

menetapkan harga gelas, penetapann harga tersebut ditetapkan

pedagang dengan harga Rp 20.000/lusin untuk semua jenis gelas

kembang. Pedagang memberi harga tersebut dengan patokan bahwa

harga yang semulanya Rp 15.000/lusin kemudian pihak UD menjual

dengan harga Rp 20.000/lusin. Sehingga keuntungan yang didapatkan

pedagang tersebut sebesar Rp 5.000/lusin.

Dalam menetapkan harga pisau, pihak penjual menetapkan harga

Rp 50.000/lusin untuk pisau stenlis. Pedagang memberikan harga

tersebut dengan patokan harga semula Rp 43.000/lusin kemudian

dijual kembali dengan harga Rp 50.000/lusin. Lain halnya dengan

harga pisau biasa yang bukan stenlis, pihak penjual memberikan harga

Page 57: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

57  

yang lebih murah dibandingkan dengan harga pisau yang berbahan

stenlis.

Dengan demikian pedagang mendapatkan keuntungan dari hasil

barang yang dijualnya tersebut. Besar kecilnya penetapan harga yang

dilakukan penjual tergantung dari kriteria barang tersebut, misalnya

dari segi ukuran, kualitas, merk, dan menyesuaikan harga beli dari para

penyuplay barang perabot.101 Selain itu pedagang mendapatkan

keuntungan dari penjualan suatu barang dagangannya merupakan hal

yang umum dilakukan oleh pedagang. Keuntungan yang diinginkan

oleh pedagang tentu bukan keuntungan yang sedikit, seperti dalam

prinsip ekonomi atau prinsip berdagang, umumnya para pedagang

mengharapkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal

sekecil-kecilnya.

Tetapi dalam praktiknya tidak jarang untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih banyak dan agar barang dagangannya itu cepat

terjual, terkadang pedagang tersebut melakukan berbagai cara

meskipun cara yang mereka lakukan melanggar aturan seperti

mencampur kualitas barang antara yang baru dengan yang lama atau

sudah terpakai, kemudian pedagang menjual kembali barang tersebut

dengan harga yang sama. Padahal hal tersebut dapat merugikan salah

satu pihak khususnya bagi konsumen, pada akhirnya tidak diketahui

dengan jelas dan pasti antara barang lama dan barang yang masih baru.

                                                            101 Tumini, Hasil Wawancara, 28 Februari 2018.

Page 58: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

58  

Pasalnya terkadang pedagang tidak begitu memperhatikan dalam

menetapkan harga barang yang masih baru maupun yang sudah lama.

Karena pedagang pun sulit membedakan antara barang yang baru

dengan barang yang lama ketika barang yang asal mulanya dari rumah

tersebut sudah tercampur dengan barang yang ada di pasar. Oleh

karena itu, pedagang tidak memiliki patokan harga yang membedakan

harga barang yang baru dengan barang yang lama.

Ketika pedagang mengetahui dan atau dapat membedakan antara

barang yang baru dengan barang yang lama, maka pedagang dalam

menentukan harga barang tersebut menyamakan dengan harga barang

yang masih baru. Terkadang pedagang juga memberikan harga di

bawah harga barang yang baru. Dengan alasan jika tidak cepat terjual

maka ditakutkan barang tersebut tidak dapat difungsikan sebagaimana

mestinya dan pedagang akan mengalami kerugian.102

Adapun sikap penjual saat menawarkan perabot rumah tangga

kepada pembeli yaitu dengan sikap ramah tamah dan lemah lembut

serta kekeluargaan. Dalam tawar menawar harga dalam jual beli

perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo tidak berbelit-belit,

artinya harga disepakati setelah dilakukan kesepakatan antara penjual

dan pembeli.103

Menurut salah satu pembeli perabot rumah tangga Ibu Baidah,

bahwa Ibu Baidah membeli perabot rumah tangga di UD. Gerabah

                                                            102 Mawan, Hasil Wawancara, 12 Maret 2018. 103 Hasil Observasi, 14 Maret 2018.

Page 59: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

59  

Mulyo disebabkan karena barang-barang yang tersedia jauh lebih

komplit dan harga jualnya pun lebih murah dibandingkan dengan toko

yang lain.104

Sama halnya yang dituturkan oleh Ibu Tuminem, alasan Ibu

Tuminem membeli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo

disebabkan karena beliau sudah lama berlangganan di UD. Gerabah

Mulyo. Selain itu UD. Gerabah Mulyo sangat mudah dijangkau karena

rumah Ibu Tuminem berdekatan dengan UD. Gerabah Mulyo.

Biasanya ketika beliau melakukan pembelian perabot rumah tangga,

pihak penjual memperbolehkan memilih barang sesuka hatinya. Oleh

karena itu Ibu Tuminem senang membeli di UD tersebut.105

Lain halnya yang diungkapkan oleh Bapak Sobikun, pada saat

Bapak Sobikun membeli panci (sublub) di UD. Gerabah Mulyo, beliau

merasa kurang puas dengan barang yang beliau beli. Karena panci

(sublub) yang beliau pesan ternyata tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan. Pasalnya panci (sublub) tersebut bocor ketika digunakan,

dan keesokan harinya Bapak Sobikun kembali ke pasar untuk menukar

panci tersebut. Ternyata dari pihak penjual tidak memperbolehkan

menukar panci tersebut dengan alasan tidak ada kesepakatan awal

terkait penukaran kembali barang yang sudah dibeli ketika terdapat

kecacatan 106

                                                            104 Baidah, Hasil Wawancara, 28 Februari 2018 105 Tuminem, Hasil Wawancara, 15 Maret 2018. 106 Sobikun, Hasil Wawancara, 15 Maret 2018.

Page 60: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

60  

Menurut Ibu Musinah salah satu pembeli perabot rumah tangga,

bahwa Ibu Musinah pernah membeli 1 kodi mangkuk. Pada saat

transaksi jual beli penjual melarang Ibu Musinah memilih mangkuk

tersebut. Pihak penjual menuturkan bahwa boleh melilih mangkuk

tetapi dengan harga yang berbeda atau jauh lebih mahal. Dengan

demikian Ibu Musinah memutuskan untuk tidak memilih mangkuk

tersebut. Ibu Musinah juga menuturkan jika terjadi kecacatan barang

yang dibeli maka tidak boleh menukar kembali barang yang sudah

dibeli.107

Adapun jual beli secara grosir seperti yang dilakukan Ibu Sirom

yaitu Ibu Sirom biasanya datang langsung ke rumah Bapak Harjo

untuk membeli perabot rumah tangga yang akan ia jual kembali.

Kemudian Ibu Sirom menyerahkan daftar nama-nama perabot yang

akan dibeli kepada penjual baik perabot rumah tangga yang memiliki

kualitas bagus dan kualitas rendah. Adapun harga antara perabot

kualitas bagus dan perabot kualitas rendah yaitu berbeda, biasanya

memiliki selisih antara keduanya. Alasan Ibu Sirom juga membeli

perabot rumah tangga dengan kualitas rendah yaitu harganya lebih

murah dan barang yang ia jual nantinya ada variasi harga sehingga

pembeli akan memiliki berbagai pilihan dalam jual beli tersebut.108

                                                            107 Musinah, Hasil Wawancara, 12 Maret 2018. 108 Sirom, Hasil Wawancara, 12 Maret 2018.

Page 61: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

61  

BAB IV

ANALISIS ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP OBJEK DAN

PENETAPAN HARGA DALAM JUAL BELI PERABOT RUMAH

TANGGA DI UD. GERABAH MULYO

A. Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap Objek Jual Beli Perabot Rumah

Tangga di UD. Gerabah Mulyo

Jual beli merupakan sebuah aktivitas yang dapat kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Transaksi jual beli yang dilakukan antara penjual

dan pembeli berupa tukar menukar suatu barang dengan barang yang lain

berdasarkan tata cara atau akad tertentu. Terjadinya transaksi jual beli

tersebut disebabkan karena adanya perbedaan kebutuhan hidup antara satu

orang dengan yang lain.

Dalam menjalankan sebuah bisnis, perlu dilandasi dengan etika. Etika

sangat diperlukan dalam segala aktivitas manusia salah satunya adalah jual

beli. Dalam jual beli hal yang perlu diperhatikan adalah terkait dengan

objek jual beli tersebut. Adapun syarat objek jual beli diantaranya adalah

objek jual beli harus suci barangnya, bermanfaat, dapat diserahterimakan,

dan merupakan milik penuh salah satu pihak.109

Dalam berdagang, seseorang pasti mengharapkan semua dagangannya

dapat laku terjual. Terkadang pedagang tersebut melakukan berbagai cara,

meskipun cara yang mereka lakukan tersebut melanggar aturan seperti

mengambil keuntungan dengan jalan penipuan, pengambilan keuntungan

                                                            109 Haroen, Fiqh Muamalah,118.

Page 62: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

62  

dengan cara riba, manipulasi harga, dan masih banyak lagi cara lain yang

digunakan pedagang untuk tidak mendapat kerugian yang cukup besar.

Sebagaimana data yang peneliti peroleh, bahwa dalam transaksi jual

beli yang terjadi di UD. Gerabah Mulyo terdapat pencampuran antara

barang lama (sudah terpakai) dengan barang baru. Hal tersebut sengaja

dilakukan oleh pedagang dengan tujuan supaya pembeli tidak dapat

membedakan karakteristiknya dan perabot lama juga dapat terjual sesuai

harga barang baru, sehingga pedagang tidak mengalami kerugian yang

terlalu besar.

Untuk dapat diketahui apakah jual beli perabot rumah tangga tersebut

sesuai dengan etika bisnis Islam atau tidak, maka penulis akan

menganalisis dengan menggunakan prinsip-prinsip etika bisnis Islam dan

larangan dalam bisnis Islam yaitu:

1. Ditinjau dari prinsip tauhi>d (Unity/kesatuan)

Kesatuan merupakan cerminan dari konsep tauhid, yang

merupakan dimensi vertikal Islam, konsep ini mencakup konsep

yang paling mendalam pada diri seorang muslim. Dengan adanya

konsep ini, seorang muslim dalam menjalankan bisnis harus

berpegang teguh pada etika Islam, karena jika melakukan sesuatu

yang tidak sesuai dengan etika, ia akan takut pada Allah.110

Dalam proses jual beli perabot rumah tangga yang terjadi di UD.

Gerabah Mulyo tanpa melihat kualitas barangnya dan tidak sesuai

                                                            110 Rafik Isa Beekun, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 33-34.

Page 63: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

63  

dengan prinsip tauhid. Karena pihak penjual tidak bersifat sesuai

dengan perintah-perintah Allah, yang mana pihak penjual harus

melihat atau membedakan kualitas barang dagangannya dalam

setiap transaksi seperti yang dijelaskan dalam etika bisnis Islam.

Agar antara penjual dan pembeli sama-sama merasa puas dengan

transaksi tersebut.

2. Keseimbangan atau kesejajaran (al-‘adl wa al-ih}sa>n)

Keseimbangan ‘adl menggambarkan dimensi horizontal

ajaran Islam dan berhubungan dengan segala sesuatu di alam

semesta.111 Menurut prinsip ini dalam beraktivitas di dunia kerja

dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil. Pengertian

adil dalam Islam diarahkan agar hak orang lain, hak lingkungan

sosial, hak alam semesta, hak Allah, dan hak Rasul-Nya berlaku

sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak

tersebut harus ditempatkan sebagaimana mestinya (sesuai dengan

aturan syariah).

Jika dilihat dari prinsip keseimbangan penjual tidak adil pada

pembeli, karena penjual tidak menjelaskan diawal terkait dengan

kualitas barang dagangannya, baik yang sudah terpakai maupun

barang yang masih baru. Dalam hal ini, pembeli tidak

mendapatkan hak yang seharusnya ia dapatkan. Yang mana

sejatinya seorang pembeli tentunya mengharapkan apa yang ia

                                                            111 Muhammad, Etika Bisnis, 55.

Page 64: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

64  

beli sesuai dengan keinginannya. Seharusnya pembeli

mendapatkan barang dengan kualitas yang baik, akan tetapi

pembeli mendapatkan barang yang belum tentu jelas kualitas

barangnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-

Ma>idah ayat: 8 bahwa Allah SWT menghendaki manusia berlaku

adil, karena adil itu lebih dekat kepada Allah SWT.

3. Kehendak bebas (ikhtiya>r)

Kehendak bebas merupakan bagian terpenting dalam nilai

etika bisnis Islam, tetapi kebebasan itu tidak boleh merugikan

kepentingan kolektif.112 Pada dasarnya manusia bebas

menentukan pilihan antara baik dan buruk dalam mengelola

sumber daya alam. Kebebasan untuk menentukan pilihan itu

melekat pada diri manusia, karena manusia telah dianugerahi akal

untuk memikirkan mana yang baik dan yang buruk, mana yang

masl}ah}ah dan mafsadah (mana yang manfaat dan mudharat).

Dalam perdagangan, pedagang diberi kebebasan untuk melakukan

jual beli dengan cara apapun untuk menghasilkan keuntungan

semaksimal mungkin, namun harus sesuai dengan etika Islam.

Seorang pedagang hendaknya menjual barang yang halal,

bermanfaat, dan berkualitas.

Dengan adanya prinsip kehendak bebas ini, justru mendorong

seseorang dalam melakukan pelanggaran-pelanggaran yang tidak

                                                            112 Aziz, Etika Bisnis, 46.

Page 65: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

65  

dibenarkan menurut syariat Islam. Banyak pedagang yang

menggunakan berbagai cara agar barang dagangannya laku

terjual, meskipun hal yang dilakukannya tersebut melanggar

aturan. Seperti yang dilakukan penjual perabot rumah tangga di

UD. Gerabah Mulyo, bahwasannya penjual tidak menggunakan

kehendak bebas sesuai dengan prinsip etika bisnis Islam. Karena

masih terdapat motif dalam jual beli yang dilakukannya dengan

cara menjual kembali barang dagangan yang sudah terpakai dan

mencampurkan dengan barang yang masih baru.

4. Tanggung jawab

Prinsip tanggung jawab memiliki keterkaitan yang sangat

kuat dengan prinsip kehendak bebas. Yang mana, seseorang

diberi kebebasan dalam bertindak sesuai dengan yang ia inginkan.

Akan tetapi dari kebebasan tersebut harus diimbangi dengan

tanggung jawab. Terutama jika dikaitkan dengan kebebasan

ekonomi, pada prinsip tanggung jawab berarti setiap orang akan

diadili secara personal di hari kiamat kelak. Tidak ada satu cara

pun bagi seseorang untuk melenyapkan perbuatan-perbuatan

jahatnya kecuali dengan memohon ampunan kepada Allah dan

melakukan perbuatan-perbuatan yang baik (amal saleh).113

Dengan melakukan pencampuran perabot, penjual secara

langsung sudah tidak bertanggung jawab kepada pembelinya, ia

                                                            113 Badroen, Etika Bisnis, 100.

Page 66: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

66  

tidak peduli apakah perabot tersebut baru maupun campuran,

yang terpenting dari pihak penjual mendapatkan keuntungan dari

hasil jual beli perabot tersebut. Serta apabila terdapat cacatnya

barang yang sudah dibeli oleh pembeli rata-rata barang yang cacat

tersebut tidak boleh ditukarkan.

5. Kebenaran

Kebenaran disini meliputi kebajikan dan kejujuran. Shari>’ah

Islam sangat memperhatikan nilai-nilai kejujuran dalam

bertransaksi, seperti yang dilakukan penjual atas cacat barang

yang dijual. Apabila barang dagangan terdapat kerusakan atau

cacat dan penjual tidak memberi penjelasan kepada pembeli,

maka penjual telah melakukan pelanggaran shari>’ah. Hendaknya

penjual memberikan hak kepada pembeli untuk mengembalikan

barang ketika ditemukan kerusakan atau cacat yang dapat

mengurangi nilai intrisiknya, serta memberi kebebasan dalam

melilih.

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, bahwa

pencampuran kualitas perabot rumah tangga dilakukan dengan

cara perabot yang sudah terpakai atau masih bisa digunakan

dicampurkan dengan perabot yang baru. Dapat disimpulkan

bahwa pencampuran kualitas perabot rumah tangga bertentangan

dengan prinsip etika bisnis Islam kentang kebenaran. Karena

pihak penjual tidak berkata terus terang terhadap pencampuran

Page 67: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

67  

kualitas dari perabot rumah tangga, sehingga hal ini dapat

merugikan pembeli dikemudian hari. Dilihat dari cara melakukan

transaksinya dikatakan tidak sah, karena dalam hal ini penjual

tidak berkata jujur atau menjelaskan bahwa barang dagangannya

sudah dicampurkan.

Kemudian secara etika bisnis Islam, jual beli yang dilakukan di UD.

Gerabah Mulyo telah melanggar larangan melakukan kegiatan transaksi

jual beli yang mengarah pada kez}a>lim an. Melakukan pencampuran objek

jual beli terkait kualitas perabot rumah tangga tentu saja adalah suatu

kez}a>lim an kepada pembeli, dan Islam sangat melarang umatnya berbuat

z}a>lim kepada orang lain. Dengan melakukan pencampuran tersebut,

penjual dianggap telah menz}a>limi hak-hak pembeli atau konsumen untuk

mendapatkan barang yang bagus kualitasnya.

Pencampuran objek jual beli tersebut merupakan perbuatan yang

melanggar etika bisnis Islam, hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:

Ÿωuρ (#θÝ¡ Î6ù= s?  Y ysø9$# È≅ÏÜ≈t7 ø9$$Î/ (#θãΚçGõ3 s? uρ ¨,ysø9$# öΝ çFΡ r&uρ tβθçΗs>÷ès? ∩⊆⊄∪

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah: 42).

Kemudian dalam etika jual beli Islam, dilarang adanya tadlis. Tadli>s

adalah jual beli yang mengandung suatu hal yang tidak diketahui oleh

salah satu pihak, penipuan ini bisa dalam hal kualitas barang, kuantitas

barang, harga dan waktu penyerahan. Dengan adanya jual beli perabot

rumah tangga campuran ini tentu saja telah terjadi penipuan pada pembeli.

Page 68: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

68  

Penipuan ini dalam hal kualitas objek jual belinya yaitu perabot rumah

tangga itu sendiri. Sebab kualitas barangnya yang semestinya kualitas yang

bagus menjadi kualitas campuran.

B. Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap Penetapan Harga Jual Beli

Perabot Rumah Tangga di UD. Gerabah Mulyo

Islam memandang pasar bebas di mana harga yang adil ditetapkan

oleh kekuatan permintaan dan pasokan. Harga-harga akan dipandang adil

jika memang itu adalah hasil fungsi kekuatan pasar sejati.114

Hal yang mendasar dari jual beli adalah penentuan harga, untuk dapat

diketahui apakah penetapan harga yang dilakukan di UD. Gerabah Mulyo

sesuai dengan etika bisnis Islam, maka penulis akan menganalisis dengan

menggunakan prinsip-prinsip etika bisnis Islam dan larangan dalam bisnis

Islam yaitu:

1. Tauhi>d (Unity/kesatuan)

Tauhi>d merupakan fondasi utama seluruh ajaran Islam. Tauhi>d menjadi

dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi,

politik, sosial maupun budaya. Hakikat tauhi>d juga dapat berarti

penyerahan diri yang bulat kepada kehendak ilahi, baik menyangkut

ibadah maupun mua>malah.115

Dalam proses penjualan perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo ,

bahwasannya dalam menetapkan harga perabot rumah tangga campuran

ini penjual menggolongkan menjadi dua yaitu kepada tengkulak dengan

                                                            114 Rivai, Islamic Business, 408. 115 Ibid., 52.

Page 69: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

69  

sistem grosir dan kepada masyarakat pada umumnya yaitu pembelian

secara eceran. Penjual menjelaskan kepada pembeli secara grosir terkait

harga antara perabot yang memiliki kualitas bagus dan perabot yang

kualitasnya rendah. Proses jual beli UD. Gerabah Mulyo dengan

pembeli grosir sudah sesuai dengan konsep tauhi>d, sebab kedua belah

pihak telah mengetahui harga dan kualitas perabot rumah tangga yang

diperjual belikan. Sedangkan jual beli yang dilakukan UD. Gerabah

Mulyo dengan pembeli eceran tidak sesuai dengan konsep tauhi>d, sebab

pihak UD. Gerabah Mulyo tidak menjelaskan terkait harga dan kualitas

perabot kepada pembeli eceran.

2. Keseimbangan atau kesejajaran (al-‘adl wa al-ih}sa>n)

Dalam proses penjualan perabot rumah tangga, pihak UD. Gerabah

Mulyo telah melakukan ketidakadilan dalam menetapkan harga

terhadap kualitas perabot rumah tangga campuran yang diperjualbelikan

kepada pembeli perabot rumah tangga secara eceran, bahwa harga

perabot rumah tangga yang dijual kepada pembeli eceran tidak selalu

melihat kualitas barangnya, semua dihargai dengan harga yang sama

baik yang baru ataupun yang sudah terpakai. Karena pihak penjual tidak

menjelaskan terkait harga dan kualitas barang campuran tersebut,

akibatnya pihak pembeli tidak mengetahui motif yang dilakukan oleh

pihak penjual. Sedangkan proses jual beli UD. Gerabah Mulyo dengan

pembeli grosir sudah sesuai dengan prinsip keseimbangan atau

Page 70: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

70  

kesejajaran, karena pembeli grosir mengetahui harga dan kualitas

perabot rumah tangga yang dibeli.

3. Kehendak bebas (ikhtiya>r)

Proses jual beli yang dilakukan oleh UD. Gerabah Mulyo kepada

pembeli eceran tidak sesuai dengan prinsip kehendak bebas. Sebab,

memang benar pedagang memiliki kebebasan dalam proses jual beli

yang ia lakukan, namun pedagang harus memikirkan kepentingan orang

lain, yakni merugikan orang lain atau tidak. Dengan tidak

memberitahukan bahwa perabot rumah tangga terkait harga pada

kualitas campuran, maka pedagang telah merugikan pembeli secara

ecer. Sedangkan proses jual beli pedagang dengan pembeli grosir sudah

sesuai dengan prinsip kehendak bebas, karena pedagang bebas

menggunakan cara apapun dalam jual belinya namun tidak boleh

merugikan orang lain dan pembeli bebas memilih perabot rumah tangga

yang diinginkan serta sudah mengetahui mengenai harga dan kualitas

dari perabot rumah tangga yang diperjual belikan.

4. Tanggung jawab

Prinsip tanggung jawab sangat ditekankan dalam Islam, seorang

pengusaha harus bertanggung jawab kepada konsumennya, selain itu ia

juga harus bertanggung jawab kepada Allah di akhirat kelak. Dengan

menjual perabot rumah tangga campuran kepada pembeli eceran tetapi

penjual tidak menjelaskan kepada pembeli, maka penjual telah

melanggar prinsip tanggung jawab kepada pembeli. Sebagai penjual,

Page 71: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

71  

sudah sepantasnya ia bertanggung jawab atas apa yang ia jual, baik segi

kualitas dan harga perabot rumah tangga yang dijual. Namun proses

jual beli yang dilakukan oleh penjual dengan pembeli grosir telah sesuai

dengan prinsip tanggung jawab, sebab pembeli telah mengetahui

terhadap harga dan kualitas barang tersebut. Sehingga penjual telah

bertanggung jawab dengan harga dan kualitas dari perabot rumah

tangga yang ia jual kepada pembeli.

5. Kebenaran

Kebenaran dalam hal ini mengandung dua hal yaitu kebajikan dan

kejujuran, dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat

menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian

salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerja sama atau perjanjian

dalam bisnis.116 Proses penjualan perabot rumah tangga yang dilakukan

pihak penjual dengan pembeli eceran tidak sesuai dengan prinsip

kebenaran. Sebab penjual tidak melakukan kebajikan dan kejujuran

kepada pembeli eceran, bahwa harga dan kualitas perabot rumah tangga

merupakan perabot campuran, penjual tidak jujur dan bahkan

berbohong kepada pembeli. Namun untuk proses jual beli yang

dilakukan penjual dengan pembeli grosir sudah sesuai dengan prinsip

kebenaran, sebab penjual telah jujur kepada pembeli grosir mengenai

harga dan kualitas perabot rumah tangga yang dijual.

                                                            116 Aziz, Etika Bisnis, 46.

Page 72: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

72  

Kemudian untuk etika bisnis Islam dalam penentuan harga yang

dilakukan di UD. Gerabah Mulyo ada yang tidak melanggar etika bisnis

Islam dan ada yang melanggar etika bisnis Islam. Berikut ini adalah

penjelasannya:

1. Tidak melanggar etika bisnis Islam karena pada proses penetapan

harga antara UD. Gerabah Mulyo dengan pembeli grosir sama-sama

mengetahui kualitas barang yang diperjual belikan. Penjual berkata

jujur kepada pembeli grosir, sehingga pembeli mengetahui bahwa

harga dan kualitas perabot rumah tangga yang ia beli ada dua kategori

yaitu harga perabot kualitas bagus dan harga perabot kualitas rendah.

Jadi, dalam proses penjualan ini penjual dan pembeli grosir telah ridho

dalam melakukan proses jual beli.

2. Melanggar etika bisnis Islam karena dalam proses penjualannya

mengandung beberapa hal, yakni:

a. Tidak memberikan informasi tentang barang secara jujur,

transparan, apa adanya dan menjerumuskan pembeli.

b. Tidak menetapkan harga sesuai dengan kualitas barangnya.

c. Tidak berlaku adil terhadap penetapan harga kepada pembeli.

Proses jual beli yang dilakukan pedagang dengan pembeli

eceran tidak sesuai dengan etika bisnis Islam dalam penetapan

harga, karena penjual tidak jujur kepada pembeli terkait penetapan

harga perabot rumah tangga campuran. Selain melanggar prinsip

dasar etika bisnis Islam dalam penetapan harga dan penjualan,

Page 73: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

73  

proses penjualan perabot rumah tangga kualitas rendah (sudah

terpakai) juga melanggar larangan-larangan dalam jual beli.

Pertama, larangan tadli>s, yakni transaksi yang mengandung suatu

hal yang tidak diketahui salah satu pihak. Setiap transaksi dalam

Islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan antara kedua belah

pihak. Mereka harus mempunyai informasi yang sama sehingga

tidak ada pihak yang merasa dicurangi atau ditipu karena ada

sesuatu yang tidak diketahui salah satu pihak. Dalam hal ini,

penjual telah membohongi pembeli eceran mengenai harga dan

kualitas perabot rumah tangga yang sebenarnya. Sedangkan untuk

pembeli secara grosir tidak melanggar larangan etika bisnis Islam

dalam jual beli karena pembeli telah mengetahui kualitas dari

perabot rumah tangga yang ia beli. Kedua, Islam menghargai hak

penjual dan pembeli untuk menentukan harga sekaligus melindungi

hak keduanya. Harga-harga akan dipandang adil jika memang itu

adalah hasil fungsi kekuatan pasar sejati. Akan tetapi dalam

praktiknya jelas pihak penjual melakukan rekayasa harga sendiri

dan tidak sesuai dengan harga yang adil.

Page 74: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

74  

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian, pembahasan, dan analisis oleh penulis, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Mengenai objek jual beli perabot rumah tangga terkait pencampuran

kualitas barang yang dilakukan di UD. Gerabah Mulyo belum sesuai

dengan etika bisnis Islam karena ada ketidak jujuran pedagang dalam

transaksi jual beli perabot rumah tangga dan telah melanggar prinsip-

prinsip dasar etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhi>d, keseimbangan,

kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran, serta melanggar

larangan dalam bisnis Islam terkait pencampuran kualitas perabot

rumah tangga yaitu larangan kez}a>liman, dan melanggar larangan

dalam jual beli yaitu tadli>s (penipuan).

2. Mengenai penetapan harga perabot rumah tangga kualitas campuran

ada dua yakni:

a. Dalam menetapkan harga kepada pembeli eceran, penjual telah

melanggar prinsip dasar etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhi>d,

keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran.

Karena dalam menetapkan harga, penjual menyamakan harga

perabot rumah tangga antara barang yang masih baru dengan

barang yang sudah terpakai, akibatnya ada pihak yang dirugikan

Page 75: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

75  

yaitu pembeli. Serta melanggar larangan dalam jual beli yaitu

tadli>s atau penipuan.

b. Dalam menetapkan harga kepada pembeli grosir, penjual tidak

melanggar prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam dan larangan

dalam bisnis Islam, karena penjual telah jujur kepada pembeli

grosir dan sama-sama mengetahui kualitas dan harga barang yang

diperjualbelikan.

B. SARAN

1. Penulis berharap terkait objek jual beli perabot rumah tangga, pihak

penjual tidak mencampurinya dengan perabot rumah tangga yang

berkualitas rendah (sudah terpakai), karena pencampuran tersebut tidak

sesuai dengan etika bisnis Islam. Selain itu, hal tersebut dapat

merugikan salah satu pihak yaitu konsumen atau pembeli.

2. Penulis berharap agar dalam proses penjualan, penjual harus berkata

jujur dan adil kepada para pembeli dan bertanggung jawab atas apa

yang diperdagangkan, baik dari pembeli eceran maupun pembeli grosir

mengenai harga dan kualitas perabot rumah tangga yang diperjual

belikan.

3. Penulis berharap agar dalam melakukan setiap transaksi jual beli para

pembeli berhati-hati dalam membeli perabot rumah tangga.

Page 76: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

76  

DAFTAR PUSTAKA .

Alma, Buchari dan Donni Juni Priansa. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta, 2009.

Aziz, Abdul. Etika Bisnis Perspektif Islam; Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha. Bandung: Alfabeta, 2013.

Badroen, Faisal. Etika Bisnis Islam Dalam Islam. Jakarta: Kencana, 2006.

Beekun, Rafik Isa. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.

Budi. Setiawan Utomo. Fiqh Aktual Jawaban Tuntas Masalah Kontemporer. Jakarta: Gema Insani, 2003.

Damanuri, Aji. Metodologi Penelitian Muamalah. Ponorogo: STAIN Po Press, 2010.

Fauroni, Lukman. Etika Bisnis dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2006.

Fauzia, Ika Yunia. Etika Bisnis dalam Islam. Jakarta: Kencana, 2013.

Gitosudarmo, Indriyo. Pengantar Bisnis Edisi 2. Yogyakarta: BPFE, 2003.

Gunawan, Imam. Metodologi Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Hasan, Ali. Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Hasan, M. Ali. Berbagai Macam Transaksi dalam Islam Fiqh Muamalat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.

Hasanah, Uswatun, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bekatul di Patran Sonobekel Tanjunganom Nganjuk, Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2017).

Page 77: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

77  

Hidayat, Mohammad. An Introduction to The Sharia Economic Pengantar Ekonomi Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim, 2010.

https:/almanhaj.or.id/3549-untung-segunung-kenapa-tidak.html, (Diakses Pada Tanggal 5 Maret 2018, Jam 15:07)

Ibrahim, Johannes, Lindawaty Sewu. Hukum Bisnis Dalam Perspektif Manusia Modern. Bandung: PT Refika Aditama, 2007.

Imaniyati, Neni Sri. Hukum Ekonomi & Ekonomi Islam; Dalam Perkembangan. Bandung: Maju Mundur, 2002.

Jurnal Kumpulan Materi Ekonomi Islam, (diakses pada tanggal 8 Maret 2018).

Jusmaliani dkk. Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Keraf, Sonny. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius, 1998.

Mardani. Hukum Bisnis Syariah. Jakarta: Kencana, 2014.

Meloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009.

Miswanto, Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Jahe di Pasar Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, Skripsi (Ponorogo: STAIN Ponorogo, 2015).

Muhammad dan Alimin. Etika & Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam. Yogyakarta: BPEE Yogyakarta, 2005. Muhammad. Aspek Hukum dalam Muamalat. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

.......... Dasar-dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: EKONISIA, 2004.

.......... Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004.

Mujahidin, Akhmad. Ekonomi Islam; Sejarah, Konsep, Instrumen, negara, dan Pasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Page 78: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

78  

Nabhani, An, Taqiyuddin. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perspektif Islam. Surabaya: Risalah Gusti, 2009. Naqvi, Syed Nawab Haider. Menggagas Ilmu Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Nurohman, Dede. Memahami Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Yogyakarta: Teras, 2011.

Qardhawi, Muhammad Yusuf. Halal dan Haram dalam Islam. Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993.

Qardhawi, Yusuf. Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid II. Jakarta: Gema Insani Press, 1995. Quzwaini, Al, Abi Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Ma>jah. Sunan Ibnu Ma>jah, Vol. II. Baerut Libanon: Da>r Fikr, 1994.

Rivai, Veithzal Andi Buchari. Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.

Rivai, Veithzal dan Antoni Nizar Usman. Islamic Economics And Finance; Ekonomi dan Keuangan Islam Bukan Alternatif, tetapi Solusi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012.

Rivai, Veithzal dkk. Islamic Business And Economic Ethnics; Mengacu pada Al-Qur’an dan Mengikuti Jejak Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah (12), terj. Kamaluddin A. Marzuki. Bandung: Al Ma’arif, 1987. Saurah at-Tirmidzi. Abu Isa Muhammad bin Isa bin >. Sunan at-Tirmidzi> ,

Vol. III. Baerut Libanon: Da>r Fikr, 1994.

Shidiq, Sapiudin. Fikih Kontemporer. Jakarta: Kencana, 2017.

Soeharto, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.

Page 79: TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL …etheses.iainponorogo.ac.id/3389/1/COVER DEPAN.pdfdalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan). Menurut

 

79  

Soewadji, Jusuf. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012.

Srijanti. Purwanto, Wahyudi Pramono. Etika Membangun Masyarakat Islam Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta, 2016.

Suhendi, Hendi. Fiqh Mu’amalah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Supriyanto. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Hak Cipta, 2009.

Syafe’i, Rachmat. Fiqh Muamalah. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2001.

Yusanto Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Menggagas Bisnis Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 2002.