Tingkat Pngtahuan Remaja Putri Dlm Penggunaan Cairan Pembersih Genitalia

download Tingkat Pngtahuan Remaja Putri Dlm Penggunaan Cairan Pembersih Genitalia

of 37

Transcript of Tingkat Pngtahuan Remaja Putri Dlm Penggunaan Cairan Pembersih Genitalia

http://bejocommunity.blogspot.com/2010/05/kti-tingkatpengetahuan-remaja-putri.html didownload pada tgl 30 sep 2011 pkl 22.23 wib Minggu, 02 Mei 2010KTI TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENETALIA

KTI TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI DALAM MENGGUNAKAN CAIRAN PEMBERSIH GENETALIA DI SMA NEGERI 1 GLENMORE KECAMATAN GLENMORE KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak kaum hawa yang tidak percaya diri dengan area pribadi mereka. Karena itu mereka berlomba-lomba menggunakan sabun pembersih khusus untuk area pribadi.

(sehingga mereka mudah tergoda dengan beragam produk yang ditawarkan di iklan (Junita, 2009).

Tinggal di daerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Dalam keadaan normal vagina mempunyai bau yang khas. Tetapi, bila ada infeksi atau keputihan yang tidak normal dapat menimbulkan bau yang mengganggu. Seperti bau yang tidak sedap, menyengat, dan amis yang disebabkan jamur, bakteri atau kuman lainnya. Jika infeksi yang terjadi divagina dibiarkan bisa masuk sampai kerahim (Junita, 2009).

1 Dari hasil penelitian yang dilakukan di Amerika mengungkapkan lebih dari 20 juta perempuan Amerika menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara rutin. Sekitar 37% perempuan Amerika yang berusia 15-44 tahun menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur separoh dari perempuan yang menggunakan cairan pembersih kedalam vagina secara teratur seminggu sekali. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di Indonesia pernah menggunakan cairan pembersih dalam vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis mereka yang dilakukan secara rutin. Bahkan yang biasa digunakan adalah (51%) sabun (18%) pembersih cair dengan berbagai merek (Septian, 2009). Diketahui bahwa perempuan yang secara rutin menggunakan cairan pembersih kedalam vagina cenderung mempunyai lebih banyak masalah yang berhubungan dengan kesehatan vaginanya. Masalah masalah yang dapat ditimbulkan karena menggunakan cairan pembersih kedalam vagina adalah iritasi vagina, infeksi vagina serta dapat mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya.

Untuk menjaga organ intim wanita agar selalu sehat dan juga terhindar dari berbagai macam penyakit kelamin maka hindarilah penggunaan sabun apapun diwilayah vagina dan hindari penggunaan cairan kimia pewangi (cairan yang khusus untuk membersihkan vagina). Karena hal tersebut dapat mengganggu keseimbangan

flora dalam vagina. Jika terlalu sering menggunakannya, malah bisa membunuh bakteri baik yang terdapat di vagina. Efeknya justru akan menimbulkan tumbuhnya jamur, sehingga akan timbul gatal-gatal di daerah organ intim. Dan jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina (Septian, 2009).

Berdasarkan surve awal jumlah penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Jumlah remaja putri kelas 2 dan 3 banyak 204 orang. Jumlah remaja putra 186 orang. Jadi jumlah remaja total 390 orang. Dalam penelitian ini yang diambil adalah remaja putri yang menggunakan cairan pembersih genetalia sebanyak 51 responden.

Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan bagaimana cara merawat organ kewanitaan secara baik dan benar. Dengan adanya masalah tersebut peneliti ingin meneliti tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan permasalahan yaitu : Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia di SMA Negeri 1 Glenmore Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Diharapkan dalam melaksanakan penelitian memiliki tingkat pengetahuan dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

2. Secara Praktis

Meningkatan kualitas pengetahuan kesehatan khususnya dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

3. Secara Teoritis

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui secara spesifik mengenai tingkat pengetahuan remaja putri dalam menggunakan cairan pembersih genetalia.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini tejadi setelah seseorang melakukan suatu pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan tejadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, penciuman, rasa, raba, dan

pengecapan. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2005 : 3).

Pengetahuan seseorang tentang suatu obyek mengandung 2 aspek positif dan aspek negatif. Ke-2 aspek inilah yang akan menentukan sikap sesorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek di ketahui maka menimbulkan sikap makin positif terhadap obyek tesebut.

Menurut Long yang di kutip oleh (NurSalam, 2003: 134), makin tua umur seseorang, makin konstruktif dalam menghadapi masalah yang di hadapi.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2005: 31), tahap pengetahuan di dalam domain kognitif terdiri dari 6 tahap :

1) Tahu ( Know )

5

Pengetahuan

di

artikan

sebagai

mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( Recall ) terhadap yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami ( Comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaska secara benar tentang obyek yang di ketahui dan dapat di interpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya.

3) Aplikasi ( Aplication )

Aplikasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi di sini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. Dalam konteks atau kondisi yang lain.

4) Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja seperti : pengelompokan, membedakan, dan sebagainya.

5) Sintesis ( Syntesis )

Sintesis adalah suatu kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi - formulasi yang ada misal : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat

menyesuaikan dan sebagainya. Terhadap suatu teori atau rumusan - rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada. c. Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) Usia

Dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan akan berkembang sesuai dengan pengetahuan yang di dapat.

2) Pendidikan

Pendidikan sesorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya. Sehingga akan berbeda sikap orang yang berpendidikan lebih tinggi dengan yang berpendidikan rendah.

3) Pengalaman

Pengalaman

merupakan

suatu

cara

untuk

memperoleh

kebenaran

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu.

4) Media Massa

Dengan masuknya tehnologi akan tersedia pula bermacam macam media massa. Media massa tersebut merupakan alat saluran (Channel) untuk menyampaikan sejumlah informasi sehingga mempermudah masyarakat menerima pesan. Dengan demikian akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inofasi baru (Notoadmodjo, 2005 : 13).

5) Sosial Budaya

Kebudayaan berpindah dari setiap generasi manusia. Setiap generasi selalu melanjutkan apa yang telah mereka pelajari dan juga apa yang mereka sendiri tambahkan dalam budaya tersebut. Kebudayaan juga sebagai jalan arah di dalam bertindak dan berfikir sesuai dengan pengalaman yang sudah dimilikinya. Dengan demikian seseorang akan bertambah pula

pengetahuannya.

d. Cara mengukur tingkat pengetahuan

Menurut (Arikunto, 2006 : 97), bahwa pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari kuesioner atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat pengetahuan tersebut diatas. Sedangkan kualitas pengetahuan pada masing masing tingkat pengetahuan dapat dilakukan dengan skoring yaitu : 1) Tingkat pengetahuan baik bila skore atau nilai 76 100 % 2) Tingkat pengetahuan cukup baik bila skore atau nilai 56 75 % 3) Tingkat pengetahuan kurang baik bila skore atau nilai 40 55 %

4) Tingkat pengetahuan tidak baik bila skore atau nilai < style="">

2. Konsep Remaja

a. Pengertian Remaja

Secara psikologis remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang yang lebih tua, melainkan berada dalam tingkatan yang sama sekurangkurangnya tentang masalah hak (Elizabeth B. Hurlock, 1999).

Menurut WHO, remaja adalah :

1) Individu berkembang saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anakanak menjadi dewasa.

3) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.

Menurut pendapat Friedman yang dikutip oleh Hendriati Agustiani masa remaja merupakan masa remaja transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang jelas tampak adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara koknitif dan mulai mampu

berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepas diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan sosialnya yang baru sebagai orang dewasa.

b. Ciri - Ciri Remaja

Adalah beberapa ciri yang harus diketahui, diantaranya adalah :

1) Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat ini, remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak.

2) Perkembangan Seksual

Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri.

3) Cara Berpikir Kualitas

Ciri ketiga menyangkut hubungan sebab dan akibat. Disini remaja sudah berpikir sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil.

4) Emosi yang Meluap-luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Emosi remaja kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis.

5) Mulai Tertarik Pada lawan Jenisnya

Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan masalah, dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orang tuanya.

6) Menarik perhatian lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perubahan dari lingkunganya, berusaha mendapatkan status dan peranan seperti kegiatan remaja dikampungkampung yang diberi peranan remaja akan berusaha mencari peranan diluar rumah bila orang tua tidak memberi peranan kepadanya karena menganggapnya sebagai anak kecil.

7) Terikat dengan kelompok

Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik kepada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan sedangkan kelompoknya dinomor satukan (Zulkifli, 2001).

3. Konsep Pembersih

a. Pembersih Daerah Genetalia Eksterna

Tinggal didaerah tropis yang panas membuat kita sering berkeringat, keringat ini membuat tubuh kita lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi. Akibatnya bakteri mudah berkembang biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap serta infeksi, untuk itulah kita perlu menjaga keseimbangan ekosistem vagina.

Ekosistem vagina adalah lingkaran kehidupan yang ada di vagina. Ekosistem ini dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu pathogen dan laktobasillus (bakteri baik) jika keseimbangan ini terganggu , baktei laktobasillus akan mati dan bakteri pathogen akan tumbuh subur dan bakteri pathogen ekosistem vagina adalah penggunaan sabun pembersih organ intim yang terlalu sering. Sangat banyak pilihan produk pembersih vagina di pasaran, bahkan, hampir setiap hari bermunculan iklan yang menawarkan khasiat ampuh produk pembersih vagina itu. Dari sekian banyak merek yang beredar rata-rata memiliki tiga bahan dasar.

1) Yang berasal dari ekstrak daun sirih yang sangat efektif sebagai anti septik, membasmi jamur candida albicans dan mengurangi sekresi cairan pada vagina. Jika pembersih berbahan daun sirih ini digunakan dalam waktu lama, semua bakteri di vagina ikut mati, termasuk bakteri laktobasillus sehingga keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.

2) Produk - produk pembersih kewanitaan yang mengandung bahan providone. Bahan ini merupakan anti infeksi untuk terapi jamur dan berbagai bakteri. Efek samping yang mengandung bahan ini adalah reaksi alergi berat. Biasanya mengandung providone iodine sekitar 1% yang tergolong antiseptik kuat.

3) Produk yang merupakan kombinasi laktoserum dan asam laktat laktoserum berasal dari hasil fermentasi susu sapi dan mengandung senyawa laktat laktosa sebagai nutrisi yang diperlukan untuk ekosistem vagina. Sedangkan asam laktat berfungsi menjaga tingkat PH di vagina pada kisaran 3,8 4,2.

Didalam vagina terdapat berbagai macam bakteri 95% laktobasillus, 5% Pathogen, dalam ekosistem vagina seimbang, bakteri pathogen tidak akan mengganggu. Misalnya tingkat keasaman menurun. Pertahanan alamiah turun dari rentan mengalami infeksi (Junita, 2009).

Sedangkan penggunaan sabun pembersih vagina secara berlebihan, dapat mengurangi keasaman vagina, sehingga mudah terinfeksi pada area pribadi wanita. Karena sabun umumnya bersifat basa yang tidak sesuai dengan daerah pribadi yang bersifat asam (Septian, 2009).

b. Cara Merawat Organ Intim Wanita Yang Baik dan Benar

Kebiasaan menjaga kebersihan organ - organ seksual atau reproduksi merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan kita. Apalagi kita tinggal di daerah tropis yang panas dan membuat kita berkeringat. Keringat ini membuat tubuh lembab, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup seperti itulah bakteri mudah berkembang biak hingga menimbulkan bau dan penyakit. Karena itu kita harus menjaga, antara lain dengan cara :

1) Mandi dua kali sehari.

2) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah buang air kecil

dan buang air besar.

3) Mencuci bagian - bagian luar organ - organ seksual kita dengan air

terutama selesai buang air kecil dan besar.

4) Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.

5) Hindari celana ketat karena dapat menyebabkan permukaan organ

reproduksi mudah berkeringat.

6) Sebaiknya kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun

karena menyerap keringat dengan baik.

7) Dianjurkan untuk mencukur / merapikan rambut kemaluan,

jika tidak wilayah rahasia kita berpotensi ditumbuhi sejenis jamur atau kutu yang dapat menimbulkan gatal cara menjaga kebersihan saat menstruasi.

Pada saat menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi karena itu kebersihan wilayah kewanitaan kita harus lebih dijaga karena kuman masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Untuk menjaga kebersihan gantilah pembalut secara teratur 3 sampai 4 kali sehari atau setelah buang air kecil dan mandi untuk menghindari pertumbuhan bakteri, sebaiknya pilih pembalut yang lembut, dapat menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang bikin alergi (Misalnya parfum atau Gel) dan dapat melekat dengan baik pada pakaian dalam (Septian, 2009).

c. Faktor yang menyebabkan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia.

1) Faktor Intern

Faktor intern dalam hal ini adalah pengetahuan yang merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2005).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku akan bersifat langgeng. Pengetahuan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang dapat berasal dari media masa elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat (Latipun, 2001).

2) Faktor Ekstern

a) Lingkungan

Lingkungan dalam pengertian psikologi adalah segala apa yang berpengaruh pada diri individu dan berperilaku. Lingkungan turut berpengaruh terhadap perkembangan pembawaan dan kehidupan manusia. Lingkungan dapat di golongkan menjadi :

(1) Lingkungan manusia yang termasuk kedalam ini adalah

keluarga, sekolah dan masyarakat termasuk didalamnya kebudayaan, agama, taraf kehidupan dan sebagainya.

(2) Lingkungan benda yaitu benda yang terdapat disekitar

manusia yang turun memberi warna pada jiwa manusia yang berada disekitarnya.

(3) Lingkungan geografis

Latar geografis turut mempengaruhi corak kehidupan manusia masyarakat yang tinggal di daerah pantai mempunyai keahlian, kegemaran dan kebudayaan yang berbeda dengan manusia yang tinggal di daerah gersang. dengan lingkungan dapat mempengaruhi perilaku manusia sehingga kenyataanya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya (Purwanto,1999).

b) Keputihan

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genetalia yang bukan darah, keputihan fisiologis dijumpai pada keadaan menjelang menstruasi, pada saat keinginan seks meningkat dan pada waktu hamil, penyebab keputihan antara lain adanya infeksi, benda asing. (Manuaba, 2002) Menurut Dr. Boyke Dian Nugroho, Sp.Og, ada dua jenis keputihan.

(1) Fisiologis

Dengan Ciri

(a) Tidak gatal, tidak berbau

(b) Lendir berwarna bening

(c) Terjadi hanya pada masa subur

(d) Terjadi menjelang haid

(e) Terjadi saat hamil karena terkait dengan faktor

hormonal

(f) Terjadi sehabis berhubungan seks

(g) Karena stres, kelelahan dan celana dalam terlalu

ketat.

(2) Patologis

Dengan Ciri

(a) Keluar lendir berlebihan disertai infeksi

(b) Gatal, pedih, vagina kemerahan

(c) Lendir berubah warna kuning kehijau-hijauan

(Septian,2009)

B. Kerangka Konseptual

Keterangan : = Variabel yang tidak diteliti = Variabel yang diteliti Sumber : Modifikasi Arikunto (2006) dan Manuaba (2002). Gambar : 1. kerangka konseptual variabel penelitian Penjelasan : Dalam penelitian kerangka konseptual variabel yang tidak diteliti Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan terdiri dari : Usia, Pendidikan, Pengalaman, Media massa, Sosial budaya Sedangkan variabel yang diteliti Faktor penyebab menggunakan cairan pembersih genetalia terdiri dari : lingkungan manusia, lingkungan benda, lingkunga geografis dan keputihan fisiologis, keputihan patologis Serta tingkat pengetahuan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia dengan kriteria : baik, cukup baik, kurang baik, tidak baik.

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang bangun Penelitian

Jenis dan Rancang Bangun ini adalah sesuatu yang vital dalam penelitian, yang memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validitas suatu hasil (Nursalam dan Siti Pariani, 2001). Jenis penelitian kuantitatif yang berbentuk angka, desain dalam penelitian ini adalah suatu metode penelitian deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran suatu keadaan secara obyektif (Notoadmodjo, 2005 : 138).

B. Variabel dan Devinisi Operasional

1. Variabel

Variabel penelitian adalah suatu variabel yang digunakan sebagai ciri / sifat / ukuran yang dimiliki / didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu / variabel penelitian (Notoadmodjo, 2005 : 70). Penelitian ini variabelnya adalah tingkat pengetahuan remaja putri menggunakan cairan pembersih genetalia.

21 2. Definisi Operasional Definisi Operasional menjelaskan semua variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga memudahkan pembaca atau penguji dalam mengingatkan makna penelitian

Tabel 3.1 Tabel Difinisi Operasional VariabelVariabel Tingkat pengetahuan remaja putri Definisi Operasional kriteria Skala Ukur Ordinal

Hasil dari tahu yang o Baik 76-100% terjadi setelah seseorang melakukan suatu o Cukup baik 56-75% pengindraan terhadap penggunaan cairan o Kurang baik 40-55% pembersih genetalia Sumber : Notoadmojdo o Tidak baik