TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK...

66
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAMBI BOYOLALI TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan DisusunOleh: CANDRA SUCI UTAMI NIM. B11 007 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG

BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX

SMP NEGERI 2 SAMBI BOYOLALI

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan

Diploma III Kebidanan

DisusunOleh:

CANDRA SUCI UTAMI

NIM. B11 007

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami
Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami
Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan, kekuatan serta

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Tingkat Pengentahuan Remaja Putra Tetang Bahaya Merokok pada

Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Tahun 2014”

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan program studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak memberikan masukan, bantuan dan dorongan sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini terselesaikan.

4. Drs Dra Nuzulia Selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang

telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian

selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 2014

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

v

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Candra Suci Utami B11 007

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG

BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAMBI

BOYOLALI

TAHUN 2014

( xii + 51 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar )

ABSTRAK

Latar belakang:Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan

resiko kangker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda.swlain

itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata

dan mulut .kulit akan menaun sebelum, waktunya atau disebut dengan penuaan

dini.Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangin jumlah

sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita.faktor terbesar

pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari

kebiasaan orang tuanya sendiri sebai figur.anak pada usia remaja akan lebih

cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok

Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan remaja putra

tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini diskriptif kuantitatif, teknik

pengambilan sampel dengan Sampling Jenuh dengan jumlah responden 34

orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya, teknik analisis data dengan analisis univariat.

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan remaja

putra tetang bahaya rokok adalah baik sejumlah 7 responden (20,6%), cukup

sejumlah 21 responden (61,8%), kurang sejumlah 6 responden (17,6%).

Kesimpulan : Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

pengetahuan remaja tentang bahaya merokok adalah cukup sebanyak 21

responden (61,8%) dari 34 responden,sebagian besar responden kurang

mengetaui tentang bahaya merokok pada kulit dan rambut.

Kata Kunci : pengetahuan, remaja,rokok,bahaya rokok.

Kepustakaan :25 literatur ( 2004 s/d 2012)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Always be yourself and never be anyone else even if they look better than

you

2. “Manfaatkanlah oleh kalian 5 kesepatan sebelum datangnya 5 perkara

lainnya, yaitu masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum

masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu

sebelum masa miskinmu, masa hidupu sebelum kematianmu” .

(HR. Bukhari-Muslim)

3. Man Jadda Wajada

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis

persembahkan :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

2. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan doa,

semangat, dukungan, kasihsayang dan perhatiannya kepadaku

3. Kakak dan adek ku tercinta yang selalu memberikan

semangat

4. Singgih kurniawan, seseorang yang selalu memberikan doa,

kasih sayang, kesabarannya kepadaku

5. Sahabat-sahabatku Ayuk, ana, desi, fajar, dwi, meme yang

memberikan motivasi bahwa aku bisa menyelesaikannya

tepat waktu, terimakasih atas waktu suka duka bersama

6. Teman-teman Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta

7. Almamater tercinta

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami
Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

viii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK/INTISARI ................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

CURRICULUM VITAE ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4

E. Keaslian Penelitian ............................................................. 5

F. Sistematika Penelitian ........................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .................................................................... 8

1. Pengetahuan.................................................................. 8

a. Pengertian Pengetahuan ......................................... 8

b. Tingkat Pengetahuan .............................................. 8

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan .... 9

d. Cara Memperoleh Pengetahuan .............................. 11

2. Remaja .......................................................................... 15

a. Pengertian Remaja ................................................. 15

b. Tahap-tahap perkembangan Remaja ..................... 15

c. Perubahan fisik ...................................................... 17

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

ix

3. Rokok ........................................................................... 19

a. Pengertian Rokok ................................................... 19

b. Jenis Rokok ............................................................ 19

c. Komponen dalam Rokok ........................................ 21

B. Kerangka Teori ................................................................... 30

C. Kerangka Konsep .............................................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 32

C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ................ 33

D. Variabel Penelitian ............................................................. 34

E. Definisi Operasional ........................................................... 38

F. Instrumen Penelitian ........................................................... 38

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................ 39

I. Etika Penelitian................................................................... 42

J. Jadwal Penelitian ................................................................ 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 44

B. Analisa Data ....................................................................... 44

C. Pembahasan ........................................................................ 46

D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 50

B. Saran ................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

x

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 3.1. Populasi Siswa ................................................................................. 34

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 35

Tabel 3.3. Definisi Operasiol penelitian ........................................................... 39

Tabel 4.1. Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai mininum dan Nilai

masimum ......................................................................................... 45

Tabel 4.2. Tingkat Pengatahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Merokok

Pada siswa kelas IX Di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali .................. 46

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

xi

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 30

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 31

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2 Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal

Lampiran 4 Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5 Surat Balasan Melaksanakan Validitas

Lampiran 6 Permohonan Ijin Penggunaan Lahan dan Pembuatan KTI

Lampiran 7 Surat Balasan Permohonan Ijin

Lampiran 8 Surat Permohonan Pesponden

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 10 Kuisioner Penelitian

Lampiran 11 Jawaban Kuisioner

Lampiran 12 Data Tabulasi uisioner

Lampiran 13 Hasil Uji Validitas

Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15 Data Tabulasi Penelitian dan Skor Prosentase

Lampiran 16 Hasil Uji Frekuensi

Lampiran 17 Tabel Nilai r Product Moment

Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah

perokoknya 800 juta orang, hamper tiga kali lipat dari Negara maju.Setiap

harinya sekitar 80 -100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu atau ketagihan

rokok.Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup

sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Araujo, 2009).

Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang

sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per

tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus berlanjut,

maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok diperkirakan akan

meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70 persennya terjadi di negara-

negara berkembang (Araujo, 2009).

Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait,

menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di

kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun. Jumlahnya mencapai 63,7%.

Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang

jumlahnya mencapai 1,8% (Jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 September

2012 di Indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada

usia 15 – 24 tahun mencapai 51,7 % (Admin, 2012).

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

2

Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko

kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain ituk

esehatan kuli ttiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan

mulut.Kulit akan menua sebelum waktunya atau bisa disebut dengan penuaan

dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah

sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita

(Karyo, 2012).

Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan

merokok adalah dari kebiasaan orang tuanya sendiri sebagai figur. Anak pada

usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang

juga seorang perokok (Triswanto, 2007).

Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, akiba

tkurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang

terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok.Pengetahuan yang

kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok.

Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-

zat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok baik,

makaakanmencegahtimbulnyaperilakumerokok (Araujo, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMP

Negeri 2 Sambi pada kelas IX sebanyak 7 siswa didapatkan hasil bahwa siswa

yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswa, siswa yang mempunyai

pengetahuan cukup sebanyak 3 siswa, dan siswa yang mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 2 siswa.

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

3

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan

hasil bahwa masih banyak siswa yang mempunyai pengetahuan kurang

tentang bahaya merokok, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok

pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi BoyolaliTahun 2014”.

B. PerumusanMasalah

Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang

Bahaya Merokok pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Tahun

2014”.

C. TujuanPenelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok

pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi BoyolaliTahun 2014

2. TujuanKhusus

a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya

Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori

baik.

b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya

Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori

cukup.

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

4

c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya

Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori

kurang.

D. ManfaatPenelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya rokok bagi

kesehatan.

2. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan pengetahuan kegiatan

penelitian dan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.

3. Bagi Institusi

a. SMP Negeri 2 Sambi memberi data bagi lembaga pendidikan

mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi

kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya

menyukseskan program kampanye anti rokok.

b. Pendidikan Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan bahan

masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi

pembaca secara keseluruhan.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

5

E. Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari:

1. Febriana dwi cahyani (2011), dengan judul Tingkat “Pengatahuan Tentang

Bahaya Rokok pada Remaja di Desa Pule,Jatisrono Wonogiri”.Penelitian ini

menggunakan metode deskritif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tinggkat pengetahuaan remaja tetang bahaya merokok denagn pengetahuan

baik yaitu sebanyak 25 orang (50,0%), tingkat pengatahuan cukup sebanyak

24 orang (48,0%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang

(2,0%).Secara umum hasil penelitian ini dalam kategori baik.

2. Wiwik Wadya Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP

Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7

Wonogiri”.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Lokasipenelitian di ambil di SMP Negeri 7 Wonogiri. Jumlah sempel

sebanyak 76 Siswa laki-laki, dengan tehnik pengambilan sempel

menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakana

dalam kuesioner tertutup.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dengan pengetahuan baik

yaitu 15 siswa (19,7%),tingkat pengetahuan cukup 48 siswa (63,2%),dan

tingkat pengetahuan kurang 13 siswa (17,1%) Secara umum hasil penelitian

ini dalam kategori cukup.

3. Prisha Jagadish Udani (2010) Dengan judul ”pengetahuan masyarakat

umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker

paru.”Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

6

pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross

Sectional Study. Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil

penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 50 responden (61,0%)

mempunyai tingkat pengetahuan baik, 22 responden (26,8%) mempunyai

tingkat pengetahuan sedang, dan sebanyak 10 responden (12,2%) secara

umum hasil penelitian ini dapat di kategorikan baik.

Persama keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah ada jenis

penelitian,alat pengumpul data dan hasil penelitian, sedangkan perbedaan

keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada judul, lokasi dan

waku penelitian, jumlah responden ,dan tehnik pengambilan sempel.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari

5 (lima) BAB dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,

manfaat penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan dari teori-teori dari masalah yang akan

diteliti meliputi pengetahuan, remaja, rokok, kerangkateori, dan

kerangka konsep .

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian,

lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

7

pengambilan data, jalannya penelitian, variable penelitian, definisi

operasional, metode pengolahan data, dan analisa data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat

penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini membahas tetang kesimpulan dan saran umtuk

menjawab tujuan penulisan dan menyatakan inti dari pembahasan,

sedangkan saran di rumuskan untuk menanggapi kesenjangan dan

merumuskan aternatif pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

1) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan

ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

2) Menurut Mahmud (2011), pengetahuan juga merupakan sesuatu

yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia

luar. Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi

konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam

memori perseorangan maupun tertulis.

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif

merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang.

Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yakni:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

8

dipelajari sebelumnya.Termasuk dalam tingkatan ini

adalahmengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima.Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat

pengetahuan yangpaling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

9

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi- formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Dewi dan Wawan (2010),faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

10

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan.Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan

informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih

banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,

berulang dan banyak tantangan.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja.

d) Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang

banyak memperoleh informasi maka akan cenderung

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

11

mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka

dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan

seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error

(gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

12

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh

adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun

1926.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka

agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata

lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang

lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

13

anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang

berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman

adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik)

bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman

merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk

mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang

sistematis.Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya

berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

14

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil

pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat

dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret

kepada hal-hal yang abstrak.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)

mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara

yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu

bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat

mencapai kesimpulan yang lebih baik.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi

penelitian (research methodology).

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

15

e. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui

dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1) Baik: bila nilai (x) > mean + 1 SD

2) Cukup: bila nilai mean – 1 SD < x < mean +1 SD

3) Kurang: bila nilai (x) < mean - 1 SD

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi

yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini

antara usia 10-19 tahun, merupakan suatu periode masa pematangan

organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa

remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.

Menurut Soetjiningih (2010), remaja adalah masa transisi antara

masa anak dan dewasa, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai

fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologi serta kognitif.

b. Tahap-tahap perkembangan remaja

Menurut Sarwono (2010), mengatakan bahwa dalam proses

penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan

remaja, yaitu:

1) Remaja awal (early adolescent)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan

perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

16

dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.

Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan

jenis, dan mudah terangsang secara erotis.Dengan dipegang

bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik.

Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan

berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja

awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa.

2) Remaja madya (middle adolescent)

Dimulai pada usia sekitar 13-15 tahun, pada tahap ini remaja

sangat membutuhkan kawan-kawan, senang jika banyak teman

yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai

diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan

dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan

karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli,

ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau

materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri

dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa

anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan.

3) Remaja akhir (late adolescent)

Dalam tahap remaja akhir biasanya dimulai pada usia 16-19

tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa

dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

17

a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.

c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain.

e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private

self) dan masyarakat umum.

c. Perubahan Fisik

1) Tanda seks primer

Tanda seks primer adalah organ seks.Pada laki-

lakigonade/testes.Organ itu terletak di dalam skrotum. Pada usia

14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu

terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun,

kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada

usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ

reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya

bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan

seksual, sehingga mengeluarkan sperma.Semua organ reproduksi

wanita tumbuh selama masa puber.Namun tingkat kecepatan

antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia

11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata

beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

18

pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari

serangkaian pengeluaran darah , lendir, dan jaringan sel yang

hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap

28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa

menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an

(Widyastuti, 2009).

2) Tanda-tanda seks sekunder

Menurut Widyastuti (2009), tanda- tanda seks sekunder adalah:

a) Pada laki-laki :

(1) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah

rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes

dan penis mulai membesar.

(2) Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori

membesar.

(3) Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif,

seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak

yang meningkat.

(4) Otot – otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan

kuat.

(5) Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak,

kemudian volumenya juga meningkat. (6) Pada usia

remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di

sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan

jumlahnya menurun.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

19

b) Pada wanita :

(1) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan

payudara mulai berkembang.

(2) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat.

(3) Payudara membesar dan puting susu menonjol.

(4) Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar.

Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif,

kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar

keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa

haid.Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang

terjadi pada wanita.

3. Rokok

a. Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70

hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar

10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah

(Jaya, 2009).

b. Jenis Rokok

Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa

jenis, antara lain :

1) Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus

a) Klobot

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

20

b) Kawung

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.

c) Sigaret

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.

d) Cerutu

Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

2) Rokok Berdasarkan Bahan Baku

a) Rokok Putih

Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang

diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

b) Rokok Kretek

Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh

yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma

tertentu.

c) Rokok Klembak

Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau, cengkeh,

dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa

dan aroma tertentu.

3) Rokok Berdasarkan Bahan Pembuatannya

a) Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau

dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu

sederhana.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

21

b) Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.

Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat

rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa

rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu

menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu

batang rokok per menit. Biasanya mesin pembuat rokok

dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga

keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan

melainkan rokok yang sudah dalam bentuk pak. Adapula

mesinpembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran

rokok dalam bentuk pres, satu pres berisi 10 pak.

4) Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter

a) Rokok Filter

b) Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.

c) Rokok Non Filter

d) Rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.

c. Komponen dalam Rokok

Menurut Aditama (2006), asap rokok mengandung sekitar 4000

bahan kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu :

1) Komponen Gas

Komponen gasadalah yang dapat melewati filter yang terdapat di

dalam asap rokok, antara lain :carbon monoksida (CO), amonia

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

22

acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin, arsenic

dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO)

lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen, karena itu

darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan

berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat

meninggal dunia karena keracunan carbon monoksida

(CO).Menurut Wati (2012), Benzopiren dan lutidin berasal dari tar

tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan

kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian.Metil

Alkohol menimbulkan kebutaan.Formalin sering digunakan

untukmembalsem mayat.Arsenik merupakan sejenis racun yang

dipakai untuk membunuh tikus.

2) Komponen Padat

Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter,

yaitu berupa nikotin dan tar. Nikotin adalah bahan adiktif yang

menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.Zat ini meracuni saraf

tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan

pembuluh darah tepi. Tar adalah kumpulan beribu- ribu bahan kimia

yang terdapat dalam rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab

kanker.

b. Bahaya Rokok

Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok terbukti

membahayakan kesehatan para perokok aktif dan perokok

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

23

pasif.Penyakit yang diakibatkan rokok antara lain yaitu :

1) Paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan dan struktur fungsi

salurang nafas dan jaringan paru-paru.Pada saluran nafas besar, sel

mukosa memberas (hypertrofi) dan kelenjar mukus bertambah

banyak (hyperplasia).Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan

hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan

lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel

radang dan kerusakan alveoli (Triswanto, 2007).

2) Penyakit Kardiovaskuler

Menurut Jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di

dalam rokok akan meningkatkan detak jantung, tekanan darah,

resiko hipertensi dan penyumbatan arteri. Di samping itu rokok juga

menurunkan kadar HDL (kolesterol baik dalam darah) dan

menurunkan tingkat elatisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada

tubuh manusia) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan

darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti :

a) Serangan Jantung (Trombosis Koroner)

Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai

darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan

jantung.

b) Serangan Otak (Trombosis Cerebral)

Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

24

sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan.

c) Gagal Ginjal

Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai

darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan

darah, bahkan gagal ginjal.

d) Penyakit Sistem Sirkulasi

Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kaki dan tangan

sehingga mengakibatkan pembusukan jaringan. Pecandu rokok

rawan terkena penyakit langka Buerger, yaitu artritis pada

pembuluh peripheral yang dapat menimbulkan gangrene

(kematian jaringan) sehingga harus diamputasi.

3) Impotensi

Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah

pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri.Penis

tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat

dan akibatnya penis tidak bisa ereksi. Nikotin dapat mengganggu

proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk

(Admin, 2011) .

4) Gangguan Saraf

Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik

(Autonomic Nervous System/ANS) yang merupakan bagian dari

sistem saraf peripheral yang bertugas mengontrol dan

mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi,

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

25

diameter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada

rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut

sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk

mengatur pembuluh darah dan jantung (Satiti, 2009).

5) Gangguan Indra Penglihatan

Asap rokok dapat merusak pembuluh darah mata, sehingga

menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko

terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang

menghalangi masuknya cahaya yang dapat menyebabkan kebutaan

(Promkes RI, 2012)

6) Gangguan Indra Pendengaran

Tembakau menyebabkan timbulnya endapan pada dinding

pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam

telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih

awal daripada orang yang tidak merokok (Admin, 2012).

7) Gangguan Indra Penciuman

Racun-racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin

lambat laun akan merusak saraf-saraf penciuman sehingga dapat

mengganggu fungsi indera penciuman. Pecandu rokok menjadi

kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidak mampu

membeda-bedakan bau secara benar (Satiti, 2009).

8) Gangguan Pernafasan

Menurut Satiti (2009), Racun tar yang terkandung di dalam rokok

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

26

mempengaruhi dan memproduksi dan memproduksi lendir yang

berlebihan di dalam paru-paru. Lendir tersebut menyebabkan borok

dan mengakibatkan perdarahan. Gangguan pernafasan yang biasa

dialami oleh perokok berat adalah :

a) Bronchitis

Gangguan serius pada dinding pipa-pipa udara yang lebih kecil

yang melebar dan lemah yang disebabkan oleh paru-paru dan

alat-alat pernafasan yang telah lama sakit.Tanda pengidap

bronchitis adalah batuk-batuk yang semakin parah.

b) Emphysema

Penyakit bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya

kemasukan udara.Akibatnya, kecepatan dan frekuensi bernafas

meningkat disertai rasa nyeri. Tanda-tanda pengidap emphysema

adalah bernafas terengah-engah, dengan bunyi nafas yang

nyaring, disertai batuk-batuk dengan frekuensi tinggi

c) Radang Saluran Udara

Penderita asma yang tetap merokok akan mengalami peradangan

saluran udara yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan.

d) Gangguan Indera Pengecap

Racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin

secara bertahap akan merusak saraf-saraf pengecap sehingga

mengganggu fungsi indera pengecap. Perokok berat kurang bisa

menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

27

makan cenderung menurun, padahal tubuh membutuhkan

asupan gizi yang cukup.Akibatnya, berat badan perokok terus

menurun (Satiti, 2009).

9) Gangguan Pencernaan

Tembakau merupakan salah satu bahan perangsang yang dapat

menyulitkan alat-alat pencernaan.Itulah sebabnya seorang perokok

berat cenderung mengalami gangguan pencernaan yang ditandai

dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu hati, sakit

perut bagian atas dan kembung. Pada tahap selanjutnya, berat

badan perokok berat akan turun drastis karena mengalami

peradangan selaput lendir lambung (gastritis) sehingga nafsu

makan hilang, sakit kepala, muntah-muntah, bahkan perdarahan

lambung. Perdarahan berat akan ditandai dengan tinja yang

berwarna kehitam-hitaman (Satiti, 2009).

10) Gangguan Hati

Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati,

padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses

pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun-racun lainnya di

dalam tubuh (Satiti, 2009).

11) Gangguan pada Gigi

Jumlah karang pada gigi perokok cenderung lebih banyak

daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan

akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah. Gigi dapat

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

28

berubah warna akibat efek dari tembakau (Mulyawati, 2012).

12) Gangguan pada Kulit

Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam

pada perokok yang peka terhadap nikotin.Eksim adalah iritasi

berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi bersisik

dan timbul rasa gatal.Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik

yang berasal dari tembakau (Promkes RI, 2012).

13) Gangguan pada Rambut

Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan

sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus

erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut

(Promkes RI, 2012).

14) Polisitenia

Racun-racun di dalam rokok dapat menimbulkan penyakit

polisitenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang,

yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah.

Kebiasaan menghisap rokok akan meningkatkan kadar Hb

menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih

banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi ini, mengancam

para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian

300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009).

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

29

c. Perokok Pasif

Perokok pasif atau yang dikenal dengan namaInvoluntary

Smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh

asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok

pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih

banyak daripada perokok itu sendiri (Araujo, 2009). Perokok pasif

memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung

koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida

(CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam darah perokok pasif yang bisa

menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.Anak-anak yang

orangtuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang

tenggorokan dan kemungkinan mendapat serangan jantung lebih tinggi

bagi mereka. Bagi anak di bawah umur, terdapat resiko kematian

mendadak akibat terpapar asap rokok (Jaya, 2009).

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

30

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Jaya (2009)

Tingkat pengetahuan:

a. Tahu

b.Memahami

c.Aplikasi

d.Analisis

e.Sintesis

f.Evaluasi

Pengetahuan Remaja

Putra tentang Bahaya

Rokok

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan:

a.Pendidikan

b.Pekerjaan

c.Umur

d.Informasi

e.Lingkungan

f.Sosial budaya

Rokok:

a. Pengertian Rokok

b. Jenis Rokok

c.Komponen Dalam

Rokok

d. Bahaya Rokok

e. Perokok Pasif

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

31

C. Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Pengetahuan Remaja Putra

tentang Bahaya Rokok

BAIK

CUKUP

KURANG

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan:

a.Pendidikan

b.Pekerjaan

c.Umur

d.Informasi

e.Lingkungan

f.Sosial budaya

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan rancangan penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal

lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Penelitian ini di

lakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja putra tentang

bahaya rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Menurut Hidayat (2011), Lokasi penelitian adalah rancangan tentang

tempat yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan

penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sambi

Boyolali

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan

oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

33

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah

seluruh siswa laki-laki kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi sebanyak 136

siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).

Besar sampel menurut Arikunto (2006), apabila populasi subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100,

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena jumlah

populasi dalam penelitian ini sebanyak 136 siswa laki-laki, maka peneliti

mengambil sampel 25% yaitu sebanyak 34 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi, sehingga jumlah sampel

akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara random

sampling dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (simple

random sampling) yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga

setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

34

diambil sebagai sampel. Dengan cara diundi, karena ada 5 kelas maka tiap

kelas diambil 6-8 siswa untuk dijadikan sampel dan kelas yang

mempunyai siswa laki-laki lebih banyak diambil 8 siswa.

Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang

diambil pada kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi

Kelas Jumlah Siswa Laki - Laki Sample

Kelas IXA 27 8

Kelas IX B 23 6

Kelas IX C 38 8

Kelas IX D 27 6

Kelas IX E 21 6

Jumlah 136 34

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data.Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data

penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau

pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok adalah kuesioner tertutup

atau berstruktur dengan jawaban benar dan salah di mana kuesioner tersebut

dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau

menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2011). Skala pengukuran

yang digunakan dalam pengukuran instrumen ini adalah skala Guttman yaitu

skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

35

tegas seperti jawaban dari pernyataan : benar dan salah (Hidayat, 2011). Cara

penilaian untuk pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar

nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0.Pernyataan negatif (unfavorable)

bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya

1.Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.

Tabel. 3.2 Kisi – kisi Kuesioner

Variabel Indikator No Kuesioner

Jumlah Favorebel Unfavorebel

Tingkat 1. Pengertian rokok 1, 11 1

Pengetahuan

remaja putra

tentang

Bahaya

Rokok

2. Jenis Rokok 2.3 4.5 4

3. Komponen dalam

Rokok 6.8.9 7 4

4. Bahaya rokok

12.13.14.15 10.16.19.21 19

17.18.20.22 24.25.28

23.26.27

5. Perokok pasif

29.30 2

Total Jumlah Soal 20 10 30

Sumber : Jaya (2009)

Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen

penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Arikunto, 2010). Uji validitas minimal dilakukan dengan 30 responden

(Riwidikdo, 2012). Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid,maka

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

36

angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel

(Arikunto,2006). Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik

tabel maka dikatakan butir soal itu valid dengan = 5%. Validitas dalam

penelitian ini telah di lakukan pada 30 siswa dengan jumlah kuesioner 30

pernyataan di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali berdasarkan hasil

Ujivaliditas dengan taraf Signifikan 5% dimana N = 30 didapatkan rtabel

sebesar 0,361.

Teknik yang dipakai untuk mengetahui validitas kuesioner dengan rumus

product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r

tabel(Riwidikdo, 2010). Rumus Pearson Product Moment

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total

N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel(Riwidikdo,

2012). Untuk mengetahui suatu pernyataan valid, uji coba instrument

diperoleh hasil bahwa sebanyak 30 item pernyataan dinyatakan valid

karena ( r hitung > 0,361)sedangkan sebanyak 3 pernyataan yaitu item

pernyataan nomor 2,8 dan 20 dinyatakan tidak valid karena (r hitung

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

37

<0,361)sehingga ketiga item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak

digunakan dalam angket penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus

Alpha Cronbach dengan bantuan komputer SPSS for windows. Rumus

Alpha Cronbach adalah sebagi berikut :

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Angket atau kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha

minimal 0,7(Riwidikdo, 2010). Setelah dilakukan uji reliabilitas

didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,912 > 0,7 sehingga

instrument dikatakan reliabel.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

38

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan untuk menjadi responden dan membagikan kuesioner

atau angket kepada siswa di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali, kemudian

menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner

sampai dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012), terdiri dari

:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan

melalui pengisisan kuesioner oleh responden tentang Bahaya Merokok

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari

objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari

kantor administrasi SMP Negeri 2 Sambi yang dapat menunjang

pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah siswa laki-laki kelas IX tahun

ajaran 2011 – 2012.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel dalam penelitian ini

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

39

menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putra tentang

bahaya Merokok.

G. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti,

maka variabel perlu diberi batasan-batasan atau definisi operasional.Definisi

operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan

karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Hidayat, 2011).

Tabel 3.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Alat ukur

Skala

Ukur Kategori

Tingkat

Pengetahuan

Remaja

putra

tentang

bahaya

merokok

segala sesuatu

yang diketahui

remaja putra

tentang

pengertian

merokok ,

jenis rokok,

komponen

dalam rokok,

bahaya rokok

dan perokok

pasif

kuesioner ordinal

1. Baik : Bila nilai

responden yang

diperoleh (x) >

mean + 1 SD

2. Cukup : Bila nilai

responden mean -

1 SD ≤ x ≤ mean

+ 1 SD

3. Kurang : Bila

nilai responden

yang diperoleh

(x) < mean – 1

SD

Sumber : Riwidikdo ( 2010 )

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

40

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2011), adalah sebagai

berikut :

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

c. Data Entry

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.

d. Melakukan Teknik Analisis

Dalam melakukan teknik analisis khususnya terhadap data penelitan

akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

tujuan yang hendak dianalisis.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik setiap

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

41

variabel penelitian.Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).Selanjutnya

menurut Riwidikdo (2010),

Hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok dengan

persentase dengan keterangan sebagai berikut :

a. Pengetahuan Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +

1 SD

b. Pengetahuan Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1

SD

c. Pengetahuan Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean

– 1 SD

Keterangan :

X : Responden

Mean : Rata-rata

SD :Simpangan Baku

Untuk mencari nilai rata-rata ( mean ) diperoleh dengan rumus :

Rumus : X = n

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

å x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus :

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

42

Rumus :

SD = 1

)( 2

2

-

- åån

n

xixi

Keterangan:

x : nilai responden

n : jumlah responden

Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor prosentase menurut

Riwidikdo (2010), adalah:

Jumlah siswa menurut tingkat pengetahuan

Skor Prosentase :–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––X 100%

Jumlah Responden

I. Etika Penulisan

Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yan harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Concent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, makamereka

harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

43

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah Pengertian uraian langkah-langkah kegiatan dari

menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan

penelitian,besearta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut.

(Notoatmodjo 2010).Jadwal penelitian ini terlampir

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali. Jumlah

seluruh siswa SMP Negeri 2 Sambi tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 600

siswa.Kelas VII sebanyak 200 siswa yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah

siswa laki-laki 110 dan siswa perempuan 90 dan kelas VIII sebayak 200

siswa yang terdiri dari 5 Kelas laki-laki 125 siswa dan perempuan 75 siswa

Kelas IX sebanyak 200 siswa yang terdiri dari 5 kelas, dengan jumlah siswa

laki-laki 136 serta siswa perempuan 64 fasilitas yang ada disekolah ini antara

lain Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Bahasa, Biologi, Kimia, Fisika,

koperasi, UKS dan Masjid. Responden dalam penelitian ini adalah siswa laki-

laki kelas IX sebanyak 34 siswa.

B. Analisa data

Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja

putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi

Boyolali didapatkan hasil nilai jumlah data, mean, standar deviasi, nilai

minimum dan nilai maksimum yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

45

Table 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimum, Dan Nilai

Maksimum

Variabel Jumlah data Mean Standar deviasi

Tingkat pengetahuan

remaja putra tentang

bahaya rokok pada siswa

kelas IX di SMP Negeri

2 Sambi Boyolali

34 20,7 5,1

Sumber : data Primer teroleh (2014)

Baik = ( X ) > mean + 1 SD

= ( X ) > 20,7 + 5,1

= ( X ) > 25,8

Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 25,8

Cukup = mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

= 20,7 – 1 x 5,1 ≤ x ≤ 20,7 + 5,1

= ( x ) 15,6 ≤ x ≤ 25,8

Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 15,6 < x < 25,8

Kurang = ( X ) < mean - 1 SD

= ( X ) ≤ 20,7 – 1 x 5,1

= ( X ) ≤ 15,6

Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 15,6

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

46

Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja

putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi

Boyolali didapatkan hasil kategori pengetahuan yang disajikan dalam table

berikut ini :

Table 4.2 tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa

kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1.

2.

3.

Baik

cukup

kurang

Total

7

21

6

34

20,6 %

61,8 %

17,6 %

100

Sumber : data primer (2014)

Berdasarkan penelitian, tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya

rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat

dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7

responden (20,6%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21

responden (61,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak

6 responden (17,6%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya

merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali adalah rata-

rata mempunyai pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 21 responden (61,8%).

C. Pembahasan

Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya

merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat

dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

47

responden (20,6%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21

responden (61,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak

6 responden (17,6%). Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja

putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi

Boyolali rata-rata mempunyai pengetahuan cukup tentang bahaya rokok yaitu

sebanyak 21 responden (61,8%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan

adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pada penelitian Wiwik Widyawati tahun 2012 yang berjudul “tingkat

pengetahuan siswa smp kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan di

smp Negeri 7 wonogiri”. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa

tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya merokok bagi

kesehatan tergolong dalam kategori cukup (63,2%) menurut teori faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan atara lain pendidikan, pekerjaan,

umur, dan informasi.

Dari hasil penelitian ini di dapatkan hasil bahwa siswa yang

pengetahuannya baik ada 7 responden (20,6%), siswa yang pengetahuannya

cukup ada 21 responden (61,8%) dan siswa yang pengetahuannya kurang ada

6 responden (17,6%). Menurut promkes RI (2012), merokok dapat

menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka

terhadap Nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

48

terkena eksim menjadi bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim juga bisa

ditimbulkan dari Arsenic yang berasal dari tembakau. Merokok bisa

menyebabkan menurunnya system kekebalan sehingga perokok lebih mudah

terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan

pada rambut.

Pengetahuan remaja tentang bahaya rokok kemungkinan dipengaruhi

oleh informasi dan pendidikan. Informasi yang diperoleh dari berbagai

sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila

seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai

pengetahuan yang lebih luas. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada

penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru

tersebut (Dewi dan Wawan,2010), dikatakan baik karena dari kisi-kisi 5

indikator tersebut bisa menjawab dengan benar dan di katakan cukup karena

dari 5 indikator tersebut bisa menjawab 3 soal yang benar dan di katakan

kurang karena dari 5 indikator cuma bisa menjawab 1 soal yang benar.

D. Keterbatasan penelitian

1. Kendala penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini bersamaan dengan kegiatan-

kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali sehingga

peneliti harus mencari waktu lain diluar jam pembelajaran.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

49

2. Kelemahan penelitian

a. Variable peneliti ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil

penelitian ini terbatas hanya pada tingkat pengetahuan remaja putra

kelas IX tentang bahaya rokok saja tapi faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya merokok tidak diteliti.

Penelitian ini hasilnya akan berbeda jika faktor yang mempengaruhi

pengetahuan tentang bahaya rokok juga diteliti.

b. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner

tertutup. Responden hanya bisa menjawab “ benar” dan “salah”,

sehingga tidak bisa digunakan untuk menggali pengetahuan

responden tentang bahaya rokok secara mendalam.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok

pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat dikategorikan

sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa

kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mmepunyai pengetahuan

baik sebanyak 7 responden (20,6%).

2. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa

kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mempunyai pengetahuan

cukup sebanyak 21 responden (61,8%).

3. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa

kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mempunyai pengetahuan

kurang sebanyak 6 responden (17,6%).

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan ada penelitian tentang faktor-faktor lain dan

menambah variable-variabel penelitian yang berhubungan dengan bahaya

rokok serta menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda

sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

51

2. Bagi institusi pendidikan

a. SMP Negeri 2 Sambi Boyolali

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi data bagi

lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa

tentang bahaya merokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan

masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok

serta memberikan informasi kepada institusi untuk memberikan

penyuluhan kepada siswa tentang bahaya merokok.

b. Stikes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi

pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.

3. Bagi responden

Diharapkan bagi responden mencari informasi khusunya tentang

bahaya merokok dan tetap menjaga kesehatan dengan tidak merokok,

karena merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y. 2006. Tuberkolosis Rokok dan Perempuan. Jakarta:Balai Penerbit

FKUI.

Admin. 2011. Merokok Menyebabkan Impotensi. (online). Available:

http://www.seksualitas.net/merokok-sebabkan-impotensi.htm. Diakses tanggal 30

November 2012.

Admin. 2012. Merokok. (online). Available: http://www.persahabatan.co.id

/index.php?option=com content&view=article&id=115&itemid=536.

Diakses

tanggal 30 November 2012. Admin. 2012. Perokok Anak dan Remaia 51,7 Persen

di Indonesia. http://kardopa.co.id/perokok-anak-dan-remaja-517 -persen-

di-indonesia/.

Diakses tanggal 21 November 2012 Araujo, D. 2009. Hubungan Tingkat

Pengetahuan tentang Merokok dengan

Perilaku Merokok Mahasiswa Timor Leste di Yogyakarta. STIKes Wira Husada

Yogyakarta. SkriPsi

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta

_______, S.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka

Cipta

Dewi,M,A'Wawan.2010.Teori&PengukuranPengetahuan,Sikap,Dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Hidayat, A.2011. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika

Jaya, Muhamm ad.2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta:

Riz'ma.

Karvo.T.2012.Bahaya Merokok Bagi Pelaiar.(online).Available: http://pabelan-

online.com/varia/2012/02/bahaya-merokok-bagi-pelajar/

Diakses tanggal 21 November 2012. Mahmud.2011.Metode Penelitian

Pendidikan.Bandung:PustakaSetia

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK ...digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/14/01-gdl-candrasuci... · Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Candra Suci Utami

Mulyawati ,Y.2012. Pengaruh Rokok terhadap Gigi dan Mulut.(online).

Available :http: //www. smallcrab.com,/kesehatan/4 1 8 –pengaruh-rokok

- terhadap-gigi-mulut/. Diakses tanggal 30 November 2012. Notoatmodjo, S.

2007. Kesehatan Masyarakat llmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

_______, S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:RinekaCipta

PromkesRI.2012.15Masalah Kesehatan Karena Rokok yang Jarang

Dipublikasikan.(online).Available:http//www.promkes.depkes.goid/index

.php/program/pengendalian-rokok/28-15-masalah-kesehatan-karena

rokok- yang-jarang-dipublikasikan. Diakses tanggal 30 November 2012.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS. Yosvakarta: Pustaka Rihama

H.2012.Statistik Kesehatan Belajar Mudah Tehnik Analisis Data Dalam

Penelitian Kesehatan (PIus Aplikasi software SPSS) Yogyakarta: Nuha

Medika

Sarwono, S. 2010. Psikologi Remaja.Jakarta : Rajawali Pers. Satiti. A. 2009.

Strategi Rahasia Terhenti Merokok. Yogyakarta: Data Media.

Soetjiningsih. 2004.Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahanya.

Jakarta: SagungSeto.Sugiyono.20l0.StatistikaUntukPenelitian. Bandung:

Alfabeta

Wati, W.W. 2012. Tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya

merokok bagi kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah.

Dwicahyani. F. 2011. Tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok pada remaja di

Desa Pule, Jatisrono, Wonogiri.

Udani. P.J. 2010. Tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa

terhadap bahaya merokok. Karya Tulis Ilmiah.