TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG BAHAYA MEROKOK...
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG
BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX
SMP NEGERI 2 SAMBI BOYOLALI
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan
Diploma III Kebidanan
DisusunOleh:
CANDRA SUCI UTAMI
NIM. B11 007
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan, kekuatan serta
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Tingkat Pengentahuan Remaja Putra Tetang Bahaya Merokok pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Tahun 2014”
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah
satu syarat menyelesaikan program studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, bantuan dan dorongan sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini terselesaikan.
4. Drs Dra Nuzulia Selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang
telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 2014
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Candra Suci Utami B11 007
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRA TENTANG
BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SAMBI
BOYOLALI
TAHUN 2014
( xii + 51 halaman + 18 lampiran + 5 tabel + 2 gambar )
ABSTRAK
Latar belakang:Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan
resiko kangker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda.swlain
itu kesehatan kulit tiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata
dan mulut .kulit akan menaun sebelum, waktunya atau disebut dengan penuaan
dini.Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangin jumlah
sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita.faktor terbesar
pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan merokok adalah dari
kebiasaan orang tuanya sendiri sebai figur.anak pada usia remaja akan lebih
cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang juga seorang perokok
Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan remaja putra
tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini diskriptif kuantitatif, teknik
pengambilan sampel dengan Sampling Jenuh dengan jumlah responden 34
orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya, teknik analisis data dengan analisis univariat.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pengetahuan remaja
putra tetang bahaya rokok adalah baik sejumlah 7 responden (20,6%), cukup
sejumlah 21 responden (61,8%), kurang sejumlah 6 responden (17,6%).
Kesimpulan : Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
pengetahuan remaja tentang bahaya merokok adalah cukup sebanyak 21
responden (61,8%) dari 34 responden,sebagian besar responden kurang
mengetaui tentang bahaya merokok pada kulit dan rambut.
Kata Kunci : pengetahuan, remaja,rokok,bahaya rokok.
Kepustakaan :25 literatur ( 2004 s/d 2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Always be yourself and never be anyone else even if they look better than
you
2. “Manfaatkanlah oleh kalian 5 kesepatan sebelum datangnya 5 perkara
lainnya, yaitu masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum
masa sakitmu, masa luangmu sebelum masa sempitmu, masa kayamu
sebelum masa miskinmu, masa hidupu sebelum kematianmu” .
(HR. Bukhari-Muslim)
3. Man Jadda Wajada
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
2. Ibu dan Bapak tercinta yang selalu memberikan doa,
semangat, dukungan, kasihsayang dan perhatiannya kepadaku
3. Kakak dan adek ku tercinta yang selalu memberikan
semangat
4. Singgih kurniawan, seseorang yang selalu memberikan doa,
kasih sayang, kesabarannya kepadaku
5. Sahabat-sahabatku Ayuk, ana, desi, fajar, dwi, meme yang
memberikan motivasi bahwa aku bisa menyelesaikannya
tepat waktu, terimakasih atas waktu suka duka bersama
6. Teman-teman Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
7. Almamater tercinta
viii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK/INTISARI ................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURRICULUM VITAE ................................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................. 5
F. Sistematika Penelitian ........................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................... 8
1. Pengetahuan.................................................................. 8
a. Pengertian Pengetahuan ......................................... 8
b. Tingkat Pengetahuan .............................................. 8
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan .... 9
d. Cara Memperoleh Pengetahuan .............................. 11
2. Remaja .......................................................................... 15
a. Pengertian Remaja ................................................. 15
b. Tahap-tahap perkembangan Remaja ..................... 15
c. Perubahan fisik ...................................................... 17
ix
3. Rokok ........................................................................... 19
a. Pengertian Rokok ................................................... 19
b. Jenis Rokok ............................................................ 19
c. Komponen dalam Rokok ........................................ 21
B. Kerangka Teori ................................................................... 30
C. Kerangka Konsep .............................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 32
C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ................ 33
D. Variabel Penelitian ............................................................. 34
E. Definisi Operasional ........................................................... 38
F. Instrumen Penelitian ........................................................... 38
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 39
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ................................ 39
I. Etika Penelitian................................................................... 42
J. Jadwal Penelitian ................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 44
B. Analisa Data ....................................................................... 44
C. Pembahasan ........................................................................ 46
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 50
B. Saran ................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 3.1. Populasi Siswa ................................................................................. 34
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 35
Tabel 3.3. Definisi Operasiol penelitian ........................................................... 39
Tabel 4.1. Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai mininum dan Nilai
masimum ......................................................................................... 45
Tabel 4.2. Tingkat Pengatahuan Remaja Putra Tentang Bahaya Merokok
Pada siswa kelas IX Di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali .................. 46
xi
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 30
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penyusunan KTI
Lampiran 2 Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Surat Balasan Melaksanakan Validitas
Lampiran 6 Permohonan Ijin Penggunaan Lahan dan Pembuatan KTI
Lampiran 7 Surat Balasan Permohonan Ijin
Lampiran 8 Surat Permohonan Pesponden
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 10 Kuisioner Penelitian
Lampiran 11 Jawaban Kuisioner
Lampiran 12 Data Tabulasi uisioner
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas
Lampiran 14 Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15 Data Tabulasi Penelitian dan Skor Prosentase
Lampiran 16 Hasil Uji Frekuensi
Lampiran 17 Tabel Nilai r Product Moment
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Data WHO (2007) menyebutkan bahwa di negara berkembang jumlah
perokoknya 800 juta orang, hamper tiga kali lipat dari Negara maju.Setiap
harinya sekitar 80 -100 ribu remaja di dunia menjadi pecandu atau ketagihan
rokok.Bila pola ini terus menetap maka sekitar 250 juta anak-anak yang hidup
sekarang ini akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Araujo, 2009).
Berdasarkan data WHO jumlah perokok di dunia sebesar 1,3 M orang
sementara kematian yang diakibatkan olehnya mencapai 4,9 juta orang per
tahun. Berdasarkan data WHO kebiasaan merokok masyarakat terus berlanjut,
maka pada tahun 2020 angka kematian akibat merokok diperkirakan akan
meningkat menjadi 10 juta pertahun dimana 70 persennya terjadi di negara-
negara berkembang (Araujo, 2009).
Menurut Sekjen Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait,
menyebutkan usia perokok mulai merokok di tanah air yang tertinggi ada di
kelompok remaja yaitu usia 15-19 tahun. Jumlahnya mencapai 63,7%.
Ironisnya ada anak yang mulai merokok di kelompok usia 5-9 tahun yang
jumlahnya mencapai 1,8% (Jaya, 2009). Dirilis pada tanggal 11 September
2012 di Indonesia ada 61,4 juta penduduk yang merokok, dan perokok pada
usia 15 – 24 tahun mencapai 51,7 % (Admin, 2012).
2
Bahaya merokok bagi remaja diantaranya dapat meningkatkan resiko
kanker paru-paru dan penyakit jantung di usia yang masih muda. Selain ituk
esehatan kuli ttiga kali lipat lebih beresiko terdapat keriput di sekitar mata dan
mulut.Kulit akan menua sebelum waktunya atau bisa disebut dengan penuaan
dini. Merokok di usia dini menyebabkan impotensi dan mengurangi jumlah
sperma pada pria dan mengurangi tingkat kesuburan pada wanita
(Karyo, 2012).
Faktor terbesar pada anak usia remaja yang mempunyai kebiasaan
merokok adalah dari kebiasaan orang tuanya sendiri sebagai figur. Anak pada
usia remaja akan lebih cepat berperilaku merokok pada ayah atau ibunya yang
juga seorang perokok (Triswanto, 2007).
Kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, akiba
tkurangnya pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-zat yang
terkandung dalam rokok dan dampak dari bahaya rokok.Pengetahuan yang
kurang baik akan cenderung membuat seseorang berperilaku merokok.
Ataupun sebaliknya jika pengetahuan dan kesadaran seseorang terhadap zat-
zat yang terkandung dalam rokok serta dampak dari bahaya merokok baik,
makaakanmencegahtimbulnyaperilakumerokok (Araujo, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan dengan metode wawancara di SMP
Negeri 2 Sambi pada kelas IX sebanyak 7 siswa didapatkan hasil bahwa siswa
yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 2 siswa, siswa yang mempunyai
pengetahuan cukup sebanyak 3 siswa, dan siswa yang mempunyai
pengetahuan kurang sebanyak 2 siswa.
3
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan
hasil bahwa masih banyak siswa yang mempunyai pengetahuan kurang
tentang bahaya merokok, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok
pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi BoyolaliTahun 2014”.
B. PerumusanMasalah
Berdasarkan pernyataan di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang
Bahaya Merokok pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi Boyolali Tahun
2014”.
C. TujuanPenelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya Merokok
pada Siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi BoyolaliTahun 2014
2. TujuanKhusus
a. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya
Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori
baik.
b. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya
Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori
cukup.
4
c. Mengetahui Tingkat Pengetahuan Remaja Putra tentang Bahaya
Merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi dalam kategori
kurang.
D. ManfaatPenelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang bahaya rokok bagi
kesehatan.
2. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengalaman nyata dan meningkatkan pengetahuan kegiatan
penelitian dan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah.
3. Bagi Institusi
a. SMP Negeri 2 Sambi memberi data bagi lembaga pendidikan
mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa tentang bahaya rokok bagi
kesehatan sekaligus sebagai bahan masukan dalam upaya
menyukseskan program kampanye anti rokok.
b. Pendidikan Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan bahan
masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi
pembaca secara keseluruhan.
5
E. Keaslian Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari:
1. Febriana dwi cahyani (2011), dengan judul Tingkat “Pengatahuan Tentang
Bahaya Rokok pada Remaja di Desa Pule,Jatisrono Wonogiri”.Penelitian ini
menggunakan metode deskritif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tinggkat pengetahuaan remaja tetang bahaya merokok denagn pengetahuan
baik yaitu sebanyak 25 orang (50,0%), tingkat pengatahuan cukup sebanyak
24 orang (48,0%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang
(2,0%).Secara umum hasil penelitian ini dalam kategori baik.
2. Wiwik Wadya Wati (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswa SMP
Kelas VIII tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan di SMP Negeri 7
Wonogiri”.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Lokasipenelitian di ambil di SMP Negeri 7 Wonogiri. Jumlah sempel
sebanyak 76 Siswa laki-laki, dengan tehnik pengambilan sempel
menggunakan total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakana
dalam kuesioner tertutup.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dengan pengetahuan baik
yaitu 15 siswa (19,7%),tingkat pengetahuan cukup 48 siswa (63,2%),dan
tingkat pengetahuan kurang 13 siswa (17,1%) Secara umum hasil penelitian
ini dalam kategori cukup.
3. Prisha Jagadish Udani (2010) Dengan judul ”pengetahuan masyarakat
umum dan mahasiswa terhadap bahaya merokok dan kanker
paru.”Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif,
6
pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah Cross
Sectional Study. Dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, diperoleh hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa sebanyak 50 responden (61,0%)
mempunyai tingkat pengetahuan baik, 22 responden (26,8%) mempunyai
tingkat pengetahuan sedang, dan sebanyak 10 responden (12,2%) secara
umum hasil penelitian ini dapat di kategorikan baik.
Persama keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah ada jenis
penelitian,alat pengumpul data dan hasil penelitian, sedangkan perbedaan
keaslian dengan penelitian yang penulis ambil adalah pada judul, lokasi dan
waku penelitian, jumlah responden ,dan tehnik pengambilan sempel.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari
5 (lima) BAB dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
manfaat penelitian, tujuan penelitian, keaslian penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan dari teori-teori dari masalah yang akan
diteliti meliputi pengetahuan, remaja, rokok, kerangkateori, dan
kerangka konsep .
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian,
lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode
7
pengambilan data, jalannya penelitian, variable penelitian, definisi
operasional, metode pengolahan data, dan analisa data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum tempat
penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan hasil penelitian
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini membahas tetang kesimpulan dan saran umtuk
menjawab tujuan penulisan dan menyatakan inti dari pembahasan,
sedangkan saran di rumuskan untuk menanggapi kesenjangan dan
merumuskan aternatif pemecahan masalah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
1) Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah hasil tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia
yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
2) Menurut Mahmud (2011), pengetahuan juga merupakan sesuatu
yang tertinggal dari hasil pengindraan manusia terhadap dunia
luar. Selain itu, pengetahuan merupakan deskripsi arsip informasi
konsep dan kenyataan tentang alam semesta, baik yang ada dalam
memori perseorangan maupun tertulis.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan atau kognitif
merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang.
Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,
yakni:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
8
dipelajari sebelumnya.Termasuk dalam tingkatan ini
adalahmengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat
pengetahuan yangpaling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
9
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi- formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Dewi dan Wawan (2010),faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita
tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
10
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan.Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap
berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih
banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang dan banyak tantangan.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja.
d) Informasi
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang
banyak memperoleh informasi maka akan cenderung
11
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh kebenaran
pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah
a) Cara coba salah (Trial and Error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga, dan apabila
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah
sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error
(gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).
12
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh
adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun
1926.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka
agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata
lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada
pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang
lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum
13
anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang
berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman
adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik)
bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman
merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk
mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali
melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang
sistematis.Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya
berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
14
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil
pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat
dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret
kepada hal-hal yang abstrak.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)
mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara
yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu
bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat
mencapai kesimpulan yang lebih baik.
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah.Cara ini disebut
metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi
penelitian (research methodology).
15
e. Kriteria tingkat pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2010), pengetahuan seseorang dapat diketahui
dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:
1) Baik: bila nilai (x) > mean + 1 SD
2) Cukup: bila nilai mean – 1 SD < x < mean +1 SD
3) Kurang: bila nilai (x) < mean - 1 SD
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Menurut Widyastuti (2009), masa remaja adalah masa transisi
yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Masa ini
antara usia 10-19 tahun, merupakan suatu periode masa pematangan
organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa
remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa.
Menurut Soetjiningih (2010), remaja adalah masa transisi antara
masa anak dan dewasa, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai
fertilitas, dan terjadi perubahan-perubahan psikologi serta kognitif.
b. Tahap-tahap perkembangan remaja
Menurut Sarwono (2010), mengatakan bahwa dalam proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan
remaja, yaitu:
1) Remaja awal (early adolescent)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan
perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan
16
dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu.
Pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun. Remaja
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan
jenis, dan mudah terangsang secara erotis.Dengan dipegang
bahunya saja oleh lawan jenis remaja sudah berfantasi erotik.
Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan
berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja
awal ini sulit di mengerti dan di mengerti orang dewasa.
2) Remaja madya (middle adolescent)
Dimulai pada usia sekitar 13-15 tahun, pada tahap ini remaja
sangat membutuhkan kawan-kawan, senang jika banyak teman
yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai
diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan
dirinya. Selain itu, remaja berada dalam kondisi kebingungan
karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli,
ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau
materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri
dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa
anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan.
3) Remaja akhir (late adolescent)
Dalam tahap remaja akhir biasanya dimulai pada usia 16-19
tahun, tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:
17
a) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-
orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.
c) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
e) Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private
self) dan masyarakat umum.
c. Perubahan Fisik
1) Tanda seks primer
Tanda seks primer adalah organ seks.Pada laki-
lakigonade/testes.Organ itu terletak di dalam skrotum. Pada usia
14 tahun baru sekitar 10% dari ukuran matang. Setelah itu
terjadilah pertumbuhan yang pesat selama 1 atau 2 tahun,
kemudian pertumbuhan menurun. Testes berkembang penuh pada
usia 20 atau 21 tahun. Sebagai tanda bahwa fungsi organ-organ
reproduksi pria matang, lazimnya terjadi mimpi basah, artinya
bermimpi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan
seksual, sehingga mengeluarkan sperma.Semua organ reproduksi
wanita tumbuh selama masa puber.Namun tingkat kecepatan
antara organ satu dan lainya berbeda. Berat uterus pada anak usia
11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata
beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ reproduksi
18
pada perempuan adalah datangnya haid. Ini adalah permulaan dari
serangkaian pengeluaran darah , lendir, dan jaringan sel yang
hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira-kira setiap
28 hari. Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa
menopause. Menopause biasa terjadi pada usia sekitar 50an
(Widyastuti, 2009).
2) Tanda-tanda seks sekunder
Menurut Widyastuti (2009), tanda- tanda seks sekunder adalah:
a) Pada laki-laki :
(1) Rambut yang mencolok tumbuh pada masa remaja adalah
rambut kemaluan, terjadi sekitar satu tahun setelah testes
dan penis mulai membesar.
(2) Kulit menjadi lebih kasar, tidak jernih, pori-pori
membesar.
(3) Kelenjar lemak di bawah kulit menjadi lebih aktif,
seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak
yang meningkat.
(4) Otot – otot pada tubuh remaja makin bertambah besar dan
kuat.
(5) Terjadi perubahan suara yang mula-mula agak serak,
kemudian volumenya juga meningkat. (6) Pada usia
remaja sekitar 12-14 tahun muncul benjolan kecil-kecil di
sekitar kelenjar susu. Setelah beberapa minggu besar dan
jumlahnya menurun.
19
b) Pada wanita :
(1) Rambut kemaluan pada wanita tumbuh setelah pinggul dan
payudara mulai berkembang.
(2) Pinggul menjadi berkembang, membesar, dan membulat.
(3) Payudara membesar dan puting susu menonjol.
(4) Kulit menjadi kasar, lebih tebal dan pori-pori membesar.
Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif,
kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat, kelenjar
keringat baunya menusuk sebelum dan sesudah masa
haid.Suara berubah menjadi merdu, suara serak jarang
terjadi pada wanita.
3. Rokok
a. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah
(Jaya, 2009).
b. Jenis Rokok
Menurut Jaya (2009), di Indonesia rokok dibagi menjadi beberapa
jenis, antara lain :
1) Rokok Berdasarkan Bahan Pembungkus
a) Klobot
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
20
b) Kawung
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
c) Sigaret
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
d) Cerutu
Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
2) Rokok Berdasarkan Bahan Baku
a) Rokok Putih
Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b) Rokok Kretek
Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau dan cengkeh
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
c) Rokok Klembak
Rokok yang bahan baku atau isinya daun tembakau, cengkeh,
dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
3) Rokok Berdasarkan Bahan Pembuatannya
a) Sigaret Kretek Tangan (SKT)
Rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau
dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu
sederhana.
21
b) Sigaret Kretek Mesin (SKM)
Rokok yang proses pembuatannya menggunakan mesin.
Sederhananya, material rokok dimasukkan ke dalam pembuat
rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa
rokok batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu
menghasilkan keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu
batang rokok per menit. Biasanya mesin pembuat rokok
dihubungkan dengan mesin pembungkus rokok sehingga
keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan
melainkan rokok yang sudah dalam bentuk pak. Adapula
mesinpembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran
rokok dalam bentuk pres, satu pres berisi 10 pak.
4) Rokok Berdasarkan Penggunaan Filter
a) Rokok Filter
b) Rokok yang bagian pangkalnya terdapat gabus.
c) Rokok Non Filter
d) Rokok yang bagian pangkalnya tidak terdapat gabus.
c. Komponen dalam Rokok
Menurut Aditama (2006), asap rokok mengandung sekitar 4000
bahan kimia. Secara umum komponen rokok dibagi menjadi dua yaitu :
1) Komponen Gas
Komponen gasadalah yang dapat melewati filter yang terdapat di
dalam asap rokok, antara lain :carbon monoksida (CO), amonia
22
acrolin, benzopiren, lutidin, colidin, metil alcohol, formalin, arsenic
dan lain-lain. Menurut Jaya (2009), gas carbon monoksida (CO)
lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen, karena itu
darah orang yang banyak kemasukan carbon monoksida (CO) akan
berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang tersebut dapat
meninggal dunia karena keracunan carbon monoksida
(CO).Menurut Wati (2012), Benzopiren dan lutidin berasal dari tar
tembakau yang dapat menyebabkan kanker. Colidin menyebabkan
kelumpuhan dan lambat laun mengakibatkan kematian.Metil
Alkohol menimbulkan kebutaan.Formalin sering digunakan
untukmembalsem mayat.Arsenik merupakan sejenis racun yang
dipakai untuk membunuh tikus.
2) Komponen Padat
Komponen padat adalah bagian yang tertinggal pada filter,
yaitu berupa nikotin dan tar. Nikotin adalah bahan adiktif yang
menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.Zat ini meracuni saraf
tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan
pembuluh darah tepi. Tar adalah kumpulan beribu- ribu bahan kimia
yang terdapat dalam rokok. Tar bersifat karsinogen/penyebab
kanker.
b. Bahaya Rokok
Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok terbukti
membahayakan kesehatan para perokok aktif dan perokok
23
pasif.Penyakit yang diakibatkan rokok antara lain yaitu :
1) Paru-paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan dan struktur fungsi
salurang nafas dan jaringan paru-paru.Pada saluran nafas besar, sel
mukosa memberas (hypertrofi) dan kelenjar mukus bertambah
banyak (hyperplasia).Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan
hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan
lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel
radang dan kerusakan alveoli (Triswanto, 2007).
2) Penyakit Kardiovaskuler
Menurut Jaya (2009), senyawa kimia yang terkandung di
dalam rokok akan meningkatkan detak jantung, tekanan darah,
resiko hipertensi dan penyumbatan arteri. Di samping itu rokok juga
menurunkan kadar HDL (kolesterol baik dalam darah) dan
menurunkan tingkat elatisitas aorta (pembuluh darah terbesar pada
tubuh manusia) yang dapat meningkatkan terjadinya penggumpalan
darah sehingga memicu berbagai penyakit seperti :
a) Serangan Jantung (Trombosis Koroner)
Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai
darah pada jantung sehingga dapat mengakibatkan serangan
jantung.
b) Serangan Otak (Trombosis Cerebral)
Terjadi pemblokiran pada pembuluh darah yang menuju ke otak
24
sehingga dapat menyebabkan pingsan, stroke dan kelumpuhan.
c) Gagal Ginjal
Terjadi penggumpalan darah pada arteri yang menyumbat suplai
darah pada ginjal sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan
darah, bahkan gagal ginjal.
d) Penyakit Sistem Sirkulasi
Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah kaki dan tangan
sehingga mengakibatkan pembusukan jaringan. Pecandu rokok
rawan terkena penyakit langka Buerger, yaitu artritis pada
pembuluh peripheral yang dapat menimbulkan gangrene
(kematian jaringan) sehingga harus diamputasi.
3) Impotensi
Merokok menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah
pada sistem vaskular yang mengarah ke penyumbatan arteri.Penis
tidak bisa mendapatkan darah yang cukup dari arteri yang tersumbat
dan akibatnya penis tidak bisa ereksi. Nikotin dapat mengganggu
proses spermatogenesis sehingga kualitas sperma menjadi buruk
(Admin, 2011) .
4) Gangguan Saraf
Sistem saraf simpatik adalah cabang dari sistem saraf otonomik
(Autonomic Nervous System/ANS) yang merupakan bagian dari
sistem saraf peripheral yang bertugas mengontrol dan
mempengaruhi detak jantung, pencernaan, pernafasan, respirasi,
25
diameter pupil, pembuangan urin dan ereksi. Senyawa kimia pada
rokok akan memicu peningkatan aktivitas sistem saraf tersebut
sehingga menambah beban pada sistem yang bertugas untuk
mengatur pembuluh darah dan jantung (Satiti, 2009).
5) Gangguan Indra Penglihatan
Asap rokok dapat merusak pembuluh darah mata, sehingga
menyebabkan mata merah dan gatal serta meningkatkan resiko
terkena katarak. Katarak yaitu memutihnya lensa mata yang
menghalangi masuknya cahaya yang dapat menyebabkan kebutaan
(Promkes RI, 2012)
6) Gangguan Indra Pendengaran
Tembakau menyebabkan timbulnya endapan pada dinding
pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke dalam
telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran lebih
awal daripada orang yang tidak merokok (Admin, 2012).
7) Gangguan Indra Penciuman
Racun-racun yang terkandung di dalam rokok, terutama nikotin
lambat laun akan merusak saraf-saraf penciuman sehingga dapat
mengganggu fungsi indera penciuman. Pecandu rokok menjadi
kurang sensitif terhadap jenis bau, bahkan ada kalanya tidak mampu
membeda-bedakan bau secara benar (Satiti, 2009).
8) Gangguan Pernafasan
Menurut Satiti (2009), Racun tar yang terkandung di dalam rokok
26
mempengaruhi dan memproduksi dan memproduksi lendir yang
berlebihan di dalam paru-paru. Lendir tersebut menyebabkan borok
dan mengakibatkan perdarahan. Gangguan pernafasan yang biasa
dialami oleh perokok berat adalah :
a) Bronchitis
Gangguan serius pada dinding pipa-pipa udara yang lebih kecil
yang melebar dan lemah yang disebabkan oleh paru-paru dan
alat-alat pernafasan yang telah lama sakit.Tanda pengidap
bronchitis adalah batuk-batuk yang semakin parah.
b) Emphysema
Penyakit bengkak pada paru-paru karena pembuluh darahnya
kemasukan udara.Akibatnya, kecepatan dan frekuensi bernafas
meningkat disertai rasa nyeri. Tanda-tanda pengidap emphysema
adalah bernafas terengah-engah, dengan bunyi nafas yang
nyaring, disertai batuk-batuk dengan frekuensi tinggi
c) Radang Saluran Udara
Penderita asma yang tetap merokok akan mengalami peradangan
saluran udara yang sulit disembuhkan dengan obat-obatan.
d) Gangguan Indera Pengecap
Racun-racun yang terkandung dalam rokok terutama nikotin
secara bertahap akan merusak saraf-saraf pengecap sehingga
mengganggu fungsi indera pengecap. Perokok berat kurang bisa
menikmati cita rasa makanan dan minuman, sehingga nafsu
27
makan cenderung menurun, padahal tubuh membutuhkan
asupan gizi yang cukup.Akibatnya, berat badan perokok terus
menurun (Satiti, 2009).
9) Gangguan Pencernaan
Tembakau merupakan salah satu bahan perangsang yang dapat
menyulitkan alat-alat pencernaan.Itulah sebabnya seorang perokok
berat cenderung mengalami gangguan pencernaan yang ditandai
dengan berbagai gejala penyakit, yaitu mual, nyeri ulu hati, sakit
perut bagian atas dan kembung. Pada tahap selanjutnya, berat
badan perokok berat akan turun drastis karena mengalami
peradangan selaput lendir lambung (gastritis) sehingga nafsu
makan hilang, sakit kepala, muntah-muntah, bahkan perdarahan
lambung. Perdarahan berat akan ditandai dengan tinja yang
berwarna kehitam-hitaman (Satiti, 2009).
10) Gangguan Hati
Senyawa kimia di dalam rokok akan mengganggu fungsi hati,
padahal hati merupakan organ yang bertugas untuk memproses
pembuangan obat-obatan, alkohol dan racun-racun lainnya di
dalam tubuh (Satiti, 2009).
11) Gangguan pada Gigi
Jumlah karang pada gigi perokok cenderung lebih banyak
daripada yang bukan perokok. Karang gigi yang tidak dibersihkan
akan menimbulkan keluhan seperti gusi berdarah. Gigi dapat
28
berubah warna akibat efek dari tembakau (Mulyawati, 2012).
12) Gangguan pada Kulit
Merokok dapat menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam
pada perokok yang peka terhadap nikotin.Eksim adalah iritasi
berat pada kulit, daerah kulit yang terkena eksim menjadi bersisik
dan timbul rasa gatal.Eksim bisa juga ditimbulkan dari arsenik
yang berasal dari tembakau (Promkes RI, 2012).
13) Gangguan pada Rambut
Merokok bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan
sehingga perokok lebih mudah terserang penyakit seperti lupus
erimatosis yang menyebabkan kerontokkan pada rambut
(Promkes RI, 2012).
14) Polisitenia
Racun-racun di dalam rokok dapat menimbulkan penyakit
polisitenia, yaitu penyakit kelainan pertumbuhan sumsum tulang,
yakni kelebihan kadar Hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah.
Kebiasaan menghisap rokok akan meningkatkan kadar Hb
menjadi lebih dari 20 gram per desiliter. Penyakit yang lebih
banyak menimpa pada laki-laki dan sulit diatasi ini, mengancam
para perokok berat dan orang yang bermukim pada ketinggian
300 meter di atas permukaan laut (Satiti, 2009).
29
c. Perokok Pasif
Perokok pasif atau yang dikenal dengan namaInvoluntary
Smoking adalah orang yang tidak merokok tetapi terpapar langsung oleh
asap tembakau dari orang yang sedang merokok di sekitarnya. Perokok
pasif ini lebih banyak resikonya karena terpapar asap rokok lebih
banyak daripada perokok itu sendiri (Araujo, 2009). Perokok pasif
memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan jantung
koroner, serta gangguan pernafasan. Kadar nikotin, carbon monoksida
(CO) serta zat-zat lain lebih tinggi dalam darah perokok pasif yang bisa
menyebabkan penyakit yang diderita semakin parah.Anak-anak yang
orangtuanya merokok akan mengalami batuk, pilek, dan radang
tenggorokan dan kemungkinan mendapat serangan jantung lebih tinggi
bagi mereka. Bagi anak di bawah umur, terdapat resiko kematian
mendadak akibat terpapar asap rokok (Jaya, 2009).
30
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Jaya (2009)
Tingkat pengetahuan:
a. Tahu
b.Memahami
c.Aplikasi
d.Analisis
e.Sintesis
f.Evaluasi
Pengetahuan Remaja
Putra tentang Bahaya
Rokok
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
a.Pendidikan
b.Pekerjaan
c.Umur
d.Informasi
e.Lingkungan
f.Sosial budaya
Rokok:
a. Pengertian Rokok
b. Jenis Rokok
c.Komponen Dalam
Rokok
d. Bahaya Rokok
e. Perokok Pasif
31
C. Kerangka Konsep
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Pengetahuan Remaja Putra
tentang Bahaya Rokok
BAIK
CUKUP
KURANG
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
a.Pendidikan
b.Pekerjaan
c.Umur
d.Informasi
e.Lingkungan
f.Sosial budaya
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal
lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian (Arikunto, 2010). Kuantitatif adalah data yang berbentuk
angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Penelitian ini di
lakukan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja putra tentang
bahaya rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi tahun 2014.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Menurut Hidayat (2011), Lokasi penelitian adalah rancangan tentang
tempat yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitian. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sambi
Boyolali
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2014.
33
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah
seluruh siswa laki-laki kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi sebanyak 136
siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).
Besar sampel menurut Arikunto (2006), apabila populasi subjeknya kurang
dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100,
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena jumlah
populasi dalam penelitian ini sebanyak 136 siswa laki-laki, maka peneliti
mengambil sampel 25% yaitu sebanyak 34 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi, sehingga jumlah sampel
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara random
sampling dengan teknik pengambilan sampel acak sederhana (simple
random sampling) yaitu pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga
setiap unit dasar (individu) mempunyai kesempatan yang sama untuk
34
diambil sebagai sampel. Dengan cara diundi, karena ada 5 kelas maka tiap
kelas diambil 6-8 siswa untuk dijadikan sampel dan kelas yang
mempunyai siswa laki-laki lebih banyak diambil 8 siswa.
Tabel 3.1 Populasi Siswa Laki-laki tiap kelas dan jumlah sampel yang
diambil pada kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi
Kelas Jumlah Siswa Laki - Laki Sample
Kelas IXA 27 8
Kelas IX B 23 6
Kelas IX C 38 8
Kelas IX D 27 6
Kelas IX E 21 6
Jumlah 136 34
D. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data.Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau
pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoatmodjo, 2010).
Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya rokok adalah kuesioner tertutup
atau berstruktur dengan jawaban benar dan salah di mana kuesioner tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau
menjawab pada jawaban yang sudah ada (Hidayat, 2011). Skala pengukuran
yang digunakan dalam pengukuran instrumen ini adalah skala Guttman yaitu
skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang
35
tegas seperti jawaban dari pernyataan : benar dan salah (Hidayat, 2011). Cara
penilaian untuk pernyataan positif (favorable) bila responden menjawab benar
nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0.Pernyataan negatif (unfavorable)
bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya
1.Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi.
Tabel. 3.2 Kisi – kisi Kuesioner
Variabel Indikator No Kuesioner
Jumlah Favorebel Unfavorebel
Tingkat 1. Pengertian rokok 1, 11 1
Pengetahuan
remaja putra
tentang
Bahaya
Rokok
2. Jenis Rokok 2.3 4.5 4
3. Komponen dalam
Rokok 6.8.9 7 4
4. Bahaya rokok
12.13.14.15 10.16.19.21 19
17.18.20.22 24.25.28
23.26.27
5. Perokok pasif
29.30 2
Total Jumlah Soal 20 10 30
Sumber : Jaya (2009)
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen
penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2010). Uji validitas minimal dilakukan dengan 30 responden
(Riwidikdo, 2012). Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid,maka
36
angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel
(Arikunto,2006). Dinyatakan valid apabila angka hitung > angka kritik
tabel maka dikatakan butir soal itu valid dengan = 5%. Validitas dalam
penelitian ini telah di lakukan pada 30 siswa dengan jumlah kuesioner 30
pernyataan di SMP Negeri 1 Sambi Boyolali berdasarkan hasil
Ujivaliditas dengan taraf Signifikan 5% dimana N = 30 didapatkan rtabel
sebesar 0,361.
Teknik yang dipakai untuk mengetahui validitas kuesioner dengan rumus
product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r
tabel(Riwidikdo, 2010). Rumus Pearson Product Moment
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung> rtabel(Riwidikdo,
2012). Untuk mengetahui suatu pernyataan valid, uji coba instrument
diperoleh hasil bahwa sebanyak 30 item pernyataan dinyatakan valid
karena ( r hitung > 0,361)sedangkan sebanyak 3 pernyataan yaitu item
pernyataan nomor 2,8 dan 20 dinyatakan tidak valid karena (r hitung
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
37
<0,361)sehingga ketiga item ini selanjutnya dikeluarkan dan tidak
digunakan dalam angket penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus
Alpha Cronbach dengan bantuan komputer SPSS for windows. Rumus
Alpha Cronbach adalah sebagi berikut :
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Angket atau kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha
minimal 0,7(Riwidikdo, 2010). Setelah dilakukan uji reliabilitas
didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,912 > 0,7 sehingga
instrument dikatakan reliabel.
38
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan untuk menjadi responden dan membagikan kuesioner
atau angket kepada siswa di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali, kemudian
menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner
sampai dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012), terdiri dari
:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari jawaban atas pernyataan yang disediakan
melalui pengisisan kuesioner oleh responden tentang Bahaya Merokok
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
kantor administrasi SMP Negeri 2 Sambi yang dapat menunjang
pelaksanaan penelitian ini, berupa jumlah siswa laki-laki kelas IX tahun
ajaran 2011 – 2012.
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010).Variabel dalam penelitian ini
39
menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putra tentang
bahaya Merokok.
G. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti,
maka variabel perlu diberi batasan-batasan atau definisi operasional.Definisi
operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2011).
Tabel 3.3 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Alat ukur
Skala
Ukur Kategori
Tingkat
Pengetahuan
Remaja
putra
tentang
bahaya
merokok
segala sesuatu
yang diketahui
remaja putra
tentang
pengertian
merokok ,
jenis rokok,
komponen
dalam rokok,
bahaya rokok
dan perokok
pasif
kuesioner ordinal
1. Baik : Bila nilai
responden yang
diperoleh (x) >
mean + 1 SD
2. Cukup : Bila nilai
responden mean -
1 SD ≤ x ≤ mean
+ 1 SD
3. Kurang : Bila
nilai responden
yang diperoleh
(x) < mean – 1
SD
Sumber : Riwidikdo ( 2010 )
40
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat (2011), adalah sebagai
berikut :
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
c. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingensi.
d. Melakukan Teknik Analisis
Dalam melakukan teknik analisis khususnya terhadap data penelitan
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan
tujuan yang hendak dianalisis.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat (analisis deskriptif) yaitu analisis yang
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteritik setiap
41
variabel penelitian.Analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).Selanjutnya
menurut Riwidikdo (2010),
Hasil tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok dengan
persentase dengan keterangan sebagai berikut :
a. Pengetahuan Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +
1 SD
b. Pengetahuan Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1
SD
c. Pengetahuan Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean
– 1 SD
Keterangan :
X : Responden
Mean : Rata-rata
SD :Simpangan Baku
Untuk mencari nilai rata-rata ( mean ) diperoleh dengan rumus :
Rumus : X = n
xå
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
å x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus :
42
Rumus :
SD = 1
)( 2
2
-
- åån
n
xixi
Keterangan:
x : nilai responden
n : jumlah responden
Rumus yang digunakan untuk memperoleh skor prosentase menurut
Riwidikdo (2010), adalah:
Jumlah siswa menurut tingkat pengetahuan
Skor Prosentase :–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––X 100%
Jumlah Responden
I. Etika Penulisan
Menurut Hidayat (2011), masalah etika penelitian yan harus
diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Informed Concent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, makamereka
harus menandatangani lembar persetujuan.Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti harus menghormati hak pasien.
43
2. Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
penelitian yang akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah Pengertian uraian langkah-langkah kegiatan dari
menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan
penelitian,besearta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut.
(Notoatmodjo 2010).Jadwal penelitian ini terlampir
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali. Jumlah
seluruh siswa SMP Negeri 2 Sambi tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 600
siswa.Kelas VII sebanyak 200 siswa yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah
siswa laki-laki 110 dan siswa perempuan 90 dan kelas VIII sebayak 200
siswa yang terdiri dari 5 Kelas laki-laki 125 siswa dan perempuan 75 siswa
Kelas IX sebanyak 200 siswa yang terdiri dari 5 kelas, dengan jumlah siswa
laki-laki 136 serta siswa perempuan 64 fasilitas yang ada disekolah ini antara
lain Perpustakaan, Laboratorium Komputer, Bahasa, Biologi, Kimia, Fisika,
koperasi, UKS dan Masjid. Responden dalam penelitian ini adalah siswa laki-
laki kelas IX sebanyak 34 siswa.
B. Analisa data
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja
putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi
Boyolali didapatkan hasil nilai jumlah data, mean, standar deviasi, nilai
minimum dan nilai maksimum yang disajikan dalam tabel berikut ini.
45
Table 4.1 Jumlah Data, Mean, Standar Deviasi, Nilai Minimum, Dan Nilai
Maksimum
Variabel Jumlah data Mean Standar deviasi
Tingkat pengetahuan
remaja putra tentang
bahaya rokok pada siswa
kelas IX di SMP Negeri
2 Sambi Boyolali
34 20,7 5,1
Sumber : data Primer teroleh (2014)
Baik = ( X ) > mean + 1 SD
= ( X ) > 20,7 + 5,1
= ( X ) > 25,8
Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 25,8
Cukup = mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
= 20,7 – 1 x 5,1 ≤ x ≤ 20,7 + 5,1
= ( x ) 15,6 ≤ x ≤ 25,8
Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 15,6 < x < 25,8
Kurang = ( X ) < mean - 1 SD
= ( X ) ≤ 20,7 – 1 x 5,1
= ( X ) ≤ 15,6
Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 15,6
46
Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan remaja
putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi
Boyolali didapatkan hasil kategori pengetahuan yang disajikan dalam table
berikut ini :
Table 4.2 tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya rokok pada siswa
kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali
No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1.
2.
3.
Baik
cukup
kurang
Total
7
21
6
34
20,6 %
61,8 %
17,6 %
100
Sumber : data primer (2014)
Berdasarkan penelitian, tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya
rokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat
dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7
responden (20,6%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21
responden (61,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak
6 responden (17,6%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya
merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali adalah rata-
rata mempunyai pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 21 responden (61,8%).
C. Pembahasan
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya
merokok pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat
dikategorikan menjadi siswa yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 7
47
responden (20,6%), siswa yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 21
responden (61,8%) dan siswa yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak
6 responden (17,6%). Sehingga didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja
putra tentang bahaya merokok pada siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sambi
Boyolali rata-rata mempunyai pengetahuan cukup tentang bahaya rokok yaitu
sebanyak 21 responden (61,8%). Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan
adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pada penelitian Wiwik Widyawati tahun 2012 yang berjudul “tingkat
pengetahuan siswa smp kelas VIII tentang bahaya merokok bagi kesehatan di
smp Negeri 7 wonogiri”. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa
tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya merokok bagi
kesehatan tergolong dalam kategori cukup (63,2%) menurut teori faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan atara lain pendidikan, pekerjaan,
umur, dan informasi.
Dari hasil penelitian ini di dapatkan hasil bahwa siswa yang
pengetahuannya baik ada 7 responden (20,6%), siswa yang pengetahuannya
cukup ada 21 responden (61,8%) dan siswa yang pengetahuannya kurang ada
6 responden (17,6%). Menurut promkes RI (2012), merokok dapat
menyebabkan penyakit kulit, eksim dan ruam pada perokok yang peka
terhadap Nikotin. Eksim adalah iritasi berat pada kulit, daerah kulit yang
48
terkena eksim menjadi bersisik dan timbul rasa gatal. Eksim juga bisa
ditimbulkan dari Arsenic yang berasal dari tembakau. Merokok bisa
menyebabkan menurunnya system kekebalan sehingga perokok lebih mudah
terserang penyakit seperti lupus erimatosis yang menyebabkan kerontokkan
pada rambut.
Pengetahuan remaja tentang bahaya rokok kemungkinan dipengaruhi
oleh informasi dan pendidikan. Informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila
seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih luas. Pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada
penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri dengan hal baru
tersebut (Dewi dan Wawan,2010), dikatakan baik karena dari kisi-kisi 5
indikator tersebut bisa menjawab dengan benar dan di katakan cukup karena
dari 5 indikator tersebut bisa menjawab 3 soal yang benar dan di katakan
kurang karena dari 5 indikator cuma bisa menjawab 1 soal yang benar.
D. Keterbatasan penelitian
1. Kendala penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini bersamaan dengan kegiatan-
kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali sehingga
peneliti harus mencari waktu lain diluar jam pembelajaran.
49
2. Kelemahan penelitian
a. Variable peneliti ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil
penelitian ini terbatas hanya pada tingkat pengetahuan remaja putra
kelas IX tentang bahaya rokok saja tapi faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan tentang bahaya merokok tidak diteliti.
Penelitian ini hasilnya akan berbeda jika faktor yang mempengaruhi
pengetahuan tentang bahaya rokok juga diteliti.
b. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner
tertutup. Responden hanya bisa menjawab “ benar” dan “salah”,
sehingga tidak bisa digunakan untuk menggali pengetahuan
responden tentang bahaya rokok secara mendalam.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok
pada siswa kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali dapat dikategorikan
sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa
kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mmepunyai pengetahuan
baik sebanyak 7 responden (20,6%).
2. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa
kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mempunyai pengetahuan
cukup sebanyak 21 responden (61,8%).
3. Tingkat pengetahuan remaja putra tentang bahaya merokok pada siswa
kelas IX di SMP Negeri 2 Sambi Boyolali yang mempunyai pengetahuan
kurang sebanyak 6 responden (17,6%).
B. Saran
1. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan ada penelitian tentang faktor-faktor lain dan
menambah variable-variabel penelitian yang berhubungan dengan bahaya
rokok serta menggunakan instrument pengumpulan data yang berbeda
sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
51
2. Bagi institusi pendidikan
a. SMP Negeri 2 Sambi Boyolali
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi data bagi
lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat pengetahuan siswa
tentang bahaya merokok bagi kesehatan sekaligus sebagai bahan
masukan dalam upaya menyukseskan program kampanye anti rokok
serta memberikan informasi kepada institusi untuk memberikan
penyuluhan kepada siswa tentang bahaya merokok.
b. Stikes Kusuma Husada Surakarta
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi
pembaca secara keseluruhan dan penelitian selanjutnya.
3. Bagi responden
Diharapkan bagi responden mencari informasi khusunya tentang
bahaya merokok dan tetap menjaga kesehatan dengan tidak merokok,
karena merokok dapat meningkatkan resiko timbulnya penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, T.Y. 2006. Tuberkolosis Rokok dan Perempuan. Jakarta:Balai Penerbit
FKUI.
Admin. 2011. Merokok Menyebabkan Impotensi. (online). Available:
http://www.seksualitas.net/merokok-sebabkan-impotensi.htm. Diakses tanggal 30
November 2012.
Admin. 2012. Merokok. (online). Available: http://www.persahabatan.co.id
/index.php?option=com content&view=article&id=115&itemid=536.
Diakses
tanggal 30 November 2012. Admin. 2012. Perokok Anak dan Remaia 51,7 Persen
di Indonesia. http://kardopa.co.id/perokok-anak-dan-remaja-517 -persen-
di-indonesia/.
Diakses tanggal 21 November 2012 Araujo, D. 2009. Hubungan Tingkat
Pengetahuan tentang Merokok dengan
Perilaku Merokok Mahasiswa Timor Leste di Yogyakarta. STIKes Wira Husada
Yogyakarta. SkriPsi
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
_______, S.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta: Rineka
Cipta
Dewi,M,A'Wawan.2010.Teori&PengukuranPengetahuan,Sikap,Dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat, A.2011. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
Jaya, Muhamm ad.2009. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta:
Riz'ma.
Karvo.T.2012.Bahaya Merokok Bagi Pelaiar.(online).Available: http://pabelan-
online.com/varia/2012/02/bahaya-merokok-bagi-pelajar/
Diakses tanggal 21 November 2012. Mahmud.2011.Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung:PustakaSetia
Mulyawati ,Y.2012. Pengaruh Rokok terhadap Gigi dan Mulut.(online).
Available :http: //www. smallcrab.com,/kesehatan/4 1 8 –pengaruh-rokok
- terhadap-gigi-mulut/. Diakses tanggal 30 November 2012. Notoatmodjo, S.
2007. Kesehatan Masyarakat llmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
_______, S.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:RinekaCipta
PromkesRI.2012.15Masalah Kesehatan Karena Rokok yang Jarang
Dipublikasikan.(online).Available:http//www.promkes.depkes.goid/index
.php/program/pengendalian-rokok/28-15-masalah-kesehatan-karena
rokok- yang-jarang-dipublikasikan. Diakses tanggal 30 November 2012.
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yosvakarta: Pustaka Rihama
H.2012.Statistik Kesehatan Belajar Mudah Tehnik Analisis Data Dalam
Penelitian Kesehatan (PIus Aplikasi software SPSS) Yogyakarta: Nuha
Medika
Sarwono, S. 2010. Psikologi Remaja.Jakarta : Rajawali Pers. Satiti. A. 2009.
Strategi Rahasia Terhenti Merokok. Yogyakarta: Data Media.
Soetjiningsih. 2004.Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahanya.
Jakarta: SagungSeto.Sugiyono.20l0.StatistikaUntukPenelitian. Bandung:
Alfabeta
Wati, W.W. 2012. Tingkat pengetahuan siswa SMP kelas VIII tentang bahaya
merokok bagi kesehatan di SMP Negeri 7 Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah.
Dwicahyani. F. 2011. Tingkat pengetahuan tentang bahaya rokok pada remaja di
Desa Pule, Jatisrono, Wonogiri.
Udani. P.J. 2010. Tingkat pengetahuan masyarakat umum dan mahasiswa
terhadap bahaya merokok. Karya Tulis Ilmiah.