Patofisiologi Yulli Utami

download Patofisiologi Yulli Utami

of 15

Transcript of Patofisiologi Yulli Utami

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    1/36

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Infeksi Menular Seksual (IMS) menyebar cukup mengkhawatirkan di Indonesia.

    Baik jenis gonorchea maupun sifilis. Sifilis adalah penyakit kelamin menular yang

    disebabkan oleh bakteri spiroseta, reponema pallidum. !enularan biasanya melalui

    kontak seksual" tetapi, ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan

    kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak dalam uterus).

    #ejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan, sebelum perkembangan tes

    serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan penyakit ini sering disebut $!eniru Besar%

    karena sering dikira penyakit lainnya. &ata yang dilansir &epartemen 'esehatan

    menunjukkan penderita sifilis mencapai . * +. kasus per tahun. Sementara di

    ina, laporan menunjukkan jumlah kasus yang dilaporkan naik dari ,- per +.

     jiwa pada tahun +/ menjadi ,0 kasus per +. jiwa pada tahun -. &i

    1merika Serikat, dilaporkan sekitar /2. kasus sifilis tiap tahunnya, dan angka

    sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki.

    Bila tidak terawat, sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem

    saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. 3rang yang

    memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks4nya mungkin

    terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.

    1.2 Rumusan Masalah

    +. Bagaimanakah anatomi fisiologi kulit5

    -. Bagaimana 6pidemiologi sifilis5

    /. Bagaimana definisi sifilis5

    7. Bagaimana stadium sifilis5

    . Bagaimana etiologi sifilis5

    2. Bagaimana !atofisiologi sifilis5

    0. Bagaimana 83 sifilis5

    9. Bagaimana manifestasi klinik sifilis5

    . Bagaimana pemeriksaan sifilis5

    +. Bagaimana prognosis sifilis5

    ++. Bagaimana penatalaksanaan sifilis5

    +-. Bagaimana asuhan keperawatan sifilis5

     Tugas Integumen Page 1

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    2/36

    1.3 Tujuan

    +. Mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi kulit.

    -. Mampu menjelaskan epidemiologi sifilis.

    /. Mampu menjelaskan definisi sifilis.

    7. Mampu menjelaskan stadium sifilis.

    . Mampu menjelaskan etiologi sifilis.

    2. Mampu menjelaskan patofisiologi sifilis.

    0. Mampu menjelaskan 83 sifilis.

    9. Mampu menjelaskan manifestasi klinik sifilis.

    . Mampu menjelaskan pemeriksaan sifilis.

    +. Mampu menjelaskan prognosis sifilis.++. Mampu menjelaskan penatalaksanaan sifilis.

    +-. Mampu menjelaskan asuhan keperawatan sifilis.

     Tugas Integumen Page 2

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    3/36

    BAB II

    TINAUAN TE!RI

    2.1 Anat"m# $an %#s#"l"g# &ul#t

    'ulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis atau

     jaringan subkutan. Setiap lapisan akan semakinn berdiferensiasi (menjadi masak 

    dan memiliki fungsi yang lebih spesifik) ketika tumbuh dari lapisan stratum

    germinati:um basalis ke lapisan stratum korneum yang letaknya paling luar.

    ;ungsi kulit antara lain <

    a. !erlindungan

    'ulit yang menutupi sebagian besar tubuh memiliki ketebalan sekitar + atau -

    mm saja, padahal kulit memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap

    in:asi bakteri dan benda asing lainnya. 'ulit tangan dan telapak kaki yang

    menebal memberikan perlindungan yang sangat efektif terhadap pengaruh

    trauma yang terus menerus yang terjadi pada daerah tersebut.

     b. Sensibilitas

    =jung4ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan tubuh untuk 

    memantau secara teru4menerus keadaan lingkungan di sekitarnya. ;ungsi

    utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan

    ringan dan tekanan (atau sentuhan yang berat). Berbagai ujung saraf 

     bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap setiap stimuli yang berbeda.

    Meskipun tersebar ke seluruh tubuh, ujung4ujung saraf lebih konsentrasi pada

    sebagian daerah dibandingkan daerah lainnya. ontohnya yaitu ujung4ujung

     jari tangan jauh lebih teriner:asi ketimbang kulit pada bagian punggung

    tanganc. 'eseimbangan air 

    Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air dan dengan

    demikian akan mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari

     bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan

    subkutan.

    d. !engaturan suhuubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil

    metabolism makanan yang memproduksi energi. !anas ini akan hilang

    terutama lewat kulit. iga proses fisik yang terlibat yaitu ra$#as# (pemindahan

     panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah dan berada pada suatu jarak 

    tertentu), konduksi (pemindahan panas ke benda lain yang lebih dingin yang

     bersentuhan dengan tubuh), dankon:eksi yang terdiri atas pergerakan massa

     Tugas Integumen Page 3

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    4/36

    molekul udara hangat yang meninggalkan tubuh. 6:aporasi dari kulit akan

    membantu kehilangan panas lewat konduksi. !anas dihatarkan lewat kulit ke

    dalam molekul4molekul air pada permukaan sehingga air tersebut mengisat.

    1ir dari permukaan kulit dapat berasal dari perspirasi yang tidak terasa,

    keringat ataupun lingkungan. !engeluaran keringat merupakan suatu proses

    yang digunakan kulit untuk mengatur laju kehilangan panas

    e. !roduksi :itamin

    'ulit yang terpajan sinar ultra:iolet dapat mengubah substansi yang

    diperlukanuntuk mensintesis :itamin & (kolekalsiferol). >itamin &

    merupakan unsure esensial untuk mencegah penyakitr#kets#a' suatu keadaan

    yang terjadi akibat defisiensi :itamin &, kalsium serta fosfor dan

    menyebabkan deformitas tulang (Morton, +/).f. ;ungsi respon imun

    ?asil penelitian terakhir (@ickoloff, +/) menunjukkan bahwa beberapa sel

    dermal (sel4sel Aangerhans, interleukin4+ yang memproduksi keratinosit, dan

    subkelompok limfosit4) merupakan komponen penting dalam sistem imun.

    Sedangkan lapisan kulit tersusun atas<

    1. Derm#s

    &ermis membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan

    struktur pada kulit (6ckert, +-). &ermis atau 'orium ('ulit angat) adalah

    lapisan jaringan ikat bagian bawah. !ada permukaan dermis tersusun papil4papil

    kecil yang berisi ranting4ranting pembuluhCkapiler darah, kandung rambut, serta

    ujung4ujung saraf dari alat indera. &ermis dipisahkan dari lapisan epidermis

    dengan adanya membrane dasar atau lamina. Membran ini terusun dari dua

    lapisan jaringan ikat yaitu lapisan papilarisdan lapisan retikularis.

      Aapisan ini mengikat epidermis dengan struktur yang ada di bawahnya.

    Aapisan papilaris dermis berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari

    sel4sel fibroblast yang dapat menghasilkan salah satu bentuk kolagen yaitu suatu

    komponen dari jaringan ikat. Aapisan retikularis terletak di bawah lapisan

     papilaris dan juga memproduksi kolagen serta berkas4berkas serabut elastik.

    a. Serabut saraf !ada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir 

    saraf sensoris. =jung4ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas,

    dingin, nyeri, dan sebagaiannya 3leh karena itu kulit merupakan organ terluas

    dimana pada organ ini terdapat reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini),

    dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf bebas), serta reseptor 

    sentuhan (meissner). !ermukaan kulit mengandung saraf4saraf yang memiliki

     bentuk dan fungsi yang berbeda4beda. b. !embuluh darah

     Tugas Integumen Page 4

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    5/36

    !embuluh darah dalam papilla dermal juga dikenalkan oleh sistem saraf. ika

     pembuluh darah berdilatasi, aliran darah ke permukaan kulit meningkat,

    sehingga konduksi pans apada bagian eksterior dapat terjadi. !embuluh darah

     berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya

    mempertahankan panas tubuh sentral.

    c. 'elenjar keringat'elenjar keringat ditemukan pada kulit sebagian besar permukaan tubuh.

    'elenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. ?anya glans

     penis, bagian tepi bibir (margo labium oris), telinga luar dan dasar kuku yang

    tidak mengandung keringat. 'elenjar keringat (sudoriferus) menghasilkan

    keringat. kelenjar keringat yang berbentuk tabung berbelit4belit dan yang

     banyak jumlahnya, terletak di sebelah dalam kulit jangat, bermuara di atas

     pemukaan kulit di dalam lekukan halus yang disebut pori.d. 'elenjar sebasea

    'elenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel4sel sekretori menghilang

    selama sekresi sebum). 'elenjar sebasea adalah kelenjar kantong di dalam

    kulit. Bentuknya seperti botol dan bermuara di dalam folikel rambut. 'elenjar 

    ini banyak terdapat di atas kepala dan muka, sekitar hidung, mulut, telinga,

    tetapi sama sekai tidak terdapat dalam kulit tapak tangan dan telapak kaki.

    'elenjarnya dan saluranya dilapisi epitel. 'elenjar sebasea mengeluarkan

    sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut. 'elenjar sebasea, rambut

    dan kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya

    terbentuk pada rambut di area genitalia, bibir, puting susu, dan areola

     payudara.

    e. ;olikel rambutDambut pada beberapa bagian tubuh memiliki fungsi yang bermacam4macam.

    Dambut merupakan suatu pertumbuhan keluar dari kulit, rambut atau pili

    terdapat pada hampir seluruh bagian tubuh, kecuali pada telapak tangan dan

    kaki, tetapi sebagian besar berupa rambut :ellus yang kecil dan tidak 

     berwarna atau tersamar. Dambut terminal  biasanya kasar dan dapat dilihat.

    Dambut ini tertanam di kulit kepala, alis dan bulu mata, ketika masa pubertas

    rambut ini akan menggantikan posisi rambut vellus di area ketiak dan pubis

    (dan di wajah laki4laki) sebagai bagian dari karakteristik seksual sekunder.

    2. E(#$erm#s )&ul#t Ar# Atau &ut#kula*

    6pidermis adalah bagian terluar kulit. 6pidermis membentuk lapisan paling

    luar dengan ketebalan sekitar ,+ mm pada kelopak mata hingga sekitar + mm

     pada telapak tangan dan kaki (Morton, +/). 6pidermis tersusun dari jaringan

    epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi, jaringan ini tidak 

    memiliki pembuluh darah dan sel4selnya sangat rapat.

     Tugas Integumen Page 5

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    6/36

    6pidermis yang bersambung dengan membran mukosa dan dinding saluran

    telinga terdiri atas sel4sel hidup yang selalu membelah dan pada permukaannya

    ditutupi oleh sel4sel mati yang asalnya lebih dalam pada dermis tetapi kemudian

    terdorong ke atas oleh sel4sel yang baru tumbuh dan lebih berdiferensiasi yang

     berada di bawahnya.

    Aapisan eksternal ini hampir selurunya akan diganti setiap / hingga 7 minggu

    sekali. Sel4sel mati mengandung sejumlah besar kerat#n yaitu protein fibrous

    insoluble yang membentuk barrier  paling luar kulit dan memiliki kemampuan

    untuk mengusir mikroorganisme patogen serta mencegah kehilangan cairan yang

     berlebih dari tubuh (?olbrook, ++). 'eratin merupakan unsure utama yang

    mengeraskan rambut dan kuku.!ada permukaan kulit terdapat pori4pori yang merupakan tempat bermuaranya

    kelenjar keringat. 'ulit ari tidak berisi pembuluh darah. Saluran kelenjar keringat

    menembus kulit ari dan mendampingi rambut. Sel epidermis membatasi folikel

    rambut. &i atas permukaan epidermis terdapat garis lekukan yang berjalan sesuai

    dengan papil dermis di bawahnya.

    #aris4garis ini berbeda, pada ujung jari berbentuk ukiran yang jelas yang

     pada setiap orang tidak sama. 1tas hal inilah studi kasus sidik jari dalamkriminologi dilakukan. 6pidermis mengalami modifikasi pada berbagai daerah

    tubuh yang berbeda. 'etebalan epidermis dapat meningkat jika bagian tersebut

     banyak digunakan dan bisa mengakibatkan pembentukan kalus pada telapak 

    tangan atau kla:us (corns) pada kaki.

    a. Stratum korneum

    Stratum korneum adalah lapisan yang tipis, datar seperti sisik yang terus

    dilepaskan dan merupakan lapisan terluar epidermis. Stratum korneum terdiri

    dari sel mati yang pipih dan mengalami keratinisasi. umlah sel matinya

    sebanyak - sampai / lapisan dan semakin gepeng saat mendekati

     permukaan kulit. Sel4sel tersebut berasal dari lapisan epidermis yaitu stratum

     basalis. Sel pada stratum basalis akan membelah, berproliferasi dan pindah ke

     permukaan epidermis.

    Setelah mencapai stratum korneum, sel berubah menjadi pipih dan

    mati. !ergerakan yang konstan ini menjamin adanya pergantian sel di semua

     permukaan kulit selama $eskuamas# normal. Stratum korneum yang tipismelindungi sel dan jaringan di bawahnya dari dehidrasi dan mencegah

    masuknya Eat kimia tertentu. Stratum korneum juga memungkinkan

    terjadinya e:aporasi air dari kulit dan absorpsi obat4obatan topical tertentu.

    Stratum korneum 6pidermis tipis yang melapisi seluruh tubuh, kecuali pada

     Tugas Integumen Page 6

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    7/36

    telapak tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan basalis dan

    korneum.

     b. Melanosit

    Melanosit merupakan sel4sel khusus epidermis yang terutama terlibat pada

     produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Melanosit terletak 

     pada stratum basalis. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.

    Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian4bagian kulit yang

     berwarna gelap pada orang yang berkulit cerah mengandung pigmen ini dalam

     julah lebih banyak. 8arna kulit yang normal bergantung pada ras dan

     ber:ariasi dari merah muda cerah hingga coklat.

    3. H#("$erm#s

    ?ipodermis atau jaringan subkutan merupakan lapisan kulit yang palingdalam. Aapisan ini terutama berupa jaringan adipose yang memberikan bantalan

    antar lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. aringan ini

    memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas

    tubuh (?albrook, ++). Aemah atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut

     jenis kelamin seseorang dan secara parsial menyebabkan perbedaan bentuk tubuh

    laki4laki dengan perempuan. Makanan yang berlebihan akan menyebabkan

     penimbunan lemak di bawah kulit. aringan subkutan dan jumlah lemak yang

    tertimbun merupakan faktor dalam pengaturan suhu tubuh.

    2.2 E(#$em#"l"g# +#,#l#s

    1sal penyakit sifilis ini tidak jelas. Sebelum tahun +7- belum dikenal di

    6ropa. !ada tahun +77 terjadi epidemi di @apoli. !ada abad ke4+9 baru

    diketahui bahwa penularan sifilis melelui hubungan seksual. !ada abad ke4+

    terjadi wabah di 6ropa. Sesudah tahun +92, morbilitas sifilis menurun cepat.

    Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan puncaknya pada tahun

    +72, kemudian menurun setelah tahun +72.'asus sifilis di Indonesia adalah

    ,2+F. !enderita yang terbanyak adalah stadium laten, disusul sifilis stadium I

    yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II.

    2.3 De,#n#s# +#,#l#s

    Syphilis adalah salah satu penyakit menular seksual. !enyakit tersebut

    ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat Aaten atau dapat

    kambuh lagi sewaktu4waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. !enyakit ini

    dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. 'uman yang dapat

    menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput

     Tugas Integumen Page 7

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    8/36

    lender yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi

     janin. (Soedarto, +).

    Sifilis disebabkan oleh reponema !allidum. reponema !allidum

    termasuk golongan Spirochaeta yang berbentuk seperti spiral dengan panjang

    antara 4- mikron dan lebar ,+ * ,- mikron, mudah dilihat dengan mikroskop

    lapangan gelap akan @ampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti

    spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. 3rganism ini bersifat anaerob

    mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin, bahkan oleh 1Guades. &idalam

    darah donor yang disimpan dalam lemari es reponema !allidum akan mati

    dalam waktu tiga hari tetapi dapat ditularkan melalui transfuse menggunakan

    darah segar. (Soedarto, +).

    Sifat4sifat yang mendasari :irelansi reponema !allidum belum dipahami

    selengkapnya tidak ada tanda4tanda bahwa kuman ini bersifat toksigenik karena

    didalam dinding selnya tidak ditemukan eksotosin ataupun endotoksin.

    Meskipun didalam lesi primer dijumpai banyak kuman namun tidak ditemukan

    kerusakan jaringan yang cukup luas karena kebanyakan kuman yang berada

    diluar sel akan terbunuh oleh fagosit tetapi ada sejumlah kecil reponema yang

    dapat tetap bertahan didalam sel makrofag dan didalam sel lainnya yang bukan

    fagosit misalnya sel endotel dan fibroblast. Ini dapat menjadi petunjuk mengapa

    reponema !allidum dapat hidup dalam tubuh manusia dalam jangka waktu

    yang lama. Haitu selama masa asimtomatik merupakan cirri khas dari penyakit

    sifilis. Sifat in:asi:e reponema sangat membantu memperpanjang daya tahan

    kuman didalam tubuh manusia.

    Sifilis merupakan penyakit kronik #ranulomatosa dimana perjalanan

     penyakitnya berlangsung lama. Aesi pada stadium akhir mungkin baru muncul

    / tahun setelah infeksi pertama. !ada penyakit sifilis terdiri dari / stadium yaitu

    stadium primer, sekunder dan tersier. 'etiga stadium ini dipisahkan oleh periode

    asimtomatik, yang masa tunasnya /47 minggu muncul lesi primer yang

    terlokalisasi yang akan sembuh setelah -42 minggu. Sifilis disebabkan oleh

     bakteri yang disebut spiroketa. !enyebarannya tidak seluas gonorea, tetapilebih

    menakutkan karena kerusakan yang mungkin ditimbulkannya lebih besar. Seperti

    gonorea, penyakit ini disebarkan melalui kontak langsung dengan luka4luka pada

    orang yang ada pada stadium menular. Spiroketa, seperti gonokokus, adalah

    microbe yang tidak tahan berada di luar tubuh manusia, sehingga kemungkinan

    tertulari dari benda mati sangat kecil. reponema !allidum masuk ke dalam

     Tugas Integumen Page 8

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    9/36

    tubuh sewaktu terjadi hubungan kelamin melalui luka4luka goresan yang amat

    kecil pada epitel, dengan cara menembus selaput lender yang utuh ataupun

    mungkin melalui kulit yang utuuh lewat kantung rambut.

    2.- +ta$#um +#,#l#s

    Masa inkubasi sifilis berkisar +4 hari (rata4rata -+ hari) setelah infeksi. Bila

    tidak diobati, sifilis dapat timbul dalam beberapa stadium penyakit.

    +. Sifilis primer 

    #ejala pertamanya adalah munculnya bisul kecil keras yang disebut syanker 

     pada situs infeksi. Biasanya di ujung batang pelir pada pria dan di leher rahim

    atau :agina wanita. Syanker itu terlihat jelas pada pria, tetapi pada wanita

    seringkali tersembunyi. Bisul itu tidak gatal ataupun sakit. adi sifilis pimer 

    dapat berkembang tanpa diketahui. reponema biasanya dapat ditemukan di

    dalam syanker semacam itu melalui pemeriksaan mikroskopis medan gelap.

    uga dalam stadium ini, spiroketa menyerang kelenjar getah bening,

    menyebabkan menjadi lebih besar dan keras. Setelah /4 minggu, syanker itu

    sembuh secara spontan, dan penyakit itu dari luar @ampak tenang4tenang saja.

    etapi sementara itu organism tersebut disebrkan lewat aliran darah ke seluruh

    tubuh.-. Sifilis sekunder 

    Stadium penyaki ini di dahului oleh ruam (pemunculan pada kulit) yang

    timbul setiap saat pada - sampai +- minggu setelah hilangnya syanker.

    !enyakit itu sekarang tersebar umum dan juga terjadi limfodenopati (kelenjar 

    getah belling yang berpenyakit) yang tersebar luas. Sifilis disebut pula $peniru

     besar% karena gejala4gejala yang timbul pada stadium ini mirip dengan yang

    ditimbulkan oleh penyakit lain seperti flu atau mononucleosis menular. Selain

    ruam gejala4gejala lannya meliputi radang tenggorokan, kelenjar getah bening

    yang lembek, demam, lesu dan pusing. 'adang4kadang disertai rontok4rontok 

    rambut sebagian4sebagian. Auka patogenik terjadi pada selaput lender, mata,

    dan sistim suaraf pusat luka4luka ini penuh dengan treponema. 'orban dapat

    menderita hanya satu atau dua dari seluruh gejala penyakit ini atau semua

    gejala. Stadium ini berlangsung beberapa minggu, dan gejala4gejalanya

    termasuk luka4luka patogenik, hilang tanpa pengobatan. etapi sementara itu

    treponema mungkin sudah mulai menyerang organ4organ lain dalam tibuh.

    Seorang pnderita dapat menularkan penyakit ke orang lain hanya bila

    menderita sifilis stadium primer dan sekunder, yang berlangsung sampai -

    tahun./. Sifilis laten

     Tugas Integumen Page 9

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    10/36

    Bila tidak diobati, sifilis sekunder berlanjut menjadi sifilis laten. Selama

    stadium ini penderita sama sekali tidak menunjukkan gejala yang jelas.

    Stadium ini dapat berlangsung berbulan4bulan, bertahun4tahun atau bahkan

    seumur hidup. Stadium laten hanya dapat diketahui dengan melakukan uji

    darah (serologis).

    7. Sifilis tersier atau lanjutStadium ini timbul pada sekitar /F dari orang4orang yang tidak diobati dan

    dapat terjadi sampai 7 tahun sesudah infeksi mula4mula. ?asil kerja

    spiroketa secara diam4diam tetapi mematikan selama stadium laten itu

    menjadi jelas. Auka4luka patogenik tersier terjadi pada sistim saraf pusat,

    sistim pembuluh darah jantung, kulit dan organ4organ :ital lain seperti mata,

    otak, tulang, ginjal dan hati. Auka4luka ini yang disebut gumata lalu pecah dan

    menjadi borok. !enderita dapat terserang sakit jiwa, kebutaan atau penyakit

     jantung" dan akhirnya dapat meninggal.

    . Sifilis Syaraf Selama stadium early, sepertiga dari penderita sifilis dapat terkena susunan

    syaraf pusatnya dan setengah dari golongan ini jika tidak mendapat

     pengobatan akan menderita laten pengobatan akan menderita laten

    neurosifilis, yang jaraknya dari stadium primer dapat mencapai waktu lebih

    dari tahun. !enyakit ini terjadi tanpa gejala, sedangkan gejala klasik dapat

    timbul dalam bentuk dementia paralytica, tabes dorsalis dan sebagainya.

    #ejala penyakit yang timbul juga dapat menyerupai penyakit saraf lainnya.2. Sifilis 'ardio:askuler 

    Setelah +47 tahun sejak terjadinya sifilis primer, penderita yang tidak 

    mendapat pengobatan dapat , menunjukan tanda4tanda terkena sistem

    kardio:askuler. erjadi kelainan sifilis pada aorta dan artertis paru4paru.

    Deaksi peradangan yang terjadi dapat menyebabkan stenosis yang berakibat

    angina, insufiensi miokardium yang dapat mengakibatkan kematian

    0. Sifilis 'ongenita

    Sifilis kongenita merupakan penyakit sifilis yang timbul pada waktu bayi

    lahir, beberapa waktu atau beberapa tahun sesudahnya. 8anita hamil yang

    sedang menderita sifilis, terutama stadium sekunder, dapat menularkannya

     pada bayi yang sedang dikandungnya secara transplasenta. reponema

     pallidum yang terdapat dalam peredaran darah ibu masuk kejanin pada waktu

    kehamilan minggu ke +2. !ada saat itu lapisan gel Aanghans telah menjadi

    atropik. ika in:eksinya terjadi secara masif, maka dapat mengakibatkan

    kematian janin, atau bayi lahir kemudian meninggal. Infeksi reponema juga

    dapat mengakibatkan gangguang pertumbuhan janin intra 6kstrauteri. ika

     Tugas Integumen Page 10

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    11/36

    wanita hamil baru terkena sifilis pada waktu 2 minggu terakhir kehamilannya,

    maka biasanya janin belum sempat terkena sifilis karena kuman belum sempat

    tersebat di dalam peredaran darah ibu

    9. Sifilis 'ongenita !raekoks!enyakit ini mulai menunjukkan gejala pada waktu bayi lahir atau setelah

     berumur / bulan terlihat bullae pada telapak tangan, condylomata fasilata,

    osteochondritis dan perios titis epiphysis tulang panjang yang dapat

    menyebabkan terjadinya pseudoparalisis dari parrot, kelainan pada tulang

    tibia, terjadi patah tulang spontan atau penonjolan tulang dahi. Selain itu dapat

    terjadi gejala penyumbatan hidung atau snuffle nose, hepatosplenomegali,

    atropi dan distropi otot sehingga berat badan statis tidak bertambah.

    . Sifilis 'ongenita arda!enyakit ini dimulai menunjukan gejala pada usia lebih dari +40 tahun, akan

    ditemukan trias ?utchinson, yaitu berupa tuli syaraf ke49 atau tuli perseptif,

    defo4itas gigi seri atas tengah dan karatitisinterstitialis. Syphilis demblee

     penyakit ini terjadi karena infeksi reponema lewat tusukan jarum yang

    dalam, misalnya pada transfusi darah yang berasal dari penderita sifilis

     biasanya tidak dijumpai stadium primer melainkan langsung muncul gejala4

    gejala stadium sekunder.

    2. Et#"l"g/ +#,#l#s

    %akt"r (re$#s("s#s#

    +. ?ubungan seksual yang bebas (#enitogenital, 3rogenital maupun

    1nogenital).

    -. Sering berganti pasangan.

    /. Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi yang

    aman.

    7. Melakukan hubungan seksual dengan orang yang mengidap sifilis.

    . anin yang orang tuanya menderita sifilis.

    2. 'urangnya kebersihan diri .

    0. Menggunakan alat4alat yang telah di pakai penderita tanpa di desinfektan

    atau di sterilisasi terlebih dahulu, misalnya jarum suntik.

    9. >irulensi kuman yang tinggi.

     Tugas Integumen Page 11

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    12/36

    . 'ontak langsung dengan lesi yang mengandung Bakteri reponema

    !allidum.

    Pen/e0a0 atau et#"l"g#

    6tiologi dari !enyakit Sifilis, antara lain<

    !enyebab sifilis ditemukan oleh S?1=&I@@ dan ?3;M1@ ialah Treponema

     palidum yang termasuk ordo Spirochaetaceae dan genus Treponema bentuknya

    spiral panjang antara 24+ um dan lebar ,+ um terdiri atas 94-7 lekukan.

    #erakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti gerakan pembuka

     botol membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif terjadi setiap/ jam. !embiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan diluar badan. &iluar 

     badan kuman tersebut mudah mati sedangkan dalam darah untuk transfusi dapat

    hidup sampai 0- jam.

    2. Pat",#s#"l"g# +#,#l#s

    Setelah mengalami kontak, organism dengan cepat menembus selaput lender 

    normal atau suatu lesi kulit dan dalam beberapa jam, kuman akan memasuki

    limfatik dan darah dengan memberikan manifestsi infeksi sistematik. !ada tahap

    sekunder, SS! merupakan target awal infeksi, pada pemeriksaan menunjukkan

     bahwa lebih dari /F dari pasien memiliki temuan abnormal dalam cairan

    cerebrospinal (S;). Selama 4+ tahun pertama setelah terjadinya infeksi primer 

    tidak diobati, penyakit ini akan mengin:asi meninges dan pembuluh darah,

    mengakibatkan neurosifilis meningo:askular, kemudian, parenkin otak da

    sumsum tulang belakang mengalami kerusakan sehingga terjadi kondisi

     parenchymatousneurosifilis.

    erlepas dari tahap penyakit dan lokasi lesi, histopatologi dari sifilis

    menunujukkan tanda4tanda endotelialarteritis. 6ndotelialaryeritis disebabkan oleh

     peningkatan spirochaeta dengan sel endotel yang dapat sembuh dengan jaringan

     parut

     Tugas Integumen Page 12

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    13/36

    2. ! +#,#l#s

     Tugas Integumen Page 13

    - Sifilis akuisita < didapat

    (hubungan seksual,

    tranfusi darah)- Sifilis congenital <

    transplasenta ibu ke janin

    'uman reponema

    (Spirochaeta) !allidum

    !enjalaran hematogen

    menyebar ke semua jaringan

    Kuman berkembang

    Kuman masuk ke kulit

    mikroseli atau selaput

    'elenjar getah bening

    membesar, generalisata

    'uman berkembang biak di

    kelenjar getah bening

    M&4 H#(erterm# SS! ( system saraf pusat)

    erjadi fibrosis< darah ke otak 

     berkurang ?epar dan lien3tak 

    Deaksi jaringan membentuk 

    infiltrat

    erjadi fibrosis

    !embentukan bilirubin

     pada bayi terganggu,

    udemaM&4 N/er#

     @yeri kepala, pusing,

     pengelihatan kabur dan mual

    I' , meningisM&4 D#s,ungs# seksual

    'elemahan dan impotensi

    Sumsum tulang belakang ulkus papularingan kulitM&4 Ikter#k ne"natusM&4 Res#k" #n,eks#

    erasa gatal dan panas

    Aokasi< lidah, tonsil, anus dan genital

    eksterna (pria< sulkus koronarius,

    wanita< labia mayora dan minora

    M&4 &erusakan #ntegr#tas

    kul#t

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    14/36

    2.5 Man#,estas# &l#n#k +#,#l#s

    Secara umum gejala klinis dari !enyakit Sifilis, yaitu<

    +. 'eluarnya cairan dari :agina, penis, atau dubur yang berbeda dari biasanya.

    &apat berwana putih susu, kekuningan, kehijauan, atau disertai berak darahdan bau yang tidak enak.

    -. !erih, nyeri, atau panas saat B1' atau setelah B1' atau menjadi sering

    B1'.

     Tugas Integumen Page 14

    M&4 6angguan 7#tra $#r#

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    15/36

    /. 1danya luka terbuka (luka basah disekitar alat kemaluan atau mulut). &apat

    terasa nyeri atau tidak.

    7. umbuh sesuatu seperti jengger ayam atau kutil di sekitar kemaluan.

    . !ada pria, skrotum menjadi bengkak dan nyeri.

    2. Sakit perut bagian bawah, terkadang timbul, terkadang hilang.

    0. Secara umum merasa enak badan atau demam.

    #ejala biasanya mulai timbul dalam waktu +4+/ minggu setelah terinfeksi" rata4

    rara /47 minggu. Infeksi bisa menetap selama bertahun4tahun dan jarang

    menyebabkan kerusakan jantung, kerusakan otak maupun kematian.

    Infeksi oleh Treponema pallidum berkembang melalui 7 tahapan<

    +. ;ase primer 

    erbentuk luka atau ulkus  yang tidak nyeri (cangker ) pada tempat yang

    terinfeksi" yang tersering adalah pada penis, vulva atau vagina. angker juga

     bisa ditemukan di anus, rektum, bibir, lidah, tenggorokan, leher rahim, jari4jari

    tangan atau bagian tubuh lainnya.

    Biasanya penderita hanya memiliki+ ulkus, tetapi kadang4kadang terbentuk 

     beberapa ulkus. angker berawal sebagai suatu daerah penonjolan kecil yang

    dengan segera akan berubah menjadi suatu ulkus (luka terbuka), tanpa disertai

    nyeri. Auka tersebut tidak mengeluarkan darah, tetapi jika digaruk akan

    mengeluarkan cairan jernih yang sangat menular. 'elenjar getah bening

    terdekat biasanya akan membesar, juga tanpa disertai nyeri. Auka tersebut

    hanya menyebabkan sedikit gejala sehingga seringkali tidak dihiraukan. Auka

     biasanya membaik dalam waktu /4+- minggu dan sesudahnya penderita

    tampak sehat secara keseluruhan.

    -. ;ase sekunder 

    ;ase sekunder biasanya dimulai dengan suatu ruam kulit, yang muncul dalam

    waktu 24+- minggu setelah terinfeksi. Duam ini bisa berlangsung hanya

    sebentar atau selama beberapa bulan. Meskipun tidak diobati, ruam ini akan

    menghilang. etapi beberapa minggu atau bulan kemudian akan muncul ruam

    yang baru. !ada fase sekunder sering ditemukan luka di mulut. Sekitar F

     penderita memiliki pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuhnya dan

    sekitar +F menderita peradangan mata. !eradangan mata biasanya tidak 

    menimbulkan gejala, tetapi kadang terjadi pembengkakan saraf mata sehingga

     Tugas Integumen Page 15

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    16/36

     penglihatan menjadi kabur. Sekitar +F penderita mengalami peradangan

     pada tulang dan sendi yang disertai nyeri. !eradangan ginjal bisa

    menyebabkan bocornya protein ke dalam air kemih. !eradangan hati bisa

    menyebabkan sakit kuning ( jaundice).

    Sejumlah kecil penderita mengalami peradangan pada selaput otak 

    (meningitis sifilitik akut ), yang menyebabkan sakit kepala, kaku kuduk dan

    ketulian. &i daerah perbatasan kulit dan selaput lendir serta di daerah kulit

    yang lembab, bisa terbentuk daerah yang menonjol (kondiloma lata). &aerah

    ini sangat infeksius  (menular) dan bisa kembalimendatar serta berubah

    menjadi pink kusam atau abu4abu. Dambut mengalami kerontokan dengan

     pola tertentu, sehingga pada kulit kepala tampak gambaran seperti digigitngengat. #ejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan

    nafsu makan, mual, lelah, demam dan anemia.

    /. ;ase laten

    Setelah penderita sembuh dari fase sekunder, penyakit akan memasuki fase

    laten dimana tidak nampak gejala sama sekali. ;ase ini bisa berlangsung

     bertahun4tahun atau berpuluh4puluh tahun atau bahkan sepanjang hidup

     penderita. !ada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali muncul.

    7. ;ase tersier 

    !ada fase tersier penderita tidak lagi menularkan penyakitnya. #ejala

     ber:ariasi mulai ringan sampai sangat parah. #ejala ini terbagi menjadi /

    kelompok utama <

    a. Sifilis tersier jinak. !ada saat ini jarang ditemukan. Benjolan yang disebut

     gumma  muncul di berbagai organ" tumbuhnya perlahan, menyembuh

    secara bertahap dan meninggalkan jaringan parut. Benjolan ini bisa

    ditemukan di hampir semua bagian tubuh, tetapi yang paling sering adalah

     pada kaki dibawah lutut, batang tubuh bagian atas, wajah dan kulit kepala.

    ulang juga bisa terkena, menyebabkan nyeri menusuk yang sangat dalam

    yang biasanya semakin memburuk di malam hari.

    +) Sifilis kardio:askuler. Biasanya muncul +4- tahun setelah infeksi

    awal. Bisa terjadi aneurisma aorta atau kebocoran katup aorta. ?al ini

     bisa menyebabkan nyeri dada, gagal jantung  atau kematian.

    -) @eurosifilis. Sifilis pada sistem saraf terjadi pada sekitar F penderita

    yang tidak diobati. / jenis utama dari neurosifilis adalah neurosifilis

    meningovaskuler , neurosifilis paretik  dan neurosifilis tabetik .

    2.8 Pemer#ksaan D#agn"st#k +#,#l#s

     Tugas Integumen Page 16

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    17/36

    Pemer#ksaaan ,#s#k 

    a. !emeriksaan fisik 

    'eadaan umum

    'esadaran, status giEi, B, BB, suhu, &, nadi, respirasi b. !emeriksaan sistemik 

    'epala (mata, hidung, telinga, gigiJmulut), leher (terdapat perbesaran tyroid

    atau tidak), tengkuk, dada (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), genitalia,

    ekstremitas atas dan bawah.

    Pemer#ksaan (enunjang

    a. !emeriksaan laboratorium (kimia darah, ureum, kreatinin, #&S, analisa urin,

    darah rutin)

    +) pemeriksaan !alidum, cara pemeriksaannya adalah < mengambil serum

    dari lesi kulit dan dilihat bentuk dan pergerakannya dengan microskop

    lapangan gelap. !emeriksaan dilakukan / hari berturut4turut jika pada

    hasil pada hari + dan - negatif sementara itu lesi dikompres dengan larutan

    garam saal bila negati:e bukan selalu berarti diagnosisnya bukan sifilis ,

    mungkin kumannya terlalu sedikit.

    -) !emeriksaan SSSS atau serologic test for sifilis . SS dibagi menjadi - <

    a. est non treponemal < pada test ini digunakan antigen tidak spesifik 

    yaitu kardiolopin yang dikombinasikan dengan lesitin dan kolesterol,

    karena itu test ini dapat memberi Deaksi Biologik Semu (DBS) atau

    Biologic ;ase !ositif (B;!).

    ontoh test non treponemal <

    +) est fiksasi komplemen < 8asseman (8D) kolmer 

    -) est flokulasi < >&DA (>enereal &isease Desearch Aaboratories).

    'ahn, D!D (Dapid !lasma Deagin), 1D (1utomated Deaginest), dan DS (Deagin Screen est).

     b. es treponemalest ini bersifat spesifik karena antigennya ialah treponema atau

    ekstratnya dan dapat digolongkan menjadi 7 kelompok <+) es immobilisasi < !I (reponemal !allidium

    ImmboliEation est)

    -) est ;iksasi 'omplemen < D!; (Deiter !rotein omplement

    ;iKation est)

    /) es Imunofluoresen < ;141bs (;luorecent treponemal1ntibody 1bsorption est), ada dua < IgM, Ig#" ;141bs &S

    (;luorecent treponemal 1ntibody * 1bsorption &ouble Staining)

    7) es hemoglutisasi < !?1 (reponemal pallidum

    ?aemoglutination 1ssay),+S IgM S!?1 (Solid4phase

     Tugas Integumen Page 17

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    18/36

    ?emabsorption 1ssay), ?1S (?emagglutination reponemal

    est for Syphilis), M?14! (Microhemagglutination 1ssay for 

    1ntibodies to reponema pallidum).

     b. !emeriksaan Hang AainSinar Dontgen dipakai untuk melihat kelainan khas pada tulang, yang dapat

    terjadi pada sifilis kongenital. uga pada sifilis kardio:askuler, misalnya untuk 

    melihat aneurisma aorta. !ada neurosifilis,test koloidal emas sudah tidak 

    dipakai lagi karena tidak khas. !emeriksaan jumlah sel dan protein total pada

    likuor serebrospinalis hanya menunjukan adanya tanda inflamasi pada

    susunan saraf pusat dan tidak selalu berarti terdapat neurosifilis. ?arga normal

    iyalah 4/ selCmm/, ika limfosit melebihi Cmm/ berarti ada peradangan.

    ?arga normal protein total ialah -47 mgC+ mm/, jika melebihi 7

    mgCmm/ berarti terdapat peradangan.

    H#st"(at"l"g#

    'elainan yang utama pada sifilis ialah proliferasi sel4sel endotel terutama

    terdiri atas infiltrate peri:askular tersusun oleh sel4sel limpoid dan sel4sel

     plasma.

    Imun"l"g#

    !ada percobaan kelinci yang disuntik dengan .!allidium secara intradermal,

    yang sebelumnya telah diberi serum penderita sifilis menunjukan adanya

    antibody. erdapat dua antibody yang khas yaitu terhadap . !allidum dan

    yang tidak khas yaitu yang ditujukan pada golongan antigen protein

    Spirochaetales yang pathogen.

    2.9 Pr"gn"s#s +#,#l#s

    !rognosis sifilis menjadi lebih baik setelah ditemukannya penisilin. ika

     penisilin tidak diobati, maka hampir seperempatnya akan kambuh, F akan

    mendapat S III, +F mengalami sifilis kardio:askuler, neurosifilis, dan -/F akan

    meninggal.!ada sifilis dini yang diobati, angka penyembuhan mencapai F. 'elainan

    kulit akan sembuh dalam 04+7 hari. !embesaran kelenjar getah bening akan

    menetap berminggu4minggu. 'egagalan terapi sebanyak F pada S I dan S II.

    'ambuh klinis umumnya terjadi setahun setelah terapi berupa lesi menular pada

    mulut, tenggorokan, dan regio perianal. Selain itu, terdapat kambuh serologik.!ada sifilis laten lanjut, prognosis baik. !ada sifilis kardio:askuler, prognosis

    sukar ditentukan. !rognosis pada neurosifilis bergantung pada tempat dan derajatkerusakan.

    Sel saraf yang sudah rusak bersifat irre:ersible. !rognosis neurosifilis pada

    sifilis dini baik, angka penyembuhan dapat mencapai +F. @eurosifilis

    asimtomatik pada stadium lanjut juga baik, kurang dari +F memerlukan terapi

     Tugas Integumen Page 18

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    19/36

    ulang. !rognosis sifilis kongenital dini baik. !ada yang lanjut, prognosis

    tergantung pada kerusakan yang sudah ada.

    2.1: Penatalaksanaan Me$#s +#,#l#s

    !enderita sifilis fase primer atau sekunder bisa menularkan penyakitnya, karena

    itu penderita sebaiknya menghindari hubungan seksual sampai penderita dan

    mitra seksualnya telah selesai menjalani pengobatan. !ada sifilis fase primer,

    semua mitra seksualnya dalam / bulan terakhir terancam tertular. !ada sifilis fase

    sekunder, semua mitra seksualnya dalam + tahun terakhir terancam tertular.

    Mereka harus menjalani tes penyaringan antibodi dan jika hasilnya positif,

    mereka perlu menjalani pengobatan.

    +. 1ntibiotik terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan penisilin<

    =ntuk sifilis fase primer, suntikan diberikan melalui kedua bokong, masing4

    masing + kali.=ntuk sifilis fase sekunder, biasanya diberikan suntikan tambahan dengan

    selang waktu + minggu.

    -. !enisilin juga diberikan kepada penderita sifilis fase laten dan semua bentuk 

    sifilis fase tersier, meskipun mungkin perlu diberikan lebih sering dan lebih

    lama.

    ika penderita alergi terhadap  penisilin, bisa diberikan doksisiklin  atau

    tetrasiklin  per-oral   selama -47 minggu. Aebih dari F penderita sifilis

    stadium dini, terutama sifilis fase skunder, mengalami reaksi Jarisch-

     Herxheimer  dalam waktu -4+- jam setelah pengobatan pertama. Deaksi ini

    diyakini merupakan akibat dari matinya jutaan bakteri.

    #ejalanya adalah merasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, berkeringat,

    menggigil dan semakin memburuknya luka sifilis yang bersifat sementara

    waktu.

    !enderita neurosifilis kadang mengalami kejang atau kelumpuhan.

    Setelah menjalani pengobatan, penderita sifilis fase laten atau fase tersier 

    diperiksa secara teratur. ?asil positif dari pemeriksaan antibodi biasanya

    menetap selama beberapa tahun, kadang seumur hidup penderita. ?al ini tidak 

    menunjukkan adanya suatu infeksi baru. =ntuk mengetahui adanya infeksi

     baru dilakukan pemeriksaan darah yang lain.

    a. Medika mentosa dan sekunder 

    +) Sifilis primer dan sekunder 

     Tugas Integumen Page 19

    http://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=penisilinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=penisilinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=doksisiklinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=tetrasiklinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=penisilinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=penisilinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=doksisiklinhttp://www.medicastore.com/med/caridatapilih.php?pilih=1&UID=20080516075805125.208.146.2&cari=tetrasiklin

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    20/36

    !enisilin benEatin # disis 7,9 juta unit injeksi +.m. (-,7 juta unitCkali)

    diberi sekali seminggu, penisilin prokain dalam aGua dengan dosis 2.

    unit injeksi i.m. sehari selama + hari, penisilin prokain L-F alumunium

    monostearat, dosis total -,9 juta unit, diberikan -,7 juta unitCkali sebanyak 

    - kali seminggu.

    -) Sifilis Aaten

    !enisilin benEatin & dosis total 0,- juta unit, penisilin # prokain dalam

    aGua dengan dosis total +- juta unit (2. unit sehari), penisilin

     prokain L-F aluminium monostearat, dosis total 0,- juta unit (diberikan

    +,- juta unitCkali, - kali seminggu)

    /) Sifilis III

    !enisilin benEatin # dosis total ,2 juta unit, penisilin # prokain dalam

    aGua dengan dosis total +9 juta unit (2. unit sehari), penisilin

     prokain L-F aluminium monostearat, dosis total ,2 juta unit (diberikan

    +,- juta unitCkali, - kali seminggu)

    7) Sifilis I dan II (alergi penisilin)

    etrasiklin mg peroral 7 kali sehari selama + hari, eritromisin mg

     peroral 7 kali sehari selama + hari.

    ) =mur + tahun

    etrasiklin mg peroral 7 kali sehari selama / hari, eritromisin

    mg peroral 7 kali sehari selama / hari

    Bagi penderita yang tidak tahan dengan penisilin dapat diganti dengan

    tetrasiklin atau eritromisin, yang harus dimakan + hari. Sifilis yang telah

    menyebabkan penderita lumpuh dan gila biasanya idak dapat diobati lagi.

     b. !emantauan serologi dilakukan pada bulan I, II, >I, dan NII tahun pertama

    dan setiap 2 bulan pada tahun kedua.

    c. @onmedikamentosa

    Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan seperti <

    +. Bahaya !MS dan komplikasinya

    -. !entingnya mematuhi pengobatan yang diberikan

     Tugas Integumen Page 20

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    21/36

    /. ara penularan !MS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks

    tetapnya

    7. ?indari hubunga seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika

    tidak dapat dihindari lagi.

    Pr"gram $#et

    +. 'ebutuhan Eat giEi ditambah +4-F dari kebutuhan minimum.-. !asiem diberikan porsi makanan kecil tetapi sering.

    /. 'onsumsi protein berkualitas tinggi dan mudah dicerna.

    7. Sayuran dan buah4buah untuk jus.. Susu rendah lemak dan sudah dipasteurisasi setiap hari (susu sapi atau

    kedelai).

    2. ?indari makanan di awetkan atau beragi.0. Makanan bebas dari pestisida atau Eat kimia.

    9. Dendah serat, makanan lunak atau cair, jika ada gangguan saluran pencernaan.. Dendah laktosa dan lemak jika ps diare.+. ?indari rokok, kafein dan alcohol.

    2.1: Asuhan &e(era;atan $engan +#,#l#s

    Pengkaj#an

    !ada pengkajian anamnesis didapatkan adanya riwayat kontak dengan indi:idu yang

    terinfeksi / minggu sebelum munculnya gejala awal. !asien mengeluh adanya papula

    merah soliter yang dengan cepat membentuk ulkus tanpa disertai darah dan tanpa rasa

    sakit (ulkus durum). =lkus ini biasanya sembuh dalam 749 minggu, dengan atau tanpa

    terapi.

    !asien yang tidak diobati akan mengeluh adanya ulkus yang terjadi selama -4+

    minggu setelah pembentukan ulkus pertama dan akan muncul eritema /47 bulan

    setelah infeksi. !ada kondisi ini biasanya didapatkan keluhan malaise, sakit kepala,

    anoreksia, mual, nteri tulang, dan kelelahan sering hadir, serta demam dan leher kaku.

    Sejumlah kecil pasien menegmbangkan meningitis sifilis akut dan hadir dengan

    keluhan sakit kepala, leher kaku, mati rasa wajah atau kelemahan, dan tuli.

    !ada pengkajian pasien dengan lesi sifilis tersier, biasanya keluhan berkembang

    dalam /4+ tahun setelah infeksi. 'eluhan pasien biasanya adalah nyeri tulang, yang

    digambarkan sebagai rasa sakit yang mendalam membosankan khas di malam hari.

    'eterlibatan SS! dapat terjadi, dengan menampilkan gejala sesuai daerah yang

    terkena, yaitu keterlibatan otak (sakit kepala, pusing, gangguan mood, leher kaku,

     pengelihatan kabur) dan keterlibatan sumsum tulang belakang (gejala yang

     berhubungan dengan bengkak, kelemahan dan inkontinensia, impotensi).

     Tugas Integumen Page 21

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    22/36

    Beberapa pasien mungkin hadir hingga - tahun setelah terinfeksi dengan

     perubahan perilaku dan tanda4tanda demensia, yang merupakan indikasi neurosifilis.

    Pengkaj#an Pemer#ksaan %#s#k 

    Taha( Pr#mer

    imbul suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunyai sifat khusus. Sifat4

    sifat ulkus tersebut, meliputi tidak nyeri (indolen), sekitar ulkus teraba keras

    (indurasi), dasar ulkus bersih dan berwarna merah, serta bersifat soliter (biasanya

    hanya +4ulkus). Aokasi ulkus ini pada laki4laki biasanya terdapat pada preputium,

    ulkus koronarius, batang penis, dan skortum. Sementara itu, pada wanita terdapat di

    labium mayora dan minora, klitoris, serta bisa juga pada ser:iks. =lkus bisa terdapat

    ekstra genital misalnya pada anus, rectum, bibir, mulut, lidah, tonsil, jari, dan

     payudara.

    Taha( +ekun$er

    Aesi sekunder timbul 7 * + minggu setelah timbulnya lesi primer. Aesi di kulit

     berbentuk macam4macam, seperti roseolae syphilitica  merupakan macula yang

     pertama timbul, papulo4sisiner< papulae yang timbul kemudian yang menyusun dirimenjadi setengah lingkaran atau satu lingkaran pebuh" korona veneris< gerombolan

     papulae yang terdapat di dahi atau muka dan kondilomata lata (bila + lesi< kondiloma

    latum) < banyak papula yang tebal berwrna putih ke abu4abuan, basah, beebentuk 

     bulat atau bulat lonjong, terdapat di daerah yang lembap seperti< genetila, perineum,

    anus, aksila. Bila lesi4lesi di atas menyembuh mungkin meninggalkan bekas berupa

    macula hipopigmentasi disebut lekoderma sifilitika.

    Taha( Ters#er

    Sifilis tersier adalah tahap akhir dari riwayat penyakit ini. Sifilis menunjukkan

     penyakit peradangan lambat yang progresif dengan potensi memengaruhi banyak 

    organ. Manifestasi umum pada tingkat ini adalah arthritis dan neurosifilis, serta

    ditandai dengan demensia, psikosis, paresis, stroke, dan meningitis.

    Pengkaj#an D#agn"st#k 

    es serologic untuk penyakit sifilis. es antibody treponema mengukur antibody

    reaktif .pallidum. tes nontreponema (>&DA, D!D) mengukur antibody terhadap

    fosfolipid kardiolipin. 'eduanya menjadi positif sekitar 2 minggu sesudah infeksi dan

    memberikan hasil yang positif pada sifilis sekunder. es nontreponema dapat menjadi

     Tugas Integumen Page 22

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    23/36

    negati:e bersamaan dengan waktu atau ketika pasien diobati, tetapi tes antibody

    treponema tetap menunjukkan hasil yang positif.

    Pengkaj#an Penatalaksanaan Me$#s

    !enatalaksanaan yang dilakukan pada tiap tahap sifilis diberikan dengan antibiotic.

    !enisilin # benEatin adalah pilihan obat untuk sifilis awal atau sifilis lten kurang dari

    + tahun. &iberikan dengan injeksi intramuscular (IM) pada sesi tunggal. erapi yang

    sama diberikan, direkomendasikan dengan sifilis laten awal. Bagaimana punmereka

    dengan tahap laten atau laten akhir sifilis dari waktu yang tidak diketahui harus

    menerima tiga jenis injeksi dalam interal satu minggu. !asien yang alergi pada

     penisilinbiasanya diebrikan doksisiklin. !asien yang ditangani dengan penisilin

    dipantau selama / menit setelah injeksi untuk melihat kemungkinan reaksi alergi.

    D#agn"s#s &e(era;atan

    +. #angguan integritas jaringan kulit b.d. adanya ulkus pada genitalia.

    -. @yeri b.d. kerusakan jaringan sekunder dari ulkus mole, pasca4drainase./. ?ipertermi b.d respons sistematik dari ulkus mole.

    7. 'urang pengetahuan tentang penyakit dan risiko penyebaran infeksi dan

    infeksi berulang.

    . #angguan gambaran diri (citra diri) b.d. perubahan struktur kulit genitalia.

    Ren7ana &e(era;atan

    ujuan inter:ensi keperawatan adalah peningkatan integritas jaringan kulit,

     penurunan respons nyeri, peurunan suhu tubuh ke rentang normal, pemenuhan

    infrmasi, dan mekanisme koping yang efektif. =ntuk gangguan integritas jaringan

    nyeri, hipertermi, dan gangguan citra diri dapat disesuaikan dengan masalah yang

    sama pada pasien ulkus mole.

    'urang pengetahuan tentang penyakit dan risiko penyebaran infeksi dan infeksi

     berulang

    ujuan < erpenuhinya pengetahuan pasien tentang kondisi penyakit.

    'riteria 6:aluasi <

    Mengungkapkan pengertian tentang proses infeksi, tindakan yang dibutuhkan

    dengan kemungkinan penularan.

    Mengenal perubahan gaya hidup atau tingkah laku untuk mencegah terjadinya

     penularan.

    Inter

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    24/36

    Beritahukan pasien atau orang terdekat

    mengenai dosis, aturan, dan pengobatan,

     pembatasan akti:itas seksual yang dapat

    dilakukan.

    Informasi dibutuhkan untuk  

    meningkatkan perawatan diri, untuk 

    menambah kejelasan efekti:itas

     pengobatan dan mencegah penularan.

    !asien harus sangat disarankan untuk 

    menghindari kontak seksual sementara

    sampai ulkus sudah kering karena mereka

    sangat menular dan dapat menyebabkan

    wabah masyarakat.

    elaskan tentang cara menurunkan

     penularan dari penyakit sifilis.

    Sifilis adalah penyakit menular. !ada

     beberapa fasilitas perawatan kesehatan

    harus dapat meyakinkan bahwa semua

     pasien yang didiagnosis dilaporkan pda

    departemen local atau egara untuk 

    meyakinkan adanya tindak lanjut.

    &epartemen kesehatan masyarakat

     bertanggung jawab untuk mewawancarai

     pasien untuk menentukan kontak seksual,

    maka kontak seksual dapat dicatat dan

    dapat dilakukan penyaringan.

    Aesi sifilis primer dan sekunder sangat

    menular. Sarung tangan digunakan sat

    melakukan kontak langsung dengan lesi

    dan tangan harus dicuci setelah sarung

    tangan dilepas. Isolasi pada ruangan

    khusus tidak diperlukan.

    elaskan tentang pentingnya pengobatan

    antibiotic.

    !emberian antibiotic di rumah

    dibutuhkan untuk mengurangi in:asi

     bakteri pada kulit.

    Meningkatkan cara hidup sehat seperti

    intake makanan yang baik, keseimbangan

    antara akti:itas dan istirahat, serta

    monitor status kesehatan dan adanya

    infeksi.

    Meningkatkan system imun dan

     pertahanan terhadap infeksi.

     Tugas Integumen Page 24

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    25/36

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    26/36

    BAB III

    APLI&A+I TE!RI

    3.1 &asus

     @n. 1 berusia - tahun bekerja sebagai perempuan seks selama + tahun terakhir.

    Setiap bulan tempat ia bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan rutin IMS

    (Infeksi Menular Seksual) oleh !'BI (!erkumpulan 'eluarga Berencana

    Indonesia). @n. 1 mengeluh merasa tidak nyaman pada area genitalnya seperti

    ada masa yang mengganjal dan terasa nyeri. 1kibat adanya massa yang

    mengganjal tersebut, @n. 1 merasa aneh dan saat menyentuh area genitalnya.

    Setelah dibawa ke DS Islam pada tanggal / 3ktober -+, @n. 1 didiagnosa

    medis menderita sifilis. @n. 1 merasa malu dengan penyakitnya dan takut jika

    teman4temannya mengetahui dia pekerja seks. 'lien merasa putus asa dan

     berfikir negati:e mengenai pandangan orang terhadap dirinya berhubungandengan penyakit yang dideritanya.

    3.2 Data &l#n#s

     @ama < @n. 1

    =mur < - tahun

    enis kelamin < !erempuan

    !ekerjaan < !S'  

    1lamat < Dahasia

    Status perkawinan < Belum menikah

    1gama < Islam

    B < +29 cm

    BB < 7 'g

    1.1 Asuhan &e(era;atan

     Tugas Integumen Page 26

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    27/36

    1. Pengkaj#an &e(era;atan

    a. R#;a/at kesehatan

     Riayat kesehatan sekarang 

     @n. 1 mengeluh merasa tidak nyaman pada area genitalnya seperti

    ada massa yang mengganjal dan terasa nyeri. 1kibat adanya massa yang

    mengganjal tersebut, @n. 1 merasa aneh dan saat menyentuh area

    genitalnya.

     Riayat kesehatan dahulu

    Sebelumnya, @n. 1 tidak mengalami penyakit serupa.

     Riayat kesehatan keluarga

    &ari riwayat kesehatan sebelumnya, 'eluarga @n. 1 tidak ada

    yang menderita penyakit yang sama dengan klien.

    0. Pemer#ksaan %#s#k 

    =#tal s#gn

    B < +29 cm

    BB < 7 kg

    DD < -7KCmenit

    & < C2 mm?g @adi < 0 KCmenit

    Suhu < /0

    Pemer#ksaan ke(ala

    Inspeksi <

    Bentuk < simetrisDambut< warna rambut hitam, tidak ada ketombe

    !alpasi< tidak terdapat benjolan, dan nyeri tekan

    Pemer#ksaan mata

    Inspeksi

    'onjungti:a < tidak anemisSclera < tidak ikterus

    Pemer#ksaan h#$ung

    Inskpeksi< bentuk hidung simetris, tidak ada polip maupun peradangan,

    tidak ada sekret.

    !alpasi

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    28/36

    !alpasi < tidak ada nyeri tekan. ;ungsi pendengaran normal.

    Pemer#ksaan leher

    Inspeksi < tidak ada pembesaran getah bening

    !alpasi < tidak ada pembesaran getah bening kelenjer tiroid

    Pemer#ksaan th"rak 

    antungInspeksi < iktus terlihat

    !alpasi < iktus teraba.

    !erkusi < redup1uskultasi < terdengar bunyi jantung + dan - normal.

    !aru4 paru

    Inspeksi < simetris kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi!alpasi < :okal femoris teraba, simetris kiri dan kanan.

    !erkusi < sonor 1uskultasi < bunyi nafas :esikuler.

    Pemer#ksaan a0$"men

    Inspeksi < tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi.

    1uskultasi < bising usus normal + K C menit.!alpasi < erdapat nyeri tekan

    !erkusi < bunyi tympani untuk semua daerah abdomen

    Pemer#ksaan Ekstrem#tas

    6kstremitas atas< tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah.

    erdapat memar dan bercak4bercak hitam di tangan kiri.6kstremitas bawah < pergerakan lemah

     @yeri di persendian dan tulang.

    Pemer#ksaan &elam#n

     Inspeksi< terdapat benjolan di daerah genital dan berwarna kemerahan.

    !alpasi< terdapat nyeri tekan.

    Pemer#ksaan La0"rat"r#um

     pemeriksaan !alidum < ditemukan kuman Treponema pallidum

    2. Anal#s#s Data

     @o. &ata &iagnosa 'eperawatan

    +. &S <

    +. 'lien mengatakan bahwa area

    gentinalnya nyeri

    -. 'lien mengatakan nyeri saat buangair kecil.

      &3<  DD < -2 K C menit  & < C2 mm?g

     @yeri berhubungan dengan

     proses peradangan dan adanya

    lesi pada kulit.

     Tugas Integumen Page 28

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    29/36

      Suhu < /0   pada saat dipalpasi pada area gentialnya

    terdapat nyeri tekan

    -. &S <

    +. 'lien mengatakan pada area

    genitalnya terdapat bentol4bentol

    kemerahan

    -. 'lien mengatakan pada area

    genitalnya terdapat pus

    &3 <

    +. 1rea genital klien terlihat adanya

     bentol4bentol kemerahan-. 1rea genital klien terlihat adanya pus.

    #angguan integritas kulit

     berhubungan dengan lesi dan

    reaksi inflamasi

    /. &S<

    +. 'lien mengatakan malu terhadap

     penyakitnya.-. 'lien mengatakan merasa putus asa./. 'lien mengatakan berfikir negati:e

    mengenai pandangan orang terhadap

    dirinya berhubungan dengan penyakit

    yang dideritanya

    &3 <  & < C2 mm?g  @adi < +KCmenit

      Suhu < /0

      DD < -2 K C menit  BB < 7 'g  B < +2 cm  'lien terlihat selalu murung

      'lien terlihat selalu melamun

    #angguan citra diri

     berhubungan dengan penyakit

    yang dideritanya.

    !rioritas &iagnosa<

    +. @yeri berhubungan dengan proses peradangan dan adanya lesi pada kulit.-. #angguan integritas kulit berhubungan dengan lesi dan reaksi inflamasi

    /. #angguan citra diri berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.

     Tugas Integumen Page 29

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    30/36

    3.Inter

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    31/36

    ada gangguan dengen balutan basah

    atau salep antibiotic

    -. lindungi area

    genital dari

    kontaminasi dan

    mempercepat

     penyembuhan.

    / Setelah dilakukan

    tindakan

    keperawatan selama

    +K-7 jam gangguan

    citra diri berkurang

    'riteria ?asil<

    ?arga diri positif 

    +. 'aji persepsi pasien dan

     pandangannya terhadap

    sifilis.

    -. !erhatikan perilaku

    menarik diri, membicarakan

    diri tertang hal negatif 

    /. &orong pengungkapan

     perasaan

    7. !erhatikan perilaku

    menarik diri dan

     penggunaan penyangkalan.

    +.!asien yang

    memandang sifilis

    sebagai cacat kulit

     biasanya tidak 

    toleransi terhadap

    tampilan diri,

    sedangkan pasien

    yang memandang

    sifilis sebagai

     penyakit yang

    normal dan fisiologis

    dapat menerima

    konsep diri dan tidak 

     beresiko terganggu

    konsep diri

    -. Mengidentifikasi

    kebutuhan untuk

    inter:ensi

    /. 3rang terdekat

    memulai penerimaan

     perubahan dan

    mengurangi ansietas

    mengenai perubahan

    citra diri.

    7.!enyangkalan

    mungkin lama dan

    mungkin maladaptif 

    karena pasien tidak 

    siap mengatasi

    masalah pribadi.

     Tugas Integumen Page 31

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    32/36

    -. Im(lementas#

     @o.

    &K

    anggal dan

    am

    !elaksanaan 6:aluasi

    indakanCrespon'lien

     @ama

    dan!araf 

    !etugas

    + - 3ktober -+!ukul 9.

    +. 'aji > (&, @,

    DD)

    -. 'aji keluhan, lokasi,

    intensitas, frekuensi

    dan waktu terjadinya

    nyeri.

    /. 1jarkan tehnik  

    distraksi dan relaksasi.

    7. 'olaborasi dengan

    dokter dalam

     pemberian analgetik 

    +. @yeri hanya

     berada pada area

    genital.

    -. !asien terlihat

    nyeri

    /. pasien terlihat

    nyaman

    7. nyeri tetap

    terasa meskipunsedikit berkurang.

    - - 3ktober -+

    !ukul 9./

    +. warna, turgor,

    sirkulasi dan

    sensasi kulit.-. 'olaborasi dalam

    melindungi area

    genital dengen

     balutan basah atau

    salep antibiotic

    +.kulit klien masih

     berwarna

    kemerahan pada

    area genital

    -. 'lien merasa

    tidak nyaman dan

    kulit area

    genitalnya masih

    kasar 

    / - 3ktober -+!ukul . +. 'aji persepsi pasiendan pandangannya

    terhadap sifilis.

    -. !erhatikan perilaku

    +. !asien merasamalu dengan

     jerawat diwajahnya

    -.'lien tetap

     Tugas Integumen Page 32

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    33/36

    menarik diri,

    membicarakan diri

    tertang hal negatif 

    /. &orong pengungkapan

     perasaan

    7. !erhatikan perilaku

    menarik diri dan

     penggunaan

     penyangkalan.

    merasa minder

    terhadap

     jerawatnya

    /. 'lien

    mengatakan

     jerawatnya merasa

    dirinya tidak cantik 

    sehingga klien

    malu untuk

    menunjukkan

    dirinya

    7.klien terlihat

    malu dengan

     jerawatnya

    . E

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    34/36

    1< ujuan teratasi sebagian

    !

    PEMBAHA+AN

     Tugas Integumen Page 34

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    35/36

    BAB =

    PENUTUP

    .1 &es#m(ulan

    .2 +aran

    Setelah membahas penyakit Sifilis, hal terbesar yang sebaiknya kita lakukan adalah

    agar lebih menanamkan perilaku hidup sehat, seperti kebiasaan sehari hari dan

     perilaku seK. &an apabila sudah positif mengidap harus segera dilakukan pengobatan

    yang tepat.

     Tugas Integumen Page 35

  • 8/20/2019 Patofisiologi Yulli Utami

    36/36

    DA%TAR PU+TA&A

    ?uda, 1min. -+. !plikasi !suhan "eperaatan #erdasarkan $iagnosa %edis dan

     &!&$!. Hogyakarta< Mediaction

    urnal @ursing. -++. &ursing the Series for 'linical (xellence) %emahami #erbagai

     %acam *enyakit . akarta< Indeks

    MuttaGin, 1rif. -+-. 1suhan  "eperaatan +angguan Sistem ,ntegumen. akarta<

    Salemba Medika

    SmeltEer, SuEanne. --. #uku  !jar "eperaatan %edikal #edah. akarta< 6#

    Susanto, le:ere. -+/. *enyakit "ulit "elamin.ogyakarta< @uha Medika