Zikir Dan Ketenangan Jiwa Manusia (Kajian Tentang Sufistik ...
TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER DI...
Transcript of TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER DI...
-
TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER
DI KOMUNITAS CANCER INFORMATION AND
SUPPORT CENTER (CISC) JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
DEBBY SAHARA
NIM. 11150520000028
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
-
PERNYATAAN
Yar-rg bertanda tangan dibarvah ini :
: Debby Sahara
: I I 150520000028
Nama
NIM
Dengan ini r.nenyatakan bahr,va sk'ipsi yang berjudul TINGLATKETENANGAN JI\YA PENYINTAS KANKER DI KONIUNITASCANCER INFORMATION AND SLTPPORT CEIITER (CISC) adalahbenar hasil karya sencliri dan ticlak rnelakukan plagiat clalan-rpen)'usuna1x1ya. Adapun kutipan Yang acla clalar:n peru,uslrllan karya ini
telah saya cantunikan sumber kutipannva clalarn skripsi. Saya bcrsedia
nrelakukan proses yang sel-nestinva sesuai clengan pcraturan perundangan
yang bcriaku jika ternliata. skripsi ini sebagian atau keseluruhantnerupakan plagiat dari kar1,a orang lain.
-
Muhtar Mochamad Solihin, M. Si
NUPN. 992011324
TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER
DI KOMUNITAS CANCER INFORMATION AND
SUPPORT CENTER (CISC) JAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
Debby Sahara
NIM. 11150520000028
Pembimbing
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H/2020 M
-
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Tingkat Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di
Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC) Jakarta”
telah diujikan dalam sidang munaqosyah Program Studi Bimbingan dan
Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
12 Mei 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
Ketua
Sidang Munaqosyah
Sekretaris
Jakarta, 11 Juni 2020
Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si
NIP. 19650301 199903 1 001 Artiarini Puspita Arwan, M. Psi
NIP. 19861109 201101 2 016
Penguji 1
NIP. 19741021 200801 1 009
Penguji 2
Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si
NIP. 19690607 199503 2 003
Pembimbing
Muhtar Mochamad Solihin, M.Si
NUPN. 9920113247
Dr. Fauzun Jamal, Lc., MA
-
i
ABSTRAK
Debby Sahara, 11150520000028, Tingkat Ketenangan Jiwa Penyintas
Kanker di Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
Jakarta, dibawah bimbingan Muhtar Mochamad Solihin, M. Si, 2020
Penyintas kanker diharapkan memiliki ketenangan jiwa yang tinggi
agar mampu melalui masa pengobatan yang cukup berat dan kembali
beraktifitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketenangan jiwa
penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and Support Center
(CISC) Jakarta tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan
dukungan sosial secara rutin dan optimal.
Penelitian ini bertujuan untuk :(1)mendeskripsikan tingkat
ketenangan jiwa;(2)menganalisis hubungan dukungan sosial dengan
ketenangan jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC) Jakarta. Penelitain ini menggunakan teori dukungan
sosial Sarafino dan ketenangan jiwa Hakim.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis
penelitian survey. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah random
sampling dengan jumlah sampel 45 penyintas. Analisis data menggunakan
uji spearman’s rank. Program yang digunakan untuk mengolah data adalah
Microsoft Excel dan SPPS for Windows 22.0
Hasil penelitian ini menemukan: (1)Tingkat ketenangan jiwa
Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation and Support Center
(CISC) Jakarta tergolong tinggi, hal ini diketahui dari hasil perhitungan
distribusi frekuensi untuk variable Y (ketenangan jiwa), dengan 25 penyintas
(55,56%) mendapatkan skor tinggi dan 20 penyintas (44,44%) mendapatkan
skor rendah.(2) Terdapat hubungan kuat dan positif antara dukungan sosial
dengan ketenangan jiwa Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation
and Support Center (CISC) Jakarta dengan nilai signifikansi 0,000 atau
kurang dari 0,05 dan nilai korelasi Spearman Rank sebesar 0,740.
Kata Kunci : Dukungan sosial, ketenangan jiwa Penyintas Kanker,
Komunitas CISC Jakarta
-
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya yang sampai akhir zaman. Alhamdulillah peneliti mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Tingkat Ketenangan
Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information and Support
Center (CISC) Jakarta”.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orangtua peneliti, Ibu
Sarwi Wiyati Asih dan Bapak Feri Syarifudin Intan yang tak henti
menunjukkan rasa sayang dan motivasi kepada peneliti, serta menjadi alasan
terbaik bagi peneliti agar terus semangat dan berusaha secara maksimal
dalam meraih cita-cita yang diharapkan. Selain itu, peneliti juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi beserta wakil dekan dan jajarannya yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si dan Artiarini Puspita Arwan, M.Psi
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Bimbingan Penyuluhan
Islam.
3. Muhtar Mochamad Solihin, M.Si yang senantiasa meluangkan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam
pengerjaan skripsi ini.
-
iii
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat
kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Jakarta.
5. Kepada pihak Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dan Pusat Perpustakaan UIN Jakarta yang telah
menyediakan buku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini
6. Kepada keluarga besar Komunitas Cancer Information and Support
Center (CISC) Jakarta terutama Ibu Aryanthi Baramuli Putri, SH,
MH. selaku Ketua Umum Komunitas Cancer Information and
Support Center (CISC), Ibu Sri Sri Suharti R. selaku Ketua Harian,
Ibu Megawanti Tanto selaku Koordinator Rumah Singgah Komunitas
Cancer Information and Support Center (CISC), Ibu drh. Linda
Gunawan selaku Koordinator Support Group, Mas Asep Nurjen
selaku Seksi Bidang Informasi dan media dan para pengurus Rumah
Singgah Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
yaitu Mas Karman, Mas Iyan dan Mas Aul.
7. Pengurus Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang telah
menyediakan tempat Suppot Group Komunitas Cancer Information
and Support Center (CISC).
8. Kakak dan Adik peneliti yang senantiasa memotivasi dan memberi
dukungan untuk selalu semangat meraih cita-cita.
9. Seluruh Keluarga BPI 2015 yang merupakan teman seperjuangan
penulis selama menempuh pendidikan di kampus. Sungguh
pengalaman dan kisah yang luar biasa dengan kalian.
10. Teman- teman Praktikum Mikro di PSKW dan Makro Ngampo Alfi,
Rini, Astri Amalia, Aji Putra, Tiara, Atun, Farhan, Silmi, Era, Fitri,
Zubed, dan Ismail.
-
iv
11. Teruntuk sahabat peneliti Ulfi, Chalisa, Syita yang senantiasa
membantu, memotivasi dan meyemangati peneliti dalam penelitian
ini, terutama sahabat yang satu tempat tinggal Maryam yang selalu
sabar menghadapi dan menemani peneliti dalam menyusun skripsi
ini.
12. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu
tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga semua bantuan dan perhatian yang tercurah mendapat
balasan pahala berlipat dari Allah SWT. Selain itu semoga apa yang menjadi
cita-cita dan impian kita semua terwujud di masa depan serta mendapat ridho
dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Namun penulis berharap adanya masukan, saran dan kritik yang membangun
supaya menjadi acuan pembelajaran yang baik bagi penulis. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca pada umumnya
dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.
Jakarta, Mei 2020
Debby Sahara
-
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ....................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL ........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .........................................................10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................11
D. Tinjauan Pustaka ................................................................................13
E. Sistematika Penulisan ........................................................................18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................20
A. Dukungan Sosial ................................................................................20
B. Ketenangan Jiwa ................................................................................26
C. Hubungan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa .....................30
D. Kerangka Berfikir ..............................................................................31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................35
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................35
B. Waktu dan Tempat .............................................................................36
C. Populasi dan Sampel ..........................................................................36
D. Sumber Data.......................................................................................38
E. Variabel dan Definisi Operasional .....................................................39
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................40
G. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................41
H. Teknik Analisis Data..........................................................................46
-
vi
BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ......49
A. Gambaran Umum Komunitas CISC ..................................................49
1. Sejarah Komunitas CISC .............................................................49
2. Struktur Kepengurusan dan Keanggotaan Komunitas CISC .......51
3. Visi dan Misi Komunitas CISC ...................................................54
4. Profil Komunitas CISC ................................................................55
5. Kegiatan Komunitas CISC. ..........................................................55
B. Temuan Hasil Penelitian ....................................................................57
1. Karakteristik Individu Responden ...............................................57
2. Gambaran Umum Ketenangan Jiwa Responden..........................59
3. Analisis Data Uji Korelasi ...........................................................60
BAB V PENUTUP........................................................................................68
A. Kesimpulan ........................................................................................68
B. Saran ..................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70
LAMPIRAN..................................................................................................73
-
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Skala Likert .................................................................................... 44
Tabel 2.Blueprint Skala Dukungan Sosial ................................................... 45
Tabel 3.Blueprint Skala Ketenangan jiwa ................................................... 46
Tabel 4. Hasil Uji Relibialitas ...................................................................... 48
Tabel 5. Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan................................. 50
Tabel 6. Jenis Kelamin Responden .............................................................. 59
Tabel 7. Jumlah Usia Responden ................................................................. 60
Tabel 8.Tingkat Pendidikan Responden ...................................................... 61
Tabel 9. Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker
di Komunitas CISC ........................................................................62
Tabel 10. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu Responden
dan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa .......................... 66
Tabel 11. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu Responden
dengan Ketenangan Jiwa.............................................................. 65
Tabel 12. Nilai Koefisien Korelasi Bagian Dukungan Sosial dengan
Ketenangan Jiwa .......................................................................... 66
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker
pada Penduduk Dunia Tahun 2012 .............................................. 1
Gambar 2. Kerangka Berfikir Penelitian Hubungan Dukungan Sosial
dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker ................................ 35
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker tentu sudah tidak asing bagi penduduk
Indonesia. Setiap tahunnya ada penduduk yang meningggal
karena kanker. Pengetahuan yang minim dan keterlambatan
dalam penanganan penyakit kanker menjadi salah satu faktor
utama kematian. Beban penyakit kanker yang merupakan
penyakit tidak menular (TPM) atau Non-Comunicable Disesase
(NCD) diantara faktor usia dan transisi kesehatan. Penyakit
kronis salah satunya kanker dapat menyebabkan kematian pada
usia produktif berkisar 30 tahun sampai 70 tahun dapat dilihat
pada Gambar 1.1
Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat
Kanker pada Penduduk Dunia Tahun 20122
1Agus Sutopo dkk, Kajian Indikator Suistainable Development Goals
(SDGs), (Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2014) hal 42 2GLOBOCAN 2012 (IARC), Section of Cancer Surveillance
0 20 40 60
Paru
Kolorektal
Perut
Serviks
Kandung kemih
Leukimia
Ginjal
Tiroid
Kematian
Kasus Baru
-
2
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
dalam Buletin Jendela Data dan Informasi menyatakan bahwa
berdasarkan data Globocan, International Agency for Research n
Cancer (IARC) bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894
kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di
seluruh dunia. Pada gambar 1 menunjukkan bahwa kanker
payudara, kanker prostat, dan kanker paru merupakan jenis
kanker dengan prosentase kasus baru tertinggi yatu sebesar
43,3%, 30,7%, dan 23,1%. Sementara itu, kanker paru dan kanker
payudara merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker.3
Pasien Kanker di Indonesia sampai saat ini masih meningkat.
Data tahun ini menunjukkan bahwa angka kejadian kanker di
Indonesia terjadi pada 136,6 per 100.000 penduduk, berada pada
urutan ke-8 se-Asia Tenggara dan ke-23 di Asia. Untuk jenis
kanker yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia
berbeda pada tiap jenis kelamin. Untuk laki-laki adalah kanker
paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk.
Kemudian diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per
100.000 penduduk. Angka kejadian perempuan yang tertinggi
adalah kanker payudara yakni 42,1 per 100.000 penduduk dan
kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.4
3Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Situasi Penyakit
Kanker, (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesehatan, Buletin Semester 1,
2015), hal 3 4Khadijah Nur Azizah, Detik.com “Jumlah Pengidap Kanker Naik,
Ini 4 Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia”, diunggah pada 31 Januari 2019,
httpss://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-penyintas-
kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesia,“, diunduh pada 27
Juni 2019 10.15 WIB
https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesiahttps://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesiahttps://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesiahttps://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesia
-
3
Jumlah penderita dan meninggal karena kanker meningkat
tajam dalam enam tahun terakhir. Data tersebut dikeluarkan oleh
WHO pada 2018 ini sekitar 9,6 juta orang meninggal dunia
karena kanker. Enam tahun lalu angka kematian karena kanker
baru 8,2 juta orang.5
Berdasarkan data tersebut, kanker termasuk salah satu
penyakit kronis yang dapat mengakibatkan emosi yang tidak
stabil. Ross menyebutkan bahwa ada lima tahap reaksi emosi
yang berhubungan dengan penyakit kronis, yaitu :
1. Penyangkalan (denial)
2. Kemarahan (anger)
3. Tawar-menawar (barganing for extra)
4. Depresi (depression)
5. Penerimaan diri (acceptance).6
Reaksi emosi tersebut karena penyintas kanker melalui
serangkaian pengobatan yang memerlukan biaya relatif mahal
dan memerlukan waktu sampai sel-sel kanker dinyatakan hilang.
Selain membutuhkan waktu dan biaya, penyintas kanker pun
merasakan efek samping dari berbagai pengobatan.
Kemoterapi merupakan salah satu contoh pengobatan yang
mengakibatkan efek samping. Efek samping tersebut yaitu
5Zahrina Yustisia, Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta Orang
Meninggal Karena Kanker”, diunggah 13 September 2018,
https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-
meninggal-karena-kanker-1536829633412804512, diunduh pada 18 Juli 2019
pukul 11.40 WIB 6Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :
McGraw-Hill,2009) hal 554
https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512
-
4
kerontokan pada rambut, cepat lelah dan juga menjadi kurang
bergairah dalam menjalani kehidupan.7
Selain memiliki efek samping pada fisik, kemoterapi pun
memiliki efek samping pada psikologis. Wijayanti menyebutkan
beberapa dampak psikologis penyintas kanker yaitu
ketidakberdyaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun,
stress dan depresi.
1. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah kondisi psikologis yang disebabkan
oleh gangguan motivasi, proses kognisi, dan emosi sebagai hasil
pengalaman di luar control organisme. Ketidakberdayaan pada
penyintas kanker bisa terjadi karena proses kognitif pada
penderita yang berupa pikiran bahwa usahanya selama ini untuk
memperpanjang hidupnya atau mendapatkan kesembuhan,
ternyata menimbulkan efek samping.
2. Kecemasan
Kecemasan adalah keadaan psikologis yang disebabkan oleh
adanya rasa khawatir yang terus-menerus ditimbulkan oleh
adanya inner conflict. Dampak kecemasan yang muncul pada
penyintas kanker adalah berupa rasa takut bahwa usianya akan
singkat. Selain itu, kecemasan timbul karena seseorang yang
awalnya merasa sehat, tiba-tiba diberitahu bahwa dirinya
mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Maka, timbul
penolakan.
7Rama Dinanda, Mengenal Seluk Beluk Kanker, (Yogyakarta :
Katahati, 2009) hal 45
-
5
Penolakan yang penuh kecemasan ini terjadi karena mungkin
ia memiliki banyak rencana akan masa depan, ada harapan pada
kemajuan kesehatannya, dan itu seolah terhempas.
3. Rasa Malu
Rasa malu merupakan suatu keadaan emosi yang kompleks
karena mencakup perasaan diri negatof. Perasaan malu pada
penderita kanker muncul karena ada perasaan dimana ia memiliki
mutu kesehatan yang rendah dan kerusakan dalam organ.
4. Harga Diri Menurun
Sebagai penderita penyakit kanker, disebutkan bahwa pada
diri penyintas mengalami perubahan konsep diri. Harga diri
merupakan konsep diri, maka bila konsep diri menurun diartikan
bahwa harga dirinya juga turun. Menurunnya harga diri sejalan
dengan memburuknya kondisi fisik.
5. Stres
Stres yang muncul sebagai dampak pada penyintas kanker
mefokuskan seseorang terhadapt stressor. Stressor dalam hal ini
adalah penyakit kanker yang diderita. Stres dipengaruhi oleh
beberapa hal, salah satunya dukungan sosial. Dukungan sosial
sangat berguna untuk menjaga kesehatan seseorang dalam
keadaan stress.
6. Depresi
Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang
berkaitan dengahn alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya. Termasuk perubahan pola tidue dan nafsu makan,
konsentasi, kelelahan, dan rasa putus asa. Salah satu akibat dari
-
6
kecemasan yang berupa usianya akan singkat, menjadikan
perasaan putus asa dalam diri penyintas kanker.8
Dampak psikologis yang terjadi pada penyintas kanker
tersebut mengartikan bahwa penyintas tidak memiliki ketenangan
jiwa berdasarkan karakteristik ketenangan jiwa menurut Hakim
yaitu jiwanya tidak berontak, dapat menerima kenyataan
sebagaimana mestinya, selalu bereaksi positif dalam menghadapi
masalah, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
masyarakat dan norma-norma yang berlaku, memahami
kelebihan dan kelemahan diri pribadi, dan hidup harus sesuai
ajarana agama.
Ketenangan jiwa merupakan istilah psikologi yang terdiri
atas dua kata yaitu ketenangan dan jiwa. Ketenangan berasal dari
kata tenang yang berarti diam tidak berubah-ubah, tidak gelisah,
tidak susah, tidak gugup betapapun keadaan gawat, tidak rebut
dan tidak tergesa-gesa.9 Sedangkan jiwa berasal dari kata psyche
yang berarti jiwa, nyawa, atau alat berfikir. Sedangkan dalam
bahasa Arab disebut Al-nafs.10
Ketenangan jiwa dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain, masyarakat dan
lingkungan serta dengan lingkungan di mana ia hidup. Sehingga
orang dapat menguasai faktor dalam hidupnya dan
menghindarkan tekanan-tekanan perasaan yang membawa kepada
8Triana Wijayanti, Dampak Psikologis pada Perempuan Kanker
Payudara, (Jakarta : EGC Williams, 2007) hal 34 9Depatemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, (Jakarta :
Pena Pundi Aksara, 2002) hal 80-100 10
Irwanto dkk, Psikologi Umum, (Jakarta : PT Grafindo Pustaka
Utama, 1991), hal 3
-
7
frustasi. Ketenagan jiwa penyintas kanker berbeda dengan
manusia yang sehat.11
Wijayanti menyebutkan bahwa salah satu yang
mempengaruhi stress adalah dukungan sosial. Dukungan sosial
berguna untuk menjaga kesehatan sesorang.12
Hal tersebut senada
dengan Taylor yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang
diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan,
dicintai, timbul rasa percaya diri da kompeten.13
Adapun dukungan sosial dari sudut pandang Psikologi
Komunitas merupakan suatu proses spesifik berlangsung dalam
kehidupan komunitas, berupa suatu jaringan sosial dibentuk oleh
orang-orang yang saling berinteraksi. Unit terkecil atau simpul
dari jaringan sosial tersebut adalah hubungan (interaksi) antara 2
orang (dyad). Tujuan dukungan sosial untuk membantu seseorang
mencapai kebahagiaan.14
Al-Qur’an pun memerintahkan untuk memberikan dukungan
sosial berupa pesan dan kasih sayang kepada sesama dan orang
yang membutuhkan. Ayat yang sesuai dengan penjelasan tersebut
yakni Q.S. Al-Balad : 17 yang berbunyi :
ْبرَِّ َوتََواَصْوا ٰاَمنُْوا ال ِذْيهََّ ِمهََّ َكانََّ ثُم َّ َّ َوتََواَصْوا بِالص بِاْلَمْرَحَمِة
11
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, cet. 9, (Jakarta: Gunung
Agung, 1982) h. 11-12 12
Triana Wijayanti, Dampak Psikologis pada Perempuan Kanker
Payudara, (Jakarta : EGC Williams, 2007) hal 35 13
Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :
McGraw-Hill,2009) hal 554 14
Istiqomah Wibowo, dkk, Psikologi Komunitas, (Depok, LPSP3, Cet.
II, 2013), hal 33-34
-
8
Artinya : “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang
beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling
memberi kasih sayang” (Q.S. Al-Balad :17)15
Beberapa orang yang menjadi penyintas kanker tergerak
hatinya dan mendirikan sebuah komunitas yang bertujuan untuk
memberikan dukungan dan informasi kepada sesama penyintas
kanker. Komunitas tersebut diberi nama Cancer Information and
Support System (CISC) yang telah berdiri selama 16 tahun sejak
2003 lalu.
Komunitas ini terdiri dari dokter yang professional serta para
penyintas kanker yang telah lebih dulu berjuang melawan kanker.
Oleh karena itu, menjadi penting untuk diteliti mengenai
dukungan sosial yang diberikan komunitas Cancer Information
and Support System (CISC) pada penyintas kanker.
Penelitian ini penting untuk diteliti karena berdasarkan teori
Wijayanti dan hasil observasi peneliti, penyintas kanker terus
meningkat dan membutuhkan dukungan bukan hanya dari
kelurga, namun dari sebuah komunitas yang berpengalaman dan
dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penyinta kanker.
Dengan begitu, diharapkan penyintas kanker dapat menjalankan
pengobatan dengan tenang.
Penelitian ini menarik juga untuk diteliti karena belum ada
yang meneliti tentang hubungan dukungan sosial dari Komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta dengan
ketenangan jiwa pada penyintas kanker dalam menjalani
15
Depatemen Agama RI. (2002). Mushaf Al-Qur’an Terjemahan.
Jakarta : Pena Pundi Aksara hal 1051
-
9
pengobatannya. Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti
tentang hubungan dukungan jiwa dengan ketenangan jiwa pada
penyintas kanker, Pratiwi dalam skripsinya menyebutkan bahwa
adanya pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup
lansia.16
Hal yang sama pada penelitian Bukhori membahas
tentang hubungan kebermaknaan hidup dengan dukungan sosial
keluarga pada kesehatan mental narapidana.17
Selain itu, Maria
dalam penelitiannya membahas tentag hubungan dukungan sosial
dengan harga diri pada remaja penderita tunadaksa. 18
Adapun penelitian sebelumnya mengenai ketenangan jiwa,
beberapa menghubungkan dengan dzikir seperti skripsi Astuti
tentang pelaksanaan dzikir untuk menumbuhkan ketenangan jiwa
narapidana kelas IIB Boyolali.19
Hal yang sama disebutkan oleh
Sari bahwa pengalaman dzikir dapat mempengaruhi ketenangan
jiwa.20
Selain itu, Suriyanti (2009) menyebutkan bahwa adanya
16
Pratiwi Yusnia, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas
Hidup Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Pancoran Jakarta
Selatan, (Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial, FIDIK, UIN Jakarta 2016) 17
Baidu Bukhori, Hubungan Kebermaknaan Hidup dan Dukungan
Sosial Keluarga dengan Kesehatan Mental Narapidana, Junal Ad-Din, Vol. 4
No. 1, 2012 18
Florentia Anggun Maria, , dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan
Harga Diri pada Remaja Penderita Tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak
Cacat Kota Malang, (Nursing News, Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol. 2 No.3.
2017 ) 19
Diah Puji Astuti, Pelaksanaan Dzikir untuk Menumbuhkan
Ketenangan Jiwa Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali,
(Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam IAIN Purbolinggo, 2017) 20
Ayu Efita Sari, Pengaruh Pengalaman Dzikir terhadap Ketenangan
Jiwa di Majlisul Dzakirin Kamulan Trenggalek (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf
Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Tulungagung,
2015)
-
10
dampak kekhusyuan sholat fardhu terhadap ketenangan jiwa
pasien rawat inap. 21
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian di Komunitas Cancer Information Support
Center (CISC) Jakarta dengan mengambil judul skripsi “Tingkat
Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer
Information and Support Center (CISC) Jakarta”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti
membatasi penelitian skripsi ini hanya berfokus pada bentuk
dukungan sosial yang didapatkan oleh Penyintas Kanker di
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta, ada pun
pembatasan hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa
Penyintas Kanker di Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta adalah:
a. Dukungan Sosial adalah kenyamanan, perhatian,
penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain
atau kelompok kepada individu
b. Ketenangan jiwa adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain,
masyarakat dan lingkungan serta dengan lingkungan di
mana ia hidup.
21
Suriyanti, Dampak Kekhusyuan Shalat Fardhu terhadap
Ketenangan Jiwa Keluarga Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Islam
Muhammadiyah Kendal, (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
IAIN Walisongo, 2009)
-
11
c. Fokus penelitian pada Penyintas Kanker yang mengikuti
Support Group dan aktif di Komunitas Cancer
Information Support Center (CISC) Jakarta.
2. Rumusan Masalah
Komunitas Cancer Information Support Center (CISC) telah
berjuang bersama dengan para penyintas kanker selama 16 tahun
dan telah memiliki cabang 10 kota di Indonesia dengan berpusat
di Jakarta. Program yang telah digalangkan pun sangat banyak.
Komunitas ini tidak hanya memberikan dukungan melalui
informasi, namun juga melalui seni dan olahraga. Jika dihitung
secara menyeluruh terdapat 1000 lebih anggota Komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) se-Indonesia.
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan tersebut maka
peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimana tingkat ketenangan jiwa penyintas kanker di
Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta?
b. Bagaimana hubungan dukungan sosial dengan ketenangan
jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer Information
Support Center (CISC) Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari
penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan tingkat ketenangan jiwa penyintas
kanker di Komunitas Cancer Information Support
Center (CISC) Jakarta.
-
12
b. Menganalisis hubungan dukungan sosial dengan
ketenangan jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer
Information Support Center (CISC) Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Untuk memperkaya kajian ilmu pengetahuan di Program
Studi Bimbingan Penyuluhan terutama dalam mata
kuliah psikologi sosial dan psikologi komunitas.
2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan
kontribusi dalam pemikiran keilmuan yang dapat
mengembangkan teori tentang dukungan sosial dan
ketenangan jiwa penyintas kanker.
b. Manfaat Praktis
1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam memberikan
dukungan sosial kepada penyintas kanker di komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta agar
mereka merasakan ketenangan dalam jiwanya.
2) Sebagai bahan rujukan, informasi, dan tambahan
referensi bagi masyarakat, mahasiswa, dan kalangan
pembimbing atau penyuluh serta peneliti di bidang
penyuluhan yang ingin mendalami tentang dukungan
sosial dan ketenangan jiwa penyintas kanker di
Komumitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang dukungan sosial dan ketenangan jiwa telah
banyak dilakukan. Namun, belum ada yang meneliti tentang
-
13
hubungan dukungan sosial dan ketenangan jiwa. Maka dari itu,
untuk menghindari plagiarisme peneliti meninjau penelitian
sebelumnya. Berikut beberapa penelitian yang relevansinya
dengan judul skripsi peneliti antara lain:
Penelitian Jannah dan Rohmatun tahun 2018 tentang
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada
Penyintas Banjir Tambak Lorok. Penelitian Janah dan
Rohmatun untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan
resiliensi pada penyintas banjir rob di Tambak Lorok dengan
populasi 308 orang dan sampel sebanyak 80 orang dengan
metode kuantitatif. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai rxy = 0,428
dengan taraf signifikan p= 0,000 (p>0,01). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara hubungan
dukungan sosial dengan resiliensi. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar dukungan sosial semakin besar juga tingkat
resiliensi penyintas banjir rob di Tambak Lorok dengan
presentase sebesar 18, 3 %.22
Kekurangan dalam penelitian Jannah dan Rohmatun adalah
item pada kuesioner ini sedikit sehingga dimensi dari dukungan
sosial dan resiliensi kurang tersampaikan dengan baik pada
kuesioner. Kelebihan dalam penelitian tersebut adalah penentuan
indikator yang sesuai dengan teori dan keadaan lapangan serta
penjelasan hasil penelitian yang detail sehingga mudah dipahami.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
penentuan sampel dan variabel dependen yang digunakan. Pada
22Syahria Nur Jannah dan Rohmatu, Hubungan antara Dukungan
Sosial dengan Resiliensi pada Penyintas Banjir Tambak Lorok, 2018, Jurnal
Vol.1 No.1
-
14
penelitian tersebut menggunakan teknik purposive sampling
sedangkan penelitian ini menggunakan random sampling.
Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian
tersebut yaitu resiliensi sedangkan pada penelitian ini
menggunakan ketenangan jiwa sebagai variabel dependen.
Penelitian Aushafi tahun 2017 tentang Pengaruh Dzikir
terhadap Ketenangan Jiwa Pedagang Pasar Johar Pasca
Kebakaran. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dzikir terhadap ketenangan jiwa. Hasil penelitian
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara f-hitung
dengan f-tabel. Dimana f-hitung diperoleh melalui perhitungan
sebesar 1, 698. Sedangkan f-tabel pada taraf signifikan 5% = 3,
97. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dzikir berpengaruh
terhadap ketenangan jiwa.23
Kekurangan dalam penelitian Aushafi adalah penggunaan
bahasa yang kurang efektif sehingga pembaca membutuhkan
waktu lebih untuk memahami penelitian tersebut. Kelebihan
penelitian ini adalah penentuan sampel disesuaikan dengan
penghuni rumah yang paling dekat dengan pasa Johar sehingga
hasil penelitian dapat memenuhi tujuan penelitian.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen. Penelitian tersebut menggunakan
dzikir sebagai variabel independen sedangkan penelitian ini
menggunakan dukungan sosial sebagai variabel indipenden.
23
Faishal Aushafi, “Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa
Pedangan Pasar Johar Pasca Kebakaran” (Skripsi S1 Jurusaan Tasawuf dan
Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang,
2017)
-
15
Penelitian Pratiwi tahun 2016 tentang Pengaruh Dukungan
Sosial terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia di Pusat
Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran
Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia
(lansia) di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Pancoran Jakarta
Selatan. Hasil dari penelitian ini diperoleh berdasarkan F-Test
nilai signifikannya sebesar 0,000 dimana angka tersebut lebih
kecil dari 0,05. Artinya variabel dukungan sosial mempengaruhi
kualitas hidup Lansia. Adapun berdasarkan hasil Adjustes R
Square (R2) dukungan sosial mempengaruhi kualitas hidup
sebesar 42,8 % dan 57,2% dipengaruhi oleh variabel lain.24
Kekurangan dalam penelitian Pratiwi adalah penggunaan
istilah asing pada skala sehingga pembaca kurang mengetahui arti
dari istilah tersebut. Kelebihan penelitian tersebut yaitu analisis
data yang rinci sehingga seluruh indikator dapat teranalisis
dengan baik.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen dan analisis yang digunakan. Penelitian
tersebut menggunakan kualitas hidup sebagai variabel dependen
sedangkan penelitian ini menggunakan ketenangan jiwa sebagai
variabel dipenden. Adapun untuk analisis data pada penelitian
tersebut menggunakan uji koefisien korelasi dan uji regresi linear
24
Yusnia Pratiwi, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas Hidup
Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran,
Jakarta Selatan (Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi 2016)
-
16
sederhana sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan uji
koefisien korelasi.
Sari dalam skripsinya pada tahun 2015, meneliti tentang
Pengaruh Pengamalan Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di
Majlisul Dzakirin Kamulan Durena Trenggalek. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengamalan dzikir
terhadap ketenangan jiwa. Hasil analisis data melalui perhitungan
skor angket menyatakan bahwa dzikir berpengaruh terhadap
ketenangan jiwa. Adapun hasil dari perhitungan ftabel pada taraf
signifikan 5% adalah 3,15, terbukti dari besarnya prosentase
ketenangan jiwa 6,5% ketenangan jiwa diperoleh fhitung melalui
perhitungan sebesar 5, 012.25
Kekurangan dalam penelitian Sari adalah tidak membahas
faktor-faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa di lingkungan
majlis tersebut. Penelitian terebut hanya berfokus pada ada atau
tidaknya pengaruh pengmalan dzikir terhadapat ketenagan jiwa.
Kelebihan penelitian tersebut adalah hasil analisis data
disampaikan dengan detail dan rinci sehingga pembaca mudah
memahami.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen. Penelitian tersebut menggunakan
pengamalan dzikir sebagai variabel independen sedangkan
penelitian ini menggunakan dukungan sosial sebagai variabel
indipenden. Adapun untuk analisis data pada penelitian tersebut
25
Ayu Efita Sari, “Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di
Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggelek ” (Skripsi S1 Jurusaan
Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN
Tulungagung, 2015)
-
17
menggunakan uji koefisien korelasi dan uji regresi linear
berganda sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan uji
koefisien korelasi.
Penelitian Amin tahun 2015 tentang Dukungan Sosial dan
Kemampuan Penyesuaian Diri Remaja Suku Baduy Luar
yang Bersekolah di Luar Baduy. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui adanya dampak dukungan sosial terhadap
kemampuan penyesuaian diri remaja Suku Baduy Luar yang
bersekolah di Luar Baduy. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat dampak dari dukungan sosial terhadap
penyesuaian diri remaja terutama dukungan informasi dan
dukungan emosional.26
Kekurangan yang dapat diamati, yakni alangkah lebih
baiknya menggunakan kualitatif-kuantitatif (mix-method) agar
dapat juga diketahui secara spesifik nilai dampak dukungan sosial
Kelebihan dari skripsi ini yaitu peneliti tersebut dapat menggali
informasi dari informan secara mendalam.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah
pada variabel dependen dan metodologi penelitian yang
digunakan. Penelitian tersebut menggunakan penyesuaian diri
sebagai variabel dependen sedangkan penelitian ini menggunakan
ketenangan jiwa sebagai variabel dipenden. Adapun metodologi
penelitian yang digunakan pada penelitian tersebut adalah
kualitatif, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif.
26
Sofwatillah Amin, Dukungan Sosial dan Kemampuan Penyesuaian
Diri Remaja Suku Baduy Luar yang Bersekolah di Luar Baduy, (Skripsi S1
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta 2015)
-
18
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam lima
bab yaitu27
:
BAB I PENDAHULUAN
Isi bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dipaparkan mengenai definisi
teori-teori ataupun penelitian sebelumya yang
berkaitan dengan dukungan sosial dan ketenangan
jiwa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan
jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,
variabel penelitian, sumber data, populasi dan
sampel, hipotesis penelitian, definisi operasional
variabel, Teknik pengumpulan data, uji validitas
instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Komunitas
Kanker Cancer Information Support Center
-
19
Jakarta yang meliputi sejarah,visi, misi dan
tujuannya, program-program serta struktur
kepengurusan Cancer Information Support Center
Jakarta. Hasil penelitian menjelaskan temuan dan
analisis data tentang hubungan dukungan sosial
dengan ketenangan jiwa penyintas kanker, data-
data hasil penelitian, hasil angket, identifikasi
responden, deskripsi hasil penelitian, dan analisis
data.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan
saran dari hasil pembahasan dari penelitian yang
telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Orang yang memiliki riwayat penyakit kronis, akan memiliki
tingkat stres yang lebih tinggi, menurut penelitian Marthan
orang-orang tersebut membutuhkan dukungan sosial.28
Kanker
pun termasuk salah satu penyakit kronis yang dapat
mengakibatkan strees. Maka, dukungan sosial tentu diperlukan
untuk pasien kanker.
Dukungan sosial menurut Santrock adalah adanya respon
atau informasi dari orang lain yang dicintai dan disayangi yang
menghormati serta menghargai dan mencakup suatu interaksi
dalam suatu kondisi dan situasi yang saling bergantung satu sama
lain.29
Menurut Wayan dukungan sosial merupakan ketersediaan
dukungan atau bantuan yang memberikan kenyamanan sehinggga
membuat individu merasa diperhatikan oleh orang lain dan
individu merasa diperhatikan, dicintai, dan dihargai oleh orang
lain dan individu yang bersangkutan merasa bagian anggota dari
28
Asri P. Marthan, dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat
Depresi Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis, Jurnal Ilmu
Keperawatan, Vol. 01 No. 02, Yogyakarta, 2006 29
Santrock J.W., Remaja, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007)
-
21
suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang memahami
emosi, informasi, penghargaan dan instrumental.30
Sarafino menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada
kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang
diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Menurut
Sararon & Pierce dalam Baron & Byrne dukungan sosial adalah
kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh
teman atau anggota keluarga.31
Sementara itu, menurut Taylor, Peplau, dan Sears, dukungan
sosial adalah pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh
perhatian emosi, bantuan instrumental, penyediaan informasi,
atau pertolongan lainnya. dukungan sosial diyakini dapat
menguatkan orang dalam menghadapi efek stress dan mungkin
meningkatkan kesehatan fisik.32
Menurut Johnson dan Jhonson dukungan sosial merupakan
keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi
bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga bisa
meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang
bersangkutan.33
30
S. Wayan, Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial dan
Status Kesehatan dengan Tingkat Depresi pada Agrerat Lanjut Usia di Kec.
Karangasem Kab. Karangasem Bali, Tesis, Universitas Indonesia 31
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2004 32
Rima Nur Shellyna, Hubungan Dukungan Sosial dan Kualitas
Hidup pada Individu Disabilitas Fisik, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang 2018) hal 9 33
Anggraini P, dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat
Stress pada Lansia di Posyandu Bendungan RW 02 Desa Landung Sari
Kecamatan Dau Malang, Jurnalal Nursing News, Vol. 1, No. 1, 2016, hal 56
-
22
Dukungan sosial menurut Rook adalah salah satu diantara
fungsi pertalian atau ikatan sosial. Segi fungsional mencakup
dukungan emosional, dorongan perasaan, pemberian nasihat atau
informasi pemberian material.34
Gottlieb juga mengungkapkan
bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal
dan atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan
oleh keakraban sosial atau diperoleh kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak
penerima.35
Dari beberapa pengertian di atas, dukungan sosial adalah
perhatian dan bantuan dari individu atau kelompok kepada
individu yang lain dengan memberikan infornasi, kenyamanan,
keakraban, dukungan materi atau instrumental dengan tujuan
memberikan semangat dan kesejahteraan.
2. Sumber Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat bersumber dari berbagai hal, biasanya
dukungan sosial ini diberikan oleh orang-orang terdekat, seperti
keluarga, kerabat, dan sahabat. Menurut Rook dan Dooley
sumber dukungan sosial dibagi menjadi dua, yaitu36
:
a. Sumber natural
Dukungan sosial natural yang diterima seseorang melalui
interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan
oramg-orang yang berada di sekitarnya. Misalnya anggota
34
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Grasindo, Jakarta 35
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Grasindo, Jakarta 36
Cohen S, Issue in the application and study of social support, eds.
Social Support and Health, Orlando, FLN: Academic Press, hal 3-22
-
23
keluarga, teman dekat atau relasi dan orang yang memiliki
hubungan yang akrab. Dukungan sosial ini bersifat non formal.
b. Sumber artifisial
Dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang
dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya
dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai
sumbangan sosial, seperti pakaian, tempat tinggal, makanan, uang
dan lain-lain.
Sedangkan Weis mengemukakan bahwa setiap fungsi sosial
memiliki sumber-semuber dukungan yang berbeda, misalnya
sumber dukungan bagi individu untuk mendapatkan saran atau
pendapat adalah orangtua, teman atau rekan kerja.37
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wentzel bahwa
sumber-sumber dukungan sosial berasal dari orang yang memiliki
hubungan yang berarti bagi individu seperti keluarga, teman
dekat, pasangan hidup, rekan kerja, saudara, tetangga, dan guru-
guru di sekolah.38
Sedangkan Gottlieb mengelompokkan sumber-sumber
dukungan sosial berdasarkan penelitian para ahli mengenai
dukungan sosial, yaitu39
:
37
Purba J. dkk, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada
Guru, Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, 2007, hal 83 38
Apollo dan Andi Cahyadi, Konflik Peran Ganda Perempuan
Menikah yang bekerja ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan
Penyesuaian Diri, Jurnal Widya Warta No. 2 Vol. 35, Juli 2012 , hal 261 39
S.Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial,
Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT
Assyifa Boarding School Subang Jawa Barat, Jurnal Psikologi UNDIP,Vol.
10 No. 2, 2011, hal 107
-
24
a. Hubungan profesional, yakni bersumber dari orang-orang
yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater,
psikolog, dokter maupun pengacara.
b. Hubungan non-profesional, yakni dukungan sosial yang
bersumber dari orang-orang terdekat, seperti teman,
keluarga dan lain-lain.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya berasal dari orang-
orang terdekat seperti keluarga, teman, kerabat dan guru. Tetapi
dukungan sosial juga dapat berasal dari orang lain seperti pekerja
sosial atau relawan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
dan anggota komunitas.
3. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial
Dukungan sosial terdiri dari beberapa bentuk, menurut
Sarafino terdapat lima bentuk dukungan sosial, yaitu40
:
a. Dukungan Emosional
Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati dan turut
prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan
penerima dukungan merasa nyaman, tenteram kembali, merasa
dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi
bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal dan cinta.
b. Dukungan Penghargaan
Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima
dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri dan
merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika
40
Sarafino E.P, 2006, Health Psychology, Inggris, John Willey dan
Sons, hal 70-72
-
25
individu mengalami stres karena tuntutan tugas yang lebih besar
dari pada kemampuan yang dimilikinya.
c. Dukungan Instrumental
Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk
didefinisikan yaitu dukungan yang berupa bantuan secara
langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau
membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.
d. Dukungan Informasi
Orang-orang yang berada disekitar individu akan
memberikan dukungan informasi dnegan cara menyarankan
beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan individu dalam
mengatasi masalah yang membuatnya stres.
e. Dukungan Kelompok
Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu
merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok
dimana anggota-anggotanya dapat saling berbagi.
Komponen dukungan sosial menurut Weiss ada 6 yang
disebut sebagai The Social Provision Scale dimana masing-
masing komponen dapat berdiri sendiri-sendiri, namun satu sama
lain saling berhubungan dan digunakan sebagai pengukuran pada
dukungan sosial.
Adapun komponen-kompo0nen tersebut adalah kedekatan
emosional (emosional attachment), integrasi sosial (sosial
integration), penghargaan atau pengakuan (reassurance of
worth), hubungan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan
bantuan yang nyata (reliable aliance), saran atau informasi
-
26
(guidance) dan kemungkinan untuk membantu (opportunity of
natturance).41
Menurut Taylor dukungan sosial dapat diberikan melalui
beberapa cara, diantaranya42
:
1. Perhatian emosional
Perhatian ini diekspresikan melalui rasa suka, cita, atau empati.
Misalnya, jika anda sedang sakit, kerabat dekat anda memberikan
perhatian yang dapat membantu anda.
2. Bantuan Instrumental
Penyediaan barang atau jasa selama masa stres. Misalnya, ketika
anda sedang sakit dan harus segera ke rumah sakit, teman anda
memberikan tawaran mobilnya untuk transportasi ke rumah sakit.
3. Memberi informasi
Pemberian informasi tentang situasi yang menekan, misalnya jika
anda sedang bingung dalam menentukan pengobatan yang dipilih,
kemudian teman atau kerabat anda memberikan informasi bahwa
anda memilih keputuan yang benar.
B. Ketenangan jiwa
1. Pengertian Ketenangan Jiwa
Ketenangan jiwa merupakan istilah yang terdiri atas dua kata
yaitu jiwa dan dua kata yaitu jiwa dan ketenangan. Ketenangan
itu sendiri berasal dari kata tenang yang mendapat tambahan ke-
an. Tenang berarti diam tidak berubah-ubah (tidak bergerak),
41
Zainuddin Sri, "Dukungan Sosial pada Lansia," Jurnal Psikologi 16
Agustus 2006 hal 3 42
Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :
McGraw-Hill,2009) hal 555
-
27
tidak gelisah, tidak susah, tidak gugup betapapun keadaan gawat,
tidak ribut, tidak tergesa-gesa.43
Sedangkan Kartono dan Andari44
mengungkapkan bahwa ada
beberapa faktor yang mendasari lahirnya ketenangan jiwa pada
individu yaitu tercapainya kepuasan, mendapatkan posisi status
sosial.
Menurut Soewanto, mengartikan jiwa adalah kekuatan dalam
diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku
manusia. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat yang mendorong
tingkah laku , maka fungsi jiwa dapat diamati dari tingkah laku
yang nampak.45
Berdasarkan teori tersebut, maka dalam penelitian ini
ketenangan jiwa adalah jiwa yang tidak gelisah dan tidak gugup
betapapun keadaan gawat, tidak ribut, tidak tergesa-gesa serta
merasakan kepuasan dan mendapatkan status sosial yang
diharapkan.
2. Karakteristik Ketenangan Jiwa
Ketenangan jiwa seseorang tidaklah mudah untuk diketahui
karena tidak dapat diukur, diperiksa dan dilihat dengan alat-alat
medis. Adapun alat yang biasa digunakan untuk mengetahui
ketenangan jiwa yaitu tindakan, pikiran, tingkah laku atau
perasaan. Seseorang dapat dikatan tidak tenang jiwa karena
43
Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi, terjemahan
Ismail Yakub, Jilid 4, Tirta Mas, Jakarta 1984, hal 3 44
Kartini Kartono dan Jenny Andary, Hygiene Mental dan Kesehatan
Mental dalam Islam, Mamdar Maju, Bandung, 1989, hal 29-30 45
Westy Soewanto, Pengantar Psikologi, Jakarta, Bina Aksara, hal 15
-
28
adanya goncangan emosional. Beberapa pakar berpendapat
tentang karakteristik ketenangan jiwa.
Menurut Abdul Mujid, ada beberapa ciri yang menjadi tolak
ukur ketenangan jiwa yaitu kondisi jiwa yang tentram dan tenang
dapat digambarkan sebagai berikut46
:
a. Adanya kemampuan individu dalam menghadapi
perubahan dan persoalan zaman;
b. Kemampuan individu dalam bersabar menghadapi
persoalan-persoalan hidup yang berat;
c. Kemampuan individu untuk optimis dan menganggap
baik dalam menempuh kehidupan.
Sedangkan menurut Hakim, karakteristik ketenangan jiwa
adalah47
:
1) Jiwanya tidak berontak (rileks);
2) Dapat menerima kenyataan sebagaimana
mestinya(pasrah);
3) Selalu beraksi positif dalam menghadapi setiap
masalah;
4) Mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan ,
masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat(mampu beradaptasi);
5) Memahami kelebihan dan kelemahan diri pribadi
maupun menjalani kehidupan sesuai dengan batas-
batas kemampuan diri(mengenal diri);
46
Abdul Mujid dan Yusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi
Islam, Raja Grafindo, Jakarta, 2001 hal 139 47
Thursan Hakim, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara
Hadi, Jakarta, 2003, hal 35
-
29
6) Hidup harus sesuai dengan ajaran agama(taat pada
Allah).
3. Faktor yang Memengaruhi Ketenangan Jiwa
Menurut Zakiah Drajat dan Kartini Kartono ada beberapa
faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa dimana orang yang
ingin mencapai ketenangan jiwa harus memenuhi beberapa faktor
antara lain :
a. Faktor Agama
Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan
mengatur dan mengendalikan sikap, kelakuan dan cara
menghadapi tiap-tiap masalah.48
Pelaksanaan agama (ibadah)
dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi oramg dari rasa
gelisah dan takut. Diantara dari berbagai macam ibadah yang
ada yaitu shalat secara psikologis semakin banyak sholat dan
menggunakan harapan kepada Allah SWT maka akan tentramlah
hati.
b. Terpenuhinya Kebutuhan Manusia
Ketenangan dalam hati dapat dirasakan apabila kebutuhan-
kebutuhan manusia baik yang bersifat fisik maupun baik yang
bersifat fisik maupun psikis terpepenuhi. Apabila kebutuhan
tersebut tidak terpenuhi akan berdampak pada terganggunya
ketenangan hidup.49
48
Zakiah Dradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, cet.
IV, Bulan Bintang, Jakarta 1982, hal 52 49
Kartini Kartono dan Jenny Andary, Hygiene Mental dan Kesehatan
Mental dalam Islam, Mamdar Maju, Bandung, 1989, hal 29-30
-
30
C. Hubungan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa
Dukungan sosial menurut Santrock (2007) adalah adanya
respon atau informasi dari orang lain yang dicintai dan disayangi
yang menghormati serta menghargai dan mencakup suatu
interaksi dalam suatu kondisi dan situasi yang saling bergantung
satu sama lain.50
Sarafino menyatakan bahwa dukungan sosial
mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau
bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada
individu.51
Adapun ketenangan jiwa merupakan istilah yang terdiri atas
dua kata yaitu jiwa dan dua kata yaitu jiwa dan ketenangan.
Ketenangan itu sendiri berasal dari kata tenang yang mendapat
tambahan ke-an. Tenang berarti diam tidak berubah-ubah (tidak
bergerak), tidak gelisah, tidak susah, tidak gugup betapapun
keadaan gawat, tidak ribut, tidak tergesa-gesa.52
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti berasumsi bahwa
dukungan sosial dan ketenangan jiwa memiliki hubungan karena
keduanya merupakan hal yang bersifat psikis. Untuk mengukur
dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari sikap,
tingkah laku dan hal yang dirasakan penyintas kanker. Kemudian,
untuk meninjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang
terdapat pada bab IV.
50
Santrock J.W., Remaja, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007) 51
Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 2004 52
Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi, terjemahan
Ismail Yakub, Jilid 4, Tirta Mas, Jakarta 1984, hal 3
-
31
D. Kerangka Berpikir
Kanker di Indonesia merupakan penyakit yang sangat
ditakuti. Penderitanya yang meninggal karena kanker sudah
meningkat tajam dalam enam tahun terakhir. Data tersebut
dikeluarkan oleh WHO pada 2018 ini sekitar 9,6 juta orang
meninggal dunia karena kanker. Enam tahun lalu angka kematian
karena kanker baru 8,2 juta orang (2012).53
Dukungan sosial adalah perhatian individu kepada individu
yang lain dengan meberikan infornasi, kenyamanan, keakraban,
dukungan materi atau instrumental dengan tujuan memberikan
semangat dan kesejahteraan. Dukungan sosial merupakan faktor
eksternal yang diberikan kepada penyintas kanker. Dukungan
tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan informasi,
dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan
kelompok. 54
Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)
memberikan dukungan sosial kepada para penyintas kanker
dengan mengadakan program Support Group. Apabila penyintas
kanker menerima dukungan sosial, maka akan memperoleh
ketenangan jiwa. Semakin besar dukungan sosial, maka penyintas
kanker akan mudah memperoleh ketenangan.
53
Zahrina Yustisia, Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta Orang
Meninggal Karena Kanker”, diunggah 13 September 2018,
https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-
meninggal-karena-kanker-1536829633412804512, diunduh pada 18 Juli 2019
pukul 11.40 WIB 54
Sarafino E.P, 2006, Health Psychology, Inggris, John Willey dan
Sons hal 70-72
https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512
-
32
Selain faktor eksternal, ada faktor internal yang dapat
berhubungan dengan ketenangan jiwa para penyintas kanker,
yaitu karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins.
Karakteristik individu berupa usia, jenis kelamin, pendidikan dan
pekerjaan. Pada penelitian ini, peneliti membagi usia menjadi tiga
berdasarkan teori Hurlock, yaitu 21-41 tahun dewasa awal (early
adolescene), 40-60 tahun setengah baya (middle age), dan 60
tahun tua (senescene).55
Sedangkan untuk pendidikan peneliti
membagi menjadi empat, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan
Tinggi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
kerangka berpikir dari penelitian ini, maka kerangka berpikir
hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa dapat dilihat
pada Gambar 2.
55
Hurlock, E.B., Psikologi Perkembangan, Terj. dari Developmental
Psychology oleh Istiwidayanti, (Jakarta : Erlangga Gunarsa, 1990)
-
33
Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Dukungan
Sosial dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas
CISC Jakarta
E. Hipotesis
Pada penelitian kuantitatif, diperlukan suatu prediksi
mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang
diformulasikan dalam bentuk bentuk hipotesis penelitian.
Hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara
(masih perlu diuji kebenarannya). Terhadap pertanyaan penelitian
yang telah dirumuskan sebelumnya berdasarkan teori yang telah
Faktor Internal (X1)
Karakteristik
Responden
1. Usia
2. Pendidikan
Y
Ketenangan jiwa
1. Jiwanya tidak berontak
2. Dapat menerima kenyataan
3. Beraksi positif
4. Menyesuaikan dengan
kondisi
5. Memahami kelebihan dan
kekurangan
6. Sesuai dengan ajaran agama
Faktor Eksternal (X2)
Dukungan Sosial
1. Emosional
2. Informasi
3. Instrumental
4. Penghargaan
5. Kelompok
-
34
digunakan untuk menjelaskan hubungan diantara variabel-
variabel penelitian.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka hipotesis penelitian
ini adalah :
H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara karakteristik
individu dan dukungan social dengan ketenangan jiwa
Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information
Support Center (CISC) Jakarta.
Ha : Ada hubungan signifikan karakteristik individu dan
dukungan sosial dengan ketenangan jiwa Penyintas
Kanker di Komunitas Cancer Information Support
Center (CISC) Jakarta.
Hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima jika taraf
signifikan bernilai ≤ 0.05. Sedangkan jika taraf signifikan ≥ 0,05
maka hipotesis tidak dapat diterima.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf
signifikan bernilai ≤ 0.05 berarti Ha diterima dengan
pengecualian karakteristik individu, karena karakteristik individu
bernilai ≥ 0,05. Maka hipotesis yang diterima sebagai berikut :
Ha : Ada hubungan antara dukungan sosial dengan
ketenagan jiwa pada penyintas kanker di Komunitas
Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta.
-
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan pada data-data
kuantitatif (angka) yang dikumpulkan melalui prosedur
pengukuran dan dilah dengan metoda analisis statistika. Semua
variabel yang terlibat harus diidentifikasikan dengan jelas dan
terukur.56
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan
survey.
Menurut Sugiyono, survey adalah penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan
hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.57
Adapun desain penelitian ini, menggunakan penelitian
korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan informasi
mengenai hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan
variabel lainnya.58
Pada penelitian ini untuk menentukan
hubungan antara dukungan sosial dengan ketenangan jiwa
56
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, hal 5-6 57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung : Alfabeta, 2011), hal 11 58
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya,
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006)
-
36
penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and Support
Center (CISC).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Ruang Serbaguna Lantai 3 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) Jalan Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat. Proses
penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5 bulan, yaitu mulai
7 September 2019 sampai 8 Februari 2020.
Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan peneliti
memilih komunitas ini adalah :
1. Komunitas CISC merupakan komunitas yang melakukan
penyuluhan kepada penyintas kanker dalam hal fisik
maupun psikis.
2. Komunitas CISC sudah berdiri sejak 2003 dan sudah
berusia 17 tahun yang berarti komunitas kanker terlama
di Indonesia.
3. Komunitas yang aktif melakukan penyuluhan sosial
kepada para penyintas kanker dan mempunyai program
yang bervariatif dan bermanfaat untuk para penyintas
kanker.
C. Populasi dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generalisasi hasil penelitian.59
Kelompok subjek yang
dijadikan populasi harus memiliki beberapa ciri atau karakteristik
bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Alfabeta Bandung, 2013,
hal 142-143
-
37
Suatu populasi dapat mencakup karakteristik-katakteristik
individual.
Adapun karakteristik populasi pada penelitiam ini adalah
sebagai berikut :
a. Beragama Islam;
Peneliti memilih responden yang beragama Islam karena
Islam merupakan agama yang paling banyak dianut di Indonesia
berdasarkan data dari Databoks yang menyatakan 256,820,000
(85%) penduduk Indonesia beragama Islam.60
b. Anggota Komunitas Cancer Information Support Center
(CISC) Jakarta;
c. Mengikuti Support Group Komunitas Cancer Information
Support Center (CISC) Jakarta.
Berdasarkan karakteristik tersebut, maka jumlah populasi
pada penelitian ini adalah 50 penyintas yang mengikuti Support
Group Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta dari total 150 penyintas yang bergabung.
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, penetapan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling (sampel
acak) yaitu metode pengambilan sampel dengan acak kepada
objek yang bersifat homogen.61
60
Hari Widowati, diunggah pada 24 September 2019, 09.46 WIB, ,
Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Agama (2010-2050) diunduh pada 21
Mei 2020, 20.58 WIB dari databoks.katadata.co.id 61
Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta:
LP3ES, Mei 2017), Cet. 32 (Edisi Revisi), h. 172.
-
38
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus
Slovin dengan rumus sebagai berikut :
n = N = 50 = 44,44 dibulatkan menjadi 45
1+N(e)2
1+50(0,05)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (5%)
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data
diperoleh.62
Peneliti menggunakan dua sumber data pada penelitian
ini, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber
pada penelitian ini adalah Koordinator Support Group,
Koordinato Rumah Singgah, dan Pengurus bidang Media dan
Informasi. 63
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti
sebagai penunjang dari sumber pertamnya atau dapat dikatakan
data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun
dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah
dokumentasi dan kuesioner.64
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik,(Jakarta Rajawali, 1987) h. 129 63
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Rajawali, 1987),
h. 93 64
Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Rajawali, 1987),
h. 94
-
39
E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel
independen 1(X1), variabel dependen 2 (X2), dan variabel
dependen (Y).
a. Variabel Independen(X)
Variabel independen adalah (X) variabel yang variasinya
mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel lain.
Dapat pula dikatakan bahwa variabel independen adalah variabel
yang mempengaruhi variabel lain yang hendak diketahui.65
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu dukungan
sosial. Definisi konseptual dukungan sosial yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah dorongan secara emosional, penghargaan ,
instrumental, informasi dan dukungan kelompok yang
dilaksanakan secara intens oleh penyuluh kepada penyintas
kanker untuk membantu individu untuk mendapat ketenangan
jiwa.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel penelitian yang diukur
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain.
Besarnya efek tersebut dapat diamati dari ada-tidaknya, timbul-
hilangnya, membesar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang
tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termaksud.66
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketenangan
jiwa. Definisi konseptual dari ketenangan jiwa yang dimaksud
65
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 92. 66
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 91.
-
40
dalam penelitian ini adalah ketenangan jiwa secara emosional dan
spiritual yang didapatkan oleh penyintas kanker di Komunitas
Cancer Information and Support Center (CISC). Adapun definisi
operasional secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi atau pengamatan
Observasi adalah proses pengumpulan informasi open-ended
(terbuka) dengan mengobservasi/mengamati orang dan tempat
suatu lokasi penelitian.67
Adapun observasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan
dukungan sosial yang dilakukan penyuluh terhadap penyintas
kanker di Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
Jakarta.
Observasi ini berguna untuk mendapatkan informasi secara
rinci sebelum melakukan penelitian dan sebagai dasar untuk
menentukan arah dan tujuan dari penelitian ini.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan bentuk instrumen pengumpulan data
penelitian yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan.
Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner dapat
dikategorikan sebagai data faktual. Oleh karena itu, reliabilitas
hasilnya sangat banyak bergantung pada kejujuran subjek
penelitian sebagai responden, sedangkan peneliti dapat
67John Creswell, Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan
Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),
Cet. 1, h. 422.
-
41
mengupayakan peningkatan reliabilitas hasilnya dengan
penyajian kalimat-kalimat yang jelas dan disampaikan dengan
strategi yang tepat.68
Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data dari responden yaitu penyintas kanker di
Komunitas Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta.
Menurut Sugiyono, pengumpulan data apabila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan
sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
susmber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpul data.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan
sebagainya.69
Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan
kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Komunitas Cancer
Information Support Center (CISC) Jakartaberupa catatan-catatan
tertulis, foto-foto, dan video. Peneliti juga mencari dokumen-
dokumen tertulis yang relevan dengan penelitian ini.
G. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini digunakan skala likert untuk mengetahui
pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup penyintas
kanker di Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)
68
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 143. 69
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV, h. 236.
-
42
Jakarta. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk
mengatur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang suatu objek
atau fenomena tertentu.Berikut skor untuk skala likert yang
diadopsi menjadi skala semi likert.70
Tabel 1. Skor Skala Semi Likert
No. Alternatif Skala Likert Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Tidak Setuju 2 4
4. Sangat Tidak Setuju 1 5
1. Skala Dukungan Sosial
Skala yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial dari
subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan lima
aspek dukungan sosial menurut Sarafino71
yaitu dukungan
emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental,
dukungan penghargaan dan dukungan kelompok. Skala dukungan
sosial ini terdiri atas aitem positif dan negatif atas lima alternatif
jawaban menggunakan skala likert. Blueprint skala dukungan
sosial sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 2
70
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Depok :
Rajawali Pers) hal 138 71
Dosen Pendidikan, “Pengertian, Sumber, Bentuk-bentuk, Manfaat
dan Faktor Dukungan Sosial”, , diunduh pada 18 Juli 2019 pukul 11.30 WIB
-
43
Tabel 2. Blueprint skala dukungan sosial sebelum uji coba
No Aspek Nomor Butir Jumlah Positif Negatif
1 Dukungan Emosional 1,2,3,4 4
2 Dukungan penghargaan 5,6,7 8 4
3 Dukungan instrumental 9,10,11 12 4
4 Dukungan informasi 13,15,16 14 4
5 Dukungan kelompok 17,18,19,20 4
Jumlah total 17 3 20
2. Skala Ketenangan jiwa
Skala yang digunakan untuk mengukur ketenangan jiwa dari
subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan enam
karakteristik ketenangan jiwa menurut Hakim72
, yaitu jiwanya
tidak berontak (rileks), dapat menerima kenyataan sebagaimana
mestinya (pasrah), selalu beraksi positif dalam menghadapi setiap
masalah, mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan ,
masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat
(mampu beradaptasi), memahami kelebihan dan kelemahan diri
pribadi maupun menjalani kehidupan sesuai dengan batas-batas
kemampuan diri (mengenal diri), dan hidup harus sesuai dengan
ajaran agama (taat).
Skala ketenangan jiwa ini terdiri atas 30 item positif dan
negatif atas lima alternatif jawaban menggunakan skala likert.
Blueprint skala ketenagan jiwa sebelum uji coba dapat dilihat
pada Tabel 3.
72
Hakim Thursan, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara
Hadi, Jakarta, 2002, hal 35
-
44
Tabel 3. Blueprint skala ketenangan jiwa sebelum uji coba
No Aspek Nomor Butir Jumlah Positif Negatif
1 Rileks 21,22,23 24 4
2 Pasrah 25,27,28 26 4
3 Beraksi positif 29,30,32 31 4
4 Mampu beradaptasi 33,34,35,36 4
5 Mengenal diri 37,38,39,40 4
6 Taat pada agama 41,42,43,44 4
Jumlah total 21 3 24
Selanjutnya untuk mengecek keetepatan pengukuran dan
mengukur konsistensi instrument penelitian, dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk
mengukur ketepatan instrumen penelitian.73
Sedangkan uji
reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen
penelitian.74
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrumen
yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan
korelasi berganda. Cara analisisnya adalah mengkorelasikan
antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai
total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien
korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya
dengan membandingkannya dengan tabel r. Butir pertanyaan
dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05.
73
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV hal 328 74
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 133
-
45
Adapun yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu
data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.
Menurut Sugiyono bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid
menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh
peneliti.75
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi
Microsoft Excel dengan metode Corrected item-Total Correlation
dengan cara mengorelasikan masing-masing indicator dengan
skor total indicator. Dara pengambilan keputusan pada uji
validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ (0,44) r tabel, maka butir pernyataan
valid.
b. Jika r hitung ≤ (0, 44) r tabel, maka butir pernyataan
tidak valid.
Berdasarkan hasil uji validitas di Rumah Singgah Cancer
Information Support Center (CISC) dengan teknik Product
Momen yang diuji cobakan kepada 20 Penyintas. Dari 44 item
butir pernyataan terdapat 25 item yang valid dan 19 item yang
tidak valid. Hasil uji validitas secara lebih rinci dapat dilihat
dalam Lampiran 2.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut
konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di
75
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta,
2018) Cet. 1 hal 172
-
46
lain tempat. Perlu diketahui bahwa yang diuji reliabilitas
hanyalah nomor soal yang sahih saja. Metode yang biasa
digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulan dan
teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap
gasal, belah tengah, belah acak, kuder richardson, teknik hoyd
dan alpha cronbach.
Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk
menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Indikator pengukuran reliabilitas
menurut Sekaran76
yang membagi tingkatan reliabilitas dengan
kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:
1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik
2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima
3) kurang dari 0,6= Reliabilitas kurang baik
Tabel . Hasil Uji Reliabilitas Ska Dukungan Sosial dan
Ketenangan Jiwa