TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER DI...

1

Transcript of TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER DI...

  • TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER

    DI KOMUNITAS CANCER INFORMATION AND

    SUPPORT CENTER (CISC) JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh

    DEBBY SAHARA

    NIM. 11150520000028

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1441 H/2020 M

  • PERNYATAAN

    Yar-rg bertanda tangan dibarvah ini :

    : Debby Sahara

    : I I 150520000028

    Nama

    NIM

    Dengan ini r.nenyatakan bahr,va sk'ipsi yang berjudul TINGLATKETENANGAN JI\YA PENYINTAS KANKER DI KONIUNITASCANCER INFORMATION AND SLTPPORT CEIITER (CISC) adalahbenar hasil karya sencliri dan ticlak rnelakukan plagiat clalan-rpen)'usuna1x1ya. Adapun kutipan Yang acla clalar:n peru,uslrllan karya ini

    telah saya cantunikan sumber kutipannva clalarn skripsi. Saya bcrsedia

    nrelakukan proses yang sel-nestinva sesuai clengan pcraturan perundangan

    yang bcriaku jika ternliata. skripsi ini sebagian atau keseluruhantnerupakan plagiat dari kar1,a orang lain.

  • Muhtar Mochamad Solihin, M. Si

    NUPN. 992011324

    TINGKAT KETENANGAN JIWA PENYINTAS KANKER

    DI KOMUNITAS CANCER INFORMATION AND

    SUPPORT CENTER (CISC) JAKARTA

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

    Oleh

    Debby Sahara

    NIM. 11150520000028

    Pembimbing

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1441 H/2020 M

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Skripsi berjudul “Tingkat Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di

    Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC) Jakarta”

    telah diujikan dalam sidang munaqosyah Program Studi Bimbingan dan

    Penyuluhan Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

    12 Mei 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

    gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi.

    Ketua

    Sidang Munaqosyah

    Sekretaris

    Jakarta, 11 Juni 2020

    Ir. Noor Bekti Negoro, SE., M. Si

    NIP. 19650301 199903 1 001 Artiarini Puspita Arwan, M. Psi

    NIP. 19861109 201101 2 016

    Penguji 1

    NIP. 19741021 200801 1 009

    Penguji 2

    Dra. Rini Laili Prihatini, M. Si

    NIP. 19690607 199503 2 003

    Pembimbing

    Muhtar Mochamad Solihin, M.Si

    NUPN. 9920113247

    Dr. Fauzun Jamal, Lc., MA

  • i

    ABSTRAK

    Debby Sahara, 11150520000028, Tingkat Ketenangan Jiwa Penyintas

    Kanker di Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)

    Jakarta, dibawah bimbingan Muhtar Mochamad Solihin, M. Si, 2020

    Penyintas kanker diharapkan memiliki ketenangan jiwa yang tinggi

    agar mampu melalui masa pengobatan yang cukup berat dan kembali

    beraktifitas. Salah satu upaya untuk meningkatkan ketenangan jiwa

    penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and Support Center

    (CISC) Jakarta tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan kegiatan

    dukungan sosial secara rutin dan optimal.

    Penelitian ini bertujuan untuk :(1)mendeskripsikan tingkat

    ketenangan jiwa;(2)menganalisis hubungan dukungan sosial dengan

    ketenangan jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and

    Support Center (CISC) Jakarta. Penelitain ini menggunakan teori dukungan

    sosial Sarafino dan ketenangan jiwa Hakim.

    Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis

    penelitian survey. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah random

    sampling dengan jumlah sampel 45 penyintas. Analisis data menggunakan

    uji spearman’s rank. Program yang digunakan untuk mengolah data adalah

    Microsoft Excel dan SPPS for Windows 22.0

    Hasil penelitian ini menemukan: (1)Tingkat ketenangan jiwa

    Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation and Support Center

    (CISC) Jakarta tergolong tinggi, hal ini diketahui dari hasil perhitungan

    distribusi frekuensi untuk variable Y (ketenangan jiwa), dengan 25 penyintas

    (55,56%) mendapatkan skor tinggi dan 20 penyintas (44,44%) mendapatkan

    skor rendah.(2) Terdapat hubungan kuat dan positif antara dukungan sosial

    dengan ketenangan jiwa Penyintas kanker di Komunitas Cancer Infornation

    and Support Center (CISC) Jakarta dengan nilai signifikansi 0,000 atau

    kurang dari 0,05 dan nilai korelasi Spearman Rank sebesar 0,740.

    Kata Kunci : Dukungan sosial, ketenangan jiwa Penyintas Kanker,

    Komunitas CISC Jakarta

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmanirrohim

    Dengan menyebut nama Allah SWT, yang Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada

    Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan para

    pengikutnya yang sampai akhir zaman. Alhamdulillah peneliti mampu

    menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Tingkat Ketenangan

    Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information and Support

    Center (CISC) Jakarta”.

    Peneliti mengucapkan terima kasih kepada orangtua peneliti, Ibu

    Sarwi Wiyati Asih dan Bapak Feri Syarifudin Intan yang tak henti

    menunjukkan rasa sayang dan motivasi kepada peneliti, serta menjadi alasan

    terbaik bagi peneliti agar terus semangat dan berusaha secara maksimal

    dalam meraih cita-cita yang diharapkan. Selain itu, peneliti juga ingin

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi beserta wakil dekan dan jajarannya yang telah

    membimbing dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    2. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si dan Artiarini Puspita Arwan, M.Psi

    selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Bimbingan Penyuluhan

    Islam.

    3. Muhtar Mochamad Solihin, M.Si yang senantiasa meluangkan waktu,

    tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam

    pengerjaan skripsi ini.

  • iii

    4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

    Jakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat

    kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Jakarta.

    5. Kepada pihak Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi dan Pusat Perpustakaan UIN Jakarta yang telah

    menyediakan buku sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini

    6. Kepada keluarga besar Komunitas Cancer Information and Support

    Center (CISC) Jakarta terutama Ibu Aryanthi Baramuli Putri, SH,

    MH. selaku Ketua Umum Komunitas Cancer Information and

    Support Center (CISC), Ibu Sri Sri Suharti R. selaku Ketua Harian,

    Ibu Megawanti Tanto selaku Koordinator Rumah Singgah Komunitas

    Cancer Information and Support Center (CISC), Ibu drh. Linda

    Gunawan selaku Koordinator Support Group, Mas Asep Nurjen

    selaku Seksi Bidang Informasi dan media dan para pengurus Rumah

    Singgah Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)

    yaitu Mas Karman, Mas Iyan dan Mas Aul.

    7. Pengurus Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang telah

    menyediakan tempat Suppot Group Komunitas Cancer Information

    and Support Center (CISC).

    8. Kakak dan Adik peneliti yang senantiasa memotivasi dan memberi

    dukungan untuk selalu semangat meraih cita-cita.

    9. Seluruh Keluarga BPI 2015 yang merupakan teman seperjuangan

    penulis selama menempuh pendidikan di kampus. Sungguh

    pengalaman dan kisah yang luar biasa dengan kalian.

    10. Teman- teman Praktikum Mikro di PSKW dan Makro Ngampo Alfi,

    Rini, Astri Amalia, Aji Putra, Tiara, Atun, Farhan, Silmi, Era, Fitri,

    Zubed, dan Ismail.

  • iv

    11. Teruntuk sahabat peneliti Ulfi, Chalisa, Syita yang senantiasa

    membantu, memotivasi dan meyemangati peneliti dalam penelitian

    ini, terutama sahabat yang satu tempat tinggal Maryam yang selalu

    sabar menghadapi dan menemani peneliti dalam menyusun skripsi

    ini.

    12. Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu

    tanpa mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terimakasih.

    Semoga semua bantuan dan perhatian yang tercurah mendapat

    balasan pahala berlipat dari Allah SWT. Selain itu semoga apa yang menjadi

    cita-cita dan impian kita semua terwujud di masa depan serta mendapat ridho

    dan keberkahan dari Allah SWT. Aamiin.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

    Namun penulis berharap adanya masukan, saran dan kritik yang membangun

    supaya menjadi acuan pembelajaran yang baik bagi penulis. Akhir kata

    semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi para pembaca pada umumnya

    dan bagi segenap keluarga besar jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

    Jakarta, Mei 2020

    Debby Sahara

  • v

    DAFTAR ISI

    PERNYATAAN

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

    LEMBAR PENGESAHAN

    ABSTRAK ....................................................................................................i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................ii

    DAFTAR ISI.................................................................................................v

    DAFTAR TABEL ........................................................................................vii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................viii

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

    A. Latar Belakang ...................................................................................1

    B. Batasan dan Rumusan Masalah .........................................................10

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..........................................................11

    D. Tinjauan Pustaka ................................................................................13

    E. Sistematika Penulisan ........................................................................18

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................20

    A. Dukungan Sosial ................................................................................20

    B. Ketenangan Jiwa ................................................................................26

    C. Hubungan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa .....................30

    D. Kerangka Berfikir ..............................................................................31

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................35

    A. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................................35

    B. Waktu dan Tempat .............................................................................36

    C. Populasi dan Sampel ..........................................................................36

    D. Sumber Data.......................................................................................38

    E. Variabel dan Definisi Operasional .....................................................39

    F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................40

    G. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................41

    H. Teknik Analisis Data..........................................................................46

  • vi

    BAB IV TEMUAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ......49

    A. Gambaran Umum Komunitas CISC ..................................................49

    1. Sejarah Komunitas CISC .............................................................49

    2. Struktur Kepengurusan dan Keanggotaan Komunitas CISC .......51

    3. Visi dan Misi Komunitas CISC ...................................................54

    4. Profil Komunitas CISC ................................................................55

    5. Kegiatan Komunitas CISC. ..........................................................55

    B. Temuan Hasil Penelitian ....................................................................57

    1. Karakteristik Individu Responden ...............................................57

    2. Gambaran Umum Ketenangan Jiwa Responden..........................59

    3. Analisis Data Uji Korelasi ...........................................................60

    BAB V PENUTUP........................................................................................68

    A. Kesimpulan ........................................................................................68

    B. Saran ..................................................................................................69

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................70

    LAMPIRAN..................................................................................................73

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Skala Likert .................................................................................... 44

    Tabel 2.Blueprint Skala Dukungan Sosial ................................................... 45

    Tabel 3.Blueprint Skala Ketenangan jiwa ................................................... 46

    Tabel 4. Hasil Uji Relibialitas ...................................................................... 48

    Tabel 5. Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan................................. 50

    Tabel 6. Jenis Kelamin Responden .............................................................. 59

    Tabel 7. Jumlah Usia Responden ................................................................. 60

    Tabel 8.Tingkat Pendidikan Responden ...................................................... 61

    Tabel 9. Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker

    di Komunitas CISC ........................................................................62

    Tabel 10. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu Responden

    dan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa .......................... 66

    Tabel 11. Nilai Koefisien Korelasi Karakteristik Individu Responden

    dengan Ketenangan Jiwa.............................................................. 65

    Tabel 12. Nilai Koefisien Korelasi Bagian Dukungan Sosial dengan

    Ketenangan Jiwa .......................................................................... 66

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker

    pada Penduduk Dunia Tahun 2012 .............................................. 1

    Gambar 2. Kerangka Berfikir Penelitian Hubungan Dukungan Sosial

    dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker ................................ 35

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit kanker tentu sudah tidak asing bagi penduduk

    Indonesia. Setiap tahunnya ada penduduk yang meningggal

    karena kanker. Pengetahuan yang minim dan keterlambatan

    dalam penanganan penyakit kanker menjadi salah satu faktor

    utama kematian. Beban penyakit kanker yang merupakan

    penyakit tidak menular (TPM) atau Non-Comunicable Disesase

    (NCD) diantara faktor usia dan transisi kesehatan. Penyakit

    kronis salah satunya kanker dapat menyebabkan kematian pada

    usia produktif berkisar 30 tahun sampai 70 tahun dapat dilihat

    pada Gambar 1.1

    Gambar 1. Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat

    Kanker pada Penduduk Dunia Tahun 20122

    1Agus Sutopo dkk, Kajian Indikator Suistainable Development Goals

    (SDGs), (Jakarta : Badan Pusat Statistik, 2014) hal 42 2GLOBOCAN 2012 (IARC), Section of Cancer Surveillance

    0 20 40 60

    Paru

    Kolorektal

    Perut

    Serviks

    Kandung kemih

    Leukimia

    Ginjal

    Tiroid

    Kematian

    Kasus Baru

  • 2

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)

    dalam Buletin Jendela Data dan Informasi menyatakan bahwa

    berdasarkan data Globocan, International Agency for Research n

    Cancer (IARC) bahwa pada tahun 2012 terdapat 14.067.894

    kasus baru kanker dan 8.201.575 kematian akibat kanker di

    seluruh dunia. Pada gambar 1 menunjukkan bahwa kanker

    payudara, kanker prostat, dan kanker paru merupakan jenis

    kanker dengan prosentase kasus baru tertinggi yatu sebesar

    43,3%, 30,7%, dan 23,1%. Sementara itu, kanker paru dan kanker

    payudara merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker.3

    Pasien Kanker di Indonesia sampai saat ini masih meningkat.

    Data tahun ini menunjukkan bahwa angka kejadian kanker di

    Indonesia terjadi pada 136,6 per 100.000 penduduk, berada pada

    urutan ke-8 se-Asia Tenggara dan ke-23 di Asia. Untuk jenis

    kanker yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia

    berbeda pada tiap jenis kelamin. Untuk laki-laki adalah kanker

    paru yaitu sebesar 19,4 per 100.000 penduduk.

    Kemudian diikuti dengan kanker hati sebesar 12,4 per

    100.000 penduduk. Angka kejadian perempuan yang tertinggi

    adalah kanker payudara yakni 42,1 per 100.000 penduduk dan

    kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk.4

    3Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Situasi Penyakit

    Kanker, (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesehatan, Buletin Semester 1,

    2015), hal 3 4Khadijah Nur Azizah, Detik.com “Jumlah Pengidap Kanker Naik,

    Ini 4 Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia”, diunggah pada 31 Januari 2019,

    httpss://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-penyintas-

    kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesia,“, diunduh pada 27

    Juni 2019 10.15 WIB

    https://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesiahttps://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesiahttps://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesiahttps://m.detik.com/health/berita-detikhealth/d-4409201/jumlah-pengidap-kanker-naik-ini-4-jenis-kanker-terbanyak-di-indonesia

  • 3

    Jumlah penderita dan meninggal karena kanker meningkat

    tajam dalam enam tahun terakhir. Data tersebut dikeluarkan oleh

    WHO pada 2018 ini sekitar 9,6 juta orang meninggal dunia

    karena kanker. Enam tahun lalu angka kematian karena kanker

    baru 8,2 juta orang.5

    Berdasarkan data tersebut, kanker termasuk salah satu

    penyakit kronis yang dapat mengakibatkan emosi yang tidak

    stabil. Ross menyebutkan bahwa ada lima tahap reaksi emosi

    yang berhubungan dengan penyakit kronis, yaitu :

    1. Penyangkalan (denial)

    2. Kemarahan (anger)

    3. Tawar-menawar (barganing for extra)

    4. Depresi (depression)

    5. Penerimaan diri (acceptance).6

    Reaksi emosi tersebut karena penyintas kanker melalui

    serangkaian pengobatan yang memerlukan biaya relatif mahal

    dan memerlukan waktu sampai sel-sel kanker dinyatakan hilang.

    Selain membutuhkan waktu dan biaya, penyintas kanker pun

    merasakan efek samping dari berbagai pengobatan.

    Kemoterapi merupakan salah satu contoh pengobatan yang

    mengakibatkan efek samping. Efek samping tersebut yaitu

    5Zahrina Yustisia, Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta Orang

    Meninggal Karena Kanker”, diunggah 13 September 2018,

    https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-

    meninggal-karena-kanker-1536829633412804512, diunduh pada 18 Juli 2019

    pukul 11.40 WIB 6Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :

    McGraw-Hill,2009) hal 554

    https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512https://kumparan.com/@kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512

  • 4

    kerontokan pada rambut, cepat lelah dan juga menjadi kurang

    bergairah dalam menjalani kehidupan.7

    Selain memiliki efek samping pada fisik, kemoterapi pun

    memiliki efek samping pada psikologis. Wijayanti menyebutkan

    beberapa dampak psikologis penyintas kanker yaitu

    ketidakberdyaan, kecemasan, rasa malu, harga diri menurun,

    stress dan depresi.

    1. Ketidakberdayaan

    Ketidakberdayaan adalah kondisi psikologis yang disebabkan

    oleh gangguan motivasi, proses kognisi, dan emosi sebagai hasil

    pengalaman di luar control organisme. Ketidakberdayaan pada

    penyintas kanker bisa terjadi karena proses kognitif pada

    penderita yang berupa pikiran bahwa usahanya selama ini untuk

    memperpanjang hidupnya atau mendapatkan kesembuhan,

    ternyata menimbulkan efek samping.

    2. Kecemasan

    Kecemasan adalah keadaan psikologis yang disebabkan oleh

    adanya rasa khawatir yang terus-menerus ditimbulkan oleh

    adanya inner conflict. Dampak kecemasan yang muncul pada

    penyintas kanker adalah berupa rasa takut bahwa usianya akan

    singkat. Selain itu, kecemasan timbul karena seseorang yang

    awalnya merasa sehat, tiba-tiba diberitahu bahwa dirinya

    mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Maka, timbul

    penolakan.

    7Rama Dinanda, Mengenal Seluk Beluk Kanker, (Yogyakarta :

    Katahati, 2009) hal 45

  • 5

    Penolakan yang penuh kecemasan ini terjadi karena mungkin

    ia memiliki banyak rencana akan masa depan, ada harapan pada

    kemajuan kesehatannya, dan itu seolah terhempas.

    3. Rasa Malu

    Rasa malu merupakan suatu keadaan emosi yang kompleks

    karena mencakup perasaan diri negatof. Perasaan malu pada

    penderita kanker muncul karena ada perasaan dimana ia memiliki

    mutu kesehatan yang rendah dan kerusakan dalam organ.

    4. Harga Diri Menurun

    Sebagai penderita penyakit kanker, disebutkan bahwa pada

    diri penyintas mengalami perubahan konsep diri. Harga diri

    merupakan konsep diri, maka bila konsep diri menurun diartikan

    bahwa harga dirinya juga turun. Menurunnya harga diri sejalan

    dengan memburuknya kondisi fisik.

    5. Stres

    Stres yang muncul sebagai dampak pada penyintas kanker

    mefokuskan seseorang terhadapt stressor. Stressor dalam hal ini

    adalah penyakit kanker yang diderita. Stres dipengaruhi oleh

    beberapa hal, salah satunya dukungan sosial. Dukungan sosial

    sangat berguna untuk menjaga kesehatan seseorang dalam

    keadaan stress.

    6. Depresi

    Depresi adalah satu masa terganggunya fungsi manusia yang

    berkaitan dengahn alam perasaan yang sedih dan gejala

    penyertanya. Termasuk perubahan pola tidue dan nafsu makan,

    konsentasi, kelelahan, dan rasa putus asa. Salah satu akibat dari

  • 6

    kecemasan yang berupa usianya akan singkat, menjadikan

    perasaan putus asa dalam diri penyintas kanker.8

    Dampak psikologis yang terjadi pada penyintas kanker

    tersebut mengartikan bahwa penyintas tidak memiliki ketenangan

    jiwa berdasarkan karakteristik ketenangan jiwa menurut Hakim

    yaitu jiwanya tidak berontak, dapat menerima kenyataan

    sebagaimana mestinya, selalu bereaksi positif dalam menghadapi

    masalah, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,

    masyarakat dan norma-norma yang berlaku, memahami

    kelebihan dan kelemahan diri pribadi, dan hidup harus sesuai

    ajarana agama.

    Ketenangan jiwa merupakan istilah psikologi yang terdiri

    atas dua kata yaitu ketenangan dan jiwa. Ketenangan berasal dari

    kata tenang yang berarti diam tidak berubah-ubah, tidak gelisah,

    tidak susah, tidak gugup betapapun keadaan gawat, tidak rebut

    dan tidak tergesa-gesa.9 Sedangkan jiwa berasal dari kata psyche

    yang berarti jiwa, nyawa, atau alat berfikir. Sedangkan dalam

    bahasa Arab disebut Al-nafs.10

    Ketenangan jiwa dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

    menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain, masyarakat dan

    lingkungan serta dengan lingkungan di mana ia hidup. Sehingga

    orang dapat menguasai faktor dalam hidupnya dan

    menghindarkan tekanan-tekanan perasaan yang membawa kepada

    8Triana Wijayanti, Dampak Psikologis pada Perempuan Kanker

    Payudara, (Jakarta : EGC Williams, 2007) hal 34 9Depatemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemahan, (Jakarta :

    Pena Pundi Aksara, 2002) hal 80-100 10

    Irwanto dkk, Psikologi Umum, (Jakarta : PT Grafindo Pustaka

    Utama, 1991), hal 3

  • 7

    frustasi. Ketenagan jiwa penyintas kanker berbeda dengan

    manusia yang sehat.11

    Wijayanti menyebutkan bahwa salah satu yang

    mempengaruhi stress adalah dukungan sosial. Dukungan sosial

    berguna untuk menjaga kesehatan sesorang.12

    Hal tersebut senada

    dengan Taylor yang menyatakan bahwa dukungan sosial yang

    diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan,

    dicintai, timbul rasa percaya diri da kompeten.13

    Adapun dukungan sosial dari sudut pandang Psikologi

    Komunitas merupakan suatu proses spesifik berlangsung dalam

    kehidupan komunitas, berupa suatu jaringan sosial dibentuk oleh

    orang-orang yang saling berinteraksi. Unit terkecil atau simpul

    dari jaringan sosial tersebut adalah hubungan (interaksi) antara 2

    orang (dyad). Tujuan dukungan sosial untuk membantu seseorang

    mencapai kebahagiaan.14

    Al-Qur’an pun memerintahkan untuk memberikan dukungan

    sosial berupa pesan dan kasih sayang kepada sesama dan orang

    yang membutuhkan. Ayat yang sesuai dengan penjelasan tersebut

    yakni Q.S. Al-Balad : 17 yang berbunyi :

    ْبرَِّ َوتََواَصْوا ٰاَمنُْوا ال ِذْيهََّ ِمهََّ َكانََّ ثُم َّ َّ َوتََواَصْوا بِالص بِاْلَمْرَحَمِة

    11

    Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, cet. 9, (Jakarta: Gunung

    Agung, 1982) h. 11-12 12

    Triana Wijayanti, Dampak Psikologis pada Perempuan Kanker

    Payudara, (Jakarta : EGC Williams, 2007) hal 35 13

    Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :

    McGraw-Hill,2009) hal 554 14

    Istiqomah Wibowo, dkk, Psikologi Komunitas, (Depok, LPSP3, Cet.

    II, 2013), hal 33-34

  • 8

    Artinya : “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang

    beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling

    memberi kasih sayang” (Q.S. Al-Balad :17)15

    Beberapa orang yang menjadi penyintas kanker tergerak

    hatinya dan mendirikan sebuah komunitas yang bertujuan untuk

    memberikan dukungan dan informasi kepada sesama penyintas

    kanker. Komunitas tersebut diberi nama Cancer Information and

    Support System (CISC) yang telah berdiri selama 16 tahun sejak

    2003 lalu.

    Komunitas ini terdiri dari dokter yang professional serta para

    penyintas kanker yang telah lebih dulu berjuang melawan kanker.

    Oleh karena itu, menjadi penting untuk diteliti mengenai

    dukungan sosial yang diberikan komunitas Cancer Information

    and Support System (CISC) pada penyintas kanker.

    Penelitian ini penting untuk diteliti karena berdasarkan teori

    Wijayanti dan hasil observasi peneliti, penyintas kanker terus

    meningkat dan membutuhkan dukungan bukan hanya dari

    kelurga, namun dari sebuah komunitas yang berpengalaman dan

    dapat merasakan apa yang dirasakan oleh penyinta kanker.

    Dengan begitu, diharapkan penyintas kanker dapat menjalankan

    pengobatan dengan tenang.

    Penelitian ini menarik juga untuk diteliti karena belum ada

    yang meneliti tentang hubungan dukungan sosial dari Komunitas

    Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta dengan

    ketenangan jiwa pada penyintas kanker dalam menjalani

    15

    Depatemen Agama RI. (2002). Mushaf Al-Qur’an Terjemahan.

    Jakarta : Pena Pundi Aksara hal 1051

  • 9

    pengobatannya. Beberapa penelitian sebelumnya belum meneliti

    tentang hubungan dukungan jiwa dengan ketenangan jiwa pada

    penyintas kanker, Pratiwi dalam skripsinya menyebutkan bahwa

    adanya pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup

    lansia.16

    Hal yang sama pada penelitian Bukhori membahas

    tentang hubungan kebermaknaan hidup dengan dukungan sosial

    keluarga pada kesehatan mental narapidana.17

    Selain itu, Maria

    dalam penelitiannya membahas tentag hubungan dukungan sosial

    dengan harga diri pada remaja penderita tunadaksa. 18

    Adapun penelitian sebelumnya mengenai ketenangan jiwa,

    beberapa menghubungkan dengan dzikir seperti skripsi Astuti

    tentang pelaksanaan dzikir untuk menumbuhkan ketenangan jiwa

    narapidana kelas IIB Boyolali.19

    Hal yang sama disebutkan oleh

    Sari bahwa pengalaman dzikir dapat mempengaruhi ketenangan

    jiwa.20

    Selain itu, Suriyanti (2009) menyebutkan bahwa adanya

    16

    Pratiwi Yusnia, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas

    Hidup Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Pancoran Jakarta

    Selatan, (Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial, FIDIK, UIN Jakarta 2016) 17

    Baidu Bukhori, Hubungan Kebermaknaan Hidup dan Dukungan

    Sosial Keluarga dengan Kesehatan Mental Narapidana, Junal Ad-Din, Vol. 4

    No. 1, 2012 18

    Florentia Anggun Maria, , dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan

    Harga Diri pada Remaja Penderita Tunadaksa di Yayasan Pembinaan Anak

    Cacat Kota Malang, (Nursing News, Jurnal Ilmiah Keperawatan, Vol. 2 No.3.

    2017 ) 19

    Diah Puji Astuti, Pelaksanaan Dzikir untuk Menumbuhkan

    Ketenangan Jiwa Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Boyolali,

    (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam IAIN Purbolinggo, 2017) 20

    Ayu Efita Sari, Pengaruh Pengalaman Dzikir terhadap Ketenangan

    Jiwa di Majlisul Dzakirin Kamulan Trenggalek (Skripsi S1 Jurusan Tasawuf

    Psikoterapi, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Tulungagung,

    2015)

  • 10

    dampak kekhusyuan sholat fardhu terhadap ketenangan jiwa

    pasien rawat inap. 21

    Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk

    melakukan penelitian di Komunitas Cancer Information Support

    Center (CISC) Jakarta dengan mengambil judul skripsi “Tingkat

    Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas Cancer

    Information and Support Center (CISC) Jakarta”

    B. Batasan dan Rumusan Masalah

    1. Batasan Masalah

    Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka peneliti

    membatasi penelitian skripsi ini hanya berfokus pada bentuk

    dukungan sosial yang didapatkan oleh Penyintas Kanker di

    Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta, ada pun

    pembatasan hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa

    Penyintas Kanker di Cancer Information Support Center (CISC)

    Jakarta adalah:

    a. Dukungan Sosial adalah kenyamanan, perhatian,

    penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain

    atau kelompok kepada individu

    b. Ketenangan jiwa adalah kemampuan untuk

    menyesuaikan diri sendiri, dengan orang lain,

    masyarakat dan lingkungan serta dengan lingkungan di

    mana ia hidup.

    21

    Suriyanti, Dampak Kekhusyuan Shalat Fardhu terhadap

    Ketenangan Jiwa Keluarga Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Islam

    Muhammadiyah Kendal, (Skripsi S1 Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

    IAIN Walisongo, 2009)

  • 11

    c. Fokus penelitian pada Penyintas Kanker yang mengikuti

    Support Group dan aktif di Komunitas Cancer

    Information Support Center (CISC) Jakarta.

    2. Rumusan Masalah

    Komunitas Cancer Information Support Center (CISC) telah

    berjuang bersama dengan para penyintas kanker selama 16 tahun

    dan telah memiliki cabang 10 kota di Indonesia dengan berpusat

    di Jakarta. Program yang telah digalangkan pun sangat banyak.

    Komunitas ini tidak hanya memberikan dukungan melalui

    informasi, namun juga melalui seni dan olahraga. Jika dihitung

    secara menyeluruh terdapat 1000 lebih anggota Komunitas

    Cancer Information Support Center (CISC) se-Indonesia.

    Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan tersebut maka

    peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

    a. Bagaimana tingkat ketenangan jiwa penyintas kanker di

    Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)

    Jakarta?

    b. Bagaimana hubungan dukungan sosial dengan ketenangan

    jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer Information

    Support Center (CISC) Jakarta?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari

    penelitian ini adalah :

    a. Mendeskripsikan tingkat ketenangan jiwa penyintas

    kanker di Komunitas Cancer Information Support

    Center (CISC) Jakarta.

  • 12

    b. Menganalisis hubungan dukungan sosial dengan

    ketenangan jiwa penyintas kanker di Komunitas Cancer

    Information Support Center (CISC) Jakarta.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Manfaat Akademis

    1) Untuk memperkaya kajian ilmu pengetahuan di Program

    Studi Bimbingan Penyuluhan terutama dalam mata

    kuliah psikologi sosial dan psikologi komunitas.

    2) Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan

    kontribusi dalam pemikiran keilmuan yang dapat

    mengembangkan teori tentang dukungan sosial dan

    ketenangan jiwa penyintas kanker.

    b. Manfaat Praktis

    1) Untuk bahan evaluasi penyuluh dalam memberikan

    dukungan sosial kepada penyintas kanker di komunitas

    Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta agar

    mereka merasakan ketenangan dalam jiwanya.

    2) Sebagai bahan rujukan, informasi, dan tambahan

    referensi bagi masyarakat, mahasiswa, dan kalangan

    pembimbing atau penyuluh serta peneliti di bidang

    penyuluhan yang ingin mendalami tentang dukungan

    sosial dan ketenangan jiwa penyintas kanker di

    Komumitas Cancer Information Support Center (CISC)

    Jakarta.

    D. Tinjauan Pustaka

    Penelitian tentang dukungan sosial dan ketenangan jiwa telah

    banyak dilakukan. Namun, belum ada yang meneliti tentang

  • 13

    hubungan dukungan sosial dan ketenangan jiwa. Maka dari itu,

    untuk menghindari plagiarisme peneliti meninjau penelitian

    sebelumnya. Berikut beberapa penelitian yang relevansinya

    dengan judul skripsi peneliti antara lain:

    Penelitian Jannah dan Rohmatun tahun 2018 tentang

    Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada

    Penyintas Banjir Tambak Lorok. Penelitian Janah dan

    Rohmatun untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan

    resiliensi pada penyintas banjir rob di Tambak Lorok dengan

    populasi 308 orang dan sampel sebanyak 80 orang dengan

    metode kuantitatif. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai rxy = 0,428

    dengan taraf signifikan p= 0,000 (p>0,01). Hal tersebut

    menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara hubungan

    dukungan sosial dengan resiliensi. Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa semakin besar dukungan sosial semakin besar juga tingkat

    resiliensi penyintas banjir rob di Tambak Lorok dengan

    presentase sebesar 18, 3 %.22

    Kekurangan dalam penelitian Jannah dan Rohmatun adalah

    item pada kuesioner ini sedikit sehingga dimensi dari dukungan

    sosial dan resiliensi kurang tersampaikan dengan baik pada

    kuesioner. Kelebihan dalam penelitian tersebut adalah penentuan

    indikator yang sesuai dengan teori dan keadaan lapangan serta

    penjelasan hasil penelitian yang detail sehingga mudah dipahami.

    Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

    penentuan sampel dan variabel dependen yang digunakan. Pada

    22Syahria Nur Jannah dan Rohmatu, Hubungan antara Dukungan

    Sosial dengan Resiliensi pada Penyintas Banjir Tambak Lorok, 2018, Jurnal

    Vol.1 No.1

  • 14

    penelitian tersebut menggunakan teknik purposive sampling

    sedangkan penelitian ini menggunakan random sampling.

    Adapun variabel dependen yang digunakan pada penelitian

    tersebut yaitu resiliensi sedangkan pada penelitian ini

    menggunakan ketenangan jiwa sebagai variabel dependen.

    Penelitian Aushafi tahun 2017 tentang Pengaruh Dzikir

    terhadap Ketenangan Jiwa Pedagang Pasar Johar Pasca

    Kebakaran. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui

    pengaruh dzikir terhadap ketenangan jiwa. Hasil penelitian

    menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara f-hitung

    dengan f-tabel. Dimana f-hitung diperoleh melalui perhitungan

    sebesar 1, 698. Sedangkan f-tabel pada taraf signifikan 5% = 3,

    97. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dzikir berpengaruh

    terhadap ketenangan jiwa.23

    Kekurangan dalam penelitian Aushafi adalah penggunaan

    bahasa yang kurang efektif sehingga pembaca membutuhkan

    waktu lebih untuk memahami penelitian tersebut. Kelebihan

    penelitian ini adalah penentuan sampel disesuaikan dengan

    penghuni rumah yang paling dekat dengan pasa Johar sehingga

    hasil penelitian dapat memenuhi tujuan penelitian.

    Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

    pada variabel independen. Penelitian tersebut menggunakan

    dzikir sebagai variabel independen sedangkan penelitian ini

    menggunakan dukungan sosial sebagai variabel indipenden.

    23

    Faishal Aushafi, “Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa

    Pedangan Pasar Johar Pasca Kebakaran” (Skripsi S1 Jurusaan Tasawuf dan

    Psikoterapi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang,

    2017)

  • 15

    Penelitian Pratiwi tahun 2016 tentang Pengaruh Dukungan

    Sosial terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia di Pusat

    Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran

    Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup lanjut usia

    (lansia) di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Pancoran Jakarta

    Selatan. Hasil dari penelitian ini diperoleh berdasarkan F-Test

    nilai signifikannya sebesar 0,000 dimana angka tersebut lebih

    kecil dari 0,05. Artinya variabel dukungan sosial mempengaruhi

    kualitas hidup Lansia. Adapun berdasarkan hasil Adjustes R

    Square (R2) dukungan sosial mempengaruhi kualitas hidup

    sebesar 42,8 % dan 57,2% dipengaruhi oleh variabel lain.24

    Kekurangan dalam penelitian Pratiwi adalah penggunaan

    istilah asing pada skala sehingga pembaca kurang mengetahui arti

    dari istilah tersebut. Kelebihan penelitian tersebut yaitu analisis

    data yang rinci sehingga seluruh indikator dapat teranalisis

    dengan baik.

    Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

    pada variabel dependen dan analisis yang digunakan. Penelitian

    tersebut menggunakan kualitas hidup sebagai variabel dependen

    sedangkan penelitian ini menggunakan ketenangan jiwa sebagai

    variabel dipenden. Adapun untuk analisis data pada penelitian

    tersebut menggunakan uji koefisien korelasi dan uji regresi linear

    24

    Yusnia Pratiwi, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Kualitas Hidup

    Lanjut Usia di Pusat Santunan Keluarga (PUSAKA) Kecamatan Pancoran,

    Jakarta Selatan (Skripsi S1 Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah

    dan Ilmu Komunikasi 2016)

  • 16

    sederhana sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan uji

    koefisien korelasi.

    Sari dalam skripsinya pada tahun 2015, meneliti tentang

    Pengaruh Pengamalan Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di

    Majlisul Dzakirin Kamulan Durena Trenggalek. Penelitian ini

    dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengamalan dzikir

    terhadap ketenangan jiwa. Hasil analisis data melalui perhitungan

    skor angket menyatakan bahwa dzikir berpengaruh terhadap

    ketenangan jiwa. Adapun hasil dari perhitungan ftabel pada taraf

    signifikan 5% adalah 3,15, terbukti dari besarnya prosentase

    ketenangan jiwa 6,5% ketenangan jiwa diperoleh fhitung melalui

    perhitungan sebesar 5, 012.25

    Kekurangan dalam penelitian Sari adalah tidak membahas

    faktor-faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa di lingkungan

    majlis tersebut. Penelitian terebut hanya berfokus pada ada atau

    tidaknya pengaruh pengmalan dzikir terhadapat ketenagan jiwa.

    Kelebihan penelitian tersebut adalah hasil analisis data

    disampaikan dengan detail dan rinci sehingga pembaca mudah

    memahami.

    Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

    pada variabel independen. Penelitian tersebut menggunakan

    pengamalan dzikir sebagai variabel independen sedangkan

    penelitian ini menggunakan dukungan sosial sebagai variabel

    indipenden. Adapun untuk analisis data pada penelitian tersebut

    25

    Ayu Efita Sari, “Pengaruh Dzikir terhadap Ketenangan Jiwa di

    Majlisul Dzakirin Kamulan Durenan Trenggelek ” (Skripsi S1 Jurusaan

    Tasawuf dan Psikoterapi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN

    Tulungagung, 2015)

  • 17

    menggunakan uji koefisien korelasi dan uji regresi linear

    berganda sedangkan pada penelitian ini hanya menggunakan uji

    koefisien korelasi.

    Penelitian Amin tahun 2015 tentang Dukungan Sosial dan

    Kemampuan Penyesuaian Diri Remaja Suku Baduy Luar

    yang Bersekolah di Luar Baduy. Penelitian ini dilakukan untuk

    mengetahui adanya dampak dukungan sosial terhadap

    kemampuan penyesuaian diri remaja Suku Baduy Luar yang

    bersekolah di Luar Baduy. Hasil penelitian ini menunjukkan

    bahwa terdapat dampak dari dukungan sosial terhadap

    penyesuaian diri remaja terutama dukungan informasi dan

    dukungan emosional.26

    Kekurangan yang dapat diamati, yakni alangkah lebih

    baiknya menggunakan kualitatif-kuantitatif (mix-method) agar

    dapat juga diketahui secara spesifik nilai dampak dukungan sosial

    Kelebihan dari skripsi ini yaitu peneliti tersebut dapat menggali

    informasi dari informan secara mendalam.

    Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah

    pada variabel dependen dan metodologi penelitian yang

    digunakan. Penelitian tersebut menggunakan penyesuaian diri

    sebagai variabel dependen sedangkan penelitian ini menggunakan

    ketenangan jiwa sebagai variabel dipenden. Adapun metodologi

    penelitian yang digunakan pada penelitian tersebut adalah

    kualitatif, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kuantitatif.

    26

    Sofwatillah Amin, Dukungan Sosial dan Kemampuan Penyesuaian

    Diri Remaja Suku Baduy Luar yang Bersekolah di Luar Baduy, (Skripsi S1

    Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi UIN Jakarta 2015)

  • 18

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi dalam lima

    bab yaitu27

    :

    BAB I PENDAHULUAN

    Isi bab ini terdiri dari latar belakang, pembatasan

    dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika

    penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan dipaparkan mengenai definisi

    teori-teori ataupun penelitian sebelumya yang

    berkaitan dengan dukungan sosial dan ketenangan

    jiwa.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan

    jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,

    variabel penelitian, sumber data, populasi dan

    sampel, hipotesis penelitian, definisi operasional

    variabel, Teknik pengumpulan data, uji validitas

    instrumen, uji reliabilitas instrumen, dan teknik

    analisis data.

    BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    Isi bab ini terdiri dari gambaran umum Komunitas

    Kanker Cancer Information Support Center

  • 19

    Jakarta yang meliputi sejarah,visi, misi dan

    tujuannya, program-program serta struktur

    kepengurusan Cancer Information Support Center

    Jakarta. Hasil penelitian menjelaskan temuan dan

    analisis data tentang hubungan dukungan sosial

    dengan ketenangan jiwa penyintas kanker, data-

    data hasil penelitian, hasil angket, identifikasi

    responden, deskripsi hasil penelitian, dan analisis

    data.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini diuraikan kesimpulan penelitian dan

    saran dari hasil pembahasan dari penelitian yang

    telah dilakukan.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Dukungan Sosial

    1. Pengertian Dukungan Sosial

    Orang yang memiliki riwayat penyakit kronis, akan memiliki

    tingkat stres yang lebih tinggi, menurut penelitian Marthan

    orang-orang tersebut membutuhkan dukungan sosial.28

    Kanker

    pun termasuk salah satu penyakit kronis yang dapat

    mengakibatkan strees. Maka, dukungan sosial tentu diperlukan

    untuk pasien kanker.

    Dukungan sosial menurut Santrock adalah adanya respon

    atau informasi dari orang lain yang dicintai dan disayangi yang

    menghormati serta menghargai dan mencakup suatu interaksi

    dalam suatu kondisi dan situasi yang saling bergantung satu sama

    lain.29

    Menurut Wayan dukungan sosial merupakan ketersediaan

    dukungan atau bantuan yang memberikan kenyamanan sehinggga

    membuat individu merasa diperhatikan oleh orang lain dan

    individu merasa diperhatikan, dicintai, dan dihargai oleh orang

    lain dan individu yang bersangkutan merasa bagian anggota dari

    28

    Asri P. Marthan, dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat

    Depresi Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis, Jurnal Ilmu

    Keperawatan, Vol. 01 No. 02, Yogyakarta, 2006 29

    Santrock J.W., Remaja, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007)

  • 21

    suatu kelompok yang memiliki kepentingan yang memahami

    emosi, informasi, penghargaan dan instrumental.30

    Sarafino menyatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada

    kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang

    diberikan orang lain atau kelompok kepada individu. Menurut

    Sararon & Pierce dalam Baron & Byrne dukungan sosial adalah

    kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh

    teman atau anggota keluarga.31

    Sementara itu, menurut Taylor, Peplau, dan Sears, dukungan

    sosial adalah pertukaran interpersonal yang dicirikan oleh

    perhatian emosi, bantuan instrumental, penyediaan informasi,

    atau pertolongan lainnya. dukungan sosial diyakini dapat

    menguatkan orang dalam menghadapi efek stress dan mungkin

    meningkatkan kesehatan fisik.32

    Menurut Johnson dan Jhonson dukungan sosial merupakan

    keberadaan orang lain yang dapat diandalkan untuk memberi

    bantuan, semangat, penerimaan dan perhatian, sehingga bisa

    meningkatkan kesejahteraan hidup bagi individu yang

    bersangkutan.33

    30

    S. Wayan, Hubungan Faktor Sosiodemografi, Dukungan Sosial dan

    Status Kesehatan dengan Tingkat Depresi pada Agrerat Lanjut Usia di Kec.

    Karangasem Kab. Karangasem Bali, Tesis, Universitas Indonesia 31

    Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana

    Indonesia, Jakarta, 2004 32

    Rima Nur Shellyna, Hubungan Dukungan Sosial dan Kualitas

    Hidup pada Individu Disabilitas Fisik, (Skripsi S1 Fakultas Psikologi

    Universitas Muhammadiyah Malang 2018) hal 9 33

    Anggraini P, dkk, Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat

    Stress pada Lansia di Posyandu Bendungan RW 02 Desa Landung Sari

    Kecamatan Dau Malang, Jurnalal Nursing News, Vol. 1, No. 1, 2016, hal 56

  • 22

    Dukungan sosial menurut Rook adalah salah satu diantara

    fungsi pertalian atau ikatan sosial. Segi fungsional mencakup

    dukungan emosional, dorongan perasaan, pemberian nasihat atau

    informasi pemberian material.34

    Gottlieb juga mengungkapkan

    bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal

    dan atau non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang diberikan

    oleh keakraban sosial atau diperoleh kehadiran mereka dan

    mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak

    penerima.35

    Dari beberapa pengertian di atas, dukungan sosial adalah

    perhatian dan bantuan dari individu atau kelompok kepada

    individu yang lain dengan memberikan infornasi, kenyamanan,

    keakraban, dukungan materi atau instrumental dengan tujuan

    memberikan semangat dan kesejahteraan.

    2. Sumber Dukungan Sosial

    Dukungan sosial dapat bersumber dari berbagai hal, biasanya

    dukungan sosial ini diberikan oleh orang-orang terdekat, seperti

    keluarga, kerabat, dan sahabat. Menurut Rook dan Dooley

    sumber dukungan sosial dibagi menjadi dua, yaitu36

    :

    a. Sumber natural

    Dukungan sosial natural yang diterima seseorang melalui

    interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan

    oramg-orang yang berada di sekitarnya. Misalnya anggota

    34

    Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Grasindo, Jakarta 35

    Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Grasindo, Jakarta 36

    Cohen S, Issue in the application and study of social support, eds.

    Social Support and Health, Orlando, FLN: Academic Press, hal 3-22

  • 23

    keluarga, teman dekat atau relasi dan orang yang memiliki

    hubungan yang akrab. Dukungan sosial ini bersifat non formal.

    b. Sumber artifisial

    Dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang

    dirancang ke dalam kebutuhan primer seseorang, misalnya

    dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai

    sumbangan sosial, seperti pakaian, tempat tinggal, makanan, uang

    dan lain-lain.

    Sedangkan Weis mengemukakan bahwa setiap fungsi sosial

    memiliki sumber-semuber dukungan yang berbeda, misalnya

    sumber dukungan bagi individu untuk mendapatkan saran atau

    pendapat adalah orangtua, teman atau rekan kerja.37

    Hal yang sama juga diungkapkan oleh Wentzel bahwa

    sumber-sumber dukungan sosial berasal dari orang yang memiliki

    hubungan yang berarti bagi individu seperti keluarga, teman

    dekat, pasangan hidup, rekan kerja, saudara, tetangga, dan guru-

    guru di sekolah.38

    Sedangkan Gottlieb mengelompokkan sumber-sumber

    dukungan sosial berdasarkan penelitian para ahli mengenai

    dukungan sosial, yaitu39

    :

    37

    Purba J. dkk, Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Burnout pada

    Guru, Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, 2007, hal 83 38

    Apollo dan Andi Cahyadi, Konflik Peran Ganda Perempuan

    Menikah yang bekerja ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan

    Penyesuaian Diri, Jurnal Widya Warta No. 2 Vol. 35, Juli 2012 , hal 261 39

    S.Maslihah, Studi tentang Hubungan Dukungan Sosial,

    Penyesuaian Diri di Lingkungan Sekolah dan Prestasi Akademik Siswa SMPIT

    Assyifa Boarding School Subang Jawa Barat, Jurnal Psikologi UNDIP,Vol.

    10 No. 2, 2011, hal 107

  • 24

    a. Hubungan profesional, yakni bersumber dari orang-orang

    yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater,

    psikolog, dokter maupun pengacara.

    b. Hubungan non-profesional, yakni dukungan sosial yang

    bersumber dari orang-orang terdekat, seperti teman,

    keluarga dan lain-lain.

    Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat

    dikatakan bahwa dukungan sosial tidak hanya berasal dari orang-

    orang terdekat seperti keluarga, teman, kerabat dan guru. Tetapi

    dukungan sosial juga dapat berasal dari orang lain seperti pekerja

    sosial atau relawan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

    dan anggota komunitas.

    3. Bentuk-bentuk Dukungan Sosial

    Dukungan sosial terdiri dari beberapa bentuk, menurut

    Sarafino terdapat lima bentuk dukungan sosial, yaitu40

    :

    a. Dukungan Emosional

    Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati dan turut

    prihatin kepada seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan

    penerima dukungan merasa nyaman, tenteram kembali, merasa

    dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi

    bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal dan cinta.

    b. Dukungan Penghargaan

    Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima

    dukungan membangun rasa menghargai dirinya, percaya diri dan

    merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat berguna ketika

    40

    Sarafino E.P, 2006, Health Psychology, Inggris, John Willey dan

    Sons, hal 70-72

  • 25

    individu mengalami stres karena tuntutan tugas yang lebih besar

    dari pada kemampuan yang dimilikinya.

    c. Dukungan Instrumental

    Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk

    didefinisikan yaitu dukungan yang berupa bantuan secara

    langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang atau

    membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.

    d. Dukungan Informasi

    Orang-orang yang berada disekitar individu akan

    memberikan dukungan informasi dnegan cara menyarankan

    beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan individu dalam

    mengatasi masalah yang membuatnya stres.

    e. Dukungan Kelompok

    Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu

    merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari suatu kelompok

    dimana anggota-anggotanya dapat saling berbagi.

    Komponen dukungan sosial menurut Weiss ada 6 yang

    disebut sebagai The Social Provision Scale dimana masing-

    masing komponen dapat berdiri sendiri-sendiri, namun satu sama

    lain saling berhubungan dan digunakan sebagai pengukuran pada

    dukungan sosial.

    Adapun komponen-kompo0nen tersebut adalah kedekatan

    emosional (emosional attachment), integrasi sosial (sosial

    integration), penghargaan atau pengakuan (reassurance of

    worth), hubungan yang dapat diandalkan untuk mendapatkan

    bantuan yang nyata (reliable aliance), saran atau informasi

  • 26

    (guidance) dan kemungkinan untuk membantu (opportunity of

    natturance).41

    Menurut Taylor dukungan sosial dapat diberikan melalui

    beberapa cara, diantaranya42

    :

    1. Perhatian emosional

    Perhatian ini diekspresikan melalui rasa suka, cita, atau empati.

    Misalnya, jika anda sedang sakit, kerabat dekat anda memberikan

    perhatian yang dapat membantu anda.

    2. Bantuan Instrumental

    Penyediaan barang atau jasa selama masa stres. Misalnya, ketika

    anda sedang sakit dan harus segera ke rumah sakit, teman anda

    memberikan tawaran mobilnya untuk transportasi ke rumah sakit.

    3. Memberi informasi

    Pemberian informasi tentang situasi yang menekan, misalnya jika

    anda sedang bingung dalam menentukan pengobatan yang dipilih,

    kemudian teman atau kerabat anda memberikan informasi bahwa

    anda memilih keputuan yang benar.

    B. Ketenangan jiwa

    1. Pengertian Ketenangan Jiwa

    Ketenangan jiwa merupakan istilah yang terdiri atas dua kata

    yaitu jiwa dan dua kata yaitu jiwa dan ketenangan. Ketenangan

    itu sendiri berasal dari kata tenang yang mendapat tambahan ke-

    an. Tenang berarti diam tidak berubah-ubah (tidak bergerak),

    41

    Zainuddin Sri, "Dukungan Sosial pada Lansia," Jurnal Psikologi 16

    Agustus 2006 hal 3 42

    Shelly E. Taylor, Health Psychology, Edisi ke-5, (New York, :

    McGraw-Hill,2009) hal 555

  • 27

    tidak gelisah, tidak susah, tidak gugup betapapun keadaan gawat,

    tidak ribut, tidak tergesa-gesa.43

    Sedangkan Kartono dan Andari44

    mengungkapkan bahwa ada

    beberapa faktor yang mendasari lahirnya ketenangan jiwa pada

    individu yaitu tercapainya kepuasan, mendapatkan posisi status

    sosial.

    Menurut Soewanto, mengartikan jiwa adalah kekuatan dalam

    diri yang menjadi penggerak bagi jasad dan tingkah laku

    manusia. Jiwa menumbuhkan sikap dan sifat yang mendorong

    tingkah laku , maka fungsi jiwa dapat diamati dari tingkah laku

    yang nampak.45

    Berdasarkan teori tersebut, maka dalam penelitian ini

    ketenangan jiwa adalah jiwa yang tidak gelisah dan tidak gugup

    betapapun keadaan gawat, tidak ribut, tidak tergesa-gesa serta

    merasakan kepuasan dan mendapatkan status sosial yang

    diharapkan.

    2. Karakteristik Ketenangan Jiwa

    Ketenangan jiwa seseorang tidaklah mudah untuk diketahui

    karena tidak dapat diukur, diperiksa dan dilihat dengan alat-alat

    medis. Adapun alat yang biasa digunakan untuk mengetahui

    ketenangan jiwa yaitu tindakan, pikiran, tingkah laku atau

    perasaan. Seseorang dapat dikatan tidak tenang jiwa karena

    43

    Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi, terjemahan

    Ismail Yakub, Jilid 4, Tirta Mas, Jakarta 1984, hal 3 44

    Kartini Kartono dan Jenny Andary, Hygiene Mental dan Kesehatan

    Mental dalam Islam, Mamdar Maju, Bandung, 1989, hal 29-30 45

    Westy Soewanto, Pengantar Psikologi, Jakarta, Bina Aksara, hal 15

  • 28

    adanya goncangan emosional. Beberapa pakar berpendapat

    tentang karakteristik ketenangan jiwa.

    Menurut Abdul Mujid, ada beberapa ciri yang menjadi tolak

    ukur ketenangan jiwa yaitu kondisi jiwa yang tentram dan tenang

    dapat digambarkan sebagai berikut46

    :

    a. Adanya kemampuan individu dalam menghadapi

    perubahan dan persoalan zaman;

    b. Kemampuan individu dalam bersabar menghadapi

    persoalan-persoalan hidup yang berat;

    c. Kemampuan individu untuk optimis dan menganggap

    baik dalam menempuh kehidupan.

    Sedangkan menurut Hakim, karakteristik ketenangan jiwa

    adalah47

    :

    1) Jiwanya tidak berontak (rileks);

    2) Dapat menerima kenyataan sebagaimana

    mestinya(pasrah);

    3) Selalu beraksi positif dalam menghadapi setiap

    masalah;

    4) Mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan ,

    masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di

    masyarakat(mampu beradaptasi);

    5) Memahami kelebihan dan kelemahan diri pribadi

    maupun menjalani kehidupan sesuai dengan batas-

    batas kemampuan diri(mengenal diri);

    46

    Abdul Mujid dan Yusuf Mudzakkir, Nuansa-nuansa Psikologi

    Islam, Raja Grafindo, Jakarta, 2001 hal 139 47

    Thursan Hakim, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara

    Hadi, Jakarta, 2003, hal 35

  • 29

    6) Hidup harus sesuai dengan ajaran agama(taat pada

    Allah).

    3. Faktor yang Memengaruhi Ketenangan Jiwa

    Menurut Zakiah Drajat dan Kartini Kartono ada beberapa

    faktor yang mempengaruhi ketenangan jiwa dimana orang yang

    ingin mencapai ketenangan jiwa harus memenuhi beberapa faktor

    antara lain :

    a. Faktor Agama

    Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan

    mengatur dan mengendalikan sikap, kelakuan dan cara

    menghadapi tiap-tiap masalah.48

    Pelaksanaan agama (ibadah)

    dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi oramg dari rasa

    gelisah dan takut. Diantara dari berbagai macam ibadah yang

    ada yaitu shalat secara psikologis semakin banyak sholat dan

    menggunakan harapan kepada Allah SWT maka akan tentramlah

    hati.

    b. Terpenuhinya Kebutuhan Manusia

    Ketenangan dalam hati dapat dirasakan apabila kebutuhan-

    kebutuhan manusia baik yang bersifat fisik maupun baik yang

    bersifat fisik maupun psikis terpepenuhi. Apabila kebutuhan

    tersebut tidak terpenuhi akan berdampak pada terganggunya

    ketenangan hidup.49

    48

    Zakiah Dradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, cet.

    IV, Bulan Bintang, Jakarta 1982, hal 52 49

    Kartini Kartono dan Jenny Andary, Hygiene Mental dan Kesehatan

    Mental dalam Islam, Mamdar Maju, Bandung, 1989, hal 29-30

  • 30

    C. Hubungan Dukungan Sosial dengan Ketenangan Jiwa

    Dukungan sosial menurut Santrock (2007) adalah adanya

    respon atau informasi dari orang lain yang dicintai dan disayangi

    yang menghormati serta menghargai dan mencakup suatu

    interaksi dalam suatu kondisi dan situasi yang saling bergantung

    satu sama lain.50

    Sarafino menyatakan bahwa dukungan sosial

    mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau

    bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada

    individu.51

    Adapun ketenangan jiwa merupakan istilah yang terdiri atas

    dua kata yaitu jiwa dan dua kata yaitu jiwa dan ketenangan.

    Ketenangan itu sendiri berasal dari kata tenang yang mendapat

    tambahan ke-an. Tenang berarti diam tidak berubah-ubah (tidak

    bergerak), tidak gelisah, tidak susah, tidak gugup betapapun

    keadaan gawat, tidak ribut, tidak tergesa-gesa.52

    Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti berasumsi bahwa

    dukungan sosial dan ketenangan jiwa memiliki hubungan karena

    keduanya merupakan hal yang bersifat psikis. Untuk mengukur

    dan mengetahui kedua hal tersebut dapat ditinjau dari sikap,

    tingkah laku dan hal yang dirasakan penyintas kanker. Kemudian,

    untuk meninjau lebih detail akan dilakukan uji korelasi yang

    terdapat pada bab IV.

    50

    Santrock J.W., Remaja, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2007) 51

    Bart Smet, Psikologi Kesehatan, PT. Gramedia Widiasarana

    Indonesia, Jakarta, 2004 52

    Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Bab Ajaibul Qolbi, terjemahan

    Ismail Yakub, Jilid 4, Tirta Mas, Jakarta 1984, hal 3

  • 31

    D. Kerangka Berpikir

    Kanker di Indonesia merupakan penyakit yang sangat

    ditakuti. Penderitanya yang meninggal karena kanker sudah

    meningkat tajam dalam enam tahun terakhir. Data tersebut

    dikeluarkan oleh WHO pada 2018 ini sekitar 9,6 juta orang

    meninggal dunia karena kanker. Enam tahun lalu angka kematian

    karena kanker baru 8,2 juta orang (2012).53

    Dukungan sosial adalah perhatian individu kepada individu

    yang lain dengan meberikan infornasi, kenyamanan, keakraban,

    dukungan materi atau instrumental dengan tujuan memberikan

    semangat dan kesejahteraan. Dukungan sosial merupakan faktor

    eksternal yang diberikan kepada penyintas kanker. Dukungan

    tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan informasi,

    dukungan instrumental, dukungan penghargaan dan dukungan

    kelompok. 54

    Komunitas Cancer Information and Support Center (CISC)

    memberikan dukungan sosial kepada para penyintas kanker

    dengan mengadakan program Support Group. Apabila penyintas

    kanker menerima dukungan sosial, maka akan memperoleh

    ketenangan jiwa. Semakin besar dukungan sosial, maka penyintas

    kanker akan mudah memperoleh ketenangan.

    53

    Zahrina Yustisia, Kumparan, “Terus Meningkat 9,6 Juta Orang

    Meninggal Karena Kanker”, diunggah 13 September 2018,

    https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-

    meninggal-karena-kanker-1536829633412804512, diunduh pada 18 Juli 2019

    pukul 11.40 WIB 54

    Sarafino E.P, 2006, Health Psychology, Inggris, John Willey dan

    Sons hal 70-72

    https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512https://kumparan.com/kumparannews/terus-meningkat-9-6jutaorang-meninggal-karena-kanker-1536829633412804512

  • 32

    Selain faktor eksternal, ada faktor internal yang dapat

    berhubungan dengan ketenangan jiwa para penyintas kanker,

    yaitu karakteristik individu dengan menggunakan teori Robbins.

    Karakteristik individu berupa usia, jenis kelamin, pendidikan dan

    pekerjaan. Pada penelitian ini, peneliti membagi usia menjadi tiga

    berdasarkan teori Hurlock, yaitu 21-41 tahun dewasa awal (early

    adolescene), 40-60 tahun setengah baya (middle age), dan 60

    tahun tua (senescene).55

    Sedangkan untuk pendidikan peneliti

    membagi menjadi empat, yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan

    Tinggi.

    Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

    kerangka berpikir dari penelitian ini, maka kerangka berpikir

    hubungan dukungan sosial dengan ketenangan jiwa dapat dilihat

    pada Gambar 2.

    55

    Hurlock, E.B., Psikologi Perkembangan, Terj. dari Developmental

    Psychology oleh Istiwidayanti, (Jakarta : Erlangga Gunarsa, 1990)

  • 33

    Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Dukungan

    Sosial dengan Ketenangan Jiwa Penyintas Kanker di Komunitas

    CISC Jakarta

    E. Hipotesis

    Pada penelitian kuantitatif, diperlukan suatu prediksi

    mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang

    diformulasikan dalam bentuk bentuk hipotesis penelitian.

    Hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara

    (masih perlu diuji kebenarannya). Terhadap pertanyaan penelitian

    yang telah dirumuskan sebelumnya berdasarkan teori yang telah

    Faktor Internal (X1)

    Karakteristik

    Responden

    1. Usia

    2. Pendidikan

    Y

    Ketenangan jiwa

    1. Jiwanya tidak berontak

    2. Dapat menerima kenyataan

    3. Beraksi positif

    4. Menyesuaikan dengan

    kondisi

    5. Memahami kelebihan dan

    kekurangan

    6. Sesuai dengan ajaran agama

    Faktor Eksternal (X2)

    Dukungan Sosial

    1. Emosional

    2. Informasi

    3. Instrumental

    4. Penghargaan

    5. Kelompok

  • 34

    digunakan untuk menjelaskan hubungan diantara variabel-

    variabel penelitian.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, maka hipotesis penelitian

    ini adalah :

    H0 : Tidak ada hubungan signifikan antara karakteristik

    individu dan dukungan social dengan ketenangan jiwa

    Penyintas Kanker di Komunitas Cancer Information

    Support Center (CISC) Jakarta.

    Ha : Ada hubungan signifikan karakteristik individu dan

    dukungan sosial dengan ketenangan jiwa Penyintas

    Kanker di Komunitas Cancer Information Support

    Center (CISC) Jakarta.

    Hipotesis yang diajukan peneliti dapat diterima jika taraf

    signifikan bernilai ≤ 0.05. Sedangkan jika taraf signifikan ≥ 0,05

    maka hipotesis tidak dapat diterima.

    Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa taraf

    signifikan bernilai ≤ 0.05 berarti Ha diterima dengan

    pengecualian karakteristik individu, karena karakteristik individu

    bernilai ≥ 0,05. Maka hipotesis yang diterima sebagai berikut :

    Ha : Ada hubungan antara dukungan sosial dengan

    ketenagan jiwa pada penyintas kanker di Komunitas

    Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta.

  • 35

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Metode Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

    Kuantitatif adalah pendekatan yang menekankan pada data-data

    kuantitatif (angka) yang dikumpulkan melalui prosedur

    pengukuran dan dilah dengan metoda analisis statistika. Semua

    variabel yang terlibat harus diidentifikasikan dengan jelas dan

    terukur.56

    Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan

    survey.

    Menurut Sugiyono, survey adalah penelitian yang dilakukan

    dengan menggunakan angket sebagai alat penelitian yang

    dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang

    dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

    tersebut, sehingga ditemukan kejadian relatif, distribusi, dan

    hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis.57

    Adapun desain penelitian ini, menggunakan penelitian

    korelasional yang bertujuan untuk mendapatkan informasi

    mengenai hubungan yang terjadi antara variabel satu dengan

    variabel lainnya.58

    Pada penelitian ini untuk menentukan

    hubungan antara dukungan sosial dengan ketenangan jiwa

    56

    Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, hal 5-6 57

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

    (Bandung : Alfabeta, 2011), hal 11 58

    Saifuddin Azwar, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya,

    (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006)

  • 36

    penyintas kanker di Komunitas Cancer Information and Support

    Center (CISC).

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Adapun lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Ruang Serbaguna Lantai 3 Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

    (RSCM) Jalan Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat. Proses

    penelitian dilaksanakan selama kurun waktu 5 bulan, yaitu mulai

    7 September 2019 sampai 8 Februari 2020.

    Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan peneliti

    memilih komunitas ini adalah :

    1. Komunitas CISC merupakan komunitas yang melakukan

    penyuluhan kepada penyintas kanker dalam hal fisik

    maupun psikis.

    2. Komunitas CISC sudah berdiri sejak 2003 dan sudah

    berusia 17 tahun yang berarti komunitas kanker terlama

    di Indonesia.

    3. Komunitas yang aktif melakukan penyuluhan sosial

    kepada para penyintas kanker dan mempunyai program

    yang bervariatif dan bermanfaat untuk para penyintas

    kanker.

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak

    dikenai generalisasi hasil penelitian.59

    Kelompok subjek yang

    dijadikan populasi harus memiliki beberapa ciri atau karakteristik

    bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lainnya.

    59

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Alfabeta Bandung, 2013,

    hal 142-143

  • 37

    Suatu populasi dapat mencakup karakteristik-katakteristik

    individual.

    Adapun karakteristik populasi pada penelitiam ini adalah

    sebagai berikut :

    a. Beragama Islam;

    Peneliti memilih responden yang beragama Islam karena

    Islam merupakan agama yang paling banyak dianut di Indonesia

    berdasarkan data dari Databoks yang menyatakan 256,820,000

    (85%) penduduk Indonesia beragama Islam.60

    b. Anggota Komunitas Cancer Information Support Center

    (CISC) Jakarta;

    c. Mengikuti Support Group Komunitas Cancer Information

    Support Center (CISC) Jakarta.

    Berdasarkan karakteristik tersebut, maka jumlah populasi

    pada penelitian ini adalah 50 penyintas yang mengikuti Support

    Group Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)

    Jakarta dari total 150 penyintas yang bergabung.

    Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi, penetapan sampel pada penelitian ini

    dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling (sampel

    acak) yaitu metode pengambilan sampel dengan acak kepada

    objek yang bersifat homogen.61

    60

    Hari Widowati, diunggah pada 24 September 2019, 09.46 WIB, ,

    Jumlah Penduduk Indonesia Menurut Agama (2010-2050) diunduh pada 21

    Mei 2020, 20.58 WIB dari databoks.katadata.co.id 61

    Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta:

    LP3ES, Mei 2017), Cet. 32 (Edisi Revisi), h. 172.

  • 38

    Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus

    Slovin dengan rumus sebagai berikut :

    n = N = 50 = 44,44 dibulatkan menjadi 45

    1+N(e)2

    1+50(0,05)2

    Keterangan :

    n = Jumlah sampel yang diperlukan

    N = Jumlah populasi

    e = Tingkat kesalahan sampel (5%)

    D. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data

    diperoleh.62

    Peneliti menggunakan dua sumber data pada penelitian

    ini, yaitu :

    1. Data Primer

    Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

    peneliti dari sumber pertamanya. Adapun yang menjadi sumber

    pada penelitian ini adalah Koordinator Support Group,

    Koordinato Rumah Singgah, dan Pengurus bidang Media dan

    Informasi. 63

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti

    sebagai penunjang dari sumber pertamnya atau dapat dikatakan

    data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen. Adapun

    dalam penelitian ini yang menjadi data sekunder adalah

    dokumentasi dan kuesioner.64

    62

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktik,(Jakarta Rajawali, 1987) h. 129 63

    Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Rajawali, 1987),

    h. 93 64

    Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta : Rajawali, 1987),

    h. 94

  • 39

    E. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian

    Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel

    independen 1(X1), variabel dependen 2 (X2), dan variabel

    dependen (Y).

    a. Variabel Independen(X)

    Variabel independen adalah (X) variabel yang variasinya

    mempengaruhi atau menyebabkan perubahan pada variabel lain.

    Dapat pula dikatakan bahwa variabel independen adalah variabel

    yang mempengaruhi variabel lain yang hendak diketahui.65

    Variabel independen dalam penelitian ini yaitu dukungan

    sosial. Definisi konseptual dukungan sosial yang dimaksud dalam

    penelitian ini adalah dorongan secara emosional, penghargaan ,

    instrumental, informasi dan dukungan kelompok yang

    dilaksanakan secara intens oleh penyuluh kepada penyintas

    kanker untuk membantu individu untuk mendapat ketenangan

    jiwa.

    b. Variabel Dependen (Y)

    Variabel dependen adalah variabel penelitian yang diukur

    untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh dari variabel lain.

    Besarnya efek tersebut dapat diamati dari ada-tidaknya, timbul-

    hilangnya, membesar-mengecilnya, atau berubahnya variasi yang

    tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain termaksud.66

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketenangan

    jiwa. Definisi konseptual dari ketenangan jiwa yang dimaksud

    65

    Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 92. 66

    Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 91.

  • 40

    dalam penelitian ini adalah ketenangan jiwa secara emosional dan

    spiritual yang didapatkan oleh penyintas kanker di Komunitas

    Cancer Information and Support Center (CISC). Adapun definisi

    operasional secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 1.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik

    pengumpulan data, yaitu:

    1. Observasi atau pengamatan

    Observasi adalah proses pengumpulan informasi open-ended

    (terbuka) dengan mengobservasi/mengamati orang dan tempat

    suatu lokasi penelitian.67

    Adapun observasi dalam penelitian ini

    dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan

    dukungan sosial yang dilakukan penyuluh terhadap penyintas

    kanker di Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)

    Jakarta.

    Observasi ini berguna untuk mendapatkan informasi secara

    rinci sebelum melakukan penelitian dan sebagai dasar untuk

    menentukan arah dan tujuan dari penelitian ini.

    2. Kuesioner

    Kuesioner merupakan bentuk instrumen pengumpulan data

    penelitian yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan.

    Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner dapat

    dikategorikan sebagai data faktual. Oleh karena itu, reliabilitas

    hasilnya sangat banyak bergantung pada kejujuran subjek

    penelitian sebagai responden, sedangkan peneliti dapat

    67John Creswell, Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan

    Evaluasi Riset Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),

    Cet. 1, h. 422.

  • 41

    mengupayakan peningkatan reliabilitas hasilnya dengan

    penyajian kalimat-kalimat yang jelas dan disampaikan dengan

    strategi yang tepat.68

    Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk

    memperoleh data dari responden yaitu penyintas kanker di

    Komunitas Cancer Information Support Center (CISC) Jakarta.

    Menurut Sugiyono, pengumpulan data apabila dilihat dari

    sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

    sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

    susmber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

    data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak

    langsung memberikan data pada pengumpul data.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan teknik mencari data mengenai hal-

    hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat

    kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan

    sebagainya.69

    Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan

    kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Komunitas Cancer

    Information Support Center (CISC) Jakartaberupa catatan-catatan

    tertulis, foto-foto, dan video. Peneliti juga mencari dokumen-

    dokumen tertulis yang relevan dengan penelitian ini.

    G. Instrumen Penelitian

    Pada penelitian ini digunakan skala likert untuk mengetahui

    pengaruh dukungan sosial terhadap kualitas hidup penyintas

    kanker di Komunitas Cancer Information Support Center (CISC)

    68

    Saifuddin Azwar, Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 2017), Cet. 1, h. 143. 69

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV, h. 236.

  • 42

    Jakarta. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk

    mengatur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang suatu objek

    atau fenomena tertentu.Berikut skor untuk skala likert yang

    diadopsi menjadi skala semi likert.70

    Tabel 1. Skor Skala Semi Likert

    No. Alternatif Skala Likert Positif Negatif

    1. Sangat Setuju 5 1

    2. Setuju 4 2

    3. Tidak Setuju 2 4

    4. Sangat Tidak Setuju 1 5

    1. Skala Dukungan Sosial

    Skala yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial dari

    subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan lima

    aspek dukungan sosial menurut Sarafino71

    yaitu dukungan

    emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental,

    dukungan penghargaan dan dukungan kelompok. Skala dukungan

    sosial ini terdiri atas aitem positif dan negatif atas lima alternatif

    jawaban menggunakan skala likert. Blueprint skala dukungan

    sosial sebelum uji coba dapat dilihat pada Tabel 2

    70

    Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian, (Depok :

    Rajawali Pers) hal 138 71

    Dosen Pendidikan, “Pengertian, Sumber, Bentuk-bentuk, Manfaat

    dan Faktor Dukungan Sosial”, , diunduh pada 18 Juli 2019 pukul 11.30 WIB

  • 43

    Tabel 2. Blueprint skala dukungan sosial sebelum uji coba

    No Aspek Nomor Butir Jumlah Positif Negatif

    1 Dukungan Emosional 1,2,3,4 4

    2 Dukungan penghargaan 5,6,7 8 4

    3 Dukungan instrumental 9,10,11 12 4

    4 Dukungan informasi 13,15,16 14 4

    5 Dukungan kelompok 17,18,19,20 4

    Jumlah total 17 3 20

    2. Skala Ketenangan jiwa

    Skala yang digunakan untuk mengukur ketenangan jiwa dari

    subjek penelitian adalah skala yang disusun berdasarkan enam

    karakteristik ketenangan jiwa menurut Hakim72

    , yaitu jiwanya

    tidak berontak (rileks), dapat menerima kenyataan sebagaimana

    mestinya (pasrah), selalu beraksi positif dalam menghadapi setiap

    masalah, mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan ,

    masyarakat, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat

    (mampu beradaptasi), memahami kelebihan dan kelemahan diri

    pribadi maupun menjalani kehidupan sesuai dengan batas-batas

    kemampuan diri (mengenal diri), dan hidup harus sesuai dengan

    ajaran agama (taat).

    Skala ketenangan jiwa ini terdiri atas 30 item positif dan

    negatif atas lima alternatif jawaban menggunakan skala likert.

    Blueprint skala ketenagan jiwa sebelum uji coba dapat dilihat

    pada Tabel 3.

    72

    Hakim Thursan, Mengatasi Gangguan Konsentrasi, Puspa Swara

    Hadi, Jakarta, 2002, hal 35

  • 44

    Tabel 3. Blueprint skala ketenangan jiwa sebelum uji coba

    No Aspek Nomor Butir Jumlah Positif Negatif

    1 Rileks 21,22,23 24 4

    2 Pasrah 25,27,28 26 4

    3 Beraksi positif 29,30,32 31 4

    4 Mampu beradaptasi 33,34,35,36 4

    5 Mengenal diri 37,38,39,40 4

    6 Taat pada agama 41,42,43,44 4

    Jumlah total 21 3 24

    Selanjutnya untuk mengecek keetepatan pengukuran dan

    mengukur konsistensi instrument penelitian, dilakukan uji

    validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk

    mengukur ketepatan instrumen penelitian.73

    Sedangkan uji

    reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen

    penelitian.74

    3. Uji Validitas dan Reliabilitas

    a. Uji Validitas

    Uji Validitas bertujuan untuk menguji apakah instrumen

    yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson dan

    korelasi berganda. Cara analisisnya adalah mengkorelasikan

    antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai

    total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien

    korelasi yang diperoleh r masih harus diuji signifikansinya

    dengan membandingkannya dengan tabel r. Butir pertanyaan

    dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05.

    73

    Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), edisi revisi IV hal 328 74

    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta :

    Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 133

  • 45

    Adapun yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu

    data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan.

    Menurut Sugiyono bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat

    digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid

    menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya

    terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh

    peneliti.75

    Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan aplikasi

    Microsoft Excel dengan metode Corrected item-Total Correlation

    dengan cara mengorelasikan masing-masing indicator dengan

    skor total indicator. Dara pengambilan keputusan pada uji

    validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Jika r hitung ≥ (0,44) r tabel, maka butir pernyataan

    valid.

    b. Jika r hitung ≤ (0, 44) r tabel, maka butir pernyataan

    tidak valid.

    Berdasarkan hasil uji validitas di Rumah Singgah Cancer

    Information Support Center (CISC) dengan teknik Product

    Momen yang diuji cobakan kepada 20 Penyintas. Dari 44 item

    butir pernyataan terdapat 25 item yang valid dan 19 item yang

    tidak valid. Hasil uji validitas secara lebih rinci dapat dilihat

    dalam Lampiran 2.

    b. Uji Reliabilitas

    Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut

    konsisten apabila digunakan untuk mengukur gejala yang sama di

    75

    Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta,

    2018) Cet. 1 hal 172

  • 46

    lain tempat. Perlu diketahui bahwa yang diuji reliabilitas

    hanyalah nomor soal yang sahih saja. Metode yang biasa

    digunakan untuk uji kehandalan adalah teknik ukur ulan dan

    teknik sekali ukur. Teknik sekali ukur terdiri atas teknik genap

    gasal, belah tengah, belah acak, kuder richardson, teknik hoyd

    dan alpha cronbach.

    Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk

    menilai konsistensi pada objek dan data, apakah instrument yang

    digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

    menghasilkan data yang sama. Indikator pengukuran reliabilitas

    menurut Sekaran76

    yang membagi tingkatan reliabilitas dengan

    kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:

    1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik

    2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima

    3) kurang dari 0,6= Reliabilitas kurang baik

    Tabel . Hasil Uji Reliabilitas Ska Dukungan Sosial dan

    Ketenangan Jiwa