RESILIENSI PADA PENYINTAS BUNUH DIRI
Transcript of RESILIENSI PADA PENYINTAS BUNUH DIRI
RESILIENSI PADA PENYINTAS BUNUH DIRI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji’s
159114067
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
“Happiness can be found even in the darkest of times
if one only remembers to turn on the light.”
- Albus Dumbledore
(Harry Potter and Prisoner Of Azkaban)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Tulisan ini untuk semua yang sudah meluangkan waktunya membaca skripsi saya.
Terimakasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
RESILIENSI PADA PENYINTAS BUNUH DIRI
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji’s
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika resiliensi
pada penyintas bunuh diri. Untuk memenuhi tujuan tersebut, peneliti
melibatkan tiga orang penyintas bunuh diri dengan menggunakan wawancara
semi terstruktur pada ketiga penyintas bunuh diri, kemudian melakukan
analisis dengan menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan telah memiliki resiliensi dalam
diri mereka karena terdapat tujuh aspek resiliensi yaitu; regulasi emosi,
pengendalian impuls, optimisme, empati, analisis penyebab masalah, efikasi
diri dan peningkatan aspek positif. Dalam menumbuhkan resiliensi, para
penyintas menemukan faktor-faktor penguat resiliensi seperti dukungan dari
orang terdekat, harapan untuk kembali menjalani hidup, mengubah cara
pandang pada kehidupannya dan juga mendekatkan diri pada Tuhan.
Kata kunci: fenomenologi deskriptif, bunuh diri, resiliensi, penyintas bunuh
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
RESILIENCE OF SUICIDE SURVIVOR
Department of Psychology Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji’s
ABSTRACT
The aim of this study is to find out the resilience in suicide survivors. To
achieve this goal, the researcher involved three suicide survivors using semi-
structured interviews with the three suicide survivors, then conducted an
analysis using a descriptive phenomenological approach. The result shows that
three informants had seven aspects of resilience; emotion regulation, impuls
control, optimism, emphaty, analysis of problem, self eficacy, reaching out. In
fostering resilience, the suicide survivors found some resilience enhancement
factors such as social support, hope, change the life perspective, and also
spirituality.
Keyword: descriptive phenomenology, suicide, resilience, suicide survivors
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji‟s
Nomor Mahasiswa : 159114067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul:
RESILIENSI PENYINTAS BUNUH DIRI
Saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, serta mengolahnya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 4 Maret 2021
Yang menyatakan
Maria Magdalintan Kalvari Psupita Maraji’s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Happiness can be found even in the darkest of times if one only remembers to turn on
the light.” Kalimat yang diucapkan oleh Albus Dumbledore pada film Harry Potter and
Prisoner Of Azkaban membuat saya yang waktu itu sedang kehilangan semangat
menyelesaikan penelitian ini, kemudian menemukan suatu pemikiran. Benar sekali, sepertinya
saya hanya lupa untuk menyalakan lampu. Ucapan terimakasih dan maaf juga untuk segala
kesalahan yang saya sengaja maupun tidak sengaja lakukan untuk Tuhan Yesus dan Bunda
Maria yang selalu menolong dan mengabulkan doa peneliti. Papa, Mama, Dek Monda,
Simbah Kakung, Simbah Suro yang selalu bertanya kapan lulus dan mendukung serta
mendoakan peneliti. Maaf terlalu lama menanti momen ini.
Seorang rekan dan bapak yang telah terlibat dalam proses peneliti, selalu mengajak
peneliti untuk jangan melihat ini sebagai sebuah beban dan mengingatkan peneliti bahwa
tidak ada skripsi yang sempurna, Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto M.Si., terimakasih sudah
memberi saya kesempatan menjadi asisten PPKMB dan juga menjadi anak bimbingan Bapak.
Dosen-dosen penguji; Ibu Dr. Agnes Indar Ekawati, M.Si., Psikolog. dan Ibu Ratri Sunar
Astuti, S.Psi., M.Si. atas saran dan segala masukannya yang berharga. Para teman yang selalu
berbaik hati menyediakan waktu untuk peneliti; Winta, Stella, Angela, Yoga, Taufik, Mbak
Intan Agatha. Segala yang terbaik akan hadir dalam setiap langkah hidup kalian.
Tidak lupa terimakasih sebesar-besarnya untuk semua orang baik yang saya temui
khususnya Tetta, Renatte, Benjamin, Thomas, Made, Devi, Selina, Tami, Pandu, Dandi,
Putut, Dinar, Juan, Lintang, Rosi, Levina, Raquel, Gevin, Mas Ojek, Mas Efan. Teman-
teman Psychotrip meskipun tidak jadi ada jilid II tapi semoga tawa dan bahagia ini bisa
selalu kubagikan dengan kalian. Juga terimakasih pada Tuhan karena memiliki Mas Danan
yang selalu mengingatkan bahwa diri saya lebih hebat dari apa yang saya pikirkan selama ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
terimakasih sudah menjadi lampu bagi peneliti dengan hadir dari awal proses pengerjaan ini
sampai akhir pengerjaan ini dan semoga seterusnya sampai nanti.
Terakhir untuk para informan, telah meluangkan waktunya yang berharga untuk
peneliti dan mengijinkan peneliti untuk menyimpan cerita mereka dalam bentuk tulisan ini.
Akhir kata semoga kita tidak pernah lupa untuk menyalakan „lampu‟ ketika berada dalam
gelap; teruntuk para informan, para pembaca dan saya sendiri. Tuhan memberkati.
Yogyakarta,
Penulis
Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji’s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN. .................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................................. ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................x
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... xiv
BAB I .......................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Pertanyaan Penelitian ...................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 6
A. Bunuh Diri ....................................................................................................................... 6
1. Definisi dan Motivasi Bunuh Diri ................................................................................. 6
2. Tahapan Percobaan Bunuh Diri ................................................................................... 7
B. Penyintas Bunuh Diri ..................................................................................................... 10
C. Resiliensi ........................................................................................................................ 12
1. Definisi Resiliensi ....................................................................................................... 12
2. Ciri-Ciri Individu yang Resilien ................................................................................. 13
3. Aspek-Aspek Resiliensi ............................................................................................... 13
BAB III ....................................................................................................................................... 1
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................................................... 1
B. Informan Penelitian ......................................................................................................... 2
C. Fokus Penelitian ............................................................................................................... 2
D. Pengumpulan Data ........................................................................................................... 2
E. Prosedur Pengumpulan Data ........................................................................................... 3
F. Metode Analisis Data ....................................................................................................... 5
G. Kredibilitas Penelitian .................................................................................................. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
H. Refleksitivas Penelitian ................................................................................................. 7
BAB IV ....................................................................................................................................... 9
A. Pelaksanaan Penelitian..................................................................................................... 9
1. Persiapan dan Perizinan ............................................................................................... 9
2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................................... 10
B. Informan Penelitian ....................................................................................................... 13
1. Data diri informan ..................................................................................................... 13
2. Latar Belakang Informan ........................................................................................... 13
C. Hasil Penelitian .............................................................................................................. 16
D. Analisis Data .................................................................................................................. 36
E. Pembahasan ................................................................................................................... 54
Bagan Hasil Penelitian .............................................................................................................. 59
BAB V ....................................................................................................................................... 60
A. Kesimpulan .................................................................................................................... 60
B. Saran.............................................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 64
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. PELAKSANAAN PENGAMBILAN DATA .....................................................11
Tabel 2. PELAKSANAAN MEMBER CHECKING ........................................................12
Tabel 3. DEMOGRAFI INFORMAN .............................................................................13
Tabel 4. HASIL PENELITIAN ......................................................................................54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian adalah sesuatu yang pasti dalam kehidupan, yang cepat atau lambat, harus
dihadapi oleh semua orang (Feist & Feist, 2008). Bunuh diri adalah suatu hasil pemikiran
sadar manusia untuk memilih kematiannya dengan cara seperti apa, di mana dan kapan
waktunya. Penyebab perilaku bunuh diri sendiri tidak sepenuhnya dapat dipahami, karena
bagaimanapun juga perilaku ini disebabkan oleh interaksi dari banyak faktor. Para peneliti
menemukan faktor terbesar yang menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri disebabkan
oleh faktor psikologis dan juga karena seseorang membuat keputusan dalam kesadaran untuk
mengakhiri hidupnya (Pappas, 2017).
Keputusan sadar untuk mengakhiri hidup dapat didorong oleh ide bunuh diri yang
muncul ketika seorang individu merasa memiliki beban berat. Beban yang dimaksudkan ialah
seperti memiliki tanggung jawab baik terhadap orang lain maupun diri sendiri, membenci diri
sendiri, gagal dalam pengalaman kepemilikan yang mengakibatkan perasaan sepi dan kurang
perhatian, serta merasa tidak akan mendapatkan pengalaman yang baik (Paashaus, 2019).
Menurut Anderson & Jenskins (2005 seperti dikutip dalam Lakeman, 2008) ada lebih
dari satu juta individu di dunia yang diperkirakan melakukan complete suicide setiap
tahunnya. Bahkan, organisasi kesehatan tingkat nasional yang kita kenal dengan nama World
Health Organization (WHO) memiliki catatan mengenai tingkat rasio bunuh diri di dunia
sampai tahun 2016 adalah 10,5 per 100.000 jiwa (WHO, 2019). Menurut Gerintya (2017),
tahun 2001 tingkat rasio bunuh diri di Indonesia dalam rentang 1,6 sampai 1,8 orang untuk
setiap 100.000 penduduk. Angka tersebut mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar 11,4
orang per 100.000 penduduk. Selanjutnya pada tahun 2017 jumlah kematian yang dilaporkan
ke kepolisian sebesar 789 kasus (Pusdatin, 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Melihat paparan hitungan tersebut, kesimpulan yang dapat ditarik ialah setiap tahunnya
selalu ada individu yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Angka laporan bunuh
diri yang tercatat di atas adalah angka kematian para individu yang melakukan complete
suicide. Lantas bagaimana dengan mereka yang melakukan suicide attempt dan mereka yang
hanya sebatas memiliki pemikiran bunuh diri?
Sebuah penelitian menyatakan setidaknya ada 100 individu pada setiap tahunnya
melaporkan ide bunuh diri namun hanya 1 individu dalam kurun waktu empat tahun yang
benar-benar melakukan tindakan complete suicide, sisanya memilih untuk menyimpan ide
tersebut dalam pikiran mereka (suicide ideation) atau melakukan tindakan bunuh diri namun
tidak sampai mengakhiri hidupnya biasa dikenal dengan nama suicide attempt (Booth &
Owens dalam Lakeman, 2008).
Sebuah data dari Global School-Based Student Health Survey 2015 (GSHS) yang
diselenggarakan di Indonesia mengenai survey kesehatan mental pada pelajar tingkat SLTP
dan SLTA pada rentang usia 12-18 tahun memaparkan bahwa dari 10.837 remaja yang
mengikuti survey tersebut ada 5,2% memiliki pemikiran untuk bunuh diri (Pusdatin, 2019).
Data dari Tirto (2019) menyatakan bahwa 34,5% dari 284 mahasiswa berusia 18-24 tahun
memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Beberapa data tersebut cukup untuk menggambarkan
keadaan para individu yang tidak melakukan complete suicide.
Menceritakan sebuah pengalaman percobaan bunuh diri menjadi hal yang sulit
terkhusus bagi seorang individu yang tinggal di Indonesia, karena bunuh diri dianggap
sebagai perilaku yang menentang ajaran norma sosial di Indonesia. Sehingga terdapat
anggapan di masyarakat bahwa seseorang yang mencoba untuk mengakhiri hidup dengan
bunuh diri akan diberi label sebagai seseorang yang menentang ajaran dari norma-norma
sosial dan hal tersebut membuat mereka menjadi kurang terbuka dengan pengalamannya
terdahulu (Cvinar, 2005).
Sementara itu penemuan Maple, et al., (2019) mengemukakan bahwa pengalaman
orang-orang yang pernah melakukan tindakan bunuh diri telah menghadirkan wawasan baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang penting mengenai perkembangan pengetahuan tentang pencegahan bunuh diri. Salah
satu bentuk dukungan yang dapat diberikan adalah mendengarkan kisah seorang individu
yang pernah melakukan tindakan bunuh diri, hal tersebut dapat mencegah individu tersebut
melakukan tindakan bunuh diri yang berulang karena berhubungan kembali dengan orang lain
dikaitkan dengan pemulihan atau penyelesaian krisis pada individu tersebut serta dapat
mengerti apa yang bisa dikembangkan dari individu tersebut (Lakeman, 2008).
Irigoyen, et al., (2018) menyatakan bahwa salah satu hal yang menantang dunia
kesehatan adalah pencegahan terhadap perilaku bunuh diri yang berulang. Menurutnya,
seseorang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri dalam jangka 6 bulan akan
mengulangi lagi tindakannya ketika dirinya belum mencapai resiliensi. Maka dari itu,
resiliensi adalah hal yang krusial bagi penyintas bunuh diri. Merujuk pada Reivch dan Shatte
(dalam Dewi, Djoeanina, & Melisa, 2004) resiliensi adalah kondisi ketika seorang individu
mampu beradaptasi dan bertahan dalam keadaan terekan dan berhadapan dengan
kesengsaraan yang dialaminya dalam hidup.
Meningkatkan resiliensi di antara individu dengan risiko bunuh diri yang tinggi dapat
menurangi kemungkinannya untuk melakukan bunuh diri, karena resiliensi dapat
mengadaptasi respon seorang individu terhadap rasa takut serta dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah telah terbukti dapat
menjadi kompensasi terhadap ide dan perilaku bunuh diri (Sher, 2019). Clerverley (2011)
dalam penelitiannya, konsisten dengan penelitian sebelumnya (Rew, Taylor-Seehafer,
Thomas, & Yockey, 2001) menemukan bahwa individu yang resilien akan kehilangan minat
untuk bunuh diri. Bahkan resiliensi dapat mencegah risiko seseorang yang pernah melakukan
percobaan bunuh diri untuk mengulangi perilakunya kembali (Brailovskaia, et al., 2018).
Akan tetapi, mencapai resiliensi sangatlah sulit bagi individu yang pernah melakukan
percobaan bunuh diri. Penelitian Hawgood & De Leo (2016) menemukan bahwa kebanyakan
tenaga medis kesulitan dan bahkan sampai berhenti melakukan treatment ketika menemukan
individu yang sudah sampai di tahap percobaan bunuh diri, dikarenakan ada ketakutan kalau-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kalau ahli medis juga bisa menjadi penyebab kembalinya keinginan untuk bunuh diri lagi.
Beberapa penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa individu yang pernah melakukan
percobaan bunuh diri mempunyai tingkat resiliensi yang lebih rendah dibandingkan individu
yang tidak pernah melakukan percobaan bunuh diri (Roy, Sarchiapone, & Carli, 2007).
Meskipun demikian, resiliensi bukanlah suatu hal yang tidak mungkin dicapai. Seorang
seniman muda Indonesia bernama Hana Alfikih atau biasa dikenal dengan nama Hana
Madness, bercerita bahwa dirinya telah melewati masa-masa percobaan bunuh dirinya dengan
melukis (Rossa & Isyana, 2020). Dalam hal ini, melukis menjadi sebuah cara seorang
individu dalam mencapai resiliensi. Maka dari itu, penelitian ini akan berusaha memaparkan
dinamika resiliensi individu yang pernah melakukan percobaan bunuh diri. Harapan yang
terkandung dalam penelitian ini ialah semoga mampu menambah wawasan mengenai
dinamika resiliensi pada penyintas bunuh diri serta menemukan cara untuk semakin
mendorong individu lainnya agar tetap melanjutkan hidup dan semoga dapat mengurangi
stigma tentang penyintas bunuh diri.
B. Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, pertanyaan utama atas
penelitian ini adalah bagaimana dinamika resiliensi pada penyintas bunuh diri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai dinamika resiliensi
pada penyintas bunuh diri.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penelitian ini adalah
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat berguna bagi kemajuan disiplin ilmu Psikologi Klinis khususnya
mengenai dinamika resiliensi dan penyintas bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
b. Manfaat praktis
Bagi penyintas bunuh diri, hasil penelitian ini dapat membuat semakin terbukanya
pandangan tentang kehidupan yang masih layak untuk dijalani, dan semoga semakin
diperkuatnya pilihan para penyintas bunuh diri untuk melanjutkan hidup. Selain itu, peneliti
juga berharap agar dapat menyampaikan kisah pengalaman hidup dari beberapa penyintas
bunuh diri yang nantinya akan membantu para pemerhati pencegahan bunuh diri untuk lebih
mengerti tentang intervensi yang harus dilakukan terutama dalam hal mengembangkan
dinamika resiliensi para individu yang memiliki keinginan untuk bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini, peneliti akan mengawalinya dengan penjelasan mengenai bunuh diri
dan dilanjutkan penjelasan mengenai penyintas bunuh diri sebagai konteks dari penelitian ini.
Kemudian peneliti akan melanjutkan dengan pemaparan mengenai resiliensi beserta aspek-
aspek pembentuk resiliensi. Pada bagian akhir, peneliti akan memberikan sebuah penjelasan
dan bagan kerangka konseptual alur berpikir pada penelitian ini.
A. Bunuh Diri
1. Definisi dan Motivasi Bunuh Diri
Leenars (2003) mengemukakan bahwa ketika pergantian abad ke-20, sebuah studi
modern psikoanalisa dengan tokoh utamanya adalah Sigmund Freud menyatakan bahwa
manusia memiliki dorongan atau keinginan untuk menyakiti dirinya sendiri. Pada pribadi
yang menderita gangguan jiwa, dorongan ini akan sulit ditekan. Meskipun ada banyak definisi
yang menjelaskan tentang bunuh diri, yang pasti bunuh diri tidak hanya memiliki alasan
tunggal yang melatarbelakanginya. Selain itu dibutuhkan pula alasan yang mendalam ketika
seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Leenars (2003) juga mendefinisikan bahwa bunuh diri dimaksudkan sebagai tindakan
sengaja untuk mengakhiri hidup dikarenakan akibat dari penyakit mental atau hasil dari
berbagai motivasi yang melebihi naluri untuk terus hidup. Motivasi yang dimaksud tidak
selalu menjadi bagian dari penyakit mental yang diderita seseorang.
Bunuh diri sendiri adalah perilaku dengan sengaja dari seorang individu untuk
mengakhiri hidupnya. Mengutip dari Hawton (2014), para ahli dari tahun ke tahun berusaha
untuk mendefinisikan perilaku bunuh diri. Sejumlah negara melaporkan bahwa individu
dengan gangguan psikiatri adalah individu yang paling berpotensi untuk melakukan bunuh
diri (Dougall, et al., 2014), akan tetapi Shneidman (1985) memiliki pendapat bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kombinasi dari tekanan, sakit fisik dan gangguan menjadi hasil untuk faktor seseorang
melakukan bunuh diri.
Baumeister (1990) menjelaskan motivasi utama dari bunuh diri adalah untuk kabur dari
rasa sakit yang dirasakannya. Kemudian, risiko bunuh diri tidak disebabkan hanya karena
gangguan psikiatri tetapi juga dari sebuah kecenderungan pikiran secara impulsif (yang
disebabkan oleh kerentanan terhadap pengalaman hidup) untuk bunuh diri (Mann, Waternaux,
Haas, & Malone, 1999). Bunuh diri juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang melukai
diri sendiri bagi individu yang dengan sengaja bertujuan dan berkeinginan untuk mati (Stack,
2000).
Terdapat tiga jenis perilaku bunuh diri. Ketiganya itu ialah completed suicide, suicide
attempt, dan suicide ideation. Complete suicide adalah perilaku bunuh diri dimana seseorang
telah melakukan tindakan bunuh diri secara fatal sehingga menyebabkan kematian yang cepat.
Suicide attempt adalah perilaku dimana individu melakukan percobaan bunuh diri, tetapi tidak
berakibat fatal dengan kata lain tidak sampai mengakibatkan yang bersangkutan mati.
Biasanya, individu yang pernah melakukan suicide attempt masih mengalami kebingungan
antara ingin hidup atau ingin mati. Selanjutnya ada suicide ideation yang merupakan ide
individu untuk melakukan bunuh diri, namun hal tersebut hanya sebatas pada pikiran dan
belum dilakukannya (Klonsky, May, & Saffer, 2016).
Maka dari itu, bunuh diri adalah tindakan seorang individu dengan penuh kesadaran
untuk mengakhiri hidupnya. Bunuh diri disebabkan oleh berbagai faktor namun yang
terutama dikarenakan seseorang ingin menghilangkan atau pergi dari rasa sakit yang ia
rasakan. Seorang individu tersebut akan memutuskan untuk bunuh diri jika merasa tidak ada
lagi jalan keluar dari segala penderitaan yang ia rasakan.
2. Tahapan Percobaan Bunuh Diri
Ideasi bunuh diri adalah keadaan di mana seseorang memikirkan, mempertimbangkan
dan merencanakan untuk melakukan bunuh diri (Klonsky, May, & Saffer, 2016). Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
three-step theory of suicide dijelaskan tentang pembentukan ide untuk bunuh diri berkembang
menjadi aksi bunuh diri.
a. Tahap satu : Perkembangan ideasi bunuh diri.
Tahap pertama dari ideasi bunuh diri dimulai dengan rasa sakit (pain). Rasa sakit yang
dimaksud adalah rasa sakit secara psikologis atau emosional. Menurut Durkheim (Klonsky,
May, & Saffer, 2016) rasa sakit psikologis dapat timbul dari pengalaman mengalami isolasi
sosial. Bentuk dari isolasi sosial antara lain adalah perasaan kesepian (loneliness), penarikan
diri dari lingkungan sosial (social withdrawal), hidup sendiri dan hanya memiliki sedikit
dukungan sosial, tinggal dalam keluarga yang bermasalah (nonintact families), kehilangan
pasangan karena ditinggal mati atau bercerai, dan tinggal dalam sel penjara khusus untuk satu
orang. Joiner (2005, seperti dikutip dalam Klonsky, May, & Saffer, 2016) juga memiliki
pendapat bahwa merasakan kebosanan akan hidup juga menimbulkan rasa sakit secara
psikologis. Selanjutnya, merasa kalah dan terjebak (O‟Connor, 2011, seperti dikutip dalam
Klonsky, May, & Saffer, 2016) serta persepsi negatif terhadap diri juga mengakibatkan rasa
sakit secara psikologis (Baumeister, 1990). Lebih lanjut three-step theory of suicide
menjelaskan bahwa gabungan dari rasa sakit dan keputusasaan mendorong seseorang untuk
mengembangkan ide bunuh diri.
b. Tahap dua : Ideasi bunuh diri yang kuat vs ideasi bunuh diri menengah
Tahapan kedua three-step theory of suicide menjelaskan bahwa tahap yang
mengarahkan seseorang kepada perilaku bunuh diri yang fatal muncul ketika rasa sakit yang
dialami lebih besar daripada keterhubungan seseorang dengan dunia sekitarnya.
Keterhubungan dimaksudkan dengan minat atau ketertarikan kepada suatu hal, kelekatan
dengan orang lain dan tujuan-tujuan yang membuat seseorang tetap memilih untuk hidup.
Menurut teori ini, jika ada seseorang yang mengalami rasa sakit dan keputusasaan kemudian
mempertimbangkan untuk melakukan bunuh diri tetapi memiliki keterhubungan yang lebih
kuat dengan dunia sekitarnya, maka ia hanya akan sampai di ideasi bunuh diri taraf
menengah. Apabila, rasa sakit yang dialami lama-kelamaan bertambah menjadi lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
maka ideasi bunuh diri akan semakin kuat. Dalam three-step theory of suicide, keterhubungan
berperan sebagai pelindung agar ideasi bunuh diri tidak meningkat pada mereka yang
berisiko.
c. Tahap tiga : Pengembangan ide bunuh diri menuju perilaku bunuh diri
Dalam tahap ini, dijelaskan bagaimana kondisi yang menyebabkan ideasi bunuh diri
yang kuat berkembang menuju percobaan bunuh diri. Ada tiga kategori variabel yang lebih
spesifik memiliki kontibusi terhadap bunuh diri yaitu kecenderungan (dispossitional),
penerimaan (acquire), dan pelaksanaan (practical). Kecenderungan merujuk pada hal-hal
yang lebih dikendalikan oleh genetik seperti sensitifitas terhadap rasa sakit (Young, et. al.,
2011, seperti dikutip dalam Klonsky, May, & Saffer, 2016). Penerimaan merujuk pada
keterbiasaan terhadap pengalaman yang berhubungan dengan rasa sakit, terluka dan kematian
yang seiring berjalannya waktu membuat seseorang memiliki kapasitas untuk melakukan
bunuh diri. Pelaksanaan merujuk pada faktor-faktor yang membuat bunuh diri menjadi lebih
mudah. Misalnya seseorang memiliki pengetahuan dan akses terhadap benda-benda yang
dapat mengakibatkan kematian seperti senjata api dan obat-obatan (Swanson, S. P., Roberts,
L. J., Chapman, M. D., 2003 seperti dikutip dalam Klonsky, May, & Saffer, 2016).
Jadi, tahapan perilaku bunuh diri dimulai dari ketika seorang individu merasakan sakit
yang luar biasa dalam dirinya. Kemudian rasa sakit yang ia rasakan itu bersamaan dengan
perasaan kesepian yang melanda. Hal ini akan menumbuhkan pemikiran untuk melakukan
bunuh diri. Ketika seorang individu telah memiliki pemikiran untuk bunuh diri, selanjutnya
individu tersebut akan mempertimbangkan, akankah memutuskan untuk mengakhiri hidup
atau mengolah pikirannya tersebut hanya menjadi sebatas pemikiran. Ketika individu tersebut
merasa bahwa ia tidak memiliki ikatan yang kuat dengan dunia, maka individu tersebut akan
memutuskan untuk melakukan bunuh diri. Maka dari itu three-step theory of suicide
menekankan pada rasa sakit, keputusasaan, keterhubungan dengan dunia dan kapasitas untuk
seseorang dapat melakukan bunuh diri, akan tetapi hal ini tidak mengesampingkan gangguan
psikologis, kondisi pikiran, personality traits, tempramen dan kecendrungan serta pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sebagai faktor yang memperngaruhi munculnya ideasi hingga usaha bunuh diri. Beberapa hal
misalnya depresi, self-criticism, kepribadian ambang batas, emosi negatif dan pengalaman
kehilangan sesuatu yang berharga diakui berhubungan dengan ideasi dan perilaku bunuh diri.
Akan tetapi dalam three-step theory of suicide, beberapa faktor di atas juga memberikan
kontribusi terhadap rasa sakit, keputusasaan dan keterhubungan dengan dunia.
B. Penyintas Bunuh Diri
McIntosh pada tahun 2003 (dalam Andriessen, 2005) menyatakan bahwa frasa suicide
survivors atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan penyintas bunuh diri, memiliki makna
ganda. Frasa ini bisa berarti seorang yang berduka dan kehilangan karena bunuh diri dan bisa
juga berarti seorang individu yang pernah melakukan percobaan bunuh diri namun mengalami
kegagalan. Namun pada tahun 2004, Seager (dalam Andriessen, 2005) berusaha untuk
menjelaskan tentang makna penyintas bunuh diri. Dalam hal ini suicide survivors lebih
merujuk pada survive yang artinya terus bertahan dan ada dalam keadaan sulit. Maka dari itu,
suicide survivors atau penyintas bunuh diri adalah seorang yang selamat dari bunuh diri dan
terus hidup setelahnya. Dewasa ini, di beberapa negara, istilah penyintas bunuh diri pun masih
digunakan untuk merujuk pada orang yang selamat dari bunuh diri (Honeycutt & Praetorius,
2016). Penelitian ini pun akan menggunakan istilah penyintas bunuh diri untuk memaparkan
mengenai seseorang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri namun mengalami
kegagalan dalam tindakannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tzeng (2010) terdapat pernyataan bahwa masalah
kesulitan berhubungan dan berkomunikasi dengan keluarga sebelum seorang individu
melakukan percobaan bunuh diri tetap tidak dapat terselesaikan setelah seorang individu
tersebut melakukan percobaan bunuh diri. Sebagian besar individu yang pernah melakukan
percobaan bunuh diri, merasa bahwa keluarga mereka tidak memahami perasaan mereka.
Dikatakan pula dalam bahwa mereka yang selamat setelah melakukan percobaan bunuh diri
merasa malu dan bersalah karena memilih untuk mati. Hal ini dipengaruhi oleh nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kebudayaan timur yang dianut sebagian besar responden yang memiliki latar belakang
Tionghoa. Kebanyakan, para individu ini menyalahkan diri sendiri karena menurut
masyarakat mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap orangtua karena dalam
budaya Tionghoa diajarkan bahwa tubuh seorang anak merupakan pemberian dari orangtua
sehingga tidak boleh dirusak sembarangan (Tzheng, Su, Chiang, Kuan, & Lee, 2010).
Indonesia sebagai negara yang juga menganut kebudayaan timur, memiliki prasangka
negatif terhadap bunuh diri. Bagi sebagian besar masyarkat, bunuh diri adalah suatu tindakan
yang dipengaruhi oleh kutukan atau guna-guna dan sebagainya (Sungkana & Sutejo, 2012).
Sampai saat ini pun masih banyak dari para penyintas bunuh diri di Indonesia yang enggan
bercerita mengenai pengalaman hidup mereka. Padahal, mereka yang selamat dari upaya
bunuh diri memiliki banyak pengalaman untuk menginformasian program pencegahan yang
sesuai dan dapat memberikan wawasan penting tentang bagaimana masyarakat dan
pemerintah dapat menanggapi kebutuhan mereka pada saat tekanan yang mengancam jiwa
(Maple, McKay, & Sanford, 2019). Kemudian, Chesley dan Loring-McNulty (seperti dikutip
dalam Maple, McKay, & Sanford, 2019) mengidentifikasi alasan umum para individu tidak
lagi mencoba bunuh diri adalah strategi koping yang berkisar pada komunikasi. Dengan kata
lain, berbicara mengenai pengalaman bunuh diri dan membuka percakapan untuk
mendapatkan bantuan bisa menjadi strategi koping yang baik bagi individu yang pernah
melakukan percobaan bunuh diri.
Komunikasi menjadi sebuah harapan bahwa perilaku bunuh diri berulang dapat teratasi,
karena dalam sebuah penelitian dikatakan; salah satu hal yang menantang dunia kesehatan
adalah pencegahan terhadap perilaku bunuh diri yang berulang. Menurutnya, seseorang yang
pernah melakukan percobaan bunuh diri dalam jangka 6 bulan akan mengulangi lagi
tindakannya ketika dirinya belum mencapai resiliensi. Maka dari itu, resiliensi adalah hal
yang krusial bagi penyintas bunuh diri (Irigoyen, et al., 2018). Merujuk pada Reivch dan
Shatte (2002, seperti dikutip dalam Ifdil & Taufik, 2012) resiliensi adalah kondisi ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seorang individu mampu beradaptasi dan bertahan dalam keadaan tertekan dan berhadapan
dengan kesengsaraan yang dialaminya dalam hidup.
C. Resiliensi
1. Definisi Resiliensi
Pandangan mengenai resiliensi individu dalam menghadapi tantangan sudah ada sejak
lama. Ketika ilmu psikologi berkembang pada abad ke-19 sampai abad ke-20. Pada masa itu
terdapat ketertarikan pada adaptasi individu dengan lingkungannya. Satu dekade kemudian,
studi sistematis mengenai resiliensi mulai muncul pada psikologi klinis dan perkembangan
(Masten & Reed, 2002). Luthans (2002) menyatakan bahwa resiliensi adalah kapasitas
individu untuk bangkit dari kesulitan, konflik, kegagalan, bahkan pengalaman positif,
kemajuan dan tanggung jawab yang meningkat.
Resiliensi diartikan sebagai kemampuan untuk bangkit dari proses perubahan kehidupan
yang dirasa tidak mudah. Individu yang resilien dapat mengatasi perasaan yang membuat
tidak nyaman dengan cara yang sehat, seperti mampu menginjinkan diri mereka untuk
merasakan marah, kesedihan, kehilangan dan kebimbangan namun tidak mengijinkan
perasaan tersebut bertahan terlalu lama di dalam dirinya (Siebert, 2005). Lebih lanjut
dijelaskan pula bahwa resiliensi adalah kapasitas seseorang untuk mengatasi kesulitan di
dalam hidupnya dengan baik, tetap mampu menjaga kesehatan fisik maupun mental saat
berada di bawah tekanan kemudian bangkit kembali dengan mudah dari keterpurukan yang
dialaminya, serta menghadapi persoalan dengan tenang dan tanpa emosi negatif.
Ayala dan Manzano (2014) mengungkapkan bahwa resiliensi merupakan adaptasi
dinamis yang memungkinkan individu untuk tetap menatap masa depan walaupun berada
dalam masa yang berat. Selain itu, resiliensi juga membantu individu membuat keputusan
yang baik dalam tekanan, dan memungkinkan individu untuk bangkit dengan efektif (Everly,
Strouse, & McComack, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa resiliensi merupakan
kemampuan individu untuk bertahan dan tidak menyerah dalam situasi yang tidak
menyenangkan dan membuat tidak nyaman, berusaha untuk bertahan, serta mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut kemudian bangkit sehingga menjadi pribadi yang
lebih baik dalam menghadapi permasalahan.
2. Ciri-Ciri Individu yang Resilien
Lebih lanjut, menurut Grotberg (1995), individu yang resilien adalah individu yang
memiliki kendali atas perasaan dan dorongan dari dalam dirinya, mampu mengatasi
permasalahannya dengan baik, serta memiliki inisiatif dalam mengambil keputusan dan peduli
terhadap sesama. Reivich (2002, seperti dikutip dalam Dewi, Djoeanina, & Melisa, 2004),
mengatakan bahwa individu resilien ialah individu yang optimis dalam menyelesaikan
masalah sehingga tidak menimbulkan stress dan mampu mengekspresikan sikap dan
pikirannya tanpa beban.
Seorang individu akan dianggap sebagai pribadi resilien apabila dirinya pernah
mengalami ancaman dalam proses perkembangannya (Toland & Donna, 2011). Selain itu,
dijelaskan lebih lanjut bahwa resiliensi bukanlah karakteristik dari seorang individu.
Pernyataan ini didukung oleh beberapa penelitia yang menyatakan bahwa resiliensi adalah
sebuah fenomena dan bukan sifat dari seorang individu (Luthar, Lyman, & Crossman, 2014).
Jadi individu yang resilien adalah individu yang memiliki kepercayaan dalam dirinya bahwa
ia mampu menyelesaikan persoalan dalam hidupnya dan juga individu yang mampu bangkit
ketika mengalami keterpurukan. Maka dari itu, resiliensi memiliki beberapa aspek yang akan
dibahas pada bagian selanjutnya.
3. Aspek-Aspek Resiliensi
Resiliensi memiliki dua aspek penting di dalamnya. Aspek pertama adalah adanya
ancaman atau kesulitan berat, kemudian setelah seorang individu mendapatkan kesulitan
tersebut, jika individu tersebut dapat mencapai keadaan yang baik berarti individu tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
telah mengalami adaptasi positif. Adaptasi positif adalah aspek yang kedua (Toland & Donna,
2011).
Kesulitan yang dimaksud adalah kondisi yang menganggu atau bisa juga mengancam
tugas tahap perkembangan dengan kemungkinan akan menghasilkan suatu hasil yang tidak
diinginkan contohnya adalah pola asuh, kekerasan, kemiskinan (Wright & Masten, 2005).
Sedangkan Luthar, et. al., (2000) menjelaskan bahwa adaptasi positif didefinisikan sebagai
suatu perwujudan perilaku yang sukses dalam menghadapi kesulitan pada tugas di setiap
tahapan perkembangan.
Lebih lanjut sebuah penelitian mengemukakan beberapa aspek resiliensi (Jackson &
Watkin, 2004). Aspek-aspek resiliensi ini dijabarkan menjadi tujuh aspek dan hampir tidak
ada individu yang memiliki ketujuh aspek tersebut dengan baik secara keseluruhan. Adapun
tujuh aspek tersebut adalah sebagai berikut:
a. Regulasi Emosi.
Kemampuan individu untuk menghadapi situasi yang tidak mudah dengan mampu
mengendalikan emosi, atensi dan perilakunya serta dapat mengekpresikan emosi secara tepat,
emosi negatif maupun emosi positif. Terdapat dua jenis keterampilan yang membantu
individu dalam pencapaian regulasi emosi, yakni tenang (calming) dan fokus (focusing).
Kedua kemampuan tersebut akan membantu individu agar tetap fokus dalam berpikir
walaupun banyak hal yang menganggu serta mampu mengurangi stress.
b. Pengendalian Impuls.
Merupakan keterampilan individu dalam mengontrol dorongan, kesukaan, dan tekanan
dari dalam dirinya. Individu dengan pengendalian impuls yang baik mampu menahan diri dari
perasaan negatif, seperti sabar dalam menghadapi masalah, tidak mudah marah, dan
memberikan respon yang tepat pada permasalahan dalam artian tidak bertindak gegabah
dalam melakukan hal yang akan atau sedang dihadapi.
c. Optimisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Seorang individu dikatakan sebagai individu yang resilien adalah individu yang optimis.
Dalam hal ini optimis berarti memiliki harapan pada masa depan dan percaya pada dirinya
sendiri untuk memegang kendali atas kehidupan yang di masa sekarang dan masa depan.
Optimisme yang dimaksud ialah optimisme yang realistis, yakni keyakinan pada masa depan
lebih baik yang diimbangi dengan usaha dan doa untuk mewujudkannya
d. Empati.
Adalah keterampilan individu untuk memahami kondisi emosional dan psikologis orang
lain serta memiliki keterampilan yang cukup baik dalam menangkap bahasa-bahasa non
verbal yang ditunjukkan oleh orang lain, seperti ekspresi wajah, intonasi suara, bahasa tubuh
dan memahami sesuatu yang dirasakan orang lain. Seseorang yang memiliki empati biasanya
memiliki hubungan sosial yang positif pula.
e. Analisis Penyebab Masalah.
Analisis penyebab masalah erat kaitannya dengan gaya berpikir. Gaya berpikir sendiri
merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang individu guna menjelaskan hal baik dan
buruk yang terjadi pada dirinya. Gaya berpikir dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Personal (saya / bukan saya) : individu yang memiliki gaya berpikir “saya”
cenderung menyalahkan diri sendiri jika ada kejadian yang tidak berjalan sesuai
rencananya, namun individu dengan gaya berpikir “bukan saya” adalah individu
yang memiliki keyakinan bahwa ada hal-hal di luar diri yang bisa menjadi andil
dalam kejadian yang terjadi pada diri.
b. Permanen (selalu / tidak selalu) : individu yang memiliki pemikiran “selalu” bisa
dikatakan adalah seorang individu yang pesimis dan berasumsi bahwa suatu
peristiwa buruk akan terulang kembali. Sedangkan seorang individu yang memiliki
pemikiran “tidak selalu” akan cenderung berpikir bahwa ia dapat memperbaiki
kesalahan dan memandang kegagalan sebagai ketidakberhasilan yang sementara.
c. Pervasive (semua / tidak semua) : seorang individu yang memiliki gaya pikir
“semua” melihat suatu kegagalan sebagai hal yang menggagalkan aspek kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
lainnya. Sedangkan, individu dengan gaya pikir “tidak semua” adalah orang yang
dapat menjelaskan penyebab dari masalah yang sedang dihadapinya dan hal tersebut
tidak memengaruhi aspek kehidupannya yang lain.
Dalam hal ini, individu dikatakan resilien apabila dirinya memiliki fleksibilitas dalam
berpikir dan mampu untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab permasalahan yang
dihadapinya.
f. Efikasi diri.
Ialah keyakinan seseorang bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalah yang dialami
dan percaya bahwa dirinya mampu mencapai keberhasilan. Individu dengan efikasi diri yang
tinggi akan mengusahakan berbagai cara untuk memecahkan masalah serta tidak mudah
menyerah ketika menghadapi kesulitan. Individu ini memiliki kepercayaan penuh terhadap
kemampuan dirinya dan akan cepat menghadapi jika ada masalah yang datang.
g. Peningkatan Aspek Positif.
Resiliensi merupakan kemampuan yang meliputi peningkatan aspek positif dalam
kehidupan seorang individu. Jika seorang individu mampu meningkatkan aspek positif maka,
individu tersebut dapat melakukan dua aspek berikut dengan baik; (1) dapat membedakan
risiko yang realistis dan yang tidak realistis, (2) memiliki makna dan tujuan hidup serta dapat
melihat gambaran dari kehidupannya. Seorang individu yang memiliki kemampuan ini akan
lebih mudah dalam mengatasi permasalahan hidup dan juga peningkatan aspek positif
berperan meningkatkan kemampuan interpersonal dan pengendalian emosi bagi dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, individu yang resilien dalam penelitian ini adalah seorang
penyintas bunuh diri yang telah mampu menahan dorongan dan emosi negatif dari dalam
dirinya ketika dihadapkan pada sebuah kesulitan serta dapat mengenali penyebab masalah
secara akurat sehingga mampu menemukan cara untuk menyelesaikannya. Selain itu, individu
dikatakan resilien ketika mampu bangkt dari keterpurukan sehingga dapat melanjutkan hidup.
h. Resiliensi Penyintas Bunuh Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Banyak sekali teori yang mengatakan bahwa kondisi hidup yang negatif berpengaruh
sangat besar dengan keinginan dan perilaku bunuh diri (Joiner & Rudd, 2000). Penelitian
yang lain sepakat bahwa hal penting yang mempengaruhi perbedaan individu yang berpikiran
untuk bunuh diri dan telah melakukan percobaan bunuh diri, terletak pada ketakutan mereka
terhadap kematian dan toleransi mereka terhadap rasa sakit (Klonsky, May, & Saffer, 2016).
Ide bunuh diri dan upaya bunuh diri telah lama diasosiakan dengan sejumlah perilaku dari
pengalaman hidup yang buruk (Bagge, Littlefield, Conner, Schumacher, & Lee, 2014).
Penelitian oleh selanjutnya juga mendukung bahwa negative life event adalah sumber utama
bagi individu yang mengalami krisis dan berpotensi untuk bunuh diri. Akan tetapi jika
seorang individu memiliki rasa takut lebih besar dan toleransi terhadap rasa sakit yang lebih
rendah, individu tersebut memiliki kemungkinan lebih kecil untuk melakukan bunuh diri
(Buchman-Schmitt, et al., 2017). Dalam hal ini, diperlukan resiliensi sebagai suatu bentuk
protektif paling penting dari peningkatan masalah psikologis (Rutter, 1985).
Menurut Mowbray (Mowbray, 2011), seorang individu pasti akan mengalami kejadian-
kejadian dalam seumur hidupnya. Kejadian-kejadian tersebut akan dievaluasi, dicerna, diberi
makna, diingat kemudian direspon oleh individu itu. evaluasi terhadap kejadian yang dialami
adalah hasil interpretasi individu terhadap kejadian dengan informasi akan konteks kejadian
tersebut. Respon individu dapat tercipta karena didasari oleh hasil dari evaluasi sebuah
kejadin dan makna yang individu masukkan terhadap kejadian itu.
Dalam hal ini, resiliensi akan membantu seorang individu dalam menginterpretasikan
kejadian tersebut sehingga mampu memunculkan suatu hasil evaluasi dan makna pada
kejadian tersebut. Jika melihat dari fokus penelitian ini, resiliensi dibutuhkan seorang
penyintas bunuh diri guna membantunya menginterpretasi kejadian-kejadian yang telah
dialaminya. Seorang penyintas bunuh diri yang memiliki resiliensi tentunya akan
mendapatkan evaluasi yang membangun dari apa yang telah ia alami sebelumnya dan juga
dapat mengambil makna yang positif sebagai bentuk adaptasi positif pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan dan memahami dinamika resiliensi pada
penyintas bunuh diri. Untuk mendapatkan gambaran dari masalah penelitian ini, diperlukan
penggalian data yang mendalam dan menyeluruh sehingga informasi mengenai dinamika
resiliensi penyintas bunuh diri dapat diperoleh secara lengkap. Demi mendapatkan data yang
dimaksud, desain penelitian kualitatif dipilih dalam penelitian ini.
Penelitian kualitatif dipilih sebagai desain penelitian ini karena penelitian kualitatif
berfokus pada deskripsi yang kaya dari beberapa aspek pengalaman (Langdridge, 2007) dan
bahwa penelitian kualitatif digunakan sebagai metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna oleh sejumlah individu maupun kelompok (Creswell, 2016). Selain itu, Willig (2013)
mengungkapkan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memberikan gambaran yang
sebenarnya dari sebuah kejadian yang dialami oleh seorang individu secara apa adanya.
Berangkat dari beberapa teori di atas, peneliti berharap dapat memperoleh dan memahami
segala informasi mengenai dinamika resiliensi pada penyintas bunuh diri dengan
menggunakan pendekatan kualitatif.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis fenomenologi deskriptif. Penelitian
fenomenologi deskriptif menekankan pada proses mendeskripsikan pengalaman sampai pada
esensi dari pengalaman itu (Kahija, 2017). Hal ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pengalaman secara murni, asli, dan apa adanya tanpa adanya teori, penilaian dan asumsi atau
spekulasi yang mungkin akan bercampur ke dalamnya. Analisis fenomenologis deskriptif
berarti mengeksplorasi secara langsung, analisis dan mendeskripsi fenomena-fenomena
tertentu, sebebas mungkin dari praanggapan yang tidak diuji (Spiegelberg, 1975). Hal ini
sesuai dengan apa yang diungkapkan Landridge (2007) bahwa fenomenologi deskriptif setia
pada pemikiran filisofis Edmund Husserl –pendiri fenomenologi- yang berupaya menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
esensi dari pengalaman dengan menjalankan “pembersihan diri” (epochē) dan reduksi
fenomenologis. Walaupun pakar fenomenologi deskriptif mengakui bahwa penafsiran
memiliki kedudukan yang berarti dalam analisis pengalaman seorang individu, mereka yakin
bahwa dengan meminimalkan penafsiran akan menghasilkan cerita pengalaman yang murni.
(Willig, 2013).
B. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah tiga orang yang pernah melakukan percobaan
bunuh diri dan telah resilien. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan risiko percobaan bunuh
diri berulang dari para informan. Harapannya dengan memahami dan mengetahui kisah
resiliensinya, ini bisa meminimalkan pandangan negatif mengenai label “pernah melakukan
bunuh diri”.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokus pada dinamika resiliensi seseorang yang pernah melakukan
percobaan bunuh diri (penyintas bunuh diri).
D. Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara kepada informan.
Wawancara merupakan salah satu bentuk pengambilan data yang digunakan dalam penelitian
kualitatif. Pertanyaan yang akan diajukan kepada informan berbentuk wawancara semi
terstruktur, hal itu membuat peneliti memiliki panduan mengenai topik akan tetapi juga
memudahkan untuk eksplorasi data sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh informan.
Sesuai dengan paparan Creswell (2016) metode wawancara akan menghasilkan data dengan
makna dari fenomena penelitian bagi individu yang mengalaminya. Selain itu, dapat diperoleh
pemahaman serta pengetahuan baru dari aspek pengalaman informan (Willig, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi
terstruktur lebih mudah untuk diatur dalam pengumpulan data (Willig, 2013). Juga
memberikan kesempatan bagi peneliti untuk mendengar informan berbicara mengenai aspek
tertentu dari kehidupan atau pengalaman mereka. Pertanyaan yang diajukan berfungsi untuk
menstimulus informan berbicara.
Adams dalam Willig (2013), membuat rancangan garis besar wawancara dalam bentuk
wawancara semi-terstruktur. Berikut adalah daftar pertanyaan yang disusun oleh peneliti:
a. Latar Belakang Informan
1. Nama, umur, pekerjaan atau kegiatan saat ini
2. Kondisi keluarga
3. Dinamika lingkungan saat bertumbuh
b. Pengalaman Melakukan Percobaan Bunuh Diri
1. Sejak kapan memiliki pemikiran bunuh diri?
2. Mengapa melakukan percobaan bunuh diri?
3. Apa yang diharapkan ketika melakukan percobaan itu?
4. Apakah ada peran orang lain ketika melakukan percobaan bunuh diri?
c. Resiliensi
1. Apakah menyesal pernah melakukan percobaan bunuh diri?
2. Kenapa kok memutuskan untuk melanjutkan hidup?
3. Apakah memiliki cita-cita atau harapan untuk masa depan?
4. Adakah seseorang atau sesuatu yang disebut penyelamat?
5. Apa aktivitas belakangan ini?
6. Kalau sekarang ini punya masalah biasanya melakukan apa?
7. Menurut kamu, menjalani kehidupan itu artinya apa?
E. Prosedur Pengumpulan Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa penelitian ini menggunakan metode
wawancara semi terstruktur. Namun sebelum melakukan tahap wawancara ada beberapa hal
yang harus dilakukan. Beberapa hal tersebut antara lain:
1. Peneliti menentukan dan mencari informan dengan karakteristik seseorang yang
pernah melakukan percobaan bunuh diri namun selamat ketika melakukannya
dengan cara membuat google form dengan beberapa pertanyaan sederhana. Hal ini
memiliki tujuan untuk mencari informan yang dengan sukarela mau membagikan
kisahnya dan agar terhindar dari unsur paksaan.
2. Peneliti memiliki kriteria bahwa informan adalah seorang individu yang pernah
melakukan percobaan bunuh diri dan telah menjadi individu yang resilien. Cara
peneliti menentukan informan yang sesuai dengan kriteria adalah membangun
rapport pada awal pertemuan dan juga berkomunikasi dengan beberapa calon
informan untuk mendapatkan cerita pengalaman mereka terkait dengan percobaan
bunuh diri, selain itu peneliti juga menyesuaikan cerita tersebut dengan teori
resiliensi yang akan dipakai dalam penelitian ini.
3. Pembahasan dan penandatanganan informed consent. Informed consent berisi
identitas peneliti, tujuan penelitian, partisipan penelitian, metode pengambilan data,
hak informan, metode penyimpanan data, kerahasiaan data, dan pernyataan
kesediaan informan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam hal ini, yang
menjadi hak informan antara lain adalah dapat menghubungi peneliti sewaktu-
waktu mereka membutuhkan, indentitas yang dirahasiakan sampai akhir,
mendapatkan hasil penelitian ini dan juga mendapatkan reward atas kesediaannya
membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
4. Melakukan wawancara dengan masing-masing informan di waktu dan tempat yang
telah disepakati. Wawancara yang digunakan bersifat semi terstruktur. Peneliti
membuat panduan wawancara sebagai acuan namun tidak menutup kemungkinan
untuk menambah atau mengurangi pertanyaan sesuai dengan respon informan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
5. Setelah proses wawancara selesai dilakukan, peneliti membuat transkrip
wawancara.
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan empat tahapan analisis fenomenologi deskriptif sesuai
dengan yang tertulis pada Langdridge (2007). Keempat tahapan tersebut ialah membaca
makna keseluruhan, mengidentifikasi unit makna, menilai signifikansi psikologis dari unit
makna, dan memadukan unit makna dan menyajikan deskripsi struktural. Ketiga dari keempat
tahapan tersebut akan dituangkan dalam tiga bagian kolom yang berbeda. Seturut dengan
Giorgi dan Giorgi (2008, seperti dikutip dalam Langdridge, 2007) bahwa tidak ada batasan
jumlah terjemahan yang diperlukan untuk mengidentifikasi signifikansi psikologis yang
kemudian menghasilkan deskripsi struktural, akan tetapi lazimnya dalam beberapa penelitian,
jarang membutuhkan lebih dari dua kolom.
1. Membaca Makna Keseluruhan
Dalam tahap ini, peneliti diharuskan untuk membaca keseluruhan isi teks
wawancara untuk mencoba memahami keseluruhan arti dari teks yang dibaca.
Keseluruhan isi teks wawancara kemudian disebut sebagai transkrip akan dituliskan
di dalam kolom yang paling kiri dan dipecah menjadi beberapa unit. Selain
membaca, diharapkan dapat membaca secara berulang dan melakukannya secara
individu. Apabila sumber data yang diperoleh berasal dari wawancara, maka perlu
dilakukan proses transkripsi yang mana harus dengan menjalankan epochē. Dengan
begitu, sangat penting untuk melakukan segala upaya membaca teks dengan rasa
penemuan dan menghindari godaan untuk memasukkan makna yang peneliti
temukan dalam pikirannya sendiri.
2. Mengidentifikasi Unit Makna
Pada tahap kedua ini, peneliti diharuskan untuk mengidentifikasi unit makna yang
menunjukkan perubahan makna. Dalam hal ini, diperlukan banyak pembacaan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
koreksi hingga ada rasa cukup yakin tentang unit-unit yang telah diitentifikasi. Hasil
dari identifikasi unit makna ini kemudian akan ditulis pada bagian kolom tengah
yang adalah terjemahan teks asli ke dalam bahasa yang kurang khas.
3. Menilai Unit Makna untuk Signifikansi Psikologis
Jika menemukan beberapa unit yang tidak memiliki makna psikologis, tentu saja hal
tersebut akan diabaikan. Membaca lebih dari satu unit makna, merefleksikannya
serta memfokuskan hanya yang sesuai dari fokus penelitian adalah cara untuk
menentukan makna psikologis. Hasil terjemahan lebih lanjut ke dalam bahasa yang
mewakili signifikansi psikologis ini kemudian disajikan dalam kolom paling kanan.
4. Menyajikan Deskrisi Struktural
Tahapan ini melibatkan upaya menyintesiskan unit-unit makna psikologis kemudian
menuliskannya kembali menjadi sebuah kronologi untuk para informan. Setelah
menyajikan deskripsi struktural per informan, peneliti menyajikan deskripsi
struktural secara umum. Deskripsi struktural umum adalah puncak analisis dan
mewakili esensi dari fenomena yang sedang diselidiki.
G. Kredibilitas Penelitian
Creswell (2016) menjelaskan bahwa kredibilitas atau validasi merupakan suatu usaha
untuk memeriksa akurasi dari penelitian dari perspektif peneliti, informan penelitian dan
pembaca. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sistem member checking dan meminta
seorang external auditor guna memeriksa apakah temuan dalam penelitian ini sudah akurat
atau belum. Member checking dilakukan dengan melaporkan hasil penelitian kepada informan
dan memastikan bahwa hasil penelitian ini bersifat akurat. Sedangkan, external auditor adalah
seseorang yang mereview keseluruhan dari penelitian ini. External auditor dalam penelitian
ini adalah dosen pembimbing skripsi. Hal ini karena seorang auditor dapat memberi penilaian
secara objektif mengenai hasil dari keseluruhan penelitian (Creswell, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
H. Refleksitivas Penelitian
Untuk semua orang yang tidak pernah terpikir mengapa seseorang memilih jalan untuk
mengakhiri hidupnya, mari sedikit berempati sejenak akan jalan yang mereka pilih. Kita
semua tidak akan pernah tau apa yang ada di hati dan pikiran seseorang hingga dirinya
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Saya pernah memiliki seorang teman yang bisa dikatakan saya dan dia pernah terlibat
suatu konflik pada satu hari. Suatu saat saya mendengar kabar bahwa dia memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya. Satu kata yang terlintas dalam kepala saya ialah “berani”. Bagi saya,
seorang yang memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya adalah seseorang yang berani
mengambil kemungkinan yang sama sekali belum pernah terbayangkan di benak semua
orang. Kematian adalah suatu hal yang mutlak namun belum pernah ada orang yang telah
mati kemudian kembali hidup dan menceritakan segala pengalaman apa yang dia alami di
sana. Jikalau ada, jujur saya tidak mempercayainya.
Bagi saya, tindakan bunuh diri adalah suatu tindakan yang memerlukan keberanian.
Namun, ada satu tindakan lagi yang menurut saya membutuhkan keberanian lebih besar, yaitu
kembali menjalani hidup. Memang benar, kehidupan setelah kematian menjadi misteri yang
belum terpecahkan –entah akan bahagia atau menderita tidak tahu- akan tetapi kembali
menjalani hidup menurut saya bukan menjadi misteri. Hidup adalah sekumpulan penderitaan
(lupa kata siapa) dan seseorang yang berani kembali menjalani hidup adalah seseorang yang
berani menghadapi kumpulan penderitaan (lagi).
Saya pribadi pernah beberapa kali mendekati percobaan bunuh diri, dan percobaan
terakhir adalah Bulan Maret tahun yang lalu. Ketika itu saya sedang dilanda ketakutan yang
amat sangat akan hari esok dan hal itu sudah berlangsung selama beberapa minggu terakhir di
awal tahun 2019. Bukan sebuah masalah besar yang menghantam saya namun kerikil-kerikil
masalah dari masa lalu dan dari masa itu yang berkumpul sehingga menutupi pikiran dan hati
saya. Satu malam ketika saya tidak bisa lagi menuangkan emosi dalam bentuk tangisan, saya
mulai berpikir bagaimana jika saya tidak usah ada di dunia ini lagi yang kemudian pikiran itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
semakin menguat dari hari ke hari dan terkadang tanpa sengaja membuat saya tanpa sadar
menyakiti diri saya sendiri.
Kemudian ketika pikiran itu semakin menguat, saya memberanikan diri untuk bercerita
pada salah seorang sahabat saya. Tidak banyak nasehat dan petuah yang keluar dari dirinya
namun ada satu kalimat yang selalu saya ingat dan saya pegang hingga hari ini. Segala hal
yang saya punya di dunia ini hanya diri kita sendiri. Sampai akhir, siapa yang menemani diri
ini ya saya sendiri. Untuk itu, meskipun berat saya berusaha untuk kembali hidup bukan
hanya sekedar bernapas dan ada tapi kembali memaknai perjalanan saya di dunia ini.
Dengan adanya pengalaman ideasi yang saya miliki, saya ingin mengetahui cerita
pengalaman dari orang-orang yang benar-benar pernah melakukan tindakan bunuh diri dan
akhirnya memutuskan untuk menjalani kehidupannya kembali. Menurut saya, fenomena
penyintas bunuh diri ini bisa membantu banyak orang untuk semakin menghargai hidup yang
sedang dijalani.
Saya sebagai peneliti sadar bahwa hal ini dapat menimbulkan bias dari sudut pandang
saya. Oleh karena itu saya berusaha mawas diri dan berusaha se-objektif mungkin ketika
menggali data dari informan. Sehingga adanya dosen pembimbing serta rekan kerja yang
memberikan saran, dapat membantu peneliti tetap bersikap objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan mengenai pelaksanaan penelitian serta hasil
dari penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, peneliti juga akan memberikan pembahasan
mengenai hasil yang telah diperoleh.
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan dan Perizinan
Informan dari penelitian ini adalah individu yang pernah melakukan percobaan bunuh
diri namun gagal karena beberapa alasan. Peneliti meminta tolong kepada tiga orang yang
dirasa sesuai dengan penelitian ini sebagai informan serta menjelaskan maksud dan tujuan
dari adanya penelitian ini. setelah ketiga orang tersebut menyetujui untuk menjadi informan,
peneliti memberikan informed consent dan meminta kesediaan informan untuk
menandatangani informed consent tersebut. Peneliti juga membacakan dan menjelaskan
secara rinci mengenai isi dari informed consent.
Sebelumnya, peneliti membuat sebuah form secara online guna mencari dan mendata
calon informan. Adapun isi dari form tersebut antara lain nama, nomor yang bisa dihubungi,
kondisi saat ini, cerita pengalaman percobaan bunuh diri secara singkat, domisili serta
kesediaan untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Tujuan peneliti membuat form ini
adalah untuk data awal sebagai pertimbangan peneliti untuk memilih informan.
Setelah mendapatkan tiga orang dengan kriteria yang sesuai, peneliti melakukan
pendekatan kepada masing-masing informan. Hal ini dilakukan agar tumbuhnya rasa
kepercayaan informan kepada peneliti. Sehingga, informan mampu lebih terbuka untuk
membagikan pengalamannya dengan peneliti.
Proses pendekatan dilakukan beberapa kali dengan dua metode. Yang pertama adalah
dengan berbincang di media sosial kemudian selanjutnya peneliti mengajak informan untuk
bertemu dan berbincang-bincang dahulu sebelum melakukan proses pengambilan data. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
proses pengambilan data, peneliti memberikan kelonggaran pada informan memilih waktu
dan tempat yang sesuai dan nyaman bagi informan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara sebagai metode untuk
pengambilan data. Sebelum memulai pengambilan data, peneliti selalu membangun rapport
awal agar informan merasa nyaman. Rapport awal dilakukan seperti berbincang mengenai
kabar informan, kegiatan sebelum menuju ke tempat wawancara serta beberapa obrolan
ringan lainnya. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi
terstruktur. Wawancara semi terstruktur ini menggunakan pedoman wawancara, namun
pedoman hanya dijadikan patokan dan untuk memperkirakan waktu wawancara. Dengan
menggunakan metode ini, peneliti memiliki ruang bebas dalam melakukan probing terhadap
data.
Peneliti juga meminta izin terlebih dahulu kepada informan untuk merekam segala
proses wawancara melalui ponsel. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai media atau alat bantu
peneliti. Hasil dari rekaman suara informan inilah yang akan ditranskrip oleh peneliti. Setelah
mendapatkan transkrip, peneliti akan menganalisis data yang telah diperoleh. Melalui hasil
penelitian ini, peneliti mulai kembali bertemu dengan para informan untuk melakukan
kegiatan member checking, yaitu peneliti menjelaskan ulang kembali mengenai hasil yang
telah didapatkan serta memastikan bahwa hasil temuan tersebut bersifat akurat dan telah
sesuai dengan jawaban para informan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan peneliti bertemu dengan para informan untuk
melakukan wawancara. Peneliti dibantu oleh tiga orang informan yang terdiri dari dua orang
perempuan dan satu orang laki-laki. Pelaksanaan wawancara diawali dengan perkenalan diri
terlebih dahulu karena peneliti belum mengenal informan T dan informan L sebelumnya.
Setelah itu, peneliti dan para informan menyepakati hari, waktu dan tempat untuk kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
bertemu dan melaksanakan proses wawancara. Adapun tempat dan waktu wawancara
pengambilan data sebagai berikut:
Tabel 1. Pelaksanaan pengambilan data
Informan Lokasi Hari, Tanggal Waktu Keterangan
Informan T Wirobrajan,
Yogyakarta
Kamis,
14 November
2019
16.00 Wawancara latar
belakang dan tanda
tangan informed consent
Wirobrajan,
Yogyakarta
Jumat,
15 November
2019
17.00 Wawancara penelitian
Informan L Gejayan,
Yogyakarta
Selasa,
4 Februari 2019
15.00 Wawancara latar belakang
dan tanda tangan
informed consent
Gejayan,
Yogyakarta
Kamis,
6 Februari 2020
12.00 Wawancara penelitian
Informan M Mrican,
Yogyakarta
Rabu
30 September
2020
14.00 Wawancara latar
belakang dan tanda
tangan informed consent
Seturan,
Yogyakarta
Jumat,
2 Oktober 2020
11.00 Wawancara penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Setelah hasil wawancara diperoleh dan analisis telah dilakukan, hasil penelitian dan
analisis data ditunjukkan kepada informan. Proses ini disebut member checking. Hal tersebut
bertujuan untuk mengantisipasi kesalahan analisis penelitian dan ketidaksesuaian pemahaman
dari pemaknaan informan. Pelaksanaan dan hasil dari member checking adalah sebagai
berikut:
Tabel 2. Pelaksanaan member checking
Informan Penyerahan hasil Persetujuan Komentar
Informan T Senin,
6 Januari 2020
Senin,
6 Januari 2020
Ya sudah baik Mbak
Informan L Selasa,
10 Maret 2020
Selasa,
10 Maret 2020
Sudah pas Kak
Informan M Sabtu,
10 Oktober 2020
Sabtu,
10 Oktober 2020
Oke bener kok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
B. Informan Penelitian
1. Data diri informan
Tabel 3.
No Keterangan Informan T Informan L Informan M
1 Usia 34 tahun 19 tahun 23 tahun
2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan
3 Pendidikan
terakhir
SMA SMA S1
4 Pekerjaan Tukang Ojek Mahasiswa Fresh Graduate
5 Suku Jawa Tionghoa Jawa
2. Latar Belakang Informan
a) Informan 1 (T, 34 tahun).
T adalah seorang tukang ojek difabel berusia 34 tahun yang merupakan anak kedua dari
empat bersaudara. T terlahir berbeda dari sauara-saudaranya. T mengalami cacat fisik
dibagian kaki dan cara berbicaranya pun kurang jelas. Hal tersebut membuat T diperlakukan
berbeda oleh orang-orang disekitarnya termasuk oleh kedua orangtuanya sendiri. T merasa
sejak kecil dirinya kurang difasilitasi dan ruang geraknya dibatasi, menurutnya hal ini
disebabkan karena dirinya dipandang tidak mampu dan tidak berguna.
Selama ini T sudah melakukan tiga kali percobaan bunuh diri dan semuanya gagal.
Ketiga kali percobaan T itu dipicu oleh perasaan rendah diri T yang merasa dirinya tidak
mampu ditambah dengan pandangan banyak orang tentang dirinya yang tidak sanggup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
melakukan apa pun. Hal yang membuat T semakin yakin untuk mengakhiri hidupnya adalah
karena T merasa tidak disayang oleh kedua orangtuanya.
Namun, setelah mengalami banyak peristiwa dan pengalaman T akhirnya bergaabung
dengan suatu komunitas komersil bernama Ojek Difabel. Mulai dari situ, T merasa
mendapatkan banyak support secara sosial maupun secara materi. Setelah melalui banyak
pengalaman serta kegagalan untuk bunuh diri, T dapat mengubah cara pandangnya terhadap
hidup sehingga T sekarang memandang hidup dengan lebih positif.
b) Informan 2 (L, 19 tahun).
Secara biologis, L adalah seorang anak perempuan berusia 19 tahun yang merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara. Namun secara urutan keluarga, L adalah anak kedua
karena L memiliki seorang kakak angkat yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.
Saat ini, L sedang menempuh pendidikan S1 di sebuah universitas swasta di Yogyakarta dan
jauh dari keluarganya. L memiliki pandangan bahwa dirinya tidak berguna jika tidak berada
di dekat orang lain. Selain itu L selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik oleh orangtuanya.
Hal itu memberikan tekanan tersendiri untuk L karena tuntutan itu sudah ditanamkan sedari L
masih SD. L juga diajarkan untuk selalu patuh pada perkataan orang lain, itu juga membuat L
menjadi tidak percaya diri jika sedang sendirian dan merasa bahwa dia harus selalu
mendahulukan orang lain. Ini juga berdampak kepada perlakuan L pada dirinya sendiri. L
merasa lebih baik dirinya yang tertindas dan tersakiti ketimbang harus melihat orang lain
merasa sakit hati.
L pernah beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dan percobaan pertamanya
ketika dirinya berada di kelas 5 SD. Saat itu L menjatuhkan dirinya dari lantai dua dan yang ia
dapatkan bukanlah kematian melainkan kaki kanannya patah sehingga memberikan bekas
luka hingga sekarang. Kemudian percobaan-percobaan L yang lain adalah self harm, berusaha
tidak makan dan menabrakkan diri saat sedang berkendara. Dari sekian banyak percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang ia lakukan, L masih diberi kesempatan hidup sampai sekarang hal itu membuat L
berpikir bahwa dirinya harus terus melanjutkan hidup dan mencari hal-hal indah dalam hidup
serta melanjutkan hidup untuk menggapai segala hal yang belum dia capai.
c) Informan 3 (M, 23 tahun).
M adalah seorang perempuan berusia 23 tahun yang memiliki hobi merajut dan menjual
hasil rajutannya itu. Saat ini M sedang menunggu panggilan pekerjaan karena M baru saja
lulus dan sudah mendaftar ke beberapa tempat. M adalah anak kedua dari dua bersaudara. M
hanya memiliki seorang kakak laki-laki. Sejak SMP, M hanya tinggal bersama Mamanya
karena kedua orangtua M sudah berpisah. M bercerita bahwa sebelum kedua orangtuanya
berpisah, hubungan M dengan keduanya memang tidak dekat karena kedua orangtua M
bekerja. M sering merasa sedih terutama saat SD karena M merasa dirinya kurang
diperhatikan orangtua berbeda dengan teman-teman di sekolahnya.
Setelah kedua orangtuanya berpisah, M merasa bahwa dirinya kesepian dan selalu
berusaha mencari cara agar keduanya kembali. Cara yang dilakukan M adalah dengan
menjadi anak yang sering dipanggil di sekolah, segala cara telah M lakukan namun usahanya
untuk membuat kedua orangtuanya rujuk sia-sia. M juga merasa setelah kedua orangtuanya
berpisah, segala kesialan menimpa dirinya. Sewaktu SMP M pernah dilecehkan oleh mantan
pacarnya dan dia dihukum tidak bisa mengikuti semua kegiatan serta organisasi di sekolah.
Selain itu, M mendapatkan sanksi sosial dari teman-temannya. M dijauhi dan dia tidak
memiliki teman saat itu. Hal tersebut kemudian memicu M untuk mencoba berteman dan
berkenalan dengan anak-anak dari sekolah lain. Namun M salah dalam memilih teman,
karenanya M masuk ke dalam pergaulan yang kurang sehat.
Tahun 2018 tepatnya di Bulan Oktober, M baru mengetahui bahwa dirinya hamil. Hal
ini disebabkan dari hubungan bersama mantan pacarnya yang berinisial H. Padahal M sudah
putus dengan H bulan Agustus. M sebenarnya sudah mencurigainya karena sekitar Bulan
Agustus M sudah tidak datang bulan dan juga sering merasa mual bahkan pingsan. Akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pada Bulan Oktober, M memberanikan diri untuk membeli alat pengecek kehamilan dan
didapati hasilnya positif. Saat itu M sangat takut sekaligus sedih, kemudian M mengabari H
dan H berjanji mau bertanggung jawab. Namun setelah berkata akan bertanggung jawab, H
tidak pernah menghubungi M lagi. Akhirnya M memutuskan untuk menggugurkan
kandungannya. Setelah menggugurkan kandungannya, M merasa sangat sedih dan marah
pada dirinya sendiri. Setiap malam M hanya bisa menyakiti dirinya sendiri namun sudah tidak
bisa menangis. Hingga akhirnya M mencoba untuk bunuh diri. Namun hal itu diketahui oleh
teman se kost M dan M gagal melakukannya. Setelahnya M merasa bahwa dirinya harus terus
hidup untuk menebus rasa bersalahnya pada bayinya sendiri. M mulai bisa berharap dan
berangan-angan kembali dan juga menemukan cara untuk mengatur emosinya jika dia sedang
marah maupun sedih.
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data hasil wawancara
dari setiap informan. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membaca makna
keseluruhan, mengidentifikasi unit makna, menilai unit makna untuk signifikansi psikologis,
dan kemudian menyajikan data struktural. Pada tahap ini, peneliti memaparkan identifikasi
unit makna dari setiap informan.
1. Informan 1 (T, 34 tahun)
a. Merasa diperlakukan secara tidak adil dalam keluarga.
Selama hidup, T merasa bahwa dirinya tidak diberi kebebasan oleh
keluarga. Selama ini T hanya merasa seperti ayam yang ditaruh di dalam
kandang hanya diberi makan saja dan tidak boleh mengendari motor. T pernah
meminta dibelikan motor pada kedua orangtuanya namun tidak dibelikan motor.
Berbeda dengan adik T, ketika si adik meminta sesuatu pasti akan selalu
dibelikan.
T berpikir bahwa mungkin ada sisi baiknya kedua orangtuanya melarang
dirinya melakukan banyak hal. Hal itu bisa jadi karena kedua orangtuanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
khawatir pada dirinya, pikir T. Akan tetapi, T tetap merasa bahwa dirinya
diperlakukan secara tidak adil karena kondisi fisiknya yang tidak lengkap, tidak
seperti adik dan kakaknya.
b. Merasa tidak diperhatikan orangtua ketika masuk rumah sakit.
Pada satu kali kesempatan, T pernah mengalami kecelakaan yang
mengharuskan dirinya masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan lebih
lanjut. Pada hari di mana T mengalami kecelakaan, waktu telah menunjukkan
pukul malam sehingga T meminta tolong seorang temannya, Mas Ari yang saat
itu bersama dengannya untuk menghubungi keluarga di rumah. Mas Ari pun
menghubungi ibu T untuk mengurusi administrasi sekaligus menjemput T
pulang. Namun ibu T enggan untuk menjemput T dengan dalih sudah malam.
Alhasil, T dibantu oleh teman dan bosnya untuk keluar dari rumah sakit
dan seluruh biaya administrasi juga dibayarkan oleh bos T. Kejadian ini
membuat T merasa bahwa dirinya tidak hanya diperlakukan tidak adil namun
juga T merasa bahwa tidak disayang oleh kedua orangtuanya.
c. Ruang gerak yang dibatasi dan kurang diperhatikan menjadi alasan
informan untuk mengakhiri hidupnya.
T merasa hidupnya hanya seperti ayam yang setiap hari hanya berada di
kandang dan diberi makan tanpa memiliki waktu untuk melakukan aktivitas di
luar. Saat itu juga T ingin sekali dibelikan motor agar bisa beraktivitas di luar
dan bertemu dengan relasinya di luar rumah, namun kedua orangtuanya tidak
memberikan ijin untuk keluar sekaligus tidak membelikan T motor. Hal itu
mengakibatkan T merasa penat hanya berada dalam “kurungan” dan membuat T
semakin ingin mengakhiri hidup.
d. Permintaan tidak dipenuhi.
Ketika melakukan tindakan bunuh diri, yang diinginkan T hanyalah bisa
pergi dari dunia ini agar tidak bisa melihat apa yang dimiliki oleh orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
yang tidak ia miliki. T merasa tidak tahan dengan perlakuan pilih kasih
orangtuanya, hanya melihat permintaan saudara-saudaranya dikabulkan
membuat T semakin merasa tertekan. T semakin ingin mengakhiri hidupnya
karena merasa jika sudah mati, T tidak akan bisa melihat atau pun sekedar
mendengar perlakuan yang tidak adil lagi dari kedua orangtuanya.
e. Diremehkan orang lain karena difabel.
Seringkali T merasa sedih karena selain dari keluarganya, T juga
diremehkan oleh tetangga dan teman-temannya saat sekolah. Hal ini dikarenakan
keadaan fisik T yang tidak sama dengan orang lain. T sudah biasa mendapatkan
hinaan tersebut karena sudah ia dengar dari kecil. Hal tersebut menjadi alasan T
untuk segera ingin pergi meninggalkan rumahnya. T merasa dari keluarganya
saja meremehkan dirinya apalagi orang-orang di luar keluarganya.
f. Membuat sebuah perencanaan untuk bunuh diri.
Rasa sakit yang terus menerus dirasakan oleh T membuatnya mencapai
pada satu titik yaitu bunuh diri. Adapun satu hari pada saat subuh, T pergi
sendirian ke rel kereta api. Tujuan T saat itu hanya satu yaitu ingin menabrakkan
dirinya ke arah kereta yang melaju. Sebelumnya, T sudah melihat jadwal kereta
dahulu, T memilih kereta yang melaju dengan kecepatan tercepat dan melihat
jam berapa kereta tersebut akan melaju.
Setelah mendapatkan semua informasi, T bergegas pergi keluar rumah
dan bersiap untuk menabrakkan dirinya. Sebelum itu, T mengirim pesan kepada
Bosnya untuk berpamitan dahulu. Tidak lama kemudian, muncul balasan dari
Bos T yang mengatakan T jangan mati dulu karena barusan Bosnya membelikan
motor untuk T dan baru akan diantar ke rumah T keesokan harinya. Bos T juga
mengatakan bahwa T boleh mengendarai motornya itu dan mempergunakannya
untuk mencari penghasilan. Setelah membaca pesan tersebut, T mengurungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
niatnya untuk bunuh diri karena ingin bergegas merasakan mengendarai motor
seperti yang sudah diinginkannya sedari lama.
g. Pertimbangan untuk melakukan bunuh diri.
Sebelum melakukan tindakan bunuh diri, sempat terlintas pertanyaan
dalam benak T. Apakah jika dirinya benar-benar mati, akankah keluarganya
bersedih? Pertanyaan itu kemudian membuat T menimbang-nimbang
keputusannya untuk melakukan tindakan bunuh diri. T ingin melihat apakah
keluarganya akan merasa kehilangan atau tidak.
h. Pengalaman percobaan bunuh diri
T pernah beberapa kali mencoba untuk bunuh diri dan hasilnya selalu
gagal. Percoban pertama yang T lakukan adalah saat minum minuman keras
bersama beberapa temannya. Kala itu, T memasukkan obat nyamuk ke dalam
gelasnya dengan harapan hanya dirinyalah yang meminumnya. Namun, ternyata
beberapa temannya juga meminum dari gelas yang sama alhasil mereka semua
termasuk T dibawa lari ke rumah sakit. Saat di rumah sakit dan dalam keadaan
setengah sadar, T mendapatkan kabar bahwa dua dari temannya meninggal
diduga karena keracunan. Saat itu T bertanya-tanya mengapa bukan dirinya yang
meninggal, namun ada pikiran lain yang mengatakan bahwa berarti dirinya
masih diberi kesempatan hidup.
Percobaan T yang selanjutnya adalah saat T berusaha menabrakkan
dirinya ke kereta api dan akhirnya membatalkan niatnya karena T diberi motor
sekaligus pekerjaan oleh bosnya saat ini. Percobaan yang ketiga adalah ketika T
sedang membersihkan kamar mandi, T juga meminum obat pembersih kamar
mandi. Namun tindakan T diketahui oleh temannya yang merasa aneh karena
tidak ada suara dari dalam kamar mandi.
i. Pengalaman percobaan bunuh diri yang membuat sadar bahwa masih
diberi kesempatan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Setelah beberapa kali berusaha melakukan tindakan bunuh diri, T
merasa gusar karena selalu tidak pernah berhasil untuk mati. Kegusaran itu
membuat T kembali berpikir, mungkinkah dirinya masih diberi kesempatan
untuk hidup? Beberapa kali percobaan dan tidak mati membuat T akhirnya
berusaha untuk menghidupi hidupnya dengan lebih baik lagi dan membuat T
juga percaya bahwa masih diberi kesempatan untuk menjalani kehidupan.
j. Sosok teman yang membuat informan memiliki kesempatan bekerja.
Melewati banyak peristiwa yang menyakitkan, membuat T memilih
pergi dari rumah dan mulai mengikuti kursus yang berada di luar kota. ketika T
sudah selesai mengikuti kursus, T memiliki seorang kenalan yang adalah
seorang pengurus Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia. Beliaulah yang
memperkenalkan T pada Bosnya saat ini. T merasa sangat beruntung dapat
bertemu dengan temannya itu, bagi T kalau tidak ada temannya itu maka T tidak
akan mendapatkan pekerjaan hingga sekarang.
k. Mampu mengambil hal positif dari pengalaman masa lalu.
Saat ini T mengatakan bahwa dirinya merasa beruntung karena
mengalami kegagalan dalam usaha mengakhiri hidupnya, karena sekarang T
merasa senang sudah memiliki banyak relasi di mana-mana. Namun, T tidak
pernah menyesal dengan pengalamannya dahulu saat dirinya melakukan
tindakan bunuh diri. Dahulu T memang ingin mengakhiri hidupnya, maka suatu
hal yang pernah ia tekadi tidak akan pernah ia sesali di kemudian hari.
l. Memiliki niat dan keinginan untuk menolong banyak orang.
T selalu ingin hidupnya berguna untuk orang lain. Sekarang ini pun,
ketika T sudah memiliki pekerjaan dan kebebasan yang ia inginkan, T
mempergunakannya untuk menolong banyak orang dan menambah relasi di luar
lingkup kehidupannya. T juga bisa memberikan uang untuk orangtuanya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
juga membelikan keponakannya mainan. T senang karena saat ini dirinya sudah
bisa menolong banyak orang dengan apa yang dia miliki.
m. Menemukan hal positif di dalam hidup.
Sekarang ini, T sudah tidak memiliki niatan untuk mengakhiri
hidupnya. T merasa hidupnya sudah jauh lebih baik dengan mengenal beberapa
teman baru dan juga sudah tidak merasa “sumpek” dengan hidupnya. T sudah
memiliki mobilitas yang dia impikan dan T merasa bisa berguna bagi orang lain.
Semua hal itu sudah cukup untuk T dalam menjalani kehidupannya lebih lanjut
lagi.
n. Memiliki harapan akan masa depan.
T memiliki sebuah harapan sederhana. T ingin membantu lebih banyak
orang. Dibalik harapan kecilnya itu, tersirat harapan besar di dalamnya. T ingin
orang lain tau bahwa tidak selamanya individu yang berkebutuhan khusus itu
menyusahkan dan tidak bisa berguna bagi orang lain. T ingin menunjukkan
bahwa dirinya dengan segala keterbatasan yang ia miliki juga bisa berguna sama
seperti orang kebanyakan lainnya. T juga berharap untuk dirinya sendiri agar
bisa sukses sehingga bisa lebih banyak menolong orang lain dan untuk sekarang
ini, T akan “menyumbangkan” tenaganya bila ada yang membutuhkan bantuan
darinya.
o. Cara untuk menenangkan diri.
T bercerita dulu jika ingin menenangkan diri, T akan mengajak
beberapa temannya untuk berkumpul dan kemudian minum minuman keras. T
sadar bahwa hal yang ia lakukan dahulu adalah hal yang tidak baik dan juga
merusak fisiknya sendiri. Maka dari itu, jika sekarang T merasa memiliki hari
yang berat maka dirinya akan memilih untuk menyandarkan diri pada Sang
Pencipta. T menemukan kedamaian ketika sedang berdoa maka hal itu selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dilakukan T jika dirinya mengalami hari yang berat. T merasa dengan berdoa
bisa membuat emosinya.
p. Mampu berpikir secara jernih tentang masalah yang sedang dihadapi.
Saat ini, ketika memiliki masalah T sadar bahwa cara untuk dapat
memikirkan jalan keluar dari masalahnya pertama kali dirinya harus merasa
tenang terlebih dahulu. T sudah menemukan cara untuk membuat dirinya
menjadi lebih tenang. Saat sudah tenang T akan mampu berpikir lebih jernih
tentang apa yang sedang dialaminya dan sanggup untuk menimbang-nimbang
langkah yang akan ia ambil selanjutnya.
q. Lebih percaya diri karena sudah membuat suatu pencapaian.
Sampai saat ini T masih menjadi tukang ojek bersama dengan teman-
temannya yang lain di Komunitas Ojek Difabel (Ojek Difa). Menjadi tukang
ojek menjadi kegiatan sehari-hari T dan hal itu membuat T amat sangat bangga
pada dirinya. T merasa lebih percaya diri dengan dirinya yang sekarang karena
banyak orang di luar lingkaran kehidupannya yang juga mengetahui tentang
Ojek Difa bahkan beberapa dari mereka juga browsing tentang Ojek Difa. T
juga merasa senang berkat Ojek Difa dia pernah diwawancarai di salah satu
stasiun televisi dan merasa bahwa dirinya sangat beruntung belum tentu orang
lain bisa seberuntung dirinya. Bagi T semua yang telah ia lalui ini adalah sebuah
pencapaian yang berharga.
r. Keyakinan pada diri sendiri bahwa mampu menghadapi hidup.
Alasan T bergabung dengan Ojek Difa adalah T ingin merasa bisa
berguna bagi orang lain dan ingin menunjukkan bahwa meskipun T memiliki
kekurangan di fisiknya, dirinya mampu bekerja layaknya orang kebanyakan. T
sudah sering mendengar pendapat orang lain yang mengatakan bahwa dirinya
tidak bisa apa-apa dan hanya menyusahkan orang lain. T bukan pribadi yang
ingin menyusahkan orang lain, maka T berusaha untuk membuktikan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dirinya juga pribadi yang berguna. T yakin akan kemampuan dirinya sendiri,
meskipun baginya saat ini ia baru memiliki tenaga saja untuk menolong.
Bergabung dengan Ojek Difa menjadi sebuah pencapaian bagi T karena
hal yang ia kerjakan berguna bagi orang lain. T senang ketika mengetahui
ternyata ada banyak orang yang membutuhkan dirinya, T juga senang ketika
dipercaya bisa melakukan suatu hal dan T juga berharap ke depannya semakin
banyak orang yang bisa mempercayai dirinya. Keyakinan yang dimiliki T bisa
dia capai dengan sekarang ini banyak-banyak membantu orang yang
membutuhkan pertolongannya.
s. Mampu melihat hidup sebagai anugerah.
Sekarang T merasa bahwa hidup adalah sebuah anugerah yang
diberikan oleh Tuhan pada dirinya. T mengaku bahwa dulunya, ia memandang
hidup sebagai suatu hal yang menyebalkan. T mulai bisa menerima kehidupan
yang dijalaninya. Ketika ada masalah maupun tidak ada masalah, bagi T
kehidupan harus terus berjalan, karena sejatinya kehidupan tidak bisa lepas dari
masalah tinggal bagaimana cara memandangnya saja.
2. Informan 2 (L, 19 tahun)
a. Pemikiran bahwa harus selalu terlihat baik di mata orang lain.
L dididik sedari kecil, bahwa orang lain akan menilai setiap apa yang
dilakukannya. Maka L sudah menanamkan pikiran, bahwa ia harus menuruti
perkataan orang lain karena didikan itu. Akan tetapi, hal tersebut membuat L
menjadi pribadi yang merendahkan dirinya sendiri. L memandang dirinya
sebagai orang yang tidak berguna jika tidak bersama orang lain. L juga merasa
harus selalu menyenangkan hati setiap orang yang sedang berada bersama
dirinya. Lebih baik perasaannya tersakiti dari pada ia harus menyakiti orang lain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
itulah isi pikiran L. Maka, L akan berusaha menampilkan diri yang paling baik
di mata orang lain.
b. Pemikiran bunuh diri yang diawali dengan merasa diri tidak berguna.
Sedari kecil, L tidak pernah ada pemikiran untuk mengakhiri hidupnya.
L hanya terus berpikir bahwa dia adalah orang yang tidak berguna dan merasa
dirinya tidak pantas diberi kesempatan hidup karena ia tidak ada nilainya. L
selalu membandingkan dirinya dengan kedua adiknya yang ia anggap sangat
pintar melebihi dirinya. Seringkali L bertanya-tanya untuk apa dia menjadi
seorang kakak jika tidak bisa sehebat kedua adik kandungnya. Meskipun L tidak
memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidupnya, dengan terus memiliki pikiran
bahwa dirinya tidak berguna membuat L bertanya-tanya tentang apa gunanya ia
hidup dan apa gunanya ia menjadi seorang kakak.
c. Dimarahi dan dihukum orangtua menumbuhkan perasaan gagal dan ingin
mati.
Setiap L mendapatkan nilai yang dianggap jelek oleh Bapaknya, L
selalu dimarahi dan diberi hukuman. Namun ada satu kali kejadian yang
membuat L merasa sangat gagal menjadi anak. Kejadian itu terjadi ketika nilai
ulangan L keluar dan didapati Bapak L bahwa nilai L sangat jelek (bagi Bapak
L). L mengaku, bahwa masa-masa itu L memang sering bolos les karena merasa
jenuh dengan kegiatannya yang padat. L ingin bisa memiliki waktu luang untuk
bermain bersama binatang peliharaannya. Bapak L yang marah waktu itu
kemudian mengusir L sambil melemparinya barang-barang. Akibatnya L tidur di
luar selama beberapa hari. Hal itu membuat L merasa dirinya adalah sebuah
kegagalan karena Bapak L juga meneriakinya bahwa L adalah anak yang bodoh.
L merasa sangat sedih waktu itu dan mulai tumbuh sebuah pemikiran ingin
mengakhiri hidupnya.
d. Percobaan bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari lantai dua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Setelah kejadian tidur di luar rumah, L tidak diajak berinteraksi oleh
kedua orangtuanya selama beberapa hari. L merasa sangat sedih dan merasa
tidak berguna karena hal tersebut sangat menyakitkan baginya. Kemudian, ada
satu hari di mana keluarga L makan di luar rumah namun hanya L yang tidak
diajak. Orangtua L sengaja menghukumnya dengan cara yang seperti itu.
Namun, hukuman itu membuat L semakin merasa diri tidak berguna dan selalu
terngiang-ngiang keinginan untuk pergi dari dunia ini.
Tanpa perencanaan dan pikir panjang lagi, L segera loncat keluar dari
jendela kamarnya. Kebetulan kamar L terletak di lantai dua rumah, sehingga
cukup tinggi untuk L melompat keluar. Tetapi, ketika L melompat keluar ia
tidak langsung jatuh ke bawah. Ada atap kecil yang membuat L tersangkut dan
jatuh menggelinding ke bawah. Akibatnya kaki L sebelah kanan patah tulang
dan L masih hidup.
e. Perasaan saat gagal mati dalam bunuh diri.
Saat L mengetahui bahwa dirinya belum meninggal setelah melompat
dari jendela, L merasa sangat hampa. L masih mengingat perasaannya saat itu.
Rasanya seperti perasaan sedih yang teramat kosong. Saat itu L merasa sudah
tidak bisa merasakan apa pun, entah itu marah atau pun sedih sudah tidak bisa ia
rasakan. L berpikir bahwa saat itu pun ia tetap tidak bisa menyalahkan orang
lain, L merasa ini semua tetaplah kesalahannya karena ia yang memilih
melakukan semua ini. Ketimbang sedih atau marah, L malah merasa menyesal
mengapa ia tidak sekalian mati saja malah harus menanggung luka yang
membekas di kaki kanannya.
f. Pengalaman dibully.
Sewaktu bersekolah, L pernah menjadi korban bullying. Bukan hanya
verbal namun juga fisik. Awal mulanya adalah saat sekolah dasar, L bercerita
bahwa dirinya sangat gemuk menyerupai bola maka teman-temannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
memanggilnya dengan julukan “ Liyu Megalodon” dari Hiu Megalodon yang
artinya hiu raksasa atau besar. Ditambah, L mengalami pubertas yang lebih
dahulu dibandingkan teman-temannya yang lain, maka L mendapatkan jerawat
lebih dahulu juga. Hal itu menyebabkan teman-temannya menjulukinya si totol
karena jerawatnya itu.
L yang tidak melawan sedikit pun diperlakukan seperti itu, membuat
semua temannya menjadi-jadi. Tidak lagi hinaan verbal, namun L pernah
didorong di tangga hingga jatuh dan terluka. Namun L masih tetap diam saja
karena ajaran orangtuanya dari kecil yang melarang L untuk bertindak macam-
macam dikarenakan orang lain memperhatikannya. L juga tidak melaporkan
kejadian ini pada guru atau pun orangtuanya karena L berpikir hal tersebut tidak
akan mengubah keadaannya.
g. Pengalaman percobaan bunuh diri saat SMA.
Pengalaman percobaan bunuh diri L tidak hanya sekali saja, sewaktu
SMA L pernah beberapa kali mencoba untuk mengakhiri hidupnya lagi. L
pernah masuk ke dalam suatu lingkaran pertemanan yang menurutnya tidak
sehat. Dalam lingkaran itu, L menjadi pihak yang inferior dan selalu disalahkan.
Pernah satu kali L dituduh melakukan suatu kesalahan yang itu bukan salah L.
Selain itu, L masih sering dihina karena tubuhnya yang gemuk. Hal ini membuat
L pernah selama beberapa hari tidak makan dan akhirnya jatuh sakit. L ingin
bisa mati pelan-pelan karena tidak makan. Namun akhirnya L sadar bahwa hal
tersebut bukan jalan yang terbaik maka L menghentikan aksi mogok makannya
itu.
Saat SMA L tinggal jauh dari orangtuanya, karena L memilih untuk
bersekolah di luar kota. Meskipun sudah tinggal jauh dari orangtua, L selalu
merasa bahwa dirinya masih selalu dikekang. Setiap kali orangtuanya selalu
menghubunginya sampai-sampai L merasa tidak memiliki waktu untuk dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sendiri. Suatu kali sewaktu pulang sekolah L pernah ingin pergi ke suatu toko
buku, namun Mamanya menelponnya dan menceramahinya macam-macam
sehingga L membatalkan niatnya untuk ke toko buku. Waktu itu hujan sedang
turun, L yang membawa motor kemudian kembali teringat akan pikirannya
untuk hilang dari dunia. Hal itu spontan membuat L menarik gasnya dengan
kencang dan menabrak palang kereta api. Namun sekali lagi L tidak mati,
melainkan terluka.
h. Perubahan pandangan.
Setelah melakukan beberapa percobaan bunuh diri namun tidak
berhasil, L mulai memikirkan ulang sebenarnya apa yang di inginkannya. L
beranggapan bahwa apa yang diinginkannya hanyalah menjauh dari dunia yang
baginya jahat ini. L masih ingin melakukan banyak hal. L hanya ingin
menunjukkan kepada semua orang bahwa dirinya berani melakukan tindakan ini
dan juga ingin melihat kesedihan orang-orang yang ditinggalnya.
Setelah melakukan beberapa tindakan bunuh diri, L sadar bahwa ia
masih harus menjalani kehidupannya. L juga sadar bahwa setiap hidup pasti
penuh dengan cobaan dan banyak hal berat yang harus dilalui. L memutuskan
untuk mengubah cara pandangnya tentang hidup dan percaya akan ada rencana
indah untuk hidupnya.
i. Kemampuan menghadapi situasi sulit dan dapat mengekspresikan emosi
dengan lebih baik.
Sekarang ini L sudah menemukan cara untuk menenangkan dirinya
ketika dihadapkan dengan sebuah masalah yaitu dengan mendengarkan lagu.
Lagu yang akan didengarkan L adalah lagu dari grup idolanya. Saat mengalami
masalah, L selalu merasa sendirian dan hanya mendengarkan lagu dari grup
idolanya itu. Maka dari itu, sampai sekarang L menganggap idolanya itu adalah
penyelamat hidupnya. Bagi L dengan mendengarkan lagu tidak akan ada yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menilai dirinya salah atau benar, dengan begitu L jadi bisa berpikir dengan lebih
jernih, lebih tenang sehingga mendapatkan cara untuk menyelesaikan
masalahnya.
Selain dengan mendengarkan lagu, L juga mampu mengungkapkan
perasaannya melalui kegiatan menggambar. Bagi L, menggambar adalah media
untuk dirinya bercerita. L adalah pribadi yang jarang dan bahkan hampir tidak
pernah menceritakan masalahnya pada orang lain. L lebih suka mengolah
masalahnya sendirian, dengan mendengarkan lagu dan menggambar cukup
membantu L dalam menenangkan diri dan mengolah emosinya ketika sedang
mendapatkan masalah.
j. Keyakinan bahwa akan memiliki masa depan yang lebih baik.
Beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri dan selalu gagal
membuat L berpikir bahwa dirinya akan memiliki sebuah kesempatan baik di
masa yang akan datang. L juga meyakini bahwa bunuh diri bukan satu-satunya
jalan keluar dari masalahnya, karena sekarang L sudah tau bagaimana cara
menghadapi dirinya sendiri ketika mendapatkan suatu masalah. Dengan
keyakinan yang baik akan masa depan, membuat L menjadi pribadi yang berani
mencoba banyak hal baru dan melakukan aktifitas baru yang belum pernah ia
kerjakan.
k. Mengoptimalkan kemampuan diri.
Saat ini, L sudah berkuliah di salah satu universias swasta. Kegiatan L
selain perkuliahan akademik adalah mengikuti beberapa klub dan kegiatan. L
pun mencoba bergabung dengan salah satu klub yang sama sekali jauh berbeda
dengan dirinya di masa lalu. L memiliki anggapan bahwa klub barunya ini
berdampak positif karena bisa menambah pengalaman, relasi serta bisa membuat
L berolahraga. L merasa dapat lebih mengembangkan dirinya ketika kuliah
karena memiliki banyak teman baru yang mau menerima dirinya dengan segala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
keadaannya. Kesempatan ini L manfaatkan sebaik-baiknya untuk menjaring
relasi yang lebih luas.
l. Kemampuan untuk mengendalikan cara pandang terhadap hidup.
Pengalaman percobaan bunuh diri sebenarnya membuat L merasa malu
pada dirinya. Bagaimana pun juga, siapa pun juga dan di mana pun juga setiap
kehidupan pasti ada cobaannya, begitu pikir L. Saat ini L lebih memilih untuk
menjalani kehidupannya dan masih berusaha untuk mengubah cara pandangnya
terhadap kehidupan. L memang mengaku bahwa malu dengan pengalaman
percobaan bunuh diri yang pernah ia lakukan, namun L sama sekali tidak
menyesalinya. Berkat pengalamannya itu, L mengetahui bahwa hidupnya belum
harus berakhir saat itu dan masih diberi kesempatan untuk memperbaiki
hidupnya.
m. Mampu mengidentifikasi masalah.
Setelah menemukan hal-hal apa yang bisa membuat dirinya tenang, L
menjadi mampu untuk mengidentifikasi masalah yang menimpa dirinya. Mulai
dari apa penyebab utama masalah tersebut, siapa yang salah atas kejadian ini dan
bagaimana langkah awal untuk menyelesaikan masalah ini. Tentunya untuk
dapat memikirkan sampai tahap ini, L perlu menenangkan dirinya terlebih
dahulu. L juga sudah bertekad untuk terus berusaha menjalani hidupnya dan
tidak akan melulu menyalahkan dirinya sendiri.
n. Keyakinan untuk sukses.
Bagi L hidup itu bagaikan sebuah kantong yang menampung dan juga
layaknya hukum tarik menarik pada fisika. Sebuah kantong yang akan
menampung segala perbuatan yang ia lakukan di dunia. Juga sebuah hukum tarik
menarik, yang ketika L berbuat kebaikan akan berbuah hasil yang baik pula.
Berangkat dari keyakinan tersebut membuat L berjanji pada dirinya sendiri akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
melakukan yang terbaik bagi hidupnya. L juga yakin dengan apa yang sudah ia
lakukan selama ini, dia akan menjadi sukses di kemudian hari.
3. Informan 3 (M)
a. Pengalaman perceraian orangtua.
Sewaktu M duduk dibangku SMP, ia mengalami kejadian luar biasa
yang mengubah seluruh hidupnya. Kejadian tersebut adalah perceraian kedua
orangtuanya. Hal tersebut berdampak banyak di kehidupan M. Perceraian ini
membuat M memiliki janji dalam dirinya tidak akan menikah suatu hari nanti. M
memiliki pemikiran bahwa janji suci saja bisa dirusak apalagi janji lainnya yang
hanya diucapkan. Semenjak itu M menjadi anak yang nakal dalam artian
membuat banyak masalah di sekolah dengan harapan jika kedua orangtuanya
dipanggil ke sekolah mereka akan kembali rujuk bersama. Namun harapan M
hanyalah sebuah harapan yang tidak akan terwujud karena Papa M sudah
memiliki keluarga baru.
b. Pemikiran bunuh diri.
Akibat beberapa peristiwa hidup yang tidak menyenangkan, membuat
M berpikir bahwa hidupnya amat sangat menyedihkan. Beberapa kali terlintas
pikiran untuk mengakhiri hidupnya. Ketika menghadapi suatu masalah M mudah
sekali memutuskan bahwa jalan keluar satu-satunya adalah ketika ia mati. Sama
halnya ketika M mendapatkan suatu kebahagiaan, ia akan berpikir bahwa
sebentar lagi ia akan merasa sedih lagi jadi M tidak ingin terlalu larut dalam
kebahagiaannya karena ia merasa itu hanya tipuan.
Hari-hari yang M lalui hanya berputar pada keinginannya untuk mati.
Setiap pagi jika ia masih terbangun, maka M akan mengeluh mengapa masih
diberi kesempatan untuk hidup. Ketika melihat benda tajam, M akan
memvisualisasikan dalam pikirannya bagaimana jika benda itu melukai dirinya
hingga berdarah. Namun semua itu hanya sebatas bayangan M saja, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
waktu itu M masih duduk di bangku SMP dan belum memiliki keberanian untuk
merasakan rasa sakit akibat terluka.
c. Pengalaman dilecehkan dan tidak memiliki teman.
Selain Mama Papanya yang bercerai, M memiliki pengalaman
menyedihkan lainnya saat SMP. M pernah dilecehkan oleh mantan pacarnya.
Kejadiannya adalah M dicium paksa oleh mantan pacarnya itu namun yang
diberi hukuman hanya dirinya, sedangkan mantan pacarnya bebas dari hukuman.
M dituduh sebagai perempuan murahan dan nakal, selain itu ada pihak guru
yang menyebarkan kabar burung kurang mengenakkan mengenai dirinya dan
cerita yang menimpanya.
Sewaktu dicium paksa, M hanya bisa diam saja karena begitu kaget.
Semenjak saat itu keanggotaan OSISnya dicabut dan M tidak diperkenankan
mengikuti seluruh kegiatan non akademik di sekolah selama satu tahun. Selain
dihukum, M juga dijauhi oleh teman-temannya sehingga M selalu sendirian
selama beberapa minggu di sekolah namun M merasa tidak ada gunanya
membolos. Bagi M mau membolos atau tidak masalah yang ada akan tetap ada.
d. Dibully oleh kakak kelas sehingga mencari teman dari sekolah lain.
M yang awalnya baik-baik saja dengan kesendiriannya saat di sekolah,
mulai merasa terusik ketika beberapa kakak kelasnya menganggunya. Mereka
sering meledek M dan juga pernah melabrak M saat M sedang ke kantin. Waktu
itu, M hanya bisa menangis sedih karena tidak tahu harus berbuat apa. M
bingung sebenarnya apa kerugian yang mereka dapatkan dari kejadian yang
menimpa diri M. M juga tidak berani balas melawan karena kakak kelas yang
melabraknya ada beberapa orang sedangkan M sendirian. Akibat kejadian
tersebut, M memutuskan untuk kembali mencari teman namun teman dari
sekolah lain, dengan harapan teman-temannya itu akan membantu M untuk
membalaskan dendamnya pada kakak-kakak kelasnya itu. M merasa sakit hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
karena kakak-kakak kelasnya itu tidak tahu kejadian yang sebenarnya dan hanya
bisa menyalahkan M.
e. Pengalaman hamil di luar nikah menyebabkan pemikiran bunuh diri.
Waktu kian berlalu dan masa-masa SMP serta SMA bisa dilalui oleh M.
Masa SMA bagi M hanya sebuah masa-masa sekolah pada umumnya, tidak ada
kejadian besar yang menimpanya yang membuat dirinya merasa sangat sedih
ataupun sangat senang. M mengaku dirinya bukan siswa yang bodoh dalam hal
pelajaran, meskipun tidak bisa dibilang juga sebagai siswa yang pintar. Masa
SMA dilalui dengan M yang makin sering merokok, keluar malam dan juga
berpacaran. M mengaku mulai memiliki hubungan tidak sehat seperti sex bebas
pada saat dirinya masih di SMA.
Hal tersebut masih terbawa ketika M memasuki bangku perkuliahan.
Memasuki dunia perkuliahan, M memiliki seorang pacar dan melakukan
hubungan badan dengan pacarnya. Tanpa disadari oleh M, dirinya kemudian
mengandung. Malangnya M mengandung ketika dirinya sudah memutuskan
untuk berpisah dari pacarnya. Setelah mengetahui bahwa dirinya hamil M sangat
kebingungan dan sedih. Rasa sedih yang sampai tidak bisa ia ungkapkan dengan
kata-kata, seluruh tubuhnya hanya bisa bergetar dan pandangannya gelap. Satu
hal yang M pikirkan hanyalah mengapa hidup tidak pernah memberikan
kebahagiaan padanya dan M berpikir ingin mati saja.
f. Pemikiran bunuh diri karena menggugurkan kandungan.
Bulan November, akhirnya M memutuskan untuk menggugurkan
kandungannya. Hal tersebut dipicu dengan sikap pacar M yang awalnya mau
bertanggung jawab kemudian menghilang tidak ada kabar sama sekali. M yang
tidak berani bercerita pada keluarganya pun akhirnya hanya bisa menanggung
sendirian dan juga mengupayakan segalanya sendirian. M menggugurkan
kandungannya di kos ditemani oleh teman kosnya dan dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
obat. M merasakan sedih dan sakit yang luar biasa saat melakukan proses
pengguguran. M merasa bahwa dirinya telah menjadi seorang pembunuh. Hal
tersebut membuat M merasa ketakutan dan sedih sehingga berpikir ingin
mengakhiri hidupnya sendiri. M berpikir bahwa tidak akan ada orang lain yang
sedih dan dirugikan jika dirinya mengakhiri hidupnya sekarang. Pemikiran ingin
mengakhiri hidup terngiang-ngiang di dalam pikiran M sampai beberapa waktu
yang cukup lama.
g. Percobaan bunuh diri.
Pemikiran M untuk mengakhiri hidup tidak berhenti dalam benaknya
namun diwujud nyatakan dalam hidupnya. Awalnya M hanya sering
membentur-benturkan kepalanya di dinding kamar kosnya kemudian M menjadi
sering menyayat-nyayat tubuhnya dengan pisau atau gunting atau benda tajam
lainnya. Saat-saat itu M mengurung dirinya dari dunia luar, ia hanya di kos dan
diurus oleh teman kosnya. Pernah juga M meminum obat-obatan sembarang dan
berakibat M memuntahkan seluruh isi perutnya. M juga pernah mempersiapkan
untuk gantung diri namun hal tersebut ia batalkan karena teman kosnya
menemaninya di kamar seharian. Namun ada satu malam, ketika M tak kuasa
menahan perasaan sedihnya, M nekat menggambil pisau dan menusuk dirinya.
Saat itu M sudah hampir kehilangan kesadaran dan sudah merasa lemas di
seluruh tubuhnya kemudian teman kosnya masuk. Teman kosnya masuk kamar
M karena ingin mengantar laundry an milik M. Melihat M yang sudah berdarah-
darah temannya itu kemudian menangis dan memeluk M sembari menelpon
teman yang lain agar bisa menjemput mereka. Selagi menunggu jemputan,
teman M menutup luka-luka M dengan perban dan membersihkan badan M.
Setelah dijemput M dilarikan ke rumah sakit terdekat dan di rawat beberapa hari
karena M juga kekurangan cairan.
h. Hukuman untuk diri sendiri yang menjadi berkah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
M merasa akan selamanya merasakan rasa bersalah pada bayinya
seumur hidup. Hal itu awalnya yang menjadi dasar keinginan M untuk
mengakhiri hidupnya, karena M berpikir itu adalah hukuman yang tepat
untuknya. Namun setelah melalui hari-harinya di rumah sakit, M merasa bahwa
mengakhiri hidup bukanlah hukuman yang tepat untuk dirinya. Dengan
melanjutkan hidup dan memperbaiki segalanya itu dirasa menjadi hukuman
yang tepat untuk dirinya. Awalnya, M ingin kembali menjalani hidup dengan
dasar untuk menghukum dirinya sendiri, namun lama-kelamaan M sadar bahwa
memperbaiki hidupnya bukanlah sebuah hukuman melainkan kesempatan yang
harus ia jalani dengan baik.
i. Keluar dari zona lama.
Setelah mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan, M kembali
menjalani aktivitasnya seperti menyelesaikan skripsinya. Selain itu, M juga
mulai mendaftar kerja part time di sebuah kafe untuk mengisi waktu luang dan
menambah pengalaman serta relasinya. M juga mengikuti kegiatan volunteer
yang sebelumnya ia tidak pernah mencoba untuk mengikuti kegiatan berbau
voluntering. M ingin bisa bermanfaat bagi orang lain dan M juga ingin dapat
meningkatkan kemampuannya selagi ia memiliki waktu. M merasa bahwa dulu
ia terlalu membuang-buang waktunya dan kini saatnya M mengisi waktunya
untuk hal-hal yang berguna baginya. M juga mulai mengurangi merokok, M
merasa bahwa lebih baik uangnya ia simpan untuk keperluannya di depan.
j. Yakin dengan kemampuan diri.
Sekarang M merasa lebih percaya dengan dirinya sendiri. Percaya
bahwa dirinya bisa mencapai segala harapan dan dapat mewujudkan semua hal
yang ia inginkan. M merasa bahwa dirinya yang dulu sekarat dan sekarang bisa
bangkit lagi adalah bukti bahwa ke depannya M sanggup melewati banyak
tantangan dalam hidup. Selain itu M sudah membuktikan satu harapannya yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
lulus kuliah. Dengan begitu, M semakin yakin bahwa ke depannya dapat
kembali mewujudkan harapan-harapannya yang lain.
k. Kemampuan mengelola emosi negatif.
M mulai memiliki harapan dalam hidup. Harapan itu yang membuat M
berusaha untuk terus bertahan hidup hingga sekarang. M masih selalu terpikir
dengan pengalaman menggugurkan bayinya, namun sekarang M bukanlah orang
yang akan langsung semata-mata menyalahkan dirinya jika keadaan memburuk.
M akan lebih memilih untuk memikirkannya baik-baik. Bagi M memikirkan
masalah dengan tenang akan membantu mengurangi beban pikirannya.
l. Cara untuk mengendalikan emosi.
Saat tidak memiliki hal yang bisa dikerjakan dapat mengembalikan
pikiran M kembali ke saat proses dirinya menggugurkan. Hal itu diminimalisir
M dengan mencari kegiatan-kegiatan ringan yang mempu membuatnya tetap
pada kesadarannya. M menemukan bahwa merajut dan mendengarkan lagu
Korea bisa membuatnya untuk tetap berada dalam kesadarannya. Menikmati
proses merajut dapat membuatnya berkonsentrasi pada rajutannya, sedangkan
mendengarkan lagu Korea membuat M merasa dirinya dipeluk oleh idolanya.
m. Mampu mengurai masalah yang ada.
Sekarang ketika masalah datang, M akan memilih untuk menenangkan
dirinya terlebih dahulu. Cara M untuk menenangkan dirinya adalah dengan
mendengarkan lagu namun terkadang M hanya perlu diam sejenak dan
melupakan sejenak masalah yang terjadi. Bukan melupakan yang berarti
meninggalkan, namun melupakan sejenak agar M tidak terpancing emosi sedih.
Ketika sudah bisa mengatur pikirannya, kemudian M akan kembali memikirkan
mengapa masalah itu bisa terjadi setelah itu M akan berpikir apakah dirinya
terlibat atau tidak dan terakhir M akan memikirkan solusi dari permasalahan
yang sedang ia hadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
n. Memiliki harapan di masa mendatang.
Bagi M, hidup adalah rangkaian harapan yang bisa dan harus ia
wujudnyatakan. Semua emosi yang M rasakan itu asalnya dari harapan yang ia
taruh di dirinya maupun yang ia taruh di orang lain. M yakin bahwa dirinya bisa
mewujudkan harapannya satu per satu. Cara untuk mewujudkan harapan
menurut M adalah terus menjalani kehidupan.
D. Analisis Data
Setelah memaparkan hasil penelitian dari masing-masing informan, pada bagian ini
peneliti akan memaparkan unit-unit yang memiliki makna psikologis dari keseluruhan
informan. Jika menemukan adanya unit-unit makna yang tidak memiliki makna psikologis,
maka hal ini akan diabaikan dalam bagian ini. Unit-unit psikologis yang muncul
merefleksikan pertanyaan dari penelitian ini, yaitu bagaimana resiliensi pada penyintas bunuh
diri. Untuk lebih detailnya, unit-unit psikologis akan dipaparkan sebagai berikut:
a. Negative life events
Beragam kejadian dialami ketiga informan dalam hidupnya. Tidak jarang, kejadian
yang tidak diinginkan pun hadir menyapa. Bahkan beberapa kejadian menyakitkan
pun masih melekat kuat dalam pikiran ketiga informan dan kejadian-kejadian itu dapat
menjadi pemicu pikiran-pikiran buruk lainnya muncul. Beberapa pengalaman dialami
oleh ketiga informan di dalam kehidupan bersama dengan keluarga mereka.
“sebenernya dari keluarga saya sendiri saya di kurang perhatian
gak pernah dikasih mobilitas dan dibeda-bedain tu Mbak. Dalam
artian kakak saya dibelikan ini adek saya dibelikan motor saya
cuma suruh tunggu rumah” (T, 22-26)
“Bapak itu bilang orang ngomong apa saya ikuti jangan mbantah
karena orang itu ngeliat saya, bukan saya yang liat jadi kayak hmm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
mungkin kayak gitu ya mindsetnya dari kecil kebawa jadi ya gitu.”
(L, 73-75)
“Eee meskipun aku gak deket sama mereka, perpisahan mereka
tetep bikin aku sedih, karena keluarga aku udah ga utuh dan
gimana ya eee tau kalau mereka sudah gak serumah itu rasanya
menyakitkan sih” (M, 40-43)
Kejadian-kejadian buruk nan menyakitkan yang dialami ketiga informan dalam
keluarga, melahirkan suatu pemikiran baru tentang mereka masing-masing. Selain itu,
perlakuan orangtua memberikan dampak bagi T dan L. T mempertanyakan apakah
orangtuanya menyayangi dirinya atau tidak, karena dibandingkan dengan orang lain T
merasa orangtuanya tidak sayang pada dirinya karena ia memiliki kondisi fisik yang
berbeda dari orang lain. Sedangkan, L tumbuh menjadi pribadi yang kurang mencintai
dirinya sendiri dikarenakan sebuah nasihat dari ayahnya yang mengatakan bahwa L
harus menuruti perkataan orang lain dan itu membuat L menjadi lebih memerhatikan
perasaan orang lain ketimbang dengan perasaannya sendiri.
“kenapa orang tua saya gak peduli kan gitu to sedangkan orang
lain sing baru kenal ini baru kenal lo gak sedarah lo eee maksud e
apa gak sayang sama saya ya, apa eee karna ya saya gini cacat
tapi ya mereka orangtua saya” (T, 114-118)
“Kalau ehm apa ya aku kalau orang lain ngomong aku lebih
memikirkan perkataan orang lain dari pada diriku sendiri, yah I
dont care aku gak peduli apa ya bahasa kasarnya aku gak pedulilah
sama diriku yang penting orang lain senang.” (L, 62-66)
Berbeda dengan M yang memiliki kisah negatif akan perpisahan orangtuanya.
Perpisahan orangtua M sangat menyakitkan baginya, hal tersebut berpengaruh pada
dirinya. M menjadi pribadi yang sulit percaya pada orang lain dan sulit menjalin
hubungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
“waktu Papa Mama pisah tuh ya kayak aduh sedih hmm aku habis
itu kayak janji sih aku gak mau menikah eee karena itu sih aku jadi
sulit percaya sama hubungan dan sama orang lain sih gimana ya
ternyata orang yang sudah diikat sama janji suci aja bisa pisah kok
ya pemikiranku sih.” (M, 28-31)
Selain memiliki pengalaman menyakitkan dalam keluarga, ketiga informan juga
memiliki pengalaman menyakitkan di lingkungan sekitar mereka. Seperti pengalaman
dibully karena kekurangan yang mereka miliki, diremehkan orang lain, tidak memiliki
teman hingga pernah menjadi korban pelecehan.
“tetangga eee temen-temen di sekolah dulu juga mbak mikir saya
gak bisa ee sehingga saya bingung” (T, 26-28)
“beberapa kali itu apa namanya melakukan kekerasan fisik gitu
kayak ndorong dari tangga ngelemparin Aku barang gitu tapi ya
gak pernah sampai luka ehm jatuh pernah luka tapi gak pernah
ngasih tau orang sih karena ya, Aku gak mau ngasih tau karena ya
ngapain, gak ada guna sih pasti” (L, 283-287)
“aku pernah dilecehkan sama dulu sih dia pacarku, dan tau gak eee
itu yang dihukum aku doang. Aku gak boleh ikut semua kegiatan
selama setahun bayangin, dan ya si cowok itu bebas” (M, 70-72);
“mereka eee gatau masalah sebenernya terus ikut main labrak aja.
Kayak aduh eee bukan urusanmu koe ki sopo. Tapi waktu dulu aku
ya cuma nangis eee nangis sendirian juga ya mereka berbanyak
terus ngata-ngatain aku ya eee jahat sih terus pake bilang ya pantes
ortunya cerai hahaha itu kuinget banget sih jahat banget deh itu ya.
Kek gimana ya eee kenapa gitu yang kena masalah gue kok lu
ambil pusing? Ngerugiin idup lu juga kagak kok lu ikutan
ngehakimin gue” (M, 107-113)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Motivasi bunuh diri
Motivasi bunuh diri kebanyakan berasal dari keinginan seseorang untuk lari dari rasa
sakit yang ia rasakan. Begitu pula dengan apa yang diinginkan oleh ketiga informan. T
berkeinginan melakukan bunuh diri agar dirinya tidak bisa melihat perlakuan tidak
adil yang dilakukan keluarganya pada dirinya.
“La nek tekanan, tekanan keluarga tekanan lingkungan lama-lama
gak betah yo mbak, punya sodara tapi si A si B si C dikasih, ketika
saya minta motor harga satu juta limaratus, gak dikasih saya gak
dibelikan terus adik saya minta belikan motor satria langsung
dibelikan yo mbak e mungkin nek merasakan itu yo wes lah nek
ngene ki mending ra ruh sisan gitu to mbak nek saya pergi dari
rumah tapi kan masih denger adimu bar dibelikan motor masih
denger to mbak tapi kan nek udah meninggal dah gak denger
selamanya.” (T, 233-243)
L mengaku hal yang membuatnya berani melakukan percobaan bunuh diri adalah saat
dirinya mendapat nilai jelek yang kemudian membuatnya berpikir bahwa orangtuanya
menganggapnya sebagai sebuah kegagalan. Hal tersebut dipicu oleh sikap kedua
orangtuanya yang tidak berbicara dengan L dan menyuruh L tidur di luar serta L tidak
diajak pergi pada saat mereka sekeluarga pergi makan di luar.
“Aku nilainya jelek terus jadi kayak apa ya, pandangannya ngeliat
Aku jadi kayak gagal hehehe. Ya mungkin itu kan hanya perasaan.
Aku juga gak tau pemikiran Bapak waktu itu apa, apa yang Bapak
pikirkan juga ndak tau, Aku menyimpulkan bahwa Bapak merasa
Aku itu gagal, eee ya karena Bapak sampai segitu marahnya gitu
Aku akhirnya kan ngambil kesimpulan bahwa aku udah bener gagal
ditambah lagi Bapak gak ngomong sama Aku 2 hari, Mama juga
sama” (L, 198-205);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
“Aku gak papa, tapi yang gak bisa Aku tahan itu ya orangtua masih
gak mau ngomong sama Aku, ehm itu kan agak memperparah
perasan gitu jadi kayak awalnya sih mikir dulu hehehe kayak ada
ehm ada perkataan yah bodoh gak berguna gitu-gitu. Terus lama-
lama yaudah mati aja kayak gitu” (L, 214-218)
Hal yang membuat M memiliki dorongan untuk mengakhiri hidupnya adalah setelah ia
berhasil menggugurkan kandungannya. Saat itu, M merasa dirinya sudah menjadi
seorang pembunuh, ditambah lagi pemikiran bahwa tidak akan ada yang sedih ketika
ia meninggal memperkuat keinginan dalam dirinya untuk mengakhiri hidupnya. Selain
itu, M merasa bahwa dengan mati ia sudah menghukum dirinya yang telah membunuh
anaknya sendiri.
“Hancur banget aku eee ga ngerti lagi itu berat banget kayak apa
ya gatau deh eee ya aku pembunuh anak aku sendiri. Hancur
banget itu aku, kayak gimana ya wah udah jadi seorang pembunuh.
Itu sih yang bikin aku bener-bener ingin mati aja aku. Semua
kejadian yang dulu-dulu juga kayak meloncat keluar lagi kayak apa
ya ehm ditambah ini aku semakin merasa aku gak guna banget.
Waktu itu juga mikir sih, sebenernya kalo aku mati gak ada yang
sedih juga kayaknya.” (M, 191-197)
c. Perkembangan motivasi bunuh diri menjadi perilaku bunuh diri
Jika seorang individu akhirnya memutuskan untuk melakukan tindakan bunuh diri, itu
artinya individu tersebut telah kehilangan harapan untuk penyelesaian masalah-
masalah mereka dan merasa tidak ada jalan keluar selain mengakhiri hidupnya. Dalam
hal ini, ketiga informan telah melakukan suicide attempt yang berarti mereka
melakukan percobaan bunuh diri namun tidak sampai menyebabkan kematian. Baik T,
L maupun M ketiganya tidak hanya melakukan percobaan bunuh diri satu kali, namun
mereka melakukan beberapa kali percobaan bunuh diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
“saya melakukan percobaan bunuh diri, ha kan sebelum kan
Mbaknya nek mau beli tiket kereta api tu kan lihat jadwal. Saya
mau bunuh diri pun lihat jadwal. Kereta mana yang paling tercepat
dan jam berapa ha kan gitu to biasanya setengah satu jam 1 jam
setengah 2 hoo segitu jam setengah 3 hoo to” (T, 128-133);
“Saya itu temen saya pada mabuk, punya saya tak campur baygon
tak campur autan, nah kan abis itu nah saya kan namanya juga
orang mabuk to mbak jadi pada minum tapi gak tau nek temen saya
tu pada minum to maksud e yang saya racik kan pengennya tak
minum sendiri haa berempat itu yang selamet itu eeh yang berlima
itu cuma dua og mbak sama saya yang tiga meninggal.” (T, 167-
175);
“Iki tukokke wipol ra ono suworo. Ya di dobrak itu, itu dah tapi
belum masuk tenggorokan sih mbak belum masuk dalem, terus
sama temen saya itu dicarikan kelapa muda to itu. terus dibawa ke
rumah sakit dikira mati meneh” (T, 209-213)
“Ndak mikir kanan-kiri. Tetapi tapi ada atap di bawah dekat pas
dibawah jendela, Aku jatuhnya ke situ yang patah hanya kaki,
syukurlah. Nah Aku jatuh. Apa ya, jatuhnya kayak kaki dulu. Terus
baru gelinding ke bawah. Terus Aku nangis, ada tetangga. Yah
patah kaki hanya kaki kanan.” (L, 220-224);
“pas jatuh itu kayak sadar oh Aku masih idup. Ada rasa sedihnya
ya apa ya mungkin pas jalan ke rumah sakit itu kaki udah di gips.
Mungkin selama beberapa hari perasaan Aku sedih karena gak
mati hahaha Aku udah capek banget hidup.” (L, 227-231);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
“Mencoba untuk bunuh diri ada, berapa kali ya. Kalau self harm
sih banyak. Kalau bunuh diri kemungkinan ya 3 kali. Yang pertama
kan tadi yang loncat. Terus kalau yang kedua, yang dua ini gak
terlalu itu deh separah yang loncat. Yang kedua mungkin ndak
makan tapi sengaja biar pelan-pelan mati hehehe sengaja kan apa
namanya tu, mungkin karena itu juga pas itu sih orang mulai
manggil Aku gemuk, itu SMP.” (L, 295-301);
“Jadi ya pas itu Aku mau menyebrang, tapi ehm keretanya itu
masih apa namanya melaju itu kan ya Aku nyebrang tapi syukurnya
gak kena dan ya seperti dulu hanya luka hahaha sekarang
bilangnya syukurnya, dulu sih sayangnya kok gak kena hahaha ya
soalnya ndak ada palang, dan itu pas ya gak sepi juga ada
beberapa gitu, kayak mungkin ehm yang mistis itu ada memanggil
hahaha jadi Aku ngelaju biar kena kereta gitu dalam pikiran Aku
sih semoga kena, tapi ya ndak.” (L, 319-326)
“selfharm tiap malem aku gak bisa tidur aku cuma diem aja, aku
dah sampe ga bisa nangis pas itu rasanya sesak banget aku cuma
jeduk-jedukin kepalaku di tembok sambil pegang pisau tapi gak aku
tusuk ya cuma sayat-sayat gitu, terus eee pernah aku minum obat
gatau udahan ya itu obat apa aku minum aja eee banyak terus
sampe muntah lemes tapi kok gak mati bingung juga sih” (M, 210-
215);
“Sampai ada satu malam, aku juga kayak setengah sadar sih
rasanya ya hmm aku pegang pisau terus aku ehm pokoknya
tanganku sudah berdarah banyak banget itu kayaknya subuh deh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Yang aku pikirin saat itu cuma satu, oke akhirnya aku bakal pergi
beneran.” (M, 215-218)
d. Titik balik
Sebuah peristiwa penting bisa membuat seorang individu menjauhi keinginannya
untuk bunuh diri, peristiwa itu kemudian dinamakan sebuah titik balik. Peristiwa
penting yang dimaksud biasanya dengan membuka diri kembali untuk menjalin
hubungan dengan orang lain dan bisa juga perubahan suasana tempat. Bagi T, titik
balik dalam hidupnya ialah ketika dirinya mengalami beberapa kali percobaan bunuh
diri dan selalu gagal. Entah karena ada orang lain yang tiba-tiba menghentikannya atau
juga karena proses refleksi yang terjadi dalam diri T.
“saya gak bisa layat to, habis itu yo saya mikir berarti saya udah
ee masih diberi kesempatan untuk hidup berarti saya ee harus
melakukan yang lebih baik.” (T, 180-183);
“Hooh wipol tapi gak mati mbak. Malah ketauan temen kui mbak,
la wes minum wipol malah gak mati pie iki hahaha dulu sih mikir e
gitu, malu je mbak malahan nek gitu yawes beberapa kali nyoba
mati gak mati-mati, jadi kan eee saya kepikiran e apa iya ya masih
diberi kesempatan hidup, eee lagian ya ada teman juga” (T, 190-
196);
“Jadi temen-temen saya tu lebih ibaratnya lebih waspada.” (T,
208-209)
L mempunyai proses refleksi dalam dirinya sehingga hal tersebut sedikit demi sedikit
mengubah pandangannya mengenai bunuh diri dan keinginannya untuk mati. Titik
balik yang dialami L adalah ketika dirinya memutuskan untuk mengubah cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pandangnya dan berusaha untuk tetap menjalani kehidupan dengan berpegang pada
harapan bahwa suatu saat hidupnya akan menjadi lebih baik.
“Pandanganku udah berubah. Sekarang kalau ditanya kenapa dulu
mau bunuh diri ya pasti karena ingin agar eee Mama Bapak tu tau
kalau ini lo ada aku. Yah Tuhan memang punya rencana lain.
Ternyata meskipun aku malas ke gereja, Tuhan punya rencana lain
di hidupku, itu pikiran yang selalu datang ketika aku selalu gagal
untuk bunuh diri dan secara tidak sadar eee pikiranku itu yang
membekas ehm yang apa ya eee pikiran itu jadi yang mengubahku
sedikit-sedikit sih. Iya sepertinya memang Tuhan punya rencana
indah atas hidupku” (L, 350-358)
Bagi M, teman kosnya memiliki andil besar dalam perubahan positif yang ia alami. M
merasa sangat menyayangi temannya itu karena temannya sangat menjaga dan
mengurus M sehingga M bisa kembali berbaur dengan kehidupan di luar dirinya
sendiri. M juga mengalami proses refleksi dalam dirinya yang membuat dirinya sadar
bahwa banyak hal yang harus M perbaiki sebelum akhirnya ia mati.
“aku harus menghadapi hidupku gitu, aku ya eee memperbaikinya
harus. Aku dibantu banget sih sama temen kosku itu, dia itu ya dia
tu dah kayak penyelamatku lah bener-bener deh aku sayang sama
dia. Udah kayak kakak cewekku gitu eee dia baik banget nemenin
aku mastiin aku baik-baik aja dan dia juga mau tetep temenan sama
aku. Setelah keluar dari rumah sakit waktu itu juga aku gak
langsung berani eee apa ya tampil eee membaur lagi aku butuh
waktu ya si temen kosku itu yang nemenin beneran pelan-pelan
gitu.” (M, 234-240);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
“Aku gak tau dapet pikiran itu dari mana eee pas di rumah sakir
sih itu kepikirannya kayak eee aku yang lama terus di rumah sakit
eee kayak membentuk aku yang baru hehehe tapi itu jadi kayak
motivasi eee sebuah apa ya keinginanku untuk hidup lagi eee untuk
kembali menjalani hidup dan ya aku gak menyesal sudah memilih
untuk menjalani hidup hehehe aku sudah sejauh ini dan ternyata
aku bisa gitu kembali menjalani hidup, dan eee bukan sebagai
hukuman lagi melainkan sebagai kesempatan agar ia bisa
memperbaiki kesalahan yang pernah ia lakukan sebelumnya” (M,
245-252)
e. Resiliensi
Seorang individu pasti akan mengalami kejadian-kejadian dalam seumur hidupnya.
Kejadian-kejadian tersebut akan dievaluasi, dicerna, diberi makna, diingat kemudian
direspon oleh individu itu. evaluasi terhadap kejadian yang dialami adalah hasil
interpretasi individu terhadap kejadian dengan informasi akan konteks kejadian
tersebut. Respon individu dapat tercipta karena didasari oleh hasil dari evaluasi sebuah
kejadin dan makna yang individu masukkan terhadap kejadian itu. Dalam hal ini,
resiliensi akan membantu seorang individu dalam menginterpretasikan kejadian
tersebut sehingga mampu memunculkan suatu hasil evaluasi dan makna pada kejadian
tersebut. Seorang individu yang memiliki resiliensi tentunya memiliki beberapa aspek
resiliensi di dalam dirinya. Hal ini yang dapat dilihat dari ketiga informan.
Regulasi emosi
Salah satu aspek resiliensi adalah seorang individu mampu untuk mengendalikan
emosi, atensi, dan perilakunya serta dapat mengekspresikannya secara tepat, ini
disebut sebagai regulasi emosi. Regulasi emosi dapat dicapai dengan cara
menenangkan dirinya bisa dengan berdoa kepada Tuhan, mendengarkan musik dan
bisa juga dengan melakukan suatu kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
“Oh ini mbak, saya dulu nek ada masalah ketika itu larinya mesti
mabuk mbak hooh, mesti mabuk. Tapi ketika nek pas rodo eling itu
ya mesti shalat gitu mbak itu, jadi mendekatkan pada Yang Maha
Kuasa. Nek curhat sama temen-temen, paling dijak OrangTua
hahaha. Dijak mabuk, dijak mabuk gitu tapi ketika tak coba ah tak
curhat ning sing nduweni urip gitu. Rasanya ini mbak, ayem saya
merasakan maksud e merasakan tenang gitu lo mbak” (T, 343-351)
“ada satu grup hahaha ada satu grup apa ya mungkin mereka kan
juga melakukan beberapa hal yang berat gitu kan jadi kayak Aku
merasa oh mereka juga ngomong kalau dunia ini memang indah
bagus kita jalani aja, ada hal-hal yang lebih indah dari pada hal-
hal yang buruk, lebih banyak kalau kita gali-gali aja itu hanya
permukaan, tapi bawahnya mesti lebih indah tanda kutip mereka.
Apa ya mungkin karena dari situ Aku lebih mikir, apa ya Aku coba
jalani. Yah itu adalah grup band yang Aku sukai. Yah bukan orang
secara langsung” (L, 363-371);
“aku mulai menggambar lagi eee ini kalau lagi punya tenaga ya
kak, ya biasanya ndengerin lagu itu tapi sebenernya aku suka
menggambar aku dengan menggambar bisa memikirkan
masalahku. Aku jarang sekali cerita ke orang kan kak, jadi aku
suka apa ya memikirkan sendiri, aku dengar lagu terus aku kadang
juga ehm menggambar itu sih kak bikin aku bisa berpikir ya gitu
pokoknya kak. Tapi sebenarnya aku masih sering apa ya kalau tiba-
tiba ada masalah masih suka tidak tenang, kadang langsung nangis
yang benar-benar nangis dan aku jadi seringnya tidur, nah sehabis
itu aku baru bisa apa memikirkannya.” (L, 434-443)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
“Biar ga gabut juga, seneng juga sih ngerajut apalagi tas ginian
lucu aja gitu ya aku menikmati ehm proses merajutnya bikin
gimana ya tenang gitu apasih rasanya kadang masih kepikiran
dong jelas, emang bakal kepikiran seumur idup iye gue sadar. Aku
sengaja cari aktivitas setidaknya mengurangi kepikiranku, dan aku
menemukan ini merajut. Ohya aku juga sibuk fangirling hahahha
dulu sih sempat kan suka-suka gitu pas SMP terus lama berhenti
sekarang suka lagi. Ya gitu deh yang bikin aku tenang juga selain
temen sekosku juga boyband ini, gatau sih mereka tu lagunya ya
ampun seakan-akan memelukku gitu sih” (M, 305-312)
Pengendalian impuls
Aspek selanjutnya adalah pengendalian impuls. Pengendalian impuls dimaksudkan
cara-cara seorang individu dalam mengontrol tekanan dalam dirinya. Jika seorang
individu memiliki pengendalian impuls, maka individu tersebutakan mampu menahan
diri dari perasaan-perasaan negatif dan menjadi seseorang yang tidak gegabah.
Pengendalian impuls juga berguna untuk membantu seorang individu menerima
permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. Cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan impuls adalah mengubah cara pandang diri sendiri.
“Nek eee ada masalah dalam hidup, ya kan gak mungkin to mbak
hidup gak ada masalah pasti ada to nah itu bisa dari saya yang
salah atau memang ya takdir hahaha bukan saya yang buat tapi
tetap kudu diselesaikan biar bisa menikmati hidup la wong yo hidup
yo mbak yo ngene kan” (T, 384-389)
“Mungkin memang cara pandang yang harus diubah, hidup mau
diubah ya sulit, tapi cara pandang ehm cara menyikapinya juga
mungkin. Malah ya mungkin terimakasih sih sama pengalaman itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
jadi bisa berpikir lebih jauh bahwa ini pemberian ini tu belum
saatnya berakhir. Aku tidak apa ya tidak marah dengan siapa pun,
aku tau ini pilihanku. Tidak papa ini jadi pengalaman buat aku, aku
ingat gitu kak ya buat aku perbaiki, aku isi lebih baik lagi” (L, 425-
432)
“aku pengen aja gitu punya panti asuhan. Ya ini sebenernya karena
jujur aja sampai sekarang aku masih ngerasa bersalah udah
ngebuang bayiku gak aku ngebunuh bukan ngebuang lagi. Aku
merasa gimana ya, aku pengen gitu ngerawat anak-anak yang
mungkin mereka tidak diharapkan orangtua mereka. Jujur itu
penyesalan paling-paling sih dan sepertinya mau sampai kapan pun
aku akan hidup dalam penyesalan itu, tapi its okay. Kupikir aku
sudah deal with it, aku akan simpan penyesalan itu aku akan hidup
dalam penyesalan itu seumur hidupku tapi, aku jamin penyesalan
itulah yang akan terus buat harapanku ini ehm apa ya terus
berkobar gitu.” (M, 284-292)
Optimisme
Ketiga informan telah memiliki harapan pada masa depannya dan mereka pun percaya
pada diri sendiri bahwa merekalah yang memegang kendali atas apa yang sedang
mereka jalani. Hal ini disebut dengan optimisme. Optimisme yang dimaksud adalah
keyakinan akan masa depan yang diimbangi dengan usaha serta doa untuk
mewujudkannya.
“Saya yakin kok mbak, saya itu berguna makanya saya ingin
membantu orang lain ke depannya ya sekarang eee dimulai dari
sekarang sebenernya. Makanya pengen tunjukkan kepada semua
orang difabel itu juga bisa kan gitu kalau sekarang pun saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
gimana ya saya bisa menolong orang oh saya baru bisa menolong
ibaratnya saya punya nya baru tenaga gitu sih nek dari diri saya
tetep saya gak bakal lelah menjadi orang baik.” (T, 334-342)
“Aku akan berusaha sih bagaimana pun Aku ya harus bergerak
ehm beraktifitas agar sibuk ya agar lupa dengan pikiran buruk Aku
hehehe. Mungkin ya karena Aku terbentuk dari kecil sudah
berpikiran negatif ya, jadi seperti ini. Tapi Aku akan berusaha. Iya
soalnya aku yakin, beberapa kali mencoba mati dan tidak ada yang
berhasil ehm ya eee pasti ada suatu hal baik yang menunggu di
depan kan?” (L, 393-399)
“Nah hidup itu kumpulan harapan yang bisa kita upayakan eee
untuk kita jadikan ee realisasikan jadi kenyataan, dengan segala
usaha dan doa kalo inget doa hehehe udah, tapi kalo aku sih aku
yakin bisa jadi kenyataan harapanku jadi ya harus tetap menjalani
hidup udah gitu hehehe” (M, 331-335)
Empati
Seseorang yang memiliki empati biasanya memiliki hubungan sosial yang positif
dengan orang lain. T mampu untuk menunjukkan sikap empati yang ada dalam
dirinya. T memiliki kemampuan untuk memahami kondisi dan mau untuk bergerak
menolong orang lain yang membutuhkan bantuan.
“saya bisa melihat oh ternyata sekarang banyak yang
membutuhkan saya kan jadi eee ketika pengen merasa bunuh diri
mungkin merasa sulit karena eee banyak yang butuh saya, saya
mau kok eee membantu ya menolong gitu saya mau nah memang
saya tu mau mbak ya saya juga sudah banyak dibantu sama orang-
orang terutama sama Pak Bos” (T, 286-292)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Analisis penyebab masalah
Individu yang memiliki fleksibilitas dalam berpikir dan juga memiliki kemampuan
untuk mengidentifikasi penyebab-penyebab masalah yang ia hadapi adalah seorang
individu yang memiliki keterampilan menganalisis penyebab masalah. Kemampuan
ini dapat diperoleh oleh individu dengan cara yang berbeda-beda. Ketiga informan
menganalisis masalah ketika sudah merasa tenang dalam menghadapi masalah
tersebut.
“ha nek tenang ki bisa terus mikir gimana ya kalau saya tu dengan
saya mendekatkan pada sing nduweni urip rasanya tenang terus
bisa mikir masalahnya gimana apa, aku kudu ngopo Ya Allah aku
kudu pie jadi shalat itu ibarat e apa yo mbak cara mungkin, cara
saya untuk lebih bisa berpikir tenang, nah nek tenang ki terus bisa
mbak eee lebih jernih gak kemrungsung” (T, 358-365)
“Hmm aku tidak pernah kepikiran akan ditanya ini hahaha.
Pertama aku akan berpikir kenapa kok masalah itu ada sampai
mengenai aku, terus ehm aku akan coba pikir lagi ini salah siapa ya
salahku atau bukan ya kalau dulu ya kak aku akan berpikir semua
hal buruk yang terjadi di aku adalah salahku. Kalau sekarang
kadang sih masih seperti itu, tapi aku coba untuk melihat bahwa
tidak semua hal yang salah itu berasal dari aku. Kalau pun dari
aku, aku harus memikirkan bagaimana aku bisa menyelesaikan itu”
(L, 444-451)
“Ya gitu sih intinya sekarang kalo lagi sedih marah kecewa sama
dunia hahaha gila kecewa sama dunia hahha larinya ke lagu BTS
gitu, ya itu salah satunya eee kalo sedih ngapain ya eee ya salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
satunya sih, tapi eee gimana nih sedih yang ada masalah gitu kan?
Ya sekarang pertama biasanya eee itu diem dulu sih, pikirin dulu
bener-bener apa masalahnya, nah kalo malah makin pusing atau
bikin sedih aku lupain dulu bentar kok nah aku lupain ya gak
beneran lupa ya aku sambil ngapain gitu, nah ini aku seringnya
buka laptop yutuban deh. Terus eee nah tengah-tengah yutuban
nanti bisa kadang nemu solusi kadang juga nanti kepikiran kok bisa
ya eee masalah itu muncul karena apa ehm kenapa kok muncul,
siapa yang salah oh aku kalau aku oke solusinya apa kalau pun
bukan aku oke gapapa ayo dihadapi pasti ada solusi gitu sih
sekarang kalo ada masalah” (M, 316-326)
Efikasi diri
Efikasi diri dimaksudkan sebagai keyakinan seorang individu pada dirinya sendiri
bahwa ia mampu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Selain itu individu
tersebut percaya akan kemampuan dirinya yang akan mencapai suatu keberhasilan.
Ketiga informan sudah belajar untuk selalu percaya pada kemampuan diri mereka
sendiri bahwa apa yang sedang mereka alami adalah di bawah kontrol diri mereka
masing-masing.
“bagaimana pun caranya saya harus menunjukkan bahwa saya tu
bisa, karena ya saya mampu mbak, saya itu yakin kok kalau saya
eee ya meskipun difabel saya itu bisa diandalkan gitu mbak jadi
saya tu mampu kok mbak menolong orang lain tidak melulu harus
ditolong.” (T, 31-36)
“kalau aku melakukan hal baik, aku yakin aku akan mendapatkan
hal baik. Aku selalu berusaha yang terbaik dari dulu bahkan, dan
sekarang aku percaya apa yang aku lakukan akan menghasilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
hasil yang baik juga tentunya dengan bantuan orang lain tapi lebih
kepada kekuatan diriku.” (L, 464-468)
“pasti deh kalo gue berusaha ngewujudin semua harapan pasti bisa
tercapai gatau sih waktunya kapan eee aku sih yakin kok ama
diriku sendiri, ya secara eee sekarat dan aku bisa bertahan gitu kan
berarti semua hal lain nantinya pasti bisa, ya gak tau aku ngerasa
lebih percaya sama diriku kalo aku pasti bisa” (M, 279-283)
Peningkatan aspek positif
Individu yang mampu meningkatkan aspek positif dalam hidupnya maka akan
memiliki makna dan tujuan hidup serta dapat melihat gambaran dari kehidupannya.
Seorang individu yang memiliki kemampuan ini akan lebih mudah dalam mengatasi
permasalahan hidup dan juga peningkatan aspek positif berperan meningkatkan
kemampuan interpersonal dan pengendalian emosi bagi dirinya. Ketiga informan telah
berhasil melewati masa-masa sulit dalam hidup mereka, dan sekarang ketiga informan
telah membuat suatu lembar baru dengan mengoptimalkan diri dan memanfaatkan
peluang yang ada.
“Saya ya gak menyesal mbak, gara-gara saya mau bunuh diri jadi
tau banyak hal gimana ya saya jadi eem kenal banyak orang juga”
(T, 278-280);
“Yo nek sekarang dah gak mau mati mbak, kan udah banyak temen
maksud e kan udah kenal si A si B” (T, 314-315);
“Jujur yo mbak, aku sekarang sejak sama Ojek Difa merasa
jaketnya itu tameng mbak buat aku. Yo nek dibilang, aku lebih pede
gitu mbak, yo gak tau eemm tapi ya emang jadi lebih pede gitu
mbak. Mungkin karena temen-temen saya tu sering browsing Ojek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Difa ya saya jadi gimana gitu, terus temen-temen nek butuh apa
saya juga bisa bantu gitu mbak, terus kan karna ikut Ojek Difa ini
saya beberapa kali masuk TV mbak. Wah temen-temen malah
belum pernah, saya udah pernah mbak, ya kebanggan buat saya
mbak yang pasti to.” (T, 368-378)
“Aku senang bisa belajar, mengerjakan kerja kelompok dengan
mereka, senang juga ikut banyak hal baru. Kuliah ini aku ya bisa
ikut beberapa banyak sih ehm kegiatan yang aku belum pernah
ikuti dulu, dan aku senang, aku bergerak hehehe sekalian diet” (L,
409-413);
“Iya kak, aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kuliah. Ehm
ya ikut Tutu, ikut japok terus yaa kadang diajakin nongkrong,
lagian ya kak apa ya sekarang teman-temanku baik gimana ya ehm
suka ajakin aku apalagi ya, ya aku tau mereka tidak memanfaatkan
aku. Paling baru buat aku sih kak ikut Tutu, aku belum pernah ikut
kegiatan sebelum ini, dan ini ballet ini hal baru buat aku kak” (L,
414-419)
“lama aku memanfaatkan kesempatan ini, buat jadi diriku yang
baru udah aku buang diriku yang lama, aku mulai berani loh ambil
part time aku juga kan suka nyanyi jadi ya kadang di kafeku aku
nyanyi ya kayak apa ya eee aku ngeras idup lagi, terus setelahnya
itu aku sambil ngerjain skripsi juga sih eee pokoknya aku harus
lulus, oya aku ikut kegiatan volunteer gitu ya eee belum pernah aku
ikut begituan lumayan juga ternyata kenal banyak orang wah eee
keren sih bisa denger cerita dari banyak orang yang sebelumnya
aku gak ada kenal sama sekali kayak eee wah keren gitu, ya aku
berusaha apa ya dengan apa yang aku punya pokoknya biar bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
berguna aku oh bisa ini oke aku eee bisa apa lagi ya kira-kira bisa
nambah bisa apa ya eee gitu sih pengen ngelakuin hal yang kayak
apa sih dulu aku buang-buang waktu sekarang mau aku isi waktuku
yang kebuang itu” (M, 259-269)
E. Pembahasan
Tahap selanjutnya adalah bagian dimana peneliti menuliskan keseluruhan hasil
penelitian dari ketiga informan dalam bentuk deskripsi struktural secara kronologis dan
dikaitkan dengan variabel-variabel psikologis yang terkandung di dalamnya. Selain itu,
peneliti juga membuat tabel berisi rangkuman hasil dari wawancara dengan ketiga informan.
Tabel 4. Hasil Penelitian
Informan Informan T (34)
Laki-laki
Informan L (19)
Perempuan
Informan M (23)
Perempuan
Latar belakang
singkat
difabel, diremehkan
keluarga
korban bullying,
korban kekerasan di
keluarga
korban pelecehan
seksual, pernah
menggugurkan
Percobaan
bunuh diri
minum racun,
menabrakkan diri ke
kereta, minum cairan
pembersih lantai
menjatuhkan diri dari
lantai dua, self harm,
tidak makan dalam
jangka waktu yang
lama, menabrakkan
diri ke palang
self harm, minum
obat dengan dosis
tinggi, menusuk diri
dengan pisau
Titik balik sadar masih diberi
kesempatan untuk
hidup oleh Tuhan
mendengarkan lagu
dari grup idol dan
merasa bahwa masih
perlu mendalami
kehidupan
berawal untuk
menghukum diri dan
akhirnya
menemukan harapan
untuk membuka
panti asuhan
Aspek
resiliensi
Regulasi emosi,
pengendalian impuls,
optimisme, empati,
analisis penyebab
masalah, efikasi diri,
peningkatan aspek
positif
Regulasi emosi,
pengendalian impuls,
optimisme, analisis
penyebab masalah,
efikasi diri,
peningkatan aspek
positif
Regulasi emosi,
pengendalian impuls,
optimisme, analisis
penyebab masalah,
efikasi diri,
peningkatan aspek
positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pemaparan unit-unit yang memiliki makna psikologis telah dipaparkan secara detail
dengan gabungan dari ketiga informan. Pada bagian ini, peneliti akan berupaya untuk
menyampaikan hasil sintesis dari unit-unit psikologis tersebut dengan menuliskannya kembali
menjadi sebuah kronologi singkat yang bersumber dari pengalaman ketiga informan sekaligus
kaitannya dengan variabel psikologis yang ditemukan dalam penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, salah satu faktor risiko paling berpengaruh
pada perilaku bunuh diri adalah rangkaian peristiwa kehidupan negatif yang lebih dikenal
dengan negative life events (Joiner & Rudd, 2000). Negative life events dapat menyebabkan
perubahan pola hidup menjadi lebih negatif atau merugikan sebagian besar individu (Tzheng,
Su, Chiang, Kuan, & Lee, 2010).Perubahan pola hidup negatif tampaknya bisa berupa
pengisolasian diri dari dunia luar dan juga memilih untuk tidak makan karena sengaja untuk
menyakiti diri sendiri seperti yang dilakukan oleh informan L dan M.
Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa depresi dan keputusasaan dapat menjadi
mediator dalam hubungan negative life events dengan perilaku bunuh diri hal ini didukung
oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa risiko perilaku bunuh diri akan meningkat
seiring dengan peningkatan keputusasaan (Tzheng, Su, Chiang, Kuan, & Lee, 2010). Hal
tersebut menumbuhkan ideasi bunuh diri yang dapat memicu perilaku bunuh diri pada
seorang individu (Klonsky, May, & Saffer, 2016). Ketiga informan memiliki pengalaman
yang menyakitkan bagi mereka. Selain karena pengalaman, informan L juga memiliki
pandangan negatif pada dirinya sendiri; “Tapi mungkin ehm pathetic sifat yang aku pandang
itu apa ya pathetic. Ehm tidak bisa melakukan apa-apa, tidak berguna kalau tidak ada orang
lain.” Pernyataan informan L didukung dengan penelitian yang mengatakan bahwa selain
pengalaman, merasa terjebak dalam hidup dan juga pandangan negatif pada diri dapat pula
menimbulkan rasa sakit (Klonsky, May, & Saffer, 2016).
Menurut Klonsky, May & Saffer (2016) jika ada seseorang yang mengalami rasa sakit
dan keputusasaan kemudian mempertimbangkan untuk melakukan bunuh diri tetapi memiliki
keterhubungan yang lebih kuat dengan dunia sekitarnya, maka ia hanya akan sampai di ideasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
bunuh diri dan tidak melakukan percobaan bunuh diri. Namun, apabila rasa sakit yang dialami
lebih besar dari hubungan dengan dunia sekitarnya maka seorang individu akan memutuskan
untuk bunuh diri. Teori ini diwujudnyatakan ketiga informan dalam pengalaman mereka
melakukan percobaan bunuh diri. Informan T, L, dan juga M merasa tidak memiliki ikatan
yang kuat dengan keluarga, teman dan dunia disekitar mereka kala itu, saat mereka merasakan
sakit yang luar biasa. Hal tersebut menyebabkan ketiga informan memutuskan untuk
mengakhiri hidup bahkan sampai mencoba beberapa kali percobaan.
Melalui rangkaian kejadian yang menyakitkan tentunya akan memiliki bekas tersendiri
dalam benak masing-masing individu. Setiap individu, tanpa terkecuali, pasti pernah
mengalami sebuah kejadian buruk yang lazim kita sebut dengan negative life events yang
masing-masing individu memiliki konteks yang berbeda satu sama lain, sama halnya dengan
ketiga informan. Hal ini seturut dengan pernyataan Mowbray (2011) yang mengatakan bahwa
seorang individu pasti akan mengalami kejadian dari waktu ke waktu selama perjalanan
hidupnya. Kejadian demi kejadian akan membentuk suatu skema dimulai dari konteks
kehidupan seorang individu yang kemudian mempengaruhi cara pandangnya terhadap suatu
kejadian yang ia alami.
Beberapa perilaku dan tindakan bunuh diri tidak sampai menyebabkan kematian
dikarenakan berbagai faktor, bisa karena suatu kejadian yang di luar rencana misalnya seperti
informan L yang tersangkut kemudian hanya terjatuh dan luka, bisa juga seperti informan T
dan informan M yang memiliki orang-orang yang mengulurkan tangannya kepada mereka.
Tentunya, kejadian di luar rencana tersebut membuahkan sesuatu untuk dimasukkan ke dalam
proses refleksi hidup mereka yang biasa disebut dengan titik balik kehidupan.
Berkat dorongan dari luar yang membantu mereka untuk kembali menjalani hidup,
keinginan untuk hidup perlahan muncul dari dalam diri dan membentuk sebuah harapan baru.
Harapan tersebut kemudian memunculkan beberapa aspek resiliensi yang kemudian
menjadikan ketiga informan sebagai pribadi yang resilien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Ketiga informan dalam penelitian ini, memiliki konteks kehidupan yang berbeda satu
sama lain. Informan T yang merupakan individu berkebutuhan khusus memiliki konteks
kehidupan yang berbeda dengan informan L yang adalah seorang mahasiswi inferior, begitu
pula pasti ada perbedaan konteks pada informan M yang adalah seorang wanita yang pernah
menggugurkan kandungannya. Kejadian demi kejadian dalam konteksnya masing-masing
menimbulkan respon yang berbeda-beda pula pada tiap informan penelitian ini. Akan tetapi,
persamaan dari ketiganya adalah memilih untuk melakukan percobaan bunuh diri. Ketika
mengalami „kegagalan‟ dalam percobaannya masing-masing, ketiga informan akhirnya
memutuskan untuk bangkit menjalani hidup dengan banyak alasan yang berbeda satu-sama
lain. Satu yang pasti dari ketiga informan ini adalah mereka telah mampu menjadi individu
yang resilien.
Ketika seorang individu mampu untuk memaknai kejadian buruk dalam hidupnya
dengan sebuah adaptasi positif maka individu tersebut dikatakan memiliki resiliensi
(Mowbray, 2011). Reivich and Shatte (2002, seperti dikutip dalam Ifdil & Taufik, 2012)
menyatakan bahwa seorang individu yang resilien akan memiliki ketujuh aspek resiliensi
dalam dirinya. Hal ini sudah terbukti pada ketiga informan, bahwa mereka sudah memiliki
aspek-aspek resiliensi dan telah menjadi pribadi yang resilien karena bisa memunculkan
adaptasi positif dalam perjalanan hidup mereka selama ini. Informan T memiliki tujuh aspek
resiliensi dalam dirinya yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati,
analisis penyebab masalah, efikasi diri, peningkatan aspek positif. Informan L dan M masing-
masing memiliki enam aspek resiliensi dalam diri mereka yaitu regulasi emosi, pengendalian
impuls, optimisme, analisis penyebab masalah, efikasi diri, peningkatan aspek positif.
Ketiga informan bisa menjadi pribadi yang resilien dikarenakan ketiganya mulai
kembali menjalin dengan dunia luar serta pelan-pelan mengubah cara pandang bahwa ada hal
menyakitkan di dunia namun pasti akan ada hal menyenangkan yang masih belum mereka
alami. Selain itu hadirnya figur support membuat mereka semakin menerima keadaan di dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
ini dan juga figur support ini bisa menjadi teman cerita bagi ketiga informan ini. Namun, figur
support tidak melulu individu yang nyata hadir di samping kita, bisa jadi ia adalah seorang
yang ada di dunia maya seperti artis kesukaan atau idola yang seperti menemani lewat karya-
karyanya di dunia maya. Hal yang dapat membantu menumbuhkan resiliensi juga adalah
harapan dan spiritualitas. Harapan bisa membantu menumbuhkan resiliensi karena harapan
membuat seorang individu tetap bertahan menjalani kehidupan dan membuat individu
tersebut berusaha untuk memenuhi apa yang menjadi harapannya. Spiritualitas bagi sebagian
orang bisa menjadi suatu hal yang efektif untuk menenangkan diri sehingga pikiran dapat
berpikir dengan lebih logis terhadap apa yang sedang dialami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Bagan Hasil Penelitian
Negative life
events
Perasaan rendah
diri
Rasa sakit hati
Menarik diri dari
dunia
Perilaku percobaan
bunuh diri dan
gagal
Figur support
Spiritualitas
Titik balik
Harapan
Resiliensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Melalui hasil eksplorasi mengenai resiliensi pada penyintas bunuh diri, peneliti
mendapati bahwa ketiga informan telah menjadi pribadi yang resilien dan berhasil
menjadi seseorang yang selamat dari bunuh diri (suicide survivor). Hal ini terbukti
dengan adanya beberapa aspek dari ketujuh aspek resiliensi dalam diri masing-
masing informan yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, empati,
analisis penyebab masalah, efikasi diri, peningkatan aspek positif. Selain itu,
gambaran tentang pengalaman para informan saat sebelum melakukan tindakan
bunuh diri, proses yang terjadi dalam diri mereka ketika mengalami kegagalan
dalam bunuh diri hingga pengalaman bangkit dan menjalani kehidupan kembali juga
menjadi hal yang menjadikan penelitian ini menjadi lebih mendalam.
Seorang individu yang memiliki pikiran dan memutuskan untuk melakukan
bunuh diri adalah seorang individu yang memiliki peristiwa kehidupan negatif
sehingga menimbulkan keputusasaan dan dapat membuat seorang individu memilih
untuk mengisolasi diri dari dunia luar. Semakin besar keputusasaan semakin besar
pula risiko bunuh diri dapat meningkat. Akan tetapi jika seorang individu memiliki
keterhubungan yang besar dengan dunia, dan hal tersebut melebihi motivasinya
untuk bunuh diri maka individu tersebut akan membatalkan niatnya untuk bunuh
diri.
Keterhubungan dengan dunia menjadi salah satu titik balik seorang individu
untuk kembali menjalani kehidupan. Seorang individu yang telah memutuskan
untuk menjalani kehidupan pun melewati beberapa proses interpretasi, evaluasi dan
pemaknaan yang akan membentuk respon kejadian dalam dirinya. Sebuah respon
dalam diri individu akan menentukan seorang individu memiliki resiliensi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
belum. Resiliensi adalah sebuah kemampuan dinamis dalam diri seorang individu
untuk sanggup pulih dan bertahan dari tantangan hidupnya. Individu yang memiliki
resiliensi memiliki peluang lebih dalam mengatasi diri dan meminimalisir perilaku
bunuh diri yang berulang. Dalam penelitian ini juga ditemukan beberapa hal yang
dapat menguatkan resiliensi pada diri seseorang adalah menjalin kembali hubungan
dengan orang lain, harapan-harapan akan masa depan, dan juga spiritualitas diri
masing-masing individu. Hal-hal tersebut menguatkan resiliensi yang ada dalam
seorang individu, sehingga segala aspek resiliensi dapat ditemukan di dalam diri dan
membuatnya menjadi seorang individu yang resilien. Resiliensi bisa dimiliki oleh
setiap individu tergantung bagaimana individu tersebut merespon kemudian
merefleksikan setiap kejadian dalam hidupnya dan mengolahnya menjadi perilaku.
Resiliensi dapat ditumbuhkan dengan social support dari orang-orang sekitar,
spiritualitas masing-masing individu, kemauan untuk membuka diri dengan dunia,
serta cara pandang dalam memandang suatu hal yang terjadi dalam hidup.
B. Saran
1. Bagi penyintas bunuh diri
Memutuskan untuk kembali menjalani hidup mungkin bukan suatu hal yang
bisa dilakukan secara mendadak, butuk suatu proses agar dapat kembali memiliki
hasrat untuk hidup. Hasrat untuk hidup akan lebih mudah diperoleh jika diri ini mau
untuk membuka diri kembali pada lingkungan di sekitar terlebih dahulu.
Menceritakan pengalaman terdahulu bukanlah suatu aib yang harus ditutup-tutupi,
karena pada dasarnya setiap manusia memiliki lembaran gelap dalam perjalanan
hidupnya. Tidak perlu serta merta langsung bercerita dengan gamblang namun
memulainya dengan hal-hal yang bisa membuat keterhubungan dengan individu
lain, dapat menumbuhkan keberanian untuk kita menceritakan apa yang sedang kita
alami atau yang sudah kita alami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Memiliki resiliensi dalam diri sangatlah penting untuk menjalani kehidupan
yang tidak beraturan ini. Untuk memiliki resiliensi dalam diri hal utama yang perlu
dilakukan adalah percaya akan kemampuan diri, percaya bahwa diri ini memiliki
suatu hal positif yang bisa dikembangkan, percaya bahwa harapan yang ada di
dalam benak dapat menuntun ke arah yang lebih baik meskipun belum tentu semua
harapan bisa dicapai dengan mudah. Percaya pada diri sendiri akan membuat kita
menjadi lebih mudah dalam menjalin relasi dengan individu lain yang akan
membantu kita dalam menjalin kembali keterhubungan dengan dunia.
2. Bagi komunitas pencegahan bunuh diri
Bunuh diri bukanlah suatu bencana alam buatan yang dapat dicegah agar tidak
terjadi. Bunuh diri ada dan tumbuh dalam benak dan pikiran setiap individu yang
bisa jadi kita tidak tahu. Setiap orang dengan latar cerita kehidupan yang berbeda
dan tingkat resiliensi yang berbeda menjadi salah satu faktor rentan tidaknya
seorang individu terhadap bunuh diri serta tidak ada yang bisa menebak pikiran
seorang individu jika ia tidak mau terbuka dan bercerita. Menghadirkan beberapa
pengalaman para penyintas bunuh diri, bisa menjadi salah satu cara untuk
menambah wawasan tentang apa yang mereka rasakan saat itu, apa yang mereka
rasakan sebelumnya, bagaimana jenis dukungan yang tepat guna serta bagaimana
upaya mereka tetap mengusahakan keberlangsungan hidupnya.
Selain itu, komunitas pencegahan bunuh diri juga dapat mengembangkan
program yang membuat orang-orang bisa mendapatkan teman bercerita. Program
semacam ini alangkah lebih baiknya bisa diakses secara gratis dan tidak hanya
dalam rupa komunikasi langsung melainkan bisa dengan cara menulis email atau
surat. Ada beberapa individu yang dengan pikiran bunuh diri atau yang sudah
pernah melakukan tindakan bunuh diri merasa malu dengan apa yang ia alami.
Membutuhkan tempat bercerita namun terlalu takut dengan stigma yang akan ia
dapatkan. Dengan menawarkan program bantuan semacam ini, individu tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
tidak perlu merasa malu dan memiliki beban karena yang mereka ceritakan
bukanlah seorang yang mengenal mereka dan akan bebas dari segala cap buruk
yang ada.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Masalah bunuh diri masih menjadi masalah global yang hingga saat ini masih
menjadi suatu keprihatinan seluruh masyarakat dunia. Tentunya, penelitian
mengenai bunuh diri masih bisa ditilik lebih jauh lagi dari banyak aspek yang ada.
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari masih banyak kekurangan terkhusus saat
penggalian data. Yang mana saat peneliti membuat pertanyaan guna mengambil
data, pertanyaan tersebut tidak termasuk dalam fokus penelitian sehingga ada
beberapa obrolan lain antara informan dan peneliti. Sehingga memunculkan banyak
tema dan penemuan baru yang berada di luar fokus penelitian. Hal tersebut
membuatnya kurang mendapat sorotan dan kurang diperdalam oleh peneliti, maka
dari itu peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat mengangkat
fenomena mengenai tema-tema yang kurang mendapatkan sorotan dan kurang
diperdalam di dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih mampu dalam mencari
dan membaca referensi untuk dijadikan tinjauan teori karena peneliti menyadari
bahwa dalam penelitian ini masih kurang referensi. Kemudian, diharapkan juga
kepada peneliti selanjutnya, jika ingin mengunakan metode wawancara dalam
mengambil data, diharapkan dapat melakukan wawancara dengan significant others
dari masing-masing informan agar data yang didapatkan bukan data bias dari salah
satu pihak saja. Akhir kata, semoga kepada peneliti selanjutnya dapat
memperdalam dan memperkaya pengetahuan tentang resiliensi penyintas bunuh
diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A. (2019, Januari 23). Tirto.id. Retrieved Januari 30, 2021, from Skripsi, Depresi, dan Bunuh
Diri: "Everybody Hurts": https://tirto.id/skripsi-depresi-dan-bunuh-diri-everybody-hurts-
deW8
Andriessen, K. (2005). A Reflection on “Suicide Survivor”. Crisis The Journal of Crisis Intervention and
Suicide Prevention, 26(1):38-9.
Ayala, J. C., & Manzano, G. (2014). The Resilience of the Entrepreneur Influence on the Success of the
Bussiness. Journal of Economic Psychology.
Bagge, C. L., Littlefield, A. K., Conner, K. R., Schumacher, J. A., & Lee, H. J. (2014). Near-term
predictors of the intensity of suicidal ideation: An examination of the 24 h prior to a recent
suicide attempt. Journal of Affective Disorder, 165, 53-58.
Baumeister, R. (1990). Suicide as Escape from Self. Psychological Review, 97, 90-113.
Brailovskaia, J., Forkmann, T., Glaesmer, H., Paashaus, L., Rath, D., Schönfelder, A., et al. (2018).
ositive mental health moderates the association between suicide ideation and suicide
attempts. Journal of Affective Disorders.
Buchman-Schmitt, J. M., Chu, C., Michaels, M. S., Hames, J. L., Silva, C., Hagan, C. R., et al. (2017). he
Role of Stressful Life Events Preceding Death by Suicide: Evidence from Two Samples of
Suicide Decedents. Psychiatry Research.
Cleverley, K., & Kidd, S. (2011). Resilience and Suicidality among Homeless Youth. Journal of
Adolescence, 34(5), 1049-1054.
Creswell, J. W. (2016). Research Design: Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran
(4th ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cvinar, J. G. (2005). Do Suicide Survivors Suffer Social Stigma: A Review of the Literature. Perspective
in Psychiatric Care, 41.
Dewi, F., Djoeanina, V., & Melisa. (2004). Hubungan antara resiliensi dengan depresi pada
perempuan pasca pengangkatan payudara. Jurnal Psikologi, 2, 101-120.
Dougall, N., Lambert, P., Maxwell, M., Dawson, A., Sinnott, R., Mccafferty, S., et al. (2014). Deaths by
suicide and their relationship with general and psychiatric hospital discharge: 30-year record
linkage study. United Kindom: British Journal of Psychiatry, 204, 267-273.
Everly, G. S., Strouse, D. A., & McComack, D. K. (2015). Stronger: Develop the Resilience You Need to
Succed. USA: Amacom.
Feist, J., & Feist, G. (2008). Theories of Personality, Seventh Edition. USA: McGrawHill.
Gerintya, S. (2017, Maret 18). Statistik Bunuh Diri dan Darurat Kesehatan Mental. Retrieved October
11, 2018, from tirto.id: https://tirto.id/ck1u
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Giles, D. C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future
Research. Media Psychology, 4(3), 279-305.
Grotberg, E. (1995). A Guide to Promoting Resilience in Children: Strengthening the Human Spirit.
Early Childhood Development: Practice and Reflections(8).
Hawgood, J., & De Leo, D. (2016). Suicide prediction—a shift in paradigm is needed. Crisis Journal
Publication, 37, 251-255.
Hawton, K. (2014). Suicide Prevention: a Complex Global Challenge. The Lancet Psychiatry, 1(1), 2-3.
Honeycutt, A., & Praetorius, R. T. (2016). Survivors of Suicide: Who They Are and How Do They Heal?
Illness, Crisis & Loss, 24(2), 103-118.
Ifdil, & Taufik. (2012). Urgensi Peningkatan dan Pengembangan Resiliensi Siswa di Sumatera Barat.
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 12, 115-121.
Irigoyen, M., Segovia, A., Galvan , L., Puigdevall, M., Giner, L., Leon, S., et al. (2018). Predictors of re-
attempt in a cohort of suicide attempters: a survival analysis. Journal of Affective Disorders,
doi.org/10.1016/j.jad.2018.12.050.
Jackson, R., & Watkin, C. (2004). The Resilience Inventory: Seven essential skills for overcomng life’s
obstacles and determining happiness. Selection and Development Review, 20(6).
Joiner, T. E., & Rudd, M. D. (2000). Intensity and Duration of Suicidal Crises Vary as a Function of
Previous Suicide Attempts and Negative Life Events. Journal of Consulting and Clinical
Psychology, 68(5).
Kahija, Y. L. (2017). Penelitian Fenomenologis Jalan Memahami Pengalaman Hidup. Yogyakarta: PT
Kanisius.
Klonsky, E. D., May, A. M., & Saffer, B. Y. (2016). Suicide, Suicide Attempts, and Suicidal Ideation. The
Annual Review of Clinical Psychology, 12, 14.1-14.24.
Lakeman, R. &. (2008). How People Live with or Get Over Being Suicidal: A Review of Qualitative
Studies. Journal of Advanced Nursing, 64, 114-126.
Langdridge, D. (2007). Phenomenological Psychology : Theory, Research and Method. England:
Pearson Education Limited.
Leenars, A. A. (2003). Suicide and Human Rights: A Suicidologist's Perspective. Health and Human
Rights, 6, 128-148.
Luthans, F. (2002). The Need for and Meaning of Positive Organizational Behavior. Journal of
Organizational Behavior, 695-706.
Luthar, S. S., Gicchetti, D., & Becker, B. (2000). The construct of resilience: a critical evaluation and
guidelines for future work. Child Development, 71, 543-562.
Luthar, S., Lyman, E. L., & Crossman, E. J. (2014). Resilience and positive psychology. In Handbook of
Developmental Psychopathology: Third Edition (pp. 125-140). US: Springer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Mann, J. J., Waternaux, C., Haas, G. L., & Malone, K. M. (1999). Toward a Clinical Model of Suicidal
Behavior in Psychiatric Patient. Am J Psychiatry, 156(2).
Maple, M., McKay, K., & Sanford, R. (2019). The Attempt Was My Own! Suicide Attempt Survivors
Respond to an Australian Community Based Suicide Exposure Survey. International Journal
Environmental Research Public Health, 16, 4549.
Masten, A. S., & Reed, M.-G. J. (2002). Resilience in Development. In C. R. Synder, & S. J. Lopez,
Handbook of Positive Psychology (pp. 74-86). New York: Oxford University Press.
Mowbray, D. (2011). Resilience and strengthening resilience in individuals. UK: Management Advisory
Service.
Paashaus, L. F. (2019). Do suicide attempters and suicide ideators differ in capability for suicide?
Psychiatry Research, doi:10.1016/j.psychres.2019.03.038.
Pappas, S. (2017, August 11). Live Science. Retrieved October 1, 2018, from Live Science Web site:
https://www.livescience.com/44615-suicide-help.html
Pusdatin. (2019, October 3). Situasi dan Pencegahan Bunuh Diri. Retrieved September 8, 2020, from
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-Situasi-
dan-Pencegahan-Bunuh-Diri.pdf
Rew, L., Taylor-Seehafer, M., Thomas, N., & Yockey, R. (2001). Correlates of Resilience in Homeless
Adolescents. Journal of Nursing Scholarship, 33(1), 33-40.
Rossa, V., & Isyana, F. (2020, Maret 23). Hana Madness, Ciptakan Monster Melawan Bipolar.
Retrieved Februari 9, 2021, from Suara.com:
https://www.suara.com/lifestyle/2020/03/23/090000/hana-madness-ciptakan-monster-
melawan-bipolar?page=all
Roy, A., Sarchiapone, M., & Carli, V. (2007). Low resilience in suicide attempters: relationship to
depressive symptoms. Depression and Anxiety, 24, 273-274.
Rutter, M. (1985). Resilience in The Face of Adversity: Protective Factors and Resistance to
Psychiatric Disorder. Bri J Psychiatry, 147, 598-611.
Sher, L. (2019). Resilience as a focus of suicide research and prevention. Acta Psychiatr Scandinavica,
140: 169-180.
Shneidman, E. (1985). Some Thoughts on Grief and Mourning. Suicide and Life-Threatening Behavior,
15(1), 51-55.
Siebert, A. (2005). The Resiliency Advantage: Master Change, Thrive Under Pressure, and Bounce
Back from Setbacks. California: Berret-Koehler Publisher, Inc.
Spiegelberg, H. (1975). Doing Phenomenology. The Hague: Martinus Nijhoff.
Stack, S. (2000). Suicide: a 15-year review of the sociological literature part I: cultural and economic
factors. Suicide Life-Threatening Behaviour Journal, 30(2), 145-162.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Sungkana, M., & Sutejo. (2012). Persepsi Keluarga Pelaku Bunuh Diri tentang Stigma Sosial di
Gunungkidul. Media Ilmu Kesehatan, 1(3).
Toland, J., & Donna, C. (2011). Educational psychology and resilience: new concept, new
opportunities. School Psychology International, 32(1), 95-106.
Tzheng, W.-C., Su, P.-Y., Chiang, H.-H., Kuan, P.-Y., & Lee, J.-F. (2010). The Invisible Family: A
Qualitative Study of Suicide Survivors in Taiwan. Western Journal of Nursing Research, 32(2),
185-198.
WHO. (2019, 9 9). Suicide: one person dies every 40 seconds. Retrieved April 16, 2020, from who.int:
https://www.who.int/news/item/09-09-2019-suicide-one-person-dies-every-40-seconds
Willig, C. (2013). Introducing Qualitative Research In Pychology Third Edition. New York: Open
University Press.
Wright, M. O., & Masten, A. S. (2005). Resilience Processes in Development. In S. Goldstein, & R. B.
Brooks, Handbook of Resilience in Children. USA: Springer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Berkaitan dengan tugas akhir mengenai “Resiliensi pada Penyintas Bunuh Diri” , saya:
Nama : Maria Magdalintan Kalvari Puspita Maraji’s
Status : Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
NIM : 159114067
akan berperan sebagai peneliti dalam proses pengambilan data sehubungan dengan penelitian
ini. Penelitian ini akan melibatkan informan dengan kriteria seseorang yang pernah
melakukan percobaan bunuh diri. Mengacu pada kriteria tersebut, saya memohon kesediaan
Anda:
Nama :
Sebagai : Informan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini karena Anda memenuhi kriteria tersebut. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi penyintas bunuh diri.
Proses pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara yang
melibatkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kasus yang sedang saya teliti serta adanya
penggunaan alat perekam untuk membantu keseluruhan proses. Oleh karena itu, saya
memohon kesediaan waktu dari Anda untuk pengambilan data.
Selama wawancara, mungkin Anda akan mengingat peristiwa sedih atau peristiwa tidak
menyenangkan terkait pengalaman Anda saat melakukan percobaan bunuh diri. Apabila hal
tersebut terjadi, peneliti berkewajiban memberikan waktu jeda dan berusaha menghadirkan
ketenangan bagi Anda.
Dalam setiap proses ini, Anda bebas mengajukan keberatan jika merasa ada hal yang tidak
sesuai dengan harapan. Anda juga berhak menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.
Sehingga bila Anda telah bersedia mengikuti penelitian ini, Anda juga bebas mengundurkan
diri setiap saat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Diharapkan penelitian ini akan mendorong Anda untuk semakin memahami diri Anda melalui
bentuk refleksi atas jawaban dari pertanyaan yang akan diajukan.
Informasi yang disampaikan dalam keseluruhan proses ini akan diolah untuk kepentingan
penelitian dan bersifat rahasia. Keterangan mengenai identitas serta informasi yang Anda
berikan akan sepenuhnya menjadi tanggung jawab peneliti sehingga Anda diharapkan dapat
memberikan informasi dengan apa adanya.
Magdalintan Kalvari
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Informan 1 (T)
Laki-laki, 34 tahun
TRANSKRIP 1 Unit Makna Unit Psikologis
Sore Pak, tolong perkenalkan diri Bapak ehm nama
umur hobi ya apa pun boleh Pak
1
2
3
4
5
6
7
8
Oya ya nama saya T eee pekerjan saya Ojek Difa emm
pengemudi ojek nah dan umur saya umur 34 tahun.
Saya asal dari Godean Sleman. Ikut Ojek Difa sejak
berdiri Mbak, tahun 2015. Saya anak kedua, cowok
tiga cewek paling belakang mbak. Hobi opo yo Mbak,
nek hobi ki nek sebenernya hobinya mancing Mbak,
soale saya mau melatih kesabaran. Ya jadi tak latih
mancing, soale saya orang e emosian Mbak.
Perkenalan diri informan meliputi
nama, pekerjaan, urutan kelahiran
dan kegemaran
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Sama saya itu suka nolong orang Mbak. Hehe hobi
menolong orang itu gimana ya Mbak yo nek ee nolong
gitu dikarenakan di sini sama Pak Bos dididik dalam
artian tebarkan rasa sosial kan gitu to jadi kita gak ee
ya gak terlalu memikirkan masalah nominal yang
penting kita nolong dulu eee yang lain urusan
belakangan gitu. Jadi yo ibarate selama kita mampu
kenapa tidak kan gitu to, jadi yo toh kita di dunia ini
kan yang kita cari kan gak cuma duniawi tapi apa ya
yang di akhir juga kita pikirin selama saya mampu dan
Pandangan diri informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
19
20
selama saya bisa saya tolong, saya kan merasa saya tu
ya biar bisa ada apa ya mbak manfaat bagi sesama
Bapak ini bergabung di Ojek Difa alasannya apa
Pak?
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Alasannya saya masuk Ojek Difa panjang sih Mbak,
sebenernya dari keluarga saya sendiri saya di kurang
perhatian gak pernah dikasih mobilitas dan dibeda-
bedain tu Mbak. Dalam artian kakak saya dibelikan ini
adek saya dibelikan motor saya cuma suruh tunggu
rumah sama tetangga eee temen-temen di sekolah dulu
juga mbak mikir saya gak bisa ee sehingga saya
bingung saya sebenernya pengen nunjukin saya tu bisa
ee soalnya dari keluarga saya sama kata tetangga juga,
katanya “kamu tu gak bisa apa-apa” makanya
bagaimana pun caranya saya harus menunjukkan
bahwa saya tu bisa, karena ya saya mampu mbak, saya
itu yakin kok kalau saya eee ya meskipun difabel saya
itu bisa diandalkan gitu mbak jadi saya tu mampu kok
mbak menolong orang lain tidak melulu harus
ditolong. Nek dulu mungkin orang tu meremehkan
saya “kamu tu ga bisa apa-apa” ya gitu tu. Sedangkan
yang dulu pernah mikir „T ki isone opo‟ sekarang
malah tak bantu, dia butuh mobilitas oke, dia butuh
uang karna gak punya uang yo udah dipake aja.
Diremehkan orang lain karena
difabel
Keyakinan pada diri sendiri
bahwa mampu menghadapi hidup
Negative life events
Efikasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Yo saya kan gini mbak, dari dulu tu saya kan cuma
diremehkan, tapi sekarang ni lo saya bisa bantu. Jadi
orang menilai saya “oh ternyata dee ki iso” gitu, jadi
nek dari dulu saya tu cuma eee cuma eeee bingungnya
di mobilitas nek dari rasa menolong, mungkin dari
lahir dah muncul, jadi yo nek sekarang saya merasa
seneng sih mbak ada di Ojek Difa soale dari sekian
tahun saya dulu dipandang rendah tapi sekarang saya
merasa eee ada gitu loh maksudnya dari di desa saya
dulu ketika itu kan saya gak bisa apa-apa kerja bakti
atau apa. Tapi ketika di desa ada kerja bakti ada ini
saya bisa eee angkut-angkut bisa apa tak ambilkan
motor saya, tak angkut eee beli ini saya berangkat. Jadi
eee dari dulu memang saya cuma bingungnya di
mobilitas gitu jadi sekarang saya merasa bangga
karena setelah adanya ini saya bisa melakukan itu
semua.
Oh ya Pak, nah Pak kalau tentang bunuh diri ehm
saya dengar Bapak pernah melakukan percobaan
bunuh diri ya?
58
59
60
61
62
Nah iya mbak karena ee ruang geraknya terlalu sedikit
mbak, kalau sekarang saya kan sudah punya mobilitas,
sama Ojek Difa sama Pak Bos udah difasilitasi,
sekarang saya bisa antar Ibu bisa belikan ponakan apa,
ajak jalan-jalan ponakan sehingga orang tua saya
Ruang gerak yang dibatasi dan
kurang diperhatikan menjadi
alasan informan untuk mengakhiri
hidupnya
Motivasi bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
63
64
65
66
67
68
68
70
71
72
73
74
75
76
77
ketika masuk rumah sakit saya bisa nungguin. Tapi
ketika saya belum punya mobilitas ruang gerak saya
kan sedikit. Yang bikin saya pengen mengakhiri hidup
tu pertama gak diperhatikan sama keluarga terus kedua
rasanya ga ada mobilitas wong namanya juga anak
kan ya pengen dibeliin motor. Saya pernah minta sama
orang tua saya tapi alasannya inilah itulah, tapi ketika
adik saya minta, tu dikasih ee gitu. dan waktu itu saya
minta ee “tolong kreditin aja” gitu to, “nanti sing bayar
saya” itu ketika saya belum masuk Ojek Difa tapi
sekarang, ketika saya masuk Ojek Difa saya bisa
mengatasi semuanya, kan dikira saya gak pulang tu
gak punya uang dan ketika orang tua saya butuh saya
bisa kasih. Saya sekarang bisa mewujudkan yang saya
inginkan dulu.
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Yo nek eee kemungkinan kan eee keluarga saya nek
dari Bapak saya mungkin pengen nolong maksud e
pengen ngasih sesuatu pada saya, tapi kan ee mungkin
penilaian orang tu beda-beda ya mbak. Saya sekarang
mikir e sebenere mungkin orang tua saya itu nek
mbelikan motor saya itu bisa tapi mungkin ketika dia
mikirnya mungkin di jalan nanti malah ada apa-apa
gitu ya mungkin aja khawatir to mbak tapikan eeee
adek saya pun juga gitu, jadi nek ada apa-apa yo saya
cuma dikasih aja tapikan saya kan gak mau cuma
Merasa diperlakukan secara tidak
adil dalam keluarga
Negative life events
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
berpangku tangan dikasih ini dikasih itu. Masak ya
kayak ayam to mbak, cuma di rumah aja dikasih
makan dikasih gitu eee. Jadi eee dan mungkin ada sisi
baiknya Bapak saya sama Ibu saya begitu tapi sisi
jeleknya kalau pas mbeliin adek apa-apa maksud e
kakak atau gimana eee itu selalu ada sedangkan buat
saya ibarate nek saya harus marah dulu mbak jadi nek
aku dah marah terus ngamuk itu baru di itu tapi nek
adek saya minta langsung ada takutnya adek saya tu
kecewa takutnya marah mungkin dilihat dari secara
fisik yang bisa diandelin yang normal begitu to jadi yo
gitu.
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
Ibarat e saya jatuh eee dulu pernah kecelakaan saya
masuk rumah sakit itu gak ada yang nengok blas
mbak, gak ada yang dateng, bahkan ditelpon sama
teman saya Mas Aris “Bu niki nek Ibunya gak dateng
dari pihak rumah sakit gak bisa ibarate gak bisa
keluar” nah kan gitu to haa tapi yo tetep Ibu saya
kekeuh alesannya inilah dah malem lah, nah terus Mas
Aris berjuang to maksud e saya bisa keluar habis itu
keluar rumah sakit yo yang ibaratnya eee saya kan
punya tabungan terus kurang, Pak Bos lagi yang nutup
maksud e kurang berapa itu bahkan jam berapa ya
setengah 2 saya ingin maksud e saya pengen pulang
kurang sekitar 500 apa gimana Pak Bos yang nutup
Merasa tidak diperhatikan
orangtua ketika masuk rumah
sakit
Negative life events
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
makanya kan ada perbedaan di situ mbak maksud e
perbedaan di situ eee kenapa orang tua saya gak peduli
kan gitu to sedangkan orang lain sing baru kenal ini
baru kenal lo gak sedarah lo eee maksud e apa gak
sayang sama saya ya, apa eee karna ya saya gini cacat
tapi ya mereka orangtua saya, jadi saya gak pernah
dendam sama orang tua saya ataupun sama keluarga
saya karena dididik sama Pak Bos bagaimana pun dia,
dia tu orang tua saya. Walaupun sekalipun jengkel tapi
yo wes gede lanang gak usah minta, tapi kasih aja yang
penting jangan pernah sekali pun benci sama orang tua
kamu. Jadi yo ee tak tanamkan di sini bagaimana pun
orang tua saya itu tetap orang tua saya gitu, meskipun
ya mbak saya sakit hati, ya itu mbak apa eee contoh
bagaimana orangtua saya ke saya itu seperti itu
Dulu pas mau bunuh diri, bapak ngapain aja?
128
129
130
131
132
133
134
135
136
Oh ya, yang saya melakukan percobaan bunuh diri, ha
kan sebelum kan Mbaknya nek mau beli tiket kereta
api tu kan lihat jadwal. Saya mau bunuh diri pun lihat
jadwal. Kereta mana yang paling tercepat dan jam
berapa ha kan gitu to biasanya setengah satu jam 1 jam
setengah 2 hoo segitu jam setengah 3 hoo to. Saya juga
lihat jadwal mbak itu saya browsing maksud e eee
orang-orang mau pergi aja liat jadwal, la saya kan
bunuh diri kan juga lihat jadwal kereta tercepat yang
Membuat sebuah perencanaan
untuk bunuh diri
Perkembangan motivasi
bunuh diri menuju perilaku
bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
mana makanya nek Pak Bos itu udah tidur mungkin
saya udah lewat. Waktu itu cuma belum maka hp
android cuma make saya sms saya pake itu eee abis itu
kan saya curhat panjang lebar eee Pak Bos cuma
bilang dah besok tak anter motor. Jadi gak nganu gak
maksud e gak bunuh diri tapi itu sudah saya di foto
saya kasih wasiat banyak banget sama Pak Bos.
Tolong nanti kalau saya udah gak ada tolong bilang ke
Ibu saya pokoknya udah itu udah panjang. Saya udah
di situ ee sama Pak Bos saya cuma dibilang dah besok
tak kasih motor gitu eee sehingga pengen bunuh diri tu
menjadi cair mbak oh ya udah terus pagi harinya Pak
Bos datang sendiri nganter motor sama Mas Aris, terus
tak ajak keluar tak ajak muter-muter terus ya saya itu
dah di rel saya dah liat jadwal oh jam setengah 2
Bogowonto paling banter to eee paling kres lak udah.
Nek Pak Bos setengah 2 udah meninggal itu mungkin
dah lewat saya, mungkin eee waktu itu penolong saya
sampai sekarang eee ya ndak dari pertama tapi sampai
sekarang ketika saya ada kesulitan pun dia yang paling
membantu itu, jadi yo gimana ya ibaratnya saya tu
ketika masuk Ojek Difa itu dah ada dalam artian udah
saya merasakan ada keluarga yang lebih peduli ya itu
eee mungkin keluarga saya yang di sana itu biar buat
adek-adek saya sama kakak saya, saya di sini aja saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
162
163
punya keluarga sendiri, nek butuh ya tak bantuin ya
saya sih gitu mbak nek pikiran saya sekarang mbak.
Ada lagi gak Pak percobaan bunuh dirinya?
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
Oh saya udah berulang kali Mbak. Saya eee saya itu
eee mabuk satu meja sama temen-temen gitu ya
kejadianne eee udah lama e mbak, itu eee lupa e itu
malah belum masuk Ojek Difa mbak, gitu. Saya itu
temen saya pada mabuk, punya saya tak campur
baygon tak campur autan, nah kan abis itu nah saya
kan namanya juga orang mabuk to mbak jadi pada
minum tapi gak tau nek temen saya tu pada minum to
maksud e yang saya racik kan pengennya tak minum
sendiri haa berempat itu yang selamet itu eeh yang
berlima itu cuma dua og mbak sama saya yang tiga
meninggal. Saya itu masih di rumah sakit, dirawat
maksud e cuma ketap ketip ngomong aja belum bisa,
cuma dikabari temen saya di telpon si ini meninggal.
Terus satu lagi si ini meninggal terus si ini meninggal
jadi cuma video call temen bertiga eh berempat itu
pada layatan terus video call. Karna saya gak bisa layat
to, habis itu yo saya mikir berarti saya udah ee masih
diberi kesempatan untuk hidup berarti saya ee harus
melakukan yang lebih baik. Sekarang kan nek frustasi
terus-terusan yo mung ambyar to mbak jadi yo ha
ketika itu saya selalu ee tanya sama Pak Bos saya
Pengalaman percobaan bunuh diri
yang membuat sadar bahwa masih
diberi kesempatan hidup
Titik balik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
186
187
188
harus gimana. Karena saya ketika selama ikut ini saya
dididik mental jadi saya tau gimana harus mengambil
sikap tau gimana ketika ada masalah ini
Berapa kali Pak itu percobaannya?
189
190
191
192
193
194
195
196
Banyak e mbak saya tu bunuh diri hahaha. Tiga kali
mbak. Yang terakhir nganu mbak minum wipol. Hooh
wipol tapi gak mati mbak. Malah ketauan temen kui
mbak, la wes minum wipol malah gak mati pie iki
hahaha dulu sih mikir e gitu, malu je mbak malahan
nek gitu yawes beberapa kali nyoba mati gak mati-
mati, jadi kan eee saya kepikiran e apa iya ya masih
diberi kesempatan hidup, eee lagian ya ada teman juga
Pengalaman percobaan bunuh diri
yang membuat sadar bahwa masih
diberi kesempatan hidup
Titik Balik
Maksudnya ada teman tu gimana Pak?
197
198
199
200
201
202
203
204
205
Temen saya tau mbak, maksud e kan eee pernah saya
kan yo nek saya ada masalah itu kan mesti kelihatan
temen-temen kan udah tau, bahkan teman sekantor pun
tau mbak. Jadi temen-temen saya di luar sana pun udah
tau ketika seneng eee ketika saya ada masalah ketika
ini. Nah mergo udah pada tau ki mbak jadi mereka
lebih eee opo yo menjaga saya gitu. Ha ketika itu saya
kan, eee tanya wah wipol e entek kan gitu to. Ha trus
pie? Yo tuku. Nah sama temen saya dibelikan,
Pengalaman percobaan bunuh diri Perkembangan motivasi
bunuh diri menuju perilaku
bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
dibelikan to tapi kan gak kedengeran esek esek gitu lo,
temen saya eee kan udah pernah saya bilang wah saya
pengen mati. Jadi temen-temen saya tu lebih ibaratnya
lebih waspada. Iki tukokke wipol ra ono suworo. Ya di
dobrak itu, itu dah tapi belum masuk tenggorokan sih
mbak belum masuk dalem, terus sama temen saya itu
dicarikan kelapa muda to itu. terus dibawa ke rumah
sakit dikira mati meneh, yo nek niat saya dulu yo
sebener e minum ini dah langsung meninggal tapi
ibarat e namanya ujian di keluarga dari pada di
lingkungan sekitar kan lebih berat di keluarga, ada
perbedaan ini dibelikan, yang ini dibelikan hp, yang ini
minta langsung dibelikan, yang ini minta motor
lansung. Jadi pemikirannya kan wah dari pada saya
melihat mending saya langsung gitu to.
Bapak tu memiliki pemikiran untuk melakukan
percobaan bunuh diri tu sejak kapan ya?
221
222
223
224
225
226
227
228
Ya sebenernya dari SMA saya udah pengen mati,
waktu itu kan ada teman wanita yang perhatian sama
saya gitu maksud e ada yang ngasih semangat ada
yang ini jadi gak jadi terus ada temen SMA yang lebih
perhatian lagi tapi ketika melihat temen maksud e
melihat temen eee beli ini pengen beli itu tapi gak
dikasih sama orang tua yo jadi terbesit itu lah, terus ya
orangtua saya gitu ke saya to mbak yowes lah dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
229 pada tekanan batin nek mikir saya kan gitu
Kenapa kok Bapak melakukan hal itu?
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
245
246
Ketika melakukan percobaan bunuh diri ini, wah nek
aku yo langsung lolos mbak. Maksud e lintas batas
ndak ada hambatan langsung wuss udah hilang kan
gitu lo. La nek tekanan, tekanan keluarga tekanan
lingkungan lama-lama gak betah yo mbak, punya
sodara tapi si A si B si C dikasih, ketika saya minta
motor harga satu juta limaratus, gak dikasih saya gak
dibelikan terus adik saya minta belikan motor satria
langsung dibelikan yo mbak e mungkin nek merasakan
itu yo wes lah nek ngene ki mending ra ruh sisan gitu
to mbak nek saya pergi dari rumah tapi kan masih
denger adimu bar dibelikan motor masih denger to
mbak tapi kan nek udah meninggal dah gak denger
selamanya. Umpama kan liat facebook mesti kan
orang jaman sekarang punya motor baru di-upload,
tetep saya bisa lihat, nah biar saya gak bisa lihat
seterusnya saya mengakhiri hidup gitu.
Permintaan tidak dipenuhi Motivasi bunuh diri
Sebenarnya apa yang Bapak harapkan ketika ehm
melakukan percobaan bunuh diri?
247
248
249
250
Ya saya cuma mau melihat sebenernya mbak pas saya
bunuh diri, ketika saya meninggal itu ada penyesalan
gak, sama orang tua saya itu ada penyesalan gak. Saya
itu cuma mau melihat sebenernya kalau saya sampai
Pertimbangan untuk melakukan
bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
251
252
253
meninggal, ada rasa penyesalan gak di keluarga saya
gitu. Nek eee nek saya cuma pengen melihat
sebenernya keluarga saya peduli gak
Ada gak Pak, orang lain yang Bapak sebut sebagai
penyelamat?
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
Ya Pak Bos itu lho mbak, ehm saya itu saya kenal Pak
Bos pertama lewat Mas Puji. Mas Puji itu kan
pengurus PPDI Sleman eee Pak Bos nyari ee nyari
dulu sebener e gini, ketika itu Pak Bos mengajak
temen-temen saya yang memerlukan angkutan,
memberhentikan angkutan tapi gak berhenti itu
langsung dikasih motor sama Pak Bos. Terus habis itu
kan jadi kenal yang namanya PPDI, Persatuan
Penyandang Disabilitas Indonesia, terus kenal Mas
Puji haaa Pak Puji Santoso itu temen saya ketika saya
kursus di Pundong 2010. Saya kursus grafis. Ya ketika
saya dah keluar maksud e kursusnya udah selesai, kita
masih berhubungan maksud e masih konsultasi „mas
carikan kerjaan dong iki ngene ngene‟ ya ketemu Pak
Bos. Sama Mas Puji saya ditawarin, jadi itu lewat Mas
Puji. Nek saya gak kenal Mas Puji gatau sekarang saya
gimana.
Sosok teman yang membuat
informan memiliki kesempatan
bekerja
Bapak menyesal gak pernah melakukan percobaan
bunuh diri?
271 Nek itu sih mbak gini nek saya tu cuma mikirnya Mampu mengambil hal positif Peningkatan aspek positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
272
273
274
275
276
277
278
279
280
untung saya gak jadi bunuh diri ya, ha nek saya jadi
bunuh diri kan saya gak bisa kenal si A si B si C gitu,
ya cuma saya nek ehm nek terlalu menyesal sih enggak
mbak karena dulu kan saya mau bunuh diri tu kan niat
nek maksud e cuma setengah-setengah mungkin ada
rasa menyesal tapi nek emang dulu emang saya niat
untuk mengakhiri hidup gitu. Saya ya gak menyesal
mbak, gara-gara saya mau bunuh diri jadi tau banyak
hal gimana ya saya jadi eem kenal banyak orang juga
dari pengalaman masa lalu
Apa yang membuat Bapak memutuskan untuk
melanjutkan hidup?
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
Masuk Ojek Difa membuat saya semangat
melanjutkan hidup mbak. Ketika itu sama Pak Bos
dikasih penumpang, terus diajak ke fakultas mana
UGM mana mana jadi ketika melihat eee ketika saya
diajak ke fakultas mana UGM Sanata Dharma UIN
dan saya bisa melihat oh ternyata sekarang banyak
yang membutuhkan saya kan jadi eee ketika pengen
merasa bunuh diri mungkin merasa sulit karena eee
banyak yang butuh saya, saya mau kok eee membantu
ya menolong gitu saya mau nah memang saya tu mau
mbak ya saya juga sudah banyak dibantu sama orang-
orang terutama sama Pak Bos udah diajak ke sana
akhirnya dikasih penumpang ini terus city tour terus
ini kan jadi pegang uang pengen beli ini bisa terus
Memiliki niat dan keinginan
untuk menolong banyak orang
Empati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
dikasih lagi city tour ini terus diajak ke mana lagi terus
siaran tv. Nah kan habis itu dikasih tau to kamu di
luaran sana belum pernah pengen masuk tv kamu saat
masuk Ojek Difa kamu masuk tv. Kan jadi ada
pemikiran oya yang di luar sana belum pernah masuk
tv, kalau saya udah dicari orang, jadi yo aaa kan
pernah ditanya sama Pak Bos masih pengen bunuh
diri, ya enggak to mbak namanya juga sekarang udah
bisa cari uang terus aku dah ada pelanggan udah bisa
nolong orang ketika ada yang butuh bantuan saya bisa
eee walaupun saya merasa belum diperhatikan full
sama orang tua saya, saya udah maksud e pikiran saya
udah jadi gak jadi bunuh diri. Umpama mbak e belum
pernah ke mana-mana terus udah diajak ke Jakarta
terus dikenalin ini dikenalin si A si B terus diajak ke
sana sini, kenalin ini kenalin ini kan jadi beda, rasa
bunuh dirinya jadi hilang. Ini lo kamu tu bisa kan gitu
to, ditunjukkin kamu tu bisa ada yang butuh kamu
maksudnya eee namanya juga kita di bidang jasa ya
Sekarang masih suka kepikiran pengen bunuh diri
gak Pak?
314
315
316
317
Yo nek sekarang dah gak mau mati mbak, kan udah
banyak temen maksud e kan udah kenal si A si B nek
masalah bunuh diri yo hehe nek dilogika sih karena
dulu sumpek to mbak maksud e gak bisa kemana-mana
Menemukan hal positif di dalam
hidup
Peningkatan aspek positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
318
319
320
321
322
323
324
yo dilogika aja sekarang nek umpama mbak e yo mbak
e cuma disuruh tunggu tunggu rumah terus akhirnya
cuma dikasih makan aja tapi gak pernah dibeliin apa-
apa cuma liat aja maksud e si A dibuatin kamar tapi
mbak e cuma disuruh tidur di depan tv kan ada
perbedaan kan ada yo mbak e mungkin bisa merasakan
itu to
Pak ada gak harapan atau cita-cita untuk ke
depannya?
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
Nek harapan ke depannya anu saya yo harapan ke
depan saya lebih eee bisa lebih banyak menolong
orang kan gitu. Nek saya yo saya pengen jadi orang
sukses mbak tapi ya belum tau namanya orang sukses
kayak apa, saya kan baru mencari itu, nek pengennya
ya saya jadi orang sukses. Ketika saya dah sukses
maksude saya eee bisa menolong orang, bisa
menolong orang gitu lo jadi yo karena dari dulu
mindset nya orang-orang itu difabel itu gak bisa apa-
apa gitu. Saya yakin kok mbak, saya itu berguna
makanya saya ingin membantu orang lain ke depannya
ya sekarang eee dimulai dari sekarang sebenernya.
Makanya pengen tunjukkan kepada semua orang
difabel itu juga bisa kan gitu kalau sekarang pun saya
gimana ya saya bisa menolong orang oh saya baru bisa
menolong ibaratnya saya punya nya baru tenaga gitu
Memiliki harapan akan masa
depan
Optimisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
341
342
sih nek dari diri saya tetep saya gak bakal lelah
menjadi orang baik.
Bapak kalau ada masalah biasanya ngapain?
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
Oh ini mbak, saya dulu nek ada masalah ketika itu
larinya mesti mabuk mbak hooh, mesti mabuk. Tapi
ketika nek pas rodo eling itu ya mesti shalat gitu mbak
itu, jadi mendekatkan pada Yang Maha Kuasa. Nek
curhat sama temen-temen, paling dijak OrangTua
hahaha. Dijak mabuk, dijak mabuk gitu tapi ketika tak
coba ah tak curhat ning sing nduweni urip gitu.
Rasanya ini mbak, ayem saya merasakan maksud e
merasakan tenang gitu lo mbak, maksud e coba curhat
e karo sing nggawe urip ket biyen maksud e curhat
kepada Tuhan wes tak pasrahke. Sebenernya nek saya
curhat saya pengen motor, saya pengen ini pengen ini
sing penting wes tak curhatke rono mbuh sing ngenehi
pie meh kapan.
Cara untuk menenangkan diri
Regulasi emosi
357
358
359
360
361
362
363
364
Kan gitu mbak ya jane gimana ya nek doa ya shalat
gitu tenang rasane mbak, ha nek tenang ki bisa terus
mikir gimana ya kalau saya tu dengan saya
mendekatkan pada sing nduweni urip rasanya tenang
terus bisa mikir masalahnya gimana apa, aku kudu
ngopo Ya Allah aku kudu pie jadi shalat itu ibarat e
apa yo mbak cara mungkin, cara saya untuk lebih bisa
berpikir tenang, nah nek tenang ki terus bisa mbak eee
Mampu berpikir secara jernih
tentang masalah yang sedang
dihadapi
Analisis penyebab masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
365 lebih jernih gak kemrungsung
Kalau sekarang, keseharian gitu biasanya Bapak
aktivitasnya apa?
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
Ya apalagi mbak kalau gak narik ojek hahaha, yo
seneng mbak bantu orang gini terus jalan-jalan mbak.
Jujur yo mbak, aku sekarang sejak sama Ojek Difa
merasa jaketnya itu tameng mbak buat aku. Yo nek
dibilang, aku lebih pede gitu mbak, yo gak tau eemm
tapi ya emang jadi lebih pede gitu mbak. Mungkin
karena temen-temen saya tu sering browsing Ojek Difa
ya saya jadi gimana gitu, terus temen-temen nek butuh
apa saya juga bisa bantu gitu mbak, terus kan karna
ikut Ojek Difa ini saya beberapa kali masuk TV mbak.
Wah temen-temen malah belum pernah, saya udah
pernah mbak, ya kebanggan buat saya mbak yang pasti
to.
Lebih percaya diri karena sudah
membuat suatu pencapaian
Peningkatan aspek positif
Nah bagi Bapak, hidup itu apa?
379
380
381
382
383
384
385
386
Hidup itu hahaha nek sekarang yo anugerah mbak, nek
dulu suram mbak. Nek sekarang yo anugerah. Ketika
dinikmati bisa bahagia gitu eeem jadi yo nek dulu wes
pokok e hidup ki nyebai hehehe nek sekarang hidup itu
nikmat mbak jadi ada perubahan perbedaan, perbedaan
pandangan gitu mbak. Nek eee ada masalah dalam
hidup, ya kan gak mungkin to mbak hidup gak ada
masalah pasti ada to nah itu bisa dari saya yang salah
Mampu melihat hidup sebagai
anugerah
Pengendalian impuls
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
387
388
389
atau memang ya takdir hahaha bukan saya yang buat
tapi tetap kudu diselesaikan biar bisa menikmati hidup
la wong yo hidup yo mbak yo ngene kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Informan 2 (L)
Perempuan, 19 tahun
Transkrip Unit Makna Unit Psikologis
Halo, boleh perkenalkan dirimu terlebih dahulu ehm nama terus
sekarang lagi apa terus apa aja tentang dirimu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Eeee namaku itu BL tapi biasa dipanggil L. Terus umurku tu 19
tahun, aaa apalagi ya. Hobi eee dulu pernah punya hobi eee
nggambar sih tapi sekarang dah gak hahha karena fokus buat belajar
sama kampus kan trus ada juga kegiatan-kegiatan kampus yang aku
ambil jadi gak terlalu sering sudah eee buat nggambar ya hobi
apalagi di rumah juga jarang sudah trus kalo kegiatan di kampus itu
mungkin itu ya apa namanya antara itu ngebantu temen ngerjain
tugas hahahaha trus sama apalagi ya ada sih ikut eeehmm bukan
organisasi ya kayak apa namanya itu Tutu, itu yang Ballet nah
UKM. Ikut Tutu dan kemarin baru keterima jadi bendahara haaa
sebenarnya ikutnya itu hanya karena mengambil poin sih, ikut
kegiatan yang lain juga karena poin jadi bukan karena mau ya
karena poin doang ya gapapa lah yang penting apa ya mungkin
karena aku sekarang juga harus aktif nyari poin kan ehm ngeliatnya
lagi pas dulu kan di rumah terus jadi kan kayak gapapa lah yang
penting bergerak hehehe
Informan memperkenalkan diri, hobi
dan kesibukannya saat ini
Identitas informan
Boleh diceritakan sedikit tentang kondisi keluarga seperti apa?
17
18
19
20
21
Iya kak, boleh. Keluarga itu ehm apa ya ada Bapak, Mama, aku, dan
dua adik. Oh ya saya punya kakak angkat satu tapi ya tidak terlalu
dekat. Kedua adikku pintar semua terutama yang adik setelah aku,
dia pintar sekali matematika. Jadi kalau dulu kami apa ya bisa
dibilang bukan keluarga yang financially bisa menanggung semua
Kondisi keluarga dan cara didik
orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
jadikan Mama sama Bapak kerja dari pagi sampai malam, saya
kebanyakan di rumah sendiri terus kalau ke sekolah ya sendiri
pulang pergi kadang les juga pulang pergi sendiri, jadi bisa dibilang
kebanyakan di rumah sendiri sama anjing. Ehm aku sih juga gak tau
ya mungkin dari kecil ya, memang udah dari kecil kayak gitu kayak
ehm orang ngomong gini aku harus kayak gini ehm aku lebih
mematuhi kata orang lain. Mungkin karena orangtua saya juga
orangnya strick, keras sama aku jadi kayak aku harus dengar
omongan orang lain karena apa ya ada satu perkataan sih dari Bapak
sering sih tapi sekarang ya udah jarang. Bapak itu bilang orang
ngomong apa saya ikuti jangan mbantah karena orang itu ngeliat L,
bukan saya yang liat jadi kayak hmm mungkin kayak gitu ya
mindsetnya dari kecil kebawa jadi ya gitu dan ehm sepertinya itu
yang membentuk diriku.
Memang kalau menurutmu, kamu itu orang yang seperti apa?
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Ah ndak pernah kepikiran ya kalau ditanya soal aku gimana hahaha
apa ya aduh hahaha ehm hah hmm kalau, kalau ya ada dua apa ya
kalau bisa dibilang aku ada dua sisi. Sisi sama teman sama sisi sama
orang baru, kalau sisi orang baru ya lebih formal ya gini karena
kaku awkward aneh gitu, tapi kalau yang sisi teman mungkin lebih
dramatic dan over the top terlalu terlalu mencoba untuk membaur.
Jadi kayak aduh apa ya aku juga kurang ngerti sih sifatku asli
bagaimana karna eee aku juga orangnya kalau orangnya kayak gini
aku eee akan mencoba kayak gitu, ehm kalau aku sama orang baru
aku mencoba ngomong biar ngerti orangnya bagaimana biar aku
bisa ehm ndak awkward sama orang itu ya pokoknya kayak gitu
heheheh ya mencari tau kakak bagaimana terus nanti kalau dah
kenal dah ngerti tu nanti keluarlah sifat ehm yang mungkin kakak
sukai, kayak gitu sih tapi kalau apa ya kayak gak pernah mikir
Pandangan terhadap diri sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
50
51
52
53
sifatku. Gak pernah coba memandang diriku ini bagaimana eehm
gitu sih. Tapi mungkin ehm pathetic sifat yang aku pandang itu apa
ya pathetic. Ehm tidak bisa melakukan apa-apa, tidak berguna kalau
tidak ada orang lain
Kenapa kok berpikirnya seolah kamu tidak berguna?
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
Ehm ya karena aku terbentuk karena orang lain, karena ga ada orang
lain aku bukan apa-apa. Ehm sama mungkin aku orangnya pendiam
pemilih, ya kadang memilih untuk diam kadang memilih untuk apa
ya berbicara ya speak up eii kadang speak up pun setengah-
setengah, tidak ehm karena aku gamau menyakiti orang lain jadi
kadang ada beberapa kebohongan atau juga ya kejujuran. Ya bisa
dianggap aku memikirkan perasaan orang lain yang ehm agak di
atas batas normal sehingga itu istilahnya bisa mengorbankan aku
mungkin ya hehehe. Kalau ehm apa ya aku kalau orang lain
ngomong aku lebih memikirkan perkataan orang lain dari pada
diriku sendiri, yah I dont care aku gak peduli apa ya bahasa
kasarnya aku gak pedulilah sama diriku yang penting orang lain
senang.
Pemikiran bahwa harus selalu terlihat
baik di mata orang lain
Negative life events
Kenapa kok kamu mikirnya gitu?
67
68
69
70
71
72
73
74
75
Ehm aku sih juga gak tau ya mungkin dari kecil ya, memang udah
dari kecil kayak gitu kayak ehm orang ngomong gini aku harus
kayak gini ehm aku lebih mematuhi kata orang lain. Mungkin
karena orangtua saya juga orangnya strick, keras sama aku jadi
kayak aku harus dengar omongan orang lain karena apa ya ada satu
perkataan sih dari Bapak sering sih tapi sekarang ya udah jarang.
Bapak itu bilang orang ngomong apa saya ikuti jangan mbantah
karena orang itu ngeliat saya, bukan saya yang liat jadi kayak hmm
mungkin kayak gitu ya mindsetnya dari kecil kebawa jadi ya gitu.
Pemikiran bahwa harus selalu terlihat
baik di mata orang lain
Negative life events
Pandanganmu mengenai orangtuamu itu seperti apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
Bapak ehm terutama sih Bapak sih mungkin karena orangtuanya ini
orangnya keras-keras mungkin dia juga mikir oh gini caranya
ngajarin anak jadi dia lebih keras sama saya, jadi kalau Bapak
bilang tidak ya emang bener-bener tidak karena ya apa ya Bapak
orangnya sih keras kepala dan juga pegang teguh sama apa yang dia
bilang maupun dia salah dia masih teguh dan ehm mbuktiin dia
benar, ya jeleknya itu. Terus kalau Mama dulu orangnya ya hehe
maksudnya aduh malah njelekin orangtua jahat banget aku hahaha
kalau di mataku sih ya ini kan saya sebagai anak kecil ya dulu, apa
ya saya kan dari kecil udah diajarin dewasa jadi apa-apa sendiri
harus ngerti caranya gak usah nanya-nanya orang. Kalau aku bisa
sendiri. L bisa pasti kalau Bapak bisa ehm L pasti bisa juga, jadi
kebanyakan masa kecilku mungkin ya sendiri, sendiri apa-apa
sendiri, ehm apa ya kalau mau nanya pelajaran gitu juga nanya sama
Bapak ga enak karena Bapak bilang Aku pasti bisa sendiri. Tapi
juga kalau ada apa-apa gitu kan Bapak apa ya ndak akan langsung
ngasih tapi kayak ngasih cara-cara biar apakah Aku bener-bener
butuh gitu. Kayak contohnya kalau Aku mau beli barang buat tugas
gitukan ya bener-bener harus nanya ke Aku bener ini mau buat apa
mau jumlahnya berapa hmm detail. Jadi harus bener-bener
ngomong yang seperlunya mungkin karena ehm pandangannya
uang terbatas gitu kan jadi kayak bener-bener harus ehm semua
barang yang dibeli itu harus habis, gak boleh ada yang sisa, gak
boleh ada yang gak kepake gitu, jadi kayak apa ya Bapak dulu pelit
hahahha bisa dibilang gitulah hahaha sama anaknya juga pelit tapi
kalau Mama, mungkin ehm karena ya karena dia nikah sama Bapak
gitukan mikirnya oh Bapak nih bener, jadi ya apa-apa ngikut Bapak
ya kalau Bapak bilang ini Mama ikut jadi ya kadang Mama ngambil
ke sisi Bapak sih dari pada ke sisi saya. Tapi saya juga gak terlalu
Pandangan terhadap orangtua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
105
106
107
108
109
110
main karena dari kecil kan kita mikir oh orangtua kita bener jadi ya
harus kita ikutin terus tapi ya, aku ehm tidak mikir kalau apa ya
mungkin karena mulai sadar ehm ini bukan apa yang aku mau,
masak aku harus kayak gini ya ndak segininya juga tapi kan mau
bagaimana lagi anak kecil, orangtua juga pasti ga mau denger anak
kecil, waktu dulu sekarang sih ya didengar.
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
Karena keluarga lain juga sih hahaha. Kan apa ya mesti ada bagian
anak saat-saat anak ngeliat anak lain punya ini, ehm ketika sekitar
SD kelas antara kelas 2 kelas 3. Apa ya mungkin ngeliat ehm saya
kan juga di swasta isinya ya kebanyakan anak-anak orang kaya,
ngeliatnya kan ih aku mau ini aku mau itu tapi pasti Bapak gak mau.
Jadi kayak disimpan gitu aja, tapi makin sadar makin lama aku kan
apa ya, aku lebih orangnya observasi sih dari pada ngomong. Ya
aku simpan dulu, aku olah baru nanti aku ngomong tapi kadang
kebanyakan enggak aku omongkan gitu hmm kebanyakan sih
karena orangtua gitu karena yah aku pikir tidak akan mengubah apa
pun kalau pun aku bicara. Jadi aku gak pernah ngomong disimpan
gitu aja hmm akhirnya ya gitulah
Keluarga yang ideal
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
Aku waktu kecil gak pernah mikir kalau kebahagiaan itu adalah
sesuatu yang kita punya memang dari kecil itu. Kebahagiaan itu
suatu yang kita dapatkan ya kalau Aku dapet nilai bagus, melakukan
hal baik kita akan bahagia gitu loh, tapi Aku gak pernah mikir kalau
kita ngumpul sama orangtua ngumpul sama keluarga itu suatu yang
hmm bikin bahagia, apa ya kayak klise ya gimana gitu, tapi aku
memang ga pernah rasain. Aku hanya taunya ya mereka Bapak
Mamaku, dan aku anak mereka, aku akan disayang kalau aku pintar.
Aku akan bahagia kalau nilaiku bagus. Ya itu yang aku pikir
sewaktu kecil, karena ya memang begitu adanya, ya begitu
hubungannya. Tapi semakin lama kan setelah kejadian itu ya
Pandangan terhadap kondisi
keluarganya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
134
135
136
137
138
139
140
mungkin dah sadar ndak kayak gitu lagi tapi musti ada dikit, dan
bisa dibilang orangtua juga yang nyadarin jadi seberapa tidak ehm
semua orang kan tidak sempurna ada salahnya ada benarnya,
seberapa jeleknya orangtua dulu tapi itu kan semua yang penting
mereka sudah sadar ya sekarang Aku mencintai mereka. Mau pun
itu seberapa bagaimana jeleknya mereka dulu, dulu sih yang penting
kejadian ke depannya dulu yang dipikirkan.
Kejadian apa memang yang dari tadi kamu sebut kejadian itu
kejadian itu?
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
Ohh hahaha, ya kejadian yang kakak teliti. Ya percobaan bunuh
diri. Aku sudah punya pikiran dari kecil. Ehm lebih tepatnya apa ya,
pemikiran bunuh diri gak pernah muncul itu kejadiannya bunuh diri
itu secara spontan tapi yang Aku pikirkan itu ah aku mau mati tapi
ya pernah sih, tapi gak sesering itu, lebih tepatnya itu mikir ah aku
gak berguna, ngapain aku, ngapain aku dikasih hidup sama Tuhan
kalau aku gak ada gunanya. Aku kan punya dua adik yang pinter.
Bisa ah bisa melakukan apa-apa satunya taekwondo satunya pinter
itu apa pelajaran matematika ipa, aku yang kayak gini aja yang
pegangannya Bahasa Inggris. Nilaiku pas-pasan, aku pendek gemuk
juga apa gak ada bagusnya, ndak pintar ya segitu-gitu aja sedangkan
adekku yang apa IQ tesnya lebih tinggi dari aku. Kan mikirnya
ngapain aku dikasih jadi kakak, ngapain aku juga ditinggalin disini,
terus orangtuaku duanya juga pintar apa kerjaannya jabatannya
lebih tinggi dari yang itu keluarga lain, ngapain aku masuk di sini.
Terus aku gunanya apa gitu kan jadi kayak mikir itu selama itu sih
mikirnya kayak gitu.
Pemikiran bunuh diri yang diawali
dengan merasa diri tidak berguna
158
159
160
Karna gak ada juga yang kasih tau bagaimana ngadapi hidup
bagaimana kayak gini gak ada yang pernah ngasih tau cara-caranya
gitu kan kayak keluarga kami sih juga bukan tipe-tipe orang yang
Pandangan terhadap kondisi
keluarganya sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
161
162
163
164
165
166
167
168
169
mungkin ngomong heart to heart ya enggak, ngomong depanan gini
gak pernah bukan tipe keluarga kayak gitu kami. Kami lebih tipe
yang ngomong apa adanya, yang apa yang kita pikirkan disimpan,
jadi kami gak pernah ngomong apa yang isi hati kami gak pernah.
Ya kebanyakan auto-pilot ya waktu kecil jadi kayak mengikuti aja
apa orangtua ngomong gak pernah mikir kanan kiri, ngikuti aja
karna Bapak bilang ikutin aja apa yang orangtua ngomong jadinya
nanti sukses. Yah tidak diajarkan bersikap demokratis, jadi saya
tidak ada pilihan, harus ikutin satu titik.
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
Tapi kalau berantem paling aku inget ya ada dua sih, berantem yang
pertama itu karena nilai. Nilai saya jelek, terutama yang
matematika. Bapak marah karena aku juga kurang belajar karena
aku capek, capek belajar terus karena hampir seminggu itu lima kali
les matematika terus, habis pulang langsung les. Terus hari liburnya
itu cuma hari Minggu, hari Sabtu itu saya les Bahasa Inggris jadi ya
gak ada breaknya kan, ketemu teman dekat rumah aja ndak sempat.
Kasih mandi anjing aja ndak sempat jadi kayak capek gitukan, jadi
aku kebanyakan bolos les jadi kayak mulai-mulai keliatan
pemberontakannya kan. Tapi Bapak ngeliat nilai marah jadi kayak
marah terus aku disuruh keluar rumah hahaha aku diusir dari rumah
ya dilempari gitu lah. Sampai ya aku tidur di luar rumah waktu itu
jadi kayak menyedihkan, aku sebuah kegagalan. Yah sebuah
kegagalan adalah tangkapan dari aku, tapi ada perkataan bapak yang
bilang ehm aku dibilang bodoh. Terus masak kayak gini aja gak bisa
bodoh gitu, bukanlah memori yang indah tapi ya gapapa
Dimarahi dan dihukum orangtua
menumbuhkan perasaan gagal dan ingin
mati
Motivasi bunuh diri
Oalah, hmm maaf, apakah ada yang mau ditambahkan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
Hahahaha malu aku cerita ini, soalnya kayaknya sepele gitu. Ehm
ya hampir mirip sih ceritanya sama yang nilai jelek itu, tapi bedanya
ya apa ya, mungkin karena dari kecil kan Bapak udah kayak gitu,
udah keras duluan jadi kayak takut membuat dia merasa kayak ya
semua anak harus bisa bikin bangga orangtuanya, nah itu sih aku
jadi takut Bapak gak ngeliat Aku sebagai orang yang berguna, jadi
kayak Aku mencobalah, tapi pas waktu ehm pas waktu SD ehm
kelas 5, nilai Aku anjlok jeleekk banget. Jelek, jeleknya sampai 70
60an nah Aku juga gak tau apa yang terjadi padahal Aku belajar
keras banget, mencoba banget ya mungkin karena Aku juga gak
pintar jadi kayak harus lebih keras lagi belajarnya jadi Bapak itu
marahnya ya masih sama tapi kalau ngadap kayak gitu mungkin dia
udah capek gitu ya ngeliat Aku nilainya jelek terus jadi kayak apa
ya, pandangannya ngeliat Aku jadi kayak gagal hehehe. Ya
mungkin itu kan hanya perasaan. Aku juga gak tau pemikiran Bapak
waktu itu apa, apa yang Bapak pikirkan juga ndak tau, Aku
menyimpulkan bahwa Bapak merasa Aku itu gagal, eee ya karena
Bapak sampai segitu marahnya gitu Aku akhirnya kan ngambil
kesimpulan bahwa aku udah bener gagal ditambah lagi Bapak gak
ngomong sama Aku 2 hari, Mama juga sama mungkin Mama juga
kayak mikir yah ni anak hehehe. Jadi sebenernya gak langsung sih
loncat dari gedung ehm rumah. Apa ya rumahnya hanya tingkat dua,
syukurnya hanya tingkat dua, kalau tingkat 4 sudah gak ada di sini
saya. Hanya tingkat 2 gitu kan, terus kamar kami tu ada di tingkat
atas, terus ada jendela yang ngarahnya ke belakang, halaman
belakang. Waktu itu kan mereka pada keluar semua Aku gak boleh
ikut karena Aku harus belajar. Mereka keluar makan bareng dan
Aku gak boleh ikut karena Aku disuruh belajar, dan apa ya Aku
kayak merasa waktu itu sih Aku gak papa, tapi yang gak bisa Aku
Dimarahi dan dihukum orangtua
menumbuhkan perasaan gagal dan ingin
mati
Motivasi bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
215
216
217
218
219
tahan itu ya orangtua masih gak mau ngomong sama Aku, ehm itu
kan agak memperparah perasan gitu jadi kayak awalnya sih mikir
dulu hehehe kayak ada ehm ada perkataan yah bodoh gak berguna
gitu-gitu. Terus lama-lama yaudah mati aja kayak gitu, yah Aku
buka jendela Aku jatuh, spontan.
Setelah itu gimana dan kamunya keadaannya gimana?
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
Ndak mikir kanan-kiri. Tetapi tapi ada atap di bawah dekat pas
dibawah jendela, Aku jatuhnya ke situ yang patah hanya kaki,
syukurlah. Nah Aku jatuh. Apa ya, jatuhnya kayak kaki dulu. Terus
baru gelinding ke bawah. Terus Aku nangis, ada tetangga. Yah
patah kaki hanya kaki kanan. Terus tetangga kan rupanya lagi jemur
pakaian terus dengar, terus ehm nelpon orangtua. Ditanya kenapa,
ndak pernah ngasih tau. Jadi keluarga ndak tau. Waktu itu alesannya
bilangnya jatuh, kayak apa ya mungkin pas jatuh itu kayak sadar oh
Aku masih idup. Ada rasa sedihnya ya apa ya mungkin pas jalan ke
rumah sakit itu kaki udah di gips. Mungkin selama beberapa hari
perasaan Aku sedih karena gak mati hahaha Aku udah capek banget
hidup. Apa ya mungkin kayak udah benci. Kenapa enggak mati
terus mikir apa ya tapi kayak gitulah Aku udah apa ya jujur aja Aku
benci apa ya dulu kecil Aku benci Tuhan hehehe karena ya kenapa
Aku ditaruh di sini kenapa Tuhan kasih kayak gini. Ini ni apa
namanya cobaan macam apa buat anak kecil kayak gini, mikirnya
kan kayak berat semua dunia itu hanya Aku sendiri, Aku kan masih
kecil
Percobaan bunuh diri dengan
menjatuhkan diri dari lantai dua
Perkembangan motivasi
bunuh diri menjadi
perilaku bunuh diri
Waktu itu apa yang kamu rasakan?
238
239
Lebih ke ehm kakak ngerti perasaan orang yang kakak kenal mati,
perasafan sedih itu terus perasaan ditinggal sama pacar hahaha nah
Perasaan saat gagal mati dalam bunuh
diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
Aku gak ada apa ya ehm mungkin Aku orangnya jarang marah
karena Aku udah benci diri Aku, ehm Aku apa ya, Aku punya suatu
pemikiran waktu kecil bahwa Aku gak berhak marah sama orang
lain karena itu salah Aku. Jadi ya kalau orang marah sama Aku itu
ya salah Aku. Mungkin karena Bapak ehm yang bilang ini semua
Bapak bener, jadi kayak ehm berarti Aku memang salah. Terus jadi
selama ya selama loncat itu sedih terus sedih gak ada marahnya.
Aku gak pernah nyalahin orang sih Aku ngeliat orangtua Aku tu gak
pernah bilang ehm mereka yang salah, salah mereka Aku loncat. Itu
memang keinginan Aku sendiri, itu memang cara Aku maunya
kayak gitu, Aku gak mau melibatkan orang lain meskipun ya
memang ada salahnya mereka tapi kan ndak pernah mikir kalau itu
salah mereka. Mereka kan memang mencoba untuk menjadi
orangtua, mungkin juga ada ehm sangkut pautnya dengan orang lain
ehm teman Aku di sekolah. Ya Aku dari kecil bisa dibilang dibully,
yah mungkin itu juga ada salahnya itu. Tapi ya seperti Aku bilang
tadi, Aku gak pernah nyalahin orang, karena Aku udah benci sama
diri Aku sendiri. Ndak ada, ndak ada pilihan lain, Aku salah gitu
yah sedih aja semua. Aku juga merasa kayak hanya ada aku di sini
sendirian, masalahnya gak seberapa tapi ehm ya aku sendiri. Aku
sedih sekali rasanya dan menyesal kenapa kok gak mati aja sedih
gitu
Tadi kamu bilang soal dibully itu, apakah bisa diceritakan?
262
263
264
265
266
267
Hmm mulanya sih ya SD. SD kelas 1an gitu. Aku kan dulu gemuk
lebih gemuk dari sekarang benar-benar bola dan apa ya, dan Aku
juga orangnya dah duluan jerawatan, ehm puber duluan dari temen-
temen Aku. Mereka dari apa ya pembully an nya mulai dari panggil
nama-nama Aku kayak la gimana Aku dulu dipanggil Megalodon,
Hiu Megalodon. Iya karena nama Aku kan mirip Hiu, dan Hiu
Pengalaman dibully Negative life events
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
Megalodon kan Hiu yang besar ya bisa di ehm kan Aku gemuk. Ada
juga yang itu meatball karena Aku hanya isinya daging dan Aku
bentuknya bundar jadi meatball, dan Aku dibilang totol karena Aku
jerawatan, yah gitu. Buat anak kecil sangat jelek hehehe dan itu
ditambah lagi Aku mendengarkan kata-kata orang jadi Aku memang
gitu orangnya, mungkin dari situ ya Aku mulai bekerja kerasa untuk
membaur dengan orang biar orang itu mau menerima Aku. Mereka
bilang ihh jelek, jadi Aku mempermainkan iya aku jelek gini-gini-
gini. Terus mereka nyuruh apa Aku ikuti, ada satu pernah itu
mereka nyuruh Aku makan daun, mereka bilang nih Aku kan kamu
itu hewan yah Aku makan itu kan terus Aku memelucukan diri Aku
sendiri kan mereka ketawa gitu oh mereka menerima Aku, oh inilah
cara untuk berteman berarti mulai ya bisa dibilang mereka masih
gitu sampai kelas 5 yah sampai kelas 6 sih sebenernya tapi maupun
Aku kayak gitu, mereka masih yah masih tidak menerima Aku ya
masih itu sampai mereka juga beberapa kali itu apa namanya
melakukan kekerasan fisik gitu kayak ndorong dari tangga
ngelemparin Aku barang gitu tapi ya gak pernah sampai luka ehm
jatuh pernah luka tapi gak pernah ngasih tau orang sih karena ya,
Aku gak mau ngasih tau karena ya ngapain, gak ada guna sih pasti
Mulai ada pemikiran untuk bunuh diri itu kapan sebenarnya?
288
289
290
291
292
293
294
Ya dari yang waktu kecil itu, dan itu terus ada ada lagi sampai
terakhir aku SMA. Itu selalu berusaha dan berpikir ya berusaha
hehe untuk mati jika ada kesempatan. Tapi berpikir untuk mati
selalu ada di kepala. Memang waktu kecil pikiran itu gak ada, tapi
setelah besar pikiran ingin mati itu menguat. Kayak semacam ehm
buat apa ya ada di dunia ini aku, ngapain aku di sini, ngapain aku
dikasih hidup
Kalau percobaannya sendiri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
Mencoba untuk bunuh diri ada, berapa kali ya. Kalau self harm sih
banyak. Kalau bunuh diri kemungkinan ya 3 kali. Yang pertama kan
tadi yang loncat. Terus kalau yang kedua, yang dua ini gak terlalu
itu deh separah yang loncat. Yang kedua mungkin ndak makan tapi
sengaja biar pelan-pelan mati hehehe sengaja kan apa namanya tu,
mungkin karena itu juga pas itu sih orang mulai manggil Aku
gemuk, itu SMP. Kalau SMA itu karena mungkin ehm Aku lagi
terlibat ada teman yang gak terlalu baik toxic lah, Aku jadi ikutan
gak baik jadi kayak masalahnya Aku masuk Aku kemasuk sih
bukan Aku volunteer, semua salahin Aku. Toxicnya ehm jadi dia itu
ehm suka dengan pacar orang lain nah terus kebetulan Aku
berteman dengan dia, dan kebetulan lagi aku kenal dengan si
pacarnya itu dan dia menyalahkan Aku kalau Aku ngenalin
pacarnya itu sama temen Aku dan temen-temen mulai mandang
Aku bagaimana gitu, terus kayak ditambah lagi nilai Aku mulai
turun tambah lagi orangtua itu kan Aku udah di luar pulau, pas
SMA, di Solo. Waktu itu aku mencoba untuk menabrakkan diri
hahaha naik motor sendiri. Kan ada apa ya, mungkin juga
kebanyakan spontan sih hehehe jadi pas hujan gitu lagi nunggu rel
kereta itu kan pas Mama apa namanya Aku pergi ke gramedia,
Mama suruh pulang itu nelpon sih. Yah kemana pun Aku pergi
Mama sama Bapak masih ya mengontrol. Apa ya Aku keberatan
sih, karena ehm Aku dilimit pergerakannya, maupun Aku dah
kuliah sekarang kan masih juga. Tapi kan ya orangtua mereka
protective wajar yah semoga wajar. Jadi ya pas itu Aku mau
menyebrang, tapi ehm keretanya itu masih apa namanya melaju itu
kan ya Aku nyebrang tapi syukurnya gak kena dan ya seperti dulu
hanya luka hahaha sekarang bilangnya syukurnya, dulu sih
sayangnya kok gak kena hahaha ya soalnya ndak ada palang, dan itu
Pengalaman percobaan bunuh diri saat
SMA
Perkembangan motivasi
bunuh diri menjadi
perilaku bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
324
325
326
327
pas ya gak sepi juga ada beberapa gitu, kayak mungkin ehm yang
mistis itu ada memanggil hahaha jadi Aku ngelaju biar kena kereta
gitu dalam pikiran Aku sih semoga kena, tapi ya ndak. Tuhan punya
rencana jadi ya Aku pulang, selamat
Sebenarnya yang kamu pengen itu apa?
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
Yah mestinya menjauh dari dunia ini, apa ya ehm mungkin juga
bener ada perkataan yang bilang orang yang bunuh diri sebenernya
gak mau mati tapi maunya pergi aja dari dunia yang jahat gitu loh.
Memang Aku memang gak mau mati, Aku masih mau melakukan
banyak hal, kayak Aku belum ketemu sama artis yang Aku suka,
belum ketemu sama orang yang Aku suka, Aku belum selesai kuliah
aja belum kan Aku mau gitu punya kerjaan yang Aku suka, tapi kan
karna ada percobaan-percobaan yang harus kita jalani yah itunya
kan yang gak mau kita ketemu mungkin karena terlalu berat jadi
kita ending di sini aja, apa ya kita kan gak bakalan selesai
percobaannya jadi yah gitu. Hmm apa ya, mungkin lebih ke
menunjukkan hmm ke orang-orang bahwa Aku berani melakukan
ini, sambil ehm mungkin melihat apakah ada kesedihan ketika Aku
pergi? Tapi juga mungkin apa ya karena Aku sudah makin besar
jadi pandangan Aku tentang bunuh diri kan beda, kan dulu waktu
kecil ya mau mati aku aku gak mau ketemu orang, gak mau ketemu
teman, gak mau ketemu orangtua. Yah dulu Aku gak suka ke gereja,
mungkin karena Aku dulu gak suka ketemu sama orang, karena
kalau ketemu orang Aku harus berinteraksi dengan mereka, Aku
harus hah capek tersenyum lah apa lah hmm. Kayak dah males
capek banget. Jadi Mama kalau ngajak gereja tu Aku pura-pura
tidur, jadi ya malas tu sudah. Tapi sekarang aku sadar, lebih ke
hmm eee cara memandang aja. Pandanganku udah berubah.
Sekarang kalau ditanya kenapa dulu mau bunuh diri ya pasti karena
Perubahan pandangan Titik balik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
352
353
354
355
356
357
358
ingin agar eee Mama Bapak tu tau kalau ini lo ada aku. Yah Tuhan
memang punya rencana lain. Ternyata meskipun aku malas ke
gereja, Tuhan punya rencana lain di hidupku, itu pikiran yang selalu
datang ketika aku selalu gagal untuk bunuh diri dan secara tidak
sadar eee pikiranku itu yang membekas ehm yang apa ya eee
pikiran itu jadi yang mengubahku sedikit-sedikit sih. Iya sepertinya
memang Tuhan punya rencana indah atas hidupku
Ada gak orang yang kamu anggap sebagai penyelamatmu?
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
Hmm siapa ya, tentunya bukan orangtua karena yah mereka ngerti
akhir-akhir dan hm apa ya mungkin yang, bukan lebih
menyelamatkan sih, tapi menyadarkan. Kalau menyelamatkan
tentunya gak ada karena pada akhirnya gak ehm gak terjadi. Kalau
yang menyadarkan hehehe ada satu grup hahaha ada satu grup apa
ya mungkin mereka kan juga melakukan beberapa hal yang berat
gitu kan jadi kayak Aku merasa oh mereka juga ngomong kalau
dunia ini memang indah bagus kita jalani aja, ada hal-hal yang lebih
indah dari pada hal-hal yang buruk, lebih banyak kalau kita gali-gali
aja itu hanya permukaan, tapi bawahnya mesti lebih indah tanda
kutip mereka. Apa ya mungkin karena dari situ Aku lebih mikir, apa
ya Aku coba jalani. Yah itu adalah grup band yang Aku sukai. Yah
bukan orang secara langsung, tapi begitu saja hmm mereka bisa gitu
dari lagu-lagu mereka. Apa ya lagu tu kayak ehm sebagai tempat
melarikan diri, kayak dipeluk eee waktu Aku dengarin lagu. Kayak
gak dengarin orang ngomong apa. Yah satu-satunya yang bisa buat
Aku tenang ya lagu, tapi kalau sekarang ya gak terlalu, ya tapi aku
masih mendengarkan sih. Ya ehm karena apa ya makin besar
masalah Aku makin banyak hehehe kayak gitu ndak manjur, yah
kan karena masalah gak bisa ditinggal lari tapi harus dihadapi tapi
ya hehe sulit untuk menghadapi itu. Cuma ya ehm lagu benar-benar
Kemampuan menghadapi situasi sulit
dan dapat mengekspresikan emosi
dengan lebih baik
Regulasi emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
380
381
382
membuatku bisa mengatur emosi, misalnya aku nangis dengar lagu
senang lama-lama akan bisa tenang ya proses sih tidak langsung lalu
bisa kembali senang
Terus sebenernya apa yang membuat melanjutkan hidup?
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
397
398
399
Apa ya, kalau ditanya begitu hmm kadang kayak ada perasaan gitu
loh, aku mau kayak gini tiba-tiba gitu loh kayak mencapai sesuatu,
mau ini tapi tiba-tiba ganti. Sekarang sih udah ngikutin perasaan
Aku sendiri, karena Aku dah bisa mengatasi bagaimana kalau Aku
kayak gini ya mesti pada akhirnya larinya semua ke apa ya
melarikannya ke bagian sisi buruknya tapi gak sampai bunuh diri itu
tapi apa ya kalau Aku bingung sendiri hahaha kadang ngeblank
sendiri. Sejujurnya Aku gak ingin mati kok, ya tadi Aku masih ada
banyak hal yang belum Aku lakukan. Aku yah mulai menemukan
teman juga, kakak juga saya anggap teman begitu, bisa cerita seperti
ini melegakan rupanya hahaha. Yang jelas, Aku akan berusaha sih
bagaimana pun Aku ya harus bergerak ehm beraktifitas agar sibuk
ya agar lupa dengan pikiran buruk Aku hehehe. Mungkin ya karena
Aku terbentuk dari kecil sudah berpikiran negatif ya, jadi seperti ini.
Tapi Aku akan berusaha. Iya soalnya aku yakin, beberapa kali
mencoba mati dan tidak ada yang berhasil ehm ya eee pasti ada
suatu hal baik yang menunggu di depan kan?
Keyakinan bahwa akan memiliki masa
depan yang lebih baik
Optimisme
400
401
402
403
404
405
406
407
Aku pikir ikut Tutu ini juga menarik ehm ya Aku bisa lumayan
sibuk sih jadi ada kegiatan. Aku juga kan gak pernah lihat ballet jadi
Aku suka suatu kegiatan baru gitu. Aku juga senang sih hmm
teman-teman baru di sini, di Jogja maksud Aku ya mereka
menerima Aku, Aku gak disebut sebut gemuk gendut apalah itu.
Aku ya akan berusaha buat cerita mungkin ya suatu saat ke salah
satu dari mereka. Tapi Aku mau berusaha untuk berteman. Lagian
ehm ya yang aku temukan sekarang teman-teman yang mau
Mengoptimalkan kemampuan diri Peningkatan aspek positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
408
409
410
411
412
413
menemani sih kak, jadi rasanya ehm gimana ya aku tidak pernah
punya teman, sekarang aku punya dan aku senang. Aku senang bisa
belajar, mengerjakan kerja kelompok dengan mereka, senang juga
ikut banyak hal baru. Kuliah ini aku ya bisa ikut beberapa banyak
sih ehm kegiatan yang aku belum pernah ikuti dulu, dan aku senang,
aku bergerak hehehe sekalian diet
Berarti sekarang ini kamu lagi sibuk di kegiatan perkuliahan ya?
414
415
416
417
418
419
Iya kak, aku lebih banyak menghabiskan waktuku di kuliah. Ehm ya
ikut Tutu, ikut japok terus yaa kadang diajakin nongkrong, lagian ya
kak apa ya sekarang teman-temanku baik gimana ya ehm suka
ajakin aku apalagi ya, ya aku tau mereka tidak memanfaatkan aku.
Paling baru buat aku sih kak ikut Tutu, aku belum pernah ikut
kegiatan sebelum ini, dan ini ballet ini hal baru buat aku kak
Mengoptimalkan kemampuan diri Peningkatan aspek positif
Menyesal gak pernah melakukan percobaan ini?
420
421
422
423
424
425
426
427
428
429
430
431
432
Malu iya, menyesal tidak. Aku malu awalnya untuk cerita ini.
Kurasa ini pengalaman memalukan, yah semua orang punya
masalah pasti, dan mereka kuat, aku belum sekuat itu. Sebenarnya
beberapa kali mencoba mati dan beberapa kali terus selamat dari
kematian buat aku berpikir ehm maksudnya bukan berpikir tapi ehm
apa ya merasa bahwa Tuhan kasih kesempatan lagi. Mungkin
memang cara pandang yang harus diubah, hidup mau diubah ya
sulit, tapi cara pandang ehm cara menyikapinya juga mungkin.
Malah ya mungkin terimakasih sih sama pengalaman itu, jadi bisa
berpikir lebih jauh bahwa ini pemberian ini tu belum saatnya
berakhir. Aku tidak apa ya tidak marah dengan siapa pun, aku tau
ini pilihanku. Tidak papa ini jadi pengalaman buat aku, aku ingat
gitu kak ya buat aku perbaiki, aku isi lebih baik lagi
Kemampuan untuk mengendalikan cara
pandang terhadap hidup
Pengendalian impuls
Kalau sekarang ini, kamu ada masalah apa yang kamu lakukan?
433 Wah hmm apa ya, kalau dulu aku pasti akan ya ingin mati kalau Kemampuan menghadapi situasi sulit Regulasi emosi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
434
435
436
437
438
439
440
441
442
443
sekarang aku mulai menggambar lagi eee ini kalau lagi punya
tenaga ya kak, ya biasanya ndengerin lagu itu tapi sebenernya aku
suka menggambar aku dengan menggambar bisa memikirkan
masalahku. Aku jarang sekali cerita ke orang kan kak, jadi aku suka
apa ya memikirkan sendiri, aku dengar lagu terus aku kadang juga
ehm menggambar itu sih kak bikin aku bisa berpikir ya gitu
pokoknya kak. Tapi sebenarnya aku masih sering apa ya kalau tiba-
tiba ada masalah masih suka tidak tenang, kadang langsung nangis
yang benar-benar nangis dan aku jadi seringnya tidur, nah sehabis
itu aku baru bisa apa memikirkannya.
dan dapat mengekspresikan emosi
dengan lebih baik
Gimana cara kamu memikirkan masalahmu?
444
445
446
447
448
449
450
451
452
453
Hmm aku tidak pernah kepikiran akan ditanya ini hahaha. Pertama
aku akan berpikir kenapa kok masalah itu ada sampai mengenai
aku, terus ehm aku akan coba pikir lagi ini salah siapa ya salahku
atau bukan ya kalau dulu ya kak aku akan berpikir semua hal buruk
yang terjadi di aku adalah salahku. Kalau sekarang kadang sih
masih seperti itu, tapi aku coba untuk melihat bahwa tidak semua
hal yang salah itu berasal dari aku. Kalau pun dari aku, aku harus
memikirkan bagaimana aku bisa menyelesaikan itu, kalau aku
hanya menyesali hmm buatku gak ada untung sekarang ini kak. Ya
aku sudah bertekad untuk hidup dan akan menjalani hidupku.
Mampu mengidentifikasi masalah Analisis penyebab
masalah
Buat kamu hidup itu apa?
454
455
456
457
458
459
460
Hmm gak pernah mikirin itu hahaha. Suatu pemberian dari Tuhan
hahaha klise dan terlalu religius. Ehm hidup itu sebuah kantong.
Hmm apa ya menampung kan hidup itu hanya singkat kita juga gak
tau kapan kita akan mati dan hidup tu kebanyakan isinya untuk
mengejar suatu yang kita sukai dan di tengah-tengahnya itu
menghadapi orang-orang menghadapi masalah ya itu kan kayak
ketampung semua dalam hidup itu, kayak lama-lama jadi berat dan
Keyakinan untuk sukses Efikasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
461
462
463
464
465
466
467
468
kadang kalau kita gak oh hidup itu balas dan apa saling membalas
nah itu, ketika kita melakukan ini nanti efeknya gini, terus nanti
efeknya memberikan kita kayak gini kayak hukum fisika gaya tarik
menarik yah saling. Jadi kalau aku melakukan hal baik, aku yakin
aku akan mendapatkan hal baik. Aku selalu berusaha yang terbaik
dari dulu bahkan, dan sekarang aku percaya apa yang aku lakukan
akan menghasilkan hasil yang baik juga tentunya dengan bantuan
orang lain tapi lebih kepada kekuatan diriku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Informan 3 (M)
Perempuan, 23 tahun
Transkrip Unit Makna Unit Psikologis
Tolong perkenalkan diri kamu dong
1 Nama gitu?
Apapun yang tentang kamu
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Oke aku ya ini aku eee umur 23 tahun hobi jalan-jalan ehm nonton film, oh jualan
sama merajut sih. Eh bukan aku hobinya merajut, dan menjual hasil rajutanku itu.
Biasanya hasil rajutanku berupa tas rajut sih itu yang paling laku terus eee dijual
dikirim ke luar kota juga. Apa lagi ya, oh aku sudah sarjana hahaha bangga sih. Eee
terus aku tu orangnya supel banyak orang juga bilang aku gampang temenan sama
siapa aja, aku juga gak sombong oh tapi aku anaknya males. Pemalas banget sih aku
terus aku juga gampang kepikiran sama apa pun nah karena aku kayak gitu, aku
selalu berusaha buat eee apa ya menghindari pikiran. Caraku ngehindarin pikiran
macem-macem sih, aku kadang lebih milih buat tidur atau aku ngelakuin hal lain.
Kalau sekarang ya ngelakuin hal yang eee positif sih ya dibanding dulu sih, wah
kalau dulu aku larinya minum sih sama ngerokok juga sih aku ya itu awalnya
ngerokok karena itu tapi lama-lama eee ya jadi apa sih kebiasaan gitu, kebutuhan
pokoklah ya, kalau ga ada rokok ada yang kurang gitu rasanya
Perkenalan diri informan
meliputi nama, umur dan
pandangan tentang diri
sendiri
Ehm boleh tolong diceritakan gak soal keluargamu, latar belakangnya dan ya
gimana-gimananya
15
16
17
18
19
20
Waduh hmm keluargaku eeee papa sudah punya keluarga baru lagi aku sekarang
sama mama dan kakakku eh enggak kakakku aja udah gak tinggal di rumah sih.
Kakak aku cowok, beda berapa tahun ya ehm oh eee 4 tahun iya beda segitu sama
aku. Dulu kami dekat, mulai ga dekat karena eee kayaknya karena dia mulai pacaran
hahaha iya mulai dia punya pacar kita jadi ga sedeket dulu pas masih kecil. Ya aku
sama mama sekarang tinggalnya, eh sekarang ngekos sih maksudnya kalau di rumah
Latar belakang keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
21
22
23
24
25
26
ya berdua aja gitu. Mama kerja jadi apa gatau orang penting kayaknya di hotel gitu
kalau papa sih kayaknya orang penting juga soalnya suka ke luar negri. Papa Mama
pisah pas aku ehm awal SMP ya bener memasuki masa-masa suram itu hahaha.
Sebenernya sih ya aku ga terlalu deket sama mereka eee mamaku papaku, aku gak
deket ya cuma ya sedih aja, sedih gitu gatau kenapa sedih, keluargaku udah ga
lengkap, keluargaku udah ancur ya hahaha
Masa-masa suram tu gimana?
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Ya masa di mana aku mulai ikut main sama gengku dulu itu terus sedih banget sih
waktu Papa Mama pisah tuh ya kayak aduh sedih hmm aku habis itu kayak janji sih
aku gak mau menikah eee karena itu sih aku jadi sulit percaya sama hubungan dan
sama orang lain sih gimana ya ternyata orang yang sudah diikat sama janji suci aja
bisa pisah kok ya pemikiranku sih. Meskipun memang aku ga deket sama mereka
berdua dari kecil. Mereka semuanya sibuk, eee aku itu terbiasa sama apa-apa minta
dan dikasih juga, soalnya mereka tu kalo aku minta apa bakal langsung dikasih
tanpa tanya lagi buat apa. Untuk materi aku cukup sangat cukup bahkan berlebih
tapi aku selalu iri sama temen-temen. Terutama dulu waktu aku masih SD dulu itu.
Pembagian raport kan biasanya diambilin sama ortu kan ya, nah ortuku gak pernah
ngambilin yang ngambilin ya si mbak kayak apa ya yah sia sia dapet nilai bagus-
bagus gak diliat juga gitu sih kayak ya buat apa. Sedih sih sebenernya emang dari
kecil terus ya Mama Papa pisah tambah kayak yahh kalo gak niat punya keluarga
ngapain bikin keluarga gitu dari awal, mending ga usah bikin keluarga aja sekalian.
Ngapain bikin kalo akhirnya juga cuma dihancurin gitu. Eee meskipun aku gak
deket sama mereka, perpisahan mereka tetep bikin aku sedih, karena keluarga aku
udah ga utuh dan gimana ya eee tau kalau mereka sudah gak serumah itu rasanya
menyakitkan sih. Oh tiba-tiba keinget boleh lanjut cerita tentang diri gak ya?
Pengalaman perceraian
orangtua
Negative life events
Ya boleh banget dong, silahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
45
46
47
48
49
50
51
Aku eee aku itu dulu orangnya nakal, aku gimana ya aku suka ikut-ikutan ehm aku
kesepian sih sepertinya begitu. Jujur aja dulu itu aku coba cari cara biar Mama Papa
bareng lagi, aku coba kalo aku dipanggil ke sekolah ehm aku sebenernya orang yang
penakut sumpah aku orangnya takutan banget tapi beberapa hal seakan bikin aku
buat jadi nekat eee berani lah ya. Aku dulu juga selalu ngerasa kalo dunia itu jahat
banget sama aku. Aku juga gak punya teman seenggaknya yang beneran tulus
sampe akhirnya ya kuliah ini aku nemu beberapa temen yang beneran gitu tulus
Pandangan tentang diri
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Sampe aku dari dulu aku selalu mikir buat apa sih ngejalanin hidup, gini amat sih
gue idup ya ampun ngapain sih masih gini terus kenapa gak mati aja. Awalnya cuma
kayak gitu, bener-bener hmm ya cuma mikir kan mau mati pengen mati pokoknya
mau mati. Oiya aku juga ini loh suka ngebayangin, misal ada gunting di atas meja
gitu, aku suka ngebayangin gimana ya kalo itu nusuk aku, berdarah banyak ehm
sesakit apa ya itu gitu gitu deh bayanganku. Ya aku berpikir akutu anak yang gak
diharapkan, eee aku berasa gagal dalam segala hal. Dalam pertemanan, keluarga, ya
semuanya sih. Bayangin aja aku masih berapa tahun ya itu SMP pokoknya udah
mikir berat banget rasanya kayak tiap hari mau mati aja gitu. Ini juga selalu kalo pas
ada masalah dateng gitu pasti selalu mikir aduh gitu apa lagi, terus kalo seneng dikit
tu rasanya kayak oke jangan seneng banget pasti nanti sedih oke jangan ketipu sama
hidup, ya eee sampe bener-bener segitunya tuh loh. Apa sih mending mati gitu tapi
masih takut dulu itu takut sakit jadi cuma suka ngebayangin aja, suka minta ya
semoga besok mati semoga besok gak bangun tidur udah mati
Pemikiran bunuh diri
Ehm sejak kapan itu kamu memiliki pemikiran bunuh diri?
66
67
68
Hahaha, kapan ya tanggal bulan tahun? Hmm lupa. Yang aku ingat dari SMP sih
dan yahh hidupku menjadi gak tau kenapa kok terus memburuk gitu. Yang paling
buruk sih sewaktu Oktober sampe Desember 2018 sih
Apakah boleh diceritakan yang dari SMP itu kenapa kok punya pemikiran bunuh
diri?
69
70
SMP aku tuh ga punya banyak temen, karna ya waktu itu ada kejadian bangsat yang
kejadiannya tidak seperti itu, hmm intinya aku pernah dilecehkan sama dulu sih dia
Pengalaman dilecehkan
dan tidak memiliki teman
Negative life events
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
pacarku, dan tau gak eee itu yang dihukum aku doang. Aku gak boleh ikut semua
kegiatan selama setahun bayangin, dan ya si cowok itu bebas. Nah aku tambah benci
sama patriaki, maksudnya kenapa cuma perempuannya ehm aku yang dihukum,
terlebih lagi hoax yang disebarkan oleh guru BK yang bangsat itu, yaudahlah biar
nanti Tuhan yang membalas. Ya dia tu guru BK lo sebenarnya kejadian sebenarnya
tidak seperti itu, tidak seperti yang diceritakan guru BK itu. Ya sejak kejadian itu.
Aku tambah ga punya teman, teman-teman sekelas ku mungkin ga enak, aku ga
ngerti sih maksudnya mereka gapeduli atau gimana, tapi mereka jadi gak ngomong
tu lo sama aku, tapi kalau aku butuh bantuan mereka bantuin sih. Mereka kaya jaga
jarak doang sih hahaha mungkin gak mau ikutan kena masalah hmm, terus ga
membenci aku atau gimana gitu. Dulu tuh aku terlalu merasa melankolis kali ya pas
SMP tuh, mungkin karna SMP aku mulai menyadari banyak hal gitu, kaya keadaan
keluargaku, terus masa laluku yang ternyata cukup haha memalukan untuk diinget.
Aku apa ya ya aku merasa hidupku hancur banget sih SMP. Aku tau banyak hal aku
ngerti masalah yang dihadapi Mama Papaku, aku ehm ya dilecehkan oleh mantan
pacarku. Ya bukan pelecehan yang gimana-gimana sih, cuma dicium di bibir
sebenernya, tapi di depan ruang guru bayangin aja. Mana waktu itu aku diem aja ya
aku kaget aku gak tau kenapa kok malah diem aja, bego sih harusnya aku teriak
hahaha. Ya semenjak saat itu tu lo keanggotaan OSIS ku dicopot, aku gak boleh ikut
semua ekstra di sekolah bahkan semua orang nyalahin aku. Semua bener-bener
semua ehm ya bilang aku kok mau-maunya kok apasih cewek murahan dan ya
sebagainya. Hah kalau diinget-inget ya sedih banget sih. Tapi setelah itu, kayak ya
hidupku hancur mulai dari situ. Eee mulai dari situ aku ehm kan gak punya teman,
gak ada yang mau temenan sama aku ya gak ngerti sih sebenernya kenapa kok
mereka gak mau temenan lagi sama aku. Eh tapi aku masuk sekolah terus loh
bayangin keren juga aku dulu, ya gak sih eee gak keren soalnya waktu itu mikirnya
ya mau bolos apa enggak juga masalahnya bakal tetep ada yah sama aja eee kalo
gak masuk kayaknya juga malah ga dapet apa-apa yaudah lah masuk sekolah juga
ga dapet apa-apa eee dijauhin doang yaudah gitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
Sedih banget sih tapi itu sebenernya eee ya gimana yang dulu selalu ada temen jadi
gak ada temen, bahkan mau gabung sama beberapa temen yang gak deket sama aku
juga susah yaudah kenapa ya masih gak tau juga kenapa mereka jauhin aku sih, eee
oh kalo anak kelas lain sebenernya ga gitu ngejahuin sih ya masih nyapa-nyapa aja
tapi kan apa ya beda gitu loh apa eee beda circle lah ya istilahnya. Heheheh lucu ya.
Aneh mikirku waktu itu terus eee ya aku juga pernah pernah dilabrak di eee kantin
gitu. Waktu itu kan lagi ya jajan gitu biasa di kantin terus ada gitu gerombolan si
centil dkk eee sampe sekarang aku masih dendam sih gak suka aja sama mereka eee
gatau masalah sebenernya terus ikut main labrak aja. Kayak aduh eee bukan
urusanmu koe ki sopo. Tapi waktu dulu aku ya cuma nangis eee nangis sendirian
juga ya mereka berbanyak terus ngata-ngatain aku ya eee jahat sih terus pake bilang
ya pantes ortunya cerai hahaha itu kuinget banget sih jahat banget deh itu ya. Kek
gimana ya eee kenapa gitu yang kena masalah gue kok lu ambil pusing? Ngerugiin
idup lu juga kagak kok lu ikutan ngehakimin gue, gitu sih mikirnya waktu itu. Nah
terus ya karena itu aku yang tadinya eee oke aja ga punya temen selama beberapa
minggu waktu itu tu jadi mikir, gak sih ini ah aku harus punya temen sih, paling gak
buat ngelabrak mereka balik. Yaudah deh aku cari temen dari sekolah lain. Terus
yang mau nerima aku ya anak-anak yang dibilang nakal juga, tapi aku udah gak
peduli. Toh sebenernya aku gak butuh temen, aku cuma gak suka sendiri aja. Aku
mulai coba-coba ngerokok juga ya gapapa sih toh gak ada yang ngelarang aku kan?
Kakakku cowok tau juga kok aku ngerokok. Oh ya terus SMA ya, aku mulai
pacaran lagi oh ehm aku gak bodoh sih dalam pelajaran, aku lumayan kalau nilai
gak paling pinter tapi aku gak bodoh juga. Eee oya SMA eee nothing special untuk
diceritakan biasa aja gitu ga ada kejadian yang bener-bener bikin sedih atau bikin
seneng ya bener-bener biasa aja. Hmm apa ya kalo SMA tu aku malah udah punya
temen lagi sih terus oh aku punya adik tiri tapi ya gapapa udah ga berasa aja gitu,
apa ya SMA beneran ga kenapa napa sih. Ya aku merokok masih eee pas SMA
masih eee tambah parah merokoknya, aku juga suka keluar malem apa lagi ya hmm.
Ya itu aku mulai pacaran lagi. Gak sehat sih aku tau iya dah gak bener lah
Dibully oleh kakak kelas
sehingga mencari teman
dari sekolah lain
Negative life events
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
129 pacaranku sampe ya ini Ntan, aku kepentok di hal yang pernah aku ceritain itu
Nah hal itu, apakah boleh diceritakan lagi?
130 Boleh dong hehehe tapi namanya gak diliatin ya ini
Iya enggak kok
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
Oke, ya dulu itu aku kan pernah sempat hamil pas kuliah ini yang bulan Oktober
2018 itu. Nah ini yang bikin aku awal mula kepikiran, apa ya aku mati aja ya, aduh
cewek sampah aku, posisi waktu itu aku kan sudah putus sama pacarku ehm sebut
aja si H gitu ya H hahaha hantu ah abaikan oke lanjut. Jadi eee yang bikin keadaan
jadi sulit tu karena aku pacaran sama dia eee terus berapa eee 2 tahun kayaknya
segitu sih lama eee aku tu sudah sayang sama dia, beneran yang sayang. Gak kayak
aku pacar-pacaran sebelumnya terus ya ada masalah, dia tu gimana ya eee selingkuh
lah ya ga ngerti ya kami putus hm sebenernya kami tu kami beberapa kali sudah
sempat putus. Tapi yang apa yang masih kontakan eee ketemuan ya chat telpon ya
aku masih bareng dia, ya putus putus ga putus gitu. Sampe akhirnya, putus yang
terakhir ini eee aku yang bilang ke dia buat ayo beneran putus ya eee gak usah
kontak lagi eh tapi ya ini malah terus kok ketahuan aku hamil. Aku kemarin pasca
putus juga ya ee masih tidur sih sama dia masih gitu sama dia juga hehehe ya eee
salah sih iya eee terus nah ya aku kan putus dari apa itu ehm dari Agustus ya akhir
Juli menuju Agustus 2018 nah terus selama itu aku sudah gak dapet lagi sudah gak
mens. Awalnya aku kira ya karena aku stress aja kan pasca putus sama lagi ngerjain
eh awal awal skripsi kan ya itu ya gitu pokoknya. Tapi kok makin lama badanku
makin aneh. Bayangin seorang aku males untuk ngerokok loh, kan ga normal ya.
Terus aku mulai kayak mual-mual itu sekitar Bulan September nah ya mulai mual
terus sering pingsan. Pernah tu ya aku pingsan pas di gereja mana waktu itu kan
beneran udah putus nih aku ke gereja tu ya sendirian eee ya malu banget tapi kayak
apa ya perasaanku gak enak takut gitu bawaannya. Sampe eee akhirnya pas baru pas
Oktober tapi masih awal sih itu, aku beraniin buat beli testpack ditemenin sama
temenku itu ehm sebut saja B. Nah ya hasilnya adalah positif. Nangis dong, bingung
juga sedih nyesel iya. Waktu itu aku gak langsung hubungi H soalnya aku bingung,
Pengalaman hamil di luar
nikah menyebabkan
pemikiran bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
nah eee ini yang kepikiran tu malah ya ampun idup ku gini amat dari dulu kok gak
pernah sih bahagia apa ya mending ga usah idup ya, itu eee mikirnya gitu kayak
aduh mau mati beneran takut banget bilang Mama nanti kalo Papa tau gimana mati
gue pasti diabisin aduh apa ya mati aja ya dan kamu tau aku masih inget betapa
merindingnya aku pas itu aduh gimana ya eee rasanya tu takut banget yang banget
beneran takut aduh kayak eee gelap udah rasanya bingung banget aku nangis teriak-
teriak. Nah di situ B berusaha buat nenangin aku bener-bener deh itu kalo ga ada B
gatau aku ya gimana-gimananya, eee terus abis itu aku aku hubungin si H, aku
nangis-nangis dan ceritain semua ke dia. Nah jawaban dia sebenernya bikin aku
tenang.
Apa jawabannya dia?
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
Waktu itu dia bilang, „gapapa tenang aja aku bakal tanggung jawab tapi tunggu aku
balik Jogja ya, nanti aku coba ngomong ortuku dulu di sini kamu tunggu dulu‟. And
you know Ntan, habis dia ngomong itu dia sulit dihubungi hahahaha brengsek
emang. Awalnya sih aku masih mikir dia ya lagi sibuk lama-lama ternyata ya begitu
dia menghilang, iya ehm beneran menghilang aku gak bisa hubungin dia dan
instagram dia juga dihapus gila gak tu orang maksudnya ya kalo emang ga mau
tanggung jawab ngapain dia bilang kayak gitu? Eh eee jadi awalnya dia tu ya masih
biasa eee kami balikan eh gatau sih aku menganggap itu kami balikan tapi terus
lama-lama ya dia makin slowrespon gitu kayak eee awalnya tu gimana ya sejam
terus beberapa jam kayak kalo chat tu kebanyakan sbb pasti lagi game lah alesan
macem-macem, aku ajak pergi juga sering gak bisa terus eee pernah satu kali aku
ngidam pengen banget makan siomay di daerah selatan nah dia bilangnya gak bisa
karena ada janjian sama temennya dari luar kota gak ngerti deh abis itu slowresp
banget lah eee terus ya ya bayangin ya ampun bayangin aja aku naik motor loh
sendirian nyari siomay iya siomay ke selatan ya pengen banget udahan nah terus aku
mulai mulai rada takut gimana gitu tapi eee waktu itu kayak eee udah gapapa dia
gak bakal pergi. Nah sampe akhirnya ya gini deh beneran pergi dia hahaha ya
ampun parah banget sedih banget sih gak tau sih dia di mana beneran ngilang yang
Pemikiran bunuh diri
karena menggugurkan
kandungan
Motivasi bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
gak ada kabar sama sekali. Jujur aja sebenernya aku gak bisa kalo ngejalanin ini
sendiri kan, udah masuk bulan kedua di Bulan November itu ehm ya sebenernya aku
gatau persis bayi itu umurnya udah bulan keberapa karena aku juga baru sadar
Oktober dan aku ga berani periksa ke dokter. Pada akhirnya aku yah menggugurkan
dia dengan obat. Posisi aku di kosan, udah berdarah-darah parah banget aku nangis-
nangis sakit gila itu eee aku ditemenin sama temen kosku dia juga nangis ngeliat aku
kayak gitu. Ya sebenernya dia tu udah ngelarang aku buat lakuin ini tapi gimana aku
ga bisa aku ya eee udah jadi pembunuh hari itu. Hancur banget aku eee ga ngerti
lagi itu berat banget kayak apa ya gatau deh eee ya aku pembunuh anak aku sendiri.
Hancur banget itu aku, kayak gimana ya wah udah jadi seorang pembunuh. Itu sih
yang bikin aku bener-bener ingin mati aja aku. Semua kejadian yang dulu-dulu juga
kayak meloncat keluar lagi kayak apa ya ehm ditambah ini aku semakin merasa aku
gak guna banget. Waktu itu juga mikir sih, sebenernya kalo aku mati gak ada yang
sedih juga kayaknya. Apaan ini gini aja H gak peduli, Mama sibuk yah apalagi Papa
kan, eee gak usah ditanya deh. Mungkin abangku sih, ya tapi peduli amat deh aku
gak cerita malah gimana-gimana nanti. Aku dah bener-bener apa ya sendirian,
beneran sendiri. Ya eee pikiran itu bener-bener eee berputar eee terngiang terus di
kepala ku dalam waktu yang cukup lama sih. Kejadian itu bikin aku jadi ansos, aku
beneran menghilang dan menjauhi semua orang. Bahkan aku bener-bener menutup
diri dari eee apa ya dari lingkungan aku di kamar doang beneran yang di kamar aja.
Mau kayak apa ke psikolog takut anjir dosa banget gue eee ya gitu takut semuanya
sedih gitu
Waktu itu kamu hanya memikirkan ingin mati atau sudah berupaya suatu hal?
206
207
208
209
210
211
Udah, aku udah sempat mau gantung diri tapi temen sekosanku masuk kamar
jadinya aku batal eee sebenernya baru siap-siap talinya gitu sih terus dia malah ke
kamar dan cukup lama di kamar nemenin aku terus ya bener-bener apa eee ngurusin
aku gitu sih kayak ibu-ibu ngurus anaknya sakit, oya itu posisi aku sudah gak
mengandung ya hmm dan ya berlanjut jadi apa selfharm tiap malem aku gak bisa
tidur aku cuma diem aja, aku dah sampe ga bisa nangis pas itu rasanya sesak banget
Percobaan bunuh diri Perkembangan
motivasi bunuh diri
menjadi perilaku
bunuh diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
aku cuma jeduk-jedukin kepalaku di tembok sambil pegang pisau tapi gak aku tusuk
ya cuma sayat-sayat gitu, terus eee pernah aku minum obat gatau udahan ya itu obat
apa aku minum aja eee banyak terus sampe muntah lemes tapi kok gak mati bingung
juga sih. Sampai ada satu malam, aku juga kayak setengah sadar sih rasanya ya
hmm aku pegang pisau terus aku ehm pokoknya tanganku sudah berdarah banyak
banget itu kayaknya subuh deh. Yang aku pikirin saat itu cuma satu, oke akhirnya
aku bakal pergi beneran. Tiba-tiba temen sekosku tu masuk kamarku, waktu itu dia
nganter laundry an gitu ya ampun kok bisa ya dia tu nganter cucian malem-malem
ya pas aja sih gitu eee kayak emang udah di apa ya udah takdir gitu lho kalo dia
bakal tau. Dia langsung nangis terus meluk aku terus ya bentar doang sih dia
meluknya soalnya abis itu dia panik dia langsung telpon cowoknya kan abis itu dia
ambilin perban dulu ya pokoknya disitu aku udah lemes banget. Darahku udah
banyak banget keluarnya, ya singkat cerita udah ke rumah sakit dan aku dirawat
juga soalnya ternyata aku juga kekurangan cairan hahaha iya sih aku jarang banget
minum, makan aja jarang hahaha
Apa yang sebenernya kamu harapkan dari percobaan ini?
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
Mati lah hahaha apa ya sebenernya ga se simpel itu sih, aku jujur ya aku pengen
mati, tapi belum mau mati hmm aku pengen liat si H dateng enggak ke
pemakamanku, aku pengen dia ngerasa bersalah seumur idup deh kayak aku ngerasa
salah banget sama bayiku ini. Aku aduh mau nangis kan hahaha sori sori. Aku
pengen mati dan pengen H merasa bersalah banget. Jujur aku juga sebenernya udah
ngerasa ngelakuin hal yang jahat ke bayiku jadi aku waktu itu berpikir hukuman
yang pantas buat aku adalah mati. Tapi ternyata eee apa ya sepertinya hukuman buat
aku itu bukan mati. Tapi aku harus menghadapi hidupku gitu, aku ya eee
memperbaikinya harus. Aku dibantu banget sih sama temen kosku itu, dia itu ya dia
tu dah kayak penyelamatku lah bener-bener deh aku sayang sama dia. Udah kayak
kakak cewekku gitu eee dia baik banget nemenin aku mastiin aku baik-baik aja dan
dia juga mau tetep temenan sama aku. Setelah keluar dari rumah sakit waktu itu juga
aku gak langsung berani eee apa ya tampil eee membaur lagi aku butuh waktu ya si
Hukuman untuk diri sendiri
yang menjadi berkah
Titik balik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
temen kosku itu yang nemenin beneran pelan-pelan gitu. Aku kan ya suka nyanyi
dia ajakin aku kadang buat karaokean ya gitu yang simpel-simpel. Nah eee dari
habis dari rumah sakit ya sebenernya masih ada kepikiran pengen mati tapi terus ya
aku sadar. Eee bayi ku bakal apa ya mungkin dia akan marah banget eee gak dia
pasti marah sama aku karena aku buang dia, dan dia akan tambah marah ketika aku
gak bisa memperbaikinya. Aku gak tau dapet pikiran itu dari mana eee pas di rumah
sakir sih itu kepikirannya kayak eee aku yang lama terus di rumah sakit eee kayak
membentuk aku yang baru hehehe tapi itu jadi kayak motivasi eee sebuah apa ya
keinginanku untuk hidup lagi eee untuk kembali menjalani hidup dan ya aku gak
menyesal sudah memilih untuk menjalani hidup hehehe aku sudah sejauh ini dan
ternyata aku bisa gitu kembali menjalani hidup, dan eee bukan sebagai hukuman
lagi melainkan sebagai kesempatan agar ia bisa memperbaiki kesalahan yang pernah
ia lakukan sebelumnya
Kalau kutanya apa yang membuatmu melanjutkan hidup ehm itu apa?
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
Rasa bersalahku pada bayiku eee ya tadi awalnya ingin menghukum diri gitu kan.
Yaa hmm aku merasa harus menebus dosa-dosaku dengan ya sekarang ini, ya aku
merasa harus menyelesaikan semua masalahku, apa ya aku belum lulus, aku mau
lulus. Aku belum punya kerjaan, aku harus punya kerjaan. Aku ngerasa udah buang
banyak waktuku kemarin-kemarin kayak ngapain aja gue selama ini. Aku ya
seenggaknya mau buat suatu hal yang bisa aku banggain. Eee lama-lama bukan
hukuman sih apa ya lama-lama aku memanfaatkan kesempatan ini, buat jadi diriku
yang baru udah aku buang diriku yang lama, aku mulai berani loh ambil part time
aku juga kan suka nyanyi jadi ya kadang di kafeku aku nyanyi ya kayak apa ya eee
aku ngeras idup lagi, terus setelahnya itu aku sambil ngerjain skripsi juga sih eee
pokoknya aku harus lulus, oya aku ikut kegiatan volunteer gitu ya eee belum pernah
aku ikut begituan lumayan juga ternyata kenal banyak orang wah eee keren sih bisa
denger cerita dari banyak orang yang sebelumnya aku gak ada kenal sama sekali
kayak eee wah keren gitu, ya aku berusaha apa ya dengan apa yang aku punya
pokoknya biar bisa berguna aku oh bisa ini oke aku eee bisa apa lagi ya kira-kira
Keluar dari zona lama Peningkatan aspek
positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
268
269
270
271
272
bisa nambah bisa apa ya eee gitu sih pengen ngelakuin hal yang kayak apa sih dulu
aku buang-buang waktu sekarang mau aku isi waktuku yang kebuang itu oya ini
juga eee aku ngurangin rokok hehehe itu sebuah pencapaian, masih eee masih sih
tapi mengurangi kan udah bagus ya eee ya semoga bisa stop total gitu bukan apa apa
gimana, aku ya realistis uangnya bisa aku tabung hehehe
Dan ehm apakah sudah?
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
Satu sudah. Aku sudah lulus itu suatu kebanggan sih, seorang gue gitu lulus. Dan
yah hmm aku punya beberapa harapan sekarang, dan apa ya hmm yakin aja gitu
kalau tetep hidup eee tetep melanjutkan buat hidup pasti bakal ada yang terjadi ya
gimana ya eee itu pas aku nyoba bunuh diri seakan emang dilarang gak sih, kalo
emang udah saatnya mati kayaknya gak mungkin kalo temen kosku bisa nemuin
aku, ya aku pasti udah langsung mati kan, pasti udah eee apa ya beneran bunuh diri
gitu yang sampe mati tapi nyatanya ya ini gue di sini, pasti deh kalo gue berusaha
ngewujudin semua harapan pasti bisa tercapai gatau sih waktunya kapan eee aku sih
yakin kok ama diriku sendiri, ya secara eee sekarat dan aku bisa bertahan gitu kan
berarti semua hal lain nantinya pasti bisa, ya gak tau aku ngerasa lebih percaya sama
diriku kalo aku pasti bisa
Yakin dengan kemampuan
diri
Efikasi diri
Wah harapan apa itu?
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
Mungkin ga apa ya err terlalu muluk, aku pengen aja gitu punya panti asuhan. Ya ini
sebenernya karena jujur aja sampai sekarang aku masih ngerasa bersalah udah
ngebuang bayiku gak aku ngebunuh bukan ngebuang lagi. Aku merasa gimana ya,
aku pengen gitu ngerawat anak-anak yang mungkin mereka tidak diharapkan
orangtua mereka. Jujur itu penyesalan paling-paling sih dan sepertinya mau sampai
kapan pun aku akan hidup dalam penyesalan itu, tapi its okay. Kupikir aku sudah
deal with it, aku akan simpan penyesalan itu aku akan hidup dalam penyesalan itu
seumur hidupku tapi, aku jamin penyesalan itulah yang akan terus buat harapanku
ini ehm apa ya terus berkobar gitu. Hmm harapan iya aku pikir harapan juga buat
aku mau kembali lagi hidup sih yah gitu, ya memang betul masalah eee masalahku
yang itu adalah murni kesalahanku meskipun ada beberapa orang yang andil juga
Kemampuan mengelola
emosi negatif
Pengendalian impuls
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
295
296
297
298
299
300
301
eee terlibat dalam masalah itu, tapi aku ya terlibat jadi aku harus bertanggung jawab.
Nah sekarang aku juga mulai belajar dan sedikit-sedikit aku bisa kok oh ini bukan
karena aku gak papa, oh ini karena aku kalo gitu aku harus apa ya. Nah gitu eee aku
bisa mulai membedakan mana salahku yang beneran karna aku, mana yang bukan
murni karna aku doang kan bisa aja aku lagi sial atau ya gimana-gimana lainnya
kan. Eeee bisa mikir gini ya juga gak langsung sih dan ya bisa lumayan lah ya gak
nambah beban pikiran
Kalau aktivitas belakangan ini lagi sibuk apa?
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
Lagi jualan aja sambil nunggu dipanggil interview kerja sih, kemarin nyoba daftar
jadi pegawai bank hahaha doain ya tar kalo gue kaya gue mau liburan jauh gitu
hahaha. Tapi aktivitas ya sejauh ini bikin-bikin rajutan ini sih apa lumayan kan bisa
dijual. Biar ga gabut juga, seneng juga sih ngerajut apalagi tas ginian lucu aja gitu
ya aku menikmati ehm proses merajutnya bikin gimana ya tenang gitu apasih
rasanya kadang masih kepikiran dong jelas, emang bakal kepikiran seumur idup iye
gue sadar. Aku sengaja cari aktivitas setidaknya mengurangi kepikiranku, dan aku
menemukan ini merajut. Ohya aku juga sibuk fangirling hahahha dulu sih sempat
kan suka-suka gitu pas SMP terus lama berhenti sekarang suka lagi. Ya gitu deh
yang bikin aku tenang juga selain temen sekosku juga boyband ini, gatau sih mereka
tu lagunya ya ampun seakan-akan memelukku gitu sih
Cara untuk mengendalikan
emosi
Regulasi emosi
Boyband Korea ya pasti hahaha. Berarti sekarang kalo sedih eee fangirling ya?
313
314
315
316
317
318
319
320
321
Iyadong BTS hahaha. Sekarang pun apa ya kalau ada masalah, apa pun masalahnya
selalu larinya ke lagu. Lagunya merekalah, jadi bisa mikir gitu. Ya gatau mereka
kayak punya sihir hahaha mantra kali ya mantra dalam lagu hahaha jadi album
Kunto Aji nih hahaha bukan-bukan. Ya gitu sih intinya sekarang kalo lagi sedih
marah kecewa sama dunia hahaha gila kecewa sama dunia hahha larinya ke lagu
BTS gitu, ya itu salah satunya eee kalo sedih ngapain ya eee ya salah satunya sih,
tapi eee gimana nih sedih yang ada masalah gitu kan? Ya sekarang pertama biasanya
eee itu diem dulu sih, pikirin dulu bener-bener apa masalahnya, nah kalo malah
makin pusing atau bikin sedih aku lupain dulu bentar kok nah aku lupain ya gak
Mampu mengurai masalah
yang ada
Analisis penyebab
masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
322
323
324
325
326
beneran lupa ya aku sambil ngapain gitu, nah ini aku seringnya buka laptop yutuban
deh. Terus eee nah tengah-tengah yutuban nanti bisa kadang nemu solusi kadang
juga nanti kepikiran kok bisa ya eee masalah itu muncul karena apa ehm kenapa kok
muncul, siapa yang salah oh aku kalau aku oke solusinya apa kalau pun bukan aku
oke gapapa ayo dihadapi pasti ada solusi gitu sih sekarang kalo ada masalah
Hmm oke terakhir. Menurutmu hidup itu apa?
327
328
329
330
331
332
333
334
335
Wow gak pernah nyangka bakal ditanyain kayak gini. Hmmm apa ya hidup tu apa
ya, hidup itu ehm eee harapan iya hidup itu harapan. Rangkaian harapan. Semua
rasa ee kecewa senang sedih gembira apa pun itu ee marah asalnya dari harapan.
Harapan yang kita taruh entah di orang lain entah di kita sendiri. Eee harapan
rangkaian harapan yang bisa diusahakan jadi kenyataan tapi harus bisa sih. Nah
hidup itu kumpulan harapan yang bisa kita upayakan eee untuk kita jadikan ee
realisasikan jadi kenyataan, dengan segala usaha dan doa kalo inget doa hehehe
udah, tapi kalo aku sih aku yakin bisa jadi kenyataan harapanku jadi ya harus tetap
menjalani hidup udah gitu hehehe
Memiliki harapan di masa
mendatang
Optimisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI