TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN...

116
TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 k/pid/2012) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: AKHMAD FARID ZAMANI NIM : 1110045100033 KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN...

Page 1: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

(Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 k/pid/2012)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

AKHMAD FARID ZAMANI

NIM : 1110045100033

KONSENTRASI KEPIDANAAN ISLAM

PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak
Page 3: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak
Page 4: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak
Page 5: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

i

ABSTRAK

Akhmad Farid Zamani (1110045100033) “Tindak Pidana Penyertaan

Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung

Nomor 959K/Pid/2012). Konsentrasi Kepidanaan Islam, Program Studi Jinayah

Siyasah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta, Tahun 1436 H/2014 M. vii + 80 halaman + 1 lampiran

Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

pidana penyertaan pembunuhan yang terdapat di dalam putusan Mahkamah

Agung Nomor 959K/Pid/2012 yang memvonis Supri Lubis, Daud Siregar, dan

Ucok Lubis, dengan 12 tahun penjara. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui

apakah hukum Islam terhadap penyertaan pembunuhan, bagaimana pandangan

hukum Islam terhadap putusan Mahkamah Agung tersebut dan apa sanksi yang

diterapkan dalam hukum Islam terhadap putusan tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berarti penulis tidak

menggunakan sample. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan

dimana penulis melakukan pengidentifikasian secara sistemis dari sumber yang

berkaitan dengan objek kajian. Setelah data diperoleh penulis menganalisis secara

yuridis normatif data yang diperoleh terhadap objek kajian (Putusan Nomor

959K/Pid/2012).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hukum Islam memandang

penyertaan pembunuhan sebagai suatu bentuk kejahatan. Perspektif hukum Islam

terhadap putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan bahwasanya hukuman

yang dijatuhkan oleh Hakim Agung tidak sesuai dengan hukum Islam, karena

hanya menjatuhkan hukuman 12 tahun penjara, sedangkan hukuman yang

dijatuhkan oleh Islam yaitu kisas, yang artinya harus dibunuh.

Pembimbing : Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag

Daftar Pustaka : Tahun 1986 s.d. Tahun 2013

Page 6: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Juni 2014

Akhmad Farid Zamani

Page 7: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur terucapkan kepada Tuhan semesta alam Allah

Swt yang menganugerahkan sedikit ilmu-Nya kepada umat manusia. Shalawat

dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang membawa

ilmu Allah dan memberi contoh bagaimana mengamalkan ilmu itu, kemudian

semoga pula tersampaikan kepada keluarga dan sahabat Nabi secara keseluruhan.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang

secara langsung telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Dr. Phil. JM Muslimin, M.A

2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Jinayah Siyasah. Dr. Asmawi.

M.Ag dan Afwan Faizin. M.A. Terima kasih, atas ilmu, solusi dan

saran Bapak selama menjadi ketua dan sekretaris SJS.

3. Bapak Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag selaku dosen pembimbing skripsi

penulis. Terimakasih atas ilmu, waktu dan profesionalitas Bapak

sebagai dosen pembimbing skripsi dalam membimbing penulis.

4. Kementerian Pendidikan dan Budaya dan Kementerian Agama yang

telah memberikan beasiswa kepada penulis dari awal perkuliahan

sampai akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan Strata

1 penulis.

Page 8: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

iv

5. Bapak Pembantu Rektor UIN Jakarta, Bapak Dr. Sudarnoto Abdul

Hakim, M.A, dan Akademik Pusat UIN Jakarta yang telah membantu

melancarkan beasiswa penulis, khususnya Ka Amellia Hidayat S.Pd.

6. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis selama penulis belajar di Universitas ini.

7. Para pimpinan perpustakaan. Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan

Perpustakaan FSH UIN Jakarta. Terima kasih, telah memberikan

fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan.

8. Terimakasih penulis sampaikan secara khusus kepada Orang Tua

penulis, Ayahanda Nani Achmad Zailani dan Ibunda Muslimah, karena

mereka penulis ada sampai saat ini dan karena mereka penulis dapat

menyelesaikan studi dan skripsi ini.

9. Terimakasih penulis sampaikan kepada kakak dan kakak ipar penulis,

H. Ahmad Syauqi dan Hj. Netti Kurniasih, Hidayatullah dan Nita,

Zulkarnain, Arief Zulfiqor dan Mella, Sabaruddin dan Ipah Musrifah,

Syamsul Bakhri dan Rini, Syawaluddin Ikhsan dan Risa dan M. Salami

dan Ida Rasyidah, dan kepada para keponakan-keponakan penulis,

yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan

studi dan skripsi penulis.

10. Kepada anak-anak BRT, Riadi Barkan, M. Ilham, A.C. Anhari, A.

Rifai’i, dan Ali Al-Kaff.

Page 9: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

v

11. Terimakasih kepada teman-teman Pidana Islam UIN Jakarta angkatan

2010 yang telah mensupport penulis dalam perkuliahan maupun

penulisan skripsi ini.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik mereka diterima Allah Swt dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Jakarta, 23 Juni 2014

Akhmad Farid Zamani

Page 10: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

LEMBAR PERNYATAAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5

D. Tinjauan Pustaka 6

E. Metode Penelitian 9

F. Sistematika Penulisan 12

BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM HUKUM

PIDANA ISLAM

A. Konsep Tindak Pidana 14

1. Pengertian Tindak Pidana 14

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana 15

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana 16

B. Tindak Pidana Pembunuhan 18

1. Pengertian Tindak Pidana Pembunuhan 18

2. Macam-Macam dan Sanksi Pembunuhan 19

3. Unsur-Unsur Pembunuhan 23

4. Konsep Diat Menurut Hukum Islam 24

Page 11: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

vii

BAB III PENYERTAAN DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Penyertaan 31

B. Bentuk-bentuk Penyertaan 37

1. Turut Berbuat Langsung 34

2. Keturutsertaan Tidak Langsung 40

BAB IV PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 959K/PID/2012

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

A. Deskripsi Kasus Pembunuhan 50

1. Kronologi Pembunuhan 50

2. Dakwaan dan Tuntutan Jaksa 56

B. Putusan Hakim Mahkamah Agung 58

C. Analisa Putusan Mahkamah Agung Perspektif Hukum Islam

61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 75

B. Saran 75

DAFTAR PUSTAKA 77

LAMPIRAN

Page 12: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tahun-tahun terakhir ini semakin banyak terjadi kejahatan

terhadap jiwa manusia atau pembunuhan dalam masyarakat.1 Hal ini

merupakan suatu bentuk tindak pidana terhadap jiwa. Tindak pidana adalah

perbuatan yang oleh Undang-undang dinyatakan dilarang yang disertai

ancaman pidana pada barangsiapa yang melanggar larangan tersebut.2 Di

dalam Islam suatu perbuatan dapat dikatakan tindak pidana, jika memenuhi

unsur-unsurnya, meliputi al-rukn al-syar’i atau unsur formil, al-rukn al-madi

atau unsur materiil, dan al- rukn al-adabi atau unsur moril.3 Di dalam hukum

positif dan hukum Islam, tindak pidana tidak hanya terjadi pada satu orang

pelaku saja, seperti di dalam hukum positif yang termaktub dalam KUHP

yang menentukan bahwa barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang

lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama 15

tahun.4 Pasal ini adalah salah satu contoh yang hanya memberikan gambaran

tentang seseorang yang merampas nyawa (membunuh) seorang lain. Tetapi

dalam kenyataan sering terjadi bahwa lebih dari seorang terlibat dalam satu

1 Muhammad Amin Suma, dkk, Pidana Islam di Indonesia Peluang, Prospek dan Tantangan,

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), hlm. 87 2 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana: Bagian 3 Percobaan dan Penyertaan, (Jakarta:

PT RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 67 3 Muhammad Nurul Irfan dan Masyrofah, fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 2-3

4 Lihat Pasal 338 KUHP

Page 13: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

2

peristiwa tindak pidana5 atau apabila dalam suatu delict tersangkut beberapa

atau lebih dari seseorang6 dikenal dengan istilah penyertaan.

Hazewinkel-Suringa (halaman 230) menceritakan bahwa dahulu kala

perhatian hanya diarahkan kepada si pelaku saja, dan baru pada penghabisan

abad ke-18 dalam hukum pidana mulai diperhatikan sampai di mana juga

orang-orang lain yang turut serta itu dapat dipertanggungjawabkan dan

dikenai hukuman.7

Moeljatno mengatakan bahwa ajaran penyertaan sebagai

strafaufdehnungsgrund atau sebagai ajaran yang memperluas dapat

dipidananya orang yang tersangkut dalam timbulnya suatu perbuatan pidana.

Karena sebelum seseorang dapat dipertanggungjawabkan dalam hukum

pidana, orang itu sudah harus melakukan perbuatan pidana. Oleh karena itu, di

samping delik-delik biasa terdapat beberapa delik-delik seperti percobaan dan

delik penyertaan yang memperluas dapat dipidananya orang yang tersangkut

dalam timbulnya suatu perbuatan pidana (strafaufdehnungsgrund).8

Hubungan antar pelaku dalam melakukan tindak pidana tersebut dapat

bermacam-macam yaitu; (1) bersama-sama dalam suatu kejahatan; (2)

seorang mempunyai kehendak dan merencanakan sesuatu kejahatan

5 Frans Maramis, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, (Jakarta : Rajawali Pers,

2012), hlm. 213-214 6 Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah, (tt: Balai Lektur Mahasiswa, tt)

hlm. 1 7 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2003), hlm. 117 8Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 123

Page 14: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

3

sedangkan ia mempergunakan orang lain untuk melaksanakan tindak pidana

tersebut; (3) seorang saja yang melaksanakan tindak pidana, sedangkan orang

lain membantu melaksanakan tindak pidana tersebut.9

Menurut hukum Islam, apabila beberapa orang bersama-sama

melakukan suatu jarimah maka perbuatannya itu disebut turut berbuat jarimah

atau dikenal dengan Al-Isytirak10

atau yang kita kenal dengan penyertaan.

Islam membagi dua dalam penyertaan yaitu orang yang turut serta secara

langsung dan orang yang tidak turut serta secara langsung, untuk

membedakan antara orang yang turut serta secara langsung dan orang yang

tidak turut serta secara langsung Fukaha memberikan dua pembagian sebagai

berikut:

1. Orang yang turut serta secara langsung dalam melakukan tindak pidana

(syarik mubasyir ; perbuatannya dinamakan isytirak mubasyir)

2. Orang yang turut serta secara tidak langsung dalam melakukan suatu

tindak pidana (syarik mutasabbib ; perbuatannya disebut dengan isytirak

ghair mubasyir atau isytirak bi tasabbub).

Dasar pembedaan antara keduanya: yang pertama melakukan secara

langsung unsur material tindak pidana karena itu ia dinamakan syarik fil

mubasyarah (onmiddellijke daders/pelaku langsung), sedangkan yang kedua

9Teguh Prasetyo, Hukum Pidana: edisi Revisi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),

hlm. 203-204 10

Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,

2004), hlm. 67

Page 15: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

4

menjadi sebab terjadinya tindak pidana, baik karena janji, menghasut, atau

memberikan bantuan, tetapi tidak turut serta secara langsung melakukan unsur

material tindak pidana karena itu ia dinamakan syarik bi tasabbub (middellijke

daders/pelaku-tidak langsung). Para Fukaha hanya menerima masalah

“keikutsertaan – langsung” dan kurang memerhatikan masalah “keikutsertaan

– tidak langsung”.11

Di Indonesia terdapat tindak pidana penyertaan pembunuhan, seperti

contoh kasus yang diputuskan oleh Mahkamah Agung nomor 959K/Pid/2012

terkait masalah penyertaan pembunuhan yang dilakukan oleh Supri Lubis

alias Supri bersama-sama dengan Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO)

yang telah membunuh Fuad Hasan Nasution alias Lalat telah menggambarkan

bagaimana penyertaan pembunuhan itu dilakukan yang dilakukan secara

langsung.12

Bagaimana hukum Islam memandang akan dijelaskan dalam bab-

bab berikutnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merasa tertarik

untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang tindak pidana penyertaan

pembunuhan. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap pembunuhan ini,

maka dari itu penulis curahkan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul :

“Tindak Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Pidana Islam

(Analisa Putusan Mahkamah Agung Nomor : 959K/Pid/2012)”.

11

Alie Yafie, dkk, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam II, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu), hlm. 34-

35 12

Putusan Mahkamah Agung nomor: 959K/Pid/2012

Page 16: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

5

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan dalam pembahasan penelitian ini penulis

mencoba untuk membatasi masalah ini sebagai berikut:

1. Tindak pidana penyertaan pembunuhan ini merupakan tindak

pidana penyertaan pembunuhan seperti yang dimaksud dengan

putusan Mahkamah Agung nomor 959K/Pid/2012.

2. Hukum Islam yang dimaksud adalah kajian hukum pidana Islam

(fiqih jinayah) yang membahas tentang tindak pidana khususnya

tindak pidana penyertaan pembunuhan.

Beralih dari pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka

penulis mencoba untuk merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap penyertaan

pembunuhan?

2. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap putusan Mahkamah

Agung nomor: 959K/Pid/2012?

3. Bagaimana sanksi yang diterapkan terhadap putusan Mahkamah

Agung nomor 959K/Pid/2012 menurut pandangan hukum Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Dalam penelitian ini, penulisan ini bertujuan untuk :

a. Menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap tindak pidana

penyertaan pembunuhan.

Page 17: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

6

b. Menjelaskan pandangan hukum Islam terhadap putusan

Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012.

c. Menjelaskan sanksi yang diterapkan dalam hukum Islam terhadap

putusan Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012.

2. Manfaat penelitian

a. Hasil penelitian ini berguna untuk pengembangan studi hukum

Islam tentang hukum tindak pidana penyertaan pembunuhan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk pemerintah dalam

mengambil kebijakan hukum terkait dengan penyertaan

pembunuhan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk bahan pemikiran

bagi hakim dalam menentukan hukuman yang terkait dengan

tindak pidana penyertaan pembunuhan.

d. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk pihak-pihak yang

berkepentingan dalam transformasi hukum Islam dalam tindak

pidana penyertaan pembunuhan.

e. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk para akademisi yang ingin

membahas lebih jauh lagi tentang tindak pidana penyertaan

pembunuhan.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan telaah yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber

kepustakaan, berhubungan dengan skripsi yang penulis buat, terdapat

Page 18: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

7

sejumlah penelitian tentang topik tindak pidana yang dilakukan dengan

penyertaan yang telah dilakukan, baik yang mengkaji secara spesifik maupun

yang menyinggung secara umum. Untuk menghindari anggapan plagiasi

terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan review yang pernah ada.

Berikut tinjauan pustaka yang akan penulis paparkan.:

Karya ilmiyah dari skripsi Hanifah Azwar mahasiswi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Penyertaan dalam

Pembunuhan Berencana dalam Hukum Islam dan Hukum Positif (Kajian

Yurisprudensi No. 1429K/Pid/2010)”. Pokok masalah yang dikaji membahas

tentang pengertian tindak pidana, unsur-unsur tindak pidana, pengertian

penyertaan, bentuk-bentuk penyertaan, pengertian pembunuhan, macam-

macam pembunuhan, sanksi pidana dan konsep pemaafan.

Temuan penting dalam skripsi ini adalah bahwa putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan tidak sesuai dengan hukum Islam. Yang seharusnya

dalam hukum Islam bahwa pembunuhan harus dihukum kisas, artinya pelaku

harus dibalas dengan cara dibunuh lagi. Tetapi dalam putusan pengadilan

tersebut pelaku dikenai sanksi penjara selama 18 tahun.

Jadi dalam skripsi ini hanya menitik beratkan sanksi pada pelaku

utama saja, tanpa mencoba untuk melihat sanksi apa yang dijatuhkan kepada

para pembantu perbuatan pidana tersebut, sedangkan skripsi yang ditulis oleh

penulis ini ingin menjabarkan tentang semua pelaku penyertaan pembunuhan,

mulai dari pelaku utama sampai dengan para pelaku pembantu.

Page 19: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

8

Dalam skripsi yang ditulis oleh Hanifah Azwar tidak dicantumkan

pembagian tindak pidana, sehingga penulis merasa perlu untuk memasukkan

pembagian tindak pidana di dalam skripsi penulis. Selain itu dalam skripsi ini

juga tidak dimasukan secara per bagian dasar hukum tindak pidana

pembunuhan, hanya dibahas sekilas saja oleh karena itu penulis merasa perlu

untuk mencantumkan dasar hukum dalam bagian tersendiri. Penyertaan yang

dimaksud dalam skripsi Hanifah Azwar menurut hukum Islam merupakan

turut serta secara tidak langsung, sedangkan penulis berkisar tentang

penyertaan secara langsung. Meskipun terdapat kesamaan dalam menjelaskan

tindak pidana penyertaan pembunuhan secara umum dengan putusan

Mahkamah Agung yang berbeda.

Karya ilmiah dari skripsi Suniroh mahasiswi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Sanksi Pidana Atas Tindak Pidana

Penyertaan dalam Perampokan Menurut Hukum Pidana Islam dan Hukum

Pidana Indonesia (Analisa Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat)”. Pokok

masalah yang dikaji membahas tentang pengertian tindak pidana, unsur-unsur

tindak pidana, serta pembagian tindak pidana, pengertian penyertaan, bentuk-

bentuk penyertaan, pengertian perampokan, bentuk-bentuk perampokan,

sanksi pidana terhadap pelaku perampokan, sanksi pidana atas tindak pidana

penyertaan perampokan.

Temuan penting dalam skripsi ini adalah bahwa putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Barat tidak sesuai dengan hukum Islam. Yang seharusnya

Page 20: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

9

dalam kasus tersebut menurut hukum Islam, apabila pelaku mengambil harta

orang lain tanpa membunuh maka hukumannya adalah potong tangan dan

kakinya secara bersilang apabila ia melakukan pencurian lagi. Sedangkan

menurut hukum pidana Indonesia pelaku seharusnya dikenakan hukuman

penjara paling lama 12 tahun karena perbuatan tersebut dilakukan di jalan

umum.

Jadi dalam skripsi ini hanya menitikberatkan pada sanksi yang

diberikan pada pelaku perampokan yang disertai dengan kekerasan,

sedangkan skripsi yang ditulis oleh penulis ini menjelaskan tentang

penyertaan pembunuhan, meskipun terdapat kesamaan dalam menjelaskan

tindak pidana penyertaan secara umum dengan kasus penyertaan yang

berbeda.

E. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian hukum di bagi menjadi dua, yaitu penelitian

kualitatif dan kuantitatif.13

Penelitian kualitatif berarti tidak membutuhkan

populasi dan sampel, penelitian kuantitatif berarti menggunakan populasi dan

sampel dalam mengumpulkan data.14

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis,

yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

teori-teori hukum yang menjadi objek penelitian. Demikian juga hukum

14Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 98.

Page 21: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

10

dalam pelaksanaannya di dalam masyarakat yang berkenaan dengan objek

penelitian.15

2. Teknik pengumpulan data dan sumber data

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah menggunakan studi

kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan metode tunggal yang digunakan

dalam penelitian hukum normatif.16

Studi kepustakaan merupakan upaya

pengidentifikasian secara sistematis dan melakukan analisis terhadap

dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan tema,

objek dan masalah dalam suatu penelitian.17

Adapun sumber hukum yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang

mengikat.18

Dalam skripsi ini penulis menggunakan Al-Quran,

Hadis, Kitab dan yurisprudensi sebagai bahan hukum primer.

Yurisprudensi tersebut adalah putusan Mahkamah Agung

nomor 959K/Pid/2012 tentang tindak pidana penyertaan

pembunuhan.

b. Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer, seperti Rancangan Undang-

Undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan

15

Zainuddin ali, Metode Penelitian Hukum, hlm. 105-106 16

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm. 50 17

Jaenal Aripin dkk, Metode Penelitian Hukum, (Ciputat:Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010), hlm. 17 18

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan singkat),

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13

Page 22: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

11

hukum dan seterusnya. Penulis menggunakan buku-buku yang

terkait dengan masalah yang diteliti dalam penelitian ini.

c. Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan

sekunder; contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks

kumulatif dan seterusnya.19

3. Teknik analisi data

Analisis data pada penelitian hukum lazimnya dikerjakan melalui

pendekatan kuantitatif dan atau pendekatan kualitatif.20

Di dalam penelitian

ini menggunakan analisis kualitatif, analisis data yang digunakan adalah

analisis yuridis-normatif yang berarti membahas doktrin-doktrin atau asas-

asas dalam ilmu hukum. Penelitian yang menggunakan teknik analisis yuridis-

normatif merupakan penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang

terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan serta

norma-norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.21

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan pada penulisan skripsi ini merujuk pada

penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Tahun 2012.

19

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan singkat),

hlm. 13 20

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, hlm. 19 21

Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, hlm. 24

Page 23: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

12

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam BAB I penulis menguraikan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM HUKUM

ISLAM

Dalam BAB II penulis menguraikan tentang tindak pidana

pembunhan yang terdiri dari : konsep tindak pidana yang

meliputi pengertian tindak pidana, unsur-unsur tindak pidana,

jenis-jenis tindak pidana, dan pembunuhan yang meliputi

penegrtian pembunuhan, macam-macam pembunuhan, unsure-

unsur pembunuhan, dan konsep diat dalam pembunuhan.

BAB III PENYERTAAN DALAM HUKUM ISLAM

Dalam BAB III penulis menguraikan tentang penyertaan yang

meliputi: Pengertian penyertaan dan bentuk penyertaan.

BAB IV PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR

959K/PID/2012 PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Dalam BAB IV penulis menguraikan tentang analisis terhadap

putusan Mahkamah Agung nomor 959K/Pid/2012 perspektif

hukum Islam yang meliputi deskripsi kasus tindak pidana

Page 24: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

13

penyertaan pembunuhan yang terdiri dari: kronologis

pembunuhan, dakwaan dan tuntutan jaksa, putusan hakim

Mahkamah Agung, dan analisa putusan Mahkamah Agung.

BAB V PENUTUP

Dalam BAB V penulis menguraikan tentang penutup yang

merupakan hasil akhir meliputi kesimpulan berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan. Kemudian pada penutup ini

penulis juga memberikan saran-saran sesuai dengan pokok

permasalahan yang penulis kaji.

Page 25: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

14

BAB II

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN MENURUT HUKUM ISLAM

A. Konsep Tindak Pidana

1. Pengertian Tindak Pidana

Menurut Al-mawardi sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Qadir

Audah, tindak pidana diartikan sebagai jarimah yaitu perbuatan-perbuatan

yang dilarang oleh syarak yang diancam oleh Allah Swt. dengan hukuman

hudud atau takzir.1 Larangan-larangan syarak tersebut adakalanya berupa

mengerjakan perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang

diperintahkan.2

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindak pidana adalah

melakukan setiap perbuatan yang dilarang atau meninggalkan perbuatan yang

diperintahkan, atau melakukan atau meninggalkan perbuatan yang telah

ditetapkan hukum Islam atas keharaman dan diancamkan hukuman

terhadapnya.3

Dalam banyak kesempatan fukaha sering kali menggunakan kata

artinya suatu hasil إسم لما يجنيه المرء من شر وما اكتسبه Secara etimologis .الجنايت

perbutan buruk yang dilakukan seseorang. Kata الجنايت adalah bentuk masdar

dari kata جنى yang berarti seseorang melakukan perbuatan, dan ini adalah arti

1Alie, Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam I, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu), hlm. 87

2Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i fil Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i,

(Beirut: Al-Resalah, 1998), Juz I hlm. 66 3Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i fil Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i, Juz I,

hlm. 66

Page 26: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

15

secara umum. Akan tetapi biasanya secara khusus dibatasi untuk perbuatan

yang dilarang saja.4

Adapun secara istilah ilmu fikih jinayah adalah suatu perbuatan yang

dilarang oleh syarak, baik perbuatan itu mengenai jiwa, harta, maupun yang

lainnya. Akan tetapi mayoritas Fukaha menggunakan kata الجنايت hanya untuk

perbuatan yang mengenai jiwa atau anggota badan seseorang, seperti

pembunuhan, penganiayaan, pemukulan, dan pengguguran kandungan.

Adapula sebagian fukaha yang membatasi pemakaian kata الجنايت kepada

tindak pidana (jarimah) hudud dan kisas.5

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Ditinjau dari hukum Islam unsur-unsur jarimah atau tindak pidana

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Al-rukn al-Syar‟i atau unsur formil ialah unsur yang menyatakan bahwa

seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku jarimah jika ada undang-

undang yang secara tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada

pelaku tindak pidana.

b. Al-rukn al-madi atau unsur materil ialah unsur yang menyatakan bahwa

seseorang dapat dijatuhkan pidana jika ia benar-benar terbukti melakukan

sebuah jarimah, baik yang bersifat positif (aktif dalam melakukan sesuatu)

maupun yang bersifat negatif (pasif dalam melakukan sesuatu).

4Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i fil Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i, Juz I,

hlm. 67 5Alie, Yafie, Ensiklopedi Hukum Islam I, hlm. 88.

Page 27: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

16

c. Al-rukn al-adabi atau unsur moril ialah unsur yang menyatakan bahwa

seseorang dapat dipersalahkan jika ia bukan orang gila, anak di bawah

umur, atau sedang di bawah ancaman.6

Di samping ketiga unsur di atas, setiap jarimah (tindak pidana)

mempunyai unsur-unsur khusus atau tersendiri pula yang antara satu bentuk

tindak pidana dan tindak pidana lainnya berbeda-beda. Misalnya, dalam

tindak pidana pencurian, barang yang dicuri itu mencapai satu nisab dan

barang yang dicuri diambil dari tempatnya secara diam-diam.7

3. Jenis-Jenis Tindak Pidana

Ditinjau dalam hukum Islam tindak pidana atau jarimah terbagi atas

tiga bagian, yaitu:

a. Jarimah kisas.

Kisas secara bahasa berarti sama rata, sepadan. Kata ini diambil dari

kata qashsh yang artinya pemotongan, atau dari kata iqtishash al-atsar

(mengikuti jejak). Definisi kisas secara istilah yaitu menindak pelaku

kejahatan; pembunuhan, pemotongan anggota tubuh, atau melukai anggota

tubuh, dengan hal yang sepadan.8

Terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Kisas karena melakukan jarimah

pembunuhan, 2. Kisas karena melakukan penganiayaan.

6Muhammad Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, hlm. 2-3

7Rahman Ritonga, dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve,

1999), jilid III, hlm. 806 8 Wahbah, Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, (Beirut: Darul fikr, 2008), hlm. 155.

Page 28: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

17

b. Jarimah hudud.

Kata dasar hudud adalah had secara bahasa yaitu المنع yang artinya

mencegah.9 Sedangkan menurut syara’, hudud adalah hukuman yang terukur

atas berbagai perbuatan tertentu, atau hukuman yang telah dipastikan bentuk

dan ukurannya di dalam syariat, baik hukuman itu karena melanggar hak

Allah maupun merugikan hak manusia.10

Terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu: Jarimah zina, Jarimah qadzaf

(menuduh muslimah baik-baik berbuat zina), Jarimah syurb al-khamr

(meminum minuman keras), Jarimah al-baghyu (pemberontakan), Jarimah al-

riddah (murtad), Jarimah al-sariqah (pencurian), Jarimah al-hirabah

(perampokan).11

Terbagi lagi menjadi dua bagian jika ditinjau dari segi dominasi hak,

yaitu: Hudud yang termasuk hak Allah, Hudud yang termasuk hak manusia.12

c. Jarimah takzir.

Menurut bahasa, takzir yaitu menghukum, diambil dari kata dasar

.(mencegah) المنع bermakna العزر13

Sedangkan menurut istilah yang dikemukakan Abu Zahra, takzir

adalah sanksi-sanksi hukum yang tidak disebutkan oleh Syari’ (Allah dan

9Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i fil Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i,

(Beirut: Al-Resalah, 1998), Juz II, hlm. 343. 10

Wahbah, Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, hlm. 259 11

Sayyid Sabiq, Fiqh As-sunnah, (tt: tp: tt), hlm. 228 12

M. Nurul Irfan, dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, hlm 16 13

Wahbah, Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, hlm. 359

Page 29: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

18

Rasulullah) tentang jenis dan ukurannya. Syari‟ menyerahkan penentuan

ukurannya kepada ulul amri atau hakim yang mampu menggali hukum.14

B. Tindak Pidana Pembunuhan

1. Pengertian Tindak Pidana Pembunuhan

Pembunuhan merupakan perbuatan dengan sengaja menghilangkan

nyawa orang lain.15

Menurut hukum Islam pembunuhan disebut dengan القتل

berasal dari kata قتل yang sinonimnya اماث artinya mematikan. Abdul Qadir

Audah memberikan definisi pembunuhan sebagai berikut:

Artinya: “Pembunuhan adalah perbuatan manusia yang

menghilangkan kehidupan yakni pembunuhan itu adalah menghilangkan

nyawa manusia dengan sebab perbuatan manusia lain”.16

Pembunuhan merupakan perbuatan yang dilarang oleh syara’. Allah

SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-An’am ayat 151

Artinya: “dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar".(Al-

An’am (6) : 151).17

14

Abu Muhammad Zahra, Al-Jarimah wa Al-„Uqubah fi Fiqh Al-Islami, (Kairo: Dar Al-

Arabi, 1998), hlm. 57. 15

Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, hlm. 29 16

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad‟i,

(Beirut: Al-Risalah, 1998), juz II, hlm. 6 17

Lihat Al-Quran Surah Al-An’am (6) ayat 151

Page 30: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

19

2. Macam-Macam Pembunuhan dan Sanksi Pidana Pembunuhan

Hukum Islam mengatur tindakan penghilangan nyawa manusia ada

tiga macam, yaitu sebagai berikut.

1. Pembunuhan sengaja (‘amd),

Pembunuhan sengaja (‘amd) yaitu tindak pembunuhan terencana

menggunakan alat yang dapat mematikan, baik berupa benda tumpul seperti

kayu atau batu maupun benda tajam seperti pisau dan sejenisnya.18

Menurut Abdul Qadir Audah,

Artinya: “Pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan dimana

perbuatan yang mengakibatkan hilangnya nyawa itu disertai dengan niat

untuk membunuh korban”.19

Menurut Sayid Sabiq,

Artinya: “Pembunuhan sengaja adalah suatu pembunuhan di mana

seorang mukallaf sengaja untuk membunuh orang lain yang dijamin

keselamatannya, dengan menggunakan alat yang menurut dugaan kuat dapat

membunuh (mematikan)“.20

Adapun dasar hukum penghukuman bagi pelaku pembunuhan ini

adalah ayat Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 178

18

Wahbah, Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, hlm. 154 19

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad‟i, hlm.

10. Paragraf 6, lihat juga Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 20

Sayid Sabiq, Fiqh As-sunnahJuz II, (t.t: t.p, t.th), hlm. 329

Page 31: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

20

((۲)البقرة :

۱٨٧ (

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu kisas

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang

merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka

Barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah

(yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang

diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang

baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan

suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya

siksa yang sangat pedih“. (Al-Baqarah(2) : 178).21

Dasar hukum dari hadis Nabi adalah

Artinya: “Dari Abi Syuraih Al-Khuza‟i ia berkata: telah bersabda

Rasulullah Saw.: maka barangsiapa yang salah seorang anggota keluarganya

menjadi korban pembunuhan setelah ucapanku ini, keluarganya memiliki dua

pilihan: adakalanya memilih diat, atau memilih kisas”.(Hadits ini dikeluarkan

oleh Abu Dawud dan Nasa’i).

Berdasarkan ayat dan hadits di atas hukuman bagi pembunuhan

sengaja adalah terdiri dari dua pilihan, yaitu: kisas dan diat mughallazah

apabila keluarga memaafkan22

. Selain dari kedua itu sebagian fukaha

berpendapat dalam hukuman pokok terdapat hukuman lain yaitu takzir dan

kafarat, ini merupakan hukuman pengganti. Hukuman tambahan dari

21

Lihat Al-Quran Surah Al-Baqarah (2) ayat 178 22

Muhammad Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, hlm. 7

Page 32: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

21

pembunuhan ini ada dua: pencabutan hak mewaris, dan pencabutan hak

menerima wasiat.23

2. Pembunuhan tidak sengaja (khata’)

Pembunuhan tidak sengaja (khata‟) yaitu pelaku tidak berencana

melakukan pembunuhan. Misalnya dia melempari sesuatu seperti tembok,

hewan, atau pohon lalu lemparan itu mengenai orang; atau dia terjatuh dari

tempat yang tinggi dan menimpa orang di bawahnya hingga tewas. Pada

contoh pertama pelaku sengaja melakukan sesuatu (lemparan) tanpa maksud

mengenai target seseorang, sedangkan yang kedua pelaku tidak merencanakan

keduanya.

Sayid Sabiq berpendapat,

Artinya: “Pembunuhan karena kesalahan adalah apabila seorang

mukallaf melakukan perbuatan yang dibolehkan untuk dikerjakan, seperti

menembak binatang buruan atau membidik suatu sasaran, tetapi kemudian

mengenai orang yang dijamin keselamatannya dan membunuhnya”.24

Wahbah Zuhaili memberikan definisi sebagai berikut,

Artinya: “Pembunuhan karena kesalahan adalah pembunuhan yang

terjadi tanpa maksud melawan hukum, baik dalam perbuatannya maupun

objeknya“.25

23

Alie Yafie, Ensiklopedi Hukum Islam III, (Jakarta: PT Kharisma Ilmu),hlm. 271 24

Sayid Sabiq, Fiqh As-sunnah Juz II, hlm. 331 25

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 143

Page 33: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

22

Dasar hukum penghukuman pembunuhan ini adalah Al-Quran Surah

An-Nisa ayat 92.

Artinya: “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang

mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan Barangsiapa

membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan

seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan

kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga

terbunuh) bersedekah“. (An-Nisa (4) : 92)26

Pembunuhan ini mendapatkan hukuman berupa kewajiban membayar

diat ringan (mukhaffafah) terhadap ahli waris ashabah („aqilah) pelaku yang

dibayar dalam jangka waktu tiga tahun.27

Sayid Sabiq menerangkan

bahwasanya tidak hanya sebatas diat ringan tetapi pelaku juga menunaikan

kafarah, yaitu memerdekakan budak mukmin, jika tidak mampu maka pelaku

harus berpuasa dua tahun berturut-turut.28

3. Pembunuhan semi sengaja (syibh ‘amd)atau sengaja tapi keliru

(‘amdal-khata’).

Pembunuhan semi sengaja (syibh „amd) atau sengaja tapi keliru

(„amdal-khata‟), yaitu berencana melakukan pembunuhan dengan alat yang

biasanya tidak mematikan. Misalnya memukul seseorang dengan tongkat

26

Lihat Al-Quran Surah An-Nisa (4) ayat 92 27

Wahbah, Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, hlm. 154 28

Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah Juz II, hlm. 331

Page 34: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

23

yang ringan atau cambuk dan sebagainya yang tidak mematikan, lalu dia

tewas.29

Abdul Qadir Audah berpendapat,

Artinya: “Pembunuhan menyerupai sengaja adalah suatu

pembunuhan di mana pelaku sengaja memukul korban dengan tongkat,

cambuk, batu, tangan, atau benda lain yang mengakibatkan kematian“.30

Jenis hukuman pembunuhan ini adalah diat mughallazhah yang

diberikan waktu31

dan kafarat. Hukuman pengganti yaitu takzir sebagai

pengganti diat dan puasa sebagai pengganti kafarat, yaitu memerdekakan

budak atau bersedekah sesuai dengan harganya. Hukuman tambahan

pencabutan hak mewaris, dan pencabutan hak menerima wasiat.32

3. Unsur-Unsur Pembunuhan

Unsur-unsur pembunuhan dalam Islam terkait dengan jenis-jenis dan

macam-macam pembunuhan. Menurut Abdul Qadir Audah, Pembunuhan

sengaja memiliki unsur-unsur: 1. Korban yang dibunuh adalah manusia yang

hidup, 2. Pembunuhan itu merupakan perbuatan si pelaku, 3. Adanya maksud

dari pelaku untuk membunuh.33

Pembunuhan menyerupai sengaja memiliki unsur-unsur sebagai

berikut : 1. Adanya perbuatan pelaku ang mengakibatkan kematian, 2. Adanya

29

Wahbah Zuhaili, Al-Fiqhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, hlm. 154 30

Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, hlm. 141 31

Wahbah Zuhaili, Al-Fi qhu As-Syafi‟i Al-Muyassar, hlm. 154 32

Alie Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam III, hlm. 348 33

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad‟i Juz

II, hlm. 12

Page 35: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

24

kesengajaan dalam melakukan perbuatan, 3. Kematian adalah akibat dari

perbuatan pelaku.34

Menurut Abdul Qadir Audah, pembunuhan karena kesalahan memiliki

unsur-unsur sebagai berikut: 1. Adanya perbuatan yang mengakibatkan

matinya korban, 2. Perbuatan tersebut terjadi karena kesalahan (kelalaian)

pelaku, 3. Antara perbuatan kekeliruan dan kematian korban terdapat

hubungan sebab akibat.35

4. Konsep Diat Menurut Hukum Islam

Pengertian diat:

Menurut Sayid Sabiq diat adalah

Artinya: “Diat adalah sejumlah harta yang wajib ditunaikan dengan

sebab tindak kejahatan dan diserahkan kepada pihak korban atau walinya”.

Dikatakan وديج القتيل maksudnya aku menyerahkan diat kepada pihak

korban. Ketentuan diat berlaku terkait tindak kejahatan yang ada kisasnya dan

yang tidak ada kisasnya.36

Diat merupakan hukuman pokok dalam pembunuhan semi sengaja dan

tersalah. Diat juga merupakan hukuman pengganti kisas dalam tindak pidana

pembunuhan atau pelukaan yang dilakukan secara sengaja, apabila kisas

34

Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, hlm. 142-143 35

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad‟i Juz

II, hlm.108 paragraf 128, lihat Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, hlm. 146. 36

Sayid Sabiq, Fiqh As-Sunnah Juz II, hlm. 351

Page 36: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

25

digugurkan atau tidak bisa dilaksanakan.37

Hal ini untuk menunjukkan tidak

terukurnya tindak penganiayaan tersebut.38

Dasar hukum diat:

Dasar hukum diat adalah firman Allah Swt. Surah An-Nisa ayat 92,

Artinya: “Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang

mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan

Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia

memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat

yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka

(keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang

ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka (hendaklah si

pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si

terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa

yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua

bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah

Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.(An-Nisa (4): 92)39

Syarat-syarat wajibnya diat:

1. „Ishmah

37

A. Rahman Ritonga, dkk, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve,

1999), jilid III, hlm. 206 38

H.E. Hasan Saleh, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, (Jakarta: Rajawali Pers,

2008), hlm. 434 39

Lihat Al-Quran Surah An-Nisa (4) ayat 92

Page 37: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

26

Yakni, korban yang dibunuh adalah orang yang berstatus

ma‟shuum (memiliki „ishmah), yakni terlindungi darahnya. Pendapat ini

sejalan dengan jumhur.

2. At-Taqawwun

Yakni, korban yang dibunuh statusnya adalah mutaqawwim

(memiliki nilai).40

Macam-macam diat:

Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jenis diat. Menurut

Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan Imam Syafi’i dalam qaul qadim, diat

dapat dibayar dengan salah satu dari tiga jenis, yaitu unta, emas, atau perak.

Alasannya sebagai berikut.41

1. Hadis yang diriwayatkan oleh Amr ibn Hazm dari ayahnya dari

kakeknya, bahwa Rasulullah menulis surat kepada penduduk Yaman. Di

antara surat itu adalah:

Artinya: “Sesungguhnya barangsiapa yang membunuh seorang

mukmin tanpa alasan yang sah dan ada saksi, ia harus dikisas kecuali apabila

keluarga korban merelakan (memaafkannya), dan sesungguhnya dalam

menghilangkan nyawa harus membayar diat, berupa seratus ekor unta”.42

2. Dalam lanjutan hadis Amr bin Hazm tersebut di atas yang

diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Rasulullah menyatakan:

40

Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, (Damaskus: Darul Fikr, 2007), hlm. 632 41

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 167 42

Abi Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib An-Nasa’i, As-Sunan Al-Kubro, (Beirut: Dar Al-

Kitab Al-‘Ilmiyah, 1991), hlm. 245, kitaab Al-Qasamah hadis Nomor 7058

Page 38: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

27

Artinya: “dan untuk keluarga yang memiliki emas, diatnya adalah

seribu dinar”.43

3. Penetap Sayidina Umar dalam hadis (atsar) yang diriwayatkan

oleh Baihaqi melalui Imam Syafi’i. Sayidina Umar menetapkan untuk

penduduk yang memiliki emas, diatnya adalah seribu dinar, dan untuk perak

diatnya adalah sepuluh ribu dirham.

Menurut Imam Abu Yusuf, Imam Muhammad ibn Hasan, dan Imam

Ahmad ibn Hanbal, jenis diat itu ada enam macam, yaitu: unta, emas, perak,

sapi, kambing, dan pakaian.44

Dalil pendapat ini adalah khutbah Umar ibn

Khattab r.a sebagaimana yang dikutip oleh Wahbah Zuhaili,

“sesungguhnya harga unta benar-benar telah mahal. “perawi

berkata, “lantas Umar ibn Khattab r.a menetapkan seribu dinar terhadap

pemilik emas, dua belas ribu dirham terhadap pemilik perak, dua ratus ekor

sapi terhadap pemilik sapi, dua ribu ekor kambing terhadap pemilik kambing

dan dua ratus setel pakaian kepada pemilik pakaian“.45

Diat mughallazah (diperberat) dan diat mukhaffafah (diperingan).

Ketentuan diat ada yang berat dan ada yang ringan. Diat ringan

ditetapkan terkait pembunuhan yang dilakukan tanpa sengaja. Sedangkan diat

berat ditetapkan terkait pembunuhan yang dilakukan semi sengaja. Adapun

diat pembunuhan sengaja apabila wali korban memafkan, menurut Syafi’i dan

penganut madzhab Hanbali dalam kondisi ini ditetapkan adalah diat berat.

Menurut Abu Hanifah, tidak ada diat terkait pembunuhan sengaja, tetapi yang

43

Abi Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib An-Nasa’i, As-Sunan Al-Kubro, hlm. 245, kitaab Al-

Qasamah hadis Nomor 7058 44

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 167-168 45

Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, (Damaskus: Darul Fikr, 2007), hlm. 635

Page 39: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

28

ditetapkan dalam kasus seperti ini adalah apa yang disepakati dalam

perdamaian antara kedua belah pihak, dan yang mereka sepakati dalam

perdamaian ini tidak dapat ditangguhkan.

Diat berat adalah seratus unta yang empat puluh di antaranya

mengandung anak di dalam perutnya.46

Berdasarkan hadis yang diriwayatkan

oleh Ibnu Majah :

Artinya: Telah meriwayatkan kepada kami, Muhammad ibn Bassyar.

„Abdurrahman ibn Muhdiy dan Muhammad ibn Ja‟far berkata: “Syu‟bah

dari Ayyub aku telah mendengar dari Qasim ibn Rabi‟ah dari „Abdillah ibn

Umar dari Nabi Saw berkata: pembunuhah semi disengaja dengan tongkat,

dan batu. Dalam pembunuhan ini ditetapkan dengan diat berat, seratus unta

yang empat puluh di antaranya adalah unta yang bunting, di dalam perutnya

ada anaknya”.47

Riwayat lain menjelaskan sebagaimana hadis yang dikeluarkan oleh

Tirmidzi dari Amru bin Syueb:

46

Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah Juz II, hlm. 353-354 47

Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar al-

Kitab, t.th), hlm. 877. kitaab Ad-Diyaah, hadits nomor2627

Page 40: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

29

Artinya: “Telah meriwayatkan kepada kami oleh Ahmad ibn Sa‟id Ad-

Darimi: telah meriwayatkan Hubban (dia ibn Hilal): telah meriwayatkan oleh

Muhammad ibn Rasyid: telah meriwayatkan oleh Sulaiman ibn Musa dari

„Amar ibn Syu‟aib, dari Bapaknya, dari kakeknya bahwa Nabi Muhammad

Saw berkata: “Barangsiapa membunuh seorang muslim dengan sengaja

diserahkan kepada wali korban, jika wali korban menginginkan kisas maka

dikisas, jika mereka menginginkan diat yaitu tiga puluh Hiqqah, tiga puluh

jaza‟ah, dan empat puluh khalifah. Jika mereka memafkan terhadap si pelaku

maka diat itu untuk diberikan kepada mereka”. (H.R. Tirmidzi).48

Selain Hanafiah, Muhammad ibn Hasan, dan Hanabilah diat

mughalladzah atau berat ini komposisinya dibagi empat kelompok, yaitu: 25

ekor unta bintu makhadl (unta betina umur 1-2 tahun), 25 ekor unta bintu

labun (unta betina umur 2-3 tahun), 25 ekor unta hiqqah (umur 4-3 tahun), 25

ekor unta jadzaah (umur 4-5 tahun). Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi

yang diriwayatkan oleh Az-Zuhri dari Saib ibn Yazid, ia berkata:

Artinya: “diat pada masa Rasulullah saw, dibagi empat kelompok,

dua puluh lima ekor unta jadza‟ah, dua puluh lima ekor unta hiqqah, dua

puluh lima ekor unta bintu labun, dan dua puluh lima ekor unta bintu

makhadl”.

Pemberatan diat dalam pembunuhan sengaja dan menyerupai sengaja,

dapat dilihat dalam tiga aspek, yaitu: 1. Pembayaran ditanggung sepenuhnya

oleh pelaku, 2. Pembayaran harus tunai, 3. Umur unta lebih dewasa. Misalnya,

48

Abi ‘Isa Muhammad ibn ‘Isa ibn Suurah ibn musa at-Tirmidzi, jaami‟u At-Tirmidzi,

(Riyadh: Dar Al-Salaam, 1999), hlm. 336-337. Abwaab ad-diyyah nomor hadis 1387.

Page 41: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

30

menurut Syafi’iyyah, unta harus berumur tiga tahun ke atas, bahkan sebagian

harus sedang bunting.49

Adapun diat ringan yang merupakan hukuman bagi pembunuhan tidak

sengaja atau tersalah yaitu: yaitu 100 ekor unta yang terdiri dari, 20 ekor

Hiqqah, 20 ekor Jadzaah, 20 ekor unta bintu makhadl, 20 ekor Bintu Labun,

20 ekor Ibnu Makhadl jantan.50

Berdasarkan hadis Nabi sebagai berikut:

Aspek lainnya diat ringan yaitu kewajiban pembayaran dibebankan

kepada „aqilah (keluarga) dan pembayaran dapat diangsur selama tiga tahun.52

49

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 171 50

H. Abdul Fatah Idris, dan H. Abu Ahmadi, Fikih Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),

hlm. 302 51

Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy, Sunan Ibn Majah, hlm. 879 kitaab Ad-

diyah hadis nomor 2631 52

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, hlm. 171

Page 42: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

31

BAB III

PENYERTAAN DALAM HUKUM ISLAM

A. Konsep Penyertaan dalam Tindak Pidana

1. Pengertian Penyertaan

Dalam hukum Islam penyertaan berasal dari kataإشتزك يشتزك إشتزاكا

yang berarti turut.1 Menurut Abdul Qadir Audah penyertaan adalah

م في تىفلد م كل مى ن فيسا ا أفزاد متعدد لد يزتكب احد ن مع يزتكة الجزيمت فزد يتعا ا أ يذ

ا غيزي عل تىفيذ

Artinya: “suatu jarimah kadang-kadang dilakukan oleh individu

sendiri, kadang-kadang dilakukan oleh beberapa orang yang masing-masing

individu mendapat bagian dalam pelaksanaan jarimah tersebut atau saling

membantu satu dengan yang lainnya demi terlaksananya jarimah tersebut”.2

Tindak pidana yang apabila dilakukan oleh beberapa orang, bentuk

kerjasama mereka tidak keluar dari empat kondisi berikut:

1. Pelaku turut melakukan tindak pidana, yakni melakukan unsur

material tindak pidana bersama orang lain (memberikan bagiannya

dalam dalam melaksanakan pidana tersebut);

2. Pelaku mengadakan pemufakatan dengan orang lain untuk

melakukan suatu tindak pidana;

1 A.W.Munawir, dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab, (Surabaya:

Pustaka Progressif, 2007), hlm. 800. 2 Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina‟i fi Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i,

(Beirut: Al-Risalah, 1998), juz II, hlm. 357

Page 43: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

32

3. Pelaku menghasut orang lain untuk melakukan tindak pidana;

4. Pelaku memberi bantuan atau kesempatan untuk dilakukannya

tindak pidana dengan berbagai cara, tanpa turut melakukan.3

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud penyertaan dalam tindak pidana adalah apabila dalam suatu tindak

pidana terdapat dua orang atau lebih dalam menjalankan tindak pidana

tersebut.

Adapun syarat-syarat umum keturutsertaan adalah sebagai berikut:

a. Para pelaku terdiri atas beberapa orang. Jika pelaku sendirian,

tidak ada istilah keturutsertaan langsung atau keturutsertaan tidak

langsung.

b. Para pelaku dihubungkan kepada suatu perbuatan yang dilarang

yang dijatuhi hukuman atas pelanggarannya. Jika perbuatan yang

dihubungkan kepadanya tidak demikian, berarti tidak ada tindak

pidana dan selanjutnya tidak ada istilah keturutsertaan.

2. Bentuk Penyertaan

Menurut hukum Islam, para fuqaha membedakan penyertaan ini dalam

dua bagian, yaitu: turut berbuat langsung (isytirak bil-mubasyir), orang yang

melakukannya disebut syarik mubasyir dan turut berbuat tidak langsung

(isytirak ghairul mubasyir/isytirak bit-tasabbub), orang yang melakukannya

3 Alie, Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam II, hlm. 34-35

Page 44: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

33

disebut syarik mutasabbib.4 Perbedaan antara kedua orang tersebut ialah kalau

orang pertama menjadi kawan nyata dalam pelaksanaan jarimah, sedang orang

kedua menjadi sebab adanya jarimah, baik karena janji-janji atau menyuruh

atau memberikan bantuan, tetapi tidak ikut serta secara nyata dalam

melaksanakannya.5

Harus dicermati terlebih dahulu bahwa para fukaha hanya mencermati

masalah “keturutsertaan langsung” dan kurang memerhatikan masalah

“keturutsertaan tidak langsung”. Hal ini disebabkan karena dua hal,

Sebab pertama, para fukaha memusatkan perhatian mereka untuk

menerangkan hukum-hukum pidana yang bentuk ukuran hukumannya telah

ditentukan oleh syarak, yaitu semua tindak pidana hudud dan kisas, karena

keduanya adalah tindak pidana yang bersifat tetap, tidak bisa diubah. Selain

itu, hukuman-hukumannya telah ditetapkan, tidak bisa ditambah atau

dikurangi. Adapun pada tindak pidana takzir, para fukaha kurang

memerhatikannya dan tidak menyusun hukum-hukumnya secara khusus

karena pada umumnya tindak pidana-tindak pidana takzir tidak bersifat tetap,

dapat berubah berdasarkan perubahan tempat dan waktu serta perbedaan sudut

pandang. Karena itu, hukuman-hukumannya bisa ditambah atau dikurangi.

Sebab kedua, kaidah (prinsip) umum dalam hukum Islam menetapkan

bahwa hukuman yang telah ditentukan hanya dijatuhkan kepada orang yang

4Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam, hlm. 154

5A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm. 155

Page 45: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

34

melakukan tindak pidana secara langsung, bukan kepada pelaku tidak

langsung. Kaidah ini diterapkan oleh imam Abu Hanifah secara teliti.

Para Fukaha yang lain mengecualikan kaidah tersebut pada tindak

pidana yang lain, yaitu tindak pidana pembunuhan dan pelukaan. Mereka

beralasan bahwa tindak pidana tersebut sesuai dengan tabiatnya dapat

dilakukan dengan langsung dan tidak langsung. Jika kaidah tersebut hanya

diterapkan atas pelaku langsung, hukuman yang telah ditentukan itu tidak bisa

dijatuhkan kepada pelaku langsung, padahal ia juga turut melakukan unsur

material tindak pidana, seperti pelaku langsung. Akan tetapi, para fukaha

membatasi pengecualian ini hanya pada para pelaku langsung. Adapun para

pelaku langsung tunduk kepada kaidah tersebut.

Jadi berdasarkan kaidah umum tersebut, pelaku tidak langsung,

penghasut misalnya, apabila turut melakukan tindak pidana yang diancamkan

hukuman tertentu, ia tidak dikenai hukuman tersebut sebab hukuman tersebut

hanya diancamkan kepada pelaku langsung. Artinya, keturutsertaan tidak

langsung termasuk tindak pidana takzir, baik pidananya itu hudud, kisas,

maupun takzir.6

1. Turut berbuat langsung

Menurut Abdul Qadir Audah, turut berbuat langsung adalah,

جد في حالت تعدد الجىاة ع مه الإشتزاك ي ذا الى ن ركه إشتزك المبشزيه : الأصل أن الذيه يبشز

الجزيمت الماد

6 Alie, Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, hlm. 35-36.

Page 46: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

35

Artinya: “Turut berbuat langsung pada dasarnya baru terjadi apabila

orang yang melakukan jarimah dengan nyata lebih dari seseorang atau

berbilangnya jumlah pelaku“.7

Turut berbuat langsung dapat terjadi, manakala seorang melakukan

sesuatu perbuatan yang dipandang sebagai permulaan pelaksanaan jarimah

yang sudah cukup disifati sebagai maksiat dan yang dimaksudkan untuk

melaksanakan jarimah itu. Dengan istilah sekarang yaitu apabila ia telah

melakukan percobaan, baik jarimah yang diperbuatnya itu selesai atau tidak,

karena selesai atau tidaknya suatu jarimah tidak mempengaruhi kedudukannya

sebagai orang yang turut berbuat langsung. Pengaruhnya hanya terbatas pada

besarnya hukuman, yaitu apabila jarimah yang diperbuatnya itu selesai,

sedang jarimah itu berupa jarimah had, maka pembuat dijatuhi hukuman had,

dan kalau tidak selesai maka hanya dijatuhi hukuman takzir.8

Di dalam turut berbuat langsung ini terdapat istilah yang dikenal

dengan tawafuq dan tamallu„. Mayoritas fukaha membedakan antara

tanggung jawab pelaku langsung pada kasus kebetulan atau spontanitas

(tawafuq) dan kasus pidana yang sudah direncanakan sebelumnya (tamalu).

Pada kasus kebetulan, setiap pelaku langsung hanya bertanggung jawab atas

akibat perbuatannya dan tidak bertanggung jawab atas perbuatan orang lain.

7 Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina‟i fi Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i, juz

II, hlm. 360. 8 A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hlm. 157

Page 47: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

36

Tawafuq bermakna niat orang-orang yang turut-serta dalam tindak

pidana adalah untuk melakukannya, tanpa ada kesepakatan (pemufakatan)

sebelumnya di antara mereka. Dengan kata lain, masing-masing pelaku

berbuat karena dorongan pribadinya dan pikirannya yang timbul seketika itu.

Dalam kasus tamalu, para pelaku telah sepakat untuk melakukan suatu tindak

pidana dan menginginkan bersama terwujudnya hasil tindak pidana itu. 9

Perlu dicatat bahwa fuqaha berbeda pendapat dalam mendefinisikan

makna at-tamallu„. Ulama Hanafiah, Ulama Syafi‟iyyah, dan Ulama

Hanabillah berdasarkan pendapat yang lebih raajih menurut mereka,

mengatakan bahwa at-tamallu„ menurut istilah mereka adalah kesamaan

keinginan para pelaku dalam suatu tindakan meskipun tidak didahului dengan

adanya kesepakatan di antara mereka sebelumnya, sekiranya mereka bersama-

sama melakukan tindakan kejahatan itu secara spontan meski tanpa didahului

dengan adanya rencana atau kesepakatan sebelumnya (pengeroyokan yang

terjadi spontan). Jadi menurut mereka, at-tamallu„ memiliki makna lebih luas,

mencakup pengeroyokan yang berarti tidak ada kesepakatan atau perencanaan

sebelumnya, dan mencakup perkomplotan atau konspirasi yang berarti

sebelumnya telah ada kesepakatan.10

9 Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina‟i fi Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i, juz

II, hlm. 360-361. 10

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, (Damaskus: Daarul Fikr, 2007), hlm.

564.

Page 48: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

37

Sementara itu, ulama Malikiyah mengatakan, at-tamallu‟ adalah

bersepakat dan berkomplot, yaitu ada dua orang atau lebih yang bermaksud

untuk membunuh seseorang dan memukulinya. Jadi, at-tamallu„ menghendaki

adanya kesepakatan yang dilakukan sebelumnya untuk melakukan suatu aksi

bahwa at-tawafuq (pengeroyokan yang terjadi secara spontan dan kebetulan)

dalam suatu aksi pelanggaran tidak dianggap sebagai at-tamallu„. Akan tetapi,

mereka semua tetap dihukum bunuh apabila mereka memiliki maksud dan

niat untuk melakukan serta hadir dalam aksi tersebut, meskipun akhirnya yang

melaksanakan aksinya hanya salah satu saja dari mereka sedangkan yang

lainnya hanya melihat dan mengawasi saja misalnya, namun dengan syarat

jika memang seandainya waktu itu mereka dimintai untuk membantu dalam

melaksanakan aksi itu, maka mereka akan membantu.

Menurut Ulama Malikiyah, orang-orang yang terlibat dalam suatu aksi

pembunuhan yang sebelumnya tidak ada kesepakatan dan perkomplotan di

antara mereka, maka mereka semua tetap dihukum bunuh, jika memang

mereka ikut memukul secara sengaja dan aniaya dan korban mati di tempat itu

juga, sementara pukulan-pukulan yang mereka lakukan tidak bisa terbedakan

antara satu dengan yang lainnya, atau bisa terbedakan akan tetapi tidak

diketahui mana pukulan yang mematikan dan yang membunuh.11

Hukuman pelaku langsung, pada dasarnya banyaknya pelaku tindak

pidana tidak mempengaruhi besarnya hukuman yang pantas dijatuhkan atas

11

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 564.

Page 49: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

38

mereka, yakni sama seperti melakukan tindak pidana sendirian. Karena itu,

hukuman yang dijatuhkan atas orang yang turut melakukan tindak pidana

(pelaku-penyerta) adalah sama seperti hukuman atas orang yang melakukan

secara sendirian meskipun ketika sedang bersama dengan lainnya, mereka

tidak melakukan seluruh perbuatan yang membentuk tindak pidana itu.12

Di dalam kasus pembunuhan, berdasarkan kesepakatan para imam

madzhab empat, secara syara„ wajib menghukum kisas sekelompok orang

karena membunuh satu orang. Hal ini dalam rangka saddudz dzaraa‟i

(menutup celah-celah yang bisa berpotensi dijadikan sebagai pintu masuk

kepada sesuatu yang terlarang). Karena jika mereka tidak dikisas semuanya,

tentunya itu akan berdampak pada pelaksanaan hukum kisas tidak bisa

dilakukan. Sebab jika demikian, tindakan pembunuhan dengan cara dilakukan

secara bersama-sama akan dijadikan sebagai trik dan rekayasa untuk terhindar

dari jeratan hukuman kisas. Di samping itu, banyak kasus pembunuhan yang

terjadi dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok orang, karena

biasanya suatu kasus pembunuhan tidak terjadi kecuali dilakukan dengan cara

bekerjasama oleh sekelompok orang.13

Para sahabat cepat tanggap dalam mengantisipasi permasalahan seperti

ini, sehingga mereka mengeluarkan fatwa kisas menyeluruh terhadap semua

anggota komplotan pembunuhan. Kejadian pertama kali kasus seperti ini

12

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina‟i fi Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i,

juz II, hlm. 363. 13

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 560-561.

Page 50: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

39

terjadi pada masa kekhalifahan Umar Ibnu Khattab, yaitu ada seorang suami

meninggalkan isterinya di kota Shan‟a bersama dengan seorang anak dari

isterinya yang lain. Lalu si isteri memiliki pria idaman lain dan melakukan hal

yang tidak baik. Perbuatan itu pun diketahui oleh si anak tersebut.

Si isteri itu kemudian berkata kepada pria idaman lainnya itu, “anak

ini telah mengetahui perbuatan kita, karena itu, bunuhlah ia.“ Namun, si laki-

laki itu menolak, hingga menyebabkan si isteri itu pun “ngambek“ dan tidak

mau lagi berhubungan dengan si laki-laki itu, sehingga si laki-laki itu pun

akhirnya memenuhi permintaan si isteri itu untuk membunuh anak tersebut.

Lalu ia pun melakukan pembunuhan terhadap anak itu bersama-sama dengan

seorang laki-laki lain, si isteri itu sendiri dan pembantunya dengan cara

memutilasi si anak dan menceburkannya ke dalam sumur. Kemudian kejadian

itu pun terungkap dan tersebar luas.

Setelah kejadian itu, Amir Yaman menangkap laki-laki itu dan ia pun

mengakui perbuatannya, kemudian para pelaku yang lain pun ikut mengakui

perbuatan mereka. Amir Yaman kemudian mengirim sepucuk surat kepada

Umar ibn Khattab, lalu Umar Ibn Khattab mengirim surat balasan yang

berisikan supaya mereka semua dihukum bunuh (kisas). Umar ibn Khattab

berkata, “Demi Allah, seandainya penduduk Shan‟a ikut bersama-sama

Page 51: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

40

membunuh anak itu, sungguh aku pasti akan menghukum bunuh mereka

semua“.14

2. Keturutsertaan tidak langsung.

Menurut Abdul Qadir Audah, keturutsertaan tidak langsung,

عل يعتبز شزيكا متسببا مه اتفك مع إعاو مه حزض غيزي أ ، غيزي عل إرتكاب فعل معالة علي

اإلعاوت عل ال التحزيض أ ن لاصدا اإلتفاق أ يشتزط في الشزيك أن يك جزيمتذا الفعل،

Artinya: “setiap orang yang bersepakat dengan orang lain untuk

melakukan suatu perbuatan yang dapat dijatuhi hukuman atasnya, orang

yang menghasut (menggerakkan) orang lain atau membantu dalam perbuatan

tersebut, dengan disyaratkan adanya kesengajaan dalam kebersepakatan,

penghasutan, dan pemberian bantuan tersebut“.15

Mutasabbib adalah pihak yang melakukan suatu tindakan yang

biasanya bisa mengakibatkan kerusakan atau kebinasaan sesuatu. Tindakan itu

sendiri sebenarnya bukan yang secara langsung memunculkan kebinasaan

tersebut, akan tetapi melalui perantara sesuatu yang lain yaitu tindakan orang

lain yang melakukannya dengan keinginan sendiri.16

Apabila tindakan pihak mutasabbib dianggap sebagai tindakan yang

melanggar dan melampaui batas, maka hanya dirinya saja yang bertanggung

14

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 561. 15

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 365-366 16

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 574.

Page 52: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

41

jawab. Hal ini berdasarkan kaidah, “mutasabbib tidak dituntut

bertanggungjawaban kecuali jika ia melakukan tindakan yang melanggar“

apakah itu memang sengaja atau tidak. Atau berdasarkan kaidah, “suatu

tindakan disandarkan atau dinisbatkan kepada mutasabbib apabila tidak ada

perantaraan yang menengahi“ yaitu ketika tidak dimungkinkan untuk

menuntut pertanggungjawaban dari pelaku langsung karena pelaku langsung

adalah orang yang tidak mungkin diminta pertanggung jawaban atau pelaku

langsungnya tidak ada atau tidak diketahui, atau tindakan mutasabbib lebih

kuat efek dan lebih dominan dari pada tindakan pelaku langsung.

Kesimpulannya, pihak mutasabbib adalah yang harus bertanggung jawab

apabila tindakannya yang menjadi sebab itu lebih dominan daripada tindakan

pelaku langsung.17

Menurut Jumhur selain ulama Hanafiah, dalam kasus pembunuhan

pelaku langsung dan pelaku tidak langsung dapat bersama-sama dijatuhkan

hukuman. Dalam kasus paksaan untuk melakukan pembunuhan, baik pihak

yang memaksa maupun pihak yang dipaksa keduanya sama-sama dikisas,

karena pihak yang dipaksa pada faktanya adalah pihak yang menjalankan

pembunuhan secara langsung, sedangkan pihak yang memaksa adalah pihak

yang menjadi penyebabnya (mutasabbib).

Dalam kasus pembunuhan lain, dimana terdapat pelaku yang

berjumlah dua orang, salah satunya memegangi korban dan yang satunya yang

17

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 575.

Page 53: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

42

melakukan pembunuhan terhadap korban, ulama Malikiyah memiliki

pendapat yang berbeda dengan pendapat ulama madzhab yang lain, yaitu

kedua-duanya sama-sama dikisas, karena pelaku yang bertugas memegangi

korban adalah sebagai mutasabbib dan rekannya yang bertugas membunuh

adalah sebagai pelaku langsung. 18

Yang dianggap turut berbuat tidak langsung adalah setiap orang yang

mengadakan perjanjian dengan orang lain untuk melakukan sesuatu perbuatan

yang dapat dihukum, atau menyuruh orang lain, atau memberikan bantuan

dalam perbuatan tersebut dengan disertai kesengajaan dalam persepakatan dan

menyuruh serta memberi bantuan.19

Unsur-unsur keturutsertaan tidak langsung ada tiga, yaitu sebagai

berikut:

1. Perbuatan yang dapat dijatuhi hukuman pidana(tindak pidana).

2. Cara mewujudkan perbuatan tersebut, yaitu mengadakan

persepakatan, penghasutan, atau pemberian bantuan.

3. Niat dari pelaku tidak langsung agar perbuatan yang dimaksudkan

dapat terjadi.20

Unsur pertama, untuk terjadinya keturutsertaan disyaratkan adanya

perbuatan yang dapat dijatuhi hukuman dan perbuatan tersebut harus terjadi

meskipun tidak harus selesai secara sempurna. Karena itu, dalam percobaan

18

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 576. 19

A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, hlm. 162-163 20

Alie, Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam II, hlm.41

Page 54: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

43

tindak pidana, pelaku tidak langsung dapat dijatuhi hukuman. Demikian juga,

untuk menjatuhkan hukuman kepada pelaku tidak langsung, pelaku langsung

tidaklah harus dijatuhi hukuman. Hal ini karena terkadang pelaku langsung

memiliki niat yang baik sehingga ia tidak dijatuhi hukuman, tetapi pelaku

tidak langsung tetap dijatuhi hukuman atau pelaku langsung diampuni karena

ia masih di bawah umur atau gila sedangkan pelaku tidak langsung tetap

dijatuhi hukuman.21

Unsur ketiga, turut berbuat tidak langsung bisa terjadi dengan jalan:

1. Persepakatan.

Persepakatan bisa terjadi karena adanya rasa saling memahami dan

karena kesamaan kehendak untuk memperbuat tindak pidana. Kalau tidak ada

persepakatan sebelumnya, maka tidak ada “keturutsertaan“. Jadi tidak ada

“keturutsertaan“ kalau sudah ada persepakatan sebelumnya, tetapi bukan atas

jarimah yang terjadi dan dikerjakan bersama. Jika seseorang bersepakat

dengan orang lain untuk mencuri kerbau, kemudian pembuat langsung

memukul pemilik kerbau atau mencuri kerbau bukan milik orang yang dituju,

maka di sini tidak ada persepakatan atas jarimah yang terjadi. Akan tetapi

tidak adanya keturutsertaan tidak berarti bahwa persepakatan itu tidak

21

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 366

Page 55: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

44

dihukum, sebab persepakatan itu sendiri sudah merupakan perbuatan

maksiat.22

Dalam hal keturutsertaan tidak langsung, Imam Malik mempunyai

teori yang berbeda dengan fukaha lainnya. Ia menganggap orang yang

bersepakat dengan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana dan orang

tersebut menyaksikan tindak pidana itu berlangsung, orang tersebut dianggap

sebagai “pelaku penyerta langsung“, bukan pelaku tidak langsung.

Demikianlah teori Imam Malik mengenai pelaku tidak langsung secara

mutlak, baik cara mewujudkan perbuatan tidak langsung tersebut melalui

persepakatan, penghasutan, atau bantuan.23

2. Menghasut

Yang dimaksud dengan menghasut ialah membujuk orang lain untuk

memperbuat jarimah, dan bujukan itu menjadi pendorong untuk diperbuatnya

jarimah. Apabila tidak ada bujukan atau hasutan, niscaya tidak mungkin

bujukan atau hasutan dikatakan sebagai pendorong seseorang untuk

melakukan tindak pidana itu, baik hasutan itu berpengaruh maupun tidak,

karena menghasut itu sendiri adalah suatu perbuatan maksiat dan perintah

untuk melakukan kemungkaran.24

22

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 366-367. 23

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 367. 24

Alie, Yafie, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam II, hlm. 43

Page 56: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

45

Perintah (bujukan) atau paksaan untuk membunuh dapat dianggap

sebagai hasutan. Perbedaan antara perintah (bujukan) dan pemaksaan, perintah

tidak memengaruhi kebebasan kehendak orang yang diperintah untuk memilih

sehingga ia bisa melaksanakan tindak pidana itu atau meninggalkannya,

sedangkan pemaksaan memengaruhi kebebasan kehendak orang tersebut.

Artinya, ia hanya bisa memilih antara dua hal, melakukan tindak pidana atau

menuai apa yang diancamkan kepadanya dan bersabar atasnya.25

Apabila orang yang memerintahkan (membujuk) itu memiliki

kekuasaan atas orang yang diperintah, seperti kekuasaan ayah terhadap

anaknya atau guru terhadap muridnya, perintah tersebut bisa disebut

pemaksaan. Akan tetapi, apabila orang yang diperintah itu bukan anak kecil di

bawah umur, tidak dungu atau gila, dan orang yang memerintah tidak

memiliki kekuasaan atas dirinya, perintah tersebut dianggap bujukan biasa

yang bisa menimbulkan tindak pidana atau tidak.

Pada kasus adanya kekuasaan pada diri orang yang memerintahkan,

para fukaha membedakan antara orang yang diperintahkan itu sudah mumayiz

atau belum. Jika orang yang diperintahkan itu belum mumayiz dan tidak

mungkin baginya menentang orang yang memerintahnya, berarti ia adalah alat

bagi orang yang memerintahnya meskipun ia yang melakukan tindak pidana

secara langsung. Dalam kasus seperti ini, orang yang memerintahkan itu

25

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 368.

Page 57: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

46

dianggap sebagai pelaku langsung dan ia tidak dianggap sebagai pelaku tidak

langsung.

Imam Malik berpendapat bahwa apabila orang yang menghasut turut

menyaksikan dan berada di tempat kejadian perkara itu berlangsung, ia

dianggap sebagai pelaku asli, baik ia turut membantu pelaku langsung

maupun tidak, dengan syarat sekiranya pelaku langsung tidak melakukan

tindak pidana tersebut, ia sendiri yang akan melakukannya.26

3. Bantuan

Orang yang membantu orang lain dalam melakukan suatu tindak

pidana dianggap sebagai pelaku tidak langsung meskipun sebelumnya ia tidak

bersepakat untuk melakukan tindak pidana tersebut. Misalnya orang yang

mengawasi jalan untuk memudahkan pencurian atau pembunuhan bagi orang

lain (pelaku), ia dianggap sebagai orang yang memberi bantuan kepada

pelaku. Demikian pula dengan orang yang menggiring korban ke tempat

kejadian perkara kemudian ia meninggalkannya untuk kemudian dibunuh atau

dirampas oleh pelaku tindak pidana, ia dianggap juga sebagai orang yang

memberi bantuan kepada si pelaku.

Para fukaha membedakan antara pelaku langsung dan pembantu.

Menurut mereka pelaku langsung adalah orang yang melakukan atau mencoba

melakukan perbuatan yang dilarang, sedangkan pembantu adalah orang yang

26

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 368.

Page 58: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

47

tidak melakukan atau mencoba melakukan, tetapi hanya membantu pelaku asli

dengan perbuatan-perbuatan yang tidak ada sangkut pautnya dengan

perbuatan yang dilarang. Karena itu, ia tidak dianggap sebagai pelaku

perbuatan tersebut.

Para fukaha berbeda pendapat mengenai hukum orang (pertama) yang

memegang korban sehingga orang ketiga dapat membunuhnya. Sebagian dari

mereka, yaitu Imam Abu Hanifah, Asy-Syafi‟i, dan dan pendapat pertama

madzhab Hanbali, berpendapat bahwa orang yang memegang tersebut adalah

pelaku penyerta sebagai pembantu, bukan pelaku langsung. Mereka beralasan

bahwa meskipun orang yang memegang itu menyebabkan terjadinya

pembunuhan karena perbuatannya tersebut, orang lain yang melakukannya.

Dalam hal ini, perbuatan langsung mengalahkan sebab jika perbuatan

langsung tersebut bukan didasari oleh paksaan absolut.27

Sementara itu, sebagian fukaha yang lain, yaitu Imam Malik dan

pendapat kedua madzhab Hanbali, berpendapat bahwa orang yang memegang

dan orang yang membunuh keduanya sama-sama dianggap sebagai pelaku

langsung pembunuhan. Mereka beralasan bahwa orang yang membunuh itu

yang melakukan pembunuhan, sedangkan orang yang memegang itu menjadi

penyebab terjadinya pembunhan. Adapun perbuatan langsung dan sebab

berkedudukan sama dalam hal menciptakan akibat perbuatan itu, yaitu

27

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 369.

Page 59: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

48

pembunuhan, karena suatu akibat tidak akan terjadi jika salah satu dari dua

perbuatan tidak terpenuhi.

Imam Malik menganggap orang yang memberikan bantuan sebagai

pelaku langsung pada kasus pidana yang sudah direncanakan dan ada

persepakatan sebelumnya, jika orang yang membantu tersebut hadir dan

menyaksikan tindak pidana di tempat kejadian perkara atau berada di

dekatnya, di mana sekiranya ia dimintai bantuan untuk melakukan pidana

tersebut, ia tidak terlambat untuk melakukannya. Akan tetapi, apabila tindak

pidana itu dilakukan tanpa ada persepakatan sebelumnya dan orang yang

membantu tersebut hadir di tempat kejadian perkara, tetapi ia tidak siap

melakukan tindak pidana sekiranya ia dimintai tolong untuk melakukannya, ia

hanya dianggap sebagai pelaku tidak langsung. Adapun para fukaha lainnya

menganggap orang yang membantu tersebut sebagai pelaku tidak langsung

pada semua kasus apabila ia tidak melakukan tindak pidana secara langsung.28

Pada dasarnya, kaidah hukum Islam menetapkan bahwa hukuman-

hukuman yang jumlahnya telah ditentukan, yakni dalam tindak pidana hudud

dan kisas, dijatuhkan kepada pelaku langsung tindak pidana, bukan kepada

pelaku tidak langsung. Berdasarkan perintah tersebut, siapa saja yang turut

serta dalam tindak pidana hudud dan kisas, tidak dijatuhi hukuman hudud

28

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 370-371.

Page 60: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

49

yang telah ditentukan jumlahnya, bagaimanapun bentuk kesertaannya. Dalam

hal ini, ia dijatuhi hukuman takzir.

Jika perbuatan pelaku tidak langsung bisa dipandang sebagai pelaku

langsung itu hanya sekedar alat yang digerakkan oleh pelaku tidak langsung,

ia dijatuhi hukuman hudud atau kisas karena ia dikategorikan sebagai pelaku

langsung, bukan sebagai pelaku tidak langsung.

Menurut teori Imam Malik, pelaku tidak langsung, bagaimanapun

cara dan bentuk keturutsertaannya, dianggap sebagai pelaku langsung, yakni

bila ia hadir dan menyaksikan terjadinya tindak pidana tersebut. Hal ini

karena apabila pelaku langsung/asli tidak sanggup melaksanakan, ia sendiri

(pelaku tidak langsung) yang akan melaksanakan atau turut serta dengan

orang lain dalam pelaksanaannya tersebut. Berdasarkan teori ini, pelaku tidak

langsung akan dijatuhi hukuman hudud dan kisas seketika dirinya dianggap

sebagai pelaku langsung.29

29

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i Juz

I, hlm. 372-373

Page 61: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

50

BAB IV

PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 959K/PID/2012 PERSPEKTIF

HUKUM ISLAM

A. Deskripsi Kasus Pembunuhan

Dalam analisa putusan perkara pidana yang dikeluarkan oleh

Mahkamah Agung ini, penulis mendapatkan data dari putusan Mahkamah

Agung dengan perkara penyertaan pembunuhan. Dalam kasus ini sebagai

terdakwa yaitu Supri Lubis alias Supri, dengan identitas sebagai berikut: nama

lengkap Supri Lubis, dengan nama panggilan Supri, tempat lahir Asam Jawa,

umur dan tanggal lahir 25 tahun / 03 Maret 1986, dengan jenis kelamin laki-

laki, kebangsaan Indonesia, dan bertempat tinggal di Desa Asam Jawa,

Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan, agama Islam, pekerjaan buruh

tani.1

1. Kronologis Pembunuhan

Tindak pidana ini merupakan tindak pidana penyertaan pembunuhan

yang dilakukan oleh terdakwa Supri Lubis alias Supri bersama teman-

temannya. Dengan kronologi perkara ini sebagai berikut: bahwa dia terdakwa

Supri Lubis alias Supri, Daud Siregar (DPO), dan Ucok Lubis (DPO) pada

hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekira pukul 16.00 WIB atau setidak-

tidaknya pada suatu waktu pada bulan April 2011 bertempat di tempat

pengumpulan buah (TPH) lokasi perkebunan kelapa sawit milik H. Juber

1Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012 hlm. 1

Page 62: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

51

Harahap di wilayah desa ujung Gading, kecamatan Simangambat, kabupaten

Padang Lawas Utara, terdakwa Supri Lubis alias Supri, Daud Siregar (DPO),

dan Ucok Lubis (DPO) dilakukan dengan cara sebagai berikut:2

Bermula pada waktu dan tempat tersebut di atas, pada hari Kamis

tanggal 28 April 2011 sekira pukul 11.00 WIB ketika saksi Indra Hasibuan

bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil Daulay dengan

menggunakan truk colt diesel berangkat dari kota Pinang menuju perkebunan

milik H. Jubeir Harahap di Desa Ujung Gading Jae, kecamatan Simangambat.

Bahwa selain saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab

Rambe, dan saksi Aidil Ahmad Daulay, ada orang lain yang ikut ke

perkebunan tersebut yaitu di antaranya terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan,

saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO), dan Daud Siregar

(DPO).3

Bahwa adapun saksi Indra Hasibuan bersama saksi Abdul Rojab

Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay menggunakan truk colt diesel,

sedangkan terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin Nasution

alias Inal, Ucok Lubis (DPO), dan Daud Siregar (DPO) menggunakan mobil

Hartop, setibanya di Pos Merpati III PT FMPI, mobil truk colt diesel tersebut

ditinggalkan dan saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab

Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay melanjutkan perjalanan dengan

2 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 2

3 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 2-3

Page 63: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

52

menggunakan Hartop bersama dengan terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan,

saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar

(DPO). Sekira pukul 16.00 WIB terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi

Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO), Daud Siregar (DPO),

saksi Indra Hasibuan, saksi Abdul Rojab Rambe, saksi Aidil Ahmad Daulay

tiba di lokasi perkebunan milik H. Jubeir Harahap tersebut.4

Sesampainya di lokasi tidak berapa lama datang saksi korban.Fuad

Hasan Nasution alias Lalat menjumpai saksi Indra Hasibuan. Setelah

mendekati saksi Indra Hasibuan, lalu korban mengatakan, “In tolong tengokin

mesin lampu” dan saksi Indra Hasibuan menjawab “sebentar, lagi cari kunci

peti colt diesel” dan dijawab oleh korban “iyalah saya tunggu”. Kejadian

tersebut dilihat oleh saksi Zainal Abidin Nasution.5

Setelah itu korban pergi, dan sekitar dua puluh menit kemudian,

korban datang kembali ke lokasi perkebunan dengan mengendarai sepeda

motor dengan membawa alat babat. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan sedang

mengemudikan mobil Hartop. Ketika saling bertemu, saksi Indra Hasibuan

bertanya kepada korban “siapa di pondok“ dan dijawab korban “si kulong“

dan saksi Indra Hasibuan mengatakan kepada korban “aku duluan“ dan

dijawab oleh korban “iyalah“. Selanjutnya korban membawa sepeda motornya

ke arah rumah terdakwa. Dalam hal tersebut dilihat pula oleh saksi Zainal

4 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 3

5 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 3

Page 64: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

53

Abidin Nasution. Melihat hal tersebut, saksi Indra Hasibuan curiga ada yang

tidak beres, sehingga saksi Indra Hasibuan memundurkan mobil. Setelah

memundurkan mobilnya saksi Indra Hasibuan mendengar suara keributan dan

dari kaca spion mobil Hartop tersebut, saksi Indra Hasibuan melihat terjadi

perkelahian antara terdakwa dan korban.6

Pada saat itu saksi Indra Hasibuan melihat terdakwa bersama Ucok

Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) mengeroyok korban. Pada saat

pengeroyokan terjadi, saksi Zainal Abidin Nasution berada di dalam kantor,

dan dari dalam kantor tersebut, saksi Zainal Abidin Nasution mendengar

jeritan “Ampun Dor, nggak ku ulangi lagi”. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan

melihat korban memegang babat di tangannya dan pada saat itu kedua teman

terdakwa, yaitu Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) memiting korban

dan salah satunya memegang tojok dan satunya lagi memegang parang.7

Melihat hal tersebut saksi Indra Hasibuan langsung lari ke bukit untuk

mencari sinyal handphone. Saksi berusaha untuk menghubungi pemilik kebun

agar menghubungi polisi terdekat agar datang ke lokasi perkebunan. Setelah

itu saksi Indra Hasibuan turun ke bawah dan melihat korban telah terkapar di

tanah sedangkan terdakwa dan kedua orang temannya yaitu Ucok Lubis

(DPO) dan Daud Siregar (DPO) secara bergantian menusuk tubuh korban

dengan menggunakan tojok. Karena panik saksi Indra Hasibuan kembali ke

6 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 3

7 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 3-4

Page 65: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

54

atas bukit dan berusaha menghubungi pemilik kebun namun tidak diangkat

sehingga saksi Indra Hasibuan kembali turun ke bawah dan saat itu terdakwa

bersama Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) sudah berada di dalam

mobil Hartop dan hendak pergi meninggalkan lokasi perkebunan. Sementara

korban ditinggalkan terkapar di areal kebun.Karena ketakutan, saksi Indra

Hasibuan pun takut berada di areal kebun sehingga saksi Indra Hasibuan

langsung masuk ke dalam mobil Hartop yang digunakan oleh terdakwa

bersama dengan Ucok Lubis dan Daud Siregar.8

Diperoleh fakta persidangan pada pengadilan tingkat pertama bahwa:

1. Bahwa Terdakwa di depan persidangan mengaku bernama Supri

Lubis alias Supri identitasnya bersesuaian dengan surat dakwaan

dari Jaksa Penuntut Umum;

2. Bahwa pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekitar pukul 16.00

WIB di kebun kelapa sawit milik H. Zubair Saifuddin Harahap

yang terletak di desa Ujung Gading Jae, kec. Simangambat, Kab.

Padang Lawas Utara, antara Terdakwa dan Korban telah terjadi

perkelahian;

3. Bahwa peristiwa perkelahian tersebut terjadi berawal saat Korban

datang mengendarai sepeda motor ke pondok Terdakwa dengan

membawa alat berupa parang babat kemudian korban berusaha

membacokkan parang tersebut ke arah kepala korban, namun

8 Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012, hlm. 4

Page 66: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

55

terdakwa menangkap parang tersebut selanjutnya Korban dipiting

oleh Terdakwa dengan kedua tangannya, selanjutnya datang

membantu kedua teman Terdakwa bernama Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) salah satunya memegang tojok sedangkan

seorang lagi memegang parang selanjutnya dengan parang tersebut

dibacokkan ke bagian kepala Korban sebanyak satu kali sementara

dengan alat tojok tersebut ditusukkan dan dipukulkan ke arah

tubuh Korban secara bergantian oleh Terdakwa, Daud Siregar

(DPO) dan Ucok Lubis (DPO) berkali-kali kemudian tubuh

Korban diseret hingga ke pojok kelapa sawit dan membalikkan

tubuh Korban hingga tertelungkup selanjutnya menutupi tubuh

Korban dengan mempergunakan dua buah ban mobil yang tidak

terpakai lagi;

4. Bahwa setelah perkelahian tersebut berakhir, dengan menggunakan

mobil Terdakwa bersama dengan Daud Siregar (DPO) dan Ucok

Lubis (DPO), saksi Indra Hasibuan, dan saksi Aidil Ahmad Daulay

meninggalkan lokasi perkelahian tersebut;

5. Bahwa sebelum perkelahian tersebut, telah ada pertengkaran antara

Korban dan Terdakwa dengan mengakibatkan terdakwa

melaporkan perbuatan Korban yang telah menganiaya Terdakwa;

6. Bahwa Penuntut Umum dipersidangan telah mengajukan barang

bukti berupa: 1 (satu) bilah tojok dengan panjang kurang lebih 1

Page 67: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

56

(satu) meter, 1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang

lebih 1 (satu) meter, 1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu,

1 (satu) helai baju kaus warna hitam tanpa lengan berlumuran

darah, 1 (satu) potong celana pendek berlumuran darah;

7. Bahwa telah dilakukan pemeriksaan terhadap jenazah Korban

sesuai dengan Visum et Revertum Nomor : 857/157/2011

tertanggal 16 Mei 2011 yang dilakukan Puskesmas Langkimat

Kec. Simangambat Kab. Padang Lawas Utara oleh dokter

Muhammad Taufiq Siregar dengan kesimpulan “pada tubuh mayat

Korban ditemukan luka terbuka, luka memar, luka sayat, luka lecet

dan luka tusuk pada kepala, pipi, leher, lengan, dada, perut, serta

anggota gerak akibat kekerasan tajam dan kekerasan tumpul.

Sebab kematian adalah kekerasan tajam dikepala, leher, dada, dan

perut.9

2. Dakwaan dan Tuntutan Jaksa

Berdasarkan surat dakwaan Penuntut Umum tertanggal Gunungtua, 08

Agustus 2011, Bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan

dakwaan alternatif yakni:

9 Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan Nomor 637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt, hlm 20-

21

Page 68: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

57

Kesatu: Diancam pidana dalam pasal 338 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP).

Kedua: Diancam pidana dalam pasal 170 ayat (1) ke-3 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP).

Ketiga: Diancam pidana dalam pasal 351 ayat (3) Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP).10

Berdasarkan surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan

Negeri Padang Sidimpuan No. Peg. Perkara : PDM-17/Gn.Tua/Ep.2/07/2011

tanggal 23 November 2011 menuntut supaya Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Padang Sidimpuan yang memeriksa dan mengadili perkara

memutuskan:

1. Menyatakan terdakwa Supri Lubis alias Supri terbukti secara sah

dan meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan tindak

pidana “yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan turut

serta melakukan dengan sengaja merampas nyawa korban“

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 338 KUHP jo

pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

10

Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan nomor 637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt, hlm. 21

Page 69: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

58

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Supri Lubis Alias Supri

dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangkan

sepenuhnya dari penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa.

3. Barang bukti berupa:

1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang kurang lebih 1

(satu) meter berlumuran darah, 1 (satu) bilah tojok panjang kurang

lebih 1 (satu) meter, 1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu

panjang ukurang kurang lebih 30 cm, 1 (satu) helai baju kaus

warna hitam tanpa lengan berlumuran darah, 1 (satu) potong

celana pendek berlumuran darah dirampas untuk dimusnahkan.

4. Menetapkan supaya terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp.

1.000 (seribu rupiah).11

B. Putusan Hakim Mahkamah Agung

Pada perkara ini, di pengadilan tingkat pertama yaitu Pengadilan

Negeri Padang Sidimpuan telah memutuskan dengan putusan Nomor

637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt yang berbunyi:

1. Menyatakan bahwa terdakwa Supri Lubis alias Supri telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

“turut serta melakukan pembunuhan”;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Supri Lubis alias Supri

oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun;

11

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 30/Pid/2012/PT-Mdn, hlm. 11

Page 70: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

59

3. Menetapkan waktu lamanya terdakwa berada dalam tahanan

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

4. Memerintahkan agar terdakwa tetap dalam tahanan;

5. Menetapkan barang bukti berupa:

a. 1 (satu) bilah tojok dengan panjang kurang lebih 1 (satu)

meter;

b. 1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang lebih 1

(satu) meter;

c. 1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu;

d. 1 (satu) helai baju kaus warna hitam tanpa lengan berlumuran

darah;

e. 1 (satu potong celana pendek berlumuran darah.

Masing-masing dirampas untuk dimusnahkan;

6. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah);12

Kemudian Terdakwa mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi, yaitu

Pengadilan Tinggi Medan, Majelis Hakim memutuskan dengan putusan

Nomor 30/Pid/2012/PT-Mdn, adapun putusan Pengadilan Tinggi Medan

yaitu:

1. Menerima permintaan banding dari terdakwa;

12

Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan No. 637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt, hlm. 26

Page 71: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

60

2. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan

tanggal 14 Desember 2011 No. 637/Pid.B/2011/PN-Psp.Gnt,

sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa

sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut:

a. Menyatakan bahwa terdakwa Supri Lubis alias Supri telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “turut serta melakukan pembunuhan”;

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Supri Lubis alias Supri

oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas)

tahun;

c. Menetapkan waktu lamanya terdakwa berada dalam tahanan

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

d. Memerintahkan agar terdakwa tetap dalam tahanan;

e. Menetapkan barang bukti berupa:

1. 1 (satu) bilah tojok dengan panjang kurang lebih 1 (satu)

meter;

2. 1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang lebih 1

(satu) meter;

3. 1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu;

4. 1 (satu) helai baju kaus warna hitam tanpa lengan

berlumuran darah;

5. 1 (satu potong celana pendek berlumuran darah;

Page 72: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

61

Masing-masing dirampas untuk dimusnahkan;

f. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya

perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);13

Hakim Tinggi menambahkan salah satu hal yang dapat memperberat

terdakwa yaitu dengan kategori “sadis”. Maka dari itu Hakim Tinggi

menambahkan hukuman penjara menjadi 12 (dua belas) tahun yang semula di

Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan 10 (sepuluh) tahun karena kategori

“sadis” tersebut.14

Kemudian Terdakwa mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, Hakim

Agung memutuskan dengan putusan Nomor 959K/Pid/2012, adapun putusan

Mahkamah Agung sebagai berikut:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa :

Supri Lubis alias Supri tersebut;

2. Membebankan Pemohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk

membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.

2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);

C. Analisa Putusan Mahkamah Agung Perspektif Hukum Islam

Dalam menganalisa putusan ini, walaupun menurut hukum positif

menyatakan bahwa perbuatan terdakwa merupakan tindak pidana, penulis

13

Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 30/Pid/2012/PT-Mdn, hlm. 17-18 14

Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 30/Pid/2012/PT-Mdn, hlm. 16

Page 73: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

62

perlu memaparkan terlebih dahulu apakah perbuatan terdakwa termasuk

dalam kategori tindak pidana (jarimah) atau tidak menurut hukum Islam.

Menurut hukum Islam ditinjau dari unsur-unsur jarimah, objek kajian

fiqih jinayah dapat dibedakan menjadi tiga bagian15

, yaitu:

1. Al-rukn al-syar‟i, yaitu unsur yang menyatakan bahwa seseorang

dapat dinyatakan sebagai pelaku jarimah jika ada undang-undang yang secara

tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada pelaku tindak pidana.

Putusan Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012 menyatakan bahwa

Supri Lubis alias Supri dinyatakan bersalah menurut hukum positif karena

telah melanggar pasal 338 KUHP jo. Pasal 55 dan 56 KUHP tentang

penyertaan pembunuhan.16

Di dalam hukum Islam, Allah Swt. secara tegas

berfirman dalam Al-Quran Surah Al-An‟am ayat 151 yang berbunyi:

(151(/6))الأنعام

Artinya: “dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. (Al-

An‟aam (6)/151)17

Terjemahan ini berpijak pada kata harrama, yang dipahami dalam arti

diharamkan atau dilarang. Kalimat ini berfungsi menjelaskan bahwa larangan

membunuh bukan sesuatu yang baru, tetapi telah merupakan syariat seluruh

agama sejak kelahiran manusia di pentas bumi ini. Dapat juga kata harrama,

15

M. Nurul Irfan, dan Masyarofah, Fiqh Jinayah, hlm. 2 16

Putusan Mahkamah Agung Nomor 959k/pid/2012, hlm. 10 17

Lihat Al-Quran Surah Al-An‟am (6) ayat 151

Page 74: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

63

yang dikaitkan dengan jiwa manusia oleh ayat di atas, dipahami dalam arti

yang dijadikan terhormat oleh Allah. Penggalan ayat ini seakan-akan

menyatakan: janganlah membunuh jiwa karena jiwa manusia telah

dianugerahi Allah kehormatan sehingga tidak boleh disentuh kehormatan itu

dalam bentuk apa pun. Pemahaman semacam ini mendukung nilai-nilai hak

asasi manusia yang juga merupakan salah satu prinsip kehidupan yang

ditegakkan al-Quran melalui sekian ayat.18

Selain dari ayat tersebut terdapat juga larangan pembunuhan dalam Al-

Quran Surah Al-Furqaan ayat 68 yang berbunyi:

Artinya: “dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain

beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,

barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat

(pembalasan) dosa(nya). (Al-Furqaan (25)/68).19

Kemudian terdapat Surah Al-Israa‟ ayat 31 dan 33 yang juga melarang

pembunuhan.20

Selain dari ayat Al-Quran terdapat juga di dalam sabda Nabi

yang melarang pembunuhan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

18

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Surah Al-Ma‟idah dan Al-An‟am Volume III,

(Jakarta: Lentera Hati, 2011), hlm. 733. 19

Lihat Al-Quran Surah Al-Furqaan ayat 68 20

Lihat Al-Quran Surah Al-Israa‟ ayat 31 dan 32

Page 75: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

64

Artinya: “telah meriwayatkan kepada kami, Abu Bakar ibn Abi

Syaibah: telah meriwayatkan kepada kami Hafs ibn Ghiyas, Abu Mu‟awiyah,

dan Waqi‟, dari A‟masy, dari Abdillah ibn Murrah, dari Masruq, dari

Abdillah,ia berkata: Rasulullah Saw. telah bersabda: “Tidak halal darah

seorang muslim yang telah menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah

dan bahwa aku utusan Allah, kecuali dengan salah satu dari tiga perkara: (1)

pezina muhshan, (2) membunuh, (3) orang yang meninggalkan agamanya

yang memisahkan diri dari jama‟ah.” (H.R. Muslim).21

Selain dari larangan tersebut Allah juga memberikan hukuman bagi

para pelaku sebagaimana yang tercantum di dalam Al-Quran Surah Al-

Baqarah ayat 178 yang berbunyi:

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu kisas

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang

merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka

Barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah

(yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang

diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang

baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan

21

Abi Al-Hussein Muslim ibn Al-Hajjaj ibn Muslim Al-Qusyayriyyi Al-Naysaaburiyyi,

Shahih Muslim, (Riyadh: Dar Al-Salaam, 1998), hlm. 742. kitaab al-qasaamah wa al-muhaaribiin wa

al-qishaash wa ad-diyyaah, baab maa yubaahu bihi dam al-muslim. hadist nomor 4375

Page 76: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

65

suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya

siksa yang sangat pedih.(Al-Baqarah (2)/178).22

Dengan adanya beberapa ayat dan hadis ini, dengan demikian ada nash

yang secara tegas melarang pembunuhan sekaligus memberikan sanksi bagi

pelaku tindak pidana pembunuhan. Maka unsur Al-rukn al-syar‟i dapat

terpenuhi, karena di dalam hukum Islam adanya larangan untuk membunuh

dan sanksi bagi pelaku pembunuhan.

2. Al-rukn al-madi, yaitu unsur yang menyatakan bahwa seseorang

dapat dijatuhkan pidana jika ia benar-benar terbukti melakukan sebuah

jarimah, baik yang bersifat positif (aktif dalam melakukan sesuatu) maupun

yang bersifat negatif (pasif dalam melakukan sesuatu).

Menurut fakta yang terungkap di pengadilan, bahwa terdakwa Supri

Lubis alias Supri telah sah melakukan suatu tindak pidana penyertaan

pembunuhan.23

Dengan adanya korban Fuad Hasan Nasution karena

pembunuhan yang dilakukan oleh terdakwa Supri Lubis alias Supri, Ucok

Lubis, dan Daud Siregar yang menyebabkan matinya korban. Sehingga unsur

ini pun dalam hukum Islam terpenuhi.

3. Al-rukn al-adabi, yaitu: unsur yang menyatakan bahwa seseorang

dapat dipersalahkan jika ia bukan orang gila, anak di bawah umur, atau

sedang di bawah ancaman.

22

Lihat Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 178 23

Putusan Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012, hlm. 11

Page 77: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

66

Di dalam putusan Mahkamah Agung tersebut menyatakan bahwa

terdakwa Supri Lubis alias Supri di dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut

Umum menyatakan bahwa Supri Lubis alias Supri termasuk orang yang sudah

dewasa, tidak gila, dan tidak sedang di bawah ancaman dalam melakukan

perbuatan tersebut.24

Sehingga unsur ini dapat terpenuhi menurut hukum

Islam.

Dengan dipaparkannya unsur-unsur jarimah atau tindak pidana dalam

hukum Islam, penulis berkesimpulan bahwa terdakwa Supri Lubis alias Supri

dapat dinyatakan telah melakukan suatu tindak pidana atau jarimah dan dapat

dipertanggungjawabkan atas perbuatannyamenurut hukum Islam.

Unsur-unsur yang disebutkan dalam putusan Pengadilan Negeri

Padang Sidimpuan Nomor 637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt adalah sebagai

berikut25

:

1. Unsur barang siapa;

2. Unsur dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain;

3. Unsur turut serta melakukan perbuatan pidana;

Hal ini sejalan dengan unsur pembunuhan sengaja menurut hukum

Islam, yaitu:

1. Korban yang dibunuh adalah manusia yang hidup.

2. Pembunuhan itu merupakan perbuatan si pelaku.

24

Putusan Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012, hlm. 1 25

Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan Nomor 637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt, hlm. 21

Page 78: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

67

3. Adanya maksud dari pelaku untuk membunuh.26

Menurut penulis, yang pertama unsur “dengan sengaja menghilangkan

nyawa orang lain“ dalam hukum positif sejalan dengan unsur “adanya maksud

dari pelaku untuk membunuh” dalam hukum Islam. Unsur tersebut baik

menurut hukum positif dan hukum Islam dapat penulis katakan sama karena

unsur tersebut mengandung niat untuk melakukan pembunuhan atau

menghilangkan nyawa orang lain. Yang kedua unsur “barang siapa” dalam

hukum positif sejalan dengan unsur “pembunuhan itu merupakan perbuatan si

pelaku” dalam hukum Islam, karena unsur “barang siapa” merupakan siapa

saja subjek hukum atau orang sebagai pendukung hak dan kewajiban yang

didakwa melakukan tindak pidana dan dapat dipertanggungjawabkan

perbuatannya, khususnya dalam permasalahan ini adalah tindak pidana

pembunuhan. Sedangkan unsur “pembunuhan merupakan perbuatan si

pelaku” bisa dipersamakan dengan siapa saja yang melakukan pembunuhan

maka dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya.

Jadi dapat dikatakan bahwa tindak pidana yang dilakukan di sini

adalah tindak pidana pembunuhan sengaja. Dikuatkan dengan unsur “dengan

sengaja menghilangkan nyawa orang lain” dalam hukum positif dan unsur

“adanya maksud dari pelaku untuk membunuh” dalam hukum Islam.

26

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wad‟i Juz

II, hlm. 12

Page 79: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

68

Ada satu unsur lagi dalam perkara ini, yaitu unsur “turut serta

melakukan perbuatan pidana”. Di dalam hukum Islam juga terdapat unsur

tersebut yaitu unsur keturutsertaan. Dalam hal ini Islam mengkategorikan

unsur ini sebagai keturutsertaan langsung dan keturutsertaan tidak langsung.27

Jadi dapat disimpulkan bahwa perkara ini menurut hukum Islam jelas

dapat dikatakan sebagai tindak pidana penyertaan pembunuhan dengan

adanya unsur tambahan di atas, yakni keturutsertaan.

Pembunuhan menurut hukum pidana Islam dibagi menjadi tiga, yaitu:

pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja, dan pembunuhan tersalah.

Perkara ini masuk dalam kategori pembunuhan sengaja sebagaimana yang

disimpulkan oleh penulis. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa di

dalam hukum Islam pembagian penyertaan ini dapat dikategorikan sebagai

keturutsertaan langsung dan keturutsertaan tidak langsung. Berdasarkan

kronologi yang telah penulis sebutkan dimana terdakwa Supri Lubis alias

Supri bersama-sama dengan Ucok Lubis dan Daud Siregar melakukan

pembunuhan terhadap Fuad Hasan Nasution, jenis tindak pidana ini masuk

dalam kategori keturutsertaan langsung, penulis mengulang pendapat Abdul

Qadir Audah dalam bab terdahulu yang mengatakan:

27

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Muqaranan bi Al-qanuni Al-Wad‟i, juz II, hlm.

Page 80: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

69

Artinya: “Turut berbuat langsung pada dasarnya baru terjadi apabila

orang yang melakukan jarimah dengan nyata lebih dari seseorang atau

berbilangnya jumlah pelaku“.28

Pembunuhan ini dilakukan oleh Supri Lubis alias Supri, Ucok Lubis,

dan Daud Siregar, hal ini sesuai dengan pendapat Abdul Qadir Audah di atas

yang mengatakan turut berbuat langsung merupakan pelaku berbilang

jumlahnya dengan nyata melakukan suatu jarimah. Di sini terdapat tiga

pelaku, dimana pelaku penyertaan pembunuhan utama yaitu terdakwa Supri

Lubis alias Supri, sedangkan Ucok Lubis dan Daud Siregar sebagai pelaku

yang turut serta melakukan pembunuhan, dengan korban Fuad Hasan

Nasution.

Allah Swt. berfirman dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah (2): 178-179

tentang sanksi bagi pelaku tindak pidana pembunuhan yang berbunyi:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu kisas

berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang

merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka

Barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah

(yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang

diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang

28

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri Al-Jina‟i fi Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni Al-Wad‟i,

juz II, hlm. 360

Page 81: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

70

baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan

suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya

siksa yang sangat pedih.

Dan dalam kisas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai

orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa“.(Al-Baqarah (2): 178-

179).29

Dalam perkara ini masing-masing dari pelaku melukai korban dengan

luka yang mematikan. Sesuai dengan fakta persidangan pembunuhan itu

menggunakan parang yang dilayangkan ke kepala korban dan tojok yang

ditusukkan ke perut korban secara bergantian oleh para pelaku secara

berulang-ulang.30

Menurut hukum Islam, pada dasarnya, banyaknya pelaku tindak

pidana tidak mempengaruhi besarnya hukuman yang pantas dijatuhkan atas

mereka, yakni sama seperti melaksanakan tindak pidana sendirian. Karena itu,

hukuman yang dijatuhkan atas orang yang turut melakukan tindak pidana

(pelaku-penyerta) adalah sama seperti hukuman atas orang yang melakukan

secara sendirian meskipun ketika sedang bersama dengan lainnya, mereka

tidak melakukan seluruh perbuatan yang membentuk tindak pidana itu.31

Menurut ulama Hanafiah, masing-masing dari para pelaku itu dikenai

kisas apabila mereka secara langsung melakukan pembunuhan itu, karena

dengan begitu, masing-masing dari mereka berarti dianggap sebagai pelaku

29

Lihat Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 178-179 30

Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan Nomor 637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt 31

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jina‟i Al-Islami bi Al-Qanuni Al-Wad‟i ,juz I, hlm. 363.

Page 82: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

71

pembunuhan sengaja. Di sini ulama Hanafiah tidak membedakan antara

kondisi tawaffuq32

dan tamaalu„33

.

Jadi menurut ulama Hanafiah, yang penting dan yang dijadikan

patokan adalah tindakan yang dilakukan oleh masing-masing itu adalah

mematikan, dalam arti tindakan yang dilakukan oleh salah satu saja di antara

mereka sebenarnya sudah bisa membunuh dan mematikan. Hal ini

berdasarkan pernyataan ulama Hanafiah dalam kasus pembunuhan sengaja,

“disyaratkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh masing-masing dari orang

yang terlibat adalah tindakan pembunuhan secara langsung, seperti masing-

masing dari mereka melukai korban dengan luka yang memiliki efek

membunuh (dalam artian, pelukaan yang dilakukan oleh salah satu saja di

antara mereka sebenarnya sudah bisa membunuh).34

Sementara menurut Jumhur (ulama Malikiyah, Syafi‟iyyah dan

Hanabilah) mengatakan, hukuman kisas dijatuhkan terhadap sekelompok

orang yang terlibat dalam pembunuhan terhadap satu orang meskipun mereka

tidak berkomplot dan tidak melakukan kesepakatan sebelumnya dalam

pembunuhan tersebut jika memang tindakan masing-masing dari mereka itu

32

Ket.Tawafuq adalah tindakan pembunuhan yang melibatkan dua orang atau lebih terhadap

satu korban yang keterlibatan itu terjadi secara kebetulan semata tanpa ada konspirasi, perkomplotan,

dan kesepakatan di antara mereka sebelumnya. Lihat Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, hlm.

562 33

Ket.Tamaalu‟ menurut ulama Malikiyah merupakan tindakan pembunuhan yang dilakukan

dua orang atau lebih terhadap satu korban yang sebelumnya mereka memang telah berkonspirasi, dan

melakukan kesepakatan untuk melakukan kejahatan tersebut.Lihat Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa

Adillatuhu, hlm. 562 34

Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, hlm. 562.

Page 83: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

72

bisa membunuh dan mematikan. Jadi menurut Jumhur, yang penting dalam

kasus yang tidak ada kesepakatan sebelumnya di antara mereka adalah

tindakan masing-masing dari mereka itu memang mematikan, dalam arti

tindakan salah satu dari mereka saja sebenarnya sudah bisa membunuh dan

mematikan.

Kesimpulan menurut Jumhur adalah apabila pembunuhan yang

melibatkan beberapa orang itu adalah pembunuhan tanpa ada unsur at-

tamaalu, maka mereka semua bisa dikisas apabila memang tindakan masing-

masing dari mereka itu adalah tindakan yang sudah bisa mematikan dan

membunuh. Sedangkan jika kasus pembunuhan itu adalah pembunuhan

dengan adanya unsur tamaalu„, mereka semua tetap dikisas, sekalipun

tindakan yang dilakukan masing-masing dari mereka itu sebenarnya tidak bisa

membunuh dan mematikan. Ini adalah pendapat yang lebih shahih menurut

ulama Syafi‟iyyah dan ulama Hanabilah. Hanya saja, mereka berbeda

pendapat dengan ulama Malikiyah dalam hal persyaratan masing-masing dari

mereka memang ikut melakukan tindakan kejahatan tersebut.

Menurut ulama Malikiyah, hal itu tidak menjadi syarat, akan tetapi

yang penting mereka ikut hadir di sana, meskipun yang melakukan eksekusi

pembunuhan hanya satu orang saja dari mereka, jika memang anggota yang

lainnya yang tidak ikut melakukan aksi tersebut sebenarnya dalam kondisi

bersiap untuk melakukan aksi, meskipun akhirnya yang mengeksekusi hanya

satu orang saja sedangkan yang lainnya hanya melihat dan mengamati saja.

Page 84: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

73

Dari uraian di atas, nampak perbedaan pendapat antara Jumhur dengan

ulama Hanafiah adalah dalam kasus pembunuhan dengan adanya unsur

tamaalu„ (karena ulama Hanafiah tidak membedakan antara kasus

pembunuhan dengan adanya unsur at-tamaalu„ di dalamnya dan kasus

pembunuhan yang tidak ada unsur at-tamaalu„ di dalamnya).35

Wahbah

Zuhaili berpendapat:

Artinya: “Akan tetapi aku lebih mengunggulkan pendapat jumhur,

karena sesuai dengan perbuatanyang dilakukanoleh Umar Ibn Khattab r.a,

yaitu ia akan berjanji mengkisas tujuh orang dari penduduk Shan‟a jika

mereka melakukan pembunuhan terhadap satu orang, dan sahabat berijmak

atas tindakan Umar Ibn Khatab r.a tersebut“.36

Suatu riwayat dalam kitab Shahih Bukhari mengatakan:

Artinya: “telah berkata kepada ku, ibnu Bassyaar: telah

meriwayatkan kepada kami oleh Yahya: dari „Ubaidilah: dari Nafi„, dari Ibnu

„Umar Radiyallahu „anhuma bahwasanya seorang anak dibunuh dengan cara

tipu daya, maka berkata Umar: “jika bersama-sama padanya penduduk

Shan‟a maka akan aku bunuh mereka semua. Telah berkata Mughiroh ibn

Hakim, dari Bapaknya: bahwasannya empat orang membunuh seorang anak

kecil, maka berkata Umar semisalnya.37

35

Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 5635 36

Wahbah Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu juz VII, hlm. 5635 37

Abi Abdillah Muhammad ibn Umar ibn Ibrahim ibn Al-Mughiroh ibn Barda Zabah Al-

Bukhori Al-Ja‟fi, Shahih Bukhori, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-„Ilmiyah, 1998), hlm. 367. Kitaab diyah

hadis nomor 6896

Page 85: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

74

Dalam riwayat ini Umar hanya berkata, jika penduduk Shan‟a

membunuh satu orang, maka Umar akan membunuh semuanya. Hal ini dapat

dijadikan dasar hukum untuk adanya kisas jika sekelompok orang atau

beberapa orang melakukan pembunuhan, maka hukuman yang dijatuhkan

adalah kisas.

Kesimpulannya, terdakwa Supri Lubis alias Supri, Ucok Lubis dan

Daud Siregar menurut hukum Islam harus dikisas karena sebagaimana praktik

dan ucapan Umar Ibn Khatab tersebut terhadap penduduk Shan‟a.

Dapat kita bandingkan hukuman menurut hukum positif (dalam hal ini

putusan Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012) menyatakan bahwa

hukuman yang dijatuhkan kepada terdakwa hanya 12 tahun penjara (menolak

permohonan kasasi terdakwa dan menetapkan putusan Pengadilan Tinggi

Medan), sedangkan hukuman yang dijatuhkan oleh Islam yaitu kisas

sebagaimana yang dilakukan oleh khalifah Umar Ibn Khatab.

Page 86: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum Islam memandang bahwasanya penyertaan pembunuhan

sebagai suatu kejahatan dan merupakan suatu tindak pidana sebagaimana

hukum positif yang memandang sama hal tersebut.

Putusan Mahkamah Agung Nomor 959K/Pid/2012 terkait tindak

pidana penyertaan pembunuhan tidak sesuai dengan hukum Islam.

Ketidaksesuaian ini didasarkan pada sumber yang berasal dari hukum positif

dan hukum Islam berbeda, sehingga adanya ketidaksesuaian menurut hukum

Islam atas putusan Mahkamah Agung tersebut.

Di dalam putusan tersebut, Hakim Agung menetapkan putusan

Pengadilan Tinggi Medan yang menetapkan hukuman 12 tahun penjara,

sedangkan di dalam hukum Islam mengharuskan kisas terhadap pelaku

penyertaan pembunuhan (Supri Lubis, Daud Siregar, dan Ucok Lubis). Hal ini

diambil atas praktek dari Umar ibn Khattab yang membunuh penduduk

Shan’a karena telah membunuh satu orang.

B. Saran

Dalam mengadili, hakim seharusnya memperhatikan dari sudut

pandang korban yang dibunuh secara bersama-sama oleh para terdakwa. Di

sini penulis merasa kurang puas atas penjatuhan hukuman yang diterapkan

oleh hakim dengan hukuman 12 tahun penjara. Hukuman yang dijatuhkan

Page 87: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

76

dalam hukum Islam untuk kasus ini adalah mengkisas semua pelaku. Islam

memandang bahwa bunuh harus dibalas dengan bunuh, karena Islam

memandang dari sudut korban yang dirugikan. Dengan begitu keadilan akan

dapat dirasakan.

Page 88: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

77

A. Daftar Pustaka

Al-Qur’anul Karim

Ali, Mahrus, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2007.

Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Al-Ja’fi , Abi Abdillah Muhammad ibn Umar ibn Ibrahim ibn Al-Mughiroh ibn

Barda Zabah Al-Bukhori, Shahih Bukhori, Beirut: Dar Al-Kutub Al-

‘Ilmiyah, 1998.

Al-Naysaaburiyyi, Abi Al-Hussein Muslim ibn Al-Hajjaj ibn Muslim Al-

Qusyayriyyi, Shahih Muslim, Riyadh: Dar Al-Salaam, 1998.

Al-Qazwiniy, Abi ‘Abdillah Muhammad ibn Yazid, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar

al-Kitab, t.th).

An-Nasa’i, Abi Abdurrahman Ahmad ibn Syu’aib, As-Sunan Al-Kubro, (Beirut: Dar

Al-Kitab Al-‘Ilmiyah, 1991)

Aripin, Jaenal, dkk, Metode Penelitian Hukum, Ciputat:Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

At-Tirmidzi, Abi ‘Isa Muhammad ibn ‘Isa ibn Suurah ibn musa, Jaami’u At-

Tirmidzi, Riyadh: Dar Al-Salaam, 1999

Audah, Abdul Qadir, At-Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni

Al-Wad’i Juz I, Beirut: Al-Risalah, 1998

Audah, Abdul Qadir, At-Tasyri’ al-Jina’i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanuni

Al-Wad’i Juz II, Beirut: Al-Risalah, 1998.

Page 89: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

78

Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002.

Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3 Percobaan dan

Penyertaan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Farid, Ahmad Zainal Abidin, Hukum Pidana 1, Jakarta: Sinar Grafika, 2007.

Hamzah, Andi, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Idris, H. Abdul, Fatah, dan H. Abu Ahmadi, Fikih Islam, Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2004.

Irfan, Muhammad Nurul, dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta: Amza, 2013.

Irfan, Muhammad Nurul, Korupsi dalam Hukum Pidana Islam, Jakarta:

Amzah, 2011.

Maramis, Frans, Hukum Pidana Umum dan Tertulis di Indonesia, Jakarta:

Rajawali Pers, 2012.

Munawwir, A.W., dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir Indonesia-

Arab, Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.

Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana: Edisi Revisi, Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2012.

Prodjodikoro, Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT

Refika Aditama, 2003.

Putusan Mahkamah Agung nomor 959K/Pid/2012.

Putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan Nomor

637/Pid.B/2011/PN.Psp.Gnt.

Page 90: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

79

Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 30/Pid/2012/PT-Mdn

Ritonga, A, Rahman, dkk, Ensiklopedi Hukum Islam Jilid III, Jakarta: PT

Ichtiar Baru van Hoeve, 1999

RM, Suharto, Hukum Pidana Materil Unsur-unsur obyektif Sebagai Dasar

Dakwaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2002.

Sabiq, Sayid, Fiqh As-Sunnah, jilid kedua, tt: tp, tt

Saleh, H.E. Hasan, Kajian Fiqh Nabawi dan Fiqh Kontemporer, Jakarta:

Rajawali Pers, 2008.

Santoso, topo, Menggagas Hukum Pidana Islam, Bandung: Asy-syaamil,

2001.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah Surah Al-Ma’idah dan Al-An’am

Volume III, Jakarta: Lentera Hati, 2011

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu

tinjauan singkat), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986.

Suma, Muhammad Amin, dkk, Pidana Islam di Indonesia Peluang, prospek

dan Tantangan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001.

Waluyo, Bambang, Penelitian Hukum dalam Praktek, Jakarta: Sinar Grafika,

2008.

Wardi Muslich, Ahmad, 2004 Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam,

Jakarta: Sinar Grafika.

Page 91: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

80

Wardi, Muslich, Ahmad, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.

Yafie, Alie, dkk, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam I, Jakarta: PT Kharisma

Ilmu.

Yafie, Alie, dkk, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam II, Jakarta: PT Kharisma

Ilmu.

Yafie, Alie, dkk, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam III, Jakarta: PT Kharisma

Ilmu.

Zahra, Abu Muhammad, Al-Jarimah wa Al-‘Uqubah fi Fiqh Al-Islami, Kairo:

Dar Al-Arabi, 1998.

Zuhaili, Wahbah, Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar, Beirut: Darul Fikr, 2008.

Zuhaili, Wahbah, Fiqh Islam wa Adillatuhu juz VII, Damaskus: Darul Fikr,

2007.

Page 92: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N

Nomor : 959 K/Pid/2012

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai

berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama : SUPRI LUBIS alias SUPRI.

Tempat lahir : Asam Jawa.

Umur / tgl.lahir : 25 tahun / 03 Maret 1986.

Jenis kelamin : Laki-laki.

Kebangsaan : Indonesia.

Tempat tinggal : Desa Asam Jawa, Kecamatan,

Torgamba, Kabupaten Labuhan,

Batu Selatan.

Agama : Islam.

Pekerjaan : Tani.

Terdakwa berada dalam tahanan :

Penyidik sejak tanggal 05 Mei 2011 sampai dengan tanggal 24 Mei 2011 ;

Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 25 Mei 2011 sampai dengan

tanggal 02 Juli 2011 ;

Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 03 Juli 2011 sampai

dengan tanggal 01 Agustus 2011 ;

Penuntut Umum sejak tanggal 29 Juli 2011 sampai dengan tanggal 17

Agustus 2011 ;

Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 11 Agustus 2011 sampai dengan

tanggal 09 September 2011 ;

Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 10 September 2011

sampai dengan tanggal 09 Nopember 2011 ;

Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi ke-1 sejak tanggal 10 Nopember

2011 sampai dengan tanggal 09 Desember 2011 ;

Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi ke-2 sejak tanggal 10 Desember

2011 sampai dengan tanggal 08 Januari 2012 ;

Hakim Pengadilan Tinggi sejak tanggal 19 Desember 2011 sampai dengan

tanggal 17 Januari 2012 ;

al. 1 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Page 93: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Perpanjangan Ketua Pengadilan Tinggi sejak tanggal 18 Januari 2012 sampai

dengan tanggal 17 Maret 2012 ;

Berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung-RI u.b Ketua Muda Pidana

No.65/2012/959 K/PP/2012/MA. tanggal 22 Mei 2012, Terdakwa

diperintahkan untuk ditahan dalam Rumah Tahanan Negara selama 50

(lima puluh) hari, terhitung sejak tanggal 02 April 2012 ;

Perpanjangan berdasarkan Penetapan Ketua Mahkamah Agung-RI u.b. Ketua

Muda Pidana No.66/2012/959 K/PP/2012/MA. tanggal 22 Mei 2012,

Terdakwa diperintahkan untuk ditahan dalam Rumah Tahanan Negara

selama 60 (enam puluh) hari, terhitung sejak tanggal 22 Mei 2012 ;

yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Padangsidempuan

karena didakwa :

KESATU :

Bahwa dia Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekira pukul 16.00

WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu di dalam bulan April 2011 ber-

tempat di tempat Pengumpulan Buah (TPH) lokasi Perkebunan Kelapa Sawit

milik H. Jubeir Harahap di Wilayah Desa Ujung Gading, Kecamatan

Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Terdakwa SUPRI LUBIS alias

SUPRI, Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO) yang melakukan, yang

menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan dengan sengaja me-

rampas nyawa korban Fuad Hasan Nasution alias Lalat”, perbuatan Terdakwa

SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO)

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Bermula pada waktu dan tempat tersebut di atas, pada hari Kamis

tanggal 28 April 2011 sekira pukul 11.00 Wib ketika saksi Indra Hasibuan ber-

sama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil Daulay dengan meng-

gunakan Truk Colt diesel berangkat dari Kota Pinang menuju perkebunan milik

H. Jubeir Harahap di Desa Uung Gading Jae, Kecamatan Simangambat. Bahwa

selain saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan

saksi Aidil Ahmad Daulay, ada orang lain yang ikut ke lokasi perkebunan ter-

sebut yaitu diantaranya Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin

Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). Bahwa adapun

saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil

Ahmad Daulay menggunakan Truk Colt Diesel sedangkan Terdakwa, saksi

al. 2 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Page 94: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO) dan

Daud Siregar (DPO) menggunakan mobil Hartop, setibanya di Pos Merpati III

PT.FMPI, mobil Truck Colt Diesel tersebut ditinggalkan dan saksi Indra

Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil Ahmad

Daulay melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Hartop bersama dengan

Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok

lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). sekira pukul 16.00 Wib Terdakwa, saksi

Hasyim Hasibuan, Saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO),

Daud Siregar (DPO), saksi Indra Hasibuan, saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi

Aidil Ahmad daulay tiba dilokasi perkebunan milik H. Jubeir Harahap tersebut.

Sesampainya dilokasi tidak berapa lama datang saksi Korban Fuad Hasan

Nasution alias Lalat menjumpai saksi Indra Hasibuan. Setelah mendekati saksi

Indra Hasibuan, lalu korban mengatakan “IN tolong tengokkan mesin lampu”

dan saksi Indra Hasibuan menjawab “Sebentar, lagi cari kunci peti Cold Diesel”

dan dijawab oleh Korban “iyalah saya tunggu”. Kejadian tersebut dilihat oleh

saksi Zainal Abidin Nasution. Setelah itu korban pergi, dan sekitar 20 (dua

puluh) menit kemudian, korban datang kembali ke lokasi perkebunan dengan

mengendarai sepeda motor dengan membawa alat babat. Pada saat itu saksi

Indra Hasibuan sedang mengemudikan mobil Hartop. Ketika saling bertemu,

saksi Indra Hasibuan bertanya kepada Korban “siapa dipondok” dan di jawab

korban “si kulong” dan Saksi Indra Hasibuan mengatakan kepada Korban “aku

duluan” dan di jawab oleh korban “iyalah”. Selanjutnya korban membawa

sepeda motornya kearah rumah Terdakwa. Dan hal tersebut juga dilihat oleh

saksi Zainal Abidin Nasution. Melihat hal tersebut, saksi Indra Hasibuan curiga

ada yang tidak beres, sehingga saksi Indra Hasibuan memundurkan mobil.

Setelah memundurkan mobilnya saksi Indra Hasibuan mendengar suara

keributan dan dari kaca spion mobil Hartop tersebut, saksi Indra Hasibuan

melihat terjadi perkelahian antara Terdakwa dengan korban. Pada saat itu saksi

Indra Hasibuan melihat Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis (DPO) dan Daud

Siregar (DPO) mengeroyok Korban. Pada saat pengeroyokan terjadi, saksi

Zainal Abidin Nasution sedang berada di dalam kantor, dan dari dalam kantor

tersebut, saksi Zainal Abidin Nasution mendengar jeritan “Ampun Dor, nggak

kuulangi lagi”. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan melihat Korban meme-gang

babat ditangannya dan pada saat itu kedua teman Terdakwa, yaitu Ucok Lubis

(DPO) dan Daud Siregar (DPO) memiting Korban dan salah satunya me-

al. 3 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Page 95: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

megang tojok dan satunya lagi memegang parang. Melihat hal tersebut saksi

Indra Hasibuan langsung lari ke bukit untuk mencari sinyal Handphone. Saksi

berusaha untuk menghubungi pemilik kebun agar menghubungi polisi terdekat

agar datang ke lokasi perkebunan. Setelah itu saksi Indra Hasibuan turun ke

bawah dan melihat korban telah terkapar ditanah sedangkan Terdakwa dan

kedua orang temannya yaitu Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) secara

bergantian menusuk tubuh Korban dengan menggunakan tojok. Karena panik

saksi Indra Hasibuan kembali ke atas bukit dan berusaha menghubungi pemilik

kebun namun tidak diangkat sehingga saksi Indra Hasibuan kembali turun ke

bawah dan saat itu Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis (DPO), dan Daud

Siregar (DPO) sudah berada di dalam mobil Hartop dan hendak pergi me-

ninggalkan lokasi perkebunan. Sementara Korban ditinggalkan terkapar diareal

kebun. Karena ketakutan, saksi Indra Hasibuan pun takut berada di areal kebun

sehingga Saksi Indra Hasibuan langsung masuk kedalam mobil Hartop yang

dipergunakan oleh Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis (DPO) dan Daud

Siregar (DPO). Tidak berapa jauh kemudian terlihat saksi Abdul Rojak Rambe,

dan saksi Abdul Rojak Rambe pun langsung ikut dalam mobil tersebut.

Sesampainya di pos Merpati III PT.FMPI, saksi INDRA HASIBUAN, saksi

ABDUL ROJAK RAMBE dan saksi AIDIL AHMAD DAULAY minta turun dan

kemudian saksi INDRA HASIBUAN, saksi ABDUL ROJAK RAMBE dan saksi

AIDIL AHMAD DAULAY tinggal di pos Satpam, sedangkan saksi Zainal Abidin

Nasution ikut bersama Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, Ucok Lubis (DPO)

dan Daud Siregar (DPO). Dari Pos Satpam saksi Indra Hasibuan kembali meng-

hubungi pemilik kebun dan pemilik kebun mengatakan bahwa polisi sedang

dalam perjalanan menuju lokasi perkebunan. Saksi Indra Hasibuan, saksi Abdul

Rojak Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay menunggu kedatangan pemilik

kebun dengan maksud kelokasi perkebunan untuk melihat keadaan korban. Dan

sekitar pukul 24.00 wib, anggota kepolisian sektor Barumun Tengah mendatangi

kami di lokasi pos tersebut dan kemudian membawa kami ke Polsek Barumun

Tengah.

Akibat dari perbuatan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar

(DPO) dan Ucok Lubis (DPO), korban atas nama Fuad Hasan Nasution alias

Lalat meninggal dunia, dengan luka sebagaimana yang telah tercantum dalam

hasil pemeriksaan luar atas Jenazah atas nama Fuad Hasan Nasution alias

Lalat yang dilakukan Puskesmas Langkimat dengan Nomor : 857/157/2011

tertanggal 16 Mei 2011.

al. 4 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Page 96: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Perbuatan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

338 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana ;

ATAU

KEDUA :

Bahwa dia Trdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekira pukul 16.00

WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu di dalam bulan April 2011 ber-

tempat di Tempat Pengumpulan Buah (TPH) lokasi Perkebunan Kelapa Sawit

milik H. Jubeir Harahap di Wilayah Desa Ujung Gading, Kecamatan

Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara, Terdakwa SUPRI LUBIS alias

SUPRI, Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO) dengan terang-terangan

dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap korban Fuad

Hasan Nasution alias Lalat yang mengakibatkan maut, perbuatan Terdakwa

SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO)

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Bermula pada waktu dan tempat tersebut diatas, pada hari Kamis tanggal

28 April 2011 sekira pukul 11.00 Wib ketika saksi Indra Hasibuan bersama

dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay dengan meng-

gunakan Truk Colt diesel berangkat dari Kota Pinang menuju perkebunan milik

H. Jubeir Harahap di Desa Uung Gading Jae, Kecamatan Simangambat. Bahwa

selain saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan

saksi Aidil Ahmad Daulay, ada orang lain yang ikut ke lokasi perkebunan ter-

sebut, yaitu diantaranya Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin

Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). Bahwa adapun

saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil

Ahmad Daulay menggunakan Truk Colt Diesel sedangkan Terdakwa, saksi

Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO) dan

Daud Siregar (DPO) menggunakan mobil Hartop. Setibanya di Pos Merpati III

PT.FMPI, mobil Truck Colt Diesel tersebut ditinggalkan dan saksi Indra Hasibuan

bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay

melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobil hartop bersama dengan

Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok

lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). Sekira pukul 16.00 Wib Ter-dakwa, saksi

Hasyim Hasibuan, Saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok

al. 5 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Page 97: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Lubis (DPO), Daud Siregar (DPO), saksi Indra Hasibuan, saksi Abdul Rojab

Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay tiba dilokasi perkebunan milik H. Jubeir

Harahap tersebut. Sesampainya dilokasi tidak berapa lama datang Korban Fuad

Hasan Nasution alias Lalat menjumpai saksi Indra Hasibuan. Setelah mendekati

saksi Indra Hasibuan, lalu korban mengatakan “ IN tolong tengokkan mesin

lampu” dan saksi Indra Hasibuan menjawab “sebentar, lagi cari kunci peti Colt

Diesel” dan di jawab oleh korban “iyalah saya tunggu”. Kejadian tersebut dilihat

oleh saksi Zainal Abidin Nasution. Setelah itu korban pergi dan setelah 20 (dua

puluh) menit kemudian, korban datang kembali ke lokasi perkebunan dengan

mengendarai sepeda motor dengan membawa alat babat. Pada saat itu saksi

Indra Hasibuan sedang mengemudikan mobil Hartop. Ketika saling bertemu,

saksi Indra Hasibuan bertanya kepada korban “siapa dipondok” dan dijawab

oleh korban “si kulong” dan saksi Indra Hasibuan mengatakan kepada korban

“aku duluan” dan di jawab korban “iyalah”. Selanjutnya korban membawa

sepeda motornya ke arah rumah Terdakwa. Dan hal tersebut juga dilihat oleh

saksi Zainal Abidin Nasution. Melihat hal tersebut, saksi Indra Hasibuan curiga

ada yang tidak beres, sehingga saksi Indra Hasibuan memundurkan mobil.

Setelah memundurkan mobilnya, saksi Indra Hasibuan mendengar suara

keributan dan dari kaca spion mobil Hartop tersebut, saksi Indra Hasibuan

melihat terjadi perkelahian antara Terdakwa dengan korban. Pada saat itu saksi

Indra Hasibuan melihat Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis (DPO) dan Daud

Siregar (DPO) mengeroyok korban. Pada saat pengeroyokan terjadi, saksi

Zainal Abidin Nasution sedang berada di dalam kantor dan dari dalam kantor

tersebut saksi Zainal Abidin Nasution mendengar jeritan “Ampun Dor, ngak

kuulangi lagi”. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan melihat korban meme-gang

babat ditangannya dan pada saat itu kedua teman Terdakwa, yaitu Ucok Lubis

(DPO) dan Daud Siregar (DPO) memiting Korban dan salah satunya memegang

tojok dan satunya lagi memegang parang. Melihat hal tersebut saksi Indra

Hasibuan langsung lari ke bukit untuk mencari sinyal Handphone. Saksi

berusaha untuk menghubungi pemilik kebun agar menghubungi polisi terdekat

agar datang kelokasi perkebunan. Setelah itu saksi Indra Hasibuan turun ke

bawah dan melihat korban telah terkapar di tanah sedangkan Terdakwa dan

kedua orang temannya yaitu Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) secara

bergantian menusuk tubuh korban dengan menggunakan tojok, karena panik

saksi Indra Hasibuan kembali ke atas bukit dan berusaha menghubungi

al. 6 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Page 98: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

pemilik kebun namun tidak diangkat sehingga saksi Indra Hasibuan kembali

turun kebawah dan saat itu Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis (DPO), dan

Daud Siregar (DPO) sudah berada didalam mobil hartop dan hendak pergi

meninggalkan lokasi perkebunan. Sementara korban di tinggalkan terkapar di

areal kebun. Karena ketakutan, saksi Indra Hasibuan pun takut berada di areal

kebun sehingga Saksi Indra Hasibuan langsung masuk ke dalam mobil Hartop

yang dipergunakan oleh Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis (DPO) dan

Daud Siregar (DPO). Tidak berapa jauh kemudian terlihat saksi Abdul Rojak

Rambe, dan saksi Abdul Rojak Rambe pun langsung ikut dalam mobil tersebut.

Sesampainya di pos Merpati III PT. FMPI, saksi INDRA HASIBUAN, saksi

ABDUL ROJAK RAMBE, dan saksi AIDIL AHMAD DAULAY minta turun dan

kemudian saksi INDRA HASIBUAN, saksi ABDUL ROJAK RAMBE dan saksi

AIDIL AHMAD DAULAY tinggal di Pos Satpam, sedangkan saksi Zainal Abidin

Nasution ikut bersama Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, Ucok Lubis (DPO)

dan Daud Siregar (DPO). Dari Pos Satpam saksi Indra Hasibuan kembali meng-

hubungi pemilik kebun dan pemilik kebun mengatakan bahwa polisi sedang

dalam perjalanan menuju lokasi perkebunan. Saksi Indra Hasibuan, Saksi Abdul

Rojab Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay menunggu kedatangan pemilik

kebun dengan maksud kelokasi perkebunan untuk melihat keadaan korban. Dan

sekitar pukul 24.00 wib anggota kepolisian sektor Barumun Tengah mendatangi

kami dilokasi pos tersebut dan kemudian membawa kami ke Polsek Barumun

Tengah.

Akibat dari perbuatan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar

(DPO) dan Ucok Lubis (DPO), korban atas nama Fuad Hasan Nasution alias

Lalat meninggal dunia, dengan luka sebagaimana yang telah tercantum dalam

hasil pemeriksaan luar atas Jenazah atas nama Fuad Hasan Nasution alias

Lalat yang dilakukan Puskesmas Langkimat dengan Nomor : 857/157/2011 ter-

tanggal 16 Mei 2011.

Perbuatan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

170 ayat (1) ke-3 KUHPidana.

ATAU

KETIGA :

Bahwa dia Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekira pukul 16.00

al. 7 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Page 99: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu di dalam bulan April 2011 ber-

tempat di tempat Pengumpulan Buah (TPH) lokasi Perkebunan Kelapa Sawit

milik H. Jubeir Harahap di Wilayah Desa Ujung Gading, Kecamatan

Simangambat, Kabupaten Padang lawas Utara, Terdakwa SUPRI LUBIS alias

SUPRI, Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO) yang melakukan, yang

menyuruh melakukan dan turut serta melakukan penganiayaan yang meng-

akibatkan maut terhadap korban Fuad Hasn Nasution alias Lalat, perbuatan

Terdakwa bersama-sama dengan Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO)

dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Bermula pada waktu dan tempat tersebut diatas, pada hari Kamis tanggal

28 April 2011 sekira pukul 11.00 Wib ketika saksi Indra Hasibuan bersama

dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay dengan

menggunakan Truk Colt diesel berangkat dari Kota Pinang menuju perkebunan

milik H. Jubeir Harahap di Desa Uung Gading Jae, Kecamatan Simangambat.

Bahwa selain saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe

dan saksi Aidil Ahmad Daulay, ada orang lain yang ikut ke lokasi perkebunan

tersebut, yaitu diantaranya Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal

Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). Bahwa

adapun saksi Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan

saksi Aidil Ahmad Daulay menggunakan Truk Colt Diesel sedangkan Terdakwa,

saksi Hasyim Hasibun, saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok Lubis

(DPO) dan Daud Siregar (DPO) menggunakan mobil Hartop. Setibanya di Pos

Merpati III PT. FMPI, mobil Truck Colt Diesel tersebut ditinggalkan dan saksi

Indra Hasibuan bersama dengan saksi Abdul Rojab Rambe dan saksi Aidil

Ahmad Daulay melanjutkan perjalanan dengan menggunakan Hartop bersama

dengan Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, saksi Zainal Abidin Nasution alias

Inal, Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). Sekira pukul 16.00 Wib

Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan, Saksi Zainal Abidin Nasution alias Inal, Ucok

Lubis (DPO), Daud Siregar (DPO), saksi Indra Hasibuan, saksi Abdul Rojab

Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay tiba dilokasi perkebunan milik H. Jubeir

Harahap tersebut. Sesampainya di lokasi, tidak berapa lama datang Korban

Fuad Hasan Nasution alias Lalat menjumpai Saksi Indra Hasibuan. Setelah

mendekati saksi Indra Hasibuan, lalu korban mengatakan “ IN tolong tengokkan

mesin lampu” dan saksi Indra Hasibuan menjawab “Sebentar, lagi cari kunci

peti Colt Disel” dan dijawab oleh Korban “iyalah saya tunggu”.

al. 8 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Page 100: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Kejadian tersebut dilihat oleh saksi Zainal Abidin Nasution. Setelah itu korban

pergi, dan sekitar 20 (dua puluh) menit kemudian, korban datang kembali ke

lokasi perkebunan dengan mengendarai sepeda motor dengan membawa alat

babat. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan sedang mengemudikan mobil Hartop.

Ketika saling bertemu, saksi Indra Hasibuan bertanya kepada Korban “siapa

dipondok” dan dijawab oleh korban “si kulong” dan saksi Indra Hasibuan

mengatakan kepada korban “aku duluan” dan dijawab oleh korban “iyalah”.

Selanjutnya korban membawa sepeda motornya ke arah rumah Terdakwa. Dan

hal tersebut juga dilihat oleh saksi Zainal Abidin Nasution. Melihat hal tersebut,

saksi Indra Hasibuan curiga ada yang tidak beres, sehingga saksi Indra

Hasibuan memundurkan mobil. Setelah memundurkan mobilnya, saksi Indra

Hasibuan mendengar suara keributan dan dari kaca spion mobil hartop tersebut,

saksi Indra Hasibuan melihat terjadi perkelahian antara Terdakwa dengan

korban. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan melihat Terdakwa bersama dengan

Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) mengeroyok Korban. Pada saat

pengeroyokan terjadi saksi Zainal Abidin Nasution sedang berada didalam

kantor, dan dari dalam kantor tersebut, saksi Zainal Abidin Nasution mendengar

jeritan “Ampun Dor, ngak kuulangi lagi”. Pada saat itu saksi Indra Hasibuan

melihat Korban memegang babat ditangannya dan pada saat itu kedua teman

Terdakwa yaitu Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO) memiting Korban

dan salah satunya memegang tojok dan satunya lagi memegang parang.

Melihat hal tersebut saksi Indra Hasibuan langsung lari ke bukit untuk mencari

sinyal Handphone. Saksi berusaha untuk menghubungi pemilik kebun agar

menghubungi polisi terdekat agar datang kelokasi perkebunan. Setelah itu saksi

Indra Hasibuan turun ke bawah dan melihat korban telah terkapar di tanah

sedangkan Terdakwa dan kedua temannya yaitu Ucok Lubis (DPO) dan Daud

Siregar (DPO) secara bergantian menusuk tubuh korban dengan menggunakan

tojok. Karena panik, saksi Indra Hasibuan kembali ke atas bukit dan berusaha

menghubungi pemilik kebun namun tidak diangkat sehingga saksi Indra

Hasibuan kembali turun kebawah dan saat itu Terdakwa bersama dengan Ucok

Lubis (DPO), dan Daud Siregar (DPO) sudah berada di dalam mobil Hartop dan

hendak pergi meninggalkan lokasi perkebunan. Sementara korban di tinggalkan

terkapar diareal kebun. Karena ketakutan saksi Indra Hasibuan pun takut

berada di areal kebun sehingga saksi Indra Hasibuan langsung masuk ke dalam

mobil Hartop yang dipergunakan oleh Terdakwa bersama dengan Ucok Lubis

al. 9 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Page 101: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

(DPO) dan Daud Siregar (DPO). Tidak berapa jauh kemudian terlihat saksi

Abdul Rojak Rambe, dan saksi Abdul Rojak Rambe pun langsung ikut dalam

mobil tersebut. Sesampainya di pos Merpati III PT.FMPI, saksi INDRA

HASIBUAN, saksi ABDUL ROJAK RAMBE dan saksi AIDIL AHMAD DAULAY

minta turun dan kemudian saksi INDRA HASIBUAN, saksi ABDUL ROJAK

RAMBE dan saksi AIDIL AHMAD DAULAY tinggal di pos satpam, sedangkan

saksi Zainal Abidin Nasution ikut bersama Terdakwa, saksi Hasyim Hasibuan,

Ucok Lubis (DPO) dan Daud Siregar (DPO). Dari pos Satpam saksi Indra

Hasibuan kembali menghubungi pemilik kebun dan pemilik kebun mengatakan

bahwa polisi sedang dalam perjalanan menuju lokasi perkebunan. Saksi Indra

Hasibuan, saksi Abdul Rojak Rambe dan saksi Aidil Ahmad Daulay menunggu

kedatangan pemilik kebun dengan maksud ke lokasi perkebunan untuk melihat

keadaan korban. Dan sekitar pukul 24.00 wib anggota kepolisian sektor

barumun tengah mendatangi kami dilokasi pos tersebut dan kemudian mem-

bawa kami ke Polsek Barumun Tengah.

Akibat dari perbuatan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar

(DPO) dan Ucok Lubis (DPO), korban atas nama Fuad Hasan Nasution alias

Lalat meninggal dunia, dengan luka sebagaimana yang telah tercantum dalam

hasil pemeriksaan luar atas jenazah atas nama Fuad Hasan Nasution alias Lalat

yang dilakukan Puskesmas Langkimat dengan Nomor : 857/157/2011 tertanggal

16 Mei 2011.

Perbuatan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI, Daud Siregar (DPO)

dan Ucok Lubis (DPO) sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

351 ayat (3) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri

Padangsidimpuan tanggal 23 Nopember 2011 sebagai berikut :

Menyatakan Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI terbukti secara sah dan

meyakinkan menurut hukum bersalah melakukan Tindak Pidana “yang me-

lakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta melakukan dengan sengaja

merampas nyawa korban” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal

338 jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 dari KUHP.

Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI dengan

Pidana Penjara selama 12 (dua belas tahun) penjara dikurangkan sepenuh-nya

dari penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa.

al. 10 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Page 102: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

barang bukti berupa :

1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang kurang lebih 1 (satu)

meter berlumuran darah, 1 (satu) bilah tojok panjang kurang lebih 1 (satu)

meter, 1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu panjang kurang lebih

30 cm, 1 (satu) helai baju kaus warna hitam tanpa lengan berlumuran darah,

1 (satu) potong celana pendek berlumuran darah dirampas untuk dimusnah-

kan;

Menetapkan supaya Terdakwa-Terdakwa dibebani biaya perkara sebesar

Rp.1000 (seribu rupiah).

Membaca putusan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan No.637/Pid.B/

2011/PN.Psp.Gnt. tanggal 14 Desember 2011 yang amar lengkapnya sebagai

berikut :

Menyatakan bahwa Terdakwa Supri Lubis alias Supri telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Turut

serta melaku-kan pembunuhan” ;

Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Supri Lubis alias Supri oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) tahun ;

Menetapkan waktu lamanya Terdakwa berada dalam tahanan

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

Menetapkan barang bukti berupa :

1 (satu) bilah tojok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter ;

1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang lebih 1 (satu) meter ;

1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu ;

1 (satu) helai baju kaus warna hitam tanpa lengan berlumuran darah ;

1 (satu) potong celana pendek berlumuran darah ;

Masing-masing dirampas untuk dimusnahkan ;

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp.1.000,- (seribu rupiah).

Membaca putusan Pengadilan Tinggi Medan No.30/PID/2012/PT.MDN.

tanggal 22 Februari 2012 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

• Menerima permintaan banding dari Terdakwa ;

• Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan tanggal 14

Desember 2011 No.637/Pid.B/2011/PN-Psp.Gnt, sekedar mengenai pidana

yang dijatuhkan kepada Terdakwa sehingga amarnya berbunyi

sebagai berikut :

al. 11 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Page 103: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

·.1. Menyatakan bahwa Terdakwa Supri Lubis alias Supri telah terbukti se-

cara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “turut

serta melakukan pembunuhan” ;

·.2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Supri Lubis alias Supri oleh

karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun ;

·.3. Menetapkan waktu lamanya Terdakwa berada dalam tahanan dikurang-

kan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

·.4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

·.5. Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 (satu) bilah tojok dengan panjang kurang lebih 1 (satu) meter ;

• 1 (satu) bilah parang babat bergagang kayu panjang lebih 1 (satu)

Meter ;

• 1 (satu) buah sarung parang terbuat dari kayu ;

• 1 (satu) helai baju kaus warna hitam tanpa lengan berlumuran darah ;

• 1 (satu) potong celana pendek berlumuran darah ;

Masing-masing dirampas untuk dimusnahkan;

Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam

kedua tingkat peradilan, sedangkan ditingkat banding sebesar Rp. 2.500,-

(dua ribu lima ratus rupiah) ;

Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi No.06/Akta.Pid/2012/

PN.Psp. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Padangsidimpuan

yang menerangkan, bahwa pada tanggal 02 April 2012 Terdakwa mengajukan

permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Tinggi tersebut ;

Memperhatikan memori kasasi tanggal 02 April 2012 dari Terdakwa se-

bagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

Padangsidimpuan pada hari itu juga ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Tinggi tersebut telah diberitahu-

kan kepada Terdakwa pada tanggal 28 Maret 2012 dan Terdakwa mengajukan

permohonan kasasi pada tanggal 02 April 2012 serta memori kasasinya telah

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padangsidimpuan pada hari itu juga

dengan demikian permohonan kasasi beserta dengan alasan-alasannya telah

diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang, oleh

karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

pada pokoknya sebagai berikut :

al. 12 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Page 104: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

1. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi serta fakta-fakta

yang terungkap dipersidangan terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa

perbuatan Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Tergugat terhadap korban

adalah akibat dari perkelahian, yang mana perkelahian tersebut berawal dari

korban sendiri (Fuad Hasan Nasution) yang hendak membunuh atau

menganiaya Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa ;

2. Bahwa oleh karena itu Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa

sebelumnya tidak pernah mempunyai maksud untuk menghilangkan nyawa

korban, namun karena adanya serangan yang dapat mematikan Pemohon

Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa dari korban maka Terdakwa melaku-

kan perlawanan sehingga terjadi perkelahian yang mengakibatkan matinya

korban ;

3. Bahwa oleh karena tidak ada unsur “maksud” dari Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa untuk menghilangkan nyawa korban, maka tidak

tepatlah jika judex facti dalam kedua tingkat peradilan tersebut memutuskan

bahwa Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa terbukti bersalah dan

melanggar Pasal 338 jo. Pasal 55 KUHPidana, hal mana dikarenakan salah

satu unsur dari Pasal 338 KUHPidana adalah “adanya kesengajaan atau

maksud untuk menghilangkan nyawa orang, inilah yang membeda-kan

dengan penganiayaan yang mengakibatkan kematian, karena dalam hal

penganiayaan, tidak ada maksud atau kesengajaan untuk menghilangkan

nyawa orang, matinya orang itu hanya akibat dari penganiayaan (Prof. Dr.

Jur. Andi Hamzah, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP

hal.45 Sinar Grafika 2009).

4. Bahwa berdasarkan uraian dalil-dalil tersebut di atas serta dikaitkan dengan

fakta yang ditemukan baik dilapangan maupun yang timbul dalam per-

sidangan baik dari keterangan saksi-saksi maupun bukti-bukti petunjuk yang

ada maka terbuktilah bahwa :

• Bahwa pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekitar pukul 16.00 Wib

dikebun kelapa sawit milik H. Zubair Saifuddin Harahap yang terletak di

Desa Ujung Gading Jae, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang

Lawas Utara, antara Terdakwa dengan korban (Fuad Hasan Nasution)

telah terjadi perkelahian ;

• Bahwa perkelahian tersebut terjadi disebabkan adanya serangan dari

korban dengan menggunakan senjata tajam yang dapat mengancam

hilangnya nyawa Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa ;

al. 13 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Page 105: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Bahwa atas pembelaan diri dari Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa terjadilah perkelahian yang telah menimbulkan luka berat

terhadap korban akibat penganiayaan yang dilakukan oleh Pemohon

Kasai dahulu Pembanding/Terdakwa sehingga mengakibatkan matinya

korban ;

Bahwa berdasarkan uraian dalil-dalil tersebut di atas yang

tentunya ber-sesuaian dengan fakta dilapangan dan fakta yang terungkap

dipersidangkan, maka jelaslah judex facti telah salah dalam menerapkan

hukum dalam peng-ambilan keputusannya, yang seharusnya

mempertimbangkan bahwa per-buatan Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa adalah perbuatan perkelahian yang menimbulkan

penganiayaan yang berakibat kematian, karena jika perkelahian yang

terjadi, maka yang timbul darinya adalah peng-aniayaan ;

Bahwa oleh karena judex facti telah salah dalam menerapkan

hukumnya, maka dengan demikian haruslah dibatalkan oleh Majelis Hakim

Agung dalam peradilan tingkat kasasi dan kemudian mengadili sendiri

terhadap perkara a quo dengan pertimbangan hukum serta putusannya yang

seadil-adilnya.

• Bahwa dari keterangan saksi yang memberikan keterangan di per-

sidangan dalam perkara a quo adalah masing-masing 1. INDRA HASI-

BUAN, 2. ZAINAL ABIDIN NASUTION alias ANAL, 3. AIDIL AHMAD

DAULAY, 4. HASIM HASIBUAN, 5. AHMAD CULONG SIREGAR, 6.

ABDUL ROJAK RAMBE, serta saksi tambahan dari Jaksa Penuntut

Umum bernama ZUBAIR SAIFUDDIN HARAHAP dan keterangan Ter-

dakwa SUPRI LUBIS alias SUPRI (Pemohon Kasasi dahulu Pem-

banding) ;

• Bahwa untuk membuktikan tindak pidana a quo dilakukan secara ber-

sama-sama guna memenuhi unsur Pasal 55 ayat (1) ke-1, hanya ber-

dasarkan keterangan saksi-saksi dihadapkan persidangan, adapun ke-

terangan saski-saksi selain dihadapkan persidangan bukanlah kete-

rangan saksi, seperti Berita Acara Saksi yang dibuat oleh penyidik atau-

pun Jaksa Penuntut, sebagaimana dibedakan antara Pasal 1 angka 26

KUHAP (Saksi) dengan Pasal 1 angka 27 KUHAP (Keterangan saksi) ;

• Bahwa untuk memenuhi unsur bukti sehingga mempunyai kekuatan pem-

buktian dari keterangan saksi-saksi tersebut haruslah memenuhi unsur

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP (Keterangan

al. 14 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Page 106: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

saksi), yaitu harus melihat sendiri, harus mendengar sendiri, harus meng-

alami sendiri serta menyebutkan alasan dari pengetahuannya itu, dan

juga keterangan saksi yang berdiri sendiri yaitu yang tidak didukung

dengan keterangan saksi lainnya atau alat bukti lainnya tidak dapat di-

jadikan bukti yang mempunyai nilai pembuktian, karena kesaksian se-

orang bukanlah saksi (nullu testis nulla testis) ;

• Bahwa memperhatikan ketentuan tersebut maka dapat dicermati ke-

terangan saksi-saksi yang tersebut namanya di dalam putusan judex facti

yaitu masing-masing :

·.1. INDRA HASIBUAN

Bahwa ia saksi INDRA HASIBUAN salah satu keterangan ke-saksiannya

menerangkan bahwa ia melihat perkelahian tersebut melalui kaca spion

mobil Hardtop yang dikendarainya, yang berarti ia membelakangi tempat

kejadian perkara (TKP) dan tidak me-lihat secara langsung kejadian

tindak pidana yang terjadi saat itu, tetapi melihat melalui media

(perantara) kaca spion mobil Hardtop yang dikendarainya ;

Bahwa ia saksi INDRA HASIBUAN salah satu keterangan saksi-nya

menerangkan bahwa ia melihat perkelahian tersebut melalui kaca spion

mobil Hardtop yang dikendarainya yang mana Ter-dakwa (Pemohon

Kasasi/Pembanding) dibantu oleh dua orang temannya, yang berarti ia

membelakangi tempat kejadian perkara (TKP) dan tidak melihat secara

langsung peranan dari kedua temannya dalam kejadian tindak pidana

yang terjadi saat itu, tetapi melihat melalui media (perantara) kaca spion

mobil Hardtop yang dikendarainya ;

Bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas sepanjang keterangan

saksi tersebut tidaklah dapat dinilai sebagai bukti, karena tidak

memenuhi unsur melihat langsung sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP ;

Bahwa saksi melihat langsung setelah saksi turun dari bukit dan

kembali ketempat kejadian perkelahian bahwa korban telah ter-

kapar di tanah sedangkan Terdakwa dan kedua temannya ber-

gantian menusuk korban dengan menggunakan tojok ;

Bahwa keterangan saksi INDRA HASIBUAN tersebut adalah ber-

diri sendiri dan tidak didukung dengan keterangan saksi-saksi lain-

nya serta bertentangan dengan keterangan Terdakwa (Pemohon

Kasasi/Pembanding), sehingga tidak dapat dinilai sebagai bukti

al. 15 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Page 107: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

karena berdiri sendiri yang tidak didukung dengan keterangan

saksi lainnya atau bukti lainnya (nullu testis nullu testis) ;

·.2. ZAINAL ABIDIN NASUTION

Bahwa keterangan saksi ZAINAL ABIDIN NASUTION bukan ke-

terangan saksi yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP,

karena berdasarkan uraian dari keterangannya di hadapan per-

sidangan, ia saksi ZAINAL ABIDIN NASUTION hanya mendengar

jeritan korban dari jarak + 25 meter yang mengatakan “Ampun Dor....”

yang berarti secara logis saksi ZAINAL ABIDIN NASUTION tidak

melihat langsung bagaimana tindak pidana terjadi. Dan oleh karena

itu, keterangan saksi ZAINAL ABIDIN NASUTION tersebut tidak dapat

dinilai sebagai bukti yang menguatkan bagaimana terjadinya tindak

pidana dimaksud apakah dilakukan oleh Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa sendiri atau disertai dengan teman-teman Ter-

dakwa yaitu Daud Siregar (DPO) dan Ucok Lubis (DPO) ;

·.3. AIDIL AHMAD DAULAY

·.3.a. Bahwa ia saksi AIDIL AHMAD DAULAY memberikan

keterangan kesaksiannya yang menerangkan bahwa ia melihat

langsung per-kelahian antara Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa dengan korban (Fuad Hasan Nasution) dari

jarak + 20 meter ;

·.3.b. Bahwa ia saksi AIDIL AHMAD DAULAY tidak melihat ada

orang lain yang turut membantu perkelahian tersebut ;

·.3.c. Bahwa ia saksi AIDIL AHMAD DAULAY melihat korban mati

akibat penganiayaan yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi dahulu

Pem-banding/Terdakwa ;

Bahwa keterangan saksi AIDIL AHMAD DAULAY secara sah telah

memenuhi maksud dari ketentuan Pasal 1 angka 27 KUHAP, se-

hingga mempunyai nilai pembuktian yang kuat yang dalam hal ini

menguatkan keyakinan telah terjadi :

• Perkelahian ;

• Perkelahian terjadi akibat adanya serangan dari korban yang

menggunakan senjata tajam ;

• Perkelahian terjadi satu lawan satu, tanpa bantuan dari orang lain ;

al. 16 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Page 108: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

• Perkelahian berakhir dengan matinya korban akibat penganiayaan

berat dari Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa ter-

hadap korban ;

·.4. HASYIM HASIBUAN

Bahwa keterangan saksi HASYIM HASIBUAN bukan keterangan

saksi yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP, karena ber-

dasarkan uraian dari keterangannya di hadapan persidangan, ia saksi

HASYIM HASIBUAN tidak melihat kejadian perkelahian antara Pe-

mohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa dengan korban yang

terjadi pada pukul 16.00 WIB, tanggal 28 April 2011, karena ia saksi

HASYIM HASIBUAN baru datang ketempat kejadian perkara baru

pukul 21.00 WIB tanggal 28 April 2011 bersama-sama dengan Polisi,

sehingga secara fakta terbukti bahwa ia saksi HASYIM HASIBUAN

tidak melihat sama sekali bagaimana terjadinya perkelahian yang

mengakibatkan matinya korban dalam perkara a quo apakah perke-

lahian satu lawan satu atau adanya bantuan dari Daud Siregar dan

Ucok Lubis, dan oleh karenanya keterangan kesaksian dari saksi

HASYIM HASIBUAN harus dikesampingkan saja sepanjang mem-

buktikan tentang turut serta melakukan tindak pidana a quo ;

·.5. AHMAD CULONG SIREGAR

Bahwa keterangan saksi AHMAD CULONG SIREGAR bukan ke-

terangan saksi yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP,

karena berdasarkan uraian dari keterangannya di hadapan per-

sidangan, ia saksi AHMAD CULONG SIREGAR tidak melihat kejadian

perkelahian antara Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa

dengan korban yang terjadi pada pukul 16.00 WIB, tanggal 28 April

2011, karena ia saksi AHMAD CULONG SIREGAR baru datang ke

tempat kejadian perkara baru pukul 21.00 WIB tanggal 28 April 2011

bersama-sama dengan Polisi, sehingga secara fakta terbukti bahwa ia

saksi AHIMAD CULONG SIREGAR tidak melihat sama sekali bagai-

mana terjadinya perkelahian yang mengakibatkan matinya korban

dalam perkara a quo apakah perkelahian satu lawan satu atau ada-

nya bantuan dari Daud Siregar dan Ucok Lubis, dan oleh karenanya

keterangan kesaksian dari saksi AHMAD CULONG SIREGAR harus

al. 17 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Page 109: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dikesampingkan saja sepanjang membuktikan tentang turut serta me-

lakukan tindak pidana a quo ;

·.6. ABDUL ROJAK RAMBE

·.6.a. Bahwa ia saksi ABDUL ROJAK RAMBE memberikan

keterangan kesaksiannya yang menerangkan bahwa ia melihat

langsung per-kelahian antara Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa dengan korban (Fuad Hasan Nasution) dari

jarak + 10 meter ;

·.6.b. Bahwa ia saksi ABDUL ROJAK RAMBE melihat korban

berkelahi melawan Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa yang di-bantu oleh dua orang masing-masing bernama

Daud Siregar dan satu orang lagi saksi tidak mengetahui

namanya ;

·.6.c. Bahwa ia saksi ABDUL ROJAK RAMBE tidak dapat

menjelaskan bagaimana kedua orang teman dari Pemohon Kasasi

dahulu Pem-banding/Terdakwa dalam membantu perkelahian

tersebut se-hingga apabila dilihat oleh saksi ABDUL ROJAK

RAMBE dan ke-mudian dijelaskan maka teranglah peranan

masing-masing dalam melakukan tindak pidana penyertaan

dimaksud ;

·.6.d. Namun dalam hal ini saksi ABDUL ROJAK RAMBE tidak

dapat menjelaskan hal tersebut dikarenakan saksi ABDUL ROJAK

RAMBE tidak dapat melihat secara langsung apakah perkelahian

dibantu oleh kedua orang teman dari Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa atau tidak, karena saksi ABDUL ROJAK

RAMBE sendiri telah melarikan diri dari tempat kejadian perkara

karena alasan ketakutan, sehingga secara fakta membuktikan se-

cara meyakinkan bahwa ia saksi tidak melihat adanya bantuan ter-

hadap Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa dari kedua

orang yang masing-masing bernama Daud Siregar dan satu orang

lagi saksi tidak mengetahui namanya dalam perkelahian melawan

korban ;

Bahwa dengan demikian keterangan saksi ABDUL ROJAK

RAMBE tersebut di atas tidak dapat dinilai sebagai bukti se-

panjang yang menerangkan bahwa ia saksi ABDUL ROJAK

al. 18 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Page 110: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

RAMBE melihat bahwa Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Ter-

dakwa dibantu oleh Daud Siregar dan satu orang lagi tidak dike-

tahui namanya dalam kejadian perkelahian melawan korban, dan

oleh karenanya harus dikesampingkan saja ;

·.7. ZUBAIR SAIFUDDIN HARAHAP (Saksi Tambahan Jaksa Penuntut

Umum)

Bahwa keterangan saksi ZUBAIR SAIFUDDIN HARAHAP bukan

keterangan saksi yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 27 KUHAP,

karena berdasarkan uraian dari keterangannya di hadapan per-

sidangan, ia saksi ZUBAIR SAIFUDDIN HARAHAP tidak melihat

sama sekali kejadian perkelahian antara Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa dengan korban, karena saksi ZUBAIR SAI-

FUDDIN HARAHAP tidak berada di tempat kejadian perkara, dan oleh

karenanya keterangan kesaksian dari saksi ZUBAIR SAIFUDDIN HA-

RAHAP harus dikesampingkan saja terutama yang berkaitan dengan

“turut serta melakukan tindak pidana” ;

Bahwa berdasarkan uraian keterangan saksi-saksi di atas kemudian

dihubung-kan dengan keterangan Terdakwa (Pemohon Kasasi/

Pembanding), dapatlah di-tarik kesimpulan yang hakiki, bahwa

perkelahian antara Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa

dengan korban adalah perkelahian satu lawan tanpa disertai bantuan

dari Daud Siregar dan Ucok Lubis, perkelahian mana terjadi telah

mengakibatkan kematian terhadap korban akibat adanya peng-aniayaan

berat yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Ter-

dakwa ;

Bahwa Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa sangat keberatan

dengan pertimbangan hukum judex facti tersebut yang selengkapnya

berbunyi :

“Menimbang, bahwa disamping hal-hal yang memberatkan yang telah

disebut-kan oleh hakim tingkat pertama di dalam putusannya, Pengadilan

Tinggi me-nambah satu lagi hal yang memberatkan bagi Terdakwa yaitu

perbuatan Ter-dakwa dapat dikategorikan sebagai perbuatan sadis” ;

1. Bahwa perbuatan Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa dengan

korban (Fuad Hasan Nasution) adalah perbuatan perkelahian antara Pe-

mohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa dengan korban, sebagaimana

terungkap dalam fakta persidangan dalam tingkat pertama, sehingga telah

al. 19 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Page 111: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

dijadikan pertimbangan hukum oleh majelis hakim tingkat pertama pada

putusannya halaman 20 alinea ke-3 yang selengkapnya berbunyi :

“Menimbang bahwa dengan berdasarkan keterangan saksi-saksi dan ke-

terangan Terdakwa dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan serta

dari hasil Visum Et Repertum dan segala sesuatu yang terjadi selama per-

sidangan perkara ini berlangsung, maka dapat diperoleh fakta-fakta yang

terungkap dipersidangan sebagai berikut :

• Bahwa Terdakwa di depan persidangan mengaku bernama Supri Lubis

alias Supri identitasnya bersesuaian dengan surat dakwaan dari Jaksa

Penuntut Umum ;

• Bahwa pada hari Kamis tanggal 28 April 2011 sekitar pukul 16.00 Wib

dikebun kelapa sawit milik H. Zubair Saifuddin Harahap yang terletak di

Desa Ujung Gading Jae, Kecamatan Simangambat, Kabupaten Padang

Lawas Utara, antara Terdakwa dengan korban telah terjadi perkelahian ;

• Dst.........”

2. Bahwa oleh karena yang terjadi adalah perkelahian antara Pemohon Kasasi

dahulu Pembanding/Terdakwa dengan korban yang ternyata mengakibatkan

kematian pada korban, maka sangat tidak tepat jika perbuatan Terdakwa

dikategorikan sebagai perbuatan sadis, apalagi sebelumnya Pemohon

Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa adalah sebagai korban penyerangan

yang dilakukan oleh si korban (Fuad Hasan Nasution) dengan menggunakan

senjata tajam yang dapat membahayakan nyawa Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa ;

3. Bahwa subjektivitas judex facti sangat kental menilai dan mempertimbang-

kan hal-hal yang memberatkan sehingga menambahnya dengan kategori

“perbuatan sadis”, namun disisi lain judex facti tidak mempertimbangkan

yang kurang dalam hal-hal pertimbangan yang dapat meringankan Pemohon

Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa, sehingga judex facti terkesan tidak

menggambarkan suatu peradilan yang fair dalam memutuskan perkara a

quo, sehingga tidak menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat pada

umumnya ;

4. Bahwa seharusnya putusan judex facti haruslah memenuhi rasa keadilan

ditengah-tengah masyarakat, bukan memenuhi rasa keadilan korban atau-

pun Terdakwa (hukum pidana adalah hukum publik), karenanya setelah

pembuktian secara yuridis dilakukan serta setelah mempertimbangkan “hal-

hal yang memberatkan” Terdakwa, judex facti harus juga mempertimbang-

kan “hal-hal yang meringankan Terdakwa” yang meliputi aspek-aspek, se-

al. 20 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Page 112: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

perti aspek psikologis, aspek sosial ekonomis, aspek edukatif, aspek ling-

kungan sosial Terdakwa tinggal dan dibesarkan, aspek sikap dan tanggung

jawab Terdakwa atas perbuatannya, sebagaimana contoh yang memuat

aspek-aspek pertimbangan tersebut terlihat dalam Putusan Pengadilan

Negeri Kandangan Nomor : 161/Pid.B/1996/PN.Kgn tanggal 12 Februari

1997 (Dr. Lilik Mulyadi, SH.MH. Seraut Wajah Putusan hakim dalam Hukum

Acara Pidana Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti 2010 hal.225) ;

5. Bahwa oleh karenanya berikut ini Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Ter-

dakwa menyampaikan aspek-aspek yang dapat meringankan hukuman ter-

hadap Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Terdakwa :

• Aspek psikologis : Bahwa Pemohon Kasasi dahulu Pem-

banding/Terdakwa dalam perkelahian ter-

sebut secara psikologis harus melakukan

perlawan untuk membela diri dari serangan

korban terhadapnya, apalagi sebelumnya

Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Ter-

dakwa telah terjadi pertengkaran dengan

korban yang mana Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa merasa dianiaya

pada saat pertengkaran tersebut sehingga

Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Ter-

dakwa membuat Laporan Polisi No.Pol.

STPL/81/IV 2011/SU/TAPSEL/TPS BAR-

TENG tanggal 20 Maret 2011 tentang

dugaan penganiayaan, namun ternyata

karena perlawanan dari Pemohon Kasasi

dahulu Pembanding/Terdakwa pada saat

perkelahian tersebut menyebabkan ke-

matian pada korban sehingga harus juga di-

pertanggungjawabkan Pemohon Kasasi

dahulu Pembanding/Terdakwa ;

• Aspek sosial ekonomis : Bahwa Pemohon Kasasi dahulu Pem-

banding/Terdakwa adalah buruh

petani yang

dipekerjakan oleh saksi ZUBAIR

SAIFUD

al. 21 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Page 113: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

DIN HARAHAP untuk menghidupi

seorang

anak dan isterinya, bahwa isteri

Pemohon

Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa

adalah ibu rumah tangga yang

tidak ber-

penghasilan untuk menghidupi ia

dan anak-

nya, maka seharusnya judex facti

memper-

timbangkan hal tersebut untuk

meringankan

hukuman yang dijatuhkan kepada

Pemohon

Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa ;

• Aspek aspek edukatif : Bahwa Pemohon Kasasi Pembanding/

Terdakwa hanya mengenyam pendidikan

sampai kelas 5 SD (tidak tamat SD), dan

berumur masih relatif muda, sehingga se-

cara emosional belum dapat mengendalikan

dengan sempurna ;

• Aspek aspek lingkungan sosial Terdakwa tinggal dan dibesarkan : Bahwa

Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/Ter-

dakwa tinggal dan dibesarkan di Desa Asam

Jawa, Kecamatan Torgamba, Kabupaten

al. 22 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Page 114: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Labuhanbatu Selatan, yang mana bahwa

Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa hidup berdampingan dengan

masyarakat dengan baik dan damai, se-

hingga selama ini Pemohon Kasasi dahulu

Pembanding/Terdakwa tidak pernah me-

lakukan tindak pidana apapun ;

• Aspek aspek sikap dan tanggung jawab Terdakwa atas perbuatannya :

Bahwa Pemohon Kasasi dahulu Pem-

banding/Terdakwa bersikap baik dalam

mempertanggungjawabkan perbuatannya,

hal mana terbukti ia menyerahkan diri

ke

Kantor Kepolisian Binanga tanpa adanya

pencarian dan penangkapan dari pihak

Ke-

polisian, dan kemudian selama proses

penyidikan, penuntutan sampai dipersidang-

kan Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa selalu bersikap sopan dan meng-

akui perbuatannya sebagaimana dalam ke-

terangan (keterangan Terdakwa) ;

6. Bahwa dengan uraian aspek-aspek tersebut di atas yang merupakan per-

timbangan hal-hal yang meringankan Pemohon Kasasi dahulu Pembanding/

Terdakwa, maka dengan demikian judex facti telah salah dalam menerapkan

hukum yang tidak memasukkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di

atas, sehingga seharusnya putusan judex facti dinyatakan batal demi hukum

(van rechts wege nietig atau nol and via) atau setidak-tidaknya dinyatakan

dibatalkan ;

al. 23 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Page 115: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

ber-pendapat :

mengenai alasan ke 1 :

Bahwa alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena judex facti tidak

salah menerapkan hukum, karena telah mempertimbangkan hal-hal yang

relevan secara yuridis dengan benar, yaitu perbuatannya Terdakwa mempunyai

hubungan kausal dengan meninggalnya korban Fuad Hasan Nasution sesuai

Visum et Repertum No.857/157/2011 tanggal 16 Mei 2011 ;

mengenai alasan ke 2 s/d 4 :

Bahwa alasan-alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan,

kerena mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan

tentang suatu kenyataan, keberatan semacam itu tidak dapat

dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena

pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak

diterapkan suatu peraturan hukum atau per-aturan hukum tidak

diterapkan sebagaimana mestinya, atau apakah cara meng-adili tidak

dilaksanakan menurut ketentuan undang-undang, dan apakah Peng-

adilan telah melampaui batas wewenangnya, sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 253 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(Undang-Undang No.8 Tahun 1981) yang telah diubah dengan Undang-

Undang No.5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang

No.3 Tahun 2009 ;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata,

putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/

atau undang-undang, maka permohonan kasasi tersebut harus ditolak ;

Menimbang, bahwa oleh karena Pemohon Kasasi/Terdakwa dipidana,

maka harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ;

Memperhatikan Pasal 338 jo Pasal 55 ayat 1 (1) KUHP, Undang-

Undang No.48 Tahun 2009, Undang-Undang No.8 Tahun 1981, Undang-

Undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-Undang No.5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan lain yang

bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Terdakwa : SUPRI

LUBIS alias SUPRI tersebut ;

al. 24 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Page 116: TINDAK PIDANA PENYERTAAN PEMBUNUHAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24866/1/AKHMAD... · Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai substansi kasus tindak

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Mahka

mah

Agung R

epublik

Indones

ia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

Membebankan Pemohon Kasasi/Terdakwa tersebut untuk membayar

biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus

rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

Agung pada hari : Kamis, tanggal 14 Juni 2012, oleh Dr. Artidjo Alkostar,

SH.LLM. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai

Ketua Majelis, Dr. Sofyan Sitompul, SH.MH. dan Sri Murwahyuni, SH.MH.

Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka

untuk umum pada hari itu juga, oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim

Anggota tersebut, dan dibantu oleh Tety Siti Rochmat Setyawati, SH. Panitera

Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi : Terdakwa dan Jaksa

Penuntut Umum.

Hakim-Hakim Anggota, K e t u a, ttd/Dr. Sofyan Sitompul, SH.MH. ttd. ttd/Sri Murwahyuni, SH.MH. Dr. Artidjo Alkostar, SH.LLM.

Panitera Pengganti, ttd.

Tety Siti Rochmat Setyawati, SH.

Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG RI.

PaniteraPanitera Muda Pidana Umum

MACHMUD RACHIMI, SH.MH.NIP.040018310.

al. 25 dari 24 hal. Put. No. 959 K/Pid/2012

DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25