Tindak pidana di bidang perpajakan

28
Halaman 1 TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Transcript of Tindak pidana di bidang perpajakan

Page 1: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 1

TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

Page 2: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 2

Tujuan Instruksional Khusus : Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan: 1.Pengertian Tindak Pidana Secara Umum 2.Jenis Tindak Pidana 3.Pengertian Tindak Pidana Pajak 4.Penyidikan 5.Penuntutan

Page 3: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 3

A. Pengertian Tindak Pidana

• Masalah tindak pidana di bidang perpajakan merupakan hal yang sangat penting khususnya dalam rangka penegakkan hukum (law enforcement) yang harus dilaksanakan, agar ketentuan undang-undang dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, terlebih dalam memenuhi rasa keadilan di masyarakat dan kepastian hukum itu sendiri.

Page 4: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 4

Tindak pidana itu sendiri adalah suatu peristiwa atau tindakan melanggar hukum atau undang-undang pajak yang dilakukan oleh seseorang yang tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan oleh undang-undang pajak telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan pidana yang dapat dihukum.

B. Jenis-jenis Tindak Pidana

1. Kejahatan dan pelanggaran Pembagian delik atas kejahatan dan pelanggaran disebutkan dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana pada Buku II tentang Kejahatan dan buku III tentang Pelanggaran. Ada dua pendapat:

Page 5: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 5

a. Perbedaan secara Kualitatif • 1) Rechtsdelict(en), artinya perbuatan yang

bertentangan dengan keadilan. • Pertentangan ini terlepas perbuatan itu

diancam pidana dalam suatu per-UU-an atau tidak. Jadi, perbuatan itu benar-benar dirasakan masyarakat sebagai bertentangan dengan keadilan.

• Misal: pembunuhan, pencurian. Delik-delik semacam ini disebut kejahatan (mala perse).

Page 6: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 6

• 2) Wetsdelict(en), artinya perbuatan yang disadari oleh masyarakat sebagai suatu tindak pidana karena UU menyebutnya sebagai delik. Delik semacam ini disebut pelanggaran (mala quia prohibita)

b. Perbedaan secara Kuantitatif • Perbedaan ini didasarkan pada aspek kriminologis,

yaitu pelanggaran lebih ringan dibandingkan dengan kejahatan. Pembagian delik dalam kejahatan dan pelanggaran terdapat pendapat yang menentang. Dalam RUU KUHP pembagian ini tidak dikenal lagi. Istilah yang dipakai adalah ”Tindak Pidana”.

Page 7: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 7

a. Delik formil • Delik yang perumusannnya dititikberatkan kepada

perbuatan yang dilarang oleh UU. Perwujudan delik ini dipandang selesai dengan dilakukannya perbuatan seperti yang tercantum dalam rumusan delik. Misalnya, Pasal 156, 209, 263 KUHP.

• b. Delik Materiil • Delik yang perumusannnya dititikbertkan kepada

akibat yang tidak dikehendaki (dilarang). Delik ini dikatakan selesai bila akibat yang tidak dikendaki itu telah terjadi. Bila belum, maka paling banyak hanya ada percobaan, misalnya : Pasal-pasal 187, 388, atau 378 KUHP.

2. Delik Formil dan Delik Materiil

Page 8: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 8

3. Delik aduan dan bukan delik aduan

Delik aduan adalah delik yang penuntutannya hanya dilakukan bila ada pengaduan dari pihak yang terkena, misalnya Penghinaan (Pasal 310 jo. Pasal 319 KUHP), perzinahan (Pasal 284 KUHP), pemerasan (Pasal 335 ayat (1) sub 2 jo. Ayat (2) KUHP). Jo = juncto.

Page 9: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 9

Delik aduan dibedakan :

a. Delik aduan absolut, delik yang dapat dituntut atas dasar pengaduan.

b. Delik aduan relatif, dalam delik aduan ini ada hubungan istimewa antara pembuat dan korban.

Aduan dan laporan digunakan dalam hukum pidana. Sedangkan gugatan digunakan dalam hukum perdata.

Page 10: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 10

C. Pengertian Tindak Pidana Pajak

Tindak pidana di bidang perpajakan adalah suatu perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan pajak yang menimbulkan kerugian keuangan negara dimana pelakunya diancam dengan hukuman pidana. Ketentuan yang mengatur tindak pidana pajak terdapat dalam hukum pidana pajak yang berisi peraturan-peraturan tentang: • perbuatan-perbuatan apa yang dapat diancam

dengan hukuman, • siapa-siapa yang dapat dihukum, dan • hukuman apa yang dapat dijatuhkan.

Page 11: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 11

D. Penyidikan Tindak Pidana Pajak(Pasal 1 angka 31 UU KUP No. 28 Tahun 2007

• Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti untuk membuat terang terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

Page 12: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 12

Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tujuan Penyidikan Tindak Pidana Pajak adalah:

1. Agar masalah tindak pidana perpajakan menjadi terang dan jelas

2. Menemukan tersangka

3. Mengetahui besarnya jumlah pajak yang digelapkan

Page 13: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 13

Wewenang Penyidik Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) UU KUP meliputi: a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan

meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

Page 14: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 14

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

Page 15: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 15

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;

g.menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa;

h.memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

Page 16: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 16

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k.melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 17: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 17

Namun, dalam pelaksanaan penyidikan, penyidik pajak dapat menghentikan penyidikannya apabila salah satu dari empat hal berikut dipenuhi, yaitu:

a. Tidak terdapat cukup bukti ; atau

b. Peristiwanya bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan; atau

c. Peristiwanya telah daluwarsa; atau

d. Tersangka meninggal dunia.

Page 18: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 18

Selain penyidik pajak, dalam Pasal 44B UU KUP disebutkan bahwa Menteri Keuangan dan Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan atas dasar untuk kepentingan penerimaan Negara paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permintaan. Penghentian dimaksud hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.

Page 19: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 19

Tindak Pidana Perpajakan (1)

• Pengertian UmumTindak Pidana adalah suatu perbuatan yang berhubungan dengan tindak kejahatan yang pelakunya dapat dikenakan hukum pidana.

• Terjadinya Tindak Pidana Karena:1. Alpa (yaitu tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, kurang

mengindahkan kewajibannya)2. Sengaja (dengan sengaja melakukan pelanggaran atas

ketentuan perundang-undangan perpajakan)• Kealpaan dalam perpajakan terjadi dalam hal :

1. Tidak menyampaikan SPT.2. Menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar / tidak lengkap /

melampirkan keterangan yang isinya tidak benar3. Atas kealpaan yang menimbulkan kerugian negara, pelakunya

dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun, dan / atau denda paling tinggi 2 kali jumlah pajak terutang.

Page 20: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 20

• Atas kealpaan yang menimbulkan kerugian negara, pelakunya dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun, dan / atau denda paling tinggi 2 kali jumlah pajak terutang.

• Kesengajaan dalam perpajakan terjadi dalam hal :1. Tidak mendaftarkan diri sebagai WP/ PKP, atau

menyalahgunakan / menggunakan tanpa hak NPWP / Pengukuhan PKP.

2. Tidak menyampaikan SPT.3. Menyampaikan SPT / keterangan yang isinya tidak benar atau

tidak lengkap.4. Menolak untuk dilakukan pemeriksaan.5. Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain

yang palsu / dipalsukan seolah-olah benar.6. Tidak menyelenggarakan pembukuan / pencatatan, tidak

memperlihatkan / tidak meminjamkan buku, catatan, dokumen lainnya.

7. Tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong / dipungut.

Tindak Pidana Perpajakan (2)

Page 21: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 21

Tindak Lanjut

Penyidikan Penerbitan skp Laporan Sumir

Laporan Kepada pihak lain

Ditemukan bukti permulaan unsur tindak pidana Selain

perpajakan

Page 22: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 22

Asas-asas Hukum

• Asas praduga tak bersalah, yaitu bahwa setiap orang yang disangka, dituntut, dan atau dihadapkan di muka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap;

• Asas persamaan di muka hukum, yaitu bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dimuka hukum, tanpa ada perbedaan;

Page 23: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 23

Hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan

Surat Perintah Penyidikan

Surat Pemberitahuan dimulainya Penyidikan

Tersangka

Jaksa /Penuntut Umum

Surat Panggilan 1, 2,Dihadirkan oleh Polisi

Tersangka

Saksi

Pemeriksaan

Laporan Kemajuan Pelaksanaan Penyidikan Polri

Berkas Perkara / Barang Bukti

Penuntut Umum

Page 24: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 24

Pemeriksaan Penyidikan

1. Sebelum pemeriksaan terhadap tersangka dimulai, kepadanya diberitahukan hak tersangka untuk mendapatkan bantuan hukum dari penasihat hukumnya.

2. Penasehat hukum dapat mengikuti jalannya pemeriksaan pada saat Penyidik Pajak melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dengan cara melihat atau mendengarkan pemeriksaan.

3. Tersangka atau Saksi yang diperiksa harus dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

4. Kepada Tersangka diberitahukan tentang apa yang disangkakan kepadanya dengan jelas dan dalam bahasa yang dimengerti.

5. Tersangka berhak didampingi penerjemah dalam hal tidak mengerti bahasa Indonesia.

6. Dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, Penyidik Pajak dapat meminta bantuan tenaga ahli.

7. Hasil pemeriksaan Tersangka, Saksi, serta keterangan Ahli dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.

Page 25: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 25

E. Penuntutan

Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahakan perkara ke Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim di sidang Pengadilan.

Penuntut umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.

Page 26: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 26

Ketentuan ini sebenarnya menunjukkan bahwa skala prioritas perpajakan lebih ditekankan pada optimalisasi penerimaan Negara, bukan pada aspek sanksi pidana.

Menurut Pasal 40 UU KUP, tindak pidana di bidang perpajakn itu sendiiri daluwarsa (tidak dapat dituntut) setelah lampau waktu 10 (sepuluh) tahun sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya Masa Pajak, berakhirnya Bagian Tahun Pajak, atau berakhirnya Tahun Pajak yang bersangkutan.

Page 27: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 27

Sebelum berkas perkara dilimpahkan ke Pengadilan, penuntut umum mempelajari berkas perkara dan dalam waktu 7 (tujuh) hari memberitahukan kepada penyidik apakah hasil penyidikan telah siap dilimpahkan ke pengadilan atau masih harus dilengkapi lagi. Apabila belum lengkap, maka berkas perkara dikembalikan ke penyidik untuk diengkapi dengan dijelaskan hal-hal yang dianggap kurang. Jika kemudian telah lengkap dan memenuhi syarat untuk dilimpahkan ke pengadilan, maka penuntut umum segera melimpahkan berkas perkara ke pengadilan dan memohon kepada pengadilan agar segera diadili dengan disertai Surat Dakwaan. Turunan surat pelimpahan perkara beserta Surat Dakwaan disampaikan kepada tersangka atau kuasa hukumnya atau penasehat hukumnya dan kepada penyidik.

Page 28: Tindak pidana di bidang perpajakan

Halaman 28

TERIMA KASIH