timbal j

12
Bahaya timbal ( timah hitam ) Fuadi Arif Nasution mahasiswa tingkat III Departemen Teknik Lingkungan, ITB TimbalTimbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Apabila timbal terhirup atau tertelan oleh manusia dan di dalam tubuh, ia akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi. Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO3, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan. Sumber pencemaran timbal Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil berbahan bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen timbal yang mencemari udara di negara berkembang. Sedangkan dalam air minum, timbal dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan kran air. Kandungan timbal dalam air sebesar 15mg/l dianggap sebagai konsentrasi yang aman untuk dikonsumsi. Dalam makanan, timbal berasal dari kontaminasi kaleng makanan dan minuman dan solder yang bertimbal. Kandungan timbal yang tinggi ditemukan dalam sayuran terutama sayuran hijau.

Transcript of timbal j

Page 1: timbal j

Bahaya timbal ( timah hitam )

Fuadi Arif Nasution

mahasiswa tingkat III

Departemen Teknik Lingkungan, ITB

TimbalTimbal atau dikenal sebagai logam Pb dalam susunan unsur merupakan logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi dan tersebar ke alam dalam jumlah kecil melalui proses alami. Apabila timbal terhirup atau tertelan oleh manusia dan di dalam tubuh, ia akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak, dan disimpan di dalam tulang dan gigi.

Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO3, NOx, hidrokarbon, SO2,dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan.

Sumber pencemaran timbal

Timbal di udara terutama berasal dari penggunaan bahan bakar bertimbal yang dalam pembakarannya melepaskan timbal oksida berbentuk debu/partikulat yang dapat terhirup oleh manusia. Mobil berbahan bakar yang mengandung timbal melepaskan 95 persen timbal yang mencemari udara di negara berkembang. Sedangkan dalam air minum, timbal dapat berasal dari kontaminasi pipa, solder dan kran air.

Kandungan timbal dalam air sebesar 15mg/l dianggap sebagai konsentrasi yang aman untuk dikonsumsi. Dalam makanan, timbal berasal dari kontaminasi kaleng makanan dan minuman dan solder yang bertimbal. Kandungan timbal yang tinggi ditemukan dalam sayuran terutama sayuran hijau.

Keracunan timbal

Penelitian menunjukkan bahwa timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik. Anak perkotaan di negara berkembang memiliki risiko yang tinggi dalam keracunan timbal. Menurut US Centre for Disease Control and Prevention, diperkirakan pada 1994, sebanyak 100 persen darah dari anak berumur di bawah dua tahun mengandung timbal yang melampaui ambang batas 10mg/dl dan 80 persen darah dari anak 3-5 tahun

Page 2: timbal j

melebihi ambang batas tersebut. Anak yang tinggal atau bermain di jalan raya sering menghirup timbal dari asap kendaraan yang menggunakan bahan bakar bertimbal. Baru-baru ini dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.

Jika hasil penelitian itu kelak dapat menyimpulkan bahwa kadar timbal dalam darah anak tidak lebih baik daripada penelitian pada 2001, kecurigaan yang mungkin muncul beralih pada pola konsumsi anak-anak, misalnya kebiasaan mengonsumsi makanan dalam kaleng. Di negara yang maju sekalipun, diperkirakan masih banyak anak yang darahnya mengandung timbal melebihi ambang batas. Diperkirakan 78 persen anak berumur di bawah dua tahun dan 28 persen anak berumur 3-5 tahun memiliki kandungan timbal dalam darah yang melebihi ambang batas.

Studi toksisitas

Studi Toksisitas Timbal menunjukkan bahwa kandungan Timbal dalam darah sebanyak 100 mikrogram/l dianggap sebagai tingkat aktif (level action) berdampak pada gangguan perkembangan dan penyimpangan perilaku. Sedangkan kandungan Timbal 450 mikrogram/l membutuhkan perawatan segera dalam waktu 48 jam. Lalu, kandungan Timbal lebih dari 700 mikrogram/l menyebabkan kondisi gawat secara medis (medical emergency). Untuk kandungan timbal di atas 1.200 mikrogram/l bersifat sangat toksik dan dapat menimbulkan kematian pada anak. Kadar Timbal 68 mikrogram/l dapat menyebabkan anak makin agresif, kurang konsentrasi, bahkan menyebabkan kanker.

Hal ini diduga meningkatkan kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) anak-anak. Timbal yang terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik. Sistem syaraf dan pencernaan anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga lebih rentan terhadap timbal yang terserap. Pada kadar rendah, keracunan timbal pada anak dapat menyebabkan penurunan IQ dan pemusatan perhatian, kesulitan membaca dan menulis, hiperaktif dan gangguan perilaku, gangguan pertumbuhan dan fungsi penglihatan dan pergerakan, serta gangguan pendengaran.

Pada kadar tinggi, keracunan timbal pada anak dapat menyebabkan: anemia, kerusakan otak, liver, ginjal, syaraf dan pencernaan, koma, kejang-kejang atau epilepsi, serta dapat menyebabkan kematian. Anak dapat menyerap hingga 50 persen timbal yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan dewasa hanya menyerap 10-15 persen. Anak dapat menyerap tiga kali dosis lebih besar dibandingkan orang dewasa karena memiliki perbandingan permukaan penyerapan dan volume yang lebih besar.

Page 3: timbal j

Penduduk di negara berkembang, terutama anak-anak, terancam paparan timbal yang sangat besar disebabkan oleh:

(a) Belum ada peraturan tentang emisi industri dan penggunaan bahan bakar yang mengandung timbal,

(b), lemahnya pelaksanaan peraturan lingkungan dan keselamatan kerja,

(c) Banyaknya industri rumah tangga pelapisan dan pengolahan logam

(d) penerapan budaya tertentu seperti penggunaan alat masak dari keramik mengandung timbal dan penggunaan timbal untuk bahan kosmetik.

Solusi versus kendala

Sebagai salah satu zat yang dicampurkan ke dalam bahan bakar (premium dan premix), timbal yang berupa (C2H5) 4Pb atau TEL (Tetra Ethil Lead), mulai dipakai sejak 1921 sebagai bahan aditif. Ia berfungsi untuk meningkatkan angka oktan suatu jenis bahan bakar sehingga bila digunakan, mesin akan terhindar dari gejala ngelitik. Selain itu, ia juga berfungsi sebagai pelumas bagi unjuk kerja antarkatup mesin (intake&exhaust valve) dengan dudukan katup valve seat serta valve guide.

Keberadaan Octane booster dibutuhkan dalam bensin untuk membuat mesin dalam kendaraan bermotor dapat bekerja dengan baik. Pemakaian bensin yang menggunakan octane booster timbal (premium) dan merupakan bahan bakar utama kendaraan bermotor di Indonesia ternyata penyumbang besar pencemaran di udara. Akibat nyatanya adalah kadar Pb (timbal) di udara telah melampaui baku mutu udara yang ditetapkan oleh WHO.

Namun, tanpa timbal sebagai octane booster dalam bensin, dibutuhkan zat lain sebagai pengganti (zat aditif). Sebagai alternatif pengganti timbal, ada lima zat aditif lain, namun pemerintah telah menyetujui pemakaian HOMC (High Octane Mogas Component) yang saat ini masih diimpor. Zat aditif lain yang belum mendapat izin dari pemerintah adalah MMT (Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl), MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether), dan Ferrocene (Dicylopentadienyl Ferrum).

Hanya saja, penggunaan pengganti timbal ini bukan berarti tanpa risiko, karena masing-masing zat tersebut dapat menimbulkan penyakit atau mencemari lingkungan. HOMC mengandung aromatic benzene yang dapat menimbulkan kanker kulit, paru, serta buli-buli. MMT dapat bersifat racun pada otak, paru-paru dan testis. Sedangkan MTBE berpotensi mencemari sumber air minum dan air tanah.

Page 4: timbal j

Hal ini menandakan zat apapun yang dipilih selalu mempunyai dampak negatif pada manusia, walaupun secara teknis, zat-zat tersebut dapat menurunkan emisi NOX, Hidrokarbon serta Karbonmonoksida.

Sementara dari pihak konsumen yang nota bene adalah pengguna kendaraan bermotor, tentu akan mempertimbangkan beberapa hal untuk menentukan pengganti timbal ini. Di antara pertimbangan itu adalah, baikkah zat tersebut terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, apakah tak berdampak pada bensin, apakah suplainya mudah, apakah cukup ekonomis harganya, dll. Yang terpenting adalah sosialisasi zat lain pengganti timbal ini.

Premium sebagai bahan bakar yang paling banyak digunakan merupakan campuran dari high octan motogas component (HOMC), low octan motogas component (LOMC) dan tetra ethyl lead alias timbal. Timbal berfungsi untuk mengangkat nilai oktan ke angka 88. Nilai oktan ini berguna untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan bermotor. Sayangnya, timbal ini menjadi salah satu biang kerok pencemaran udara di kota-kota besar seperti Jakarta.

Untuk memasok bensin TT ke Jakarta, mau tidak mau, pemerintah harus mengeluarkan biaya ekstra. Pasalnya, bensin ramah lingkungan tersebut memerlukan rasio HOMC yang lebih besar ketimbang sebelumnya untuk tetap menghasilkan nilai oktan sebesar 88. Makanya, penambahan HOMC tadi sangat vital untuk memproduksi bensin TT. Apalagi kadar HOMC yang tersedia saat ini bisa mencapai nilai oktan ke angka 92, 95 bahkan 97. Untuk ini, pemerintah harus mengimpor HOMC sebanyak 300.000 barel per tahun. Padahal saat ini harga HOMC di pasar dunia mencapai 30 dolar AS per barel. Dapat dibayangkan, berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli HOMC tersebut.

Subsidi yang diberikan pemerintah untuk bahan bakar akan makin membengkak. Dana itu akan digunakan untuk membangun unit-unit proses atau alat produksi yang dapat menghasilkan HOMC tambahan agar seluruh BBM di Indonesia bebas dari timbal. Sebenarnya untuk meningkatkan kadar oktan ini bukan tergantung timbal saja. Selama ini octane booster banyak dijual di pom-pom bensin. Yang harus diingat, hitungan angka oktan yang harus mencapai 88 adalah tuntutan dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Sementara penghapusan timbal merupakan tuntutan dari lingkungan. Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap kualitas bahan bakar minyak (BBM) agar mesin-mesin mobil tidak rusak.

Gaikindo sendiri masih menyimpan tanda tanya besar atas persyaratan teknis dari produk pertamina. Super TT, contohnya. Pada super TT, kandungan olefin pada HOMC mencapai 60 persen atau dua kali

Page 5: timbal j

lipat dari kandungan normal. Menurut Sekjen Gaikindo, FX Soeseno, hal tersebut bisa berdampak negatif bagi mesin.

Masalah timbal ini memang tidak semudah yang terlihat. Di satu sisi, terdapat permasalahan terancamnya kualitas anak-anak sebagai generasi penerus akibat tercemar timbal. Keracunan Timbal dapat memicu tragedi sosial akibat penurunan kecerdasan dan kemampuan akademik anak yang akan menurunkan produktivitas dan kualitas bangsa di masa yang akan datang. Namun di sisi lain, ketika ditawarkan solusi penggunaan catalyc converter akan timbul masalah yang lain lagi yaitu rusaknya kendaraan akibat pemasangan catalyc converter tersebut.

Sampai saat ini, belum ada solusi lain yang lebih baik. Apakah masyarakat rela menyelamatkan anak-anaknya dari racun timbal dengan mengorbankan kendaraannya? Apalagi jika kita mengingat betapa bangganya masyarakat kita dengan mobilnya masing-masing. Bagi sebagian besar masyarakat kita, mobil sangatlah penting karena menunjukkan status sosial mereka.

Walaupun selintas mungkin jawabannya adalah menyelamatkan anak-anak mereka, tapi setelah mereka tahu berapa uang yang harus mereka keluarkan, mereka mungkin akar berpikir ulang. Terlebih lagi, banyak masyarakat yang masih tidak tahu besarnya efek pencemaran timbal bagi anak-anak. Sebenarnya, inti dari semua masalah ini save the world -- selamatkan dunia. Kalau bukan kita siapa lagi?

Dangers of lead (lead)

Fuadi Arif Nasution Third level students Department of Environmental Engineering, ITB

TimbalTimbal otherwise known as the metal element Pb in the composition is a heavy metal found naturally in the earth's crust and spread into the wild in small numbers through natural processes. If the lead inhaled or ingested by humans and in the body, he will be outstanding following the flow of blood, reabsorbed in the kidneys and brain, and stored in bones and teeth. Humans absorb lead through air, dust, water and food. One cause is the presence of lead air pollution. That is due to land transport activities that generate pollutants such as gas CO3, NOx, hydrocarbons, SO2, and tetraethyl lead, which is a black metal tin (lead) is added to low-quality fuel to lower the octane rating.

Sources of lead pollution

Page 6: timbal j

Lead in the air mainly comes from the use of leaded fuel in the combustion of lead oxide release in the form of dust / particulates that can be inhaled by humans. Fueled cars that contain lead off 95 percent of lead that pollute the air in developing countries. While in drinking water, lead contamination can come from pipes, solder and tap water. Lead content in water of 15mg / l is considered as a safe concentration for human consumption. In food, lead contamination comes from food and beverage cans and a leaded solder. High lead content found in vegetables, especially green vegetables.

Lead Poisoning Research suggests that lead is absorbed by the child, although in small quantities, can cause interference in the early phases of physical and mental growth which then results in the function of intelligence and academic ability. Children in urban areas of developing countries have a high risk of lead poisoning. According to the U.S. Centre for Disease Control and Prevention, estimated in 1994, as much as 100 percent of the blood of children aged under two years contain lead that exceeded the threshold of 10mg/dl and 80 percent of the blood of children 3-5 years exceeded the threshold. Children who live or play on the highway often inhaling fumes of lead from vehicles using leaded fuel. Recently conducted research on the subject.

If the results of the study was later to conclude that blood lead levels of children are no better than the study in 2001, suspicions that may arise switch in consumption patterns of children, such as the habit of eating food in cans. In the developed countries though, it is estimated there are still many children whose blood contains lead exceeds the threshold. An estimated 78 percent of children aged under two years and 28 percent of children aged 3-5 years have blood lead content which exceeds the threshold.

Toxicity Studies Lead Toxicity studies showed that the content of Lead in the blood as much as 100 micrograms / l is considered as the active level (action level) impact on developmental disorders and deviant behavior. While the lead content of 450 microgram / l requiring immediate treatment within 48 hours. Then, Lead content of more than 700 micrograms / l cause serious medical condition (medical emergency). To lead content above 1200 micrograms / l is highly toxic and can cause death in children. Lead levels of 68 micrograms / L can cause children more aggressive, poor concentration, and even cause cancer.

This is thought to increase the cases of upper respiratory infections (ARI) of children. Lead is absorbed by the child, although in small quantities, can cause disturbances in the early phases of physical and mental growth which then results in the function of intelligence and academic ability. Nervous and digestive systems of children are still developing, making them more vulnerable to lead is absorbed. At low levels, lead poisoning in children can cause a decline in IQ and concentration of attention, reading and writing difficulties, hyperactivity and behavioral problems, stunted growth and function of vision and movement, and hearing loss.

At high levels, lead poisoning in children can cause: anemia, brain damage, liver, kidneys, nerves and

Page 7: timbal j

digestion, coma, seizures or epilepsy, and can cause death. Children can absorb up to 50 percent of lead that enters the body, while adults absorb only 10-15 percent. Children can absorb three times larger doses than adults because it has a ratio of surface absorption and larger volume.

Population in developing countries, especially the children, threatened exposure to lead is very large due to: (A) There are no regulations on industrial emissions and use of fuels containing lead, (B), the weak implementation of environmental and safety regulations, (C) The number of domestic industrial coating and metal processing (D) the application of a particular culture such as the use of ceramic cookware contain lead and lead to the use of cosmetic ingredients.

Solution versus constraints As one of the substances that are mixed into the fuel (gasoline and premix), lead in the form of (C2H5) 4Pb or TEL (Tetra Ethil Lead), came into use since 1921 as additives. He serves to increase the octane number of a type of fuel which when used, the machine will be spared of the symptoms ngelitik. In addition, she also serves as a lubricant for machinery antarkatup performance (intake & exhaust valve) with the valve seat and valve guide valve seat.

The existence of Octane booster in gasoline needed to make the engine in the motor vehicle to work properly. Use of gasoline octane booster that use lead (premium) and is the main fuel of motor vehicles in Indonesia was a big contributor to pollution in the air. Is in fact due to Pb (lead) in the air has been exceeded air quality standards set by WHO.

However, without the lead as an octane booster in gasoline, it takes other substances as a substitute (additive). As an alternative to lead, there are five other additives, but the government has approved the use HOMC (High Octane Mogas Component) which is currently imported. Another additive that has not received permission from the government is MMT (Methylcyclopentadienyl Manganese Tricarbonyl), MTBE (Methyl Tertiary Buthyl Ether), and ferrocene (Dicylopentadienyl Ferrum).

However, the use of lead replacement is not without risk, because each of these substances can cause disease or contaminate the environment. HOMC contain aromatic benzene which can cause skin cancer, lung, and bladder. MMT can be toxic to the brain, lungs and testes. While MTBE has the potential to contaminate drinking water sources and ground water. This indicates any selected substance always has a negative impact on humans, although technically, these substances can reduce NOx emissions, Hydrocarbons and Carbon monoxide.

Meanwhile, the consumer the postscript is a motorized vehicle users, it will consider some ways to define this reciprocal replacement. Among the considerations that are, well do these substances to the environment and human health, does not have an impact on gasoline, if the supply is easy, whether enough economical price, etc.. Most important is the socialization of lead to substitute these substances.

Page 8: timbal j

Premium as the fuel most widely used is a mixture of high octan motogas component (HOMC), low octan motogas component (LOMC) and tetra ethyl lead, aka lead. Lead serves to raise the octane value to number 88. Octane rating is useful to enhance combustion in motor vehicles. Unfortunately, this lead to be one culprit of air pollution in big cities like Jakarta.

To supply gasoline to Jakarta TT, inevitably, the government must pay extra. Because the environmentally friendly gasoline requires HOMC ratio greater than ever before to keep produce octane rating of 88. Hence, the addition of HOMC was very vital to produce gasoline TT. Moreover HOMC content available today can achieve the highest octane to number 92, 95 and even 97. For this, the government had to import HOMC of 300,000 barrels per year. Yet today in the world market price HOMC reached 30 dollars per barrel. Can imagine, how much money is spent to purchase these HOMC.

Given government subsidies for fuel will become more swollen. Funds will be used to build the units of process or production equipment that can generate additional HOMC for all the fuel in Indonesia is free from lead. Actually, to increase the octane levels of lead is not dependent only. During these octane boosters are sold at the gas-gas station. What must be remembered, the count rate should reach 88 octane is the requirement of Indonesian Automotive Industry Association (Gaikindo). While the removal of lead is the demands of the environment. Governments must be responsible for the quality of fuel oil (BBM) for car engines are not damaged.

Gaikindo itself still save big question mark over the technical requirements of product Pertamina. Super TT, for example. In super TT, olefin content in HOMC reached 60 percent or double the normal content. According to the Secretary General of Gaikindo, FX Soeseno, it could have a negative impact machine.

Problems of this lead is not as easy as it looks. On the one hand, there are problems threatened the quality of children as the next generation resulting from contamination of lead. Lead poisoning can lead to social tragedy due to a decrease of intelligence and academic ability of children that would reduce productivity and quality of the nation in the future. But on the other hand, when offered the use of catalyc converter solution will arise another problem that is damage to the vehicle due to installation of the converter catalyc.

Until now, there is no other better solution. Is society willing to save their children from lead poisoning at the expense of the vehicle? Moreover, if we remember how proud our community with each car. For most of our society, the car is very important because it shows their social status.

Although briefly possible answer is to save their children, but once they know how much money should they spend, they might re-think the root. Moreover, many people who still do not know the effects of lead contamination to children. Actually, the core of all these problems save the world - save the world. If not us who else?

http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/11857-bahaya-timbal-timah-hitam.html