THT

4
Tambahan materi OSCE THT berdasarkan pertanyaan yang diajukan ketika latihan Narasumber: dr. Selly, Sp.THT 1. Pemeriksaan THT tidak harus pakai handscoon. Karena pada prinsipnya, tujuan handscoon adalah untuk proteksi pemeriksa dan pasien serta untuk sterilisasi (tindakan aseptik) pada tindakan operasi atau jika pasien memang sudah diketahui menderita penyakit menular yang membahayakan. 2. Pemeriksaan boleh dilakukan : a. pada organ yang sehat terlebih dahulu, agar kita bisa mengetahui bagaimana bentuk yang normal dulu, sehingga bisa dijadikan sebagai pembanding b. pada organ yang sakit terlebih dahulu, agar lebih hemat waktu dan sesuai keluhan pasien. 3. Pemeriksaan rutin: a. Pemeriksaan telinga luar b. Otoskopi c. Rhinoskopi anterior d. Pemeriksaan rongga mulut & laryng e. Pemeriksaan KGB Pemeriksaan rutin HARUS dilakukan semuanya (karena saling berhubungan), dimulai dari organ yang dikeluhkan (keluhan utama), misalnya: - Gangguan pendengaran/sakit telinga periksa telinga dulu (rutin dan khusus), baru periksa rutin yang lain - Hidung tersumbat periksa hidung dulu - Susah menelan periksa rongga mulut - Benjolan pada leher (pembengkakan KGB) periksa leher dulu (tapi kasus ini jarang, biasanya ada kasus yang mendahului, misalnya nyeri telan. 4. Pemeriksaan garpu tala termasuk pemeriksaan tambahan jika juga dikeluhkan gangguan pendengaran 5. Posisi duduk yang PENTING saling bersinggungan, paha luar pasien dengan paha luar pemeriksa, bisa kanan atau kiri, dan posisi mata pemeriksa dan pasien sejajar 6. Cara memasang lampu kepala HARUS benar ya, saran beliau: yang cewek jangan pakai daleman kerudung yang tebal, kasian nanti kloter selanjutnya harus menyesuaikan ukuran lampu kepala

description

modul tht

Transcript of THT

Tambahan materi OSCE THT berdasarkan pertanyaan yang diajukan ketika latihanNarasumber: dr. Selly, Sp.THT1. Pemeriksaan THT tidak harus pakai handscoon. Karena pada prinsipnya, tujuan handscoon adalah untuk proteksi pemeriksa dan pasien serta untuk sterilisasi (tindakan aseptik) pada tindakan operasi atau jika pasien memang sudah diketahui menderita penyakit menular yang membahayakan.2. Pemeriksaan boleh dilakukan :a. pada organ yang sehat terlebih dahulu, agar kita bisa mengetahui bagaimana bentuk yang normal dulu, sehingga bisa dijadikan sebagai pembandingb. pada organ yang sakit terlebih dahulu, agar lebih hemat waktu dan sesuai keluhan pasien.3. Pemeriksaan rutin:a. Pemeriksaan telinga luarb. Otoskopic. Rhinoskopi anteriord. Pemeriksaan rongga mulut & larynge. Pemeriksaan KGBPemeriksaan rutin HARUS dilakukan semuanya (karena saling berhubungan), dimulai dari organ yang dikeluhkan (keluhan utama), misalnya: Gangguan pendengaran/sakit telinga periksa telinga dulu (rutin dan khusus), baru periksa rutin yang lain Hidung tersumbat periksa hidung dulu Susah menelan periksa rongga mulut Benjolan pada leher (pembengkakan KGB) periksa leher dulu (tapi kasus ini jarang, biasanya ada kasus yang mendahului, misalnya nyeri telan.4. Pemeriksaan garpu tala termasuk pemeriksaan tambahan jika juga dikeluhkan gangguan pendengaran5. Posisi duduk yang PENTING saling bersinggungan, paha luar pasien dengan paha luar pemeriksa, bisa kanan atau kiri, dan posisi mata pemeriksa dan pasien sejajar6. Cara memasang lampu kepala HARUS benar ya, saran beliau: yang cewek jangan pakai daleman kerudung yang tebal, kasian nanti kloter selanjutnya harus menyesuaikan ukuran lampu kepala lagi, pakai kerudung yang nyaman dan longgar biar mudah masang stetoskop juga. :D7. Cara memegang spekulum perhatikan lagi (ini sering salah)

Gambar. Tangan kiri pemeriksa memegang spekulum, untuk periksa lubang hidung kanan pasien; dan sebaliknya (pokoknya searah ya)

Jari telunjuk buat megang cuping hidung, tangan yang tidak megang spekulum untuk memfiksasi/megang dagu.

8. Cara memegang tongue spatel, pinset seperti megang pensil yaa.. :D9. Pemeriksaan Kelenjar limfe leher: posisi pemeriksa di belakang pasien: mulai dari submentum, submandibula, angulus mandibula, preaurikuler, post aurikuler, sepanjang M.sternocleidomastoideus (Internal jugular chain superior-media-inferior), cricoid, supraclavicula, trigonom posterior (suboksipital).

Daerah kelenjar limfe leher

Metastasis tumor servicalLetak massa tumorpenyebab

preaurikulaTumor primer kelenjar parotis

submentalTumor ganas di kulit hidung atau bibir atau dasar mulut anterior

Angulus mandibulaTumor primer kelenjar submandibula

Jugularis interna superiorTumor ganas rongga mulut, orofaring posterior, NASOFARING, dasar lidah atau laring

Jugularis mediaTumor primer laring, hipofaring, atau tiroid

Jugularis inferiorTumor subglotis, laring tiroid, esofagus bagian servikal

suboksipitalTumor kulit kepala bagian posterior atau tumor primer aurikula

supraklavikulaTumor primer infraklavikula, tumor esofagus bagian servikal atau tumor tiroid

10. Pemeriksaan palatal phenomen dengan kapas efedrin11. Laringoskop indirect merupakan pemeriksaan tambahan, jika keluhan serak, maka harus dilakukan.12. Rhinoskopi posterior pelajari aja13. Interpretasi diakhir setelah semua pemeriksaan selesai, disampaikan kepada pasien apa saja yang ditemukan, jadi saat melakukan pemeriksaan agar tidak lupa dicatat dulu yang mana aja yang positif/negatif hasilnya.14. Diagnosis harus lengkap, misal sinusitis maxilaris dextra (jangan Cuma sinusitis), rhinitis alergi dengan OMA stadium 1 sinistra.15. Diagnosis banding, jika disuruh menyebutkan 2, sebutkan 2, jadi BACA HATI-HATI SKENARIO DAN INSTRUKSI!!16. Kasus 2005-2008: Otitis Sinusitis Tonsilitis Rhinitis Polip17. Terapi: farmako obat2an yang generik, jangan nama dagang, belajar nulis resep, untuk terapi nonfarmako biasanya dijelaskan bersamaan dengan edukasi.18. SARAN dari beliau (lagi): kuku pendek, pelan-pelan, gak boleh kasar periksanya meskipun dengan manekin (seolah-olah pasien beneran).