THT Wynna

58
TUGAS THT Nama : NIM : 1. Telinga a. Otalgia No . Diagnosis Banding Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Terapi Laboratori um Radiologi Telinga tengah 1. Obstruksi tuba eustachius akut Rasa tidak nyaman di telinga yang tidak begitu berat Gurgling, crackling, atau popping noiess, dengan atau tanpa sumbatan hidung Tentukan penyebab obrtruksi tuba eustachius 2 Barotrauma Nyeri telinga yang sangat sakit Riwayat mengalami perubahan tekanan udara sekitar yang cepat (misal; Sering ditemukan perdarahan pada atau di balik membran timpani - Dekongestan - Hindari menyelam dan naik pesawat terbang

Transcript of THT Wynna

TUGAS THT

Nama :

NIM :

1. Telinga

a. Otalgia

No. Diagnosis Banding Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang Terapi

Laboratorium RadiologiTelinga tengah1. Obstruksi tuba

eustachius akutRasa tidak nyaman di telinga yang tidak begitu berat

Gurgling, crackling, atau popping noiess, dengan atau tanpa sumbatan hidung

Tentukan penyebab obrtruksi tuba eustachius

2 Barotrauma Nyeri telinga yang sangat sakitRiwayat mengalami perubahan tekanan udara sekitar yang cepat (misal; penerbangan, menyelam)

Sering ditemukan perdarahan pada atau di balik membran timpani

- Dekongestan- Hindari menyelam dan

naik pesawat terbang

3 Mastoiditis Riwayat belum lama mengidap otitis media

Dapat ditemukan otore, hiperemis, dan nyeri pada prosesus mastoidea

Dapat dilakukan CT untuk mengetahui luas area yang terkena dan

- Miringotomi yang cukup lebar

- Antibiotik sesuai biakan secara intravena

- Bila Ro/Hilangnya pola trabekular atau progresifitas:

komplikasi-komplikasinya

Mastoidektomi lengkap dengan segera.

4 Otitis media (akut atau kronik)

Nyeri telinga yang sangat sakit, sering disertai gelaja infeksi saluran napas atasLebih sering terjadi pada anak-anak

Timpani membran yg bengkak dan hiperemisJika terjadi perforasi membran timpani, dapat ditemukan otore

Otitis media akut : - Stadium oklusi : obat tetes

hidung HCL efedrin 0.5 % dalam larutan fisiologis (anak <12 tahun) HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologis (anak >12 tahun)

- Stadium presupurasi : AB + obat tetes hidung + Analgetik

- Stadium supurasi : AB + miringotomi

- Stadium perforasi : obat cuci telinga H2o2 3% selama 3-5 hari + AB

- Stadium resolusi : AB selama 3 minggu

Otitis media supuratif kronikOMSK Tipe benign : - Timpanoplasti dengan atau

tanpa mastoidektomi.OMSK Bahaya- Atikotomi anterior- Timpanoplasti dinding utuh- Timpanoplasti dinding

runtuh- Atticoantroplasti/

osteoplastik epitimpanotomi- Timpanoplasti buka-tutup

Otitis media serosa kronik- Dekongestan tetes

hidung pada stadium awal + antihistamin yang dikombinasu dengan dekongestan oral (3 bulan)

- Bila tidak berhasil, Miringotomi dan memasang pipa ventilasi (grommet)

Telinga luar1 Impacted cerumen

atau corpus alienumTerlihat saat otoskopi - Ekstraksi serumen plak

- Irigasi dengan air sesuai suhu tubuh menggunakan spuit logam

- Suction - Tetes telinga : Debrox,

Cerumenex 2 Trauma lokal Biasanya riwayat

membersihkan telingaLesi di CAE terlihat saat otoskopi

- Bila ada laserasi, hentikan pendarahan

- Analgetik3 Otitis eksterna (akut

atau kronis)Gatal dan nyeriSering ditemukan riwayat berenang atau sering terekspos air

Kadang otore berbauCAE hiperemis, bengkak, dan ditemukan debris purulenMembran timpani normalOtitis media kronis: lebih gatal dan rasa

CT tulang temporal jika dicurigai adanya otitis eksterna dengan keganasan

-

- Bersihkan liang telinga

- Penilaian terhadap secret,

edema dinding kanalis dan

membrane timpani

- Pemilihan pengobatan local

tidak nyaman yang ringan

(Antibiotik topical)

Penyebab nontologik1 Cancer

(nasofaring, tonsil, dasar lidah, laring)

Rasa tidak nyaman yang kronikSering ditemukan riwayat penggunaan tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lamaBiasanya pada lansia

Kadang ditemukan efusi telinga tengah, limfadenopati servikal

Gadolinium-enhanced MRI

- Terapi sesuai stadium penyakit :

- Stadium I : Radioterapi- Stadium II dan III :

Kemoradiasi- Stadium IV dengan N < 6

cm : Kemoradiasi- Stadium IV dengan N >6

cm : Kemoterapi2 Infeksi

(tonsil, abses peritonsilar)

Nyeri telinga disertai bengkak

Terlihat hiperemis pada faringPembengkakan ditemukan pada abses

Strep culture - Stadium infiltrasi : Antibiotika gol penisilin atau klindamisin

- Kumur kumur dengan cairan hangat dan kompres dingin pada leher

- Abses: pungsi pada daerah abses kemudian diinsisi.

- Dianjurkan untuk tonsilektomi

3 Neuralgia (trigeminal, sphenopalatine, glossopharyngeal, geniculate)

Nyeri telinga tidak jelas atau terpotong, singkat dan berat

- Carbamazepin- Fenitoin

4 Kelainan persendian temporomandibular

Nyeri telinga terasa semakin apabila rahang digerakkan, pergerakan persendian temporomandibular yg tidak lancar

MaloklusiNyeri tarik dan tekan sendi TMJ

Rujuk ke prostodentiAnalgetik

b. Otore

No.Differential diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan Terapi

Laboratorium Rontgen1. Otitis Eksterna

Akut Terlokalisasi

Keluhan utama berupa rasa gatal di liang telinga yang dapat berkembang hingga rasa nyeri yang amat hebat, ataupun sudah timbul sekret akibat abses yang pecah.

Rasa nyeri bertambah hebat dengan gerakan mengunyah.

Biasanya terdapat riwayat trauma CAE akibat garukan atau sering mengorek telinga sebagai faktor presipitasi.

Keluhan penyerta berupa gejala konsitusi seperti febris dan malaise.

Dapat ditemukan edema dan eritema yang difus pada CAE bagian kartilago, biasanya posterior atau superior. Edema dapat sampai menyumbat CAE. Nyeri tekan tragus dan adenopati positif.Proses inflamasi terus berlangsung hingga terjadi akumulasi produk infeksi membentuk suatu abses yang dapat pecah hingga keluar sekret purulen dari CAE dengan membran timpani yang intak.

Hematologi rutin, kultur dan resistensi bakteri

Pemeriksaan audiometri, jika ada keluhan gangguan pendengaran

- Drainase dengan jarum pada abses

- antibiotic sistemik bila gejala berat

- Pseudomonas aaeruginosa : Kolistin, Polimiksin B

- Jamur : Nistatin, Klotrimazol,

- Antiseptik : alcohol.

- Analgetik

2 Otitis eksterna Akut Difusa (Swimmer’s ear)

Keluhan utama dapat berupa rasa gatal hebat di telinga yang dapat berangsur menjadi nyeri.

Nyeri bertambah hebat pada gerakan mengunyah.

Dapat timbul otorrhea dengan sekret awalnya serous menjadi seropurulen.

Jika terjadi oedem CAE

Status lokalis telinga ditemukan hiperemia dan edema difus kulit CAE hingga dapat menutup seluruh diameter CAE dengan nyeri tekan tragus.

Bisa terdapat sekret serous sampai seropurulen,

Hematologi rutin, kultur dan resistensi bakteri

Pemeriksaan audiometri, jika ada keluhan gangguan pendengaran

- Membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung antibiotic ke liang telinga.

- Bila berat, dapat ditambah antibiotic sistemik .

sangat hebat dapat timbul keluhan tuli konduktif yang ringan.

Riwayat sering berenang dapat membantu memperkuat diagnosis.

Keluhan penyerta berupa gejala sistemik, yaitu low grade fever, cephalgia ipsilateral sesuai telinga yang terinfeksi

kekuningan, dengan membran timpani intak.

Terdapat limfadenitis terbanyak pada preauriculer.

- Pseudomonas aaeruginosa : Kolistin, Polimiksin B

- Jamur : Nistatin, Klotrimazol,

- Antiseptik : alcohol.

3 Otitis eksterna kronis difus (Otomikosis)

Keluhan utama berupa rasa gatal yang hebat dan jarang menimbulkan nyeri. Biasanya tidak menimbulkan manifestasi sistemik, kecuali jika disertai dengan infeksi sekunder

Status lokalis telinga dapat ditemukan warna kemerahan yang superfisial pada kulit CAE bagian tulang, terbentuk otorrhea yang intermiten, sedikit, serous atau purulen, berbau amis yang tampak keriput berwarna abu-abu, dapat pula dijumpai selaput tebal dengan filamen jamur. Jika selaput tebal ini diangkat dapat terlihat kulit licin kemerahan. Selain itu, dapat terjadi oedem ringan dari CAE.

Hematologi rutin, kultur dan resistensi bakteri

Pemeriksaan audiometri, jika ada keluhan gangguan pendengaran

UI : - Bersihkan liang

telinga dengan :- Larutan asam asetat

2% dalam alcohol- Larutan Iodium

Povidon 5% - Tetes

telingancampuran antibiotic dan steroid

- Salep topical : Nistatin, Klotrimazol

4 Perichondritis Keluhan utama pasien biasanya berupa telinga luar terasa panas, bengkak, dan kemerahan.

Status lokalis telinga dapat ditemukan auricula yang oedem, eritem difus, dan nyeri

Hematologi (leukosistosis)

- BOIES:- Antibiotik

parenteral dan topical.

Keluhan penyerta berupa gejala sistemik febris.

Riwayat trauma pada telinga luar sebelumnya dapat memperkuat diagnosa.

tekan dengan pembesaran kelenjar getah bening regional. Jika sudah terjadi pengumpulan serim di lapisan subperichondrium segera menjadi purulen, menimbulkan fluktuasi lokal atau difus.

- Eksisi dan drainase cairan di bawah perikondrium bila meluas

5 Otitis Media Akut (OMA) dengan perforasi

Pasien datang dengan keluhan utama otorrhea yang awalnya serosanguineous menjadi mukopurulen, berwarna putih atau kekuningan, tidak berbau, dan tidak berdarah.

Didapatkan anamnesa khas sebelum timbulnya otorrhea, yaitu berupa otalgia yang hebat, telinga terasa penuh, disertai febris yang cukup tinggi yang sangat mengganggu penderita (pada anak kecil biasanya ditandai dengan anak terus menangis dan tidak mau menetek). Keluhan tersebut kemudian dirasakan berkurang setelah timbulnya otorrhea.

Status lokalis telinga tampak CAE kulit tenang, sekret serosanguineous atau mukopurulen yang sering tampak berpulsasi, keluar melalui perforasi pada pars tensa membran timpani. Membran timpani bila terlihat akan tampak hiperemis.

UI : - Obat cuci H2O2 3%

selama 3-5 hari + Antibiotik

- Antibiotik : Amoxicillin + Asan Klavulanat

6 Otitis Media Supuratif Kronis

Riwayat otorrhea kronis yang berlangsung lebih dari

Status lokalis telinga dapat ditemukan

- Pure Tone Audiometric,

UI- Tipe benign :

2 bulan, dengan keluhan penyerta perasaan penuh pada telinga dan penurunan fungsi pendengaran. Biasanya tidak terdapat gejala sistemik, otalgia yang ringan atau bahkan tanpa otalgia.

perforasi membran timpani dapat terjadi atik/marginal yang dikaitkan dengan pembentukan kolesteatoma ataupun sentral yang dikaitkan dengan infeksi jinak.

Membran timpani tidak hiperemis, bisa terjadi parut, atrofi, ataupun penebalan membran timpani.

Sekret pada CAE atau cavum timpani dengan karakter purulen (kental, putih) atau mukoid (seperti air dan encer, tidak berbau dan tidak berdarah.

CAE kulit tenang dan tidak didapatkan nyeri tekan tragus.

Flexible fiberoptic nasopharyngoscopy, CT scan

Timpanoplasti dengan atau tanpa mastoidektomi.

7 Kolesteatoma Otorrhea kronis yang refrakter terhadap pengobatan konservatif dengan antibiotik topikal dan sistemik, dengan otorrhea yang berwarna kuning dan berbau.

Status lokalis telinga ditemukan perforasi membran timpani atik/marginal dengan sekret kuning keabuan, kotor dan berbau.

Selain itu dapat ditemukan keping-keping putih mengkilap pada cavum timpani.

Perluasan kolesteatoma

- Audiomteri, Timpanometri, MRI, CT scan tulang temporal tanpa kontras dalam potongan axial dan koronal dapat 

Prof Helmi :OMSK Bahaya- Atikotomi anterior- Timpanoplasti

dinding utuh- Timpanoplasti

dinding runtuh- Atticoantroplasti/

osteoplastik epitimpanotomi

- Timpanoplasti buka-tutup

dapat menimbulkan manifestasi klinis komplikasi labirintitis, abses ekstradural, meningitis, mastoiditis, parese facialis perifer.

8 Mastoiditis Keluhan utama berupa nyeri retroauriculer dengan otalgia dan riwayat otitis media akut atau rekuren sebelumnya.

Status lokalis telinga ditemukan membran timpani bulging atau erythematous, dengan area mastoid yang eritem, oedem, dengan nyeri tekan positif, bisa terdapat protusi atau displacement dari aurikel

Kultur dan tes resistensi dari sekret telinga

Foto Schuller dan Stenver, atau CT scan

- Miringotomi yang cukup lebar

- Antibiotik sesuai biakan secara intravena

- Bila Ro/Hilangnya pola trabekular atau progresifitas: Mastoidektomi lengkap dengan segera.

9 Myringitis Bullosa

Keluhan utama berupa otalgia yang cukup hebat biasanya unilateral, dengan riwayat infeksi saluran napas atas sebelumnya.

Dapat terjadi otorrhea dengan sekret serosanguineous akibat pecahnya bullae.

Keluhan pendengaran berkurang dan gejala sistemik febris dapat juga ditemukan.

Status lokalis telinga ditemukan pada membran timpani hiperemis dengan bullae atau bleb berisi darah tampak berwarna merah keunguan yang mengenai membran timpani dan dinding CAE di dekatnya.

Jika bullae atau bleb ini pecah dapat ditemukan sekre yang serosanguineous.

Tympanoparasintesis: pemeriksaan ini dilakukan untuk kultur dan identifikasi agen penyebabmiringitis bulosa.

Tympanometri: pemeriksaan ini dilakukan untuk menemukan bukti adanya cairan di belakangmembran timpani. Sehingga kita dapat mengetahui adanya otitis media yang menyertai miringitis bulosa.

- Terapi seperti OMA

- Antibiotika oral selama 10 hari bila masih otore

- Amoksisiklin + Asam klavulanat

- Bila terdapat hearing loss berikan steroid

- Analgetik kuat

10 Rhinitis alergika Keluhan utama pasien dapat berupa otorrhea yang bening/serous atau seperti lendir/mukoid, dengan

Status lokalis telinga dapat ditemukan membran timpani perforasi dengan sekret

Hitung jenis eosinofil, Ig E total, Skin Prick test

-AntihistaminGen 1: BrompheniramineChlorpheniramine

riwayat rhinitis sebelumnya, yang disertai tanda alergi lainnya, seperti hidung terasa gatal, sering bersin, dan mata berair serta gatal. Selain itu, keterangan mengenai sensitifitas terhadap alergen tertentu dapat memperkuat diagnose.

serous atau mukoid tanpa bau dan darah. Terdapat tanda alergi seperti rhinorrhea dengan konka inferior yang livid, serta tanda rhinoconjungtivitis.

DiphenhydramineGen 2: CetirizineLoratadine

-Kortikosteroid : BetametasoneMetil prednisolon

11 Benda asing Keluhan utama pasien rasa tidak enak di telinga, tersumbat, dan pendengaran terganggu. Rasa nyeri akan timbul bila benda asing tersebut adalah serangga yang masuk dan bergerak serta melukai dinding liang telinga.

Pada inspeksi telinga dengan atau tanpa corong telinga akan tampak benda asing tersebut.

- - - Ekstraksi benda asing

- Analgetik bila nyeri:Asam mefenamatParacetamol

12 Otorrhea cairan serebrospinal traumatik

Keluhan utama pasien dengan riwayat trauma basis cranii atau tulang temporal disertai otorrhea yang bening, serous, dapat juga berdarah akibat hemorhagik dari trauma. Keluhan penyerta berupa hearing loss dan nyeri kepala, atau bahkan penurunan kesadaran.

Status lokalis telinga dapat ditemukan perdarahan keluar dari CAE, atau otorrhea yang serous (otorrhea serebrospinal), mungkin dapat diinspeksi perdarahan di belakang membran timpani yang perforasi.

Selain itu, didapatkan conductive atau sensorineural hearing loss tergantung lokasi fraktur, parese facialis,

- Halo testCT scan potongan axial dan coronal, audiogram, electroneurography (ENOG), pemeriksaan level glukosa dari otorrhea, atau pemeriksaan ß2 transferin

Tampon sterilAntibiotik

tanda trauma yang menyertai seperti echimosis periorbital (racoon eyes) atau echimosis mastoid (Battle’s sign)

13 Otitis Eksterna maligna

Keluhan utama otalgia hebat setelah sebelumnya berupa rasa gatal, otorrhea, dan dapat disertai adanya nyeri retroauriculer, nyeri retroorbital, parese fasial perifer yang timbul cepat dan progresif, hingga berakibat kematian.

Riwayat diabetes melitus yang tidak terkontrol.

Status lokalis telinga dapat ditemukan CAE kulit hiperemis, oedem difus, otorrhea dengan sekret purulen, nyeri tekan tragus,

Komplikasi parese facialis perifer, mastoiditis, ataupun petrositis.

Biopsy jaringan granulasi, pemeriksaan hematologi rutin dan kimia klinik (gula darah)

CT scan tulang temporal, scan tulang dengan technetium Tc 99 m & Gallium 67

UI : - Antibiotika sistemik

gol fluoroquinolone- Pada keadaan berat

diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan gol. Aminoglikosida 6-8 minggu

c. Gangguan dengar

No Diagnosis Anamnesis Pem.Fisik Pem.Penunjang Lab Pem.Penunjang

Radiologi

ANAMNESIS UMUM GANGGUAN PENDENGARAN

- Sejak kapan mulai dirasakan ada penurunan pendengaran?

- Apakah penurunan pendengaran timbul mendadak atau berangsur memburuk?

- Apakah keluhan penururan pendengaran dirasakan pada satu bagian telinga atau keduanya?

- Apakah pernah merasakan berdenging, rasa penuh pada telinga, pusing, keluar cairan, darah dari telinga, nyeri

pada telinga?

- Apakah ada riwayat keluarga dengan ketulian?

- Apa pekerjaan anda? Bagaimana intensitas bising di lingkungan kerja?

- Adakah riwayat infeksi telinga, trauma/cedera pada telinga, kesulitan mendengar?

- Adakah riwayat stroke, diabetes, peny.jantung?

- Adakah obat-obat yang pernah atau sedang dikonsumsi?

Kon

dukt

if

1 Sumbatan serumen Gumpalan serumen yang

menumpuk di liang telinga akan

menimbulkan gangguan

pendengaran berupa tuli konduktif,

terutama bila telinga kemasukan

air (sewaktu mandi, berenang)

serumen mengembang sehingga

menimbulkan rasa tertekan.

Gangguan pendengaran dapat

disertai dengan atau tanpa tinnitus

dan atau nyeri telinga, biasanya

pada pasien dengan riwayat

penggunaan cotton bud.

Pemeriksaan dengan

otoskopi:

Tampak serumen kekuningan

atau kecoklatan.

- Ekstraksi serumen plak

- Irigasi dengan air sesuai suhu tubuh menggunakan spuit logam

- Suction - Tetes telinga :

Debrox, Cerumenex

2 Sumbatan benda asing Umumnya terjadi pada anak kecil

yang bermain dengan benda-

benda kecil (mainan, krayon) yang

dapat masuk ke telinga.

Pada pemeriksaan luar dapat

tampak benda asing atau

dengan pemeriksaan

menggunakan otoskopi.

Ekstraksi benda asing

Analgetik

3 Otitis media akut Keluhan berupa panas, nyeri

telinga, pembengkakan pada post-

auricular jika tulang mastoid ikut

terinfeksi.

Pemeriksaan dengan

otoskopi:

Tampak eritem dan

pembengkakan pada

Kultur cairan melalui

mambran timpani yang

pecah untuk mengetahui

organisme penyebab.

Otitis media akut : - Stadium oklusi :

obat tetes hidung HCL efedrin 0.5 %

membran timpani. dalam larutan fisiologis (anak <12 tahun) HCL efedrin 1% dalam larutan fisiologis (anak >12 tahun)

- Stadium presupurasi : AB + obat tetes hidung + Analgetik

- Stadium supurasi : AB + miringotomi

- Stadium perforasi : obat cuci telinga H2o2 3% selama 3-5 hari + AB

- Stadium resolusi : AB selama 3 minggu

4 Otitis eksterna Keluhan berupa nyeri, keluarnya

cairan dari telinga, terbangun saat

tidur karena nyeri telinga, ada

riwayat berenang/lama di dalam

air, riwayat irigasi saluran telinga,

pasien dengan diabetes, pasien

dengan penurunan sistem

imunitas.

Pemeriksaan dengan

otoskopi:

Tampak otorrhoea

kekuningan, edema pada

saluran telinga, ada

kemungkinan terdapatnya

hifa jamur, jaringan granulasi,

palsy nervus VII, VIII atau IX.

Kultur bakteri dengan

Swab Test menunjukkan

hasil positif.

CT-Scan: Dapat

tampak gambaran

erosi ke tulang

mastoid.

- Bersihkan liang telinga

- Penilaian terhadap

secret, edema dinding

kanalis dan membrane

timpani

- Pemilihan pengobatan

local (Antibiotik topical)

5 Otitis efusi Dapat timbul pada pasien dengan

riwayat otitis media, riwayat infeksi

saluran nafas atas, riwayat

bepergian dengan pesawat, dan

riwayat berenang/dalam air.

Pemeriksaan dengan

otoskopi:

Tampak cairan berwarna

kuning atau jingga dibelakang

membran timpani.

- Timpanometri :

yang sering

ditemukan

adalah tipe B

bentuknya

- Konservatif :

Lokal : obat tetes hidung

dan spay

Sistemik : Antibiotik

broad spectrum, anti

datar yang

menunjukkan

gerakan

membrane

timpani

terbatas karena

adanya

cairan/perlekat

an dalam

cavum timpani.

Gambaran

sangat datar

dapat

disebabkan

karena

perforasi.

- Audiogram :

Tuli konduktif

ringan sampai

sedang atau

tuli bilateral

persisten

histamine, dekongestan,

dengan atau tanpa

kortikosteroid

- Operatif :

Bila konservatif >3 bulan

gagal dengan

miringotomi dan

pemasangan tube

ventilasi ( Grommet

Tube)

6 Perforasi membran timpani Riwayat trauma benda tumpul atau

tajam, riwayat infeksi telinga akut

atau kronis keluhan berupa nyeri,

dapat keluar darah, ada riwayat

penggunaan cotton bud,

barotrauma, gagal penyembuhan

pasca myringotomy.

Tampak lubang atau robekan

membran timpani.

Pemeriksaan audiometric:

Tuli konduktif ringan-sedang.

Miringotomi

7 Tuli konduktif pada geriatri + Berapa usia pasien? Pemeriksaan audiometric Alat Bantu Manual

Sen

sorin

eura

l

8 Tuli mendadak Dapat disebabkan oleh iskemia,

koklea, infeksi virus, trauma

kepala, trauma bising yang keras,

perubahan tekanan atmosfir,

autoimun, obat ototoksik.

Bersifat mendadak atau menahun,

sementara atau berulang,

unilateral atau bilateral.

Tes penala : Rinne positif,

Weber lateralisasi ke telinga

yang sehat, Schwabach

memendek. Kesan tuli

sensorineural.

Audiometri nada murni : tuli

sensorineural ringan sampai

berat.

Darah Rutin, pemeriksaan

faal hemostasis dan tes

penyaring pembekuan

darah.

CT scan dan MRI

dengan kontras

untuk

menyingkirkan

diagnosis seperti

neuroma akustik

dan malformasi

tulang temporal.

Alat bantu dengar

Evaluasi fungsi

pendengaran tiap minggu

selama satu bulan

9 Gangguan dengar oleh obat

ototoksik

Sedang mengkonsumsi obat-

obatan seperti NSAID,

aminoglikosida, loop diuretic dosis

tinggi, anti-malaria, kemoterapi.

Pemeriksaan audiometri:

Tuli sensorineural yang

progresif, dimulai dari

frekuensi tinggi.

- Hindari obat-obatan

yang menyebabkan

ototoksik

10 Noise induce hearing loss Penurunan kemampuan dengar

secara berangsur-angsur, ada

riwayat berada/bekerja di

lingkungan yang bising,

penggunaan alat atau kendaraan

dengan suara bising, hobi

menembak, keluhan sulit

mendengar di keramaian.

Pemeriksaan otoskopi:

Dapat tampak perforasi pada

membrane timpani apabila

paparan suara/bising sangat

keras.

Pemeriksaan audiometri:

Tuli sensorineural bilateral

pada frekuensi tinggi,

terutama pada frekuensi

4000 Hz, tampak “dip” pada

audiogram.

- Hindari penyebab

kebisingan

- Gunakan alat

pelindung telinga

seperti : sumbat telinga

(ear plug), tutup telinga

(ear muff) dan

pelindung kepala

(helmet)

11 Presbikusis Keluhan timbul lambat, penurunan

kemampuan dengar berangsur-

angsur, umumnya bilateral.

Dapat tampak gambaran

otoskopi yang normal,

pemeriksaan Webber dapat

terjadi lateralisasi kearah

yang tidak begitu terganggu.

Pemeriksaan audiometri:

Tuli sensorineural bilateral,

umumnya pada frekuensi

Rehabilitasit dengan

pemasangan alat bantu

dengar (hearing aid)

tinggi.

12 Penyakit Meniere’s Dapat berupa vertigo episodik

yang berulang diasosiasikan

dengan penurunan kemampuan

mendengar yang fluktuatif, tinnitus

dan sensasi penuh di telinga.

Pemeriksaan audiometric:

Tuli sensorineural unilateral

pada frekuensi rendah.

Audiometri - Obat vasodilator perifer

- Anti Iskemia

- Neurotonik

13 Neuroma akustik Umumnya ketulian pada satu sisi,

dapat timbul keluhan tinnitus,

pusing, mual, kelemahan fasial.

Pemeriksaan otoskopi

tampak normal.

Dapat ditemukan

abnormalitas hasil tes Gait,

kelemahan fasial unilateral

dan baal.

Pemeriksaan audiometric:

Tuli sensorineural.

MRI dengan

gadolinium:

Tampak densitas

berupa masa yang

dapat ekstensi ke

saluran akustik

interna, tidak

tampaknya dural

trail.

- Operasi

pengangkatan

tumor

14 Gangguan pendengaran kongenital Riwayat orang tua dengan

gangguan pendengaran, riwayat

penggunaan dan paparan dari

obat-obatan, alkohol, rokok atau

zat toksik lain selama masa

kehamilan maternal.

Riwayat terpapar TORCH

Tuli saraf + Audiometri : tuli

saraf +

Alat Bantu Dengar untuk

tuli sebagian. Bila tuli total,

tidak ada terapi yang

dapat diberikan.

d. Vertigo

2. Hidung

a. Hidung tersumbat

KU DD An PF PP ThSumbatan hidung

polip Hiposmia/ Anosmia- Sekret : Cair/ mukoid /purulent.- Dapat menutup ostium sinus paranasal Sakit kepala

Rinosk. Anterior. :- Masa polip, bertangkai,putih kebiruan.Pada konka media.- Bergerak bebas pada tangkainya.- Multipel dan bilateral.- pada yang kronis, punggung hidung melebar: “FROG NOSE” (hidung kodok) Rinoskopi posterior. : Polip (+) – Pada koanal polip

- nasoendoskopi - Ekstraksi polip (“POLIPEKTOMI”) dg snar polip dan forsep-Polip sin etmoidal ®etmoidektomi intra atau ekstranasal

Tumor Hemangioma* Gejala : - Hidung tersumbat- Epistaksis unilateral

Massa merah - kehitaman- Konsistensi lunak- Terikat pada septum nasi- Bertangkai

Pem P.A Elektrokoagulasi

Papiloma Gejala : - Obatruksi hidung- Epistaksis

* Tidak bertangkai* Konsistensi :- Keras- Lunak ( Inverted papilloma )

Pem. P.ARinoskopi anterior

Operasi

Sevtum deviasi

- Apakah keluhan sumbatan hidung terdapat pada sebelah hidung (unilateral) atau pada dua hidung (bilateral) ?

- Apakah terdapat rasa nyeri dikepala dan di

- Inspeksi, jelas terlihat deformitas bila deviasi yang terjadi berat

rinoskopi anterior : dapat dilihat penonjolan septum ke arah deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil pemeriksaan bisa normal

Foto rontsen Analgesik. Digunakan untuk mengurangi rasa sakit

Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.

Pembedahan :

a. Septoplasti atau reposisi

sekitar mata?- Apakah terdapat

gangguan dalam penciuman?

-Apakah memiliki riwayat infeksi sinus yang berulang?

septum

b. SMR (Sub-Mucou Resection) atau reseksi submukosa

b. Bersin

c. Epitaksis

KU DD An PF PP ThMimisan Hipertensi -Riwayat TD tinggi

-riwayat peny. Jantung-riwayat DM

-TD sistol >139, diastole >89- sumber perdarahan(ant: plexus kiesselbachPost: plexus woodruff’s)*pd hipertensi biasany POSTERIOR

- darah rutin- faktor pembekuan

3 prinsip:1. Hentikan perdarahan

Tampon + adrenalin + silokain 4%

tunggu 3-5 menit. Tentukan asal perdarahan: kaustik nitras argenti 20-60% atau asam triklorasetat 10% atau elektrokauter Bila tidak menolong: tampon kapas vaselin antibiotik untuk 2-3 x 24 jam

P bila perlu :ligasi a. etmoidalis anterior/

posterior (ligasi a. karotis interna)P infus/transfusi darah

2. Cegah komplikasi Tanggulangi syok Tanggulangi anemi Infus dan transfusi Antibiotika adekwat Cegah laserasi palatum oleh tampon

3. Cegah rekurensi

d. Hidung berbau

3. Tenggorokan

a. Sakit dan sulit menelan (sore throat & disfagi)

No.Diagnosis Banding Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

TerapiLaboratorium Radiologi

1. Tonsilitis AkutNyeri menelan di bawah Angulus Mandibula dan Bilateral Tonsil udema dan hiperemis

Kultur/swab tenggorok -

Antibiotik (penisilin, eritromisin)

Rasa gatal/kering di tenggorok Febris bisa hingga 400 Ui resistensi Analgetik/Antipiretik

Febris (dapat sangat tinggi)

Detritus berbentuk folikel (+) Tonsilektomi, jika :

Nyeri Kepala KGB submandibula membengkak

dan nyeri tekan 1) jadi sumber infeksiNyeri tekan Ptyalismus

tidak nafsu makanlakuna tertutup oleh membran semu (psedomembran)

2) serangan > 4X/ 1 tahun

Nyeri telinga (referred pain)

kripta (-) 3) carrier difteri

rasa lesuPlummy Voice

dilakukan 4 minggu setelah serangan akut

rasa nyeri di sendi-sendi mulut berbau (foetor ex ore) Kortikosteroid menjaga higiene mulut

Vitamin C dan B kompleks

2. Tonsilitis KronikRasa ada yang mengganjal dan kering di tenggorok

Tonsil udema dengan permukaan tidak rata dan hiperemis

Adenotonsilektomi, jika :

Nyeri menelan tetapi tidak sehebat tonsilitis akut

Kripta melebar dan beberapa kripta terisi oleh detritus

1) bila serangan > 4X/ 1 tahun

nafas berbau Detritus (+) bila eksaserbasi akut

Subfebris/suhu normalArkus anterior dan posterior merah

2) 1 minggu setelah serangan akut

tidur mengorokPada adenotonsilitis kronik, dapat terjadi “adenoid face”

Lubang hidung terasa buntu

Pada Rhinoskopi anterior, fenomena palatum mole negatif, kadang tertutup sekret mukopurulen.

Pada anak bersamaan dengan adenoiditis

3. Abses Peritonsiler nyeri menelan yang hebatKGB submandibula membengkak dan nyeri tekan

Insisi abses tanpa anestesi

Nyeri telinga (reffered pain)Tonsil terdorong ke anteroinferior

Infiltrat: antibiotik (penisilin, klindamisin) obat simptomatik kumur-kumur dengan cairan hangat kompres dingin

nyeri spontan unilateral Arcus post hiperemi

muntah (regurgitasi)uvula membengkak dan miring ke sisi yang sehat (kontralateral)

mulut berbau (foetor ex ore) Ptyalismus

banyak ludah (hipersalivasi)

Palatum mole tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi

Tonsilektomi segera pada abses peritonsiler:

Obstruksi jalan nafas atas Sepsis dengan adenitis servikalis atau abses leher bagian dalam Riwayat abses peritonsiler sebelumnya Riwayat faringitis eksudativa yang berulang

suara gumam (hot potato voice) sukar membuka mulut (trismus)

kepala miring ke sisi yang sakit (spasme M.Sternocleidomastoidea)

4. Faringitis Akutnyeri menelan terasa di leher bagian belakang

faring hiperemis dan edema terutama di lateral band. Kadang terdapat eksudat Darah lengkap

istirahat dan minum yang cukup

demam disertai rinorea tonsil hiperemis Biakan tenggorok kumur air hangat

mualPembesaran limfa diseluruh tubuh terutama diretroservikal

analgetika dan antipiretik jika perlu (PCT 3-4 X 500mg/hari selama 3-5 hari)

nyeri tenggorok hepatosplenomegali antivirus metisoprinol (isoprenosine)

rasa lemah dan lesu obat kumur gargarismakan

antibiotik (penisilin, amoksisilin, eritromisin,sefalosporin generasi 3)

antifungal (Nystasin)

5. Faringitis kronik nyeri menelan Granul pada dinding faring Darah lengkap

cauter granul yang mengganggu dengan AgNO3 50%

Rasa mengganjal di tenggorokan mukosa dinding faring hiperemi

simptomatik (obat kumur, tablet isap, antitusif,ekspektoran)

Tenggorokan berlendir (post nasal drip) Granul melebar dan merah

tenggorok kering gatal dan batuk bereak

tampak kelenjar limfa dibawah mukosa faring dan lateral band hiperplasi

mulut berbau (foeter ex ore)tampak mukosa dinding posterior tidak rata, bergranular

tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering

6. Epiglotitis Akutnyeri menelan pada leher bagian depan Epiglotis hiperemi dan oedema antibiotik

stridor inspirasi dexamethason anak tampak sesak trakeotomi7. Ca Pangkal lidah nyeri menelan di depan leher massa dipangkal lidah Radioterapi lama kelaman sulit menelan

8. Corrosive injury Nyeri menelan pada seluruh bagian kerusakan Hindari bahan-bahan korosif

pemakaian alat pengaman pada industri yang rentan

terpapar bahan-bahan korosif

9.Benda asing Hipofaring nyeri telan di bawah mukosa hipofaring hiperemi Ekstraksi

jika terdapat lesi beri antibiotik

10. Benda asing Tonsil

Nyeri menelan unilateral (nyeri seperti ditusuk-tusuk) tonsil oedema dan hiperemis Ekstraksi

11. Abses retrofaringditemukan biasanya pada anakusia< 5tahun

dinding belakang faring tampak benjolan biasanya unilateral

foto rontgen jaringan lunak leher lateral tampak pelebaran ruang retrofaring lebih dari 7mm dan pelebaran retrotrakeal lebih dari 14 mm antibiotik

nyeri dan sulit menelanmukosa terlihat bengkak dan hiperemis

tampak lordosis vertebra servikal pungsi

demam

insisi abses melalui laringoskopi langsung pada posisi pasien baring Trendelnburg

leher kaku dan nyeri sesak nafas

stridor jika peradangan sampai laring

terjadi perubahan suara

12. Akalasia sulit menelan

foto rontgen dengan kontras tampak gambaran ekor tikus (makin ke bawah makin sempit) diet tinggi kalori

regurgitasi

gelombang peristaltik yang normal pada sepertiga proksimal esofagus tndakan dilatasi

nyeri di daerah substernal

tampak dilatasi pada dua pertiga distal esofagus psikoterapi

dada terasa penuh preparat nitrit penurunan berat badan antikolinergik nifedepine esofagokardiomiotomi

13. Ca esofagus nyeri menelan

foto rontgen esofagus dengan kontras barium tampak gambaran cacat isi yang licin (smooth filling defect) pembedahan

rasa tidak enak di epigastrium dan substernal

rasa penuh dan sakit yang menjalar ke punggung dan bahu

mual muntah regurgitasi 14 Ca. Faring Rasa penuh atau mengganjal

di mulut dan lidah Teraba massa Sakit dan perdarahan dari

mulut Kesulitan dalam menggerakan

rahang dan lidah Sakit telinga dan sakit rahang Bau mulut

Teraba masaa Premalignant lession

(leukoplakia, erytroplakian, lychen planus)

Pembesaran KGB Trismus Kelemahan saraf kranial

Hitung darah lengkap

BiopsiCt scan / MRIEKGScedel

Stadium tumor:1. T1 & T2

bedah/radiasi2. T3 & T4

kombinasi radiasi dan khemoterapi

Penyebaran Leher1. N0 & N1 –->

bedah dan radiasi

Perubahan dalam berbicara Disfagia

2. N2 & N3 kombinasi

15 Laringitis akut

Radang umum , Demam ,Batuk kering ,Dahak kentalGejala lokal :

Suara parau sampai hilang , Nyeri menelan , Sumbatan laring

Dengan cermin eritema laring yang difus

- Istirahat bicara dan bersuara selama 2 – 3 hari

- Menghirup udara lembab

- Menghindari iritasi pada laring dan faring (merokok, makanan pedas)

- Antibiotik (bila peradangan dari paru)

- Sumbatan laring = pemasangan pipa endotrakea / trakeostomi.

16 Stroke Sulit proses menelan

Rasa makanan tersangkut di tenggorokan

Perubahan suara

Sulit mengunyah

Kelemahan untuk mastikator

Banyak air liur

Sulit berbicara

Kesulitan menelan

Uvula tertarik ke sisi kanan/kiri

Telingan dan hidung dalam batas normal

Hemiparesis duplet

Naso faringoskop

Endoskopi untuk pemeriksaan FEES (fungsi penelanan untuk memvisualisasikan langsung faring dan laring setinggi plika vokalis , untuk mengevaluasi proses menelan

Edukasi tentang penyakit

Tatalaksana medikamentosa (antibiotik , nifedipine untuk relaksasi otot polos)

Modifikasi diet disesuaikan dengan fungsi menelan

Paralisis otot motorik fase faring dan mendefeksi adanya aspirasi tanpa disertai batuk)

Latihan rehabilitasi medik untuk menelan

Latihan untuk memperbaiki fungsi gerak dan motorik

b. Sesak

No. Differential Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang

Laboratorium Rontgen1 Obstruksi intralumen

(Tumor, kista)1. Jinak

- papilomatosis skuamosa

- fibroma- polip inflamasi

2. Ganas- karsinoma sel

skuamosa laring dan trakea (tersering)

- adenokarsinoma- karsinoma

mukoepidermoid- limfoma- sarkoma-

leiomiosarkoma,

- Adakah penurunan berat badan yang cukup signifikan dalm beberapa bulan terakhir?

- Apakah ada peningkatan suhu yang tidak terlalu tinggi dan terus menerus selama 1 bulan kebelakang atau lebih?

Tumor ganas pada hidung dan sinus paranasal.- Tanda dan gejala sering kali tidak

khas serta mirip gejala inflamasi, misalnya:Rasa tersumbat di hidung dan epistaksis

- Faktor risiko:Alkohol, pajanan radiasi, pajanan, industri, kekebalan tubuh

kondroma- karsinoma tiroid

invasiv- metastasis

karsinoma

2 Kelainan kongenital(Bilateral Choanal Atresia)

Ketika menangis dan menunjukkan tanda-tanda distress pernafasan harus diwaspadai adanya choanal atresia bilateral.

Selama inspirasi, lidah tertarik ke palatum, dan menyebabkan obstruksi saluran nafas, bisa ditandai dengan retraksi dada

ketika anak tertidur maka mulut akan tertutup dan obstuksi yang progresif dimulai dengan stridor yang diikuti meningkatnya usaha bernafas dan cianosis.

distress respirasi cepat dan berpotensi kematian.

3 Trauma (kompresi ekstrinsik jalan napas)

- striktur pasca intubasi- polip- fraktur laring- pemisahan laringotrakea- trauma tumpul dari luar

hematoma

4 Benda asing Faktor predisposisi: Faktor personal antara lain

umur,kesadaran menurun, epilepsi, dan, alkoholisme, 

Faktor fisik antara lain kelainan dan penyakit neorologik pada proses menelan yang belum sempurna pada anak

faktor dental, medikal dan surgikal antara lain tindakan

1. Stadium pertamaGejala pertama berupa batuk-batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera

2. Stadium kedua

Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda infeksi saluran napas

Benda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat rongent foto segera setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan rongent foto setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24

bedah, ekstraksi gigi, belum tumbuh gigi molar pada anak yang berumur <4 tahun.

Faktor kejiwaan seperti emosi,dan gangguan psikis

Ukuran bentuk dan sifat benda asing

faktor kecerobohan seperti meletakan uang koin di mulut, persiapan makan yang kurang baik, tergesa-gesa makan sambil bermain, memberikan kacang dan permen pada anak yang gigi molarnya belum tumbuh lengkap.1

Benda yang berpotensial untuk masuk ke dalam hidung antara lain, makanan, biji-bijian, kacang-kacangan, mainan yang kecil, crayon, penghapus, kapas, serangga, kancing, dan lain-lain

Gejala klinik pada trakhea masih memliki kesamaan dengan gejala di laring, karena pada laring masih menyisakan gejala edema. Disamping itu sumbatan pada trakhea akan menimbulkan gejala subjektif dari benda asing dengan menunjuk lehernya sesuai dengan letak benda asing itu tersangkut.

Gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatis. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena gejala dan tanda yang tidak jelas

3. Stadium ketigaTelah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia dan abses paru.1

Sumbatan total di trakhea akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanya kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam waktu singkat. Benda asing di trakea memberikan gejala batuk tiba-tiba yang berulang ulang

jam kejadian belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah 24 jam baru tampak tanda-tanda atelektasis atau emfisema.

Bentuk sumbatan katup ini menyebabkan terjadinya emfisema di sebelah distal dari benda asing. Emfisema obstruktif mungkin tidak tampak pada waktu inspirasi, tetapi jelas kelihatan pada waktu ekspirasi, karena terjadi pengosongan paru yang tidak tersumbat. Oleh karena itu perlu dibuat foto thoraks posterior-anterior pada waktu inspirasi dan ekspirasi pada pasien yang tersangka tersedak benda asing. Pada foto thoraks ketika ekspirasi paru

dengan rasa tercekik, serak, dispenia, sianosis, rasa tersumbat di tenggorokan.

Benda asing yang lebih kecil di trachea, seperti biji semangka dapat bergerak di trachea pada tiap inspirasi dan menimbulkan bunyi yang dapat didengar (audible slap) dan pada palpasi teraba hentakkan (palpatory thud), karena benda asing membentur daerah subglotik pada waktu ekspirasi

itu atau ekspirasi lain. Pada waktu ekspirasi mediastinum tampak menjauhi tempat sumbatan. Rongga thorak tampak sangat ekspansif, kelihahatan tulang iga lebih jauh satu dengan lainnya, dan gerak diafragma terbatas pada waktu ekspirasi. Perubahan ini dapat terlihat dengan mudah pada pemeriksaan fluoroskopi thoraks, dan kemudian dibuat fotonya.

5 Hiperplasia adenoid Dari anamnesa orang tua biasanya akan mengeluhkan anaknya bernafas melalui mulut,mengorok pada malam hari,hidung tersumbat,dan mempunyai riwayat nyeri telinga.Apnea saat tidur,rhinorhea,mengantuk sepanjang hari,kelelahan,demam dan sekret hidung juga sering. Anaknya juga akan mengeluhkan penurunan selera makan karena gangguan penciuman dan rasa

Pada inspeksi kita temukan bernafas lewat mulut.Anak bersuara melalui hidung.Dan juga dari pemeriksaan dilihat membran mukosa yang kering.Jika gejala menetap sering ditemukan anak dengan facies adenoid.Kelenjar limph servikalis posterior mungkin terjadi

pembesaran pada palpasi.6

Evaluasi Klinis Adenoid1. Obstruksi Gejala : o Mouth breathing/bernafas dari

o Nasopharyngoskopyo Foto rontgen leher

lateralo Polysomnogram

Hiperplasia adenoid berhubungan dengan hidung tersumbat,bernafas dari mulut (mouth berathing),halitosis,mengorok,gangguan tidur,obstructive sleep apnea syndrom (OSAS),lemas siang hari,gangguan perhatian disekolah dan rumah,otitis media efusi persisten,suara sengau,deformitas gigi,gangguan mengunyah,dan rhinore kronis,hyposmia,penurunan selera makan,susah makan dan peningkatan berat badan yang kurang.Skrining sederhana untuk mengevaluasi mengorok dan henti nafas pada saat tidur diperiksa dengan tape recorder audiovisual saat tidur dan diakhir tidur.

muluto Suara hyponasalo Mengorok atau gejala –gejala

yang mengganggu tidur lainnya seperti pernafasan ireguler,enuresis dan gangguan kognitif.

Tanda :o Hyponasalitaso Obstruksi hidung menetap

setelah pemakaian dekongestan

2. Infeksi Gejala : o Sekret hidungo Batuko Halitosiso Post nasal drip Tanda : o Rhinorhoeo Septum normalo Otitis mediao Inflamasi Pharing

Terdapat trias gejala termasuk obstruksi hidung kronis (berhubungan dengan mengorok dan mouth breathing), rhinorhoe dan suara hiponasal adalah yang

paling konsisten dengan obstruksi nasofaring oleh karena

pembesaran adenoid.3

Akibat dari hiperplasia ini akan timbul sumbatan koana dan sumbatan tuba Eustachius.Akibat sumbatan koana pasien akan bernafas melalui mulut sehingga terjadi :a. Facies adenoid yaitu tampak

hidung kecil,gigi insisivus ke depan,arkus faring tinggi yang menyebabkan kesan wajah pasien tampak seperti orang bodoh.

b. Faringitis dan bronkhitisc. Gangguan ventilasi dan

drainase sinus paranasal sehingga menimbulkan sinusitis kronisAkibat sumbatan tuba

Eustachius akan terjadi otitis media akut berulang,otitis media kronis dan akhirnya dapat terjadi

otitis media supuratif kronis.1

Hiperplasia adenoid sering karena infeksi tenggorokan berulang oleh virus,infeksi streptokokus,mononukleosis dan difteria.Infeksi akut biasanya bersamaan dengan tonsilitis,dengan gejala rasa

nyeri,merah terang,tonsil yang terluka,pembesaran kelenjar limfe dibawah mandibula dan rasa tidak nyaman

6 Epiglotitis (Peradangan pita suara)

Epiglotitis ditandai dengan perjalanan demam tinggi yang mendadak dan berat, nyeri tenggorokan

Seringkali anak terutama penderita yang lebih muda, tampak baik pada waktu sebelum tidur tetapi kemudian terbangun pada malam hari dengan demam tinggi, afonia, lidah terjulur, dan kegawatan pernafasan sedang atau berat dengan stridor.Biasanya tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit saluran pernafasan atas akut. Anak yang lebih tua pada mulanya sering mengeluh nyeri tenggorokan dan disfagia.

Leher mungkin hiperekstensi walaupun tanda-tanda lain iritasi meningeal tidak ada. Anak yang lebih tua mungkin lebih menyukai posisi duduk, membungkuk ke depan, dengan mulut terbuka dan lidah agak terjulur.

Manifestasi klinik sama dengan laringotrakeobronkitis, namun biasanya epiglotitis bermula lebih eksplosif dan perjalanan penyakitnya lebih cepat

Agitasi, irritable Suhu: Febris Dyspneu Stridor inspiratoir (+) Stridor ekspiratoir (±) Suara parau Barking cough Drooling (mengeluarkan air

liur) (+) Postur tripod (+) Retraksi fossa suprasternal

inspiratoir, sela supraklavikula, interkostal, daerah subkostal.

Ronki (akibat mukus & saliva yang berlebihan)

Pada keadaan lebih lanjut Stridor dan suara pernapasan

berkurang karena penderita kelelahan

Penurunan kesadaran

Pemeriksaan leukosit darah tepi

Pemeriksaan darah menunjukkan lekosit meningkat, pada hitung jenis tampak pergeseran ke kiri.

dari pemeriksaan hapusan tenggorokan dan biakan darah dapat ditemukan Haemophylus Influenza tipe B.

foto leher lateral: dapat terlihat obstruksi supraglotis karena pembengkakan epigloti(thumb sign)

Sianosis yang cepat7 Laringitis Spasodik

akut (croup spasmodik)Terjadi paling sering pada sore

atau malam hari, croup spasmodik bermula dengan awitan mendadak yang dapat didahului oleh selesma da serak yang ringan sampai sedang. Anak terbangun dengan batuk yang khas, batuk metalik, inspirasi berisik, dan kegawatan pernafasan serta cemas dan ketakutan.. Penderita biasanya tidak demam. Dispnea diperjelek oleh kegembiraan, episode sianosis intermitan jarang dijumpai. Biasanya keparahan gejala-gejala berkurang dalam beberapa jam, dan hari berikutnya penderita sering tampak baik kecuali untuk serak ringan dan batuk. Demikian pula, serangan tanpa kegawatan pernafasan yang berat, dan akhirnya berakhir dengan penyembuhan total. Episode demikian sering berulang beberapa kali.

Agitasi Stridor (+) Barking cough (+) Pernafasan lambat dan berat nadi cepat, dan kulit dingin serta lembab

8 Laringotrakeobronkitis (croup)

Gejala – gejala secara khas memburuk pada malam hari, jarang mencapai suhu 39-40 derajat celcius, dan sering kambuh dengan intensitas yang menurun selama beberapa hari. Biasanya anak yang lebih tua sakitnya tidak serius.

Suhu: subfebris

Fase awal: Stridor inspiratoir yang

intermiten (+) Barking cough (+)Bila obstruksi bertambah:

o      Pemeriksaan laboratorium : gambaran darah dapat normal, jika disertai infeksi sekunder leukosit dapat meningkat.

o      Foto rontgen leher AP : bisa tampak pembengkakan jaringan subglotis (Steeple sign). Tanda ini ditemukan pada 50% kasus

Anggota keluarga lain dapat menderita penyakit pernafasan ringan. Lama sakit nerkisar antara beberapa hari kadang – kadang hingga beberapa minggu, sering berulang sejak umur 3-6 tahun, berkurang sejalan dengan pertumbuhan jalan nafas. Perburukan pada sebagian besar penderita croup hanya sejauh stridor dan sedikit dispnea sebelum mereka mulai penyembuhan. Pada beberapa kasus ada obstruksi yang lebih jelek. Agitasi dan menangis sangan memperburuk gejala dan tanda – tanda, dan anak lebih suka duduk tegak di tempat tidur atau dipertahankan tegak.

Stridor menjadi terus menerus. Barking cough semakin

bertambah hebat. Pelebaran lubang hidung Retraksi suprasternal,

infrasternal, dan interkostal.Bila radang meluas ke brokus dan bronkiolus Fase ekspirasi pernapasan

bertambah. Penurunan VBS bilateral. Ronki dan krespitasi tersebar

dikedua lapang paru.Peradangan semakin meluas Agitasi Sianosis, pucat Takikardia Hipoksemia berat Hiperkapnia

9 Trakeitis bakterialis Khasnya pada anak, timbul batuk keras dan kasar, tampak sebagai bagian dari laringotrakeobronkitis. Demam tinggi dan “toksisitas” dengan kegawatan pernafasan dapat terjadi segera atau sesudah beberapa hari dari perbaikan yang tampak. Pengobatan yang bisa digunakan pada croup tidak efektif. Intubasi atau trakeostomi biasanya dioerlukan. Patologi utama yang tampak adalah pembengkakan

Patologi utama yang tampak adalah pembengkakan mukosa pada setinggi kartilagi krikoid, yang dikomplikasi oleh sekret pueulen, kental banyak sekali. Suhu: Febris Terdapat sekret jalan napas

purulen. Tidak ada tanda-tanda klasik

epiglotitis. Stridor (+) Barking cough (+)

leukositosis sedang dengan banyak bentuk batang

mukosa pada setinggi kartilagi krikoid, yang dikomplikasi oleh sekret pueulen, kental banyak sekali.

Retraksi (+) Tampak toksik (+)

10 Vocal cord Nodul Suara parauKadang disertai batukSuara kasarBenjolan di leherMudah lelah saat bicara & sulit bernafas

Nodul di pita suara sebesar kacang hijau/lebih kecilBerwarna keputihanTerletak di sepertiga anterior/tengah pita suaraUnilateral/bilateral

Pembatasan & reedukasi vokal (mengistirahatkan suara)Pembedahan endoskopik

c. Serak

KU DD Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Terapi

Serak Paralisis Pita Suara Unilateral1.Adanya disfonia lowpitch, suara terasa berat dan lemah yang terjadi secara tiba – tiba2.Disfonia dapat high pitch adanya kompensasi falsetto3.Disfagia khususnya dengan cairan4.Batuk saat proses menelan, terutama ketika minum cairan5.Nafas pendek atauperasaan kekeurangan udara

Pendengaran terhadap suara dan jalan nafas bergantung pada riwayat gejala yang ada

1.Pencitraan : X ray, MRI atau CT-scan2.Endoskopi3.Laringeal elektromiografi

1. Medikasi : dipakai saat ada kelainan penyerta.2. Voice Therapy3. Pembedahan

Bilateral1.Hilangnya suara secara tiba – tiba biasanya setelah operasi tiriodektomi total atau paratiroidektomi

2.Awal suara menjadi lemah kemudian menjadi seperti mickey mouse3.Kemudai suara menjadi baik hingga hampir normal atau suara mungkin menjadi sedikit tidak dapat diprediksi4.Episode pasien tidak dapat bernapas karena spasme laring

Tumor Laring

1.Suara sesak atau perubahan suara2.Sesak3.Sulit dan sakit menelan4.Iritasi tenggorok5.Batuk darah6.Batuk 7.Mengorok

Inspeksi dengan Laringoskopi Indirect

Rontgen, ct-scanMRIEndoskopy

1.Radiasi2.Kemoteraphy3.pembedahan4.Bila obstruksi dilakukan tracheostomi