Thesis Analisa Pengaruh Penurunan Hagra Bbm

115
TESIS PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA I WAYAN SUARJANA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

description

ekonomi

Transcript of Thesis Analisa Pengaruh Penurunan Hagra Bbm

  • TESIS

    PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH

    DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR

    MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    I WAYAN SUARJANA

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2011

  • i

    TESIS

    PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH

    DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR

    MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    I WAYAN SUARJANA

    NIM. 0790662015

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    PROGRAM PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2011

  • ii

    PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH

    DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR

    MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

    Pada Program Magister, Program Studi Manajemen,

    Program Pascasarjana Universitas Udayana

    I WAYAN SUARJANA

    NIM :0790662015

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2011

  • iii

    Lembar Pengesahan

    TESIS INI TELAH DISETUJUI

    TANGGAL : 9 Agustus 2011

    Pembimbing I, Pembimbing II,

    Dr. I.B. A. Purbawangsa, SE., MM Drs. I Ketut Mustanda, MM

    NIP :19620922 198702 1 002 NIP : 19560107 198303 1 008

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Magister Direktur

    Program Pascasarjana Program Pascasarjana

    Universitas Udayana, Universitas Udayana,

    Dr. I.B. A. Purbawangsa, SE., MM Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K)

    NIP :19620922 198702 1 002 NIP :19590215 198510 2 001

  • iv

    Tesis Ini Telah Diuji Pada

    Tanggal : 2 Agustus 2011

    Panitia Penguji Tesis, Berdasarkan SK Direktur Program Pasca Sarjana

    Universitas Udayana, No :1147/UN/14.4/HK/2011 , Tanggal : 20 juni

    2011

    Ketua : Dr. I.B. A. Purbawangsa, SE., MM

    Anggota :

    1. Drs. I Ketut Mustanda, MM

    2. Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE, MSi

    3. Dr. I.B. Panji Sedana, SE., Msi

    4. A.A. Gede Suarjaya, SE., MM

  • v

    PERNYATAAN

    ORISINALITAS TESIS

    Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

    saya, di dalam naskah TESIS dengan judul :

    PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENURUNKAN

    HARGA BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    Tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

    memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya

    atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

    secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan

    daftar pustaka.

    Apabila terdapat di dalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat

    unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik

    yang telah saya peroleh (MAGISTER MANAJEMEN) dibatalkan, serta diproses

    sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun 2003,

    Pasal 25 ayat 2 danPasal 70).

    Denpasar,

    Mahasiswa,

    Nama : I Wayan Suarjana

    NIM : 0790662015

    PS : Magister Manajemen

    PSFEUNUD

  • vi

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke

    hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya

    atas asung wara nugraha-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.

    Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima

    kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM

    sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan

    dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti

    program Magister Manajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini.

    Terima kasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada

    Drs. Ketut Mustanda, MM selaku Pembimbing Pendamping yang dengan

    penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran

    kepada penulis.

    Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas

    Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

    mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas

    Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program

    Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh

    Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang

    diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa

    Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.

    Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada

    Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM, Ak, CPA sebagai Dekan Fakultas

    Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis

    untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini,

    penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada .

    Dr. I.B. Anom Purbawangsa, SE., MM sebagai ketua Program MM unud.

    Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para

  • vii

    penguji tesis, Yaitu Ibu Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, SE., MSi,

    Bapak Dr. I.B. Panji Sedana, SE., Msi dan juga kepada Bapak

    A.A. Gede Suarjaya, SE., MM yang telah memberikan masukan, saran,

    sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

    yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah

    membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

    Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah

    mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berfikir

    logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk

    berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih

    kepada teman-teman yang ikut membantu.

    Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

    melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu

    pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

    Denpasar,

    Penulis

  • viii

    ABSTRAK

    PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH

    DALAM MENURUNKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK

    TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM

    DI BURSA EFEK INDONESIA

    Kebijakan Penurunan harga BBM sebagai sebuah kebijakan nasional, dapat

    mempengaruhi kondisi ekonomi suatu negara.Peristiwa ini merupakan salah satu

    informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal.Informasi tersebut

    mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar

    bereaksi terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru.Gabungan

    seluruh reaksi investor akan menimbulkan reaksi pasar, yang akan tercermin pada

    perubahan harga saham. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk

    mengetahui ada tidaknya reaksi pasar sebagai dampak dari pengumuman

    penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tanggal 12 januari 2009..

    Reaksi Pasar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan abnormal

    return. Dalam penelitian ini digunakan 199 sampel penelitian. Periode peristiwa

    yang digunakan adalah 7 hari. Tingkat signifikansi abnormal return akan diuji

    dengan T test.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya abnormal return yang

    signifikan pada periode peristiwa yaitu t-3, t-2, t-1, dan t+2 yang berarti peristiwa pengumuman penurunan harga BBM memiliki kandungan informasi.

    Karena rata-rata abnormal Return yang diperoleh negatif dan itu berarti

    bahwa respon pasar negatif terhadap peristiwa pengumuman maka sebaiknya

    pemerintah mengkaji kembali kebijakan penurunan harga BBM

    Kata kunci :Penurunan Harga BBM, return realisasi, return ekpetasi,

    abnormal return dan reaksi pasar

  • ix

    ABSTRACT

    THE INFLUENCE OF GOVERNMENT POLICY

    DECREASE IN FUEL OIL PRICES

    STOCK MARKET REACTION TO STOCK EXCHANGE IN

    INDONESIA

    The policy of fuel price decline as a national policy, can affect the

    economic condition of a negara.Peristiwa This is one of the information

    absorbed by the market makers modal.Informasi affect the decision making

    of investors and the market finally reacted to the information to reach a

    new equilibrium. Combined all investor reaction will cause the market

    reaction, which will be reflected in stock price changes. For the purpose of

    this study was to determine whether there is market reaction as a result of

    price reduction announcement Fuel (BBM) of 12 January 2009.

    Market reaction in this study is measured by using the abnormal

    return. This study used 199 samples of the study. Used the event period is 7

    days. The level of significance of abnormal return will be tested by t-test.

    The results of this study indicate that the existence of significant

    abnormal return at period t-3, t-2, t-1, and t +2 which means the event fuel

    prices decrease announcements have information content.

    Since the average abnormal return obtained by the negative and that

    means that the negative market response to the event announcement, the

    government should review the policy of reduction in fuel prices.

    Keywords: Reducing The Fuel Prices, Return Realization, Return

    Expectations, Abnormal Return and Market Reaction.

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL DALAM.............. .................................................................... i

    PRASAYARAT GELAR ........................................................................ ii

    LEMBAR PERSETUJUAN........................ .............................................. iii

    PENETAPAN PANITIA PENGUJI....................... ................................... iv

    PERNYATAAN ORISINALITAS............ ................................................ v

    UCAPAN TERIMA KASIH.......... ........................................................... vi

    ABSTRAK............... ................................................................................ viii

    ABSTRACT............................................................................................. ix

    DAFTAR ISI.................. ......................................................................... x

    DAFTAR TABEL................ .................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR............................ .................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN........................ ..................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ...................................................... 7

    1.3 Tujuan Penelitian ....................................................... 7

    1.4 Manfaat Penelitian...................................................... 7

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................. 8

    2.1.1 LandasanTeori ........................................................... 8

    2.1.2 Investasi....... ........................................................... 8

    2.1.3 Pendekatan Penilaian Harga Saham ............................. 10

    2.1.4 Fenomena Saham .. ................................................. 13

    2.1.5 Inflasi Dorongan Biaya (Cost push inflation) ............... 14

    2.1.6 Pasar Modal Efisien .................................................... 15

    2.1.7 Pengujian Efisiensi Pasar ............................................ 20

    2.1.8 Return Saham ............................................................. 22

    2.1.9 Reaksi Pasar .............................................................. 32

    BAB III KERANGKA BERFIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL

    DAN HIPOTESIS PENELITIAN....... ...................... . 42

    3.1 Kerangka Berfikir ....................................................... 42

    3.2 Kerangka Konsepual ................................................... 42

    3.3 Hipotesis Penelitian .................................................... 45

    BAB IV METODE PENELITIAN........................................... 46

    4.1 Jenis Dan Ruang Lingkup Penelitian ............................ 46

    4.2 Variabel Penelitian ..................................................... 46

    4.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ................................... 46

    4.2.2 Definisi Operasional Variabel ..................................... 47

    4.3 Prosedur Pengumpulan Data ....................................... 47

    4.4 Metode Analisis Data ................................................. 48

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 53

    5.1 Hasil Analisis .................................................................. 53

    5.1.1 Actual Return .................................................................. 53

  • xi

    5.1.2 Return Ekspektasi ........................................................... 56

    5.1.3 Abnormal Return ............................................................. 57

    5.1.4 Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return .................. 58

    5.2 Pembahasan ................................................................... 59

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .............................................. 63

    6.1 Simpulan ........................................................................ 63

    6.2 Saran .............................................................................. 63

    DAFTAR PUSTAKA............................................................ 65

    LAMPIRAN........................................................................ 68

  • xii

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Halaman

    5.1 Rekapitulasi Komposisi hasil Perhitungan Actual Return di sekitar

    periode peristiwa. 54

    5.2 Rata-rata Actual Return saham periode peristiwa. ............................... 55

    5.3 Hasil Perhitungan Return Ekspektasi. ................................................. 56

    5.4 Tingkat Signifikansi masing-masing periode . ..................................... 58

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Halaman

    3.1 Kerangka konseptual .......................................................................... 43

    5.1 Pergerakan Rata-rata Actual Return. ................................................... 56

    5.2 Pergerakan Return Ekspektasi. ............................................................ 57

    5.3 Pergerakan Rata-rata Abnormal Return. .............................................. 61

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Lampiran Halaman

    1. Perhitungan aktual return sampel .............................................. 68

    2. Perhitungan Return Ekspektasi ................................................. 73

    3. Perhitungan Kesalahan Standar Estimasi ................................... 74

    4. Perhitungan t-hitung ................................................................ 91

    5. Tingkat signifikansi masing-masing periode .............................. 92

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang

    memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Dampak

    langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan pada

    biaya operasional yang mengakibatkan perubahan tingkat keuntungan

    kegiatan investasi. Secara sederhana tujuan investasi adalah maksimisasi

    kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu

    berusaha mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan

    relatif aman.

    Penurunan harga BBM bukan saja meringankan beban masyarakat

    kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini

    dikarenakan terjadi penurunan pada pos-pos biaya produksi sehingga

    menurunkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan penurunan

    harga pokok produksi yang akhirnya akan menurunkan harga jual produk.

    Multiple efek dari penurunan BBM ini antara lain menurunkan biaya

    overhead pabrik karena turunnya biaya bahan baku, ongkos angkut yang

    pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin meningkat.

    Pada tanggal 12 Januari 2009, kembali terjadi peristiwa yang

    menggembirakan bagi masyarakat luas, yaitu ketika Presiden Susilo

  • 2

    Bambang Yudhoyono menyampaikan keputusan Pemerintah di Istana

    Negara untuk menurunkan harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat,

    yaitu harga BBM, harga listrik untuk industri besar pada beban puncak,

    tarif angkutan umum, harga daging sapi, minyak goreng, susu dan obat-

    obatan.

    Penurunan harga BBM pada tanggal 15 Januari 2009 adalah

    penurunan harga yang ketiga kalinya. Dua pengumuman terdahulu

    disampaikan pada tanggal 1 dan tanggal 15 Desember 2008. Pada tanggal

    1 Desember 2008, Pemerintah menurunkan harga premium menjadi Rp

    5.500,00per liter dari harga semula Rp 6.000,00 per liter. Kalau pada 1

    Desember 2008 hanya harga premium yang diturunkan, maka pada 15

    Desember 2008 harga solar juga ikut diturunkan menjadiRp 4.800,00 per

    liter dari semula Rp 5.500,00 per liter dan harga premium menjadiRp

    5.000,00 per liter. Dengan demikian pada tanggal 12 Januari 2009, harga

    premium dan solar diumumkan sama-sama turun menjadi Rp 4.500,00 per

    liter Keputusan ini mulai berlaku 15 Januari 2009.

    Sejak 1 Desember 2008, total penurunan harga premium sebesar 25

    persen, yaitu dari Rp 6.000,00 per liter menjadi Rp 4.500,00 per liter.

    Sedangkan untuk solar telah turun sekitar 18,2 persen, yaitu dari Rp

    5.500,00 per liter menjadi Rp 4.500,00 per liter.

    Berbagai peristiwa ataupun kebijakan yang dilakukan pemerintah

    mempunyai dampak terhadap perekonomian dan iklim investasi,

    peristiwa-peristiwa tersebut mengakibatkan perubahan Return saham.

  • 3

    Jadi secara tidak langsung peristiwa atau kebijakan tersebut mempunyai

    dampak bagi investor.

    Jika suatu peristiwa mengakibatkan meningkatnya Return saham,

    berarti peristiwa tersebut direspon positif oleh para pelaku ekonomi atau

    pelaku pasar, sehingga suatu kebijakan pemerintah menjadi efektif

    manakala kebijakan tersebut direspon positif oleh investor. Sebaliknya

    kebijakan tersebut menjadi tidak efektif jika kebijakan tersebut direspon

    negatif oleh investor. Oleh karena itu maka penelitian tentang dampak

    suatu peristiwa atau kebijakan dari pemerintah terhadap reaksi pasar

    menjadi sangat penting.

    Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan Return,

    tanpa melupakan faktor resiko investasi yang harus dicapainya. Return

    merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan

    juga merupakan keberanian investor menanggung risiko atas investasi

    yang dilakukannya.

    Pada hakekatnya investor dalam melakukan investasi akan berusaha

    menanamkan modalnya pada saham perusahaan yang mampu memberikan

    Return atau keuntungan yang bisa berupa dividen dan atau capital gain.

    Dengan Return ini akan tercapai tujuan pokok dari investasi yaitu

    maksimisasi kemakmuran dengan peningkatan kekayaan. Olehkarena itu,

    perusahaan selalu berusaha memberikan informasi atau sinyal tingkat

    pengembalian sebagaimana yang diharapkan investor (Return saham) yang

    berupa capital gain dan dividen tersebut. Perusahaan selalu berusaha

  • 4

    menjadikan sahamnya menjadi menarik bagi investor dengan berbagai

    kebijakan teknis maupun politis.

    Permintaan saham pada umumnya akan berkurang apabila harga

    saham dinilai terlalu mahal apabila dibandingkan dengan nilai perusahaan

    dan begitu juga sebaliknya jika harga saham dinilai terlalu rendah apabila

    dibandingkan dengan nilai perusahaan maka permintaan suatu saham akan

    meningkat.

    Pengujian terhadap reaksi pasar erat kaitannya dengan efisiensi

    pasar. Bagimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk

    mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting.

    Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga

    keseimbangan yang baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang

    tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien.

    Dengan demikian ada hubungan antara teori pasar modal yang

    menjelaskan tentang keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien

    yang mencoba menjelaskan bagaimana pasar memproses informasi untuk

    menuju ke posisi ekuilibrium yang baru.

    Efisiensi pasar dibedakan berdasarkan dua sudut pandang. Hartono

    (2008) menyebutkan ada dua sudut pandang yaitu efisiensi pasar dilihat

    dari segi informasi dan dari segi keputusan. Dilihat dari segi informasi

    pasar dikatakan efisien jika pasar bereaksi dengan cepat dengan informasi

    yang relevan. Sedangkan dilihat dari segi keputusan pasar dikatakan

    efisien jika pasar dapat mengolah informasi dengan canggih.

  • 5

    Bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan

    informasinya saja atau dapat dilihat tidak hanya dari ketersediaan

    informasi, tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku pasar dalam

    pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia.

    Pengujian dampak perubahan harga BBM terhadap reaksi pasar

    merupakan event study. Hartono (2008) menyebutkan bahwa Studi

    Peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar

    terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai

    suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji

    kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan

    dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.

    Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi

    dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi maka

    diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima

    oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dari perubahan harga dari sekuritas

    bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan Return

    sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan Abnormal

    Return. Dengan menggunakan Abnormal Return maka dapat dikatakan

    bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan

    memberikan abnomal return pada pasar. Sebaliknya pengumuman yang

    tidak mengandung informasi tidak memberikan Abnormal Return pada

    pasar.

  • 6

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk mengindikasikan

    reaksi pasar maka kita harus menguji ada atau tidaknya Abnormal Return

    pada suatu peristiwa atau pengumuman. Hartono (2008) menyebutkan

    bahwa Abnormal Return atau exess return merupakan kelebihan dari

    Return yang sesungguhnya terhadap return normal. Return normal

    merupakan Return ekspektasi (Return yang diharapkan oleh investor).

    Return adalah selisih antara harga pada suatu saat dengan harga

    sebelumnya dibagi harga sebelumnya.

    Berbagai penelitian telah dilakukan yang berkaitan dengan event

    study. Hall dan Kenjegaliev (2009) menguji fluktuasi harga minyak

    terhadap harga saham di negara China dan Rusia. Hasil dari penelitian ini

    adalah fluktuasi harga minyak mempengaruhi perubahan harga saham.

    Penelitian ini memiliki waktu pengamatan sebanyak 41 hari sedangkan

    penelitian yang sedang dilakukan memiliki periode pengamatan sebanyak

    7 hari.

    Oberndorfer dan Ziegler (2006) menguji pengaruh dari regulasi

    lingkungan pada Return saham perusahaan Jerman dengan menggunakan

    metodelogi event study. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terbukti

    bahwa tidak ada dampak negatif dari regulasi tersebut terhadap pasar

    saham di Jerman dan terdapat Abnormal Return yang tidak signifikan.

    Penelitian ini dilakukan di Indonesia atau di dalam negeri dan

    penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Kenjegaliev dan Ziegler

    dilakukan di luar negeri.

  • 7

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka

    dirumuskan permasalahan yaitu Apakah pengumuman penurunan harga

    BBM tanggal 12 januari 2009 memiliki Pengaruh terhadap reaksi pasar

    saham di Bursa Efek Indonesia?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

    mengetahui ada tidaknya reaksi pasar saham sebagai dampak dari

    pengumuman penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tanggal 12

    januari 2009.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan

    manfaat teoritis dan praktis guna pengembangan pasar modal Indonesia

    antara lain sebagai berikut:

    1) Manfaat akademik yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat

    menambah bahan kajian sebagai bentuk dampak suatu informasi

    terhadap reaksi pasar modal.

    2) Manfaat praktis yaitu diharapkan dapat memberikan masukan bagi

    investor agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

    berinvestasi di pasar modal.

  • 8

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Investasi

    Hartono (2007) mendefinisikan investasi sebagai penundaan

    konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam masa produksi yang efisien

    selama periode waktu yang tertentu. Investasi membutuhkan kesempatan

    produksi yang efisien untuk mengubah satu unit konsumsi yang ditunda

    untuk dihasilkan menjadi lebih dari satu unit konsumsi mendatang.

    Suriyah (2004) mengaitkan investasi dengan penanaman modal untuk satu

    atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

    harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa mendatang. Sehingga dari

    kedua pengertian tersebut, investasi dapat dilihat sebagai upaya untuk

    meningkatkan kesejahteraan investor baik sekarang maupun yang akan

    datang. Tandelilin (2001) menyebutkan beberapa alasan dalam melakukan

    investasi yaitu:

    1) Mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa akan datang.

    2) Mengurangi tekanan inflasi, yaitu dengan melakukan

    investasi seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko

    penurunan nilai kekayaan karena pengaruh inflasi.

  • 9

    3) Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia

    memberikan fasilitas perpajakan untuk mendorong tumbuhnya

    invetasi

    Investasi ke dalam produksi yang efisien dapat berbentuk aktiva

    nyata (seperti rumah, tanah, dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan

    (surat-surat berharga) yang diperjualbelikan di antara investor (pemodal).

    Investasi dalam bentuk aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung

    dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan

    denganmembeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik

    melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya investasi tidak

    langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang

    mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan

    lain.

    Baik investasi langsung maupun tidak langsung dapat dilakukan di

    pasar modal (capital market). Pada umumnya investasi yang sifatnya

    jangka panjang diperjualbelikan di pasar modal baik itu berupa surat

    berharga pendapatan tetap (ftxed income securities), dan saham-saham

    (equity securities). Melalui berbagai macam instrumen keuangan tersebut,

    para investor dapat melakukan portofolio investasi sesuai dengan tingkat

    keuntungan yang diharapkan dan resiko yang sanggup ditanggung.

    Berdasarkan informasi yang ada, para investor dapat mengambil

    keputusan yang tepat dalam berinvestasi dengan resiko tertentu. Diantara

    surat-surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar modal, saham

  • 10

    adalah yang paling dikenal masyarakat luas. Investasi saham di pasar

    modal mampu memberikan keuntungan yang tidak terhingga bagi para

    investor. Apabila perusahaan penerbit saham atau emiten mampu

    menghasilkan laba besar, maka ada kemungkinan para pemegang

    sahamnya akan menikmati keuntungan yang besar yang dibagikan dalam

    bentuk deviden. Selain itu keuntungan dari investasi saham adalah capital

    gain atau selisih antara harga saat menjual dengan harga saat membeli.

    2.1.2 Pendekatan Penilaian Harga Saham

    Menurut Sunariyah (2004 : 168) terdapat beberapa pendekatan

    yang dapat digunakan untuk harga suatu saham antara lain :

    1) Pendekatan tradisional, terdiri dari dua pendekatan analisis yaitu:

    a. Analisis Teknikal

    Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang

    menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk

    berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham

    tertentu atau pasar. Secara keseluruhan terdapat terdapat

    beberapa kesimpulan menyangkut analisis teknikal, antara lain :

    1. Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang

    dipublikasikan

    2. Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu

  • 11

    3. Analisis teknikal berfokus pada faktor-faktor internal

    melalui analisis pergerakan dalam pasar dan atau suatu

    saham

    4. Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada

    jangka pendek.

    b. Analisis Fundamental

    Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi

    keuangan perusahaan (Anoraga, 2006:108).Dengan analisis ini

    diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana

    operasional dari perusahaan yang nantinya akan menjadi milik

    investor. Nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja

    perusahaan yang bersangkutan. Hal ini penting karena nantinya

    akan berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari

    investasi dan juga resiko yang ditanggung. Menurut Wei dan

    Jiu Ping (2006) analisis fundamental merupakan analisis yang

    sangat penting diketahui oleh seorang investor jika ingin

    melakukan investasi di pasar modal. Dalam menilai kinerja

    suatu perusahaan diperlukan suatu analisis yang menyeluruh,

    untuk itu dapat mempergunakan suatu pendekatan mencakup

    seluruh aspek yang mempengaruhi kinerja keuangan

    perusahaan. Ada 3 aspek yang dapat dipakai sebagai rujukan

    dalam menganalisis harga saham secara fundamental, yaitu

  • 12

    dengan analisis secara Makro Ekonomi, analisis industri, dan

    analisis perusahaan

    1. Analisis Makro Ekonomi

    Untuk menganalisis secara makro ekonomi ada beberapa

    faktor yang berperan yaitu inflasi, tingkat pengangguran,

    tingkat suku bunga, Gross Domestic Product dan deficit

    anggaran.

    2. Analisis Industri

    Para pemodal yang percaya bahwa kondisi ekonomi dan

    pasar cukup baik untuk melakukan investasi, selanjutnya

    perlu menganalisis industri-industri mana yang diharapkan

    akan memberikan hasil yang baik. Sebelum melakukan

    analisis industri atau sector tertentu, kita perlu melihat

    perkembangan atau kinerja sektor tersebut, sehingga dapat

    memberikan gambaran arah perkembangan industri atau

    sektor tersebut. Seharusnya pengamatan-pengamatan perlu

    dilakukan untuk periode yang cukup panjang sehingga dapat

    dideteksi pola perkembangannya.

    3. Analisis Perusahaan

    Untuk melakukan analisis yang bersifat Fundamental, kita

    perlu memahami variable-variabel yang mempengaruhi nilai

    intrinsik saham untuk itu langkah yang perlu dilakukan

  • 13

    adalah memahami laporan keuangan yang disajikan oleh

    perusahaan. Laporan keuangan yang digunakan dapat diukur

    dengan menggunakan rasio-rasio keuangan perusahaan.

    Analisis dan interpretasi rasio tersebut akan dapat

    memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan

    perusahaan dalam suatu periode.

    2) Pendekatan Portfolio Modern

    Pendekatan portfolio menekankan pada aspek psikologi bursa

    dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, hipotesis pasar efisien

    (sunariyah 2004:179).Pasar efisien diartikan bahwa harga-harga

    saham yang terefleksikan secara menyeluruh pada seluruh

    informasi yang ada di bursa, para investor tidak dapat memprediksi

    harga-harga saham di masa mendatang.Selain itu para investor

    melakukan diversifikasi sehingga mereka memiliki cukup sekuritas

    untuk meningkatkan pendapatan sahamnya.

    2.1.3 Fenomena Saham

    Arifin (2001) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat

    memicu terjadinya fluktuasi harga saham baik bersifat makro atau mikro.

    Yang dimaksud dengan faktor mikro adalah faktor-faktor yang dampaknya

    hanya dirasakan pada beberapa jenis saham saja, sedangkan fakor makro

  • 14

    adalah fakor-faktor yang dampaknya dirasakan pada semua saham

    termasuk juga perekonomian secara menyeluruh.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi saham antara lain:

    1) Kondisi fundamental emiten yang berkaitan langsung dengan

    kinerja emiten itu sendiri

    2) Hukum dan penawaran dimana terjadi transaksi jual beli saham

    yang mempengaruhi fluktuasi harga saham.

    3) Tingkat suku bunga yaitu suku bunga yang diberlakukan bank

    Indonesia dengan mengeluarkan sertifikasi bank Indonesia

    4) Valuta asing yang memiliki efek ganda terhadap perubahan

    harga saham

    5) Dana asing di bursa, dimana dana asing tersebut memiliki

    dampak yang sangat besar terhadap perubahan harga saham.

    6) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan

    keseluruhan transaksi bursa saham yang terjadi.

    7) News dan rumours yaitu semua berita yang beredar di tengah

    masyarakat yang menyangkut berbagai hal baik masalah

    ekonomi, sosial, politik dan keamanan.

    2.1.4 Inflasi Dorongan Biaya (Cost push inflation)

    Inflasi dorongan biaya (cost push inflation). Inflasi dorongan

    biaya atau juga sering disebut inflasi sisi penawaran (supply-side

  • 15

    inflation) atau inflasi karena guncangan penawaran (supply shock

    inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan

    biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktifitas dan

    efisiensi, yang menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan

    jasa mereka ke pasar.Dengan perkataan lain, inflasi sisi penawarana dalah

    inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi atau pembatasan

    terhadap penawaran dari satu atau lebih sumber daya mengalami kenaikan

    atau dinaikkan.

    2.1.5 Pasar Modal Efisien

    Perubahan harga di waktu yang lalu tidak dapat digunakan untuk

    memperkirakan perubahan harga di masa yang akan datang. Apabila

    perubahan harga saham mengikuti pola random walk, maka penaksiran

    harga saham tidak dapat dilakukan berdasarkan harga-harga historis, tetapi

    lebih berdasarkan pada semua informasi yang relevan terhadap

    penilaiannya. Jika suatu informasi yang relevan masuk ke pasar yang

    berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan digunakan untuk

    menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva bersangkutan.

    Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran harga ekuilibrium yang baru.

    Harga ekuilibrium ini akan tetap bertahan sampai suatu informasi baru

    lainnya merubahnya kembali ke harga ekuilibrium yang baru. Jika pasar

    bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan

    baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka

    kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Hartono, 2007).

  • 16

    Konsep efisiensi pasar modal mempunyai banyak pengertian yang

    berbeda tergantung keperluan pelaku yang menerapkannya. West (1975)

    dalam Jogianto (2000) membedakan pengertian internal efficiency dengan

    eksternal efficiency. Eksternal efficiency menunjukkan bahwa pasar

    berada pada posisi keseimbangan sehingga pengambilan keputusan

    perdagangan saham atas dasar informasi yang tersedia di pasar tidak dapat

    memberikan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan pasar

    ekuilibrium. Sebaliknya internal efficiency menunjukkan bahwa pasar

    modal tidak hanya memberikan harga yang benar tetapi juga memberikan

    jasa-jasa yang diperlukan dengan biaya serendah mungkin.

    Jogianto (2000) mengungkapkan bentuk efisiensi pasar dapat

    ditinjau dari segi ketersediaan informasinya saja (informationnally

    efficient market) atau efisiensi pasar dapat pula ditinjau tidak dari

    ketersediaan informasi saja tetapi juga dilihat dari kecanggihan pelaku

    pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi

    yang tersedia (decisionally efficient market). Berikut diuraikan secara

    rinci bentuk efisiensi pasar tersebut.

    1) Efisiensi Pasar Berdasarkan Informasi

    Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan

    antara harga sekuritas dengan informasi. Terdapat tiga bentuk efisiensi

    pasar secara informasi. Berdasarkan tigamacam bentuk informasi

    yaitu : efisiensi pasar bentuk lemah berdasarkan informasi masa lalu,

    efisiensi bentuk setengah kuat berdasarkan informasi sekarang yang

  • 17

    sedang dipublikasikan, dan efisiensi bentuk kuat berdasarkan informasi

    privat

    (1) Efisiensi bentuk lemah (weak form), pasar dikatakan efisien dalam

    bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara

    penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini

    merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar

    secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random

    walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak

    berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien secara

    bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan

    untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa bentuk pasar

    yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan

    informasi masa lalu untuk mendapatkan Abnormal Return.

    (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form), pasar

    dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika harga-harga sekuritas

    secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang

    dipublikasikan (all publicly available) termasuk informasi yang

    berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Pengaruh

    suatu informasi yang dipublikasikan terhadap harga dapat

    berbentuk informasi yang hanya berpengaruh terhadap harga

    sekuritas yang bersangkutan, informasi yang mempengaruhi harga-

    harga sejumlah perusahaan atau informasi yang dipublikasikan

  • 18

    dapat pula berpengaruh terhadap harga-harga sekuritas semua

    perusahaan yang terdaftar di pasar saham.

    (3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form), pasar dikatakan efisien

    dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh

    mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia

    termasuk informasi privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini

    maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang

    dapat memperoleh keuntungan tidak normal (Abnormal Return)

    karena mempunyai informasi privat.

    2) Efisiensi Pasar Berdasarkan Keputusan

    Pembagian efisiensi berdasarkan informasi tidaklah cukup untuk

    menjamin efisiensi pasar, perbedaan kemampuan dalam menganalisis

    dan menginterpretasikan informasi sebagai informasi baik atau buruk,

    memungkinkan bagi pelaku pasar untuk memperoleh Abnormal Return

    karena kecanggihannya. Efisiensi pasar perlu juga dilihat berdasarkan

    kecanggihan pelaku pasar dalam mengolah informasi untuk

    pengambilan keputusan sehingga efisiensi pasar secara keputusan

    dapat didefinisikan sebagai efisiensi pasar dimana semua pelaku pasar

    dapat mengambil keputusan dengan canggih.

    Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien

    (Hartono, 2007). Pasar efisien terjadi karena peristiwa-peristiwa

    sebagai berikut ini:

  • 19

    (1) Investor adalah penerima harga (price takers), yang berati bahwa

    sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat

    mempengaruhi harga dari suatu sekuritas.

    (2) Informasi tersedia luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang

    bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.

    (3) Informasi dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap

    pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya

    sehingga investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan

    mengumumkan informasi yang baru.

    (4) Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh

    dan cepat, sehingga harga sekuritas berubah dengan semestinya

    mencerminkan informasi tersebut unuk mencapai keseimbangan

    yang baru.

    Sebaliknya pasar dikatakan tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut

    terjadi (Hartono, 2007) yaitu:

    (1) Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat mempengaruhi

    harga dari sekuritas.

    (2) Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak

    seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya

    terhadap suatu informasi.

    (3) Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh

    sebagian dari pelaku-pelaku.

  • 20

    (4) Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investor)

    dan tidak canggih.

    2.1.6 Pengujian Efisiensi Pasar

    Ide dari pengujian efisiensi pasar yang efisien dituangkan dalam

    suatu hipotesisyang disebut dengan hipotesis pasar efisien (HPE) atau

    efficient market hipothesys (EMH).Untuk mengetahui kebenaran dari

    hipotesis ini, niaka perlu dilakukan pengujian secara empirisuntuk

    masing-masing bentuk efisiensi pasar. Fama (1991) dalam Jogiyanto

    (2000) membagiefisiensi pasar menjadi tiga katagori, yaitu:

    1) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah atau pengujian-

    pengujian terhadap pendugaan Return (test for Return predictability)

    Pengujian ini melihat seberapa kuat informasi masa lalu dapat

    memprediksi Return masa depan. Sebelum tahun 1970, pengujian dari

    efisiensi pasar bentuk lemah difokuskan pada prediksi Return atau

    harga sekuritas berdasarkan Return atau harga masa lalu tidak

    berhubungan dengan harga sekuritas sekarang. Sehingga tidak dapat

    digunakan memprediksi harga atau Return sekuritas.

    2) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat atau studi-

    studi peristiwa (event studies)

    Pengujian ini untuk melihat seberapa cepat harga sekuritas

    merefleksikan informasi yang dipublikasikan. Studi peristiwa (event

    studies) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap

  • 21

    suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai

    suatu pengumuman dapat juga dipergunakan untuk menguji kandungan

    informasi (information content) dari suatu pengumuman, dan dapat

    juga dipergunakan untuk menguji efisiensipasar bentuk setengah kuat.

    Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar

    bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda.

    Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi

    dari suatu pengumuman atau peristiwa. Jika pengumuman

    mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar

    akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

    Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari

    sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan

    Return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan

    Abnormal Return. Jika digunakan Abnormal Return, maka dapat

    dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan

    informasi akan memberikan Abnormal Return kepada pasar.

    Sebaliknya pengumuman peristiwa yang tidak mengandung informasi

    tidak memberikan Abnormal Return kepada pasar.

    Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari

    pasar, tapi tidak menguji seberapa cepat pasar itubereaksi. Jika

    pengujian melibatkan kecepatan reaksi dari pasar untuk menyerap

    informasi yang diumumkan, maka pengujian ini merupakanpengujian

    efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat. Pasar dikatakan

  • 22

    efisien bentuk setengah kuat jika tidak ada investor yang dapat

    memperoleh Abnormal Return dari informasi yang diumumkan, pasar

    harus bereaksi cepat (quickly) untuk menyerap Abnormal Return untuk

    menuju ke harga keseimbangan yang baru, dengan demikian pengujian

    efisiensi pasar secara informasi bentuk setengah kuat seharusnya

    dilakukan setelah pengujian kandungan informasi.

    3) Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat atau pengujian

    terhadap informasi privat (test for private information)

    Pengujian ini untuk menjawab pertanyaan apakah investor

    mempunyai informasi privat yang tidak terefleksikan ke harga

    sekuritas. Terdapat permasalahan dalam pengujian efisiensi pasar

    bentuk kuat yaitu pada informasi privat yang akan diuji merupakan

    informasi yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Oleh karena

    itu, pengujian ini harus dilakukan secara tidak langsung dengan

    menggunakan proksi. Proksi merupakan Return yang diperoleh oleh

    corporate insider dan Return yang diperoleh oleh portofolio

    reksadana. Alasanya ada corporate insider dan reksadana dianggap

    mempunyai informasi privat di dalam perdagangan sekuritas.

    2.1.7 Return Saham

    Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat

    berupa Return realisasi yang sudah terjadi atau Return ekspektasi yang

    belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa yang akan datang.

    Jogiyanto (2000), mendefinisikan Return realisasi sebagai Return yang

  • 23

    telah terjadi yang dapat dihitung berdasarkan data historis. Sedangkan

    Return ekspektasi adalah Return yang diharapkan akan diperoleh investor

    di masa mendatang. Berbeda dengan Return realisasi, Return ekspektasi

    sifatnya belum terjadi.

    1) Return Realisasi

    Beberapa pengukuran return realisasi yang banyak digunakan

    adalah return total (total return), return relatif (relative return), return

    kumulatif (cumulative return), dan return disuaikan (adjusted return)

    (Jogiyanto 2000).

    a.) Return Total

    Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi

    dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut

    dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain(loss) dan

    yield sebagai berikut :

    Return = Capital gain (loss) + Yield(1)

    Capital gain atau capital loss adalah selisih dari harga investasi

    sekarang relatif dengan periode yang lalu dan dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    Capital Gain atau Capital Loss = P

    PP

    1it

    1itit

    ................................(2)

    dimana

    Pit = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t

    Pit-1 = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t-1.

  • 24

    b.) Return Relatif

    Return total dapat bernilai negatif atau positif. Kadangkala, untuk

    perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometrik yang

    menggunakan perhitungan pengakaran dibutuhkan suatu return

    yang bernilai positif. Return relatif dapat dihitung dengan

    menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total sebagai berikut :

    1P

    D1PPReturn Relatif

    1t

    ttt+

    +=

    ..(3)

    dimana

    Pit = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t

    Pit-1 = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t-1. Dt = dividen periodik yang dibayarkan.

    c.) Return Kumulatif

    Return total mengukur perubahan kemakmuran yaitu perubahan

    harga dari saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang

    diterima. Perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan

    kekayaan dari kekayaan sebelumnya. Return total hanya mengukur

    perubahan kemakmuran pada saat waktu tertentu saja, tetapi tidak

    mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki. Untuk mengetahui

    total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif dapat digunakan

    IKK (Indeks Kemakmuran Kumulatif) mengukur akumulasi semua

    return mulai dari kemakmuran awal (KK0) yang dimiliki sebagai

    berikut:

    IKK = KK0(1+R1)(1+R2)..(1+Rn).(4)

  • 25

    Dimana :

    IKK = Indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode

    pertama sampai ke n,

    KK0 = kekayaan awal, digunakan nilai Rp 1.

    Rt = return periode ke-t, mulai dari awal periode (t=1)

    sampai ke akhir periode (t=n).

    d.) Return Disesuaikan

    Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal yang hanya

    mengukur perubahan nilai uang tetapi tidak mempertimbangkan

    tingkat daya beli dari nilai uang tersebut. Untuk

    mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuikan dengan

    tingkat inflasi yang ada. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

    1IF)(1

    R)(1RIA

    +

    +=

    ....(5)

    dimana : RIA = return disesuaikan dengan tingkat inflasi,

    R = return nominal,

    IF = tingkat inflasi.

    2) Return Ekspektasi

    Return ekspektasi merupakan Return yang harus diestimasi,

    sementara Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2000),

    mengestimasi Abnormal Return dengan menggunakan model estimasi,

    mean adjusted model, Market Model, dan Market Adjusted Model.

    (1) Mean adjusted model

    Model disesuaikan rata-rata (mean adjusted model) ini

    menganggap bahwa Return ekspektasi bernilai konstan yang sama

    dengan rata-rata Return realisasi sebelumnya selama periode

  • 26

    estimasi (estimation period). Formula yang digunakan untuk

    menghitung Return ekspektasi adalah sebagai berikut:

    E(Rit) = T

    Rt2

    t1j

    ji,=

    ...........................................................(6)

    dimana:

    E(Ri,t) = Return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode

    peristiwa ke-t

    Ri,j = Return realisasi saham ke-i pada periode estimasi ke-t

    T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai t2.

    Periode estimasi (estimation period) umumnya merupakan periode

    sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period)

    disebut juga dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa

    (event -windows),

    (2) Market Model

    Menurut Jogiyanto (2000), perhitungan Return ekspektasi dengan

    model pasar (Market Model) dilakukan dengan 2 tahap, yaitu (1)

    membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi

    selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi

    ini untuk mengestimasi Return ekspektasi di periode jendela.

    Model ekspektasi dapat dibentuk dengan menggunakan teknik

    regresi OLS (ordinary least square) dengan persamaan :

    ..(7).............................................................RR ijMjiiij ++=

    Dimana :

    Rij = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi

    ke-j.

    i = intercept untuk sekuritas ke-i

  • 27

    i = koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas

    ke-i

    RMj = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j

    ij = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode

    estimasi ke-j

    Persamaan regresi di atas jika digunakan untuk mengestimasi

    Return ekspektasi untuk periode ke-t, maka menjadi model-model

    estimasi sebagai berikut :

    ).E(R)E(R mtiiit += ...........................................................(8)

    Dalam model ekspektasi ini, nilai E(Rmt) yang digunakan adalah

    nilai Rmt. E(Rit) = i + i. E(Rmt).

    (3) Market Adjusted Model

    Model disesuaikan pasar (Market Adjusted Model) menganggap

    bahwa pendugaan yang terbaik untuk mengestimasi Return suatu

    sekuritas adalah Return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan

    menggunakan model ini maka tidak perlu menggunakan periode

    estimasi untuk membentuk model estimasi, karena Return

    sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan Return indeks

    pasar. Perhitunngan return ekspektasi dengan metode market

    adjusted model dilakukan sebagai berikut.

    E(Rit) = IHSG

    IHSGIHSG

    1it

    1itit

    ................................................(9)

    Dimana:

    E(Rit) = Return Ekspektasi sekuritas-i pada hari ke-t

    IHSGit = Indeks Harga Saham Gabungan Saham Gabungan

    pada hari ke-t

  • 28

    3) Abnormal Return

    Studi peristiwa menganalisis Abnormal Return dari sekuritas yang

    mungkin terjadi di sekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Abnormal

    Return atau excess Return merupakan kelebihan dari Return normal.

    Return normal merupakan Return ekspektasi (Return yang diharapkan

    oleh investor). Dengan demikiaan Abnormal Return adalah selisih

    antara Return sesungguhnya yang terjadi dengan Return ekspektasi.

    Jogiyanto (2000), menyatakan Abnormal Return dengan notasi sebagai

    berikut:

    RTNit = Rit - E(Rit)....................................................................(10)

    dimana:

    RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) sekuritas ke-i

    pada periode ke-t

    Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i

    pada periode ke-t

    E(Rit) = Return ekspektasi sekuritas ke-I pada periode peristiwa

    ke-t

    4) Rata-rata Abnormal Return

    Pengujian adanya Abnormal Return tidak dilakukan untuk tiap-tiap

    sekuritas, tetapi dilakukan secara aggregate dengan menguji rata-rata

    Abnormal Return seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap

    hari di periode peristiwa. Rata-rata Return tidak normal (average

    Abnormal Return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata

    aritmatika (jogiyanto 2000) sebagai berikut:

  • 29

    K

    RTNk

    1iRTN

    it

    it

    == ....................................................................(11)

    dimana:

    itRTN = rata-rata Abnormal Return (average Abnormal Return)

    pada hari ke-t

    RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) saham ke-i

    pada hari ke-t

    K = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman

    peristiwa.

    5) Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return

    Pengujian statistik terhadap return tidak normal mempunyai tujuan

    untuk melihat signifikansi return tidak normal yang ada di periode

    peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return

    tersebut secara statistik signifikan tidak sama dengan nol (positif untuk

    kabar baik dan negatif untuk kabar buruk). Pengujian-t (t-test) digunakan

    untuk maksud ini. Teknis dari pengujian dalam penelitian ini adalah

    membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Kemudian t-hitung diperoleh

    dengan membagi Abnormal Return rata-rata dengan Kesalahan Standar

    Estimasi. Penjabaran langkah-langkah tersebut tertera di bawah ini :

    1.) Menghitung Kesalahan Standar Estimasi

    Perhitungan kesalahan standar estimasi ada tiga jenis (jogiyanto

    2000) yaitu:

  • 30

    a. Kesalahan Standar Estimasi Berdasarkan Rata-rata

    Return Periode Estimasi.

    Cara ini dilakukan untuk menghitung kesalahan standar

    estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai rata-

    rata returnnya selama periode estimasi dan dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    ( )

    2T1

    RR

    KSE

    t2

    t1j

    2

    jij

    i

    =

    =

    ..................................................(12)

    Dimana :

    KSEi = Kesalahan Standar Estimasi Untuk sekuritas

    ke-i

    Rij = Return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama

    periode estimasi.

    Rj = Rata-rata return sekuritas ke-i selama periode

    estimasi

    b. Kesalahan Standar Estimasi Berdasarkan Prediksi

    Return Periode Estimasi

    Cara ini dilakukan dengan menghitung kesalahan standar

    estimasi berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai

    estimasinya selama periode estimasi. Cara ini dirumuskan

    sebagai berikut :

    ( )( )

    2T1

    RER

    KSE

    t2

    t1j

    2

    ijij

    i

    =

    =

    ............(13)

  • 31

    Dimana:

    KSEi = Kesalahan Standar Estimasi untuk sekuritas ke-i

    Rij = return sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama

    periode estimasi.

    E(Rij) = Estimasi return sekuritas ke-i untuk hari ke-j

    selama periode estimasi.

    T1 = jumlah hari di periode estimasi, yaitu dari hari

    ke-t1 sampai dengan hari ke-t2.

    c. Kesalahan Standar Estimasi Secara Cross-section

    Cara ini dihitung dengan menghitung kesalahan standar

    estimasi didasarkan pada deviasi standar return-return tidak

    normal dari k-sekuritas secara cross-section untuk setiap hari

    di periode peristiwa. Cara ini lebih tepat digunakan untuk

    model market adjusted model karena hanya menggunakan

    periode peristiwa dan tidak menggunakan periode estimasi.

    Cara ini dirumuskan seperti berikut :

    ( )

    ( ) k1

    1k

    RTNRTN

    KSE

    k

    1i

    2

    it

    t

    ==

    .....(14)

    Dimana :

    KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di

    periode peristiwa.

    RTNit = return standar estimasi untuk hari ke-t di periode

    peristiwa.

    RTN = rata-rata return tidak normal k-sekuritas untuk

    hari ke-t di periode peristiwa.

    k = jumlah sekuritas

  • 32

    2.) Menentukan t-hitung

    Menurut buku Teori Portfolio dan Analisi Investasi karya

    Jogiyanto (2000) t-hitung dihitung dengan cara :

    tKSE

    RTNt t

    t=...................................................................(15)

    dimana:

    tt = t- hitung untuk masing-masing hari ke-t di periode

    peristiwa.

    tRTN = Rata-rata Abnormal Return sekuritas untuk hari ke-t di

    periode peristiwa.

    KSEt = Kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode

    peritiwa

    Tahap selanjutnya adalah membandingkan hasil antara t-hitung

    dengan t-tabel.

    2.1.8 Reaksi Pasar

    Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari

    sekuritas bersangkutan. Reaksi pasar umumnya diukur dengan

    menggunakan Abnormal Return. Abnormal Return merupakan selisih

    antara Actual Returnatau tingkat pengembaliansebenarnya dengan

    predicted Return atau tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para

    investor. Jika suatu pengumuman tidak mengandung informasi, maka tidak

    dapat disimpulkan dengan mudah bahwa suatu pasar adalah efisien

    setengah kuat bentuk informasi. Tidak menimbulkan suatu Abnormal

    Returndapat berati bahwa para investor tidak bereaksi atau tidak ada

    reaksi pasar, karena reaksi oleh para investor terhadap informasi yang

    baru ditunjukkan oleh Abnormal Return ini (Hartono, 2008).

  • 33

    Berbagai penelitian telah dilakukan dalam format penelitian event

    study baik dari dalam maupun dari luar negeri. Penelitian-penelitian

    tersebut seperti tertera di bawah ini :

    1) Penelitian yang dilakukan oleh Hall dan Kenjegaliev dari University of

    Leicester, UK (2009) yang berjudul : Effect of oil price changes on the

    price of Russian and Chinese oil shares. Penelitian ini merupakan event

    study tentang pengaruh harga minyak terhadap harga saham di Negara

    China dan Russia. Hasil dari penelitian ini adalah fluktuasi harga minyak

    mempengaruhi perubahan harga saham. Persamaan penelitian ini dengan

    penelitian yang sedang dilakukan adalah merupakan sama-sama

    penelitian tentang event study yang menggunakan t-test dan sama-sama

    menguji efisiensi pasar melalui perhitungan Abnormal Return.

    Perbedaannya terletak pada objek penelitian. Perbedaan yang lain terdapat

    pada metode penelitian dimana penelitian ini menggunakan Market

    Model sedangkan penelitian yang sedang dilakukan menggunakan Mean

    Adjusted Model. Penelitian ini memiliki waktu pengamatan sebanyak 41

    hari sedangkan penelitian yang sedang dilakukan memiliki periode

    pengamatan sebanyak 7 hari.

    2) Penelitian yang dilakukan oleh Oberndorfer and Ziegler (2006) yang

    berjudul : Environmentally Oriented Energy Policy and Stock Returns: An

    Empirical Analysis. Penelitian ini menganalisis pengaruh dari regulasi

    lingkungan pada Return saham perusahaan jerman dengan menggunakan

    metodologi event study. Hasil penelitian ini adalah tidak terbukti bahwa

  • 34

    tidak ada dampak negatif dari regulasi tersebut terhadap pasar saham di

    jerman dan terdapat Abnormal Return yang tidak signifikan. Persamaan

    penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama

    merupakan event study yang menguji reaksi pasar terhadap suatu

    peristiwa. Dan perbedaannya terletak pada objek penelitian dan periode

    waktu pengamatan dimana penelitian ini memiliki 31 hari pengamatan.

    3) Penelitian yang dilakukan oleh Kim, Nam dan Wynne (2009) yang

    berjudul: An event study approach to shocks in gold prices on hedged and

    non-hedged gold companies. Penelitian ini menguji seberapa besar

    perubahan harga emas akan mempengaruhi tingkat Abnormal Return

    saham perusahaan pertambangan emas yang dihedging dan yang tidak

    dihedging. Penelitian ini menggunakan metodologi Seemingly Unrelated

    Regression (SUR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang

    menggunakan hedging memiliki tingkat sensitifitas jangka panjang yang

    lebih rendah terhadap perubahan harga emas dan mendapatkan tingkat

    Abnormal Return yang lebih rendah karena posisi hedging mereka.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang diteliti adalah

    sama-sama merupakan event study yang menguji Abnormal Return

    sedangkan perbedaanya terletak pada metodologi penelitian dimana

    penelitian ini menggunakan metode Seemingly Unrelated Regression

    (SUR) sedangkan penelitian yang sedang dilakukan menggunakan T-Test.

    4) Penelitian yang dilakukan oleh Kumar dan Seema (2009) yang berjudul :

    Modelling the impact of oil prices on Vietnams stock prices. Penelitian

  • 35

    ini menggunakan metodologi long-run elasticities yaitu menguji pengaruh

    2 variabel dalam jangka waktu yang relatif panjang yaitu tahun 2000

    2008. Hasil dari penelitian ini yaitu harga minyak dan harga saham

    memiliki korelasi dalam jangka waktu yang panjang. Persamaan

    penelitian ini dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama

    menguji pengaruh perubahan harga minyak terhadap harga saham dan

    perbedaannya terletak pada periode pengamatan dan metodologi

    penelitian.

    5) Penelitian yang dilakukan oleh Schmidbauer & Kalayco (2008) yang

    berjudul : Crude Oil And Oil-Related Turkish Company Stocks: a

    Volatility Analysis. Penelitian ini adalah penelitian jangka panjang (1995-

    2007) dengan menggunakan metode bivariate asymmetric quadratic

    GARCH model dengan tujuan menguji fluktuasi harga minyak terhadap

    harga saham. Penelitian ini menyimpulkan adanya pengaruh yang

    signifikan. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang dampak perubahan

    harga minyak terhadap harga saham dan perbedaannya terletak pada

    metodelogi penelitiannya.

    6) Penelitian yang dilakukan oleh Beverley (2007) yang berjudul : Stock

    Market Event Studies And Competition Commission Inquiries. Penelitian

    ini adalah penelitian yang memiliki formatevent study dengan metodologi

    cumulative Abnormal Return (CAR). Namun hasil dari penelitian ini tidak

    menemukan Abnormal Return yang signifikan pada periode peristiwa.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan merupakan

  • 36

    sama-sama event study. Penelitian ini berbeda dari penelitian yang sedang

    dilakukan dalam hal metodologi yaitu menggunakan cumulativeAbnormal

    Return (CAR). Sedangkan penelitian yang sedang dilakukan

    menggunakan uji t-test untuk menguji perbedaan data.

    7) Penelitian yang dilakukan oleh Elnaby (1998) yang berjudul : The Oil

    Stock Market Reaction To The Gulf War. Penelitian ini menguji dampak

    dari invansi Irak terhadap Kuwait dan perang teluk Persia. Hasil dalam

    penelitian ini memberi bukti empiris bahwa produksi OPEC

    mempengaruhi rata-rata indeks bulanan dari perusahaan minyak

    international. Rata-rata harga saham perusahaan minyak international

    berbeda secara signifikan pada bulan agustus 1991. Penelitian ini adalah

    termasuk penelitian event study sama seperti penelitian yang sedang

    diteliti. Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang diteliti

    terletak pada objek penelitiannya.

    8) Penelitian yang dilakukan oleh Pronayuda (2006) yang berjudul : Analisis

    Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Pengumuman Kabinet Indonesia

    Bersatu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat reaksi pasar modal

    terhadap suatu event politik yang berskala nasional yaitu peristiwa

    pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu dibawah pimpinan Presiden

    Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 20 Oktober 2004 melalui

    pendekatan harga saham dan volume perdagangan saham ditinjau dari

    ukuran perusahaan. Penelitian ini merupakan studi peristiwa (event study)

    terhadap 30 perusahaan dengan market kapitalisasi besar dan 30

  • 37

    perusahaan dengan market kapitalisasi kecil melalui pendekatan harga

    saham dan volume perdagangan. Hasil penelitian melalui pendekatan

    harga saham menunjukkan bahwa pasar modal tidak bereaksi terhadap

    peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu. Sedangkan hasil

    penelitian melalui pendekatan volume perdagangan menunjukkan bahwa

    hanya perusahaan yang memiliki market kapitalisasi besar yang bereaksi

    terhadap peristiwa pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu.

    9) Penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2004) yang berjudul : Studi

    Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Pemilihan Umum Tanggal 5 April 2004

    Pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini ada penelitian event studi dengan

    menggunakan uji t-test. Diperoleh hasil dimana volume perdagangan pada

    saat dan setelah pemilihan umum memiliki tingkat signifikansi dimana t

    hitung dari t-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pasar breaksi

    terhadap peristiwa. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah

    sebanyak 9 hari. Pada dasarnya penelitian ini sama dengan penelitian

    yang sedang dilakukan yaitu sama-sama merupakan event studi yang pada

    akhirnya akan memperoleh Abnormal Return namun perbedaannya

    terletak pada objek perisiwa dan pada periode pengamatan.

    10) Penelitian yang dilakukan oleh Pham Vu Thang Long (2008) yang

    berjudul : Abnormal Returns After Large Stock Price Changes: Evidence

    From The Vietnamese Stock Market. Penelitian ini meneliti tentang

    Abnormal Return setelah perubahan harga saham besar-besaran di bursa

    efek Vetnam. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan Market

  • 38

    Modeldengan panjang rentang pre event windows 100 hari, event windows

    41 hari dan post event windows 100 hari. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa terjadi reaksi berlebihan baik terhadap berita baik maupun berita

    buruk. Diperoleh nilai Abnormal Return yang signifikan secara statistik.

    11) Penelitian yang dilakukan oleh Marco Klinge (2005) yang berjudul :

    Abnormal Returns in the Vicinity of Insider Transaction : The Case Of

    Germany. Penelitian ini meneliti tentang Abnormal Return yang terjadi

    dalam kasus insider transaction di Jerman. Penelitian ini menggunakan

    metodelogi Market Model dengan 4.273 pengamatan dari 1 juli 2002

    sampai 30 juni 2004. Hasil dari penelitian ini dimana ditemukan

    Abnormal Return yang signifikan.

    12) Penelitian yang dilakukan oleh Raja dan Sudhahar (2010) yang berjudul :

    An Empirical Test Of Indian Stock Market Efficiency in respect Of Bonus

    Announcement. Penelitian ini menguji kandungan informasi dalam

    peristiwa pengumuman pemberian bonus di bursa saham India dengan

    menguji tingkat Abnormal Return. Metode yang dipakai adalah sama

    dengan penelitian yang sedang dilakukan yaitu menggunakan metode

    Market Adjusted Model. Sampel yang digunakan berjumlah 43 sampel.

    Periode pengamatan berjumlah 31 hari. Hasil yang diperoleh adalah

    secara statistik pasar bereaksi terhadap pengumuman pemberian bonus di

    beberapa perusahaan yang listing di bursa efek India.

    13) Penelitian yang dilakukan oleh Shahid, Xinping, mahmood, dan Usman

    (2010) yang berjudul : Announcement Effect of Seasoned Equity Offering

  • 39

    In China. Penelitian ini mempunyai periode yang panjang yaitu 1998-

    2008 yang menguji reaksi harga saham terhadap pengumuman Right

    Issue di china. Penelitian ini merupakan event study, sama seperti

    penelitian yang sedang dilakukan namun penelitian ini menggunakan

    Market Model. Penelitian ini menggunakan periode estimasi jendela

    peristiwa sebanyak 190 hari, jendela peristiwa 21 hari. Hasil dari

    penelitian ini adalah dimana Right issue diasosiasikan dengan reaksi pasar

    yang positif sementara Public Offering memberikan signal yang negatif

    pada pasar.

    14) Penelitian yang dilakukan oleh Cooney, Finn dan Carl (2004) yang

    berjudul : Australian Divestiture Activity: An Examination Of Gains To

    Sell-Off Anouncement.Penelitian ini termasuk event study yang

    menggunakan metode Market Adjusted Model, sama seperti penelitian

    yang sedang dilakukan namun penelitian ini memiliki 11 hari periode

    pengamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Abnormal Return yang

    signifikan hanya terjadi pada t0 dan t+1.

    15) Penelitian yang dilakukan oleh Cape Hart dan Aaron (1995) yang

    berjudul : Diversity Management Recognition And The Impact On Stock

    Price Valuation. Penelitian ini termasuk jajaran penelitian Event study

    dengan jumlah sampel sebanyak 50 sampel dengan jumlah periode

    pengamatan 250 pengamatan. Penelitian ini menggunakan metode Market

    Adjusted Model. Hasil dari penelitian ini adalah dimana terdapat reaksi

    pasar yang signifikan positif pada peristiwa tersebut.

  • 40

    16) Penelitian yang dilakukan oleh Chou, Ni dan Wang (2005) yang berjudul :

    Empirical Study On Jump Diffusion Of Taiwan 50 Index Constituent

    Stock Price. Penelitian ini menginvestigasi apakah terdapat Abnormal

    Return pada Taiwan 50 Index setelah harga saham mereka menunjukkan

    pola Jump Diffution . periode estimasi berjumlah 150 hari sedangkan

    periode peristiwa berjumlah 11 hari. Metode yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah Market Model. Hasil penelitian menunjukkan

    terdapat Abnormal Return yang signifikan yang dihasilkan oleh peristiwa

    tersebut.

    17) Penelitian yang dilakukan oleh Karacaer dan Ozek (2009) yang berjudul :

    How Do Firm Charactheristic Affect The Market Reaction To Investment

    Announcement: ISE Case. Penelitian ini menguji reaksi pasar terhadap

    pengumuman investasi perusahaan dan karakteristik perusahaan yang

    dapat menjelaskan dan arah reaksi tersebut. Data dibandingkan secara

    cross-border pengumuman investasi yang dibuat oleh perusahaan yang

    listing di Istambul Stock Exchange sepanjang 2003-2007. Reaksi pasar

    diukur dengan Abnormal Return dalam periode pengamatan. Abnormal

    Return setelah hari peristiwa adalah positif dan secara statistik signifikan

    yang mengindikasikan terdapat reaksi pasar pada peristiwa tersebut.

    Metodelogi yang digunakan adalah Market Adjusted Model.

    18) Penelitian yang dilakukan oleh Obi, Surujlal dan Okubena (2010) yang

    berjudul : South African Equity Market Reaction To The 2010 World Cup

    Announcement. Penelitian ini menguji dampak pengumuman

  • 41

    ditetapkannya Afrika Selatan sebagai tuan rumah piala dunia 2010

    terhadap perolehan Abnormal Return di Bursa Efek Afrika Selatan.

    Penelitian ini menggunakan metode Market Model. Hasil penelitian

    menunjukkan tidak terdapat Abnormal Return yang signifikan.

    19) Penelitian yang dilakukan oleh Marie (2007) yang berjudul : The Impact

    Of Terorist Attacks On Financial Markets.Penelitian ini menguji reaksi

    pasar di bursa efek Amerika terhadap peristiwa serangan teroris 2001 di

    gedung WTC. Metodelogi yang digunakan adalah Market Adjusted

    Model. Hasil penelitian menunjukkan terdapat reaksi pasar yang

    signifikan dalam peristiwa tersebut.

    20) Penelitian yang dilakukan oleh Hunton, Reck dan Hayes (1999) yang

    berjudul : The Markets Reaction to Information Systems Outsourcing

    Announcement. Tujuan penelitian ini adalah menguji reaksi pasar

    terhadap pengumuman perusahaan untuk menggunakan tenaga

    Outsourcing dalam sistem informasinya. Penelitian ini menggunakan

    metodelogi Market Adjusted Model. Terdapat Abnormal Return yang

    signifikan sehari setelah pengumuman peristiwa.

  • 42

    BAB III

    KERANGKA BERFIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

    HIPOTESIS PENELITIAN

    3.1 Kerangka Berfikir

    Kerangka Berfikir yang melandasi penelitian ini adalah reaksi pasar

    terhadap kebijakan pemerintah terkait dengan penurunan harga Bahan

    Bakar Minyak. Tentunya dengan adanya kebijakan pemerintah berkaitan

    dengan penurunan harga Bahan Bakar Minyak ini, investor sangat

    mengharapkan mendapatkan Abnormal Return yang positif. Secara teori,

    Abnormal Return yang positif dari adanya pengumuman penurunan harga

    Bahan Bakar Minyak ini dapat terealisasi apabila investor menyakini

    bahwa kebijakan ini mengandung informasi yang positif.

    3.2 Kerangka Konseptual

    Berdasarkan kajian pustaka, Landasan Teori, serta penelitian

    terdahulu dapat disusun kerangka konseptual seperti gambar 3.1 di bawah

    ini:

  • 43

    Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

    Studi Teoritik : - Investasi

    - Pasar Modal Efisien

    - Return Saham

    - Return Realisasi

    - Return Ekspektasi

    - Mean Adjusted model

    - Market Model

    - Market Adjusted model

    - Abnormal return

    StudiEmpirik penelitian yang dilakukan oleh :

    - Hall dan Kenjegaliev

    - Oberndorfer and Ziegler

    - Kim, Nam dan Wynne

    - Kumar dan Seema

    - Schmidbauer & Kalayco

    - Beverley

    - Elnaby

    - Pronayuda

    - Anwar

    - Pham Vu Thang Long

    - Marco Klinge

    - Raja dan Sudhahar

    - Shahid, Xinping, mahmood, dan

    Usman

    - Cooney, Finn dan Carl

    - Cape Hart dan Aaron

    - Chou, Ni dan Wang

    - Karacaer dan Ozek

    - dll

    PeriodePeristiwa (7 Hari)

    Expected Return

    (Market Adjusted Model)

    Actual return

    Abnormal Return Pada Periode Peristiwa Penurunan Harga BBM

    Kecepatan

    Reaksi

    Kondisi efisiensi Pasar Periode

    Peristiwa

    Simpulan Dan Saran

    PERISTIWA PENURUNAN

    HARGA BBM

  • 44

    Berdasarkan Gambar 3.1 diatas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini

    dirancang dalam bentuk eksplanasi yang menjelaskan pokok bahasan

    tentang dampak Pengumuman Penurunan Harga BBM terhadap reaksi

    pasar di Bursa Efek Indonesia, untuk memperoleh gambaran yang utuh

    tentang bahasan tersebut, penelitian ini beranjak dari kajian Empiris dan

    Teoritis yang menjadi acuan peneliti dalam menjelaskan dampak dari

    peristiwa tersebut. Telah dilakukan berbagai penelitian tentang studi

    peristiwa seperti tertera di atas yaitu : Hall dan Kenjegaliev, Oberndorfer

    and Ziegler, Kim, Nam dan Wynne, Kumar dan Seema, Schmidbauer &

    Kalayco, Beverley, Elnaby, Pronayuda, Anwar, Pham Vu Thang Long,

    Marco Klinge, Raja dan Sudhahar, Shahid, Xinping, mahmood, dan Usman,

    Cooney, Finn dan Carl, Cape Hart dan Aaron, Chou, Ni dan Wang,

    Karacaer dan Ozek, dll

    Teori-teori yang mendasari penelitian ini antara lain : konsep

    mengenai Pasar Modal Efisien, Return Saham, Return Realisasi, Return

    Ekspektasi dan Abnormal Return.

    Berdasarkan kajian empiris dan teoritis, selanjutnya disusun kerangka

    konseptual yang menjelaskan hubungan antar variabel penelitian. Dalam

    penelitian ini pengukuran variabel expected Return saham dilakukan

    dengan metode Market Adjusted Model yaitu menggunakan index pasar,

    selanjutnya hasil expected Return dibandingkan dengan Actual Return

    yang terjadi dan selisihnya akan menghasilkan Abnormal Return.

    Kecepatan reaksi yang terjadi pada periode peristiwa digunakan untuk

  • 45

    menentukan kondisi efisiensi pasar, berdasarkan hasil analisis statistik

    selanjutnya dibuat simpulan dan saran.

    3.3 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka

    diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

    Bahwa kebijakan pemerintah dalam pengumuman penurunan harga BBM

    12 januari 2009 memberikan pengaruh signifikan terhadap reaksi pasar di

    Bursa Efek Indonesia dalam bentuk perolehan Abnormal Return.

    Penurunan harga BBM diharapkan dapat menekan biaya produksi

    perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia sehingga laba perusahaan

    menjadi meningkat dan itu dapat meningkatkan deviden yang diperoleh

    oleh investor sehingga investor diharapkan bereaksi terhadap kebijakan

    tersebut.

  • 46

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Jenis Dan Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini dirancang dalam bentuk rancangan penelitian

    eksplanatori atau deskriptif yang menjelaskan tentang pokok bahasan

    tentang reaksi pasar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah

    pengumuman penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk

    memperoleh gambaran utuh mengenai bahasan tersebut, penelitian ini

    dimulai dari data yang telah dikumpulkan meliputi harga saham harian,

    IHSG harian, dan tanggal pengumuman penurunan harga Bahan Bakar

    Minyak (BBM). Tanggal pengumuman penurunan harga Bahan Bakar

    Minyak (BBM) dalam penelitian ini ditandai dengan t=0 (tanggal 12

    Januari 2009) dalam periode peristiwa atau window event period. Kurun

    waktu observasi yaitu tiga hari sebelum hari pengumuman, pada hari

    pengumuman, dan tiga hari setelah hari pengumuman penurunan harga

    Bahan Bakar Minyak (BBM) dan selanjutnya ditransfomasikan ke dalam

    angka-3,-2,-1,0,1,2,3.

    4.2 Variabel Penelitian

    4.2.1 Identiflkasi Variabel Penelitian

    Variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah:

    46

  • 47

    1) Abnormal Return

    4.2.2 Definisi Operasional Variabel

    Untuk kepentingan teknis dan menghindari multitafsir, maka perlu

    pendefinisian secara operasional pada variabel yang dapat dijelaskan

    sebagai berikut:

    1) Abnormal Return

    Return tidak normal atau Abnormal Return merupakan selisih

    antara Return yang sesungguhnya terjadi dengan Return ekspektasi

    selama tujuh hari peristiwa (tiga hari sebelum hari pengumuman,

    tiga hari setelah hari pengumuman, dan satu hari pada tanggal

    pengumuman penurunan harga Bahan Bakar Minyak) di Bursa Efek

    Indonesia tahun 2009.

    4.3 Prosedur Pengumpulan Data

    Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang

    sudah dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa oleh pihak lain yaitu dari

    publikasi Yahoo Finance. Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah

    berupa data kuantitatif yang meliputi harga saham harian, IHSG Harian

    dari sampel perusahaan di BEI tahun 2009.

    Penelitian ini mempergunakan data Indeks Harga Saham Gabungan

    serta data perdagangan saham harian. Populasi Adalah keseluruhan emiten

    yang terdaftar di BEI pada periode peristiwa yaitu tahun 2009 yang

    berjumlah 396 emiten . jumlah sampel ditentukan dengan rumus Slovin

  • 48

    (dalam buku Sugiyono) karena populasi berdistribusi normal dan jumlah

    populasi dapat dihitung. Rumus Solvin dihitung dengan notasi:

    2Ne1

    Nn

    += ......................................................................(16)

    Diamana :

    n = Jumlah sampel

    N = ukuran Populasi

    E = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

    sampel yang dapat ditolerir (5%)

    berdasarkan hasil perhitungan Rumus Solvin maka diperoleh jumlah

    sampel sebesar 199 emiten. Penarikan sampel dilakukan dengan metode

    accidental sampling yaitu dengan mengambil sampel dengan kebetulan

    sampel mana yang muncul di yahoo finance, teknik ini digunakan karena

    tak diperlukan kriteria khusus dalam penarikan sampel dan semua saham

    mempunyai tingkat nilai yang sama.

    4.4 Metode Analisis Data

    Data yang telah terkumpul kemudian diolah sehingga dapat

    dibandingkan antara t-hitung dengan t-tabel untuk menentukan ada atau

    tidaknya Abnormal Return yang signifikan dalam peristiwa tersebut.

    Tahapan-tahapan metode analisis data tertera seperti di bawah:

    4.5 Tahapan Perhitungan Abnormal Return

    Abnormal Return adalah selisih antara return realisasi dan return

    ekspektasi. Penjabaran perhitungan return realisasi, return ekspektasi,

    abnormal return dan rata-rata abnormal return tertera seperti di bawah

    ini.

  • 49

    4.5.1 Menghitung Return Realisasi

    Return Realisasi adalah return nyata yang terjadi pada masing-

    masing saham di Bursa Efek Indonesia. Metode perhitungan return

    realisasi yang digunakan adalah return total yaitu dengan menggunakan

    capital gain(loss) saja karena terdapat keterbatasan waktu dan dana untuk

    mendapatkan data tentang Yield. Return Realisasi dihitung dengan

    mengurangi harga pada suatu hari (Pt) dengan harga hari sebelumnya (Pt-1)

    kemudian membagi hasilnya dengan harga sebelumnya (Pt-1). Return

    realisasi dihitung sebagai dasar dari perhitungan abnormal return. Return

    Realisasi dihitung dengan rumus (2) yaitu :

    Capital Gain atau Capital Loss = P

    PP

    1it

    1itit

    dimana

    Pit = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t

    Pit-1 = harga sekuritas ke-i pada periode ke-t-1

    4.5.2 Menghitung Return Ekspektasi

    Perhitungan return ekspektasi dalam penelitian ini menggunakan

    market adjusted model karena merupakan cara yang singkat dan simpel

    karena tidak memerlukan periode estimasi. Model disesuaikan pasar

    (Market Adjusted Model) menganggap bahwa pendugaan yang terbaik

    untuk mengestimasi Return suatu sekuritas adalah Return indeks pasar

    pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini maka tidak perlu

    menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena

    Return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan Return indeks pasar.

  • 50

    Perhitungan return ekspektasi dilakukan sebagai dasar dari perhitungan

    abnormal return.Return ekspektasi dihitung dengan rumus (9) yaitu :

    E(Rit) = IHSG

    IHSGIHSG

    1it

    1itit

    Dimana:

    E(Rit) = Return Ekspektasi sekuritas-i pada hari ke-t

    IHSGit = Indeks Harga Saham Gabungan Saham Gabungan pada hari

    ke-t

    4.5.3 Menghitung Abnormal Return

    Abnormal Return adalah selisih antara Return sesungguhnya yang

    terjadi dengan Return ekspektasi. Abnormal return dihitung dengan rumus

    (10) yaitu :

    RTNit = Rit - E(Rit)

    dimana:

    RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) sekuritas ke-i

    pada periode ke-t

    Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i

    pada periode ke-t

    E(Rit) = Return ekspektasi sekuritas ke-I pada periode peristiwa

    ke-t

    4.5.4 Menghitung Rata-rata Abnormal Return

    Rata-rata abnormal return dihitung dengan membagi abnormal

    return dengan jumlah saham yang dijadikan sampel yaitu 199. Rata-rata

    abnormal return dihitung sebagai dasar dari perhitungan Kesalahan

    Standar Estimasi. Rata-rata abnormal return dihitung dengan rumus (11)

    yaitu:

  • 51

    K

    RTNk

    1iRTN

    it

    t

    ==

    dimana:

    tRTN = rata-rata Abnormal Return (average Abnormal Return)

    pada hari ke-t

    RTNit = Return tidak normal (Abnormal Return) saham ke-i

    pada hari ke-t

    K = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman

    peristiwa.

    4.6 Pengujian Statistik Terhadap Abnormal Return

    Pengujian statistik terhadap Abnormal Return bertujuan untuk

    mengetahui tingkat signifikansi Abnormal Return yang terjadi pada periode

    peristiwa, dimana signifikansi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return

    yang tidak sama dengan nol. (positif untuk kabar baik dan negatif untuk kabar

    yang buruk) . Teknis dari penelitian ini adalah dengan menghitung t-hitung dan

    kemudian membandingkannya dengan t-tabel. Pengujian ini dapat dilakukan

    dengan tahapan sebagi berikut :

    4.6.1 Menghitung Kesalahan Standar Estimasi

    Metode perhitungan Kesalahan Standar Estimasi (KSE) dalam penelitian

    ini menggunakan cara yang ketiga yaitu cross-section karena dimulai dengan

    melakukan perhitungan kesalahan standar estimasi langsung diperiode peristiwa

    dan tidak menggunakan periode estimasi. Cross-section merupakan cara yang

    paling cocok digunakan untuk penelitian yang menggunakan metode perhitungan

    return ekspektasi yang menggunakan market adjusted model.. KSE dihitung

    sebagai dasar