The Economics of Marriage & Divorceikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/materi/pek_k7.pdf · dampak untuk...

23
Page 1 THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE Istiqlaliyah Muflikhati 2 April 2013 Minggu-7

Transcript of The Economics of Marriage & Divorceikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/materi/pek_k7.pdf · dampak untuk...

Page 1

THE ECONOMICS OF

MARRIAGE & DIVORCE

Istiqlaliyah Muflikhati2 April 2013

Minggu-7

Page 2

Fakta di USA

2

1950 2001 2010

Angka pernikahan per 1000

penduduk

11,1 8,4 6,8

Angka perceraian per 1000

penduduk

2,6 4,0 3,6

Umur median laki-laki

pertama menikah (th)

22,8 26,9 28,2

Umur median perempuan

pertama menikah (th)

20,3 25,1 26,1

Fakta tahun 2010 Laki-laki Perempuan

Persentase menikah (dewasa) 58,0 55,2

Persentse bercerai 9,0 11,7

Page 3

• Angka pernikahan dan perceraian bervariasimenurut lokasi dan waktu

• Teori ekonomi dapat diaplikasikan dalamkeputusan pernikahan dan perceraian jika:

– Individu memiliki alternatif

– Mempunyai konsekuensi terhadap kepuasan dankesejahteraan individu

– Mempunyai konsekuensi terhadap biaya transaksidan biaya korbanan

Page 4

Hal ini dapat dijelaskan Ilmu Ekonomi,

1. Jika menikah dan bercerai merupakan

aktivitas ekonomi yang dapat dipilih oleh

individu

2. Individu memiliki pilihan apakah ia mau

menikah, kapan dan dengan siapa, atau

apakah ia mau bercerai atau tidak

Angka pernikahan dan perceraian bervariasimenurut lokasi dan waktu

Page 5

Dapatkah Ilmu Ekonomi menjelaskan

Mengapa orang menikah dan bercerai?

3. Pernikahan dan perceraian memberikan

dampak untuk individu berupa kepuasan

atau kesejahteraan.

4. Pernikahan dan perceraian

membutuhkan biaya (transsaction cost

dan forgone cost)

Page 6

• Pelopor dalam penggunaan analisis ekonomi

keputusan pernikahan: BECKER (1973)

• Becker (1974) : dua orang akan memutuskan

untuk menikah jika keuntungan yang didapat

dari menikah lebih besar daripada ketika

melajang

• Manser & Brown (1980) dan Mc Elroy &

Horne (1981) : pernikahan sebagai hasil dari

cooperative bargaining antara dua orang

Page 7

Perceraian terjadi karena:

• Harapan tentang pernikahan kenyataannya tidak

terpenuhi.

• Keuntungan yang didapat dari pernikahan lebih

rendah dari pada keuntungan yang diharapkan

ketika melajang kembali atau menikah dengan

orang lain

• Perkawinan dan perceraian merupakan

pengambilan keputusan yang rasional

Page 8

MODEL PERNIKAHAN

• Individu akan menikah jika mereka percaya

bahwa dengan menikah akan lebih baik

dibanding ketika melajang

• Agar bisa lebih bahagia, individu harus punya

alternatif pasangan

• Individu harus memilih satu orang jadi

pasangannya yang akan membuat dia paling

bahagia (maksimisasi utilitas)

Page 9

The Gains from Marriage

Penyebab adanya gains from marriage:

1.Sharing of public goods

2.Specialization of function

3.Economic of scale

Public goods : barang yang jika dikonsumsi

oleh seseorang, tidak akan

mengurangi konsumsi orang lain

***

fmmf UUU

*

mfU

*

mU

*

fU

= Utilitas pasangan

= utilitas suami

= utilitas isteri

Page 10

Specialization of function

• Contoh:

Penghasilan Bob pada labor market : $5/jam,

bekerja di rumah: $2/jam

….. Comparative advantage Bob antara bekerja dan di rumah = 2,5

Penghasilan Sue bekerja di luar : $3/jam,

bekerja di rumah: $6/jam

….. Comparative advantage Sue antara bekerja dan di rumah = 0,5

Asumsi:

Waktu yang digunakan untuk tidur dan keperluan pribadi = 9 jam,

maka waktu yang tersedia untuk bekerja = 15 jam

Jika Bob dan Sue menikah, Buat garis kemugkinan produksi (sumbu X

adalah home goods, dan sumbu Y market goods

Page 11

• Konsep produksi rumah tangga:

– Penggunaan waktu dan konsumsi barang/jasa dalam suatu

kegiatan akan menghasilkan kepuasan

• Jika ada dua individu M&F, maka agregat dari fungsi

produksi rumah tangga adalah:

),,( XHHzZ fmfm

Z = output dari aktivitas

Hm= input waktu dari individu M

Hf = input waktu dari individu F

X = kuantitas input lain

Economic of scale

Page 12

),0,( XHHzZ fmm

),,0( XHHzZ fmf

),,( XHHzZ fmfm

Jika melajang, maka:

Jika menikah, maka:

Page 13

• Individu M & F harus mengalokasikan waktunya

untuk kegiatan rumah tangga Hi dan bekerja Mi,

sehingga setiap individu menghadapi kendala

waktu:

iii MHT

iiii VMwY

i = m, f

Asumsi: setiap individu bekerja sehingga masing-masing memiliki penghasilan:

Utilitas (kepuasan):

)( iii ZuU

Page 14

Maksimisasi Kepuasan

Memaksimalkan )( iii ZuU

),( XHzZ ii

Kendala Waktu: iii MHT

Kendala pendapatan: iiiii VTwHwpX

Catatan : ii UZ

Page 15

Keputusan Menikah

• Apakah kontribusi individu terhadap output ketika

menikah (Si) lebih kecil atau lebih besar dari individual

output (Zi)

• Jika:

Si > Zi kepuasan ketika menikah lebih besar

Si < Zi kepuasan ketika melajang lebih besar

• Oleh karenanya:

fmfm ZZZ

Page 16

Misal:

fmfm ZZZ

Apabila Sf > Zf maka F ingin menikah dengan M. Namun karena Zmf < Zm + Zf maka Sm < Zm, sehingga menyebabkan tidak ada insentif bagi M

untuk menikah dengan F, so…

Tidak ada pernikahan

Page 17

Kondisi terjadinya pernikahan

• Output saat menikah harus sama atau lebih

besar dari output individu-individu ketika belum

menikah.

Zfm ≥ Zf + Zm

• Share of marital output individu harus sama

atau lebih besar dari output saat melajang

Si ≥ Zi

Page 18

Bagaimana Pengaruh:• Upah?

• Tingkat pendidikan?

• Lokasi?

Biaya pernikahan:

1. Biaya transaksi (transaction cost)

2. Biaya korbanan (opportunity cost)

Jika ada transaction cost, maka marital share output

dikurangi dengan besarnya transaction cost

Page 19

Berbagai alasan tidak menikah

(Allen,1989; Jelin, 1992).

1. Bila secara ekonomis belum siap, maka dia akanmenunda atau tidak menikah sama sekali.

2. Ada norma-norma untuk tidak menikah.

3. Ketiga, ketersediaan pasangan yang terbatas, rasiojenis kelamin tidak seimbang, menyebabkan sebagianorang terpaksa tidak menikah.

4. Alasan keluarga (latar belakang seseorang).

5. Banyak alasan-alasan pribadi yang sangat kuatmendorong orang memilih tidak menikah

6. Kemandirian ekonomi juga mempengaruhi seseoranguntuk tidak atau menunda perkawinan

Page 20

Model Analisis Perceraian

• Asumsi: pengabaian faktor hukum perceraian dan hukum agama

• Jika harapan untuk Si ≥ Zi tidak tercapai, artinya ada pasangan yang mengambil porsi manfaat pernikahan lebih besar.

• Perceraian besar kemungkinan terjadi karena ekspektasi gain from marriage tidak terjadi.

Page 21

Hasil penelitian di US, pasangan yang memiliki

tingkat pendidikan, agama, dan suku yang sama

memiliki tingkat kemungkinan perceraian yang lebih

rendah (Weiss & Willis 1997)

Page 22

Di Indonesiapenyebab utama perceraian adalah:

1. Ketidakharmonisan rumah tangga mencapai 46.723 kasus,

2. Faktor ekonomi 24.252 kasus,

3. Krisis keluarga 4. 916 kasus,

4. Cemburu 4.708 kasus,

5. Poligami 879 kasus,

6. Kawin paksa 1.692 kasus,

7. Kawin bawah umur 284 kasus,

8. Penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 916 kasus.

9. Suami atau isteri dihukum lalu kawin lagi 153 kasus,

10. Cacat biologis (tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis) 581 kasus,

11. Perbedaan politik 157 kasus,

12. Gangguan pihak keluarga 9. 071 kasus, dan

13. Tidak ada lagi kecocokan (selingkuh) sebanyak 54. 138 kasus,"

14. Tidak ada kehadiran anak dan kelahiran anak

Page 23