Tgs IT Drg.billy
-
Upload
salsa-adzhani -
Category
Documents
-
view
111 -
download
27
Transcript of Tgs IT Drg.billy
TUGAS IT GIGI
DISUSUN OLEH
Robby Juniadha
04111401034
PDU NON REG 2011
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1. Karies D1-D6 ?
Karies adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam mikrobial dari substrat (medium makanan bagi bakteri). Timbul destruksi komponen-komponen organik dan akhirnya terjadi kavitasi (pembentukan lubang).
Klasifikasi Karies Berdasarkan Kedalamannya
Menurut ICDAS, karies terbagi atas 6, yaitu:1. D1 Dalam keadaan gigi kering, terlihat lesi putih pada permukaan gigi.2. D2 Dalam keadaan gigi basah, sudah terlihat adanya lesi putih pada permukaan gigi.3. D3 Terdapat lesi minimal pada permukaan email gigi.4. D4 Lesi email lebih dalam. tampak bayangan gelap dentin atau lesi sudah mencapai bagian dentino enamel Junction (DEJ).5. D5 Lesi telah mencapai dentin.6. D6 Lesi telah mencapai pulpa.
2. Nervus di gigi ?
Serabut saraf yang terapat pada gigi baik rahang atas dan rahang bawah juga pada mata terhubung melalui saraf trigeminus ( nervus V/ganglion gasseri). N.V1 Cabang Opthalmicus N.V2 Cabang Maxillaris N.V3 Cabang Mandibula
Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah) penting pada kedokteran gigi.
• Cabang maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum, dan gingiva.• Cabang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis, lidah, dan gingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal. Nervus alveolaris superior ke gigi maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus trigeminus. Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis nervus
trigeminus.
CABANG MAXILLARIS MEMPERSARAFI :PALATUM Membentuk atap mulut dan lantai cavum nasi Terdiri dari : Palatum durum (langit keras) Palatum mole (langit lunak)
PALATUM DURUMTdpt tiga foramen:– foramen incisivum pada bidang median ke arah anterior– foramina palatina major di bagian posterior dan– foramina palatina minor ke arah posterior
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum), mempersarafi gigi anterior rahang atas Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor), mempersarafi gigi premolar dan molar rahang atas.
PALATUM MOLAEN. Palatinus Minus (keluardari foramen palatina minus), mempersarafi seluruh palatina mole.
PERSARAFAN DENTIS DAN GINGIVA RAHANG ATAS Permukaan labia dan buccal :N. alveolaris superior posterior, medius dan anterior o Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan gigi anterioro Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar I bagian mesialo Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal, molar II dan molar III
Permukaan palatal : N. palatinus major dan nasopalatinuso Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum), mempersarafi gingiva dan gigi anterior rahang ataso Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor), mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar rahang atas.
CABANG MANDIBULARIS :PERSARAFAN DENTISDipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi anterior dan posterior gigi rahang bawah
3. Tipe menyikat gigi (yang cocok untuk umur kita/sesuai umur) ?
Langkah-langkah menyikat gigi yang baik dan benar
1. Bubuhkan pasta gigi berfluoride sepanjang bulu sikat gigi untuk dewasa, atau sebesar biji jagung untuk anak dibawah usia 6 tahun.
Cara Menyikat Gigi yang Baik dan Benar
2. Berkumurlah dengan air bersih sekali saja.3. Sikatlah gigi dimulai dari bagian depan, sikat dengan cara vertikal sebanyak 8x.
4. Lanjutkan kebagian gigi belakang yang beradapan dengan pipi, sikat dengan cara memutar sebanyak 8x.
5. Lanjutkan kebagian dalam mulut yang berbatasan dengan lidah dengan cara maju mundur sebanyak 8x.
6. Lakukan pada daerah titik gigit gigi (oklusal) pertemuan antara gigi atas dan gigi bawah. Dengan cara sama yaitu memutar sebanyak 8x.
7. Sikatlah seluruh bagian dari gigi.
8. Untuk menghilangkan bau mulut, menyikat lembut lidah juga dianjurkan.
9. Berkumurlah dengan air bersih. Cukup sekali atau 2 kali saja supaya kandungan yang terkandung dalam pasta gigi masih melindungi gigi.
4. Pulpcapping ?
PULPCAPPING
Tujuan Pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan
melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan
demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindari. Bahan yang biasa digunakan untuk
pulp capping adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukkan dentin
sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain.
Teknik Pulp Capping ada dua:
· Indirect Pulp Capping
Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis sekali, yaitu pada
karies profunda. Tekniknya meliputi pembuangan semua jaringan karies dari tepi kavitas
dengan bor bundar kecepatan rendah. Lalu lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan
dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Basis pelindung pulpa yang
biasanya dipakai adalah Zinc Okside Eugenol atau dapat juga dipakai kalsium hidroksida
yang diletakkan didasar kavitas. Apabila pulpa tidak lagi mendapat iritasi dari lesi karis
diharapkan jaringan pulpa akan berekasi secara fisiologis terhadap lapisan pelindung dengan
membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas
dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal
ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang
lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).
· Direct Pulp Capping
Direct Pulp Capping juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam
mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi.
Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa
Bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh
terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis
semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan
mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa
diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin
sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan
dapat terjadi proses perbaikan.
Langkah-Langkah Pulp Capping:
1. Siapkan peralatan dan bahan. Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.2. Isolasi gigi: Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan
kapas dan saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.
3. Preparasi kavitas.: Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan dengan hentikan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.
4. Ekskavasi karies yang dalam: Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.
5. Berikan kalsium hidroksida.: Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.
5. Pulpektomi ?
PULPEKTOMI (Ekstirpasi Pulpa)
Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan
korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah
mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan
jaringan keras yang luas. Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih
sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil
perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran
diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik
pula
Indikasi:
1. Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.
2. Saluran akar dapat dimasuki instrument.
3. nan jaringan periapeks dalam gambaran radiografis kurang dari sepertiga apikal.
4. Ruang pulpa kering
5. endarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak berhasil
6. Sakit spontan tanpa stimulasiKeterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan tulang penyangga
7. Tanda-tanda/gejala terus menerus setelah perawatan pulpotomiPembengkakan bagian bukal
Kontra Indikasi
1. Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif2. Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar
3. Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi
4. Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek
5. Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang karena infeksi
6. Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah sakit tidak mungkin dilakukan
PulpektomiVitalPulpektomi vital sering dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang sudah meluas kearah pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.Langkah-langkah perawatan pulpektomi vital satu kali kunjungan :1. Pembuatan foto Rontgen.Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta
keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.2. Pemberian anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada saat perawatan.
3. Daerah operasi diisolasi dengan rubber dam untuk menghindari kontaminasi bakteri dan saliva.
4. Jaringan karies dibuang dengan bor fisur steril. Atap kamar pulpa dibuang dengan menggunakan bor bundar steril kemudian diperluas dengan bor fisur steril.
5. Jaringan pulpa di kamar pulpa dibuang dengan menggunakan ekskavatar atau bor bundar kecepatan rendah.
6. Perdarahan yang terjadi setelah pembuangan jaringan pulpa dikendalikan dengan menekankan cotton pellet steril yang telah dibasahi larutan saline atau akuades selama 3 sampai dengan 5 menit.
7. Kamar pulpa dibersihkan dari sisa-sisa jaringan pulpa yang telah terlepas kemudian diirigasi dan dikeringkan dengan cotton pellet steril. Jaringan pulpa di saluran akar dikeluarkan dengan menggunakan jarum ekstirpasi dan headstrom file.
8. Saluran akar diirigasi dengan akuades steril untuk menghilangkan kotoran dan darah kemudian dikeringkan dengan menggunakan paper point steril yang telah dibasahi dengan formokresol kemudian diaplikasikan ke dalam saluran akar selama 5 menit.
9. Saluran akar diisi dengan pasta mulai dari apeks hingga batas koronal dengan , menggunakan jarum lentulo.
10. Lakukan lagi foto rontgen untuk melihat ketepatan pengisian .
11. kamar pulpa ditutup dengan semen, misalnya dengan semen seng oksida eugenol atau seng fosfat.
12. Selanjutnya gigi di restorasi dengan restorasi permanen.
Pulpektomi Devital
Pulpektomi devital sering dilakukan pada gigi posterior yang telah mengalami pulpitis atau
dapat juga pada gigi anterior pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi. Pemilihan kasus
untuk perawatan secara pulpektomi devital ini harus benar-benar dipertimbangkan dengan
melihat indikasi dan kontaindikasinya. Perawatan ini sekarang sudah jarang dilakukan pada
gigi tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan pulpektomi vital walaupun pada gigi
posterior. Pulpektomi devital masih sering dilakukan hanya pada gigi sulung, dengan
mempergunakan bahan devitalisasi paraformaldehid, seperti Toxavit, dan lain-lain. Bahan
dengan komposisi As2O3 sama sekali tidak digunakan lagi.
Pulpektomi Nonvital (Endo Intrakanal)
Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior yang mempunyai saluran akar
satu, walaupun kini telah banyak dilakukan pada gigi posterior dengan saluan akar lebih dari
satu.
Gigi yang dirawat secara pulpektomi nonvital adalah gigi dengan gangrene pulpa atau
nekrosis.
Indikasi:
Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan prostetik (untuk pilar restorasi jembatan).
Gigi tidak goyang dan periodontal normal.Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apical, tidak ada granuloma pada gigi sulung.
Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya.Keadaan ekonomi pasien memungkinkan.
Kontra indikasi:
Gigi tidak dapat direstorasi lagi. Resorpsi akar lebih dari sepertiga apical.
Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti Diabetes Melitus, TBC, dan lain-lainTerdapat belokan ujung dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan ataui sukar dilakukan tindak bedah endodonti.
Langkah-langkah perawatan pulpektomi non vital :Kunjungan pertama :
1. Lakukan foto rontgen.2. Isolasi gigi dengan rubber dam.
3. Buang semua jaringan karies dengan ekskavator, selesaikan preparasi dan desinfeksi kavitas.
4. Buka atap kamar pulpa selebar mungkin.
5. Jaringan pulpa dibuang dengan ekskavator sampai muara saluran akar terlihat.
6. Irigasi kamar pulpa dengan air hangat untuk melarutkan dan membersihkan debris.
7. Letakkan cotton pellet yang dibasahi trikresol formalin pada kamar pulpa.
8. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
9. Instruksikan pasien untuk kembali 2 hari kemudian.
Kunjungan kedua :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara.
3. Jaringan pulpa dari saluran akar di ekstirpasi, lakukan reaming, filling, dan
irigasi.
4. Berikan Beechwood creosote. Celupkan cotton pellet dalam beechwood
creosote, buang kelebihannya, lalu letakkan dalam kamar pulpa.
5. Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
6. Instruksikan pasien untuk kembali 3 sampai dengan 4 hari kemudian.
Kunjungan ketiga :
1. Isolasi gigi dengan rubber dam.
2. Buang tambalan sementara.
3. Keringkan kamar pulpa, dengan cotton pellet yang berfungsi sebagai stopper
masukkan pasta sambil ditekan dari saluran akar sampai apeks.
4. Letakkan semen zinc fosfat.
5. Restorasi gigi dengan tambalan permanen.
Teknik Pulpektomi
1. Anestesi (bila perlu) dan isolasi gigi2. Karies dibersihkan
3. Outline form diperbaiki
4. Atap pulpa dibuka sepenuhnya
5. Preparasi biomekanis : pulpa yang mengering dibersihkan sampai sepanjang saluran akar, dan kira-kira mencapai k-file nomor 35
6. Irigasi sebanyak-banyaknya dengan air aquades agar serpihan-serpihan dentin keluar dari saluran , lalu kemudian dikeringkan.
7. Beri cotton pelet dengan bahan obar sterilisasi (rotation of medication) seperti CHKM, CMCP, Creosote, Cresophene dll yang ditaruh di kamar pulpa lalu tutup dengan tmpatan sementara
8. Setelah 3 hari cek apakah ada keluhan dari pasien atau tidak (kontrol gejala) meliputi perkusi, druksasi, mobilitas, warna,dan perabaan. Serta dicek dengan K-file nomor terakhir (pada waktu preparasi preparasi biomekanis) apakah ada ada pus yang keluar dari saluran akar atau tidak
9. Mengganti bahan obat sterilisasi (rotation of medication). Ditutup kembali dengan
tumpatan sementara.
10. Setelah 3 hari, kontrol gejala kembali. Jika tidak ada keluhan dari pasien maupun gigi
yang sedang dirawat, maka bisa memulai dengan pengisian saluran akar dengan bahan
ZnOE.
11. Isolasi terlebih dahulu.
12. Irigasi terlebih dahulu, kemudian keringkan.
13. Siapkan bahan lalu aduk dengan konsistensi kental.
14. Ambil bahan sedikit(dengan alat dycal), taruh di bagian orifice saluran akar. Dorong
bahan tersebut dengan cotton pelet (kecil saja) yang dijepit dengan pinset agar masuk.
Lakukan berulang-ulang sampai saluran akar tersebut penuh.
15. Jika sudah penuh, maka bersihkan kamar pulpa dari ZnOE . Tutup bagian orifice
dengan Zinc Pospat setinggi kira-kira 1mm.
16. Jika kontrol gejala juga tidak menunjukkan kelhan setelah pengisian, maka bisa
dilakukan tumpat tetap dengan GIC IX. Gigi tersebut dibangun selayaknya gigi sehat.
17. Cek oklusi.
18. Restorasi bila perlu.
6. Pulpotomi ?
PULPOTOMI
Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal gigi yang telah
mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang terdapat dalam saluran akar
ditinggalkan.atau dapat diartikan pembuangan pulpa vital dari ruang pulpa, dengan
meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian
diikuti penempatan medikamen di atas orifice yang akan menstimulasikan perbaikan atau
memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar. Konsekuensi umum pulpotomi adalah
permulaan terjadinya perubahan-perubahan degenerative yang kemudian akan
mengakibatkan klasifikasi saluran akar. Saluran akar gigi-gigi tersebut akan tidak
memungkinkan untuk perawatan endodontic jika nantinya diperlukan karena adanya kelainan
periapeks.
Tujuan perawatan pulpotomi
Tujuan perawatan pulpotomi adalah menghilangkan semua jaringan pulpa yang
terinfeksi.
Indikasi perawatan pulpotomi
Penderita
- Kooperatif
- Keadaan umum baik
- Penderita dengan kontra indikasi pencabutan
Gigi :
- Perforasi <>
- Perdarahan sedikit
- Gigi permanen muda
- Gigi yang perforasi karena karies namun lebih menguntungkan bila dirawat daripada
dilakukan pencabutan
- Peradangan pulpa hanya terbatas pada ruang pulpa.
Tindakan pulpotomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pulpotomi vital dan
pulpotomi non vital.
PULPOTOMI VITAL
Pulpa vital adalah membuang seluruh jaringan pulpa bagian koronal namun tetap
meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar tetap vital.
Indikasi
Pulpa vital, bebas dari supurasi ataupun tanda-tanda lain dari nekrosis.
Pulpa terbuka oleh karena faktor mekanis (trauma preparasi) selama preparasi kavitas
yang kurang hati-hati atau tidak sengaja.
Pulpa terbuka oleh karena trauma dimana pulpa sudah lebih dari 2 jam tetapi tidak
lebih dari 24 jam dan belum terjadi infeksi periapikal
Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang kar
Tidak ada kehilangan tulang bagian interdental
Pada gigi posterior dimana exterpasi pulpa sulit dilakukan
Apeks akar belum tertutup sempurna
Kontra indikasi
Sakit bila diperkusi atau dipalpasi
Adanya radiolusen pada daerah periapikal atau interradikuler
Mobility patologik
Ada pus pada pulpa terbuka
Kesehatan umum penderita kurang
Keuntungan
Dapat diselesaikan dengan waktu singkat, hanya 1-2 kali kunjungan
Pengambilan pulpa hanya di bagian koronal, hal ini menguntungkan karena
pengambilan jaringan pulpa bagian saluran akar sukar, karena adanya ramifikasi.
Iritasi instrument atau obat-obatan terhadap jaringan periapikal dapat dihindarkan
Bila perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpotomi devital/ pulpektomi.
Cara perawatan Pulpotomi vital:
Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit
saat perawatan
Isolasi gigi dengan memasang rubber dam, jika rubber dam tidak bisa digunakan
isolasi dengan kapas dan saliva ejector dan jaga keberadaannya selama perawatan.
Preparasi kavitas perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan
oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.
Ekskavasi karies yang dalam.
Buang atap pulpa dengan menggunakan bor fisur steril dengan handpiece
berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial
dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.
Buang pulpa bagian korona, hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator besar
atau dengan bor bundar kecepatan rendah.
Cuci dan keringkan kamar pulpa, semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril,
syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa-sisa
pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril.
Aplikasikan formokresol, celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol, buang
kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa,
menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.
Berikan bahan antiseptic, siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol dan
formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide. Keluarkan kapas yang
mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di
bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya.
Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.
Restorasi gigi, tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal
dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota
stainless steel.
PULPOTOMI DEVITAL
Pulpotomi devital adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang
sebelumnya telah di devitalisasi, kemudian dengan pemberian obat-obatan jaringan pulpa
dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptic dan diawetkan.Prinsip dasar
perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah untuk mencegah sepsis
dengan cara membuang jaringan pulpa non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa
dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar.
Indikasi :
Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka oleh karena karies dan trauma
Penderita dengan perdarahan yang berat
Gigi dengan saluran akar yang bengkok, atau lokasi gigi sukar untuk dilakukan suatu
pulpektomi
Bila perawatan vital sukar dilakukan misalnya kesukaran untuk melakukan
penyuntikan atau anastesi lokal..
Cara perawatan devital pulpotomi :
Kunjungan pertama:
Siapkan instrumen dan bahan.
Isolasi gigi dengan rubber dam.
Preparasi kavitas.
Ekskavasi karies yang dalam.
Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril dengan handpiece kecepatan rendah
Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar.
Cuci dan keringkan pulpa dengan air /saline steril, syringe disposible dan jarum steril.
Letakkan paraformaldehid pada bagian terdalam dari kavitas.
Tutup kavitas dengan tambalan sementara.
Dengan memakai paraformaldehid instruksikan pasien untuk kembali 7 sampai
dengan 10 hari
Kunjungan kedua :
Isolasi gigi dengan rubber dam.
Buang tambalan sementara, lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital. Bila
masih vital lakukan lagi, perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa sudah
non vital lakukan perawatan selanjutnya.
Jaringan pulpa dikamar pulpa dibuang dan dibersihkan
Aplikasi sub basse semen zinc oxide eugenol + formokresol
Basis ZnPO4
Restorasi gigi dengan tambalan permanen.
Keberhasilan Pulpotomi
Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada
keluhan, tidak ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+), dan pada gambaran
radiografik lebih baik dibandingkan dengan foto awal.
7. RCT ?
Perawatan root canal atau disebut juga perawatan endodontik adalah proses mengangkat pulpa gigi yang terinfeksi, terluka atau pulpa yang mati. Ruangan di dalam jaringan keras gigi disebut system saluran akar. Sistem ini berisi pulpa gigi yang halus terdiri dari saraf dan pembuluh darah yang berfungsi membantu pertumbuhan dan perkembangan gigi.
Penatalaksanaan perawatan endodontik
Langkah pertama adalah pengambilan jaringan pulpa yang terinfeksi. Kadang dilakukan anestesi,apabila gigi masih vital atau rasa nyeri yang berlebihan. Pembukaan akses dari mahkota ke ruang pulpa dilakukan untuk membuang jaringan pulpa yang terinfeksi- Dengan menggunakan instrumen khusus, saluran akar dibersihkan dan dibentuk agar dapat ditutup dengan bahan pengisi saluran akar. Kotoran di dalam saluran akar dikelurkan dengan cara menyemprot saluran dengan cairan anti bakteri.- Saluran akar akan diisi dengan bahan pengisi saluran akar.- Tambalan sesudah perawatan gigi dapat berupa resin komposit,crown atau onlay dengan atau tanpa post/pasak tergantung dari sisa jaringan keras gigi yang tersisa agar tidak patah/pecah saat berfungsi
Perawatan saluran akar dapat dilakukan sekali kunjungan atau lebih tergantung dari kondisi gigi. Apabila diperlukan, selama antar kunjungan,saluran akar akar diberi obat/medikasi untuk sterilisasi saluran akar dan lubang ditutup dengan tambalan sementara.Pengambilan radiograf seringkali diperlukan untuk menentukan panjang akar dan memonitor tahap-tahap perawatan saluran akar.