Tgs aspek hukum koperasi

2
Tugas Aspek Hukum KOPERASI Oleh : Hindun Dasar Hukum Koperasi Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober 1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 116. Dengan terbitnya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak berlaku UU Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832. Kemudian di dalam penjelasan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tersebut,antara lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang dan bangun perusahaan. maka, yang sesuai dengan itu ialah usaha koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup lebih luas. Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Studi Kasus Penyelewengan Koperasi Kasus Kospin (Koperasi Simpan Pinjam) yang diberi nama KarangAsem Membangun (KKM) di Kabupaten Pinrang, Sulawawesi Selatan yang menawarkan bunga simpanan fantastis hingga 30% per bulan sampai akhirnya nasabah dirugikan ratusan milyar rupiah. Dengan diketuai oleh Direktur Utama PDAM Karangasem, I Gede Putu Kertia, sehingga banyak anggota masyarakat yang tidak meragukan kredibilitas koperasi tersebut.

Transcript of Tgs aspek hukum koperasi

Page 1: Tgs aspek hukum koperasi

Tugas Aspek Hukum

KOPERASI

Oleh : Hindun

Dasar Hukum Koperasi

Dasar hukum Koperasi Indonesia adalah UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian. UU ini disahkan di Jakarta pada tanggal 21 Oktober

1992, ditandatangani oleh Presiden RI Soeharto, dan diumumkan pada Lembaran

Negara RI Tahun 1992 Nomor 116.

Dengan terbitnya UU 25 Tahun 1992 maka dinyatakan tidak berlaku UU Nomor 12

Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian, Lembaran Negara RI Tahun 1967

Nomor 23, dan Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 1967 Nomor 2832.

Kemudian di dalam penjelasan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tersebut,antara

lain menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan

kemakmuran orang seorang dan bangun perusahaan. maka, yang sesuai dengan itu ialah

usaha koperasi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi

bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.

Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi yang

memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998),

disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha

lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda maksudnya

anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Studi Kasus Penyelewengan Koperasi

Kasus Kospin (Koperasi Simpan Pinjam) yang diberi nama KarangAsem Membangun

(KKM) di Kabupaten Pinrang, Sulawawesi Selatan yang menawarkan bunga simpanan

fantastis hingga 30% per bulan sampai akhirnya nasabah dirugikan ratusan milyar

rupiah. Dengan diketuai oleh Direktur Utama PDAM Karangasem, I Gede Putu Kertia,

sehingga banyak anggota masyarakat yang tidak meragukan kredibilitas koperasi

tersebut.

Page 2: Tgs aspek hukum koperasi

KKM sebenarnya bergerak pada beberapa bidang usaha, antara lain simpan pinjam,

toko dan capital investment. Salah satu layanan KKM yang menjadi ‘primadona’ adalah

Capital Investment (Investasi Modal). Layanan Capital Investment yang dikelola oleh

KKM menjanjikan tingkat pengembalian investasi sebesar 150% setelah tiga bulan

menanamkan modal. Dengan kondisi sosial dimana mayoritas masyarakat tergolong

ekonomi kurang mampu dan juga pendidikan yang relatif rendah, iming-iming

keuntungan sebesar itu tentunya sangat menggiurkan. Lucunya, ada juga beberapa

anggota DPRD Kabupaten Karangasem yang ikut ‘berinvestasi’ di KKM, bahkan ada

yang sampai menanamkan modal sebesar Rp.400 juta.

Konyolnya, walaupun KKM menawarkan produk investasi, koperasi tersebut sama

sekali tidak mengantongi ijin dari Bapepam.

Beruntung Bupati Karangasem, I Wayan Geredeg cepat bertindak, dengan meminta

kepolisian segera menutup bisnis investasi ala KKM tersebut. Sayangnya, tindakan

Bupati Karangasem, justru ditentang oleh para nasabah. Ironis sekali, mereka tidak

merasa tertipu dan menganggap Bupati Karangasem melakukan fitnah sehingga

pengurus KKM ditangkap polisi. Nasabah malah meminta pengurus KKM dibebaskan,

agar dana mereka yang telah disetorkan dapat dikembalikan.

Solusi

Dari kasus tersebut, untuk mengatasi kejadian tersebut seharusnya pemerintah

melakukan kebijakan dengan cara mempersulit pendirian koperasi dimana jika koperasi

itu didirikan tanpa alasan yang masuk akal, maka pemerintah mencari kebenarannya,

bahwa apakah koperasi itu benar-benar didirikan karena untuk kesejahteraan

masyarakat atau tidak?. Dengan kata lain jika diketahui bahwa koperasi yang dijalankan

itu tidak sesuai dengan aturan yang seharusnya, maka pemerintah wajib untuk

menghukumnya. Dan membubarkan koperasi tersebut.

Untuk masyarakat, jika sudah tahu kalau koperasi tersebut tidak mempunyai izin dari

BAPEPAM, maka seharusnya masyarakat tidak percaya meskipun diketuai oleh

direktur PDAM sekalipun seperti yang terjadi di Karang Asem. Karena pendirian

sebuah koperasi jika tidak mempunyai izin, maka koperasi tersebut tergolong ilegal.