Tgk H. Abdullah Ibrahim website: ...

8
Bersambung ke.....Hlm.7 Bersambung ke.....Hlm.7 B KEHANCURAN SUATU BANGSA DAN POLA PIKIR ORANG YANG INGKAR “Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muham- mad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membi- nasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka. Maka apakah orang yang ber- pegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbua- tannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?”(Q.S. Muhammad ayat 13-14) Pada ayat sebelumnya, Allah menyatakan bahwa masing-masing akan mendapat ganja- ran sesuai dengan keimanan dan keingkaran. Orang-orang beriman dijanjikan surga bagi mereka, sedangkan orang-orang yang ing- kar akan mendapatkan neraka di Hari Akhirat kelak. Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah men- yatakan sejarah tentang orang-orang terdahulu bahwa mereka kondisinya lebih kuat dan lebih hebat dari yang dihadapi oleh Nabi Muham- mad saat ini, tapi akibat kekufuran dan peng- ingkaran mereka, Allah SWT membinasakan mereka dengan sehancur-hancurnya. Tak ber- sisa. Tak ada penolong yang mampu meno- long mereka dari kemusnahan. Pada intinya, orang-orang yang kufur dan ingkar tidak ada yang selamat dari murka Allah SWT. Tentang kehancuran orang-orang terdahulu telah sering diceritakan kembali dalam al-Qur’an agar ma- nusia bisa mengambil i’tibar dan perenungan dari sejarah kehancuran mereka. Kemudian pada ayat selanjutnya, Allah SWT menyatakan bahwa kondisi orang-orang beriman kepada Allah SWT tidak sama dengan orang-orang yang tidak beriman. Orang-orang beriman yang memegang al-Qur’an dan hadits sebagai pegangan dan pijakan hidupnya akan menjalani kehidupan yang baik di dunia, ter- lebih di akhirat. Berbeda dengan orang-orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai panduan TAFSIR Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail,MA Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman KHATIB Dr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib IMAM Drs. Tgk H Ridwan Johan Tgk. H. Abdul Manaf Daud MUAZZIN Drs. H. Jailani Mahmud Tgk H. Abdullah Ibrahim QARI Tgk H. Abdullah Ibrahim WAKTU DHUHUR 12.40 WIB TATA LAKSANA JUM’AT website: http://www.baiturrahmanonline.com | email: [email protected] Menuju Islam Kaffah JUM’AT, 11 SEPTEMBER 2020 M/23 MUHARRAM 1442 H NOMOR 1389 TAHUN XXVII 8 HALAMAN KHUTBAH JUM’AT: Suka Duka Belajar Daring KHATIB: Dr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib Urgensi Tauhid dalam Kehidupan Muslim Tauhid bukan sekedar meyakini dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti tentang keberadaan-Nya. Iblis juga percaya bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaaan dan kemahakuasaan Allah dengan permintaannya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliyah sebelum Islam juga meyakini bahwa Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. .......Selengkapnya Hlm.2 erbagai kebi- jakan diambil oleh pemerintah dengan tujuan un- tuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya dari segi bi- dang agama, ekonomi dan kesehatan saja, bidang pendidikan ikut terkena imbas penyebaran wabah Covid-19 tersebut. Selama setengah tahun ini, siswa diharuskan un- tuk belajar dalam jaringan (daring) dari rumah mas- ing-masing atau dikenal dengan sistem pembelaja- ran jarak jauh (PJJ). Pada dasarnya, sistem belajar daring bisa ditera- pkan di berbagai jenjang pendidikan, dari jenjang TK sampai perkulia- han. Hanya saja terdapat penekanan dan perhatian yang berbeda di setiap jenjangnya. Hal ini harus dilihat dari berbagai pers- pektif yang ada, baik dari segi guru, orang tua dan siswa. Salah seorang guru di jenjang pertama di Banda Aceh, Femillia Elsa, SKH, M.Pd mengatakan, di era pandemi saat ini pembela- jaran daring atau pembela- jaran jaraj jauh merupakan pilihan penting bagi pihak sekolah maupun orang tua siswa. Hal ini untuk mel- aksanakan protokol kese- hatan yaitu menjaga jarak atau social distancing utk menjaga tertularnya virus Covid 19. Menurut Familia, pembelajaran secara dar- ing adalah pembelajaran yang menggunakan IT yg mutakhir sesuai dengan pembelajaran abad 21 tekhnologi 4.0. Namun, para pendidik dan peserta didik lebih memilih bela- jar tatap muka atau luring dan luar jaringan. Menurutnya, pembelajaran abad 2.1 dengan mengandalkan 4C, yaitu Creativity and In- novative, Critical Think- ing, Communicative, and Collaboration. Kata dia, pembelajaran daring itu memiliki keunggulan. Di- mana, pendidik atau guru dan peserta didik dituntut untuk memiliki kemamp- uan yang mumpuni dalam menguasai informasi dan tekhnologi. Semnetara, Femillia Elsa Rahmanidar Zaidan Ar Rasyid FOTO DOK/HUMAS MRB Panglima Komando Operasi Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI, Ir. Tri Bowo Budi Santoso, MM, M.Tr.Han, me- nyerahkan bantuan sosial berupa, 3000 masker kain, dua buah APD, dua buah sprayer, dan 300 paket sembako di Masjid Raya Baiturrahman (MRB), Banda Aceh, yang diterima Kepala UPTD Pengolola MRB Drs. Tgk. H. Ridwan Johan, Selasa ( 8/9) shubuh.

Transcript of Tgk H. Abdullah Ibrahim website: ...

Page 1: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

Bersambung ke.....Hlm.7 Bersambung ke.....Hlm.7

B

KEHANCURAN SUATU BANGSA DAN POLA PIKIR ORANG YANG INGKAR

“Dan betapa banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muham-mad) yang telah

mengusirmu itu. Kami telah membi-

nasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka. Maka apakah orang yang ber-pegang pada keterangan yang datang dari Rabbnya sama dengan orang yang (shaitan) menjadikan dia memandang baik perbua-tannya yang buruk itu dan mengikuti hawa nafsunya?”(Q.S. Muhammad ayat 13-14)

Pada ayat sebelumnya, Allah menyatakan bahwa masing-masing akan mendapat ganja-ran sesuai dengan keimanan dan keingkaran. Orang-orang beriman dijanjikan surga bagi mereka, sedangkan orang-orang yang ing-kar akan mendapatkan neraka di Hari Akhirat kelak.

Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah men-yatakan sejarah tentang orang-orang terdahulu bahwa mereka kondisinya lebih kuat dan lebih hebat dari yang dihadapi oleh Nabi Muham-mad saat ini, tapi akibat kekufuran dan peng-ingkaran mereka, Allah SWT membinasakan mereka dengan sehancur-hancurnya. Tak ber-sisa. Tak ada penolong yang mampu meno-long mereka dari kemusnahan. Pada intinya, orang-orang yang kufur dan ingkar tidak ada yang selamat dari murka Allah SWT. Tentang kehancuran orang-orang terdahulu telah sering diceritakan kembali dalam al-Qur’an agar ma-nusia bisa mengambil i’tibar dan perenungan dari sejarah kehancuran mereka.

Kemudian pada ayat selanjutnya, Allah SWT menyatakan bahwa kondisi orang-orang beriman kepada Allah SWT tidak sama dengan orang-orang yang tidak beriman. Orang-orang beriman yang memegang al-Qur’an dan hadits sebagai pegangan dan pijakan hidupnya akan menjalani kehidupan yang baik di dunia, ter-lebih di akhirat. Berbeda dengan orang-orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai panduan

banyaknya negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari pada (penduduk) negerimu (Muham-mad) yang telah

mengusirmu itu. Kami telah membi-

nasakan mereka, maka tidak ada seorang penolongpun

TAFSIR Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail,MA Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman

KHATIBDr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib

IMAMDrs. Tgk H Ridwan JohanTgk. H. Abdul Manaf Daud

MUAZZINDrs. H. Jailani MahmudTgk H. Abdullah Ibrahim

QARI Tgk H. Abdullah Ibrahim

WAKTU DHUHUR 12.40 WIB

TATA LAKSANA JUM’AT

KHATIBDr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib

JUM’AT

website: http://www.baiturrahmanonline.com | email: [email protected] Menuju Islam Kaffah

JUM’AT, 11 SEPTEMBER 2020 M/23 MUHARRAM 1442 H� NOMOR 1389 TAHUN XXVII 8 HALAMAN

KHUTBAH JUM’AT:KHUTBAH JUM’AT:

Suka Duka Belajar Daring

KHATIB:Dr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib

Urgensi Tauhid dalam Kehidupan MuslimTauhid bukan sekedar meyakini dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti tentang

keberadaan-Nya. Iblis juga percaya bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaaan dan kemahakuasaan Allah dengan permintaannya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliyah sebelum Islam juga meyakini bahwa Pencipta, Pengatur,

Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. .......” Selengkapnya Hlm.2

erbagai kebi-jakan diambil

oleh pemerintah dengan tujuan un-

tuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya dari segi bi-dang agama, ekonomi dan kesehatan saja, bidang pendidikan ikut terkena imbas penyebaran wabah Covid-19 tersebut.

Selama setengah tahun ini, siswa diharuskan un-tuk belajar dalam jaringan (daring) dari rumah mas-ing-masing atau dikenal dengan sistem pembelaja-ran jarak jauh (PJJ).

Pada dasarnya, sistem belajar daring bisa ditera-pkan di berbagai jenjang pendidikan, dari jenjang TK sampai perkulia-han. Hanya saja terdapat penekanan dan perhatian

yang berbeda di setiap jenjangnya. Hal ini harus dilihat dari berbagai pers-pektif yang ada, baik dari segi guru, orang tua dan siswa.

Salah seorang guru di jenjang pertama di Banda Aceh, Femillia Elsa, SKH, M.Pd mengatakan, di era pandemi saat ini pembela-jaran daring atau pembela-jaran jaraj jauh merupakan pilihan penting bagi pihak sekolah maupun orang tua siswa. Hal ini untuk mel-aksanakan protokol kese-

hatan yaitu menjaga jarak atau social distancing utk menjaga tertularnya virus Covid 19.

Menurut Familia, pembelajaran secara dar-

ing adalah pembelajaran yang menggunakan IT yg mutakhir sesuai dengan pembelajaran abad 21 tekhnologi 4.0. Namun, para pendidik dan peserta didik lebih memilih bela-jar tatap muka atau luring dan luar jaringan.

M e n u r u t n y a ,

pembelajaran abad 2.1 dengan mengandalkan 4C, yaitu Creativity and In-novative, Critical Think-ing, Communicative, and Collaboration. Kata dia, pembelajaran daring itu memiliki keunggulan. Di-mana, pendidik atau guru

dan peserta didik dituntut untuk memiliki kemamp-uan yang mumpuni dalam menguasai informasi dan tekhnologi. Semnetara,

BBtuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya dari segi bi-dang agama, ekonomi dan kesehatan saja, bidang pendidikan ikut terkena imbas penyebaran wabah Covid-19 tersebut.

ini, siswa diharuskan un-tuk belajar dalam jaringan (daring) dari rumah mas-ing-masing atau dikenal dengan sistem pembelaja-ran jarak jauh (PJJ).

belajar daring bisa ditera-pkan di berbagai jenjang pendidikan, dari jenjang TK sampai perkulia-han. Hanya saja terdapat penekanan dan perhatian

Suka Duka Belajar Daring

KHATIB:

Suka Duka Belajar Daring

Femillia Elsa

pembelajaran daring itu memiliki keunggulan. Di-mana, pendidik atau guru

Rahmanidar

Zaidan Ar Rasyid

FOTO DOK/HUMAS MRBPanglima Komando Operasi Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI, Ir. Tri Bowo Budi Santoso, MM, M.Tr.Han, me-nyerahkan bantuan sosial berupa, 3000 masker kain, dua buah APD, dua buah sprayer, dan 300 paket sembako di Masjid Raya Baiturrahman (MRB), Banda Aceh, yang diterima Kepala UPTD Pengolola MRB Drs. Tgk. H. Ridwan Johan, Selasa ( 8/9) shubuh.

Page 2: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

2 GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020Assalamu‘alaikum

Sejak Senin lalu, pelajar SD, SMP dan swasta sed-erajat di Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) mulai me-nyelenggarakan proses belajar mengajar tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Namun sebanyak enam se-kolah lainnya belum diperbolehkan belajar tatap muka, lantaran belum memiliki alat dan fasilitas yang men-dukung protokol kesehatan.

“Proses belajar mengajar sistem tatap muka sudah dim-ulai di Aceh Tenggara sejak Senin lalu,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tenggara, Bakri Saputra SPd MSi sebagaimana dikutip Serambi (10/9/2020).

Kata Bakti Saputra, proses belajar tatap muka tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Na-mun sekolah yang menyelenggarakan belajar tatap muka harus menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, disinfektan, menjaga jarak fi sik 1,5 meter dan memakai masker.

Bagi sekolah yang muridnya lebih 20 orang, sistem belajar dibagi dua gelombang. Jarak kursi juga diatur antara pelajar yang satu dengan yang lainnya.

Ini berita baru dan menggembirakan. Sebab telah tumbuh keberanian siswa, guru dan orang tua untuk kembali sekolah, dengan memperhatikan prokes. Damp-aknya, kualitas pendidikan Aceh akan perlahan mem-baik, setelah satu semester anak-anak tanpa sekolah dan orang tua kelimpungan membimbing anak di rumah.

Setelah pemerintah tak lagi memilih lockdown seba-gai strategi menghadapi pendemi Covid-19, pilihannya adalah melawan pandemi ini “berhadap-hadapan” dengan mengandalkan protokol kesehatan. Selama ini, orang tua bebas bekerja di luar rumah, ke pasar, ke warung kopi, bahkan ke masjid, lalu pulang ke rumah bertemu dengan anak-anak. Jadi tak ada jaminan Covid-19 tak sampai ke rumah, apabila orang tua tak disiplin dengan prokes.

Karena itu, keputusan Dinas Pendidikan dan Kebu-dayaan Agara cukup menginspirasi daerah dan sekolah lain untuk kembali membuka sekolah, tentu dengan memperketat prokes. Untuk ini, bisa jadi membutuhkan waktu satu bulan melatih anak, pengelola sekolah dan orang tua supaya disiplin dengan prokes di lingungan sekolah. Sukses kembali ke sekolah telah pula dibukti-kan beberapa sekolah/dayah berasrama di Banda Aceh dan Aceh Besar.Sayed Muhammad Husen

Tgk. BileueS h a fSudan pisahkan agama dan negaraUjian bagi politik IslamEtnis Rohingya kembali terdampar di AcehUjian bagi solidaritas muslim sedunia

Kembali ke Sekolahdengan Protokol Kesehatan

“Sesungguhnya Kami telah memberikan karunia sangat banyak kepadamu, maka sholatlah untuk Tuhanmu dan sembelihlah qurban.”(Surat Al Kautsar ayat 1-2)

Urgensi Tauhid dalam Kehidupan MuslimKhatib: Dr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib, Lc, M.Ak, Dosen UIN Ar- Raniry Banda Aceh

Tauhid merupakan pegangan pokok dan sangat penting bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal. Dalam tuntunan Islam, tauhidlah yang akan menghantarkan manu-sia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan sia-sia, tidak dikabulkan oleh Al-lah swt, dan yang lebih berbahaya laga jika amal seseorang dilandasi dengan sifat syirik akan menyeng-sarakannya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana Allah berfi rman :

Artinya : “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepa-da (nabi-nabi) sebelum kamu, jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan terhapuslah amal-mu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. ( QS. al-Zumar ayat 65 dan 66 )

Tauhid bukan sekedar meya-kini dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti tentang keberadaan-Nya. Ib-lis juga percaya bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaaan dan kemahakuasaan Al-lah dengan permintaannya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliyah sebelum Islam juga meyakini bahwa Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Pengua-sa alam semesta ini adalah Allah. Sebagaimana Allah berfi rman :

“Jika kamu tanyakan kepada mereka, siapakah yang mencipta-kan langit dan bumi? mereka akan menjawab, Allah.” (QS. Luqman ayat 25).

Namun kepercayaan mereka dan keyakinan mereka itu be-lum menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat Mus-lim, yang beriman kepada Allah.

Hakikat Tauhid, ialah pemur-nian ibadah kepada Allah, meng-hambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsisten, den-gan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah. Dan sesung-guhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai Rasul yang pertama, hingga Rasul terakhir, yakni Nabi Muhammad sebagaimana fi rman Allah dalam surat al-Zariyat ayat 56:

Artinya : “Dan Aku tidak men-ciptakan jin dan manusia mel-ainkan supaya mereka menyem-bahKu.”

Dalam surat al-Nahl ayat 36: Artinya : “Dan sesungguhnya

Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyeru-kan), Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.”

Sesungguhnya tauhid ter-cermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali ibadah yang sesuai dengan tuntunan rasul saw. Keimanan kepada Allah dan Rasul, tidak sekedar ikrar dengan lisan, pembenaran dengan hati, tetapi di samping itu, keimanan tersebut harus tampak dalam ama-lan-amalan keseharian kita. Kita percaya akan adanya Allah, kita yakin Dia maha melihat tindak tanduk dan prilaku kita, maka kita harus hadirkan dalam jiwa kita bahwa Allah selalu memantau, mencatat kebaikan dan menulis kejahatan yang kita lakukan.

Artinya : “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Sehingga dengan keyakinan ini, kita akan selalu berbuat baik, melakukan kewajiban dan men-juahi laranganNya. Begitu juga ke-tika kita yakin bahwa Muhammad itu sebagai Rasul, maka kita harus taat kepadanya dengan mengikuti segala tuntunan Rasul dan men-jauhi larangannya, sehingga kei-manan yang kita miliki memberi pengaruh positif dalam sikap dan perilaku kita dalam keseharian.

Ketika kita membaca ayat Alquran dalam surat al-Fatihah, “Hanya kepada Engkau kami me-nyembah dan hanya kepada eng-kaulah kami minta pertolongan,” kalimat tersebut bukan hanya jadi slogan-slogan harian, tetapi harus benar-benar kita camkan bahwa Allahlah tempat meminta perto-longan hakiki, baik dalam keadaan senang maupun sempit kita harus hadirkan Allah sebagai tempat kita bermohon. Begitu juga ketika kita ikrarkan bahwa “Allah adalah tempat bergantung” dalam surat al-Ikhlas, maka harus benar-benar yakin dan kita terapkan dalam keseharian kita, Dialah tempat kita meminta, bukan pada manusia.

Tetapi sangat disayangkan, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bergantung pada manusia, hampir dalam segala lini, sebagai contoh ketika kita daftar anak kita di sekolah atau perguruan tinggi, khawatir tidak lulus, kita titip no-mor ujian pada orang yang kita ya-kini bisa membantu. Ikut PNS juga demikian, dan sudah dianggap hal yang biasa, tanpa peduli terhadap

orang lain, tak peduli jika ada orang lain yang terzalimi, karena haknya telah kita rampas secara zalim. Padahal kita yakin bahwa Allah tempat kita bergantung, Dia tidak akan berbuat zalim kepada hamba, dan Allah telah menjamin rezeki bagi tiap makhluknya jika selalu bertawakkal kepada Allah.

Artinya : “Jika kalian bertaw-akkal kepada Allah dengan sebe-nar-benar tawakkal, maka Allah akan memberi rezeki kalian, se-bagaimana Allah memberi rezeki burung, pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang. (Hadis riwayat Ibn Majah).

Maka karena itu, mari kita berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat sebuah keber-hasilan dengan cara-cara yang halal, bukan dengan cara yang tidak benar, tidak dengan melaku-kan perbuatan haram dan men-zalimi orang lain. Jangan karena ingin mengamankan masa depan yang indah, kita tega melakukan hal-hal tidak dibenarkan dalam agama.

Terkadang ketika kita melaku-kan dosa, terbenak dalam hati kita itu cuma persoalan kecil, semoga Allah mengampuni kita. Jangan kita lihat dosa kecil, tapi lihatlah siapa yang kita langgar, setiap dosa yang kita lakukan apakah ke-cil maupun besar, berarti kita telah melanggar aturan Allah, Zat Yang Maha Tinggi, karena itu janganlah kita sepelekan Allah (Bukan dosa kecil yang dilihat, tapi lihatlah sia-pa yang dilanggar).

Mari kita pertegas keimanan kita kepada Allah dengan melaku-kan hal-hal terbaik dalam hidup kita, jika selama ini ada kesala-han dan kezaliman kita lakukan yang merugikan orang lain, ce-pat-cepatlah kita bertaubat. Allah dengan sifat pemurahnya akan mengampuni dosa-dosa kita, seba-gaimana ditegaskan dalam sebuah hadis qudsi, Allah berfi rman:

Artinya : “Hai anak Adam, se-andainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, nis-caya aku berikan kepadamu ampu-nan sepenuh bumi pula.”

Mari kita perbaharui iman kita dengan selalu mengucap kalimat La Ilaha Illalah

dan mengamalkan maknanya, sehingga kita selalu takut jika in-gin melakukan suatu perbuatan yang murkaa, semoga Allah ampu-ni dosa kita semua dan Allah kum-pulkan kita dengan para Nabi dan orang-orang saleh di hari akhirat nanti. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Urgensi Tauhid dalam Kehidupan MuslimDr. Tgk. H. Salman Abdul Muthalib, Lc, M. k, Ar- Raniry Banda Aceh

Page 3: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

3GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020

Dari Abu Musa RA berka-ta: Rasulullah SAW bersab-da, ”Sesungguhnya dianta-ra orang yang diagungkan Allah SWT ialah memulia-kan orang Islam yang tua, orang yang pandai tentang Al Quran yang tidak mera-sa sombong dan tidak meng-abaikannya dan memuliakan penguasa yang adil”. (HR Abu Daud).

Diantara hamba-hamba-Nya ada yang mendapat kedudukan yang tinggi, terhormat dan mulia, sehingga Allah SWT mengagungkan mereka. Mereka yang dia-gungkan Allah SWT ialah:

Pertama, memuliakan orang Islam yang tua. Mereka ditandai sebagai muslim yang lansia, ubanan, panjang akalnya, banyak pengalaman hidupnya, suka memberi-kan petunjuk baik diminta ataupun tidak, akan tetapi dia merasakan bahwa orang-orang tertentu membutuhkan petunjuknya. Keberadaannya memberikan manfaat bagi keluarganya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Dipandang sebagai sesepuh, pemikirannya banyak mem-berikan pencerahan, sehingga ia merupakan panutan.

Kedua, orang yang pandai tentang Al-Quran yang tidak merasa sombong dan tidak mengabaikannya. Orang ini ialah orang yang paham dan mengerti ten-tang isi Al-Quran, memahami ilmu-ilmu yang berkaitan dengan Al-Quran seperti tafsir, asbabun nuzul, nasakh dan mansukh, balaghah, tajwid, dan ilmu qiraat. Tidak sombong dengan ilmu serta ketinggian mutu ilmu peng-etahuan tentang Al-Quran yang dimilikinya juga dia berusaha mengamalkan ilmu-ilmu yang telah didapat dan dipahami secara sempurna, sehingga seluruh ke-hidupannya tertuntun dengan Al-Quran. Al Quran juga menjadi pedoman hidupnya dan berprilaku sesuai den-gan nilai-nilai Al-Quran.

Ketiga, memuliakan penguasa yang adil. Apabila seseorang berada di bawah kepemimpinannya, dia melihat pemimpinnya taat pada Allah SWT dan Rasul-Nya, orang yang adil dalam memimpin dan mengurus rakyatnya, pemimpin yang amanah, sehingga terjamin keselamatan hidup rakyatnya, membantu rakyat yang melarat, mampu mengelola pemerintahan dengan sem-purna, menempatkan pejabat sesuai dengan kemamp-uannya dan pemerintahannya terlindungi dari korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga wajarlah rakyat, apara-tur penegak hukum, serta para pejabat patuh dan tunduk kepada pemimpinnya.

Dengan demikian ketiga golongan orang ini menda-pat kedudukan tinggi dan kemuliaan yang diagungkan Allah SWT, serta menyebabkan mereka menjadi orang-orang yang terhormat dan bermartabat dalam pandan-gan manusia.

Orang yang Diagungkan AllahOleh Prof. Dr. Zainal Abidin Alawy

Penceramah Masjid Raya Baiturrahaman

Banda Aceh (Gema) – Pemilik Warung Nasi Guri dan Nasi Kuning Pak Rasyid, Hafas, meny-etorkan zakatnya melalui Baitul Mal Aceh (BMA) sebesar Rp 46.050.000, Kamis (10/9). Zakat tersebut dijemput lang-sung Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, Rah-mad Raden bersama amil bidang pengumpulan ke tempat usahanya di depan Masjid Raya Baiturrah-man, Banda Aceh.

“Alhamdulillah, Ba-pak Hafas beserta ke-luarga merupakan mu-

zakki tetap Baitul Mal Aceh. Setiap tahun be-liau selalu menghubungi Baitul Mal Aceh untuk menjemput zakatnya,” ujar Rahmad didampingi Kepala Bidang Pengum-pulan, Putra Misbah.

Zakat yang ditunai-kan Hafas terus menin-gkat dari tahun ke tahun. Data dari bidang pen-gumpulan BMA, tahun lalu sebesar Rp 42,5 juta, tahun ini menjadi Rp46 juta. Penjemputan zakat mal tersebut dilaksana di pagi hari. Di tengah kes-ibukannya melayani para

pembeli, Hafas bersama istrinya menyempatkan waktu melayani amil Baitul Mal Aceh yang melaksanakan tuganya.

“Kami ucapkan teri-ma kasih kepada Bapak Hafas yang telah mem-percayai Baitul Mal Aceh selaku lembaga resmi pemerintah Aceh untuk mengelola amanahnya, insya Allah akan kami salurkan kepada yang berhak menerima. Kami doakan semoga rezeki Bapak Hafas semakin berkah dan bertambah,” tambah Rahmad.

Hafas sendiri men-gakui usaha yang ditekun-inya sudah berjalan se-lama 40 tahun. Mereka merupakan generasi ked-ua yang mengelola usaha tersebut dari pengelola pertama orang tua mere-ka, yaitu Pak Rasyid.

“Kami sangat bahagia telah menunaikan kewa-jiban yang diperintah-kan Allah SWT. Tidak ada alasan untuk tidak menyalurkan zakat dari rezeki yang telah Allah titipkan kepada kami. Apalagi kewajibannya hanya 2,5 persen dari

rezeki yang kita diper-oleh,” jelas Hafas.

Hafas juga menguta-rakan mengapa memilih Baitul Mal Aceh seba-gai tempat menyalurkan zakatnya, karena menu-rutnya zakat lebih tera-rah ketika dikelola oleh amil yang amanah. Ia pun merasa sudah lepas dari kewajibannya keti-ka menyalurkan melalui amil resmi.

“Dari pengajian-pen-gajian yang pernah saya ikuti, ada yang membole-hkan menyalurkan sendi-ri, tetapi kita khawatir

tidak tepat sasaran kalau menyalurkan sendiri. Nah, jika zakat kita salur-kan melalui amil itu sudah menjadi tanggung jawab amil, maka sudah selesai tanggung jawab dengan Allah,” tambahnya.

Ia berharap semoga zakat yang ia keluarkan dapat menolong orang lain yang membutuhkan dan diberikan keberkahan selalu dalam usahanya. Terakhir ia mengucap-kan terima kasih kepada amil yang sudah berse-dia menjemput zakatnya setiap tahun.Smh/Rel

Pemilik Warung Nasi Guri Setor Zakat Rp 46 Juta

Badan Komunikasi Pe-muda Remaja Masjid Indone-sia (BKPRMI) berdiri pada 3 September 1977 bertepatan 19 Ramadhan 1397 H di Masjid Istiqamah Bandung Jawa Barat, tercatat beberapa tokoh pen-diri diantaranya Toto Tasmara, Bambang Pranggono, Syamsud-din Manaf dan lain-lain yang saat itu BKPRMI masih bernama BKPMI (Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia). Pada Musyawarah Nasional VI tahun 1993 di Asrama Haji POndok Gede Jakarta BKPMI berganti nama dengan BKPRMI.

Ada dua alasan penting, pertama, suasana dan kegairahan umat Islam dalam beragama serta kehidupan bernegara pasca Orde Lama berada dalam kondisi masih serba curiga, fi tnah, intrik, Islam phobia dari sebagian masyarakat yang disebabkan hasutan aktivis dan simpatisan PKI, sehingga menempatkan umat Islam dalam posisi sulit dan terjepit. Dampaknya adalah, eksistensi dan peran organisasi serta pengalaman agama turun drastis, masjid kosong dan seba-gainya. Situasi prihatin tersebut biasa disebut dengan the dark age (masa suram), padahal umat menginginkan suatu kehidupan yang jaya, the glory age.

Kedua, tantangan dan per-masalahan umat. Umat Islam ketika senantiasa dihadapkan dengan berbagai problema-tika yang datang silih berganti, baik internal maupun eksternal diantaranya masalah sosial dan ideologi, masalah social politik (Islam phobia), masalah sosial ekonomi (kemiskinan), masalah social budaya (westernisasi),

paham komunis, kristenisasi dan sebagainya.

Begitu besar persoalan keu-matan yang dihadapi, sehingga muncullah semangat ruhul jihad perjuangan para mujahid dakwah, para ulama, tokoh, aktivis organisasi dan umat Islam terus melakukan konsolidasi dan haqqul yakin dapat meraih kejayaan izzul Islam wal mus-limin dan terjadi kesepakatan untuk memulai langkah suci dan agung tersebut dari masjid “back to masque and build” (kembali ke masjid seraya memakmurkan-nya).

Solusi di tengah pandemiPandemi Covid-19 masih

mewabah bumi diserang, terlalu mendadak hingga nyaris tak ada negara yang benar-benar siap menerima serangan aneh, namun berpotensi mematikan konon sejenis alien matahari telah menyusup ke seluruh penjuru dunia, mereka dating tak terlihat, dan tiba-tiba saja menyerang ke dalam tubuh umat manusia. Den-

gan kecepatan kilat berpindah ke manusia lain melalui mulut, hidung, atau cairan mata. Ada yang mati, sebagian bertahan hidup walaupun tidak sedikit berangsur berusaha mengum-pulkan kekuatan dan berhasil membunuh alien yang menyusup di tubuh, yang hingga saat ini belum ada vaksin.

Back to mosque dan build tentu dengan mematuhi protokol kesehatan adalah salah satu so-lusi menghadapi masifnya seran-gan pandemi Corana, karena itulah yang dilakukan Rasulullah ketika himpitan persoalan yang dihadapi beliau selalu mendekati diri pada masjid, rumah Allah SWT. Ketika beliau hijrah dari Mekkah ke Madinah mampir ke Quba untuk beristirahat dalam perjalanan yang mencekam dan melelahkan, tapi beliau bersama sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq mendirikan masjid yang kemu-dian diberi nama masjid Quba. Lalu Tiba di Madinah beliau mendirikan masjid Nabawi, ini merupakan suatu isyarat penting dari Rasulullah bahwa masjid merupakan sesuatu yang sangat penting bagi ummat Islam teru-tama di saat pandemi melanda.

Masjid bagi umat Islam sep-erti air bagi ikan. Ikan tidak akan bertahan lama dalam hidupnya kalua dipisahkan dari air, ini artinya jiwa atau ruh keisla-man seorang muslim tidak akan kokoh kalau tidak suka ke masjid dan memakmurkannya.

Selamat milad BKPRMI yang ke 43, mari seluruh Remaja Masjid menjadi pelopor garda terdepan kembali ke masjid dan makmurkan, back to mosque and build.

Back to Mosque and Build

Rekleksi Milad BKPRMI yang ke-43

Oleh H. AkhyarKetua Umum BKPRMI Aceh 2014-2018

gan kecepatan kilat berpindah ke manusia lain melalui mulut, hidung, atau cairan mata. Ada yang mati, sebagian bertahan hidup walaupun tidak sedikit berangsur berusaha mengum-pulkan kekuatan dan berhasil membunuh alien yang menyusup di tubuh, yang hingga saat ini belum ada vaksin.

tentu dengan mematuhi protokol kesehatan adalah salah satu so-lusi menghadapi masifnya seran-gan pandemi Corana, karena itulah yang dilakukan Rasulullah ketika himpitan persoalan yang Oleh H. Akhyar

Page 4: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

4 GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020 WAWANCARA

T Sudah lima bulan lebih proses kegiatan

pembelajaran dilaksana-kan secara daring. Selama

itu pula, muncul berbagai macam permasalahan dan tanggapan mengenai kebijakan tersebut. Pendidikan di Indonesia seakan-akan terombang-ambing akibat pandemi Covid-19. Dampak Covid-19 dalam dunia pendidikan tak hanya dirasakan oleh pe-serta didik, namun juga sangat dirasakan oleh guru dan orang tua.. Para tenaga pendidik yang diharuskan mempersiapkan diri dalam pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR), dan orang tua juga diharuskan membantu dan mendampingi siswa dalam mengi-kuti pembelajaran dari rumah. Simak wawancara singkat warta-wan Tabloid Gema Baiturrahman Indra Kariadi dengan orang tua murid sekaligus Psikolog, Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi

Bagaimana pendapat Anda tentang Belajar Dari Rumah (BDR) sekarang?

Belajar Dari Rumah (BDR) adalah suatu proses belajar yang harus dilakukan dari rumah pada kondisi pandemi saat ini. Menurut saya, belajar dari rumah bukan hanya sekedar siswa mengerjakan tugas di rumah, namun diperlu-kan perencanaan proses belajar yang efektif, sehingga anak-anak akan tetap mampu mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan walaupun tidak belajar di sekolah. Belajar di rumah memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik guru, orang tua, sekolah, ataupun lembaga lainnya. Belajar Dari Rumah (BDR) seharusnya bukanlah mengirimkan tugas kepada siswa dan meminta siswa mengerjakannya tanpa disertai dengan informasi dan penjelasan terkait materi tersebut.

Apa kekurangan dan kelebi-han Sekolah Daring?

Jika kita mengurai kelebihan dan kekurangannya, tentunya kita harus melakukan analisis yang mendalam. Pada kondisi pandem-ic Covid-19 saat ini tentu Belajar Dari Rumah (BDR) merupakan alternatif yang paling aman untuk semuanya. Belajar Dari Rumah (BDR) menstimulus kita baik siswa, orang tua, guru dan se-kolah untuk tidak gagap teknologi dan secara bersama-sama me-manfaatkan teknologi. Namun, masih banyak proses Belajar Dari Rumah (BDR) yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi untuk memberikan

informasi, pengetahuan kepada siswa. Kekurangan Belajar Dari Rumah (BDR) tentunya adalah berkurangnya proses interaksi sosial pada anak-anak, yang mana pada usia perkembangan tertentu mereka masih sangat membutuh-kan. Selain itu perlu dipahami secara bersama terkait konsep Be-lajar Dari Rumah (BDR), apakah hanya memberikan tugas kepada siswa atau Belajar Dari Rumah (BDR) juga bermakna ada proses belajar layaknya anak belajar disekolah. Tentunya ini menjadi PR kita bersama untuk melakukan kajian.

Apa kendala yang dihadapi orang tua?

Untuk saya pribadi, kendala yang saya hadapi adalah memer-lukan proses penyesuaian den-gan materi pelajaran yang harus dipahami oleh anak-anak saya, sehingga membutuhkan waktu pastinya. Selain itu, guru diharap-kan memberikan tutorial ataupun materi kepada siswa agar anak-anak lebih mudah memahami materi yang diberikan. Kendala lainnya adalah sebagai ibu bekerja tentunya saya perlu mengelola waktu dengan baik, agar semua aktivitas dapat terlaksana dengan maksimal.

Solusi yang diharapkan oleh orang tua murid?

Sebagai orang tua saya mengharapkan kerjasama dari semua pihak. Guru dapat memberikan tutorial untuk setiap materi yang diberikan. Tentunya bukan hanya sekedar memberikan tugas, sementara beberapa materi dari tugas tersebut tidak terse-but pada buku text. walaupun semua jawa-ban dari tugas tersebut terse-dia di internet, namun pada usia anak tertentu, tentunya hal terse-but tidak bisa kita lakukan, karena dapat mem-bentuk anak terse-but men-

jadi generasi yang instan.

Ada beranggapan, banyak orang tua seperti tidak memberi dukungan?

Menurut saya, bukan tidak memberikan dukungan, namun memang kita perlu mengidentifi -kasi lagi permasalahannya seperti apa. Umumnya yang terjadi ada-lah orang tua juga kebingungan dengan materi yang diberikan, karena "zamannya" sudah ber-beda, sehingga mungkin orang tua lebih membiarkan anak-anak menikmati aktivitas di rumah saja. Hal ini juga untuk menghindari terjadinya konfl ik, karena baik orang tua dan anak berada dalam situasi yang penuh tekanan.

Apa yang dapat dilakukan guru dalam situasi seperti ini?

Menurut saya, guru perlu menyiapkan materi ajar yang sesuai, bukan hanya memberikan tugas. Materi dapat berupa video tutorial, atau voice note. Secara psikologis, anak-anak yang mendengarkan suara gurunya tentu akan mendapatkan pengala-man berbeda ketika belajar dari rumah. Setinggi apapun pen-didikan orang tua, tentunya tidak akan mampu mengajar anaknya sebagaimana guru mengajar di se-kolah, dikarenakan proses pendid-

ikan pada "zaman" orang tua tersebut berbeda

dengan kondisi sekarang.

Belajar Daring Butuh Kerjasama Semua Pihak

Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi, Psikolog

TTitu pula, muncul berbagai macam permasalahan dan tanggapan mengenai kebijakan tersebut. Pendidikan di Indonesia seakan-akan terombang-ambing akibat pandemi Covid-19. Dampak Covid-19 dalam dunia pendidikan tak hanya dirasakan oleh pe-serta didik, namun juga sangat dirasakan oleh guru dan orang tua.. Para tenaga pendidik yang diharuskan mempersiapkan diri dalam pelaksanaan Belajar Dari Rumah (BDR), dan orang tua juga diharuskan membantu dan mendampingi siswa dalam mengi-kuti pembelajaran dari rumah. Simak wawancara singkat warta-wan Tabloid Gema Baiturrahman Indra Kariadi murid sekaligus Psikolog, Haiyun Nisa, S.Psi., M.Psi

tentang Belajar Dari Rumah (BDR) sekarang?

adalah suatu proses belajar yang harus dilakukan dari rumah pada kondisi pandemi saat ini. Menurut saya, belajar dari rumah bukan hanya sekedar siswa mengerjakan tugas di rumah, namun diperlu-kan perencanaan proses belajar yang efektif, sehingga anak-anak akan tetap mampu mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan walaupun tidak belajar di sekolah. Belajar di rumah memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik guru, orang tua, sekolah, ataupun lembaga lainnya. Belajar Dari Rumah (BDR) seharusnya bukanlah mengirimkan tugas kepada siswa dan meminta siswa mengerjakannya tanpa disertai dengan informasi dan penjelasan terkait materi tersebut.

han Sekolah Daring?

Oleh Dr. Ir.H. Basri A. Bakar, M.Sii k r a h

“Maka barangsiapa yang menghara-pkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu

apapun dengan-Nya dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi : 110)

Menjaga Akidah

Akidah secara bahasa artinya ikatan. Sedan-gkan secara istilah akidah artinya keyakinan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. Dalam pengertian agama maka pengertian akidah ada-lah kandungan rukun iman.

Para Nabi dan Rasul sangat memperhatikan perbaikan akidah ummatnya sebagai prioritas pertama dakwah mereka, karena amalan tidak akan diterima oleh Allah apabila tercampuri dengan kesyirikan. Oleh karena itu dakwah per-tama yang diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka, adalah soal akidah yang mantap untuk hanya menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.

Begiu pentingnya akidah, menjelang wa-fatnya, Nabi Ya'kub a.s sempat berwasiat kepa-da anak-anaknya. Wasiat itu, menegaskan agar anak-anaknya senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak menyekutu-kannya dengan yang lain, sebagaimana diabadi-kan dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 133.

''Adakah kamu hadir ketika Ya'kub kedata-ngan (tanda-tanda) sakaratul maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya; 'Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?' Mereka men-jawab; 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan Nenek Moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya'.''

Demikian pula bagaimana tatakala Luk-manul Hakim memberi nasehat kepada anak-anaknya. Firman Allah : "Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anak-ku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luq-man : 13)

Terkait menjaga akidah, maka sikap yang perlu dibangun untuk membentengi aqidah gen-erasi muda antara lain melalui pondasi agama yang kokoh dari pendidikan keluarga, sekolah, pesantren. Selanjutnya pendidikan aqidah yang lurus sebagaimana diajarkan Rasullullah ber-landaskan Al Quran, Sunah, Ijma’ dan qiyash. Sebab di era globalisasi sekarang ini berbagai paham mudah saja merasuki anak-anak dan generasi kita. Kadangkala mereka tidak pa-ham untuk menyaring terhadap informasi yang menyesatkan.

F

Menjaga Akidah

Page 5: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

5GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020

Kepala bagian TataUsaha Kanwil KemenagAceh, H. Saifuddin, SE,meninjau pembangunansejumlah gedung yangdibangun dengan meng-gunakan dana SBSN diMadrasah Insan Cendekia(MAN) IC Aceh Timur,Selasa (14/5) sore.

Dalam kesempatantersebut, Saifuddin melihatlangsung pembangunangedung Laboratorium danAsrama milik Madrasahtersebut yang bersumberdari SBSN.

Shulfan menjelaskan,pembangunan gedungtahun 2018 itu akan segaradi fungsikan dan laporanpelaksanaan kegiatan jugatelah disampaikan kepadaDitjen Pendis Kemenag RI.

Selain itu Shulfan jugamengajak masuk ke setiapruangan tersebut dan jugamenunjukkan master planMAN IC kepada Kabag TU.

Dalam kesempatantersebut Kabag TU melihatlangsung bangunan yangada disana dan berdiskusi

Saweu MAN Insan Cendekia,Kabag TU Beri Motivasi untuk Siswa

dengan Kepala MAN IC.Ia menyarankan agar

bangunan tersebut terlihatlebih rapi supaya melaku-kan penghijauan di sekilil-ing bangunan.

Setelah mengelilingi ko-mplek MAN Insan Cendikia,H. Saifuddin, SE memotiva-si para Siswa siswi di Mush-allah kampus madrasah set-empat. Dalam kesempatantersebut, Saifuddin berbagipengalaman saat ia masihhonorer di Kanwil KemenagAceh merangkap sebagaitukang sapu sampai saat inidiamanahkan menjadi KabagTU kanwil Kemenag Aceh.

“Semua kita memiliki cata-tan sejarah dalam kehidupan,melewati masa pahit untukmerasakan yang manis, men-iti tangga kehidupan, itulahperjuangan menuju kesuk-sesan, tidak mungkin kitamenggapainya begitu sajatanpa ada pengorbanan,”demikian disampaikan Ka-bag TU, Saifuddin, SE dalamceramah Ramadhan di MANIC Ba’da Ashar.

Untuk itu, ia meminta ke-

pada para siswa agar tidakmengenal kata bosan dalammenuntut ilmu, karena apayang ditanam hari ini kelakakan kita tuaikan hasilnya.“Maka rajin rajinlah menun-tut ilmu, apalagi godaanakhir akhir ini lebih besardibanding dulu, saat ini ban-yak lalai dengan HP dan

game,” pesan Saifuddin.Ia mengatakan bahwa

dalam diri setiap diri manusiayang ada sekarang pasti adasentuhan orang-orang seki-tar kita, tidak mungkin kitaberhasil tanpa andil merekadalam proses menuju ke jen-jang yang lebih tinggi, itulahorang tua, guru, dan teman-

teman, walau kita saat itumerasa ngak nyaman saatmenghadapinya, apalagiguru yang sering menegur.

“Maka belajarlah den-gan rajin, maka tidak akanmerugi, hormatilah selaluguru guru kita,” sambungSaifuddin.

Ia mengapresiasi kegia-

tan MAN IC Aceh Timur se-lama Ramadhan yang melak-sanakan program tahfidh alQur an, sehingga para siswadapat mengisi Ramadhandengan kegiatan yang san-gat bermanfaat. Hadir padakesempatan tersebut, dewanguru beserta seluruh siswasiswi MAN IC. nur/rel

A da sebuah berita me-narik perhatian yang dimuat di beberapa Media jum’at pekan

lalu, ‘Ribuan Khatib Jumat di Aceh Sosialisasi Cegah Cov-id-19.’. Judul berita tersebut dinilai bahwa masjid punya peran dan fungsi dalam peang-gulangan pandemi seperti saat sekarang. Artinya, Masjid dan khatib pada hari jumat biasanya, di atas mimbar sudah rutinitas, tema dan judul khutbah hanya diperbincangkan soal fi qh dan ibadah semata. Akan tetapi, hari itu ribuan Masjid dan khatib menyampaikan tema khutbah yang sama.

Kepala Biro Humas dan Pro-tokol Setda Aceh Muhammad Iswanto, kepada sejumlah media mengatakan, ribuan khatib Jumat yang tersebar di seluruh masjid yang ada di Provinsi Aceh meny-ampaikan pesan-pesan untuk mencegah penyebaran Covid-19 pada puncak gerakan Gebrak Masker Aceh (GEMA) pada 4 September kemarin.

“Ada sebanyak 3.883 Mas-jid di seluruh Aceh, pada hari Jumat ini materi khutbah diisi dengan materi penerapan pro-tokol kesehatan dalam upaya memotong mata rantai penye-

baran Covid-19 di Aceh,” kata Iswanto.

Gerakan sosialisasi penggu-naan masker merupakan tindak lanjut dari amanat Presiden Re-publik Indonesia Joko Widodo, untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat akan pent-ingnya pencegahan Covid-19 dengan menggunakan masker. Hal itu juga telah ditetapkan dalam Surat edaran Menteri Dalam Negeri nomor 440/3592/BPD dan Surat Keputusan Gu-bernur Aceh Nomor 440/12518.

Imum Masjid Jamik Al- Muanawarah Gampong Cot Geundreut, Tengku H Syam-wil Puteh, mengatakan seruan gerakan pencegahan penularan Covid-19 melalui aksi GEMA sangat tepat dilakukan saat ini, mengingat lonjakan kasus positif virus korona terus men-ingkat di Aceh.

“Gerakan ini sangat bagus dilakukan saat ini, apalagi jika dilihat kembali dengan kondisi pandemi korona yang makin pa-rah dan bertambah sekarang ini,” kata Tengku H Syamwil Puteh.

Pimpinan Pesantren Darul Muta’alimin, Blang Bintang tersebut mengatakan, sudah menjadi kewajiban bersama se-bagai umat muslim untuk saling

menjaga dan mengingatkan sesama umat akan pentingnya pencegahan Covid-19 dengan memakai masker.

“Dalam agama kita (Islam) sudah mewajibkan kita untuk saling mengingatkan. Kami se-laku Tengku Imum juga selalu ingatkan kepada seluruh jamaah untuk senantiasa jaga keseha-tan dan cegah Covid-19 salah satunya dengan pakai masker,” ujarnya.

Syamwil Puteh menjelaskan, dalam Islam sendiri sudah diten-tuka bahwa seorang umat tidak boleh melakukan sesuatu yang membahayakan diri sendiri atau-pun orang lain. Artinya melaku-kan sesuatu yang membahayakan sangat dilarang di dalam syari’at baik itu secara lisan maupun per-buatan.

“Jadi gerakan ini adalah ikh-tiar kita bersama, dengan pakai masker, selalu cuci tangan, dan jaga jarak,” ujarnya

Menurutnya, langkah Pemer-intah Aceh dalam melakukan sosialisasi penggunaan masker secara masif sudah sepatutnya dan tepat dilakukan, sehingga masyarakat Aceh yang notabene umat muslim lebih sadar dan leb-ih disiplin menerapkan protokol kesehatan sebelum terjadi leda-

kan kasus yang lebih besar. “Kalau bisa diefekitifkan

lagi keseluruhan pelosok-pelosok gampong yang mana pengetahuan masyarakat terkait Covid-19 masih rendah, agar tidak ada lagi korban yang ber-jatuhan,” pungkasnya.

Sementara itu, Taufi k salah satu jama’ah di Masjid Jamik Al-Munawarah mengatakan, sangat mendukung langkah yang dilakukan pemrintah Aceh dalam mencegah penularan Covid-19, seperti halnya gera-kan GEMA.

“Gerakan ini sangat mem-bantu memberikan informasi dan pemahaman baru terkait Covid-19, apalagi penyampaian pesan melalui perspektif Aga-ma,” kata dia.

Bantu Ribu Masker Panglima Komando Ope-

rasi Angkatan Udara, Marsekal Muda TNI, Ir. Tri Bowo Budi Santoso, MM, M.Tr.Han, meny-erahkan Bantuan Sosial berupa, 3000 masker kain, Alat Pelind-ung Diri (APD), Sprayer, dan bantuan sembako untuk Keluar-ga Besar Masjid Raya Baiturrah-man, Banda Aceh, Selasa ( 8/9) subuh kemarin.

Penyerahan ribuan masker dan sembako tersebut, dit-

erima langsung oleh Kepala UPTD Masjid Raya, Drs. Tgk. H. Ridwan Johan, yang juga Wakil Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman.

Pada kesempatan itu, Pang-dam mengingatkan para jamaah, agar senantiasa selalu untuk berikhtiar dan berdua, serta tetap setia dengan mengenakan masker. Dengan selalu memakai masker, kata Hasanuddin salah satu cara memutuskan mata ran-tai penyebaran virus Corona di wilayah Aceh.

Ia mengaku bahagia dapat bertemu dengan para jamaah dan keluarga Masjid Raya, serta membantu 3000 masker dan bansos untuk Masjid Raya, “pada kesempatan ini saya sen-ang dapat menyalurkan bansos untuk Masjid Raya, semoga dapat meringankan beban kita semua di masa-masa sulit sperti ini,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, pro-gram bantuan sosial tersebut merupakan bentuk Pengabdian TNI Polri, dengan mengusung tema, ‘hidup produktif dan Aman Covid 19’. Untuk itu, dalam menghadapi situasi sekarang, diharapkan dapat menjaga untuk berdisiplin dan patuh protokol kesehatan Covid-19.Marmus

Peran Masjid Tanggulangi Covid-19

Banda Aceh (Gema) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketena-gakerjaan (BP Jamsostek) Cabang Banda Aceh me-nyerahkan secara simbolis paket sarapan pagi kepada para khadam Masjid Raya Baiturrahman yang diterima oleh Kepala UPTD Pen-gelola Masjid Raya Baitur-rahman, Tgk H. Ridwan Johan (7/9).

Adapun pembagian makanan penambah gizi tersebut dalam rangka memperingati hari pelanggan yang jatuh pada tanggal 4 september lalu. Hal tersebut disampaikan oleh kepala BP Jamsostek Cabang Banda

Aceh, Awalul Rizal, mengata-kan bahwa program tersebut sudah dimulai sejak tanggal

4 september dan masih akan berlanjut beberapa waktu kedepan.

“Hari ini merupakan hari kedua program tersebut berja-lan setelah sebelumnya kita membagikan jus dan vitamin kepada pelanggan yang da-tang ke kantor dengan tujuan klaim,” jelasnya.

Awalul menambahkan bahwa setiap tahunnya BP JamsostekCabang Banda Aceh selalu memilik ipro-gram yang berbeda dalam memperingati hari pelang-gan. Khusus untuk tahun ini dengan mengikuti protokol kesehatan salah satunya den-gan tidak menggelar kegiatan yang menghadirkan banyak masa.

Menurutnya, kehadiran BP Jamsostek ini selain untuk

memberi pelayanan kepada masyarakat juga sebagai bentuk silaturrahmi dengan para pengurus masjid serta para khadam yang tetap harus bekerja meski dalam masa pandemi.

Adapun yang menjadi sasaran penerima menu sara-pan pagi pada hari ini adalah para khadam MRB yang ber-tugas. Sebanyak kurang lebih 120 paket sarapan diberikan melalui pengurus masjid.

“Semoga dengan hadirnya BP Jamsostekdi masyarakat dapat memberi manfaat serta jaminan khususnya bagi seluruh tenaga kerja yang ada di lingkungan masjid,” harapnya.Liza

FOTO / ISTBAGI-BAGI BUBURMemperingati Hari Pelanggan Nasional 2020, BPJS Ketenagak-erjaan Cabang Banda Aceh membagi-bagikan bubur kepada kh-adam/karyawan Masjid Raya Baiturrahman, Senin (8/9).

BP Jamsostek Bagi-Bagi Sarapan Pagi untuk Khadam MRBBP Jamsostek Bagi-Bagi Sarapan Pagi untuk Khadam MRB

Page 6: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

6 GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 20204

GEMA JUMAT, 8 NOVEMBER 2019GEMA JUMAT, 8 NOVEMBER 2019GEMA JUMAT, 8 NOVEMBER 2019GEMA JUMAT, 8 NOVEMBER 2019

DI saat hujan sedang deras de-rasnya dan di saat angin sedang gemuruhnya dan di saat itu pula rindu sedang menggebu.... Rindu akan suasana yang dulu pernah dilalui .... Rindu akan senyum dan tawa teman sejawat dan anak did-ikku, ketika melihat tingkah dan ulah mereka, ya.... Rinduku kali ini terfokus pada kerinduan akan suasana ketika disekolah dan rindu akan aktivitas seperti biasanya....Semua terjadi bukan karena tidak ada sebabnya. Kerinduan yang mungkin sedang dirasakan oleh setiap insan rindu akan aktivitas sehari-hari yang sering dilalui, rindu akan silaturrahmi pada orang tua dan sanak famili, rindu akan teman-teman yang selalu setia menemani kala senang maupun sedih...Rindu pada siswa dan siswi yang selalu membawa keceriaan pada hati, dan tentunya kerinduan akan suasana yang penuh dengan keharmonisan, tanpa pernah pedu-li dan curiga akan apa yang terjadi setelahnya.

Pagi itu tepatnya hari Senin, tanggal 24 Agustus, cuaca sedikit mendung, kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan le-wat lima belas menit, dan seperti biasanya kegiatanku sehari hari masih mengajar secara DARING,

kubuka pintu kelasku, dan mu-lai membuat vidio pembelajaran sampai selesai, tiba-tiba telponku berdering. Assalamualaikum ka-taku, waaa....alai...ku...m sa...lam, ibuuuuuuu, kepingin se-kolaaaaaaah, aku gak mau be-lajar sama mama.....mamaku marah marah.....aku mau jumpa ibuuuuuu, ibu...... aku mau sama ibu belajar, boleh buuuuuuu ya....boleh buuuuuu, suara Azilla me-nangis, anak didikku, anak yatim orang tuanya tidak mampu, Cuma HP jadul ada, tidak punya android untuk mengikuti Daring lewat Whatshap.

Beberapa menit kemudi-an, dengan penuh semangat ku ayunkan langkaku dan pastinya mengikuti perotokol kesehatan, untuk berangakat ke rumah Azil-la seorang anak yatim, sesampai di depan rumah, betapa miris-nya hatiku, karena keadaan rumah Azilla sangat memprihatinkan. Kutarik napas panjang dan kuke-tuk pintu, tok...tok.... ku ucapkan Assalamu’alaikum, lalu Azilla keluar dan memelukku sangat erat seolah-olah tidak ingin lagi berpisah dan sambil menangit Azilla berkata, ibuuuuuuu, aku rindu ibuuuuu, aku rinduuuuu temaaaan-temaaaan. ibuuuuuu

kapan sekolaaaaaah ?????, sam-bil berderai air mata kutenang-kan Azilla dan kulepas pelukan-nya dan kutatap wajahnya, naaak Azilla sayaaaaang semua orang rindu sekolah, rindu teman –te-man, rindu suasana kelas, tapi kita harus sabar, dan tetap berdo’a kepada Allah bahwa Copid-19 ini akan segera berlalu, dan kita bisa sekolah kembali, sabar ya sayaaaang, ibu sayang Azilla, ibu sayang semua teman-teman. tetap belajar ya.... naaaaak lain kali ibu datang lagi.

Kulihat jam tanganku menun-jukkan pukul sebelas siang dan kembali ke sekolah, karena ban-yak sekali tugas yang harus saya selesaikan, yaitu memeriksa tu-gas anak-anak, mengecek peserta didik yang belum mengirimkan tugas, membuat laporan belajar DARING dan sebagainya yang kadang kala tidak sempat dibuat di sekolah, dan dibawa pulang ke rumah, sampai di rumah juga sibuk menemani anak sendiri sebagai guru kedua menjelas-kan materi pelajaran yang tidak mengerti.

Keadaan seperti ini sungguh-lah berbeda dan semuanya tidak sesuai dengan apa yang diharap-kan, bukan tidak ada penyebab

atau pelajaran didalamnya, kare-na kita juga harus meyakini bah-wa setiap kejadian atau peristiwa tentu ada hikmah dibalik itu se-mua. Kita hanya perlu sabar dan bertawakkal serta yang paling terpenting saat ini adalah mey-akinkan diri sendiri dan keluarga bahwa semuanya akan baik-baik saja, tentunya apabila selalu mengikuti anjuran protokol kes-ehatan dan kebijakan pemerin-tah. Ya... pastinya Rindu ini akan terobati apabila situasi ini sudah berlalu, keadaan aman dan kon-dusip, kapan itu ??? Yakinlah bahwa badai pasti berlalu.

Sebagai ummat yang beri-man kepada Allah Swt meyakini dengan sepenuh hati bahwa kead-aan seperti ini sudah diatur oleh Allah Swt, kita harus mengambil pelajaran sisi positifnya, pasti-kan Husnuzon kepada Allah Swt, karena barangkali Allah Swt se-dang mengInstal bumi yang se-belumnya penuh dengan polusi, maka in syaa Allah Swt ketika penyakit Covid-19 ini di angkat kembali oleh Allah Swt bumi ini kembali bersih, dan semua um-mat manusia kembali intropeksi diri, bermuhasabah kepada Al-lah Swt, karena Allah Swt jualah yang maha pengampun atas

segala dosa setiap insan, apalagi momennya sekarang bulan penuh dengan ampunan.

Hari pendidikan Nasional ta-hun ini kita masih di rumah saja, mari kita merenung dan berdo’a mudah-mudahan muttu pendidi-kan tidak merosot karena situasi ini, dan walaupun acara HARDIK-NAS tanpa seremonial seperti bi-asanya maka semua guru dan anak-anak indonesia do’a kita adalah “ TETAP SEMANGAT ANAK- ANAK INDONESIA, IN SYAA ALLAH SWT SEMUA KITA DILINDUNGI DARI SEGALA BAHAYA DAN DOSA”. dan wa-laupun masih belajar di rumah, belum bertemu dengan guru tapi komunikasi selalu berjalan dengan baik , kita yakin juga siswa dan siswi kita sangat merindukan gu-runya.

Marilah momen kerinduan ini kita jadikan pelajaran untuk kita memperbayak mengingat Allah Swt, semoga canda tawa anak-anak yang biasanya ramai riuh mereka, belajar bersama, suka duka bersama mengerjakan tugas, bersama guru bisa kita rasakan kembali. Anak didik ku kami mer-indukanmu....

Banda Aceh, 8 September 2020

KerinduankuC E R P E N Oleh Masniar,S.Ag (Guru SD Muhammadiyah 1)

DI saat hujan sedang deras de-rasnya dan di saat angin sedang gemuruhnya dan di saat itu pula rindu sedang menggebu.... Rindu akan suasana yang dulu pernah dilalui .... Rindu akan senyum dan tawa teman sejawat dan anak did-ikku, ketika melihat tingkah dan ulah mereka, ya.... Rinduku kali ini terfokus pada kerinduan akan suasana ketika disekolah dan rindu akan aktivitas seperti biasanya....Semua terjadi bukan karena tidak ada sebabnya. Kerinduan yang mungkin sedang dirasakan oleh setiap insan rindu akan aktivitas sehari-hari yang sering dilalui, rindu akan silaturrahmi pada orang tua dan sanak famili, rindu akan teman-teman yang selalu setia menemani kala senang maupun sedih...Rindu pada siswa dan siswi yang selalu membawa keceriaan pada hati, dan tentunya kerinduan akan suasana yang penuh dengan keharmonisan, tanpa pernah pedu-li dan curiga akan apa yang terjadi setelahnya.

Pagi itu tepatnya hari Senin, tanggal 24 Agustus, cuaca sedikit mendung, kulihat jam dinding menunjukkan pukul delapan le-wat lima belas menit, dan seperti biasanya kegiatanku sehari hari masih mengajar secara DARING,

kubuka pintu kelasku, dan mu-lai membuat vidio pembelajaran sampai selesai, tiba-tiba telponku berdering. Assalamualaikum ka-taku, waaa....alai...ku...m sa...lam, ibuuuuuuu, kepingin se-kolaaaaaaah, aku gak mau be-lajar sama mama.....mamaku marah marah.....aku mau jumpa ibuuuuuu, ibu...... aku mau sama ibu belajar, boleh buuuuuuu ya....boleh buuuuuu, suara Azilla me-nangis, anak didikku, anak yatim orang tuanya tidak mampu, Cuma HP jadul ada, tidak punya android untuk mengikuti Daring lewat Whatshap.

Beberapa menit kemudi-an, dengan penuh semangat ku ayunkan langkaku dan pastinya mengikuti perotokol kesehatan, untuk berangakat ke rumah Azil-la seorang anak yatim, sesampai di depan rumah, betapa miris-nya hatiku, karena keadaan rumah Azilla sangat memprihatinkan. Kutarik napas panjang dan kuke-tuk pintu, tok...tok.... ku ucapkan Assalamu’alaikum, lalu Azilla keluar dan memelukku sangat erat seolah-olah tidak ingin lagi berpisah dan sambil menangit Azilla berkata, ibuuuuuuu, aku rindu ibuuuuu, aku rinduuuuu temaaaan-temaaaan. ibuuuuuu

kapan sekolaaaaaah ?????, sam-bil berderai air mata kutenang-kan Azilla dan kulepas pelukan-nya dan kutatap wajahnya, naaak Azilla sayaaaaang semua orang rindu sekolah, rindu teman –te-man, rindu suasana kelas, tapi kita harus sabar, dan tetap berdo’a kepada Allah bahwa Copid-19 ini akan segera berlalu, dan kita bisa sekolah kembali, sabar ya sayaaaang, ibu sayang Azilla, ibu sayang semua teman-teman. tetap belajar ya.... naaaaak lain kali ibu datang lagi.

Kulihat jam tanganku menun-jukkan pukul sebelas siang dan kembali ke sekolah, karena ban-yak sekali tugas yang harus saya selesaikan, yaitu memeriksa tu-gas anak-anak, mengecek peserta didik yang belum mengirimkan tugas, membuat laporan belajar DARING dan sebagainya yang kadang kala tidak sempat dibuat di sekolah, dan dibawa pulang ke rumah, sampai di rumah juga sibuk menemani anak sendiri sebagai guru kedua menjelas-kan materi pelajaran yang tidak mengerti.

Keadaan seperti ini sungguh-lah berbeda dan semuanya tidak sesuai dengan apa yang diharap-kan, bukan tidak ada penyebab

atau pelajaran didalamnya, kare-na kita juga harus meyakini bah-wa setiap kejadian atau peristiwa tentu ada hikmah dibalik itu se-mua. Kita hanya perlu sabar dan bertawakkal serta yang paling terpenting saat ini adalah mey-akinkan diri sendiri dan keluarga bahwa semuanya akan baik-baik saja, tentunya apabila selalu mengikuti anjuran protokol kes-ehatan dan kebijakan pemerin-tah. Ya... pastinya Rindu ini akan terobati apabila situasi ini sudah berlalu, keadaan aman dan kon-dusip, kapan itu ??? Yakinlah bahwa badai pasti berlalu.

Sebagai ummat yang beri-man kepada Allah Swt meyakini dengan sepenuh hati bahwa kead-aan seperti ini sudah diatur oleh Allah Swt, kita harus mengambil pelajaran sisi positifnya, pasti-kan Husnuzon kepada Allah Swt, karena barangkali Allah Swt se-dang mengInstal bumi yang se-belumnya penuh dengan polusi, maka in syaa Allah Swt ketika penyakit Covid-19 ini di angkat kembali oleh Allah Swt bumi ini kembali bersih, dan semua um-mat manusia kembali intropeksi diri, bermuhasabah kepada Al-lah Swt, karena Allah Swt jualah yang maha pengampun atas

segala dosa setiap insan, apalagi momennya sekarang bulan penuh dengan ampunan.

Hari pendidikan Nasional ta-hun ini kita masih di rumah saja, mari kita merenung dan berdo’a mudah-mudahan muttu pendidi-kan tidak merosot karena situasi ini, dan walaupun acara HARDIK-NAS tanpa seremonial seperti bi-asanya maka semua guru dan anak-anak indonesia do’a kita adalah “ TETAP SEMANGAT ANAK- ANAK INDONESIA, IN SYAA ALLAH SWT SEMUA KITA DILINDUNGI DARI SEGALA BAHAYA DAN DOSA”. dan wa-laupun masih belajar di rumah, belum bertemu dengan guru tapi komunikasi selalu berjalan dengan baik , kita yakin juga siswa dan siswi kita sangat merindukan gu-runya.

Marilah momen kerinduan ini kita jadikan pelajaran untuk kita memperbayak mengingat Allah Swt, semoga canda tawa anak-anak yang biasanya ramai riuh mereka, belajar bersama, suka duka bersama mengerjakan tugas, bersama guru bisa kita rasakan kembali. Anak didik ku kami mer-indukanmu....

Banda Aceh, 8 September 2020

KerinduankuDI saat hujan sedang deras de- kubuka pintu kelasku, dan mu- kapan sekolaaaaaah ?????, sam-

KerinduankuKERINDUANKERINDUANC E R P E NC E R P E NKERINDUANKERINDUANC E R P E NKERINDUANKERINDUANC E R P E NC E R P E NC E R P E N Oleh Masniar,S.Ag (Guru SD Muhammadiyah 1)Oleh Masniar,S.Ag (Guru SD Muhammadiyah 1)Oleh Masniar,S.Ag (Guru SD Muhammadiyah 1)Oleh Masniar,S.Ag (Guru SD Muhammadiyah 1)

Halaman 6 aja atau di tempat halaman putih

elama pandemi Covid-19, bisnis online semakin

meningkat. Dari ruang tamu di rumah, siapa pun

bisa berbisnis menjual jilbab, gamis, baju, tas, sepatu dan lain-lain. Barang-barang yang dijual di online relatif murah sebab tidak membayar sewa toko, tidak mem-bayar pajak dan biaya-biaya lain.

Pada mulanya saya tidak tertarik menonton bisnis di online. Suatu hari, saya membuka link jual beli tersebut. Yang menarik yakni pen-jual menyebutkan tas ini ada cacat (rusak) di tali. Atau ada noda di lengan kanan baju sambil memper-lihatkan cacat tersebut.

Disebutkan juga tas ini asli, KW alias palsu. Mereka dengan mahir menerangkan jika tas asli sekian

juta namun karena tas palsu, dijual sekitar Rp 200 ribu. Jika pembeli tertarik, order dan transfer ke pen-jual. Dalam tiga hari, jika pembeli tinggal di Jawa, barang yang dipe-san sudah di rumah.

Dalam Islam, penjual dan pembeli yang jujur sangat diutama-kan. Suatu ketika Rifa’ah keluar bersama Rasulullah ke lapang dan melihat sedang ada transaksi jual beli. Nabi menyeru, “Wahai para pedagang!” Orang-orang pun mem-perhatikan seruan Rasulullah. Nabi bersabda.

“Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti sebagai orang-orang fajir (jahat) kecuali pedagang yang ber-takwa pada Allah, berbuat baik dan berlaku jujur” (HR. Tirmidzi dan

Ibnu Majah).Antara penjual dan pembeli

harus jujur. Barang yang dijual harus diutarakan kelemahannya, apa saja cacatnya agar pembeli tidak kecewa di rumah. bayang-kan betapa kecewanya pembeli ketika mengupas buah-buahan di rumah yang sudah busuk di dalam. Penjual hanya bisa sekali menipu pembeli selebihnya pembeli akan membuat maklumat hati-hati mem-beli barang pada pulan dan seba-gainya. Di zaman medsos, sangat gampang integritas penjual tersebar ke pembeli.

“Rasulullah melewati setum-puk makanan, lalu memasukkan tangannya ke dalamnya, kemu-dian menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya,

Bisnis Onlinemeningkat. Dari ruang

tamu di rumah, siapa pun S

Mengajar merupakan bagian ke-hidupan seorang guru. Kebiasaan yang dilakukan sehari-hari sudah menjadi tuntutan dan tuntunan bag-inya. Sehari tidak mengajar, seakan ada sesuatu yang belum diselesai-kannya. Meskipun terkadang sakit, namun tetap berusaha mengajar. Kebutuhan mengajar merupakan naluri guru.

Murid dan guru saling membu-tuhkan. Bukan hanya murid yang membutuhkan pengetahuan dari guru. Guru pun membutuhkan tem-pat “mencurahkan” pengetahuan-nya. Ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon tidak berbuah. Ilmu juga ibarat burung, semakin kita sayangi semakin jinak.

Namun bila ilmu tidak diguna-kan, maka dia akan hilang dengan sendirinya. Berbeda dengan harta

yang kita miliki. Bila harta kita beri-kan kepada orang lain, maka harta kita akan berkurang. Tetapi bila ilmu yang kita berikan semakin lama se-makin bertambah. Orang berharta akan menjaga hartanya, tetapi orang yang berilmu, ilmulah yang men-jaganya. Subhanallah. Oleh karena itu, orang yang berilmu diangkat de-rajatnya oleh Allah SWT.

Karena membutuhkan tempat mentransfer pengetahuan, dimasa pandemi ini guru merasa terkekang. Tidak bisa berbuat banyak, kecuali mengikuti prosedur yang ditetap-kan pemerintah, demi keselama-tan bersama. Jiwa guru bisa juga memberontak. Andaikan punya kemampuan ingin rasanya keluar dari kemelut yang berkepanjangan ini. Melepaskan diri dari belenggu pandemi yang tidak tahu kapan be-

rakhir.Ibarat mimpi di siang bolong.

Hati bertanya, benarkan kenyataan ini terjadi atau hanyalah sekedar mimpi buruk. Semoga saja kita ce-pat terbangun dari tidur, agar mimpi segera berlalu. Kita berharap ketika terbangun keadaan sudah normal kembali.

Sungguh guru merindukan mu-rid-muridnya. Ingin melihat kemba-li wajah mereka satu persatu. Men-gawasi tingkah laku mereka yang terkadang menjengkelkan. Itulah bagian dari tugas guru, yang men-jengkelkan menjadi mengasikkan, yang menyusahkan menjadi meny-enangkan. Apapun yang dilakukan guru tujuannya satu: mencerdaskan anak bangsa.Juairiah, guru dan alumni MAS Darussyariah, tinggal di Aceh Besar

Naluri Guru Masa Pandemi

SAFARI SHUBUH ARAFAHHari/Tanggal : Ahad, 13 September 2020Tempat : Masjid Al Fitrah, Asrama PHB LamprietImam : Ust. Khalidillah, MAPenceramah : Ust. Gamal Achyar, Lc, M.Sh

SHUBUH BERJAMA AH

“Apa ini wahai pemi-lik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau ber-sabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat meli-hatnya? Ketahuilah, ba-rangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim).

“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban).

Bagaimana jika transaksi dibatalkan oleh pembeli? Islam mengatur bahwa ba-rangsiapa yang mener-ima pembatalan tran-saksi yang diminta oleh seorang muslim maka Allah akan memaafkan kesalahan-kesalahannya pada hari kiamat nanti.’

[(HR Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Baihaqi dari Abu Hurairah

Jual beli dalam Islam tidak sebatas melepaskan barang oleh penjual dan menerima uang dari pembeli. Pedagang dan pembeli yang jujur ada kaitan dengan masa kini dan akhirat. Bukan sekadar mencari laba dan meng-hindari rugi oleh pen-jual. Berbisnis bukan selesai pada perkara untung atau rugi. Na-mun yang utama adalah apakah penjual dan pembeli memilih mau ke surga atau neraka?

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa Rasulull-ah bersabda, “Seorang pedagang Muslim yang amanah akan (dikum-pulkan) bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang syahid di surga.”Murizal Hamzah

Naluri Guru Masa Pandemi

Page 7: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

7GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 2020

Suka Duka..............Sambungan dari Hlm 1

Guru sendiri dituntut pula harus kreatif dan selalu berino-vasi dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan.

Lebih lanjut, ia mengatakan, beberapa pembelajaran yang dilakukan seperti penggunaan berbagai aplikasi seperti google classroom, zoom meeting, mi-crosoft 365, video pembelaja-ran, dan lain-lain. Keunggulan pembelajaran daring, kata dia, peserta didik dapat belajar di-mana saja, dengan siapa saja. Ia mencontohkan, misalnya guru kedua yaitu ayah bundanya, guru privat, kakak dan lain- lain, peserta didik juga bisa belajar kapan saja. Sehingga, mereka merdeka belajar karena pemb-elajaran menjadi luwes dan tidak kaku, pembelajaran dar-ing meningkatkan kemampuan tekhnologi peserta didik men-jadi lebih meningkat.

Penyampaian pembelaja-ran dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan sistem jaringan internet, peserta didik memiliki keleluasan untuk mempelajari materi atau bahan ajar secara mandiri dengan memanfaatkan bahan ajar yang tersimpan se-cara online, kegiatan diskusi berlangsung secara online dan offl ine dan berlangsung diluar jam pelajaran, kegiatan diskusi berlangsung baik antara peserta didik dengan guru maupun anta-ra antar peserta didik itu sendi-ri, guru dapat mengelola dan mengontrol pembelajaran yang dilakukan peserta diluar jam pelajaran peserta didik, pengajar dapat meminta kepada peserta didik untuk mengkaji materi pelajaran sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung dengan menyiapkan tugas-tugas pen-dukung, dan target pencapaian materi-materi ajar dapat dicapai sesuai dengan target yang hen-dak ditetapkan.

“selama ini kesulitan yang di-alami guru dalam pembelajaran daring adalah ketidaklancarann-ya jaringan internet, keterbatasan kuota internet, keterbatasan ket-erampilan dan kemampuan guru dalam pemanfaatan tekhnologi

dan infomasi karena tidak ter-biasa terutama bagi guru senior, kesulitan dan kejenuhan bagi peserta didik dalam memahami pembelajaran secara daring, dan berbagai problematika lainnya” paparnya.

Elsa berharap pemerintah lebih care dan aware menyikapi pelaksanaan pembelajaran ini. Baik dalam membuat kuriku-lum masa pandemik dan mem-berikan pelayanan pembelajaran terbaik.

“Harapan kami sebagai se-orang guru sudah seyogyanya peserta didik tetap termotivasi untuk belajar, meskipun secara daring tidak mengurangi seman-gat mereka untuk terus belajar dan berprestasi” harapnya.

Dukungan Fasilitas.Sedangkan dari perspektif

orang tua, salah seorang orang tua siswa, Rahmanidar menga-takan terkait tentang perannya sebagai orang tua untuk men-dukung pembelajaran daring ia bertindak sebagai fasilitator dan pengganti guru meski tidak seu-tuhnya,

“selaku orang tua saya me-miliki amanah baru sebagai fasilitator sekaligus guru bagi anak-anak saya. Intinya, saya dituntut untuk belajar lagi agar mampu mengajari anak saya di rumah,”papar dia.

Menurutnya, sebagai fasili-tator ia harus menyediakan ber-bagai fasilitas yang dibutuhkan oleh anaknya yang kini duduk di sekolah dasar kelas 6. Adapun fasilitas yang harus di sediakan berupa smart phone, internet dan juga fasilitas rumah yang nyaman untuk menunjang pros-es pembelajaran.

“Kami selaku orang tua ten-tunya merasa kesulitan dalam mengajarkan anak-anak kami, terlebih jika ada orang tua siswa yang memang jauh dari pendidi-kan dan kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan”

Ibu dari dua orang anak ini mengatakan bahwa selama ini, pihak sekolah mengarahkan orang tua untuk aktif di group whats up kelas yang nantinya semua tugas dan proses bela-

Milad Gema Nyang Keu Dua Ploh Tujoh

Kru seumangat rahmat meulimpahKaronya Allah keu bandum hambaNanggroe Acehnyoe seuramoe MekkahHase meulimpah pusaka kaya

Lon puphon kalam deungon BismillahNeubri ya Allah beutrok ban pintaLon keumeuk tuleh saboh risalahBacut lon kisah keu milad GEMA

Nyang keu 27 rakan meutuahMedia dakwah syi’ar agamaMajalah GEMA namanya indahCukop berkiprah sangat berguna

Team pendiri na Amir HamzahAhli sejarah carong lagoinaPak Jafar Puteh aref meuleumpahNyang suson naskah Basri A.Baka-r

Tiep-tiep Jum’at sabe na leumahAsoe khutbah mangat ta bacaHarapan tanyoe hai poma ayahIslam nyang kaffah beusamporna

Beugeutem bantu le pomarintahMiseue tapeugah dibidang danaKeu ongkos cetak ngon bloe keureutahBacut peunayah ureueng keurija

Subhanallah wa bihamdihiMaha suci Allah ta’alaTanyoe meudo’a malam dan hariAcehnyoe neubri beumubah gia

Beuji oh bala geumpa tsunamiWabah pandemic virus coronaSayang that hamba mita raseukiTansoe peduli solusi hanaGeutanyoe Aceh ureueng IslamiBek ingkar janji ka deungon dustaBekle ta pubuet nyang keuji-keujiMiseue korupsi ngon pajoh riba

Bekle tahawa zina ngon judiMinum extasi jeuneh narkobaOhnoe keuh mantong haba lon rawiGeulantoe lon bri kado keu Gema

Lamgugob, 2 September 2020

M e n a r AOleh Tgk.H.M.Kasim Yahya,S.Ag

“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” [QS: Al Hajj : 34]

Sejahtera Gallery

MENJUALSecara grosir danSecara grosir danSecara grosir danSecara grosir danSecara grosir dan

Eceran AEceran AEceran AEceran AEceran ATK,TK,TK,TK,TK,

Fancy, Stationery,Fancy, Stationery,Fancy, Stationery,Fancy, Stationery,Fancy, Stationery,

Office EquipmentOffice EquipmentOffice EquipmentOffice EquipmentOffice Equipment

sgsgsgsgsgJl. Malaya No. 1 (Samping Hotel Aceh Barat)

Telp. 0651-31566, Fax. 0651-637566

Rumah MakanRASA BARU UTAMA

Kepuasan ANDA Kebanggaan KAMIJln. T. Cut Ali No. 42

(Belakang Masjid Raya Baiturrahman)Banda Aceh

PENGUMUMANKepada Jamaah yang Dirahmati Allah SWT

Pengurus Masjid Raya BaiturrahmanMemohon Kesediaan Kita Semua Untuk

Melaksanakan Shalat Ghaib Kepada ParaSyuhada Korban Penembakan Jamaah

Jum’at di Masjid Christchurch,Selandia Baru.

TtdPengurus

Demikian Atas kesediaannya,Pengurus Masjid Raya Baiturrahman

Mengucapkan Terima kasih.

TAFSIR....dari Hlm.1

hidupnya, mereka akan mendapatkan murka dari Allah SWT dan demikian juga azab-Nya.

Dalam ayat ini Allah SWT menyatakan, bahwa syaitan menghiasi pandan-gan dan pikiran orang-orang yang mengikuti hawa nafsu bahwa yang mereka laku-kan itu adalah hal yang baik, mereka melakukan sesuatu perbuatan berdasarkan dari pertimbangan logis semata, tanpa mengacu pada apa

yang disebutkan oleh al-Qur’an dan hadits, sehingga mereka tersesat dalam ber-fi kir dan bertindak. Padahal mereka sedang mengikuti hawa nafsu mereka dalam kehidupan di dunia ini. De-mikianlah keadaan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT dan tidak mengimani rasul-Nya. Semoga kita dijauhkan dari pola pikir dan tindakan yang mengikuti hawa nafsu semata. Allahu Musta’an.

jar ,mengajar berlangsung di group tersebut. Jika ada orang tua yang tidak pa-ham terkait penugasan dan sebagainya, para guru me-nyediakan waktu bagi orang tua untuk datang ke sekolah agar dijelaskan rinciannya.

Namun tetap saja, sta-tusnya sebagai ibu rumah tangga yang juga memiliki kewajiban mengurus hal lainnya merasa kewalahan dengan proses belajar dar-ing yang diberlakukan se-lama ini.

Tetap saja, ada hal positif yang menurutnya harus disyukuri, bentuk pantauan aktiviatas anak yang da-pat dipantau langsung oleh orang tua.

Ia berharap pandemi ini segera berakhir dan sekolah dapat kembali seperti semu-la, itu akan sangat memban-tu banyak orang tua dalam meningkatkan kualitas pen-didikan anaknya.

Lain halnya dengan guru dan orang tua, Muhammad Zaidan Ar Rasyid yang mer-upakan salah seorang siswa di salah satu SMA favorit yang ada di Banda Aceh mengatakan, jika saja boleh memilih tentunya ia akan tetap memilih belajar tatap muka. Hal ini dikarenakan banyak hal yang ia peroleh di sekolah dengan sistem atatp muka yang ia tidak da-patkan saat belajar daring.

“satu sisi lebih seru ka-rena belajarnya hanya sam-pai jam 12.00 WIB saja, tapi tetap saja itu tidak maksi-mal terlebih bagi kami yang saat ini duduk di kelas tiga SMA,” sebutnya.

Menurutnya, selain jam belajar yang berkurang, ke-seruan berkumpul dengan teman-temannya saat istira-hat ternyata cukup memberi efek yang serius bagi siswa. Yang biasanya menghabis-kan waktu belajar bersama, dengan jiwa kompetisi dan semangat belajar yang ting-gi, kini seperti hilang begitu saja.

Zaidan menambahkan, tak jarang ia dan teman-temannya merasa kesulitan dalam memahami materi yang dijelaskan secara dar-ing, terkhusus untuk pelaja-ran matematika, fi sika dan kimia.

Ia berharap khususnya kepada pemerintah jika be-lajar daring ini masih terus berlanjut agar pemerintah segera memfasilitasi kuota internet untuk proses belajar mengajar.

“Jikapun masih harus belajar secara daring, maka semoga kuota internet kepada siswa khsusnya bagi mereka yang kesulitan di pelosok sana agar segera diberikan demi memudahkan proses belajar mengajar mereka” pinta dia.Lizayana

hidupnya, mereka akan yang disebutkan oleh al-

Page 8: Tgk H. Abdullah Ibrahim website:  ...

GEMA JUMAT, 11 SEPTEMBER 20208

Pidie Jaya (Gema) -Pengurus Wilayah Al-Jamiatul Washliyah Aceh melantik secara resmi Pengurus Dae-rah Al-Jamiatul Wash-liyah Kabupaten Pidie Jaya di Masjid Agung Pante Geulima, Jumat (4/9/2020). Acara ini di-hadiri Wakil Bupati Pi-die Jaya Said Mulyadi, Kadis Syariat Islam, Ketua MPU dan tamu lain. Ketua yang dilantik Tgk Shafwan, SPdI dan pengurus lainnya.

Ketua Umum Pengu-rus Wilayah Al-Jamiatul Washliyah Aceh, Prof Dr Tgk H Farid Wajdi Ibrahim MA yang juga Plt Ketua MAA Aceh melantik secara resmi

kepengurusan Al-Wash-liyah yang didampingi Sekretaris Umum Drs Tgk Baharuddin MSi, kordinator daerah Tgk H Akhyar dan Bendahara Umum PW Al-Washli-yah Aceh, Tgk Zulfa Ali Muhammad.

Farid Wajdi meminta pengurus yang baru di-lantik membuat program kerja yang bermanfaat bagi masyarakat, teruta-ma di era pandemi Coro-na-19 yang sampai hari ini masih melanda dunia, termasuk masyarakat Aceh. Karena itu, Al-Washliyah harus hadir membantu pemerintah agar pandemi ini segera berlalu.

Al-Jamiatul Wash-

anyak yang menyangsi-kan kebenaran pandemi Covid-19. Meski virus yang menyebar dari Wuhan, Tiongkok, itu telah menim-bulkan korban jutaan jiwa di seluruh dunia, keberadaan sejenis korona ini masih juga dicap rekayasa.

Aslinar adalah seorang dokter yang disiplin men-erapkan protokol kesehatan

bagi pribadi dan keluarga

sebagai upaya pencegahan

Covid-19. Namun, ibu dari Hirzi

Abid Alfathiri (15 thn) dan Safa Banat Jamilah (9 thn) ternyata

tetap men-jadi salah seorang yang terpapar virus berba-

haya ini. Pada 3

Agustus 2020 ia mendapat kabar bahwa seorang temannya terkonfi r-masi positif Covid-19. Semen-tara, sehari sebelumnya ia sempat

kontak erat dengan teman-nya tersebut. “Walau kontak erat selama kurang lebih 15 menit, kami tetap menjaga jarak lebih dari satu meter dan menggunakan masker,” kata Aslinar.

Keesokan harinya ia langsung ke Ruang Pinere RSUDZA untuk melakukan pemeriksaan swab yang

sampelnya dikirim ke Labo-ratorium Infeksi Fakultas Kedokteran (FK) Unsyiah. Tanggal 5 Agustus 2020 ia mendapat kabar bahwa hasil swab-nya terkonfi rmasi positif.

Aslinar tidak menduga jika ia terjangkit korona. Bu-kankah ia selalu bermasker, rajin cuci tangan dan men-jalankan protokol kesehatan lainnya? “Dan saya tidak merasa ada keluhan dan ge-jala apapun selama beberapa hari itu,” ucapnya.

Aslinar merasa sangat sedih begitu mengetahui hasil uji laboratrium karena mem-bayangkan komplikasi yang kemungkinan terjadi akibat virus tersebut. Ia juga kuatir kalau-kalau virus itu bakal menular ke orang-orang terdekatnya.

“Saya menangis sampai satu jam lamanya sebe-lum sanggup memberitahu suami tentang hasil tersebut,” tambah mahasiswa S3 di FK Unsyiah ini.

Suaminya, M. Yamin, SE. M.Si, terkejut ketika mengetahui sang istri positif Covid-19. Tapi, dia lang-sung memberikan semangat kepada isteri tercinta supaya tidak panik dan dapat mela-wan virus tersebut bersama-sama.

Selanjutnya, tenaga medis

berstatus ASN pada RSUD Aceh Besar dan staf pengajar di FK Universitas Abuly-atama ini menjalani isolasi mandiri di rumah selama 20 hari. “Saya meminum semua obat yang dikirim oleh Dinas Kesehatan. Ditambah berba-gai suplemen makanan dan minuman yang dikirim oleh para sahabat dan juga kelu-arga besar,” sebut perempuan kelahiran Bireuen berusia 43 tahun ini.

Awalnya isolasi hanya di kamar, sementara anak-anak dan anggota keluarga lainnya tetap di rumah. Namun saat suami terkonfi rmasi positif korona juga, anak-anak dan anggota keluarga yang ada di rumah diungsikan ke rumah saudara. Tinggal ia dan sua-minya yang tetap melakukan isolasi mandiri di rumah. Ia bersyukur anak-anak dan keluarga lainnya negatif virus ini. Kini, putri dari pasangan Alm. HM. Yacob Ali dan Hj. Fatimah Ali Basyah ini telah melewati masa-masa sulit. Ia dan suami sudah sembuh dari Covid-19.

Banyak hikmah yang didapat alumni S2 Biomedik dan Spesialis Anak FK Uni-versitas Andalas Padang ini. Selama masa isolasi, ia tetap produktif menulis beberapa artikel dan berbagi pengala-man kepada masyarakat

luas melalui media sosial. Tulisannya dimuat di Harian Serambi Indonesia dan harian terbitan Medan. Saat iso-lasi, Aslinar juga tetap aktif berkegiatan mengisi berbagai webinar kesehatan dan meng-isi pelatihan. “Hal tersebut menjadi immune booster buat saya,” aku Aslinar.

Masa isolasi juga men-jadi masa instropeksi dan memperbanyak ibadah serta mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Sebelumnya, ia mengaku cukup sibuk dengan pekerjaan dan hanya menyisihkan sedikit waktu untuk dekat dengan Rabb-Nya. “Masa isolasi ini adalah kesempatan besar untuk mengadu dan berkeluh kesah kepada-Nya. Dan mungkin ini adalah waktunya istirahat dari berbagai kegiatan fi sik di mana tubuh juga harus mendapatkan haknya,” sam-bungnya.

Bila seorang dr. Asli-nar, Sp.A, M. Biomed yang mengerti dan melaksanakan protokol Covid-19 tetap terkonfi rmasi positif, lalu bagaimana dengan kita yang masih mengabaikan protokol kesehatan? “Kalau kita tidak bisa membantu menyem-buhkan, setidaknya jangan membuat kondisi menjadi lebih buruk,” demikian pesan Aslinar.NA RIYA ISON

dr. Aslinar, Sp.A, M. Biomed

Bahkan Tenaga Medis pun Terpapar Covid-19

pencegahan Covid-19. Namun,

ibu dari Hirzi

sebagai upaya pencegahan sebagai upaya pencegahan

B

Al-Washliyah Pidie Jaya Dilantikliyah lahir di Medan pada 30 Nopember 1930 bertepatan 9 Ra-jab 1349 hijriah yang saat itu Al-

Washliyah dipimpin oleh Tuanku H Ismail Banda. Tujuannya mem-berikan pencerahan syariah ter-

hadap masyarakat, dengan tiga bi-dang program pendidikan, dakwah dan amal sosial.Smh/Rel

KUBAH