Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

7
Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

description

Berbakti dari harta artis tak ada arti / Laksana lilin menerangi tapi membakar diri/ Aku pun taubat dan karier menyanyi kuakhiri/ Lalu mengaji dan menjadi dai// Jadilah aku anak shalih yang mendoakan orangtua/ Semua harta nyanyi sirna tidak mengapa/ Yang penting untaian doa tetap dipanjatkan kepadaNya/ Tapi keresahan tetap menyelimuti dada// Karena doa pasti terhenti ketika aku mati/ Sedangkan aku ingin sekali tetap berbakti Maka wakaf atas nama orangtua menjadi solusi/ Tidakkah Anda ingin turut berpartisipasi//

Transcript of Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Page 1: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Page 2: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Dan ini membahagiakan, sangat membahagiakan. Karena apa?

Berbuat untuk orang lain. Emosional, dengan didorong rasa

spiritual yang sangat tinggi. Sekarang tidak kurang dari 4000

penduduk di dusun-dusun sekitar gua tersebut dapat menikmati

airnya. Yang biasanya mereka mendapatkan air satu jerigen

setiap hari, sekarang tiga menit satu jerigen.

Setiap tetes air mengalirkan pahala bagi yang berwakaf. Inilah

yang membuat saya bahagia, percaya diri menatap masa depan,

berbakti kepada kedua orangtua, mengabdi kepada Allah SWT.

Dan... Anda harus ikut!

11

Page 3: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Berbakti dari harta artis tak ada arti. Laksana lilin menerangi tapi

membakar diri. Aku pun taubat dan karier menyanyi kuakhiri.

Lalu mengaji dan menjadi dai.

Jadilah aku anak shalih yang mendoakan orangtua. Semua harta nyanyi sirna tidak mengapa. Yang penting untaian doa tetap dipanjatkan kepadaNya. Tapi keresahan tetap menyelimuti dada.

Karena doa pasti terhenti ketika aku mati. Sedangkan aku ingin sekali tetap berbakti.Maka wakaf atas nama orangtua menjadi solusi. Tidakkah Anda ingin turut berpartisipasi.

Di era tahun 1980 hingga 90-an siapa yang tak kenal saya, Hari Moekti? Kariernya melambung tinggi. Olah vokalnya banyak yang memuji. Saya jalani dunia artis yang glamour. Namun ada yang sangat menyedihkan hati. Saya jauh dari ibu. Ibu tidak suka saya menjadi artis.

1

eh orang ini tidak percaya ada air. Tetapi ketika air mengalir,

subhanallah, mereka semua tersenyum gembira. Semoga ini

menjadi amal yang pahalanya menghapus dosaku dan mengalir

pada ibu bapakku.

Pada kesempatan lain, Gunung Merapi meletus, air bersih warga

sekitar benar-benar habis ditutup oleh debu dan lava merapi.

Kami bangun bak penampung air, tapi saya tidak punya uang lagi.

Dan ini kami himpun dari kaum Muslimin yang berwakaf.

Sedangkan di Gunung Kidul ratusan tahun tidak ada air. Tapi

mereka jadi bisa menikmati air dari wakaf kaum Muslimin yang

saya salurkan ke sana. Karena saya punya keahlian naik gunung,

turun tebing dan terjun payung, maka saya gunakan keahlian

saya untuk menyenangkan warga Gunungkidul dan orang yang

berwakaf, dengan masuk ke dalam gua Pego yang jaraknya 75

meter merangkak dan turun ke kedalaman 87 meter ke tempat

air bersih berada.

10

Page 4: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Entah apa yang ibu doakan tentang saya, yang jelas pada 1995,

saya mendengar ayat suci Al-Qur'an dari seseorang dan ia pun

menjelaskan maknanya kepada saya.

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,

siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha

Perkasa lagi Maha Pengampun.”(QS. Al Mulk: 2)

Allah menilai amal seseorang yang sempurna (ahsanu 'amalan,

amal yang baik/sempurna). Saya selama jadi artis banyak

beramal. Setiap habis bernyanyi uang saya sedekahkan.

Namun orang itu menyatakan: “Hari Moekti itu bagaikan lilin

yang menyala, bermanfaat menerangi lingkungan tetapi

tubuhnya terbakar.”

Mengapa? Karena Allah tidak menuntut amal yang banyak, tetapi

amal yang sempurna. Dan saya tidak sempurna. Manusia tidak

sempurna. Mengapa Allah mengatakan amal yang sempurna?

Ternyata simple saja.

2

“Alhamdulillah... dapat Al-Qur'an, sudah sepuluh tahun kami

tidak mendapat Al-Qur'an...” ini yang ngomong DKM setempat.

Perjalannya cape banget tetapi bahagia banget, karena melihat

orang bahagia mendapatkan Al-Qur'an.

Seringkali setiap menyalurkan wakaf, saya diamanahi untuk

berbagi ilmu Islam yang saya pelajari. Usai ceramah, warga

setempat menagih, “kapan tausiah di sini lagi?”

Ayo kita ke sana, membina warga di sana. Saya bukan artis lagi

yang berfikir dapat duit berapa saya di sana, tetapi ada makna

yang terkandung di situ, ada beberapa orang yang sadar dan

kembali kepada Islam. Ke Senduro, ke Bromo, selebihnya itu ada

orang masuk Islam lagi. Jadi hidup ini bermakna.

Melaksanakan program Water Action for People (WAfP) juga

merupakan bagian dari aktivitas saya di BWA. Aktivitas yang

pertama membangun sarana air bersih di Ponpes Yashi, Pontang,

Banten. Tapi ketika warga berkata, “Opo tumon kok ono banyu”

(masa sih bisa ada air), aku bilang dalam hati,

9

Page 5: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Sempurnanya manusia itu melakukannya dengan ikhlas dan

aktivitas itu benar, diridhai Allah. Sedangkan saat jadi artis, amal

yang saya lakukan agar mendapat pujian, dan setiap manggung,

saya pun jadi wasilah maksiat banyak orang; mabuk, berkelahi

atau pun campur baur lelaki dan perempuan. Dan satu lagi,

menjadi jauh dengan ibu.

Maka ketika karier berada di puncak, pada tahun yang kelima

belas, saya merekam lagu baru, lagu ini akan meledak di pasaran,

kemudian produser pun mendatangi saya, beberap iklan datang

mau teken kontrak, saya bilang tidak mau. Saya mau muhasabah

diri dulu.

Karena saya teringat ibu saya pernah mengatakan seorang

tetangga bertanya. “Ibu hebat, punya anak terkenal, seneng ya.”

Ibu saya diam saja. “Kenapa Bu, tidak bahagia punya anak

terkenal?”

Lalu Ibu menjawab. “Ah Bu, ayeuna mah, budak teh tara balik, teu

jiga baheula, dititah naon wae nurut, ayeuna mah budak teh teu

aya.” (Ah Bu, sekarang, anaknya tidak pernah pulang,

3

Bahagia

Melalui program Wakaf Al-Qur'an dan Pembinaan (WAP) BWA,

saya menggalang dan menyalurkan Al-Qur'an wakaf dari kaum

Muslimin ke berbagai pelosok Tanah Air. Dan ini membahagiakan

saya.

Rasa bahagia itu kerap kali muncul, terlebih ketika melihat

mereka bahagia mendapatkan Al-Qur'an wakaf. Misalnya ketika

mendistibusikan Al-Qur'an kepada korban erupsi Gunung Merapi

di Dusun Pule. Setelah menerima Al-Qur'an, salah seorang ustadz

di sana berkata: “Subhanallah, ternyata ini sumbangan terbesar,

dari mie supermi, dari beras, dari gula ternyata ini yang terbesar.

Inilah sumbangan terbesar saat kita melupakan Allah.”

Ini sangat menginspirasi saya. Saya merasa puas melihat orang

merasakan nikmat mendapatkan wakaf Al-Qur'an.

Begitu juga ketika ke Nias, menyerahkan Al-Qur'an kepada

mereka yang terkena musibah tsunami.

8

Page 6: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Dari Sa'ad bin 'Ubadah Radhiallahu 'Anhu, katanya: “Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku wafat, apakah aku bersedekah untuknya? Beliau menjawab: Ya. Aku berkata: “Sedekah apa yang paling afdhal?” Beliau menjawab: “Mengalirkan air.” (HR An Nasa'i dan Ibnu Majah).

Mengalirkan air adalah salah satu bentuk dari wakaf ---sedekah

yang paling afdhal. Subhanallah ternyata wakaf... amazing. Inilah

yang membuat saya gembira bersama istri dan keluarga saya. Ada

satu perbuatan meskipun saya mati pahalanya mengalir terus

kepada orang yang saya cintai. Saya sangat mencintai ibu karena

Allah, maka saya berwakaf atas nama beliau.

Inilah yang membuat saya bahagia, pendorong yang paling kuat

untuk meraih surga. Bukan dengan bernyanyi tetapi dengan

mewakafkan harta. Maka saya pun bergabung dengan BWA

menginspirasi kaum Muslimin untuk ikut berwakaf. Oleh karena

itu.... Anda harus ikut!

7

tidak seperti dulu, disuruh apa saja menuruti, sekarang anaknya

sudah tidak ada).

Itu ungkapan dari lubuk hati ibu yang merasa kehilangan

anaknya. Karena saya menjadi anak yang melupakan orangtua.

Ini merupakan kegelapan bagi saya. Karena ridha Allah ada pada

ridha kedua orang tua.

Ini yang menginspirasi saya ketika saya membaca Al-Qur'an

bahwa ridha Allah itu ada pada ridha kedua orang tua. Selama

saya menjadi artis saya melanggar ayat ini birrul walidayn,

berbakti kepada kedua orang tua.

Berbakti kepada kedua orang tua hukumnya adalah wajib, wajib

ain, tidak bisa titip kepada orang lain. Pantas ibu saya sedih. Saya

kirim uang untuk bisa bikin rumah, beli mobil, tidak pernah

berwujud rumah, tidak pernah berwujud mobil, karena ibu saya

tidak butuh itu. Uang itu oleh ibu disalurkan lagi kemana saja. Ibu

saya tetap sederhana di rumah peninggalan suaminya yaitu

bapak saya, yang telah berpulang sejak saya kecil.

4

Page 7: Tetap Berbakti Meski Aku Telah Mati

Kemudian saya ingin mengharap ridha Allah dengan doa ibuku.

Entah apa yang dia doakan. Kemudian saya bertaubat saja

meninggalkan dunia artis. Saya tinggalkan dunia artis itu. Dalam

waktu tiga setengah bulan, harta saya habis dan malah berutang.

Karena saya tinggalkan begitu saja perusahaan saya. Saya ambil

saham-sahamnya, tidak saya jual sahamnya.

Tapi ibu saya gembira. “Tah kitu atuh, sering ngalongok Mamih.”

(Nah begitu, sering menjengguk Ibu). Kalau sudah miskin begini

datang, sering melongok ibu. Ibu saya senang sekali. Dan dia

mendoakan saya. Subhanallah, sekarang hidup saya bahagia.

Ketika saya sedang menikmati kebahagiaan bersama ibu. Beliau

meninggal. Saya belum banyak berbuat. Saya sedih.

Yaa Allah... apa yang harus saya perbuat untuk ibu. Mungkin ibu

pun banyak membawa dosa pulangnya. Tapi sebagai anak saya

tidak bisa berbakti apa-apa. Sementara uang saya sebagai artis

tidak dapat menolong ibu.

Saya tidak boleh lama-lama bersedih. Kegelapan pasti akan-

5

berakhir. Pasti akan berlalu. Tapi bagaimana caranya. Dalam

pertaubatan bertahun-tahun saya mengaji. Alhamdulillah bisa

timbul rasa bahagia dengan mengaji bahkan menjadi dai. Karena

bisa menjaga istiqamah. Agar mati dalam keadaan khusnul

khatimah.

Dan yang tak kalah pentingnya lagi, saya tetap bisa berbakti

meski ibu telah pergi, seperti yang dinyatakan Nabi: Jika

seseorang mati, maka amalnya terputus, kecuali tiga hal:

sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak shalih yang

mendoakannya.” (HR Muslim).

Tapi ada yang tidak puas dalam diri saya. Saya berutang besar

kepada ibu saya. Kalau saya mati nanti, siapa yang akan

mendoakannya?

Alhamdulillah, pada 2005, Saya bertemu dengan teman dari

Badan Wakaf Al-Qur'an (BWA) dan mereka mampu

menghapuskan air mata saya. Menurutnya ada amal yang bisa

saya sampaikan kepada ibu secara berkesinambungan, meski

pun saya telah mati! Ia pun membacakan hadits.

6