TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor...

49
TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KABUPATEN GIANYAR I WAYAN ADI PURNAMA SRIADA 1492461011 PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016

Transcript of TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor...

Page 1: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

i

TESIS

TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI

KABUPATEN GIANYAR

I WAYAN ADI PURNAMA SRIADA

1492461011

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 2: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

ii

TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN

UTANG PIUTANG PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI

KABUPATEN GIANYAR

Tesis ini dibuat untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan pada Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana

I WAYAN ADI PURNAMA SRIADA

NIM. 1492461011

PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2016

Page 3: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

iii

LEMBAR PENGESAHAN

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 20 APRIL 2016

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. I Nyoman Sirtha,SH.,MS Dr. I Ketut Sudantra, S.H.,M.H NIP. 19440929 197302 1 001 NIP. 19601003 198503 1 003

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana Universitas Udayana

Dr. Desak Putu Dewi Kasih,SH.,M.Hum Prof. Dr.dr.A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19640402 198911 2 001 NIP. 19590215 198510 2 001

Page 4: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

iv

Tesis Ini Telah Diuji

Pada Tanggal : 20 Mei 2016

Panitia Penguji Tesis

Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana

Nomor : 2355/UN14.4/HK/2016

Tanggal : 19 Mei 2016

Ketua : Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH.,MS

Sekretaris : Dr. I Ketut Sudantra, SH.,MH

Anggota :

1. Prof. R.A Retno Murni, SH.,MH.,Ph.D

2. Dr. Desak Putu Dewi Kasih, SH., M.Hum

3. Dr. I Nyoman Suyatna, SH., MH

Page 5: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya bahwa :

Nama : I WAYAN ADI PURNAMA SRIADA, SH

NIM : 1492461011

Program Studi : Kenotariatan

Judul Tesis : TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN

UTANG PIUTANG PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI

KABUPATEN GIANYAR

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat. Apabila

dikemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2010 dan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar,20 April 2016

Yang membuat pernyataan

I WAYAN ADI PURNAMA SRIADA, SH

Page 6: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Swastyastu.

Puji syukur penulisan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penulisan artikel Tesis ini. Adapun

judul tesis ini adalah “TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM

PERJANJIAN UTANG PIUTANG PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI

KABUPATEN GIANYAR”. Dalam penulisan tesis ini, penulis menyadari masih

banyak terdapat kekurangan, untuk itu besar harapan penulis semoga tesis ini

memenuhi kriteria sebagai salah satu syarat meraih Gelar Magister Kenotariatan pada

program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Penulisan tesis ini tidak akan terwujud tanpa bantuan serta dukungan dari para

pembimbing dan berbagai pihak yang mendukung dalam penulisan tesis ini. Untuk

itu melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH., MS, selaku pembimbing pertama dan terima

kasih kepada Dr. I Ketut Sudantra, SH., MH selaku pembimbing kedua yang telah

sabar membimbing dalam penulisan tesis ini, memberikan dorongan semangat, dan

saran dalam penyelesaian tesis ini. Terimakasih kepada penguji Prof. Dr. RA Retno

Murni, SH., MH., Ph.D., Dr.Desak Putu Dewi Kasih., SH., M.Hum., dan Dr. I

Nyoman Suyatna SH., MH. Yang telah meluangkan waktu, memberi saran dan

masukan serta ilmu kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika.,

Sp.PD., KEMD, Selaku Rektor Universitas Udayana beserta staff atas kesempatan

yang diberikan untuk mengikuti dan menyelesaikan studi pada Program Pasca

Sarjana Universitas Udayana. Terimakasih kepada Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi.,

Sp.S(K) selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Udayana atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program

Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Udayana dan kepada Dr.

Desak Putu Dewi Kasih SH., M.Hum., selaku Ketua Prodi Magister Kenotariatan

Page 7: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

vii

Program Pascasarjana Universitas Udayana. Terimakasih juga penulis ucapkan

kepada Bapak/Ibu Dosen pengajar di Program Studi Magister Kenotariatan Program

Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberi ilmu kepada penulis,

Bapak/Ibu staff administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Program

Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan dalam proses

administrasi akademik selama penulis menjalani masa perkuliahan. Rekan-rekan

angkatan VII Mandiri Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana yang

telah memberikan semangat dan support dalam penyelesaian tesis ini.

Terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada orang tua tercinta

Drs. I Wayan Nuka Sriada dan Ni Made Muryatini, yang telah senantiasa mendoakan,

mendukung dan memberikan semangat dalam penulisan tesis ini, dan terimakasih

juga penulis ucapkan kepada istri tercinta Ni Putu Erna Valentini, SH, selalu sabar

mendukung dan tak henti-hentinya memberikan semangat untuk menyelesaikan tesis

ini. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. I Made Arya Utama,

SH., MH dan I Made Dwita, SH yang selalu memberikan bimbingan dan saran dalam

penyelesaian tesis ini.

Sebagai akhir kata penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah kepustakaan dibidang Kenotariatan

serta berguna bagi masyarakat.

Om, Shanti, Shanti, Shanti, Om

Denpasar. 20 April 2016

I Wayan Adi Purnama Sriada

Page 8: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

viii

ABSTRAK

TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KABUPATEN

GIANYAR

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengikatan tanah sebagai jaminan dalam perjanjian utang piutang pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Gianyar. Latar belakang Penelitian ini terkait dengan aktifitas LPD di bidang jasa keuangan, seperti lembaga keuangan lainya sedangkan LPD tidak tunduk kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana proses pengikatan jaminan yang objeknya tanah hak milik dalam perjanjian utang piutang pada Lembaga Perkreditan Desa?; (2) bagaimanakah proses eksekusi tanah hak milik yang dijadikan jaminan dalam perjanjian utang-piutang pada Lembaga Perkreditan Desa, dalam hal debitur ingkar janji?

Permasalahan di atas dikaji dengan mengunakan metode penelitian hukum empiris karena permasalahan dikaji berdasarkan kenyataan yang ada dalam masyarakat dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Berdasarkan hasil penelitian akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses pengikatan jaminan yang obyeknya tanah dalam perjanjian utang piutang pada LPD di Kabupaten Gianyar terdapat tiga jenis proses yaitu : (1) proses pengikatan hanya dengan perjanjian kredit, (2) pengikatan mengunakan SKMHT, dan (3) pengikatan yang langsung didaftar APHT; Proses eksekusi tanah hak milik yang dijadikan jaminan dalam perjanjian utang-piutang pada LPD di Kabupaten Gianyar dalam hal debitur cidera janji adalah dengan cara : (1) Eksekusi berdasarkan pelaksanaan eksekusi melalui pelelangan umum. (2) Eksekusi dengan cara penjualan dibawah tangan. (3) Eksekusi yang dilakukan dengan cara penyitaan adat.. Kata Kunci : Perjanjian Utang Piutang, Lembaga Perkreditan Desa, Proses

Pengikatan, Proses Eksekusi.

Page 9: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

ix

ABSTRACT LAND AS COLLATERAL IN THE LOAN AGREEMENT AT THE VILLAGE

CREDIT INSTITUTION IN THE REGENCY OF GIANYAR

The research aimed at analyzing the binding of land as collateral in the loan agreement at the Village Credit Institutions (LPD) in Gianyar. This research is important because LPD perform activities in the field of financial services like other financial institutions. However, LPD is not subject to the Law of the Republic of Indonesia Number 1 Year 2013 on Microfinance Institutions. The problems reviewed in this research are: (1) How does the binding process of land ownership as the collateral in the loan agreement at the Village Credit Institutions ?, (2) How is the process of execution of land property rights as collateral in the loan agreements at Village Credit Institutions, in the event that the debtor fails to repay the loan?

The above problems were analyzed by using empirical legal research because of the problems studied by the reality that exists in the community associated with the legislation in force. The data used in this study are primary and secondary data.

Based on the research results, it can be concluded that (1) there are three types of processes in the binding process of land as the collateral in the loan agreement at LPD in Gianyar : (1) the binding process only with the credit agreement, (2) the binding using SKMHT, (3) and direct registration of APHT. The execution process of land property as collateral in the loan agreement of LPD in Gianyar in terms of debtor default is settled by (1) The execution through a public tender. (2) Execution by privately made method of selling. (3) Execution is carried out by customary foreclosure. Keywords: Loan Agreement, the Village Credit Institutions, Binding Process,

Execution process.

Page 10: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

x

RINGKASAN

Tesis ini menganalisis tentang tanah sebagai jaminan utang piutang pada

Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Gianyar. Pada dasarnya setiap pengambilan

kredit dengan mengunakan hak milik atas tanah sebagai jaminan haruslah didaftar

hak tanggungan sebagai penjamin kepastian dan perlindungan hukum terhadap

kreditur dan mempermudah melakukan proses eksekusi jaminan pada saat debitur

cidera janji. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996

tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda–Benda Yang Berkaitan Dengan

Tanah.

Bab I menguraikan tetang latar blakang masalah yang berasal dari adanya

kesenjangan antara das sein dengan das solen yakni apa yang diharapkan oleh

peraturan perundang-undangan dangan penerapan undang-undang dilapangan oleh

masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka sub bab ini menguraikan

tentang rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, landasan teori, dan

metode penelitian yang digunakan

Bab II merupakan penjabaran dari kajian pustaka yang membahas mengenai

konsep LPD, kpnsep perjanjian kredit, konsep pembebanan hak tanggungan atas

tanah, wewenang notaris dan .konsep eksekusi jaminan.

Bab III merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah pertama

yang diuraikan dalam tiga sub bab antara lain : sub bab pertama menjelaskan tentang

proses pengikatan tanah sebagai jaminan utang piutang pada LPD di Kabupaten

Gianyar, sub bab dua menjelaskan mengenai faktor penyebab tidak dipasangnya

APHT langsung pada jaminan kredit di LPD, sub bab tiga menjelaskan mengenai

kekuatan mengikat perjanjian kredit dengan tanah sebagai jaminan kredit pada LPD.

Bab IV merupakan hasil penelitian dan pembahasan rumusan masalah keda yang

diuraikan dalam tiga sub bab antara lain : sub bab pertama menjelaskan tentang akibat

hukum terhadap tanah sebagai jaminan hutang yang tidak didaftar APHT oleh LPD,

sub bab dua menjelaskan tentang upaya hukum LPD selaku kreditur untuk

Page 11: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

xi

memperoleh kembali hak atas benda jaminan, sub tiga menjelaskan tentang eksekusi

perjanjian dengan jaminan hak milik atas tanah pada LPD di Kabupaten Gianyar.

Bab V sebagai penutup yang menguraikan tentang simpulan dan saran dalam

penelitian ini. Adapun simpulan terhadap permasalahan pertama (1) diatas adalah :

Pengikatan tanah sebagai jaminan hutang pada LPD terdapat tiga jenis proses yaitu

proses pengikatan hanya dengan perjanjian kredit, pengikatan menggunakan

SKMHT, dan pendaftaran APHT, dan simpulan terhadap permasalahan kedua (2)

diatas adalah : Perjanjian kredit yang dibuat oleh LPD berkedudukan sebagai

perjanjian pokok yang mengikat para pihak yang membuatnya, dan Eksekusi terhadap

jaminan yang tidak didaftar APHT tetap dapat dilakukan oleh LPD dengan cara

kekeluargaan dan adat.

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah : pertama (1)

adalah LPD selaku kreditur diharapkan melakukan pembuatan akta perjanjian kredit

secara notarial yang dibuat dihadapan notaris dan melakukan pendaftaran APHT

terhadap tanah yang digunakan sebagai jaminan hutang tanpa melihat besarnya

jumlah kredit, dengan didaftarnya APHT maka LPD akan memiliki hak preferent dan

hak eksekutorial. kepada pemerintah Provinsi Bali perlu adanya revisi mengenai

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan

Desa, untuk mewajibkan setiap LPD melakukan pendaftaran APHT terhadap kredit

dengan tanah sebagai jaminan hutang. Kedua (2) adalah : Kepada LPD diharapkan

untuk melakukan pendaftaran APHT terhadap hutang dengan tanah hak milik sebagai

jaminannya, untuk memperoleh Hak eksekutorial sehingga lebih mudah untuk

melakukan proses eksekusi langsung tanpa menungu putusan pengadilan yang

memiliki kekuatan hukum tetap pada saat debitur melakukan wanprestasi.

Page 12: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

xii

DAFTAR ISI

Hal

COVER ........................................................................................................ i

PERSYARATAN GELAR…………………………………………………… ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………. iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………………………. iv

UCAPAN TERIMAKASIH…………………………………………………… v

ABSTRAK……………………………………………………………………. vii

ABSTRACT…………………………………………………………………… viii

RINGKASAN…………………………………………………………………. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 15

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 15

a. Tujuan Umum ......................................................................... 15

b. Tujuan Khusus ........................................................................ 15

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 16

a. Manfaat Teoritis ...................................................................... 16

b. Manfaat Praktis ....................................................................... 16

1.5 Landasan Teoritis dan kerangka berfikir ...................................... 17

1.5.1. Landasan Teoritis…………………………………………. 17

1.5.2. Kerangka Berfikir ............................................................. 28

1.6 Metode Penelitian ........................................................................ 29

a. Jenis Penelitian ...................................................................... 29

b. Sifat Penelitian ........................................................................ 29

Page 13: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

xiii

c. Lokasi Penelitian ..................................................................... 30

d. Data dan Sumber Data ............................................................ 31

e. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 34

f. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 35

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LPD, PERJANJIAN UTANG

PIUTANG DENGAN TANAH SEBAGAI JAMINAN

2.1 Lembaga perkreditan desa di Bali ........................................ 36

2.1.1 Sejarah Lembaga Perkreditan Desa ............................. 36

2.1.2 Pengaturan Lembaga Perkreditan Desa ........................ 39

2.2 Tinjauan umum tentang perjanjian ........................................ 42

2.2.1 Pengertian perjanjian kredit ......................................... 42

2.2.2 Syarat-syarat sahnya perjanjian kredit ......................... 54

2.2.3 Asas-asas dalam perjanjian kredit ................................ 63

2.3 Tanah sebagai jaminan utang ................................................ 66

2.3.1 Pengertian Hukum jaminan ............................................ 66

2.3.2 Subyek dan objek jaminan ............................................. 71

2.3.3 Hak atas tanah sebagai jaminan ..................................... 75

2.4 Bentuk-bentuk akta jaminan dan eksekusi ............................. 77

2.4.1 Tugas dan Wewenang Notaris ....................................... 77

2.4.2 Pengertian dan dasar Hukum Eksekusi........................... 82

2.4.3 Pengertian dasar Hak Tanggungan ................................ 84

BAB III. PROSES PENGIKATAN JAMINAN DI LEMBAGA PERKREDITAN

DESA

3.1 Proses pengikatan hak milik atas tanah sebagai jaminan pada LPD. 88

3.2 Faktor-Faktor Penyebab jaminan kredit berupa Hak Milik Atas

Tanah yang tidak diikat dengan APHT pada LPD ....................... 103

3.3 Kekuatan mengikat perjanjian kredit pada LPD ........................... 108

Page 14: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

xiv

BAB IV. PROSES EKSEKUSI JAMINAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN

DESA

4.1. Akibat Hukum Terhadap Tanah Sebagai jaminan Hutang Yang

Tidak Didaftar APHT oleh LPD ................................................. 113

4.2 Upaya Hukum LPD Selaku Kreditur Untuk Memperoleh

Kembali Hak Atas Benda jaminan ............................................. 118

4.3 Eksekusi Perjanjian Dengan Jaminan Hak Milik Atas Tanah

Pada LPD di Kabupaten Gianyar ……………………………. .... 122

BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan ..................................................................................... 134

5.2 Saran ........................................................................................... 135

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 137

DAFTAR INFORMAN

DAFTAR RESPONDEN LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Pada masa lalu, sudah biasa orang melakukan perjanjian pinjam meminjam

dengan melibatkan tanah. Misalnya, Ter Haar, seorang sarjana hukum adat dari

Belanda, yang melakukan penelitian tentang hukum adat di Indonesia telah

menemukan adanya perjanjian pinjam-meminjam tanah di mana sesorang pemilik

tanah meminjamkan tanahnya kepada orang lain untuk tempat tinggal atau untuk

diusahakan dengan perjanjian pinjam pakai1. Tanah juga biasa dipinjamkan kepada

orang lain dengan perjanjian sewa menyewa atau bagi hasil. Hukum yang berlaku

dalam perjanjian-perjanjian itu adalah hukum adat. Menurut hukum adat, perjanjian

sewa menyewa tanah adalah suatu perjanjian di mana pemilik tanah memberi ijin

kepada orang lain untuk menggunakan tanah sebagai tempat berusaha untuk waktu

tertentu, dengan menerima sejumlah uang sebagai sewa; sedangkan dalam perjanjian

bagi hasil, seorang pemilik tanah membuat perjanjian dengan orang lain untuk

mengerjakan tanahnya dengan perjanjian bahwa hasil dari tanah tersebut dibagi dua2

1 Ter Haar, 2001, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat, terjemahan Soebakti Poespononoto,

Pradnya Paramita, Jakarta, hal. 113.

2 Hilman Hadikusuma, 1992, Pengantar Ilmu Hukum Adat Indonesia, Mandar Maju, Bandung, hal. 228.

Page 16: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

2

Adakalanya, seseorang pemilik tanah memerlukan sejumlah uang yang cukup

besar untuk suatu kepentingan tertentu. Untuk mendapatkan uang, pemilik tanah

dapat memanfaatkan tanahnya untuk memperoleh uang dengan beberapa cara.

Pertama, dia dapat menjual tanahnya untuk selama-lamanya kepada orang lain yang

bersedia membayar harga tanah itu. Dalam hukum adat, transaksi tersebut lazim

disebut jual lepas3. Apabila pemilik tanah tidak ingin melepaskan tanahnya untuk

selama-lamanya, pemilik tanah dapat melepaskan tanah itu untuk sementara, yaitu

menyerahkan tanahnya kepada seseorang yang bersedia membayarnya dengan harga

yang ditentukan, tetapi penyerahan itu hanya sementara sampai pemilik tanah

menebusnya kembali. Transaksi tersebut dalam hukum adat disebut jual gadai4.

Dalam hukum adat, ternyata sudah lama pula dikenal perjanjian pinjam uang

dengan tanah sebagai jaminan, Ter Haar menyebut hal itu dengan istilah penjaminan

(zekerheidstelling) dengan tanah, yang bisa dilakukan secara di bawah tangan

(onderhandse zekerheidstelling ) ataupun dengan sepengetahuan kepala-kepala adat.5

Hilman Hadikusuma menjelaskan hal ini dengan menyatakan bahwa perjanjian

pinjam meminjam dengan tanah sebagai jaminan kebanyakan terjadi dalam hubungan

utang-piutang yang melibatkan uang dengan jumlah yang agak besar. Misalnya,

seorang pemilik tanah, sebut saja A, meminjam uang tunai atau padi kepada

seseorang, sebut saja B, yang nilainya agak besar. Pemilik tanah memberikan jaminan

3 Ibid., hal. 224.

4 Ibid., hal. 225.

5 Ter Haar, op.cit., hal. 108-109.

Page 17: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

3

tanah untuk utangnya itu. Apabila dikemudian hari ternyata A tidak mampu melunasi

utangnya kepada B, maka B dapat bertindak atas tanah jaminan itu, baik untuk

memiliki tanah itu atas dasar jual-beli dengan A; atau dapat menjual tanah jaminan

kepada orang lain dengan memperhitungkan piutangnya kepada A.6

. Pada masa sekarang, tanah juga lazim digunakan sebagai jaminan utang

dalam perjanjian pinjam meminjam uang di lembaga lembaga perbankan. Bank

adalah suatu lembaga keuangan yang melakukan kegiatan keuangan. Dana bank

bersumber dari modal sendiri, pinjaman pihak luar, dan simpanan pihak ketiga atau

dana yang dihimpun dari masyarakat. Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. Dana tersebut

sebagian besar dialokasikan untuk kredit, oleh karena kegiatan pemberian kredit

merupakan rangkaian kegiatan utama suatu bank.

Berdasarkan Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang

Perbankan7 (selanjutnya disebut Undang-Undang Perbankan), definisi kredit adalah:

”...penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga”. Definisi kredit yang terkandung di dalam Undang-undang

Perbankan di atas terlalu sempit karena hanya membatasi kredit pada penyediaan

6 Hilman Hadikusuma, op.cit., hal. 229.

7 Undang-undang Perbankan yang kini berlaku adalah Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790).

Page 18: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

4

dana oleh bank. Sesungguhnya definisi kredit lebih luas dari pada itu. Difinisi yang

lebih luas ditentukan dalam Pasal 1 angka 5 Peraturan Bank Indonesia Nomor

7/2/PBI/2005 yang menyatakan sebagai berikut:

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk8 :

a) Cerukan (overdraft), yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari;

b) Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang; c) Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain

Pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya dilakukan dengan prosedur-

prosedur yang sesuai dengan standar bank. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (1)

Undang-Undang Perbankan, sebelum menyetujui permohonan yang diajukan calon

debitur untuk mendapatkan fasilitas kredit, pertama-tama bank akan melakukan

analisa secara yuridis dan ekonomis terhadap calon debitur, untuk menentukan

kemampuan dan kemauan calon debitur tersebut dalam membayar kembali fasilitas

kredit yang akan dinikmatinya sesuai dengan yang telah diperjanjikan. Setiap

permohonan kredit yang telah disetujui oleh pihak bank kemudian dituangkan dalam

bentuk perjanjian kredit. Perjanjian kredit tersebut disepakati oleh kedua belah pihak,

yaitu kreditur (Bank) dan debitur (nasabah) sebagai suatu wujud dari asas kebebasan

berkontrak.

8 Sentosa Sembiring, 2012, Hukum Perbankan, CV. Mandar Maju, Bandung, hal. 149

Page 19: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

5

Apabila seseorang ingin meminjam uang di bank dengan jumlah tertentu

umumnya diwajibkan menyertakan suatu jaminan. Jaminan yang digunakan baik

berupa barang bergerak maupun barang yang tidak bergerak, termasuk tanah. Dalam

hal ini jaminan memiliki fungsi sebagai kompensasi dari uang yang dipinjam

tersebut. Di samping itu pula, jaminan merupakan suatu hak kebendaan bagi pihak

yang menjaminkan atau pihak yang memberikan jaminan, agar terjadi kepercayaan

diantara para pihak karena dalam setiap kredit selalu diperlukan jaminan. Pada

dasarnya jenis jaminan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu jaminan

materiil (kebendaan) dan jaminan immateriil (perorangan). Jaminan perorangan tidak

memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh

harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang

bersangkutan. Jaminan kebendaan mempunyai ciri-ciri kebendaan dalam arti

memberikan hak mendahului di atas benda-benda tertentu dan mempunyai sifat

melekatdan mengikuti benda yang bersangkutan.9

Dalam prakteknya, jaminan kebendaan yang paling banyak diminta oleh bank

maupun perseorangan yang memberikan kredit adalah tanah, karena secara ekonomis

tanah mempunyai prospek yang menguntungkan. Tanah juga mempunyai nilai

ekonomi yang senantiasa meningkat. Kondisi yang demikian ini disebabkan oleh nilai

permintaan dan ketersediaan barang (tanah) yang senantiasa semakin besar.

9 Salim HS, 2004, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hal.

23.

Page 20: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

6

Dalam hal tanah yang dijadikan jaminan, sesungguhnya secara yuridis benda

yang dijadikan jaminan adalah hak atas tanah, bukan tanah dalam pengertian yang

umum. Berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 tahun

1960 Tentang Peraturan Dasar Pikok-Pokok Agraria (selanjutnya disingkat: UUPA)

jenis-jenis hak atas tanah meliputi:

a. hak milik, b. hak guna usaha, c. hak guna bangunan, d. hak pakai, e. hak sewa, f. hak membuka tanah, g. hak memungut hasil hutan, h. hak -hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam pasal 53.

Kemudian, berdasarkan Pasal 28 UUPA, hak-hak yang dapat dijadikan

jaminan hutang dengan di bebani Hak Tanggungan antara lain :10

1. Hak Milik

2. Hak Guna Usaha

3. Hak Guna Bangunan.

Hal yang sama juga ditentukan oleh Pasal 4 ayat (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun

1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan

Dengan Tanah (selanjutnya disingkat : UUHT) yang menyatakan bahwa Hak atas

tanah yang dapat dibebani Hak Tanggungan adalah :

10 Boedi Harsono, 2002, Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta

, hal. 45

Page 21: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

7

a. Hak Milik;

b. Hak Guna Usaha;

c. Hak Guna Bangunan

Selain Hak-hak atas tanah di atas, dalam UUHT juga disebutkan beberapa jenis hak

yang dapat dibebani hak tanggungan, yaitu hak pakai atas tanah negara (Pasal 2); hak

atas tanah berkut bangunan, tanamana dan hasil karya yang ada dan yang akan ada

yang merupakan milik pemegang hak atas tanah yang pembebanannya dengan tegas

dinyatakan di dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan (Pasal 4). Dalam Pasal 27

UUHT juga ditentukan bahwa : “Ketentuan undang-undang ini berlaku juga terhadap

pembebanan hak jaminan atas rumah susun dan hak milik atas satuan rumah susun.”

Hak atas tanah yang dijadikan jaminan dalam perjanjian kredit pada bank

haruslah diikat dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan (selanjutnya disingkat:

APHT). Akta ini dibuat dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sesuai

dengan tugas dan wewenang yang disebut dalam UUHT. Wewenang PPAT membuat

APHT bersumber dari Pasal 1 angka 4 UUHT yang menyatakan bahwa : “Pejabat

akta tanah yang selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat yang diberi wewenang

untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak atas tanah,

dan akta pemberian kuasa membebankan hak tanggungan menurut perundang-

undangan yang berlaku”

Agar mendapat perlindungan hukum sebagaimana yang ditentukan oleh

undang-undang, maka tanah yang menjadi jaminan kredit wajib untuk diikat dengan

Page 22: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

8

APHT agar memiliki kekuatan eksekutorial terhadap jaminan. Eksekusi hak

tanggungan disebutkan dalam Pasal 20 UUHT yang menyatakan bahwa :

1. Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan: a. hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak

Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau b. titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Hak Tanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.

2. Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, penjualan obyek Hak Tanggungan dapat dilaksanakan di bawah tangan jika dengan demikian itu akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak.

3. Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah lewat waktu satu bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang Hak Tanggungan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan dan/atau media massa setempat, serta tidak ada pihak yang menyatakan keberatan.

4. Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan dengan cara yang bertentangan dengan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) batal demi hukum.

5. Sampai saat pengumuman untuk lelang dikeluarkan, penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihindarkan dengan pelunasan utang yang dijamin dengan Hak Tanggungan itu beserta biaya-biaya eksekusi yang telah dikeluarkan.

Adapun proses eksekusi jaminan jika terjadi wanprestasi dapat ditempuh melalui jalur

hukum dengan cara eksekusi obyek hak tanggungan antara lain melakukan eksekusi

atas kekuasaan sendiri dan melakukan eksekusi atas perintah Ketua Pengadilan

Negeri berdasarkan sertifikat hak tanggungan. Dalamm praktek, penyelesaian kredit

bermasalah juga dapat dilakukan dengan cara penjualan tanah jaminan dengan

penjualan di bawah tangan. Cara ini dapat dilakukan apabila pihak debitur bersikap

kooperatif.

Page 23: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

9

Menurut M. Yahya Harahap, ditinjau dari segi yuridis asas ini mengandung

makna bahwa eksekusi menurut hukum perdata adalah menjalankan putusan yang

telah berkekuatan hukum tetap. Namun tidak semua putusan pengadilan dapat

dilaksanakan dieksekusi sebab pada prinsipnya hanya putusan yang telah berkekuatan

hukum tetap sajala yang dapat dilaksanakan (in kracht vangewijsde). Selanjutnya

tidak semua putusan hakim dapat dilaksanakan hanya putusan condemnatoir sajalah

yang dapat dilaksanakan.11

Dewasa ini, di daerah Bali tidak hanya lembaga perbankan yang melakukan

aktivitas menyalurkan kredit kepada masyarakat. Hampir setiap kesatuan masyarakat

hukum adat desa pakraman di Bali mempunyai lembaga keuangan berbasis

komunitas yang disebut Lembaga Perkreditran Desa (selanjutnya disingkat: LPD).

Desa Pakraman sendiri adalah kesatuan masyarakat hukum adat teritorial di Bali yang

bersifat sosial-religius yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri. Eksistensi

desa pakraman saat ini diatur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1

Tahun 2001 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun

2003.

Sejak dibentuk tahun 1984 melalui Surat Keputusan Gubernur Bali No. 972

Tahun 1984 tentang Pendirian Lembaga Perkreditan Desa di Provinsi Daerah

11 Yahya M Harahap, 1998, Ruang Lingkup Masalah Eksekusi Bidang Perdata, Jakarta,

Gramedia hal. 72

Page 24: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

10

Tingkat I Bali12, landasan yuridis LPD beberapa kali mengalami perubahan. Terakhir,

perubahan dilakukan melalui Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002

Tentang Lembaga Perkreditan Desa. Berdasarkan Pasal 2 angka 1 peraturan daerah

ini, “LPD merupakan badan usaha keuangan milik desa yang melaksanakan kegiatan

usaha di lingkungan desa dan untuk krama desa”. Dewasa ini, keberadaan LPD

diakui oleh Negara berdasarkan Pasal 18B ayat (2) Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang dengan tegas menyatakan bahwa Negara

mengakui kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat dan hak-hak tradisionalnya.

Pada tataran undang-undang, eksistensi LPD diakui berdasarkan Pasal 39 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro

(selanjutnya disebut UU LKM), yang menentukan bahwa : “Lembaga Perkreditan

Desa dan Lumbung Pitih Nagari serta Lembaga sejenis yang telah ada sebelum

Undang-Undang ini berlaku, dinyatakan diakui keberadaanya berdasarkan Hukum

Adat dan tidak tunduk pada Undang-Undang ini.”

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang LPDnya

mengalami perkembangan sangat bagus dilihat dari aktifitas LPD. Karena warga di

Kabupaten Gianyar sangat antusias dalam memajukan LPD yang dimiliki oleh

masing-masing desa pakraman di wilayah Kabupaten Gianyar.13

12 Ida Bagus Darsana, 2010, Peranan dan Kedudukan LPD Dalam Sistem Perbankan di

Indonesia, Majalah Ilmu Hukum Kertha Wicaksana, Nomor 1, Januari 2010, hal. 12 13 http://www.gianyarkab statistic perkembangan LPD Gianyarkab.go.id, diunduh pada

senin 23 Mei 2016

Page 25: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

11

Lapangan usaha LPD disebutkan dalam Pasal 7 ayat (1) Perda LPD No. 8

Tahun 2002, yaitu mencakup:

a. Menerima dan menghimpun dana dari krama desa dalam bentuk keuangan dan deposito;

b. Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa; c. Menerima pinjaman dari lembaga lembaga keuangan maksimum sebesar

100% dari jumlah modal, termasuk cadangan dan laba ditahan kecuali batasan lainnya dalam jumlah pinjaman atau dukungan/bantuan dana;

d. Menyimpan kelebihan likuiditasnya pada BPD dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan yang memadai.

Dilihat dari lapangan usaha LPD di atas, dengan jelas dapat diketahui bahwa

LPD melakukan aktivitas-aktivitas sebagaimana layaknya suatu lembaga keuangan,

namun secara normatif, berdasarkan Pasal 39 UULKM, LPD dinyatakan tidak tunduk

kepada UULKM, melainkan sepenuhnya berdasarkan hukum adat. Hal itu juga

berarti, aktivitas LPD tidak terjangkau oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang

diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

Keuangan. Menurut Pasal 6 Undang-undang ini, OJK melaksanakan tugas pengaturan

dan pengawasan terhadap:

a. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;

b. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan

c. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, Lembaga

Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya

Dengan penjelasan dalam Pasal 39 UULKM, bahwa LPD sepenuhnya

berdasarkan hukum adat, berarti LPD juga tidak tunduk kepada Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan (selanjutnya disebut UUHT). Namun

Page 26: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

12

berdasarkan penelitian penjajakan, dalam kenyataanya ditemukan praktek pengikatan

jaminan yang mengikuti prosedur-prosedur yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan, dengan demikian terdapat kesenjangan antara ketentuan

normatif (das sein) dengan kenyataan yang terjadi dalam praktek (das sollen),

terutama dalam pengikatan jaminan dan bagaimanakah proses eksekusi terhadap

jaminan yang secara normatif LPD tidak tunduk kepada UUHT melainkan LPD di

dirikan berdasarkan hukum adat. Mencermati uraian di atas, kini menarik untuk

diteliti mengenai praktek yang dilakukan oleh LPD dalam usahanya, terutama dalam

pemberian pinjaman kepada warga kesatuan masyarakat hukum adat desa pakraman,

apakah benar-benar berdasarkan tradisi yang berlaku di dalam hukum adat sesuai

dengan Pasal 39 UULKM atau mengikuti prosedur-prosedur pemberian pinjaman

menurut praktek perbankan. Penelitian ini sangat relevan dan penting, terutama

berkaitan dengan praktek pemberian pinjaman dengan hak atas tanah sebagai jaminan

utang. Sebab, seperti diuraikan di awal bab ini, tanah mempunyhai arti yang sangat

vital bagi kehidupan masyarakat, termasuk bagi kehidupan masyarakat hukum adat

desa pakraman. Sangat penting diketahui mengenai proses pengikatan jaminan yang

obyeknya hak milik atas tanah dalam perjanjian utang-piutang pada Lembaga

Perkeriditan Desa; serta mengenai proses eksekusi tanah yang dijadikan jaminan

dalam perjanjian, dalam hal debitur cidra janji.

Berdasarkan latar belakang tersebut menarik untuk diteliti dan diangkat

sebagai karya ilmiah dalam bentuk tesis terlihat adanya kesenjangan antara

pelaksanaan (das sein) dan pengaturan (das sollen) dengan judul “TANAH

Page 27: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

13

SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG

PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KABUPATEN GIANYAR”

Untuk menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan ini baru, peneliti telah

menelusuri beberapa penelitian sebelumnya yang berlatar belakang Pemberian Hak

Tanggungan terhadap Tanah Pekarangan desa. Adapun penelitian tersebut antara lain:

A. Penelitian dari Ni Nyoman Rumbiani, S.H, Program Studi Magister

Kenotariatan Universitas Udayana, Tahun 2013, dengan judul Perjanjian

Kredit Dengan Jaminan Hak Atas Tanah Pada Lembaga Perkreditan Desa Di

Kabupaten Gianyar ” Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini

adalah :

1. Persyaratan apakah yang harus dipenuhi oleh bukan krama desa

(krama tamiu) dalam mengajukan permohonan kredit di LPD

Kabupaten Gianyar ?

2. Bagaimanakah tanggung jawab serta upaya hukum yang dilakukn oleh

LPD di Kabupaten Gianyar apabila debitor wanprestasi?

B. Penelitian dari I Nyoman Gede Mudita, S.H, Program Studi Magister

Kenotariatan Universitas Brawijaya Tahun 2007, dengan judul : “Kedudukan

Akta Pengikatan Jaminan Yang Dibuat Oleh Notaris/PPAT Dalam Pemberian

Kredit Oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD)”. Rumusan masalah yang

terdapat dalam penelitian ini adalah :

Page 28: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

14

1. Bagaimanakah kedudukan akta pengikatan jaminan yang dibuat oleh

Notaris/PPAT dalam pemberian kredit oleh Lembaga Perkreditan

Desa (LPD)?

2. Bagaimanakah tanggung jawab Notaris/PPAT terhadap akta

pengikatan jaminan yang telah dibuat, dan bagaimanakah peranan

Notaris/PPAT dalam hal terjadinya kredit macet di Lembaga

Perkreditan Desa (LPD)?

C. Penelitian dari Ni Nyoman Ayu Tri Agustini., S.H.., Program Studi Magister

Kenotariatan Universitas Udayana Tahun 2013, dengan judul : “Pengawasan

pemberian kredit dengan jaminan Sertipikat Hak Milik atas tanah tanpa akta

pemberian Hak Tanggungan pada Lembaga Perkreditan Desa di Kota

Denpasar”. Rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah kedudukan LPD selaku kreditor dalam penyelesaian

perjanjian kredit macet dengan jaminan sertifikat hak milik atas tanah

yang tidak diikat dengan APHT?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pengawasan dari badan pengawas internal

dan eksternal terhadap praktek pemberian kredit oleh LPD dengan

jaminan sertifikat hak milik atas tanah yang tidak diikat dengan

APHT?

Dari uraian penelitian diatas, sangat berbeda dengan penulisan tesis ini yang

menyangkut kajian hukum empiris tidak ditemukan kesamaan dengan penelitian yang

Page 29: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

15

sedang dilakukan, tetapi lokasi dan cakupan penelitian berbeda, sehingga tingkat

originalitasnya dapat dipertanggung jawabkan.

1.2 Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumukan permasalahan yang akan

diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pengikatan jaminan yang objeknya tanah hak milik dalam

perjanjian utang piutang pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten

Gianyar?

2. Bagaimanakah proses eksekusi tanah hak milik yang dijadikan jaminan dalam

perjanjian utang-piutang pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten

Gianyar, dalam hal debitur ingkar janji?

1.3 Tujuan Penulisan.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pada penelitian dalam tesis ini

meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara umum

mengenai bagaimanakah proses pengikatan jaminan yang dilakukan pada Lembaga

Perkreditan Desa yang objek jaminanya adalah hak milik atas tanah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dari penulisan tesis ini adalah

sebagai berikut:

Page 30: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

16

1. Untuk mengetahui proses pengikatan jaminan yang objeknya tanah

hak milik dalam perjanjian utang piutang pada Lembaga Perkreditan

Desa

2. Untuk mengetahui proses eksekusi tanah hak milik yang dijadikan

jaminan dalam perjanjian utang-piutang pada Lembaga Perkreditan

Desa, dalam hal debitur ingkar janji?

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan yang hendak dicapai dari penelitian dalam tesis ini

meliputi:

A. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran pemikiran khususnya dalam

penemuan asas asas, konsep-konsep dan teori-teori yang berhubungan

dengan permasalahan ini.

2. Untuk memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum pada

umumnya, maupun di bidang keperdataan dan jaminan pada

khususnya terutama di bidang jaminan utang yang berupa hak milik

atas tanah pada Lembaga Perkreditan Desa.

B. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Memberikan masukan bagi LPD dalam pembuatan perjanjian kredit

haruslah dengan akta notaris untuk menjamin kekuatan pembuktianya

Page 31: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

17

dan Pemerintah Daerah Provinsi Bali dalam rangka melaksanakaan

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8

Tahun 2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa, Lembaran Daerah

Provinsi Bali Tahun 2012 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah

Provinsi Bali Nomor 4, Mengenai Lembaga Perkreditan Desa di Bali

yang berkembang dengan pesat, perlu adanya kewajiban bagi LPD

untuk mengikat jaminan berupa Hak Milik atas tanah dengan APHT

berdasarkan Undang-Undang yang berlaku.

2. Penelitian ini di harapkan memberikan masukan dan informasi bagi

masyarakat mengenai tata cara pengikatan jaminan dan proses

eksekusi jaminan pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten

Gianyar

1.5 Landasan Teoritis dan Kerangka Berfikir.

1.5.1 Landasan Teoritis

Dalam mengkaji data dan untuk menjawab permasalahan yang ada dalam tesis

ini, maka akan digunakan teori-teori sebagai berikut :

1. Teori Perjanjian.

Perjanjian pada umumnya dibuat dengan maksud dan tujuan yang beraneka

ragam. Salah satunya dibuat untuk mendapatkan kredit, dalam setiap pemberian

kredit didasari oleh kepercayaan dan adanya jaminan, dengan harapan kredit yang di

pinjamnya akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang dibuat dan sesuai

Page 32: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

18

dengan benda yang dijaminkanya, berdasarkan pengertian dari Pasal 1313

KUHPerdata tentang perjanjian, yang menjadi dasar pengikat suatu perjanjian adalah

“perbuatan hukum dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya kepada

satu orang atau lehih” apabila dua orang atau lebih sepakat untuk melakukan suatu

perikatan , maka terjadilah suatu kesepaktan untuk melalukan suatu ikatan, dalam

Pasal 1121 KUHPerdata menyatakan bahwa : “Tiada sepakat yang sah apabila

sepakat itu diberikan karena kehilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau

penipuan”. Roscoe Pound, mengatakan suatu kesepakatan mengikat karena memang

merupakan keinginan para pihak yang menginginkan kesepakatan itu mengikat. Para

pihak sendirilah yang pada intinya menyatakan kehendaknya untuk mengikatkan diri.

Kata sepakat antara subjek terjadi secara disadari antara yang satu dengan yang lain,

dan diantaranya saling mengikatkan diri sehingga subjek hukum yang satu berhak

atas prestasi dan begitu juga dengan subjek hukum yang lain berkewajiban untuk

melaksanakan prestasinya sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati para

pihak.

Dalam teori perjanjian, kata sepakat, merupakan hal yang paling penting.

George W. Paton, menyebut, kehendak yang “senyatanya” bukan kehendak yang

“dipernyatakan” sebagaimana disebutnya, “a secret mental reservation should be a

bar to enforcement since the test is the real will and not the will as declared”.

Kehendak tersebut harus diberitahukan pada pihak lain, tidak menjadi soal apakah

disampaikan secara lisan maupun tertulis, bahkan dengan bahasa isyarat sekalipun

Page 33: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

19

atau dengan cara membisu sekalipun tetap dapat terjadi perjanjian asal ada kata

sepakat.14

Hal ini berarti kata sepakat tidak hanya ”kesesuaian” kehendak antar para

pihak yang berjanji saja, tetapi juga menyangkut kehendak dan pernyataan dari

kehendak para pihak itu harus sesuai, atau persesuaian kehendak, dan tidak sekedar

persesuaian sehingga tidak timbul cacat kehendak. Konsekuensi adanya kesepakatan

untuk mengikatkan diri bahwa semua pihak telah menyetujui materi yang

diperjanjikan, tidak ada paksaan atau di bawah tekanan.

R. Wirjono Prodjodikoro, ”kalau seseorang berjanji melaksanakan sesuatu

hal, maka janji ini dalam hukum pada hakikatnya ditujukan kepada orang lain”.

Bahwa sifat pokok dari perjanjian adalah hubungan hukum antara orang-orang

berdasarkan atas suatu janji, wajib untuk melakukan sesuatu hal, dan orang lain tentu

berhak menuntut pelaksanaan suatu janji itu.15 Pendapat lain dikemukakan oleh

subekti yang mendefinisikan perjanjian sebagai berikut ; ”Perjanjian merupakan

suatu peristiwa apabila seseorang berjanji kepada seseorang yang lain ataupun jika

dua orang tersebut saling berjanji dan mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu

hal”.16

Pendapat lain dikemukakan oleh Rutten dalam Purwahid Patrik yang

menyatakan bahwa perjanjian adalah perbuatan yang terjadi sesuai dengan formalitas-

14 Sudargo Gautama, 2006, Indonesia Buisness Law, PT Citra Aditya Bakti, Jakarta, hal 231

15 Wirjono Prodjodikoro, 1985, Hukum Perdata Tentang Persetujuan Tertentu, Cet VIII, Sumur, Bandung, hal. 11

16 R.Soebekti, 2001, Hukum Perjanjian, PT. Intermas, Jakarta, hal. 45

Page 34: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

20

formalitas dari peraturan hukum yang ada tergantung dari persesuaian kehendak dua

atau lebih orang-orang yang ditujukan untuk timbulnya akibat hukum dari

kepentingan salah satu pihak atas beban pihak lain atau demi kepentingan masing-

masing pihak secara timbal balik.

Pada umumnya suatu perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun secara

tertulis maka dari itu suatu perjanjian sifatnya sebagai alat bukti jika dikemudian hari

terjadi permasalahan. Terhadap perjanjian yang ditentukan oleh Undang-undang

harus dibuat dalam bentuk tertentu, apabila bentuk tersebut tidak sesuai, maka

perjanjian tersebut dikatakan tidak memnuhi syarat yang ditentukan oleh Undang-

Undang, perjanjian yang bentuknya tertulis tidak hanya digunakan sebagai

pembuktian saja jika terjadi permasalahan antara kedua belah pihak tetapi merupakan

hal utama untuk adanya (bestnwaarde) perjanjian tersebut.17

Perjanjian kredit yang telah ditetapkan oleh pihak kreditur merupakan suatu

perjanjian baku, yang melahirkan hukum bagi kedua belah pihak. Bahwa pihak

kreditur dengan pihak debitur saling terikat untuk melaksanakan isi dari perjanjian

yang telah disepakati. Selain mengemukakan kontrak baku dapat diterima sebagai

perjanjian berdasarkan kemauan dan kepercayaan antara kedua belah pihak untuk

mengikatkan diri kepada perjanjian.

Dengan demikian dalam perjanjian kredit terdapat kesepakatan kedua belah

pihak yang dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit dimana akan melahirkan suatu

17 Purwahid Patrik, 1988. Hukum Perdata II. Undip: Semarang, hal. 3

Page 35: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

21

perikatan diantara kedua belah pihak. Definisi perikatan tidak diatur dalam buku III

KUHPerdata tentang perikatan, akan tetapi definisi perikatan terdapat dalam

pengetahuan ilmu hukum. Perikatan merupakan suatu hubungan hukum dalam

lapangan harta kekayaan antara dua orang atau lebih, pihak yang satu bertkewajiban

atas sesuatu dan pihak yang lain berhak atas prestasi.18 Adapun syarat yang harus

dipenuhi dalam peminjaman kredit antara lain :

1. Kepercayaan : Keyakinan pihak kreditur atas prestasi yang diberikan oleh

pihak debitur, yang dibayar sesuai dengan waktu perjanjian

2. Waktu : merupakan jangka waktu antara penerimaan kredit dan

pembayarannya, waktu tersebut sebelumnya telah disepakati oleh kedua belah

pihak antara kreditur dengan debitur.

3. Prestasi : Merupakan objek yang diperjanjikan berupa prestasi pada

saat terjadinya kesepakatan pemberian pinjaman oleh kreditur kepada debitur.

4. Resiko : Adalah Hal yang kemungkinan terjadi selama jangka waktu

dari penyaluran kredit hingga pelunasan pinjaman tersebut maka diperlukan

pengikatan jaminan atau angunan yang dimiliki debitur.

18 Purwahid Patrik, 1994, Dasar-Dasar Hukum Perikatan, Mandar Maju, Bandung, hal. 2

(Selanjutnya disebut Purwahid Patrik II)

Page 36: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

22

Adanya kemungkinan resiko akibat dari jangka waktu pemberian kredit

hingga sampai pelunasan pinjaman maka pihak perbangkan selaku pemberi kredit

melakukan penilaian terhadap :19

1. Penilaian watak

2. Penilaian kemampuan

3. Penilaian modal

4. Penilaian angunan

5. Penilaian prospek usaha

Suatu perjanjian pinjam meminjam sah apabila kewajiban yang timbul dari

perjanjian tersebut dapat dipenuhi, dan apabila tidak dapat dipenuhi maka dapat

untuk dipaksakan pelaksanaanya, apabila pihak yang berkewajiban tidak dapat

memenuhi kewajibanya sesuai dengan apa yang diperjanjikan, maka dapat dikatakan

pihak tersebut telah melakukan wanprestasi. Dari uraian diatas sangat relevan untuk

menjawab rumusan masalah pertama mengenai proses pengikatan jaminan yang

objeknya tanah hak milik pada Lembaga Perkreditan Desa, dalam praktiknya LPD

dalam mengikat suatu jaminan yang berupa hak milik atas tanah seringkali tidak

diikat dengan APHT, pengikatan terhadap jaminan hanya dibuatkan perjanjian kredit

saja, atau surat kuasa membebankan hak Tanggungan (SKMHT) pada notaris karena

jumblah kreditnya tidak banyak.

19 Rahmadi Usman, 2001, Aspek Hukum Perbangkan Syariah di Indonesia. PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, hal. 236

Page 37: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

23

2. Teori Kepastian Hukum

Sudah umum bilamana kepastian sudah menjadi bagian dari suatu hukum, hal

ini lebih diutamakan untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan

kehilangan jati diri serta maknanya, karena tidak lagi dapat digunakan sebagai

pedoman perilaku setiap orang. Kepastian sendiri hakikatnya merupakan tujuan

utama dari hukum. Apabila dilihat secara historis banyak perbincangan yang telah

dilakukan mengenai hukum semenjak Montesquieu memgeluarkan gagasan mengenai

pemisahan kekuasaan. Keteraturan masyarakat berkaitan erat dengan kepastian dalam

hukum, karena keteraturan merupakan inti dari kepastian itu sendiri. Dari keteraturan

akan menyebabkan seseorang hidup secara berkepastian dalam melakukan kegiatan

yang diperlukan dalam kehidupan masyarakat.

Teori Kepastian Hukum dalam penelitian ini berkaitan dengan, Pengikatan

Jaminan pada Lembaga Perkreditan Desa yang objek jaminanya adalah Hak Milik

atas Tanah. Adapun beberapa pendapat ahli mengenai Kepastian Hukum diantaranya:

a. Gustaf Radbruch mengemukakan dalam pengertian hukum dapat dibedakan

menjadi tiga aspek yang ketiga-tiganya diperlukan untuk sampai kepada

pengertian hukum yang memadai. Aspek yang pertama adalah keadilan

dalam arti yang sempit. Keadilan ini berarti kesamaan hak untuk semua orang

di depan pengadilan. Aspek yang kedua ialah tujuan keadilan atau finalitas.

Aspek ini menentukan isi hukum, sebab isi hukum memang sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai. Aspek yang ketiga adalah kepastian hukum atau

Page 38: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

24

legalitas. Aspek ini menjamin bahwa hukum dapat berfungsi sebagai

peraturan yang harus ditaati

b. Peter Mahmud Marzuki mengemukakan, kepastian hukum mengandung dua

pengertian, yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat

individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan,

dan kedua berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan

pemerintah karena adanya aturan yang bersifat umum itu, individu dapat

mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan oleh Negara

kepada setiap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal

dalam undang-undang, melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan

hakim yang lainya untuk kasus serupa yang telah diputus.

c. Menurut J.M Otto kepastian hukum memiliki unsur-unsur sebagai berikut20

a. Adanya aturan yang konsisten dan dapat diterapkan yang ditetapkan

Negara

b. Aparat pemerintah menerapkan aturan hukum tersebut secara

konsisten dan berpegang pada aturan hukum tersebut.

c. Rakyat pada dasarnya tunduk pada hukum

d. Hakim yang bebas dan gtidak memihak secara konsisten menerapkan

aturan hukum tersebut

e. Putusan Hakim dilaksanakan secara nyata

20 Peter Mahmud Marzuki, 2008, Pengantar Ilmu Hukum, Kencana Perdana Media Group,

Jakarta, hal. 158

Page 39: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

25

Dengan dijaminkanya hak milik atas tanah maka perlu adanya kepastian

hukum mengeni hak yang mengikat dan membebani tanah hak milik yang dijadikan

jaminan utang. Sehingga teori ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

kedua mengenai eksekusi tanah hak milik yang dijadikan jaminan pada Lembaga

Perkreditan Desa, karena perlu adanya kepastian hukum terhadap kreditur maupun

debitur yang dalam hal ini untuk menjamin pelunasan suatu kredit pada Lembaga

Perkreditan Desa.

3. Teori Perlindungan Hukum.

Perlindungan Hukum yang diberikan oleh suatu Negara kepada rakyatnya

akan menciptakan kenyamanan, keamanan dan ketertiban masyarakat, dalam

hubunganya antara Negara dan masyarakat dapat dijaga kepentinganya.

Hukum merupakan perlindungan kepentingan manusia yang berbentuk norma

ataupun kaidah. Hukum sebagai kumpulan peraturan yang bersifat umum dan

normatif, umum yaitu berlaku bagi semua orang dan normatif karena mengatur

mengenai apa yang boleh dan tidak boleh orang lakukan, serta menentukan

bagaimana mematuhi suatu aturan dan kaedah.21

Wujud dari Hukum dalam masyarakat adalah memberikan suatu perlindungan

hukum kepada masyarakan yang kepentinganya tergangu. Menurut Sudikno

Mertokusumo, bahwa hukum bertujuan untuk tercapainya ketertiban dalam

masyarakat, diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi untuk mencapai tujuan

21 Sudikno Mertokusumo, 2003, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta

hal. 39

Page 40: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

26

yang diinginkan dan berfungsi membagi hak dan kewajiban antara perorangan dan

masyarakat, membagi wewenang dan mengutamakan memecahkan masalah hukum

serta memelihara kepastian hukum. Menurut Subekti bahwa tujuan hukum itu

mengabdi kepada tujuan Negara, yaitu mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan

bagi rakyat.22

Pada hakikatnya terdapat hubungan antara subyek hukum dengan objek

hukum yang dilindungi oleh hukum dan menimbulkan kewajiban. Hak dan kewajiban

dari hubungan hukum tersebut harus dilindungi oleh hukum, agar masyarakat merasa

aman. Hal ini menunjukan bahwa perlindungan hukum dapat memberi jaminan atau

kepastian bahwa seseorang akan mendapat apa yang telah menjadi hak dan

kewajibanya.

Menurut Philipus M Hadjon Perlindungan hukum dalam kepustakaan hukum

berbahasa belanda dikenal dengan sebutan rechtsbescherming van de burgers.23

Pendapat ini menunjukan bahwa perlindungan hukum merupakan terjemahan dari

bahasa belanda yaitu Rechtbeschrming. Dari pengertianya dalam kata perlindungan

terdapat suatu usaha yang dilakukan untuk mendapat hak-hak yang dilindungi sesuai

dengan kewajiban yang dilakukan. Menurut Fitzgerald menjelaskan teori

perlindungan hukum salmond bahwa hukum bertujuan untuk mengintegrasikan dan

mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyarakat karena prlindungan

22 Ibid, hal. 57-61 23 Philipus M hadjon, 1998, perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia, Bina Ilmu Surabaya,

hal. 1

Page 41: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

27

terhadap kepentingan tertentu hanya dapat dilakukan dengan cara membatasi berbagai

kepentingan dilain pihak.24

Teori ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua mengenai

eksekusi tanah hak milik yang dijadikan jaminan pada Lembaga Perkreditan Desa.

Sebagai landasan berpijak karena sesuai dengan prinsip memberikan kepastian

hukum, maka UUHT mengambil prinsip mendaftarkan tanah yang dijadikan jaminan

kredit harus dibebani hak tanggungan. Gunan memproleh kepastian hukum kepada

pemberi maupun penerima kredit

24 Satjipto raharjo, 2000, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 69

Page 42: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

28

1.5.2 Kerangka Berfikir

Latar Belakang Rumusan masalah

1.LPD melayani kegiatan jasa keuangan untuk warga desanya.

2.LPD tidak tunduk kepada UU Perbankan dan UU LKM.

3 Hak atas tanah yang dijadikan jaminan dalam perjanjian kredit haruslah diikat dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan

1.Bagaimana proses pengikatan jaminan yang objeknya tanah hak milik dalam perjanjian utang piutang pada Lembaga Perkreditan Desa?

2.Bagaimanakah proses eksekusi tanah hak milik yang dijadikan jaminan dalam perjanjian utang-piutang pada Lembaga Perkreditan Desa, dalam hal debitur ingkar janji?

Landasan Teoritis

Teori Perjanjian.

Teori Kepastian Hukum

Teori Perlindungan

Hukum.

Metode Penelitian

1.Jenis penelitian : empiris 2.Sifat Penelitian : Deskriftif Analitis 3.Data dan Sumber data a.Data Primer (Lapangan) b.Data Skunder (Kepustakaan) 4.Teknik pengumpulan data a.data lapangan (wawancara) b.Data Kepustakaan (Studi dokumen) 5. Teknik pengolahan dan analisis data. Setelah semua data terkumpul baik dta lapangan dan data kepustakaan, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan masalah. Data tersebut dianalisa sedmikian rupa dan dikaitkan dengan teori-teori yang relevan antaralain : Teori Perjanjian, Teori kepastian Hukum Dan Teori Perlindungan Hukum, dan kemudian disajikan secara deskriftif analitis

Page 43: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

29

1.6 Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam tesis ini merupakan penelitian hukum

empiris. Penelitian hukum empiris adalah penelitian tentang pemberlakuan suatu

peraturan yang bersifat normatif secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu

yang terjadi dalam masyarakat.25

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah empiris, karena mendekati

masalah dari kenyataan yang ada dalam masyarakat, kemudian dikaitkan dengan

peraturan yang berlaku. Pada Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002

tentang Lembaga Perkreditan Desa dan UUHT menyebutkan bahwa unuk mengikat

suatu jaminan berupa hak milik atas tanah haruslah diikat dengan APHT yang dibuat

oleh Notaris/PPAT, sedangkan dalam kenyataanya ada beberapa jaminan berupa hak

milik atas tanah yang tidak di ikat dengan APHT sesuai dengan amanat UUHT dalam

memberikan kepastian hukum bagi kreditur maupun debitur..

b. Sifat Penelitian.

Sifat penelitian dalam penulisan karya ilmiah ini bersifat deskriftif analitis.

Penelitian yang bersifat deskriftif analitis bertujuan untuk memberikan data yang

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainya,26 maka dapat

25 Abdul Kadir Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Aditya Bakti,

bandung, hal. 134

26 Sarjono soekamto, 1996, Pengantar Penelitian Hukum, UI press, Jakarta, hal. 10

Page 44: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

30

diambil data obyektif karena ingin mengambarkan kenyataan yang terjadi pada LPD

di Kabupaten Gianyar.

c. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian dalam penyusunan penelitian ini pada LPD di

Kabupaten Gianyar. Terpilihnya Kabupaten Gianyar sebagai lokasi penelitian karena

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang berkembang. Dari

271 desa yang ada di Kabupaten Gianyar 270 desa diantaranya telah memiliki LPD

sebagai penunjang ekonomi.27 Dari sekian desa, hanya 1 (satu) desa saja yang belum

memiliki LPD karena desa tersebut belum memiliki awig-awig tentang LPD, karena

awig-awig merupakan dasar dari pendirian suatu LPD di desa pakraman.

Populasi adalah keseluruhan dari objek pengamatan atau objek penelitian,

sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Karena

populasi sangat besar dan luas, maka kerapkali tidak mungkin untuk diteliti seluruh

populasi itu tetapi cukup diambil sebagian saja untuk diteliti sebagai sampel yang

memberikan gambaran tentang objek penelitian secara tepat dan benar.28

Dalam penelitian ini ditetapkan 3 (tiga) Lembaga Perkreditan Desa di wilayah

Kabupaten Gianyar sebagai sampel penelitian yang telah di pilih secara purposive

sampling. Pemilihan sampel penelitian ini didasarkan pada pertimbangan mengenai

perkembangan dan kemajuan dari Lembaga Perkreditan Desa tersebut. Berdasarkan

27 http://www.gianyarkab.go.id, diunduh pada hari senin 25 Januari 2016

28 Rony Hatnijo Soemitro, 1998, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta hal. 10

Page 45: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

31

hasil penelitian pendahuluan (penjajakan) Maka LPD yang di pilih adalah LPD Desa

Pakraman Padangtegal di Kecamatan Ubud, LPD Desa Pakraman Junjungan di

Kecamatan Ubud, dan LPD Desa Pakraman Tegallalang di Kecamatan Tegallalang.

d. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

skunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari penelitian di lapangan dan

informan yang mengalami langsung perjanjian kredit dengan jaminan hak milik atas

tanah yang tidak diikat dengan APHT yang diproleh dari LPD yang berada di

Kabupaten Gianyar.

Data data sekuner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Bahan hukum Primer berupa peraturan Perundang-Undangan yang terkait

dengan permasalahan , seperti :

a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas

Tanah Beserta Benda – Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 42, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3632).

b. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan dari Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor. 182,

Tambahan Lembaran Negara Nomor. 3790).

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

Page 46: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

32

1999 Tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4357);

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun

2004 Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491);

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 Tentang

Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 111,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253);

f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 Tentang

Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 12,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);

g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun Nomor 24 Tahun 1997

Tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1997 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3696);

h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1998 Tentang

Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3746);

Page 47: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

33

i. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga

Perkreditan Desa (Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor. 20 Tahun

2002, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 3);

j. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang

Lembaga Perkreditan Desa (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2007

Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 3);

k. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2002 Tentang

Lembaga Perkreditan Desa (Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2012

Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 4);

l. Peraturan Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2008 Tentang Pengurus Dan

Pengawas Internal Lembaga Perkreditan Desa (Berita Daerah Provinsi

Bali Tahun 2008 Nomor 16); Bahan Hukum Primer yang merupakan

bahan bahan hukum yang mengikat.

2. Bahan hukum sekunder yang merupakan bahan pendukung yang

memeberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Menurut Robert

Watt : “All of the materials in the library are used basically to assist the

resercht in understanding the law”29 yang berarti semua bahan dalam

perpustakaan yang pada dasarnya digunakan sebagai bahan penelitian dalam

29 Robert Watt, 2001, Concise Legal Reserch, The federation Press, Leichhardt, NSW, hal. 1

Page 48: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

34

penelitian hukum. Dalam penulisan karya ilmiah ini yang digunakan adalah

bahan hukum sekunder yang bersumber dari literatur yang berkaitan dengan

masalah.

3. Bahan hukum tersier merupakan data penunjang. Yakni bahan-bahan yang

member petunjuk dan penjelasan terhadap data data primer dan data sekunder,

diantaranya kamus dan ensiklopedia.30

d. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode wawancara. Wawancara atau interview adalah situasi antara pribadi bertatap

muka (face to face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan

yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan masalah

penelitian.31 Untuk memperoleh data dari informan yakni kepala Lembaga

Perkreditan Desa yang ada di wilayah penelitian. Agar hasil wawancara memiliki

nilai validitas dan reabilitas dalam berwawancara digunakan alat berupa pedoman

wawancara atau Interview guide.32

Untuk mengumpulkan data kepustakaan digunakan teknik studi dokumen

yaitu dengan penelusuran literatur dan mencatat bahan bahan dari buku-buku

literature yang terkait dengan masalah didalam penelitian ini.

30 Bambang Sunggono, 2003, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

hal. 114 31 Amirudin dan Zainal Asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, hal. 82 32 Program Studi Magister Kenotariatan Unud, 2013, Buku Pedoman Pendidikan Program

Studi Magister Kenotariatan Universitas Udayana, Udayana, Denpasar , hal. 63

Page 49: TESIS TANAH SEBAGAI JAMINAN UTANG DALAM PERJANJIAN … 1.pdf · Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana ... perjanjian utang piutang pada Lembaga ... hukum terhadap

35

e. Teknik Pengolahan dan Analitis Data.

Setelah semua data terkumpul baik dari data kepustakaan maupun lapangan

kemudian diklasifikasikan sesuai dengan masalah. Data tersebut dianalitis sedemikian

rupa dikaitkan dengan teori-teori yang relevan. Kemudian ditarik kesimpulan untuk

menjawab permasalahan. Tahapan tahapan pengolahan data yang dilalui adalah

mengunakan data kualitatif dan akhirnya data tersebut disajikan secara deskriftif

analitis.33

33 Ibid., hal. 73