TESIS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37721/1/EEN...
Transcript of TESIS - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37721/1/EEN...
TESIS
REPRESENTASI PEMIMPIN NON MUSLIM DALAM
MEDIA ONLINE
(ANALISIS WACANA KRITIS PEMBERITAAN
BASUKI THAHJA PURNAMA DI KOMPAS.COM DAN
REPUBLIKA ONLINE)
Oleh:
Een Irianti, S.Sos
NIM: 21140510100007
PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M.
..
PROGRAM MAGISTER KOMUNlKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKUL TAS fLMU DAKWATI DAN rLMU KOMUNlKASI
UIN SYARIl: lIIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 III 2017 M.
Dr. Gun Gun I !cryanlo. rvl.SiNIP. 19760812200501 1005
Pcmbimbing
OlchEcn [rillnti
NIM: 21140510100007
TesisDiajukan untuk Mcmcnuhi Pcrsyaratan Memperolch
Gelar Magister Sosiul (M.Sos)
REFRESENTASI PEl\tllMPIN NON MUSLIM OALAJVI NIEDIAONLINE
(ANALISIS WACANA KRlTIS PEMBERITAANBASUKITHAHJA PURNAMA 01 KONJPAS.COM DAN REPUBLIKA
ONLINE)
D....Sihabuddin Noor, MANIP.19690221 199703 J 001
Ketua Program studi,
Dr. Gun Gun He ...yanto, J\>I.SiNfP. 19760812200501 I 005
Dosen Pernbimbing.
Jakarta, 2017
Tclah dapat diterima dan dapat diajukan untuk mengikuti ujian tesis di MagisterKornunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilrnu Dakwah dan llrnu KornunikasiUTI Syarif l lidayutullah. Jakarta.
: llrnu Dakwah dan 1I11111 KornunikasiFakultas
Program Studi : Magister Kornunikasi dan Pcnyiaran Islam
: Magister/52Jenjang
: 21 1-l050100007~IM
: Ecn lrianti, S.S()~Numu
REPRESl:l\.ITASI PEMJ]\ IPIN NON MUSLIM Di\LAM
MEDIA ONLINE (ANAUSIS WACANA I<RITIS
PEJvIBERITAAN BASUKI THAHJA PURNAMA 01
KOMP/1SCOM DAN REPUBLlKA ONLlNE)
J udul
Dr. Sihabudin Noor, MANIP. 19690221 199703 100
Dr. Gun Gun Heryanto, M.SiNIP 19760812 200501 I 005
Ketua Sidang
Pernbimbmg
~Prof. Dr. M.Si
/'
Penguji ITPenguji I
Sidang Munaqasah
Jakarta, 9 Juru 2017
Tesis yang berjudul REPRESENTASI PEMIMPIN NON MUSLIM DALAM
MEDIA ONLINE (ANALISIS WACANA KRlTIS PEMBERIT AAN
BASUKI THABJA PURNAAIA DI KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA
ONLINE) telah diujikan dalarn sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan
IIrnu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 10 Januari 2017. Tesis ini telah ditenma sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Sosial (M.Sos) pada program Studt Magister
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas IImu Dakwah dan llmu Komumkasi
LEMBAR PENGESAHAN
Saya yang rnenyatakan.
Jakarta, Januari 2017
mcnyatakan bahwa naskah tesis yang berjudul "REPRESENTASI PEMIMPIN
NON MUSLIM DALAM lVlED1A OlVLlNE (Analis Wacana Kritis
Pemberitaan Basuki Thahja Purnama eli Kompos.com dan Republika
Online)" illi secant keseluruhan benar-beuar bebas dari plagiasi . .J ika dikemudian
hari terbukti melakukan plagiasi, rnaka saya siap ditindak sesuai ketentuan hukum
yang berlaku.
NTM
Nama : Een Irianti, S.Sos
: 21140510 I 00007
: Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam
: llmu Dakwah dan Ilrnu KomunikasiProgram Studi
Fakulras
Yang bertanda Langan di bawah ini :
PERNYATAANBEBASPLAG~I
Tesis ini hasil karya asl i saya yang diajukan untuk memcnuhi salah satu
persyaratan mernpcrolch gelar strata 2 <.Ii UIN Syarif l lidayatullah Jakarta.
Scmua sumber yang saya gunakan dalam melakukan penelitian ini telah
soya cantumkan scsuai dongan ketcntuan yang bcrlaku di UIN Syarif
I liduyatullah Jakarta.
Jika dikcrnudian hari tcrbukti bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya
asli saya atau rnerupakan jiplakan dari karya orang lain. rnaka saya
bcrscdia menerirna sanksi yang berlaku di UIN Syarif l Iidayatulluh
Jakarta.
LEMBAR PERNYATAAN
i
ABSTRAK
Een Irianti
REPRESENTASI PEMIMPIN NON MUSLIM DALAM MEDIA ONLINE
(Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Basuki Thahja Purnama di
Kompas.com dan Republika Online)
Kemunculan figur Basuki Thahja Purnama atau yang akrab dipanggil
Ahok tidak hanya menjadi perhatian publik. Berbagai kontroversi baik latar
belakang agama, pernyataan dan kebijakannya memicu berbagai reaksi publik,
ada yang mendukung namun tidak sedikit pula yang menolak. Ahok juga menjadi
news maker bagi media. Oleh kerena itu, media memiliki peran bagaimana
mengadirkan figur kepemimpinan Ahok dalam wacana pemberitaan yang
tentunya tidak bisa terlepas dari berbagai kepentingan yang menjadi agenda dan
strategi masing-masing media.
Republika Online misalnya dikenal sebagai media yang mewakili
kepentingan umat muslim begitupun Kompas.com yang diidentifikasi sebagai
situs berita nasional yang cenderung berpihak pada kelompok elit. Tentu kedua
media memiliki frame tersendiri dalam mengonstruksi figur Ahok dalam wacana
pemberitaan.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang memiliki pengaruh bagi media
dalam merepesentasikan Ahok, maka timbul beberapa pertanyaan yaitu: Faktor
apa saja yang memiliki kontribusi dalam merepresentasikan Ahok sebagai
pemimpin non muslim di Kompas.com dan Republika Online? Bagaimana mode
wacana dalam teks pemberitaan yang digunakan Kompas.com dan Republika
Online dalam merepresetasikan Ahok sebagai pemimpin non muslim? Bagaimana
medan wacana yang ditampilkan Kompas.com dan Republika Online dalam
pemberitaan yang merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin non muslim?
Bagaimana pelibat wacana dihubungkan dalam pemberitaan Kompas.com dan
Republika Online dalam merepresentsikan Ahok sebagai pemimpin non muslim?
Dalam menganalisis permasalahan di atas, penulis menggunakan teori
hirarki pengaruh media massa karena dalam proses produksi berita media
dipengaruhi oleh berbagai aspek baik internal maupun eksternal dan pendekatan
analisis wacana kritis milik Halliday. Penulis mencoba membongkar strategi
dibalik wacana yang dihadirkan media karena dalam pandangan analisis wacana
kritis teks bukan hanya sekedar tulisan tetapi merupakan sebuah bentuk
representasi dari tindakan, kekuasaan dan ideologi.
Melalui wawancara dan studi kepustakaan yang peneliti lakukan, bahwa
faktor ideologi masih memiliki kontribusi yang besar bagi Kompas.com dan
Republika Online dalam merepresentasikan Ahok dan terlihat bagaimana kedua
media tersebut memiliki strategi yang berbeda. Kompas.com terlihat lebih
konsisten terhadap ideologinya dengan menunjukkan dukungan terhadap Ahok
melalui strategi yang dimainkan baik dari segi mode, pelibat dan medan wacana
sedangkan Republika Online berusaha merepresentasikan figur Ahok secara utuh.
Kata Kunci : Ahok, Representasi, Wacana, RepublikaOnline, Kompas.com.
ii
ABSTRAK
Een Irianti
Representation of Non Muslim Leaders in Online Media
Critical Discourse Analysis of News Basuki Thahja Purnama in Kompas.com and
Republika Online
The emergence of figures Basuki Thahja Purnama or who is familiarly
called Ahok not only a public concern. Various controversies ranging from
religious backgrouns, statements and policies sparked a variety of public
reactions, some supportive but not the least refuse. Ahok also became a news
maker for the media. Therefor, the media has a role how to present the figure of
leadership in the discourse Ahok news that certainly can not be separated from the
various interests that become the agenda and strategy of each media.
Republika Online known as a media that represent the interests of muslims
as well as Kompas.com which is often identified as a national news website that
tends to side with the elite group. Both media have their own framw in
constructing the figure of Ahok on the discourse of the news.
To know what factors that have influence for the media in presenting
Ahok, then there are some questions that are : what factors have contributed in
representing Ahok as a non muslim leader in Kompas.com and Republika Online?
How the mode of discourse in the news text used Kompas.com and Republika
Online in representing Ahok as a leader of non muslim? How the field of
discourse in displayed Kompas.com dan Republika Online in the news that
represents Ahok as a leader of non muslim? How the someone of discourse linked
in the news Kompas.com and Republika Online in representing Ahok as a leader
of non muslim.
In analiyzing the problems above, the author of mass media influence
because in the process of media news production is influenced by various aspects,
both internal and external and approaches critical discourse analysis Halliday. The
author tries to try to dismantle the strategy behind the discourse presented by
media, because in the view of critical discourse analysis the tex is not merely
writing but is a from of representation of action, power and ideology.
Through interviews and literature studies that researchers do, that the
ideological factor still has a great contribution to Kompas.com and Republika
Online in representing Ahok and seen how the two media have different
strategies. Kompas.com looks more consistent to its ideology by showing support
for Ahok through strategies that are played both in terms of fashion, someone and
the field of discourse while Republika Online trying to represent the figure Ahok
more intact.
Keyword : Ahok, Representation, discourse, Republika Online and
Kompas.com.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul,
“REPRESENTASI PEMIMPIN NON MUSLIM DALAM MEDIA ONLINE
(Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Basuki Thahja Purnama di Kompas.com dan
RepublikaOnline)”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada kekasih Allah
Muhammad SAW, pembawa misi perubahan terbesar dalam sejarah Islam beserta
keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya, penulis ingin menyampaikanrasa
terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran
penulisan Tesis ini, baik untuk mereka yang selalu ada lewat kata motivasi, selalu
dekat dan jadi inspirasi dan yang dermawan dalam memberikan segala bentuk
donasi. Izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) Dr. Arief
Subhan, MA, serta para pembantu dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FIDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Prodi Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),Dr.
Sihabuddin Noor, MA dan Sekretaris Prodi Pasca Sarjana Komunikasi dan
Penyiaran Islam (KPI)Dr. Rulli Nasrullah, M.Si beserta seluruh staffnya.
3. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, yang telah begitu sangat mengayomi dan
berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam
menyelesaikan Tesis ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIKOM) yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak
dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu
yang telah diajarkan semoga kelak dapat menjadikan kami orang yang
berguna bagi Bangsa dan Agama di dunia dan akhirat.
5. Ungkapan terima kasih dan penghargaan serta dedikasi yang sangat spesial
penulis haturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua
tersayangyang menjadi motivasi terbesar bagi penulis, Ayahanda (Alm)
iv
H. Nimin Sukarna dan Ibunda Rodiyah beserta kakak dan adik-adik penulis
yang dengan segala pengorbanannya tak akan pernah penulis lupakan atas
jasa-jasa mereka.
6. Kepada Dr. Ail Muldi, M.Ikom yang begitu sabar dan tidak henti
memberikan dukungan serta motivasi bagi penulis untuk dapat menyeselaikan
pendidikan pascasarjana.
7. Rekan-rekan kerja di SMP dan SMA Islam Az ZAMIR terutama Bapak
Kepala Sekolah yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melanjutkan
pendidikan S2.
8. Kawan-kawan Magister Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDIKOM), khususnya Jurusan KPI UIN Jakarta angkatan kedua, bu Yayan,
pak Irfan, pak Endi, Eka, Huluk, Musyafa, Farhan, Syamsul, Siska, yang
selalu memberikan support dan teladan kepada penulis.
9. Keluarga besar civitas akademika UNIS Tangerang para dosen, alumni,
mahasiswa yang telah membantu dan memberi motivasi bagi penulis.
10. Kepada pihak Republika Online dan Kompas.com yang turut berperan dalam
selesainya penelitian ini, khususnya kepada redaktur pelaksana atau editor
dan wartawan yang telah berbagi informasi dan bersedia diwawancarai.
11. Adik-adik Ikatan Remaja Aqidatul Ummah dan Siswa/i SMP dan SMA Islam
Az Zamir yang senantiasa menjadi semangat bagi penulis untuk dapat
memberikan contoh yang baik bagi kalian.
12. Kepada sahabat, kerabat dan saudara yang selalu mendoakan penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat menjadi
pembelajaran. Akhirnya, penulis berharap agar tesis ini dapat memberi manfaat
dan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dan pembaca pada
umumnya.
Tangerang, 23 Desember 2016
Een Irianti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL ……………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
A. LATAR BELAKANG ..………………………………………. 1
B. PERMASALAHAN PENELITIAN …………………………. 9
1. Identifikasi Masalah ………………………………………... 9
2. Batasan Masalah ………………………………………......... 9
3. Rumusaan Masalah …………………………………………. 10
C. RUANG LINGKUPPENELITIAN …………………………. 10
1. Tujuan Penelitian …………………………………………… 10
2. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 11
D. STUDI PUSTAKA……………………………………………. 12
E. METODOLOGI PENELITIAN……………………………... 18
1. Paradigma Penelitian ………………………………………... 18
2. Metode Penelitian …………………………………………… 21
3. Objek Penelitian …………………………………………….. 22
4. Jenis dan Sumber Data ……………………………………… 22
5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………. 23
6. Teknik Analisis Data ……………………………………….. 26
BAB II KERANGKA TEORI………………………………………... 29
A. TEORI HIRARKI PENGARUH MEDIA MASSA …………… 29
B. KONSEPTUALISASI REPRESENTASI ……………………... 40
C. KONSEPTUALISASI MEDIA ONLINE ……………………… 42
D. KONSEPTUALISASI BERITA ……………………………….. 43
E. ANALISIS WACANA ………………………………………… 44
F. ANALISIS WACANA KRITIS ……………………………….. 46
G. KERANGKA PEMIKIRAN ………………………………. …... 54
BAB III PROFIL MEDIA……….. …………………………………... 56
A. DESKRIPSI REPUBLIKA ONLINE………………………… 56
1. Sejarah Kelahiran Republika Online ……………………….. 56
vi
2. Susunan Redaksi Republika Online ………………………… 60
3. Kepala Republika Online …………………………………… 63
4. Desain dan Karakter Republika Online …………………….. 63
5. Proses Penyajian Berita Republika Online …………………. 65
B. ROL REPRESENTASI KELOMPOK MUSLIM………….. 67
C. DESKRIPSI KOMPAS.COM………………………………….. 69
1. Sejarah Lahirnya Kompas.com ……………………………… 69
2. Visi dan Misi Kompas.com …………………………………. 72
3. Tampilan dan Penyajian Berita Kompas.com ………………. 72
4. Susunan Redaksi Kompas.com ……………………………... 74
D. KOMPAS.COM REPRESENTASI KELOMPOK ELIT …… 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS…………………… 77
ANALISIS PEMBERITAAN BASUKI THAHJA PURNAMA DI
KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA ONLINE…............................... 77
A. FAKTOR YANG MEMILIKI KONTRIBUSI DALAM
MEREPRESENTASIKAN AHOK SEBAGAI PEMIMPIN
NON MUSLIM………………………..……………………….. 77
B. ANALISIS MODE, PELIBAT, DAN MEDAN WACANA
DALAM PEMBERITAAN .......................................................... 93
C. INTERPRETASI PENELITI …………………………………… 141
BAB V PENUTUP ……………………………………………………... 145
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 145
B. Saran …………………………………………………………….. 147
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….. ix
LAMPIRAN……………………………………………………………. xiv
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian yang Telah dan Akan Dilakukan …… 16
Tabel 1.2 Level Analisis Data …………………………………………… 27
Tabel 3.1 Estimasi Pengakses Republika Online ………………………... 62
Tabel 4.1 Wacana/Teks Yang Akan Dianalisis ………………………….. 94
Tabel 4.2 Model Analisis Wacana ROL dalam Berita Pelantikan Ahok ... 98
Tabel 4.3 Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Pelantikan
Ahok…………………………………………………………... 101
Tabel 4.4 Model Analisis Wacana ROL dalam Berita Program KJP …… 105
Tabel 4.5 Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Program
KJP …………………………………………………………… 109
Tabel 4.6 Judul Wacana Pemberitaan Kompas.com Mengenai Program
KJP …………………………………………………………… 110
Tabel 4.7 Model Analisis Pemberitaan ROL dalam Berita Kasus Sumber
Waras …………………………………………………………. 114
Tabel 4.8 Model Analisis Pemberitaan Kompas.com dalam Berita Kasus
Sumber Waras ………………………………………………... 118
Tabel 4.9 Model Analisis Wacana ROL dalam Berita Reklamasi………. 123
Tabel 4.10 Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Reklamasi. 128
Tabel 4.11 Judul Pemberitaan Kompas.com dalam Proyek Reklamasi …... 129
Tabel 4.12 Model Analisis Wacana ROL dalam Berita Kalijodo ……….... 133
Tabel 4.13 Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Kalijodo ... 138
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cara Kerja Faktor Individu Pekerja Media yang Mempengaruhi
Isi Media …………….................................................... ……..... 32
Gambar 2.2 Hubungan Tiga Sumber Yang mempengaruhi Rutinitas Media . 33
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ………………………….. ……………….. 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Transkip Hasil Wawancara dengan Kepala Desk/Editor Megapolitan
Kompas.com.
2. Transkip Hasil Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Republika Online.
3. Transkip Hasil Wawancara dengan Wartawan Kompas.com.
4. Transkip Hasil Wawancara dengan Wartawan Republikan Online.
5. Transkip Hasil Wawancara dengan Wartawan Kompas.com
6. Surat Keterang Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemberitaan media mengenai kemunculan figur pemimpin dengan latar
belakang agama minoritas di tengah hegemoni masyarakat Islam yang
berkembang sangat dinamis di Indonesia menjadi diskursus menarik untuk
diperbincangkan, seperti halnya kemunculan Basuki Tjahja Purnama atau yang
akrab disapa Ahok.
Sebagai pemimpin muda yang merupakan keturunan etnis Tionghoa dan
bukan dari kalangan muslim serta memiliki karakter kepemimpinan yang frontal,
Ahok menjadi fenomena baru bagi sejarah kepemimpinan di Indonesia dengan
jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya
pemberitaan yang memperbincangkan sosoknya, sebut saja dalam kontestasi
pemilihan umum kepala daerah yang akan digelar pada 17 Februari 2017,
berdasarkan data yang dilansir situs pemberitaan Kompas.com pada senin 15
Februari 2016 selama tiga bulan terakhir ada 22.935 berita yang mengekspose
figur Ahok jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak dari pemberitaan calon lain.1
Ahok mulai dikenal publik setelah memberanikan diri untuk ikut
bertarung dalam bursa pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012 yang ketika
itu Ahok digandeng Jokowi sebagai wakil Gubernur, namun pada saat itu
sosoknya belum memiliki daya tarik politis karena ketika Ahok masih menjadi
1http://megapolitan.Kompas.com/read/2016/02/15/08472851/.Jika.Hari.Ini.Pilgub.Jakarta.
Ahok.Pemenangnya. Diakses pada 25, Oktober 2016. Pukul 14.20.
2
DKI dua dirinya tidak memiliki peran besar untuk mengambil kebijakan berbeda
ketika dirinya berhasil meraih kursi DKI satu pasca Jokowi melenggang menjadi
Presiden Republik Indonesia.
Di masa kepemimpinannya Ahok banyak menuai polemik mulai dari
latar belakang agama yang non muslim, gaya kepemimpinannya yang tegas dan
gaya bicara yang pedas, lugas serta kebijakan kontroversial yang sering dianggap
bertentangan dengan ajaran Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia
khususnya DKI Jakarta. Bahkan karena kebijakannya, Ahok sering kali
mendapatkan kritik bahkan upaya perlawanan dari tokoh Islam seperti Habib
Rizieq, Amien Rais bahkan tidak sedikit ORMAS (Organisasi Masyarakat) seperti
FPI (Front Pembela Islam) yang kerap berseteru dengan dirinya, misalnya tentang
kebijakan Ahok yang melakukan penertiban terhadap pedagang kaki lima Pasar
Tanah Abang, Ahok justru menanggapi santai tuntutan FPI yang memintanya
menertibkan Pekerja Seks Komersial (PSK) sebelum merealisasikan kebijakannya
untuk menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) pasar Tanah Abang.2
Aksi penolakan terhadap Ahok kian masif dilakukan ketika Ahok berniat
menjadi calon incumbent untuk maju dalam kontestasi pemilihan Gubernur DKI
Tahun 2014. Kontestasi bukan cuma panas dan ramai di kalangan elit politik saja
tetapi kalangan masyarakat juga asyik memperbincangkan strategi dari tiap-tiap
parpol maupun kontestan perorangan, yang ada pada sisi lain dapat dilihat sebagai
proses literasi politik yang tengah berlangsung.3
2Ripangi Arip, Sisi Lain Ahok (Perjalanan Hidup, Karir dan Keluarga),(Yogyakarta,
Glosaria Media, 2013). h.79. 3Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, (Ciputat, Churia
2012), h.117.
3
Meskipun dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta situasi politik menjadi
berbeda karena isu bermuatan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan)
kembali menghangat bahkan cenderung provokatif. Berbagai bentuk kampanye
hitam yang mengatas namakan agama mulai terpublikasi di media. Hal ini
membuat publik memberikan respons yang beragam sehingga terbentuk dua
kelompok baik yang mendukung maupun yang menolak.
Wacana kepemimpinan non muslim tidak hanya menjadi perbincangan di
ranah politik, banyaknya pemberitaan tentang sosok, gaya dan kontroversi Ahok
di media online yang menunjukkan bahwa Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta
yang beragama non muslim memberikan warna baru dalam peta perpolitikan di
Indonesia dan media memberikan ruang bagi pemimpin dari kalangan minoritas
untuk dapat dikenal publik secara luas.
Media memiliki dimensi yang berbeda dalam menyajikan pemberitaan
tentang Ahok. Hal tersebut merupakan manivestasi dari kepentingan masing
masing media yang direpresentasikan melalui bahasa dan gaya penulisan teks
pemberitaan yang berbeda. Hal tersebut merupakan domain media dalam
merepresentasikan citra Ahok sebagai pemimpin non muslim.
Proses mengonstruksi citra melalui media, dilihat dari perspektif
kerangka teori Berger dan Luckman (1990), berlangsung melalui suatu interaksi
sosial. Proses dialektis yang menampilkan tiga bentuk realitas yakni subjective
reality, symbolic reality, objective reality. Ketika seorang tokoh tampil sebagai
fakta yang berada di luar diri publik, dan tampil seperti apa adanya itulah
objective reality. Sementara itu, semua ekspresi simbolik dari apa yang dihayati
sebagai “objective reality” termasuk di dalamnya isi media (media content),
4
dikategorikan sebagai simbolic reality. Pada realitas simbolik inilah sebenarnya
terletak kekuatan media. Karena secara nyata, konstruksi definisi tentang realitas
yang dimiliki individu-individu (subjective reality) ini sangat dipengaruhi oleh
ekspresi simbolik yang diberikan media. Realitas simbolik di televisi, majalah,
koran, radio dan lain-lainnya inilah yang kemudian memengaruhi opini warga
masyarakat.4
Kompas.com memunculkan figur Ahok melalui gramatika bahasa yang
merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin dengan citra positif yang
digambarkan melalui teks pemberitaan yang menceritakan suksesi kebijakan serta
banyaknya dukungan masyarakat terhadap Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Berbeda dengan Republika Online yang dalam narasi pemberitaan tentang Ahok
lebih bersikap kritis terhadap sikap dan kebijakan yang diungkapkan publik
melalui media.
Peran media menjadi sangat kontributif dalam menggambarkan
fenomena ini. Data yang dipublikasi situs berita TribunNews.com menyebutkan
dari 6.571 pemberitaan yang terhimpun 33 media online mainstream sejak 26
September sampai 24 Oktober 2016, pemberitaan tentang Ahok memiliki share of
media terbanyak jumlahnya mencapai 4.065 pemberitaan.5
Media memberikan ruang bagi Ahok untuk terus dapat dikenal publik
secara luas, pemberitaan yang begitu intens mulai dari persoalan kinerja,
kebijakan, urusan politik bahkan sampai kasus hukum menjadi topik hangat di
berbagai media massa nasional. Ahok memang menjadi objek pemberitaan yang
4Heriyanto Gun gun. Komunikasi Politik Di Era Industri Citra. (PT.Lasswell Visitama,
2010) , h. 91. 5TribunNews.com. “Ahok Dominasi Pemberitaan di Media Anies Paling Sedikit.” 2016
Diakses pada 03 November 2016.
5
seksi bagi pekerja media sebab bukan hanya sering membuat kontroversi melalui
pernyataan dan kebijakannya, Ahok juga direpresentasikan sebagai pemimpin
muda yang berani, tegas dan bersih di tengah banyaknya pemimpin daerah yang
terlibat praktik korupsi.
Dalam hal ini media dapat memengaruhi opini khalayak dengan
memberikan informasi yang berkaitan dengan figur Ahok sebagai pemimpin,
Sehingga respons yang ditimbulkan pun berbeda tergantung pada tingkatan
khalayak yang menjadi sasaran media.
Kompas.com misalnya yang dalam beberapa isu yang berkaitan dengan
Ahok Kompas.com melihat dari sudut pandang yang berbeda. Sebut saja informasi
mengenai penggusuran kawasan Luar Batang pemberitaan yang dimuat dalam
situs berita Kompas.com yang berkaitan dengan isu tersebut.
Kompas.com lebih banyak menyoal tentang kebijakan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dari aspek politis daripada mengangakat permasalahan
sosial yang dihadapi oleh warga Pasar Ikan.
Misalnya berita dengan headline ― Ahok Tantang Yusril Gugat Pemprov
DKI ke Pengadilan Soal Penggusuran Luar Batang.‖ Dalam situs
www.Kompas.com berita ini memperoleh shares 12614. Pemberitaan mengenai
penggusuran Luar Batang yang dimuat dalam situs berita Kompas.com terlihat
lebih dominan mengangkat isu politis dan isu-isu yang berkaitan dengan
kebijakan Pemerintah Provinsi, sedangkan isu-isu yang berkaitan dengan
masyarakat Luat Batang cenderung termarjinalkan.
Hal berbeda digambarkan oleh media Republika Online ketika isu
penggusuran mulai menjadi sorotan. Republika Online justru menunjukkan
6
simpati dengan lebih berpihak dan peduli dengan nasib warga Luar Batang
sebagai korban terdampak dengan mengangkat permasalahan sosial yang sedang
bahkan akan dihadapi masyarakat akibat kebijakan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta yang dipimpin langsung oleh Ahok sebagai Kepala Daerah melalui topik
human interst, seperti; ―Fatahillah dan Masjid Luar Batang Yang Terbuang.‖
Hampir sebagian besar berita mengenai penggusuran Luar Batang yang
dipublikasikan di portal Republika Online lebih cenderung menyoal permasalahan
yang dihadapi warga Luar Batang sebagai korban melalui tulisan feature yang
mengeksplorasi cerita dari sisi human interst, isu politis hanya dijadikan sebagai
berita pemanis, dan kritik yang disampaikan dalam teks sebagai bentuk
perlawanan dan melegitimasi identitasnya. Republika Online lebih menunjukkan
sikap kontradiktif dengan lebih terbuka dalam menyampaikan ketidak-
berpihakannya terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah
kepemimpinan Ahok melalui headline yang dimuat.
Selain berita tersebut masih ada beberapa topik berita lain yang
menggambarkan bahwa media memiliki sudut pandang yang berbeda dalam
menampilkan figur Ahok. ada media seperti metrotvnews.com yang mengesankan
Ahok sebagai pemimpin yang ideal yang berani menegakkan peraturan dengan
tegas, sedangakan di sisi lain ada pula media seperti vivanews.com yang
menggambarkan Ahok sebagai pemimpin yang arogan dan tidak manusiawi.
Peran media massa sangat penting dalam aktivitasnya melaporkan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat. Selain perannya sebagai
penyampai informasi, media massa juga sering memberikan dampak yang
signifikan dalam membentuk opini publik. Karena memiliki daya jangkau yang
7
luas dalam menyebarluaskan informasi, media massa dijadikan saluran utama
sebagai pembentuk opini publik dari setiap kasus yang diangkat dan diberitakan
ke masyarakat.6
Selain itu realitas di atas menggambarkan bahwa media menjadi agen
konstruksi dalam membangun wacana kepada publik yang menggambarkan sosok
Ahok dalam teks pemberitaan, tidak dapat disangkal bahwa dibalik isu yang
dikemas dalam teks pemberitaan dengan sudut pandang yang berbeda, media bisa
saja memiliki motif yang dianggap mampu mewakili kepentingan baik dari aspek
ideologi maupun ekonomi.
Pada hakikatnya media sulit untuk terbebas dari kepentingan politik, oleh
karena itu teks pemberitaan mengenai Ahok yang ditulis oleh wartawan juga tidak
terlepas dari berbagai bentuk kepentingan dan motif yang melatar-belakangi.
Tidak diragukan lagi bahwa pemilik organisasi media komersil memiliki
kekuasaan besar terhadap isi media, dan dapat meminta para profesional media
untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan isi media. Berbagai penelitian
menunjukkan bagaimana pemilik menggunakan kekuasaannya untuk ikut serta
menentukan isi media.7
Faktanya tidak hanya media elektronik yang ramai menjadikan Ahok
sebagai news maker. Keberadaan media online juga menyajikan pemberitaan yang
bervariasi dalam membingkai pemberitaan yang berkaitan tentang kepemimpinan
Ahok karena kehadirannya sebagai media konvergen dirasakan berbeda dari
media sebelumnya.
6Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, ideology, dan Politik Media (Yogyakarta: LKiS,
2002), h.20. 7Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
(Jakarta. Kencana Prenada Media Group 2008), h. 258.
8
Adapun perbedaan mendasar antara media online dengan media cetak
dan elektronik yaitu pada media online berita-berita yang disampaikan jauh lebih
cepat bahkan setiap beberapa menit dapat di update. Peristiwa-peristiwa besar
yang baru saja terjadi sudah dapat diketahui dengan membaca media online,
masyarakat tidak harus menunggu esok hari lewat koran atau pekan depan lewat
majalah. Faktor kecepatan inilah yang diperoleh lewat media online.8
Situs berita Kompas.com dan Republika Online dijadikan sebagai sumber
data primer karena menulis berasumsi bahwa kedua media ini memiliki sudut
pandang dan latar belakang historis yang berbeda selain faktor ideologi dan
ekonomi, kepentingan pemilik media juga menjadi alasan kuat bagi peneliti untuk
menjadikan kedua media ini sebagai objek riset untuk membandingkan apa motif,
alasan serta kepentingan dibalik tulisan para pekerja media yang menggambarkan
Ahok melalui teks pemberitaan.
Identitas media menjadi simbol bagi publik untuk mengklasifikasikan
media berdasarkan kelompok yang diwakili. Situs berita Kompas.com dianggap
mewakili kelompok elit yang mayoritas berasal dari kalangan non muslim,
sedangkan Republika Online diklasifikasikan sebagai situs berita yang mewakili
kelompok muslim yang dalam aspek wacana di media sering termarjinalkan.
Wacana kepemimpinan non muslim yang dikontruksikan media akan
menggambarkan faktor apa saja yang mempengaruhi media dalam
mengkonstruksi persepsi khalayak melalui teks pemberitaan. Kehadiran Ahok
sebagai pemimpin non muslim dengan latar belakang agama dan etnis berbeda
bisa dimanfaatkan oleh media untuk dapat memengaruhi persepsi publik lewat
8Zaenuddin HM, The Journalist, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.7-9.
9
pemberitaan yang menampilkan Ahok dengan image positif atau image negatif,
dari kepemimpinan Ahok yang justru dianggap arogan dengan kebijakan yang
sering kali bertentangan dengan syariat Islam.
Realitas kemunculan Ahok sebagai pemimpin non muslim membuat
peneliti tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai sejauh mana
kontribusi dan peran media dalam mengonstruksi citra Ahok sebagai pemimpin
non muslim dan apa strategi yang menjadi alasan bagi media untuk terlibat dalam
perang wacana yang melibatkan Ahok sebagai tokoh utama dengan menggunakan
pendekatan analisis wacana kritis sebagai pisau analisis untuk mengungkap
bagamaina pemberitaan media terhadap Ahok sebagai pemimpin non muslim.
Dari penjabaran latar belakang di atas, Peneliti ingin menggali dan
mengetahui realitas permasalahan yang berjudul “Representasi Pemimpin Non
Muslim dalam Media Online (Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Basuki
Thahja Purnama di Kompas.com dan Republika Online.”
B. PERMASALAHAN PENELITIAN
1. Identifikasi Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas dan permasalahan
yang diteliti lebih fokus dan terarah, maka penulis membatasi permasalahan
dengan membuat batasan masalah, dengan menentukan fokus penelitian sebagai
berikut: Teks pemberitaan yang dibahas hanya yang berkaitan dengan
kepemimpinan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
10
2. Batasan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Wacana
tentang representasi pemimpin non muslim yang diberitakan Kompas.com dan
Republika Online?
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
a. Apa saja faktor-faktor yang memiliki kontribusi dalam pemberitaan yang
merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin non muslim di Kompas.com
dan Republika Online?
b. Apa mode wacana dalam teks pemberitaan yang digunakan Kompas.com
dan Republika Online dalam merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin
non muslim?
c. Seperti apa medan wacana yang ditampilkan Kompas.com dan Republika
Online dalam pemberitaan yang merepresentasikan Ahok sebagai
pemimpin non muslim?
d. Siapa pelibat wacana dihubungkan dalam pemberitaan Kompas.com dan
Republika Online dalam merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin non
muslim?
11
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut;
a. Untuk mengetahui apa saja faktor yang memiliki kontribusi dalam
pemberitaan yang merepresentasikan figur Ahok sebagai pemimpin non
muslim yang digambarkan melalui Kompas.com dan Republika Online
b. Untuk mengetahui bagaimana mode wacana dalam teks pemberitaan yang
digunakan Kompas.com dan Republika Online dalam merepresentasikan
Ahok sebagai pemimpin non muslim?
c. Untuk mengetahui apa medan wacana yang ditampilkan Kompas.com dan
Republika Online dalam pemberitaan yang merepresentasikan Ahok
sebagai pemimpin non muslim?
d. Untuk mengetahui bagaimana pelibat wacana dihubungkan dalam
pemberitaan Kompas.com dan Republika Online dalam merepresentasikan
Ahok sebagai pemimpin non muslim?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dapat menjadi
sumber pengetahuan di bidang Teori Komunikasi khususnya berkaitan dengan
teori hirarki pengaruh media dan menjadi donasi literasi bagi kajian pendekatan
analisis wacana kritis Halliday, bidang politik dan komunikasi serta bidang lain
yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga dapat memberikan pemahaman
khususnya bagi peneliti dan bagi pembaca. Dan peneliti juga berharap
12
penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi ilmuan yang tertarik untuk
melakukan penelitian atau pengembangan dalam bidang keilmuan yang sama,
serta diharapkan mampu memberikan sumbangsih pengetahuan guna
melengkapi penelitian sebelumnya.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan gambaran
bagaimana sikap toleransi tumbuh dan berkembang di Indonesia , dan tidak
kalah penting penelitian ini dapat menjadi sumber bagi institusi baik politik
maupun keagamaan untuk dapat memberikan pemahaman, informasi dan
sosialisasi agar masyarakat semakin cerdas di era demokrasi.
D. STUDI PUSTAKA
Telah ada beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan baik
dalam aspek objek penelitian, subjek penelitian, bahkan pendekatan dan teori serta
metode penelitian yang menjadi referensi bagi peneliti untuk menjadikannya
sumber bacaan namun dari sumber tersebut peneliti berusaha mengkaji lebih
dalam sehingga menjadikan konteks penelitian ini berbeda dari penelitian
sebelumnya.
Beberapa penelitian telah mengangkat Ahok dari berbagai objek
penelitian. Salah satunya adalah Tesis Ni Luh Ratih Maha Rani9 yang berjudul
“Preferensi Opini Publik Dalam Media Online” (Preferensi Opini Publik
Terhadap Citra Ahok dalam Lipsus Kompas.com tentang Penertiban PKL Pasar
9NI Luh Ratih Maha Rani, “Preferensi Opini Publik dalam Media Online (Preferensi
Opini Publik terhadap Citra Ahok dalam Lipsus Kompas.com tentang Penertiban PKL Pasar
Tanah Abang, Bulan Juli 2013).
13
Tanah Abang Bulan Juli 2013). Yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini
adalah kebijakan Ahok yang melakukan penertiban PKL Pasar Tanah Abang yang
kemudian menjadi perbincangan publik karena menuai polemik.
Hal tersebut mendapat tanggapan beragam dari masyarakat ada yang
mendukung dan ada yang mengecam. Permasalahan ini dipublikasikan secara
mendalam di liputan khusus Kompas.com dan berimbas pada citra Ahok sebagai
Gubernur DKI Jakarta. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat
bagaimana pemberitaan liputan khusus Kompas.com mengenai isu penertiban
Pasar Tanah Abang mengonstruksi citra Ahok menggunakan analisis isi
pemberitaan.
Model analisis isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi
kualitatif dimana teks pemberitaan dianggap dapat memunculkan berbagai
tanggapan dari pembaca. Respon yang diberikan oleh pembaca tergantung pada
sejauh mana media mampu menyajikan fakta dan menggiring opini publik
terhadap suatu peristiwa.
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa preferensi opini publik terhadap
citra Ahok dalam kaitannya dengan penertiban PKL Pasar Tanah Abang adalah
positif atau mendukung terhadap sosok Ahok (Basuki). Mayoritas pembaca
menilai bahwa Ahok merupakan orang yang tegas dan taat terhadap peraturan
perundangan. Meskipun kadang ungkapan dan sikapanya mengundang terkesan
kontroversi dan keras. Namun sosoknya tetap dinilai sebagai pemimpin yang
didambakan masyarakat untuk membawa perubahan bagi Jakarta.
14
Terdapat beberapa faktor yang memerngaruhi opini publik terhadap citra
Ahok terkait dengan penertiban PKL Pasar Tanah Abang antara lain adalah: (1)
faktor psikologis yang berbeda juga mengakibatkan hasil interpretasi dan respon
publik terhadap pemberitaan berbeda. (2) faktor sosiologis politik juga tampak
mempengaruhi publik yang berkomentar apalagi jika hal tersebut berkaitan
dengan nilai fanatisme, tertentu. (3) unsur budaya seperti kepercayaan termasuk
juga nilai dan sikap, organisasi sosial, tabiat manusia, orientasi kegiatan, serta
persepsi orang lain. (4) institusi media juga mempengaruhi terbentuknya opini
publik terhadap citra Ahok ini. Tercermin Kompas.com secara tersurat
menggambarkan bentuk keberpihakannya pada Ahok di dalam setiap
pemberitaannya.
Kemudian, penelitian lain berjudul yang juga mengangkat penelitian
mengenai wacana kepemimpinan. Tesis ini ditulis oleh Muhlis dengan judul
“Politik Identitas Dalam Iklan Politik Dipilkada DKI Jakarta 2012.”10
Tesis ini
membahas tentang calon Gubernur Foke-Nara dan Jokowi-Ahok berusaha
memainkan strategi kampanye melalui iklan politik yang ditunjukkan sebagai
identitas pribadi yang mewakili kelompok tertentu dengan beragam isu yang
diangkat mulai dari agama, etnis dan gender, maka permasalahan di atas perlu
dikaji lebih mendalam menggunakan model analisis semiotika.
Penelitian ini menggunakan model analisis semiotika Roland Barthes
dimana metode analisis difokuskan untuk mengungkap makna yang tersembunyi
10
Muhlis, “Politik Identitas dalam Iklam Politik dipilkada DKI Jakarta 2012. “Thesis
Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 2013.
15
pada tampilan iklan yang muncul baik secara konotasi maupun denotasi, sehingga
dapat diketahui tujuan dan sasaran yang hendak dituju oleh pembuat iklan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Foke-Nara dan Jokowi-Ahok
memperlakukan identitas secara berbeda dalam keikutsertaannya di PILKADA
DKI Jakarta 2012. Iklan politik Foke-Nara menyasar umat Islam dan masyarakat
betawi secara denotasi iklan politik pasangan tersebut menunjukkan identitas
keislaman dan kebetawiannya sedangkan secara konotasi memunculkan Foke-
Nara yang memuat isu gender ikut melestarikan wacana lama yaitu posisi
perempuan interverior atau pekerja domestik berbeda dengan iklan politik
Jokowi-Ahok yang mendobrak wacana lama. Perempuan setara dengan laki-laki
dan spesifik menyasar satu agama tertentu melainkan terbuka untuk identitas etnis
iklan politik Jokowi-Ahok berusaha menjadi bagian dari masyarakat betawi.
Hal ini tidak lain karena pasangan ini sering dianggap sebagai pendatang
di Jakarta. Dalam konteks kepemimpinan terdapat beberapa pembahasan yang
juga menjadi bahasan dalam penelitian yang peneliti tulis misalnya kepemimpinan
dalam konteks PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) dan wilayah pemilihan
yang sama, meskipun dalam metode, pendekatan dan objek penelitian memiliki
perbedaan.
Penelitian berikutnya adalah tesis dengan judul “Representasi Perempuan
Dalam Media Massa (Analisis Wacana Kritis Tersangka Pelaku Korupsi Angelina
Sondakh, Nunun Nurbaeti dan Miranda Goeltom dalam Koran Republika dan
16
Tempo).11
Tesis ini ditulis oleh Linawati membahas tentang representasi
perempuan pelaku korupsi yang dikonstruk oleh Koran Republika dan Tempo
melalui teks pemberitaan dengan melakukan analisis secara kritis.
Penelitian ini menggunakan model analisis wacana kritis Sara Mills
dimana proses analisis dilakukan dengan mempertimbangkan negosiasi antara
penulis dan pembaca sehingga dapat dilihat bagaimana hubungan penulis dan
pembaca dalam proses produksi teks. Analisa ini akan menjadi proses penyapaan
dan penempatan posisi pembaca dan teks.
Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah berdasarkan
analisis terhadap teks, Republika dan Tempo mengungkapkan tema sentral tentang
tindak kejahatan korupsi yang dilakukan Angelina Sondakh, Nunun Nurbaeti, dan
Miranda Goeltom dalam pemberitaan penulis berita menambahkan penggunaan
label keperempuanan sehingga menjadi berita yang bias yang keluar dari konteks
permasalahan tindak kejahatan korupsi yang dilakukan.
Sedangkan dalam konteks subjek dan objek pemberitaan Republika dan
Tempo yang memberikan label keperempuanan dari aspek budaya telah melekat
menjadi paradigma dalam penulisan berita yang memberikan pengaruh pada
mental wartawan dalam memaknai budaya patriarkhi dan pemahaman tentang
feminism dan gender. Sedangkan dari sisi penulis dan pembaca penulisan berita
banyak menggunakan kode budaya baik langsung maupun tidak langsung hal
tersebut menunjukkan bahwa feminism media belum sepenuhnya dijalankan oleh
media dan konteks budaya yang melekat pada penulis berita membuat sosok
11
Wati, Lina. “Representasi Perempuan dalam Media Massa (Analisis Wacana Kritis
Tersangka Pelaku Korupsi Angelina Sondakh, Nunun Nurbaeti dan Miranda Goeltom dalam
Koran Republika dan Tempo).” Thesis S2 Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana, 2013.
17
perempuan menajadi terdiskriminasi, perbedaan jenis kelamin dalam konstruksi
budaya perempuan masih terkungkung.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dalam aspek pendekatan penelitian
dengan tesis peneliti keduanya sama-sama menggunakan pendekatan analisis
wacana kritis hanya saja tesis milik Linawati menggunkan analisis wacana kritis
Sara Mills sedangkan penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis
pendekatan Halliday sehingga membuat perbedaan pada konten dan metode yang
menjadi bahan analisis.
Untuk lebih mudah melihat posisi serta perbedaan tesis ini dari penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan “Representasi Pemimpin Non Muslim dalam
Media Online” (Analisis Wacana Kritis Pemberitaan Basuki Thahja Purnama di
Kompas.com dan Republika.co.id) digambarkan melalui tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Perbandingan Penelitian yang Telah dan Akan Dilakukan
Judul Penulis Kampus Metodologi Hasilnya Perbedaan
Preferensi
Opini
Publik
Dalam
Media
Online”
(Preferens
i Opini
Publik
Terhadap
Citra
Ahok
dalam
Lipsus
Kompas.c
om
Tentang
Ni Luh
Ratih
Maha
Rani
UGM Analisis Isi
Kualitatif
Terdapat
beberapa
faktor yang
mempengaruhi
opini publick
terhadap citra
Ahok
(1).Faktor
psikologis
(2).faktor
sosiologis
(3). Unsur
budaya
(4). Institusi
media
Perbedaan
dengan
tesis
peneliti
adalah
pada aspek
metodologi
menggunak
an Analisis
Wacana
Kritis dan
penambaha
n Objek
penelitian
Republika
Online
18
PKL Pasar
Tanah
Abang
Bulan Juli
2013)
Politik
Identitas
dalam
Iklan
Politik di
Pilkada
DKI
Jakarta
2012.
Muhlis UGM Analisis
Semiotika
Hasilnya
menunjukan
bahwa Foke-
Nara dan
Jokowi-Ahok
memperlakuka
n identitas
secara berbeda.
Iklan politik
Foke-Nara
menyasar umat
Islam dan
masyarakat
betawi dengan
menunjukkan
identitas
keislaman dan
kebetawiannya
sedangkan
iklan politik
Jokowi-Ahok
berusaha
mendobrak
wacana lama
mengenai isu
gender dan
suku.
Perbedaan
pada
metodologi
yang
digunakan
menggunak
an Analisis
Wacana
Kritis dan
subjek
penelitian
yang hanya
Khusu
membahasa
Ahok
dalam
Konteks
Kepemimpi
nan di DKI
Jakarta
Represent
asi
Perempua
n dalam
Media
Massa
(Analisis
Wacana
Kritis
Tersangka
Pelaku
Korupsi
Angelina
Sondakh,
Nunun
Nurbaeti
Linawati UMB Analisis
Wacana
Kritis Sara
Mills
Penulis berita
menambahkan
penggunaan
label
keperempuana
n sehingga
menjadi berita
bias yang
keluar dari
konteks subjek
dan objek
pemberitaan.
Sehingga
menjadi
paradigma
dalam
Perbedaann
ya terletak
pada
metodologi
, Objek
serta
Subjek
penelitian
yang
dipilih
meski
sama-sama
menggunak
an AWK
namun
penitian ini
19
dan
Miranda
Goeltom
dalam
Koran
Kompas
dan
Tempo
penulisan
berita yang
mempengaruhi
dalam
memaknai
budaya
patriarkhi,
feminism dan
gender
menggunak
an AWK
Halliday
yang
membuat
menjadi
berbeda
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Paradigma Penelitian
Paradigma Kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme
yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi
secara historis maupun institusional. Analisis teori kritis tidak berpusat pada
kebenaran atau ketidakbenaran sebuah struktur tata bahasa, simbol, atau proses
penafsiran seperti pada konstruktivisme. Paradigma kritis bersifat realism historis,
suatu realitas diasumsikan harus dipahami sebagai sesuatu yang plastis (tidak
sebenarnya). Artinya realitas itu dibentuk sepanjang waktu oleh sekumpulan
faktor, seperti: sosial, politis, budaya, ekonomik, etnik, dan gender; yang justru
bahkan dikristalisasi (direikasi) ke dalam serangkaian struktur yang sekarang ini
(hal yang tidak sesuai) dianggap sebagai suatu yang “nyata”, dan ini dianggap
alamiah dan tetap.12
Paradigma kritis pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang
meletakkan epistemologi kritik Maxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya.
Fakta menyatakan bahwa paradigma kritis yang diispirasikan dari teori kritis tidak
bisa melepaskan diri dari warisan Marxisme dalam seluruh filosofi
12
Pambayun, Ellys Lestari. One Stop Qualitative Research Methodology In
Communication, (Jakarta, Lentera Ilmu Cendikia.2013), h. 24-25.
20
pengetahuannya. Teori kritis pada satu pihak merupakan salah satu aliran ilmu
sosial yang berbasis pada ide-ide Karl Marx dan Engels.13Pemikiran Mazhab
frankfrut ini dikembangkan oleh Stuart Hall ia mengkritik kecenderungan studi
media yang tidak menempatkan ideology sebagai bagian yang penting. Hall
menggunakan berbagai teori dari Saussure, Levvi Strauss, Bathes Lacan,
Althusser dan Gramsci untuk menjelaskan bagaimana peran media dalam
meresapkan ideologi tersebut, dalam tulisannya ia berusaha menjelaskan
bagaimana ideologi meresap dalam teks, mengkonstruksi pembentukan realitas
dalam kehidupan sehari-hari. Ia bergerak dari teori structural Althusser dan
mengadopsi teori hegemoni untuk menjelaskan bagaimana teks dapat membentuk
ideologi dan bisa menjadi lahan studi bagi analisis kritis.14
Dalam pembentukan realitas tersebut ada dua titik perhatian. Pertama,
bahasa. Bukan sebagai sistem penandaan seperti pandangan kaum sturkturalis,
bahasa disini dianggap sebagai arena pertarungan sosial bentuk pendefinisian
realitas. Jadi kenapa si A harus kita tafsirkan seperti ini bukan seperti itu,
dikarenakan lewat pertarungan sosial dalam memperebutkan dan
memperjuangkan makna, pada akhirnya penafsiran atau pemaknaan tertentu yang
menang dan lebih diterima, lebih dari itu penafsiran dan pemaknaan lainnya
dianggap tidak benar dan menyimpang.
Kedua, politik penandaan, yakni bagaimana praktik sosial dalam
membentuk makna, mengontrol dan menentukkan makna. Titik perhatian disini
adalah peran media dalam menandakan peristiwa atau realitas dalam pandangan
13
Denzin, Norman K. & Yvonas S. Lincoln. Handbook of Qualitative Research.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2008), h. 279-280. 14
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta.2001LKiS),
h.25.
21
tertentu dan menunjukkan bagaimana kekuasaan ideologi disini berperan. Ideologi
menjadi bidang dimana pertarungan dari kelompok yang ada dalam masyarakat, ia
melekat dalam produksi sosial, produksi media dan sistem budaya. Sehingga efek
dari ideologi dalam media itu menampilkan pesan dan realitas hasil konstruksi
tersebut tampak seperti nyata, natural dan benar dan kita sebagai anggota dari
komunitas tersebut hanya tinggal menerima (taken of granted) dalam pengetahuan
mereka.15
Dalam menganalisis permasalahan di atas peneliti menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan dengan berorientasi pada cara pandang yang kritis
terhadap objek penelitian. Moleong berpendapat bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada satu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.16
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian
kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti
adalah sebagai eksperimen kunci, pengambilan sampel dan data dilakukan secara
15
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta.2001LKiS),
h.25. 16
Moleong, J. Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2006), h. 6.
22
purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungan) analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Metode penelitian kualitatif
sering disebut metode penelitian naturalistik (naturalistic research), karena
penelitian dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural setting).17
Sedangkan pendekatan penelitian yang dipakai adalah analisis wacana
kritis. Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya untuk proses (penguraian)
untuk memberi penjelasan dari sebuah teks (realitas sosial) dari seseorang atau
kelompok dominan yang kecenderungan memiliki tujuan tertentu untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Artinya dalam suatu konteks harus disadari adanya
kepentingan.18
3. Objek Penelitian
Kompas.com dan Republika online dijadikan sebagai objek penelitian.
Tentu saja peneliti memiliki alasan mengapa kemudian menjadikan kedua situs
berita tersebut sebagai sampel dan objek penelitian dibandingkan dengan situs
berita lain. Selain karena peneliti berasumsi bahwa kedua situs berita ini
merupakan representasi yang masing-masing kelompok masyarakat yang dapat
mewakili kepentingan dua kelompok berbeda. Ideologi politik berbeda antara dua
pemilik perusahaan media cetak juga menjadikan peneliti melihat kedua media ini
memiliki ciri khas yang menarik untuk dianalisis melalui teks pemberitaan.
Sedangkan pemberitaan Basuki Thahja Purnama menjadi subjek penelitian.
17
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta.
2009), h.15. 18
Aliah Darma. Analisi Wacana Kritis, (Bandung: Yayasan Widya bekerja sama dengan
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI.2009), h.51.
23
4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terbagi atas data primer. Data primer
merupakan data utama untuk melihat bagaimana representasi Ahok sebagai
pemimpin non muslim di media online. Data ini diperoleh dengan mengumpulkan
berita-berita terkait Ahok, hasil wawancara dengan informan penelitian yang
terlibat langsung dalam proses produksi berita di Kompas.com Republika Online,
dan juga catatan-catatan atau dokumentasi. Informan dalam hal ini adalah para
pekerja media yang ada dalam dua media tersebut mulai dari jenjang wartawan
sampai kepada redaktur pelaksana.
Kemudian ada data sekunder, yakni data-data yang diperoleh dari literatur
atau pustaka yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti buku-buku
pengetahuan, dokumen-dokumen dan sebagainya. Data sekunder ini terutama
sangat penting untuk membangun kerangka pembahasan bagaimana sejarah
berdirinya Kompas.com dan Republika Online sampai pada proses pembuatan
berita dan pemilihan wacana.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif umumnya menggukan dua bentuk teknik
pengumpulan data yaitu :
a. Observasi Kualitatif
Observasi kualitatif adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara turun langsung ke lokasi untuk mengamati segala perilaku dan
aktivitas yang ingin diteliti. Peneliti mencatat dan atau merekam proses
observasi berupa aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian baik terstuktur
24
maupun semi terstuktur yaitu dengan mengajukan sejumlah pertanyaan
kepada responden sebagai proses pengumpulan data. Peneliti kualitatif
dapat terjun langsung menjadi partisipan untuk mengumpulkan data, atau
hanya menjadi non-partisipan (pangamat).
Opsi-opsi, kelebihan dan kekurangan metode observasi dibandingkan
dengan motode pengumpulan data yang lain menurut Cresswel yaitu:
1. Ketika peneliti ikut serta menjadi partisipan dan menyembunyikan
perannya sebagai observer, maka peneliti dapat menemukan
pengalaman baru dari turun langsung menjadi partisipan. Namun,
keberadaan peneliti sebagai partisipan di sini dapat dianggap
ataupun tampak sebagai pengganggu jalannya observasi.
2. Ketika peneliti ikut serta menjadi partisipan dan menampakkan
perannnya sebagai observer, maka peneliti dengan leluasa dapat
melakukan perekapan perilaku atau aktivitas selama proses
observasi berlangsung ketika informasi yang dibutuhkan muncul.
Namun, peneliti bisa saja melaporkan hasil observasi yang bersifat
privat/pribadi yang tidak dikehendaki dari responden.
3. Ketika partisipan yang ikut serta dalam aktivitas pengamatan
menjadi observer sekunder, maka segala aspek-aspek yang ganjil,
tidak biasa dan aneh yang tidak ditemukan oleh observer primer
(peneliti) dapat diungkap oleh observer sekunder (partisipan).
Namun, dengan adanya observer sekunder, peneliti akan dianggap
sebagai individu yang tidak memiliki skill yang baik dalam
mengobservasi.
25
4. Ketika peneliti melakukan observasi secara pribadi tanpa
menggunakan bantuan dari partisipan, maka peneliti dapat
mengeksplorasi topik-topik yang tidak menyenangkan bagi peneliti
untuk dijadikan bahan bahasan. Namun, partisipasi dalam
penelitian ini kerapkali mendatangkan masalah selama proses
penelitian berlangsung (dalam hal ini biasanya siswa).
b. Wawancara Kualitatif
Wawancara kualitatif adalah wawancara yang dilakukan oleh peneliti baik
secara langsung (face to face), telepon atau media lainnya, maupun terlibat
langsung dalam suatu kelompok tertentu yang terdiri dari enam sampai
delapan responde. Pertanyaan yang diberikan dalam wawancara kualitatif
umumnya bersifat tidak terstruktur (unstructured) dan bersifat terbuka
(openended) yang dengan sengaja diciptakan untuk memunculkan pandangan
maupun opini dari para responden wawancara.
Opsi-opsi, kelebihan dan kekurangan metode wawancara dibandingkan
dengan metode pengumpulan data yang lain menurut Cresswell adalah:
1. Ketika peneliti melakukan wawancara perorangan secara berhadap-
hadapan, maka peneliti dapat dengan mudah mengorek informasi
secara subjektif ketika peneliti tidak bisa mengobservasi partisipan
secara keseluruhan. Namun, informasi yang didapatkan bisa saja
tidak valid sehingga disaring kembali oleh peneliti.
2. Ketika peneliti melakukan wawancara melalui telepon dengan
partisipan, maka partispan dapat lebih leluasa memberikan respon
kepada peneliti karena tidak harus berhadapan langsung. Namun,
26
wawancara melalui telepon hanya akan memberikan informasi
disuatu tempat tertentu, bukan di tempat alamiah.
3. Ketika peneliti melakukan wawancara secara berkelompok dengan
responden sebanyak enam sampai delapan orang, maka peneliti
dapat dengan mudah mengontrol proses tanya jawab yang
belangsung. Namun kehadiran peneliti dalam kelompok tersebut
memungkinkan terjadinya respon bias dari para partispan.
4. Ketika penelitan melakukan wawancara melalui media lain seperti
internet maupun email, maka akan memunculkan bias dari proses
penelitian karena tidak semua responden memiliki kemampuan
artikulasi dan persepsi yang setara.19
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan model analisis wacana
Halliday dimana model ini mencakup tiga unsur yakni:
a. Medan wacana (field of discourse) : tindakan sosial yang
sedang terjadi atau dibicarakan, aktivitas dimana para pelaku
terlibat di dalamnya, serta praktik-praktik yang terlihat dalam
teks.
b. Pelibat wacana (tenor of discourse) : pihak-pihak – pembicara
dan sasaran – yang terlibat dalam pembicaraan serta
kedudukan dan hubungan diantara mereka. Termasuk
menunjuk pada orang-orang yang dicantumkan dalam teks
19
Creswell, Jhon W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010), h. 267-268.
27
(berita) ; sifat orang-orang itu, kedudukan dan peran mereka.
Dengan kata lain, siapa saja yang dikutip dan bagaimana
sumber itu digambarkan sifatnya.
c. Mode wacana, (mode of discourse) : pilihan bahasa masing-
masing media, termasuk gaya bahasa yang digunakan bersifat
eksplanatif, deskriptif, persuasif, hiperbolis, dan lainnya serta
bagaimana pengaruhnya.20
Secara lebih spesifik, konsep dan teori yang digunakan sebagai acuan di
dalam menganalisis data dapat diuraikan sebagai berikut:
Pertama, deskripsi, yakni peneliti menguraikan strategi wacana yang
digunakan oleh media memosisikan pemimpin non muslim di dalam wacana
pemberitaan. Pada tahap tersebut, hasil analisis data diuraikan tanpa
menghubungkannya dengan aspek lain. Kedua, interpretasi, yakni menafsirkan
hasil analisis data pada tahap pertama dengan menghubungkannya dengan
proses produksi teks. Ketiga, eksplanasi, pada tahap ini analisis dimaksudkan
untuk mencari penjelasan atas hasil penafsiran pada tahap pertama dan kedua,
sehingga pada akhirnya terungkap pemosisian, motif serta perepresentasian
pemimpin non muslim di dalam wacana pemberitaan media.
Berikut dijelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam tingkatan
analisis data pada tabel di bawah ini :
20
Kriyantono Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta, Kencana
Prenadamedia Group. 2006), h.263.
28
Tabel 1.2
Level Analisi Data21
TINGKATAN METODE
Text Analisis Wacana
Discourse practice news room Wawanvcara mendalam dengan
pengelola media
Sosiocultural practice Studi pustaka dan penelusuran
pada tahapan Pertama peneliti memilih wacana pemberitaan baik dari
Kompas.com maupun Republika Online tema berita yang analisis dipilih secara
proporsional baik yang menujukkan trend positif maupun negatif, peneliti
berusaha memosisikan diri sebagai pihak yang netral. Selanjutnya, wacana
dianalisis menggunakan pendekatan analisis wacana kritis Halliday dengan
melihat bagaimana strategi yang dimainkan media dalam pemilihan mode wacana
yang digambarkan melalui penggunaan gramatikal bahasa, melihat siapa saja
tokoh yang dihadirkan dalam wacana dan apa hubungannya dan melihat
bagaimana perilaku sosial objek pemberitaan ditampilkan dalam wacana.
Kedua, peneliti menafsirkan hasil analisis wacana pemberitaan yang
telah dilakukan pada tahap pertama dan menghubungkannya dengan proses
produksi berita adapun gambaran mengenai proses pemberitaan peneliti telah
memperoleh sumber data melalui wawancara dengan beberapa pihak seperti
wartawan, redaktur pelaksana dan kepala desk atau editor dari kedua media untuk
21
Badara Aris. Analisis Wacana (Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana Media).
Jakarta. Kencana Prenadamedia Group, h.72.
29
memperoleh informasi mengenai proses produksi berita dari masing-masing
media.
Ketiga, untuk melengkapi tahapan analisis data peneliti mencari sumber
referensi yang baik melalui kajian pustaka ataupun melalui penelusuran jejak
digital untuk memperkuat analisis dan interpretasi yang telah dilakukan pada
tahap pertama dan kedua sehingga peneliti benar-benar memperoleh hasil yang
komperhensip dan jawaban mengenai permasalahan yang dianalisis.
30
BAB II
KERANGKA TEORI
A. TEORI HIRARKI PENGARUH MEDIA MASSA
Teori hirarki pengaruh isi media diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker
dan Stephen D.Reese. Teori ini menjelaskan tentang pengaruh terhadap isi dari
suatu pemberitaan media oleh pengaruh internal dan eksternal. Shoemaker dan
Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi media. Yaitu pengaruh dari
individu pekerja media ( individual level), pengaruh dari rutinitas media (media
routines level), pengaruh dari organisasi media (organizational level), pengaruh
dari luar media (outside media level), dan yang terakhir adalah pengaruh ideologi
(ideology level).22
Asumsi dari teori ini adalah bagaimana isi pesan media yang disampaikan
kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media
dan pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Pengaruh internal pada konten
media sebenernya berhubungan dengan kepentingan dari pemilik media, individu
wartawan sebagai pencari berita, rutinitas organisasi media. Sedangkan faktor
eksternal yang berpengaruh pada konten media berhubungan dengan pengiklan,
pemerintah masyarakat dan faktor eksternal lainnya.
Pengaruh tersebut tidak terlepas dari sebuah kepentingan. Interest atau
kepentingan akan membuat orang selektif dalam menanggapi atau menghayati
sebuah pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingannya.23
22
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage.( New York,
Longman Publisher: 1996), h.60. 23
Effendi. Ilmu dan Teori Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti 2003), h.47.
31
Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan kombinasi dari
program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal
yang berasal dari sumber-sumber non media, seperti individu-individu
berpengaruh secara sosial, pejabat pemerintah , pemasang iklan dan sebagainya.24
Dari teori ini kita akan melihat seberapa kuat pengaruh yang terjadi pada
tiap-tiap level. Walaupun level organisasi media atau faktor kepemilikan sebuah
media tapi kita tidak bisa mengesampingkan faktor yang lainnya karena saling
terkait satu dengan yang lainnya. Contoh nya pengaruh level ideologi yang terjadi
pada sebuah isi sebuah media, walaupun dianggap abstrak tapi sangat
mempengaruhi sebuah media karena bersifat tidak memaksa dan bergerak di luar
kesadaran keseluruhan organisasi media itu sendiri. Untuk lebih lengkapnya
selanjutnya kita pengaruh individu pekerja media.
1. Level Pengaruh Individu Pekerja Media
Faktor individual dari seorang pekerja media sangat mempengaruhi
pemberitaan sebuah media, ini dikarenakan seorang jurnalis sebagai pencari berita
dapat mengkonstruk pemberitaan media. Seorang jurnalis sebagai sosok yang
mengumpulkan dan membuat sebuah berita dapat dilihat dari segi personalnya.
Salah satu faktor yang membentuk level individual dari teori hirarki pengaruh ini
adalah faktor latar belakang dan karakteristik.
Faktor latar belakang dan karakteristik dari seorang pekerja media
menurut Shoemaker dan Reese dibentuk oleh beberapa faktor yaitu masalah
gender atau jenis kelamin dari jurnalis, etnis, orientasi seksual, faktor pendidikan
24
Stephen W. Litlejhon dan Karen A. Foss, Theories of Human Communication,8th
ed.(Belmont:Thomson Wadsworth. 2005), h.281.
32
dari sang jurnalis dan dari golongan manakah jurnalis tersebut, orang kebanyakan
atau golongan elit.25
Faktor kedua yang membentuk faktor invidual adalah faktor kepercayaan,
nilai-nilai dan perilaku pada seorang jurnalis. Faktor-faktor ini sangat
mempengaruhi sebuah pemberitaan yang dibentuk oleh seorang jurnalis. Karena
segala pengalaman dan nilai-nilai yang didapatkan secara tidak langsung dapat
berefek pada pemberitaan yang dikonstruk oleh seorang jurnalis. Walaupun aspek
kepercayaan, nilai-nilai tidak bisa terlalu kuat membentuk efek kepada seorang
jurnalis dikarenakan kekuatan aspek organisasi dan rutinitas media yang lebih
kuat.26
Kami tidak dapat membuat pernyataan tentang pengaruh sikap pribadi
komunikator, nilai-nilai dan keyakinan pada konten media. Tampak jelas bahwa
sikap beberapa komunikator, nilai-nilai dan keyakinan mempengaruhi beberapa
konten setidaknya beberapa waktu, tetapi pernyataan tersebut praktis tidak
berharga. Adalah mungkin ketika komunikator memiliki kekuasaan lebih atas
pesan mereka dan bekerja di bawah sedikit kendala, sikap pribadi mereka, nilai-
nilai dan keyakinan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mempengaruhi isi.27
Dapat disimpulkan dari apa yang dikatakan Shoemaker dan Reese bahwa
pada level individu, terdapat 3 faktor instristik pada kerja media yang dapat
mempengaruhi isi dari media tersebut. Pertama, karateristik, kepribadian dan latar
belakang belakang pekerja. Kedua, pertimbangan sikap, nilai dan keyakinan kerja.
25
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.64. 26
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese,1996. Mediating The Massage, h.74. 27
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.102.
33
Ketiga, orientasi dan peran konsep profesi yang disosialisasikan kepada para
pekerja. Cara kerja faktor instristik tersebut digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 2.1
Cara Kerja Faktor Individu Pekerja Media yang Memengaruhi Isi Media
(Sumber : Shoemaker dan Reese)
2. Level Rutinitas Media
Pada level ini mempelajari tentang efek pada pemberitaan dilihat dari sisi
rutinitas media. Rutinitas media adalah kebiasaan sebuah media dalam mengemas
sebuah berita. Media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu
sumber berita (suppliers), organisasi media (processor), dan audiens
(consumers).28 ketiga unsur ini saling memiliki keterkaitan dan hubungan dan
pada akhirnya membentuk rutinitas media yang membentuk indetitas pemberitaan
pada sebuah media.
28
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.109.
Karakteristik, latar belakang dan
pengalaman individu komunikator
Pengalaman dan latar
belakang profesi
komunikator
Sikap, nilai dan keyakinan
dalam profesi komunikator
Peranan dan etika profesi
komunikator
Wewenang komunikator
dalam organisasi
Efek dan karakteristik, latar belakang
personal, pengalaman, sikap, nilai,
keyakinan, peranan, etika dan
wewenang komunikator dalam isi media
massa
34
Sumber berita atau suppliers adalah sumber berita yang didapatkan oleh
media untuk sebuah pemberitaan. Organisasi media atau processor adalah bisa
dikatakan redaksi sebuah media yang menyusun dan mengemas pemberitaan
kemudian hingga sebuah berita siap dipublikasi kepada khalayak. Dan yang
terakhir adalah audiens adalah konsumen yang mengakses berita di media, mereka
bisa sebagai pendengar, pembaca atau penonton.
Gambar 2.2
Hubungan Tiga Sumber Yang Memengaruhi Rutinitas Media
(Sumber : Shoemaker dan Reese)
Untuk mengupas tentang level rutinitas media, pertama-tama yang akan
dibahas adalah unsur audien. Unsur audiens ini turut berpengaruh pada level
media rutin. Ini dikarenakan pemilihan sebuah berita yang akan ditampilkan
sebuah media yang pada gilirannya akan disampaikan pada audiens.
Ketergantungan media terhadap audiens yang akan mengahasilkan keuntungan
bagi media, turut menjadi penyebab kenapa media sangat memperlihatkan unsur
Proses of Production of Syimbolic Content
Routines
Media Organization
Producer
Source
Suppliers
Audiences
Consumme
35
audiens dalam pemilihan berita. Jadi media sangat memperhatikan salah satunya
adalah nilai berita yang akan diberitakan oleh media.29
Unsur selanjutnya yang membentuk level rutinitas media adalah organisasi
media atau pengelola pemberitaan (processor). Unsur yang paling berpengaruh
pada organisasi media adalah editor media atau yang biasa disebut “gatekeeper”.
Editor pada setiap media adalah yang menentukan mana berita yang layak untuk
diterbitkan atau tidak. Hasil pencarian berita oleh wartawan diputuskan oleh
editor di meja redaksi. Jadi editor lah yang menetukkan rutinitas media dalam
menetukan kelayakan sebuah berita.
Rutinitas dari sebuah media sangat berperan penting pada produksi isi
simbolik. Mereka membentuk lingkungan dimana pekerja media melaksanakan
pekerjaannya.30
3. Level Pengaruh Organisasi
Berkaitan dengan level sebelumnya pada teori hirarki pengaruh yaitu level
individu dan level media rutin, level organisasi lebih berpengaruh dibanding
kedua level sebelumnya. Ini dikarenakan dalam kebijakan terbesar dipegang oleh
pemilik media melalui editor pada sebuah media. Jadi kebijakan pada sebuah
media dalam menentukan sebuah pemberitaan tetap dipegang oleh pemilik media.
Ketika tekanan datang untuk mendorong, pekerja secara individu dan rutinitas
mereka harus tunduk pada organisasi yang lebih besar dan tujuannya.31
Berkaitan dengan struktur dan kebijakan sebuah organisasi dari sebuah
media tentunya brkaitan dengan tujuan dari sebuah media. Tujuan dari sebuah
29
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese,. Mediating The Massage, h.110. 30
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.137. 31
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.140.
36
media pada sistem ekonomi kapitalis tentunya berkaitan dengan profit. Seperti apa
yang dikatakan oleh shoemaker dan Reese bahwa nilai kepercayaan mendasar
pada sistem ekonomi kapitalis adalah kepemilikan individu, pengejaran untuk
yang berkaitan dengan kepentingan pengusaha dan pasar bebas.32
Dalam organisasi media ada tiga tingkatan umum. Lini depan karyawan,
seperti penulis, wartawan dan staf kreatif, mengumpulkan dan mengemas bahan
baku. Tingkatan menengah terdiri dari manajer, editor, produser dan orang lain
yang mengkoordinasi proses dan memediasi proses komunikasi antara level
bawah dan level atas yang mengeluarkan kebijakan organisasi. Eksekutif tingkat
atas perusahaan dan berita membuat kebijakan organisasi, anggaran yang
ditetapkan, membuat keputusan penting, melindungi kepentingan komersial dan
politik perusahaan dan bila perlu mempertahankan karyawan organisasi dari
tekanan luar.33
Jika dilihat dari model stuktur yang disebutkan di atas terjadi jarak antara
para jurnalis atau para pencari berita dengan para pemimpin disebuah media.
Posisi editor yang berada di tengah-tengah antara pemimpin media dengan para
jurnalis, membuat posisinya terbagi dua. Di satu sisi editor sebagai pengolah
berita tapi di satu sisi editor dituntut untuk mengemas pemberitaan yang menjual
yang akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi sebuah media. Editor harus
memahami dimana anggaran mereka cocok dengan gambaran keuangan yang
lebih besar dari perusahaan mereka, dan dimana prioritas berita sesuai rencana
strategis secara keseluruhan.34
32
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Mediating The Massage, h.222. 33
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, 1996. Mediating The Massage, h.151. 34
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, 1996. Mediating The Massage, h.161
37
Dalam prakteknya pemilik media atau pemimpin redaksi tidak terlalu
intens memberikan pengaruh bahkan mengintervensi proses produksi berita,
posisi para pemimpin media hanyalah sebagai pengawas jalannya proses produksi
berita apabila produksi berita dianggap tidak sejalan dengan identitas media
barulah pimpinan media melakukan evaluasi dan arahan kepada para bawahannya.
4. Level Pengaruh Luar Organisasi Media
Kita mulai pembahasan pengaruh extra media dari unsur sumber berita.
Sumber berita memiliki efek yang sangat besar pada konten sebuah media massa,
karena seorang jurnalis tidak bisa menyertakan pada laporan beritanya apa yang
mereka tidak tahu. Contohnya adalah seorang jurnalis hampir tidak pernah
menjadi saksi mata sebuah kecelakaan pesawat hingga untuk mendapatkan sebuah
berita mereka mendapatkan informasi dari jurnalis lainnya, dari orang yang berada
di tempat kejadian, dari sumber resmi pemerintah dan polisi, dari petugas bandara
dan dari advokasi keselamatan konsumen, dan dari tiap individu memiliki sudut
pandang yang unik dan berbeda tentang apa yang terjadi.35
Contoh diatas menjelaskan bahwa si media yang diberitakan oleh seorang
jurnalis dapat dibentuk oleh sumber berita. Karena sudut pandang yang berbeda
dari sumber berita itu sendiri. Bahkan kadang sumber berita juga bisa menjadi
bias bagi sebuah berita karena sumber berita juga bisa bohong terhadap seorang
jurnalis dalam sebuah wawancara.
Unsur selanjutnya dari level extra media adalah unsur pengiklan dan
pembaca. Unsur ini sangat berpengaruh dalam level extra media karena iklan dan
pembaca adalah penentu kelangsungan sebuah media, kedua unsur inilah yang
35
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese, 1996. Mediating The Massage, h.178.
38
membiayai jalannya produksi dan sumber keuntungan dari sebuah media.
Menurut J.H. Altschull yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese: “ sebuah konten
dari pers secara langsung berhungan dengan kepentingan yang membiayai sebuah
pers. Sebuah pers diibaratkan sebagai peniup terompet, dan suara dari terompet itu
dikomposisikan oleh orang yang membiayai terompet tersebut. Ini bukti secara
substansial bahwa isi dari media secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh pengiklan dan pembaca.36
Pengaruh pemasangan iklan juga terlihat pada isi media yang dirancang
sedemikian rupa sehingga memiliki pola-pola yang sama dengan pola konsumsi
target konsumen.37 unsur ketiga yang mempengaruhi konten pada pemberitaan
sebuah media adalah kontrol dari pemerintah. Pemerintah dapat mengontrol
pemberitaan sebuah media jika bertentangan dengan kebijakan sebuah
pemerintahan dalam sebuah negara. Kontrol dari pmerintah biasanya berupa
sebuah kebijakan peraturan perundang-undangan atau dari lembaga negara seperti
Kementerian atau lembaga negara lainnya.
Penguasa atau pemerintah memberikan pengaruh besar kepada isi pesan
media. Kekuatan media dalam membentuk agenda publik sebagian tergantung
pada hubungan media bersangkutan dengan pusat kekuasaan. Jika media memiliki
hubungan yang dekat dengan kelompok elit di pemerintahan, maka kelompok
tersebut akan mempengaruhi apa yang harus disampaikan oleh media.38
Biasanya kontrol terhadap media yang sangat ketat terjadi pada negara-
negara yang tidak terlalu demokratis dalam penerapan pemerintahannya. Faktor
ini dikarenakan Negara yang demokratis lebih memberikan kebebasan kepada
36
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.190. 37
Morisan, dkk. Teori Komunikasi Massa (Bogor: Ghalia Indonesia.2010), h.55. 38
Morisan, dkk. Teori Komunikasi Massa, h.48.
39
media dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat sedangkan Negara-
Negara yang tidak demokratis cenderung lebih ketat dalam pengawasan terhadap
media. Pada sebagaian negara dimana medianya dimiliki oleh swasta kontrol yang
dilakukan oleh pemerintah antara lain melalui hukum, regulasi, lisensi dan pajak.
Sedangkan pada negara yang medianya sebagian besar medianya dimiliki oleh
pemerintah, bentuk kontrol pemerintahnya adalah melalui keuangan media itu
sendiri.39
Unsur keempat yang mempengaruhi isi dari pemberitaan sebuah media
adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara primer pada pasar
yang komersil, dimana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk
mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan.40
Komunitas media dimana media tersebut juga dapat mempengaruhi konten
dari media itu sendiri. Komunitas media adalah lingkungan dimana media tersebut
beroperasi, dan komunitas ekonomi tersebut sama seperti masalah sosial yang
dapat berefek terhadap media itu sendiri. Contohnya adalah komunitas atau pasar
yang lebih besar pada stasiun televisi biasanya membentuk pemberitaan yang
spontan tentang sebuah kejadian, sedangkan stasiun televisi pada pasar yang lebih
fokus pada jenis pemberitaan seperti feature dan acara lain yang bisa disiapkan
sebelumnya.41
Unsur yang terakhir yang membentuk efek dari luar organisasi media
adalah teknologi. Konten media dapat dipengaruhi oleh teknologi yang
digunakan. Kemajuan teknologi turut memberikan pengaruh bagi konten sebuah
39
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.199. 40
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.209. 41
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.211.
40
media. Teknologi seperti computer dapat memudahkan sebuah media untuk
memberikan berita yang lebih luas kepada masyarakat.
Ada empat alasan mengapa teknologi dapat mempengaruhi sebuah media
terutama media cetak, pertama, computer membantu editor dan penyunting berita
untuk menyiapkan grafik informasi yang bisa memberikan pemberitaan lebih
baik. Kedua, teknologi pada komputer dapat membuat kualitas foto yang lebih
baik bagi media cetak. Ketiga, reporter menggunakan computer untuk mengakses
data dan menggunakan informasinya untuk menyiapkan berita yang lebih baik.
Keempat, sebuah media cetak dapat membuat halaman dengan computer editor
dapat memiliki kontrol yang lebih terhadap desain dari halaman.
5. Level Pengaruh Ideologi
Pada level ini kita akan membahas apa kepentingan yang bermain pada
level lainnya terutama level yang berhubungan sangat erat dengan kekuasaan
sebuah media yaitu level organisasi media dan level rutinitas media. Pada level ini
kita juga mempelajari hubungan antara pembentukan sebuah konten media nilai-
nilai, kepentingan dan relasi kuasa media.
Pada level ideologi ini kita melihat lebih dekat pada kekuatan di
masyarakat dan mempelajari bagaimana kekuatan yang bermain di luar media.
Kita berasumsi bahwa ide memiliki hubungan dengan kepentingan dan kekuasaan
yang menciptakan simbol adalah kekuasaan yang tidak netral tidak hanya berita
tentang kelas yang berkuasa tetapi struktur berita agar kejadian-kejadian
diinterpretasi dari perspektif kepentingan yang berkuasa.42
42
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage, h.224.
41
Ideologi sebagai lapisan terluar yang akan menjadi landasan dari semua
elemen yang akan melahirkan berita. Bagian terdalam yang menentukan isi berita
ada pada individu pekerja media, ia meliput dan melaporkan, apakah ia sebagai
reporter, atau redaktur, atau koordinator lapangan, sebagai individu akan mengacu
pada kebutuhan dan karakteristik individunya. Para pekerja media sebagai human
agency, bukanlah seseorang yang memiliki ruang vakum dan tidak mendapat
pengaruh lingkungannya. Orientasi mereka bisa beraneka ragam, dipengaruhi
karakteristik individunya, namun tetap bertahan dan berlindung di balik kekuatan
ideology medianya.43
Pada level ini dapat terlihat bagaimana ideologi memiliki peranan dalam
mempengaruhi isi media dan mempengaruhi level-level diatasnya. Ideologi bukan
lagi kepentingan individu tetapi sering dianggap mewakili kepentingan pihak
kapitalis yang memiliki kekuasaan struktural di media.
B. KONSEPTUALISASI REPRESENTASI
Istilah representasi itu sendiri merujuk pada bagaimana seseorang, satu
kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan.
Menurut Eriyanto setidaknya terdapat dua hal penting berkaitan dengan
representasi pertama, bagaimana seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut
ditampilkan bila dikaitkan dengan realitas yang ada; dalam arti apakah
ditampilkan sesuai dengan fakta yang ada atau cenderung diburukkan sehingga
menimbulkan kesan meminggirkan atau hanya menampilkan sisi buruk seseorang
atau kelompok. Kedua, bagaiman eksekusi penyajian objek tersebut dalam media.
43
Udi Rusadi M.S. Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode. (Jakarta, PT.
RajaGarfindo Persada. 2015), h.85.
42
Eksekusi representasi objek tersebut bisa mewujud dalam pemilihan kata, kalimat,
aksentuasi, dan penguatan dengan foto atau imaji macam apa yang akan dipakai
untuk menampilkan seseorang, kelompok atau suatu gagasan dalam
pemberitaan.44
Representasi atau misrepresentasi tersebut adalah peristiwa kebahasaan.
Bagaimana seseorang ditampilkan dapat terjadi pertama-tama dengan
menggunakan bahasa. Melalui bahasalah berbagai tindak representasi ini
ditampilkan oleh media dan dihadirkan dalam pemberitaan. Oleh karena itu,
pemakaian bahasalah yang perlu dikritisi dalam pemberitaan yang dilakukan oleh
media.45
Selanjutnya menurut Branston dan Stafford representasi bisa diartikan
sebgai segenap tanda di dalam mana media menghadirkan kembali (re-present)
sebuah peristiwa atau realitas. Namun demikian realitas yang tampak dalam
citraan atau suara tersebut tidaklah semata-mata menghadirkan realitas
sebagaiman adanya didalamnya senantiasa akan ditemukan sebuah konstruksi (a
construction), atau tak pernah ada jendela realitas yang benar-benar transparan.46
Sedangkan Menurut Struart Hall, ada tiga pendekatan representasi :
1. Pendekatan reflektif, bahwa makna diproduksi oleh manusia melalui ide,
media objek dan pengalam-pengalaman di dalam masyarakat secara nyata.
2. Pendekatan intensional, bahwa penutur bahasa baik lisan maupun tulisan
yang memberikan makna unik pada setiap hasil karyanya. Bahasa adalah
44
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta: LKiS.2001),
hal.113. 45
Eriyanto. Analisis Wacana. Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta. LKis.2006),
h.116. 46
Branston dan Stafford. 1996 The Media Student‘s Book. (New York, N.Y.:
Roudledge.1996), h.78.
43
media yang digunakan oleh penutur dalam mengkomunikasikan makna
dalam setiap hal-hal yang berlaku khusus yang disebut unik.
3. Pendekatan konstruksionis, bahwa pembicara dan penulis, memilih dan
menetapkan makna dalam pesan atau karya (benda-benda) yang dibuatnya.
Tetapi, bukan dunia material (benda-benda) hasil karya seni dan
sebagainya yang meninggalkan makna tetapi manusia lah yang meletakkan
makna.47
C. KONSEPTUALISASI MEDIA ONLINE
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily memberikan definisi mengenai online.
On berarti sedang berlangsung. Dan line berarti garis, barisan jarak dan tema.48
Singkatnya, online berarti proses pengaksesan informasi yang sedang berlangsung
melalui media internet.
Menurut Harris Poll, lebih dari 137 juta orang Amerika melaksanakan
seluruh kegiatan mereka melalui dunia internet pada tahun 1995, hanya 9% orang
yang belum memanfaatkan internet. Saat ini, diperkirakan pengguna internet lebih
dari tiga jam dalam perharinya.49
Sedangkan menurut Syifudin Yunus, media online yaitu media internet,
seperti website, blog, dan lainnya yang terbit atau tayang didunia maya,dapat
dibaca dan dilihat di internet.50
47
Magnis-Suseno F. Berebut Jiwa Bangsa. (Jakarta : Buku Kompas.2007) h,185. 48
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, English Indonesian Dictionary (Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama), h.360. 49
Brad Schultz. Broadcast News Producing (London: Sage Publications.2005), h.134. 50
Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan (Bogor: Ghalia Indonesia. 2010), hal. 27.
44
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media online
merupan jenis media baru atau new media yang dapat digunakan untuk mengakses
atau mempublikasi informasi secara cepat dan dekat.
D. KONSEPTUALISASI BERITA
Menurut Mitchel V. Charnley dalam buku karangan Effendi dikatakan
bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau opini yang tertarik atau
penting, atau kedua-duanya bagi sejumlah besar penduduk. Pada penulisan berita
mengandung unsure 5W + 1H.51
Sementara itu menurut Charley berita adalah laporan tercepat dari suatu
peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar
pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka. Berita pada intinya merupakan
hasil konstruksi realitas sosial berdaarkan pengalaman dan pengetahuan
wartawan. Adapun berita harus memenuhi unsure unsur sebagai berikut: (1) ada
peristiwa/fakta/pendapat, (2) infomasi yang baru, (3) mengandung makna yang
penting, (4) menarik perhatian bagi sejumlah besar khalayak.
Tuchman berpendapat bahwa pekerjaan media pada hakikatnya adalah
mengkonstruksi realitas. Isi media adalah hasil para pekerja media
mengkonstruksi berbagai realitas yang dipilihnya, diantaranya realitas politik.
Disebabkan sifat dan faktanya bahwa pekerjaan media massa adalah menceritakan
peristiwa-peristiwa, maka seluruh isi media adalah realitas yang telah
dikonstruksikan. Pembatan berita di media pada dasarnya tak lebih dari
penyusunan realitas-realitas sehingga sehingga membentuk sebuah “cerita”.
51
Effendy, Onong Uchjana.2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya), h.131.
45
Isi media hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa
sebagai peragkat dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai alat
merepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan relief apa yang akan
diciptakan oleh bahasa tentang realitas tersebut. Akibatnya media massa
mempunya peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran
yang dihasilkan.
Begitu pula dengan profesi wartawan yang mengisahkan hasil
reportasenya kepada khalayak, selalu terlibat dengan usaha-usaha
mengkonstruksikan realitas, yakni menyusun fakta yang dikumpulkan kedalam
suatu bentuk laporan jurnalistik berupa berita, karangan khas, atau gabungan
keduanya. Karena menceritakan berbagai kejadian atau peristiwa itulah maka
tidak berlebihan bila dikatakan bahwa seluruh isi media adalah realitas yang telah
dikonstruksikan. Laporan-laporan jurnalistik di media massa pada dasarnya tidak
lebih dari hasil penyusunan realitas-realitas dalam bentuk sebuah cerita.52
E. ANALISIS WACANA
Analisis wacana menurut Labov dalam Darma merupakan sebuah
penggambaran secara rasional mengenai hubungan runtutan yang berad dalam
kesatuan yang teratur, sehingga Nampak jelas hubungan unsure-unsur di
dalamnya, hubungan antar unsur di luar kesatuan tersebut maupun koherensinya.
Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari
subjek yang mengemukakan suatu pernyataan. Analisis wacana dalam hal ini
menekankan pada proses produksi dan reproduksi makna. Invidu tidak dianggap
sebagai subjek yang netral, yang bisa menafsirkan wacana secara bebas. Karena
52
Alex, Sobur. Analisis Teks Media, (Bandung : Remaja Rosda Karya.2009), h.88.
46
individu berhubungan dan tentunya dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakat
sekitarnya. Bahasa disini berperan membentuk subjek tertentu, tema wacana
tertentu, dan strategi di dalamnya. Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk
membongkar kekuasaan dalam setiap proses bahasa, antara lain batasan-batasan
yang mesti dipakai dan topik apa yang dibicarakan. Karena menggunakan
prespektif wacana, maka analisis wacana kategori ini disebut juga analisis
wacana.53
Menurut Littlejhon yang dikutip oleh Sobur ada tiga pandangan dalam
Analsisi Wacana sebagai berikut. Pertama, seluruhnya mengenai cara-cara wacana
disusun, prinsip yang digunakan oleh komunikator untuk menghasilkan dan
memahami percakapan atau tipe-tipe lainnya. Kedua, wacana dipandang sebagai
aksi. Bahasa digunakan dengan suatu strategi guna mencapai tujuan yang di
inginkan seperti memuat suatu permohonan, mendapat giliran, bersikap sopan,
atau memperoleh kerja sama. Ketiga, analisis wacana adalah suatu pencarian
prinsip-prinsip yang digunakan oleh komunikator akual dari prespektif.
Penggunaan kalimat-kalimat untuk membuat pernyataan sehingga dapat
dimengerti dan menanggapi pesan-pesan yang kelihatan logis dan alami.54
Menurut Eriyanto ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis
wacana. Pertama kaum empiris, bahasa dilihat sebagai jembatan antara manusia
dengan objek di luar dirinya. Pengalaman-pengalaman manusia dianggap dapat
secara langsung dieskpresikan melalui penggunaan bahasa tanpa ada kendala
tanpa ada distorsi, sejauh yang dinyatakan dengan memakai pernyataan yang
logis. Dalam kaitannya dengan analisis wacana, konsekuensi logis dari
53
Aliah Darma. Analisi Wacana Kritis, h.17. 54
Alex, Sobur. Analisis Teks Media, h.88.
47
pemahaman ini adalah orang tidak perlu mengetahui mengertahui makna-makna
subjektif atau nilai yang mendasari pernyataannya. Analisis wacana dimaksudkan
untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian bersama.
Wacana lantas diukur dengan pertimbangan atau ketidak benaran. Kedua
konstruktivisme, bahasa dipahami dalam paradigma ini diatur dan dihidupkan
oleh pernyataan-pernyataan yang bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya
adalah tindakan penciptaan makna yakni tindakan pembentukkan diri serta
pengungkapan jadi diri dari sang pembicara. Oleh karena itu analisis wacana
dimaksudkan untuk membongkar maksud-maksud dan makna-makna tertentu.
Wacana adalah suatu upaya pengungkapan maksud tersembunyi dari sang
subyek yang mengemukakan suatu pernyataan. Ketiga pandangan kritis bahasa
disini tidak difahami sebagai medium netral yang terletak di luar diri si
pembicara. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang
berperan dalam membentuk subjek tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya.
Oleh karena itu, analisis wacana dipakai untuk membongkar kuasa yang ada
dalam setiap proses bahasa, batasan-batasan yang dipakai, diperkenankan menjadi
wacana, perspektif yang mesti dipakai, topic apa yang dibicarakan. Dengan
pandangan semacam ini, wacana melihat bahasa selalu terlibat dalam hubungan
kekuasaan, terutama dalam pembentukan subjek dan berbagai tindakan
representasi yang terdapat dalam masyarakat.55
55
Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011), h.4.
48
F. ANALISIS WACANA KRITIS
Analisis wacana kritis menekankan bahwa bahasa adalah sebuah produk
sosial. Tidak ada bahasa yang vakum sosial, namun selalu berhubungan erat
dengan aspek sosial. Bahasa sebagai semiotik sosial dapat diartikan sebagai
menafsirkan bahasa dalam konteks sosiokultural, tempat kebudayaan tersebut
ditafsirkan dalam terminologis semiotik sebagai sebuah sistem informasi. Dalam
bahasa yang lebih jelas, bahasa itu tidak berisi kalimat-kalimat namun bahasa itu
berisi “teks” atau “wacana” yang dapat diartikan sebagai pertukaran makna
(exchange of meaning) dalam konteks interpersonal. Mengkaji bahasa pada
hakikatnya adalah mengkaji teks atau wacana.56
Sedangakan, analisis wacana kritis menurut Darma merupakan sebuah
upaya atau proses penguraian untuk memberikan kejelasan sebuah teks (realitas
sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang
mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang di inginkan. Analisis
wacana kritis mengakaji tentang upaya kekuatan sosial, dominasi, dan
kepentingan yang direproduksi dan dipertahankan melalui teks yang
pembahasannya dihubungkan dengan konteks sosial dan politik mempunyai
tujuan dan asumsi.57
Tujuan analisis wacana kritis adalah untuk mengembangkan asumsi-
asumsi yang bersifat ideologis yang terkandung dibalik kata-kata dalam teks atau
ucapan dalam berbagai bentuk kekuasaan. Analisis wacana kritis bermaksud
56
Anang Santoso, ―Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana Kritis‖,
h.2. 57
Aliah Darma. Analisi Wacana Kritis, h. 49.
49
untuk menjelajahi secara sistematis tentang keterkaitan antara praktik-praktik
diskursif, teks, peristiwa, dan sosiokultural yang lebih luas.58
Darma dalam bukunya mengemukakan delapan prinsip tentang analisis
wacana kritis, yaitu (1) AWK membahas problem-problem sosial. Jadi, fokusnya
bukan pada pemahaman bahasa semata, tetapi lebih banyak karakteristik dari
proses dan struktur kultural. Dengan demikian, AWK akan berspekulasi dalam
mengidentifikasi karakteristik linguistic dari proses dan struktur cultural itu
sendiri. (2) Hubungan kekuasaan bersifat diskursif (berwacana), artinya fokus
wacana sama dengan fokus bagaimana kekuasaan dibahasakan. (3) wacana
berwujud sebagai masyarakat dan budaya, dalam arti wacana tidak sekedar
refleksi hubungan-hubungan sosial, tetapi juga merupakan bagian-bagian dari
relasi itu dan menyelami reproduksi melalui hubungan dialektis. (4) wacana itu
berideologi. Ideologi sebagai representasi dan kontruksi masyarakat, yang di
dalamnya pasti ada dominasi dan eksploitasi sering kali diproduksi lewat wacana.
(5) wacana bersifat historis. AWK seharusnya mengkaji wacana dalam koteks
historisnya dengan melihat ketersambungan dengan wacana sebelumnya. (6)
AWK perlu menggunakan pendekatan sosiokognitif untuk menjelaskan
bagaimana hubungan-hubungan teks dan masyarakat dijalani dalam proses
produksi dan pemahaman. (7) AWK bersikap interpretatif dan eksplanatif serta
menggunakan metodologi yang sistematis untuk menghungkan teks dan
konteksnya. (8) AWK adalah sebuah paradigma saintifiik yang memiliki
komitmen sosial yang terus menerus berusaha larut dan mengubah apa yang
58
Aliah Darma. Analisi Wacana Kritis, h. 53.
50
sedang terjadi dalam sebuah konteks. AWK akan berusaha agar ada perubahan
dalam sikap, apresiasi, dan interpretasi pembaca terhadap teks yang dibacanya.59
Kridalaksana menjelaskan wacana yaitu satuan bahasa terlengkap dalam
hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Analisis
wacana kritis adalah sebuah upaya pengungkapan suatu pernyataan maksud
tersembunyi dari subjek (penulis) yang mengemukakan suatu pernyataan. Analisis
wacana kritis juga digunakan untuk mengeritik dan mengungkap hubungan antara
ilmu pengetahuan dengan kekuasaan.60
Menurut Eriyanto praktik wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi : ia
dapat memproduksi hubungan kekuasaan yang tidak imbang antara kelas sosial
laki-laki dan wanita kelompok mayoritas dan minoritas. Analisis wacana kritis
melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk
melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi. Karakteristik analisis
wacana kritis sebagai berikut.
1) Tindakan
Wacana dipahami sebagai tindakan dalam bentuk interaksi. Seorang
berbicara, menulis, dan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan
berhubungan dengan orang lain. Pemahaman ini, memunculkan beberapa
konsekuensi yang pertama, wacana dipandang sebagai sesuatu yang
bertujuan. Kedua, wacana dipahami sebagai sesuatu yang diekspresikan
secara sadar, terkontrol.
2) Konteks
59
Aliah Darma. Analisi Wacana Kritis, h.57. 60
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama. 2008), h.231.
51
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana, seperti latar,
situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dipandang, diproduksi, dimengerti,
dan dianalisis pada konteks tertentu. Titik perhatian dari analisis wacana
adalah menggambarkan teks dan konteks secara bersama-sama dalam
suatu proses komunikasi.
3) Historis
Aspek penting untuk memahami sebuah teks adalah dengan menempatkan
wacana itu dalam konteks historis tertentu, wacana diproduksi dalam
konteks tertentu, dan tidak dapat serta merta dimengerti tanpa melihat
konteks lain yang menyertainya.
4) Kekuasaan
Analalisi wacana kritis juga mempertimbangkan elemen kekuasaan.
Konsep kekuasaan adalah salah satu kunci hubungan antara wacana
dengan masyarakat. Analisis wacana kritis tidak hanya membatasi diri
pada detil teks atau struktur wacana saja, juga kondisi sosial, politik,
ekonomi, dan budaya tertentu. Kekuasaan itu dalam hubungannya dengan
wacana, penting untuk melihat apa yang disebut dengan kontrol. Seorang
individu atau kelompok mengontrol orang atau kelompok lain melalui
wacana. Mengontrol tidak selalu dalam bentuk fisik, melainkan dapat pula
melalui mental atau psikis
5) Ideologi
Teori-teori klasik mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok
dominan tertentu. Wacana dalam pendekatan semacam ini dipandang
sebagai medium mana suatu kelompok dominan mengkomunikasikan
52
kepada khalayak tentang produksi kekuasaan dan dominan yang mereka
miliki. Peranan wacana dalam kerangka ideologi dimaksudkan untuk
mengatur masalah tindakan dan praktik individu atau anggota suatu
kelompok. Ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak
dalam situasi yang lama, dapat menghubungkan masalah mereka dan
memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas dalam kelompok.
Oleh karena itu, analisis wacana tidak bisa menempatkan bahasa secara
tertututp tetapi harus melihat konteks terutama bagaimana ideologi dan
kelompok-kelompok yang ada tersebut berperan dalam membentuk
wacana.61
Menurut Eriyanto, pendekatan utama dalam analisis wacana kritis, yaitu
salah satunya tentang analisis bahasa kritis (critical linguistic) adalah melihat
bagaimana gramatikal bahasa membawa posisi dan makna ideology tertentu.
Dengan kata lain, aspek ideologi itu diamati dengan melihat pilihan bahasa dan
strukstur tata bahasa yang dipakai. Bahasa, baik pilihan kata maupun struktur
gramatika dipahami sebagai pilihan, mana yang dipilih oleh seseorang untuk
diungkapkan membawa makna ideology tertentu. Ideologi itu dalam taraf yang
umum menunjukkan bagaimana satu kelompok berusaha memenangkan dukungan
publik, dan bagaiman kelompok lain berusaha di marginalkan lewat pemakaian
bahasa dan stuktur gramatika tertentu. Bahasa adalah suatu sistem kategorisasi di
mana kosa kata tertentu dapat dipilih yang akan menyebabkan makna tertentu.62
61
Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2011), h.7. 62
Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, h.14.
53
Hall dalam Eriyanto mengemukakan teori penyimpangan menekankan
pluralisme sebagai kepura-puraan, menyediakan definisi diskriminatif dari
masyarakat atau partisipasi aktif dalam kelompok lain dalam definisi tersebut.
Media tidaklah secara sederhana dipandang refleksi dari konsensus, tetapi media
memproduksi dan memapankan defines dari situasi yang mendukung dan
melegitimasi suatu stuktur, mendukung suatu tindakan, dan mendelegitimasi
tindakan lain. Pembentukan “definisi tentang situasi” tersebut adalah jika
pendefinisian beraneka ragam pada kekuatan sosial yang berbeda, dan media
bekerja melalui dukungan terhadap pendefinisian tersebut. Realitas disini tidak
difahami sebagai seperangkat fakta, tetapi hasil dari pandangan tertentu dari
pembentukan realitas.
Kontruksi realitas lewat media, menempatkan masalah representasi
menjadi isu utama dalam penelitian kritis. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan
pluralis yang melihat realitas adalah sesuatu yang ada dan terbentuk dengan
sendirinya, dalam tradisi kritis realitas tersebut diproduksi oleh representasi dari
kekuatan-kekuatan sosial dominan yang ada dalam masyarakat. Paradigma kritis
bukan hanya mengubah pandangan mengenai realitas yang dipandang alamiah
tersebut, tetapi juga berargumentasi bahwa media adalah kunci utama dari
pertarungan kekuasaan tersebut, melalui mana nilai-nilai kelompok dominan
dimapankan, dibuat berpengaruh, dan menentukan apa yang di inginkan oleh
khalayak.
Dalam pembentukan realitas ada dua titik yang pertama, bahasa dipahami
sebagai sistem penandaan. Realitas tersebut dapat ditandakan secara berbeda pada
peristiwa yang sama. Makna yang berbeda dapat diletakkan pada peristiwa yang
54
sama. Kedua, politik penandaan yaitu bagaimana praktik sosial dalam membentuk
makna, mengontrol, dan menentukan makna. Peran media dalam menandakan
peristiwa atau realitas dalam pandangan tertentu, dan menunjukkan bagaimana
kekuasaan ideologi ini berperan, ideologi menjadi bidang dimana pertarungan dari
kelompok yang ada dalam masyarakat. Akan tetapi, posisi demikian juga
menunjukan bahwa ideologi melekat dalam produksi sosial, produksi media, dan
sistem budaya.
Media dan berita dilihat dari paradigma kritis mempunyai pandangan
tersendiri terhadap berita, yang bersumber pada, bagaimana berita diproduksi dan
bagaimana kedudukan wartawan dan media bersangkutan dalam keseluruhan
proses produksi berita. Dalam analisis berita, paradigma kritis terutama
berpandangan bahwa berita bukanlah sesuatu yang netral, dan menjadi ruang
publik dari berbagai pandangan yang berseberangan dalam masyarakat. Media
sebaliknya adalah ruang dimana kelompok dominan menyebarkan pengaruhnya
dengan meminggirkan kelompok lain yang tidak dominan.63
63
Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan
Ilmu-Ilmu sosial Lainnya, h.28.
55
G. KERANGKA PEMIKIRAN
Dalam penelitian ini peneliti memberikan gambaran kerangka konseptual
sebagai berikut:
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Gambaran konsep di atas memeberikan gambaran secara sederhana
mengenai polarisasi produksi pemberitaan tentang Basuki Thahja Purnama yang
dilakukan oleh Kompas.com dan Republika Online.
Peneliti berasumsi bahwa dalam konstruksi berita tentang Basuki Thahja
Purnama media tidak telepas dari berbagai pengaruh baik internal maupun
Wacana pemberitaan Ahok
sebagai pemimpin non
muslim
Peran Media berdasarkan
Teori Hirarki Pengaruh
Invidual Level
Media routines level
Organizational level
Outside media level
Ideology media level
Republika.co.id Kompas.com
Analisis Wacana Haliday
Mode Wacana
Pelibat Wacana
Medan Wacana
Realitas Representasi Ahok sebagai
Pemimpin non muslim dalam
Pemberitaan
56
eksternal, media itu sendiri seperti yang digambarkan dalam teori hirarki
pengaruh yang di dalamnya meliputi lima tahapan diantaranya pengaruh yang ada
pada level wartawan atau pekerja media, pengaruh yang terbentuk dari rutinitas
media, organisasi dalam media, dan ideologi yang menjadi corak media, serta
faktor eksternal yang muncul di luar media.
Kelima pengaruh tersebut yang membuat produksi pemberitaan menjadi
sangat beragam, mulai dari aspek pemilihan gaya bahasa yang digunakan untuk
menggambarkan tokoh dalam berita, kemudian membuat perilaku sosial objek
pemberitaan menjadi menarik untuk diperbincangkan serta memunculkan tokoh-
tokoh figuran yang dapat menjadi pengalih isu serta pemanis cerita yang membuat
pembaca semakin tertarik.
Dalam kerangka konsep di atas refleksikan bahwa di satu sisi kerja media
dalam memproduksi berita dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek yang dijelaskan
dalam teori hirarki pengaruh dan disisi yang lain media juga memiliki pengaruh
dalam mengonstruk pemberitaan sehingga publik dapat memperoleh gambaran
mengenai objek dan isu yang direpresentasikan.
57
BAB III
PROFIL MEDIA KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA ONLINE
A. DESKRIPSI REPUBLIKA ONLINE
1. Sejarah Kelahiran Republika Online
Republika Online atau yang biasa disebut ROL hadir sejak 17 Agustus
1995, dua tahun setelah harian Republika terbit. Republika Online merupakan
portal berita yang menyajikan informasi secara teks, audio, dan video, yang
terbentuk berdasarkan teknologi hypermedia dan hiperteks. Dengan kemajuan
informasi dan perkembangan sosial media, Republika Online kini hadir dengan
berbagai fitur baru yang merupakan percampuran komunikasi media digital.
Informasi yang disampaikan diperbaharui secara berkelanjutan yang terangkum
dalam sejumlah canal, menjadikannya sebuah portal berita yang bisa dipercaya.64
dengan alamat website www.Republika.co.id ROL terus berusaha
melakukan pembenahan, dengan tagline “Jendela Ummat” kuliatas informasi dan
tampilan terus kembangkan. Bahkan saat ini diantara puluhan sistus berita ROL
sudah menduduki peringkat tiga besar.65
Alasan yang menjadi latar belakang didirikannya ROL karena mengingat
daya kemampuan edar koran yang terbatas. Terbatas disini maksudnya karena
koran tidak bisa menjangkau edaran hingga luar negeri contohnya Arab dan
Malaysia, kedua Negara tersebut menjadikan Republika sebagai referensi
informasi utama seputar berita Islam di Indonesia sejak beberapa tahun silam.66
64
http://www.Republika.co.id/page/about. Diakses pada 15 Januari 2016 pukul 14.20 65
Arif Punto Utomo. Republika 17 Tahun Melintas Zaman, h. 79. 66
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di Kantor
Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB.
58
Selain alasan jangkauan yang terbatas dalam bentuk koran, media cetak
juga tidak bisa melayani jangkauan sirkulasi yang jauh ini menyebabkan harian
umum Republika malakukan inovasi dengan melengkapi medianya melalui versi
online atau lebih dikenal dengan isilah media konvergen atau media yang
menggabungkan teks, audio, video menjadi sebuah informasi yang utuh.
Tujuan utama penerbitan melalui internet adalah untuk melayani pembaca
yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang berada di
luar negeri ROL terus berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi informasi
yang ada. Desain dan berbagai layanan web serta materi beritanya pun lebih
diperkaya sejak pertengahan 2008 ROL mengalami perubahan dari sekedar situs
berita sederhana menjadi web portal multimedia sebagai penyesuaian atas
munculnya tantangan industri di era konvergensi media. Sesuai dengan prinsip
dasar Republika, muatan ROL tetap mengedepankan komunitas muslim sebagai
basis pengunjungnya. Tampilan ROL diluncurkan kembali (relaunching) pada 6
Februari 2008. Tema launchingnya dinamakan RELOAD.67
Dengan memperluas jaringan menjadi media konvergen tentunya
menjadikan media ini akrab dengan perkembangan tekologi yang telah
berkembang dengan pesat. Sejalan dengan masuknya era digitalisasi media ROL
merasa perlu untuk melengkapi medianya dalam versi online karena tuntutan
teknologi agar dapat lebih dekat dan melayani pencintanya yang lebih senang
dengan dunia online dibandingakan membaca media cetak.
Arus perkembangan teknologi yang tengah tumbuh dengan pesat itulah
yang turut menginspirasi Republika sebagai media massa yang cukup dikenal
67
Company Profile Republika.
59
lama oleh khalayak mulai berusaha mempertahankan eksistensinya untuk
memenuhi tuntutan zaman agar tetap disukai oleh pembacanya, baik dalam versi
cetak maupun online, baik dalam informasi global dari dalam dan luar negeri,
terlebih informasi seputar keislaman.
Dalam publikasi perdananya pada tahun 1995 hingga tahun 1998, ROL
hanya memindahkan berita dari versi cetak semata kedalam versi online tanpa ada
inovasi dan perkembangan yang signifikan. Barulah, pada akhir tahun 1998 ROL
mulai melakukan berbagai inovasi dengan penambahan konten seperti breaking
news (berita aktual yang ditampilkan setiap jam yang tidak ada dalam versi cetak),
jadwal shalat dan konsultasi.
Hingga saat ini, ROL pun terus berusaha meningkatkan kinerjanya baik
dari segi tampilan, konten berita, para staffnya, termasuk pelayanan yang baik
untuk para pembaca dan pengaksesnya. Oleh sebab itu, ROL juga bekerja sama
dengan salah satu provider untuk mendeliver berita melalui handpone dengan
dikenakan biaya perbulan. Ternyata cara ini pun cukup efektif dan mendapatkan
respon yang baik dari para pencintanya agar mereka dapat selalu update berita apa
yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, terlebih berita seputar dunia
keislaman.
Konten yang ada di ROL lebih banyak didominasi seputar informasi
keislaman yakni 80% dan informasi umum 20%, namun juga tidak mengabaikan
informasi umum baik dalam kancah nasional maupun Internasional.68
ROL, telah dikenal publik sebagai media online yang lebih
mengedepankan informasi keislaman, namun sebenarnya ROL tidak melulu
68
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di Kantor
Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB.
60
menyajikan berita seputar keislaman, tetapi turut berusaha untuk memberikan
informasi yang berimbang, akurat, dan berusaha menjaga keutuhan bangsa dan
negara.
Sebagai media online pertma ROL berkeinginan untuk mengantarkan dan
menjadi patner masyarakat Indonesia dalam memasuki era baru media convergen
yang akan mempengaruhi perubahan diberbagai bidang, hal tersebut yang
kemudian menjadikan ROL sebagai media ummat yang terpercaya dan
mengedepankan nilai nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan
professional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa dan kepentingan ummat Islam berdasarkan pemahaman
rahmatan lil alamiin (rahmat bagi seluruh alam).
Kata “Jedela Ummat” disini memiliki arti bahwa media ini dikhususkan
untuk komunitas muslim agar memiliki pegangan kebenaran seputar berita
keislaman dan umum.
Tagline Republika diatas sejalan dengan prinsip-prinsip dasar ROL itu sendiri
yakni:69
a. Mengutamakan berita interaktif dalam format citizen journalism
b. Memberi ruang luas bagi konten how to, tips, people, dan service.
c. Santun, ramah, dan akrab dengan keluarga
d. Dekat dengan semua komunitas
e. Mengutamakan berita dan informasi keislaman
f. Menyeimbangkan good news dengan bad news
g. Menyajikan berita secara ringkas dan cepat, mudah diakses.
69
Company Profile Republika Online.
61
2. Susunan Redaksional Republika Online
ROL dinahkodai oleh pemimpin redaksi, di bawahnya ada dua bagian,
yaitu bagian operasional dan redaksi kemudian dibawah redaksi ada redaktur. Di
bawah redaktur ada beberapa reporter yang terkumpul kedalam news room. Yang
bertugas untuk memproduksi berita, redakturnya kira-kira ada 27 dan reporternya
50 orang pada bagian operasional di isi oleh marketing, umum, IT. Sedangkan
bagaian yang mengupload berita itu adalah bagian redaksi. Sebagai media yang
telah lahir lebih dahulu sebagai versi cetak, harian umum Republika memiliki
reporter untuk memperlancar proses penyajian berita. Begitupun dengan reporter
ROL yang direkrut dan diseleksi secara khusus melalui proses masa training
selama dua bulan sebelum resmi menjadi reporter ROL.
Dalam menyikapi kondisi di lapangan penyebaran reporter juga sering
mengalami peralihan. Ada reporter yang sebelumnya diversi cetak lalu dipindah
ke online, ada pula yang di online lalu dialihkan ke cetak, begitu seterusnya.
Karena pada dasarnya baik Republika cetak maupun online berada dalam satu
perusahaan media yang sama yang saling mendukung dan melengkapi baik dari
segi berita maupun pekerja pencari berita.
Reporter ROL pun mempunyai background pendidikan yang variatif. Ada
yang dari lulusan ilmu agama, kimia, matematika, jurnalistik, sejarah bahkan
dokter hewan, namun untuk menyamakan visi dan misi antara reporter dan
Republika itu sendiri oleh sebab itu perlu dilakukan training khusus untuk para
reporter yang lulus dalam proses seleksi. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka
minimal mengetahui prinsip kerja seorang jurnalis khususnya bagi mereka yang
berasal dari jurusan yang tidak terkait denga tulis menulis agar dapat lebih
62
memahami bagaimana cara menulis berita. Termasuk pengarahan visi dan misi
media massa yang mereka naungi.
ROL sejak masa perdananya sebagai pendamping harian umum Republika
sudah banyak peminat dan pengaksesnya meski jumlahnya mengalami fluktuasi.
Banyaknya pencinta ROL terbukti dari partisipasi pengunjung yang menghadiri
dalam acara launching ROL di Nusadua Denpasar Bali. Hal tersebut menandakan
bahwa respon masyarakat atas hadirnya ROL ditengah-tengah mereka dinilali
cukup baik dan menarik.70
Dari gambaran data yang diperoleh menunjukkan pengakses ROL kurang
lebih mencapai 40.000 per hari, namun angka tersebut sangat bergantung dari
topik yang disuguhkan sehingga menarik minat pembaca untuk mengakses. jika
ada isu yang bagus, jumlah pengaksesnya akan tinggi. Misalnya, pemberitaan
tentang Ahok Itu tinggi trend nya. Sampai dengan hari ini berita Ahok masih
menjadi berita yang paling banyak viewernya.71 Jumlah pengakses Republika
online biasanya dihitung perhari. Hasil perhitungan itu pun dapat berubah-ubah,
tergantung isu yang diberitakan. Jika isu yang diberitakan seputar dunia Islam di
Indonesia, biasanya membludak pengaksesnya, bisa sekitar 80.000 pengakses.
Pengaksesnya pun bervariasi tidak hanya warga negara Indonesia pengakses setia
dari Malaysia, Saudi Arabia, dan beberapa Negara Islam lain pun hanya akan
mempercayai isu seputar Islam jika ROL sudah memberitakannya.
Berbeda misalnya ketika isu yang dimuat biasa biasa saja pengaksesnya
hanya berkisar 40.000 pengakses. Untuk memenuhi kebutuhan informasi
70
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di Kantor
Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB. 71
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di Kantor
Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB.
63
masyarakat yang memiliki keterbatasan waktu dalam mengakses informasi ROL
tetap menyediakan berita yang telah lalu yang tergolong banyak pengaksesnya
seperti berita favorit, berita terdepan, dan berita penting. Berita-berita itu memang
tidak lagi baru dan menjadi headline, tetapi karena mungkin masih banyak
pengakses yang ingin membaca dan melihatnya. Tim redaksi ROL masih
memberi ruang kepada mereka untuk mendapatkan informasi lebih dalam lagi.72
Tabel 3.1
Estimasi Pengakses Republika Online73
Description Estimation
Page View 150.000 Perhari
Visitor 40.000 Perhari
Unique Visitor 750.000 Perbulan
Time Onsite 5,7
Pages/ vst 4,2
Page Rank 6/1
Pasca tahun 1997, ROL tidak terlalu bergantung pada harian umum
Republika karena sudah memulai berdiri sebagai media online yang memproduksi
berita sendiri. Agar tidak melupakan identitas media Republika ROL mencoba
menggabungkan dengan cara memindahkan berita dari harian umum Republika,
dan menambahakan tiga canal baru, headline pada versi online pun mulai
bervariasi. Ada empat berita yang menjadi headline, yaitu headline berita
nasional, Islam, olah raga, dan ekonomi/syariah.
72
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di Kantor
Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB. 73
Company Profile Republika Online.
64
Untuk menentukkan headline, biasanya berita umum itu diganti setiap
empat jam atau lima jam sekali agar dapat selalu update. Tidak hanya tulisan
gambar ataupun foto dibuat serasa hidup karena empat headline itu berganti
secara perlahan. Jika berita itu ingin dibaca secara lengkap, pengakses cukup
mengetik tools yang tersedia, berita pun muncul secara lengkap.
Dan akhirnya di tahun 1998 hingga sekarang, ROL mulai
menyempurnakan berbagai aspek sehingga menjadi media konvergen yaitu media
menggabungkan teks, audio, video, dan streaming (tv, radio dan ivent-ivent
penting) ROL yang dapat dilihat dan didengar secara langsung. Hingga saat ini,
ROL terus memperbagus tampilan dengan menggunakan layouter ahli dari luar
negeri.
3. Kepala Republika Online
Beberpa orang yang pernah menjadi kepala Republika online adalah
sebagai berikut:74
1. Ahmadi Thaha
2. Anif Kunto Utomo
3. Yayat Supriyatna
4. Irfan Junaidi
4. Desain dan Karakter Republika Online
Tampilan desain dan karakter erat kaitannya dengan bidang (layout).
Kedua hal diatas juga sangat merepresentasikan ideologi media massa itu sendiri.
Tata letak atau yang dalam bahasa inggrisnya disebut layout mengatur
74
Company Profile Republika Online.
65
penempatan berbagai unsur komposisi, seperti misalnya teks, garis-garis, bidang-
bidang, gambar-gambar dan sebagainya.
Desain ROL mengikuti media konvergen pada umumnya sedangakan
karakter ROL adalah muslim yang professional dan modern. logonya gunakan
jenis huruf goudy dan arial. Sedangkan untuk warna ROL menggunakan warna
merah sebagai warna favorit, dan untuk isi menggunakan hitam dan putih,
meskipun merahnya lebih mendominasi. Sekitar 90%.75
Untuk menggambarkan karakternya, ROL memilih sebagai media muslim,
yang professional, dan modern. Muslim berarti ROL mengingat latar belakang
historis bahwa media ini berdiri karna perintisnya muslim dan tetap
mengutamakan dan memberikan porsi yang besar pada berita-berita seputar dunia
Islam.
Professional berarti ROL, berusaha menyajikan berita yang berimbang
baik tim redaksi dan jajaran atasannya tidak berpihak dan berat sebelah dengan
siapapun (netral), dan itulah yang menjadikan Republika baik cetak maupun
online tetap mengedepankan unsur imparsialitas dalam penyajian berita.
Sedangakan modern, berarti ROL bukanlah media yang tertutup
melainkan berusaha fleksibel untuk selalu mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi dengan tidak menghilangkan citra keislamannya. Misalnya, kala
teknologi mailing list (milist), ROL berusaha untuk memenuhi keinginan
pecintanya dengan merekrut para mailer untuk bergabung dengan situs Republika,
yang kemudian usaha ini mendapatkan respon sangat baik.
75
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga Setiawan di
Kantor Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB.
66
Selain melalui mailing list, hadirnya situs jejaring pertemanan yang sedang
booming saat ini, facebook, tweeter, dan instagram Republika juga berusaha
menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut dengan mempersilahkan
pengakses untuk menjadi penyuka ROL untuk sekedar member komentar pada
setiap berita aktual yang disajikan oleh redaksi ROL.
5. Proses Penyajian Berita Republika Online
Perjalanan panjang sebagai media online yang telah berdiri 15 tahun, ROL
selalu berusaha menyajikan berita yang aktual, hangat dan memiliki aspek
kebaruan. Seluruh tim redaksi ROL juga terus mengupgrade berita yang mereka
dapatkan dilapangan untuk kemudian di upload ke redaktur mereka. Para reporter
yang tergabung kedalam news room yang bertugas untuk melakukan proses
produksi berita mereka dibekali telpon genggam dan notebook agar mereka dapat
segera mengirim berita dengan cepat kapan pun dan dimana pun berita tersebut
didapat. Para reporter yang telah tersebar kelapangan memiliki redaktur yang
berbeda-beda. Redaktur di ROL sendiri berjumlah sekitar 27 orang dan dibagi
berdasarka beberpa konten yang ada. Satu redaktur dapat menangani sekitar empat
hingga lima orang reporter.76
Semua reporter tersebut berkewajiban mencari berita untuk kemudian
dikirim ke redaktur mereka masing-masing, namun tidak dibatasi jumlahnya
tergantung pada situasi dan kondisi pada saat peliputan kemudian berita tersebut
cukup disusun dalam bentuk straight news (berita langsung) dengan menonjolkan
76
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga Setiawan di
Kantor Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB.
67
unsur 5w + 1H untuk selanjutnya tugas redaktur yang mengedit berita tersebut
agar nayaman dibaca dan siap dipublikasi.
ROL merupakan satu situs berita yang mengedepankan keaktualan berita,
maka penyajian berita pun cukup singkat dan padat. Adapun berita yang dikirim
oleh reporter di lapangan kemudia akan melalui proses kerja redaksi selanjutnya,
berita akan diedit dan diperhalus oleh redaktur jika berita tersebut lulus seleksi.
Setelah berita dikirim oleh para reporter kepada redaktur masing masing,
maka selanjutnya tugas redaktur ialah menyeleksi berita mana yang layak untuk
ditampilkan sesuai penyeleksian berita oleh redaktur, berita yang lolos seleksi di
edit dan dilengkapi kembali untuk selanjutnya siap akses.
Dari proses pembuatan berita hingga berita siap akses ada estimasi waktu
yang dibutuhkan. Jika berita itu didapat dari empat kantor berita dunia, semisal
AP, Reuters, AFP, redaktur tak membutuhkan waktu lama. Satu berita hanya
membutuhkan waktu kurang dari lima menit. Berbeda dengan berita yang didapat
dari para reporter justru membutuhkan waktu yang berbeda karena tergantung dari
para reporter itu mengupload berita tersebut. Karena di ROL mengedapankan
berita yang bersifat langsung (straigh news). Maka redaktur hanya membutuhkan
waktu sekitar lima hingga tujuh menit, untuk mengedit berita yang berasal dari
reporter.
Untuk proses update berita, ROL mengupdate berita dari menit ke menit
sesuai isu yang diberitakan. Namun, ada beberapa berita yang masih dapat dibaca
karena dalam salah satu canal disediakan berita yang sudah tampil namun bisa
dibaca lagi meski sudah bukan menjadi headline. Rata rata dalam satu hari ROL
memproduksi 200 hingga 250 berita dan itu tidak termasuk berita di Harian
68
Umum Republika. Berita yang ditampilkan dari Harian Umum Republika, hanya
sekitar 150 berita, itupun masih harus diseleksi lagi agar dapat benar-benar
ditampilkan oleh berita yang layak akses. Terutama berita yang mengambil angle
seputar keislaman.77
Untuk reporter yang bertugas, reporter ROL sedikit berbeda dengan
reporter Harian Umum Republika. Perbedaannya ialah ROL menggunakan
reporter khusus untuk investigasi dan berita video. Terlebih untuk video
streaming. Sehingga, berita tersebut bisa disaksikan layaknya menonton berita
televisi.
Bagaimanapun, ROL ialah salah satu situs yang tentunya menggantungkan
diri kepada jaringan sehingga situs ini dapat diakses oleh pemirsanya. Jaringan
yang mereka naungi pun tak selamanya mulus, gangguan dan hambatan pasti ada.
Jika ROL menghadapi kendala seperti itu, maka mereka mengantisipasinya
dengan mengganti jaringan sementara yang lebih aman.
B. REPUBLIKA ONLINE REPRESENTASI KELOMPOK MUSLIM
Berdasarkan latar belakang sejarah terbentuknya Republika Online tidak
dapat dipisahkan dari peran para cendikiawan muslim sebagai penggagas
berdirinya harian Republika. Republika Online adalah bentuk konvergensi media
dan merupakan kepanjangan informasi dari harian Republika yang
merepresentasikan suara masyarakat dan komunitas muslim dalam dunia virtual,
oleh karena itu Republika Online dicitrakan dan mencitrakan diri sebagai media
77
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di Kantor
Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05 WIB.
69
yang mewakili kelompok muslim yang secara perkembangan media sering kali
menjadi publik yang terdominasi oleh kelompok elit.
Hal tersebut dapat termanivestasi dari banyaknya kontent Islam yang ada
di ROL, selain itu karena para pendirinya yang merupaka para cendikiawan
muslim ROL memiliki kedekatan baik secara historis maupun ideologis dengan
tokoh-tokoh dan pemuka agama Islam yang secara tidak langsung memberikan
pengaruh pada konsep dan gaya pemberitaan dengan berafiliasi pada kepentingan
kelompok muslim, sebagai representasi media muslim ROL memiliki ideologi
yang kuat, terbukti sejak awal berdiri hingga hari ini ROL konsisten dalam
mempertahankan dan memperjuangkan aspriasi kelompok muslim. Meskipun
demikian sebagai institusi pers ROL tetap dituntut untuk tetap menyajikan berita
yang akurat, dan berimbang sebagai tanggung jawab profesi yang harus diemban.
Keberadaan ROL sebagai media online yang menjadi wajah kelompok
muslim ditengah kebhinekaan dan keanekaragaman di Indonesia bukan
merupakan pilihan yang mudah, karena dominasi pemberitaan media pada
kelompok tertentu pastilah menimbulkan pro dan kontra, selain itu media harus
siap dengan segala bentuk resiko yang harus dihadapi, seperti segmentasi
pembaca yang lebih khusus artinya ROL harus siap kehilangan pembaca atau
viewers dari kelompok berbeda atau kelompok yang kontra terhadap ideologi
ROL. Tidak hanya berimplikasi pada segmentasi pembacanya, ROL harus siap
berhadapan dengan pemerintah manakala pemerintah tidak memiliki pandangan
politik yang sama dan pada saat yang sama ROL harus menjalankan fungsi media
sebagai control social.
70
Dalam kehidupan demokrasi di Indonesia disadari atau tidak media seperti
ROL memiliki peran cukup besar dalam upaya mengawal kebijakan pemerintah
melalui berita-berita bersifat kritis. Pandangan Republika yang cenderung berbeda
dengan pemerintah menjadi salah satu bentuk kebabasan pers yang patut
diapresiasi sebagai wujud dari pilar Negara demokrasi. Perbedaan pandangan
mengenai berbagai persoalan misalnya mengenai konsep toleransi dan
kebhinekaan serta berbagai persoalan agama membuat Republika dicitrakan
sebagai media Islam yang cenderung kontra terhadap pemerintah, sebut saja soal
wacana pilgub yang hari ini sedang ramai diperbincangkan, melalui ideologi yang
dibawa ROL terlihat konsisten mewakili kepentingan kelompok muslim, melalui
pemberitaan yang dimuat yang mempublikasi pendapat tokoh-tokoh atau ORMAS
Islam yang kontra terhadap konsep kepemimpinan non muslim.
Oleh karena itu, tidak sedikit pula pembaca yang kemudian memberikan
kritik bahwa pemberitaan ROL dianggap sudah tidak lagi berimbang dan sering
kali menjadikan sentiment agama sebagai alat untuk melegitimasi kepentingan
kelompok tertentu, namun berbagai kritikan yang diterima tidak serta merta
mampu merubah ideologi ROL, karena pada dasarnya sejak awal didirikan
mereka sudah memantapkan posisi untuk membela kepentingan kelompok muslim
tanpa takut kehilangan pembaca.
C. DESKRIPSI KOMPAS.COM
1. Sejarah Lahirnya Kompas.com
Kompas.com merupakan portal berita dalam grup Kompas Gramedia yang
menyajikan berita dan peristiwa terkini di Indonesia. Sejak dirintis tahun 1997,
71
pada awalnya Kompas.com dikenal dengan nama Kompas Online, sebuah situs
yang berisi versi online dari harian KOMPAS.
Seiring dengan makin meluasnya penggunaan internet di Indonesia,
Kompas Online kemudian berkembang di bawah naungan PT. Kompas Cyber
Media (KCM). Sebagai unit bisnis baru, Kompas.com memiliki tim redaksi
sendiri yang memproduksi konten berita yang berbeda, menyesuaikan dengan
karakter pembaca online.
Di tahun 2008, KCM bersinergi dengan grup-grup media di Kompas
Gramedia untuk menjadikan Kompas.com sebagai megaportal berita dalam
berbagai format multimedia (teks dan video) dan juga flatform digital (desktop
dan mobile site dari berbagai sistem operasi mobile.
Saat ini Kompas.com merupakan bagian dari Group of Digital Kompas
Gramedia, sebuah kelompok usaha yang khusus bergerak dalam pengembangan
bisnis digital bersama dengan Kompasiana.com, Otomania.com, Juara.net,
Nextren.com, Kompaskarier.com dan Gramedia.com.78
Kompas.com merupakan situs berita terpercaya di Indonesia. Hak cipta
dan merek dagang Kompas.com dimiliki oleh PT. Kompas Cyber Media, salah
satu unit usaha Kompas Gramedia. Awalnya, Kompas.com berdiri pada tahun
1997 dengan nama Kompas Online. Saat ini, Kompas Online hanya berperan
sebagai edisi internet dari Harian Kompas. Kemudian pada tahun 1998 Kompas
Online mengganti namanya menjadi Kompas.com dan mulai berfokus pada
perkembangan isi, design, dan strategi, pemasaran yang baru sejak itulah
Kompas.com memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di Indonesia.
78
http://inside.Kompas.com/about-us. Diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15.08.
72
Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2008 Kompas.com tampil dengan
perubahan penampilan yang signifikan.mengusung ide “Reborn”, Kompas.com
membawa logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Menjadi lebih kaya,
lebih segar, lebih elegan dan tentunya tetap mengedepankan unsur user-friendly
dan advertiser-friendly.
Sinergi ini menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap,
yang tidak hanya menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar,
video, hingga live streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya
pengunjung aktif Kompas.com diawal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca
perbulan, total 40 juta page view/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com pun
telah mencapai 120 juta pageview perbulan.
Pada tahun tersebut juga mulai ditampilkan channel-channel atau kanal-
kanal di halaman depan Kompas.com. Kanal-kanal ini didesain sesuai dengan
tema berita dan mebuat setiap pengelompokan berita memiliki karakter. Kanal-
kanal tersebut antara lain adalah:
1. KOMPAS Female memuat infromasi seputar dunia wanita : tips-tips
seputar karier, kehamilan, trik keuangan serta informasi belanja.
2. KOMPAS Bola tempat akurat untuk mengetahaui update skor, berita
seputar tim dan pertandingan sepak bola.
3. KOMPAS Health berisi tips-tips dan artikel tentang kesehatan, infromasi
media terbaru, beserta fitur informasi kesehatan interakif.
4. KOMPAS Tekno mengulas gadget-gadget terbaru di pasaran, menampilan
rivew produk dan beragam berita teknologi.
73
5. KOMPAS Entertaiment menyajikan berita-berita selebriti, ulasan film,
musik dan hiburan dalam dan luar negeri.
6. KOMPAS Otomotif menampilkan berita-berita kendaraan, trend mobil
dan motor terbaru serta tips-tips merawat kendaraan.
7. KOMPAS Properti memuat direktori lengkap properti dan artikel tentang
rumah, apartemen serta tempat tinggal.
8. KOMPAS Image menyajikan foto-foto berkualitas dalam resolusi tinggi
hasil pilihan editor foto Kompas.com.
9. KOMPAS Karier kanal yang tak hanya berfugsi sebagai direkturi
lowongan kerja, namun juga sebagai one-stop career solution bagi para
pencari kerja maupun karyawan.79
2. Visi dan Misi Kompas.com
Kompas.com memiliki visi ddan misi yang menjadi agen perubahan dalam
membangun komunitas Indonesia yang lebih harmonis, toleran, aman, dan
sejahtera dengan mempertahankan kompas sebagai market leader secara nasional
melalui optimalisasi sumber daya dan sinergi bersama mitra strategis.80
3. Tampilan dan Penyajian Berita Kompas.com
Kompas.com juga telah menciptakan komunitas menulis dengan konsep
citizen journalism dalam kompisiana.com. Setiap anggota Kompasiana dapat
mewartakan peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasan serta menyalurkan
aspirasi dalam bentuk tulisan, gambar ataupun rekaman audio dan video.
Kompasiana juga melibatkan kalangan jurnalis Kompas Gramedia dan para tokoh
79 Wawancara dengan Kepala Desk Nasional&Politik Fidel Ali di Kantor Kompas.com,
Palmerah Jakarta Barat Pada Kamis 14 April 2016. 80
Company Profile Kompas.com.
74
masyarakat, pengamat serta pakar dari berbagai bidang, keahlian dan disiplin ilmu
untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasan. Kompasiana, yang setiap hari
melahirkan 300 hingga 400 tulisan telah berhasil membangun komunitas
jurnalisme warga yang mencapai 30.000 anggota.
Sebagai portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini
selain biasa diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis
di smartphone BlackBerry, Kompas.com juga tampil dalam format iPad dan akan
terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.
Pada tahun 2013, Kompas.com kembali melakukan perubahan yaitu,
tampilan halaman yang lebih rapi dan bersih serta fitur baru yang lebih personal.
Setiap orang memiliki preferensi dan kebutuhan yang beragam dengan
menghadirkan fitur Personalisasi. Jadi, pembaca dapat dangan mudah memilih
sendiri berita apa yang ingin mereka baca.
Logo Mark Kompas.com mengambil symbol 2 (dua) segitiga yang
tumpang tindih sebagai bentuk representasi panah penunjuk arah yang sejalan
dengan value Kompas.com sebagai pedoman berita bagi pembacanya. Perbedaan
sudut rotasi diantara kedua segitiga diartikan sebagai kebebasan dalam memilih
pandangan dan pendapat bagi pembacanya. Sementara, 3 (tiga) warna dasar dan
masing-masing turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan beragamnya
individu pembaca Kompas.com.
Logo type pada Kompas.com merupakan perpaduan dari dua unsu yaitu
tulisan “KOMPAS” yang menjadi symbol historis serta merupakan bagian dari
group Kompas Gramedia dan “.com” yang merupakan identitas bisnis perusahaan
sekaligus alamat URL dari portal berita digital ini.
75
Tagline “RAYAKAN PERBEDAAN” Kompas.com memiliki tagline
“Rayakan Perbedaan” sebagai wujud semangat menghargai perbedaan dan
keberagaman dalam memenuhi kebutuhan berita berbagai pembacanya.81
4. Susuna Redaksi Kompas.com
Editor : Laksono Hari Wiwoho, Fidel Ali Permana, Glori Kyrious
Wadrianto, Farid Assifa, Caroliine Sondang Andhikayani Damanik, Ana Shofiana
Syatiri, Kistyrani, Palupi Annisa Auliani, Egidius Patnistik, Ervan Hardoko, Pipit
Puspita Rini, Erlangga Djumena, Bambang Priyo Jatmiko, Muhammad Reza
Wahyudi, Taslimah Widianti Kamil, Lusia Kus Anna Maryati, Deasy Syafrina, I
Made Asdhiana, Hilda Hastuti, Jodhi Yudono, Fikria Hidayat, Ni Luh Made
pertiwi Finlandiari, Bestari, Azwar Ferdian, Agung Kurniawan, Sandro Gatra
Sinaga, Oik Yusuf Araya, Icha Rastika, Sabrina Asril, Irfan Maullana, J. Primus,
Yunanto Wiji Utomo, Aloysius Gonsaga Angi Ebo, Aprilia Ika, M. Fajar Marta,
Pascal S. Bin Saju, Indra Akuntono.
Reporter : Fabian Januarius Kuwado, Robertus Belarminus Goo,
Antonius Tjahjo Sasongko, Ferril Dennys Sitorus, Donny Apriliananda Febri
Ardani Siragih, Dian Maharani, Reska Koko Nistanto, Kurnia Sari Azizah,
Alsadadrudi, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Estu
Suryowati, Andri Donnal Putera, Yoga Sukmana, Abba Gabrillin, Ambaranie
Nadia Kemala, Wahyu Adityo Prodjo, Jessi Carina, Silvita Agmasari, Yulianus
Febriarko, Kahfi Dirga Cahya, Andi Muttya Keteng Pangerang, Tri Susanti,
Setiawan, Arimbi Ramadhiani, Nabilla Tashandra, Anju Christian, Nugyasa
Laksamana, Tulus Muliawan, Ade Jayadireja, Wisnu Nova, Verdi Hendrawan,
81
http://inside.Kompas.com/about-us. Diakses pada 20 Januari 2017 pukul 12.35.
76
Deliusno, Fatimah, Kartini Bohang, Yoga Hastyadi, Ridwan Aji Pitoko, Stanley
Ravel, Ghulam m. Nayazri.
Photographer dan photo editor: Dino Oktaviano Sami Putra, Heribertus
Kristianto Purnomo, Roderick Andrian Mozes, Ari Prasetyo
Language editing officer: Erwin Kusuma Oloan hutapea, Dimas Wahyu
Trihardjanto, Eris Eka Jaya
Administrative dan secretary: Tania Frederika Titaley, Ira Fauziah,
Adinda Dwi Putri
Digial adversiting division: Devie Emza – Sales Manager
Andrew H. Sinaga – Sales Asst Manager - Amalia Nuraini – Marketing
Communication Assistant Manager
Business development department: Tommy Anugroho – Business
Development Assistant Manager
Kompas karier department: Naomi Octavia Corthyana Naibaho –
Kompas Karier Manager
Finance department: Holly Emaria – Finance Assistant Manager.82
D. KOMPAS.COM REPRESENTASI KELOMPOK ELIT
Berdasarkan hasil survey pembaca tahun 2008, Profil pembaca Koran
Kompas mayoritas berasal dari kalangan (Strata Ekonomi dan Sosial) menengah
ke atas (SES AB) yang tercermin dari latar belakang pendidikan dan kondisi
keuangan. Ini menunjukan pemberitaan yang dimuat dalam portal berita
Kompas.com menunjukkan bahwa Kompas.com merepresentasikan kelompok elit.
82
Company Profile Kompas.com.
77
Selain itu latar belakang historis mengungkapkan bahwa Kompas didirikan
oleh kalangan non muslim yang mayoritas beragama Katolik. Namun dalam
pandangan politiknya Kompas.com mengklaim mengikuti arus sekuler sehingga
cenderung bersikap moderat terhadap sentimen atau isu-isu keagamaan.
Kompas.com mencoba merepresentasikan diri menjadi media yang cerdas dan
moderat meskipun tidak dapat dipungkiri latar belakang serta kepentingan para
pendirinya menjadi ideologi yang juga memberikan pengaruh pada corak
pemberitaan Kompas.com.
Meski tidak secara tegas memastikan posisinya dalam pemberitaan yang
dishare dapat tergambar bahwa porsi pemberitaan masih didominasi oleh
kebijakan kebijakan pemerintah. Dalam menyoal berbagai kebijakan pemerintah
Kompas.com dinilai cenderung kurang bersikap kritis sehingga terkesan lebih
banyak mensosialisasikan suksesi kebijakan kebijakan pemerintah dengan segala
programnya.
Pandangan politik Kompas.com yang “sekuler” menjadikannya media
yang cenderung bersikap apatis pada isu-isu primodialisme dan Agama.
Pandangan ini juga diyakini sebagai sebuah panduan dalam mementukkan sikap
politik dan kebijakan redaksi dalam hal mengemas wacana pemberitaan.
Kontent yang ada pada portal berita Kompas.com lebih menyesuaikan
pada segmentasi pembacanya yakni kelompok elit, wajar jika pemberitaannya
lebih banyak mengakomodir kepentingan kelompok elit seperti, pengusaha,
politisi dan pelaku ekonomi makro. Kompas.com berusaha menjadi media yang
dekat dengan kalangan menengah atas dimana mereka lebih aktif menggunakan
media online dan dianggap lebih membutuhkan akses informasi yang cepat.
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
ANALISIS PEMBERITAAN BASUKI THAHJA PURNAMA DI
KOMPAS.COM DAN REPUBLIKA ONLINE
A. FAKTOR YANG MEMILIKI KONTRIBUSI DALAM
MEREPRESENTASIKAN AHOK SEBAGAI PEMIMPIN NON MUSLIM
Pada prakteknya media online memiliki kekhasan dalam proses produksi
berita, berbeda dengan media konvensional yang lain dimana proses produksi
berita melalui cara-cara manual dan proses yang panjang.
Media online memiliki skema tersendiri dalam proses produksi berita, jika
pada media cetak seperti koran atau media elektronik. Misalnya televisi proses
produksi dan kerja redaksi harus melewati tahapan tahapan sebagaimana yang
telah ditentukan, seperti dalam agenda rapat redaksi media cetak atau elektronik
umumnya dilakukan setiap hari untuk merumuskan kebijakan peliputan serta
penugasan yang wajib dihadiri oleh semua pekerja media, mulai dari pimpinan
redaksi, sekertaris redaksi, redaktur pelaksana, redaktur, kordinator liputan,
kameramen, potographer, hingga wartawan.
Kegiatan rapat kerja redaksi berlangsung setiap hari terebih manakala ada
isu atau topik yang sedang mendapat perhatian publik, intensitas rapat kerja
redaksi bisa menjadi lebih sering dilakukan, begitupun halnya dengan proses
peliputan berita wartawan yang bertugas di lapangan untuk melakukan peliputan
berita setelah memperoleh berita wartawan harus kembali ke kantor untuk menulis
naskah berita dan harus bertemu redaktur untuk memberikan hasil liputannya,
barulah setelah sampai di tangan redaktur berita mengalami proses editing
sebelum akhirnya dinyatakan siap naik cetak atau siap tayang.
79
Berbeda dengan skema kerja redaksi pada media online, kegiatan rapat
kerja redaksi tidak sesering seperti yang dilakukan oleh media konvensional,
dalam proses kerja redaksi media online rapat redaksi hanya dilaksanakan satu
bulan sekali itu pun bukan merupakan sebuah kegiatan yang wajib diikuti terlebih
oleh wartawan atau reporter sehingga bisa dipastikan frekuensi pertemuan pekerja
media sangat jarang terjadi.
Dalam proses produksi berita wartawan atau reporter akan menerima
arahan langsung dari redaktur melalui komunikasi lewat handphone dan tidak
diharuskan bertemu. Selain itu reporter yang melakukan peliputan berita di
lapangan hanya perlu mengirimkan berita yang ditulis melalui email kepada
redaktur untuk selanjutnya menjadi pekerjaan redaktur untuk melakukan proses
pemilihan dan proses editing berita untuk menentukan mana yang layak akses.
Pekerjaan reporter media online terlihat lebih sederhana bila dibandingkan
dengan reporter media konvensional lain, tidak hanya proses produksi yang dibuat
sangat mudah kerja reporter pun dibuat sangat ringan karena dalam peliputan
jumlah berita yang dikirim tidak dibatasi jumlahnya tergantung pada kemampuan
reporter di lapangan.
Republika Online dan Kompas.com cenderung memiliki skema kerja
redaksional yang hampir sama karna keduanya merupakan media online, hanya
saja Kompas.com memberikan ketentuan mengenai jumlah berita yang harus
diliput oleh reporter di lapangan sedangakan ROL tidak membatasi jumlah
pemberitan yang dikirim oleh reporter.
Proses yang terjadi di atas menggambarkan bahwa pola produksi
pemberitaan setiap media berbeda, oleh karena itu berita yang dihasilkan juga
80
sering kali berbeda tergantung pada bagaiamana kerja redaksi dan proses produksi
berita yang dilakukan oleh pekerja media. Melalui proses pengamatan dan
identifikasi yang dilakukan ada beberapa temuan yang menjadi alasan bagaimana
wacana pemberitaan dihadirkan. Berikut penjelasannya:
1. Faktor Individu Pekerja Media
Dalam teori hirarki pengaruh dikatakan bahwa perkerja media menjadi
salah satu faktor yang memiliki peran dalam mengonstruksi wacana pemberitaan
media, hal tersebut dilihat dari karakteristik umumnya reporter ROL dan
Kompas.com adalah jurnalis muda freshgraduate laki-laki dan perempuan secara
jumlah komposisi mereka relatif hampir sama, karena usia yang relatif muda
membuat mereka cenderung masih memiliki idealisme yang kuat, cara pandang
yang lebih modern dan terbuka ditambah latar belakang pendidikan mereka yang
rata-rata adalah strata satu meskipun dengan jurusan yang berbeda-beda, seperti
jurnalistik, sejarah, agama dan lainnya.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pada tingkatan pekerja
media baik Kompas.com dan Republika Online menunjukkan tingkat
keterpengaruhan yang berbeda karena beberapa alasan pada tingkatan reporter
umunya mereka menjadikan ideologi media sebagai role dalam pemberitaan
pandangan politik Kompas.com yang menjunjung tinggi nilai plularisme diyakini
sebagai sebuah konsep dalam mengangkat wacana kepemimpinan non muslim
sehingga dalam penulisan berita mereka tidak tertarik untuk mengangkat atau
menjadikan anggel yang bernuansa sara dalam wacana pemberitaan itu sebabnya
pemberitaan yang ditulis lebih banyak menyoal tentang kebijakan, rencana kerja,
pencapaian dan lain lain dibandingkan mengedepankan isu SARA.
81
Sedangkan dalam proses pembagian tugas reporter Kompas.com mendapat
arahan langsung dari pimpinan deks untuk menggali dan mengeksplor sebuah isu,
sehingga ada batasan-batasan yang harus mereka ikuti dalam membuat gaya
pemberitaan misalnya mereka diarahkan untuk mengangkat topik pemberitaan
tertentu dan menggunakan gaya bahasa provokatif atau destruktif terlebih jika isu
yang diangkat berkaitan dengan persoalan SARA.
Meskipun dalam hal penulisan berita dan penentuan anggel pemberitaan
mereka tetap diberikan kebebasan selama tidak menyimpang dari arahan kepala
deks berkaitan dengan isu yang dianggkat dan gaya penulisan berita yang telah
disepakati sebagai kebijakan redaksi.
Berbeda dengan level pekerja media pada tingkatan reporter di Republika
Online. Dalam tugas pembagian kerja reporter sepenuhnya diberikan keluasan dan
kebebasan dalam menentukkan wacana apa yang akan diangkat dalam
pemberitaan. Redaktur tidak pernah memberikan arahan secara khusus mengenai
isu atau topik apa yang harus ditulis proses pencarian dan penulisan berita
diserahkan sepenuhnya pada wartawan yang bertugas di lapangan.
Redaktur memberikan ruang bagi reporter untuk dapat mempertahankan
idealismenya sehingga berita yang ditulis sepenuhnya adalah hasil kerja reporter
karena prinsipnya reporter di lapangan yang paling mengetahui kondisi di
lapangan. Dalam gaya penulisan berita redaktur Republika Online juga tidak
pernah mengarahkan untuk membuat gaya berita atau menentukkan anggel berita
yang sesuai dengan ideologi media karena menurutnya reporter pasti telah
memahami bagaimana ideologi medianya. Namun dengan diberikannya
82
kebebasan dalam hal penulisan dan peliputan berita reporter Republika Online
tetap tidak kehilangan idealismenya dalam menyajikan pemberitaan.
karena memiliki idealisme yang kuat hal tersebut yang menjadi alasan bagi
mereka untuk memiliki cara pandang sendiri dalam melihat sebuah isu atau
peristiwa yang sedang terjadi, itulah sebabnya media sulit melakukan doktrinisasi
ideologi secara langsung meskipun sebenarnya reporter telah mengetahui
bagaimana identitas media mereka, hal tersebut tidak mempengaruhi reporter
Republika Online dalam proses meliput dan menulis berita. Menulis berita yang
sesuai fakta dan realita masih dianggap sebuah tanggung jawab yang harus
mereka emban sebagai seorang jurnalis.
Umumnya reporter dan redaktur Republika Online menyadari bahwa
tanggung jawab reporter hanya melakukan peliputan peristiwa atau isu sesuai
dengan kondisi di lapangan, sedangkan dalam proses menentukan kelayakan
berita, proses editing berita mereka menyadari sepenuhnya bahwa itu merupakan
tugas dan tanggung jawab seorang redaktur.
Dalam kerja redaksi Republika Online pemimpin redaksi dan redaktur
pelaksana yang langsung mengepalai reporter tidak memberikan arahan atau
bahkan tekanan kepada reporter dalam menjalani pekerjaan mereka, reporter
sepenuhnya diberikan kebebasan untuk menjalankan tanggung jawabnya dengan
baik.
Barulah setelah selesai melakukan peliputan dan penulisan naskah berita,
mereka meneruskannya ke redaktur untuk kemudian melalui proses seleksi. Pada
akhirnya redaktur yang berhak menentukan layak atau tidaknya berita yang
mereka kirim. Dengan tetap mempertahankan keyakinan tentunya mereka sudah
83
bersiap dengan segala resiko yang harus diterima, misalnya banyak tulisan naskah
berita mereka yang akhirnya tidak di upload karena dianggap kurang mewakili
kepentingan media. Seperti yang diungkapkan reporter ROL Dian Fath ;
“Kalo saya taunya tugas saya hanya liputan berita menulis naskah, setelah
itu saya kirim ke redaktur, nanti redaktur yang nentuin dinaikin atau
engganya. Kadang kalau tau berita saya gak naik ya kecewa mah ada, tapi
mau gimana lagi”.
Pada tahapan ini hasil temuan menunjukkan pengaruh yang berbeda pada
masing-masing level pekerja media, dalam kerja redaksi Kompas.com reporter
tidaklah memiliki pengaruh sebab kebebasannya tetap dibatasi dengan arahan
arahan kepala desk karena hanya berita yang dianggap layak dan memenuhi
standar yang sesuai dengan arahan editor yang bisa dipublikasi, sehingga hal
tersebut membuat posisi reporter harus mengikuti dan meyakini ideologi media
mereka.
Berbeda pada proses kerja redaksi Republika Online dimana idealisme
seorang reporter dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam menentukan
wacana dan gaya berita yang diangkat. Ideologi media mungkin tidak memiliki
pengaruh besar bagi reporter karena redaktur memberikan kebebasan kepada
reporter untuk dapat menulis dan mengolah berita sesuai dengan keinginannya
meskipun perannya sangat kecil sebab proses akhir akan ditentukan di tangan
redakur berita yang dikirim akan melewati tahap editing dan penentuan kelayakan
berita.
84
2. Faktor Rutinitas Media
Selama periode kepemipinan Basuki Thahja Purnama menjadi Gubernur
DKI Jakarta media online baik ROL maupun Kompas.com cenderung sangat
intens memuat pemberitaan baik yang berkaitan dengan kebijakan ataupun
permasalahan lain yang melibatkan orang nomer satu di DKI Jakarta tersebut.
Meski berada di kubu yang kontra terdap Ahok, ROL menyadari bahwa figur
Ahok memiliki daya tarik tersendiri untuk menjadi objek pemberitaan bahkan
hingga 06 Maret 2017 berita tentang Ahok masih yang paling banyak diminati,
hal ini yang diungkapkan Angga redaktur pelaksana ROL.
Melihat fakta tersebut membuat Republika Online harus menyesuaikan
pemberitaan dengan keinginan khalayak meskipun demikian Republika tidak
kehilangan identitasnya sebagai media muslim, meskipun memberikan porsi yang
sedikit lebih banyak untuk mempublikasi pemberitaan tentang Ahok, ROL
berusaha mengemas pemberitaannya agar tetap mewakili kepentingan umat Islam.
Kebijakan tersebut sejalan dengan kebijakan organisasi yang dirumuskan dalam
kegiatan rapat redaksi, yang dihadiri oleh pimpinan redaksi, sekertaris redaksi,
redaktur dan redaktur pelaksana. Rapat redaksi memiliki peran dalam
menentukkan wacana apa yang ingin dihadirkan ROL dalam periode
publikasinya, Selain itu rapat kerja redaksi juga menjadi ruang evaluasi dan
pemberian arahan bagi perkerja media dan produksi berita yang dihasilkan.
Republika Online lebih meberikan kebebasan kepada reporter di lapangan
untuk tidak menentukkan berapa jumlah berita yang harus dikirim ke redaktur,
kebijakan tersebut diberlakukan karena redaktur menyadari bahwa dalam proses
peliputan di lapangan isu dan wacana pemberitaan sering kali dapat berubah.
85
Seperti halnya yang diutarakan Angga redaktur pelaksana ROL dalam petikan
wawancara berikut ini:
“kalo untuk menentukkan jumlah berita yang harus dikirim oleh reporter
kita gak ada aturannya karena kan kondisi di lapangan dan isu yang
berkembang pada saat peliputan sering berubah-ubah jadi kita sengaja
tidak memberikan batasan kepada reporter dalam hal jumlah pengiriman
berita, tapi umumnya si paling sedikit lima berita setiap harinya.”
Fidel Ali editor Kompas.com juga membenarkan bahwa rutinitas media
pada media online berbeda dengan media cetak, dalam proses pembagian kerja
hanya dilakukan melalui group WhatsApp, Sedangkan rapat redaksi hanya
diselenggarakan sebulan dua kali dan hanya ketika ada kebijakan baru redaksi dan
peristiwa penting saja, bisa dipastikan bahwa intensitas pertemuan sangat jarang
terjadi.
Angga redaktur pelaksana ROL pun sependapat, dirinya mengatakan
bahwa rapat redaksi hanyalah menjadi forum evaluasi kerja media yang di
dalamnya memungkinkan adanya arahan dari pimpinan redaksi terkait kebijakan
media dan arah pemberitaan.
Seperti halnya pemberitaan ROL yang belakangan terlihat
mendeskreditkan Ahok sehingga redaksi perlu melakukan rapat redaksi untuk
menyikapi kritikan yang disampaikan pembaca. Melalui rapat redaksi kemudian
disusunlah kebijakan baru bahwa ROL harus memberikan porsi yang berimbang
dalam pemberitaan tentang Ahok.
Meskipun demikian kegiatan organisasi media dengan segala bentuk
kebijakannya tidak terlihat memberikan pengaruh yang kuat pada polarisasi
86
pemberitaan khususnya yang menyangkut isu tentang Ahok, Republika Online
masih berusaha menelurkan ideologinya pada gaya penulisan berita yang tetap
konsisten melakukan kritik dan menunjukkan sikap kontra terhadap Ahok. Hal
tersebut terjadi karena kerja organisasi media tidaklah menjadi kegiatan yang
intens, melainkan kegiatan tidak terencana yang hasilnya hanya dimaknai sebagai
sebuah arahan yang keputusannya tetap terantung pada pekerja media itu sendiri.
Dari level rutinitas media sumber berita menjadi salah satu fakta yang
memiliki peran dalam wacana pemberitaan yang dihadirkan media. Ahok menjadi
sumber berita yang banyak diminati publik, selain kontroversial figur Ahok
menarik sebagai sumber berita. Tidak hanya soal karir, bahkan hingga kehidupan
pribadinya menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca, selain itu Ahok dikenal
sebagai objek berita yang kooperatif dan dekat dengan kalangan pekerja media
seperti halnya yang dikatakan Andri Donal salah seorang wartawan Kompas.com;
“Kalau menurut saya kenapa banyak berita tentang Pak Ahok di
Kompas.com, selain karena jumlah pembaca yang banyak pak Ahok tuh
orangnya kooperatif kalo diwawancai ngomongnya banyak. Buat
wartawan sendiri figur kaya pak Ahok ini kan jadi bahan buat nulis berita
jadi kita bisa nulis banyak tentang pak Ahok”.
Sejak dilantiknya Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta bisa dipastikan
bahwa sosoknya magnet bagi media, hampir setiap hari media menjadikannya
sebagai objek pemberitaan tidak terkecuali Kompas.com dan Republika Online.
Meskipun kontra terhadap Ahok Republika Online mengakui bahwa berita
tentang Ahok dapat meningkatkan jumlah viewersnya terlebih dalam memberikan
87
informasi Ahok tidak tembang pilih sehingga banyak informasi yang bisa didapat
darinya.
Fakta di atas menunjukan bahwa sumber dapat menciptakan realitas-
realitas dan wacana baru yang dapat menarik antusiasme masyarakat, sehingga
hal tersebut menjadi daya tarik bagi media untuk menjadi bahan pemberitaan.
Pada kenyataan Republika Online dan Kompas.com tidak bisa
mengabaikan keinginan publik yang menaruh perhatian pada figur Ahok, jumlah
pembaca memberikan pengaruh bagi kedua media untuk dapat
mempertimbangkan wacana apa yang ingin dikonstruk oleh media berdasarkan
keinginan khalayak meskipun bukan menjadi faktor penentu.
Namun seberapa besar pengaruhnya tergantung pada kepentingan masing
masing media, misalnya Kompas.com yang cenderung menjadikan pembaca
sebagai peluang untuk kepentingan pengiklan sehingga semakin banyak pembaca
yang mengakses berita tentang Ahok maka semakin intents wacana pemberitaan
tentang Ahok dimunculkan, berbeda dengan sikap Republika Online yang
cenderung lebih mempertahankan ideologinya bahkan Angga redaktur pelaksana
ROL menegaskan bahwa ROL tidak pernah takut kehilangan pembaca karena
lebih sering mengangkat wacana yang kontra produktif terhadap Ahok, ROL
merasa bahwa mempertahankan jati diri media jauh lebih penting karena
mayoritas pencinta ROL adalah umat muslim.
Berdasarkan temuan peneliti dapat disimpulkan bahwa seberapa besar
peran pembaca dalam mempengaruhi proses pembentukan wacana sangat
bergantung pada kepentingan masing-masing media.
88
3. Faktor Organisasi Media
Namun pada level ini peneliti tidak melihat kecenderungan yang kuat
bahwa pekerja media pada level reporter baik ROL dan Kompas.com memiliki
peran dalam menentukkan wacana pemeberitaan.
Hal ini dapat terlihat dari proses pembagian tugas masing-masing reporter
telah diberikan tugas untuk melakukan peliputan peristiwa atau isu tertentu seperti
misalnya ada reporter yang bertugas untuk melakukan peliputan seputar isu
politik, kriminal dan lain-lain selain itu mereka juga penemapatan lokasi peliputan
pun sudah ditentukan. Contohnya reporter yang bertugas untuk melakukan
peliputan seputar isu Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) mereka ditugaskan
untuk meliput kegiatan masing-masing pasangan calon, begitupun untuk berita
lain seperti berita kriminal reporter umumnya ditugaskan ditiap-tiap daerah untuk
meliput peristiwa yang terjadi di sekitar mereka.
Selain itu ketiga orang reporter dari dua media baik Republika Online atau
Kompas.com yang peneliti wawancarai mengungkapkan hal berbeda Dian Fath
mengatakan bahwa sebagai reporter dirinya tidak pernah mendapatkan arahan
khusus untuk menulis berita terkait isu tertentu sedangkan Andri Donald dan
Jessy yang merupakan reporter Kompas.com mengaku bahwa dalam peliputan
mereka terbiasa mendapat arahan dari editor berkaitan dengan topik yang menjadi
wacana pemberitaan meskipun di lapangan mereka semua diberikan kebebasan
untuk menentukan anggel mana yang mereka anggap menarik untuk dijadikan
sebagai berita. Pimpinan redaksi memberikan ruang bagi reporter untuk tetap
mempertahankan idealismenya.
Berbeda halnya yang terjadi pada level redaktur, karena pada prinsipnya
dalam proses kerja redaksi posisi redaktur adalah sebagai gatekeeper dimana
89
redakturlah yang memiliki kewenangan untuk menentukan sebuah berita layak
atau tidak untuk dipublikasi membuat posisinya menjadi sangat strategis untuk
menetukan wacana atau berita mana yang akan di ekspose. Peran redaktur begitu
besar dalam proses produksi berita hanya berita-berita yang dianggap sesuai
dengan kriterianya yang berhak muncul di website, sehingga tidak sedikit reporter
yang sering kali merasa kecewa karena berita yang ditulis dianggap tidak sesuai
dengan kriteria redaktur tidak dipilih untuk diposting.
Angga, yang merupakan redaktur pelaksana di Republika Online
menuturkan bahwa proses seleksi berita itu merupakan hak dan tugas redaktur.
Jika ada berita yang dianggap tidak sesuai dengan kepentingan media, berita
tersebut bisa dianggap belum memenuhi kriteria.
“kita kan media Islam dari awal hingga saat ini kita konsisten mewakili
umat Islam jadi kalau ada isu yang berkaitan tentang Islam posisi kita jelas
akan membela kepentingan umat Islam.”
Sedangakan Fidel Ali editor Kompas.com mengungkapkan bahwa
meskipun kelayakan berita ditentukan oleh seorang editor tetapi hal tersebut tetap
mendapatkan arahan dari seorang pimpinan redaksi umumnya apabila ada wacana
atau isu yang dianggap menarik pihaknya sering kali mendapat arahan bahkan
teguran dari pimpinan redaksi.
Hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa kontruksi wacana
pemberitaan pada level pekerja media terjadi pada posisi seorang redaktur dimana
melalui interpretasinya seorang redaktur dapat menentukkan wacana apa yang
menarik untuk diangkat dalam pemberitaan. Sehingga tidak semua pekerja media
90
memiliki kewenangan untuk mengkonstuk sebuah wacana pemberitaan tergantung
pada tingkatan, posisi dan peran pekerja media itu sendiri.
Adapun pimpinan dalam sturktur kerja redaksi hanyalah sebagai kontrol
terhadap produksi dan distribusi pemberitaan, karena intensitas rapat kerja redaksi
yang terbilang sangat jarang dilakukan maka biasanya kebijakan redaksi yang
dikeluarkan oleh pimpinan hanya berupa arahan dan evaluasi, sedangkan eksekusi
serta proses produksi berita tetaplah menjadi hak dan tanggung jawab seorang
redaktur.
4. Faktor Pengaruh di Luar Media
Dalam proses membangun wacana pemberitaan, media tidak terlepas dari
berbagai kepentingan dan pengaruh berbagai pihak, sebut saja ROL yang secara
historis dan ideologis memiliki kedekatan dengan berbagi tokoh-tokoh dan
ORMAS Islam.
Kedekatan ROL dengan tokoh dan ORMAS memberikan corak tidak
hanya pada identitas media tetapi pada wacana yang dibangun media tokoh dan
ORMAS Islam memiliki kontribusi dalam merancang wacana pemberitaan
melalaui pandangan, opini, komentar bahkan aksi sehingga hal tersebut semakin
menegaskan identitas sebuah media, dalam wacana pemberitaan pemimpin non
muslim misalnya ROL sering kali menyuarakan opini dan pandangan ulama yang
kontra terhadap wacana kepemimpinan non muslim di Indonesia.
“kita biasa meminta pendapat atau bahkan memuat opini ulama apalagi
wacana nya berkaitan dengan agama, ROL menjadikan pandangan ulama
sebagai referensi bagi pembaca untuk dapat melihat pemberitaan secara
lebih objektif.”
91
Berbeda halnya dengan Kompas.com yang dalam persoalan wacana
kepemimpinan non muslim lebih menunjukkan wacana kemajemukan,
kebhinekaan sejalan dengan pandangan pemerintah, meski tidak secara gamblang
mengakui bahwa Kompas.com memiliki kedekatan atau bahkan menjadi media
pendukung pemerintah Kompas.com tetap konsisten menyuarakan kampanye anti
SARA.
Menurut Fidel Ali Kompas.com tidak pernah memiliki kedekatan dengan
pemerintah atau pihak lain yang dianggap mewakili pemerintah. Dirinya justru
menepis anggapan sebagian orang yang menyebut Kompas.com berpihak kepada
pemerintah sehingga dalam hal pemberitaan menjadi tidak berimbang. Fidel
mengatakan bahwa Kompas.com hanya menjalin kerjasama dengan beberapa
perusahaan pengiklan, itu pun tidak mempengaruhi pekerja media dalam hal
membuat pemberitaan.
“Setahu saya para pekerja Kompas.com tidak pernah mengikuti organisasi
apapun dan tidak pernah menjalin kedekatan apapun dengan pemerintah
kita berusaha untuk tetap menjalin hubungan baik dengan semua pihak
sehingga bisa dipastikan bahwa pemeberitaan yang ada di Kompas.com
sudah sesuai dengan kaidah jurnalistik dan tidak ada pengaruh dari pihak
atau institusi manapun.”
5. Faktor Ideologi Media
Dari kelima faktor di atas faktor ideologi dianggap faktor yang paling
berpengaruh namun hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam media
online ideologi merupakan salah satu faktor yang cukup besar memberikan
pengaruh dan kontribusi dalam menentukkan arah wacana pemberitaan media.
92
Meskipun doktrin ideologi pada level pekerja media menunjukkan
pengaruh yang berbeda pada setiap posisi pekerja media dan tergantung seberapa
kuat ideologi media diyakini oleh para pekerja media. Hal ini dapat dibuktikan
dengan pernyataan Dian Fath yang menganggap bahwa ideologi media tidaklah
menjadi alasan baginya untuk kemudian mengorbankan idealismenya.
“Saya sejak awal tau bahwa media saya media Islam tapi di lapangan
tugas saya kan membuat berita tentang pak Ahok ya apapun kegiatannya
saya akan menulisnya menjadi berita terlepas nanti berita saya dinilai
layak atau tidak layak itu pekerjaan redaktur.”
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa ideologi tidak menjadi alasan kuat
seorang wartawan meliput dan menulis berita meski para reporter telah
mengetahui sejak awal apa ideologi dan bagaimana identitas media yang
menaungi mereka, bagi para jurnalis di ROL ideologi tidak lagi dianggap sebuah
faham yang sakral dan harus dilegitimaskan mereka lebih memilih
memperthankan idealisme daripada mengikuti ideologi media terlebih mereka
tidak pernah dipaksa untuk menyakini ideologi tersebut dan memiliki interpretasi
tersendiri terhadap ideologi media yang menaungi mereka.
Meski pun menentang konsep kepemimpinan non muslim Republika
Online tidak menjadikan ideologi sebagai alasan untuk membuat pemberitaan
menjadi tidak berimbang hal ini ditegaskan oleh angga dalam pernyataan berikut:
“Kalo pemberitaan kita tetap berusaha berimbang mba kalo ada kebijakan
pak Ahok yang baik ya kita beritakan baik, begitupun sebaliknya kalo pak
Ahok mengeluarkan kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada rakyat
ya kita kritisi.”
93
Berbeda dengan Kompas.com ideologi politik media mereka yang pluralis
menjadi pedoman bagi setiap reporter untuk menentukkan arah pemberitaan.
Sehingga untuk topik yang berbau SARA mereka mencoba bersikap netral. Jessy
misalanya reporter Kompas.com yang sehari-hari melakukan peliputan di Balai
Kota mengakui bahwa dalam menentukan anggel berita dirinya mencoba
mengedepankan asas pluralitas sehingga dalam membuat berita yang berkaitan
dengan SARA harus dibuat berimbang dan tidak provokatif. Hal tersebut juga
merupakan kebijakan redaksi dan arahan pimpinan redaksi.
Namun pada bagi redaktur ideologi dijadikan sebagai panduan untuk
melegalkan identitas media. Seperti halnya ideologi politik Kompas.com yang
berpandangan pluralisme hal ini diakui oleh Fidel Ali sebagai kiblat mereka
dalam menentukkan arah dan wacana pemberitaan.
“Ya kalo menurut saya plural itu kan berarti kita memberikan kesempatan
kepada siapapun untuk dapat menjadi objek pemberitaan, tidak perduli
apapun latar belakang agama atau sukunya kalo rakyat menghendaki ya
sebagai media kita berusaha mengakomodir keinginan rakyat. Kami yang
bekerja disini juga latar belakang agamanya berbeda tapi untuk asas
pluralitas dalam pemberitaan saya rasa semuanya sependapat.
Hal di atas menunjukkan semakin kuat ideologi media yang diyakini maka
semakin memperkuat posisi dan identitas media tersebut, posisi redaktur
merupakan posisi yang sangat memiliki pengaruh yang kuat dalam mengkonstruk
wacana media oleh sebab itu apabila seorang redaktur yang memegang teguh serta
meyakini kebenaran ideologi tersebut bisa dipastikan bahwa wacana yang
94
dimunculkan media akan sangat mewakili kepentingan media dan sangat sulit
untuk bersikap netral dalam sisi pemberitaan.
B. ANALISIS MODE, PELIBAT, DAN MEDAN WACANA DALAM
PEMBERITAAN
Dalam menganalisa pemberitaan pemimpin non muslim yang menjadikan
Ahok sebagai objek pemberitaan peneliti memiliki metode analisa dengan melihat
tiga agenda wacana yang diperlihatkan ROL dan Kompas.com dalam teks
pemberitaan.
Agenda wacana yang dimaksud meliputi aspek medan wacana, peneliti
akan melihat bagaimana tindakan sosial Ahok dijadikan sebuah wacana
pemberitaan. Selain itu aspek lain yang akan dianalisa adalah pelibat wacana pada
proses ini peneliti mencoba melihat keterlibatan pihak lain yang terlibat dalam
wacana dengan melihat kedudukan dan peran mereka dalam menentukan arah
wacana yang dikonstruk media. Dan yang ketiga adalah mode wacana analisa
secara mendalam akan dilakukan pada teks yang disajikan mulai dari stuktur dan
garamtika bahasa, gaya narasi cerita hingga kata-kata apa saja yang dipilih untuk
merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin non muslim.
Ketiganya akan dikupas dan dibahas secara kritis sehingga dapat telihat
bagaimana memiliki kepentingan dalam menkonstuk citra Ahok melalui teks
pemberitaan dengan melihat dari gramatikal bahasa yang digunakan, siapa saja
tokoh yang bicarakan dan apa hubungannya serta bagaimana perilaku sosial objek
pemberitaan dimaknai dalam proses pembuatan berita.
95
Pemberita yang akan dianalisis sengaja dipilih secara berimbang agar
peneliti tidak dapat melakukan analisis secara netral adapun berita-berita tersebut
adalah berita mulai dari pada saat dilantiknya Ahok menjadi Gubernur DKI,
kemudian berita yang merepresentasikan Ahok baik yang memiliki sentimen
positif atau negatif serta pemberitaan yang berkaitan dengan hal-hal penting yang
berkaitan dengan kepeminan Ahok.
Adapun pemberitaan yang akan dianalisis adalah:
Tabel 4.1
Wacana/Teks yang Akan dianalsis
No
Waktu
Penerbitan
Judul Pemberitaan
Republika Online
Nama
Media
1. 19, Nov 2014 Sah, Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta ROL
2. 18 Nov 2014 Pukul 14.00 WIB, Ahok dilantik
Jokowi sebagai Gubernur Jakarta.
Kompas.com
3 08, Sept, 2015 Ahok Ingin KJP Bisa Dimanfaatkan
Siswa Madrasah
ROL
4. 17, Des, 2015 Ahok Protes Digugat Ibu Pengadu KJP Kompas.com
5. 14, Juni 2016 Kasus Sumber Waras Tak Terbukti
Ahok Berterima Kasih
ROL
6.
14, Juni 2016 Reaksi Ahok Saat Dengar Tak Ada
Korupsi dalam Pembelian Lahan RS
Sumber Waras
Kompas.com
7. 04, April 2016 Pak Ahok Reklamasi Untuk Siapa? ROL
8. 17 Okt 2016 Ahok Tak Permasalahkan Pembahasan
Raperda Reklamasi di Tolak
Kompas.com
9. 23 Feb 2017 Setelah Digusur, Ahok Resmikan RTH
Kalijodo dan Ingin Bangun Masjid
ROL
10. 22 Feb 2017 “Groundbreaking” Masjid di Kawasan
Kalijodo Ahok Dikawal Ketat“
Kompas.com
96
1. Representasi Basuki Thahja Purnama pada Saat Pelantikannya Sebagai
Gubernur DKI Jakarta
Sah, Ahok Jadi Gubernur DKI Jakarta
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana Negara menggelar upacara pelantikan
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai gubernur DKI Jakarta. Ahok dilantik
langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (19/11).
Prosesi pelantikan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Setelah itu, protokoler Istana membacakan Keppres Nomor 130 P Tahun
2014 tentang pelantikan Ahok.
Kemudian, Presiden Jokowi meminta Ahok mengucapkan sumpah jabatan di
hadapan rohaniawan. Namun, sebelum mengambil sumpah, Jokowi menanyakan
kesediaan mantan bawahannya tersebut.
"Bersediakah Anda diambil sumpah dengan tata cara Kristen Protestan?" kata
Jokowi yang mengenakan setelan jas hitam. "Ya, saya bersedia," jawab Ahok
tegas.
Mantan bupati Belitung Timur tersebut pun mengucapkan sumpah jabatannya.
"Saya berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur dengan sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya. Memegang teguh Undang-Undang Dasar 1945 dan
menjalankan segala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya
serta berbakti pada masyarakat, nusa dan bangsa. Semoga Tuhan menolong
saya," ucap Ahok.
Setelah semua prosesi pelantikan selesai, tamu undangan menyalami Ahok dan
istrinya. Ini merupakan pertama kalinya gubernur dilantik langsung oleh
presiden. Sebab, kini ada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah yang mengatur
bahwa gubernur dilantik oleh presiden di ibu kota negara.
Perppu tersebut menjelaskan, apabila presiden berhalangan hadir, pelantikan
gubernur dilakukan oleh wakil presiden. Jika wakil presiden berhalangan pula,
maka menteri dalam negeri yang akan melantik.
Sejumlah pejabat dan tokoh penting juga hadir dalam pelantikan Ahok, di
antaranya mantan wakil presiden Megawati Soekarno Putri, mantan gubernur
DKI Jakarta Sutiyoso, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Agraria
Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri
PMK Puan Maharani, Menteri BUMN Rini Soemarmo, Menteri Kesehatan Nila F
Moeloek, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi, dan Ketua DPRD DKI
Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
97
Mode Wacana: Penggunaan gaya bahasa eksplanitif dalam teks
pemberitaan di atas memperlihatkan bagaimana Republika Online tetap berusaha
menujukkan representasi ideologi media mereka dengan menonjolkan sentimen
keagamaan yang dituliskan dalam kalimat berikut: “bersediakah anda diambil
sumpah dengan tata cara Kristen protestan‖. Kalimat ini membangun stereotip
kepada publik mengenai latar belakang agama Ahok yang berasal dari kalangan
non muslim. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Republika Online konsisten
mewakili idelologi media mereka, yang menolak konsep kepemimpinan non
muslim.
Wacana sentimen agama masih dianggap sebagai isu yang penting untuk
mewakili kepentingan kelompok muslim yang merupakan kelompok dominan
dalam wacana di atas sebagai bentuk pemarginalan figur ahok yang berasal dari
kalangan minoritas. Sejak awal ROL sepertinya ingin mengkonstruksi opini
publik mengenai wacana kepemipinan dalam konteks agama. Hal tersebut
tergambar melalui pemilihan anggel berita dan dari penggunaan bahasa yang
dipakai untuk merepresentasikan Ahok.
Sedangkan dalam kalimat lain latar belakang agama Ahok yang bukan
Islam beberapa kali disinggung dalam teks sepertinya penulis ingin memberikan
penegasan kepada publik mengenai sosok Ahok yang memiliki latar belakang
agama berbeda dengan kalimat kalimat eksplanatif dan penggunaan kalimat
naratif untuk menceritakan secara jelas bagaimana prosesi tersebut berlangsung.
Pelibat wacana: di atas menggambarkan peran dan tugas Jokowi sebagai
seorang Priseden dalam proses pelantikan Ahok, dalam wacana penulis juga
menyoal kehadiran Megawati dalam acara pelantikan Ahok yang dianggap
98
sebagai tokoh penting penggunaan kata tokoh penting menunjukkan bahwa
Megawati memiliki kontribusi secara politis karna melalui keputusannya sebagai
ketua umum PDIP partai yang mengusung Jokowi dan Ahok pada PILGUB 2012
menghantarkan Ahok duduk di kursi DKI dua dan pasca melenggangnya Jokowi
ke kursi RI satu membuat Ahok secara otomatis memperoleh posisi menggantikan
Jokowi.
Beberapa tokoh lain dan pewakilan pemerintah yang hadir pun dikaitkan
dalam wacana seperti menggambarkan dukungan pemerintah terhadap Ahok yang
akan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Medan Wacana: Selain itu dalam wacana pemberitaan di atas ROL
seolah ingin menyoroti lebih dalam pada isi sumpah dan janji jabatan yang
diucapkan Ahok pada saat pelantikan, peneliti melihat ROL memiliki agenda
untuk menjelaskan dan mengajak kepada publik untuk lebih mengetahui tentang
apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab seorang Gubernur.
Selain itu dalam wacana di atas ROL melalui narasi pemberitaannya
memberikan kekhususan pada prosesi pelantikan Ahok karena Ahok menjadi
Gubernur pertama yang dilantik oleh Presiden di Istana Negara Berikut gambaran
model wacana yang dibangun di dalam teks pemberitaan di atas:
Tabel 4.2
Model Analisis Wacana ROL dalam Berita Pelantikan Ahok
Model Analisis Wacana Media Republika Online
Mode Wacana Eksplanatif dan Naratif
Pelibat Wacana Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan
Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta dimpimpin
Presiden Jokowi dan dihadiri pejabat Negara.
Medan Wacana Prosesi pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI
Jakarta dengan tata cara Kristen Protestan dan
pembacaan sumpah jabatan sabagai Gubernur.
99
Dalam wacana tersebut tergambar bahwa Republika Online sebagai media
Islam berusaha mewakili ideologi media dan kepentingan kelompok muslim
sebagai kelompok mayoritas di Indonesia, sehingga figur Ahok dimarginalkan dan
direpresentasikan sebagai figur pemimpin yang berbeda agama sehingga tidak
sejalan dengan konsep kepemimpinan muslim yang merepresentasikan kelompok
mayoritas di Indonesia.
Seperti yang dikemukakan David T Hill yang mengidentifikasi Republika
sebagai media yang mewakili kepentingan ummat islam dengan menceritakan
latar belakang pendirian harian ini yang sangat dekat dengan revitalisme Islam
dengan mudah membuat setiap orang mengidentifikasi Republika sebagai pers
berbasis politik aliran, yaitu terhadap ummat Islam. Hal ini juga diperkuat dengan
kenyataan bahwa mayoritas saham PT Abdi Bangsa, pengelola dari Republika,
adalah tokoh ICMI, organisasi yang dinilai sangat terkait dengan revitalisasi
Islam. Bahkan menurut David T Hill Republika dibangun setelah ICMI
mengedintifikasi musuh bersama, yaitu kelompok minoritas yang menguasai
konglomerasi media yang dengan sengaja menutup-nutupi kegiatan Islam secara
professional.83
Kompas.com memiliki model wacana berbeda terkait pemberitaan tentang
pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, Kompas.com tidak memunculkan
sentimen agama sebagaimana yang ditulis pada canal beririta ROL, Kompas.com
justru lebih banyak menyoal tentang landasan hukum mengenai prosesi pelantikan
Ahok yang dinilai sudah melalui prosedur hukum yang benar. Seperti yang
83
David T Hill. The Press in Order Indonesia 2nd
. Terjemahan, (Jakarta. PT. Pustaka
Sinar Harapan. 1995), h.126.
100
tampak dalam petikan naskah berita berikut ini “Pasal 163 Perppu Pilkada
mengatur bahwa gubernur dilantik oleh Presiden di Ibu Kota negara. Ada pun
Pasal 203 menyatakan, wakilkepala daerah berhak mengisi kekosongan jabatan
yangditinggalkan oleh kepala daerah. Basuki akan menjadi Gubernur DKI
Jakarta, menggantikan posisi Jokowi, hingga 2017mendatang”.
Peneliti mengidentifikasi bahwa petikan naskah berita di atas merupakan
sebuah bentuk penegasan yang dilakuakan oleh penulis berita Kompas.com bahwa
Ahok pantas dan sudah selayaknya dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Wacana tersebut tergambar secara jelas dan lengkap dalam teks pemberitaan
berikut ini:
Pukul 14.00 WIB, Ahok dilantik Jokowi sebagai Gubernur Jakarta.
JAKARTA, Kompas.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta,
Rabu (19/11/2014). Pelantikan akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, pukul
14.00 WIB, di Istana Negara, Jakarta. Direktur Jenderal Otonomi
Daerah Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan memastikan
pelantikan Basuki sebagai Gubernur DKI tak akan tertunda kembali.
"Rencananya pelantikan akan dilangsungkan besok (hari ini) di Istana Negara
pada pukul 14.00 oleh Pak Presiden," kata Djohermansyah, Selasa (18/11/2014)
malam.
Pada Selasa kemarin, Presiden Jokowi telah menerbitkan Keputusan
Presiden terkait pelantikan Basuki sebagai Gubernur DKI. Keppres yang
diterbitkan oleh Presiden Jokowi itu menjadi dasar hukum pengangkatan Basuki.
Keppres ini terbit setelah DPRD DKI menyelenggarakan paripurna istimewa
pengumuman Basuki menjadi Gubernur DKI pada Jumat (14/11/2014) lalu.
Basuki merupakan gubernur pertama yang dilantik Presiden Jokowi di
Istana Negara. Hal tersebut diatur dalam PeraturanPemerintah Pengganti
Udang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala
Daerah.
Pasal 163 Perppu Pilkada mengatur bahwa gubernur dilantik oleh
Presiden di Ibu Kota negara. Ada pun Pasal 203 menyatakan, wakil kepala
daerah berhak mengisi kekosongan jabatan yang ditinggalkan oleh kepala
daerah. Basuki akan menjadi Gubernur DKI Jakarta, menggantikan posisi
Jokowi, hingga 2017mendatang.
101
Sebelumnya, pelantikan Basuki diagendakan pada Selasa(18/11/2014)
kemarin, namun ditunda. Kepala Kepolisian RIJenderal Pol Sutarman
mengatakan, polisi akan mengerahkansekitar 21.000 personelnya untuk
mengawal pengamananpelantikan Basuki di Istana Negara.
Mode Wacana : pemilihan bahasa yang digunakan menyiratkan bahwa
ada kedekatan dan dukungan pemerintah terhadap Ahok dengan diterbitkannya
Keputusan Presiden dengan dengan mengutip beberapa pasal yang sebagai bentuk
penegasan mengenai proses pelantikan Ahok, gaya bahasa yang dipilih lebih
bersifat eksplanatif, dan sangat substansial. Kompas.com tidak tertarik untuk
mengupas hal-hal yang dianggap tidak memiliki keterkaitan terhadap wacana
pelantikan Ahok.
Melalui gaya bahasa kompas.com lebih ingin menegaskan kepada publik
bahwa jabatan politik yang disandang Ahok sebagai Gubenur DKI Jakarta sudah
memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam undang-undang. Sehingga
dipastikan proses pelantikan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta dapat
berlangsung dengan aman dan damai.
Pelibat Wacana : tidak berbeda jauh dengan ROL Kompas.com ikut
mengaiktan figur Jokowi dalam teks pemberitaan, namun Kompas.com memiliki
pemaknaan berbeda dalam konteks dan peran Jokowi dalam proses pelantikan
Ahok. Kompas.com lebih menonjolkan posisi Jokowi sebagai Presiden yang
dalam hal ini memiliki legitimasi dalam mengeluarkan regulasi yang berkaitan
dengan pelantikan seorang Gubernur sehingga perannya dianggap sangat besar
dalam wacana pemberitaan pelantikan Ahok.
Kompas.com tidak tertarik untuk menguhungkan sosok Jokowi dalam
konteks politis terkait kedekatannya dengan Basuki Thahja Purnama.
102
Kenyataanya Kompas.com lebih tertarik untuk mengangkat figur Jokowi sebagai
Presiden dengan segala kewenangan yang dimilikinya.
Medan Wacana: dalam teks dapat kita lihat bahwa Kompas.com tidak
menampilkan figur Ahok sebagai tokoh sentral dalam wacana pemberitaan,
sebaliknya posisi Ahok seolah diperkuat melalui pernyataan dan sikap Jokowi
yang mengeluarkan regulasi terkait pelantikan Ahok.
Dalam teks berita di atas sangat jelas terlihat bahwa Kompas.com ingin
meyakinkan pembaca bahwa Ahok adalah Gubernur DKI yang telah dilantik dan
telah memenuhi proses yang sesuai dengan aturan undang-undang. Untuk lebih
memastikan apa model wacana yang dikonstruk Kompas.com.
dalam hal pemberitaan di atas peneliti mencoba menganalisa melalui
penjelasan di bawah ini:
Tebel 4.3
Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Pelantikan Ahok
Model Wacana Wacana Media Kompas.com
Mode Wacana Ekspalanatif, Deskriptif
Pelibat Wacana Didominasi oleh sumber berita Jokowi yang
mengeluarkan Kepres yang berisi atauran terkait
pelantikan Gubenrnur DKI serta kehadirannya
sebagai presiden yang betugas melantik.
Medan Wacana Rencana pelantikan Ahok sebagai Guburnur DKI
sesuai dengan Kepres dan Perpu Pilkada
Dalam proses produksi wacana Kompas.com berusana menyajikan berita
yang menguatkan dan melegitimasi posisi Ahok dalam proses pelantikkannya
103
sebagai Gubernur DKI Jakarta, dengan penggunaan bahasa hukum yang tegas,
dalam teks Ahok direpresentasikan sebagai Gubernur yang layak dan pantas
dilantik karena telah memenuhi ketentuan hukum, dalam proses produksi berita
untuk pemberitaan yang bersifat kontroversial redaksi memilih menggunakan
gaya penulisan straight news agar informasi yang sajikan dapat tersampaikan
secara utuh sehingga tidak menimbulkan bias dan kekisruhan di masyarakat.
Namun gaya pemberitaan Kompas.com dalam wacana pelantikan Ahok Justru
terlihat sebagai sebuah bentuk dukungan kepada keputusan Jokowi sebagai
perwakilan Pemerintah dalam pelantikan Ahok. Dukungan ini tentu saja sangat
bersifat politis lantaran Jokowi sebagai kader PDIP partai pendukung pemerintah
adalah partai yang menjadi kendaraan politik Jokowi dan Ahok pada pilkada
tahun 2014. Gaya pemberitaan yang ditampilkan Kompas tidaklah dapat
dilepaskan begitu saja dari sejarah kelahirannya. Kedekatan Kompas dengan
Partai Nasionalis secara historis tidak dapat dilepaskan begitu saja. Sebagai media
yang berafiliasi kepada partai Khatolik di awal masa orede lama, kemudian
Kompas pada awal masa orde baru dekat dengan partai nasionalis dan Kristen
seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI).84
Dari dua model analisis wacana yang tapak di atas dapat disimpulkan
bahwa dua media baik ROL dan Kompas.com memiliki pandangan yang berbeda
dalam menentukan anggel yang akan dijadikan sebagai topik wacana. Faktor
ideologi terlihat memiliki kontribusi yang besar dalam menentukan wacana yang
akan dibangun. ROL seperti ingin memberikan informasi kepada pembaca
mengenai latar belakang agama Ahok yang bukan dari kalangan muslim, dan
84
Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. (Jakarta:Garanit. 2004), h.74.
104
dengan mengutip sumpah dan janji jabatan ROL ingin mengajak pembaca untuk
lebih memahami apa yang nanti akan menjadi tugas, tanggung jawab serta
pekerjaan seorang Gubernur.
Berbeda hal nya dengan konsep wacana yang diangkat Kompas.com dalam
konteks pemberitaan yang sama Kompas.com lebih tertarik untuk mengekspose
mengenai proses pelantikan Ahok dan melalui gaya bahasa yang dipilih dengan
jelas dan tegas mencantumkan Kepres dan UU PILKADA, Kompas.com ingin
memberikan pemahaman dan penjelasan kepada publik bahwa proses pelantikan
Gubernur sudah memenuhi ketentuan perundangan-undangan yang berlaku.
Kompas.com juga merepresentasikan Ahok sebagai Gubernur yang pantas dan
layak untuk dilantik karena telah menempuh proses hukum sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Representasi Ahok dalam Program Kartu Jakarta Pintar
Pasca dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta Ahok langsung menjalankan
program dan kebijakan yang menjadi janjinya ketika kampanye. Salah satu
program andalan Ahok adalah Kartu Jakarta Pintar atau KJP, Kartu Jakarta Pintar
yang merupakan bentuk bantuan pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
diperuntukkan untuk membantu meringankan biaya pendidikan siswa yang
penggunaanya dialokasikan untuk pembelian perlengkapan sekolah.
Program ini merupakan program yang dilanjutkan Ahok pada periode
kepemimpinannya, sebelumnya program KJP merupakan program yang digagas
Jokowi bersama Ahok ketika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. KJP dinilai
menjadi salah satu program yang cukup memberikan pengaruh dan respon positif
dari masyarakat terhadap kinerja pasangan Jokowi dan Ahok. Oleh sebab itu
105
wajar jika pasca dilantik menggantikan Jokowi KJP masih menjadi program
andalan yang diprioritaskan Ahok.
Republika Online turut memberikan tanggapan mengenai program
unggulan yang digagas Ahok melalui wacana pemberitaan yang dibangun,
misalanya dalam pemberitaan berikut:
Ahok Ingin KJP Bisa Dimanfaatkan Siswa Madrasah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama menyayangkan siswa siswi yang bersekolah di madrasah belum bisa
mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Padahal KJP bisa membantu keluarga
yang kurang mampu untuk tetap membiayai sekolah anak-anaknya.
Basuki mengaku pihaknya belum membuatkan KJP bagi siswa yang bersekolah di
madrasah. Ini lantaran madrasah bukan berada langsung di bawah dinas
pendidikan Pemprov DKI. Melainkan kantor wilayah (kanwil) Kementerian
Agama.
‗saya tidak bisa tembus madrasah karena di bawah kanwil (kantor wilayah),‘ kata
nya di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat,Selasa (8/9) ia meilai saat ini
banyak warga miskin yang menyekolahkan anak nya di madrasah karena
mungkin di anggap lebih murah. sayang nya KJP belum berdistribusi kepada
mereka di madrasah yang juga membutuhkan.
Oleh karena nya,pihak nya telah mengupayakan berkoordinasi dengan kanwil
untuk mendapatkan data siswa yang tidak mampu. Selain itu, ia juga meminta
masyarakat untuk lebih perhatian dengan lingkungan sekitar. Jika ada tetangga
yang tidak mampu bersekolah di madrasah dan tidak memiliki KJP untuk
melaporkan kepihak nya.
Laporan ini tambah nya, akan diproses untuk kemudian dibuatkan KJP sesuai
syarat yang telah ditetapkan Pemprov DKI. ‗Bantu kami daftarkan supaya
mereka bisa dapatkan KJP. Tolong cari siapa butuh KJP,‘ucapnya
Mode Wacana : dalam wacana pemberitaan di atas tidak tergambar
bentu-bentuk pemarginalan terhadap figur Ahok melalui kalimat yang dipakai.
kalimat dalam wacana pemberitaan di atas penulis lebih banyak menggunakan
106
gaya bahasa eksplanatif yang menjelaskan tentang rencana Ahok untuk
memberikan KJP kepada siswa yang bersekolah di madrasah.
bahasa deskriptif yang justru mengkontuksi kepada pembaca mengenai
figur Ahok sebagai pemimpin yang memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap
masyarakat Jakarta terutama berkaitan dengan pendidikan. Melalui petikan
kalimat berikut: ―Bantu kami daftarkan supaya mereka bisa dapatkan KJP.
Tolong cari siapa butuh KJP,‖ucapnya.
Dalam wacana teks yang ditulis Kompas.com menunjukkan sikap Ahok
yang tidak diskriminatif sebab dirinya menginginkan kebijakan mengenai KJP
juga dapat dinikmati oleh anak-anak yang bersekolah di madrasah. Hal ini yang
membuat masyarakat dari berbagai latar belakang semakin banyak yang menaruh
simpati pada orang nomer satu di DKI Jakarta tersebut.
Pelibat Wacana : dalam wacana figur Ahok ditampilkan secara utuh ini
menunjukkan bahwa sebagai Gubernur dirinya juga menginginkan program KJP
yang menjadi program unggulan bisa dinikmati secara merata sehingga dapat
membantu warga Jakarta yang benar-benar membutuhkan hal tersebut di tuangkan
melalui ide yang menurutnya akan diupayakan.
Sebagai Gubernur dirinya juga akan melibatkan pihak terkait untuk
membantu realisasi program ini agar dapat dinikmati oleh semua anak-anak yang
bersekolah di wilayah DKI Jakarta, seperti kantor wilayah yang menurutnya lebih
memiliki andil dalam menerapkan kebijakan KJP di lingkungan pendidikan
madrasah.
107
Medan Wacana : dalam teks menunjukkan tidak ditemukannya praktik
mis representasi sebab figur Ahok justru dicitrakan positif melalui pernyataannya
yang ditulis secara utuh dan jelas mengenai keinginannya agar KJP bisa dinikmati
oleh siswa yang bersekolah di madrasah.
Selain itu dalam teks di atas menunjukkan upaya Ahok yang akan
memperjuangkan pendidikan anak-anak yang bersekolah di madrasah dengan
menginginkan semua pelajar di DKI Jakarta dapat menikmati program KJP tanpa
dibedakan. Dirinya juga mengajak warga untuk bersama-sama membantu
pelaksanaan program KJP agar sesuai dan tepat sasaran.
Seperti yang digambarkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.4
Model Analisis Wacana ROL dalam Pemberitaan Program KJP
Model Analisis Wacana Pemberitaan di Republika Online
Mode Wacana Eksplanatif dan Deskriptif
Pelibat Wacana Didominasi oleh Ahok selaku Gubernur
yang menginginkan siswa siswi di
madrasah juga dapat memperoleh KJP.
Medan Wacana Sika Ahok yang menunjukkan
kepeduliannya terdapat nasib siswa dan
siswi yang bersekolah di madrasah
yang kebanyakan warga tidak mampu.
Dan pernyataannya merupakan bentuk
rasa empati yang ditunjukkan kepada
warga DKI Jakarta.
108
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Republika Online
sebagai media yang merepresentasikan kelompok muslim tidak selalu
memposisikan Ahok sebagai pemimpin dengan citra negatif. Karena dalam
wacana berita tersebut Republika Online justru menggambarkan Ahok sebagai
pemimpin yang memiliki rasa empati dan kepedulian terhadap kehidupan
masyarakat Jakarta. Meskipun tetap berusaha mewakili kepentingan umat Islam
karena wacana yang diangkat berkaitan dengan madrasah yang merupakan
institusi pendidikan umat Islam.
Penyajian berita seperti ini merupakan salah satu bentuk kebebasan yang
diberikan kepada reporter untuk dapat menyajikan pemberitaan yang sesuai
dengan fakta di lapangan dalam hal pemberitaan, hal tersebut juga tergambar
melalui beberapa judul berita yang membahas persoalan KJP justru menunjukkan
dukungan terhadap kebijakan Ahok misalnya berita dengan judul: ―Ahok: 97
Persen KJP Tepat Sasaran‖atau ―Pemprov DKI Kaji Pemberian KJP untuk
Mahasiswa‖.85
Dalam pelaksanaannya program KJP sering kali mendapat sorotan karena
proses pendistribusian dan penggunaan yang dinilai belum dimanfaatkan secara
benar oleh pemegang kartu tersebut, media pun ikut menyoroti bagaimana
program KJP ini diimplementasikan oleh Ahok sebagai janji kampanye nya.
Dalam berita yang ditulis Kompas.com misalnya:
Ahok Protes Digugat Ibu Pengadu KJP
JAKARTA, Kompas.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak
terima mengapa ibu pelapor Kartu Jakarta Pintar (KJP) Yusri Isnaeni
menggugatnya ke kepolisian.
85 http://m.Republika.co.id. Diakses pada 05, Januari 2017 pukul 09.48 WIB.
109
"Ya sudah kalau kamu gugat, kami protes saja," kata Basuki di Balai Kota, Kamis
(17/12/2015).
Basuki mengatakan, dia tengah mengamankan dana KJP. Pasalnya, ia
tidak mengizinkan dana KJP ditarik secara tunai, sementara Yusri telah menarik
secara kontan dana KJP milik putrinya di Pasar Koja, Jakarta Utara.
Larangan tarik KJP secara kontan telah diatur dalam Peraturan Gubernur
(Pergub).
"Dari sisi perbankan, saya bisa gugat dia dan tuntut 12 tahun penjara
karena dia gunakan (kartu) ATM milik anaknya," kata Basuki.
Seharusnya, Yusri mendampingi sang anak untuk membelanjakan perlengkapan
sekolah menggunakan dana KJP.
"Ya sudah kamu gugat, kami juga akan penjarain kamu. Sudah jelas kamu
mencuri uang KJP dan tidak terima dibilang mencuri," kata Basuki.
Mode Wacana : dalam wacana yang tulis di atas Kompas.com mencoba
menyajikan fakta mengenai kasus penggunaan KJP yang menyalahi aturan dengan
bahasa yang sangat jelas. Untuk menggambarkan permasalahan yang ada dalam
wacana pemberitaan tersebut penulis menggunakan gaya bahasa deskriptif dan
eksplanatif tentu saja penulis ingin menjelaskan bahwa sikap Ahok dalam
menanggapi persoalan tersebut sebagai bentuk ketegasan dalam menjalankan
ketentuan program KJP yang telah diaturnya melalui Peraturan Gubernur.
Melalui kalimat deskriptif yang mengutip pernyataan Ahok "Ya sudah
kamu gugat, kami juga akan penjarain kamu. Sudah jelas kamu mencuri uang
KJP dan tidak terima dibilang mencuri," kata Basuki. Penulis seperti ingin
menegaskan bahwa dalam konteks permasalah di atas Yusri lah yang telah
melakukan kesalahan karena menyalahi prosedur penggunaan KJP yang teknisnya
telah diatur melalui peraturan Gubernur.
Pelibat Wacana : dalam wacana di atas nama Yusri disebut sebagai pihak
yang melaporkan Ahok terkait program KJP yang merupakan pemberian
110
pemerintah Provinsi kepada anaknya namun dalam teks figur Ahok lebih dominan
dimunculkan karena sebagai Gubernur yang menjalankan dan menggagas
program tersebut pernyataannya dinilai sebagai bentuk klarifikasi terhadap
permasalahan yang menyeret namanya.
Dalam wacana KJP yang ditulis Kompas.com justru mengkonstruksi opini
publik bahwa dalam permasalahan KJP yang melibatkan perseteruan antara Ahok
dan Yusri penulis mengindikasikan bahwa Yusri lah yang telah melakukan
kesalahan dalam prosedur penarikan dana KJP. Karena dalam teks pemberitaan
lebih didominasi oleh statement dan pernyataan Ahok yang justru menunjukkan
sikap perlawanan terhadap laporan yang layangkan Yusri.
Medan Wacana : dalam penulisan teks penulis lebih memilih untuk
memberikan porsi kepada Ahok untuk dapat memberikan pernyataan terkait
permasalahan KJP yang membuatnya dilaporkan ke pihak kepolisian oleh Yusri
salah seorang warga yang anaknya menerima KJP, sikap dan pernyataan Ahok
dianggap lebih menarik untuk diangkat menjadi pemberitaan karena selain
kapasitasnya sebagai Gubernur, Program KJP juga menjadi salah satu program
yang diklaimnya sebagai program unggulan.
Dalam teks di atas peristiwa kemarahan Ahok menjadi salah satu cara
yang menggambarkan bahwa Ahok berani menghadapi bahkan melakukan
perlawanan kepada pihak-pihak yang dianggap menyalahi prosedur penggunaan
program yang diperuntukkan bagi anak-anak yang bersekolah ini.
Seperti apa konstruksi wacana yang dibangun Kompas.com dalam
pemberitaan di atas akan tampak lebih jelas seperti yang tergambar pada tabel
analisis wacana dibawah ini:
111
Tabel 4.5
Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Program KJP
Model Analisis Wacana Pemberitaan di Kompas.com
Mode Wacana Eksplanatif dan Deskriptif
Pelibat Wacana Didominasi Ahok yang melakukan
perlawanan terhadap Yusri sebagai
pihak yang melaporkan Ahok terkait
program KJP
Medan Wacana Sikap Ahok yang menolak tuduhan
Yusri menyalahkan Yusri sebagai pihak
yang telah menyalahgunakan KJP
Dalam wacana di atas penulis memosisikan Ahok sebagai korban yang
dilaporkan Yusri yang menyalah gunakan dana KJP. Nampak pernyataan Ahok
sebagai bentuk pembelaan dan penegasan bahwa dalam wacana pemberitaan di
atas bahwa sikap yang ditunjukan Ahok adalah bentuk penegakkan terhadap
peraturan, sedangkan dalam teks di atas memosisikan Yusri sebagai pihak yang
bersalah
Dalam wacana pemberitaan KJP Kompas.com lebih banyak menyinggung
soal implementasi dan suksesi kebijakan KJP. Dalam proses produksi berita
banyaknya pemberitaan yang mengenai program KJP karena Kompas.com
menganggap ini merupakan salah satu yang menjadi kelebihan Ahok karena
Kompas.com menganggap apa yang diucapkan Ahok menarik khususnya
kebijakan kebijakan yang menyangkut kepentingan dan kebutuhan warga Jakarta
dan itu yang menarik bagi pembaca.
112
Pernyataan di atas dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah
pemberitaan soal KJP di Kompas.com selama periode kepemimpinan Ahok
sebagai Gubernur Jakarta. Data ini diperoleh melalui penelusuran jejak digital
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 4.6
Judul Wacana Pemberitaan Kompas.com Mengenai Program KJP.86
Hari dan Tanggal Judul Peberitaan
Rabu 07 september 2016 Ahok senang 26 PTN terima pemegang
KJP
Rabu 06 Januari 2016 Amankan uang KJP, Ahok tetap sebut
ibu pelapor kjp sebagai maling
Rabu 06 januari 2016 Ahok : tunggu saja, baik hati saya
sampai mana
Kamis 17 desember 2015 Ahok bantah minta maaf kepada ibu
pelapor KJP
Rabu, 16 desember 2015 Ahok:mana ada penerima KJP minta
100 Miliar?itu mah diajarin orang
15 desember 2015 Ahok: saya akan lindungi kjp agar tidak
dicuri
Selasa 01 desember 2015 Ahok: tahun depan kjp “masuk” seluruh
madrasah di Jakarta
26 agustus 2015 Kala Ahok menjawab pertanyaan bocah
soal kjp tak bisa tarik tunai
Senin 14 desember 2015 Ini alasan Ahok bentak ibu yang
mengadu soal kjp
23 Juli 2016 Ahok: pemegang kjp berkurang bukan
karena orang miskin menurun
22 juli 2016 Ahok: penerima kjp terus alami
penurunan
29 juni 2016 Ahok sebut pemegang kjp dulunya
kerap “ngarang”kuitansi
3. Representasi Ahok dalam Pemberitaan Kasus Sumber Waras
86
www.kompas.com, diakses pada 10 April 2017, Pukul 16.20 WIB.
113
Dalam perjalanannya sebagai seorang kepala daerah kinerja Ahok
tidaklah selalu mulus, tidak hanya berbagai kebijakannya yang mengundang
kontroversi, keputusan yang dibuatnya juga memiliki resiko hukum seperti hal
nya kebijakan pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya yang
melakukan pembelian lahan Sumber Waras yang ternyata harus membuatnya
terlibat dalam permasalahan hukum karena lahan yang masih menjadi sengketa.
Kasus Sumber Waras yang menyeret nama Basuki Thahja Purnama
menjadi wacana yang menjadi perhatian media. Tidak terkecuali bagi
Kompas.com dan Republika Online. Isu ini menjadi semakin panas manakala
banyak pihak yang memiliki kepentingan politik memanfaatkan isu ini untuk
mengubah opini publik mengenai citra Ahok yang sebelumnya dikenal sebagai
pemipin bersih dan anti korupsi.
Republika Online sebelumnya begitu intens menyoroti kasus ini,
bahkan wacana yang dikonstruk cenderung meggiring opini publik bahwa kasus
dugaan korupsi pembelian lahan Sumber Waras ini tak bisa dipisahkan dari peran
Ahok di dalamnya hingga pada Akhirnya kasus ini memperoleh kepastian hukum.
Sehingga arah perubahan wacana lebih terlihat. Republika Online memberikan
ruang bagi Ahok untuk dapat memulihkan nama baiknya yang sebelumnya
terlanjur dipersepsi negatif oleh publik, Melalui pemberitaan berikut :
Kasus Sumber Waras Tak Terbukti, Ahok ber Terima Kasih
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) memuji kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang
menyatakan kasus dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras tak
terbukti. Ahok pun kembali menegaskan tak bersalah dan terlibat dalam kasus
tersebut.
"Saya terima kasih. KPK profesional. Saya juga enggak ada salah," katanya
kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (14/6).
114
Ahok pun enggan menanggapi mengenai audit Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) yang dipatahkan KPK tersebut. Ia hanya menyampaikan tak pernah ribut
jika tak ada kesalahan.
"Aku mana mungkin mau ribut sama orang sih kalau orangnya benar? Aku
enggak pernah ribut sama kalian (wartawan), santai-santai saja," ucapnya.
Diketahui, KPK telah menyatakan tidak menemukan adanya tindak pidana
korupsi dalam kasus pembelian sebagian lahan milik RS Sumber Waras oleh
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Selasa (14/6) siang.
KPK menyampaikan hasil itu setelah meminta pendapat ahli dari Universitas
Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Masyarakat Pemantau Peradilan
Indonesia. Dengan demikian, KPK tidak akan meningkatkan proses hukum kasus
itu ke tahap penyidikan.
Mode Wacana : Dalam wacana pemberitaan mengenai kepastian kasus
sengketa lahan Sumber Waras yang pada Akhirnya tidak ditemukan indikasi tidak
pidana korupsi yang melibatkan Ahok mengharuskan Republika Online harus
memberikan kesempatan kepada Ahok untuk dapat memberikan tanggapan
terhadap kasus yang semula diduga melibatnya dirinya.
Melalui bahasa eksplanatif dengan lebih banyak mengutip pernyataan
Ahok mengisayaratkan bahwa Republika membiarkan Ahok untuk mengkonter
isu yang selama ini berkembang menyangkut dirinya. Teks di atas merupakan
salah satu upaya untuk kembali membersihkan nama baik Ahok yang terlanjut
terseret dalam kasus korupsi Sumber Waras.
Pelibat Wacana : yang menjadi substansi dari wacana di atas Republika
Online menyebutkan nama KPK selaku lembaga yang mengeluarkan keputusan
terkait kasus dugaan korupsi lahan RS Sumber Waras yang semula diduga
melibatkan Ahok namun dalam teks posisi Ahok menjadi sangat penting sebagai
pihak yang selama ini selalu dikaitkan namanya.
115
Peran KPK hanya lah sebagai pelengkap untuk menjelaskan proses hukum
dugaan tindak pindana korupsi yang dilakukan Ahok, pada intinya wacana di atas
lebih banyak menampilkan Ahok dengan sikap dan pernyataannya.
Medan Wacana : Penulis memuat Pernyataan dan sikap Ahok dalam
menanggapi pernyataan KPK bukanlah tanpa alasan kutipan pernyataan dan sikap
Ahok dalam wacana berita di atas menunjukkan penulis ingin menggambarkan
figur Ahok sebagai pejabat yang bersih dari praktek korupsi.
Hal tersebut diperkuat melalui pernyataan KPK yang dengan jelas
menyebut bahwa tak ada indikasi korupsi dalam pembelian lahan Sumber Waras
yang semula diduga dilakukan oleh Ahok. Agar dapat melihat dengan jelas
bagaimana Ahok direpresentasikan dalam wacana pemberitaan di atas hasilnya
dapat dilihat melalui tabel analisis di bawah ini:
Tabel 4.7
Model Analisis Wacana ROL dalam Berita Kasus Sumber Waras
Model Analisis Wacana Pemberitaan di Republika Online
Mode Wacana Naratif dan Deskriptif
Pelibat Wacana Didominasi oleh Ahok yang
mengapresiasi kinerja KPK dan
melontarnya pernyataan klarifikasi atas
dugaan Korupsi yang semula diduga
dilakukan olehnya dalam pembelian
lahan RS Sumber Waras.
Medan Wacana Menonjolkan sikap Ahok yang telihat
percaya diri dengan bahasa arogansi
116
Dari wacana pemberitaan yang dianalisis mengenai kasus RS. Sumber
Waras tidak ditemukan adanya stereotip negatif terhadap Ahok, dalam proses
pembuatan berita penulis justu tetap menjalankan kode etik jurnalistik
memberikan kesempatan kepada Ahok untuk dapat membersihkan nama baiknya
dari tuduhan-tuduhan korupsi yang selama ini dialamatkan padanya. Dalam hal ini
Republika Online berusaha menjalankan tanggung jawab jurnalistiknya untuk
memberikan hak jawab atau kesempatan kepada objek pemberitaan untuk dapat
memulihkan nama baiknya.
Dalam Pasal 5 ayat (2) UU Pers dan hak koreksi (Pasal 5 ayat (3) UU Pers
dalam kode etik wartawan yang baru dijelaskan pertama-tama dengan
menggunakan pemenuhan secara sempurna pelayanan Hak Jawab dan Hak
Koreksi. Hal ini dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara langsung
kepada redaksi yang dalam hal ini mewakili perusahaan pers sebagai penanggung
jawab bidang redaksi wajib melayaninya. Orang atau sekelomok orang yang
merasa dirugikan nama baiknya akibat pemberitaan itu harus memberikan data
atau fakta yang dimaksudkan sebagai bukti bantahan atau sanggahan pemberitaan
itu tidak benar.87
Hampir senada dengan wacana yang dipublikasi Republika Online
Kompas.com juga menangkat wacana serupa terkait pernyataan KPK mengenai
status hukum yang kasus sengketa pembelian lahan RS Sumber Waras. Namun
Kompas.com lebih menegaskan bahwa keputusan yang diambil Ahok mengenai
87
Hinca IP Panjaitan dan Amir Effendi Siregar. Menegakkan Kemerdekaan Pers:‖1001‖
Alasan, Undang-Undang Pers Lex Specialis, Menyelesaikan Permasalahan Akibat Pemberitaan
Pers, SPS. Jakarta h.149-152.
117
pembelian lahan RS Sumber Waras tidak lah salah. Seperti yang dimuat
Kompas.com dalam portal beritanya berkut ini:
Reaksi Ahok Saat Dengar Tak Ada Korupsi dalam Pembelian Lahan RS
Sumber Waras
JAKARTA, Kompas.com — Senyum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok langsung mengembang saat wartawan meminta
tanggapannya terkait hasil penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK)
yang menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya tindak pidana korupsi dalam
pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras.
"Ya, saya terima kasih. Berarti kan memang ( KPK bekerja) secara profesional,"
kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Sejak awal Ahok meyakini bahwa tidak ada kesalahan dalam pembelian lahan
RS Sumber Waras. Pasalnya, penetapan zonasi serta nilai jual obyek pajak
(NJOP) tidak ditentukan oleh Pemprov DKI Jakarta, tetapi oleh Badan
Pertanahan Nasional (BPN) sertaKementerian Keuangan.
"Saya dari dulu juga bilang, enggak ada salah kok (dalam pembelian lahan
RS Sumber Waras). Yang nentuin zonasi dan NJOP itu juga bukan saya, tapi
peninggalan zaman dulu," kata Ahok.
Namun, Ahok enggan menanggapi perihal audit Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) yang dipatahkan KPK itu.
"Aku mana mungkin mau ribut sama orang sih kalau orangnya benar? Aku
enggak pernah ribut sama kalian (wartawan), santai-santai saja," kata Ahok.
Pada Selasa siang KPK telah menyatakan bahwa pihaknya tidak menemukan
adanya tindak pidana korupsi dalam kasus pembelian sebagian lahan milik
RS Sumber Waras oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
KPK menyampaikan hasil itu setelah meminta pendapat ahli dari Universitas
Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Masyarakat Pemantau Peradilan
Indonesia. Dengan hasil itu, KPK tidak akan meningkatkan proses hukum kasus
itu ke tahap penyidikan.
"Penyidik kami tidak menemukan perbuatan melawan hukum," kata
Ketua KPK Agus Rahardjo di sela-sela rapat dengar pendapat dengan Komisi III
DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa
Terkait hal itu, KPK akan bertemu BPK. BPK sebelumnya menyebut adanya
perbedaan harga lahan yang mengindikasikan kerugian negara Rp 191 miliar.
118
Mode Wacana : Dalam wacananya Kompas.com memilih penggunaan
gaya bahasa yang sedit lebih santai pada paragraph awal penulis menggunakan
bahasa hiperbolis dengan kalimat “Senyum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama atau Ahok langsung mengembang saat wartawan meminta
tanggapannya terkait hasil penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK)
yang menyatakan bahwa tidak ditemukan adanya tindak pidana korupsi dalam
pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras.
Penggunaan gaya bahasa tersebut mengesankan bahwa dibalik sosoknya
yang tegas Ahok juga dikesankan sebagai figur yang ramah meskipun namanya
kerap dikaitkan dalam kasus dugaan kasus korupsi lahan RS Sumber Waras.
Selain itu melalui bahasa eksplanatif Kompas.com ingin memberikan penjelasan
mengenai posisi dan peran Ahok dalam kasus tersebut. Seperti dalam petikan
pernyataannya berikut ini; "Saya dari dulu juga bilang, enggak ada salah kok
(dalam pembelian lahan RS Sumber Waras). Yang nentuin zonasi dan NJOP itu
juga bukan saya, tapi peninggalan zaman dulu," kata Ahok.
Pelibat Wacana : di dalam teks berita di atas Kompas.com tak hanya
menyebutkan lembaga KPK sebagai sumber berita, Kompas.com juga mengutip
pernyataan ketua KPK Agus Raharjo sebagai bentuk penjelasan terhadap status
hukum lahan RS Sumber Waras meski dalam teks Kompas.com tetap lebih banyak
memberikan porsi pemberitaan bagi Ahok untuk dapat memulihkan namanya
yang sempat disebut terlibat dalam dugaan kasus korupsi Sumber Waras.
Di dalam teks ditegaskan bahwa Ahok adalah figur pejabat Negara yang
taat dan mengerti hukum sehingga tak mungkin dirinya melakukan tindak pidana
119
korupsi seperti yang diindikasikan selama ini, selain itu figur Ahok melalui sikap
dan pernyataannya mengesankan bahwa dirinya adalah pejabat negara yang bersih
dan anti korupsi.
Medan Wacana : wacana pemberitaan di atas menyoal sikap Ahok dalam
menanggapi pernyataan KPK yang memberikan penjelasan terkait persoalan
hukum lahan RS Sumber Waras yang dinyatakan tidak ditemukan dugaan korupsi
yang selama ini disangkaka kepada Ahok.
Ahok juga melakukan upaya klarifikasi terhadap tuduhan yang selama ini
dialamatkan padanya melalui penyataannya yang mengatakan bahwa dirinya tidak
lah bersalah, karena menurutnya proses pembelian lahan RS Sumber Waras yang
dibeli oleh pemprov DKI sudah sesuai prosedur hukum. Oleh sebab itu dirinya
tidak bersedia menanggapi dugaan BPK dan lebih memilih mengapresiasi kerja
KPK yang dinilainya sudah sangat professional karena telah membuktikan bahwa
dirinya tidak bersalah seperti dalam pernyataannya berikut ini:
"Ya, saya terima kasih. Berarti kan memang ( KPK bekerja) secara
profesional," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Sejak awal Ahok meyakini bahwa tidak ada kesalahan dalam pembelian
lahan RS Sumber Waras.
Seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Kasus Sumber Waras
Model Analisis Wacana Pemberitaan di Kompas.com
Mode Wacana Hiperbolis dan Eksplanatif
Pelibat Wacana Didominasi Ahok mengapresiasi KPK
yang telah menyatakan tidak ada
120
dugaan kasus korupsi dari pembelian
lahan RS Sumber Waras melalui
pernyataan Agus Raharjo selaku ketua
KPK lembaga yang berwenang untuk
menyelidiki kasus dugaan korupsi.
Medan Wacana sikap Ahok yang dengan santai
menegaskan bahwa dirinya tidak
bersalah dan tidak terbukti melakukan
korupsi dari pembelian lahan RS
Sumber Waras dan pernyataannya yang
memuji kinerja KPK karena telah
membebaskannya dari tuduhan korupsi.
Jika dilihat dalam wacana pemberitaan yang dianalisis di atas Kompas.com
ingin merepresentasika Ahok sebagai pemimpin yang bersih dari korupsi
memberikan penegasan bahwa proses hukum yang melibatkan Ahok dalam
pembelian lahan RS. Sumber Waras telah menemukan jawaban sehingga kasus ini
seolah dianggap selesai dapat proses produksi berita redaksi memiliki kebijakan
dalam hal menentukan kriteria kelayakan berita menurut Fidel Ali salah satu
kriteria yang harus dipenuhi agar berita dapat dipublikasi adalah apabila sebuah
berita telah terverifikasi dan terkonfirmasi (cover both side) sehingga
informasinya akurat dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Prinsip
tersebut sejalan dengan nilai obejktivitas berita, dalam jurnalisme kebenaran
tidaklah bisa diklaim oleh satu pihak, tetapi harus di konfirmasikan menurut
kebenaran dari pihak lain. Inilah mengapa pemberitaan di surat kabar dituntut
121
untuk mengungkapkan kebernaran secara fairness yaitu salah satu syarat
objektifitas yang juga sering disebut sebagai pemberitaan cover both side, dimana
pers menyajikan semua pihak yang terlibat sehingga pers mempermudah pembaca
dalam menemukan kebenaran. Selain fairness, pers juga dituntut melakukan
pemberitaan yang akurat, tidak bohong, menyatakan fakta bila itu memang fakta,
dan pendapat bila itu memang pendapat.88
Dari dua wacana yang dianalisis berkaitan dengan kasus dugaan korupsi
lahan RS.Sumber Waras kedua media media baik Kompas.com dan Republika
Online menentukkan anggel yang sama ini menunjukkan bahwa dalam
menentukkan wacana kedua media masih mendapat pengaruh dari faktor eksternal
yakni regulasi yang dibuat pemerintah terkait aturan, kode etik dan tanggung
jawab yang berkaitan dengan profesi seorang wartawan dan isntitusi media.
Melalui wacana yang dibangun terlihat bahwa kedua media masih
memegang dan menjalankan prinsip kerja sesuai dengan aturan yang ada,
sehingga dalam wacana ini redaksi cenderung mengeyampingkan kepentingan
dari masing-masing media yang mereka wakili.
4. Representasi Ahok dalam Kebijakan Proyek Reklamasi Teluk Jakarta
Pemberitaan mengenai pelantikan Ahok menjadi Gubernur bukanlah satu-
satunya wacana yang merepresentasikan Ahok sebagai Pemimpin Non muslim isu
lain seperti kontroversi kerbijakannya sebagai seorang kepala daerah juga menjadi
sebuah praktik wacana yang dimainkan media melaui teks pemberitaan.
Misalnya soal kebijakan mengenai reklamasi teluk Jakarta, akhir-akhir ini
isu reklamasi banyak mendapat perhatian publik terlebih karena mega proyek
88
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya. Airlangga University Press.
2003), h.153-154.
122
reklamasi banyak memicu munculnya agenda dan isu baru seperti, korupsi,
penyalahgunaan jabatan, dan nasib warga yang menjadi korban reklamasi. Oleh
sebab itu peneliti perlu melakukan analisis terkait pemberitaan mengenai
reklamasi. ROL dan Kompas.com sebagai dua media online besar memiliki andil
dalam mengangkat isu tentang reklamasi ini sesuai dengan persepsi dan sudut
pandang masing-masing media itu sendiri.
Membahas isu reklamasi nampaknya juga menjadi topik yang menarik
bagi Republika Online untuk melakukan menyoroti bagaimana sikap Ahok dalam
proses realisasi proyek reklamasi teluk Jakarta. meski kerap kali menyangkal
asumsi publik bahwa dirinya yang menginisiasi mega proyek reklamasi, faktanya
hingga hari ini proyek tersebut masih menjadi tanggung jawab pemerintah
Provinsi DKI Jakarta yang dikomandoi Ahok.
Peran Ahok cukup sentral dalam proses reklamsi mulai dari
kewenangannya untuk mengeluarkan aturan terkait mega proyek reklamasi dan
kebijakannya yang berdampak pada kehidupan masyarakat di sekitar pulau
reklamasi. Bagaimana sikap dan gagasan Ahok dalam proyek rekalamasi menjadi
wacana yang menarik bagi Republika Online untuk melihat sejauh mana peran
dan kepentingan Ahok dalam proyek tersebut. Seperti dalam wacana pemberitaan
berikut:
Ahok Tak Permasalahkan Pembahasan Raperda Reklamasi di Tolak
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) tak ambil pusing dengan sikap anggota DPRD DKI Jakarta
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terkait Raperda Reklamasi. PKS menolak
melanjutkan pembahasan Raperda Reklamasi.
"Enggak apa-apa," ujar Ahok singkat di Balai Kota, Senin (17/10).
123
Ada alasan dibalik sikap tenang Ahok. Sebab, Pemprov DKI Jakarta
hanya mengajukan surat pembahasan Raperda Reklamasi. "Kita kancuma
ngajuin surat," katanya.
Sebelumnya, Ahok menginginkan Raperda tentang reklamasi kembali
dibahas oleh DPRD DKI Jakarta. Ahok yakin tidak ada masalah dengan Raperda
tentang reklamasi.
Ahok mengklaim, Raperda Reklamasi sudah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Ahok
bersikeras berhak mengeluarkan izin reklamasi.
Ada dua Raperda Reklamasi yang diinginkan Ahok untuk dibahas kembali.
Yaitu Rencana Tata Ruang Kawasan Strategi Pantai Utara Jakarta Pantura dan
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat
memilih bungkam ketika ditanya terkait Raperda Reklamasi. "Aku mau masuk (ke
kantor)," ujar Djarot usai peresmian Jak Bistro
Mode Wacana : Penulis mencoba mengbangun wacana tersebut melalui
penggunaan gaya bahasa yang deskriptif dan eksplanatif dalam menyampaikan
pernyataan Ahok terkait mega proyek reklamasi yang sedang diwacanakan. Gaya
penulisa Teks berita di atas menggambarkan betapa kuatnya keinginan Ahok untuk tetap
merealisasikan proyek reklamasi. Seperti dalam pernyataannya Ada alasan dibalik
sikap tenang Ahok. Sebab, Pemprov DKI Jakarta hanya mengajukan surat
pembahasan Raperda Reklamasi. "Kita kancuma ngajuin surat," katanya.
Sementara itu di akhir teks pemberitaan penulis mencoba
mengekspresikan respon Djarot yang menolak berkomentar dengan menuliskan
langsung pernyataannya. Sepertinya penulis ingin menceritakan bagaiamana
reaksi Djarot yang justru tidak sejalan dengan sikap yang ditunjukkan Ahok.
Pelibat Wacana : Pada teks di atas penulis seperti sengaja melibatkan
Djarot dalam satu wacana agar publik memperoleh gambaran mengenai sikap
124
keduanya. Meskipun dalam teks Ahok masih menjadi tokoh sentral karena
sikapnya yang ngotot memperjuangkan realisasi proyek reklamasi teluk Jakarta.
Sikap dan respon Djarot sebagai Wakil Gubernur dan patner Ahok di
pemerintahan yang dinilai kurang interest terhadap isu mengenai reklamasi
menjadi menarik untuk ditampilkan dalam wacana sebagai bentuk perbandingan
terhadap respon keduanya dalam menanggapi polemik proyek reklamasi.
Medan Wacana : teks di atas menunjukkan sikap dan karakter Ahok
yang keras kepala ingin memaksakan proyek reklamasi agar direalisasikan penulis
menggambarkan sikap Ahok yang menunjukkan ketidak berpihakannya pada
rakyat yang nanti akan merasakan dampak dari proyek reklamasi. Sikap Ahok
tenang Ahok dalam merespon penolakan DPRD DKI justru dinilai sebagai bentuk
perlawanan terhadap sikap DPRD yang tidak merespon keinginannya untuk
melanjutkan pembehasan mengenai mega proyek reklamasi.
Di satu sisi penulis juga memuat respon Djarot sebagai bentuk sikap
kontradiktif yang ditunjukkan sebagai rekan kerja. Respon Djarot yang cenderung
apatis dan tertutup seperti menggambarkan adanya disparitas dan perbedaan
dalam menyikapi persoalan reklamasi yang selama ini begitu gencar
diperjuangkan. Agar memungkinkan melihat lebih jelas bagaimana gambaran
konstruksi wacana yang dibangun oleh Republika Online dapat dilihat melalui
tabel berikut:
125
Tabel 4.9
Model Analisis Wacana Republika Online dalam pemberitaan Reklamasi
Model Analisis Wacana Wacana Republika Online
Mode Wacana Deskripti dan Naratif
Pelibat Wacana Respon Djarot selaku wakil Gubernur yang
menolak dimintai pendapat mengenai surat usulan
pembahasan proyek reklamasi meskipun demikian
sikap dan penyataan Ahok yang akan tetap
melanjutkan proyek reklamasi lebih banyak
disinggung dalam wacana pemberitaan.
Medan Wacana Respon Ahok yang santai dalam menanggapi
penolakan DPRD DKI mengenai pembahasan
proyek reklamasi, dan pernyataan serta sikapnya
yang terkesan memaksakan proyek reklamasi
dinilai sebagai sebuah bentuk ketidak pekaan
terhadap masyarkat kecil.
Wacana yang dianalisis mengenai proyek reklamasi menunjukkan sebuah
bentuk misrepresentasi terhadap figur Ahok karena dalam pemberitaan Ahok
dicitrakan sebagai pemimpin yang tidak berpihak pada nasib warga yang menjadi
korban reklamasi karena sikap Ahok yang begitu sangat memaksakan agar proyek
rekalamsi tetap dijalankan tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan dan
warga yang terdampak. Hal ini masih menunjukkan konsistensi dan gaya
pemberitaan yang dilansir Republika Online yang tetap kritis terhadap kebijakan
Ahok yang dinilai tidak memperdulikan nasib warga.
126
Ideologi Republika masih sangat berperan dalam memposisikan Ahok.
Sebagai media Islam yang mewakili kepentingan ummat Islam terlebih warga
yang menjadi korban reklamasi mayoritas adalah warga muslim yang tingkat
ekonomi menengah ke bawah, karena Proyek reklamasi lebih menguntungkan
pengusaha dan konglomerat.
Pemberitaan di atas menunjukkan Republika Online masih relevan dengan
tagline yang diusung yakni “Jendela Ummat”. Kata “Jedela Ummat” disini
memiliki arti bahwa media ini dikhususkan untuk komunitas muslim agar
memiliki pegangan kebenaran seputar berita keislaman dan umum dan
menjalankan misinya dibidang politik yakni penghargaan terhadap hak-hak sipil
bidang Agama dengan membela, melindungi dan melayani kepentingan ummat
serta dalam bidang hukum menjunjung tinggi HAM.89
Sedangkan Kompas.com dalam teks pemberitan mengenai reklamasi
cenderung lebih pro dan berpihak terhadap Ahok melalui kebijakan yang
dikeluarkan selaku Gubernur DKI Jakarta seperti yang tergambar dalam teks
pemberitaan di Kompas.com yang dipublish pada tanggal 04, April, 2016 berikut
ini:
Pak Ahok Untuk Siapa Reklamasi Jakarta?
KOMPAS.COM- Tanpa ditanyakan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok, tidak sulit menjawab pertanyaan "untuk
siapa reklamasi pantai Jakarta diberikan?". Sejumlah keterangan, fakta, dan data
mengemuka tanpa diminta di dunia yang serba terhubung ini.
Sejak operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
terhadap Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi yang menerima uang Rp
1.140.000.000 dari PT Agung Podomoro Land Tbk (APL), Kamis (31/3/2016),
jawaban atas pertanyaan di atas muncul ke permukaan.
Jawaban pertama dan terutama untuk reklamasi Jakarta yang akan mewujud
dalam 17 pulau itu langsung menunjuk kepada sembilan pengembang.
89
Company Profile Republika Online.
127
Pengembang itu adalah Muara Wisesa Samudra (anak perusahaan APL yang
menyuap M Sanusi), Pelindo II, Manggala Krida Yudha, Taman Harapan Indah,
dan Jaladri Kartika Ekapaksi. Limapengembang ini masing-masing mendapat
izin prinsip atas satu pulau.
Empat pengembang lain adalah Jakarta Propertindo (2 pulau), KEK Marunda (2
pulau), Pembangunan Jaya Ancol (4 pulau), Kapuk Naga Indah (5 pulau). Kapuk
Naga Indah yang mengembangkan lima pulau adalah anak perusahaan Agung
Sedayu Group.
Reklamasi Jakarta dalam wujud 17 pulau ini untuk sementara diberi nama Pulau
A hingga Q. Dilihat dari ketinggian, 17 pulauini akan menyerupai kalung dengan
untaian batu permata dicekungan garis pantai Jakarta sepanjang sekitar 32
kilometer.
Untuk 17 pulau ini, izin prinsip sudah dikeluarkan dalam Peraturan Gubernur No
121 Tahun 2012 tentang Penataan Ruang Kawasan reklamasi Pantai Utara DKI
Jakarta. Peraturan ini ditanda tangani Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada
19 September 2012, atau sebulan sebelum masa jabatannya berakhir.
Namun, peraturan gubernur itu tidak lahir tiba-tiba. Di atasnya adalah Peraturan
Presiden No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Puncak, dan Cianjur.
Peraturan ini ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12
Agustus 2008, atau dua bulan sebelum masa jabatannya berakhir dan maju lagi
dalam Pemilu Presiden 2009 dan terpilih pada periode kedua.
Di atas peraturan presiden ini, ada Keputusan Presiden No 52Tahun 1995
tentang reklamasi Pantai Utara Jakarta. Peraturan ini ditanda tangani
Presiden Soeharto pada 13 Juli 1995, atau pada akhir masa kejayaannya.
Posisi Ahok
Memegang izin prinsip dari Gubernur DKI Jakarta sebagai Ketua Badan
Pengendali reklamasi Jakarta saja tidak cukup bagi para pengembang untuk
mendapat keuntungan. Dibutuhkkan izinlainnnya, yaitu izin analisis mengenai
dampak lingkungan (amdal) dan izin proyek/reklamasi untuk menjemput
keuntungan itu.
Izin terakhir terkait rencana reklamasi ini dikeluarkan Gubernur DKI
Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam bentuk izin proyek/reklamasi atas Pulau
F, Pulau I, Pulau K, dan Pulau G. Izin proyek/reklamasi Pulau F dan Pulau I
ditandatangani pada 22 November 2015. Izin proyek/reklamasi Pulau K ditanda
tangani pada 17 November 2015.
Sementara itu, Pulau G yang dikembangkan APL lewat anak perusahaannya
Muara Wisesa Samudra, izin proyek/reklamasinya ditanda tangani pada 23
Desember 2014.
128
Ahok sebagai gubernur menuangkannya dalam SK Gubernur No 2238 Tahun
2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan reklamasi Pulau G kepada PT Muara
Wisesa Samudra. Oleh pengembang, proyek Pulau G ini diberi nama Pluit City.
Untuk reklamasi ini, Ahok, bahkan saat masih menjabat sebagai Wakil Gubernur
DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo, menyebut sebagai proyek prioritas.
Dalam perjalanan kemudian menjadigubernur, Ahok mengatakan tidak ada yang
salah denganreklamasi. Ahok menyebut banyak negara melakukan reklamasi,
seperti Belanda, Singapura, dan Uni Emirat Arab (Dubai) sebagai pembanding.
Memastikan tidak ada salahnya dengan reklamasi, Ahok mengaku
akan berpegang pada Keppres No 52/1995 Pasal 11 terkait kepentingan
lingkungan, pelabuhan, kawasan pantai berhutan bakau, nelayan, dan fungsi-
fungsi lain.
Kepada pengembang, Ahok menekankan kewajiban pengembangdi 17 pulau
hasil reklamasi dengan mematok 15 persen lahan pulau buatan untuk fasilitas
sosial dan fasilitas umum. Ahok pernah menyebut, proporsi itu akan dipakai untuk
membangun rusun, membangun pompa, dan mengatasi banjir.
Perkara 15 persen kewajiban pengembang ini diatur dalam Rancangan
Peraturan Daerah Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (ZWP3K) dan
Rancangan Peraturan Daerah TataRuang Kawasan Strategis Pantai
Utara Jakarta yang dibahas bersama DPRD DKI Jakarta.
Dari alotnya pembahasan dua raperda ini, KPK mengendus adanya pemufakatan
antara anggota DPRD DKI Jakarta, Agung Podomoro Land Tbk, dan pemerintah
daerah untuk mengubah kebijakan dengan suap. Endusan itu terbukti saat operasi
tangkap tangan oleh KPK.
Usai operasi tangkap tangan, KPK menyebut, perubahan kebijakandari
kewajiban pengembang 15 persen menjadi hanya 5 persenada dalam pengaruh
suap. Suap diberikan pihak pengembang yang akan mendapat keuntungan.
Soal kasus hukum ini, KPK yang bekerja tekun, gigih, dan dalamdiam tengah
mengembangkan. Setelah operasi tangkap tangan, KPK menetapkan Presiden
Direktur Agung Podomoro Land Tbk Ariesman Widjaja sebagai
tersangka. KPK juga mencegah Chairman Agung Sedayu Group Aguan Sugianto
bepergian ke luar negeri. Ini bentuk pengembangan KPK yang mendapat
apresiasi.
Untuk siapa reklamasi?
Di luar proses hukum ini, pertanyaan untuk siapa reklamasi pantai Jakarta
menunggu jawaban. Dengan harga tanah hasil reklamasi yang diperkirakan APL
sekitar Rp 22 juta-Rp 38 juta permeter persegi, warga seperti apa yang sanggup
membeli? Tidak mungkin yang membeli adalah warga yang hendak mencicil
rumah untuk ditinggali.
Sambil mencari jawaban atas pertanyaan ini, ada data terkait rata-rata vonis
penjara koruptor yang terus turun lamanya. Tahun2013, rata-rata koruptor
129
dihukum 2 tahun 11 bulan. Tahun 2014,rata-rata koruptor dihukum 2 tahun 8
bulan. Tahun 2015, rata-rata koruptor dihukum 2 tahun 2 bulan.
Kabar buruk bagi KPK. Sebaliknya, hal ini menjadi kabar baik bagi para
koruptor dan calon koruptor yang saat ini tengah menjadi tersangka di KPK.
Oya, meskipun tidak bisa berkutik ketika dibilang sebagai "Gubernur Agung
Podomoro Land Tbk", Ahok saat ini adalah Gubernur DKI Jakarta.
Meskipun warga DKI Jakarta kerap merepotkan, memberi banyak tuntutan bukan
banyak bantuan seperti Agung Podomoro Land Tbk, Ahok tidak ada tanpa warga
DKI Jakarta yang makin terdesak pinggiran karena melambungnya harga lahan
lantaran dikuasai para pengembang.
Medan Wacana: Dari tulisan berita yang dimuat Kompas.com mengenai
isu reklamasi terlihat kecenderungan bahwa Kompas.com ingin memberikan
penjelasan kepada publik bahwa reklamasi tidak selalu berkaitan tentang Ahok,
berita di atas seolah ingin menepis dugaan yang beranggapan bahwa Ahok
mendapatkan keuntungan besar dari proyek reklamasi. Dukungan terhadap
kebijakan ahok yang mengeluarkan peraturan Gubernur terkait reklamasi justru
dinilai sebagai langkah yang tepat untuk dilakukan. Kompas.com justru ingin
merubah opini publik yang berkembang selama ini dengan menyajikan fakta
bahwa ada pihak-pihak lain yang justru memanfaatkan isu reklamasi untuk
kepentingan pribadi. Beberapa kronologi yang berkaitan dengan kasus korupsi
reklamasi disajikan secara gambling seperti yang telihat dalam kalimat berikut ini:
“Sejak operasi tangkap tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) terhadap Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi
yang menerima uang Rp 1.140.000.000 dari PT Agung Podomoro Land
Tbk (APL), Kamis (31/3/2016), jawaban atas pertanyaan di atas muncul
ke permukaan”
130
Mode Wacana : Pada kalimat narasi berita berikutnya Kompas.com
mencoba memberikan gambaran kepada publik tentang posisi Ahok. Narasi berita
bersifat eksplanatif seperti menepis dugaan publik yang beranggapan Ahok telah
keliru dalam mengeluarkan kebijakan berkaitan tentang reklamasi dengan
menerbitkan Peraturan Gubernur.
Selain itu Kompas.com menggambarkan keberpihakannya pada Ahok
melalui tulisannya yang menyebut bahwa mega proyek reklamasi merupakan
kebijakan yang sudah dipakai dibeberapa Negara maju di dunia. gambaran
mengenai wacana reklamasi yang dipublikasi Kompas.com dapat terlihat melalui
model analisis wacana berikut ini:
Tabel 4.10
Model Analisi Wacana Kompas.com dalam Pemberitaan Reklamasi
Model Analisis Wacana Wacana Media Kompas.com
Pelibat Wacana Didominasi oleh Pengembang Proyek
reklamasi, KPK yang melakukan OTT
dan Anggota DPR M.Sanusi yang
tertangkap menerima suap.
Medan Wacana Reklamasi bukan untuk Ahok melainkan
dimanfaatkan oleh pihak lain untuk
memperoleh keuntungan
Mode Wacana Eksplanatif, dan Persuasif
131
Pelibat Wacana : Wacana yang dibangun Kompas.com dalam isu
reklamasi dengan memunculkan fakta-fakta mengenai korupsi yang terjadi
dengan menyebut nama Muhammad Sanusi politisi Partai Gerindra yang terjaring
dalam operasi tangkap tangan KPK seolah ingin menunjukkan bahwa ada pihak
yang susungguhnya memperoleh keuntungan dari proyek reklamasi sehingga
menepis anggapan bahwa Ahok lah yang ingin mencari keuntungan dalam proyek
besar ini.
Dalam wacana yang dikonstruk Kompas.com mengenai proyek reklamasi
penulis memosisikan Ahok sebagi pihak yang tidak bersalah atas kebijakannya
melakukan reklamasi dan dalam teks Ahok justru diposisikan sebagai pemimpin
yang baik, tepat dalam mengambil kebijakan, dan perduli terhadap warga.
Reklamasi diyakini akan menjadi proyek besar yang akan banyak
memberikan keuntungan kepada masyarakat, selain itu reklamasi juga menjadi
salah satu upaya pemerintah Provinsi untuk memajukan DKI Jakarta agar setara
dengan kota-kota besar di Dunia. Dalam proses kerja redaksi wacana di atas
menunjukkan keberpihakan dan dukungan Kompas.com kepada Ahok terlihat dari
banyaknya pemberitaan yang menjadikan Ahok sebagai Objek pemberitaan yang
tergambar dalam tabel di bawah ini:
132
Tabel 4.11
Judul Wacana Kompas.com dalam Pemberitaan Proyek Reklamasi90
Tanggal Pemberitaan Judul Pemberitaan Kompas.com
04 April 2016 Ahok: Setelah Sumber Waras Gagal
Sekarang Reklamasi Untuk Hajar Saya
02 April 2016 Ahok Pastikan Proyek Reklamasi Terus
Berjalan Meski Ada Kasus Suap
04 April 2016 Pak Ahok, Untuk Siapa Reklamasi
Pantai Jakarta?
Kamis, 21 April 2016 Ahok Tak Tahu Sunny Janjikan
Sesuatu Kepada Sanusi
Selasa 31 mei 2016 Ahok Ingin Tunjuk Jakpro garap
reklamasi pulau G
Selasa 31 mei 2016 Meski kalah di PTUN, Ahok anggap
reklamasi pulau G tak bisa dihentikan
Selasa 31 mei 2016 Ahok Akan tetap lanjutkan reklamsi
meski nelayan menang gugatan
Rabu, 25 mei 2016 Ahok: DKI akan untung ratusan Triliun
rupiah dari kontribusi tambahan proyek
reklamasi
01 juni 2016 Masih ngototnya ahok lanjutkan proyek
reklamasi
04 april 2016 Ahok :yang tak suka reklamasi, kamu
kira ancol itu hasil beranak sendiri itu
tanah?
Senin 4 april 2016 Ini alasan ahok naikkan kewajiban
pengembang reklamasi jadi 15 persen
Sabtu 2 april 2016 Ahok: pulau reklamasi jangan Cuma
diisi orang kaya
20 mai 2016 Ahok buka-bukaan soal kontribusi
pengembang reklamasi teluk Jakarta
Senin 03 april 2017 Saat Ahok ditanya reklamasi untuk
siapa
Rabu, 22 maret 2017 Ahok sebut soeharto cerdas karena
cetuskan reklamasi Jakarta
13 april 2017 Ahok: desain reklamasi bukan dari saya
17 maret 2017 Ahok: pemerintah akan rugi jika
proyek reklamasi dihentikan
April 12 2017 Ahok : soal reklamasi jangan
membohongi
17 maret 2017 Soal reklamasi, ahok bilang biasanya
„pasti banding‟
22 maret 2017 Ahok sebut soeharto cerdas karena
cetuskan reklamasi teluk Jakarta
90
http://www.kompas.com. Diakses pada 27 Mei 2017 pukul 15.34.
133
Dari dua wacana pemberitaan di atas dapat disimpulkan bahwa kedua media
memiliki sudut pandang yang berbeda dalam merepresetasikan Ahok dalam
pemberitaan mengenaik mega proyek reklamasi. Kompas.com menunjukkan
keberpihakannya pada kebijakan reklamasi yang dibuat Ahok dengan
menjelaskan secara terperinci mengenai alasan serta untuk apa dan siapa
reklamasi. Sedangkan Republika Online menggambarkan sikap Ahok yang seperti
ingin memaksakan proyek reklamasi agar terealisasi dan tidak memikirkan
dampak yang ditimbulkan apabila proyek reklamasi direalisasikan.
5. Representasi Ahok dalam Pemberitaan Revitalisasi Kalijodo
Dalam perjalanan karirnya sebagai Gubernur DKI Jakarta Ahok tidak
hanya sering membuat kontroversi karena berbagai kebijakan dan program kerja
yang dijalankan, bahkan beberapa kebijakan yang dikeluarkan berkali-kali
mengalami penolakan karena dianggap tidak memikirkan nasib masyarakat.
Seperti misalnya kebijakan relokasi warga dibeberapa lokasi di Jakarta,
mngeluarkan izin proyek reklamasi dan beberapa kebijakan lain yang pernah
dilakukan.
Namun tidak hanya kenyataannya ada pula kebijakan Ahok yang
direspon baik oleh masyarakat seperti kebijakan revitalisasi Kalijodo, kebijakan
ini mendapatkan banyak tanggapan positif karena keberanian Ahok merubah
wajah Kalijodo yang semula sebagai kawasan komersialisasi PSK menjadi tempat
rekreasi yang dilengkapi berbagai sarana dan prasarana untuk kepentingan
masyarakat.
134
Revitalisasi Kalijodo juga dimuat Republika Online untuk memenuhi
keinginan pembaca yang begitu memiliki ketertarikan besar terhadap pemberitaan
yang berkaitan tentang Ahok, meskipun terlihat bahwa dalam konteks
pemberitaan di atas ROL juga memberikan Apresiasi kepada Ahok yang telah
berhasil merubah lokalisasi Kalijodo menjadi RPRTA dan RTH, namun dari
pengamatan yang dilakukan peneliti dengan melihat jumlah berita terkait isu yang
sama ROL nampaknya kurang tertarik untuk mengeksplore kebijakan Ahok yang
dinilai berhasil.
Berita yang ditulis tidak sebanyak berita-berita lain yang menyoal
kebijakan Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta. meskipun ROL setuju
mengganggap revitalisasi Kalijodo sebagai sebuah keberhasilan Ahok, hal
tersebut tidak lantas merubah posisi dan karakter ROL yang cenderung kontra
terhadap kepemimpinan Ahok dengan tetap mengeluarkan kritik walaupun kritik
yang disampaikan tidak setajam ketika membahas isu lain. Misalnya seperti berita
dibawah ini:
“Setelah Digusur, Ahok Resmikan RTH Kalijodo dan Ingin Bangun Masjid”
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gubernur Pejawat DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) meresmikan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak
(RPTRA) dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kalijodo dan peresmian peletakan
batu pertama Masjid Jami-Al Barokah pada Selasa (22/2). Dalam peresmian
tersebut, hadir pula Mantan Presiden Kelima Republik Indonesia (RI) Megawati
Soekarnoputri, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Sri Adiningsih, Duta
Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumarnayar, Veronica Tan, dan Happy
Farida.
RPTRA Kalijodo dibangun menggunakan dana CSR PT Sinar Mas Land
dengan anggaran senilai Rp 3,6 miliar. Kawasan ini memiliki luas lahan 5.489
meter persegi dan bangunan seluas 1.468 meter persegi. Sebelumnya, kawasan
Kalijodo digusur pada Februari 2016. Penggusuran dilakukan karena kawasan
itu dinilai masuk dalam kawasan terbuka hijau.
135
Ruang publik tersebut memiliki pos pengaduan kekerasan terhadap
perempuan dan anak. Pos tersebut dikelola oleh Pusat Pelayanan Terpadu
Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TPA) dari Dinas Pemberdayaan,
Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi DKI Jakarta yang
bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI dan
LSM.
Selain itu, RTH Kalijodo memiliki luas sekitar 10 ribu meter persegi. RTH
tersebut memiliki sejumlah fasilitas di antaranya skate park, arena bermain
sepeda BMX, outdoor gym, dan toilet untuk penyandang disabilitas.
Menurut Ahok, dana untuk membangun RPTRA ini berasal dari PT Sinar
Mas Land. Meskipun begitu, tanah di atas bangunan RPTRA dan RTH ini tidak
menjadi milik PT Sinar Mas Land. Mantan Bupati Belitung Timur ini
menginginkan dengan adanya RPTRA ini, warga bisa saling mengenal. Masjid
Jami-Al Barokah pun akan dibangun.
"Kami akan bangun masjid dua lantai. Besar. 800 meter persegi dua
lantai. Semoga betul-betul yang di sini tidak tinggalkan shalat lima waktu juga,"
ujar Ahok saat sambutan peresmian RPTRA dan RTH Kalijodo, Rabu (22/2).
Ia berpesan agar para warga masyarakat DKI Jakarta agar tidak
membuang sampah sembarang dan tidak melawan arus saat mengendarai motor.
"Kalau mau demo, jangan injak-injak rumput. Demo harus tertib," katanya.
Dalam acara itu, Ahok meminta maaf apabila DKI Jakarta masih
terendam banjir. Sebab, normalisasi sungai belum selesai. "Saya tahu bapak ibu
repot, tapi titik banjir nggak sampai 80 titik. Zaman masuk sama Pak Jokowi
(ada) 2020 (titik banjir). Tapi jangan buang sampah sembarangan, jangan buang
plastik," ujarnya
Tabel 4.12
Model Analisis Wacana Republika Online dalam Berita Revitalisasi Kalijodo
Model Analisis Wacana Wacana di Republika Online
Mode Wacana Naratif, Eksplanatif
Pelibat Wacana Megawati dan beberapa orang perwakilan
pemerinta baik dalam maupun luar negeri yang
turut hadir dalam peresmian RPTRA dan RTH
136
Kalijodo
Medan Wacana Setelah Gusur, Ahok Revitalisasi kalijodo dan
akan dirikan masjid, dan permintaan maaf Ahok
karena belum selesaikan permasalahan banjir.
Pelibat Wacana : Nama mantan Presiden kelima RI Megawati yang juga
hadir dalam acara peresmian tersebut dihadirkan dalam teks tentulah memiliki
maksud dan menimbulkan interpretasi bagi peneliti, bukan hanya hadir sebagai
pendamping Ahok.
Sosok Megawati dianggap sangat memiliki kontribusi dan pengaruh baik
secara politis maupun ideologis, hal tersebut lantaran jabatannya sebagai ketua
Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mempelopori dukungan
terhadap Ahok dan menjadi kendaraan politik untuk memenangkan kursi DKI
satu, sehingga dalam kebijakan-kebijakan yang dinilai baik PDIP yang
direpresentasikan oleh Megawati ingin ikut mengambil bagian dan menunjukkan
kepada masyarakat bahwa keputusan PDIP mendukung Ahok adalah keputusan
yang tepat.
Selain itu nama istri Ahok Veronica Tan juga dimuat untuk
memperlihatkan kepada publik bahwa sebagai istri Gubernur dirinya juga dekat
dengan masyarakat, selain itu kehadiran dua tokoh lain seperti ketua Dewan
Pertimbangan Presiden yang menjadi perwakilan Pemerintah dan Duta Besar
Singapura untuk Indonesia menunjukkan bahwa program dan kebijakan ini juga
mendapat dukungan dan perhatian Pemerintah baik dari dalam dan Luar Negeri.
Medan Wacana : Pada paragraph terakhir penulis mencoba menyinggung
mengenai persoalan banjir dengan menyajikan data mengenai kinerja pemerintah
137
dalam menangani permasalahan banjir, penulis sepertinya sengaja mengangkat isu
tersebut sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah DKI Jakarta dan khususnya
kepada Ahok yang belum mampu menyelesaikan persoalan banjir Jakarta seperti
pada kalimat berikut :
“Dalam acara itu, Ahok meminta maaf apabila DKI Jakarta masih
terendam banjir. Sebab, normalisasi sungai belum selesai. "Saya tahu
bapak ibu repot, tapi titik banjir enggak sampai 80 titik. Zaman masuk
sama Pak Jokowi (ada) 2020 (titik banjir). Tapi jangan buang sampah
sembarangan, jangan buang plastik," ujarnya.
Mode Wacana : Dalam wacana yang berkaitan dengan dengan
revitalisasi kalijodo menjadi RPTRA Republika Online terlihat berusahan
menyajikan pemberitaan yang berimbang meskipun wacana ini menunjukkan
trend positif Ahok Republika Online tetap menyajikannya melalui bahasa bahasa
kritis. Dalam proses pembuatan berita redaktur sering menerima arahan dan
evalusi melalui rapat kerja redaksi umumnya berkaitan dengan arah pemberitaan
yang harus berimbang Sehingga dalam wacana di terlihat praktik missrepresentasi
figur Ahok yang digambarkan melalui judul berita penggunaan bahasa setelah
digusur menunjukkan stereotip negatif yang mengesankan Ahok sebagai
pemimpin yang kejam, namun pemilihan kata berikutnya “Ahok Ingin Bangun
Masjid” justru merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin yang toleran. Pada
akhir wacana Republika Online tetap menunjukkan sikap kritis yang
merepresentasikan Ahok sebagai Gubernur Jakarta yang belum mampu
138
menyelesaikan persoalan Jakarta. kebijakan ini selajalan dengan prinsip dasar
Republika Online yakni Menyeimbangkan “good news and bad news.”91
Kompas.com merupakan salah satu media yang juga mengangkat
wacana revitalisasi Kalijodo sebagai salah satu bentuk keberhasilan Pemerintah
Provinsi DKI melalui kebijakan yang dikeluarkan Ahok, banyak pemberitaan
Kompas.com yang mengeksplor perubahan Kalijodo pasca dan sebelum Ahok
melakukan revitalisasi. Momentum ini juga sepertinya dimanfaatkan untuk
merubah citra Ahok yang melalui kebijakan sebelumnya sosoknya sering
dipersepsikan negatif oleh publik dengan memilih anggel berita yang
memperlihatkan figur Ahok sebagai pemimpin yang sukses merealisasikan
kebijakan-kebijakan sehingga membuat wajah Ibukota menjadi lebih baik, dalam
teks pemberitaan berikut ini misalnya:
“Groundbreaking” Masjid di Kawasan Kalijodo Ahok DiKawal Ketat
JAKARTA, Kompas.com – Setelah meresmikan Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Gubernur
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melaksanakan groundbreaking atau
peletakan batu pertama pembangunan Masjid Jami Al-Mubarokah.
Lokasinya tepat di seberang RPTRA Kalijodo, Jakarta Barat. Berdasarkan
pantauan Kompas.com, pria yang akrab disapa Ahok tersebut dikawal ketat oleh
personel kepolisian saat groundbreaking.
Dia dikawal ketat mulai dari RPTRA Kalijodo hingga berjalan
menyeberang ke lokasi groundbreaking pembangunan Masjid Al-Mubarokah.
Ahok yang berjalan bersama Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah,
Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi, dan pejabat lainnya itu sempat membuat
arus lalu lintas di sekitar lokasi padat merayap.
Sebab, warga setempat banyak yang mengejar Ahok dan rombongan dari
Kalijodo hingga lokasi groundbreaking masjid.
91
Company Profile Republika Online
139
Setibanya di lokasi, Ahok langsung mengambil batu kali dan meletakkannya ke
dalam pondasi bangunan. Berturut-turut setelah Ahok, Saefullah dan Anas juga
meletakkan batu di sana.
Peletakan batu itu dilakukan menjelang magrib. Lantunan ayat suci begitu
terdengar dari pengeras suara masjid yang letaknya tak jauh dari lokasi.
Setelah meletakkan batu, Ahok dan rombongan diajak melihat-lihat desain yang
tergambar dalam sebuah spanduk yang terpasang di tembok.
Barulah, adzan Maghrib berkumandang saat itu. "Kami akan bangun
mesjid dua lantai, (luasnya) 800 meter persegi. Saya mau peletakan batu
pertama," ujar Ahok, saat menyampaikan sambutan dalam peresmian RPTRA
Kalijodo, Jakarta Barat, Rabu (22/2/2017).
Ahok berharap, setelah ada masjid yang bisa menampung ratusan jemaah
ini, masyarakat yang tengah berkunjung ke Kalijodo tak lupa menjalankan shalat.
"Kami ingin orang datang ke sini (Kalijodo) tidak tinggalkan shalat lima waktu,"
kata Ahok.
Medan Wacana : Teks berita di atas tidak hanya memaparkan berbagai
keberhasilan yang telah dilakukan Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta, dari judul yang dipilih Kompas.com telihat ingin merepresentasikan Ahok
sebagai pemimpin moderat yang juga perduli terhadap kepentingan umat Islam
meskipun dirinya berasal dari kalangan non muslim. berita tersebut dapat menepis
dugaan masyarakat yang sering menganggap bahwa kebijakan Ahok acap kali
bertentangan dengan kepentingan kelompok muslim. Seperti yang diperlihatkan
dalam petikan teks berita berikut:
“Ahok berharap, setelah ada masjid yang bisa menampung ratusan jamaah
ini, masyarakat yang tengah berkunjung ke Kalijodo tak lupa menjalankan
shalat."Kami ingin orang datang ke sini (Kalijodo) tidak tinggalkan shalat
lima waktu," kata Ahok.
Kalimat ini ditulis untuk menjelaskan kepada publik bahwa meskipun
berbeda Agama Ahok peduli terhadap kepentingan umat Islam. Selain itu,
140
beberapa keberhasilan Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta juga
disebut. Dalam teks berita penulis merepresentasikan sebagai pemimpin yang
toleran dan sukses merubah wajah Jakarta melalui berbagai kebijakannya melalu
bahasa-bahasa yang lebih menggugah sisi kemanusiaan. Seperti yang tampak pada
model analisis wacana berikut:
Tabel 4.13
Model Analisis Wacana Kompas.com dalam Berita Revitalisasi Kalijodo
Model Analisis Wacana Wacana pemberitaan Kompas.com
Mode Wacana Hiperbolis, Naratif
Pelibat Wacana Saefullah (Sekda), Anas Efendi (Walikota Jakarta
Barat) dan Pejabat Pemda lainnya mendampingi
Ahok dalam acara “Groundbreaking”
Medan Wacana Proses Peletakan batu pertama pembangunan
masjid Al Mubarok di kawasan RPTRA kalijodo
Pelibat Wacana : Saefullah yang merupakan Sekertaris Daerah serta
Anas Effendi yang hadir dalam acara tersebut merupakan bentuk dukungan dari
jajaran Pemerintah daerah dan Pemerintah setempat terhadap program revitalisasi
kalijodo yang dilakukan Ahok.
Sosok Ahok digambarkan dalam berita di atas sebagai orang yang
memiliki daya tarik sehingga mendapatkan sambutan yang sangat antusias dari
pengunjung yang hadir. Penulis juga memapilkan sebagai figur yang begitu
perduli sangat menghargai kepentingan umat Islam.
Mode Wacana : Selain itu, Berita diatas ditulis menggunakan gaya
penulisan berita Features yang terkesan lebih humanis, sehingga penulis berita
141
dapat dengan sangat halus merepresentasikan Ahok dari sisi yang kemanusiaan
sehingga lebih mudah menyentuh simpati publik, meskipun terlihat beberapa
kalimat diekspresikan berlebihan. Misalnya dalam kalimat “Sebab, warga
setempat banyak yang mengejar Ahok dan rombongan dari Kalijodo hingga
lokasi groundbreaking masjid.
Wacana di atas secara gamblang merepresentasikan Ahok sebagai
pemimpin yang sukses melalui kebijakan revitalisasi kalijodo sehingga merubah
wajah Ibukota menjadi lebih baik. Dalam proses produksi berita terutama
berkaitan dengan wacana kepemimpinan non muslim, gaya pemberitaan
Kompas.com lebih terlihat humanis karena kebijakan redaksi melarang
penggunaan kalimat destruktif dan provokatif hal tersebut merupakan refleksi dari
pandangan politik Kompas yang menganut pandangan politik “sekuler” yang
berarti bahwa urusan politik tidak boleh kena campur tangan agama.92
C. INTERPRETASI PENELITI
Dalam melihat beberapa wacana yang dihadirkan media dalam menyikapi
kepemimpinan Ahok peneliti melihat bahwa masing-masing media baik
Kompas.com dan Republika Online memiliki model pemberitaan yang jelas
berbeda. Kompas.com misalnya dalam merepresentasikan kepemimpinan Ahok
selama menjadi Gubernur DKI Jakarta lebih menggunakan pendekatan yang lebih
berpihak pada Ahok.
Hal tersebut terlihat dari berita yang ditulis dari lima wacana yang peneliti
analisis mayoritas berita yang ditulis Kompas.com merepresentasikan Ahok
92
Robert Audi, Agama dan Nalar Sekuler dalam Masyarakat Liberal. Terj. Yusnadi,
Aden Wijdan. Yogyakarta: UII Press, h.48.
142
sebagai Pemimpin yang ideal yang pantas memimpin DKI Jakarta wacana
tersebut direpresentasikan melalui bahasa-bahasa diplomatis yang
menggambarkan figur Ahok sebagai pemimpin yang sukses membawa perubahan
di Ibukota dalam teks pemberitaan yang dimuat. Kompas.com menyajikan berita
yang menunjukkan trend positif terhadap kepemimpinan Ahok.
Faktor ideologi menjadi salah satu alasan yang paling kuat bagaimana
kepentingan media dihadirkan dalam teks pemberitaan. Meski tidak secara
implisit mengisyaratkan dukungan kepada Ahok, ideologi sekuler yang menjadi
pandangan politik Kompas.com menjadi doktrin bagi pekerja media untuk tidak
lagi melihat figur pemimpin berdasarkan SARA, sehingga membuat figur
pemimpin non muslim seperti Ahok mendapatkan ruang publikasi yang luas
melalui berita yang dikonstruk Kompas.com.
Dalam model penulisan berita tentang kepemimpinan Ahok Kompas.com
menghindari bahasa-bahasa provokatif, pandangan ini yang kemudian semakin
membuat corak pemberitaan di Kompas.com terlihat lebih jelas berpihak pada
figur dan kebijakan Ahok, sehingga dalam teks berita Kompas.com kebanyakan
hanya menggambarkan figur Ahok dalam konteks positif.
Untuk itu sulit menepis opini publik yang berkembang bahwa
Kompas.com lebih berpihak kepada Ahok karena dalam teks pemberitaan
Kompas.com pasif mengkritisi kepemimpinan Ahok.
Hal berbeda justru ditunjukkan Republika Online yang sejak awal
konsisten menolak pemipin non muslim. Republika secara transparan menyajikan
pemberitaan yang berimbang dengan bahasa ktitis sesuai dengan karakter media
mereka yang mewakili kelompok muslim.
143
Dari kelima wacana yang dihadirkan nampak secara jelas konsistensi sikap
yang ditunjukkan Republika Online dalam mengkonstruk wacana kepemimpinan
non muslim sebagai representasi dari ideologi media mereka. Hampir tidak ada
satu pun berita yang yang dimuat Republika Online di atas yang
merepresentasikan Ahok sebagai pemimpin ideal, meskipun ada kebijakan Ahok
yang mendapat respon positif, frame yang ditampilkan Republika tetaplah
mengevaluasi kebijakan tersebut dengan bahasa-bahasa sindiran dan kritis. Ini
menujukkan Republika Online berani mengambil sikap dan tetap
mempertahankan ideologi mereka sebagai media Islam.
Meski kedua media mengklaim bahwa pemberitaan yang tulis sudah
berimbang faktanya para pekerja media belum mampu terlepas dari berbagai
pengaruh dan kepentingan yang datang baik dari dalam maupun dari luar media
hal tersebut yang menjadikan berita sulit dikatakan berimbang. Masing masing
media masih membawa ideologi medianya untuk merepresentasikan wacana yang
dikonstruksi kepada publik.
Terlepas dari berbagai kepentingan yang melatar belakangi apupun motif
yang menjadi alasan bagi media untuk merepresentasikan wacana dalam teks
pemberitaan haruslah mengutamakan kaidah-kaidah penulisan berita yang sesuai
dengan kode etik dan profesionalisme jurnalis. Sehingga berita yang disajikan
benar-benar dapat mencerdaskan pembaca. Selain itu, media juga harus memiliki
pandangan dan ideologi yang tidak berseberangan dengan kepentingan bangsa dan
Negara agar perannya sebagai pilar demokrasi tetap dapat bejalan sesuai dengan
cita-cita proklamasi.
144
Faktanya hari ini kita masih melihat jurnalis belum sanggup berdiri di atas
kebenaran yang diyakini, media masih sangat sulit bersikap independen dalam
menyajikan pemberitaan, dominasi kepentingan justru lebih ditonjolkan. Sehingga
media hanya dijadikan alat bagi pemilik kepentingan untuk dapat meligitmasi
tujuannya.
Jika yang lebih diutamakan adalah kepentingan golongan atau
organisasi tertentu maka sulit bagi kita untuk melihat objek pemberitaan secara
berimbang jika yang menjadi subyek berita justru bukanlah hal-hal yang
bersinggungan dengan kepentingan masyarakat. Media harus bersikap kritis
namun tidak provokatif, harus objektif dan konstruktif dalam pengertian tidak
menginterpretasikan objek berita secara berlebihan sehingga dapat mempengaruhi
netralitas dalam teks pemberitaan.
Organisasi media juga harus memberikan ruang dan kesempatan bagi
setiap pekerja media untuk dapat menjunjung tinggi aspek profesonalitas dan
idealismenya agar masa depan industri media tidak hanya milik mereka yang
memiliki kekuatan secara ekonomi dan politik tetapi menjadi milik mereka yang
professional dan idealis sebagai literasi bagi masyarakat agar dapat menjadikan
media sebagai salah satu sumber informasi terpercaya.
145
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis wacana berita tersebut peneliti dapat melihat bahwa ada
faktor yang memiliki kontribusi sehingga kedua media baik Kompas.com
dan Republika Online merepresentasikan kepemimpinan Ahok secara
berbeda. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian di atas adalah sebagai
berikut:
1. Fakor ideologi masih menjadi faktor yang cukup memiliki kontribusi
dalam membangun persepsi pekerja media mengenai topik dan objek
pemberitaan. Namun seberapa besar kontribusinya tergantung pada
posisi dan peran pekerja media, pada level reporter ideologi tidak
memiliki kontribusi yang cukup kuat karena rutinitas dan kerja
organisasi media memberikan kebebasan untuk dapat menjunjung
tinggi idealismenya masing-masing, sedangkan pada level seorang
Editor Ideologi menjadi salah satu panduan dalam mengkonstruk
wacana dan topik dalam sebuah pemberitaan mengingat posisi editor
sebagai “gatekeeper” maka keduanya baik dianggap menjadi faktor
yang paling memiliki kontribusi dalam menentukan wacana
pemberitaan dalam institusi media.
2. Berdasarkan pemberitaan yang dinalisis pada sistus berita Kompas.com
dan Republika Online keduanya memiliki strategi penggunaan mode
wacana berbeda dalam merepresentasikan Ahok Kompas.com lebih
banyak menggunakan kalimat eksplanatif dan deskriptif sedangkan
146
dalam topik pemberitaan yang menunjukkan sentimen negatif terhadap
Ahok sementara untuk pemberitaan yang menunjukkan trend positif
Kompas.com justur lebih menggunakan pendektan humanis dengan
memilih menggunakan bahasa naratif dan hiperbolis sedangkan
Republika Online terlihat lebih konsisten dalam hal penggunaan gaya
bahasa lebih banyak merepresentasikan Ahok melalui kalimat
deskriptif, eksplanatif dan naratif dalam setiap topik pemberitaan baik
yang menunjukkan citra positif maupun negativ sehingga pemberitaan
terlihat lebih berimbang.
3. Dalam konteks pemberitaan yang memiliki sentimen negatif pelibat
wacana yang dihadirkan Kompas.com adalah mereka yang memiliki
hubungan secara historis dan politis terhadap wacana yang diberitakan
sedangkan Republika Online lebih banyak menghadirkan tokoh-tokoh
yang memiliki keterkaitan dalam konteks politis.
4. Dalam medan wacana pemberitaan Kompas.com merepresentasikan
Ahok sebagai sosok yang tegas, memiliki kepribadian yang ramah, taat
terhadap aturan hukum dan anti korupsi, berpihak dan peduli terhadap
rakyat serta merupakan sosok pemimpin yang toleran. Sedangkan
Republika Online merepresentasikan Ahok sebagai Pemimpin non
muslim meskipun demikian Ahok dinilai sebagai pempin yang
memiliki konsep kebijakan yang bagus dan memiliki kepedulian,
bersih dari praktek korupsi, menunjukkan sikap toleransi namun disisi
Republika Online memberikan stereotip dengan mencitrakan Ahok
sebagai pemimpin yang arogan.
147
B. Saran
Sebagai media yang memiliki fungsi tidak hanya mempengaruhi tetapi
juga sebagai sarana edukasi media hendaknya menunjukan kinerja
professional dan tanggung jawab sosial dengan menyajikan informasi
secara berimbang. Meskipun sulit melepaskan diri dari berbagai
kepentingan yang datang baik dari dalam maupun dari luar media
seharusnya tidak membuat pekerja media mengabaikan substansi
dalam pemberitaan yang menjadi konsumsi khalayak.
Ini alasan pentingnya sebuah media memiliki komitmen dan ideologi
yang sejalan dengan tujuan dan fungsi dari kehadiran media di tengah
perkembangan demokrasi dan teknologi yang semakin pesat. Agar
media tidak kehilangan kepercayaan publik dan tetap menjadi salah
satu agen perubahan sosial melalui kebenaran informasi yang sejuk,
berimbang, tidak memihak serta tidak bersikap provokatif.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Andi Faisal Bakti, dkk, Literasi Politik dan Konsolidasi Demokrasi, (Ciputat, Churia
2012), h.117.
Alex, Sobur. Analisis Teks Media. (Bandung : Remaja Rosda Karya.2009), h.88.
Aliah Darma. Analisi Wacana Kritis, (Bandung: Yayasan Widya bekerja sama
dengan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra UPI.2009), h.51.
Arif Punto Utomo. Republika 17 Tahun Melintas Zaman (Jakarta: Republika,
2010), h. 79.
Badara Aris. Analisis Wacana (Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana
Media.2012). Jakarta. Kencana Prenadamedia Group, h.72.
Brad Schultz. Broadcast News Producing (London: Sage Publications.2005),
h.134.
Branston dan Stafford. 1996 The Media Student’s Book. (New York, N.Y.:
Roudledge.1996), h.78.
Bungin, Burhan, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya. Airlangga University
Press. 2003), h.153-154.
Creswell, Jhon W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010), h. 267-268.
David T Hill. The Press in Order Indonesia 2nd
. Terjemahan, (Jakarta. PT.
Pustaka Sinar Harapan. 1995), h.126.
Denzin, Norman K. & Yvonas S. Lincoln. Handbook of Qualitative Research.
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2008), h. 279-280.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.2000), h.131.
Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Citra
Aditya Bakti.2003), h.47.
Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta.
LKis.2001), h.25.
Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, ideology, dan Politik Media (Yogyakarta:
LKiS, 2002), h.20.
Eriyanto. Analisis Wacana. Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta.
LKis.2006), h.116.
Eriyanto. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi
dan Ilmu-Ilmu sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
2011), h.4.
Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. (Jakarta:Garanit.
2004), h.74.
Heriyanto Gun gun. Komunikasi Politik Di Era Industri Citra. (PT.Lasswell
Visitama, 2010) , h. 91.
Hinca IP Panjaitan dan Amir Effendi Siregar. Menegakkan Kemerdekaan
Pers:”1001” Alasan, Undang-Undang Pers Lex Specialis, Menyelesaikan
Permasalahan Akibat Pemberitaan Pers, SPS. Jakarta h.149-152.
Jhon M. Echols dan Hasan Sadily, English Indonesian dictionary
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.2000), h.360.
Kriyantono Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta, Kencana
Prenadamedia Group. 2006), h.263.
Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2008), h.231.
Magnis-Suseno F. Berebut Jiwa Bangsa. (Jakarta : Buku Kompas.2007) h,185.
Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
(Jakarta. Kencana Prenada Media Group 2008), h. 258.
Morisan, dkk. Teori Komunikasi Massa (Bogor: Ghalia Indonesia.2010), h.48.
Moleong, J. Lexy. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2006), h. 6
Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Mediating The Massage.( New
York,Longman Publisher: 1996), h.60.
Pambayun, Ellys Lestari. One Stop Qualitative Research Methodology In
Communication. (Jakarta : Lentera Ilmu Cendikia.2013), h. 24-25.
Robert Audi, Agama dan Nalar Sekuler dalam Masyarakat Liberal. Terj.
Yusnadi, Aden Wijdan. (Yogyakarta: UII Press.2002) h.48.
Ripangi Arip, Sisi Lain Ahok (Perjalanan Hidup, Karir dan
Keluarga),(Yogyakarta, Glosaria Media, 2013). h.79.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung :
Alfabeta. 2009), h.15.
Stephen W. Litlejhon dan Karen A. Foss, Theories of Human Communication,8th
ed.(Belmont:Thomson Wadsworth. 2005), h.281.
Udi Rusadi M.S. Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode. (Jakarta, PT.
RajaGarfindo Persada. 2015), h.85.
Yunus, Syarifudin. Jurnalistik Terapan. (Bogor: Ghalia Indonesia. 2010), hal. 27.
Zaenuddin HM, The Journalist, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.7-9.
B. INTERNET
TribunNews.com. “Ahok Dominasi Pemberitaan di Media Anies Paling Sedikit.”
2016 Diakses pada 03 November 2016.
http://megapolitan.Kompas.com/read/2016/02/15/08472851/.Jika.Hari.Ini.Pilgub.
Jakarta.Ahok.Pemenangnya. Diakses pada 25, Oktober 2016.
http://www.republika.co.id/page/about.Diakses pada 15 Januari 2016 pukul 14.20.
http://inside.Kompas.com/about-us. Diakses pada 10 Januari 2017 pukul 15.08.
http://inside.Kompas.com/about-us. Diakses pada 20 Januari 2017 pukul 12.35.
http://m.republika.co.id. Diakese pada 05, Januari 2017 pukul 09.48 WIB.
http://www.kompas.com. Diakses pada 10 April 2017, Pukul 16.20 WIB.
C. SUMBER LAIN
Anang Santoso. Jejak Halliday dalam Linguistik Kritis dan Analisis Wacana
Kritis. Artikel Jurnal Bahasa dan Seni Tahun 36, Nomor 1, Februari 2008, h.2.
Company Profile Republika.
Company Profile Kompas.com.
NI Luh Ratih Maha Rani, “Preferensi Opini Publik dalam Media Online
(Preferensi Opini Publik terhadap Citra Ahok dalam Lipsus Kompas.com tentang
Penertiban PKL Pasar Tanah Abang, Bulan Juli 2013).
Muhlis, “Politik Identitas dalam Iklam Politik dipilkada DKI Jakarta 2012.
“Thesis Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 2013.
Wawancara Pribadi dengan Redaktur Pelaksana Republika Online, Angga di
Kantor Republika, Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Maret 2017 pukul. 14.05
WIB.
Wawancara dengan Kepala Desk Nasional&Politik Fidel Ali di Kantor
Kompas.com, Palmerah Jakarta Barat Pada Kamis 14 April 2016.
Wati, Lina. “Representasi Perempuan dalam Media Massa (Analisis Wacana
Kritis Tersangka Pelaku Korupsi Angelina Sondakh, Nunun Nurbaeti dan
Miranda Goeltom dalam Koran Republika dan Tempo).” Thesis S2 Ilmu
Komunikasi Universitas Mercu Buana, 2013.
1. Transkrip Wawancara dengan Kepala Desk Megapolitan Kompas.com
Saya Fidel Ali saya kuliah di Universitas Padjajaran ambil ilmu pemerintahan,
sebelum di kompas.com saya pernah perusahaan ritel di perusaan ritel saya 2,5
tahun disana, kemudian di media itu pertma kali di media Indonesia di media
Indonesia itu lima tahun, kemudian saya lanjut ke Jakarta globe Jakarta globe itu
juga media cetak harian itu setengah tahun disana baru hijrah kesini tahun 2014
sampe sekarang masih di kompas.com. pertama masuk ke kompas.com saya di
desk Nasional di news kemudian di desk megapolitan sampai sekarang.
Saya kepala desk editor dari megapolitan.
Ya karna kita perusahaan media dan kita bergerak di media online ahok itu kan
seorang news maker, news make itu bisa macem-macem bisa seorang artis,
pejabat dan kebetulan pak ahok itu kan dia seorang pejabat dan dia seorang
nomer satu di DKI sebagai gubernur . Otomatis selain dia sebagai news maker dia
sebagai kepala pemerintahan di Jakarta menjadi daya tarik tersendiri juga bagi
pembaca gitu bukandari kita tapi dari pembaca karna kita kan melihatnya pembca
pengen tahu apa si tentang Jakarta. disisi lain kan ahok ini kan dia gubernur apa
yang diucapkan itu bisa saja direalisasikan bisa aja engga kadang apa yang
diucapkan bisa jadi kebijakan. Nah sebagai kepala pemerintahan ahok ini sangat
menarik untuk kita angkat kata kata nya dia tindakan-tindakannya dia kebijakan
kebijaknnya dia sangat menarik untuk diketahui oleh orang karena warga Jakarta
ini interesnya tinggi terhadap kehidupan mereka di Jakarta apa soal solusi
kemacetan terus ada inovasi-inovasi apa di DKI ini yang kita sajikan ke
masyarakat terlepas dari kontorversinya dia kita menyajikannya dengan gaya
media online.
Sudah.
Saya pernah bertemu rame rame pernah ngobrol juga sama pak ahok, ahok itu kita
kalo sama media orangnya blak blakan ya memang sudah karakternya seperti itu
dan tipikal orang yang pekerja keras, dia tuh eksekutor untuk dia puny aide
langsung dia terrapin, jadi tipikal orang yang menurut saya itu ingin bergerak
terus atau ingin kerja terus gitu, jadi kalo ngobrol sama kita tuh pragmatis cepet
apa yang mau diomongin cepet tek..tek..tek.
Nah,kalo misalnya soal ukuran berita kita juga agak menyeimbangkan karena ga
semua yang diucapkan itu harus kita naikin karena kita tau juga bhwa sebagai
media kita harus mengkritik pemerintah jadi misalnya dia mewacanakan kaya
pasukan merah ni kaya sekarang yang lg diwacanakan.saat ini kan dia sebagai
petahana dan kita sadar betul kalo misalnya petahana ini pasti punya kelebihan
kelebihan dibandingkan calon lain nah kita bandingin misalnya dia ngomong ini
ya kita bandingin dengan calon lain nanti kita seimbangkan seperti apa kemudian
kita gak pengen terlalu mengekslpor soal wacananya dia karena bisa jadi itu kan
bisa jadi kampanyenya dia itu pas dia jadi petahana, kalo pas sebelum dia
mengikuti pilkada kita juga berusaha bagi baginya dengan menanya ke DPRD
DKI karna kan secara pemerintahan ahok ini kan dia harus konfirmasi juga ke
DPRD apa yang menjadi kebijakan yang dikeluarkan harus konsultasi ke dprd
supaya nanti kebijakannya bisa jalan nah itu yang kita coba seimbangkan agar
semua omongan dia itu harus kita buat.
Tinggi, betul.
Kalo kita berkiblat kepada, media online itu kan kiblatnya ke page view berita
yang dibaca orang tuh berapa bnyak misalnya kalo kita berkiblat kesitu harusnya
kita menggali terus soal ahok Cuma karena kita ingin azaz keseimbangan kita gak
pengen kita terlalu mengeksplor ahok, kalopun kita mau eksplor kita eksplor apa
sih ide yang dia buat ya kaya tadi misalnya soal pasukan merah pasukan pasukan
warna ini kira kira apa aja yang diimplementasikan oleh pemprov DKI kita kritisi
misalnya ada punlinya kan proses rekrutmennya kah terus kehidupan mereka
seperti apa jadi kita ga menyajikan full gitu mengenai dia terus kita cari kita ktitisi
misalnya ada celah yang bisa dimanfaatkan misalnya kaya pungli itu ya kita
beritakan seperti itu jadi ga semua melihat secara page view kita menggali lebih
mendalam.
Ga jadi patokan meskipun itu jadi salah satu salah satunya pertimbangan kita oh
ni ahok ngomong gini bagus nih yg baca bnyak itu jadi pertimbangan kita tp kita
cara menyajikannya aja ga pengen itu terlalu di running di terus terusin kita gali
lebih dalam lagi kaya itu tadi soal pasukan warna.
Iya itu udah lumrah editorial ya kaya gitu ya biasanya si dari kepala desk klo
pimred itu dia jarang menginstruksikan kecuali memang lagi ada isu isu yang
menurut pimred itu ini kita harus nya begini gini gini, klo dari kebijakan di desk
megapolitan itu adalah wewenangnya kepala desk kepala desk nanti yang akan
mengarahkan coba tanya ahok soal ini kemaren dia ngomong soal pasukan merah
kenapa nyiptainnya pas lagi pilkada.
Dari kepala desk dan dari editor editor lain juga bisa ngasih tau tau ngasih arahan
itu bisa menjadi isu utama tapi kan si reporter dilapangan sebenernya lebih tau apa
yang harus mereka buat apa yang harus mereka running cumin biasanya dari
kantor dari editor kepala desk kita ngasih arahan ini yang lagi pengen kita anggkat
gitu meskipun yang dilapang itu pasti punya perkiraan sendiri pengen ngebuat
arahan lain misalnya ah pasukan merah gini gini pak gimana kita ganti yang lain
gapapa itu kemauannya si reporter jadi kita ga ngebatasin cumin mengarahkan aja
ini yang lagi menarik seperti ini.
Terserah, misalnya lagi rame pasukan warna yaudah gali terus gitu, nanti kan
reporter punya gaya sendiri kan.
Ada ada, Kalo media online kan memang butuh banyak asupan berita ya karna
kan harus ngisi time line untuk memenuhi kepuasan masyarakat wah ada
variaasinya itu rata-rata delapan samapai sepuluh berita tiap reporter.
Belum tentu, belum tentu karna ada beberapa yang misalnya tuh belum
memenuhi apa ya, belum memenuhi standar jurnalistik gitu misalnya belum ada
konfirmasi atau datanya ada yang salah atau tulisannya masih belum layak untuk
kita hold dulu.
Ya ga kita naikin karena media online itu kan ada jejak digitalnya klo kita naikin
nti orang bisa lihat kalo koran kan dia jelas fisiknya kalo di online ka nada jejak
digitalnya jadi orang bisa lihat oh pernah ada berita ini nih ternyata misalnya
tidak terkonfirmasi lah, ternyata salah nya ada yang salah nah kita harus hati-hati
banget.
Kalo breefing itu biasanya sebulan kita dua kali itu ngumpul seluruh reporter
dikumpulin tapi kalo untuk harian karena sekarang ada group wasttup ya jadi di
wasstup kita koordinasi disitu aja pagi-pagi sama sore aja.
Kita ngomongin misalnya ada kebijakan kantor kantor sedang membuat dari
redaksi dari pemred ngeluarin eksekusi gini gini gini itu nanti kita turunin ke
reporter nanti dilapangan kalian begini ada kebijakan baru dari kantor membuat
berita lebih adem misalnya jangan manas-manasin jangan memprovokasi kita
bikin berita yang adem aja salah satunya itu jadi misalnya kalo ada kebijakan dari
redaksi kita turunin ke bawah seperti itu. Kalo yang harian kan paling yang kita
bahas soal isu isu terkini aja sama untuk lebih mengarahkan reporter untuk
misalnya lagi rame apa kita coba running.
Kalo misalnya reporternya itu udah bepengalaman ya udah lama kalo masih baru
kan dia masih harus bolak balik ke kantor kalo reporter yang sudah tetap dan
berpengalaman dia prosesnya itu dia kalo dia ngepost kalo ngepost kan berarti dia
punya wilayah kerja misalnya di bale kota di wilayah bale kota misalnya dia akan
stay disana dia akan menggali berita khusus untuk megapolitan di Jakarta isu isu
di Jakarta dia konfirmasi kepada pejabat berwenang misalnya soal KTP E KTP
ini kan bnyak yang belum dapet kan bnyak yang masih dapat suket nah itu nanti
dari kelurahan ada input kita tanya ke capil pemprov DKI nah itu nanti yang akan
bertanggung jawab adalah reporter yang ada di post sana gitu nanti dia yang akan
menggali informasi-informasi untuk dibuat kemudian dia ngirim dia ngetik dia
kirim setelah dia ketemu narasumbernya dia ketik dia kirim.
Engga, langsung jadi misalnya dia dapet isi artikelnya yang dibuat langsung dia
kirim dia kirim ke basket kita, basket itu kumpulan berita dari reporter itu, baru
nanti setelah itu ada editor editor yang akan mantau oh ini ada yg baru nih dari
megapolitan baru nanti diambil terus di edit setelah itu baru tayang klik tayang
baru tampil di halaman Kompas.com.
Ya kita, berita dari si reporter ga akan langsung naik ada proses editingnya
Kalo kurang kita akan mencari informasi ke reporter coba kamu telepon telepon
follow up isu yang kemarin gitu zaman sekang kan kadang si reporter ini
kehabisan berita nah kita minta dia untuk follow up isu dengan cara menelpon
karena keterbatasa waktu yaudah kamu konfirmasi misalnya tlpn lurah kemaren
ada keluhan dari warga coba telepon lurahnya nah di tlpn gitu.
Ya minimal delapan.
Ya kita biasanya kalo ada peristiwa besar seperti itu kita rapat dulu kita rapat
untuk gaya berita kita misalnya aksi besar 212 kemarin itu kita minta supaya
reporter ga memberitakan hal-hal yang tidak perlu misalnya sampah yang
berserakan misalnya tentang orang yang memprovokasi itu ga usah kita beritakan
yang dirasa bikin memanas sesuatu nah dan reporter pun karna kita ini kemaren-
kemaren sempet ada masalah ya kompas itu kan di cap sama kelompok kelompok
tertentu gimana nah kita punya kebijakan waktu itu jangan terlalu menonjolkan
diri karena kita khawatir beberapa kali dari kompas tv diserang oleh sekelompok
orang nah itu kita khawatir terhadap keselamatan sama si reporter ini jadi jangan
terlalu menonjolkan diri tetep biasa aja di lapangan gitu itu yang kita bahas sehari
sebelum aksi kalo ada peristiwa besar kita breefing dulu.
Sejauh ini kita belum mengupayakan secara hukum ya karena kita lebih pada
upaya difensip aja mengindari jangan sampe ada wartawan kita reporter di
lapangan itu kena intimidasi atau kena criminal atau yang lain pemukulan atau
penganiayaan kita menghindari itu tapi kalo misalnya itu sudah diluar batas kita
akan proses secara hukum gitu.
Ya itu tadi karena memang agak sulit dihindari ahok ini maju di pilkada dan dia
petahana seperti yang saya bilang tadi kelebihannya ahok ini dia petahana jadi dia
berbicara sesuai dengan apa yang sudah dia lakukan dan dia news maker salah
satu yang bikin berita dia dibaca orang karena dia itu news maker dan dia adalah
pejabat yang lagi maju di pilkada jadi memang banyak pembaca yang lebih
tertarik ke sana dan kalo kita search di google juga di google analitik atau di
google search kata kata ahok itu kan paling sering di cari oleh orang nah itu salah
satu poin kita untuk melihat oh iya ahok ini banyak yang nyari tapi kalo secara
keberimbangan pas pilkada ini kita selalu memberikan porsi yang seimbang
dengan calon lain misalnya seperti kemaren pas putaran pertama ada agus sama
anis kan ini kita seimbangkan misalanya agus ada kampanye kemana itu harus
diliput karna ahok diliput agus diliput anis pun harus diliput jadi semuanya itu kita
kasih porsi.
Sama,sama berimbang semua meskipun ternyata agus ga dibaca sama orang
mungkin orang lebih tertarik liat beritanya ahok jadi yang paling sering oleh orang
jadi itu yang paling banyk di di share image nya kita lebih banyak ke ahok
padahal mah agus anis itu kita berimbang semua itu bahkan kita nempel reporter
nempel ke pasangan calon lain, nah juga nh udah putaran kedua. Putaran kedua
ada istrinya ahok kampanye kita juga minta supaya istrinya anis harus diliput jadi
kita ga berat sebelah menyeimbangkan dengan porsi yang sesuai meskipun
ternyata pas dibuat beritanya ahok yang baca ternyata lebih banyak nah itu yang
menyebar yang di share dan poin lain lagi tuh karna ahok itu petahana jadi ketika
kita nanya kebijakan dia yang dulu pak soal pasukan warna gini gini gini dia bisa
ngomong kalo kita tanya itu ke anis gak akan cocok kan karena dia blm menjabat
dan dia sebelumnya bukan pejabat di DKI juga gitu.
Ya itu yang makanya saya agak heran, banyak jangankan publik ya orang lain pun
suka nanya ini ko kompas.com banyak berita tentang ahok gini gini gini berarti
gak baca yang lainnya gak baca berita anis berita-berita anis kalo boleh dibilang
Seimbang, seimbang.
Oh engga kita engga sampe segitunya kita gak akan membuat.
Konteks berimbangnya itu dua dua nya ini di cover. Dua dua nya di cover nanti
reporter yang bersangkutan yang dilapangan yang akan ngolah kita gak akan
ngatur sampe pokoknya kalo ahok dua yang lain harus dua kita ga gitu itu
namanya kita membatasi kebebasan gitu terserah misalnya nanti ahok mau
ngomong seperti ini ya kita buat si reporter buat kita naikin dan misalnya anis
ngomong lain juga ya kita buat dinaikin juga meskipun kita gak ngatur pokoknya
ahok itu beritanya harus tiga yang lain juga harus tiga kita ga bisa karena itu di
luar editorial, kita ngak bisa ngatur-ngatur pemberitaan seperti itu terserah si
reporter mau bikin gaya berita seperti apa atau nanti bikin berita yang hard news
features nya seperti apa itu terserah kita gak akan membatasi jumlahnya harus
sama engga berimbangnya ga gitu kita menyamakan porsinya aja misalnya ahok
ditanya soal reklamasi ahok ditanya kita juga minta anis ditanya seperti itu gak
harus beritanya harus sama sama jumlahnya.
Tadi saya udah sempet bilang pertama secara penulisan dia sudah memenuhi
dengan gaya bahasa yang pas EYD yang pas kemudian berita itu harus
terkonfirmasi kalo itu controversial ya terkonvirmasi misalnya ada tangkap tangan
oknum lurah ini penjagalan atau mana, harus konfirmasi dulu misalnya dapet
informasi seperti ini konfirmasi dulu ke pejabat yang berwenang kalo belum ada
konfirmasi itu kan berarti masih kabar burung kita ga bisa naikin kalo sudah ada
konfirmasi baru kita naikin terus cover bobsite ini cover bob site ini ga harus
disatu berita karna kadang nunggu yang pihak lain ini kan suka lama ya tanggapan
atau respon dari pihak lain nah ini kita bisa naikin dulu yang pertama sambil kita
kasih informasi akan dicoba untuk dihubungi atau akan dicoba untuk atau masih
mencoba menghubungi misalnya ada masalah lion air ini dari sisi penumpang dari
sisi penumpang si reporter bikin tulisan keluhan penumpang di bandara sukarno
hatta yang terlantar kita bisa naikin dulu tanpa nunggu konfirmasi dari lion air itu
untuk satu berita tapi kita tulis bagian bawahnya bahwa kita masih menunggu
konfirmasi dari lioon air itu misalnya kalo dia blm bisa dihubungin kalo dia bisa
dihubungin ya harus dijadiin satu berita kalo blm bisa dihubungin kita upayakan
naik dulu karna itu kan udah menyebar sudah viral di media sosial yaudah kita
naikin dulu satu sambil menunggu konfirmasi itu harus kita jadikan note di paling
bawah tapi misalnya sudah ada konfirmasi itu harus langsung naik dua duanya
harus masuk harus jadi satu.
Institusi itu maksudnya?
Kita ga ada ya , maksudnya kalo soal bergabung di dalam misalnya komunitas
wartawan itu kita ga ada kita ga ikut ikut dan ormas juga ga ikut dalam kegiatan
kagiatan lain ya kita sebagai media kita berdiri sendiri aja ga ikut-ikut.
Engga kita juga ya itu secara media kita harus independen kita ga misalnya kaya
sekarang di DKI kita deket sama DKI karena sering beritain engga engga juga
karna kalo kita dekat dengan pemerintah kita akan susah ngeritik gitu trs klo kita
dekat dengan perusahaan juga kita sulit mengkritik perusahaan itu kalo misalkan
dia melakukan kesalahan kan klo soal kerjasama iklan itu ada karna itu kan
perusahaan media namanya dia kan bisnis juga tentu ada misalnya dari garuda
atau dari kfc itu kan bebas mereka pasang iklan kemudian nanti bisa dibikin
advertorial tapi kita gak terikat dengan mereka pemberitaan kita tetap jalan
dengan sendiri mereka hanya mengiklan aja wajar di media lain pun seperti itu.
Ya itu menarik karna dimasyarat lagi ini ya memanas apalagi di akar rumput
kemaren itu misalnya kita lagi rame soal spanduk pelarangan menyolatkankita ga
akan beritain itu di awal awal mending kita lebih baik gak memberitakan hal itu
dulu sementara gitu.
Alasannya kita gak ingin membikin panas suasana kita coba bikin adem dulu
misalnya kita minta pandangan dari sosiolog atau mita pandangan dari kiyai kiyai
tertentu yang lebih netral gitu, bagaimana si pak kalo misalnya ada perbedaan soal
pilihan pilkada gini gini gini kemudia jika ada sudah ada kebijakannya dari polisi
pengen itu diturinin kita beritain tapi kalo soal ada spanduk itu kita tidak beritain
diawal beritainnya itu misalnya ada solusi dari pemerintahnya itu harus diturunin
kita buat.
Iyyaa kita gak pengen memberitakan hal hal yang malah bikin panas situasi
istilahnya kaya makin membakar gitu karna kalo yang berhubungan dengan
SARA ini kan gampang diplintir oleh orang juga di medsos kita ngindari hal hal
seperti itu dan kita pengen bikin adem aja minta pandangan dari pasangan calon
ada spanduk gini gmn nih pak pasangan calon lain misalnya bilang oh iya tuh saya
menghimbau masyarakat supaya tidak terbelah nah itu kan kita beritain kalo dia
begitu kan malah bikin masyarakat adem tapi kalo provokatif kita ga akan buat
dari siapun itu dari narasumber misalnya saya gak mau nih pemimpin non muslim
gini gini gini nah itu gak kita buat pokoknya yang berhubungan dengan sara itu ga
akan kita angkat ga akan kita buat kalo yang provokatif kaya gitu.
Itu bukan Cuma di ahok doang jadi kita di kasus kasus lain pun seperti itu,
misalnya?
Itu memang publik bebas aja berfikir ya Cuma kalo dari kita bukan Cuma ahok
aja dari masyarakt yang lain juga misalnya ada yang beragama lain atau suku lain
kita gak pengen ngangkat soal itu nya karna dala etika jurnalistik kita gak boleh
memberitakan yang provokatif atau yang berbau SARA kita bikin supaya
peristiwa itu memang ada ya misalnya ya itu penolakan rumah ibadah peristiwa
penolakannya kita buat karna memang itu ada ada nilai beritanya ada masyarakat
yang menolak kehadiran rumah ibadah misalnya kita buat beritanya tapi setelah
itu gak kita lanjutin kita akan lebih mengarahkan supaya masyarakat itu lebih
adem terhadap satu persoalan di Jakarta ada penolakan nah gimana misalkan di
daerah jayapura ada penolakan rumah ibadah masjid disana gimana nah dari sana
kita coba mengademkan aja dari pemuka agama ngomong supaya masyarakat bisa
lebih adem karna kan kalo kompas.com ini kan secara online jadi bisa diakses dari
mana aja nah ini yang kita khawatirkan klo misalnya kita memberitakan akan
menyebar ke papua misalnya oh di papua nih gereja ditolak yaudah kita dimesjid
kita ditolak juga ini kan bahaya ya.
Banyak ya kalo tekanan banyak seperti mba bilang tadi itu tekanan dari beberapa
kelompok orang ada yang sampe nyamperin kesini.
Ya kalo secara tekanan kita gak terpengaruh ya tapi kita jadiin bahan evaluasi aja
bahwa ada warga ada masyarakat yang menolak supaya kompas.com gak terlalu
memberitakan hal hal seperti itu misalnya yang kemaren tuh yang ditangerang
yang rumah makan ya yang di rajia satpol pp ketika ramadhan nah itu kita
memang beberapa kali running berita itu sampe akhirnya karna ada beberapa
penolakan dari beberapa masyarakat akhirnya kita bukannya memberhentikan
beritanya ya tapi kita membuatnya itu anggelnya itu lebih tenang aja gitu kita
nanya masyarakat misalnya masyarakat maunya gimana si misalnya kata
masyarakat oh yang salah ibu nya yang salah satpol pp nya ya kita beritakan jadi
kita gak terus terusan ngeberitain kenapa si ibu itu dirazia dan ibu itu sampe
memelas kita gak akan running yang itu nya tapi kita tanya masyarakat di
tangerang seperti apa gitu udah abis itu kita selesain gak kita lanjutin. Sebelum
ada tekanan dari sekelompok orang itupun sebenernya udah kita lakuin, Cuma
mungkin mereka telat membaca yang lanjutanya jadi mereka merasa oh ini gak
bisa nih pemberitaanya terlalu menyudutkan misalnya oh lagi ramadhan kenapa si
ibu itu buka sudah ada perda nya juga segala macem gitu, nah itu yang masyarakt
mungkin karna online ya beritanya kan bnyak ga semua orang pasti baca gitu
hanya beberapa aja yang dibaca sama orang.
Ga ga bisa ya itu tadi kalo memang ada keberatan itu kita tamping selama itu
keberatannya bukan soal keberatan jusnalistik ya misalnya oh ini ga bisa ini ga
seimbang pemberitaannya gak cover bobsite masa di tanya nya yang ini doang
yang ini engga, nah ini kita misalnya keberatannya itu pasti kita mengevaluasi diri
kita salah nih kita kurang berimbang soal ini kita akui ia pak nanti kita lengkapi
gini gini gini tapi kalo soal intervensi kompas.com ga boleh gini dong harus gini
gini gini itu engga kita tetep jalan dengan apa yang sudah kita pegang selama ini
yaitu kita pengen netralitas ga ada yang kerja sama dengan kita dan kita berjalan
dengan sendiri aja dengan apa yang prinsip kita ya kebenaran ya itu yang terjadi
dilapangan ya seperti itu kita ga.
Engga engga kalo dari pimred itu ya dia ngasih masukan aja temen temen nanti
soal berita ini misalnya jangan terlalu apa membabi buta kita porsinya kita pelanin
aja ademin biasanya ada kalo memang ternyata itu ada yang sivatnya masiv atau
viral kita jaga supaya masyarakat itu ga dapet berita yang jelek yang baik ga
diambil yang jelek di share berita bagusnya ternyata ga di share berita negatifnya
yang banyak di share ini kita hold dulu kita ambil yang bagusnya dulu yang good
news nya nah itu tadi karna orang pengennya bacanya yg heboh heboh aja.
Makanya sekarang di kompas.com banyak berita berita yang inspiratif berita
misalnya ada anak yang menghidupi keluarganya sendiri ada anak yang butuh
bantuan nah itu kita coba supaya masyarakat gak abaca berita yang negativ terus
gitu cob abaca baca berita dari kita yang memang itu menginspirasi orang supaya
pikirannya tuh gak bad news is good news gak kaya gitu.
e’e’ plural itu, kita artinya kita bebas siapapun punya hak untuk jadi pemimpin
jadi kalo misalnya ada orang-orang yang bilang kita anti pemimpin non muslim
misalnya ya kita gak pengen ngangkat yang seperti itu karna prinsip kita pluralism
siapapun dia kalo memang dia dipilih oleh warga kalo memang dia dikehendaki
ya gimana kita buat tapi kalo misalnya itu destruktif provokativ gak kita buat
karna pandangan kita adalah selama orang itu punya kemampuan yaudah kita gak
akan liat SARAnya dia kita liat kemampuannya aja dalam pemberitaanya pun kita
gak akan terpengaruh kita gak akan mendorong-dorong dia untuk beritanya bnyak
dikita engga kita tetap samakan semua meskipun plural kadang ka ada orang yang
plural berarti kita ngebela ahok dia tokoh plural dia berbeda engga kita ga gitu
juga kalo plural berarti harus memfasilitasi yang pribumi juga dong kan semuanya
kan harus sama itu.
kita ga ngedorong ahok karena dia berbeda kalo menurut kita itu sebagian aja
misalnya dia non pribumi yang pribumi juga kita rangkul jadi gak pribumi aja
Ya pembaca itu kadang kalo kita baca komentar ya kan kejam kejam tuh karna
kan dia bebas tuh meskipun kitaa ada admin yang mengelola komentar yang
bernuasa sara biasanya kita ga tampilin kita inilah ada sistemnya supaya ga bisa
akses tapi ada juga yang lolos namanyaorang mungkin nah kalo misalnya ada
masukan dari pembaca misalnya dari kolom komentar kita jadikan itu sebagai
evaluasi juga misalnya ada yang bilang wah kompas.com sekarang pro sandiaga
atau pro ahok karna bnyak beritanya anis berarti g abaca beritanya ahok nih atau
sekarang pro ahok bngt si mungkin istilahnya ahok kentut aja diberitain yang kaya
gitu jadi kita hanya membaca kolom komentarnya kita jadikan evaluasi pembaca
ternyata banyak yang ngiritik nih terlalu ahok di rem sedikit. Tapi itu jadi bahan
evaluasi kita, kadang kan pembaca ini mau nya bnyak ya coba dong itu ditanya
juga si ini kita kolom kolom komentar itu kita baca meskipun itu kadang ada yang
keras ngeritiknya ada yang memaki atau gimana ya kit abaca juga nanti dari
admin akan melihat kalo misalnya komentarnya gak layak dia akan menghapus
kolom komentar itu.
Engga,engga dalam arti beritanya ditari atau engga engga tetap tetap misalnya
beritanya udah naik di kritik ini gimana si ko beritanya gini gini gini beritanya ga
ditarik dan tetap kita tayangkan meskipun ternyata ada kesalahan di kita berita
tetap ada tapi nanti ada semacam disclaimer bahwa beritanya sudah mengalami
perbaikan.
Engga engga setuju, saya sendiri di desk megapolitan itu selaku bilang ke reporter
bahwa kalian itu adalah matanya masyarakat jadi kebijan apa yang dikeluarkan
pemerintah kalian coba kritisi dilapangannya seperti apa misalnya soal klu
kemaren misalnya pemprov DKI mengeluarkan aplikasi klu laporan warga nah
kita cari dilapangan tuh warga kesulitan ga si buat laporan dan caranya bagaimana
jadi kita mengedukasi juga masyarakat punya klu caranya buat laporan tuh kaya
gini aksesnya gini gini gini baru buat laporan kalo yang dimaksud tidak pro
bawah itu yang kehidupan masyarakat bawah itu kita buat juga misalnya
kehidupan masyarakat yang tinggal dipinggiran kita buat mungkin banyak orang
yang kurang menarik baca yang seperti itu meskipun kita mencoba mengolahnya
dengan gaya bahasa features kalo gaya gaya yang hard news terlalu kaku kita
memcoba membuat dengan gaya yang ringan gaya feature itu supaya orang
ngebacanya itu bisa lebih kreatif gitu klo straight news kan dia akan kaku
misalnya di pinggiran Jakarta banyak masyarakat yang ga mampu sekolah itu hard
news kita buat lebih mendalam lagi dengan gaya feature misalanya ternyata dalam
sehari si ibu ini hanya berpenghasilan sekian tidak mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya kita mendalaminya seperti itu.
Kalo soal teguran semuanya pasti ada ya namanya kerja redaksi misalnya del ni
tolong jangan terlalu bnyak ngebahas ini pasti ada dan arahan teguran kamu salah
nih gini gini gini itu engga karna kita semua kan bekerja dalam sistem redaksi jadi
kalo misalnya ada kesalahan di yang satu merembet ke yang lain jadi ya misalnya
ada yang kesalahan dari pemberitaan del ini tolong diperbaiki tolong ni jangan
sampe ini ngerembet ke masalah hukum dihindari lah masalah kaya gini kita ga
mau ngeberitain soal kasus tanah karna kasus tanah ini kan panjang rangkaiannya
kita lebih baik milih jangan ikutin nah itu salah satu teguran dari pimred jangan di
running lagi deh ga usah yang kaya gini selain karna dampak ke masyarakat juga
ga begitu bnyak kasus ini akan melelahkan kalo kita ikuti yaudah akrinya kita
putuskan untuk menghentikan.
Ga juga,
Kalo dilihat dari berita berita populer di kompas.com itu ahok itu ga terpopuler
dalam hal misalnya sebulan ahok nih urutan kelima di urutan yang pertama
misalnya kisah kisah inspiratif itu kan yang di share sama orang banyak kisahnya
atau misalnya ada review baru soal tekno soal otomotif itu lebih bnyak di share
kita punya datanya orang bilang ahok paling banyak dibaca sebenernya engga klo
dari data yang kita terima ahok itu tiga kebawah dia gak pernah nomer satu karna
ahok itu kan dia sifatnya kekinian sedangkan kalo berita feature kan lama orang
baca lagi baca lagi nah itu ternyata page view nya tinggi yang bacanya bnyak
meskipun ga tiap hari tapi kalo dihitung sebulan itu masih lebih bnyak ahok itu
orang baca sekilas oh ahok ngomong ini ini karna penasaran doang abis itu udah
tapi kalo orang yang baca beritanya feature baca berita yang review atau produk
produk baru itu orang baca hari itu sedikit tapi akan terus dibaca terus terusan
setiap hari sebulan itu ternyata bisa nomer satu makanya kita selalu ketawa juga
sama orang lu ahok terus gak juga ko ahok itu ga terlalu banyak dan dikita gak
ngegaet pembaca terlalu besar dari desk lain itu sebenernya ada yang lebih besar
misalnya jalan-jalan travel karna kan di media itu ga hanya news ada canal lain
ada travel ada otomotif ada bola nah itu yang sebenernya lebih gede meskipun
ahok ada tapi di tiga kebawah.
2. Transkrip Wawancara dengan Reporter Kompas.com
Nama : Andri Donal
Saya lulusan UMN tahun 2014 dulu kuliah ambil jurusan konsentrasi Jurnalistik.
Bekerja di Kompas.com sudah hampir tiga tahun dari setelah lulus kuliah
langsung coba ngelamar ke Kompas.com dan diterima. Awalnya posisi saya di
Kompas.com sebagai wartawan magang setelah setahun baru diangkat menjadi
karyawan tetap di Kompas.com karena proses jenjang karirnya memang seperti
itu.
Ya pernah, kalo dulu malah sering.
Gini ya, kalo menurut saya pak Ahok tuh orangnya welcome banget sama
wartawan terus gak pelit informasi dan kalo ditanya itu ngomongnya banyak, buat
wartawan yang liputan di lapangan apa yang beliau sampaikan kan jadi bahan
buat di tulis apalagi posisi beliau kan sebagai pejabat publik.
Kalo arahan si pasti ada ya cuma biasanya paling kita diarahin soal isu yang lagi
jadi perhatian publik tapi kalo soal penulisan sejauh ini sih belum ada.
Maksudnya proses mulai dari peliputan sampai pengiriminan berita ke redaktur?
Ya prosesnya biasanya wartawan yang yang ditugaskan untuk liputan di lapangan
yang sudah di tentukan post nya melakukan peliputan setelah dapet informasi kita
tulis lalu kita kirim ke editor nah selanjutnya pasti berita yang kita kirim di edit
dulu sama editor kalo dianggap layak ya naik beritanya.
Dulu si waktu awal-awal minimal harus ngirim depalan berita tapi sekarang
minimal sepuluh berita lah kurang lebih.
Kita kan online ya jadi jarang banget rapat paling dulu aja waktu masih awal-awal
jadi reporter itu emang harus sering bolak balik kantor habis liputan pasti harus ke
kantor, tapi kalo sekarang si udah engga, rapat paling sebulan sekali sama kalo
lagi ada isu penting aja selebihnya kita komunikasi lewat grup wattsup aja paling
gitu.
Jarang si, soalnya kan kita juga jarang ke kantor dan jarang rapat ketemu pimred
paling kalo rapat penting aja selebihnya ga pernah.
Kalo arahan untuk nulis berita si engga ya paling kebijakan redaksi mintanya kita
nulis sesuai dengan fakta yang ada di lapangan aja, selebihnya terserah kita.
Kalo yang saya tau si engga ada ya.
Emang isu sentimen agama nih menarik buat pembaca tapi kalo kita sebisa
mungkin menghindari isu-isu agama apalagi selama momen PILKADA, kita lebih
tetarik untuk ngangkat soal kebijakan, program kerja atau masalah masalah warga
Jakarta daripada bahas isu agama.
Menurut saya engga juga si, kenapa beritanya lebih banyak Ahok ya karna
pembacanya juga kan banyak, terus kaya yang tadi saya bilang Ahok tuk ide nya
banyak jadi bahan berita yang buat ditulis juga banyak, terus kadang bukannya
kita ga mau liput FPI misalnya mereka juga kan ga welcome dengan media kita
jadi sulit mendapatkan akses berita ke mereka. Nah pembaca kan ga tau soal ini
tau nya berita yang kita muat Cuma ahok doang.
Ga juga si ya, karna kita juga banyak nulis berita featurs tentang masalah warga
Jakarta jadi ga selalu soal politik atau soal masalah hukum jadi kalo ada yang
beranggapa seperti itu sih ya bebas aja Cuma harusnya lebih teliti lagi ngamatin
berita kita.
Tiap wartawan pasti tau lah bagaimana criteria menulis berita yang baik dan
sesuai, dan kita juga diarahkan untuk menulis berita yang sesuai dengan fakta di
lapangan, tidak selalu nulis yang baik-baik aja tapi harus tetap menuliskan kritik
kalo ada kebijakan yang salah atau tidak sesuai. Diawal juga kan kita udah tau
bagaimana gaya pemberitaan yang dipake kompas.com dalam penulisanberita ya
itu yang kita jadiin pegangan di lapangan.
Oh iya silahkan kita welcome ko.
3. Transkrip Wawancara dengan Reporter Republika Online
Nama saya Dian Fath
Dulu saya kuliah di UNSOED jurusan sejarah.
Gima ya liputan ahok mah absurt, ya beliau si kalo sama wartawan baik si
kooperatif juga kalo ngasih informasi juga banyak paling itu.
Apa ya, ga ada si biasa aja.
Pengalaman ga enak juga ga ada si karna sejauh ini pak ahok termasuk pejabat
yang dekat dengan wartawan dan orang dekatnya juga sangat terbuka jadi ga pilih
pilih kalo ngasih informasi saya malah pernah ngalamin kejadian ga
menyenangkan waktu pas liputan aksi 411 waktu mau ngeliput soal dapur umum
yang didirikan massa secara suka rela disitu justru saya mendapat penolkan dari
mereka, padahal saya udah jelasin juga ke mereka kalo media saya ini media
islam tetap aja mereka ga ngizinin saya liputan sempet kecewa si.
Tiap reporter kan udah punya jatah liputan dan lokasi masing-masing misalnya
saya ditunjuk sama redpel buat ngikutin kegiatannya pak Ahok yaudah kadang
bisa seharian ngikutin kegiatannya, misalanya saya ngeliput satu kegiatan terus
saya tulis beritanya dan saya kirim ke editor setelah itu urusan editor tugas saya
hanya meliput, menulis dan mengirim berita aja.
Selama ini si gak ada atauran batasan jumlah berita yang dikirim dan redaktur
juga gak pernah maksain berapa jumlah berita yang harus dikirim karna kan di
lapangan kita yang tau kondisinya kaya apa kadang seharian kalo ada isu atau
peristiwa besar kita bisa liputan soal itu aja gak kemana-mana paling nulis anggel
aja yang beda nyesuain sama kondisi di lapangan.
Saya jarang ke kantor, jadi bisa dibilang jarang bnget ikut kegiatan rapat redaksi
lagi pula kalo di online kan rapat redaksi biasanya paling kalo ada isu-isu penting
aja untuk ngasih arahan ke reporter selebihnya paling sebulan sekali tapi itu juga
ga wajib jadi saya selesai liputan biasanya langsung pulang jadi ga ke kantor.
Sejauh ini si yang saya rasain ga ada yah, paling arahan untuk liputannya lebih
berimbang gitu gitu aja jadi kalo isu sama nulis berita saya diberikan kebebasan si
untuk itu.
Maksudnya?
Ga ada ko, sejauh ini liputan enjoy enjoy aja dan nulis juga bebas bebas aja.
Tau kok.
Yang saya rasakan tidak pernah ada paksaan dari pimpinan redaksi atau redaktur
saya dalam menulis berita mereka menyerahkan sepenuhnya ke saya jadi apa yang
saya tulis sesuai dengan fakta di lapangan aja terserah nanti redaktur mau ngedit
seperti apa.
Kecewa si pasti ada ya karna kan kita udah berusaha nulis berita yang sesuai
dengan aturan jurnalistik tapi masih dianggap ga layak, tapi itu kan kebijakan
redaktur yam mau gimana lagi.
4. Transkrip Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Republika Online
Saya Angga Setiawan
Jabatan redaktur pelaksana berita politik nasional
Jadi gini mba sekarang itu kan rasa ingin tau masyrakat tentang Ahok tuh tinggi
sekali berita Ahok selalu jadi berita yang paling banyak dibaca jadi sebagai media
kita berusaha untuk mengakomodir keinginan pembaca makanya hampir setiap
hari berita tentang Ahok kita tampilin.
Gak ada sih mba, itu murni beritanya kita dapat dari reporter yang melakukan
peliputan dilapangan paling hanya di edit sedikit-sedikit. Pimred ga pernah
intervensi secara langsung mengenai proses produksi berita semuanya diserahin
ke redaktur nanti redaktur yang sosialisasi ke reporter.
Kalo Republika punya kebijakan rapat redaksi itu diadakan sebulan sekali itu
rapat yang khusus dihadiri pimred, editor, redpel, asredpel kecuali reporter ya,
kalo untuk rapat dengan reporter kita ga nentu waktunya biasanya si Cuma kalo
lagi ada peristiwa penting aja baru reporter kita kumpulin untuk kita kasih arahan.
Kalo yang dibahas biasanya ya masukan-masukan sama evaluasi kerja redaksi aja
misalnya kaya kemaren nih pada saat rapat redaksi pimred ngasih arahan supaya
pemberitaan kita lebih berimbang gak terlalu nyudutin Ahok dan ngangkat Anis
ya paling kaya kaya gitu si. Nanti hasil rapat kita sampaikan ke reporter
dilapangan.
Sejauh ini si kita berusaha tetap berimbang meskipun secara sikap kita tegas
menentang kepemimpinan non muslim tapi kan sebagai media kita juga terikat
dengan kode etik jurnalitik dan tanggung jawab nah makanya sebisa mungkin kita
berusaha menyajikan pemberitaan yang berimbang, kita juga ga selalu ngritik
kebijakannya kalo ada kebijakan Ahok yang baik ya pasti juga kita beritakan kok
jadi bisa dilihat sendiri nanti di portal berita kita.
Ya kan meskipun beritanya banyak tapi gaya pemberitaan kita tetap mewakili
pembaca kita yang umumnya dari kalangan muslim.
Engga mba, karena ya kita udah mutusin buat mewakili kepentingan umat
muslim, lagipula kita juga sudah mengetahui segmen pembaca kita jadi lebih baik
konsisten dengan mereka.
Dari awal saya yakin bahwa semua pekerja termasuk reporter yang bertugas nyari
berita dilapangan sudah faham mengenai sikap dan pandangan Republika seperti
apa jadi saya merasa itu bukan sesuatu yang harus dipaksakan saya berikan
kebebasan kepada mereka untuk nulis berita apapun itu yang mereka temukan di
lapangan karna prinsipnya kan mereka yang dilapangan yang lebih tau mengenai
isu, kalo soal menilai berita layak atau tidak itu kewenangan saya karna berita
yang mereka kirim harus saya edit sesuai dengan gaya penulisan berita Republika
online.
Jadi kita mengakui bahwa kita memang dekat dengan kalangan ulama, tokoh
agama dan beberpa ORMAS seperti GNMFMUI mungkin bukan intervensi tapi
kita lebih meminta pendapat, atau opini atau pandangan terkait persoalan-
persoalan agama termasuk soal kepemimpinan non muslim jadi opini, pendapat
mereka kita muat dalam pemberitaan misalnya di kolom opini atau misalnya
pendapatnya kita kutip dan kita masukkan dalam berita, paling kaya gitu si, kalo
sikap kita kan jelas kita menentang kepemimpinan non muslim.
Kita juga mengakui bahwa selama PILKADA kita memang lebih pro ke Anis dan
berita kita lebih banyak ke Anis tapi bukan berarti berarti berita Ahok ga diliput
tetap kita beritakan tapi porsinya lebih banyak ke Anis, ya karna satu sisi juga kan
pihak Ahok agak terkesan membatasi akses informasi ke kami karena mereka tau
media kami.
Mungkin nanti kalo wawancara dengan reporter di lapangan mereka yang akan
cerita bagaimana suka dukanya dan perlakuan yang mereka alami pada saat
liputan tentang Ahok bahkan ada salah satu reporter kita yang bilang dilapangan
mereka sering dapat perlakuan diskriminasi sering tidak diberikan kesempatan
untuk minta konfirmasi Ahok secara langsung karna mereka tau media kita ga
mendukung ahok.
Ya kalo saya intinya gini aja mba semakin aksesnya di halang-halangi akan
semakin kita serang, Jadi sikap kita tegas.
5. Transkrip Wawancara dengan Wartawan Kompas.com
Nama Jessy
Oh iya jadi kita tuh bertiga disini pas pak ahok dilantik jadi gubernur kita udah di
tugasin disini, tugasnya dibagi-bagi ada yang liputan tentang Ahok ada yang
tentang Jarot sama kepala dinas yang lain misalnya agenda kerja DPRD DKI.
Iya ngepostnya disini.
Dari editor, kan biasanya kita dibagi-bagi gitu ka nada 10 reporter misalnya kamu,
ngepost di balkot, kamu ngepost di polda kamu jaga wilayah.
Maksudnya ke kantor itu?
Paling kita ke kantor itu kalo ada rapat, tapi ga tentu juga paling kan rapat kalo
ada momen-momen tertentu aja misalanya lagi ada momen pencobalosan kita
konfirmasi kan ke kantor atau engga.
Engga.
Engga.
Engga gak gitu,
Kalo di megapol editor itu kan ada berapa ya? ada lima kan ya reporternya ka
nada sekitar 10 atau 12 lah yaudah lima itu editor megapol gak ada spesifik editor
balkot jadi kalo misalkan satu ngirim berita yang ngedit yang lima editor itu salah
satu dari mereka aja sama siapa aja.
Dulu iya.
Aku di UNISMA Bekasi.
Iya komunikasi si Cuma jurusannya jurnarnalistik,
Lumayan lah udah tiga tahunan.
Lamaan mba kurnia, dia senior aku, klo aku pas pilpres kayanya masuk,
Kan itu ada karanteristiknya liputan ngepost sama yang wilayah kan beda
misalnya yang ngepost diwilayah misalanya wilayah Jakarta utara Jakarta pusat
gitu nah itu biasanya diorder coba cek ini disini ada agenda apa misalnya, kalo
yang dipost si biasanya kita liputan aja kegiatan disini. Tapi biasanya tiap hari
juga editor ngasih penugasan misalnya yang dibalkot soal pasukan ungu ni coba
ditanya lagi kedinasnya.
Ada Ya kaya gitu, Cuma biasanya tanpa di oreder disini juga ga boleh lepas jadi
harus tetap ada yang liput.
Engga, Kalo misalnya orang kan suka bilang kompas.com pro ke ahok,
Tapi sebenernya si kalo dari editornya ada instruksi untuk bikin berita yang
berpihak si engga ya panduan kita kan jelas jusrnalistik tidak boleh propokatif dan
SARA kaya waktu yang dipulau seribu itu kan aku ikut tuh, bukan Cuma
kompas.com tapi semua wartawan yang ikut tuh ucapan ahok kita filter sendiri
mana yang perlu dan mana yang gak perlu yang kontroversi kita skip lah karna
kan ga ada manfaatnya juga buat khalayak jadi lebih ke programnya apa, tapi kalo
udah isu nya membuming kaya gini yam au ga mau ttp kita nulis engga boleh
provokatif atau berat sebelah, apalagi soal kasus agama kita usahain base on
proses hukum aja jadi kita ga mau tanya tanggapan lawan poltik ahok nah itu kan
pasti bikin panas suasana kan tapi kalo proses persidangan itu kan udah masuk
proses hukum dan fakta hukum isinya apa kita tulis.
Jadi kalo wartawan kan Cuma nulis misalnya yang pilih topic ini kita tulis setelah
itu kita kirim nti kan setelah itu ada tahapannya lagi nti di edit oleh editor nah pas
proses iditing itu juga mereka ngeliat ah ini layak naik atau engga kalo layak ya
naik, contoh misalnya kaya berita yang tentang spanduk itu ya kita ttp tulis kaya
yang soal pelarangan menyolatkan jenazah editor ku bilang ga usah terlalu di
ekspose karna takut provokatif jadi kami tulis tapi kita rem aku pernah nulis tapi
aku nulisnya pihak mesjid yang membantah ini udah bantahan gak usah di panas-
panasin lagi terus kalopun memang ada kasusnya ya kita harus balance jadi
misalnya dalam satu berita itu harus ada keterangan juga dari warga sekitar jadi ga
Cuma satu pihak aja yang jadi narasumber. Harus konfirmasi ke ust nya langsung
tanpa itu kita gak boleh naik karna efeknya bisa membuat orang marah akhirnya
ada berita apa trs ga dapet konfirmasi dari ustnya yaudah di hold soalnya kan
harus balance.
Kalo kata aku si ini menurut aku sebagai wartawan sosok itu tuh menarik karna
masyarakat juga misalnya kita beritaan sosok tapi ga ada yang baca kan ga
menarik jadi ukuran menarik dan gak menarik itu dari pembaca, ahok kegiatan ini
ini ini banyak yyang baca berarti menarik kan buat pembaca.
Hubungan dengan wartawan dia baik si ya biasa aja doorstop, nanganin masalah
perhatian kalaupun marah paling Cuma bentar abis itu juga baik lagi kalo sama
wartawan cerita-cerita khusus mah buat kita-kita aja.
Dibalekota apa pas pilkada nih?
Ahok itu akomodatif sesibuk apapu beliau pasti menyempatkan buat ketemu kami
misalnya kegiatan pagi kan dia datang terus melayani aduan warga nanti ita
nunggu depan ruang kerjanya pokoknya pagi-pagi wartawan tuh udah standby
disitu jadi selesai ngelayanin aduan warga dia ngelayanin kita pokoknya kita
nanya apa aja di jawab sampe yang ga penting ga penting juga di jawab.
Ga enak nya itu kan jadwalnya padet dian kan konteroversialnya gini kaya
penggemarnya lah kan gini ya yang suka ama dia tuh suka banget yang ga suka
juga ga suka banget yang suka banget itu kadang suka gangguin kerja kita
harusnya doorstop tapi fens nya ikut ikut gangguin tau yang ga enaknya si ya yang
penilaian orang kaya kompas.com atau media kompas dan metro di cap begitu.
Ada, tapi paling si selama pilkada aja kaya waktu pilpres jug anti juga setelah itu
tensinya gak terlalu tinggi.
Sekarang gini aja kalo emang ada yang bilang gitu buktiin aja dari pemberitaan
maksudnya apa yang bikin mereka bilang kaya gitu kalo misalnya kompas.com
muat pemberitaan tentang ahok, ahok itu kan kebutuhan publik jadi harus
diberitain terus kalo misalnya ga berimbang tunjukin mana yang gak berimbang
itu aja si.
Karna kan kita bukan koran ya kalo koran kan tiap hari rapat untuk mentuin
budgeting besoknya kalo online lebih fleksibel lah kita tiap hari mantau group
wattsup aja ada isu ini atau isu apa yang perlu misalnya kaya waktu demo tuh itu
kompas.com memberitakan jangan enggel negative soal aksi itu, waktu itu kan
aku disitu pas udah mulai timpuk-timpukan isunya harus diredam, ya kaya gitu
lah itu pandangan editor tetap dibikin berita yang manis-manis aja supaya
masyarakat yang gak ikut juga gak terpropokasi gak marah gak apa gitu, klo untuk
isu biasa si kita naik-naik aja kalo untuk isu sensitive ya agak hati-hati.
Hmmm plural,
Ehh, tulisan kita memang seperti itu kompas.com itu kan taglinenya rayakan
perbedaan yaudah.
Bukan ngikutin si itu juga kan sejalan sama kebijakan redaksi kita jugakan ga
boleh bikin berita yang memprovokasi atau menghakimi golongan tertentu ga
boleh pun kalo ada kritikan boleh tapi coverbothside jadi yang dipegang itu, kode
etik aja.
Menarik,
Tetap dimuat rekalmasi kita tetap tulis dampak buruk reklamasi ya karna kita
ngepost dibalkot yang kita bikinnya seputar itu apa alasan pemda kenapa tetap
melakukan reklamasi kaya gitu.
Ya gitu,
Kadang satu isu kana pa ya kaya cerita bersambung gitu, revitalisasi kalijodo itu
dulu sempat gak ada action jadi dibiarin gitu aja temen ku ada yang disuruh
kesana nulis tentang pembangunan disana kita sempet krtik kenapa kemaren
cepert-cepet ngegusur setelah itu dibiarin aja kaya gitu. Tapi saat udah jadi ya kita
tulis lagi oh disini sekarang udah ada masjid loh, ada tamannya ada perlintasan
sepeda gitu.
Ya kita gak ada atau ga pernah berfikir berita ini akan merugikan ahok apa engga
menguntungkan ahok apa engga menurut saya selama itu untuk mengkritisi
pemeritahan juga terus untuk Jakarta juga ya tetap ditulis kaya kalijodo mangkrak
itu kan juga bikin tanda tanya dimasyarakat ya harus kita kritisi?
Iya gitu.
Training tuh paling satu bulan dikasih tau gaya penulisan kompas.com seperti apa
Ya minimal haru faham yang jadi pakem pemberitaan di kompas tuh apa judulnya
tuh kaya gimana.
Engga, Biasanya kalo reporter itu bukan cuma reporter si semua juga ga bisa
langsung jadi karyawan tetap kan apalagi wartawan training satu bulan waktu itu
angkatan ku ada 15 orang nti pas terjun kelapangan satu har biasanya satu orang
risen akhirnya tersisa 4 sampai 5 orang makanya susah untuk jadi karyawan tetap.
Jadi biasanya prelance dulu satu tahun istilahnya si calon reporter kalo udah
dinilai produktif dan kerjanya baik banyak lah nanti baru naik jadi karyawan
kontrak abis itu baru deh setelah dari wartawan kontrak ada tes lagi tes kesehatan,
tes evaluasi baru deh karyawan tetap.
Kalo aku si engga kalo dari editor engga, paling ga naik aja ga naik juga bukan
karna kurang data, tapi engga si kompas.com tuh ga sebisa mungkin gak buang
tulisan reporter si paling kalo kurang suruh lengkapin, paling kalo kritik si bukan
dari editor malah dari pembaca tanya aja lah sama pembaca.
Tergantung, kan kadang mereka suka ngusik kehidupan pribadi kita, mulai
mension di twiter atau di instagram pernah pokoknya waktu itu lagi penggusuran
kampung pulo aku tuh nulis soal keluhan warga kampung pulo yang
mengungsikan diri dia pro sama kebijakannya ahok ya intinya narasumber
ngomong kaya gitu yaudah kritikannya kita baca kadang komen kaya gitu juga ga
berimbang kaya seolah olah aku tuh menjelek-jelekan banget padahal beritanya
memang beritanya menjelaskan sisi positif kebijakan kalo itu kan kita salam
sekali gak tau.
Bisanya si 10.
Waktu aku masih jadi wartawan kontrak target berita itu mempengaruhi nti kamu
akan diangkat karyawan tetap atau tidak, pas udah jadi karyawan tetap target
harus ada kan engga mungkin engga, kalo di kompas.com itu mempengaruhi
bonus kalo kinerjanya ga bagus ya bonusnya dikit gitu aja. Kalo dikita namanya
bonus prestasi.
Kalo jadi wartawan tuh sebisa mungkin kepalanya harus dingin gitu loh
maksudnya hati sama pikiran jangan sejalan misalnya aku ga suka sama berita ini
harus inget bahwa oh ga boleh nulis berita yang bagus-bagusnya doang mungkin
ya harus berimbang juga karna kan kaya misalnya sekarang trens berita positif
tentang ahok kan cukup besar itu akan terlihat misalnya ko media lain banyak
nulis tentang ini ko lu engga jadi yaudah kita si kerja kerja aja.
Kalo pimred itu paling jarang, beda ya pimred sama editor kalo editor itu kan
ngepalain semua kanal, ketemu pimred ya kalo ke kantor kalo rapat evaluasi gitu,
tapi selama ini si kita udah cukup optimal kamunikasi di watssup juga ngomongin
isu-isu sehari-hari apa yang harus di followup kaya gitu.
Sumbernya iya dari sini,
Disini itu ya di bale kota itu isunya banyak kaya penggusuran, reklamasi,
revitasliasi, itu kan sampe penyusunan anggaran apa sumbernya gak selalu pak
gubernur bisa sekda sampe ke anggota dewan jadi ya begitu.
Tergantung instruksi kaya misalnya Hari ini kita jaga ahok yaudah dia
bertanggung jawab untuk ngikutin narasumbernya itu, kaya aku nih kan misalnya
sering ditarik misalnya aku disuruh nulis tentang 4 isu yaudah berarti aku fokus ke
4 isu ini ya aku harus ikut kegiatan pak gatot dan lain lain.
Gak si ya itu mah bisa bisaan kita aja kaya kita juga kan ikut ya kita ga usah
terlalu menunjukkan siapa kita apalagi kan kita online yaudah kita tinggal ga usah
pake id card beres, fine fine aja si.
Hambatan si ada tapi sejauh ini masih bisa diatasi,
So far si yang aku rasain malah kadang galakan kita ya apalagi misalnya datanya
lama ya paling kitanya kadang yang suka marah, mereka malah welcome banget
ko ke kita disini tuh malah data gampang sekali,
Biasanya pagi sudah standby di ruangan nunggu pak gubenrnur datang.