Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf ·...

34
61 BAB IV PROSES PENDIDIKAN KETRAMPILAN TULIS-MENULIS DI PESANTREN MAHASISWA HASYIM ASY’ARI YOGYAKARTA A. Materi Pendidikan Ketrampilan Tulis-menulis Materi yang diberikan pada kegiatan pembelajaran tulis-menulis di pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari pada dasarnya berasal dari pengalaman praktis dari pengasuh, pembimbing serta tutor yang mengampu kegiatan pembelajaran. Salah satu materi yang dijadikan rujukan utama dalam pembelajaran tulis-menulis adalah sebuah buku tentang teori serta motivasi untuk menulis yang berjudul “ Aku Menulis Maka Aku Ada”. Buku yang merupakan hasil karya dari pengasuh pertama merupakan teori-teori serta konsep yang didapat dari hasil pengalaman praktis ketika menjadi penulis. Materi lain yang disampaikan adalah hasil pengalaman praktis dari para santri senior maupun dari para tokoh penulis yang sengaja didatangkan ke pesantren. Secara garis besar materi ketrampilan tulis-menulis yang disampaikan adalah sebagai berkut : 1. Dasar dan Tujuan Menulis Materi utama dan pertama yang disampaikan dalam pendidikan ketrampilan tulis-menulis adalah landasan ideologis yang menjadi dasar dan tujuan dalam menulis. Oleh karena itu sebelum terjun ke dunia tulis-menulis terlebih dahulu meluruskan niat. Dasar dan tujuan menulis yang diajarkan 61

Transcript of Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf ·...

Page 1: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

61

BAB IV

PROSES PENDIDIKAN KETRAMPILAN TULIS-MENULIS DI PESA NTREN

MAHASISWA HASYIM ASY’ARI YOGYAKARTA

A. Materi Pendidikan Ketrampilan Tulis-menulis

Materi yang diberikan pada kegiatan pembelajaran tulis-menulis di

pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari pada dasarnya berasal dari pengalaman

praktis dari pengasuh, pembimbing serta tutor yang mengampu kegiatan

pembelajaran. Salah satu materi yang dijadikan rujukan utama dalam

pembelajaran tulis-menulis adalah sebuah buku tentang teori serta motivasi untuk

menulis yang berjudul “ Aku Menulis Maka Aku Ada”. Buku yang merupakan

hasil karya dari pengasuh pertama merupakan teori-teori serta konsep yang

didapat dari hasil pengalaman praktis ketika menjadi penulis. Materi lain yang

disampaikan adalah hasil pengalaman praktis dari para santri senior maupun dari

para tokoh penulis yang sengaja didatangkan ke pesantren.

Secara garis besar materi ketrampilan tulis-menulis yang disampaikan

adalah sebagai berkut :

1. Dasar dan Tujuan Menulis

Materi utama dan pertama yang disampaikan dalam pendidikan

ketrampilan tulis-menulis adalah landasan ideologis yang menjadi dasar dan

tujuan dalam menulis. Oleh karena itu sebelum terjun ke dunia tulis-menulis

terlebih dahulu meluruskan niat. Dasar dan tujuan menulis yang diajarkan

61

Page 2: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

62

tidak jauh dari visi dan misi pesantren itu sendiri yang mencita-citakan

“ terwujudnya manusia yang berilmu amaliyah dan beramal ilmiyah dengan

etos kemandirian dan kepedulian”. Maka secara spesifik dapat dikatakan

bahwa dasar serta tujuan menulis itu adalah sebagai bentuk ibadah kepada

Alloh SWT dan dakwah Islam (dakwah bi al-kitabah}.

Dengan menulis diharapkan akan dapat menyampaikan berbagai nilai-

nilai ajaran Islam yang telah didapatkan dari berbagai sumber pembelajaran

seperti kampus dan pesantren melalui media tulisan. Dengan landasan ibadah

dan dakwah tersebut berarti telah menginvestasikan kemampuan untuk bekal

hidup di alam baka, sebagaimana para penulis muslim pada zaman terdahulu

seperti al-Ghazali, al-Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Katsir dan lain

sebagainya.( (Dokumentasi Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari ).

Maka dengan menulis ditekankan sebagai amanah perjuangan yang

harus senantiasa dijunjung tinggi, sehingga profesionalisme, loyalitas dan

intgritas harus dikedepankan. Dengan menulis memang menghasilkan uang

guna memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga uang penting, namun itu

bukanlah tujuan utama, tetapi uang akan mengikuti dengan sendirinya

bersama profesionalisme. Dengan landasan ideologi yang kuat para santri

diharapkan memiliki semangat tinggi ulet serta pantang menyerah ketika

mengalami kegagalan dalam menulis ( Wawancara dengan Lukman Santoso,

Ustadz dan tutor di Pesantren Mahasiswa Hasyiom Asy'ari Yogyakarta pada

tanggal 11 Oktober 2010).

Page 3: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

63

2. Teknik Praktis dan Etika Menulis

Materi ini merupakan gambaran umum dan teknik umum dalam dunia

tulis-menulis. Gambaran umum meliputi gambaran mengenai prospek

jurnalistik di masa depan di era globalisasi informasi dan komunikasi yang

tak terbatas. Selanjutnya juga dibahas bagaimana peluang menjadi penulis

sukses, serta bagaimana menjadikan aktivitas menulis sebagai profesi yang

menjanjikan bagi masa depan.

Teknik umum dalam tulis-menulis membahas mengenai bagaimana

cara menulis berbagai jenis tulisan yang baik dan benar. Dalam materi ini

dijelaskan bagaimana proses menulis dari awal sampai akhir. Proses menulis

tersebut adalah : pertama, mencari ide tulisan yang bisa didapatkan melalui

berbagai sumber di lingkungan sekitar baik melalui wawancara, penelitian,

observasi dan lain sebagainya. Kedua, memilih topik yang akan ditulis baik

pendidikan, sosial, hukum dan lain sebagainya yang sesuai dengan minat dan

yang lebih banyak bahan-bahanya. Ketiga, mengorganisir topik yaitu dibuat

menjadi terpola sebagai sarana untuk mempermudah sistematika

pembahasan. Keempat, adalah teknik menyiasati judul agar sesuai dengan

topik dan menarik pembaca. Kelima adalah membuat alur/kerangka tulisan

mulai dari awal tulisan, pokok/isi dan penutup.

Selanjutnya dalam materi teknik umum ini juga dijelaskan bagaimana

membuat berbagai jenis karangan yaitu narasi, eksposisi, argumentasi dan

deskripsi. Kemudian bagaimana membangun pola pikir isi tulisan sesuai

Page 4: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

64

dengan kaedah yang ada, seperti deduktif, induktif, deduktif-induktif,

deskriptif, dan naratif.

Materi selanjutnya yang disampaikan dalam pendidikan ketrampilan

tulis-menulis adalah etika menulis. Sebagai sebuah profesi/pekerjaan penulis

memiliki etika yang dijadikan acuan dalam setiap perbuatan berkaitan dengan

profesi tersebut. Meskipun etika penulis belum baku sebagaimana profesi-

profesi lainya, namun sudah menjadi kesepakatan bersama, dan jika

melanggar etika tersebut akan dianggap menyimpang dan tidak loyal pada

profesinya.

Diantara etika penulis tersebut adalah sebagai berikut :

a. Materi tidak bertentangan dengan Pancasila, Undang Undang Dasar 1945

dan hukum yang berlaku.

b. Jujur dalam segala hal.

c. Tulisan rapi.

d. Menggunakan bahasa yang baik dan benar.

e. Tidak melanggar hak cipta orang lain.

f. Tidak mengirim tulisan yang sama kepada media lain.

Selain beberapa kode etik penulis tersebut, para santri juga ditekankan

untuk memegang teguh etika serta akhlak Islam dalam menjalankan kegiatan

kepenulisan. Akhlak Islam yang merupakan akhlak terpuji (akhlak al-

karimah) harus senantiasa dipegang teguh oleh para santri, karena para santri

adalah para penulis muslim yang bukan hanya mengejar keuntungan materi

Page 5: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

65

dalam menulis tapi juga memiliki visi misi serta tanggung jawab dunia

akherat. Maka dari itu hendaknya para santri dapat menjadi contoh bagi para

penulis pada umumnya, dalam menghasilkan tulisan yang baik bermutu,

membangun serta mencerdaskan pembaca khususnya, dan masyarakat pada

umumnya. Karena pada masa sekarang banyak para penulis yang hanya

mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang laris

tetapi melupakan isi serta amanat yang terkandung di dalam tulisan atau buku

tersebut (Observasi dan wawancara dengan Lukman Santoso, Ustadz dan

tutor di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari Yogyakarta pada tanggal 11

Oktober 2010).

3. Teknik Praktis membuat Berbagai Macam Tulisan

Materi selanjutnya yang disampaikan dalam pendidikan ketrampilan

tulis-menulis adalah teknik praktis membuat berbagai macam tulisan yang

sebagian besar termasuk dalam kategori jurnalistik, yaitu ditulis untuk

dipublikasikan melalui media massa baik koran maupun majalah, adapun

jenis-jenis tulisan tersebut adalah :

a. Artikel dan opini, dalam kajian materi tentang artikel dan opini para

santri dianjurkan untuk mempelajari hal-hal yang sifatnya praktis dan

langsung bisa dipraktekkan oleh mereka. Salah satunya para santri yang

akan menulis harus lebih mengenal visi-misi serta karakter media yang

akan dikirimi hasil tulisan, agar visi misi penulis tidak akan jauh berbeda

dengan media tersebut, karena setiap media memiliki perbedaan visi-misi

Page 6: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

66

serta karakter tertentu. Namun selain itu penulis juga harus mengerti

masalah yang akan dibahas secara mendalam serta kondisi dan keinginan

para pembaca. Hal lain yang ditekankan adalah para santri ketika

menuliskan artikel atau opini mengenai suatu masalah harus jelas

perspektif/sudut pandang dalam mengupas atau membahas suatu

permasalahan. Kemudian penulis juga harus memiliki spesialisasi atau

kekhususan dalam bidangnya sesuai dengan latar belakang, profesi

maupun pendidikanya. Di sini para santri dianjurkan agar tidak

melupakan dasar dan tujuan dari menulis, agar tulisan yang dihasilkan

tetap mengandung pesan kebaikan bagi masyarakat.

b. Puisi, dalam penulisan puisi para santri lebih ditekankan untuk

bereksplorasi sendiri dengan bakat serta minatnya. Para tutor hanya

mengenalkan para penyair dan penulis puisi serta menjelaskan aliran-

aliranya. Sehingga dengan cara seperti itu para santri akan lebih terpacu

untuk membaca sendiri berbagai macam buku tentang puisi serta

mengerti perbedaan diantara berbagai macam aliranya. Dengan banyak

membaca berbagai macam puisi yang ada di perpustakaan para saantri

diharapkan akan mendapatkan banyak kosa kata baru serta kaya akan

inspirasi-inspirasi. Kemudian tahap selanjutnya para santri disarankan

untuk membuat karya sebanyak-banyaknya dengan bimbingan para tutor

untuk dievaluasi dan dipublikasikan.

Page 7: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

67

c. Resensi buku, maeri resensi buku dibahas dengan menunjukkan contoh

buku dan hasil resensinya. Kemudian buku tersebut dibaca dengan tuntas

agar dapat diketahui cara dan metode serta isi dari buku tersebut. Setelah

itu santri dipersilahkan memilih tiga macam cara meresensi buku yaitu :

pertama resensi deskriptif, yaitu resensi yang menjelaskan isi sebuah

buku apa adanya sesuai dengan buku tersebut. Kedua, adalah resensi

analitis kritis, yaitu sebuah cara meresensi buku dengan mengulas isi

sebuah buku kemudian setelah itu melakukan analisa kritis terhadapnya.

Dalam hal ini peresensi harus adil tidak hanya mengkritik buku tersebut

tetapi juga menunjukkan hal-hal positif dari buku (promosi). Ketiga

adalah resensi komparatif, yaitu mengulas sebuah buku kemudian

membandingkanya dengan buku lain, serta mengungkapkan kekurangan

dan kelebihan masing-masing buku.

d. Cerpen, mengenai cerpen, dalam pembelajaran tulis-menulis tidak

melakukan pembahasan mengenai definisi. Pembahasan lebih ditkankan

pada materi jenis-jenis cerpen, bagaimana alur cerita, serta bagaimana

penulis menyampaikan ide, gagasan serta amanat di dalam cerpen.

Selanjutnya para santri diinstruksikan untuk membaca berbagai macam

cerpen untuk memperkaya wawasan mengenai cerpen sehingga akhirnya

dapat mencrmati dan menemukan berbagai jenis cerpen. Di dalam

pembelajaran juga disampaikan mengenai jenis-jeenis cerpen yaitu

naratif, simbolik, dan filosofis. Cerpen naratif yaitu cerpen yang penulis

Page 8: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

68

dalam menyampaikan gagasanya hanya menceritaqkan kisah dari awal

sampai akhir saja (secara naratif). Cerpen simbolik saitu cerpen yang

dalam penulisanya menggunakan simbol-simbol dalam menyampaikan

ide ceritanya. Sedangkan cerpen filosofis yaitu, cerpen yang di dalam

penyampaian ide ceritanya menggunakan bahasa-bahasa filsafat.Untuk

memperkaya wawasan mengenai cerpen serta agar para santri dapat

membuat cerpen yang memiliki alur variatif, maka disampaikan juga alur

cerpen berdasarkan konflik/puncak masalah. Peletakan konflik di dalam

cerpen terbagi menjadi tiga yaitu, pada awal, pada tengah, pada akhir,

serta pada awal kemudian diulang pada akhir cerita.

e. Menulis buku, pendidikan ketrampilan tulis-menulis yang diadakan di

Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari juga melatih para santri untuk bisa

menulis buku. Kemampuan menulis buku ini menurut para tutor

merupakan kemampuan yang diharapkan dikuasai santri dalam jangka

waktu lebih panjang dibandingkan kemampuan menulis lainya. Hal ini

disebabkan menulis buku diperlukan kompetensi, pengalaman, serta

waktu yang lebih lama dibandingkan membuat tuilisan berupa puisi,

artikel serta berbagai jenis tulisan yang dipublikasikan ke media massa.

Guna mendorong serta memfasilitasi para santri yang hendak menlis buku

maka pihak pesantren menyediakan dua penerbit yaitu Penerbit Kutub

dan Penerbit Dua Mata Air. Meskipun pada prakteknya para santri

berkecenderungan lebih memilih membuat tulisan yang lebih singkat,

Page 9: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

69

pendek tidak memerlukan waktu yang lama dalam menuliskanya seperti

berbagai tulisan yang dipublikasikan melalui media massa. Hal itu dapat

dimengerti karena para santri pada umumnya adalah mahasiswa yang

memiliki waktu terbatas di sela-sela jam kuliahnya, sehingga mereka

lebih cenderung menulis artikel, puisi, atau berbagai macam tulisan lainya

yang proses penulisanya tidak memerlukan waktu terlalu lama

(Dokumentasi dan wawancara dengan Lukman Santoso, ustadz dan tutor

di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari pada tanggal 11 Oktober 2010).

4. Publikasi

Setelah para santri dibekali berbagai kompetensi dalam dunia

kepenulisan, maka para santri juga dibekali pengetahuan cara

mempublikasikan hasil karyanya. Dalam hal publikasi karya tulisan lebih

ditekankan pada publikasi tulisan yang dikirimkan ke media massa. Hal ini

bukan berarti mengesampingkan publikasi karya yang berbentuk buku,

karena untuk untuk karya buku juga telah disediakan dua penerbit milik

pesantren yaitu Penerbit Kutub dan Penerbit Dua Mata Air. Penekanan materi

publikasai secara khusus kepada publikasi ke media massa ini dilakukan

karena ketrampilan menulis di media massa lebih cepat dapat dipraktekkan,

serta merupakan latihan guna mengasah kemampuan yang lebih tinggi yaitu

menulis buku.

Dalam materi publikasi ini dijelaskan bagaimana agar tulisan dapat

diterima dan dimuat oleh media massa. Hal pertama yang disampaikan yaitu,

Page 10: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

70

kelengkapan tulisan seperti kerapian tulisan, penulisan alamat media massa,

alamat penerbit, alamat percetakan, kelengkapan identitas pengirim, serta

media pengiriman (langsung, via pos, atau email).

Hal selanjutnya yang disampaikan adalah strategi agar tulisan diterima

media massa yaitu, pertama, tulisan harus memenuhi kriteria penulisan yang

merupakan seleksi awal layak tidaknya tulisan dimuat. Kriteria tersebut

seperti keaslian tulisan, isi dan gagasan yang baru serta yang menarik,

memenuhi etika jurnalistik dan lain sbagainya. Kedua, Tulisan harus aktual

yaitu harus sesuai dengan kejadian yang masih aktual di tengah-tengah

masyarakat. Kemudian aktual sesuai dengan agenda rutin seperti hari-hari

besar nasional dan dunia yang monumental. Kemudian tulisan juga harus

menyesuaikan tajuk rencana suatu media. Ketiga, memahami visi misi suatu

media, karena setiap media massa, penerbit maupun percetakan didirikan

dengan sebuah idealisme dan cita-cita. Penerbit, koran atau majalah tertentu

memiliki idealisme berbeda-beda seperti kesehatan, ekonomi, olahraga,

politik dan lain sebagainya, sehingga masing-masing perusahaan surat kabar

mempunyai sasaran pembaca sesuai dengan idealisme yang dibangunya

(Dokumentasi dan wawancara dengan Lukman Santoso, ustadz dan tutor di

Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari pada tanggal 11 Oktober 2010).

Page 11: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

71

B. Upaya-upaya yang Dilakukan dalam Rangka Mewujudkan Tujuan

Pembelajaran Pendidikan Ketrampilan Tulis-menulis

Dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan

khususnya dalam bidang ketrampilan tulis-menulis pihak Pesantren Mahasiswa

Hasyim Asy’ari melakukan berbagai kegiatan sebagai berikut :

1. Diklat (pendidikan dan pelatihan) tulis-menulis

Diklat tulis menulis yang diadakan disebut dengan kajian ketrampilan

tulis-menulis. Kajian ketrampilan tulis-menulis dilaksanakan di ruang aula

pesantren dengan dibimbing oleh para tutor. Tutor diambil dari para santri

senior ataupun para asatidz. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan

pihak pesantren sesekali mendatangkan para penulis sukses ke pesantren guna

mengisi kegiatan ini. .

Kajian ini dilaksanakan empat kali dalam seminggu dengan berbagai

metode pembelajaran yaitu, ceramah, diskusi, penugasan. Materi diklat adalah

ketrampilan menulis buku dan ketrampilan menulis jurnalistik non reportase

seperti artikel, opini, puisi, cerpen, resensi dan lainya (jadwal terlampir)

2. Mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat di bidang tulis-menulis.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini mempunyai tujuan penting bagi

para santri dan juga bagi masyarakat. Tujuan yang diharapkan akan terwujud

bagi para santri adalah para santri diharapkan memiliki kepedulian dan

kecintaan terhadap budaya tulis-menulis, serta menyebarkan ketrampilan serta

budaya tersebut kepada masyarakat. Dengan mengadakan kegiatan ini

Page 12: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

72

diharapkan bisa menjadi ajang mempraktekkan, mendalami serta

mengembangkan ketrampilan tulis-menulis yang didapatkan dari pesantren.

Tujuan lainya adalah terciptanya budaya baca tulis bagi santri dan masyarakat

yang merupakan bentuk pengabdian PP. M. Hasyim Asy’ari dalam rangka

pencerdasan dan pembelajaran bagi masyarakat.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut tersebut dilaksanakan dengan

berbagai cara pertama yaitu, PP.M. Hasyim Asy’ari bekerja sama dengan

penerbit lain dengan menggelar acara perpustakaan keliling dan perlombaan

bagi anak-anak usia dini dengan maksud untuk meningkatkan ketrampilan

menulis serta etos membaca di kalangan masyarakat.

Cara yang kedua yaitu pelatihan tulis-menulis bagi selain santri.

Sasaranya adalah mahasiswa dari berbagai universitas di dalam maaupun

sekitar yogyakarta. Pelatihan ini sebelumnya dipandu oleh pengasuh namun

selanjutnya dipandu oleh para santri senior yang telah memiliki ketrampilan

praktis dalam bidang tulis-menulis.

Strategi yang digunakan dalam pendidikan ketrampilan tulis-menulis

adalah sebagai berikut:

1. Pengenalan teori dan praktek dalam pembelajaran

Dalam pembelajaran tulis-menulis para santri dibekali berbagai

macam teori mengenai kepenulisan, namun praktek dalam pembelajaran lebih

ditekankan. Selain itu para tutor yang mengampu kegiatan pembelajaran juga

Page 13: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

73

lebih banyak menyampaikan pengalaman praktis mereka dalam hal tulis-

menulis. Menurut para tutor untuk teori para santri bisa mendapatkanya secara

lebih mendalam melalui buku-buku tentang kepenulisan baik yang ada di

perpustakaan pesantren maupun dari sumber lainya. Secara khusus praktek

menulis dilaksanakan melalui tugas-tugas yang disampaikan oleh para tutor di

setiap akhir pertemuan. Kemudian pada pertemuan berikutnya hasil dari tugas

tersebut dievaluasi oleh para tutor untuk selanjutnya diberi pengarahan

mengenai kekurangan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para santri.

Dengan cara tersebut para santri diharapkan akan lebih memahami materi

serta mengerti kekurangan serta kelebihan masing-masing.

2. Peningkatan motivasi sebagai dasar utama pengembangan potensi tulis-

menulis

Guna memberikan dorongan kepada para santri untuk mempelajari

ketrampilan tulis-menulis maka dilakukan berbagai cara agar para santri

terpacu semangatnya untuk menekuni ketrampilan tersebut, salah satu cara

tersebut adalah pemberian motivasi. Motivasi adalah serangkaian usaha untuk

menjadikan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin

melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka ia akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2001 : 73).

Pesantren berusaha menumbuhkan semangat dalam proses pendidikan

ketrampilan tulis-menulis melalui beberapa motivasi. Motivasi pertama yaitu,

melalui penanaman prinsip dasar dan tujuan menulis. Maka secara spesifik

Page 14: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

74

dapat dikatakan bahwa dasar serta tujuan menulisyang ditekankan di

Pesantren Hasyim Asy’ari itu adalah sebagai bentuk ibadah kepada Alloh

SWT dan dakwah Islam (dakwah bilkitabah}. Dengan menulis diharapkan

akan dapat menyampaikan berbagai nilai-nilai ajaran Islam yang telah

didapatkan dari berbagai sumber pembelajaran seperti kampus dan pesantren

melalui media tulisan. Dengan landasan ibadah dan dakwah tersebut berarti

telah menginvestasikan kemampuan untuk bekal hidup di alam baka.

Motivasi kedua yaitu, dengan ketrampilan tulis-menulis merupakan

salah satu upaya pengembangan potensi ketrampilan personal, ketrampilan

sosial, ketrampilan akademik serta ketrampilan vocational para santri ketika

masih dalam proses pendidikan maupun kelak setelah selesai dari pendidikan

di pesantren agar dapat mandiri dan sukses menjalani kehidupan. Kemudian

dengan ketrampilan tulis-menulis tersebut para santri diharapkan juga

memiliki ketrampilan yang bernilai secara ekonomis sehingga tidak

mengandalkan lowongan pekerjaan lain yang semakin sempit. Hal ini bisa

menjadi salah satu alternatif guna menyikapi fenomena banyaknya angkatan

kerja yang belum mendapatkan pekerjaan layak.

3. Mendatangkan para penulis yang telah sukses

Guna memperkaya para santri dengan wawasan yang lebih luas maka

pihak pesantren sengaja mendatangkan para tokoh penulis ke pesantren.

Meskipun kegiatan ini tidak terjadwal, namun sangat bermanfaat bagi para

santri. Dengan didatangkanya para penulis sukses para santri dapat berdiskusi

Page 15: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

75

serta tukar pengalaman dengan para penulis tersebut. Dengan mendapatkan

materi yang berasal dari pengalaman praktis dari para penulis tersebut, para

santri akan mendapatkan berbagai pengetahuan baru tentang tulis-menulis

yang lebih aplikatif untuk langsung diterapkan. Kemudian selanjutnya para

santri diharapkan dapat belajar dan termotivasi untuk mengikuti perjalanan

sukses mereka di bidang kepenulisan.

4. Pendampingan dan bimbingan personal

Guna menunjang dan menindaklanjuti pendidikan ketrampilan yang

dilaksanakan melalui diklat yang dipandu oleh para tutor dan diskusi dengan

para tokoh penulis, maka pihak pesantren mengadakan pembimbingan secara

personal kepada para santri. Seorang santri senior yang sekiranya sudah

menguasai ketrampilan tulis-menulis diberi tugas untuk mendampingi dan

membimbing beberapa santri dalam proses belajar menulis. Metode

pembimbingan dilaksanakan dengan berbagai cara.

Cara yang pertama yaitu, dengan memberi tugas tertentu kepada

santri, baik tugas terstruktur maupun tugas mandiri. Salah satu contoh tugas

tersebut adalah mencari dan membaca buku tertentu yang berkaitan dengan

tulis-menulis, kemudian tugas membuat kliping jenis tulisan tertentu dari

media massa. Dengan tugas tersebut para santri diharapkan bisa mendapatkan

pengetahuan serta ketrampilan baru dalam hal tulis-menulis melalui pencarian

sendiri. Dengan pencarian sendiri tersebut diharapkan pengetahuan dan

ketrampilan yang didapatkan para santri akan lebih berkesan.

Page 16: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

76

Cara yang kedua yaitu, Memberikan motivasi secara personal kepada

para santri. Motivasi yang disampaikan secara santai dan non formal

diharapkan akan lebih mudah diterima oleh para santri. Motivasi yang

diberikan seperti mengarahkan para santri untuk memilih jenis tulisan yang

disukainya kemudian didorong untuk mengembangkanya selanjutnya juga

membantu para santri memilih media publikasi yang tepat. Bimbingan lain

yang sangat penting adalah support kepada para santri yang gagal atau belum

bisa mempublikasikan hasil tulisanya ke media massa atau penerbit buku.

Sehingga akhirnya para santri tidak patah semangat ketika belum berhasil dan

punya semangat tinggi untuk terus berusaha sampai berhasil.

5. Membangun kultur membaca dan menulis.

Sistem pengajaran tulis-menulis di Pesantren Mahasiswa Hasyim

Asy’ari yang dilaksanakan secara formal melalui diklat dan mendatangkan

para penulis sukses ditunjang dengan strategi pembentukan kultur membaca

dan menulis, yaitu kultur yang kondusif bagi pengembangan pengetahuan

dan wawasan melalui kebiasaan membaca serta upaya pengambangan

kretifitas menulis dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan suasana yang

kondusif bagi proses pembudayaan membaca dan menulis ini diupayakan

dengan berbagai cara.

Cara yang pertama yaitu menjadikan aktivitas membaca sebagai

sebuah kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren.

Sehingga disela-sela aktivitas para santri yang padat para santri dibiasakan

Page 17: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

77

untuk membaca berbagai macam bacaan baik berupa buku, koran maupun

majalah. Guna menunjang proses pembentukan budaya membaca di

pesantren, maka pihak pesantren juga menyediakan perpustakaan untuk para

santri yang menyediakan berbagai macam koleksi. Dengan kebiasaan

membaca tersbut para santri diharapkan memiliki pengetahuan serta wawasan

yang luas, yang dengan pengetahuan serta wawasan yang luas tersebut para

santri diharapkan akan mampu menuangkan pengetahuan yang didapatkanya

dalam bentuk tulisan.

Cara yang kedua yaitu, pembiasaan budaya menulis di lingkungan

pesantren. Di dalam lingkungan pesantren para santri benar-benar didorong

untuk terbiasa mengisi waktunya dengan membuat tulisan baik tulisan

tersebut hanya untuk konsumsi bacaan pribadi, atau untuk dipublikasikan

kepada khalayak umum seperti media massa maupun buku. Kemudian pihak

pesantren juga menyediakan wadah berupa majalah dinding sebagai arena

publikasi hasil karya santri yang berupa tulisan yang telah dimuat maupun

belum dimuat di media massa.

Dengan dipublikasikanya hasil karya santri yang telah berhasil dimuat

dan menembus media massa merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.

Sehingga akhirnya mendorong para santri yang telah berhasil menulis di

media massa untuk lebih giat lagi menulis. Sedangkan bagi para santri yang

tulisanya belum diterima dan dimuat di media massa akan merasa tertantang

untuk terus menulis agar bisa seperti para santri lain yang telah berhasil. Maka

Page 18: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

78

akhirnya dengan adanya mading sebagai wahana publikasi hasil tulisan para

santri, dapat menjadikan motivasi serta persaingan yang sehat di dalam

pesantren.

6. Menyediakan akses terhadap berita dan informasi terbaru

Pihak pesantren mengusahakan agar para santri memiliki wawasan

kekinian serta tidak ketinggalan informasi serta berita terbaru. Karena dengan

wawasan dan pengetahuan yang luas khususnya hal-hal baru para santri akan

memiliki kretifitas dan inovasi dalam isi serta tema tulisan. Sehingga akhirnya

tulisan yang dihasilkan merupakan karya yang responsive dengan situasi dan

kondisi yang sedang terjadi.

Guna mewujudkan itu semua pihak pesantren mengusahakan agar para

santri dapat membaca dan mengetahui perkembangan informasi dan berita di

media massa secara kontinyu dengan jalan berlangganan beberapa Koran

harian. Koran harian yang disediakan pihak pesantrren antara lain Media

Indonesia, Suara Yogya, Kedaulatan Rakyat, Kompas dan beberapa surat

kabar lainya. Selain Koran-koran tersebut para santri yang berkeinginan

membaca majalah atau Koran tertentu diijinkan berlangganan dengan dana

pribadi atau kelompok (Observasi dan wawancara dengan Lukman Santoso,

Ustadz dan tutor di Psantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari Yogyakarta pada

tanggal 11 Oktober 2010).

Page 19: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

79

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pendidikan

Ketrampilan Tulis-menulis

Dalam pelaksanaan pendidikan ketrampilan tulis-menulis terdapat banyak

faktor pendukung maupun penghambat atas tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan. Faktor-faktor tersebut tak bisa lepas dari keberadaan pesantren, para

santri, serta kondisi lingkungan sekitar. Beranjak dari hasil observasi, wawancara

serta data-data yang diperoleh dari sumber data, akhirnya dapat dirumuskan

beberapa faktor yang menjadi pendukung maupun penghambat terlaksananya

kegiatan tersebut yaitu :

1. Faktor-faktor pendukung

Beberapa hal yang menjadi faktor pendukung terlaksananya kegiatan

pendidikan ketrampilan di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari adalah :

a. Lingkungan sosial budaya sekitar pesantren, yaitu masyarakat

Yogyakarta yang merupakan “kota pelajar” sehingga komunitas pelajar

serta mahasiswa serta masyarakat yang ada pada umumnya terbiasa

dengan aktivitas baca tulis. Dengan lingkungan sosial budaya yang positif

tersebut menjadi pendorong terpupuknya budaya baca tulis di lingkungan

komunitas pesantren. Dengan adanya budaya tersebut para santri akhirnya

lebih mudah menerima serta menguasai materi ketrampilan tulis-menulis

sebagaimana yang diajarkan secara khusus di pesantren.

b. Iklim kepenulisan (kultur kepenulisan) di pesantren serta persaingan

dalam kepenulisan yang yang diciptakan sedemikian rupa dalam

Page 20: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

80

kehidupan di pesantren. Dengan metode pembiasaan tersebut akhirnya

tercipta iklim yang kondusif bagi pengembangan penulisan kreatif

berbagai karya tulisan. Dengan kultur kepenulisan yang ada di pesantren

sangat mendukung terlaksananya tujuan pendidikan ketrampilan tulis-

menulis. Karena dengan kultur kepenulisan tersebut bisa mewarnai

seluruh aktivitas sehari-hari para santri di pesantren yang berlangsung

selama duapuluh empat jam. Maka dengan metode tersebut akan lebih

efektif dalam mencapai tujuan pendidikan yang bukan hanya mencakup

aspek kognitif semata dengan penguasaan materi tulis-menulis, akan

tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik seperti sikap dan

ketrampilan yang dibutuhkan sebagai seorang penulis.

c. Perpustakaan pesantren yang relatif lengkap membantu para santri

mendapatkan literatur serta bahan bacaan yang dibutuhkan. Dengan

kelengkapan bahan bacaan tersebut maka para santri lebih mudah

mendapatkan berbagai macam bahan maupun materi yang berkaitan

dengan tentang tulis-menulis. Para santri tidak harus pergi ke luar

pesantren untuk mencari bahan serta materi yang dibutuhkan sehingga

akan lebih menghemat waktu dan biaya. Selain itu dengan kemudahan

dalam prosedur peminjaman menjadikan para santri bisa lebih mendalam

dalam mengkaji berbagai bahan bacaan yang berkaitan dengan materi

pendidikan ketrampilan tulis-menulis.

Page 21: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

81

d. Kemudahan mendapatkan akses informasi serta ilmu pengetahuan melalui

berbagai media di lingkungan sekitar, seperti banyaknya perpustakaan-

perpustakaan yang tersebar di berbagai tempat di Yogyakarta. Kemudian

banyaknya toko buku -toko buku yang menyediakan bermacam-macam

buku baru maupun lama, serta sering diadakanya pameran buku maupun

bedah buku oleh para penerbit. Dengan kemudahan tersebut menjadikan

para santri bisa lebih dapat memperkaya wawasan serta pengetahuan

kekinian sehingga akhirnya tulisan yang dihasilkan akan lebih bermutu,

inovatif dan penuh kreativitas.

e. Adanya dukungan dari penerbit “Kutub” dan “Dua mata air” yang ikut

mendukung dan mewadahi kreativitas menulis para santri. Dengan

dukungan dua penerbit tersebut para santri mempunyai wahana publikasi

karya tulisan mereka. Kemudian selain itu para santri bisa mendapatkan

pengetahuan praktis proses produksi, editing sampai pemasaran sebuah

buku ataupun hasil tulisan lainya.

f. Para penulis, alumni santri, serta praktisi dalam bidang penerbitan serta

media massa yang ikut memberi motivasi dan pengarahan bagi para santri

dalam pendidikan ketrampilan tulis-menulis. Selain para astidz dan tutor

peranan dari para "tutor tamu" yang berasal dari alumni maupun relasi ini

sangat penting dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan

ketrampilan tulis-menulis. Karena dengan "tutor tamu" tersebut akan

melengkapi materi yang disampaikan oleh asatidz/tutor yang ada

Page 22: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

82

sehingga memperkaya pengetahuan serta wawasan santri tentang tulis-

menulis. Dengan berbagai ilmu pengetahuan serta pengalaman praktis

dari para "tutor tamu" santri bisa lebih termotivasi untuk menjadi penulis

sukses.

2. Adapun hal-hal yang menjadi penghambat dalam kegiatan pendidikan

ketrampilan tulis-menulis di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari adalah :

a. Terbatasnya sarana dan prasarana serta fasilitas yang dimiliki pesantren

sehingga kurang bisa maksimal dalam mendukung kegiatan

pembelajaran. Seperti sarana ruang belajar dan ruang perpustakaan yang

belum tertata rapi sehingga kurang nyaman ketika digunakan dalam

proses kegiatan belajar mengajar. Kemudian belum tersedianya sarana

dan media pembelajaran modern yang memadai seperti media elektronik,

komputer dan internet yang mencukupi bagi para santri, sehingga proses

pembelajaran kurang optimal karena santri masih harus pergi ke luar

pesantren guna memenuhi kebutuhan tersebut.

b. Kurang maksimalnya penerbit “Kutub” dan “Dua Mata Air” dalam

publikasi hasil karya para santri. Kedua penerbit tersebut lebih banyak

menerbitkan karya tulisan yang berbentuk buku dari para penulis yang

sudah terkenal maupun tulisan dari para alumni yang sudah profesional.

Sehingga para santri yang pada umumnya merupakan para penulis

pemula kurang mendapat perhatian. Salah satu dampak dari kurang

maksimalnya dukungan dari kedua penerbit tersebut akhirnya para santri

Page 23: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

83

lebih banyak terjun pada dunia jurnalistik yaitu menulis dengan media

publikasi berupa media massa baik lokal maupun nasional.

c. Regenerasi pihak pengelola pesantren terhadap para narasumber, ustadz

dan tutor yang kurang bisa berjalan dengan baik dikarenakan para santri

senior yang sudah selesai melaksanakan studi biasanya akan keluar dari

pesantren atau pulang ke kampung halaman. Nara sumber serta tutor

pertama dalam pendidikan ketrampilan tulis-menulis adalah K.H. Zaenal

Arifin Toha karena beliau selain pengasuh pesantren juga merupakan

seorang penulis professional, namun setelah beliau meninggal akhirnya

posisi narasumber dilanjutkan oleh para santri senior. Para santri senior

yang merupakan asatidz atau tutor yang merupakan narasumber dalam

pendidikan ketrampilan tulis-menulis setelah menyelasaikan studi di

kampus sebagian besar pindah tempat atau pulang ke kampung

halamanya, sehingga posisi narasumber diambil alih oleh para santri yang

masih ada. Kemudian yang menjadi masalah dan menghambat dalam

proses pembelajaran adalah regulasi posisi dan tugas narasumber di

Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari kurang dipersiapkan sejak dini.

Padahal seharusnya para narasumber, ustadz dan tutor merupakan bagian

sentral dalam keberlangsungan serta tercapainya tujuan pembelajaran.

Sehingga perlu diaadakan regenerasi dengan cara tertentu agar dapat

menghasilkan para narasumber, ustadz dan tutor yang menguasai tidak

hanya materi ketrampilan tulis-menulis tetapi juga teori pembelajaran.

Page 24: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

84

D. Hasil dan Manfaat Pendidikan Ketrampilan Tulis-menulis di Pesantren

Mahasiswa Hasyim Asy’ari Yogyakarta

1. Hasil Pendidikan Ketrampilan Tulis-menulis

Pendidikan ketrampilan tulis-menulis pada dasarnya merupakan

kegiatan yang memiiki tujuan pokok mengembangkan potensi para santri di

bidang kepenulisan. Dalam proses pendidikan serta pelaksanaan program

tersebut tentu akan terdapat hasil pencapaian, terlepas dari evaluasi hasil

yaitu tercapai ataupun tidaknya semua tujuan dari program tersebut. Maka

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kegiatan pendidikan

ketrampilan tulis-menulis dapat disimpulkan beberapa hasil yang didapatkan

dari kegiatan tersebut.

Tujuan pokok dari pendidikan ketrampilan tulis-menulis adalah untuk

mencetak para santri agar memiliki ketrampilan tulis-menulis dan selanjutnya

bisa menjadi penulis. Tercapainya tujuan tersebut dapat diindikasikan dengan

eksistensi para santri dalam bidang kepenulisan beserta karya-karya tulisan

yang telah dihasilkanya. Kemudian bagaimana sebuah tulisan dapat

dipublikasikan serta diterima oleh penerbit, percetakan, redaktur, maupun

masyarakat pembaca pada umumnya.

Dalam upaya mencapai tujuan dari pendidikan ketrampilan tulis-

menulis tersebut pihak pesantren telah melakukan berbagai upaya agar para

santri dapat mendapatkan hasil serta manfaat dalam jangka pendek maupun

jangka panjang. Tujuan jangka pendek meliputi kemampuan menembus

Page 25: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

85

media massa yang bertaraf lokal, maupun nasional. Karena sebuah tulisan

dapat diterima dan dimuat dalam sebuah mediua massa harus memilki sebuah

ketrampilan khusus dalam membuat sebuah tulisan yang berkualitas, serta

sesuai dengan tema/karakter tulisan yang dikehendaki oleh media massa

tersebut. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah terbentuknya jiwa

kepenulisan sehingga bisa menjadi penulis yang professional serta produktif.

Yang mana lingkup tulisan akan lebih luas bukan hanya pada media massa

tetapi bisa merambah pada bentuk penulisan buku dan tulisan pada berbagai

media lainya. Akhirnya tujuan jangka panjang ini membutuhkan

pengembangan sendiri oleh para santri berdasarkan keilmuan serta

ketrampilan yang telah didapatkanya sehingga akan menghasilkan

ketrampilan yang lebih variatif.

Adapun hasil dari kegiatan pendidikan ketrampilan tulis-menulis di

Pesantren Hasyim Asy’ari secara langsung (jangka pendek) dapat dilihat

adalah keberhasilan para santri menghasilkan berbagai bentuk tulisan yang

dimuat di berbagai media massa baik yang berskala lokal maupun nasional.

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pendidikan ketrampilan yang dilakukan

melalui metode yang mengedepankan praktek secara langsung dengan

bimbingan para penulis praktis cukup efektif dalam mencapai tujuan

pembelajaran. Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang hanya sekedar

menyampaikan teori-teori terntang kepenulisan yang kadang kurang aplikatif

dengan kondisi serta kebutuhan media massa dan pembaca.

Page 26: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

86

Kemudian untuk hasil pendidikan ketrampilan jangka panjang perlu

diadakan penelitian tersendiri, sehingga bisa diamati bagaimana keberadaan

para santri alumni Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari setelah lulus dari

pendidikan pesantren. Namun dari pengamatan sebatas lingkup pesantren

khususnya para alumni yang masih aktif dalam kegiatan pendidikan di

pesantren, ternyata banyak alumni angkatan pertama yang berhasil serta

produktif dalam bidang kepenulisan.

Dari pemaparan tersebut dapat disiumpulkan bahwa ternyata

pendidikan ketrampilan tulis-menulis di Pesantren Hasyim Asy’ari

menghasilkan output yaitu peserta didik (santri maupun alumni) yang secara

praktis dapat menuliskan karyanya dalam bentuk buku maupun di media

massa. Kemudian hasil dari pendidikan ketrampilan tulis-menulis dapat

dilihat dari diterima dan dimuatnya karya tulisan dari para santri sebagaimana

terlihat dari tabel neraca kepenulisan para santri yang berhasil

didokumentasikan pihak pengurus pesantren periode tahun 2010 sebagai

berikut:

Page 27: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

87

NERACA KEPENULISAN SANTRI

PESANTREN MAHASISWA HASYIM ASY’ARI

TAHUN 2010 (gambar 2)

NO

NAMA SANTRI MEDIA JENIS TULISAN JUM

LAH

1 A. Muhlis Amrin JS, MI, B O(3) 3

2 Ainurrasyid SM, B, dll. R(5), E(1) 6

3 Muhammadun AS

JS , SK, T, B, MB, SM, MI

O(21), R(10), E(1) 32

4 Fauzi Abdurrahman

JS, PIM Proyek dll. O(4), B 5

5 Salman Rusydi MP, M, B, JS dan Pim Proyek

C(1), O(3) 4

6 Lukman Santoso Proyek Buku PIM, dll. B(1), O(9), R(10), E(1)

21

7 Ahmad Hasan MS

PR, MI, dll. R(10), P(1), O(7) 18

8 M. Sanusi MI, KR , PIM Proyek, dll.

E(3), B C(4), R(9) 17

9 Muhibbuddien SM O(6) 6

10 Gugun El Guyanie

SP, B, KR, JS, O(21), E(3), R(2) 26

11 Bj Sujibto SM, KR, dll. R(8), O(7), E(3) 18

12 Miftahul A’la I, JS, dll. O(6), E(1), R(3) 10

Page 28: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

88

13 Sungatno MI, SI, S, dll. R(16), O(4) 20

14 Fathul Anas M, MI, KR, dll. O(9), R(8), E(1) 18

15 Minan Nurirrahman

KR, SM R(2) 2

16 Fathurrahman MD

M, JP, dll. O(12) 12

17 Muhibbien Am SM, B, dll. O(6), R(3) 9

18 Zainuddin Zen JS, MI, KR, dll. O(2), P(1), E(2), R(1)

6

19 Wushtol Bahrie JS, MI, dll. O(1), E(3) 4

20 M Ali Faki Ar JS 2x, M O(4), R(1), E(1) 6

21 Yanuar Arifin SM, PR, MI, MI, dll. O(6), R(2), E(5) 13

22 M Fathullah K, PR, MI, dll. O(1), R(5) 6

23 Mustain Abd M, S Pos O(2) 2

24 Najanuddin M S Pos, SP, PIM Proyek O(2), B(1) 3

25 Heri Kurniawan SM, MI, KR , JS, dll. R(5), O(7) 12

26 Abd. Rachem MI, SM, K, dll. E(3),R(1), C(4) 8

27 Juma’ D. LP, MI, KR, dll. R(8),O(4), 12

28 Imam S. Arizal KU, dll. P(5), C(5) 10

29 Budi Prasetyo B, K, dll. O(3), E(3) 6

30 Matroni SI E 1

31 Ahmad Hasan JS O 1

32 Naja SP, SM, M O(2), R(1) 3

Page 29: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

89

33 Ridwan SI, MI, M R 3

34 Fakih SM, I O(2) 2

35 Nurul Ikhsan SI R 1

36 Yunus BS KJ R 1

37 Rusdie B,SK,MI, M, KR O(3), E(3) 6

38 Fathurrasyid SM R(4) 4

39 Suyadi B O 1

40 Danuji SM R 1

41 Imam B, JS, MP, B, PR, K, SP, SM, R, SK, dll.

O(10), P(9), R(7), E(12), C(18)

56

42 Taufiqurrahman SN

S, R, R E(2), O(1) 3

43 Aris Hasyim KJ, JS, SK R(2), E(1) 3

44 Aris Abdulhadi JS, K E,O 2

45 Nurcholis Anwar SM, K, HJ, JS O(3), E 4

Jumlah 406

61 santri

Keterangan Media :

SM : Suara Merdeka

R : Republika

KJ : Koran Jakarta

SI : Seputar Indonesia

MI : Media Indonesia

I : Investor

S : Surya

T : Tempo

SU : Suluh

SPos : Solo Pos

Page 30: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

90

B : Bernas Jogja

KP : Koran Pak Oles

JS : Joglo Semar

JP : Jawa Pos

MR : Merapi

MP : Minggu Pagi

KR : Kedaulatan Rakyat

PR : Pikiran Rakyat

LPos : Lampung Post

KM : Kuntum

KN : Kontan

BI : Bisnis

P : Panyingkul

SK : Suara Karya

SP : Suara Pembaruan

BP : Bali Post

DP : Diva Pers

K : Kompas

Keterangan Tulisan

O : Opini

C : Cerpen

E : Esay

B : Buku

R : Resensi

P : Puisi

Page 31: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

91

1. Manfaat Pendidikan Ketrampilan Tulis-menulis

Sedangkan manfaat dari pendidikan ketrampilan tulis-menulis di

Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari lebih luas dibandingkan hasil yang

sudah dibahas di depan. Manfaat ini mencakup berbagai dampak positif yang

didapatkan oleh para santri berkaitan dengan adanya pendidikan ketrampilan

tulis-menulis tesebut. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Mendapatkan ketrampilan kecakapan hidup (life skill)

Dengan pendidikan ketrampilan tulis-menulis yang tidak semua

lembaga pendidikan menyediakanya, para santri mendapatkan sebuah

ketrampilan khusus yaitu tulis-menulis. Dengan ketrampilan yang

didapatkan tersebut para santri dapat menggunakan langsung selama

masih menjadi santri, maupun kelak setelah lulus dari pendidikan guna

menghadapi persoalan kehidupan sehari-hari khususnya dalam bidang

ekonomi. Karena aktivitas tulis-menulis jika ditekuni bisa menjadi sebuah

profesi yang menjanjikan.

b. Percaya diri menghadapi masa depan

Dengan ketrampilan tulis-menulis para santri lebih siap

menghadapi realitas kondisi ekonomi dan sosial yang ada, seperti

banyaknya pengangguran, jumlah tenaga kerja produktif lulusan

perguruan tinggi yang belum bisa mendapatkan pekerjaan. Sehingga para

santri yang mengikuti dan mendapatkan ketrampilan tulis-menulis tidak

Page 32: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

92

hanya mengandalkan ijazah yang didapatkan dari bangku pendidikan

formal atau kampus tempat kuliah, tetapi mereka bisa menggunakan

ketrampilan tersebut sebagai salah satu sumber mata pencaharian

(wawancara dengan santri Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari pada

tanggal 11 Oktober 2010)

c. Memperluas wawasan

Aktivitas menulis berhubungan erat dengan aktivitas membaca,

karena tanpa dibekali dengan hasil bacaan yang cukup seorang penulis

tidak dapat menghasilkan tulisan yang berkualitas. Sehingga dengan

tuntutan membaca tersebut secara tidak langsung akan terbiasa dengan

aktivitas tersebut yang akhirnya akan menambah wawasan serta

pengetahuan (wawancara dengan santri Pesantren Mahasiswa Hasyim

Asy'ari pada tanggal 11 Oktober 2010)

d. Mandiri

Karena profesi penulis maupun aktivitas menulis bisa dilakukan

kapan saja dan tidak terikat oleh waktu, maka para santri maupun

mahasiswa bisa melakukanya di sela-sela aktivitas belajar tanpa

mengganggu kegiatan pembelajaran. Selain itu dengan ketrampilan

menulis bisa menghasilkan pendapatan dari honorarium tulisan yang

dimuat oleh media massa maupun penerbit atau percetakan. Sehingga para

santri yang juga mahasiswa bisa melatih kemandirian guna mencukupi

kebutuhan hidup dengan tidak hanya menggantungkan dari pemberian

Page 33: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

93

orang tua wawancara dengan santri Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy'ari

pada tanggal 11 Oktober 2010)

e. Wahana aktualisasi diri

Dengan adanya ketrampilan menulis para santri dapat

mengaktualisasikan dirinya melalui aktivitas tersebut. Kebutuhan

aktualisasi diri merupakan level tertinggi manusia dalam keberadaanya

menurut Abraham Maslow disebut dengan teori kebutuhan. Menurut

Abraham Maslow aktualisasi diri adalah penggunaan secara penuh bakat,

kapasitas-kapasitas, potensi-potensi dan sebagainya ( Goble, 1992 : 48).

f. Wahana aplikasi dan pengembangan keilmuan

Dengan diadakanya pendidikan ketrampilan tulis-menulis, para

santri memiliki ketrampilan menuangkan ilmu pengetahuan yang

dimilikinya melalui media tulisan. Sehingga ilmu pengetahuan yang

dimiliki para santri tidak hanya disimpan atau disampaikan dalam lingkup

yang sempit, tetapi dapat disampaikan kepada khalayak yang lebih luas.

Selain itu ilmu pengetahuan yang disampaikan lewat media tulisan itu

akan lebih berkembang, karena sebuah tulisan yang disampaikan kepada

khalayak sudah barang tentu akan menyesuaikan perkembangan serta pola

pemikiran terkini.

g. Pengembangan potensi

Pada dasarnya semua manusia memiliki berbagai macam potensi,

salah satu potensi tersebut adalah menulis. Potensi yang berupa bakat

Page 34: Tesis Imam Asyahari Murtadlo (085112024)eprints.walisongo.ac.id/422/5/Murtadlo_Tesis_Bab4.pdf · 2013. 12. 4. · mengejar keuntungan pribadi dengan membuat tulisan atau buku yang

94

tersebut akan terpendam tanpa ada sebuah wadah pengembangan. Maka

dengan pendiikan ketrampilan tulis-menulis bisa menjadi sarana

pengembangan potensi bakat kepenulisan. Sebagaimana diungkapkan oleh

Aep Kusnawan bahwa sebenarnya setiap orang yang bisa menulis pada

dasarnya telah memiliki potensi untuk menjadi penulis, hanya potensi itu

memang perlu dikembangkan, sehingga tulisan yang biasanya hanya

untuk dibaca sendiri atau dikonsumsi oleh kalangan terbatas bisa

dikonsumsi oleh kalangan umum (Kusnawan, 2004 : 27)