TESIS

65
DEWI MARGININGSIH NIM.S.830908113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TESIS

description

TESIS. Dewi Marginingsih NIM.S.830908113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. JUDUL. PEMBELAJARAN FISIKA METODE INQUARY TERBIMBING MEDIA LABORATORIUM DAN ANIMASI KOMPUTER DITINJAU KEMAMPUAN BERFIKIR DAN SIKAP ILMIAH. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TESIS

Page 1: TESIS

DEWI MARGININGSIHNIM.S.830908113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINSPROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TESIS

Page 2: TESIS

JUDUL

PEMBELAJARAN FISIKA METODE INQUARY TERBIMBING MEDIA LABORATORIUM DAN ANIMASI

KOMPUTER DITINJAU KEMAMPUAN BERFIKIR

DAN SIKAP ILMIAH

Page 3: TESIS

BAB. IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian

Page 4: TESIS

LATAR BELAKANG MASALAH

• Guru sebagai tenaga profesional (UU RI Nomor 14

Tahun 2005 tentang guru dan dosen).

• Adanya miskonsepsi pokok bahasan gaya gesekan di

SMA N 1 Surakarta .

• Penggunaan media belajar yang kurang maximal.

• Menciptakan pembelajaran fisika yang inovatif.

• Meningkatkan prestasi belajar fisika.

• Pembelajaran yang siswa aktif

Page 5: TESIS

IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sbb :

1. Guru belum berfungsi maksimal sebagai agen pembelajaran.

2. Terjadi miskonsepsi pada gaya gesekan di SMAN1 Ska

3. Media pembelajaran belum dimanfaatkan secara maximal.

4. Pembelajaran fisika masih kurang inovatif.

5. Prestasi belajar fisika belum maximal

6. Penggunaan media laboratorium kurang maksimal.

7. Pembelajaran fisika belum banyak siswa aktif

Page 6: TESIS

PEMBATASAN MASALAH

1. Pembelajaran fisika dengan metode inquary terbimbing

menggunakan media laboratorium.dan animasi komputer .

2. Pembelajaran fisika pada pokok bahasan gaya gesekan Kelas

X Semester 2 SMA N 1 Surakarta tahun 2008/2009.

3. Kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.

4. Sikap ilmiah dengan kategori tinggi dan rendah.

5. Prestasi belajar pada aspek kognitif.

Page 7: TESIS

PERUMUSAN MASALAH

1 Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer ?

2 Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak?

3 Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah?

4 Adakah interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar?

5 Adakah interaksi media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?

6 Adakah interaksi kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?

7 Adakah interaksi media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?

Page 8: TESIS

TUJUAN PENELITIAN

1 Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer

2 Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.

3 Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah.

4 Mengetahui interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar.

5 Mengetahui interaksi media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.6 Mengetahui interaksi kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap

prestasi belajar.7 Mengetahui interaksi media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah

terhadap prestasi belajar.  

 

Page 9: TESIS

MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis Hasil penelitian merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk menentukan model pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa maka guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat.

2.Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan teoritis bagi masyarakat, guru, yang memerlukan tambahan dasar teori bagi penelitian mereka, baik untuk pengembangan pembelajaran maupun penyelesaian tugas akhir.

Page 10: TESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS  

Kajian Teori

Page 11: TESIS

1. Hakikat Belajar

Belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai

kecakapan, ketrampilan dan sikap.

2. Teori Belajar

Konstruktivisme

Teori belajar menurut pandangan konstruktivis menyatakan

bahwa siswa tidak menerima begitu saja pengetahuan tetapi

siswa secara aktif membangun pengetahuannya dengan cara

terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi

baru.

Page 12: TESIS

Teori belajar Bruner

Menurut Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1988:103) menyatakan”belajar penemuan sesuai pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik”. Siswa aktif mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang benar

-benar bermakna. Teori belajar Ausubel.

Menurut Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar (1988:112) ”belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat

dalam struktur kognitif seseorang”. Teori belajar menurut Piaget

Menurut Piaget, ada empat taraf pokok dalam perkembangan intelektual yaitu taraf perkembangan sensori-motoris, taraf preoperasional, taraf konkret-operasional dan taraf formal-operasional.

Page 13: TESIS

3. Inquary Terbimbing

Inquary sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan

kemampuan berfikir kritis siswa untuk menganalisa dan

memecahkan persoalan .

Page 14: TESIS

4. Media Pembelajaran

Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan ketrampilan atau sikap.

5. Animasi Komputer

Animasi komputer dalam pembelajaran fisika

adalah suatu program pembelajaran menggunakan komputer

yang menarik dan menyenangkan agar siswa dapat

menguasai konsep fisika.

6. Laboratorium

Laboratorium fisika adalah suatu bangunan atau

ruang yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan atau

bahan-bahan untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen

fisika.

Page 15: TESIS

7. Kemampuan berfikir

Kemampuan (capabilitas) adalah penampilan yang

dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar Kemampuan

berfikir adalah pengetahuan dan ketrampilan yang relevan,

yang telah dimiliki siswa pada saat akan memulai mengikuti

suatu program pengajaran.

8. Sikap ilmiah

Sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para

ilmuwan yaitu jujur, teliti, cermat, menghargai pendapat

orang lain.

Page 16: TESIS

9. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah

seseorang melakukan kegiatan belajar.

10. Gaya gesekan

Konsep gaya gesekan meliputi gaya gesekan statis,

gaya gesekan statis maximum, gaya gesekan kinetik,besar

koefisien gesekan dan arah gaya gesekan.

Page 17: TESIS

KERANGKA BERFIKIR

1 Siswa memperoleh prestasi yang lebih baik jika pembelajaran fisika gaya gesekan dengan media animasi komputer .

2 Siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak memiliki prestasi yang lebih baik..dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit.

3 Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

4 Siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit lebih baik hasilnya jika diberi pembelajaran dengan media laboratorium, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak lebih baik jika menggunakan media animasi komputer

Page 18: TESIS

5 Dalam melaksanakan proses inquiry sangat diperlukan sikap jujur, teliti,bertanggung jawab sehingga penulis menduga ada interaksi media dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.

6 Pembelajaran fisika gaya gesekan dengan metoda inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium atau animasi komputer akan lebih efektif untuk siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak dan sikap ilmiah yang tinggi.

7 Ada interaksi antara media pembelajaran, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.

 

Page 19: TESIS

PENELITIAN YANG RELEVAN

Literzet Sobri. S (2004) Riolita Butsia Anggraini (2007) Ngadiyo (2006) Hardiati (2004)

Page 20: TESIS

HIPOTESIS

1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer

2.Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak

3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah

4. Ada interaksi media dengan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar

5 . Ada interaksi media dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar .

6. Ada interaksi kemampuan berfikir dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar .

7. Ada interaksi media, kemampuan berfikir, dan sikap ilmiah terhadap prestasi .

Page 21: TESIS

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu PenelitianB.Populasi dan SampelC.Metode PenelitianD.Variabel PenelitianE.Teknik Pengumpulan DataF.Instrumem PenelitianG.Uji Coba Instrumen PenelitianH.Teknik Analisis Data

 

Page 22: TESIS

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Surakarta.

Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada Kelas X semester 2 tahun pelajaran 2008/2009.

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Kelas X SMA N 1

Surakarta.

Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster

random sampling yakni mengambil dua kelas dengan cara diundi.

Page 23: TESIS

TEHNIK PENGUMPULAN DATAT

Metode Angket

Digunakan untuk memperoleh data sikap ilmiah siswa.

Metode Tes

Digunakan untuk memperoleh data kemampuan berfikir

dan prestasi belajar.

Page 24: TESIS

VARIABEL PENELITIAN

Variabel bebas

1. Media laboratorium dan animasi komputer

Variabel moderator

1. Kemampuan berfikir

2. Sikap ilmiah

Variabel terikat

Prestasi belajar fisika

Page 25: TESIS

DESAIN FAKTORIAL PENELITIAN

MediaMedia

LaboratoriumLaboratorium Animasi Animasi KomputerKomputer

Kemampuan Kemampuan berfikirberfikir

KonkritKonkrit

AbstrakAbstrak

Sikap IlmiahSikap Ilmiah TinggiTinggi

RendahRendah

Page 26: TESIS

Uji Coba Instrumen Penelitian1.Tes Prestasi

Page 27: TESIS

Uji Coba Instrumen Penelitian

TES PRESTASI

Tingkat kesukaran Jumlah soal Nomor soal

Sulit 3 21, 25, 27

Sedang 23

1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23,24, 26,28

Mudah 2 4, 15

Page 28: TESIS

Distribusi daya beda soal tes prestasi

Distribusi daya beda soal tes prestasiKualifikasi daya beda Jumlah soal Nomor soal

Jelek - -

Cukup 7 2,3,6,8,11,18,26

Baik 18 1,4,5,7,9,10,13,15,16,17,19,20,21,22,23,24,25,27

Sangat baik 3 12,14,28

Page 29: TESIS

Uji reliabilitas uji coba tes prestasi belajar menggunakan program excel diperoleh besar reliablitas = 0,928 dengan kualitas reliablitas tinggi. Dari hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar aspek kognitif dengan memperhatikan daya beda, tingkat kesukaran, validitas dan reliablitas perangkat soal tes dapat disimpulkan dari 28 item tes uji coba dipilih 22 soal yang disesuaikan dengan kisi-kisi soal. Soal tes yang tidak valid adalah soal tes nomor 2, 6, 8, 11, 13 dan 24.

Page 30: TESIS

2.Tes Kemampuan Berfikir

Tingkat kesukaran Jumlah soal Nomor soal

Sulit - -

Sedang 25

2,4,6,7,8,9,10,11,14,15,16,17,18,21,22,23,24,25,26,27,28,29,31,32,33.

Mudah 8 1,3,5,12,13,19,20,30

Page 31: TESIS

Kualifi daya beda Jumlah soal Nomor soal

Jelek 7 1,3,12,13,18,20,30

Cukup 8 4,6,7,14,26,28,29,31

Baik 11 5,8,11,15,16,17,19,22,23,24,27

Sangat baik 7 2,9,10,21,25,32,33

Page 32: TESIS

Korelasi skor butir soal tes kemampuan berfikir terhadap skor total ditentukan dengan menggunakan excel. Dari 33 soal tes prestasi, 9 soal yang tidak valid yaitu no 1,3,13,14,16,20,25,30,31

 

Page 33: TESIS

3.Angket Sikap Ilmiah Dasar teori yang digunakan untuk

mengetahui validitas,reliabilitas angket sikap ilmiah sama dengan yang digunakan pada soal res prestasi.Hasil uji validitas angket sikap ilmiah 0,869 dan uji reliabilitas 0,930. Dari 26 soal angket sikap ilmiah terdapat dua soal yang tidak valid yaitu nomor 14 dan 26 sehingga untuk menentukan kategori sikap ilmiah digunakan 24 soal.

 

Page 34: TESIS

BAB IV

HASIL PENELITIANA. Deskripsi DataB. Uji Prasyarat AnalisisC. Pengujian HipotesisD. Pembahasan Hasil AnalisisE. Keterbatasan Penelitian

Page 35: TESIS

A. DESKRIPSI DATA

Deskripsi data Kemampuan Awal Siswa Sebelum diberi Perlakuan

Kel Jumlah

Data

Nilai

Tertingg

Nilai

Terenda

Rata-

rata

SD Varians

Eksp

1

40 90 38 60,85 11,99 143,82

Eksp

2

40 90 38 59,27 11,08 122,87

Page 36: TESIS

Diskripsi Data Prestasi belajar siswa

Kelomp Jumlah

Data

Mean SD Varian Min Maks

Eksp I

Eksp II

40

40

74,14

75,26

11,66

10,93

136,03

41

45,00

45,00

94,50

99,00

Page 37: TESIS

Jumlah siswa yang Mempunyai Kemampuan Berfikir

Konkrit dan Abstrak

Kemampuan

Berfikir

Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

konkrit 17 42,5% 18 45 %

abstrak 23 57,5 % 22 55 %

Jumlah 40 100 % 40 100 %

Page 38: TESIS

Jumlah siswa yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah

Sikap IlmiahKelas Eksp 1

Kelas Eksp 2

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 21 52,5 % 16 40 %

Rendah 19 47,5 % 24 60 %

Jumlah 40 100 % 40 100 %

Page 39: TESIS

B. Uji Prasyarat Analisis1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas prestasi belajar siswa pada signifikasi 0,05 dengan uji Ryan- Joiner . Dari gambar 4.5 di atas tampak bahwa harga P-Value > 0,1. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari gambar 4.1, 4.2, gambar masing-masing histogram normal.

Page 40: TESIS

Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berfikir

Dari gambar 4.6 di atas tampak bahwa harga P-Value > 0,1. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 41: TESIS

Hasil Uji Normalitas Sikap Ilmiah

Dari gambar 4.7 di atas tampak bahwa harga P-Value > 0,1. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Page 42: TESIS

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas untuk tingkat signifikan α = 0,05 .Uji homogenitas prestasi belajar ditinjau dari media , dari gambar 4.8 di atas dapat dilihat bahwa harga P-value>0,05. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.

Page 43: TESIS

Hasil Uji Homogenitas Prestasi ditinjau dari

Kemampuan Berfikir.Dari gambar 4.9 di atas dapat dilihat bahwa

harga P-value>0,05. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.

Page 44: TESIS

Hasil Uji Homogenitas Prestasi ditinjau dari Sikap Ilmiah

 Dari gambar 4.10 di atas dapat dilihat bahwa harga P-value>0,05. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.

Page 45: TESIS

D. Pengujian Hipotesis1. Anava

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa nilai prestasi belajar, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa dianalisis dengan analisis variansi 2 x 2 x 2 dengan isi tidak sel sama, dengan bantuan software minitab 15 menggunakan GLM (general linier Model), dilanjutkan uji lanjut untuk H0 yang ditolak Adapun rangkuman hasilnya adalah sebagai berikut :

Page 46: TESIS

GLMPRESTASI VERSUS MEDIA,KEM.BER,SIKAP ILMIAH

P value

Media 0,810

Kemampuan Berfikir 0,003

Sikap Ilmiah 0,000

Media*kemampuan Berfikir 0,592

Media*Sikap Ilmiah 0,559

Kemampuan Berfikir*SikaoIlmiah 0 060

Media*Kemampuan Berfikir*Sikap Ilmiah 0,051

Page 47: TESIS

HASIL ANAVA

1 Dari hasil Result 4.1 terlihat bahwa P-value untuk media terhadap prestasi 0,810 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer diterima berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer.

2 Dari hasil Result 4.1 terlihat bahwa P-value untuk Kemampuan Berfikir terhadap prestasi 0,003 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak ditolak berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.

Page 48: TESIS

3 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value untuk sikap ilmiah terhadap prestasi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, yang memberikan hasil bahwa Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah ditolak,berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah .

4 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value inreraksi antara media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi 0,592 atau lebih besar dari 0,05, yang memberikan hasil bahwa Ho : tidak ada interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar.diterima ,berarti tidak ada interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar.

Page 49: TESIS

5 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value interaksi antara media dan sikap ilmiah terhadap prestasi 0,559 atau lebih besar dari 0,05 yang memberikan hasil H0 : tidak ada interaksi media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar diterima berarti tidak ada interaksi antara media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.

6 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value interaksi antara kemampuan berfikir dan sikap ilmiah 0,060 atau lebih besar dari 0,05 yang memberikan hasil H0 : tidak ada interaksi kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.diterima berarti tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar

Page 50: TESIS

7 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value interaksi antara media,kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar 0.051 atau lebih besar dari 0,05 yang memberikan hasil H0: tidak ada interaksi media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar. diterima berarti tidak ada interaksi antara media,kamampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.

 

Page 51: TESIS

2.Uji Lanjut Anava

Pada uji hipotesis terdapat Ho yang ditolak, maka kami melakukan analisa lanjut dengan Minitab 15 (analisa of means) hasilnya pada gambar 4.11

Gambar 4.11 hasil uji lanjut Anava menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak. Siswa yang memilki kemampuan berfikir abstrak memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan siswa yang memilki kemampuan berfikir konkrit.

Gambar 4.12 Uji lanjut Anava menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi yang signifikan antara siswa yang memiliki sikap ilmah tinggi dan rendah.Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.

 

Page 52: TESIS

D. Pembahasan Hasil Analisis

1. Hipotesis Pertama Dari hasil analisis variansi GLM didapatkan Harga P-value

0,810 atau lebih besar 0,05 , ini berarti bahwa hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak,berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer. Hal ini tidak sesuai dengan harapan peneliti ,bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer. Pembelajaran fisika gaya gesekan dengan menggunakan metode inquiry terbimbing yaitu pembelajaran siswa aktif melakukan penyelidikan yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan hipotesis, menguji hipotesis,mengambil data hingga mengambil kesimpulan yang dibimbing guru dilengkapi lembar kerja siswa dalam menemukan konsep.

Page 53: TESIS

Pembelajaran fisika metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium berarti siswa dalam menemukan konsep gaya gesekan menggunakan alat-alat laboratorium sehingga siswa langsung berhubungan dengan benda-benda nyata. Pembelajaran fisika gaya gesekan dengan media animasi komputer merupakan pembelajaran yang sangat menarik,dalam pembelajaran ini seakan-akan siswa melakukan percobaan di laboratorium.Ukuran yang digunakan pada animasi komputer dikalibrasikan dengan ukuran yang nyata seperti pada laboratorium.Pembelajaran gaya gesekan dengan metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium atau animasi komputer keduanya merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa sehingga penulis menduga kedua pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar. dst

Page 54: TESIS

E Keterbatasan Penelitian.

1 Pada penelitian ini ada beberapa keterbasan antara lain pada saat peneliti mengadakan tes kemampuan berfikir untuk mengkategorikan siswa memiliki kemampuan berfikir konkrit atau abstrak ada beberapa siswa yang skor tes konkrit dan abstrak sama,sehingga peneliti mengadakan wawancara tes kemampuan berfikir untuk menentukan kategori kemampuan berfikir siswa tersebut.

2 Pada pelaksanaan pembelajaran gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media laboratorium semestinya satu kelompok terdiri 2 atau 3 siswa agar seluruh siswa lebih aktif dan pembelajaran efektif, tetapi karena keterbatasan alat di laboratorium maka satu kelompok terdiri 5 atau 6 siswa.

3 Pada pelaksanaan pembelajaran gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media animasi komputer semestinya satu computer dipakai satu siswa agar seluruh siswa lebih aktif dan pembelajaran efektif, tetapi karena beberapa computer rusak maka satu computer ada yang dipakai dua siswa.

Page 55: TESIS

4 Pada penilaian aspek psikhomotor antara klas eksperimen 1 dan klas eksperimen 2 tidak seimbang, penilaian aspek psikhomotor yang dinilai penggunaan alat ukur,pembacaan alat ukur, padahal pada pembelajaran gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media animasi computer siswa langsung klik saja sehingga penilaian aspek psikhomotor tidak dianalisa statistic

Page 56: TESIS

BAB.VKESIMPULAN ,IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan pada bab IV,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1.Pembelajaran fisika gaya gesekan metode inquiry terbimbing

menggunakan media laboratorium atau animasi komputer keduanya sangat menarik dan memberi motivasi belajar sehingga siswa memperoleh prestasi yang tinggi. Pembelajaran fisika gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium atau animasi komputer keduanya dapat meningkatkan prestasi belajar fisika gaya gesekan . Tidak ada perbedaan prestasi belajar pada pembelajaran fisika gaya gesekan metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium dan media animasi komputer .

Page 57: TESIS

2.Siswa yang memilki kemampuan berfikir abstrak mampu mengabstraksikan data yang konkrit sehingga siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memilki kemampuan berfikir konkrit . Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.

3. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi berarti lebih teliti,cermat dan bertanggung jawab dibanding dengan siswa yang memilki sikap ilmiah rendah sehingga akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi. Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dalam mempelajari konsep fisika materi gaya gesekan.

Page 58: TESIS

4. Pada pembelajaran fisika gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media laboratorium atau animasi komputer, siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak tetap memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak diajar dengan menggunakan media laboratorium atau animasi komputer akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit. Tidak ada interaksi antara media laboratorium dan animasi komputer dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar gaya gesekan.

5. Pada pembelajaran fisika gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media laboratorium atau animasi komputer, siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi diajarmenggunakan media laboratorium atau animasi komputer tetap akan memperoleh prestasi yang tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Tidak ada interaksi antara media laboratorium dan animasi komputer dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gaya gesekan.

Page 59: TESIS

6. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit apapun sikap ilmiah siswa.Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memilki sikap ilmiah rendah apapun jenis kemampuan berfikir siswa. Tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir dengan sikap ilmiah terhadap prestasi gaya gesekan.

7. Penggunaan media laboratorium atau animasi komputer tidak memberi pengaruh pada siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit atau abstrak dan pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi atau rendah.untuk memperoleh nilai prestasi belajar. Tidak ada interaksi antara media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gaya gesekan.

 

Page 60: TESIS

B.IMPLIKASI Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh,

penelitian ini memberikan implikasi sebagai berikut : 1.Praktis Secara praktis penggunaan pembelajaran metode inquiry

terbimbing media laboratorium.dan animasi computer dapat digunakan pada pembahasan konsep gaya gesekan . Pembelajaran metode inquiry terbimbing media animasi computer dapat digunakan jika alat-alat di laboratorium jumlahnya tidak mencukupi dan tersedia laboratorium computer yang memadahi.

Page 61: TESIS

2 Teoritis Pada proses pembelajaran gaya gesekan harus

memperhatikan kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa agar prestasi belajar tinggi.Siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan sikap ilmiah rendah untuk memperoleh konsep gaya gesekan dengan pendekatan,metode ,media yang berbeda dengan yang digunakan pada penelitian ini.

 

Page 62: TESIS

C. Saran-saranBerdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka untuk perbaikan dan peningkatan dalam pembelajaran fisika saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut :

1. Kepada pengajara. Pengajar dapat menggunakan media animasi sebagai pengganti

laboratorium ketika kondisi laboratorium sekolah tidak layak, khususnya pada materi pokok gaya gesekan, dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan siswa secara aktif terlibat dalam proses belajar.

b. Dalam merancang proses pembelajaran perlu memperhatikan kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih optimal.

Page 63: TESIS

2. Kepada penelitia. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang

sejenis dengan materi yang berbeda missal hokum Newton.. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel atribut lainnya seperti kepercayaan diri siswa, kemampuan verbal, motivasi, kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa.

c. Prestasi belajar ranah afektif dan psikomotorik perlu diteliti ketika penelitian yang dilakukan melibatkan variabel atribut yang lebih kompleks.

c. Pembuatan media animasi terus dikembangkan untuk pembelajaran pada materi yang lain, karena siswa akan lebih tertarik dan senang.

3 Kepada lembaga pendidikan Media pembelajaran sangat diperlukan untuk mencapai tujuan

pembelajaran Media pembelajaran menggunakan laboratorium nyata dan laboratorium virtual keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan.,oleh karena itu lembaga pendidikan sangat perlu mengadakan pelatihan guru –guru untuk pembuatan media pembelajaran khususnya laboratorium virtual. Lembaga pendidikan

Page 64: TESIS

melengkapi alat dan bahan untuk laboratorium nyata. 4 Kepada siswaa. Setiap siswa perlu meningkatkan kemampuan dalam memecahkan

masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep-konsep fisika.

b. Siswa sebaiknya lebih aktif belajar dan mencari informasi untuk memahami ilmu yang disampaikan dari berbagai sumber selain media yang digunakan, yaitu literatur, internet .

c. Siswa sebaiknya dalam melakukan kerja di laboratorium dengan sungguh-sungguh ,jujur,teliti agar memperoleh h

Page 65: TESIS

TERIMA KASIH