TESIS
description
Transcript of TESIS
DEWI MARGININGSIHNIM.S.830908113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINSPROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TESIS
JUDUL
PEMBELAJARAN FISIKA METODE INQUARY TERBIMBING MEDIA LABORATORIUM DAN ANIMASI
KOMPUTER DITINJAU KEMAMPUAN BERFIKIR
DAN SIKAP ILMIAH
BAB. IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian F. Manfaat Penelitian
LATAR BELAKANG MASALAH
• Guru sebagai tenaga profesional (UU RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen).
• Adanya miskonsepsi pokok bahasan gaya gesekan di
SMA N 1 Surakarta .
• Penggunaan media belajar yang kurang maximal.
• Menciptakan pembelajaran fisika yang inovatif.
• Meningkatkan prestasi belajar fisika.
• Pembelajaran yang siswa aktif
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sbb :
1. Guru belum berfungsi maksimal sebagai agen pembelajaran.
2. Terjadi miskonsepsi pada gaya gesekan di SMAN1 Ska
3. Media pembelajaran belum dimanfaatkan secara maximal.
4. Pembelajaran fisika masih kurang inovatif.
5. Prestasi belajar fisika belum maximal
6. Penggunaan media laboratorium kurang maksimal.
7. Pembelajaran fisika belum banyak siswa aktif
PEMBATASAN MASALAH
1. Pembelajaran fisika dengan metode inquary terbimbing
menggunakan media laboratorium.dan animasi komputer .
2. Pembelajaran fisika pada pokok bahasan gaya gesekan Kelas
X Semester 2 SMA N 1 Surakarta tahun 2008/2009.
3. Kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.
4. Sikap ilmiah dengan kategori tinggi dan rendah.
5. Prestasi belajar pada aspek kognitif.
PERUMUSAN MASALAH
1 Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer ?
2 Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak?
3 Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah?
4 Adakah interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar?
5 Adakah interaksi media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?
6 Adakah interaksi kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?
7 Adakah interaksi media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar?
TUJUAN PENELITIAN
1 Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer
2 Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.
3 Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah.
4 Mengetahui interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar.
5 Mengetahui interaksi media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.6 Mengetahui interaksi kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap
prestasi belajar.7 Mengetahui interaksi media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah
terhadap prestasi belajar.
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Praktis Hasil penelitian merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk menentukan model pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa maka guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat.
2.Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan teoritis bagi masyarakat, guru, yang memerlukan tambahan dasar teori bagi penelitian mereka, baik untuk pengembangan pembelajaran maupun penyelesaian tugas akhir.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
1. Hakikat Belajar
Belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai
kecakapan, ketrampilan dan sikap.
2. Teori Belajar
Konstruktivisme
Teori belajar menurut pandangan konstruktivis menyatakan
bahwa siswa tidak menerima begitu saja pengetahuan tetapi
siswa secara aktif membangun pengetahuannya dengan cara
terus menerus mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
baru.
Teori belajar Bruner
Menurut Bruner dalam Ratna Wilis Dahar (1988:103) menyatakan”belajar penemuan sesuai pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik”. Siswa aktif mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang benar
-benar bermakna. Teori belajar Ausubel.
Menurut Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar (1988:112) ”belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang”. Teori belajar menurut Piaget
Menurut Piaget, ada empat taraf pokok dalam perkembangan intelektual yaitu taraf perkembangan sensori-motoris, taraf preoperasional, taraf konkret-operasional dan taraf formal-operasional.
3. Inquary Terbimbing
Inquary sebagai model pengajaran dimana guru melibatkan
kemampuan berfikir kritis siswa untuk menganalisa dan
memecahkan persoalan .
4. Media Pembelajaran
Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan ketrampilan atau sikap.
5. Animasi Komputer
Animasi komputer dalam pembelajaran fisika
adalah suatu program pembelajaran menggunakan komputer
yang menarik dan menyenangkan agar siswa dapat
menguasai konsep fisika.
6. Laboratorium
Laboratorium fisika adalah suatu bangunan atau
ruang yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan atau
bahan-bahan untuk kepentingan pelaksanaan eksperimen
fisika.
7. Kemampuan berfikir
Kemampuan (capabilitas) adalah penampilan yang
dapat diamati sebagai hasil-hasil belajar Kemampuan
berfikir adalah pengetahuan dan ketrampilan yang relevan,
yang telah dimiliki siswa pada saat akan memulai mengikuti
suatu program pengajaran.
8. Sikap ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki para
ilmuwan yaitu jujur, teliti, cermat, menghargai pendapat
orang lain.
9. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah
seseorang melakukan kegiatan belajar.
10. Gaya gesekan
Konsep gaya gesekan meliputi gaya gesekan statis,
gaya gesekan statis maximum, gaya gesekan kinetik,besar
koefisien gesekan dan arah gaya gesekan.
KERANGKA BERFIKIR
1 Siswa memperoleh prestasi yang lebih baik jika pembelajaran fisika gaya gesekan dengan media animasi komputer .
2 Siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak memiliki prestasi yang lebih baik..dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit.
3 Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi akan memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.
4 Siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit lebih baik hasilnya jika diberi pembelajaran dengan media laboratorium, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak lebih baik jika menggunakan media animasi komputer
5 Dalam melaksanakan proses inquiry sangat diperlukan sikap jujur, teliti,bertanggung jawab sehingga penulis menduga ada interaksi media dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.
6 Pembelajaran fisika gaya gesekan dengan metoda inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium atau animasi komputer akan lebih efektif untuk siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak dan sikap ilmiah yang tinggi.
7 Ada interaksi antara media pembelajaran, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.
PENELITIAN YANG RELEVAN
Literzet Sobri. S (2004) Riolita Butsia Anggraini (2007) Ngadiyo (2006) Hardiati (2004)
HIPOTESIS
1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer
2.Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak
3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah
4. Ada interaksi media dengan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar
5 . Ada interaksi media dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar .
6. Ada interaksi kemampuan berfikir dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar .
7. Ada interaksi media, kemampuan berfikir, dan sikap ilmiah terhadap prestasi .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu PenelitianB.Populasi dan SampelC.Metode PenelitianD.Variabel PenelitianE.Teknik Pengumpulan DataF.Instrumem PenelitianG.Uji Coba Instrumen PenelitianH.Teknik Analisis Data
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Surakarta.
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Kelas X semester 2 tahun pelajaran 2008/2009.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Kelas X SMA N 1
Surakarta.
Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster
random sampling yakni mengambil dua kelas dengan cara diundi.
TEHNIK PENGUMPULAN DATAT
Metode Angket
Digunakan untuk memperoleh data sikap ilmiah siswa.
Metode Tes
Digunakan untuk memperoleh data kemampuan berfikir
dan prestasi belajar.
VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas
1. Media laboratorium dan animasi komputer
Variabel moderator
1. Kemampuan berfikir
2. Sikap ilmiah
Variabel terikat
Prestasi belajar fisika
DESAIN FAKTORIAL PENELITIAN
MediaMedia
LaboratoriumLaboratorium Animasi Animasi KomputerKomputer
Kemampuan Kemampuan berfikirberfikir
KonkritKonkrit
AbstrakAbstrak
Sikap IlmiahSikap Ilmiah TinggiTinggi
RendahRendah
Uji Coba Instrumen Penelitian1.Tes Prestasi
Uji Coba Instrumen Penelitian
TES PRESTASI
Tingkat kesukaran Jumlah soal Nomor soal
Sulit 3 21, 25, 27
Sedang 23
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,14, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23,24, 26,28
Mudah 2 4, 15
Distribusi daya beda soal tes prestasi
Distribusi daya beda soal tes prestasiKualifikasi daya beda Jumlah soal Nomor soal
Jelek - -
Cukup 7 2,3,6,8,11,18,26
Baik 18 1,4,5,7,9,10,13,15,16,17,19,20,21,22,23,24,25,27
Sangat baik 3 12,14,28
Uji reliabilitas uji coba tes prestasi belajar menggunakan program excel diperoleh besar reliablitas = 0,928 dengan kualitas reliablitas tinggi. Dari hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar aspek kognitif dengan memperhatikan daya beda, tingkat kesukaran, validitas dan reliablitas perangkat soal tes dapat disimpulkan dari 28 item tes uji coba dipilih 22 soal yang disesuaikan dengan kisi-kisi soal. Soal tes yang tidak valid adalah soal tes nomor 2, 6, 8, 11, 13 dan 24.
2.Tes Kemampuan Berfikir
Tingkat kesukaran Jumlah soal Nomor soal
Sulit - -
Sedang 25
2,4,6,7,8,9,10,11,14,15,16,17,18,21,22,23,24,25,26,27,28,29,31,32,33.
Mudah 8 1,3,5,12,13,19,20,30
Kualifi daya beda Jumlah soal Nomor soal
Jelek 7 1,3,12,13,18,20,30
Cukup 8 4,6,7,14,26,28,29,31
Baik 11 5,8,11,15,16,17,19,22,23,24,27
Sangat baik 7 2,9,10,21,25,32,33
Korelasi skor butir soal tes kemampuan berfikir terhadap skor total ditentukan dengan menggunakan excel. Dari 33 soal tes prestasi, 9 soal yang tidak valid yaitu no 1,3,13,14,16,20,25,30,31
3.Angket Sikap Ilmiah Dasar teori yang digunakan untuk
mengetahui validitas,reliabilitas angket sikap ilmiah sama dengan yang digunakan pada soal res prestasi.Hasil uji validitas angket sikap ilmiah 0,869 dan uji reliabilitas 0,930. Dari 26 soal angket sikap ilmiah terdapat dua soal yang tidak valid yaitu nomor 14 dan 26 sehingga untuk menentukan kategori sikap ilmiah digunakan 24 soal.
BAB IV
HASIL PENELITIANA. Deskripsi DataB. Uji Prasyarat AnalisisC. Pengujian HipotesisD. Pembahasan Hasil AnalisisE. Keterbatasan Penelitian
A. DESKRIPSI DATA
Deskripsi data Kemampuan Awal Siswa Sebelum diberi Perlakuan
Kel Jumlah
Data
Nilai
Tertingg
Nilai
Terenda
Rata-
rata
SD Varians
Eksp
1
40 90 38 60,85 11,99 143,82
Eksp
2
40 90 38 59,27 11,08 122,87
Diskripsi Data Prestasi belajar siswa
Kelomp Jumlah
Data
Mean SD Varian Min Maks
Eksp I
Eksp II
40
40
74,14
75,26
11,66
10,93
136,03
41
45,00
45,00
94,50
99,00
Jumlah siswa yang Mempunyai Kemampuan Berfikir
Konkrit dan Abstrak
Kemampuan
Berfikir
Kelas Eksperimen I Kelas Eksperimen II
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
konkrit 17 42,5% 18 45 %
abstrak 23 57,5 % 22 55 %
Jumlah 40 100 % 40 100 %
Jumlah siswa yang Mempunyai Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah
Sikap IlmiahKelas Eksp 1
Kelas Eksp 2
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tinggi 21 52,5 % 16 40 %
Rendah 19 47,5 % 24 60 %
Jumlah 40 100 % 40 100 %
B. Uji Prasyarat Analisis1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sample berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas prestasi belajar siswa pada signifikasi 0,05 dengan uji Ryan- Joiner . Dari gambar 4.5 di atas tampak bahwa harga P-Value > 0,1. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dari gambar 4.1, 4.2, gambar masing-masing histogram normal.
Hasil Uji Normalitas Kemampuan Berfikir
Dari gambar 4.6 di atas tampak bahwa harga P-Value > 0,1. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Hasil Uji Normalitas Sikap Ilmiah
Dari gambar 4.7 di atas tampak bahwa harga P-Value > 0,1. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak. Ini berarti bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas untuk tingkat signifikan α = 0,05 .Uji homogenitas prestasi belajar ditinjau dari media , dari gambar 4.8 di atas dapat dilihat bahwa harga P-value>0,05. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.
Hasil Uji Homogenitas Prestasi ditinjau dari
Kemampuan Berfikir.Dari gambar 4.9 di atas dapat dilihat bahwa
harga P-value>0,05. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.
Hasil Uji Homogenitas Prestasi ditinjau dari Sikap Ilmiah
Dari gambar 4.10 di atas dapat dilihat bahwa harga P-value>0,05. Dengan demikian diperoleh keputusan bahwa Ho ditolak, hal ini menunjukkan bahwa data sampel-sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.
D. Pengujian Hipotesis1. Anava
Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa nilai prestasi belajar, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa dianalisis dengan analisis variansi 2 x 2 x 2 dengan isi tidak sel sama, dengan bantuan software minitab 15 menggunakan GLM (general linier Model), dilanjutkan uji lanjut untuk H0 yang ditolak Adapun rangkuman hasilnya adalah sebagai berikut :
GLMPRESTASI VERSUS MEDIA,KEM.BER,SIKAP ILMIAH
P value
Media 0,810
Kemampuan Berfikir 0,003
Sikap Ilmiah 0,000
Media*kemampuan Berfikir 0,592
Media*Sikap Ilmiah 0,559
Kemampuan Berfikir*SikaoIlmiah 0 060
Media*Kemampuan Berfikir*Sikap Ilmiah 0,051
HASIL ANAVA
1 Dari hasil Result 4.1 terlihat bahwa P-value untuk media terhadap prestasi 0,810 atau lebih besar dari 0,05 yang berarti Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer diterima berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer.
2 Dari hasil Result 4.1 terlihat bahwa P-value untuk Kemampuan Berfikir terhadap prestasi 0,003 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak ditolak berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.
3 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value untuk sikap ilmiah terhadap prestasi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, yang memberikan hasil bahwa Ho : tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah ditolak,berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah .
4 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value inreraksi antara media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi 0,592 atau lebih besar dari 0,05, yang memberikan hasil bahwa Ho : tidak ada interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar.diterima ,berarti tidak ada interaksi media dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar.
5 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value interaksi antara media dan sikap ilmiah terhadap prestasi 0,559 atau lebih besar dari 0,05 yang memberikan hasil H0 : tidak ada interaksi media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar diterima berarti tidak ada interaksi antara media dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.
6 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value interaksi antara kemampuan berfikir dan sikap ilmiah 0,060 atau lebih besar dari 0,05 yang memberikan hasil H0 : tidak ada interaksi kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.diterima berarti tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar
7 Dari hasil result 4.1 terlihat bahwa P-value interaksi antara media,kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar 0.051 atau lebih besar dari 0,05 yang memberikan hasil H0: tidak ada interaksi media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar. diterima berarti tidak ada interaksi antara media,kamampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar.
2.Uji Lanjut Anava
Pada uji hipotesis terdapat Ho yang ditolak, maka kami melakukan analisa lanjut dengan Minitab 15 (analisa of means) hasilnya pada gambar 4.11
Gambar 4.11 hasil uji lanjut Anava menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi yang signifikan antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak. Siswa yang memilki kemampuan berfikir abstrak memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan siswa yang memilki kemampuan berfikir konkrit.
Gambar 4.12 Uji lanjut Anava menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi yang signifikan antara siswa yang memiliki sikap ilmah tinggi dan rendah.Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah.
D. Pembahasan Hasil Analisis
1. Hipotesis Pertama Dari hasil analisis variansi GLM didapatkan Harga P-value
0,810 atau lebih besar 0,05 , ini berarti bahwa hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif ditolak,berarti tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer. Hal ini tidak sesuai dengan harapan peneliti ,bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode inquiry terbimbing media laboratorium dan animasi komputer. Pembelajaran fisika gaya gesekan dengan menggunakan metode inquiry terbimbing yaitu pembelajaran siswa aktif melakukan penyelidikan yaitu mengidentifikasi masalah, menentukan hipotesis, menguji hipotesis,mengambil data hingga mengambil kesimpulan yang dibimbing guru dilengkapi lembar kerja siswa dalam menemukan konsep.
Pembelajaran fisika metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium berarti siswa dalam menemukan konsep gaya gesekan menggunakan alat-alat laboratorium sehingga siswa langsung berhubungan dengan benda-benda nyata. Pembelajaran fisika gaya gesekan dengan media animasi komputer merupakan pembelajaran yang sangat menarik,dalam pembelajaran ini seakan-akan siswa melakukan percobaan di laboratorium.Ukuran yang digunakan pada animasi komputer dikalibrasikan dengan ukuran yang nyata seperti pada laboratorium.Pembelajaran gaya gesekan dengan metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium atau animasi komputer keduanya merupakan pembelajaran yang terpusat pada siswa sehingga penulis menduga kedua pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar. dst
E Keterbatasan Penelitian.
1 Pada penelitian ini ada beberapa keterbasan antara lain pada saat peneliti mengadakan tes kemampuan berfikir untuk mengkategorikan siswa memiliki kemampuan berfikir konkrit atau abstrak ada beberapa siswa yang skor tes konkrit dan abstrak sama,sehingga peneliti mengadakan wawancara tes kemampuan berfikir untuk menentukan kategori kemampuan berfikir siswa tersebut.
2 Pada pelaksanaan pembelajaran gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media laboratorium semestinya satu kelompok terdiri 2 atau 3 siswa agar seluruh siswa lebih aktif dan pembelajaran efektif, tetapi karena keterbatasan alat di laboratorium maka satu kelompok terdiri 5 atau 6 siswa.
3 Pada pelaksanaan pembelajaran gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media animasi komputer semestinya satu computer dipakai satu siswa agar seluruh siswa lebih aktif dan pembelajaran efektif, tetapi karena beberapa computer rusak maka satu computer ada yang dipakai dua siswa.
4 Pada penilaian aspek psikhomotor antara klas eksperimen 1 dan klas eksperimen 2 tidak seimbang, penilaian aspek psikhomotor yang dinilai penggunaan alat ukur,pembacaan alat ukur, padahal pada pembelajaran gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media animasi computer siswa langsung klik saja sehingga penilaian aspek psikhomotor tidak dianalisa statistic
BAB.VKESIMPULAN ,IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan pada bab IV,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :1.Pembelajaran fisika gaya gesekan metode inquiry terbimbing
menggunakan media laboratorium atau animasi komputer keduanya sangat menarik dan memberi motivasi belajar sehingga siswa memperoleh prestasi yang tinggi. Pembelajaran fisika gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium atau animasi komputer keduanya dapat meningkatkan prestasi belajar fisika gaya gesekan . Tidak ada perbedaan prestasi belajar pada pembelajaran fisika gaya gesekan metode inquiry terbimbing menggunakan media laboratorium dan media animasi komputer .
2.Siswa yang memilki kemampuan berfikir abstrak mampu mengabstraksikan data yang konkrit sehingga siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memilki kemampuan berfikir konkrit . Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan abstrak.
3. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi berarti lebih teliti,cermat dan bertanggung jawab dibanding dengan siswa yang memilki sikap ilmiah rendah sehingga akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi. Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan sikap ilmiah rendah dalam mempelajari konsep fisika materi gaya gesekan.
4. Pada pembelajaran fisika gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media laboratorium atau animasi komputer, siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak tetap memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak diajar dengan menggunakan media laboratorium atau animasi komputer akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit. Tidak ada interaksi antara media laboratorium dan animasi komputer dan kemampuan berfikir terhadap prestasi belajar gaya gesekan.
5. Pada pembelajaran fisika gaya gesekan menggunakan metode inquiry terbimbing dengan media laboratorium atau animasi komputer, siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh nilai yang lebih tinggi dibanding siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi diajarmenggunakan media laboratorium atau animasi komputer tetap akan memperoleh prestasi yang tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. Tidak ada interaksi antara media laboratorium dan animasi komputer dengan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gaya gesekan.
6. Siswa yang memiliki kemampuan berfikir abstrak akan memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit apapun sikap ilmiah siswa.Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memperoleh nilai prestasi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memilki sikap ilmiah rendah apapun jenis kemampuan berfikir siswa. Tidak ada interaksi antara kemampuan berfikir dengan sikap ilmiah terhadap prestasi gaya gesekan.
7. Penggunaan media laboratorium atau animasi komputer tidak memberi pengaruh pada siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit atau abstrak dan pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi atau rendah.untuk memperoleh nilai prestasi belajar. Tidak ada interaksi antara media, kemampuan berfikir dan sikap ilmiah terhadap prestasi belajar gaya gesekan.
B.IMPLIKASI Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh,
penelitian ini memberikan implikasi sebagai berikut : 1.Praktis Secara praktis penggunaan pembelajaran metode inquiry
terbimbing media laboratorium.dan animasi computer dapat digunakan pada pembahasan konsep gaya gesekan . Pembelajaran metode inquiry terbimbing media animasi computer dapat digunakan jika alat-alat di laboratorium jumlahnya tidak mencukupi dan tersedia laboratorium computer yang memadahi.
2 Teoritis Pada proses pembelajaran gaya gesekan harus
memperhatikan kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa agar prestasi belajar tinggi.Siswa yang memiliki kemampuan berfikir konkrit dan sikap ilmiah rendah untuk memperoleh konsep gaya gesekan dengan pendekatan,metode ,media yang berbeda dengan yang digunakan pada penelitian ini.
C. Saran-saranBerdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian, maka untuk perbaikan dan peningkatan dalam pembelajaran fisika saran-saran dari peneliti adalah sebagai berikut :
1. Kepada pengajara. Pengajar dapat menggunakan media animasi sebagai pengganti
laboratorium ketika kondisi laboratorium sekolah tidak layak, khususnya pada materi pokok gaya gesekan, dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan siswa secara aktif terlibat dalam proses belajar.
b. Dalam merancang proses pembelajaran perlu memperhatikan kemampuan berfikir dan sikap ilmiah siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih optimal.
2. Kepada penelitia. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian yang
sejenis dengan materi yang berbeda missal hokum Newton.. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel atribut lainnya seperti kepercayaan diri siswa, kemampuan verbal, motivasi, kemampuan berfikir kritis dan kreativitas siswa.
c. Prestasi belajar ranah afektif dan psikomotorik perlu diteliti ketika penelitian yang dilakukan melibatkan variabel atribut yang lebih kompleks.
c. Pembuatan media animasi terus dikembangkan untuk pembelajaran pada materi yang lain, karena siswa akan lebih tertarik dan senang.
3 Kepada lembaga pendidikan Media pembelajaran sangat diperlukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran Media pembelajaran menggunakan laboratorium nyata dan laboratorium virtual keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan.,oleh karena itu lembaga pendidikan sangat perlu mengadakan pelatihan guru –guru untuk pembuatan media pembelajaran khususnya laboratorium virtual. Lembaga pendidikan
melengkapi alat dan bahan untuk laboratorium nyata. 4 Kepada siswaa. Setiap siswa perlu meningkatkan kemampuan dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan konsep-konsep fisika.
b. Siswa sebaiknya lebih aktif belajar dan mencari informasi untuk memahami ilmu yang disampaikan dari berbagai sumber selain media yang digunakan, yaitu literatur, internet .
c. Siswa sebaiknya dalam melakukan kerja di laboratorium dengan sungguh-sungguh ,jujur,teliti agar memperoleh h
TERIMA KASIH