Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

81
Terorisme Dalam Pandangan Islam Tinjauan Fikih 2010 ISLAMWIKI [Type the company name] 9/21/2010

Transcript of Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Page 1: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam Tinjauan Fikih

2010

ISLAMWIKI [Type the company name]

9/21/2010

Page 2: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

2 | P a g e

TERORISME DALAM PANDANGAN ISLAM

Tulisan yang ada dalam rangkaian halaman berikut ini adalah kumpulan dari berbagai

tulisan yang membahasa mengenai Terorisme dalam pandangan Islam. Penyusunan

rangkaian tulisan berikut ini adalah sebagai salah satu upaya untuk memahami

Terorisme dalam kaca mata Islam. Dalam rangkaian tulisan ini kami mencoba

mengambil tulisan dari berbagai kalangan, sehingga akan muncul pemahaman yang

lebih luas.

PERMOHONAN MAAF

Mohon maaf kepada seluruh penulis ataupun penerbit yang telah menayangkan semua

tulisan dalam rangkaian tulisan ini, karena kami menyusun tulisan ini tanpa izin.

Kemudian permohonan maaf paling utama kepada admin

http://jihadbukankenistaan.com/, karena dalam susunan tulisan ini paling banyak

diambil dari web tersebut.

Yogyakarta, 21 Sepetember 2010

Penyusun

Islamwiki.blogspot.com

Page 3: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

3 | P a g e

DAFTAR ISI

Makna Terorisme Dalam Pandangan Islam ……………………………. 4

Fatwa Ulama Besar Menyikapi Terorisme …. ……………………….8

Pembagian Orang Kafir Dalam Islam ….. ……………………………9

Islam Kaffa VS Terorisme …. ………………………………………………..14

Terorisme …………… ………………………………………………………..19

Jihad Or Terorisme ………………………………………………………….. 24

Pengertian Terorisme …………………………………………..….. .25

Bentuk bentuk Terorisme …………………………………………. .. 28

Bentuk Bentuk Teroris Ditinjau dari Sejarah ………………………. 29

Terorisme Perspektif Fikih ………………………………………….. 31

Terorisme Dalam Pidana Islam …………………………………...... 35

Terorisme Dalam Pandangan Islam ………………………………………... 38

Terorisme Menurut Hukum Islam …………………………………………… 49

Makna Terorisme Dalam Syariat Islam ………………………………..…… 55

Sebab Sebab Munculnya Terorisme …………………………………....…. 62

Bentuk Bentuk Terorisme ………………………………………………… .. .71

Hukum Terorisme dan Pelakunya ……………………………………..…… 74

Solusi Terorisme Menurut Pandangan Islam …………………………..…. 79

Page 4: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

4 | P a g e

Makna Terorisme Dalam Pandangan Islam

Fatwa Syeikh Zaid bin Muhammad bin Hady Al-Madkhaly

Dalam kitabnya yang berjudul Al-Irhab Wa Atsaruhu ‗Alal Afradi Wal Umam (Terorisme

dan dampaknya terhadap individu dan umat), beliau menulis pembahasan yang sangat

mengagumkan dalam menguraikan makna dan hukum terorisme. Berikut ini adalah

perkataan beliau :

―Manusia dalam penggunaan kata Irhab berada pada dua kutub dan satu (yang lainnya-

pen.) berada di pertengahan :

Kutub Pertama : Musuh-musuh Islam dan para Muqollid-nya (pengekornya) yang

memperluas penggunaan kata irhab. Maka mulailah mereka mendengung-

dengungkannya dengan berlebihan dan menggunakannya untuk setiap orang yang

iltizam (berpegang teguh) pada agama Islam dari para ulama rabbany (pendidik), da‘i-

da‘i yang memperbaiki (umat) yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang

mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan berlomba-lomba

dalam kebaikan. Sebagaimana mereka juga menggunakannya untuk selain mereka (di

atas) dari orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai da‘i-da‘i Islam akan tetapi

berjalan di atas jalan-jalan kebodohan dalam mengajak manusia untuk Iltizam dengan

agama Islam dan hukum-hukum syari‘atnya -menurut persangkaannya-. Penggunaan

umum ini kepada mereka (ulama-ulama rabbany-pen.) dan mereka (da‘i-da‘i sesat-

pen.) tentunya tidak ditetapkan (baca : tidak diterima) oleh syari‘at dan akal sehat,

bahkan tidak diragukan bahwa itu adalah bentuk irhab dari mereka dengan

mengatasnamakan memerangi terorisme dan menghinakan pelakunya dengan maksud

untuk menjelekkan nama Islam yang agung, merendahkan derajat pemeluknya dan

meremukkan hak-hak mereka sehingga para musuh (Islam) dengan slogan-slogan

yang penuh tipu daya tersebut mengantarkan mereka ke target menghalangi manusia

untuk masuk Islam yang tidak ada kehidupan yang baik bagi manusia di seluruh alam

ini kecuali di bawah naungannya. Karena Islam adalah agama yang benar, penutup,

penghapus dan pengganti dari seluruh agama yang diturunkan dari langit. Allah tidak

Page 5: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

5 | P a g e

menerima suatu agamapun dari siapapun selainnya, tidak (pula diterima) dari orang

Arab, ‗Ajam (selain Arab), tidak pula Yahudi, Nashara dan tidak pula dari pemeluk

agama apapun selain agama Islam yang hanif ini, dengan dalil firman Allah Ta‘ala :

اىئسال ذ اىي ع اىذ 19: آه عشا )إ )

―Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanyalah Islam‖. (QS. Ali ‗Imran :

19).

Dan firman-Nya subhanahu :

اىخبسش ف اىآخشح قجو دب في ش اىئسال جزغ غ 85: آه عشا ) )

―Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan

diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi‖.

(QS. Ali ‗Imran : 85).

Dan sabda Nabi Shollallahu ‗alaihi wa sallam :

إال مب أسسيذ ث ثبىز ؤ ى د ث ال صشا د خ اىؤ ز أحذ ع ث ال س ذ ذ ث ح فس اىز

أصحبة اىبس

―Demi Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada seorangpun dari ummat

(manusia) ini yang mendengar tentang saya (diutus), baik Yahudi maupun Nashara

kemudian dia mati dan tidak beriman dengan apa yang aku diutus dengannya, kecuali

dia pasti menjadi penduduk Neraka‖. (HSR. Muslim no.153).

Dan sabdanya :

زجع إال أ سع ب س حب مب ى ذ ث فس اىز

―Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya seandainya (Nabi) Musa hidup, niscaya tidak

ada keluasan (pilihan-ed.) baginya kecuali harus mengikutiku‖. (HR. Ahmad : 3/387).

Page 6: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

6 | P a g e

Kemudian beliau berkata : ―Kutub kedua : Mereka yang ekstrim dalam menafikan (baca

: meniadakan) segala bentuk irhab dan para pelakunya dengan penafian secara umum

dimana mereka menganggap bahwa kalimat irhab itu hanyalah tenunan (baca :

rekayasa) orang-orang Yahudi dan Nashara dan para muqollid-nya dari orang-orang

sekuler dan para pengekor syahwat menurut batas ungkapan mereka.

Orang-orang yang ekstrim di dalam penafian Al-Irhab ini, mereka adalah yang tertimpa

oleh musibah At-Tanzhimat (aturan-aturan) rahasia dan kelompok-kelompok Hizbiyah

untuk menentang segenap pemerintah di seluruh alam Islami, sesudah mereka

menganggap bahwa mereka (para pemerintah di bangsa Islam-pen.) adalah orang-

orang yang sudah kafir atau fasiq lagi berbuat zhalim, karena mereka berhukum

dengan selain dari apa yang diturunkan oleh Allah. Kemudian mereka bergerak dengan

strategi (rencana-rencana) untuk menggulingkan pemerintah dengan menggunakan

berbagai cara yang ngawur (Jawa-pen.) seperti Al-Ightiyal (pembunuhan secara

rahasia) terhadap para pemerintah (penguasa) dan pejabat-pejabat pemerintahannya,

peledakan di tempat-tempat umum maupun khusus sebagai bentuk penyembuhan (luka

hati), balas dendam dan makar hizbiyah menurut sangkaan mereka. Dan aksi-aksi ini

menyebabkan tersebarnya ketidakstabilan di dalam masyarakat, terjadinya goncangan

keamanan disebabkan apa yang mereka susupkan ke tengah masyarakat dari bentuk

irhab secara nyata maupun pemikiran, dan terjadilah kegoncangan pada zaman ini

yang diketahui oleh kawan maupun lawan disebabkan karena kelakuan-kelakuan yang

kosong dari Al-Bashirah (ilmu dan amal yang benar) dan (kosong dari) sandaran

terhadap manhaj dakwah kepada Allah di atas petunjuk Nabi yang mulia.

Kemudian beliau berkata : ―Dan pendapat yang pertengahan yang nampak dari nash-

nash syari‘at dan kaidah-kaidah ahli fiqih dari para ulama salaf yang dengan jujur

mencari petunjuk dari Allah, sehingga ditunjuki oleh Allah jalan yang lurus dan

mendapatkan anugerah ilmu yang bermanfaat yang membuahkan amalan sholeh di

setiap zaman dan tempat dan setiap waktu dan keadaan. (Pendapat itu) adalah irhab

dengan dua bentuknya (yaitu irhab nyata dan pemikiran-pen.) adalah perkara yang

terjadi dan nyata dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang-orang yang memiliki

Page 7: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

7 | P a g e

penyesatan dan penipuan terhadap manusia untuk menutupi tanzhimat (aturan-aturan)

jama‘ah dan kelompok-kelompok hizbiyyah mereka. Dan (irhab) ada dua jenis :

(Pertama) Jenis yang disyari‘atkan. Disyari‘atkan menurut nash Al-Kitab dan As-Sunnah

yaitu irhab terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafiqin. Adapun orang-orang

kafir dengan mempersiapkan kekuatan perang untuk meng-irhab mereka dengan

senjata dan meng-irhab mereka dengan ancaman yang keras sebagaimana dalam

nash-nash Al-Kitab dan Sunnah. (Allah) Ta‘ala berfirman :

عي اىي ال رعي د ءاخش م عذ اىي عذ ث ج و رش سثبط اىخ ح ق ب اسزطعز … أعذا ى

.اخ

―Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi

dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian

meng-irhab musuh Allah dan musuh kalian dan orang-orang selain mereka yang kalian

tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya‖. (QS.Al-Anfal : 60).

Dan persiapan tersebut berasal dari negara-negara Islam yang Allah telah

memuliakannya dengan diberikannya seorang wali (pemimpin) yang berhukum dengan

Al-Kitab dan As-Sunnah dan telah mengangkat bendera jihad dengan seluruh makna

yang terkandung dalam kalimat jihad itu ketika telah terpenuhi syarat-syaratnya dan

hilang penghalang-penghalangnya. Bukan dengan cara yang ngawur yang akan

menghancurkan dan tidak membangun, merusak dan tidak memperbaiki.

Adapun orang-orang munafiq, maka irhab terhadap mereka adalah dengan hujjah dan

dalil sehingga tercabut hati-hati mereka hingga tenggorokan mereka, karena mereka

mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah

musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah

membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?

Dan demikian pula yang datang dari As-Sunnah yang suci tentang cara irhab orang-

orang muslim, mu‘min dan muhsin kepada orang-orang kafir, munafiq dan orang-orang

yang sewenang-wenang (yaitu) dengan pedang, tombak, hujjah dan dalil. Dan sungguh

Page 8: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

8 | P a g e

nampak hal tersebut dalam medan peperangan yang penuh keberanian ketika bertemu

di dalam medan tersebut dua pasukan ; tentara iman dan tentara besarnya orang kafir

dan orang-orang yang melampaui batas sebagaimana dikenal dalam siroh (sejarah

hidup) Nabi Shollallahu ‗alaihi wa sallam dan Khulafaur Rasyidin Al-Fatihin (pembuka

wilayah-wilayah Islam) dan siapa yang berjalan di atas jalannya mereka dari kalangan

orang-orang yang beriman lagi berjihad dan mereka tidak mengadakan perubahan-

perubahan/penggantian. Maka ini adalah perkara yang sangat jelas dimana dia tidak

memerlukan banyak dalil dan penjelasan.

(Kedua) Dan jenis yang tidak diperbolehkan sama sekali, yaitu yang telah dijelaskan

sebelumnya secara terperinci disertai dengan contoh dan bentuk-bentuknya yang

beragam di dalam berbagai persoalan. Dan jenis inilah yang berhak untuk dinamakan

dengan nama irhab (teroris-pent.) karena di dalamnya ada pemberian/penyebab

timbulnya rasa takut dan menakut-nakuti baik secara langsung maupun secara

ma‘nawi‖.

FATWA PARA ULAMA BESAR MENYIKAPI TERORISME

Melihat berbagai peristiwa teror yang terjadi di berbagai negara, apalagi hal tersebut

dituduhkan identik dengan syari‘at yang mulia nan suci, melihat banyaknya

kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan racun yang

disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat salah ―terjemah‖

terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami mengangkat fatwa-

fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita dan kelompok yang

terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman sebagaimana dalam hadits

yang mutawatir, Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa sallam bersabda :

مزىل ش اهلل أ حز ؤر خزى عي اىحق ال ضش ش ظب ز أ ال رضاه طبئفخ

―Terus menerus ada sekelompok dari umatku yang mereka tetap nampak di atas

kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka sampai datang

ketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu‖.

Page 9: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

9 | P a g e

Tulisan ini juga sebagai penjelasan hakikat syari‘at Islam yang mulia dan agung.

Dan tulisan ini juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang penuh dengan nista

pemikiran sesat dan bergelimang dengan lumpur penyimpangan yang menodai nama

Islam dengan ulah terorismenya.

Dan sebagai bantahan terhadap orang-orang jahil dan bodoh yang menampilkan dirinya

sebagai ahli fatwa yang berani mengucapkan statement yang mengidentikkan Islam

dengan terorisme.

Dan yang lebih aneh lagi ucapan kotor ini keluar dari orang yang mengaku dirinya Ahlus

Sunnah. Simak kalimatnya yang menyanjung pelaku peledakan gedung WTC dan

Pentagon pada tanggal 11 September 2001 : ―Serangan berani penuh kepahlawanan

dari para pemuda yang kecewa dengan kecongkakan Amerika Serikat‖ dan simak

ucapannya yang lain ―Kalau ditanya kepada kami :Bagaimana serangan terhadap

Amerika itu, maka kami mengatakan bahwa cara itu tidak benar menurut pandangan

syari‘at. Kemungkinan besar memang Usamah berada di belakang penyerangan

terhadap WTC dan Pentagon. Walaupun cara bunuh diri itu salah, bagi kami

sasarannya benar. Kami memberi ―applaus‖ kepada sasaran seperti itu‖.

Kami angkat tulisan ini dengan harapan mengembalikan kaum muslimin kepada agama

yang lurus dan mengangkat derajat mereka di dunia dan di akhirat. Amin.

Pembagian Orang Kafir dalam Islam

Orang kafir dalam syari‘at Islam ada empat macam :

Pertama : Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut

tiap tahun sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir

seperti ini tidak boleh dibunuh selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang

dikenakan kepada mereka.

Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah Al-‗Aziz Al-Hakim

:

Page 10: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

10 | P a g e

أرا اىنزبة اىز اىحق د ال ذ سسى اىي ب حش ال حش اىآخش ال ثبى ثبىي ال ؤ قبريا اىز

صبغش ذ حز عطا اىجضخ ع

―Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari

kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan

Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-

orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah

dengan patuh sedang mereka dalam keadaan shogirun (hina, rendah, patuh)‖. (QS. At-

Taubah : 29).

Dan dalam hadits Buraidah riwayat Muslim Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa

salllam bersabda :

ع اهلل ثزق خبصز ف صب سشخ أ ش أ شا عي ج ش أ إرا أ سي آى ه اهلل صي اهلل عي سس مب

ذا ى ا ال رقزي ا ثي ال ر ا ال رغذس ا ال رغي ا مفش ثبهلل أغض ا و اهلل قبري سج اهلل ف ا ثبس قبه أغض شا ث خ سي اى

فئ إى اىئسال ادع ث مف ع ك فبقجو ب أجبث إى ثالس خصبه فؤز فبدع ششم اى ك ذ عذ إرا ىق

ثبهلل ا فبسزع أث فئ مف ع ك فبقجو أجبث اىجضخ فئ ا فسي أث فئ مف ع ك فبقجو أجبث

قبري

―Adalah Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa salllam apabila beliau mengangkat

amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa

kepada Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan.

Kemudian beliau berkata : ―Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah,

bunuhlah siapa yang kafir kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta

rampasan perang dan janganlah mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsil

(mencincang atau merusak mayat) dan janganlah membunuh anak kecil dan apabila

engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum musyrikin dakwailah mereka kepada tiga

perkara, apa saja yang mereka jawab dari tiga perkara itu maka terimalah dari mereka

dan tahanlah (tangan) terhadap mereka ; serulah mereka kepada Islam apabila mereka

menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila

mereka menolak maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan apabila mereka memberi

Page 11: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

11 | P a g e

maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka

menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah kemudian perangi mereka‖.

Dan dalam hadits Al-Mughiroh bin Syu‘bah riwayat Bukhary beliau berkata :

ا اىجضخ رؤد أ حذ ا اهلل حز رعجذ قبرين أ سي آى ه سثب صي اهلل عي شب سس أ

―Kami diperintah oleh Rasul Rabb kami shollallahu ‗alaihi wa alihi wa sallam untuk

memerangi kalian sampai kalian menyembah Allah satu-satunya atau kalian membayar

Jizyah‖.

Kedua : Kafir Mu‘ahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara

mereka dan kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah

disepakati. Dan kafir seperti ini juga tidak boleh dibunuh sepanjang mereka

menjalankan kesepakatan yang telah dibuat.

Allah Jalla Dzikruhu berfirman :

زق حت اى اىي إ ا ى فبسزق ا ىن ب اسزقب ف

―Maka selama mereka berlaku istiqomah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku

istiqomah (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertakwa‖. (QS. At-Taubah : 7).

Dan Allah berfirman :

حت اىي إ ذر إى ذ ع ا إى أحذا فؤر ن شا عي ظب ى ئب ش قصم ى ث ششم اى ذر عب إال اىز

زق اى

―Kecuali orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian (dengan

mereka) dan mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun (dari isi perjanjian) dan

tidak (pula) mereka membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap

mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai

orang-orang yang bertakwa‖. (QS. At-Taubah : 4).

Page 12: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

12 | P a g e

dan Allah Jallat ‗Azhomatuhu menegaskan dalam firman-Nya :

ز ىعي ى ب ال أ خ اىنفش إ فقبريا أئ دن طعا ف ذ ثعذ ع ب نثا أ إ

―Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka

mencerca agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin kekafiran itu, karena

sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar

supaya mereka berhenti‖. (QS. At-Taubah : 12).

Dan Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa sallam bersabda dalam hadits ‗Abdullah

bin ‗Amr riwayat Bukhary :

ب عب شح أسثع س جذ ب ر ح س إ شح سائحخ اىجخ ذا ى عب قزو

―Siapa yang membunuh kafir Mu‘ahad ia tidak akan mencium bau surga dan

sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun‖.

Ketiga : Kafir Musta‘man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari

kaum muslimin atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh dibunuh

sepanjang masih berada dalam jaminan keamanan.

Allah Subhanahu Wa Ta‘ala berfirman :

ال عي ق رىل ثؤ ؤ أثيغ ث اىي ع مال حز س اسزجبسك فؤجش ششم اى أحذ إ

―Dan jika seorang di antara kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka

lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke

tempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak

mengetahui‖. (QS. At-Taubah : 6).

Dan dalam hadits ‗Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‗anhu, Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa

alihi wa sallam menegaskan :

ب أدب احذح سع ث سي خ اى ر

Page 13: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

13 | P a g e

―Dzimmah (janji, jaminan keamanan dan tanggung jawab) kaum muslimin itu satu,

diusahakan oleh orang yang paling bawah (sekalipun)‖. (HSR. Bukhary-Muslim).

Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah : ―Yang diinginkan dengan Dzimmah di sini

adalah Aman (jaminam keamanan). Maknanya bahwa Aman kaum muslimin kepada

orang kafir itu adalah sah (diakui), maka siapa yang diberikan kepadanya Aman dari

seorang muslim maka haram atas (muslim) yang lainnya mengganggunya sepanjang ia

masih berada dalam Amannya‖.

Dan dalam hadits Ummu Hani` riwayat Bukhary beliau berkata :

قذ أجشب سي آى ه اهلل صي اهلل عي شح فقبه سس ج ث فال قبرو سجال قذ أجشر أ أ اث ه اهلل صع ب سس

بئ أجشد ب أ

―Wahai Rasulullah anak ibuku (yaitu ‗Ali bin Abi Tholib-pen.) menyangka bahwa ia boleh

membunuh orang yang telah saya lindungi (yaitu) si Fulan bin Hubairah. Maka

Rasulullah shollallahu ‗alaihi wa alihi wa salllam bersabda : ―Kami telah lindungi orang

yang engkau lindungi wahai Ummu Hani`‖.

Keempat : Kafir Harby, yaitu kafir selain tiga di atas. Kafir jenis inilah yang disyari‘atkan

untuk diperangi dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam syari‘at Islam.

Demikianlah pembagian orang kafir oleh para ulama seperti syeikh Muqbil bin Hadi Al-

Wadi‘iy, syeikh Ibnu ‗Utsaimin, ‗Abdullah Al-Bassam dan lain-lainnya. Dan bagi yang

menelaah buku-buku fiqih dari berbagai madzhab akan menemukan benarnya

pembagian ini. Wallahul Musta‘an.

(Sumber Tulisan: http://salafyblogs.wordpress.com/2006/11/24/makna-terorisme-dalam-

pandangan-islam/)

Page 14: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

14 | P a g e

ISLAM KAFFAH VS TERORISME

Noor Maryam

PERINTAH UNTUK MENJALANKAN ISLAM YANG KAFFAH

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan

janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang

nyata bagimu.”(QS. Al Baqarah: 208)

Penafsiran ayat ini menurut Imam Ibnu Katsir rahimahullah adalah, “Allah ta’ala

berfirman menyeru para hamba-Nya yang beriman kepada-Nya serta

membenarkan rasul-Nya untuk mengambil seluruh ajaran dan syari’at;

melaksanakan seluruh perintah dan meninggalkan seluruh larangan sesuai

kemampuan mereka.” (Tafsir Ibn Katsir 1/335).

Berdasarkan ayat ini seorang Muslim diperintahkan untuk melaksanakan seluruh

perintah dan meninggalkan seluruh larangan secara komprehensif sebagaimana yang

tertulis dalam Al Quran dan Hadits sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

Adanya perbedaan di antara umat Muslim mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban

atau yang lainnya adalah sesuatu yang wajar adanya selama perbedaan tersebut

berdasarkan dalil yang kuat yaitu Quran dan Sunnah berdasarkan pemahaman ulama-

ulama ahlu sunnah yang berkompeten.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (Qs.

Al-Baqarah: 286)

Islam adalah agama yang mudah dan tidak membebankan umatnya. Setiap ibadah

wajib diiringi dengan keringanan yang dapat diambil karena kondisi-kondisi tertentu.

Misalnya orang yang sedang dalam perjalanan jauh bisa membatalkan puasanya dan

menjama‘ shalatnya.

Semakin tinggi tingkat ketakwaan seseorang, semakin gigih pula Ia dalam

melaksanakan semua perintah agama. Tingkat ketakwaan itu dipengaruhi oleh banyak

Page 15: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

15 | P a g e

hal dan salah satunya adalah adanya kesadaran untuk menjadikan Islam sebagai

pedoman hidup, tidak hanya sekedar ritual tapi terinternalisasi ke dalam semua sisi

kehidupan. Termasuk mewujudkan negara yang berdasarkan kepada syariah Islam.

Semua orang yang sudah memahami Islam pada tingkat yang lebih tinggi pastilah

mempunyai harapan itu. Kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang bersumber

pada Al Quran dan Sunnah seperti yang terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu

„alaihi wa Sallam.

APAKAH TERORISME DIBENARKAN DALAM ISLAM?

Tapi apakah harapan itu akan terwujud tanpa adanya proses dan perjuangan? Atau

bisakah terwujud dengan mudah sedangkan sebagian besar umat Islam di Indonesia

masih banyak yang masih awam terhadap agamanya. Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

Sallam berhasil membangun masyarakat dan pemerintahan yang Islami setelah tauhid

menyebar dan mengakar kuat pada umat Islam pada masa itu. Umat Islam pada saat

itu berada pada zaman keemasannya. Dengan kadar keimanan dan keilmuan tinggi

yang sudah merata di kalangan umat, dan di bawah pimpinan Nabi

Muhammad Shallallahu „alaihi wa Sallam, seorang pemimpin terbaik sepanjang zaman,

berjayalah Islam pada masa itu.

Kejayaan Islam itu bukanlah suatu hal yang mustahil. Bahkan pasti akan terwujud

tentunya dengan syarat yaitu berpegang teguh dengan petunjuk dan agama

Allah Ta‟ala, dengan kembali kepada Al Qur‘an dan Sunnah Rasulullah shallallahu

„alaihi wa sallam dengan pemahaman dan pengamalan yang benar. Bagaimana

mungkin kejayaan Islam itu terwujud dengan cara yang tidak sesuai bahkan

bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri? Rasulullah Shallallahu „alaihi wa

Sallam pun pernah mengalami masa-masa pahit ketika menyebarkan Islam. Beliau,

keluarga dan pengikutnya pada waktu itu dizhalimi oleh kaum musyrik, tetapi beliau

tetap bersabar menghadapi kondisi itu. Tidak memerintahkan pengikutnya melakukan

bom bunuh diri atau hal-hal lain yang mengganggu keamanan masyarakat. Islam

sangat menghargai kehidupan dan memiliki aturan yang tegas dalam memelihara dan

menjaga kehidupan.

Page 16: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

16 | P a g e

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil,

bahwa: barangsiapa yang membunuh manusia, bukan karena manusia itu (memb

unuh) orang lain, atau bukan karenamembuat kerusakan dimuka bumi, maka

seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang

memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara

kehidupan manusia semuanya . Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka

rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian

banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam

berbuat kerusakan dimuka bumi” (QS Al Maidah:32)

Tindakan sekelompokkecil orang yang menginginkan terwujudnya Negara Islam

dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam itu, tidak menghasilkan manfaat

yang signifikan. Justru mengakibatkan kerusakan dan kemunduran bagi Islam. Apakah

jika Istana negara berhasil diledakkan negara Islam akan tegak di Indonesia? Apakah

jika presiden RI terbunuh penggantinya adalah pemimpin Islam yang taat yang mampu

memimpin negara ini dan memecahkan semua persoalan yang sedang terjadi?

Kita bisa melihat sendiri akibat dari bom bunuh diri yang terjadi beberapa waktu yang

lalu. Banyak korban tak berdosa berjatuhan dari kalangan kaum Muslimin sendiri,

sehingga menambah jumlah janda dan anak yatim. Dalam kondisi perang pun Islam

tidak membolehkan membunuh wanita, anak-anak dan orang tua dan tidak boleh

merusak pohon dan tumbuh-tumbuhan. Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud hadits

dari Anas, bahwa Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda, ―Berangkatlah (ke

medan perang) dengan nama Allah, dengan Allah, dan di atas millah Rasulullah.

Janganlah membunuh orang tua jompo, anak-anak, bayi, dan perempuan”

Sedangkan korban yang ditimbulkan akibat bom bunuh diri tak pandang bulu, semua

kalangan terkena imbasnya hingga citra Islam sebagai agama yang penuh kasih

sayang ternoda karena ulah teroris.

Page 17: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

17 | P a g e

ISLAM KAFFAH = SESUAI TUNTUNAN QURAN & SUNNAH

Akibat lain yang terjadi adalah generalisasi masyarakat awam terhadap ciri fisik tertentu

yang melekat pada pelaku teroris. Masyarakat menganggap bahwa semua orang

dengan ciri-ciri tersebut adalah teroris. Misalnya menumbuhkan jenggot dan

memeliharanya. Padahal jenggot adalah sunnah nabi Shallallahu „alaihi wa

Sallam. dari Ibnu Umar radhiyallahu „anhuma, Nabi shallallahu „alaihi wa

sallam bersabda,

―Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot.‖ (HR. Muslim no. 623)

Ketika Kisro (penguasa Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi shallallahu

„alaihi wa sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan

kumis yang lebat. Rasulullahshallallahu „alaihi wa sallam tidak suka melihat keduanya.

Beliau bertanya, ‖Celaka kalian! Siapa yang memerintahkan kalian seperti ini?‖

Keduanya berkata, ‖Tuan kami (yaitu Kisra) memerintahkan kami seperti ini.‖

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, ‖Akan tetapi, Rabb-ku

memerintahkanku untuk memelihara jenggotku dan menggunting kumisku.‖ (HR.

Thabrani, Hasan. Dinukil dari Minal Hadin Nabawi I‟faul Liha)

Berdasarkan pendapat ulama memelihara jenggot adalah suatu perintah. Kedudukan

sunnah dalam syariat agama wajib dipenuhi. Sebagaimana hadits Nabi Shallallahu

‗alaihi wa sallam :

―Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur‟an) dan yang sepertinya

bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur‟an dan yang sepertinya

bersamanya.‖ Hadits shahih riwayat Ahmad (IV/131), al-Ajurri dalam kitabnya asy-

Syari‘ah (I/415 no. 97). Maksud dari kalimat: ―Dan yang seperti itu bersamanya‖ adalah

As-Sunnah.

Muslimah bercadar pun tak luput dari sasaran celaan dan tudingan berkaitan dengan

isu terorisme. Pemakaian cadar adalah pengamalan dari Quran surat al Ahzab ayat ke-

59 : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-

Page 18: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

18 | P a g e

isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh

mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu

mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Ulama berbeda pendapat mengenai hukum memakai cadar. Sebagian menyatakan

wajib dan sebagian yang lain menyatakan sunnah mu‘akkad. Disini saya tidak akan

membahas perbedaan itu. Silakan pembaca merujuk kepada sumber tulisan saya.

Disana terdapat penjelasan yang lebih lengkap.

Jenggot dan cadar hanyalah sebagian kecil bentuk ketakwaan seorang hamba

kepada Rabb-nya. Selain itu masih banyak sunnah-sunnah dan amalan lainnya yang

bersumber pada dalil yang shahih yang patut kita laksanakan sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Tidak semua pria berjenggot itu adalah teroris atau tidak

semua muslimah bercadar adalah istri teroris.

(Sumber: Kompasiana.com)

Page 19: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

19 | P a g e

TERORISME

Hizbut Tahrir

Terorisme, dalam bahasa Arab, identik dengan kata al-irhâb, mashdar yang

merupakan musytaq (pecahan kata) dari fi‘l (kata kerja) arhaba. Maknanya

adalah ―menciptakan ketakutan‖ (akhâfa) atau ―membuat kengerian/kegentaran‖

(fazza‘a). Makna bahasa ini terdapat dalam firman Allah Swt:(yang dengan persiapan

itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan musuh kalian…. (QS al-Anfâl [8]: 60).

Akan tetapi, makna bahasa ini telah mengalami transformasi makna sehingga menjadi

terminologi (istilah) yang baru. Dinas Intelijen Amerika dan Dinas Intelijen Inggris, dalam

sebuah seminar yang diadakan untuk membahas makna terorisme pada tahun 1979,

telah menyepakati bahwa terorisme adalah penggunaan kekerasaan untuk melawan

kepentingan-kepentingan sipil guna mewujudkan target-target politis.

Setelah seminar itu, diselenggarakanlah berbagai konferensi dan seminar internasional,

serta ditetapkan berbagai hukum dan undang-undang untuk membatasi aksi-aksi yang

dapat digolongkan sebagai terorisme. Berbagai hukum dan undang-undang dibuat

untuk menerangkan kategori berbagai gerakan, kelompok, dan partai yang melakukan

aksi terorisme; serta untuk menentukan negara-negara mana yang mensponsori

terorisme. Semua aturan ini, menurut klaim mereka, adalah dasar untuk mengambil

sejumlah tindakan yang diperlukan guna memerangi terorisme dan membatasi gerak-

geriknya.

Dari tinjauan global terhadap berbagai undang-undang dan hukum yang berkaitan

dengan terorisme, tampak jelas bahwa semua peraturan itu ternyata tidak mendalam,

dan tunduk pada orientasi politik dari negara-negara yang membuatnya. Sebagai

contoh, kita melihat Amerika menganggap pembunuhan Indira Gandhi sebagai aksi

terorisme, sementara pembunuhan Raja Faisal dan Presiden Kennedy tidak dianggap

aksi terorisme. Contoh lain, Amerika pada awalnya mencap pemboman gedung Kantor

Penyelidikan Federal di Oklahoma beberapa tahun lalu sebagai aksi terorisme. Akan

tetapi, ketika terbukti bahwa pelaku pemboman adalah kalangan milisi Amerika sendiri,

Page 20: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

20 | P a g e

pemboman yang semula dianggap aksi terorisme kemudian hanya dianggap sebagai

aksi kriminal belaka.

Amerika secara khusus menyifati sebagian gerakan sebagai ―gerakan perlawanan

rakyat‖, misalnya gerakan revolusioner Nikaragua (Zapatista), Tentara Pembebasan

Irlandia (IRA), dan lain-lain. Para anggota dari gerakan-gerakan ini, ketika ditangkap,

diperlakukan sebagai tawanan perang sesuai dengan Protokol Nomor 1 tahun 1977

yang ditambahkan pada Konvensi Genewa. Akan tetapi, Amerika menyifati setiap

gerakan yang bertentangan dengan kepentingan Amerika atau kepentingan agen-agen

Amerika sebagai gerakan terorisme. Nama gerakan tersebut pun kemudian

dicantumkan dalam daftar organisasi teroris yang dikeluarkan secara periodik oleh

Departemen Luar Negeri Amerika. Gerakan ini, misalnya, adalah sebagian besar

gerakan-gerakan Islam yang ada di Mesir, Pakistan, Palestina, Aljazair, dan lain-lain.

Sejak dekade 70-an, Amerika memang telah merekayasa opini umum internasional dan

regional (di Amerika) untuk melawan terorisme, seperti yang kita lihat, dan melawan

orang yang dicap sebagai teroris. Amerika telah mengeksploitasi aksi-aksi yang

dilakukan untuk merealisasikan target-target sipil, baik yang dilakukan oleh berbagai

gerakan politik atau gerakan militer yang tidak mempunyai hubungan dengan Amerika,

maupun yang dilakukan oleh berbagai gerakan yang mempunyai hubungan dengan

Amerika (CIA). Banyak dokumen yang menerangkan bahwa aksi-aksi yang dicap

sebagai aksi terorisme sebenarnya didalangi oleh intel-intel CIA sendiri, seperti

pembajakan pesawat TWA di Beirut pada awal 80-an lalu. Amerika telah

mengeksploitasi peristiwa peledakan gedung Al-Khubar milik Amerika di Saudi, dengan

memaksakan 40 rekomendasi yang berkaitan dengan upaya memerangi terorisme

pada Konferensi Negara-Negara G-7 yang diselenggarakan di Prancis tahun 1996.

Amerika juga memanfaatkan peristiwa peledakan gedung Pusat Perdagangan Dunia

(WTC) di New York dan Kantor Penyelidikan Federal di Oklahoma—bahkan sebelum

diketahui siapa pelakunya—dengan mengeluarkan Undang-Undang Perlawanan

Terhadap Terorisme yang disetujui oleh Senat Amerika tahun 1997.

Page 21: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

21 | P a g e

Berdasarkan rekomendasi dan undang-undang tersebut, Amerika dapat memata-matai-

siapa pun dan di mana pun-orang yang dituduhnya sebagai teroris. Amerika berhak

untuk menangkap atau menculiknya. Amerika pun berhak menjatuhkan sanksi yang

dianggap cocok baginya seperti penahanan, penyitaan, deportasi, atau

pencabutan kewarganegaraan; tanpa memberikan hak kepada pihak tertuduh untuk

membela diri ataupun untuk hadir di hadapan pengadilan atau lembaga hakim juri.

Amerika lalu melakukan generalisasi sifat terorisme terhadap negara-negara yang

merintangi kepentingan-kepentingannya seperti Korea, China, Irak, dan Libya; juga

terhadap banyak gerakan Islam seperti Tanzhimul Jihad, Hammas, dan Jamaah

Islamiyah di Mesir, serta FIS di Aljazair. Dalam hal ini, Amerika memanfaatkan sejumlah

peristiwa pemboman yang terjadi di Palestina untuk melawan Yahudi dan sejumlah aksi

yang terjadi di Aljazair, tidak lama setelah pembatalan hasil pemilu untuk anggota

legislatif oleh kalangan militer.

Berdasarkan undang-undang, keputusan, dan rekomendasi yang ada, Amerika bisa

memata-matai dan menghantam siapa saja yang dicapnya sebagai teroris; baik

individu, organisasi, partai, ataupun negara. Untuk itu, Amerika menggunakan kekuatan

militernya atau pengaruh politiknya untuk melakukan blokade ekonomi seperti yang

dilakukannya terhadap Irak dan Libya. Hal ini telah diungkapkan oleh mantan Menlu

Amerika George Schultz yang pernah menyatakan, ―Para teroris itu, bagaimana pun

mereka berusaha melarikan diri, tetap tidak akan dapat menyembunyikan diri.‖

Karena Islam telah dinominasikan oleh Amerika untuk menjadi musuhnya setelah

runtuhnya Komunisme, maka negeri-negeri Islam menjadi wilayah terpenting yang akan

menjadi sasaran Amerika dalam penerapan undang-undang terorisme. Tujuannya

adalah untuk mengukuhkan cengkeraman Amerika di negeri-negeri Islam itu serta

melestarikannya agar tetap berada di bawah hegemoni Amerika. Alasannya, kaum

Muslim memang telah mulai merintis jalan menuju kebangkitan untuk mengembalikan

Khilafah. Dalam hal ini, Amerika dan negara-negara kafir lainnya telah memahami

benar bahwa Khilafah adalah satu-satunya negara yang berkemampuan untuk

meluluhlantakkan ideologi Kapitalisme yang dipimpin oleh Amerika.

Page 22: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

22 | P a g e

Oleh karena itu, hampir tidak ada satu pun gerakan Islam yang ada saat ini, kecuali

harus siap-siap dicap sebagai teroris oleh Amerika. Cap ini pun bahkan tidak dapat

dihindarkan oleh gerakan-gerakan dan partai-partai Islam yang sama sekali tidak

menggunakan kekerasan untuk mencapai target-targetnya. Sebab, Amerika telah

menganggap bahwa aktivitas semua gerakan, partai, atau negara yang menyerukan

kembalinya Islam adalah aksi ―teroris‖ yang bertentangan dengan Undang-Undang

Internasional. Selanjutnya, berdasarkan justifikasi ini dan berdasarkan ketentuan yang

harus dijalankan oleh negara-negara penandatangan Undang-Undang Terorisme,

Amerika dapat menghimpun kekuatan negara-negara tersebut di bawah

kepemimpinannya untuk memukul berbagai gerakan, partai, atau negara tersebut.

Dari sinilah, kaum Muslim—yang kini tengah berjuang mengembalikan Khilafah dan

menjadi sasaran langsung dari langkah politik yang disebut dengan ―melawan

terorisme‖—berkewajiban untuk membentuk opini umum Dunia Islam dan opini

internasional. Caranya adalah dengan membongkar hakikat dari apa yang dinamakan

Undang-Undang Terorisme dan hakikat politik Amerika yang digunakan untuk

menciptakan hegemoni atas dunia melalui undang-undang itu. Kaum Muslim

berkewajiban untuk membeberkan bahwa Amerikalah sebenarnya yang berada di balik

aksi-aksi terorisme yang banyak terjadi di dunia, meski pun tuduhannya dilemparkan

kepada orang-orang Islam.

Di samping itu, kaum Muslim berkewajiban pula untuk menjadi representasi Islam

dalam segala perbuatan dan tindakannya. Sebab, Islam mempunyai metode khusus

untuk merealisasikan berbagai target dan tujuan; di antaranya adalah melanjutkan

kehidupan Islam dengan cara mendirikan kembali negara Khilafah. Berpegang teguh

dengan metode ini—yang bertumpu pada pertarungan pemikiran (ash-shirâ‗ al-fikrî) dan

perjuangan politik (al-kifâh as-siyâsî) serta menjauhkan diri dari penggunaan senjata

(kekerasan)—hakikatnya adalah berpegang teguh dengan metode syariat yang dituntut

oleh Islam; bukan karena takut atau melarikan diri dari cap terorisme.

Mereka juga wajib menjelaskan bahwa tugas Daulah Islamiyah setelah berhasil

didirikan tetap terikat dengan syariat, baik tugas dalam negeri seperti mengatur

Page 23: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

23 | P a g e

beraneka ragam urusan rakyat dan menerapkan hudûd, maupun tugas luar negeri

seperti mengemban risalah Islam melalui jihâd fî sabîlillâh kepada seluruh umat

manusia dan memusnahkan penghalang-penghalang fisik yang merintangi penerapan

Islam.

Lebih dari itu, kaum Muslim wajib pula menerangkan bahwa penerapan Islam oleh

mereka sendiri ataupun untuk umat agama lain tidaklah didasarkan pada hawa nafsu

mereka atau untuk mewujudkan kepentingan pribadi mereka, tetapi semata-mata

karena menjalankan perintah Allah Swt. Sebab, Allahlah Yang telah menciptakan alam

semesta, manusia, dan kehidupan ini. Allah pula Yang telah menuntut manusia untuk

menata hidupnya sesuai dengan hukum-hukum Islam yang diturunkan-Nya kepada

Muhammad Rasulullah saw.

Cap yang diberikan oleh Amerika dan negara-negara lain bahwa Islam adalah terorisme

dan bahwa kaum Muslim adalah para teroris sesungguhnya adalah predikat yang

tendensius. Predikat itu tidak sesuai dengan fakta yang ada dan juga bertentangan

dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dari ajaran Islam. Allah Swt. berfirman:

Tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi

semesta alam. (QS al-Anbiyâ‘ [21]: 107).

Kami telah menurunkan kepadamu al-Quran sebagai penjelas atas segala

sesuatu, sebagai petunjuk, serta sebagai rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

Muslim. (QS an-Nahl [16]: 89).

Rahmat tersebut sesungguhnya akan terwujud dengan penerapan hukum-hukum Islam.

Dalam hal ini, tidak ada bedanya antara hukum yang berkaitan dengan shalat dan jihad,

antara doa dan menggentarkan musuh, antara zakat dan pemotongan tangan pencuri,

atau antara menolong orang yang dianiaya dan menghukum mati orang yang

melanggar kehormatan kaum Muslim. Semuanya adalah hukum-hukum Islam semata

yang wajib diterapkan oleh individu Muslim atau oleh institusi negara; sesuai dengan

faktanya dan pada waktunya secara tepat.

Page 24: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

24 | P a g e

JIHAD OR TERORISME

Oleh : Muh. Kurniawan BW,S.Ag.,SH.,MH.

A. Pendahuluan

Drama eksekusi Imam Amrozi cs, terpidana bom Bali, di awal tahun 2009

seakan menjadi lonceng dimulainya pertarungan antara kelompok teroris dengan

aparat keamanan di negeri ini. Serentetan pengejaran kelompok teroris yang

dialakukan tim densus 88 diberbagai daerah, seperti Cilacap, Semarang dan daerah-

daerah lain di Indonesia diakui oleh banyak fihak sebagai keberhasilan tim densus 88

dalam memberantas terorisme yang berkembang laten di Indonesia. Namun apa

daya tangan tak sampai, alih-alih mengurangi aktifitas teroisme, hotel Marriot dan

Ritz Carlten di Jakarta dijadikan sasaran bom bunuh diri bagi para calon ‖pengantin‖.

Tentu saja, serangkaian tragedi pemboman ini merupakan pukulan yang

dahsyat bagi bangsa Indonesia. Mungkin kalau tidak ada tragedi Marriot dan Ritz

Carlten serta rentetan pemboman sebelumnya, isu terorisme di Indosesia akan selalu

diabaikan dan UU Terorisme tidak pernah dilaksanakan.

Teror telah hadir dan menjelma dalam kehidupan kita sebagai momok,

sebagai virus dan monster yang menakutkan yang sewaktu-waktu dan tidak dapat

diduga bisa menjelmakan terjadinya ―prahara nasional dan global‖, termasuk

mewujudkan tragedi kemanusiaan, pengebirian martabat bangsa dan penyejarahan

tragedi atas Hak Asasi Manusia (HAM). Hak Asasi Manusia kehilangan eksistensinya

dan tercerabut kesucian atau kefitrahannya di tangan pembuat teror yang telah

menciptakan kebiadaban berupa aksi animalisasi (kebinatangan) sosial, politik,

budaya, dan ekonomi.

Terorisme adalah puncak aksi kekerasan, terrorism is the apex of violence.

Bisa saja kekerasan terjadi tanpa teror, tetapi tidak ada teror tanpa kekerasan.

Terorisme tidak sama dengan intimidasi atau sabotase. Sasaran intimidasi dan

sabotase umumnya langsung, sedangkan terorisme tidak. Korban tindakan Terorisme

Page 25: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

25 | P a g e

seringkali adalah orang yang tidak bersalah. Kaum teroris bermaksud ingin

menciptakan sensasi agar masyarakat luas memperhatikan apa yang mereka

perjuangkan.

B. Pengertian Terorisme

Mengenai pengertian yang baku dan definitif dari apa yang disebut dengan

Tindak Pidana Terorisme itu, sampai saat ini belum ada keseragaman. Menurut

Cherif Bassiouni, ahli Hukum Pidana Internasional, bahwa tidak mudah untuk

mengadakan suatu pengertian yang identik yang dapat diterima secara universal

sehingga sulit mengadakan pengawasan atas makna Terorisme tersebut. Oleh

karena itu menurut Brian Jenkins, Terorisme merupakan pandangan yang subjektif.

1. UU Tindak Pidana Terorisme

Dalam penjelasan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dinyatakan bahwa terorisme

merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan peradaban serta merupakan

salah satu ancaman serius terhadap kedaulatan setiap negara, karena terorisme

sudah merupakan kejahatan yang bersifat internasional yang menimbulkan bahaya

terhadap keamanan, perdamaian dunia serta merugikan kesejahteraan masyarakat

sehingga perlu dilakukan pemberantasan secara berencana dan

berkesinambungan sehingga hak asasi orang banyak dapat dilindungi dan

dijunjung tinggi.

Untuk itulah maka muncul Undang-Undang atau Perarturan Pemerintah

Pengganti UU yang secara tegas menangani terorisme dengan memasukkan ke

dalam tindak pidana khusus, yakni tindak pidana terorisme. Tentu pemerintah

Indonesia tidak sendiri, karena Perpu ini merupakan rativikasi peraturan sejenis

yang berlaku di tingkat internasional.

Page 26: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

26 | P a g e

2. Departemen Pertahanan USA

Menurut Departemen Pertahanan USA, terorisme adalah perbuatan

melawan hukum atau tindakan yang mengandung ancamana dengan kekerasan

dan paksaan terhadap individu atau hak milik untuk memaksa atau mengintimidasi

pemerintah atau masyarakat dengan tujuan politik, agama dan idiologi. Atau bisa

diartikan sebagai tindakan yang menggunakan kekerasan atau ancaman

kekerasan yang berlatar belakang politik atau kekuasaan dalam suatu

pemerintahan negara.

Bahkan belakangan terorisme diartikan dengan sangat luas dengan segala

tindakan atau ucapan yang membuat orang lain takut. Wal hasil terorisme menjadi

sebuah kata yang sangat menakutkan bagi siapa saja baik yang melakukan

maupun orang yang mengalami tindakan terorisme. Gambaran ini menjadikan

negara dalam hal ini pihak yang mempunyai kekuasaan pertahanan dan keamanan

yakni militer merasa sangat diperlukan dalam upaya menangani berbagai upaya

terorisme.

3. Kamus Umum Bahasa Indonesia

Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Terorisme dapat diartikan

sebagai penggunaan kekerasan atau ancaman untuk menurunkan semangat,

menakut-nakuti, dan menakutkan, terutama untuk tujuan politik. Sedangkan Hafid

Abbas, Dirjen Perlindungan HAM Depkeh dan HAM RI. Terorisme adalah

pemakaian kekuatan atau kekerasan tidak sah melawan orang atau property untuk

mengintimidasi atau menekan pemerintah, masyarakat sipil, atau bagian-

bagiannya, untuk memaksa tujuan sosial, dan politik.

Menurut Webster‘s New World College Dictionary (1996), terorisme adalah

―the use of force or threats to demoralize, intimidate, and subjugate.‖ Terorisme

dibagi kedalam dua macam definisi, yaitu definisi tindakan teroris (terrorism act)

dan pelaku terorisme (terrorism actor). Disepakati oleh kebanyakan ahli bahwa

Page 27: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

27 | P a g e

tindakan yang tergolong kedalam tindakan Terorisme adalah tindakan-tindakan

yang memiliki elemen: kekerasan, tujuan politik, teror/intended audience.

4. Aktifis Muslim

Para aktifis muslim seperti Fauzan al-Anshari, Terorisme adalah tindakan

yang menggunakan kekeerasan atau ancaman kekerasan yang berlatar belakang

politik atau kekuasaan dalam suatu pemerintah negara. Sementara Imam

Samudera mengartikan terorisme sebagai (irhab), menggetarkan musuh. Untuk itu

mereka mengartikan terorisme menjadi bagian dari jihad fi sabilillah, menuju ridho

Allah SWT. Tidak mengagetkan manakala sebagian para pelaku teroris di

Indonesia menganggap dirinya sebagai mujahid fi sabilillah.

Para penulis barat menyatakan bahwa terorisme adalah serangan-serangan

terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok

masyarakat. Terorisme itu berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada

tatacara peperangan karena terorisme bisa dilakukan secara terorganisir dan dalam

waktu lama.

Sedangkan berbagai pendapat dan pandangan mengenai pengertian/istilah

yang berkaitan dengan terorisme di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwasanya

terorisme adalah kekerasan terorganisasi, menempatkan kekerasan sebagai

kesadaran, metode berpikir sekaligus alat pencapaian tujuan. Dari banyak definisi

yang dikemukakan oleh banyak pihak, yang menjadi ciri dari suatu tindak pidana

terorisme adalah:

1. Adanya rencana untuk melaksanakan tindakan tersebut.

2. Dilakukan oleh suatu kelompok tertentu.

3. Menggunakan kekerasan.

4. Mengambil korban dari masyarakat sipil, dengan maksud mengintimidasi

pemerintah..

Page 28: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

28 | P a g e

5. Dilakukan untuk mencapai pemenuhan atas tujuan tertentu dari pelaku, yang

dapat berupa motif sosial, politik ataupun agama.

C. Bentuk-bentuk Terorisme

Secara kategoris, gerakan terorisme dilihat dari aspek spiritnya, dapat

dibedakan dalam beberapa kategori, diantaranya:

1. Semangat Nasionalisme

Pejuang kemerdekaaan, umumnya menggunakan kekerasan politik untuk

melawan rezm penjajah. Memang kekerasan politik tidak selalu identik dengan

terorisme. Kekersan politik dalam artian kerusuhan massal, perang saudara,

revolusi, atau perang antar bangsa, tidak termasuk kategori terorisme. Namun

demikian, terorisme itu sendiri sering terjadi berkaitan kekerasan-kekerasan politik

tersebut.

Contoh terorisme dengan spirit nasionalisme ini dapat ditemukan di Aljazair,

Palestina, dan sejumlah negara jajahan di masa suburnya kolonialisme.

2. Semangat Separatisme

Terorisme karena semangat separatis juga dapat terjadi melalui kekerasan

politik. Kekerasan politik yang dipilih sebagai perjuangan oleh kaum separatis,

cenderung diklaim sebagai bentuk teror oleh opini dunia. Pemberanian opini dunia

itu sangat logis. Sebab, kekerasan politik yang dieksploitasi gerakan separatis

selalu memenuhi premis dasar terorisme, yaitu menggunakan ancaman kekerasan

dan atau kekerasan untuk menimbulkan ketakutan di lingkungannya. Menurut

mereka pembunuhan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan bukanlah soal

yang harus dirisaukan, bahkan sasarannya adalah mereka yang tidak berdosa.

Gerakan separatisme jenis ini hampir terdapat di banyak negara, seperti;

IRA di Irlandia, Macan Tamil Ealam di Srilanka, SPLA di Sudan, MNLF di Philipina,

Page 29: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

29 | P a g e

dan Gerakan Aceh Merdeka, Republik Maluku Selatan atau Organisasi Papua

Merdeka di Indonesia.

3. Semangat Radikalisme Agama

Kelompok-kelompok radikal agama pun ditengarai menggunakan teror untuk

memperjuangkan kepentingannya. Kekerasan politik dalam bentuk teror seringkali

dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Kelompok jihad di Mesir, jihad di

Yaman, National Islamic Front di Sudan, Al-Qaedah yang berbasis di Afganistan,

Jamaah Islamiyah yang berbasis di malaysia, atau kelompok-kelompok radikal

Yahudi seperti Haredi, Gush Emunim, Kach Kabane di Israel adalah sekedar

contoh elemen-elemen dengan spirit radikalisme agama yang cenderung

mengedepankan budaya kekerasan dan terorisme.

4. Gerakan Terorisme yang didorong oleh Spirit Bisnis

Narcoterorism di Myanmar yang dikenal dengan sebutan United War State

Army adalah kelompok teroris yang berlatar belakang perdagangan narkotika dan

obat-obatan terlarang.. Di Jepang juga dikenal Yakuza, yaitu organisasi di

kalangan dunia hitam yang melakukan bisnis illegal dengan mengedepankan

metode teror sebagai cara untuk mencapai tujuan.

D. Sedangkan bentuk-bentuk teroris ditinjau dari segi sejarah terdiri dari:

1. Pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah yang terjadi sebelum perang

dunia II.

2. Terorisme dimulai di Aljazair di tahun limapuluhan, dilakukan oleh FLN yang

mempopulerkan ―serangan yang bersifat acak‖ terhadap masayrakat sipil yang

tidak berdosa. Hal ini untuk melawan apa yang mereka (Algerian Nationalist)

disebut sebagai ―terorisme negara‖.

Page 30: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

30 | P a g e

3. Terorisme muncul pada tahun enampuluhan dan terkenal dengan istilah

―terorisme media‖, berupa serangan acak atau random terhadap siapa saja

dengan tujuan publisitas.

Selain itu, bentuk-bentuk terorisme dilihat dari pelakunya ada yang

personal,; terorisme yang bersifat kolektif, dan terorisme yang dilakukan negara.

Terorisme dalam bentuk personal ini, biasanya dilakukan dalam bentuk pengeboman

seseorang pada orang lain atau kelompok dengan tujuan pribadi, dendam, atau bom

bunuh diri.

Sedangkan terorisme yang bersifat kolektif, para teroris melakukan

operasinya dengan suatu perencanaan. Biasanya teroris semacam ini dilembagakan

dalam sebuah jaringan yang rapi, seperti yang sering disebut-sebut sebagai al-

Qaedah. Sasaran terorisme dalam kategori ini adalah simnbol-simbol kekuasaan dan

pusat perekonomian.

Adapun terorisme yang dilakukan negara biasanya disebut sebagai ―state

terorism‖ terorisme oleh negara. Penggagasnya adalah perdana menteri Mahathir

Muhammad. Menurutnya, terorisme yang dikerahkan negara, tidak kalah dahsyatnya

dari terorisme personal maupun kolektif. Perbedaanya adalah kalau terorisme

personal dan kolektif biasa dilaksanakan secara sembunyi- sembunyi, sedangkan

terorisme yang dilakukan oleh negara dilakukan secara terang-terangan dan dapat

diliha dengan kasat mata.

Terorisme yang dilakukan oleh negara merupakan salah satu bentuk

kejahatan yang tergolong sangat istimewa. Sebab negara adalah suatu organisasi

besar yang dipilari oleh kekuatan rakyat, namun disisi lain punya kewajiban

mengatur, melindungi, dan menyejahterahkan kehidupan rakyat secara material

meupun non-metrial. Oleh karena itu, tatkala negara itu, melalui pejabat

pemerintahannya terlibat dalam tindakan kriminal secara vertikal, horisontal, regional,

nasional maupun internasional, maka otomatis rakyatlah yang menjadi korban.

Page 31: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

31 | P a g e

Sejumlah negara sering disebut-sebut sebagai state terorism, seperti lybia dan Israel

misalnya.

E. Terorisme Perspektif Fiqh

Persoalan utama yang menjadi pembahasan terorisme dalam pandangan

Islam adalah pemaknaan kata ―jihad‖. Para aktifis muslim yang sering dituduh

penyebar teror memahami jihad sebagai bentuk perlawanan terhadap para penolak

Islam yang disponsori oleh Amerika Serikat. Maka sekarang ini kita banyak melihat

prilaku teror ditujukan kepada asset-asset yang berhubungan dengan Amerika,

seperti hotel JW Marriot dan Ritzcalten belakangan ini.

Dalam benak para aktifis muslim, jihad lebih dipahami dalam kerangka balas

dendam. Karena kafir telah memerangi muslim tanpa batas, maka muslim wajib

membalasnya dengan memerangi kafir secara tanpa batas pula. Menurutnya, dalam

ketentuan syari‟ah, jihad berarti berperang melawan kaum kafir yang memerangi

Islam dan kaum muslimin. Konsep inilah yang ia sebut dengan jihad fi sabilillah.

Dalam pemahamannya, ayat al-Qur‘an pertama tentang jihad yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad adalah memerangi kaum kafir sebatas yang memerangi

Islam. Kaum kafir yang terlibat langsung dalam perang tetap tidak boleh diperangi.

Ayat tersebut adalah surat al-Baqarah: 190, ‖Dan perangilah di jalan Allah orang-

orang yang memerangi kamu. Dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas‖.

Perang dalam sejarah militer Islam melawan Romawi dan Persia didasari oleh

etika pelarangan berperang secara ‖melampaui batas‖, yaitu dilarang membunuh

wanita dan anak-anak, orang tua renta, para ahli ibadah dan juga dilarang merusak

tanaman dan lingkungan.

Dalam memahami konsep jihad dan perang dalam Islam, meraka membaginya

ke dalam empat tahapan; tahapan menahan diri, tahapan diizinkan berperang,

tahapan diwajibkan memerangi secara terbatas, dan tahapan kewajiban memerangi

seluruh kaum kafir/musyrik.

Page 32: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

32 | P a g e

1. Tahapan menahan diri, jihad belum diperintahkan. Kaum muslimin

diperintahkan untuk menahan diri untuk bersabar dan tidak melakukan

pembalasan terhadap penindasaan, kekejaman dan celaan kafir quraisy.

2. Tahapan sebatas diizinkan berperang tetapi belum diperintahkan

berperang, sehingga belum ada kewajiban berperang.

3. Tahapan diwajibkan memerangi kaum kafir secara terbatas, yaitu

terbatas kepada kaum kafir yang memerangi kaum muslimin. Sedangkan kaum

kafir yang tidak ikut memerangi kaum muslimin tetap tidak diperbolehkan untuk

diperangi.

4. Tahapan yang mewajibkan bagi kaum muslim untuk memerangi seluruh

kaum kafir dan musyrik. Dengan ayat-ayat ini, ia melegitimasi bahwa peledakan

bom Legian adalah bentuk dari aksi jihad fi sabilillah.

Dalam terminologi agama, jihâd tidak serta merta diartikan sebagai

mengangkat senjata untuk memerangi non-muslim, sebagaimana difahami sebagian

kalangan umat Islam. Secara umum, arti jihâddikategorisasikan menjadi tiga

pengertian; jihâd dengan hati jihâd dengan harta benda, dan jihâd dengan nyawa.

1. Jihâd dengan hati, maksudnya adalah berjihâd untuk memerangi hawa

nafsu yang muncul dari dirinya sendiri. Hawa nafsu ini hanya bisa ditangani oleh

dirinya sendiri.

Pada pengertian pertama berarti jihâd internal, yakni jihâd dalam memerangi

hawa nafsu, yang dalam bahasa Nabi disebut sebagai jihâd al-

akbar. Jihâd diinterpretasikan sebagai upaya individual untuk mendekatkan diri

dari seorang hamba kepada Khâliq-nya, hanya diri sendirilah yang bertindak

sebagai subyek menang atau kalah.

2. Jihâd dengan harta benda. Yakni mendermakan hartanya di jalan Allah.

Page 33: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

33 | P a g e

Pada pengertian kedua ini, jihâd sebagai social action (aksi sosial) antar sesama

makhluk. Konteks kemiskinan yang selalu melanda umat Islam di sepanjang

zaman tentunya harus menjadi perhatian kaum muslimin untuk berusaha

maksimal agar terbebas dari segala bentuk kemiskinan. Islam telah mengajarkan

prinsip ekonomi Islam seperti zakat dan bait al-mâl yang secara konseptual bisa

menjadi kekuatan besar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.

3. Jihâd dengan nyawa..

Jihâd diartikan sebagai perang yang sesungguhnya, bellum justum dan bellum

pium yakni perang demi keadilan dan kesalehan.

Menurut Edmund Bosworth dalam Armies of the Prophet, jihâd dalam pengertian

inilah yang merupakan salah satu isu populer dalam proses hubungan Islam dan

Kristen selama beberapa abad. Kontak Islam dan Kristen ini ditandai dengan

banyaknya konflik militer dan angkatan laut antara negara-negara Islam dan non-

Islam.

Dalam berbagai pendapat para ahli fiqih, jihâd diartikan sebagai upaya yang

dilakukan kaum muslim dalam memerangi non-muslim karena memaksa mereka

untuk menganut Islam. Mereka sepakat bahwa jihâd itu dilakukan untuk dalam

rangka menolong agama Islam dengan memerangi kaum kafir. Dalam berbagai

pendapat para ahli fiqih, jihâd diartikan sebagai upaya yang dilakukan kaum muslim

dalam memerangi non-muslim karena memaksa mereka untuk menganut Islam.

Mereka sepakat bahwa jihâd itu dilakukan untuk dalam rangka menolong agama

Islam dengan memerangi kaum kafir.

Imam Nawawi al-Bantani menuturkan bahwa jihad itu fardu kifayah yang

dilaksanakan paling tidak satu tahun sekali. Jika di negaranya tersebut ada orang

kafir. Jika lebih dari satu kali maka itu lebih baik. Kewajiban akan gugur dikarenakan

dua hal. Pertama, adanya pemimpin atau tentara yang dipersiapkan untuk berperang.

Kedua, sudah terjaminnya keamanan karena kesiapan tentara di masing-masing

sudut negara.

Page 34: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

34 | P a g e

Sedangkan Ibn Qasim menjelaskan bahwa hukum jihad pada masa Nabi

tepatnya sebelum hijrah adalah fardu kifayah, sedangkan pada masa setelah hijrah

ada dua kemungkinan yang pertama jihad hukumnya fardu kifayah yakni jika kaum

kafir tetap berada pada negaranya. Apabila kaum kafir masuk dan menyerang

masyarakat muslim maka hukum jihad menjadi fardu„ain.

Al-Sya‘rani dengan mengutip pendapat Imam Malik mengatakan bahwa

kewajiban berjihad sama halnya dengan haji, yaitu adanya perbekalan dan

kendaraan.

Ibn Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan jika dilihat dari

pelaksanaannya, jihad dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu jihad mutlaq,

jihad hujjah dan jihad ‟amm.

1. Jihad mutlaq adalah perang melawan musuh di medan pertempuran.

Jihad ini mempunyai persyaratan tertentu, diantaranya; pertama, perang tersebut

harus bersifat defensive, Kedua, sebagai hujjah untuk menghilangkan fitnah,

Ketiga, hujjah untuk menciptakan perdamaian, Keempat, hujjah untuk

mewujudkan kebajikan dan keadilan. Tampak di sini bahwa makna jihad lebih

dekat ke dalam pengertian perang (qital).

2. Jihad hujjah adalah jihad yang dilakukan dalam berhadapan dengan

pemeluk agama lain dengan mengemukakan argumentasi yang kuat.

3. Jihad „amm. Jihad yang dimaksud adalah jihad yang mencakup segala

aspek kehidupan baik yang bersifat moral maupun yang bersifat material,

terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain di tengah-tengah masyarakat.

Jihad seperti ini dapat dilakukan dengan pengorbanan harta, jiwa, tenaga,

waktu dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Jihad ini juga trans-temporal dan tidak

terbatas oleh ruang dan bisa dilakukan terhadap musuh yang nyata, setan dan hawa

nafsu. Pengertian musuh nyata di sini, di samping perang, juga berarti semua

Page 35: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

35 | P a g e

tantangan yang dihadapi umat Islam, seperti kemiskinan, kebodohan dan

keterbelakangan.

Para ulama fiqh menyatakan bahwa Hukum jihad adalah fardu kifayah dengan

dalil-dalil baik dalil dari al-Qur'an maupun sunah yang sahih serta penjelasan ulama

ahl al-sunnah antara lain dari al-Qur‘an surah an-Nisa‘: 95- 96, at-Taubah: 122, al-

Muzzamil: 20, dan beberapa hadis Nabi yang shahih. Berdasarkan dalil-dalil ini, maka

empat Imam Mazhab dan lainnya telah sepakat bahwa jihad fi sabilillah hukumnya

adalah fardu kifayah, apabila sebagian kaum Muslimin melaksanakannya, maka

gugur (kewajiban) atas yang lainnya. Kalau tidak ada yang melaksanakannya maka

berdosa semuanya.

Para ulama menyebutkan bahwa jihad menjadi fardu ‗ain pada tiga kondisi,

yakni:

1.. Apabila pasukan muslim dan kafir bertemu dan sudah saling

berhadapan di medan perang, maka tidak boleh seseorang mundur atau

berbalik.

2. Apabila musuh menyerang negeri muslim yang aman dan

mengepungnya, maka wajib bagi penduduk negeri untuk keluar memerangi

musuh (dalam rangka mempertahankan tanah air), kecuali wanita dan anak-

anak.

3. Apabila Imam meminta satu kaum atau menentukan beberapa orang

untuk berangkat perang, maka wajib berangkat. Dalam hal ini dasar hukumnya

adalah QS. at-Taubah: 38-39.

F. Terorisme dalam Fiqh Jinayat (Pidana Islam)

Dalam hukum pidana Islam terorisme dimasukkan dalam golongan Jarimah

Hirabah. Jarimah jenis ini, adalah tindak pidana yang dilakukan oleh orang, yaitu

Page 36: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

36 | P a g e

pengambilan barang/harta milik orang lain secara terang-terang disertai tindak

kekerasan. Peristiwa semacam ini dapat disebut sebagai perampokan.

Modus operandinya hirabah ini terdiri dari 4 macam:

1. Bermaksud untuk mengambil harta secara kekerasan, melakukan

intimidasi, tetapi kemudian tanpa mengambil harta dan tanpa membunuh.

2. Keluar untuk mengambil harta secara kekerasan, membunuh tetapi

tanpa mengambil harta.

3. Keluar mengambil harta secara kekerasan, kemudian ia mengambil

harta tanpa membunuh

4. Keluar untuk mengambil harta secara kekerasan, kemudian mengambil

harta dan membunuh korban.

Dalam kaidah hukum Islam disebutkan bahwa setiap orang yang berada di dar

as-salam sama di hadapan syariat, dalam artian bahwa hukum Islam dapat

diberlakukan terhadap siapa saja yang berada di dar as-salam. Dalam kaidah lain

disebutkan bahwa suatu perbuatan tidak akan dikenai hukuman kecuali berdasarkan

nash. Dalam penjabaranya, nash ini haruslah mengikat atau berlaku terhadap pelaku

perbuatan dan juga berlaku di tempat dilakukannya perbuatan tersebut.

Abu Yusuf salah seorang tokoh fikih dalam madzhab Hanafi berpendapat

bahwa hukum Islam berlaku atas semua tindak pidana yang terjadi di daerah hukum

dar as-salam, baik ia bermukim (penduduk) seperti seorang muslim atau zimmiy,

ataupun bermukim untuk sementara seperti seorang musta‘min. Ia berasumsi bahwa

seorang muslim diharuskan menuruti dan melaksanakan syariat Islam karena ke-

Islamanya dan seorang zimmiy dikarenakan akad zimmah-nya yang menjamin

keamanan yang tetap baginya di dar as-salam. Adapun bagi seorang musta‘min, ia

harus melaksanakan hukum-hukum Islam dan mentaatinya mengingat ‗aqd al-amn

(yaitu akad jaminan keamanan) yang waktunya terbatas sesuai dengan perjanjian

Page 37: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

37 | P a g e

yang telah memberikan kepadanya hak untuk menetap dalam jangka waktu tertentu

di dar as-salam.

Selanjutnya Imam Malik, asy-Syafi‘i dan Imam Ahmad berpendapat bahwa

hukum Islam dapat diterapkan atas segala kejahatan atau terorisme yang dilakukan

di mana saja selama tempat tersebut masih termasuk dalam daerah yuridiksi dar as-

salam, baik pelakunya adalah seorang muslim, zimmiy maupun musta‘min. Ini berarti

bahwa aturan-aturan pidana tidak terikat oleh wilayah melainkan terikat oleh subyek

hukum. Jadi setiap muslim tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang dilarang

atau meninggalkan hal-hal yang diwajibkan di manapun ia berada.

G. Kesimpulan

Terorisme adalah perlawanan atau peperangan bukan pada militer melainkan

terhadap orang-orang yang tidak berdosa dan masyarakat sipil. Teror adalah

menakut-nakuti dan mengancam. Ia tidak bisa diterima oleh akal manusia dan tidak

dibenarkan oleh agama. Kejahatan terorisme merupakan produk perilaku kebiadaban

dan kebinatangan. Akibat yang ditimbulkan sangat terasa sebagi wujud pelanggaran

terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

Berdasarkan ketentuan berlakunya hukum pidana Islam terhadap

setiap jarimah yang dilakukan di dar as-salam, teori Malik, asy-Syafi‘i dan Ahmad bin

Hanbal dapat diberlakukan terhadap setiap orang yang melakukan kejahatan di

wilayah dar as-salam tanpa melihat kewarganegaraan pelaku begitu juga terhadap

kejahatan yang dilakukan penduduk dar as-salam di dar al-harb, ketentuan hukum

Islam senantiasa dapat diberlakukan berdasarkan ke-Islaman pelaku maupun akad

zimmah.

Page 38: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

38 | P a g e

TERORISME DALAM PANDANGAN ISLAM

http://mta-online.com/

Sebelum kita membahas tentang terorisme menurut pandangan agama Islam, terlebih

dahulu marilah kita pahami tentang pengertian terorisme.Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia, artinya :

Terorisme : Adalah Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam

usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik).

Teroris : Adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut

(biasanya untuk tujuan politik).

Teror : Adalah perbuatan sewenang-wenang, kejam, bengis, dalam usaha menciptakan

ketakutan, kengerian oleh seseorang atau golongan.

Selanjutnya mari kita cermati dan kita tela‘ah kembali ajaran Islam, agama yang diridlai

Allah SWT, sebagai petunjuk bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya di

dunia yang sedang kita jalani sekarang ini, maupun kebahagiaan hidup yang haqiqi di

akhirat kelak. Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW dengan membawa agama

Islam di tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat, dan merupakan suatu kenikmatan

yang besar bagi manusia bukan suatu mushibah yang membawa malapetaka. Allah

SWT berfirman :

Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta

alam. [QS. Al-Anbiyaa' : 107]

Page 39: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

39 | P a g e

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada ummat manusia seluruhnya,

sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahui. [QS. Saba' : 28]

Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan.

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridlaan-Nya ke jalan

keselamatan dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap-

gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seidzin-Nya dan menunjuki

mereka ke jalan yang lurus. [QS. Al-Maaidah : 15-16]

Sungguh Allah telah memberi kenikmatan kepada orang-orang mukmin ketika Allah

mengutus di kalangan mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang

membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah membersihkan (jiwa) mereka, dan

mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum

(kedatangan Nabi) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [QS. Ali Imran

: 164]

Dari ayat-ayat tersebut dan masih banyak lagi ayat-ayat yang lain, menerangkan bahwa

Nabi Muhammad SAW dan Islam yang diserukannya, benar-benar membawa rahmat di

alam semesta ini, dan mengeluarkan manusia dari gelap-gulita (tanpa mengetahui

tujuan hidup), ke alam yang terang-benderang, sehingga mengetahui jalan yang lurus

Page 40: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

40 | P a g e

yang membebaskan dirinya dari kesesatan menuju jalan yang menyelamatkan

hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.

Bahkan sebelum Nabi menyerukan Islam, manusia selalu dalam kekacauan dan

permusuhan, sebagaimana peringatan Allah dalam surat Ali Imran : 103

Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika kamu dahulu (masa jahiliyah)

bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena

nikmat Allah orang-orang yang bersaudara … [QS. Ali Imran 103]

Oleh karena itu seharusnyalah manusia bersyukur kepada Allah atas diutusnya Nabi

Muhammad SAW membawa dinul Islam ini. Karena hanya dengan Islamlah manusia di

dunia ini dapat hidup rukun, damai dan saling menebarkan kasih sayang. Dengan

mengabaikan Islam, maka dunia akan kacau-balau, terorisme timbul di mana-mana

seperti sekarang ini.

Agama Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah yang mempunyai kepribadian yang

suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana

dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Qur‘an dan hadits Nabi, antara lain :

Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka.

Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. [QS. Ali Imran : 159]

Page 41: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

41 | P a g e

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa

olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,

amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. [QS. At-Taubah :

128]

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat lemah-

lembut serta hati beliau terasa amat berat atas penderitaan yang menimpa pada

manusia, maka beliau berusaha keras untuk membebaskan dan mengangkat

penderitaan yang dirasakan oleh manusia tersebut.

Rasulullah SAW bersabda :

Dari „Aisyah istri Nabi SAW, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Hai „Aisyah,

sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia

memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada

kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya”. [HR. Muslim juz 4,

hal. 2003

Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang

yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya. [HR. Ahmad juz 7, hal.

410, no. 20874]

Page 42: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

42 | P a g e

Dan apabila Allah mencintai kepada seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang

(kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari kasih sayang,

melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan. [HR. Thabrani dalam Al-Kabiir juz 2,

hal. 306, no. 2274]

Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa ada seorang ‗Arab gunung kencing di masjid,

lalu orang-orang marah, dan akan memukul sebagai hukuman. Kemudian melihat

kemarahan para shahabat tersebut, beliau bersabda :

Biarkanlah dia, dan siramlah pada bekas kencingnya itu seember atau setimba air,

karena sesungguhnya kamu sekalian diutus untuk memberi kemudahan bukan diutus

untuk membuat kesukaran/kesusahan. [HR. Bukhari juz 1, hal. 61]

Dalam sabdanya yang lain :

Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Permudahlah dan jangan mempersulit.

Dan gembirakanlah dan jangan kalian membuat manusia lari”. [HR. Bukhari, juz 1, hal.

25 ]

Setelah kita cermati kembali tentang dinul Islam sekaligus peribadi Rasulullah SAW

yang diamanati oleh Allah SWT untuk menyebarkan dinul Islam ke seluruh ummat

manusia, maka jelas sekali bahwa terorisme sama sekali tidak dikenal, bahkan bertolak

belakang dengan ajaran Islam.

Terorisme dengan menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-

cara lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai

tujuan.

Page 43: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

43 | P a g e

Sedangkan Islam dengan lemah-lembut, santun, membawa khabar gembira tidak

menjadikan manusia takut dan lari, serta membawa kepada kemudahan, tidak

menimbulkan kesusahan, dan tidak ada paksaan.

Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi SAW

berpesan kepada para shahabat, sabda beliau :

Hai manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah

kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian bertemu dengan

musuh, maka bershabarlah dalam menghadapi mereka, dan ketahuilah bahwasanya

surga itu dibawah bayangan pedang”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1372

Pesan Nabi SAW tersebut menunjukkan betapa kasih sayang beliau terhadap jiwa

manusia, sekalipun dalam peperangan sedapat mungkin menghindari bertemu musuh

agar tidak terjadi marabahaya. Namun kalau terpaksa bertemu dengan musuh, jangan

takut dan jangan dihadapi dengan hawa nafsu yang melampaui batas, tetapi hendaklah

dihadapi dengan shabar dan tabah, karena surga di bawah bayangan pedang.

Memang kedua hal tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Terorisme biasanya

digunakan untuk tujuan politik, kekuasaan, sedangkan Islam bertujuan untuk menuntun

manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya dengan dilandasi rasa kasih sayang

hanya semata-mata mengharap ridla Allah SWT.

Oleh karena itu rasanya tidak berlebihan kalau ada orang yang mengatakan bahwa

"politik itu kotor", karena dalam mencapai tujuannya dengan menghalalkan segala cara,

sekalipun dengan terorisme. Dengan demikian bagi seorang muslim haram hukumnya

mendukung, mengikuti alur politik yang menghalalkan segala cara dalam mencapai

tujuan politiknya.

Page 44: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

44 | P a g e

Yang demikian itu bukan berarti orang Islam tidak boleh berpolitik, tidak boleh meraih

kekuasaan. Boleh berpolitik, tetapi tidak boleh keluar dari bingkai Islam, dengan tujuan

untuk kejayaan Islam dengan mengharap ridla Allah semata-mata.

Dalam mencapai kesuksesan cita-cita harokahnya, Rasulullah melalui cara-cara yang

ditunjukkan oleh Allah serta berusaha memenuhi persyaratan untuk memperoleh janji

Allah, karena janji Allah pasti tepat dan tidak perlu diragukan.

Rasulullah SAW membina kekuatan dari bawah, sebagaimana firman Allah :

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik

seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu

memberikan buahnya pada setiap musim dengan idzin Tuhannya. Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan

perumpamaan kalimat-kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk yang telah dicabut

dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. [QS.

Ibrahim : 24-26]

Rasulullah membina dasar tauhid pada ummat manusia + 10 tahun di Makkah dengan

penuh tantangan, tindak kekejaman dan terorisme dilakukan oleh orang-orang

musyrikin dan kafirin Makkah terhadap Nabi dan para pengikutnya.

Page 45: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

45 | P a g e

Namun teror-teror yang dilakukan oleh mereka tidak menjadikan kaum muslimin takut,

malah makin bertambah kuat dan mendorong lebih dekat dan berserah diri (tawakkal)

kepada Allah SWT.

Dalam suatu peristiwa, orang kafir melakukan teror dengan ucapan :

Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena

itu takutlah kepada mereka. Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan

mereka menjawab, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-

baik pelindung”. [QS. Ali Imran : 173]

Itulah buah tauhid yang kuat, bagaikan pohon yang baik, tidak akan tumbang walaupun

dihempas badai topan yang dahsyat.

Untuk menumbuhkan pohon-pohon yang baik seperti itu perlu menanam dan

memelihara dengan sungguh-sungguh, bekerja keras dan ikhlash, semata-mata karena

Allah, tidak mudah tergiur dengan tipudaya dunia yang dapat membelokkan cita-cita

yang mulia.

Oleh karena itu ketika Rasulullah mendapat tawaran materi, bahkan akan diangkat

menjadi raja (penguasa) di negeri itu asalkan beliau mau berhenti dari dakwahnya,

dengan tegas beliau menjawab, “Andaikata kamu dapat menaruh bulan dan matahari di

kedua tanganku, aku tidak akan berhenti berdakwah, sehingga agama Allah ini menjadi

terang (menjadi kehidupan manusia) atau aku mati karena membelanya”.

Dengan kuat beliau menanamkan kepada ummatnya akan janji Allah.

Page 46: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

46 | P a g e

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan

mengerjakan amal-amal shaleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka

berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka

berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridlai-

Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah

mereka berada dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku

dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap)

kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq. [QS. An-Nuur : 55]

Penekanan pada akhir ayat tersebut perlu mendapat perhatian bagi kita semua,

terutama para politikus muslim, ―Barangsiapa tetap kafir sesudh janji itu‖, maksudnya :

Dengan memilih cara lain dalam mencapai tujuannya dan meninggalkan jalan yang

dijanjikan oleh Allah, yakni dengan memperkokoh iman serta memperbanyak amal

shaleh, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.

Dan Allah tidak menunjuki orang-orang yang fasiq. [QS. At-Taubah : 24]

Kaum politisi yang ada sekarang sekalipun muslim, pada umumnya tidak mengikuti

petunjuk-petunjuk Allah dan praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Mereka

berjuang hanya untuk memperoleh kursi (kedudukan).

Maka tidak ada kegiatan dakwah untuk membina ummat secara serius agar mempunyai

landasan dasar tauhid yang kuat seperti pohon yang baik sebagaimana yang

digambarkan oleh Allah SWT.

Page 47: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

47 | P a g e

Da‘i kaum politisi aktif berdakwah menyelenggarakan pengajian-pengajian dan

kegiatan-kegiatan keagamaan hanya ketika menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) untuk

meraih simpati dari masyarakat, dan setelah selesai Pemilu selesai pulalah kegiatan-

kegiatan tersebut. Sudah tidak lagi ada pengajian-pengajian, aktifitas-aktifitas

sebagaimana sebelum terselenggaranya Pemilu.

Maka hasilnya seperti pohon yang jelek, akarnya rapuh, tidak memiliki daya tahan.

Jangankan dengan hempasan badai topan yang besar, dengan angin sepoi-sepoi saja

cukup dapat menumbangkan pohon tersebut, dan terangkat seakar-akarnya sehingga

tidak lagi dapat tegak berdiri. Keadaan yang demikian itu, maka tidak perlu tawaran

kursi raja sebagaimana yang ditawarkan kepada Nabi, melainkan dengan kursi RT pun

sudah cukup dapat merontokkan tujuan dakwah yang sangat mulia.

Dengan alasan kesibukan tugasnya sebagai RT sudah tidak ada waktu lagi (tidak ada

tempat) untuk membina ummat, berdakwah, menyelenggarakan pengajian dan

kegiatan-kegiatan keagamaan yang lain guna memperbaiki aqidah dan pengamalan

agamanya dalam kehidupan sehari-hari,

(Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian)

Kalau demikian keadaannya, apa yang kita harapkan dari kaum politisi untuk Islam ini ?

Politikus Islam pun kadang lepas dari kendali agama, dengan entengnya menghina,

merendahkan, bahkan memfitnah untuk menjatuhkan sesama muslim, hanya karena

berbeda aspirasi politiknya, bahkan sampai menghalalkan darahnya.

Keadaan yang demikian, akibatnya ukhuwah Islamiyah rusak, timbul saling dengki-

mendengki, benci-membenci sehingga ummat Islam menjadi lumpuh tidak berdaya,

sekalipun jumlahnya besar. Padahal Allah SWT telah memperingatkan :

Page 48: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

48 | P a g e

Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum (golongan) memperolok-olok

kaum (golongan) yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik

dari mereka (yang memperolok-olok). [QS. Al-Hujuraat : 11]

Nabi SAW telah memperingatkan juga bahwa sesama muslim adalah saudara dan

haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya. Namun itu semua tidak

diindahkan.

Memperhatikan praktek-praktek yang ada, rasanya tidak tampak partai yang

memperjuangkan Islam di negeri ini, bahkan terjebak dalam pertikaian, terorisme, saling

menjatuhkan untuk mencapai tujuan, baik partai yang beridentitas Islam maupun yang

tidak beridentitas Islam, hampir tidak ada bedanya.

Oleh karena itu melalui kesempatan ini semoga dapat menjadi jembatan, menyadarkan

para politikus muslim, hendaklah mempererat persaudaraan sesama muslim, walaupun

berbeda partai, tetapi tetap membawa misi yang sama :

(kejayaan Islam dan muslimin)

dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk Allah dan praktek Rasulullah dalam

menggalang ummat, serta menghindari terorisme dalam mencapai tujuan.

Dengan demikian, jelas dan teranglah bahwa Terorisme dalam pandangan agama

Islam tidak dibenarkan, dan jauh dari tuntunan Islam. Semoga bermanfaat.

Page 49: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

49 | P a g e

Terorisme Menurut Hukum Islam Ditulis oleh M Araki

UNTUK mengetahui secara mendalam makna ―terorisme‖ berdasarkan sudut pandang

hukum fiqih Islam dan hak asasi Islam, perlu bagi kita untuk merujuk pada beberapa

elemen paling penting atau prinsip keamanan umum berkenaan dengan terorisme

dalam fiqih dan hak asasi Islam.

Beberapa prinsip keamanan umum dan hak asasi yang berkaitan dengan terorisme

menurut sudut pandang Islam adalah sebagai berikut.

Pertama, setiap manusia memiliki hak untuk melindungi nyawa, harta, kehormatan dan

nama baik mereka. Dilarang melakukan pelanggaran terhadap nyawa, harta,

kehormatan dan nama baik orang lain. Sebagaimana difirmankan: “Dan janganlah

melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui

batas.”(QS. 2:190).

Kedua, setiap manusia memiliki hak yang sama dalam menikmati hak rasa aman. Oleh

karenanya, mengganggu atau berlaku tidak adil terhadap keamanan orang lain sama

dengan mengganggu keamanan seluruh manusia. Allah Swt berfirman:”Barangsiapa

yang menghilangkan nyawa manusia, bukan karena ia seorang pembunuh ataupun

pembuat kerusakan, seolah-olah ia telah menghilangkan nyawa seluruh umat

manusia.”(QS. 5:32).

Ketiga, orang yang mengganggu hak keamanan orang lain tidak mendapat jaminan

hukum keamanan umum sebesar pelanggaran dan penindasannya terhadap hak

keamanan orang lain.

Allah Swt berfirman: “Pada setiap yang suci berlaku hukum; barangsiapa yang

bertindak jahat kepadamu, hendaklah kamu balas dia sebanding dengan kejahatan

yang telah ia timpakan kepadamu.” (QS. 2:194).

Page 50: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

50 | P a g e

Keempat, hukum keamanan umum tidak hanya berlaku pada manusia; hukum ini

berlaku juga bagi makhluk hidup, tumbuhan serta makhluk tak bernyawa. Seluruh

makhluk mendapatkan hak untuk hidup dan berkembang. Tidak ada satu pun makhluk

yang haknya untuk hidup dan berkembang dicabut tanpa alasan. Berikut ini ciri-ciri

pembuat keonaran. “Apabila ia berkuasa, ia akan berusaha berjalan di muka bumi

membuat kerusakan di dalamnya dan menghancurkan tumbuhan dan binatang, dan

Allah tidak menyukai pembuat kerusakan.”(QS. 2:205).

Kelima, perang hanya boleh dilakukan dengan syarat untuk menentang penindasan

kaum penindas dan untuk mencegah terjadinya penindasan atau untuk menghancurkan

kekuasaan mereka. Oleh karena itu, di dalam perang, tidak diperbolehkan

mengganggu, merusak, dan menghilangkan keamanan orang-orang yang tidak

termasuk ke dalam golongan para penindas atau keamanan orang-orang yang menjadi

korban penindasan.

Diriwayatkan dari Imam 'Ali bin Abi Thalib as bahwa ia memberi nasihat berikut ini

kepada pasukannya sebelum berperang melawan musuh pada perang Shiffin.

―Janganlah kalian membunuh mereka kecuali mereka memulai peperangan. Karena,

atas karunia Allah, kalian berada dipihak yang benar. Dan membiarkan mereka hingga

mereka memulai peperangan adalah satu kebaikan bagi kalian. Apabila, atas kehendak

Allah, musuh menyerah, janganlah kalian membunuh mereka yang melarikan diri,

menyiksa orang-orang yang sudah tak berdaya,menghabisi nyawa mereka yang

terluka, dan menyiksa para wanita meskipun mereka mungkin menghina kehormatan

kalian dengan ucapan-ucapan kotor serta menyiksa pemimpin-pemimpin kalian."

(Nahj al-Balaghah, khutbah 252).

Keenam, dalam peperangan, para wanita, anak-anak, dan orang-orang lanjut usia serta

warga sipil yang hidup saat itu tidak boleh diganggu atau diperlakukan tidak adil

meskipun mereka memiliki hubungan dengan musuh dalam hubungan bernegara dan

kewarganegaraan, juga meskipun anak-anak mereka dianggap sebagai musuh di

medan perang, yakni sebagai pembela perang. Prinsip ini sangat penting sehingga

Page 51: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

51 | P a g e

pelanggaran yang dilakukan para pelaku pelanggaran terhadap wanita, anak-anak,

orang lanjut usia, dan warga sipil tidak meluas dan terus berlanjut.

Ketujuh, air, kebun, tanah pertanian, peternakan dan semua jenis bangunan non-militer

serta semua bangunan yang dapat ditinggali dan semua wujud kehidupan, tidak boleh

diganggu atau dirusak. Melakukan perlawanan dan penyerangan terhadap para

penyerang tidak menjadikan semua jenis serangan dilancarkan pada bangunan yang

dapat ditinggali dan semua wujud kehidupan dan merusak keperluan dan kebutuhan

dasar hidup.

Kedelapan, dalam keadaan apa pun tidak diperbolehkan merusak alam dan

menghalangi makhluk hidup yang memerlukannya, memanfaatkan alam untuk

memenuhi kebutuhannya.

Imam 'Ali as berkata: “Peliharalah anugerah Allah berkenaan dengan ciptaan Allah dan

bumi-Nya karena kalian bertanggung jawab atas bumi dan makhluk hidup-Nya.” (Nahj

al-Balagah , khutbah 165)

Kesembilan, ketika seseorang atau sekelompok orang menjadi kekecualian karena

melakukan penindasan dan tidak mendapat jaminan keamanan umum (tidak menjadi

jaminan hukum keamanan umum), pengecualian ini tidak berlaku pada sanak saudara

serta orang-orang yang bergantung kepadanya, walaupun mereka memiliki hubungan

dengan orang atau kelompok orang tersebut dalam hubungan agama,

kewarganegaraan, geografi atau negara. “Setiap orang tidak akan mendapat hukuman

atas perbuatan yang dilakukan orang lain.”

Kesepuluh, barangsiapa yang tidak mendapat jaminan hukum keamanan umum untuk

alasan apa pun, maka kekecualian ini berdasarkan pada hukum keamanan yang

dikenakan kepada pelanggar. Oleh karena itu, pelanggaran keamanan terhadap pelaku

Page 52: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

52 | P a g e

kejahatan hanya boleh dilakukan dalam batas-batas hukum dan keadilan, dan tidak

diperbolehkan melampaui batasan ini.

, ketika seseorang atau sekelompok orang menjadi kekecualian karena melakukan

penindasan dan tidak mendapat jaminan keamanan umum (tidak menjadi jaminan

hukum keamanan umum), pengecualian ini tidak berlaku pada sanak saudara serta

orang-orang yang bergantung kepadanya, walaupun mereka memiliki hubungan

dengan orang atau kelompok orang tersebut dalam hubungan agama,

kewarganegaraan, geografi atau negara. barangsiapa yang tidak mendapat jaminan

hukum keamanan umum untuk alasan apa pun, maka kekecualian ini berdasarkan

pada hukum keamanan yang dikenakan kepada pelanggar. Oleh karena itu,

pelanggaran keamanan terhadap pelaku kejahatan hanya boleh dilakukan dalam batas-

batas hukum dan keadilan, dan tidak diperbolehkan melampaui batasan ini.

Diriwayatkan dari Imam 'Ali as ketika ia memerintahkan hukuman yang dijatuhkan

kepada orang yang membunuhnya. ―Camkanlah! Sekiranya aku wafat karena tikaman

ini, kalian hanya boleh menghukumnya dengan tikaman yang sama. Janganlah kalian

menyiksanya karena aku pernah mendengar dari Rasulullah bahwa janganlah kalian

menyiksa siapa pun bahkan seekor anjing gila.‖ (Nahjul Balagah, khutbah 285).

Setelah disebutkan sepuluh prinsip keamanan umum dalam hak asasi Islam, berikut ini

penjelasan tentang konsep terorisme dan tentang ketentuannya dari sudut pandang

fiqih dan hak asasi Islam.

Terorisme dapat didefinisikan sebagai berikut.

Pertama, semua jenis penghilangan keamanan dari warga sipil, yaitu orang-orang yang

tidak terlibat dalam keselamatan orang lain dan bahkan tidak mengganggu keamanan

orang lain. Mereka adalah orang-orang non-militer dan tidak ikut serta dalam tindakan

militer. Inilah penjelasan yang tepat untuk kata warga sipil. Menurut tiga prinsip pertama

hak keamanan dalam fiqih Islam yang telah dijelaskan di atas, terorisme merupakan

tindak kejahatan besar dan sangat bertentangan dengan hak mendapat rasa aman

Page 53: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

53 | P a g e

menurut fiqih Islam.

Kedua, semua langkah yang dilakukan untuk menghilangkan hak hidup semua manusia

atau makhluk lain yang tidak melanggar rasa aman orang lain. Meskipun ada

kemungkinan langkah ini dilakukan oleh mereka. Menurut sudut pandang fiqih Islam,

walaupun ada kemungkinan dilakukannya pelanggaran keamanan, kita menghilangkan

rasa aman orang lain. Hal ini karena kita tidak dapat menghukum seseorang karena

perbuatan yang belum dilakukan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah tindak kejahatan terhadap penduduk tidak

hanya diperbolehkan tetapi diwajibkan. Meskipun demikian, tindakan pencegahan ini

tidak boleh mengganggu keamanan orang-orang yang tidak melakukan tindak

kejahatan.

Ketiga, definisi terorisme dengan artian menghilangkan rasa aman seluruh masyarakat,

meskipun orang lain adalah pelanggar dan terus melakukan tindak pelanggaran,

kadang-kadang dilakukan oleh negara-negara besar. Mereka menciptakan alasan untuk

para pelaku pelanggaran sehingga mereka dapat mengganggu keamanan orang lain

dengan kedok memerangi fenomena terorisme. Pelanggaran tersebut dilakukan dengan

cara demikian sehingga mereka dapat melakukan pelanggaran dan penindasan secara

meluas kepada manusia dan membenarkan perbuatan mereka.

Sebagaimana yang disebutkan di dalam prinsip hak keamanan umum dalam hak asasi

Islam (terutama prinsip ketiga), hak keamanan dan prinsip tersebut hanya berlaku bagi

orang-orang yang tidak mengganggu keamanan orang lain. Karena, melindungi pelaku

pelanggaran yang mengganggu keamanan orang lain berarti secara nyata

menghilangkan keamanan umum dan hal ini akan berakibat pada terjadinya

penindasan terhadap orang-orang yang tak berdosa.

Oleh karena itu, pelaku kejahatan dan para penindas tidak mendapat perlindungan

keamanan yang sama dengan yang didapat masyarakat umum. Mungkin, untuk

mendapatkan rasa aman, kita harus berperang melawan penindas. Berkampanye

menentang penindas dan pelaku pelanggaran merupakan suatu hak, yang berakar dari

Page 54: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

54 | P a g e

keamanan umum. Demikian juga, hak rasa aman masyarakat adalah hak mereka, dan

memerangi penindas juga merupakan hak orang-orang yang haknya diinjak-injak.

Page 55: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

55 | P a g e

MAKNA TERORISME DALAM SYARIAT ISLAM

jihadbukankenistaan.com

Tidaklah diketemukan definisi tentang terorisme dari kalangan ulama terdahulu. Hal

tersebut disebabkan karena awal penggunaan terorisme dengan pengertian sekarang

ini bermula dari ideologi Eropa pada masa revolusi Prancis tahun (1789-1794 M).

Walaupun telah diketahui bahwa pada masa Yunani, Romawia dan abad pertama

masehi telah tercatat beberapa kejadian terorisme.[1]

Dan manusia pada zaman ini berselisih dalam memberikan definisi tentang terorisme

ini, padahal kalimat terorisme adalah kalimat yang paling banyak digunakan di tahun-

tahun terakhir ini.

Menurut Persatuan Bangsa-bangsa (PBB), ―Terorisme adalah perbuatan-perbuatan

yang membahayakan jiwa manusia yang tidak berdosa atau menghancurkan

kebebasan asasi atau melanggar kehormatan manusia.‖ [2]

Menurut peraturan internasional, ―Terorisme ialah sejumlah perbuatan yang dilarang

oleh peraturan-peraturan kenegaraan pada kebanyakan negara.‖ [3]

Dalam kesepakatan bangsa-bangsa Arab menghadapi terorisme, dikatakan bahwa

―Terorisme adalah setiap perbuatan berupa aksi-aksi kekerasan atau memberi

ancaman dengannya, apapun pemicu dan maksudnya. Aplikasinya terjadi pada suatu

kegiatan dosa secara individu maupun kelompok, dengan target melemparkan

ketakutan di tengah manusia, atau membuat mereka takut, atau memberikan bahaya

pada kehidupan, kebebasan atau keamanan mereka, atau melekatkan bahaya pada

suatu lingkungan, fasilitas, maupun kepemilikan (umum atau khusus), atau menduduki

maupun menguasainya, atau memberikan bahaya pada salah satu sumber daya/aset

negara.‖ [4]

Demikian beberapa definisi terorisme dan masih banyak lagi definisi lain yang tidak ada

keperluan untuk menyebutkannya disini. Karena kebanyakan definisi tersebut hanya

Page 56: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

56 | P a g e

memberikan batasan sesuai dengan tujuan dan kemashlahatan untuk pihak tertentu

saja, sehingga kalau ada negara atau komunitas yang terzholimi membela diri mereka

dengan menyerang pihak musuh yang merampas tanah dan kehormatan mereka

seperti yang terjadi di Palestina, Afghanistan, Iraq dan lain-lainnya, maka hal tersebut

masih tergolong terorisme dalam sebagian definisi di atas. Bahkan belakangan ini

setiap muslim yang teguh menjalankan agamanya sesuai dengan tuntunan yang benar

juga dianggap teroris.

Sepanjang tidak ada kesepakatan dari seluruh negara tentang definisi terorisme, maka

seharusnya kita tidak menoleh kepada definisi pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan-kepentingan tertentu dalam penggunaan kalimat terorisme tersebut. Dan

seharusnya kita memperhatikan definisi yang telah disebutkan oleh ulama sekarang

tentang masalah ini.

Majma’ Al-Buhûts Al-Islâmiyah di Al-Azhar, setelah kejadian 11 September 2001,

menyebutkan bahwa ―Terorisme adalah membuat takut orang-orang yang aman,

menghancurkan kemashlahatan, tonggak-tonggak kehidupan mereka, dan melampaui

batas terhadap harta, kehormatan, kebebasan dan kemuliaan manusia dengan penuh

kesewenang-wenangan dan kerusakan di muka bumi.‖ [5]

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan syar‘iy oleh Al-Majma’ Al-Fiqh Al-Islâmy.

Lembaga fiqih internasional ini pada tanggal 15/10/1421H bertepatan 10/1/2001 (yaitu

sepuluh bulan sebelum kejadian 11 September 2001M) mengeluarkan definisi tentang

terorisme, ―Terorisme adalah suatu permusuhan yang ditekuni oleh individu-individu,

kelompok-kelompok, atau negara-negara dengan penuh kesewenang-wenangan

terhadap manusia (agama, darah, akal, harta dan kehormatannya). Dan ia mencakup

berbagai bentuk pemunculan rasa takut, gangguan, ancaman dan pembunuhan tanpa

haq serta apa yang berkaitan dengan bentuk-bentuk permusuhan, membuat ketakutan

di jalan-jalan, membajak di jalan dan segala perbuatan kekerasan dan ancaman.

Aplikasinya terjadi pada suatu kegiatan dosa secara individu maupun kelompok,

dengan target melemparkan ketakutan di tengah manusia, atau membuat mereka takut

dengan gangguan terhadap mereka, atau memberikan bahaya pada kehidupan,

Page 57: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

57 | P a g e

kebebasan, keamanan, atau kondisi-kondisi mereka. Dan diantara bentuk-bentuknya,

melekatkan bahaya pada suatu lingkungan, fasilitas, maupun kepemilikan umum atau

khusus, atau memberikan bahaya pada salah satu sumber daya/aset negara atau

umum. Seluruh hal ini tergolong kerusakan di muka bumi yang dilarang oleh

Allah Subhânahu wa Ta‟âlâ.‖ [6]

Dan definisi di atas adalah definisi untuk kata terorisme karena mencakup seluruh

makna terorisme yang tercela dan menjelaskan secara tidak langsung kesalahan atau

kekurangan yang terdapat dalam definisi-definisi yang pernah diletakkan oleh lembaga-

lembaga internasional sebelum Al-Majma’ Al-Fiqh Al-Islamy.

Dalam sebuah khutbah jum‘at yang berjudul ―Al-Irhâb Bainat Tadmîr wat Tabrîr‖, di

Mesjid Jâmi‘ Khalid bin Al-Walid, kota Riyadh, Syaikh Sulthôn bin ‗Abdurrahmân Al-

‗Ied hafizhohullâh menjelaskan tentang makna terorisme. Beliau menyatakan

―Sesungguhnya kalimat Al-Irhâb (terorisme) mempunyai makna dengan bentuk-bentuk

yang beraneka ragam. Tercakup dalam (makna); membuat takut dan ngeri orang-orang

yang aman tanpa kebenaran, melayangkan jiwa-jiwa yang tidak berdosa,

menghancurkan harta-harta yang terpelihara, merusak kehormatan-kehormatan yang

terjaga, memecah tongkat (persatuan) kaum muslimin, mencerai beraikan jama‘ah

mereka dan keluar terhadap pemimpinnya dan memanas-manasi anak muda untuk

berhadapan (berseberangan) dengan negara mereka serta membenturkan mereka

dengan penguasa dan ulamanya dalam berbagai front dan benturan.‖ [7]

Dan dalam sebuah wawancara Harian ―Asy-Syarq Al-Ausath‖ bersama Prof. DR.

Syaikh Shôlih bin Ghônim As-Sadlân hafizhohullâh mengenai

masalah irhâb (terorisme), beliau menerangkan tentang terorisme dengan penjelasan

sangat jelas dan terang.

Beliau berkata, ―Bila kita hendak berbicara tentang irhâb, sudah selayaknya untuk

meletakkan gambaran tentang makna irhâb. Apakah irhâb itu secara bahasa?, dan apa

yang dimaksud dengannya secara istilah ?.

Page 58: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

58 | P a g e

Al-Irhâb secara bahasa adalah melakukan sesuatu yang menyebabkan kepanikan,

ketakutan, membuat gelisah orang-orang yang aman, menyebabkan kegoncangan

dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dan menghentikan aktivitas mereka serta

menimbulkan gangguan dalam keamanan, kehidupan dan interaksi.

Adapun maknanya dalam syari‘at adalah segala sesuatu yang menyebabkan

goncangan keamanan, pertumpahan darah, kerusakan harta atau pelampauan batas

dengan berbagai bentuknya. Semua ini dinamakan irhâb.

(Allah) Ta‟âla berfirman,

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi

dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kalian

meng-irhâb (teror) musuh Allah dan musuh kalian”. (QS. Al-Anfâl : 60).

Yakni hal itu menyebabkan ketakutan pada mereka dan pengurungan keinginan

mereka (yang tidak baik) terhadap kaum muslimin dan hal lainnya. Inilah maknanya

secara istilah.

Berangkat dari keterangan di atas tampak bagi kita bahwa Al-Irhâb kadang boleh dan

kadang haram.

Al-Irhâb beraneka ragam hukumnya tergantung dari maksudnya. Keberadaan kita

mempersiapkan diri, menambah kekuatan, latihan senjata (militer), membuat senjata

dan menyiapkan kekuatan yang membuat irhâb terhadap musuh sehingga tidak

lancang terhadap kita, agama, aqidah dan individu-individu umat. Ini adalah perkara

yang dituntut (diinginkan) keberadaannya pada kaum muslimin. Maka tidak pantas bagi

kaum muslimin untuk dilalaikan oleh Al-Lahwu (perkara tidak bermanfaat), perhiasan

dan gemerlapnya kehidupan sehingga lengah dari maksud dan sasaran musuh-musuh

mereka. Bahkan wajib bagi mereka untuk memiliki kekuatan sebagaimana firman Allah,

“Kamu meng-irhâb (teror) musuh Allah dan musuh kalian”. (QS. Al-Anfâl : 60).

Dan Nabi shollallahu „alaihi wa sallam bersabda,

Page 59: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

59 | P a g e

نصسد ثبلسعت مسيسح شيس

“Saya ditolong dengan Ar-Ru‟bi (timbulnya rasa takut/gentar pada musuh) selama

perjalanan satu bulan”. [8]

Inilah Al-Irhâb yang disyari‘atkan.

Adapun Al-Irhâb yang terlarang adalah apa yang dikerjakan oleh pelaku (irhâb) ini

dengan cara mendatangi orang-orang yang dalam keadaan aman, tentram dan lapang

yang tidak mempunyai urusan dengan masalah kekuatan, peperangan dan kezholiman,

lalu disergap secara tiba-tiba dengan pembunuhan, perusakan harta benda,

menimbulkan berbagai macam ketakutan atau selain itu, baik dari kalangan orang kafir

atau dari kalangan kaum muslimin. Diperkecualikan darinya apa yang terjadi antara

negara muslim dan negara harby. Kalau negara (muslim) memerangi negara kafir dan

tidak ada antara keduanyamu‟âhad atau hilif (perjanjian) dan antara keduanya ada

peperangan dan saling menyerang secara tiba-tiba, maka dalam keadaan ini (boleh)

bagi kaum muslimin untuk melakukan apa yang dengannya bisa mengalahkan musuh

mereka, dan menahan musuh dan kezholimannya, mengembalikan harta benda

mereka, menjaga bumi dan kehormatan mereka dan selainnya. Semua ini dianggap

perkara yang boleh. Adapun apa yang berkaitan dengan irhâb terhadap orang-orang

yang aman dan lengah dari laki-laki dan perempuan kaum muslimin, orang-orang kafir

dan selain mereka, maka mereka itu tidak boleh diserang secara tiba-tiba khususnya

kalau antara kaum muslimin dan bangsa-bangsa (kafir) ini ada mu‟âhad, hilif dan selain

itu.‖

Tersimpul dari keterangan Syaikh Shôlih bin Ghônim As-Sadlân di atas bahwa Al-

Irhâb (terorisme) terbagi dua[9] :

Satu : Al-Irhâb yang disyari‘atkan. Yaitu keberadaan umat Islam mempersiapkan diri,

menambah kekuatan, latihan senjata (militer), membuat senjata dan menyiapkan

kekuatan yang membuat irhâbterhadap musuh sehingga tidak lancang terhadap

mereka, agama, aqidah dan individu-individu umat. Dan terorisme dengan makna ini

adalah suatu hal yang wajar menurut pandangan setiap orang yang berakal sehat

Page 60: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

60 | P a g e

dalam menciptakan keamanan dan kesejahteraan manusia. Dan bukanlah ini makna

terorisme yang ramai dibicarakan saat ini. Karena sangat tidak layak kalau Islam

dikaitkan dengan terorisme sedangkan nilai-nilai Islam yang agung nan luhur sangat

bertolak belakang dengan terorisme itu sendiri.

Dua : Terorisme tercela. Inilah terorisme yang telah kita uraikan tentang definisinya dan

maksud pembahasan dalam tulisan ini.

Namun perlu kami ingatkan disini, bahwa musuh-musuh Islam sengaja melancarkan

isu-isu terorisme dan berusaha untuk mengaitkan Islam dengan terorisme secara

langsung maupun tidak langsung, dan mereka mempunyai maksud dan makar yang

sangat besar di belakang hal tersebut, yaitu misi menyamarkan prinsip-prinsip Islam

yang agung sekaligus meruntuhkannya, menutup pintu dakwah di jalan Allah dalam

rangka penyebaran Islam yang membawa rahmat bagi semesta alam, memerangi Islam

dan kaum muslimin dengan jalan yang jelek dan menjijikkan, dan membuat manusia

takut dan lari dari ajaran Islam.

Perhatikan bagaimana mereka menjelekkan syari‘at jihad, dan cermati bagaimana

mereka meronrong keyakinan kaum muslimin dalam hal Al-Walâ` wal Barô` (Loyalitas

untuk Islam dan kaum muslimin, kebencian dan berlepas diri dari kekafiran dan

penganutnya) dan mereka menyangka bahwa tuntunan-tuntunan itu adalah sumber

terorisme!

Demi Allah, sungguh mereka telah berdusta dalam hal ini, seluruh prinsip-prinsip Islam

sangat agung dan mulia membawa kebaikan dan rahmat bagi semesta alam.

Dan sangat disayangkan bahwa sebagian kaum muslimin termakan oleh makar-makar

para musuh tersebut sehingga mereka menjelekkan agama mereka sendiri. Dan juga

seperti biasanya, hal tersebut sangat dimanfaatkan oleh kaum munafiqin yang telah

sekian lama mengintai sasaran-sasaran tepat pada kaum muslimin.

Kerahkanlah seluruh makar kalian, sungguh agama Allah akan tetap jaya dan

dijayakan,

Page 61: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

61 | P a g e

“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi

rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan

sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” (QS. Ash-Shaffât : 171-173)

[1] Al-Irhâb Ad-Duwaly karya DR. Muhammad ‗Azîz Syukry hal. 21 dengan perantara kitab Haqiqutul

Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 13-14.

[2] Al-Irhâb Yu`assisu Daulah karya DR. Haitsam Al-Kailâny hal. 17 dengan perantara kitab Haqiqutul

Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 7.

[3]Al-Irhâb Yu`assisu Daulah karya DR. Haitsam Al-Kailâny hal. 51 dengan perantara kitab Haqiqutul

Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 7.

[4] Bagian pertama dari kesepakatan bangsa-bangsa Arab menghadapi terorisme. Baca Al-Irhâb Fii

Mîzân Asy-Syarî’ah karya DR. ‗Âdil ‗Abdul Jabbâr hal. 20, Al-Irhâb Mazhôhiruhu wa Asykâluhukarya

Prof. DR. Muhammad Al-Husainy hal. 8 dan Haqiqutul Irhâb karya DR. Muthî‘ullah Al-Harby hal. 8.

[5] Bayân Majma‟ Al-Buhuts Al-Islamiyah fil Azhar bisya`ni zhohiratil Irhâb 1422H.

[6] Qarârât Al-Majma Al-Fiqhi Al-Islâmy hal. 355-356.

[7] Definisi yang disebutkan oleh Syaikh Sulthôn, beliau bahasakan dari definisi yang disebutkan oleh

guru kami, Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhly hafizhohullâh dalam kitab beliau Al-Irhâb

Wa Âtsâruhu ‘Alal Afrôdi Wal Umam (Terorisme dan dampaknya terhadap individu dan umat) hal. 10.

[8] Hadits Jâbir bin ‗Abdillah radhiyallâhu „anhumâ riwayat Al-Bukhâry no. 335, 438, Muslim no. 521, An-

Nasâ`i 1/209. Dan dikeluarkan pula oleh Al-Bukhâry no. 2977, 6998, 7013, 7273, Muslim no. 523, An-

Nasâ`i 6/3-4 dari Abu Hurairah radhiyallâhu „anhu. Dan maksud dari hadits di atas adalah bahwa yang

termasuk salah satu ciri khas Nabi shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa sallam dan umatnya adalah

ditimbulkannya rasa takut/gentar pada musuh-musuhnya ketika pasukan kaum muslimin masih berada

dalam jarak perjalanan satu bulan dari mereka. –pen.

[9] Demikian pula dibagi dua dalam kitab Al-Irhâb wal ‘Unfu wat Tatharruf Fii Mîzânisy Syar’i hal. 9

karya DR. Isma‘il Luthfi dan kitab Al-Judzûr At-Târikhiyah lihaqiqatil Guluwwi wat Tatharruf wal Irhâb

wal ‘Unfi hal. 9-10 karya DR. ‗Ali bin ‗Abdul ‗Azîz Asy-Syibl dan lain-lainnya.

Page 62: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

62 | P a g e

SEBAB SEBAB MUNCULNYA TERORISME

Dasar Dasar Pokok Manhaj Terselubung bagian 1

jihadbukankenistaan.com

Dasar-dasar pokok manhaj terselubung tersebut dibangun di atas beberapa perkara[1],

Satu : Membuat umat benci kepada para penguasa.

Pelaksanaan dan ciri penganut manhaj terselubung ini pada setiap masa adalah

menampakkan kejelekan-kejelekan para penguasa dan membeberkannya di mimbar-

mimbar, diskusi, pertemuan dan di berbagai majelis, membuat umat benci kepada para

penguasanya dengan berbagai pensifatan ―Pengkhianat Bangsa dan Negara‖, ―Menjual

Bangsa dan Negara untuk kepentingan asing‖, ―Penyebab malapetaka dan bencana

untuk rakyat‖, dan sebagainya dari kamus cercaan yang belum pernah sampai ke huruf

Z. Demikian pula menyembunyikan kebaikan para penguasa serta tidak

menampakkannya. Sehingga kebaikan apa saja yang terjadi di suatu negeri berupa

penegakan keamanan, terlaksananya sholat-sholat wajib di berbagai tempat,

pembangunan masjid-masjid, santunan kepada sebagian orang miskin dan lain-lainnya,

tidak akan pernah disebut oleh para pengikut manhaj terselubung ini, para pelaku fitnah

yang tidak akan menghafal adanya kebaikan pada siapapun.

Perhatikanlah para pembaca yang terhormat –semoga Allah merahmati engkau-,

betapa besar bahaya yang mengancam umat apabila mereka terdidik untuk benci dan

menentang para penguasanya. Dan apabila hanya dendam, kebencian, laknat dan

anggapan bahwa para penguasa adalah sebab malapetaka dan musibah yang

menimpa kaum muslimin yag bercokol dalam hati dan pikiran mereka, maka sungguh

hanya kerusakan dan kehancuran yang akan terjadi. Dan Rasulullâh shollallâhu „alaihi

wa „alâ âlihi wa sallam telah mengingatkan,

Page 63: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

63 | P a g e

نكم يجغض نيم شساز أئمتكم الرين تجغض ن عليكم يصل ن علييم تصل نكم يحج نيم خيبز أئمتكم الرين تحج

ل اهلل أفلب ننبثرىم عند ذلل قبل لب مب أقبم فيكم الصلبح لب مب أقبم فيكم الصلبح ألب من ا قلنب يب زس نكم قبل يلعن نيم تلعن

لب ينزعن يدا من طبعخ ال فسآه يأتي شيئب من معصيخ اهلل فليكسه مب يأتي من معصيخ اهلل لي عليو

“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cinta kepada mereka dan mereka

(juga) cinta kepada kalian, kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka

(juga) mendoakan kebaikan untuk kalian. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah

yang kalian benci kepada mereka dan mereka juga benci kepada kalian, kalian

melaknat mereka dan mereka juga melaknat kalian. Kami bertanya, “Wahai Rasulullâh,

tidakkah kita melawan mereka dalam keadaan demikian.” Beliau menjawab, “Tidak,

sepanjang mereka masih menegakkan sholat, tidak, sepanjang mereka masih

menegakkan sholat. Ingatlah, siapa yang dipimpin oleh seorang pemimpin lalu ia

melihatnya melakukan sesuatu dari kemaksiatan kepada Allah, maka handaknya ia

benci kepada maksiat yang dia lakukan dan jangan sekali-kali ia melepas tangan

keta‟atan.” [2]

Dan perlu dipahami, bahwa salah satu sebab pokok munculnya terorisme berdasarkan

sejarah dan berbagai kejadian yang melanda kaum muslimin hingga saat ini adalah

karena adanya sekelompok orang yang senantiasa menanamkan kebencian kepada

penguasa dengan sejuta slogan memukau dan kadang mengatasnamakan agama dan

menampilkan kebenaran. Yang hakikatnya mereka adalah serigala berjubah penasehat.

Ambillah contoh dari sejarah, khalifah Rasulullâh shollallâhu „alaihi wa „alâ âlihi wa

sallam yang ketiga, ‗Utsmân bin ‗Affân radhiyallâhu „anhu, seorang sosok yang penuh

dengan kemuliaan dan keutamaan. Perhatikan, bagaimana beliau dibunuh oleh orang-

orang khawarij dengan penuh kekejian dan kesewenang-wenangan. Bukankah kita

semua tahu bahwa sebab mereka membunuh ‗Ustmanradhiyallâhu „anhu yang bergelar

Dzun Nurain (pemilik dua cahaya) ini hanya lahir karena kebencian dan hasutan yang

ditanam oleh orang-orang Khawarij tersebut yang dipelopori oleh ‗Abdullah bin Saba,

seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam!

Page 64: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

64 | P a g e

Dan perhatikan bagaimana buah dari kebencian yang ditanamkan kepada penguasa

sehingga orang-orang Khawarij bersepakat untuk memerangi ‗Ali bin Abi

Tholib radhiyallâhu „anhu tanpa menoleh kepada keutamaan dan terdahulunya beliau

dalam keislaman dan membela Islam dan kaum muslimin!

Dan sungguh tulisan ini akan menjadi tebal dan mungkin berjilid-jilid, bila kita

menyebutkan dan meneliti secara detail peristiwa demi peristiwa yang telah lalu hingga

masa kita ini.

Namun kami harus menyebutkan bagaimana para tokoh pemikiran manhaj terselubung

masa sekarang yang mendidik umat di atas dasar pokok mereka yang sesat lagi bejat

tersebut. Perlu diketahui bahwa para pelaku terorisme yang terjadi di negeri-negeri

kaum muslimin dewasa ini tidaklah lepas dari pemikiran tokoh-tokoh tersebut, termasuk

para pelaku peledakan dan terorisme di negeri kita Indonesia.

Berikut ini, perhatikan bagaimana ucapan-ucapan dan pendidikan mereka terhadap

pengikutnya dalam menanamkan kebencian kepada para pengusa.

Berkata Muhammad Surur Zainul Abidin, pencetus paham Sururiyah, ―…Dari sela-sela

point-point pilihan ini, para pembaca akan memahami banyak hal yang berkembang di

alam Islam. Ini, dan penghambaan pada hari ini terdiri dari beberapa derajat dalam

bentuk piramida,

Derajat pertama : Duduk bersila di atasnya presiden Amerika Serikat, Josh Bush, dan

mungkin besok Clinton.

Derajat kedua : Adalah tingkatan para penguasa di negeri-negeri Arab. Mereka

meyakini bahwa manfaat dan bahaya mereka berada di tangan Bush. Karena itu

mereka berhaji dan mempersembahkan berbagai nadzar dan taqarrub kepadanya.

Derajat ketiga : Catatan kaki para penguasa Arab dari kalangan menteri-menteri,

wakil-wakil menteri, pemimpin pasukan dan para penasehat. Mereka ini melakukan

Page 65: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

65 | P a g e

kemunafikan demi tuan-tuan mereka dan memperindah segala kebatilan mereka tanpa

rasa malu, takut dan tanpa sopan santun.

Derajat kempat, kelima dan keenam : Para pegawai tinggi dikalangan para menteri.

Mereka mengetahui syarat pertama untuk menjadi tinggi, yaitu kemunafikan,

penghinaan diri dan melaksanakan perintah yang dikeluarkan kepada mereka…‖ [3]

Perhatikan ucapan di atas yang menunjukkan ia mengkafirkan para pemerintah Arab,

menteri-menterinya, dan seterusnya, yang artinya bahwa para penguasa tersebut tidak

mempunyai hak untuk didengar dan dita‘ati. Dan tidak diragukan bahwa ini adalah

seruan untuk membangkang dan menentang penguasa.

Dan Muhammad Surur juga berkata, ―Temanku bertanya, ―Bagaimana pendapatmu

terhadap ucapan ini, ‗andaikata anak-anak ‗Abdul ‗Aziz (yaitu para pemerintah Saudi

Arabia, -pent.) selamat dari teman duduk sekuler yang mengitari mereka, tentu perkara-

perkara yang terjadi tidak seperti ini.‘?‖ Maka saya menjawab, ―Wahai ayah,

sesungguhnya mereka itu lebih bejat dari teman duduk sekuler mereka. Karena kenapa

mereka memilih orang-orang rusak, para sekularis dan orang munafiqin, tidak (memilih)

selain mereka!. Karena itu saya menegaskan bahwa anak-anak ‗Abdul ‗Aziz lebih bejat

dari teman duduknya, sebab keyakinan kedua golongan ini sama. Dan dari sisi kedua,

anak-anak ‗Abdul ‗Aziz merekalah yang mewajibkan kepada umat keputusan-keputusan

sewenang-wenang yang mereka berserikat dengan para sekularis dalam merancang

dan menyiapkannya.‖ [4]

Saudara pembaca yang terhormat, ketahuilah bahwa sekularisme adalak kekufuran dan

para sekularis adalah kafir. Kalau pemerintah Saudi Arabia yang tercatat sebagai

negara Islam yang paling baik menerapkan syari‘at Islam pada masa ini, keadaan

mereka lebih bejat dari para sekularis, maka silahkan anda menebak kira-kira

bagaimana sikap Muhammad Surur terhadap negara-negara Islam lainnya. Dan ukurlah

bagaimana sikap para penganut pemikirannya di berbagai belahan bumi ini.

Betapa besar kebencian orang ini kepada pada penguasa muslim dan betapa besar

semangatnya dalam memuat dan menebarkan racun ganas tersebut di tubuh umat.

Page 66: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

66 | P a g e

Dan sangat disayangkan bahwa bendara paham Sururiyah ini telah lama berkibar dan

membuat finah dan kerusakan diberbagai negara termasuk di Indonesia, dan majalah

As-Sunnah telah menjadi rujukan dan idola banyak pihak, seperti Yayasan Ash-Shofwa

(Jakarta), Yayasan Wahdah Islamiyah (Makassar)[5] dan lain-lainnya.

Ketahuilah hal ini dan siapkanlah perlindungan guna menangkal bahaya mereka.

Dan simak juga ucapan salah satu tokoh mereka, DR. Safar Al-Hawaly, dimana ia

berkata dalam bukunya Wa’du Kaisanjar (Janji Kissinger) hal. 138 -salah satu buku

idola Imam Samudra-, ―Sesungguhnya apa yang menimpa kita, hal tersebut hanyalah

karena perbuatan tangan-tangan kita sendiri, apa yang kita lakukan berupa dosa dan

maksiat, keluar dari syari‘at Allah, terang-terangan dalam melakukan apa yang

diharamkan oleh Allah, loyalitas kepada musuh-musuh Allah, menyepelekan hak-Nya,

dan kurang dalam dakwah di jalan Allah. Telah berserikat dalam hal tersebut

pemerintah, rakyat, seorang alim, yang jahil, yang kecil, yang besar, laki-laki, dan

perempuan dengan ada bentuk perbedaan antara mereka…

Sungguh telah nampak kekufuran dan ilhad di koran-koran kita, tersebar

kemungkaran di tengah-tengah kita, dan kita diseru kepada perzinaan di radio

dan telivisi kita serta kita telah membolehkan riba hingga bank-bank negara-

negara kafir tidaklah jauh dari rumah Allah yang terhormat (ka’bah) kecuali hanya

beberap langka yang terhitung. Adapun berhukum kepada syari‘at, itu adalah seruan

klasik. Yang haq, sungguh tidak tersisa di tengah kita dari syari’at kecuali apa

yang dinamakan oleh para pengikut hukum thogut buatan manusia sebagai

‘kondisi-kondisi pribadi’ dan sebagian hukum-hukum had yang hanya diinginkan

untuk menertibkan keamanan.‖ [6]

Perhatikan ucapan orang yang tidak tahu diri dan tidak pernah mengingat berbagai

kebaikan dan nikmat yang ia dapatkan dari negeri haramain (KSA). Dan betapa besar

musibah yang menimpa umat tatkala orang-orang sepertinya menjadi rujukan dan idola

anak-anak muda yang tabiatnya condong kepada semangat belaka dan mengikuti

perasaan tanpa ilmu.

Page 67: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

67 | P a g e

Demikianlah komentarnya terhadap pemerintahan Saudi Arabia, entah bagaimana

sikapnya terhadap pemerintah-pemerintah lainnya.

Dan semisal dengannya, seorang tokoh lain yang disebut dengan nama Salman Al-

‗Audah[7] -sebagian makalahnya telah menjadi pembukaan buku Imam Samudra ―Aku

melawan teroris‖-, ketika ia ditanya dengan nash ―Tidak luput dari pengamatan anda

tentang peraturan di Libya dan apa yang terkandung padanya berupa peperangan

terhadap Islam dan kaum muslimin. Apa kewajiban kaum muslimin di sana? Ataukah

mereka sebaiknya lari membawa agamanya?‖, ia menjawab, ―Ini terjadi pada setiap

negara.‖ [8]

Dan tidak kalah bejatnya ucapan lainnya, ―Masyarakat-masyarakat Islam berada di

suatu lembah dan para pemerintahnya berada di lembah lain. Karena mereka tidaklah

melukiskan hakikat perasaan-perasaan masyarakat Islam yang berada di hati mereka

dan mereka tidak melaksanakan hakikat agama yang mereka bernisbat kepadanya.‖ [9]

Dan simak pula ucapannya yang tidak memperkecualikan siapapun, ―Bendera-bendera

yang terangkat di alam Islam pada hari ini -panjang dan lebarnya-, semuanya adalah

bendera sekularisme.‖ [10]

Maksud dan buah dari ucapan-ucapan di atas sama dengan Ucapan Muhammad Surur

dan Safar Al-Hawaly. Dan jangan heran, mereka memang satu aliran di bawah bendera

mafia terorisme.

Dan tidak kalah gilanya, ucapan tokoh pembuat kerusakan dan teror di masa ini, yaitu

Usamah bin Ladin[11]. Ia berkata dalam wawancaranya bersama Al-Jazirah pada

tanggal 5/12/1423 H (7/2/2003 M), ―Perselisihan kita dengan para penguasa bukanlah

pada masalah cabang yang mungkin bisa diselesaikan. Sesungguhnya kami hanya

berbicara tentang dasar Islam syahadat ‗Lâ Ilâha Illallâhu Wa Anna Muhammadan

Rasulullâh‘, sedang para penguasa itu telah membatalkan syahadat tersebut dari

dasarnya dengan loyalitas mereka kepada orang-orang kafir, mereka men-

tasyrî‟(mensyari‘atkan) hukum-hukum buatan, dan membenarkannya serta mereka

berhukum kepada hukum-hukum Amerika Serikat. Maka kepemimpinan mereka telah

Page 68: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

68 | P a g e

gugur secara syari‘at dari semenjak dahulu sehingga tiada jalan untuk tinggal

dibawahnya.‖ [12]

Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‟ûn, semoga Allah memberikan pahala yang besar dalam

musibah yang menimpa kita ini.

Dan guru kami, ahli hadits dan mufti Saudi Arabia bagian Selatan, Syaikh Ahmad bin

Yahya An-Najmi hafizhohullâh, dalam cacatan keempat belas beliau menjelaskan

sebagian dari lembaran-lembaran hitam gerakan Ikhwanul Ikhwanul Muslimin dan

tokoh-tokohnya, beliau menyebutkan bahwa di antara kebiasan mereka adalah

―menelusuri dan mencari-cari kesalahan penguasa untuk membuat itsârah(keonaran,

kebencian, kerusakan) terhadap mereka.‖ [13]

Dan apa yang beliau sebutkan sangat benar dan mencocoki kebenaran. Silahkan baca

dan telaah buku-buku mereka niscaya engkau akan menemukannya. Andaikata bukan

karena kekhawatiran tulisan ini menjadi panjang maka tentu kami akan merincinya. Dan

cukuplah bagi kita di Indonesia majalah mereka ―Majalah Sabili‖ yang sarat dengan hal

tersebut.

[1] Terpetik dari ceramah yang berjudul ―Al-Manhaj Al-Khafiy wa Atsruhu fii Shonâ‟atil Irhâb (Manhaj

terselubung dan pengaruhnya dalam memproduksi terorisme)‖ oleh Syaikh Sulthôn bin ‗Abdurrahmân Al-

‗Ied hafizhohullâh dan ceramah ―Al-Marâhil Al-Mu`addiyah Ilat Tafjîr‖ oleh DR. Syaikh Sulaiman Ar-

Ruhaily hafizhohullâh.

[2] Hadits ‗Auf bin Mâlik radhiyallâhu „anhu riwayat Muslim no. 1855.

[3] Majalah As-Sunnah edisi 26 tahun 1413H hal. 2-3. dengan perantara kitab Al-Quthbiyah hal. 86. Dan

kitab Al-Quthbiyah adalah salah buku yang sangat ilmiyah dalam menjelaskan kesalahan-kesalahan

ideologi sejumlah tokoh pembela dan pelaris pemikiran Sayyid Quthub. Hingga hari, tidak seorang pun

dari mereka yang mampu membantah kitab ini, selain suara-suara sumbang yang meneriakkan bahwa

penulisnya adalah orang yang tidak dikenal, memakai nama samaran…dst dari teriakan-teriakn klasik

orang-orang yang telah kehabisan pena dan argumen. Ketahuilah bahwa penulisnya adalah seorang

Doktor dan Alim yang sangat berakhlak di kota Madinah serta dikenal di kalangan para ulamanya. Dan

Page 69: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

69 | P a g e

juga andaikata penulisnya tidak diketahui, maka yang menjadi ukuran adalah data dan bukti ilmiyah yang

sangat otentik lagi akurat yang terdapat padanya.

[4] Majalah As-Sunnah edisi 43 Jumadits Tsani tahun 1415H hal. 27-29. dengan perantara Al-

Quthbiyah hal. 87.

[5] Dan dalam buku ―MEMBONGKAR JAMAAH ISLAMIYAH, Pengakuan Mantan Anggota JI‖ karya Nasir

Abas hal. 165, ada penyebutan kamp latihan Al-Fatah milik kelompok Wahdah Islamiyah di Moro,

Filipina. Dan ada beberapa hal lain tentang kelompok ini, semoga Allah memberi kemudahan untuk

menjelaskannya dalam sebuah buku tersendiri.

[6] Dengan perantara Al-Quthbiyah hal. 90.

[7] Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh pernah ditanya ―Apakah ada catatan-catatan atau kesalahan-kesalahan

pada Salman Al-‗Audah dan Safar Al-Hawaly?‖ Beliau menjawab, ―Iya, iya. Mereka berpandangan jelek

terhadap penguasa, berpahaman jelek terhadap negara, mengobarkan (semangat jelek) pada anak-anak

muda dan memanas-manasi hati masyarakan umum. Dan ini termasuk manhaj (metodologi) kaum

Khawarij. Kaset-kaset mereka mewahyukan hal tersebut.‖ Kemudian beliau ditanya lagi, ―Wahai Syaikh,

apakah hal tersebut telah mengantar mereka ke suatu bid‘ah‖ Beliau menjawab, ―Tidak diragukan bahwa

ini adalah bid‘ah yang merupakan kekhususan kaum Khawarij dan Mu‘tazilah. Semoga Allah memberi

hidayah kepada mereka, semoga Allah memberi hidayah kepada mereka.‖ Di antara ulama besar yang

pernah saya jumpai dan pernah memberikan catatan-catatan terhadap Salman Al-‗Audah dan Safar Al-

Hawaly adalah Syaikh Ibnu ‗Utsaimin, Syaikh Sholih Al-Fauzân, Syaikh Muqbil, Syaikh Ahmad An-Najmy,

Syaikh Zaid bin Muhammad Al-Madkhaly, Syaikh Rabi‘ Al-Madkhaly dan Syaikh ‗Abdul Muhsin Al-‗Abbad.

Beberapa catatan mereka bisa dibaca pada tulisan dengan judul ―Ithâful Basyr Bi Kalâmil Ulamâ` Fi Safar

wa Salmân‖ dari www. Sahab.net.

[8] Dalam kasetnya yang berjudul ―Limadza Yakhâfuna Minal Islâm‖, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal.

90-91.

[9] Dalam kasetnya yang berjudul ―Al-Ummah Al-Ghâ`ibah‖, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 91.

[10] Dalam kasetnya yang berjudul ―Yaa Lajarahâtul Muslimîn‖, dinukil dari kitab Al-Quthbiyah hal. 91.

[11] Berkata Syaikh Ibnu Baz rahimahullâh, ―Sesungguhnya Usamah bin Ladin termasuk para pembuat

kerusakan yang memilih jalan-jalan kejelekan yang rusak dan keluar dari ketaatan kepada Waliyyul

Amri.‖ Dan beliau juga berkata, ―Nasehat saya untuk Al-Mis‘ary, Al-Faqih, Ibnu Ladin dan seluruh yang

menempuh jalan mereka, untuk meninggalkan jalan buruk itu, dan hendaknya mereka bertakwa kepada

Allah, berhati-hati dari siksaan dan kemurkaan-Nya, dan hendaknya mereka kembali kepada jalan yang

Page 70: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

70 | P a g e

lurus serta bertaubat kepada Allah dari apa yang telah lalu. Allah menjanjikan hamba-hamba-Nya yang

bertaubat untuk menerima taubat mereka dan berbuat baik kepada mereka, sebagaimana dalam firman

(Allah) Subhânahu, ―Katakanlah: ―Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka

sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa

semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kalian

kepada Rabb kalian, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepada kalian kemudian

kalian tidak dapat ditolong (lagi).‖ dan (Allah)Subhânahu berfirman, ―Dan bertaubatlah kalian semuanya

kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kalian beruntung.‖. Dan ayat-ayat yang semakna

dengannya sangatlah banyak.‖ [] Guru kami, Syaikh Muqbil bin Hady berkata, ―Saya berlepas diri kepada

Allah dari Ibnu Ladin, ia adalah kemalangan dan petaka terhadap umat, dan amalan-amalannya adalah

kejelekan.‖ []

[12] Baca http://www.aljazeera.net/programs/hour_issues/articles/ 2003/2/2-22-1 .htm.

[13] Al-Maurid Al-Adzab Az-Zulâl hal. 186.

Untuk tulisan ―Dasar Dasar Pokok Manhaj Terselubung bagian 2‖ dan seterusnya

silahkan baca di web http://jihadbukankenistaan.com/terorisme/sebab-sebab-

munculnya-terorisme-dasar-dasar-pokok-manhaj-terselubung-bag-1-2.html

dst.

Page 71: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

71 | P a g e

BENTUK BENTUK TERORISME

jihadbukankenistaan.com

Kejadian-kejadian dan aksi-aksi terorisme yang tengah menimpa manusia sangatlah

banyak dan beraneka ragam sesuai dengan kondisi dan keadaan yang diharapkan oleh

para pelakunya guna meraih sasaran dan target mereka.

Namun menurut catatan sejarah dan berbagai kejadian yang melanda umat saat ini

bahwa seluruh kejadian dan aksi tersebut tidaklah keluar dari dua perkara,

Pertama : Terorisme fisik. Yaitu peristiwa-peristiwa yang sekarang menjadi puncak

sorotan manusia; peledakan, pemboman, penculikan, bom bunuh diri, pembajakan dan

seterusnya.

Berbagai kejadian pahit dari terorisme fisik ini telah telah tercatat dalam sejarah.

Pebunuhan Khalifah yang mulia, ‗Umar bin Khaththâb Al-Fârûq radhiyallâhu „anhu oleh

seorang Majûsi, Abu Lu`luah adalah salah satu bentuk terorisme yang rendah dan hina.

Pembunuhan Khalifah yang mulia, ‗Ustmân bin ‗Affân Dzun Nurain radhiyallâhu

„anhu oleh gerombolan Khawarij dengan propokasi dari pendiri agama syi‘ah, ‗Abdullah

bin Saba‘, -seorang Yahûdi yang berpura-pura masuk Islam-, juga termasuk bentuk

terorisme yang terkutuk.

Dan tidaklah luput dari catatan sejarah terorisme fisik yang dilakukan oleh

‗Abdurrahman bin Muljim dalam membunuh Khalifah yang mulia, ‗Ali bin Abi

Tholib radhiyallâhu „anhu adalah suatu perbuatan yang keji dan bejat.

Dan berbagai kejadian tercatat hingga zaman kita ini.

Kedua : Terorisme ideologi (pemikiran/pemahaman). Dan terorisme jenis ini jauh lebih

berbahaya dari terorisme fisik. Sebab seluruh bentuk terorisme fisik yang terjadi

bersumber dari dorongan ideologi para pelakunya, baik itu dari kalangan orang-orang

Page 72: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

72 | P a g e

kafir yang merupakan sumber terorisme di muka bumi ini, atau dari kalangan kaum

muslimin yang telah menyimpang pemikirannya dari jalan Islam yang benar. Insya Allah

kami akan membahas tuntas hal ini dalam pembahasan sebab-sebab munculnya

terorisme yang akan datang dan juga dalam beberapa catatan yang berkaitan dengan

sebagian pemikiran Imam Samudra.

Maka perang terhadap terorisme harus ditegakkan dalam dua perkara,

Perang secara fisik. Dan tentunya ini adalah tugas pihak yang berwenang. Dan wajib

atas kaum muslimin yang mengetahui keberadaan para teroris tersebut untuk

kerjasama dengan pihak yang berwenang dalam rangka tolong menolong dalam

kebaikan dan ketakwaan dan sebagai upaya untuk menjaga keamanan manusia.

Berkata Syaikh DR. Shôlih bin Sa‘ad As-Suhaimy hafizhohullâh, ―Wajib atas kaum

muslimin -setiap orang sesuai dengan kemampuannya- untuk menyingkap kejelekan

mereka (yaitu para pelaku terorisme, -pent.) dan menjelaskan kesesatan mereka

sehingga kerusakan mereka tidak tersebar dan perkara mereka tidak semakin rumit.

Dan diharamkan untuk menutup-nutupi (keberadaan) salah seorangpun dari mereka,

karena hal tersebut termasuk tolong menolong dalam dosa dan permusuhan,

sedangkan Allah Tabâraka wa Ta‟âlâ telah berfirman,

“Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Ash-Shaffât : 171-173)

Maka siapa yang melindungi mereka, menutup-nutupi (keberadaan) mereka, membela

mereka, atau membenarkan perbuatan-perbuatan mereka, sungguh ia telah berserikat

dengan mereka dalam membunuh jiwa yang tidak berdosa lagi terjaga dari kalangan

kaum muslimin, kafir musta`man, mu‟âhad dan dzimmy. Telah tercakup padanya hadits

yang telah tsâbit (syah, tetap) dari Nabi shollallâhu „alaihi wa sallam,

محدثب لعن اهلل من آ

“Allah melaknat siapa yang melindungi orang yang mengada-adakan perkara baru

dalam agama (bid‟ah).” [1]

Page 73: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

73 | P a g e

Perang secara ideologi. Yaitu dengan menjelaskan segala pemikiran menyimpang

dan menyempal dari tuntunan yang benar. Sebab ideologi-ideologi tersebut merupakan

cikal bakal munculnya teror fisik dan apabila tidak diberantas akan senantiasa menjadi

ancaman serius di masa mendatang.

[1] Demikian ucapan beliau kami kutip dari ceramah beliau yang berjudul ―Al-Irhâb,

Asbâbuhu wa ‘Ilâjuhu wa Mauqiful Muslim Minal Fitan‖. Dan hadits yang beliau

sebutkan dengan konteks di atas adalah hadits ‗Ali bin Abi Thôlib radhiyallâhu

„anhu riwayat Muslim no. 1978 dan An-Nasâ`i 7/232.

Page 74: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

74 | P a g e

HUKUM TERORISME DAN PELAKUNYA

Tidaklah diragukan bahwa siapa yang membaca dan memahami pembahasan-

pembahasan yang telah lalu seputar keindahan Islam dan tuntunan syari‘at dalam

masalah jihad, maka ia akan dapat menarik kesimpulan pasti dan meyakinkan bahwa

terorisme dengan makna yang banyak dibicarakan saat ini adalah sesuatu hal yang

diharamkan dan tercela dalam pandangan syari‘at Islam.

Bagaimana mungkin agama kita membolehkan terorisme sementara nash-nash dari Al-

Qur`ân dan As-Sunnah menjelaskan bahwa Islam sangat menegakkan keamanan dan

menyeru manusia untuk mengadakan perbaikan dan melarang dari berbuat kerusakan

di muka bumi.

Terorisme yang dasarnya adalah keseweng-wenangan terhadap manusia sangat

bertentangan dengan prinsip-prinsip agama yang dibangun di atas keadilan.

Dan terorisme yang sifatnya kekerasan, menghancurkan, merusak, dst… sangatlah

bertolak belakang dengan syari‘at Islam yang penuh rahmat dan kebaikan bagi

manusia.

Karena itu hukum Islam terhadap pelaku terorisme sangatlah keras dan tegas.

Perhatikan hukum Islam tersebut diterangkan dalam keputusan Majelis Hai‘ah Kibâr

‘Ulama (Lembaga Ulama Besar) No.148 tanggal 12/1/1409 H (9/5/1998 M) yang dimuat

oleh majalah Majma’ Al-Fiqh Al-Islâmy edisi 2 hal.181 dan majalah Al-Buhûts Al-

Islâmiyah edisi 24 hal.384-387, dengan persetujuan dan tanda tangan para anggota

majelis seperti Syaikh Ibnu Bâzz, Syaikh Ibnu ‗Utsaimîn, Syaikh ‗Abdul ‗Azîz Âlu Asy-

Syaikh, Syaikh Shôlih Al-Fauzân, Syaikh Shôlih Al-Luhaidân dan 12 anggota yang

lainnya.

ان إال عل الظبلمين ال عد العبقجخ للمتقين ، ثبزك عل خيس خلقو أجمعين ، . الحمد هلل زة العبلمين سلم صل اهلل

م الدين من اىتد ثيديو إل ي صحجو أجمعين عل آلو :ثعد. نجينب محمد

Page 75: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

75 | P a g e

Majelis Hai`ah Kibâr „Ulama dalam sidangnya yang ke-32 yang diselenggarakan di

kota Thâ`if dari tanggal 8-12/1/1409 H, berdasarkan bukti-bukti yang kuat berkaitan

dengan banyaknya aksi-aksi perusakan yang telah menelan korban yang sangat

banyak dari kalangan orang-orang yang tidak berdosa dan telah rusak karenanya

(sesuatu yang) banyak dari harta benda, hak-hak milik maupun fasilitas-fasilitas umum

baik di negeri-negeri Islam maupun yang di negeri lain yang dilakukan oleh orang-orang

yang lemah atau hilang imannya dari orang-orang yang memiliki jiwa yang sakit dan

dendam. Diantaranya menghancurkan rumah-rumah dan membakarnya baik tempat-

tempat umum maupun yang khusus, menghancurkan jembatan-jembatan dan

terowongan-terowongan, peledakan pesawat atau membajaknya. Melihat kejadian-

kejadian seperti ini, beberapa negara baik yang dekat maupun yang jauh dan karena

Arab Saudi sama seperti negara-negara lainnya, memiliki kemungkinan akan diserbu

oleh aksi-aksi perusakan ini, maka Majelis Hai`ah Kibâr „Ulama melihat sangat

pentingnya menetapkan hukuman bagi pelakunya sebagai langkah preventif untuk

mencegah orang-orang dari melakukan gerakan perusakan, baik gerakan tersebut

dilakukan terhadap tempat-tempat umum dan sarana-sarana milik pemerintah maupun

ditujukan kepada yang lainnya dengan tujuan untuk merusak dan mengganggu

keamanan dan ketentraman.

Majelis telah meneliti apa yang disebutkan oleh para ulama bahwa hukum-hukum

syari‘at secara umum mewajibkan untuk menjaga 5 perkara pokok dan memperhatikan

sebab-sebab yang menjaga kelestarian dan keselamatannya, yaitu : agama, jiwa,

kehormatan, akal dan harta. Dan Majelis telah memperoleh gambaran akan bahaya-

bahaya yang sangat besar yang timbul akibat Jarîmah (perbuatan keji) pelampauan

batas terhadap Hurumât (hak-hak suci) kaum muslimin pada jiwa, kehormatan dan

harta mereka dan apa-apa yang disebabkan oleh aksi-aksi perusakan ini berupa

hilangnya rasa keamanan umum dalam negara, timbulnya kekacauan dan

kegoncangan dan membuat takut kaum muslimin pada dirinya maupun harta bendanya.

Allah „Azza wa Jalla menjaga manusia; agama, badan, jiwa, kehormatan, akal dan harta

bendanya dengan disyari‘atkannya hudûd (hukum-hukum ganjaran)

Page 76: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

76 | P a g e

dan uqûbah (hukuman balasan) yang akan menciptakan keamanan secara umum dan

khusus.

Dan di antara yang menjelaskan hal tersebut adalah firman Allah Subhânahu wa Ta‟âlâ,

“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa : barangsiapa

yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain,

atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah

membunuh manusia seluruhnya”. (QS. Al-Mâ`idah : 32).

Dan firman-Nya Subhânahu wa Ta‟âlâ,

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-

Nya dan membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib,

atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik (secara bersilangan),

atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). Yang demikian itu (sebagai) suatu

penghinaan untuk mereka di dunia, dan bagi mereka di akhirat siksaan yang

besar”. (QS. Al-Mâ`idah : 33).

Dan penerapan hal tersebut merupakan jaminan untuk meratakan (menyebarkan) rasa

aman dan ketentraman dan mencegah orang yang akan menjerumuskan dirinya dalam

perbuatan dosa dan melampaui batas tehadap kaum muslimin pada jiwa-jiwa dan harta

benda mereka. Dan jumhûr (kebanyakan) ulama berpendapat bahwasanya

hukum muhârabah (memerangi pembuat kerusakan) di kota-kota dan selainnya adalah

sama, dengan dalil firman Allah Subhânahu wa Ta‟âlâ,

―Dan berupaya membuat kerusakan di muka bumi”. (QS. Al-Mâ`idah : 64)

Dan Allah Ta‟âlâ berfirman,

“Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik

hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia

adalah penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan

di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan membinasakan tanam-tanaman

Page 77: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

77 | P a g e

dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai perusakan”. (QS. Al-Baqarah : 204-

205).

Dan (Allah) Ta‟âlâ berfirman,

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya”.(QS. Al-A’râf : 56,85).

Berkata Ibnu Katsir rahimahullahu Ta‟âlâ, ―(Allah) telah melarang membuat kerusakan

di muka bumi dan apa-apa yang membahayakannya setelah diperbaikinya karena

sesungguhnya apabila perkara-perkara berjalan di atas As-Sadâd (lurus dan baik)

kemudian terjadi kerusakan setelah itu maka itu adalah sesuatu yang paling berbahaya

atas para hamba maka (Allah) Ta‟âlâ melarang hal tersebut‖.

Dan berkata Al-Qurthuby, ―(Allah) Subhânahu wa Ta‟âlâ melarang setiap kerusakan

sedikit maupun banyak setelah perbaikan yang sedikit maupun banyak maka hal ini

(berlaku) secara umum menurut (pendapat) yang benar dari berbagai pendapat (yang

ada)‖.

Berdasarkan penjelasan di atas dan karena apa yang telah lalu penjelasannya

melampaui perbuatan-perbuatan para perusak, yang mereka itu memiliki target-target

khusus, dimana mereka mengejar hasilnya berupa harta benda atau kehormatan, dan

karena sasaran mereka (para pelaku teror itu,-pent.) adalah mengganggu keamanan

dan merobohkan bangunan umat dan membongkar aqidahnya dan melencengkannya

dari manhaj Rabbâny (manhaj yang haq), maka majelis dengan sepakat memutuskan

(hal-hal) sebagai berikut :

Pertama : Siapa yang terbukti secara syar‘i melakukan suatu perbuatan dari perbuatan-

perbuatan terorisme dan membuat kerusakan di muka bumi yang menyebabkan

gangguan keamanan dan menganiaya jiwa-jiwa dan harta benda baik milik khusus

maupun yang milik umum seperti menghancurkan rumah-rumah, mesjid-mesjid,

sekolah-sekolah atau rumah sakit, pabrik-pabrik, jembatan-jembatan, gudang-gudang

senjata, penampungan-penampungan air, fasilitas-fasilitas umum untuk baitul mal

Page 78: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

78 | P a g e

seperti saluran-saluran/pipa-pipa minyak, dan menghancurkan pesawat atau

membajaknya dan yang semacamnya, maka hukumannya adalah

dibunuh berdasarkan kandungan ayat-ayat di atas bahwasanya perusakan di muka

bumi yang seperti ini mengharuskan penumpahan darah si perusak. Dan karena

bahaya dan kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan perbuatan-

perbuatan perusakan adalah lebih besar dari bahaya dan kerusakan pembegal jalanan

yang melampaui batas kepada seseorang lalu membunuh dan merampas hartanya,

maka Allah telah menetapkan hukumannya dalam apa yang tersebut dalam ayat Al-

Harabah (QS. Al-Mâ`idah : 33 di atas,-pent.).

Kedua : Bahwasanya sebelum menjatuhkan hukuman sebagaimana point di atas (yaitu

dibunuh-pent.), harus menyempurnakan Al-Ijrâ`ât (urusan, administrasi) pembuktian

yang lazim di Pengadilan-pengadilan syari‘at, Hai„ah At-Tamyîz dan Mahkamah Agung

dalam rangka barâ`atun lidzdzimmah (pertanggungjawaban di hadapan Allah) dan

kehati-hatian terhadap nyawa. Dan untuk menunjukkan bahwasanya negeri ini (Arab

Saudi,-pent.) terikat dengan segala ketentuan syari‘at untuk membuktikan kejahatan

dan menetapkan hukumannya.

Ketiga : Majelis memandang perlunya memberitakan tentang hukuman ini melalui

media massa.

Salam dan shalawat semoga senantiasa terlimpahkan kepada hamba dan Rasul-Nya,

Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga dan shahabatnya.

Page 79: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

79 | P a g e

SOLUSI TERORISME MENURUT PANDAGAN ISLAM

Oleh Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-Madkhaly

Sesungguhnya solusi atau penyembuhan terhadap penyakit ini bahkan untuk

membentengi diri darinya adalah nasehat Islam yang lurus yang tiada melakukan

dengan baik akan nasehat itu kecuali ulama Salaf Ar-Rabbani yang mana mereka telah

menyampaikan nasehat dan bimbingannya kepada manusia dan memperingatkan serta

menunjuki mereka kepada jalannya para nabi dan rasul yang mulia, yang Allah telah

utus mereka sebagai penyeru dan pengajar kebaikan bagi manusia. Jalan itu adalah

wahyu ilahi yang dengannya tersucikan hati dari penyakit-penyakitnya dan tenangnlah

jiwa dari kebingungannya dan kegoncangan, kecuali orang yang memang dikusai oleh

nafsu angkara murka dan telah ditetapkan di dalam Lauhul Mahfudz sebagai orang

yang sesat. Sesungguhnya hal ini sesuai dengan firman Allah Ta‘ala.

―Artinya : Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang

kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan

Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk‖ [Al-Qashash : 56]

Dan kapanpun peringatan dan buku-buku tidak membawa manfaat maka Allah akan

menjadikan pedang kebenaran yang bermanfaat bagi orangnya yang telah Allah

letakkan di tangan penguasa muslim di muka bumi ini, sebagaimana terdapat dalam

riwayat hadits yang panjang diantaranya sabda beliau Shallallahu ‗alaihi wa sallam.

―Artinya : Hendaklah kamu ambil di atas tangan orang yang jelek dan hendaklah kamu

berdiam di atas al-haq dengan sebenar-benarnya, atau Allah akan palingkan hati

sebagian kalian atas sebagian yang lain atau sungguh akan melaknat kalian

sebagaimana mereka telah dilaknat‖.

Dan belum hilang dari pikiran bahwa masyarakat mempunyai peran penting di dalam

melakukan tindakan preventif dan penyembuhan terhadap wabah penyakit terorisme,

hanya saja tidaklah masyarakat akan mendapatkan pengaruh dan dampak yang baik

kecuali apabila masyarakat tersebut menghiasi diri mereka dengan fitrah (aqidah,-pent)

Page 80: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

80 | P a g e

yang bersih dan jernih serta pemikiran Islam yang lurus, adapun jika kenyataannya

yang ada dalam masyarakat itu bertabrakan dengan kondisi yang diatas, sesungguhnya

seorang yang tidak mempunyai apa-paa tidaklah ia dapat memberikan sesuatu.

Ringkas pembicaarn wahai orang-orang yang mencintai kebaikan untuk orang lain

bahwasanya solusi satu-satunya untuk penyakit terorisme di negeri-negeri Islam berada

di tangan orang-orang yang mempunyai aqidah shahihah yang bersih dan murni di

bawah naungan wahyu ilahi yang dibawa dan disampaikan oleh orang yang mau

memahami maknanya dan yang baik penyampaiannya, dan sungguh para dokter

mereka itu adalah waliyul amri dari kalangan ulama rabbani dan para pemimpin yang

shalih kemudian masyarakat dengan segala lapisannya, kecil atau besar dalam dan

luar yang tersifati dengan sifat yang disebutkan terdahulu. Firman Allah Ta‘ala.

―Artinya : Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapatkan

petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan maka kamu tak akan mendapatkan seorang

pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya‖ [Al-Kahfi : 17]

Adapun solusi terorisme di negeri-negeri kafir, maka pijakannya kepada apa yang

mereka ridhai untuk diri mereka sendiri yaitu undang-undang dasar (negeri tersebut)

jika diwujudkan sesuatu untuk menolak kemudharatan maka haruslah ia mempunyai

kekurangan, terutama akan bertambah parahnya penyakit terorisme di negeri mereka

serta semakin meluas dan saling mewarisinya dengan terang-terangan karena mereka

tidak percaya akan kebesaran Allah dan Dia yang telah menciptakan mereka dalam

beberapa tingkatan kejadian.

Merupakan perkara yang amat sangat disayangkan bahwa mayoritas negeri Islam telah

mengikuti jejak negeri-negeri kafir dalam penegakkan hukum undang-undang dasarnya

yaitu dalam menyelesaikan berbagai macam problematikanya, yang tidak

diperkenankan untuk berhukum dengan undang-undang dasar (yang dibuat oleh

manusia), bahkan wajib menggunakan hukum yari‘at Allah yang sempurna lagi suci ini.

Diakarenakan negeri-negeri Islam itu ber-intimaa (menyandarkan dirinya) kepada Islam

dan berbangga diri dengannya hanya dalam syiar-syiarnya, akan tetapi kenyataan dari

Page 81: Terorisme Dalam Tinjauan Hukum Islam

Terorisme Dalam Pandangan Islam

81 | P a g e

pelaksanaan hukum-hukumnya dalam menyelesaikan berbagai problem meniru dan

mengadopsi dari orang-orang kafir. Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un.

[Disalin dari kitab Al-Irhab Wa Atsaruhu Alal Afrad Wal Umam, Edisi Indonesia

Terorisme Dalam Tinjauan Islam, Penulis Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al-

Madkhaly, Penerjemah Hannan Hoesin Bahanan, Penerbit Maktabah Salafy Press]

Courtesy of ALmahaj.or.id

Tulisan Lainnya Tentang Solusi Terorisme:

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 1-2)

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 3-5)

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 6-10)

Solusi Menghadapi Terorisme (Solusi 11-18)