TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan,...

130
TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI

Transcript of TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan,...

Page 1: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN,

DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI

Page 2: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-undang No.28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan

pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan

pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentauk

pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 3: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN,

DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.

Page 4: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SOSIALISASI BANK SYARIAH Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.

Editor - Aan Herdiana, M.Sos

Cet.1 – Purwokerto, Penerbit Amerta Media

SOSIALISASI BANK SYARIAH Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Diterbitkan pertama kali oleh CV Amerta Media Hak cipta dilindungi oleh undang-undang All Rights Reserved Hak penerbitan pada Penerbit Amerta Media Dilarang mengutip atau memperbayak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin tertulis dari Penerbit

Anggota IKAPI Cetakan Pertama: Juni 2020

15 cm x 23 cm

ISBN: 978-623-6555-03-3

Penulis :

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.

Editor :

Aan Herdiana, M.Sos

Desain Cover : Adji Azizurrachman

Tata Letak : M. Rifki, S.Kom

Diterbitkan Oleh :

CV. Amerta Media Jl Raya Sidakangen, No. 001 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah 53183

NIB. 0220002381476

NP. 202003-1708-4520-1345-639

Email : [email protected]

Website: www.penerbitbuku.id

Whatsapp : 081-356-3333-24

Isi di luar tangung jawab penerbit Amerta Media

Page 5: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| v

PENGANTAR PENULIS

Alhamdulillah, akhirnya saya dapat mempersembahkan sedikit

pemikiran dan gagasan hasil penelitian tentang “Sosialisasi Bank

Syariah: Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok

Referensi”. Buku ini sebagai bentuk kecintaan penulis kepada

sistem keuangan dan perbankan syariah yang sejak dulu sudah

penulis sukai. Sosialisasi Bank Syariah sangat penting untuk

mendongkrak pemahaman dan literasi serta inklusi terhadap

keuangan dan perbankan syariah yang sekarang mulai digalakkan

oleh pemerintah.

Tujuan akhir dari sosialisasi yaitu tersadarnya masyarakat Indonesia

akan arti pentingnya sistem keuangan Islam/ syariah khususnya

bank syariah, yang tujuannya tidak saja untuk keselamatan dunia

karena mengimplementasikan Islam tidak saja dalam beribadah

(sholat, puasa, zakat, berbuat baik) namun juga dalam

bermuamallah sesuai ajaran Islam/ Hukum Islam (beraktifitas

ekonomi, transaksi antar bank, antar pelanggan) sehingga bisa

menggapai kebahagiaan dunia dan juga akherat.

Tidak saja kebahagiaan individu, namun juga kebahagiaan suatu

sistem/ negara, kerena sistem keuangan syariah/ Islam telah

terbukti lebih kuat pada saat sistem keuangan dunia di terjang krisis

ekonomi. Sebagai bukti tahun 1997/1998, yang lainnya pada

kolaps/ gulung tikar puluhan bank konvensional pada saat itu,

namun bank syariah Alhamdulilah masih berdiri sampai sekarang.

Dengan demikian, ada aspek positif dari sistem bank syariah

terhadap kestabilan keuangan negara. Kesadaran masyarakat

Page 6: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

terhadap pentingnya peran bank syariah yang perlu disosialisasikan

dengan terorganisir, berkesinambungan dan jangan lupan peran

kelompok referensi yang dapat mendorong program ini. Beberapa

sumber dari buku ini sudah dipresentasikan oleh penulis di forum

ilmiah internasional dan dipublikasikan di Jurnal Internasional

Berputasi.

Penulis

Suryo Budi Santoso, S.E., M.SA., Ph.D.

Herni Justiana Astuti, S.E., M.Si., Ph.D

vi | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Page 7: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| vii

KATA PENGANTAR

Buku yang berjudul “Sosialisasi Bank Syariah, Terorganisir,

Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini

merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian terkait desain

dan program sosialisasi bank syariah. Buku yang terdiri dari lima

Bab ini merupakan edisi pertama dari buku kumpulan pemikiran

dan penelitian yang direncanakan akan dilanjutkan seri-seri

berikutnya.

Bab pertama memberikan pengantar mengenai pentingnya kajian

tentang sosialisasi bank syariah. Bab kedua membandingkan antara

bank syariah dengan bank konvensional, ditinjau dari beberapa

aspek, seperti moral hazard, pertumbuhan, dampak krisis, dan

pengelolaan.

Bab ketiga merupakan hasil studi literatur, membahas desain

program sosialisasi bank syariah yang terorganisir dan

berkesinambungan. Pembahasan dimulai dari pengertian sosialisasi,

dilanjutkan dengan sosialisasi bank syariah di Indonesia yang

dilakukan oleh: Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan

(OJK), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pusat Komunikasi

Ekonomi Syariah (PKES), Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan

Muhammadiyah, pembahasan, program sosialisasi OC (Organizing

& Continuous). Akhirnya disimpulkan bahwa model sosialisasi OC

yang baik adalah seperti yang dilakukan MUI & Muhammadiyah.

Bab keempat merupakan hasil penelitian dengan survai, terhadap

145 responden, dengan alat analisis statistik SEM-PLS, membahas

faktor-faktor yang membentuk sosialisasi perbankan syariah.

Struktur pembaban mulai dari:

Page 8: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

viii | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil &

Diskusi. Kesimpulan, sosialisasi yang efektif adalah melalui

pemangku kepentingan, melalui Proaktif, dan sinergi dengan

berbagai lembaga lain.

Bab kelima, merupakan hasil penelitian, yang membahas desain

sosialisasi Bank Syariah ditinjau dari kelompok referensi, Ulama,

Guru Pendidikan Agama Islam, Pemimpin Komunitas.

Pelaksanaan penelitian dengan metode analisis kualitatif &

kuantitatif. Pembahasan dengan analisis faktor hasil wawancara

dengan sembilan informan, menyimpulkan bahwa ada enam faktor

yang membentuk sosialisasi efektif, yaitu: lembaga bisnis, formal

education, ulama, sinergi, proaktif, pendidikan tinggi.

Dengan membaca Buku ini kita akan memperoleh pemahaman

yang cukup komprehensif mengenai berbagai aspek sosialisasi

perbankan syariah.

Prof. Drs. Bambang Agus Pramuka, MA., Ph.D.

Guru Besar Fakultas Ekonomi- Universitas Jenderal Soedirman

Page 9: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| ix

Daftar Isi

Judul....................................................................................... i

Tentang Buku ....................................................................... iv

Pengantar Penulis .................................................................. v

Kata Pengantar ....................................................................vii

Daftar Isi .............................................................................. ix

BAB 1

PENGANTAR ...................................................................... 1

BAB 2

BANK SYARIAH VS BANK

KONVENSIONAL .............................................................. 5

BAB 3

DESAIN PROGRAM SOSIALISASI BANK

SYARIAH YANG TERORGANISIR DAN

BERKESINAMBUNGAN ................................................... 15

Pendahuluan ......................................................................................... 16

Prinsip Ekonomi Islam ....................................................................... 17

Lebih stabil mana, bank syariah atau bank

konvensional? ....................................................................................... 28

Sosialisasi Bank Syariah ....................................................................... 35

Pengertian Sosialisasi ........................................................................... 35

Dari marketing ke socialization ............................................................... 37

Sosialisasi bank syariah di Indonesia ................................................. 40

a. Bank Indonesia ....................................................................... 40

b. OJK (Otoritas Jasa Keuangan: Indonesia

Financial Service Authority) ....................................................... 41

c. MES (Masyarakat Ekonomi Syariah:

Association of Islamic Economy) ................................................. 45

d. PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi

Syariah) .................................................................................... 46

e. Organisasi sosial Islam. ......................................................... 48

Page 10: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

viii | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pembahasan .......................................................................................... 52

Program sosialisasi OC (Organizing and Continuous) ......................... 55

Kesimpulan ........................................................................................... 66

BAB 4

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK

SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH ............................ 69

Pendahuluan ......................................................................................... 70

Tinjauan Pustaka .................................................................................. 73

Metode Penelitian ................................................................................ 74

Hasil dan Diskusi ................................................................................. 75

Discussion ................................................................................................ 78

Penutup ................................................................................................. 82

BAB 5

DESAIN SOSIALISASI BANK SYARIAH

DITINJAU DARI KELOMPOK

REFERENSI ........................................................................ 83

Pendahuluan ......................................................................................... 84

Sosialisasi Bank Syariah ....................................................................... 86

Grup Referensi ..................................................................................... 87

Ulama/ Islamic Scholar ........................................................................... 88

Guru Pendidikan Agama Islam .......................................................... 89

Pemimpin komunitas .......................................................................... 90

Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 92

Pembahasan .......................................................................................... 94

Analisis Factor ...................................................................................... 100

Kesimpulan ........................................................................................... 106

Daftar Pustaka ...................................................................... 108

Tentang Penulis.................................................................... 113

x| S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H

Page 11: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

BAB 1

PENGANTAR

Page 12: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Negara Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di

dunia (Lugo, 2009). Kondisi ini sangat strategis bagi perkembangan

bank syariah di Indonesia dibandingkan dengan negara lainya.

Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan bank

syariah dilihat dari aset masih belum mengembirakan. Sejak adanya

bank syariah di Indonesia pada tahun 1993 sampai tahun 2016 saja

misalnya, atau sekitar 23 tahun, total aset bank syariah di Indonesia

masih dibawah 6 persen dari total aset bank konvensional (OJK,

2016a, OJK, 2016b).

Bank syariah adalah sebuah sistem perbankan yang relatif

baru di Indonesia bahkan di dunia, jika dibandingkan dengan

sistem perbankan konvensional yang sudah ada dan beroperasi

sejak lama. Infrastruktur ATM (Automatic Teller Mechine) dan

jaringan cabang yang sudah ada di mana-mana di wilayah

Indonesia, menjadi kelebihan bagi bank konvensional dalam

operasionalnya. Berdasarkan fatwa MUI tahun 2004 (MUI, 2004)

menyatakan bahwa bunga itu haram, 2 tahun kemudian ormas

Islam Muhammadiyah melalui Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid

Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Muhammadiyah, 2006) yang

salah satu keputusannya menghimbau kepada seluruh jajaran dan

warga Muhammadiyah serta umat Islam secara umum agar

bermuamalat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Namun aset

bank syariah masih dibawah 5% meskipun awal beredarnya fatwa-

fatwa tersebut sempat menimbulkan reaksi positif umat Islam

2 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H

Page 13: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

untuk menempatkan uangnya di bank syariah. Beberapa bank

syariah dibanjiri aliran dana pindahan dari bank konvensional.

Namun sekali lagi aset bank syariah masih di kisaran 6% dari aset

bank konvensional.

Sebagai organisasi yang relatif baru, bank syariah sangat

memerlukan strategi sosialisasi yang tepat sasaran dan efektif agar

keberadaan bank syariah bisa lebih dikenal dan digunakan sebagai

sistem perbankan utama dalam melakukan transaksi perbankan di

Indonesia. Sosialisasi bank syariah selama ini sudah ada, namun

hasilnya belum optimal (Santoso, 2015). Indikator perkembangan

aset bank syariah yang masih jauh tertinggal dengan bank

konvensional menjadi salah satu ukuran diperlukannya upaya

mendesain sosialisasi perbankan syariah yang lebih baik.

Bagaimana memacu sosialisasi perbankan syariah di tengah-tengah

masyarakat, yang secara tradisional selama dua abad telah dinina-

bobokan oleh sistem perbankan konvensional?

Menurut Assael (2004) bahwa kelompok referensi

berpengaruh terhadap perilaku konsumen membernya dalam

menumbuhkan minat beli. Ulama, tokoh masyarakat, guru atau

dosen adalah sekelompok orang yang memiliki pengaruh yang kuat

bagi santrinya, masyarakatnya dan murid atau mahasiswanya. Apa

yang disampaikan oleh kelompok referensinya bisa jadi menjadi

acuan mereka yang berhubungan langsung. Bahkan mereka lebih

mempercayai kata-kata kelompok referensi untuk menjalani hidup

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 3

Page 14: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

4 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

termasuk dalam memutuskan untuk membeli atau bertransaksi

dibanding yang lainnya. Kelompok referensi tersebut mempunyai

potensi untuk memberikan informasi tentang bank syariah. Tanpa

ada informasi mengenai pemahaman sistem perbankan syariah

yang benar, dikhawatirkan akan menimbulkan pengertian yang

keliru mengenai beberapa elemen dan produk-produk yang

ditawarkan oleh bank syariah tersebut.

Oleh karena itu, kajian tentang sosialisasi bank syariah

menjadi penting untuk dibahas (masing jarang dilakukan oleh

peneliti bank syariah). Kajian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi sebuah desain sosialisiasi perbankan syariah secara

terorganisir dan berkesinambungan, factor-faktor yang membentuk

sosialisasi bank syariah, dan sosialisasi bank syariah yang ditinjau

dari tiga kelompok referensi penting yaitu ulama, tokoh

masyarakat, dan guru pendidikan agama Islam. Ketiga kelompok

referensi sangat dekat dengan masyarakat, dan dapat memiliki

pengaruh untuk menggerakkan masyarakat untuk bertransaksi

dengan bank syariah.

Page 15: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

BAB 2

BANK SYARIAH VS BANK KONVENSIONAL

Page 16: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

6 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Persaingan bank konvensional dan bank syariah dapat

menempatkan bank syariah ke posisi yang tidak/ kurang

menguntungkan. Clement M. Henry mengamati bahwa, meskipun

dalam ekonomi Islam merekomendasikan pembiyaan jangka

panjang dan metode pembiayaan berbagi risiko, seperti Mudharabah

dan Musyarakah, keduanya tidak bisa sepenuhnya menghindari

risiko seperti pinjaman jangka panjang dari bank konvensional.

Metode pembagian risiko seperti Mudarabah atau Musyarakah "lebih

mengandalkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara mitra bisnis,

sedangkan bank konvensional tidak demikian. Bank konvensional

melakukan pengalihan resiko pembiayaan. Artinya, tanpa "saling

percaya" secara mendalam. Dampaknya bagi bank syariah adalah

membutuhkan biaya monitoring yang jauh lebih tinggi (Henry,

2004).

Moral hazard dapat timbul dari klien cenderung terjadi di

bank syariah dibandingkan bank konvensional, bagi peminjam

dapat memanipulasi keuntungan dan kerugian dengan

mengorbankan bank. Jika masalah moral hazard ini diselesaikan,

bank-bank Syariah mungkin dapat mengurangi risiko kredit.

Namun, itu memerlukan banyak biaya dan, dalam analisis terakhir,

hal tersebut menghambat daya saing bank syariah. Bahkan jika

kembalinya dana (deposito) di bank syariah mungkin besarnya

kurang dari bunga yang dibebankan oleh bank konvensional, kaum

muslim tetap setia dan memiliki keyakinan diri dengan

Page 17: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 7

menyetorkan uang mereka ke bank syariah. Hal ini yang

meyebabkan bank syariah dapat bersaing dengan bank

konvensional untuk mendapatkan keuntungan (Henry, 2004).

Namun, tidak semua umat Islam bersedia untuk menyetorkan uang

mereka ke bank-bank syariah. Oleh karena itu, bank konvensional

memiliki peluang untuk menerima setoran dana dari umat Islam

akan relatif tinggi. Intinya, menurut Çizakça menegaskan bahwa,

"Bank Syariah sebenarnya memiliki keinginan dalam memajukan

bank syariah, namun bank syariah tidak bisa sebebas seperti bank

konvensional dalam mengoperasikan sistem perbankan karena

harus patuh dengan hukum-hukum Islam, seperti tidak bisa

membiayai bisnis-bisnis yang dilarang oleh hukum Islam"(Çizakça,

2011).

Menurut Kayed, Mahlknecht dan Hassan, bank-bank

Syariah enggan melakukan CDS (credit default swap atau derivatif

keuangan atau kontrak yang memungkinkan investor untuk

"menukar" atau mengimbangi risiko kreditnya dengan risiko dari

investor lain) atau CDO (collateralized debt obligations / utang yang

dijamin) karena pembagian risiko dan pergeseran resiko seperti

yang diterapkan dalam produk CDS atau CDO ini dilarang. Hal Ini

disisi lain memungkinkan bank syariah untuk terbebas dari krisis

keuangan global. Bank-bank syariah yang konservatif dalam

manajemen perbankan, berhati-hati terhadap produk terstruktur

dan "instrumen keuangan yang canggih". Kayed dkk menyebutkan

Page 18: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

8 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

bahwa, berbeda dari kontrak PLS (Profit Loss Sharing) dimana kedua

belah pihak yang mendapatkan keuntungan bahkan kerugian.

Berbeda dengan bank konvensional yang hanya menjamin hanya

satu pihak, dimana kerugian ditanggung oleh pihak peminjam.

spekulasi berisiko tinggi yang dibawa oleh optimisme yang

berlebihan jelas dibatasi oleh larangan "risiko berlebihan dari

ketidakpastian" (gharar) dan risiko pinjaman yang dianggap

dihindari di bidang keuangan Islam (Kayed dkk, 2011). Menurut

Islamic Finance and Global Stability Report (2010), "bank syariah di

wilayah Teluk menghasilkan 38,2 persen tingkat pertumbuhan aset

dan 20,1 persen tingkat pertumbuhan laba dibandingkan bank

konvensional mencapai 16,3 persen tingkat pertumbuhan asset dan

-6,1 persen tingkat pertumbuhan labanya pada tahun 2007-2008

(Salem dan Badreldin 2014).

Namun, perbankan syariah tidak bisa menghindari secara

menyeluruh dari pengaruh krisis keuangan global yang asal-usulnya

tidak di perbankan syariah. Sebuah laporan IMF pada tahun 2009

menyatakan bahwa "bank syariah dan bank konvensional

menghadapi risiko yang sama dalam krisis keuangan global yang (a)

profil risiko kepatuhan sesuai syariah dan kontrak konvensional

sebanding; dan (b) risiko kredit adalah risiko utama untuk kedua

jenis bank tersebut. Tidak seperti bank konvensional, pada bank

syariah tidak diizinkan untuk memiliki kontrak langsung dengan

derivatif keuangan atau sekuritas sehingga tidak mengalami

Page 19: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 9

terimbas selama krisis global "(IMF, 2009: 10). Masih menurut

laporan IMF dalam halaman yang sama bahwa "bank-bank syaiah

yang kurang dipengaruhi oleh dampak awal dari krisis global,

sementara bank konvensional berpotensi mencerminkan efek

putaran pertama yang kuat melalui market-to-market valuasi atas efek

pada tahun 2008 "," untuk semester pertama tahun 2009, data

menunjukkan penurunan yang sedikit lebih besar profitabilitas bagi

bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional, jika

dikaitkan dengan efek putaran kedua krisis terhadap ekonomi riil,

terutama real estate. Secara khusus, kinerja lemah dari bank syariah

pada tahun 2009 terutama didorong oleh Uni Emirat Arab dan

Qatar, di mana mereka memiliki eksposur jauh lebih tinggi untuk

real estate dan sektor konstruksi" (IMF, 2009).

Hal yang sama juga disampaikan oleh Hasan dan Dridi

(2010) bahwa perbedaan kinerja bank syariah dan bank

konvensional selama krisis keuangan, dengan menggunakan data

bank tahun 2007-2010 untuk sekitar 120 bank syariah dan

konvensional di delapan negara. Berkenaan dengan bank syariah,

hasilnya "mencakup lebih dari delapan puluh persen dari bank

syariah secara global yang tahan terhadap krisis global (tanpa

melibatkan data negara Iran)". Akibatnya, bank-bank syariah bisa

membatasi dampak negatif terhadap profitabilitas disebabkan oleh

krisis yang lebih baik dari bank konvensional. Namun, pada saat

yang sama "kelemahan dalam praktik manajemen risiko di

Page 20: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

10 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

beberapa bank syariah" muncul dengan jelas. Fakta bahwa

profitabilitas mereka menurun di 2009 dibandingkan dengan bank

konvensional: Bahwa perubahan profitabilitas pada tahun 2007-

2008 adalah -8,3% di bank syariah dan -34,1% di bank

konvensional, dan pada tahun berikutnya -47,9% (Bank

Konvensioanal) dan -13,4% (Bank Syariah) pada 2008-2009.

Jelaslah bahwa krisis global turut memberi kerusakan parah ke

bank syariah di tahun tunggal 2009. Oleh karena itu, bank syariah

dinilai telah menunjukkan stabilitas yang lebih pada tahap awal

krisis keuangan global. Namun hal itu kurang stabil dalam tahap

berikutnya. Terlepas dari itu, Hasan dan Dridi menganggap bahwa

leverage yang lebih rendah dan solvabilitas yang lebih tinggi, yang

telah di sebut di atas semua adalah faktor stabilitas keuangan bank

syariah.

Selain itu, dalam hal pertumbuhan kredit dan aset, bank

syariah memiliki kinerja yang lebih baik daripada bank

konvensional. Kredit dan aset pertumbuhan bank syariah 'yang

setidaknya dua kali lebih tinggi dari bank konvensional selama

krisis" (Pertumbuhan kredit tahun 2007-2009: 40,7% di bank

syariah dan 19% di bank konvensional; Pertumbuhan aset di 2007-

2009 : 31,8% di bank syariah dan 12,6% di bank konvensional)

(Hasan dan Dridi, 2010).

Page 21: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Santoso (2014) menemukan faktor-faktor untuk

mengintensifikasikan bank bank syariah di Indonesia seperti; (1

)improvement of human resource quality in the banking sector and increase of

supply of them; (2) not only optimizing direct financing and deposit structure,

but also diversifying financing and funding beyond much dependence on direct

financing and deposits; and (3) related to this matter, increase of utilization of

sukuk by Islamic banks.

Jika kita kaji lebih jauh setelah krisis, pada Tabel 2.1.

dibawah ini, laporan statistik tahun 2013 pada data tentang bank

syariah yang dipublikasi oleh Ernst and Young, sebuah lembaga

penelitian internasional terkemuka yang menyatakan bahwa

sumber data mereka berasal dari bank sentral di dunia, laporan

keuangan perusahaan, dan wawancara dengan para eksekutif

perbankan dan pengamat industri, juga mengungkapkan bahwa

bank syariah jelas tumbuh lebih cepat daripada bank konvensional

setelah runtuhnya krisis keuangan global di enam negara yang

disebut QISMUT (Qatar, Indonesia, Saudi Arabia, Malaysia, Uni

Arab Emirate, dan Turkey).

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 11

Page 22: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

12 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Table 2.1.- The 5 Year CAGR (Compound Annual Growth

Rate),Assets, and Market Share of Islamic Banksin Six RGM1:

2008-2012

Six RGM CAGR of

Islamic Banks

Compared with CAGR

of Conventional

Banks

Islamic Bank

Assets(US$)

Market Share (%)

Qatar 31% 1.8 Faster 54b 24%

Indonesia 42% 3.1 Faster 20b 4.6%

Saudi Arabia

11%

3.6 Faster

245b

53%

Malaysia 20% 2.1 Faster 125b 20%

UAE 14% 3.0 Faster 83b 17%

Turkey 29% 1.6 Faster 39b 5.6%

Source: Ernst and Young, 2014 (Edited)

Selain itu, Amba dan Almukharreq (2013) meneliti dampak

dari krisis keuangan pada kinerja bank syariah dan konvensional

1 RGM (Rapid Growth Market) adalah sekelompok 25 negara selektif yang

memiliki perkiraan yang baik dalam pertumbuhan pasar dengan ekonomi

dan populasi pada ukuran tertentu, dan secara strategis penting untuk

bisnis. Secara khusus, enam negara RGM, Qatar, Indonesia, Arab Saudi,

Malaysia, UEA, dan Turki disebut QISMUT di mana bank-bank syariah

diperkirakan akan tumbuh tercepat di dunia..

Page 23: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

dengan analisis dari 92 bank di negara-negara GCC: 27 bank

syariah (IB) dan 65 bank konvensional (CB) di tahun 2006.

Pertama, ROE (Return on Equity) dan ROA (Return on Asset),

indikator profitabilitas bank menurun 41,33% dan 67,60% masing-

masing pada bank syariah (IB), sedangkan oleh 62,72% dan

106,83% masing-masing di bank konvensional (CB). Namun,

penurunan profitabilitas tidak berbeda secara signifikan antara IB

dan CB selama krisis. Kedua, dalam hal struktur modal, rasio

ekuitas dan rasio ekuitas yang nyata menurun di IB dengan 8,49%

and13.19% masing-masing dan di CB dengan 9,34% and 25.71%

masing-masing. Hal ini ditemukan bahwa rasio ekuitas nyata

memiliki perbedaan yang signifikan antara IB dan CB. Ketiga, rasio

aset likuid terhadap total aset, indikator likuiditas menurun 8,55%

di IB dan dengan 13,33% di CB selama krisis sehingga penulis

menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam

likuiditas antara IB dan CB selama krisis. Terakhir, kewajiban

diukur berdasarkan deposit ratio (rasio deposito untuk tota lassets)

dan rasio overhead (rasio biaya overhead untuk total aset). Selama

krisis, rasio simpanan meningkat 7,95% di IB dan 6.36% di CB dan

rasio biaya overhead juga meningkat sebesar 19,40% di IB dan

31,83% di CB, yang berarti bahwa rasio biaya overhead yang

berbeda secara signifikan antara IB dan CB selama krisis.

Sebagai kondisi awal, bank syariah memiliki kecukupan

modal yang lebih tinggi, kurang leveraged, yaitu, memiliki rasio

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|13

Page 24: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

14 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

modal-to-aset yang lebih tinggi, dan memiliki portofolio investasi

yang lebih kecil, yang semuanya menunjukkan tingkat stabilitas,

kebijaksanaan dan konservatif bank syariah. Sementara ini kinerja

keuangan yang diperlukan untuk mengamati prinsip perbankan

syariah, seperti pembagian risiko (profit and loss sharing), tidak

transfer risiko seperti di bank konvensional, dan pembiayaan

ekuitas berbasis, pembiayaan tidak-utang berbasis seperti di bank

konvensional, hal ini memiliki juga efek dari mengurangi kerusakan

dari setiap krisis keuangan. Ini adalah alasan mengapa derajat

profitabilitas dan pertumbuhan kredit dan aset bank syariah yang

lebih tinggi atau dipertahankan lebih baik dan mengapa bank

syariah kurang dipengaruhi oleh deleveraging daripada dalam kasus

bank konvensional ketika krisis keuangan terjadi, bahkan jika itu

memukul bank syariah yang lebih keras di tahun tunggal 2009

(Hasan dan Dridi, 2010).

Namun, bank syariah juga ada beberapa faktor lemah:

Mengelola likuiditas di perbankan syariah sulit karena infrastruktur

dan alat untuk manajemen risiko likuiditas oleh bank syariah masih

lemah; pasar uang antar bank syariah yang dipimpin oleh tingkat

antar bank tidak cukup; ketergantungan kurang pada bank grosir

deposito; tidak adanya lender of the last resort, dan; keterbelakangan

pasar obligasi syariah (sukuk) jika dibandingkan dengan rekan-

rekan konvensional (Hasan dan Dridi, 2010).

Page 25: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

BAB 3

DESAIN PROGRAM SOSIALISASI BANK SYARIAH

YANG TERORGANISIR DAN BERKESINAMBUNGAN

Page 26: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

16 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pendahuluan

Pertama, tulisan ini mempertimbangkan kualitas bank

syariah yang dibedakan dengan bank konvensional. Keduanya

diasumsikan pada dasar yang kuat dari nilai-nilai moral dan etika.

Meskipun bank konvensional tidak dapat sepenuhnya

mengabaikan moralitas dan etika. Performa bank syariah lebih

stabil daripada bank konvensional selama masa krisis keuangan

yang parah, yang disebabkan oleh prinsip fundamental dan

“bijaksana konservatif”. Namun, bank syariah tidak dapat lepas

dari krisis yang berasal dari keuangan konvensional. Mengingat

kesenjangan skala yang luas dan interkoneksi yang erat antara bank

syariah dan konvensional, yang pertama akan terus melengkapi,

bukan bergantian dengan, yang terakhir.

Kedua, tulisan ini berdiri di atas kualitas pertama yang

dijelaskan di atas, bertujuan untuk merancang model sosialisasi

bank syariah di Indonesia. Sosialisasi bank-bank syariah tidak

hanya berarti pemasaran bank syariah saja, dalam arti hanya sebatas

memperluas pasar-, tetapi lebih jauh dan dalam dari itu, sosialisasi

memiliki tujuan menyebarkan -tidak hanya secara ekonomi-, tetapi

juga bank-bank syariah yang secara etis bermakna bagi masyarakat.

Namun dalam pelaksanaannya, sosialisasi yang sedang berlangsung

tentang bank syariah yang dilakukan oleh beberapa institusi kurang

terintegrasi, kurang efisien, dan kurang berpengaruh daripada yang

diperkirakan.

Page 27: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 17

Kemudian tulisan ini mendesain program sosialisasi (OC

Program/ Organizing - Continuous Program) dari bank syariah yang

akan dilakukan, dengan cara yang terorganisir dengan baik, dan

terus menerus oleh beberapa organisasi sosial Islam populer,

utama, dan modern untuk tujuan memperoleh banyak pelanggan

syariah bank yang lebih sadar akan pentingnya moral dan etika

bank syariah, terutama melalui saluran sistem pendidikan. Program

OC harus memiliki percabangan pola pendidikan, misalnya, oleh

lembaga pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat, atau oleh

daerah perkotaan/pedesaan. Jika sosialisasi bank syariah berjalan

dengan sukses, bank syariah akan memperkuat posisi mereka di

mana mereka bertindak dengan kualitas sosial dan etika yang

berbeda.

Prinsip Ekonomi Islam

Untuk memulainya, kita harus mengklarifikasi posisi berdiri

ekonomi Islam dan keuangan Islam berdasarkan prinsip ekonomi

Islam. Menurut Khurshid Ahmed, ekonomi Islam tidak netral nilai.

Meskipun ini bukan aspek teologi, atau aspek hukum, ia memiliki

seperangkat nilai sendiri di mana ia beroperasi. Ciri khas dari

ekonomi Islam adalah, bahwa ia tidak menyembunyikan nilai-

nilainya berbeda dengan ekonomi Barat. Ekonomi Islam tidak

hanya berurusan dengan bagaimana manusia berperilaku, tetapi

juga bagaimana mereka harus berperilaku. Ekonomi Islam

mengarahkan manusia menuju pencapaian dan aktualisasi keadilan

Page 28: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

18 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

(‘adl) dalam hubungan manusia melalui serangkaian peraturan yang

dikenal sebagai halal dan haram, yaitu, apa yang diizinkan dan apa

yang dilarang (Ahmed, 2000).

Ahmed, dalam artikel lain, juga menegaskan bahwa

ekonomi Islam menyerukan perubahan dari perbankan berbasis

bunga dan sistem keuangan menjadi berbasis ekuitas, sistem

pengambilan saham di mana uang digunakan terutama sebagai

sarana dan ukuran, di mana uang adalah pelayan bukan master, dan

di mana uang tidak menghasilkan uang tetapi uang digunakan

langsung sebagai fasilitator untuk produksi barang dan jasa

(Ahmed, 1999). Hasanuzzaman (2010) juga mengamati bahwa

ekonomi Islam memiliki prasyarat bahwa kegiatan ekonomi tidak

hanya diatur oleh keinginan dan pengalaman manusia tetapi juga

oleh perintah Syariah. Sementara itu, sebagai percabangan ilmu

sosial, ekonomi Islam tidak terlepas dari persyaratan sosial dan

nilai-nilai moral.

Berkenaan dengan etika, surat kabar resmi Vatikan,

Observatory Romano, menyatakan bahwa prinsip etika yang

menjadi dasar bank syariah dapat mendekatkan mereka dengan

klien mereka dan pada semangat sejati yang seharusnya

diasumsikan oleh setiap produk dan layanan keuangan pada

awalnya sebagai misi mereka (Totaro , 2009). Artikel itu juga

disampaikan oleh Temporal dengan komentar tambahan bahwa

Page 29: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 19

“kekuatan keuangan Islam terletak pada transaksi perbankan yang

sesuai syariah dan etis” (Temporal, 2011).

Salah satu alasan mengapa bank syariah disebarkan dengan

penuh semangat dalam beberapa tahun terakhir dapat dipahami

dengan kerangka kerja mendasar dari sistem nilai ekonomi Islam

yang menggambarkan batas-batas area bebas dari tindakan

ekonomi (Abdul-Rauf, 2010). Ini tidak diukur hanya dengan

kompatibilitasnya dengan bank konvensional, tetapi oleh

kontribusi yang dilakukan oleh bank syariah terhadap perbaikan,

keadilan, ekuitas dan keadilan seluruh komunitas Islam. Bank

syariah bertanggung jawab untuk memajukan pendirian dan

pertumbuhan perusahaan bisnis dengan baik sehingga kegiatan

perusahaan ini dapat diizinkan oleh hukum Islam (Haroon, 2000).

Kemudian, salah satu perilaku keuangan yang paling

dilarang dalam ekonomi Islam adalah mengambil bunga (riba). Hal

itu karena dalam ajaran Islam seseorang yang hidup dalam

masyarakat Islam harus saling membantu satu sama lain, disaat

dibutuhkan dengan menyediakan uang tanpa biaya tambahan.

Larangan terhadap riba berarti bahwa seseorang tidak dapat

menginvestasikan uang seseorang dalam obligasi dan

mengumpulkan bunga secara pasif; jika seseorang ingin

meningkatkan kekayaannya, kekayaan ini harus diinvestasikan

langsung untuk menghasilkan keuntungan. Pikiran ini segera

membawa kita pada prinsip pembagian laba/rugi (Pryor, 2010).

Page 30: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

20 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Penyediaan sumber daya keuangan untuk usaha untuk tujuan

produktif hanya diizinkan berdasarkan pembagian laba/rugi. Islam

memungkinkan pengembalian modal dengan syarat bahwa

penyedia modal berbagi dalam risiko bisnis (Ahmed, 2000).

El-Galfy dan Khiyar menegaskan bahwa dalam keuangan

Islam, uang tidak memiliki nilai intrinsik dalam dirinya sendiri.

Seorang muslim tidak dapat meminjamkan uang kepada, atau

menerima uang dari siapa pun dengan harapan mendapatkan

keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya. Ini berarti bahwa

bunga tidak diperbolehkan dan menghasilkan uang dari uang

dilarang. “Uang harus digunakan dengan cara yang produktif, di

mana kekayaan hanya dapat dihasilkan melalui perdagangan yang

sah dan investasi dalam aset. Sarana utama keuangan Islam

didasarkan pada perdagangan. Setiap keuntungan yang terkait

dengan perdagangan dibagi antara pihak yang menyediakan modal

dan pihak yang menyediakan keahlian. Akibatnya, bank syariah

telah mengembangkan empat teknik pembiayaan syariah utama,

yaitu: mudharabah, musharaka, ijara dan murabahah” (El-Galfy dan

Khiyar, 2012).

Lalu apakah ada faktor keuangan Islam yang mirip dengan

keuangan konvensional? Menurut seorang sarjana terkemuka

Malaysia di bidang keuangan Islam, Abbas Mirakhor, ada beberapa

kesamaan mendasar antara ekonomi modern dan ekonomi Islam.

Mirakhor dan Bao berpendapat bahwa kontribusi utama Adam

Page 31: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 21

Smith dalam Theory of Moral Sentiments adalah untuk membayangkan

sistem sosial moral-etis yang koheren dan untuk menunjukkan

bagaimana setiap anggota masyarakat akan menegakkan kebutuhan

akan evolusi organik individu dan masyarakat. Mereka juga

berpendapat bahwa ada beberapa karya teoretis yang merefleksikan

pemikiran Smith seperti itu, mencari pembagian risiko yang

optimal dalam ekonomi pasar yang didesentralisasi. Misalnya,

model Arrow-Debreu-Hahn menunjukkan keseimbangan umum

dalam ekonomi pasar yang terdesentralisasi, di mana risiko

dialokasikan kepada mereka yang paling mampu menanggungnya

dan di mana sekuritas mewakili klaim keuangan kontinjensi pada

sektor riil dengan benar (Mirakhor dan Bao, 2013). Sedangkan,

pembagian risiko adalah salah satu faktor yang paling penting

dalam keuangan Islam, dalam teori ekonomi konvensional, juga

disebutkan bahwa risiko harus dialokasikan di antara pelaku pasar

daripada membiarkannya terkonsentrasi di antara peminjam.

Mengikuti argumen Mirakhor dan Bao, Sheng dan Singh

juga menunjukkan beberapa kesamaan antara keuangan modern

(konvensional) dan keuangan Islam. Kekhawatiran mereka agak

terfokus pada kesamaan sehubungan dengan larangan atau

diizinkan riba (bunga). “Tingkat diskonto” (ini), yang biasanya

dianggap sebagai tingkat bunga pasar, seharusnya mencerminkan

preferensi masyarakat antara konsumsi atau utilitas saat ini dan

konsumsi dan utilitas besok. Jika keduanya sama-sama dihargai, ini

Page 32: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

22 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

dapat dianggap, sebagai kasus keuangan Islam, dengan “tingkat

diskonto nol” atau tingkat bunga nol”. Sheng dan Singh menemu

kan, mengikuti pernyataan yang dikutip di atas, pembenaran etis

dari tingkat bunga nol dalam karya klasik Pigou dan Ramsey yang

berpendapat bahwa preferensi waktu harus nol untuk pencapaian

keadilan antar generasi. Tingkat diskonto positif akan sangat

menguntungkan generasi saat ini dengan mengorbankan generasi

masa depan (Shen dan Singh, 2013).

Shen dan Singh juga mengutip sebuah doktrin yang dirujuk

oleh John Maynard Keynes dalam Teori Umum Ketenagakerjaan,

Bunga, dan Uang, “tingkat bunga tidak menyesuaikan diri pada

tingkat yang paling sesuai dengan keuntungan sosial tetapi secara

konsisten cenderung naik terlalu tinggi, sehingga pemerintah yang

bijak peduli untuk mengekangnya dengan undang-undang dan

kebiasaan dan bahkan dengan menerapkan sanksi hukum moral ”.

Keynes mengkritik sekolah klasik itu dengan alasan ia menolak

doktrin ini sebagai kekanak-kanakan dan ia bersikeras bahwa itu,

jauh dari penolakan, pantas mendapatkan rehabilitasi dan

kehormatan (Shen dan Singh, 2013).

Sebagaimana dibahas di atas, meskipun pendekatan dan

konsep fundamental ekonomi modern dan ekonomi Islam sangat

berbeda satu sama lain, mereka kadang-kadang cenderung saling

mendekati satu sama lain, karena ekonomi modern, seperti

Page 33: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 23

ekonomi Islam, tidak dapat sepenuhnya mengabaikan moral atau

sisi etis dari aktivitas keuangan bagi manusia.

Kemudian kita akan fokus pada masalah analitis mengenai

persaingan lembaga perbankan konvensional dan lembaga

perbankan syariah. Sebuah studi IMF baru-baru ini oleh Cevik dan

Charap yang membandingkan tingkat pengembalian dari dua jenis

lembaga perbankan di Malaysia dan Turki dari tahun 1997 hingga

2010 menegaskan bahwa tidak ada banyak perbedaan dalam tingkat

pengembalian yang diperoleh oleh kedua kelompok sebagai hasil

dari persaingan di antara mereka (Lihat Gambar 1).

Gambar 1: Tingkat Pengemsbalian yang Diperoleh di Bank-bank

di Malaysia dan di Turki pada tahun 1997 hingga 2010

Source: Cevik and Charap, 2011.

Page 34: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

24 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Sementara analisis Cevik dan Charap memiliki penelitian

empiris yang akan ditinjau dalam bagian berikutnya, itu membuat,

dalam arti tertentu, demonstrasi teoretis bahwa, apakah Islam atau

konvensional, pertanyaan tentang optimalitas hanya dipertim-

bangkan dari perspektif perusahaan perbankan individu dan bukan

dari perspektif lembaga perbankan keseluruhan (Cevik dan Charap,

2011). Hal ini membuat suatu perspektif yang agak berbeda dengan

peneliti-peneliti lainnya.

Seperti halnya dengan pendanaan, memang orang-orang

Muslim secara umum tampaknya lebih suka menyimpan uang

mereka di bank-bank syariah daripada di bank konvensional.

Bahkan jika pengembalian dana (deposito) dari bank syariah

mungkin lebih kecil dari biaya bunga oleh bank konvensional,

umat Islam yang setia meyakinkan diri dengan menyetor uang

mereka ke bank syariah. Ini memungkinkan bank syariah untuk

bersaing dengan bank konvensional dalam keseluruhan profita-

bilitas. Namun, seperti yang didiskusikan Henry, bahkan umat

Islam yang setia/loyal mungkin tidak akan selalu mau mengabaikan

biaya kesempatan (opportunity cost) karena tidak menyetor uang

mereka ke bank konvensional yang juga menerima uang Muslim

(Henry, 2004). Singkatnya, seperti dinyatakan oleh Çizakça,

keinginan untuk menjalankan industri perbankan syariah sesuai

dengan hokum/syariah Islam bertentangan dengan kebutuhan

Page 35: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 25

untuk bersaing dengan sistem konvensional dan naluri untuk

bertindak seperti mereka (Çizakça, 2011: 141).

Dari apa yang kami katakan sejauh ini disimpulkan bahwa

ekonomi Islam, keuangan Islam dan bank syariah didasarkan pada

sistem nilai yang solid, meskipun moralitas juga diidentifikasi dalam

rekan-rekan konvensional dalam beberapa derajat, bahwa daya

saing secara fundamental tergantung pada masing-masing bank,

apakah mereka dapat menjadi bank syariah atau tidak, dan bahwa

bank syariah tidak selalu memiliki keunggulan dibandingkan bank

konvensional dalam hal memantau biaya kepada peminjam atau

daya tarik bagi penabung. Di sini kita harus melanjutkan aspek-

aspek yang lebih positif dari perbankan Islam, stabilitas keuangan,

di samping nilai moral.

Berkenaan dengan stabilitas keuangan, Askari, Iqbal,

Krichene, dan Mirakhor menekankan stabilitas yang melekat pada

sistem keuangan Islam. Sistem keuangan Islam dapat dimodelkan

sebagai kepemilikan ekuitas non-spekulatif yang terkait erat dengan

sektor riil dan di mana permintaan untuk saham baru ditentukan

oleh tabungan riil dalam perekonomian. Bank syariah memiliki aset

riil secara langsung dan beroperasi seperti sistem holding ekuitas.

Dalam sistem keuangan Islam, profitabilitas sepenuhnya dijamin

oleh pertumbuhan ekonomi riil, sedangkan dalam sistem keuangan

konvensional, profitabilitas tidak didorong oleh sektor riil. Seperti

yang ditunjukkan oleh Askari dan yang

Page 36: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

26 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

lainnya, bank-bank syariah cenderung kebal terhadap ekspansi

kredit yang tidak dikembalikan, pertama karena mereka dianggap

cocok dengan jatuh tempo deposito dengan jatuh tempo investasi:

Deposito jangka pendek pada dasarnya dapat membiayai operasi

perdagangan jangka pendek, dan panjang deposito jangka panjang

biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang, dan yang kedua

karena investasi jangka panjang ini adalah untuk membiayai

aktivitas nyata dalam produksi barang dan jasa, bukan untuk

membiayai aktivitas yang tidak nyata dengan tingkat bunga tetap

atau mengambang (Askari dkk. , 2010).

Askari dan yang lainnya terus berdebat bahwa dalam sistem

sistem keuangan Islam, perusahaan dan rumah tangga cenderung

mengevaluasi tingkat pengembalian, tidak dibandingkan dengan

tingkat bunga seperti dalam sistem keuangan konvensional, tetapi

dibandingkan dengan tingkat pengembalian rata-rata yang

ditentukan oleh riil. faktor, preferensi konsumen dan produktivitas

modal marjinal. Akibatnya, tabungan dan rencana investasi nyata,

bukan kredit, menentukan tidak hanya investasi jangka panjang

oleh bank syariah tetapi juga harga ekuitas di pasar saham syariah,

yang mengurangi risiko sistemik yang disebabkan oleh boom

kredit, gelembung spekulatif, dan perdagangan utang (Askari dkk.,

2010).

Argumentasi mereka membawa kita pada pertanyaan:

apakah siklus bisnis dalam ekonomi Islam lebih moderat daripada

Page 37: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

dalam ekonomi konvensional? Berkenaan dengan pertanyaan ini,

Pryor menyebutkan bahwa sebagian besar ekonom Islam

menganggap bahwa siklus bisnis cenderung terhambat karena

beberapa alasan: Tidak ada pergerakan suku bunga untuk

mendorong investasi prosiklikal; Karena tabungan terkait lebih erat

dengan investasi, ada sedikit peluang bahwa kedua kelompok unsur

ini tidak selaras; Spekulasi destabilisasi kurang mungkin karena

bank kurang bersedia untuk berpartisipasi dalam skema seperti itu

daripada individu; Ada sedikit insentif untuk piramida aset

keuangan yang tunduk pada risiko likuiditas (Pryor, 1985). Namun,

perlu dicatat bahwa, karena mode pembiayaan Islam sangat terkait

dengan transaksi nyata dan fisik, ia rentan terhadap fluktuasi harga

aset yang berasal dari pembiayaan konvensional dan mentrans-

misikan ke pembiayaan Islam.

Di sini kita akan pindah ke diskusi empiris untuk menjawab

pertanyaan: Apakah bank syariah sebenarnya lebih stabil daripada

bank konvensional.

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 27

Page 38: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

28 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Dalam mempertimbangkan pertanyaan seperti yang

ditunjukkan di atas, penting untuk mengingatkan bahwa dampak

langsung dari krisis keuangan global 2008-2009 pada sektor

perbankan Islam terbatas karena sebagian prinsip-prinsip intrinsik

untuk perbankan Islam. Menurut Kayed, Mahlknecht dan Hassan,

bank-bank syariah konservatif dalam manajemen perbankan,

berhati-hati terhadap produk-produk terstruktur, dan dengan

demikian melengkapi instrumen keuangan mereka. Faktanya, bank

syariah enggan terhadap CDS (credit default swaps) atau CDO

(kewajiban hutang yang dijaminkan) karena pembagian risiko harus

diperhatikan dan pengalihan risiko sebagaimana diterapkan dalam

produk ini dilarang. Ini memungkinkan sebagian besar bank

syariah tetap dari krisis. Kayed dan yang lainnya mengatakan

Lebih stabil mana, bank syariah atau bank konvensional?

Page 39: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|29

bahwa, tidak seperti kontrak PLS di mana kedua belah pihak

terekspos untung dan rugi, pengalihan risiko dalam perbankan

konvensional hanya menjamin satu pihak untuk memperoleh,

sedangkan kerugian ditanggung oleh pihak lain. Kita harus

mengakui bahwa perbankan Islam tidak dapat melarikan diri

sepenuhnya dari pengaruh krisis keuangan global yang tidak berasal

dari perbankan Islam, misalnya, seperti di negara-negara Teluk di

mana valuasi ekuitas turun tajam, pasar real estat jatuh ke

kedalaman, dan nilai sukuk menurun drastis dari 30,8 miliar dolar

pada 2007 menjadi 14,9 miliar dolar pada tahun berikutnya.

Namun, keuangan Islam tidak rusak sepenuhnya oleh krisis).

Spekulasi risiko tinggi yang dibawa oleh optimisme berlebihan jelas

dibatasi oleh larangan risiko ketidakpastian yang berlebihan (gharar)

dan risiko leverage yang dianggap dapat dihindari dalam keuangan

Islam (Kayed dkk., 2011).

Demikian juga, Hasan dan Dridi menunjukkan perbedaan

kinerja bank syariah dan bank konvensional selama krisis

keuangan, menggunakan data bank syariah yang mencakup tahun

2007-2010 untuk sekitar 120 bank syariah dan konvensional di

delapan negara, di mana sekitar seperempatnya adalah bank

syariah. Sehubungan dengan bank syariah, data mereka mencakup

lebih dari delapan puluh persen dari bank syariah secara global jika

Iran dikecualikan. Akibatnya, bank syariah dapat membatasi

dampak buruk terhadap profitabilitas yang disebabkan oleh krisis

Page 40: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

30 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

lebih baik daripada bank konvensional, namun, pada saat yang

sama, kelemahan dalam praktik manajemen risiko dari beberapa

bank syariah muncul dengan jelas oleh kenyataan bahwa

profitabilitas mereka menurun pada tahun 2009 dibandingkan ke

bank konvensional (Perubahan dalam profitabilitas pada 2007-

2008: Bank syariah -8,3% dan bank konvensional -34,1%; pada

2007-2009: IB -47,9% dan CB -13,4%).

Di sisi lain, dalam hal pertumbuhan kredit dan aset, bank

syariah mempertahankan kinerja yang lebih baik daripada bank

konvensional. Pertumbuhan kredit dan aset bank syariah

setidaknya dua kali lebih tinggi daripada krisis bank konvensional

(Pertumbuhan kredit pada 2007-2009: IB 40,7% dan CB 19%;

Pertumbuhan aset pada 2007-2009 IB 31,8% dan CB 12,6%)

(Hasan dan Dridi, 2010). Oleh karena itu, sepenuhnya berbicara,

bank-bank syariah menunjukkan ketahanan yang lebih kuat selama

krisis keuangan global. Hasan dan Dridi berasumsi bahwa stabilitas

keuangan mereka, seperti leverage yang lebih rendah dan

solvabilitas yang lebih tinggi, merupakan faktor penyumbang bagi

kinerja yang lebih baik.

Sebagai kondisi awal, bank syariah memiliki kecukupan

modal yang lebih tinggi, lebih sedikit penggerak, yaitu, memiliki

rasio modal terhadap aset yang lebih tinggi, dan memiliki

portofolio investasi yang lebih kecil, yang semuanya menunjukkan

tingkat keleluasaan dan kekonservasian bank syariah. Sementara

Page 41: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|31

kinerja keuangan ini diperlukan untuk mengamati prinsip-prinsip

bank syariah, seperti pembagian risiko (pembagian untung-rugi),

bukan transfer risiko seperti pada bank konvensional, dan

pembiayaan berbasis aset, bukan pembiayaan berbasis utang,

seperti pada bank konvensional, kinerja ini cenderung untuk

mencegah kerusakan dari krisis keuangan dari memperburuk. Ini

adalah alasan mengapa tingkat profitabilitas dan pertumbuhan

kredit dan aset bank syariah lebih tinggi atau dipertahankan lebih

baik dan mengapa bank syariah kurang terpengaruh oleh

“deleveraging”atau proses atau praktik mengurangi tingkat utang

seseorang dengan menjual asetnya dengan cepat, seperti dalam

kasus bank konvensional ketika krisis keuangan terjadi (Hasan dan

Dridi, 2010).

Namun, sebagai kondisi awal, bank syariah juga memiliki

faktor yang lemah: mengelola likuiditas dalam perbankan syariah

sulit karena infrastruktur dan alat untuk manajemen risiko

likuiditas oleh bank syariah masih lemah, seperti kekurangan pasar

uang antar bank syariah yang dipimpin oleh syariah yang dipimpin

oleh bank antar harga, kurang mengandalkan deposito bank grosir,

tidak adanya lender-of-last-resort, dan keterbelakangan pasar obligasi

syariah (sukuk). Ini adalah alasan mengapa, setelah dampak krisis

pindah ke ekonomi riil, bank-bank syariah di beberapa negara

menghadapi kerugian lebih besar terutama dalam hal profitabilitas

Page 42: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

32 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

dibandingkan dengan rekan-rekan konvensional mereka (Hasan

dan Dridi, 2010).

Di sini sekali lagi, kita harus perhatikan bahwa bank syariah

bersaing dengan bank konvensional. Imam dan Kpodar berupaya

mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait dengan pengembangan

perbankan syariah. Menggunakan berbagai teknik estimasi

ekonometrik, dan dengan data sampel 117 negara untuk tahun

1992-2006, mereka menyimpulkan bahwa pendapatan per kapita,

pangsa umat Islam dalam populasi, status sebagai produsen minyak

(harga minyak), integrasi ekonomi dengan negara-negara Timur

Tengah (pangsa perdagangan dengan negara-negara ini) dan

kedekatan dengan dua pusat keuangan Islam, Bahrain dan

Malaysia, secara bermakna dan positif terkait dengan difusi bank

syariah yang ditunjukkan oleh jumlah bank syariah (lihat Gambar

2) dan pangsa aset bank syariah di total aset perbankan. Namun,

sebagian besar faktor ini dibentuk menjadi hubungan internal bank

syariah, oleh karena itu, analisis tidak dapat menunjukkan

hubungan bank syariah dengan bank konvensional sepenuhnya

(Imam dan Kpodar, 2010).

Page 43: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|33

Gambar 2: Pangsa Bank syariah dalam Total Sistem Perbankan di

Negara-Negara Terpilih, 2006 (Persen)

Source: Imam and Kpodar, 2010.

Lebih penting lagi, Imam dan Kpodar menunjukkan bahwa

suku bunga bank konvensional memiliki dampak negatif pada bank

syariah, yang menerangi aspek persaingan antara bank syariah dan

bank konvensional. Jika tingkat bunga bank konvensional rendah,

umat Islam dan non-Muslim yang kurang saleh menganggapnya

sebagai penurunan biaya kesempatan untuk menyetor uang mereka

ke bank-bank syariah dan cenderung meningkatkannya, dan

sebaliknya. Menariknya, nilai ambang batas suku bunga

diperkirakan 3,5 persen oleh Imam dan Kpodar. Di sisi lain,

keberadaan sistem perbankan yang dikembangkan adalah faktor

Page 44: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

34 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

positif pada bank syariah, karena dominasi sistem perbankan

konvensional yang canggih dan kompetitif dan produk mereka juga

akomodatif bagi bank syariah dan merangsang pertumbuhan

mereka. Ini berarti bahwa bank syariah cenderung bertindak

sebagai pelengkap, bukan pengganti, untuk bank konvensional

(Imam dan Kpodar, 2010).

Pada akhir argumen dalam pendahuluan yang mengkaji

penelitian teoritis dan empiris sebelumnya, dua kualitas luar biasa

dari bank syariah diklarifikasi: 1) Bank syariah memiliki dasar nilai

moral dan etika yang solid, dan wajib mematuhi syariah, meskipun

konvensional bank tidak dapat sepenuhnya mengabaikan moralitas

dan etika juga; 2) Kinerja bank syariah lebih stabil daripada bank

konvensional bahkan selama krisis keuangan yang parah, yang

disebabkan oleh prinsip fundamental dan bijaksana konservatif

mereka, meskipun mereka tidak dapat lepas dari limpahan krisis

yang asal-usulnya ditemukan dalam keuangan konvensional. Selain

itu, mudah diakui dari pertimbangan ini bahwa bank syariah selalu

dekat hubungannya dengan bank konvensional, dan bahwa mereka

selalu dihadapkan dengan pengaruh bank konvensional yang

skalanya jauh lebih besar daripada bank syariah.

Dalam artikel lain, menetapkan kualitas pertama bahwa

bank syariah memiliki dasar yang kuat dari nilai-nilai moral dan

etika, sebagai pedoman argumen, saya akan membatasi fokus saya

pada masalah sebagai berikut: Bagaimana bank syariah di Indonesia

Page 45: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|35

dapat disosialisasikan. Bagaimana menumbuhkan daya saing

ekonomi dan manajerial mereka atau bagaimana membuat mereka

hidup berdampingan dengan bank konvensional dikesampingkan

dalam artikel. Setelah membedakan konsep sosialisasi dari

pemasaran di bagian pendahuluan berikutnya, saya meninjau

kinerja sosialisasi perbankan syariah Indonesia yang sedang

berjalan di bagian ketiga dan menunjukkan beberapa masalah dan

menyatakan faktor pendukung penting untuk sosialisasi di lembaga

sosial Islam, MUI dan Muhammadiyah di bagian keempat. Di

bagian selanjutnya, saya menunjukkan sketsa program sosialisasi

“Terorganisir, dan Berkesinambungan [OC/ Organizing and

Continuous] yang dilakukan terutama oleh MUI dan

Muhammadiyah. Sebagai kesimpulan, dinyatakan bahwa sejauh

bank syariah di Indonesia memiliki kemauan untuk didasarkan

pada kepatuhan Syariah, program sosialisasi patut

dipertimbangkan.

Sosialisasi Bank Syariah

Pengertian Sosialisasi

Ketika kita berbicara tentang prospek sistem perbankan

Islam Indonesia di masa depan, kita harus mempertimbangkan

secara mendalam tidak hanya cara menumbuhkannya secara

ekonomi, tetapi juga cara mensosialisasikannya secara moral dan

etis. Secara umum, sosialisasi adalah upaya untuk mempopulerkan

Page 46: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

sesuatu untuk membuatnya dikenal, dipahami, dan diinternalisasi

oleh masyarakat (Bahasa, 1988). Berdasarkan definisi ini, sosialisasi

bank syariah dalam artikel tersebut dapat disebut sebagai langkah

penyebaran bank syariah kepada publik, memberi masyarakat

pengakuan dan makna sosial dan moral darinya, dan mengundang

mereka untuk lebih sering menggunakan bank syariah.

Memang, sosialisasi bank syariah saat ini dilaksanakan oleh

beberapa lembaga syariah di Indonesia. Namun, itu tidak dihargai

karena sangat efektif, dan inilah sebabnya kami akan membahas

sosialisasi bank syariah dalam artikel ini. Tanpa banyak ulasan kita

dapat dengan mudah menemukan alasan tidak efektifnya sosialisasi

bank syariah yang sedang berlangsung: (1) sosialisasi tidak meluas

ke daerah pedesaan di luar daerah perkotaan; (2) wawasan dan

pengetahuan perbankan syariah umumnya terbatas di kalangan

akademisi dan praktisi, sedangkan masyarakat tidak mengenal dan

36 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H T e r o r o g a n i s i r , B e r k e s i n a m b u n g a n , d a n G r o u p R e f e r e n s i

memahami dengan jelas lembaga keuangan Islam (Sutanto dan

Umam, 2013) .

Page 47: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|37

Dari marketing ke socialization

Apakah sosialisasi berbeda dari pemasaran? Kotler

mengamati bahwa pemasaran adalah proses sosial di mana

pemasok bertujuan untuk memuaskan konsumen dan konsumen

(individu atau kelompok) mendapatkan produk dan layanan

tertentu yang mereka butuhkan dan inginkan (Kotler, 2000).

Pemasaran memiliki lima alat: 1) Iklan, 2) Promosi penjualan, 3)

Hubungan masyarakat dan publisitas, 4) Penjualan pribadi, dan 5)

Pemasaran langsung (penggunaan surat, telepon, faks, email, atau

internet).

Konsumen bank adalah pelanggan. Mereka menginginkan

produk dan layanan perbankan yang membuat mereka puas

dengan imbalan investasi atau simpanan mereka. Mereka

didasarkan pada kesepakatan antara bank dan pelanggannya.

Pelanggan selalu mengevaluasi produk dan layanan alternatif

sebelum mereka memutuskan untuk memilih bank favorit mereka,

mengumpulkan informasi tentang produk dan layanan keuangan

yang mereka inginkan, dari keluarga, teman, kelompok referensi

atau program promosi.

Pemasaran adalah sejenis komunikasi. Menurut Lavidge

dan Steiner, proses komunikasi antara pemasok barang dan jasa

dan klien atau klien potensial dapat ditunjukkan pada gambar 3.

Ada tiga tahap dalam hirarki komunikasi: kognitif, afektif dan

Page 48: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

perilaku. Pada tahap kognitif, pelanggan potensial menjadi sadar

akan pemasok dan produk mereka dan menambah pengetahuan

mereka. Perusahaan memberi mereka pengetahuan dan sikap yang

baik. Pada tahap afektif, pelanggan dihubungkan dengan pemasok

dan produk mereka, lebih suka mereka, memberikan kepercayaan

kepada mereka, dan terakhir meyakinkan jasa mereka. Pada tahap

perilaku terakhir, pelanggan memulai tindakan menggunakan

barang dan jasa dari pemasok. Pada tahap akhir inilah pelanggan

benar-benar mengubah perilaku pembelian barang dan jasa

(Lavidge & Steiner, 1961). Pelanggan cenderung terlibat lebih

dalam dan lebih dalam dengan barang dan jasa, menghabiskan

banyak waktu dan upaya untuk menemukan peluang untuk

membelinya sebenarnya.

38 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H

Page 49: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|39

Gambar 3. Hierarki Pemasaran Efektif (Lavidge & Steiner, 1961)

Model yang ditunjukkan di atas oleh Kotler, Lavidge dan

Steiner berlaku untuk bank syariah maupun bank konvensional.

Tahap kognitif adalah proses kesadaran terhadap keberadaan bank

syariah dan menambah pengetahuan mereka. Pada tahap afektif,

Page 50: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

40 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

pelanggan cenderung melakukan sesuatu melalui menghubungkan,

preferensi, dan keyakinan ke bank syariah. Terakhir pada tahap

perilaku, klien mulai bertindak untuk bertransaksi bank syariah dan

membeli produk dan layanan keuangan mereka (Kotler, 2000).

Namun, sosialisasi bank syariah berbeda dari pemasaran

murni dan sederhana di dalamnya bahwa pemasaran tidak memiliki

tujuan lain selain peningkatan kepuasan ekonomi dan utilitas baik

konsumen dan penyedia layanan di pasar perbankan, sedangkan

sosialisasi bank syariah adalah proses di mana bank syariah

memiliki tujuan yang kuat untuk meningkatkan kehadiran sosial

dan etika mereka sebagai mereka yang mematuhi syariah, untuk

membuat masyarakat memahami signifikansi sosial dari perbankan

syariah dengan baik, dan terakhir membuat pelanggan

menggunakan produk dan layanan dari bank syariah pada ini

pemahaman.

Sosialisasi bank syariah di Indonesia

a. Bank Indonesia

Tidak perlu ditanyakan lagi bahwa Bank Indonesia,

sebagai bank sentral Republik Indonesia, memiliki satu misi

utama untuk menstabilkan nilai rupiah Indonesia (Indonesia,

2014). Namun, Bank Indonesia memiliki tugas penting lainnya

untuk mensosialisasikan bank syariah, untuk menyampaikan

pesan dan informasi tentang bank syariah kepada publik, dan

Page 51: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|41

untuk mempromosikan produk keuangan syariah, bekerja

sama dengan pihak lain termasuk bank syariah, Pusat

Komunikasi Ekonomi Syariah: Ekonomi Syariah Pusat

Komunikasi), MUI (Majelis Ulama Indonesia: Majelis Ulama

Indonesia), universitas terkait, dan berbagai tokoh publik

lainnya, partai dan lembaga di Indonesia. Menambah program-

program, seperti mengiklankan perbankan Islam kepada

publik dalam berbagai acara bincang-bincang di TV dan radio,

di papan iklan, dan di media lain.

Selain itu, Bank Indonesia menyelenggarakan berbagai

seminar di bawah sponsor bersama dengan beberapa asosiasi

industri dan bisnis Indonesia, seperti Kadin, untuk tujuan

mengumpulkan dana dari bank syariah dan mempromosikan

manajemen aset pelanggan industri dan bisnis di bawah bank

syariah. Bank juga mendorong masyarakat untuk

mengkonversi deposito mereka dari bank konvensional ke

bank syariah, bekerja sama dengan organisasi sosial Islam

massa seperti Muhammadiyah (Choiruzzad dan Nugroho,

2013).

b. OJK (Otoritas Jasa Keuangan: Indonesia Financial Service

Authority)

OJK adalah lembaga keuangan yang baru didirikan

pada tahun 2012, berdasarkan UU No. 21 tahun 2011, untuk

Page 52: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

42 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

mengambil alih sebagian tugas Bank Indonesia: regulasi dan

pengawasan semua kegiatan lembaga keuangan Indonesia

(Otoritas, 2014a). Ketika OJK dimulai pada 2012, proyek

sosialisasi bank syariah juga berhasil dari Bank Indonesia:

"Strategi Besar Pengembangan Pasar Perbankan Syariah" yang

menyusun enam program berikut. Signifikansi mereka dapat

diwakili oleh slogan, seperti "Melampaui perbankan" dan

"Bank syariah, lebih dari sekedar bank" (Otoritas, 2013).

Pertama, strategi tersebut mendesain visi jangka

menengah baru dari pengembangan perbankan Islam: 1)

Untuk membuat masyarakat Indonesia memahami perbankan

Islam secara lebih mendalam dan menetapkan 50 triliun

rupiah sebagai target jumlah aset bank syariah; 2) Untuk

memposisikan bank syariah Indonesia sebagai sektor

keuangan paling menarik di ASEAN dan; 3) Untuk mencapai

status perbankan syariah terkemuka di ASEAN.

Kedua, strategi membangun program branding atau

citra baru bank syariah. Citra baru yang menjelaskan bahwa

bank syariah melakukan segala upaya untuk membawa

manfaat timbal balik bagi pelanggan dan bank. Inilah yang

membedakan bank syariah dari bank konvensional tidak hanya

dalam keunggulan kompetitif dari berbagai produk dan

layanan keuangan tetapi juga aspek transparan dan etis dari

manajemen dan paralel dengan diferensiasi. Hal itu

Page 53: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|43

mendorong bank syariah untuk memperbarui teknologi

informasi dan untuk memenuhi syarat investasi yang sesuai

oleh para ahli keuangan Islam.

Ketiga, strategi tersebut memiliki program pemetaan

untuk metode sosialisasi bank syariah yang paling efektif dan

intensif, di mana para pelaku sosialisasi bank syariah dengan

mudah mengetahui lokasi bank syariah saat ini, distribusi

populasi saat ini dan aksesibilitasnya ke bank syariah. Program

ini akan memungkinkan para aktor untuk menentukan

prioritas sosialisasi dan memusatkan sumber daya dan energi

mereka yang terbatas ke orang-orang yang paling

membutuhkan produk dan layanan bank syariah di Indonesia.

Keempat, strategi ini memiliki program untuk

mengembangkan lebih banyak produk dan layanan keuangan

yang menarik bagi pelanggan potensial baik secara komersial

maupun agama. Sementara, memperluas jaringan kantor bank

syariah nasional dan menamai produk keuangan Islam,

misalnya, "setoran-iB" atau "pembiayaan–iB”, sehingga publik

dapat memahami, menerima, dan diyakinkan untuk

menggunakannya.

Kelima, strategi ini memiliki program untuk memasok

pelanggan dengan produk dan layanan dengan kualitas yang

ditingkatkan di bawah kepatuhan syariah. Hal ini akan

Page 54: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

direalisasikan oleh sumber daya manusia yang kompeten,

teknologi informasi terkini untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan, dan iklan.

Keenam, strategi ini memiliki program pendidikan

yang lebih luas dan lebih efisien. Publik melalui berbagai

saluran komunikasi langsung atau tidak langsung (media cetak

dan elektronik, dan online / situs web) untuk membuat

masyarakat memahami keunggulan produk dan layanan bank

syariah yang dapat bermanfaat kepada mereka (Otoritas,

2014b).

Meninjau tindakan Bank Indonesia dan OJK ini, kita

dapat memahami bahwa organisasi-organisasi ini jelas

merupakan salah satu aktor utama sosialisasi bank syariah (B.

Indonesia, Undated). Namun, mereka memusatkan program

sosialisasi mereka terutama ke lima kota besar di Indonesia,

oleh karena itu, tidak mencakup wilayah nasional Indonesia.

44 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H T e r o r o g a n i s i r , B e r k e s i n a m b u n g a n , d a n G r o u p R e f e r e n s i

Page 55: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 45

c. MES (Masyarakat Ekonomi Syariah: Association of Islamic

Economy)

Selanjutnya, penulis merujuk pada beberapa tulisan

atau artikel dari asosiasi ekonomi Islam dan lembaga sosial

yang misinya adalah untuk menyebarkan ekonomi dan

keuangan Islam di Indonesia. Meskipun artikel tersebut

mengulas kegiatan sosialisasi mereka tentang bank-bank

syariah, artikel ini tidak mempertimbangkan misi subyektif

mereka. Artikel ini mempertimbangkan peran asosiasi

ekonomi Islam dan lembaga sosial dalam sosialisasi bank

syariah sejauh kami menyadari bahwa bank syariah tidak dapat

menggantikan, tetapi melengkapi dengan, bank konvensional.

Sementara OJK adalah agen Bank Indonesia, MES

adalah murni asosiasi ekonomi swasta yang mendorong

masyarakat untuk mengadopsi sistem ekonomi Islam di

Indonesia. MES, sejak didirikan pada tahun 2001 di Jakarta,

telah memperluas cabang di hampir semua wilayah di

Indonesia dan di beberapa negara asing seperti Inggris, Arab

Saudi, Malaysia, dan Jerman. MES memperoleh sumber daya

keuangan dari biaya keanggotaan, sumbangan, dan beberapa

amal dengan cara Islam, kecuali dari yayasan sepuluh juta

Rupiah Indonesia yang digantikan oleh para pendiri (MES,

2014).

Page 56: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

46 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

MES mengadvokasi ekonomi Islam dan etika bisnis di

Indonesia, dan upaya untuk mengakumulasi sumber daya

manusia yang dilengkapi dengan moral, pengetahuan dan

kemampuan untuk menjalankan kegiatan ekonomi Islam,

dengan visi di masa depan bahwa ia akan dapat diterima

sebagai yang berpengaruh. Referensi ekonomi dari perilaku

Islam dan diikuti oleh publik sedemikian rupa sehingga pilihan

utama masyarakat adalah bisnis Islam, investasi dan keuangan.

MES merekomendasikan dengan tegas bahwa muslim

menggunakan bank syariah ketika dia membutuhkan layanan

perbankan, seolah-olah mereka makan makanan halal ketika

dia perlu makan. Namun, tindakan MES untuk sosialisasi bank

syariah terlalu sporadis. Sebagai contoh, hanya diadakan satu

lokakarya pada tahun 2013, "Pelatihan dan Lokakarya

Nasional: Aspek Hukum dan Akad Kontrak Perbankan

Syariah" di Bandung; dan satu lokakarya pada 2012 juga,

"Workshop Perbankan Syariah (Tingkat Dasar)" di Semarang,

sementara itu memiliki banyak program tentang pertukaran

saham dan asuransi syariah.

d. PKES (Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah)

PKES adalah asosiasi ekonomi swasta besar lainnya

yang misinya mirip dengan MES. Visi terakhir PKES adalah

menciptakan komunitas yang anggotanya memahami, percaya,

Page 57: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 47

dan menerapkan diri mereka pada, ekonomi Islam secara

keseluruhan ("kaffah" dalam bahasa Arab). PKES didirikan

pada 14 Mei 2003, di Jakarta dan sesudahnya, seperti MES,

memperluas cabang atau perwakilan di beberapa tempat di

Indonesia dan di luar negeri. Demikian juga, PKES memiliki

banyak sumber daya keuangan, seperti sumbangan para

pendiri dan lainnya, biaya keanggotaan, subsidi pemerintah,

dan keuntungan dari bisnis mereka sendiri (PKES, 2014).

Misi PKES adalah: 1) Peningkatan pemahaman

masyarakat tentang esensi ekonomi Islam; 2) Menciptakan

kepercayaan publik pada keuntungan ekonomi dari mematuhi

aturan Syariah; dan 3) Pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi Islam di Indonesia.

PKES baru-baru ini meluncurkan gerakan baru yang

disebut GRES! (Gerakan Ekonomi Syariah: Gerakan Nasional

Ekonomi Islam) untuk membangun ekonomi Islam secara

keseluruhan, yang melibatkan banyak perusahaan Islam,

pelaku bisnis, lembaga keuangan, regulator, asosiasi,

universitas, dan banyak pemangku kepentingan lainnya. Setiap

unit dapat memegang programnya sendiri, tetapi pada saat

yang sama mereka berkumpul menjadi GRES! Gerakan ini

dimulai langsung dengan alamat Presiden Indonesia, Susilo

Bambang Yudoyono, pada 17 November 2013 di Museum

Nasional, Jakarta, sebagai kampanye inovatif membangun

Page 58: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

48 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

ekonomi Islam (Aryani, 2013). Jelas dari proses ini bahwa,

meskipun PKES adalah asosiasi ekonomi swasta, ia memiliki

hubungan dekat dengan pemerintah. Namun, staf PKES

sangat langka dan benar-benar terbatas sehingga sulit untuk

melaksanakan sosialisasi bank syariah dalam skala penuh.

Tercatat ada satu forum utama mengenai sosialisasi bank

syariah pada tahun 2013, “Menunggu Bank syariah milik

Negara”, sebuah program bersama dengan Kementerian

BUMN dan Bank Indonesia.

e. Organisasi sosial Islam.

Organisasi sosial Islam berbeda dari asosiasi ekonomi

Islam. Asosiasi ekonomi Islam terdiri dari berbagai kelompok

ekonomi dan individu, sedangkan organisasi sosial Islam

terdiri dari para pemimpin agama Islam, seperti Majelis Ulama

Indonesia. MUI (Majelis Ulama Indonesia), sebuah organisasi

sosial Islam yang didirikan pada tahun 1975, adalah asosiasi

para cendekiawan, pemimpin, dan intelektual Islam. MUI

bertujuan untuk mewujudkan negara yang aman, damai, adil

dan makmur baik secara spiritual maupun fisik sehingga

Tuhan dapat memberkati. Untuk mencapai tujuan tersebut,

MUI membantu dan membimbing orang-orang,

mengeluarkan fatwa, merumuskan kebijakan misi Islam, dan

menawarkan penghubung antara cendekiawan Islam dan para

pemimpin pemerintah (Indonesia, 2014).

Page 59: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 49

MUI dapat dianggap sebagai pemimpin sosialisasi,

penyebaran, pemahaman, kepercayaan, dan dorongan bank

syariah kepada pelanggan potensial karena telah menunjukkan

dirinya sebagai poros gerakan populer Islam di bidang

perbankan: MUI mengeluarkan fatwa pada tahun 2004 untuk

menyatakan bahwa bunga bank harus secara khusus dilarang

sebagai haram, hal-hal dan perilaku yang dilarang dalam

hukum Islam (Indonesia, 2004).2

Organisasi sosial Islam lainnya yang diharapkan

berkontribusi banyak untuk sosialisasi bank syariah adalah

Muhammadiyah. Ini adalah organisasi sosial Islam modernis

besar serta MUI, dan bertujuan terutama, tetapi tidak secara

radikal, untuk mempraktikkan agama Islam dalam kehidupan

2 Perlu dicatat di sini bahwa MUI sungguh-sungguh mendukung

pendirian bank syariah pertama di Indonesia (Bank Muamalat

Indonesia) pada tahun 1992. Sebelum gerakan pendirian ini, ada

kebangkitan gerakan ekonomi Islam yang menyerukan Islamisasi

sistem ekonomi pada 1980-an. . Salah satu argumen utama gerakan

ekonomi Islam adalah mengenai masalah biaya bunga (Al Banna

Choiruzzad & Nugroho, 2013). Gagasan untuk menciptakan bank

syariah di Indonesia dibentuk dalam sebuah lokakarya tentang bank

dan kepentingan perbankan pada 18-20 Agustus 1990 di Cisarua

Bogor, dengan sponsor MUI, dan diteruskan ke Konferensi Nasional

MUI, pada 22-25 Agustus pada tahun 1990 di Jaya Jakarta. Kemudian

MUI memulai sebuah kelompok kerja yang kemudian membuat cetak

biru bank syariah pertama (Antonio, 2001).

Page 60: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

50 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

sehari-hari menurut kitab suci agama Islam, Al-Quran [dari

Tuhan], dan Hadist. [ucapan, tindakan, dan persetujuan dari

Nabi Muhammad]. Muhammadiyah didirikan oleh KH

Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1912. Pendidikan

dan kesehatan telah menjadi dua bidang sosial yang paling

menonjol sejak didirikan, dan sekarang di Indonesia ada 172

institusi pendidikan tinggi dan 457 rumah sakit atau klinik

yang dikelola oleh Muhammadiyah (Muhammadiyah, 2014).3

Muhammadiyah juga telah mengungkapkan sikap yang

bermanfaat terhadap pemantapan sistem ekonomi Islam.

Muhammadiyah, seperti halnya MUI, membuat fatwa, Nomor

8 pada tahun 2006, yang mengecam bunga bank sebagai

haram (Muhammadiyah, 2006), dan pada Kongres

Muhammadiyah ke-45 di Malang, itu menyatakan bahwa ia

3 Karena Muhammadiyah memiliki kedalaman kehadiran di

masyarakat Indonesia tanpa saingan di negara-negara mayoritas

Muslim lainnya, Islam Indonesia dikatakan sebagai “Islam yang

diasosiasikan”. Fitur organisasi yang paling mencolok dari masyarakat

Muslim di Indonesia adalah keberadaan dan daya tahan asosiasi

kesejahteraan sosial Muslim seperti Muhammadiyah. Asosiasi-

asosiasi ini menganggap jalan tengah perawatan kesehatan,

kesejahteraan sosial, dan sekolah sebagai tujuan akhir bagi diri

mereka sendiri. Dengan cara ini, kehidupan asosiasional di Indonesia

telah membantu menciptakan budaya religius praktis dari jalan

tengah Islam (Hefner, 2013).

Page 61: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 51

akan mentransfer semua aset ke bank-bank syariah untuk

menggunakannya. untuk memperluas layanan keuangan

syariah melalui bank syariah (Anhar, 2013).

Mempertimbangkan bahwa sikap dan kinerja

Muhammadiyah terhadap bank-bank syariah jelas positif,

bahwa status sosialnya di Indonesia sangat tinggi, dan bahwa

aktivitas sosialnya telah sangat diperkirakan oleh publik,

diharapkan untuk menjadi penggerak utama syariah, dan juga

sosialisasi bank syariah di masa depan.

Page 62: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

52 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pembahasan

Dalam sebuah wawancara penulis bersama Rifki Ismal,

peneliti senior Bank Indonesia, menyatakan bahwa sosialisasi,

penyebaran dan pemahaman publik tentang bank syariah di

Indonesia belum mencapai pada tingkat yang optimal (Ismal,

2014). Akibatnya, seperti yang telah saya bahas di artikel lain, bank

syariah hanya menunjukkan akselerasi yang lambat selama 22 tahun

sejak pendirian bank syariah pertama di Indonesia, dan pangsa

pasar aset bank syariah masih sekecil kurang dari 6 persen.

Indonesia adalah negara yang memiliki populasi Muslim terbesar.

Halim Alam, Deputi Gubernur Bank Indonesia, mengatakan

bahwa Indonesia dapat menjadi pelopor dan referensi untuk

pengembangan keuangan Islam di dunia. Dia menyatakan pada

Februari 2012 bahwa industri perbankan syariah memiliki jaringan

11 bank syariah, 24 unit bisnis syariah, dan 155 BPR Islam. 11

bank syariah adalah BNI Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank

Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia, Bank BCA

Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Panin

Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, dan Bank

Maybank Syariah Indonesia. Tingkat pertumbuhan perbankan

syariah di Indonesia sekarang melebihi tingkat pertumbuhan

perbankan nasional secara keseluruhan (Alamsyah, 2012). Namun,

jumlah aset jauh lebih sedikit dibandingkan dengan bank

konvensional

Page 63: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 53

Bahkan, seperti yang saya bahas di atas, upaya berkelanju

tan untuk mensosialisasikan bank syariah di Indonesia tampaknya

memiliki banyak kendala. Ismal menunjukkan faktor penting yang

menunjukkan kurangnya sosialisasi bank syariah: koordinasi di

antara para pelaku tidak lancar dan tindakan mereka terlalu umum

dan terlalu terfragmentasi. Mereka hanya melakukan proyek

terpisah mereka yang tidak saling berhubungan dengan lancar satu

sama lain. Saling pengertian antara para pelaku sosialisasi tidak

cukup. Jika kolaborasi para aktor, Bank Indonesia, OJK, organisasi

ekonomi non-pemerintah seperti MES, PKES, dan organisasi

sosial Islam seperti MUI dan Muhammadiyah berfungsi dengan

baik, didukung oleh pemerintah, sosialisasi bank syariah kepada

publik di Indonesia akan diharapkan untuk ditingkatkan lebih baik

dan terus lebih stabil.

Selain itu, catatan penting dari sosialisasi yang sedang

berlangsung adalah bahwa ada sedikit data yang menunjukkan

berapa banyak orang di setiap wilayah atau kabupaten yang

membutuhkan lebih banyak pengetahuan dan informasi bank

syariah dan cenderung menjadi pelanggan bank syariah. Salah satu

alasan utama mengapa sosialisasi bank syariah kepada publik

diperlukan lebih lanjut adalah bahwa banyak orang di Indonesia

tidak memahami bank syariah dengan baik. Dalam hal ini, sebuah

ide layak dipertimbangkan bahwa kata-kata bahasa Indonesia harus

digunakan untuk kontrak dan produk perbankan syariah sebagai

Page 64: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

54 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

pengganti yang ditulis dalam bahasa Arab sehingga orang-orang

dapat lebih mudah memahami metode perbankan syariah. Ini akan

memiliki efek penyebaran sosial menggunakan bank syariah

(Purwata, 2013).

Karena MUI dan Muhammadiyah adalah salah satu

lembaga sosial Islam terbesar dan paling berpengaruh di Indonesia,

keduanya akan dapat menjadi kandidat dari pemain-pemain

terkemuka dan mengatur untuk mensosialisasikan bank-bank

syariah secara strategis di tingkat nasional, sebagaimana telah

dibahas. Ismal, dengan asumsi potensi mereka (MUI dan

Muhammadiyah), menyarankan cara mengatasi kesulitan sosialisasi

bank syariah saat ini dengan cara-cara berikut: a) Melibatkan ulama

MUI secara lebih mendalam untuk mensosialisasikan bank syariah;

b) Menyusun kurikulum intensif perbankan syariah dan

pembiayaan di beberapa jenis sekolah di Indonesia untuk

mengatasi kekurangan sumber daya manusia bank syariah; dan c)

Meningkatkan publikasi dan distribusi buku teks tentang bank

syariah dan keuangan dengan menggunakan jaringan MUI dan

Muhammadiyah yang luas (Ismal, 2013). Di atas segalanya, MUI

dan Muhammadiyah tampaknya memiliki kekuatan untuk

mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memainkan peran

yang lebih aktif dalam sosialisasi bank-bank syariah, memanfaatkan

hubungan dekat mereka dengan otoritas politik Indonesia.

Page 65: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 55

Program sosialisasi OC (Organizing and Continuous)

Pada bagian ini, dengan mengacu pada argumen Ismal,

penulis merancang model program sosialisasi bank syariah di

Indonesia, yang disebut program sosialisasi "the Organised, and

Continuous (OC)" yang dilakukan terutama oleh MUI dan

Muhammadiyah. Organisasi-organisasi sosial Islam yang besar ini

akan mengendalikan dan mengatur sosialisasi bank-bank syariah

secara terorganisir dan berkelanjutan. Gambar 4 menunjukkan

model untuk input, tindakan, dan proses output dari program

sosialisasi OC.

Gambar 4.

Input, Action, and Output Process of OC Socialization Program

Program OC mencakup proses Input-Action-Output.

Pertama, input diimplementasikan oleh PSBS (Pusat Sosialisasi

Bank Syariah) atau SCIB (Socialization Center of Islamic Bank) atau

Pusat Sosialisasi bank syariah. Meskipun PSBS tidak dapat

Page 66: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

56 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

digambarkan dengan jelas dalam desain saya, itu seharusnya

menjadi penyelenggara non-pemerintah terutama terdiri dari

anggota organisasi sosial Islam. PSBS memfokuskan kerjanya pada

pengendalian dan pengaturan sosialisasi bank syariah di Indonesia

yang terdiri dari 33 provinsi. Tugas PSBS adalah perencanaan,

pelaksanaan, kontrol, dan evaluasi beberapa program sosialisasi

bank syariah, baik itu formal dan non-formal. Selain itu juga

melakukan pekerjaan pemetaan yang membagi populasi

berdasarkan wilayah atau latar belakang pendidikan untuk

mempromosikan sosialisasi secara efektif dan efisien.

Kedua, melalui proses tindakan, pelanggan potensial

mengalami setiap tahap sosialisasi. Awalnya pelanggan menjadi

sadar akan keberadaan bank syariah, dan kemudian menambah

pengetahuan mereka. Lalu, pelanggan atau masyarakat mempunyai

perasaan suka dan percaya pada bank syariah. Pada tahap ini,

pelanggan mulai memiliki citra dan sikap positif dan simpatik

terhadap bank syariah. Terakhir pada tahap perilaku, pelanggan

benar-benar menggunakan bank syariah. Ketiga, dalam proses

output, program OC akan memajukan sosialisasi bank syariah, dan

akan mengarah pada perkembangan bank syariah dengan mantap.

Salah satu program sosialisasi formal OC melalui

kurikulum pendidikan agama nasional yang telah diperkenalkan di

Indonesia. Dengan dukungan MUI dan Muhammadiyah, sosialisasi

bank syariah akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan

Page 67: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 57

agama nasional. Mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah

dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan

universitas, sesuai dengan tingkat pendidikan masing-masing.

Bahan dan isinya juga disesuaikan untuk setiap level. Hal tersebut

tentunya akan membuat murid, siswa, guru, dosen, dan tutor yang

dikirim dari luar menjadi sadar akan perbankan syariah, mendapat

kan pengetahuan tentang perbankan syariah, dihubungkan dengan

arti pentingnya perbankan syariah, dan percaya pada perbankan

syariah, sampai mereka akhirnya melakukan transaksi dengan bank-

bank syariah “sadar dengan arti pentingnya perbankan syariah bagi

dirinya, agamanya, dan bangsa Indonesia.4

Berkenaan dengan program pendidikan yang diuraikan di

atas, Gambar 5, prototipe pemetaan, menunjukkan bahwa angka

partisipasi sekolah (SPR) untuk anak usia 7-12, 13-15, dan 16-18

4 Hefner mengamati bahwa pendidikan Islam di Indonesia termasuk

yang paling vital dan inovatif di dunia Muslim. Keterbukaan

pendidikan telah difasilitasi oleh fakta bahwa pendidik Islam

Indonesia telah memeluk arus utama reformasi sosial dan inovasi

kurikuler yang dipromosikan oleh para pemimpin Indonesia (Hefner,

2013). Bahkan di sekolah-sekolah Islam di Indonesia, seperti

Pesantren dan Madrasah yang lebih mengutamakan Islam dalam

kurikulum mereka daripada sekolah umum, kebanyakan dari mereka

inovatif dan melampaui studi agama untuk menawarkan

keterampilan yang dapat dipasarkan dan pendidikan umum (mata

pelajaran non-agama) (Tan, 2011).

Page 68: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

58 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Sources: (Indonesia, 2013).

adalah 98 persen, 90 persen, dan 63 persen masing-masing,

sedangkan SPR untuk anak usia 19-24 tahun hanya sekitar 20

persen. Dapat dikatakan bahwa, karena tingkat sekolah dasar,

sekolah menengah pertama, dan tingkat partisipasi sekolah tinggi,

akan efektif untuk memusatkan program sosialisasi bank syariah

yang lebih intensif pada tingkat yang lebih rendah ini. Karena

sebagian besar kurikulum bank syariah, perbankan dan keuangan

Islam saat ini disiapkan untuk siswa di tingkat universitas untuk

profesional dan peneliti di industri perbankan syariah. Gagasan

kurikulum pendidikan di tingkat yang lebih rendah dari sekolah

pendidikan dasar, sekolah menengah pertama, dan SMA sepertinya

inovatif dan menarik.

Sources: (Indonesia, 2013).

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

SchoolParticipation Rate(SPR) 7-12 years

SchoolParticipation Rate(SPR) 13-15 years

SchoolParticipation Rate(SPR) 16-18 years

SchoolParticipation Rate(SPR) 19-24 years

1 2 3 4

Figure 5. Indonesia Formal Education Participation

in 2013

Page 69: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 59

Program sosialisasi formal OC lainnya adalah pelatihan

ulama (sarjana Islam) di bidang perbankan Islam oleh MUI dan

Muhammadiyah. Secara umum, masyarakat Indonesia, khususnya

anggota komunitas muslim cenderung memiliki beberapa tokoh

kunci sebagai panutan. Dalam pengajian (pertemuan Islam non-

formal di masyarakat), orang yang dijadikan teladan oleh

masyarakat adalah Ulama. Oleh karena itu, jika ulama di Indonesia

pertama kali disosialisasikan melalui program pelatihan, hal itu

dapat memberikan dampak yang diinginkan pada pengikut dan

audiens ulama dalam pengajian.

Karena ulama memiliki pengetahuan yang relatif banyak

tentang bank syariah dan keuangan tanpa pelatihan khusus, mereka

segera mampu mengajarkan secara signifikan tentang bank syariah

kepada audiens. Ulama diharapkan menjadi panutan untuk

memandu banyak pengikut dalam kesadaran, pengakuan,

menghubungkan, preferensi, keyakinan, dan pembelian dalam

program sosialisasi OC bank-bank syariah dalam kehidupan sehari-

hari. Ulama dapat memberikan rekomendasi terbaik dari bank

syariah, peluang setoran, dan kelayakan pembiayaan untuk audiens

dan pengikut. Proses ini meningkatkan transaksi populer dengan

bank syariah.

Salah satu program sosialisasi OC informal adalah

pengajian. Pengajian adalah pertemuan Islam non-formal di

masyarakat di Indonesia yang dilakukan oleh ulama yang bertujuan

Page 70: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

60 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

untuk mentransfer pengetahuan agama Islam dari ulama ke publik.

Ulama dapat memberikan pengetahuan agama Islam kepada

pengikutnya secara langsung. Namun, ketika pengetahuan tentang

agama Islam ditransfer melalui buku-buku agama Islam, video dan

jenis media lainnya, metode ini tidak langsung. Transfer

pengetahuan bank syariah yang dimediasi oleh pengajian dapat

mendorong audiens dan pengikut untuk terbiasa dengan transaksi

dengan bank syariah, seperti investasi, setoran dan pinjaman.

Ketika cendekiawan Islam berbicara kepada audiens dan pengikut,

mereka dapat mengajarkan pentingnya disiplin dan aturan

transaksi, seperti pembayaran kembali.

Ketika kita membahas program OC dalam pengajian, perlu

untuk melihat gambar 6, prototipe pemetaan seperti gambar 5,

yang menunjukkan prioritas sosialisasi bank syariah kepada

komunitas muslim menurut provinsi. Dari distribusi populasi

muslim di Indonesia yang ditunjukkan pada gambar 6, kami

menemukan bahwa jumlah terbesar muslim tinggal di Jawa Timur,

Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Untuk itu, direkomendasikan bahwa

pengajian, program sosialisasi OC informal bank syariah,

dikonsentrasikan di tiga provinsi ini sebagai target utama dalam

program sosialisasi non-formal, yang akan diikuti oleh provinsi lain

yang berpenduduk banyak populasi Muslim. setelah tiga provinsi

besar, seperti Banten dan DKI Jakarta.

Page 71: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 61

Figure 6. The Number of Muslims in Indonesia

by Provinces in 2010

Papua

West Papua North Maluku

Maluku West Sulawesi

Gorontalo Southeast Sulawesi

South Sulawesi Central Sulawesi North Sulawesi East Kalimantan

South Kalimantan Central Kalimantan

West Kalimantan East Nusa Tenggara

West Nusa Tenggara Bali

Banten

East Java Yogyakarta Special Regensy

Central Java West Java DKI Jakarta Riau Island

Bangka Belitung Islands Lampung Bengkulu

South Sumatera Jambi

Riau West Sumatera North Sumatera

Aceh

0 10.000.00020.000.00030.000.00040.000.00050.000.000

Source: (Indonesia, 2010b)

Page 72: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

62 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Menurut sensus Indonesia pada 2010, total populasi adalah

237.641.326, yang terbagi atas daerah pedesaan, 119 321 070 (50,21

persen) dan di daerah perkotaan, 118 320 256 (49,79 persen)

(Indonesia, 2010a). Dengan adanya divisi ini, PSBS harus membuat

dua strategi pendekatan program pengajian. Pendekatan pertama

adalah sosialisasi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan. Di

masyarakat pedesaan, pengajian perlu menekankan pemahaman

dasar bank syariah sehingga masyarakat dapat mengetahui, dan

terbiasa dengan, berbagai layanan dasar bank syariah, seperti

tabungan, pembiayaan untuk pertanian, pertanian, perkebunan,

dan usaha kecil lainnya. Pendekatan kedua adalah sosialisasi

penduduk yang tinggal di perkotaan. Beberapa dari mereka terlibat

dalam industri dan jasa skala menengah dan besar. Dalam

komunitas perkotaan, pengajian perlu menekankan pemahaman

tentang bank syariah di tingkat menengah sehingga orang dapat

bertransaksi dengan bank syariah untuk tabungan, pembiayaan

untuk industri dan investasi yang kadang-kadang berskala

menengah dan besar.

Program sosialisasi informal OC lainnya adalah diskusi

kelompok FGD (Focus Group Discussion). SCBI perlu melakukan

diskusi kelompok FGD dengan manajer bisnis, direktur dan

investor dari berbagai industri, termasuk yang ada di konglomerat

muslim besar di Indonesia. Menurut Forbes pada tahun 2012, total

aset dari empat konglomerat muslim terbesar, Chairul Tanjung,

Page 73: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Achmad Hamami, Garibaldi Tohir, dan Aksa Mahmud mencatat

Rp 73 triliun (Oktarianisa, 2012). Jika semua aset ini diinvestasikan

atau disetor ke bank syariah, total pendanaan bank syariah akan

meningkat sebesar 33 persen, Rp 291 triliun. Ini berarti bahwa

sosialisasi bank syariah juga perlu didekati untuk bisnis besar dan

investor besar.

Rifki Ismal mengatakan dalam sebuah wawancara pada

tahun 2014 bahwa bank syariah dapat meningkatkan kinerja

mereka secara signifikan dengan menarik investor dan konglomerat

besar, termasuk yang non-Muslim (Ismal, 2014). Oleh karena itu,

program sosialisasi OC bank syariah perlu memiliki jangkauan luas,

tidak hanya mencakup bisnis publik, dan kecil dan menengah tetapi

juga bisnis besar untuk menyebarkan signifikansi sosial dan etika

bank syariah serta untuk meningkatkan profitabilitas bank syariah

(Santoso, 2014).

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 63

Page 74: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

64 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Sebatas tambahan, dalam mensosialisasikan bank syariah di

Indonesia, sejatinya kita dapat berkonsultasi dengan salah satu

model lembaga keuangan mikro syariah non-bank yang sukses atau

Baitul Maal Wattamwil (BMT). Aktivitas BMT sangat berbeda dari

bank syariah (bank komersial syariah formal) di mana BMT

memfasilitasi berbagai jenis layanan amal gratis untuk penduduk

miskin yang tidak dapat dilayani oleh bank syariah: Misalnya,

layanan mobil ambulans gratis untuk orang-orang yang perlu pergi

ke rumah sakit untuk keadaan darurat atau dari rumah sakit ke

rumah yang dapat ditemukan di banyak daerah di Indonesia;

Program pelatihan kerja di mana para pengangguran muda yang

memiliki motivasi tinggi untuk bekerja atau memulai usaha kecil

dapat diberikan pelatihan kerja dengan gratis, misalnya, untuk

tukang cukur, dan lainnya. Mereka yang menyelesaikan pelatihan

untuk tukang cukur juga bisa dipinjamkan toko dengan semua alat

tukang cukur. Mereka dapat mengembalikan semua fasilitas yang

dibagikan bersama dengan BMT setiap hari atau setiap minggu

berdasarkan perjanjian.

Ada banyak cara untuk meningkatkan anggota BMT.

Bahkan, pengajian adalah salah satunya, di mana biasanya BMT

melibatkan guru-guru (ustad) untuk mengajarkan pemikiran Islam

di desa-desa, membayar mereka biaya bensin dan sepeda motor di

bawah qardhul hasan. Qardhul hasan adalah program pembiayaan

untuk membantu seseorang atau organisasi dan program ini adalah

Page 75: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

misi sosial tanpa keuntungan. Ustad mengajar agama Islam

populasi pedesaan dan pada saat yang sama memperkenalkan

keuangan mikro Islam. Sinergi antara BMT dan pengajian telah

meningkatkan jumlah keanggotaan BMT secara dramatis. Tidak

hanya anggota, tetapi juga aset BMT telah tumbuh dengan baik.

Ketika BMT didirikan pada tahun 1998, total modal adalah Rp.

2.000.000, dan setelah belasan tahun, pada 2010, jumlahnya adalah

Rp.64.000.000 (Rostiyani, 2010).

Program sosialisasi bank syariah dapat mempertimbangkan

keberhasilan yang didahulukan dari BMT dan hubungan antara

BMT dan pengajian, terutama karena BMT jauh lebih kecil

daripada bank syariah dalam skala dan karena Ustad adalah guru

bagi orang muslim, tentunya berbeda dengan ulama, dimana ciri

ulama adalah dengan mempunyai pengetahuan Islam secara

mendalam, menjadi panutan yang terhormat sebagai masyarakat

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 65

Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Ulama adalah ustad, tetapi

ustad tidak selalu ulama, lebih sederhananya seperti itu. Berkaca

dari hal tersebut, sejatinya bank syariah mempunyai potensi yang

luar biasa untuk dikembangkan.

Page 76: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

66 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Kesimpulan

Bank syariah di Indonesia memiliki dua tujuan. Pertama,

mereka berusaha untuk bersaing dengan bank konvensional.

Faktanya, bank syariah memiliki potensi untuk menjadi lebih

menarik dan kompetitif, karena mereka secara intrinsik resisten

terhadap fluktuasi pasar keuangan internasional. Kedua, bank

syariah berusaha untuk disosialisasikan, menyatukan diri mereka

dengan pelanggan dengan kesadaran agama dan sosial. Dalam

artikel itu, cara untuk mencapai tujuan kedua digambarkan secara

kasar.

Sosialisasi dan penyebaran bank syariah telah dilakukan

oleh berbagai pihak seperti pemerintah, Bank Indonesia, OJK,

organisasi non-pemerintah seperti MES dan PKES, dan organisasi

sosial Islam seperti MUI dan Muhammadiyah. Namun, ada banyak

kekurangan dan hambatan dalam tindakan mereka dengan hasil

bahwa sosialisasi sekarang masih kurang optimal, tidak terintegrasi,

tidak efisien, dan dihentikan.

Berdasar hal tersebut penulis merancang sebuah rencana

yang disebut program sosialisasi "the Organised, and Continuous (OC)"

dari bank-bank syariah yang akan dilakukan oleh Pusat Sosialisasi

Bank Syariah (PSBS), sebuah badan pengelola independen untuk

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengendalian OC

formal. dan program informal, terutama terdiri dari anggota

Page 77: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

organisasi sosial Islam terkemuka, MUI dan Muhammadiyah.

Melalui proses Input-Action-Output dari program OC, pelanggan

potensial mengalami kesadaran, pengetahuan, menghubungkan,

preferensi, keyakinan bank syariah, sampai pelanggan memutuskan

untuk menggunakan bank syariah dan membeli produk dan

layanan mereka. PSBS memiliki peran strategis dalam

mengimplementasikan program formal dan non-formal OC. MUI

dan Muhammadiyah mengerahkan kekuatan yang cukup untuk

mempengaruhi tidak hanya pemerintah, cendekiawan Islam, dan

organisasi Islam, tetapi juga masyarakat dalam sosialisasi bank-

bank syariah, dengan hasil bahwa mereka memiliki keuntungan

dalam mengeksekusi kekuasaan mereka di kedua level, yaitu,

puncak otoritas dan orang-orang akar kaca massa.

Dalam program formal diatur kurikulum bank syariah di

setiap tingkat sekolah, dan di program formal lainnya dilatih ulama

bekerja sama dengan MUI dan Muhammadiyah dimana ulama

dapat memperoleh kemampuan untuk membimbing dan

memimpin pengikut mereka dalam pengajian menjadi pelanggan

sebenarnya dari bank syariah. Program non-formal adalah

pengajian di mana ulama bukan trainee, tetapi pemimpin audiensi

dan pengikut. Program non-formal lainnya adalah FGD (Focus

Group Diskusi) di mana SBIC mendorong pengusaha dan

investor untuk menempatkan dana mereka di bank-bank syariah

dengan kesadaran etika Islam.

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 67

Page 78: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

68 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Sejauh bank-bank syariah di Indonesia memiliki kemauan

tidak hanya untuk menjadi kompetitif secara ekonomi, tetapi juga

untuk menjadi lembaga keuangan berdasarkan aturan syariah, ada

baiknya merancang program sosialisasi yang dilakukan tidak secara

paksa, tetapi secara sukarela dalam masyarakat Indonesia.

Page 79: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

BAB 4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBENTUK SOSIALISASI PERBANKAN SYARIAH

Page 80: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

70 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pendahuluan

Bank syariah di Indonesia berdiri sejak 27 tahun lalu.

Perkembangan aset bank syariah bisa dikatakan lambat. Hal ini bisa

dilihat dari persentase aset bank syariah dibandingkan dengan bank

konvensional adalah 3,93% (OJK, 2019). Persentase aset bank

syariah selama 27 tahun masih kecil. Partisipasi bank syariah

Indonesia di dunia adalah 5,5 persen pada tahun 2014-2015. Angka

ini relatif kecil jika dibandingkan dengan Bahrain dan Malaysia

yang masing-masing telah mencapai 27,7 persen dan 20,7 persen

(Jimam & Ismail, 2019).

Hal ini memberi sinyal untuk perkembangan bank syariah

di Indonesia sangat lambat. Satu hal penting dalam mengembang

kan bank syariah di Indonesia adalah desain sosialisasi bank

syariah. Bank syariah di Indonesia adalah sistem perbankan yang

relatif baru jika dibandingkan dengan sistem perbankan konvensio

nal. Desain sosialisasi bank syariah yang baik diharapkan dapat

meningkatkan minat masyarakat Indonesia menggunakan layanan

perbankan syariah dalam kehidupan sehari- hari. Umat Islam

menggunakan jasa bank syariah adalah bagian dari ibadah dalam

hal kegiatan ekonomi sesuai dengan agama Islam. Selanjutnya,

Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia (12,9 persen)

yang merupakan peluang bagus untuk pengembangan bank syariah

Indonesia (Jimam & Ismail, 2019).

Page 81: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|71

Kuwamura (2009) menemukan bahwa proaktif diperlukan

dalam mewujudkan internasionalisasi pendidikan di Jepang melalui

berbagai cara seperti meningkatkan keragaman secara efektif,

mengembangkan berbagai kompetensi antar budaya. Dengan kata

lain Kawamura (2009) telah menemukan bahwa proaktif

diperlukan untuk mengoptimalkan hasil dengan berbagai jalur.

Sosialisasi bank syariah juga dituntut proaktif. Karena itu,

seperti yang ditemukan oleh Goerdel menyatakan bahwa proaktif

sangat penting untuk keberhasilan pencapaian tujuan manajemen.

Para Manajer yang selalu melakukan kontak dengan pelaku jaringan

usaha dengan jaringannya sering mengalami kesuksesan daripada

mereka yang tidak melakukan kontak. Proaktif menjadi penting

dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Perspektif

holistik tentang bagaimana perusahaan dapat lebih proaktif dalam

perjalanan mereka untuk menjadi lebih berorientasi keberlanjutan

(Lozano, 2013). Sirkulasi model bisnis menyiratkan tantangan

signifikan untuk pengurangan ketidakpastian proaktif untuk

pengusaha (Linder dan Williander, 2015). Proaktif penting dalam

bisnis, perusahaan, organisasi dan juga untuk pengurangan

ketidakpastian. Selain proaktif, perlu ada sinergi antara institusi

bisnis, pendidikan formal, cendekiawan Islam, dan universitas

diperlukan dalam sosialisasi bank syariah.

Diperlukan sinergi untuk menghasilkan tujuan organisasi.

Sinergi dapat mendukung perubahan dinamis (Waheed et.al,

Page 82: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

2018). Sosialisasi keuangan syariah adalah tanggung jawab bersama

antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan praktisi

keuangan syariah. Langkah-langkah strategis dalam sosialisasi bank

syariah meliputi penargetan, integrasi, pemahaman, dan implemen

tasi (Karnawijaya, 2019).

Karena itu, seperti yang ditemukan oleh Goerdel

menyatakan bahwa proaktif sangat penting untuk keberhasilan

pencapaian tujuan manajemen. Manajer yang selalu melakukan

kontak dengan pelaku jaringan pengusaha atau bersinergi dengan

jaringan sering mengalami kesuksesan daripada mereka yang tidak

melakukan kontak. Dengan demikian, sinergi dan proaktif menjadi

penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi.

Sosialisasi adalah proses rekonstruksi budaya di mana individu

dalam setiap generasi baru dibimbing untuk membangun

kemiripan kesinambungan budaya (Kuczynski, 2015).

Page 83: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|73

Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang sosialisasi bank syariah belum banyak

dilakukan di tingkat internasional. Telah ada studi tentang

sosialisasi bank syariah di Indonesia, meskipun jumlahnya tidak

banyak. Beberapa peneliti menyukai hasil survei nasional oleh

Otoritas literasi dan inklusi bank Syariah Indonesia adalah 6,63%

dan 9,61% pada 2016. Ini berarti bahwa orang sudah mulai

menggunakan perbankan syariah dan produk keuangan, tetapi

tidak banyak orang mengerti tentang perbankan syariah dan

produk keuangan. Jadi, sosialisasi tentang bank syariah itu penting,

termasuk produknya.

Peneliti lain, Sakinah menemukan bahwa cendekiawan

Islam memiliki peran strategis dalam sosialisasi perbankan syariah

karena ulama adalah sebagai pewaris para nabi dengan posisi dan

predikat sebagai ahlul ilmi (ahli ilmu), ahlul khasyah (orang yang

taqwa), ahlul bashirah (memiliki kompetensi). Sarjana Islam atau

ulama di Indonesia adalah salah satu strategi cara untuk membantu

sosialisasi bank syariah dengan baik. Sosialisasi bank syariah saat ini

dilaksanakan oleh beberapa lembaga syariah di Indonesia. Namun,

tidak dihargai untuk menjadi sangat efektif (Santoso, 2016).

Sosialisasi bank syariah tidak efektif dalam hal: (1) sosialisasi hanya

di daerah perkotaan; (2) publik tidak tahu dan memahami dengan

jelas lembaga keuangan Islam, tetapi wawasan dan pengetahuan

Page 84: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

74 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

perbankan Islam umumnya terbatas di kalangan akademisi dan

praktisi (Herry and Umam, 2013).

Metode Penelitian

Data diperoleh dari kuesioner pada orang yang pernah

berhubungan atau bertransaksi dengan bank syariah. Hasil survei

pada responden diperoleh 145 jawaban responden yang layak

untuk dianalisis. Kemudian, data dianalisis menggunakan model

SEM dengan pendekatan Partial Least Squares. Pada tahap analisis,

ada dua hubungan yang terpisah namun berurutan. Pertama, kita

harus merancang model pengukuran (model luar/ Outer Model)

untuk mengetahui validitas dan reliabilitas indikator variabel laten.

Kedua, model struktural diuji dengan merancang model dalam.

Model luar dirancang menggunakan beberapa pengukuran.

Pertama, validitas konvergen atau memuat faktor (minimum 0,5

dapat diterima jika penelitian masih dalam tahap awal

mengembangkan skala pengukuran) (Chin, 2010). Kedua, varians

rata-rata yang diekstraksi adalah> 0,5 (Fornell and Larcker, 1981).

Evaluasi berikutnya adalah reliabilitas komposit (nilai> 0,6

menunjukkan bahwa konstruksi dapat diandalkan) (Bagozzi and

Youjae, 1988).

Page 85: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Hasil dan Diskusi

Model Luar (Outer Model)

Model pengukuran dapat dilanjutkan ke tahap model dalam

jika memenuhi kriteria yang valid dan dapat diandalkan. Dapat

dilihat bahwa tabel 2 menggambarkan model pengukuran. Semua

indikator pada loading factor 1 tidak dapat diterima karena

beberapa faktor pemuatan lebih kecil dari 0,5. Indikator-indikator

ini adalah FE2 (0.436) dan FE3 (-0.173). Setelah tiga indikator

dikeluarkan dari model (lihat loading faktor 2), hasilnya diperoleh

bahwa semua indikator dapat diterima, kecuali indikator FE1 yang

memiliki skor sempurna. Dengan demikian, variabel Pendidikan

Formal harus dikeluarkan dari model, sementara AVE untuk

variabel lain sudah memenuhi persyaratan untuk nilai di atas 0,50.

Kemudian, semua indikator dan variabel valid. Model ini dikatakan

andal jika nilai Composite Reliability lebih dari 0,6. Jika dilihat pada

tabel 2, semua variabel telah memenuhi kriteria yang dapat

diandalkan.

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 75

Page 86: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

76 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Model Dalam (Inner Model)

Evaluasi model struktural atau model dalam (Inner Model)

bertujuan untuk memprediksi hubungan antara variabel laten.

Model dalam (Inner Model) dievaluasi dengan melihat nilai R-Square

untuk konstruksi endogen laten. Berdasarkan Gambar 1, dapat

dilihat bahwa Synergy dapat menjelaskan hubungan dengan Bisnis

Institusi, Sarjana Islam dan Pendidikan Tinggi sebesar 47,9%.

Sedangkan Lembaga Bisnis, Sarjana Islam dan Pendidikan Tinggi

dapat menjelaskan hubungannya dengan Proaktif sebesar 42,9%.

Variabilitas Sosialisasi Bank Syariah dijelaskan oleh Sinergi dan

Proaktif sebesar 49%.

Page 87: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 77

Tabel 3 menjelaskan hasil hubungan langsung, koefisien

jalur, dan nilai P (P. Value). Ada 8 hubungan pengaruh langsung.

Semua dari hubungan langsung memiliki efek signifikan, dan juga

arah hubungan itu positif.

Page 88: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

78 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Tabel 4 menjelaskan hasil hubungan tidak langsung,

koefisien jalur, dan nilai P (P. Value). Ada 6 hubungan pengaruh

tidak langsung. Semua hubungan tidak langsung memiliki pengaruh

yang signifikan, dan juga arah hubungan tersebut adalah positif,

kecuali hubungan Islami Scholar (Ulama) dengan Sosialisasi Bank

Syariah melalui Proaktif.

Discussion

a.) Efek pilar utama terhadap sosialisasi melalui pemangku

kepentingan sinergisitas bersinergi dengan institusi bisnis,

pendidikan tinggi dan sarjana Islam untuk mengoptimalkan

Page 89: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 79

sosialisasi bank syariah. Stakeholder terdiri dari institusi bank

syariah, pemerintah, dan masyarakat. Institusi bisnis,

pendidikan tinggi dan sarjana Islam untuk mengoptimalkan

sosialisasi perbankan syariah tidak dapat digunakan secara

langsung. Mereka harus bersinergi untuk mendapatkan hasil

maksimal dalam sosialisasi bank syariah. Institusi bisnis yang

dapat disinergikan adalah sekolah, madrasah, dan pesantren.

Madrasah adalah jenis sekolah agama atau khusus untuk studi

Islam, meskipun ini mungkin bukan satu-satunya topik yang

dipelajari serta kurikulum modern, sementara pesantren atau

pondok pesantren adalah sekolah Islam dengan sistem asrama

(mondok/ bertempat tinggal) bersama dengan pengajar atau

ustad di Indonesia. Madrasah jelas banyak muridnya yang

Muslim karena sebagai negara yang penduduknya Islam,

idealnya harus bersinergi. Madrasah dan pondok pesantren

hampir yakin bahwa murid-muridnya adalah muslim. Dengan

demikian, mensinergikan madrasah dan pesantren untuk

melakukan sosialisasi tentang bank syariah benar-benar perlu

dilakukan secara serius. Selanjutnya, guru dan sekolah dapat

memberikan contoh dengan menggunakan layanan bank

syariah. Hal ini membuat siswa lebih percaya diri karena telah

diberi contoh oleh guru dan sekolah. Selain itu, pengusaha

Muslim menggunakan layanan perbankan syariah dalam

kegiatan sehari-hari mereka. Sebagai seorang wirausahawan

Muslim harus memiliki komitmen dalam mensosialisasikan

Page 90: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

80 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

bank syariah. Pendidikan tinggi sangat penting untuk diajak

bekerja sama dalam sosialisasi perbankan syariah. Melalui tiga

pilar pendidikan tinggi, mulai dari pengajaran, penelitian, dan

pengabdian masyarakat tentunya memiliki aspek strategis

untuk dikembangkan. Sosialisasi dapat bersinergi lebih kuat

melalui peran strategis universitas untuk kemajuan bank

syariah di Indonesia. Akhirnya, hubungan dengan sinergi

adalah Cendekiawan Islam. Peran sarjana (ulama) Islam dalam

sosialisasi bank syariah sangat penting. Cendekiawan Islam

sangat berpengaruh terhadap pengikutnya. Hal strategis inilah

yang perlu disinergikan dengan baik. Jika tidak dilakukan

dengan baik, maka pengikut Ulama (Sarjana Islam/ Islamic

Scholar) juga cenderung tidak menggunakan layanan dari

perbankan Islam. Sebagaimana diinformasikan di atas bahwa

Cendekiawan Islam (Ulama) adalah variabel yang memiliki

pengaruh terbesar pada sinergi dengan Cendekiawan Islam

yang menyebarkan informasi tentang fatwa kepada para

sarjana Indonesia di bank-bank syariah sebagai indikator

terbesar faktor panutan.

b.) Efek Pilar Utama untuk Sosialisasi melalui Proaktif.

Stakeholder harus proaktif dengan pendidikan formal, institusi

bisnis, pendidikan tinggi dan sarjana Islam untuk

mengoptimalkan sosialisasi bank syariah. Sosialisasi bank

syariah membutuhkan proaktif dari para pemangku

Page 91: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 81

kepentingan. Stakeholder harus proaktif dengan; Pendidikan

formal, lembaga bisnis, pendidikan tinggi dan sarjana Islam

(Ulama). Proaktif membutuhkan lebih banyak item daripada

sinergi. Dengan proaktif keempat item di atas, maka sosialisasi

bank syariah bisa lebih baik. Proaktif dengan pendidikan

formal, terutama SMP dan SMA, maka sosialisasi bank syariah

akan lebih efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua

hal di atas dapat diterima sebagai item yang perlu dilakukan

secara proaktif.

c.) Sosialisasi bank syariah memerlukan sinergi dan proaktif dari

lembaga bisnis, pendidikan tinggi dan sarjana Islam untuk

berhasil. Sosialisasi bank syariah tidak sinergis dan tidak

proaktif dengan pendidikan formal, terutama di tingkat

sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Pendidikan

formal masih bisa sinergis dan proaktif di sekolah menengah

atas sehubungan dengan sosialisasi bank syariah. Hal ini dapat

terjadi karena responden berasumsi bahwa siswa belum

memahami materi Bank syariah secara mendalam, terutama

untuk siswa kelas satu hingga empat, dapat dipahami untuk

kelas lima dan enam.

Penutup

Untuk merancang model sosialisasi bank syariah yang

optimal kepada masyarakat luas dengan mensinergikan pilar-pilar

utama sosialisasi yaitu lembaga bisnis, pendidikan tinggi dan

Page 92: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

82 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

cendekiawan Islam. Pendidikan formal yang melibatkan sekolah

dasar, menengah pertama dan menengah atas tidak berpengaruh

pada optimalisasi sosialisasi. Pendidikan formal hanya memiliki

efek tidak langsung pada optimalisasi sosialisasi melalui proaktif.

Namun, tidak semua tingkatan dalam pendidikan formal menjadi

bahan baku untuk proses sosialisasi. Pendidikan dasar tidak

termasuk indikator yang membangun model sosialisasi. Oleh

responden dianggap siswa sekolah dasar masih belum memahami

keberadaan bank syariah. Keterbatasan ini dapat menjadi saran

untuk penelitian lebih lanjut untuk lebih memperhatikan studi

sosialisasi bank syariah yang sesuai untuk siswa sekolah dasar.

Selain itu, perlu untuk merancang ceramah cendekiawan Islam/

Ulama secara integratif tentang fatwa Ulama/Cendekiawan Islam

Indonesia, karena merupakan indikator terbesar yang mempeng

aruhi keberhasilan sosialisasi melalui sinergi.

Page 93: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

BAB 5 DESAIN SOSIALISASI BANK SYARIAH DITINJAU DARI KELOMPOK REFERENSI

Page 94: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

84 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pendahuluan

Negara Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di

dunia (Lugo, 2009). Kondisi ini sangat strategis bagi perkembangan

bank syariah di Indonesia dibandingkan dengan negara lainya.

Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa perkembangan bank

syariah dilihat dari aset masih belum mengembirakan. Sejak adanya

bank syariah di Indonesia pada tahun 1993 sampai saat ini (2016)

atau sekitar 23 tahun, total aset bank syariah di Indonesia masih

dibawah 5 persen dari total aset bank konvensional (OJK, 2016a,

OJK, 2016b).

Bank syariah adalah sistem perbankan yang relatif baru di

Indonesia bahkan di dunia jika dibandingkan dengan sistem

perbankan konvensional yang telah ada dan beroperasi untuk

waktu yang lama. Bank Konvensional memiliki ATM (Automatic

Teller Machine) dan jaringan cabang yang sudah ada di mana-mana

di wilayah Indonesia. Ini menjadi keuntungan bagi bank

konvensional dalam operasinya. Berdasarkan fatwa MUI (Majelis

Ulama Indonesia) tahun 2004 (MUI, 2004) menyatakan bahwa

bunga adalah haram. Ekonomi Islam mengarahkan manusia

"menuju pencapaian dan aktualisasi keadilan („ adl) dalam

hubungan manusia "melalui serangkaian peraturan" yang dikenal

sebagai halal dan haram, yaitu, apa yang diizinkan dan apa yang

dilarang "(Ahmed, 2000). Dua tahun berikutnya kemudian

Masyarakat Islam Muhammadiyah melalui Majelis Fatwa Tarjih

Page 95: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|85

dan Tajdid, Pimpinan Pusat Muhammadiyah (Muhammadiyah,

2006) yang salah satu keputusannya mengimbau semua anggota

organisasi dan warga Muhammadiyah dan umat Islam pada

umumnya untuk muamalat / kegiatan di dunia sesuai dengan

prinsip syariah.

Fatwa MUI pada tahun 2004 tentang bunga bank yang

disebut haram di bank konvensional (MUI, 2017), pada awalnya

secara teoritis memberi dampak positif pada peningkatan jumlah

orang Indonesia yang beralih dari bank konvensional ke bank

syariah. Ini terjadi karena mayoritas orang Indonesia adalah

Muslim. Sayangnya, fakta yang terjadi pada 2016, perkembangan

aset bank syariah menurun dari lima persen di tahun sebelumnya

menjadi empat persen. Sebuah survei dari otoritas jasa keuangan

atau OJK (Otoritas Jasa Keuangan) tahun 2013 menemukan

bahwa hanya 22 persen dari populasi Indonesia memahami layanan

perbankan dan 57 persen dari populasi sudah menggunakan

layanan perbankan. Oleh karena itu, OJK membuat tujuh arah

kebijakan Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019

adalah 1. memperkuat sinergi kebijakan antara otoritas dengan

pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya; 2). Perkuat modal

dan skala bisnis dan tingkatkan efisiensi dengan program kerja; 3).

Memperbaiki struktur dana dan mendukung perluasan segmen

pembiayaan; 4). Meningkatkan kualitas layanan dan keragaman

produk; 5). Meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya

Page 96: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

86 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

manusia dan teknologi informasi dan infrastruktur lainnya; 6).

Tingkatkan literasi dan preferensi masyarakat; 7). Memperkuat dan

menyelaraskan pengaturan dan pengawasan (OJK, 2017a).

Program sosialisasi bank syariah diarahkan ke program nomor

enam (Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat).

Bank syariah sebagai organisasi perbankan yang relatif baru

sangat membutuhkan strategi sosialisasi yang tepat sasaran dan

efektif sehingga keberadaan bank syariah dapat lebih dikenal dan

digunakan sebagai sistem perbankan utama saat melakukan

transaksi perbankan di Indonesia. Menumbuhkan kesadaran dalam

menggunakan bank syariah, yang berdampak tidak saja kepada

ketundukkan dalam agama Islam, khususnya dalam pengamalan

Islam dalam aktivitas ekonomi, namun juga sebagai salah satu

penguat/ tameng bangsa Indonesia dari terpaan krisis ekonomi

yang diawali dari krisis keuangan, khususnya krisis perbankan, jika

fluktuasi kurs mata uang rupiah tidak lagi “normal”, seperti yang

pernah terjadi pada tahun1997. Pada saati itu, banyak sekali bank

konvensional yang gulung tikar atau ditutup, sementara bank

syariah Indonesia (Bank Muamalat Indonesia) terbukti masih tegar

berdiri sampai sekarang.

Sosialisasi Bank Syariah

Sosialisasi bank syariah telah dilakukan oleh pemerintah

dan organisasi masyarakat, tetapi hasilnya tidak optimal (Santoso,

Page 97: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|87

2015). Indikator pengembangan aset bank syariah masih kecil

dibandingkan dengan bank konvensional. Ini adalah salah satu

poin penting dari perlunya sosialisasi perbankan Islam yang lebih

baik. Bagaimana sosialisasi perbankan syariah di Indonesia dapat

bersaing dengan sistem bank konvensional yang selama dua abad

yang lalu telah mengenal sistem perbankan konvensional.

Grup Referensi

Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu

atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku

seseorang (Assael, 2004). Kelompok acuan digunakan oleh

seseorang sebagai dasar untuk perbandingan atau sebuah referensi

dalam membentuk respons afektif dan kognitif dan perilaku.

Kelompok acuan akan memberikan standar dan nilai yang akan

mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam perspektif pemasaran,

kelompok acuan adalah kelompok yang berfungsi sebagai referensi

bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi. Seorang

ayah adalah kelompok acuan bagi anak-anaknya, anak-anaknya

tersebut akan meminta izin ayahnya jika mereka ingin membeli

sesuatu. Hal tesebut juga dapat dilakukan seorang ulama, tokoh

masyarakat ataupun guru maupun dosen yang mempengaruhi

konsumen disekitar mereka dalam membeli atau bertransaksi.

Pengaruh tersebut bisa berbentuk adanya keinginan

konsumen untuk mengasosiasikan dirinya dengan kelompok acuan.

Page 98: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

88 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Asosiasi atau identifikasi bisa berdasarkan rasa kagum, keinginan

untuk mengikuti jejak atau gaya hidup mereka dan pengahargaan.

Ketika konsumen menggunakan merek seperti yang gunakan oleh

kelompok referensi. Seorang konsumen mungkin memiliki motiv-

asi kuat untuk mengikuti perilaku kelompok acuannya, kare na

adanya keinginan untuk diterima oleh kelompok acuan tersebut.

Jika produk dan jasa yang dibeli akan terlihat oleh publik atau

orang lain dalam pemakaiannya, maka konsumen akan berusaha

mematuhi norma-norma yang diarahkan oleh kelompok acuan

tersebut. Karena produk dan jasa yang dibeli akan menggambarkan

citra diri konsumen tersebut.

Ulama/ Islamic Scholar

Sarjana Islam adalah orang-orang yang ahli dalam masalah

ini atau dalam pengetahuan agama Islam (KBBI, 2017). Ada

banyak Islamic Scholar/ sarjana Islam/ Ulama di Indonesia.

Sarjana Islam biasanya memiliki kemampuan tidak hanya dalam

pengetahuan Islam, tetapi juga memiliki kemampuan untuk

mempraktikkan pengetahuan mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini menyebabkan banyak pengikut Islam menjadi heran dan

menghormati para ulama Islam. Secara umum, ulama Islam dapat

disebut sebagai Kyai. Dhofier (2014) menemukan bahwa Kyai

sebagai pemimpin pesantren, ia adalah pemimpin kreatif yang telah

mengarahkan tradisi pesantren ke dimensi yang baru dan

Page 99: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.|89

panorama kehidupan pesantren yang sangat beragam tidak akan

seperti sekarang ini. tanpa kejeniusan kreatifnya.

Karena itu, pengaruh besar Cendekiawan Islam/ Ulama

kepada para pengikut sangat besar. Selain itu, beberapa Ulama di

daerah terpencil atau di desa-desa terpencil kadang-kadang terlalu

sesuai dengan Cendekiawan Islam atau Kyai. Sebagai contoh,

beberapa Muslim tradisional di desa-desa akan selalu memegang

tradisi yang diperintahkan Kyai, meskipun kadang-kadang tidak ada

sumber dari Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW, seperti

upacara tujuh bulanan untuk wanita hamil "Mitoni", yang tujuh-

Hari untuk keluarga "Selamatan" yang baru meninggal. Dapat

disimpulkan bahwa Ulama memiliki potensi untuk mempengaruhi

pengikutnya untuk bertransaksi di bank syariah.

Guru Pendidikan Agama Islam

Indonesia memiliki enam agama yang diakui, Islam, Budha,

Hindu, Kristen Protestan, dan Konghuchu. Pelajaran agama di

sekolah setiap minggu ada 2 jam. Materi yang diberikan dalam

studi agama tergantung pada agama masing-masing siswa. Islam

berkumpul dengan siswa-siswa Islam dan diajar oleh para guru

agama Islam, orang-orang Kristen berkumpul dengan para siswa

Kristen dan diajar oleh para guru agama Kristen. Lukens-Bull

(2017) menemukan bahwa pendidikan agama, dalam kepercayaan

apa pun, memiliki tujuan utama pengajaran tradisi, namun

Page 100: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

90 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

diciptakan, dan penciptaan pria dan wanita muda yang akan

menjunjung tinggi tradisi itu dalam pengaturan yang mungkin

bertentangan dengan itu.

Guru pendidikan agama Islam juga memiliki pengaruh

besar pada siswa di sekolah. Guru di Indonesia dipandang sebagai

orang yang pintar dan dapat mencerahkan siswa mereka. Terutama

sebagai guru pendidikan agama Islam yang secara intelektual dan

religius memiliki kemampuan lebih dalam dua hal ini. Karena itu,

perilaku guru agama Islam juga berpengaruh besar pada siswanya.

Pemimpin komunitas

Tokoh masyarakat adalah orang-orang terkemuka (dalam

politik, budaya, dan lainnya). Dia adalah tokoh kunci di

masyarakat. Deggs dan Miller (2013) mengatakan bahwa tingkat

konsistensi antara pemimpin perguruan tinggi dan pemimpin

masyarakat diperlukan untuk menunjukkan perilaku, tindakan, dan

keyakinan yang membentuk, mewakili, dan mendukung nilai-nilai

masyarakat yang diharapkan. Demikian juga, masyarakat, yang

merupakan kolektif dari sub-organisasi, memainkan peran penting

dalam membantu pengembangan individu, terutama yang berkaitan

dengan pencapaian pendidikan. Karena itu, tokoh masyarakat

menjadi contoh yang selalu ditiru oleh masyarakat sekitar dapat

mendorong masyarakat untuk menggunakan bank syariah

Page 101: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Usman dkk (2017) menemukan bahwa variabel norma

agama dalam konteks peran agama mempengaruhi keputusan

konsumen untuk menggunakan layanan perbankan syariah. Tingkat

religiusitas mempengaruhi keputusan pelanggan dalam kelompok

tradisional, tetapi tidak mempengaruhi kelompok kontemporer.

Selain itu, ditemukan bahwa keputusan tentang penggunaan bank

syariah melalui intervensi variabel kepercayaan dan sumber

informasi secara tidak langsung dipengaruhi oleh religiusitas.

Sementara itu, Houjeir dkk (2017) mengatakan bahwa

pengembangan hubungan saling percaya antara bankir dan klien

dipengaruhi oleh asal-usul budaya dari mitra hubungan. Keyakinan

agama yang kuat, dan kesetiaan kepada keluarga, suku dan bangsa,

mengarah pada kepercayaan berbasis pengaruh yang kuat antara

bankir dan klien dari budaya Arab. Kepercayaan berbasis kognitif

adalah lebih khas dari hubungan bankir / klien Uni Emirat Arab

(UEA) yang melibatkan mitra dari luar dunia Arab. Al-zu'bi (2016)

menemukan dalam penelitiannya bahwa kepercayaan tinggi dan

rendah cenderung mempengaruhi pola komunikasi orang tua

Muslim Yordania. Tingkat pengaruh tidak langsung paling banyak

dikaitkan dengan kepercayaan umat Islam.

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 91

Page 102: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat analisis kualitatif dan

kuantitatif. Lebih jelasnya, dipaparkan di bawah ini:

1. Analisis kualitatif

Di bawah ini komponen-komponen analisis data: Model Alir

Suber: Miles dan Huberman (1994)

92 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Teroroganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Page 103: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 93

Dalam menganalisis data seperti yang disebut di atas

mulai dari reduksi data, penyajian data, sampai pada penarikan

kesimpulan atau verifikasi, pendekatan yang dipergunakan

adalah dengan pendekatan paradigma intrepretif dengan

menggunakan model konstruktivist.

2. Analisis Kuantitatif

Dari indikator yang diperoleh dari pendekatan

kualitatif dianalisis faktor sehingga menghasilkan variabel yang

selanjutnya digunakan untuk mendesain model. Untuk

menguji model digunakan analisis SEM (Structural Equation

Modeling). Kuesioner yang dibuat berdasarkan indikator yang

ada diuji validitas dan reliabilitas. Apakah instrumen tersebut

dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dan apakah

instrumen tersebut memiliki konsistensi hasil pengukuran dari

waktu ke waktu.

Model dievaluasi dengan menggunakan Partial Least

Square. Kemudian langkah terakhir adalah mengiterprestasikan

model dan memodifikasi model bagi model-model yang tidak

memenuhi syarat pengujian yang dilakukan.

Page 104: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

94 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Pembahasan

Penelitian ini menggunakan metode interview dua tahap

dengan responden kelompok referensi sebagai berikut: ulama,

tokoh masyarakat, dan guru / dosen. Hasil interview tahap

pertama menghasilkan indikator-indikator untuk membuat daftar

pertanyaan tahap berikutnya atau tahap ke dua. Tahap kedua,

pertanyaan ditujukan kepada individu yang pernah bertransaksi

dengan bank syariah.

Analisis selanjutnya dengan menggunakan kuanttatif,

dengan menggunakan analisis SPSS (statistical package for social

sciences) versi 23. Menurut Ghozali (2016), tujuan utama analisis

faktor adalah untuk menentukan struktur data matriks dan untuk

menganalisis struktur keterkaitan (korelasi) antara jumlah variabel

(nilai uji, item uji, kuesioner jawaban) dengan mendefinisikan

seperangkat kesamaan variabel atau dimensi, dan sering disebut

faktor atau komponen.

Analisi faktor digunakan peneliti untuk mengidentifikasi

dimensi dari struktur dan kemudian menentukan sejauh mana

masing-masing variabel dapat di jelaskan pada masing-masing

dimensi tersebut.

Page 105: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 95

Wawancara dilakukan untuk menghasilkan indikator.

Indikator yang dihasilkan digunakan untuk menghasilkan daftar

pertanyaan yang dibagikan kepada responden yang memenuhi

syarat. Hasil kuesioner dianalisis dengan menggunakan analisis

faktor eksploratori (EFA). Dari analisis ini, ditemukan

pengelompokan indikator baru menjadi variabel.

Tujuan analisis faktor adalah:

1. Data Summarization, yang mengidentifikasi hubungan antar

variabel dengan melakukan uji korelasi. Analisis faktor

mensyaratkan bahwa matriks data harus memiliki korelasi yang

cukup untuk memungkinkan analisis faktor. Ada dua cara

untuk menentukan asumsi analisis factor:

a. Kaiser Meyer Olkin Mengukur Sampling (KMO) KMO

adalah perbandingan indeks jarak antara koefisien korelasi

dengan koefisien korelasi parsial. Jika jumlah kuadrat

koefisien korelasi parsial antara semua pasangan variabel

kecil bila dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien

korelasi, maka akan menghasilkan nilai KMO mendekati

1. Nilai KMO dianggap cukup jika lebih dari 0,5.

b. Uji Bartlett of Sphericity. Bartlett Test of Sphericity

adalah untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel.

Jika hasilnya signifikan, matriks korelasi memiliki korelasi

yang signifikan dengan beberapa variabel. Bartlett Test of

Page 106: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

96 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Sphericity memenuhi persyaratan untuk signifikansi di

bawah 0,05 (5%).

2. Reduksi Data. Setelah terjadi korelasi, proses pembuatan

seperangkat variabel baru disebut faktor untuk mengganti

sejumlah variabel tertentu.

a. Ekstraksi Komunalitas

Ekstraksi Komunalitas mengestimasi varians dari setiap

variabel yang digambarkan oleh komponen yang

terbentuk. Nilai komunalitas besar (> 0,5), ini bisa

diartikan bahwa keseluruhan variabel yang digunakan

memiliki hubungan yang kuat dengan faktor-faktor yang

terbentuk.

b. Total Variance

Total Variance menunjukkan besarnya persentase

keragaman total yang bisa dijelaskan oleh keragaman

faktor yang terbentuk. Untuk mengetahui berapa banyak

komponen / faktor yang digunakan untuk menjelaskan

keragaman total maka dilihat dari nilai eigenvalue yang

besar, komponen dengan eigenvalue > 1 adalah

komponen yang digunakan. Kolom 'kumulatif%'

menunjukkan persentase kumulatif varians yang dapat

dijelaskan oleh faktor.

c. Rotasi Faktor.

Tujuan rotasi faktor adalah mengklarifikasi variabel yang

masuk ke dalam faktor tertentu. Pada masing-masing

Page 107: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 97

komponen, pengelompokkan faktor dilakukan dengan

melihat faktor pembebanan di atas 0,50.

3. Hasil wawancara dengan sembilan informan dari tiga

kelompok referensi (Islamic Scholar, Guru Pendidikan Agama

Islam, dan Tokoh Masyarakat) menghasilkan 18 indikator.

No

Pernyataan

1

Model sosialisasi bank syariah kepada masyarakat

melalui pemahaman fatwa DSN (Dewan Syariah

Nasioal) – dari MUI berkaitan dengan bank

syariah, produk perbankan syariah, dll.

2

Model sosialisasi materi dakwah yang di sampaikan

ulama berisi tentang fatwa-fatwa DSN-MUI yang

berkaitan dengan bank syariah

3

Model sosialisasi dengan membekali ulama materi

yang lengkap tentang arti pentingnya bank syariah

bagi umat

4

Model sosialisasi melalui penjelasan produk-

produk bank syariah dilakukan oleh pihak bank

syariah kepada masyarakat

5

Model sosialisasi melalui penjelasan bank syariah

Page 108: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

oleh pemerintah kepada masyarakat.

6 Dalam sosialisasi bank syariah, perbankan syariah

proaktif melakukan pendekatan kepada ulama

7 Media sosialisasi bank syariah menggunakan media

yang ada (TV, Koran, Radio, dll)

8 Sosialisasi perbankan syariah bersinergi dengan

lembaga pendidikan di tingkat PT (Perguruan

Tinggi).

9 Sosialisasi perbankan syariah bersinergi dengan

lembaga pendidikan di tingkat SMA/ SMK

10 Sosialisasi perbankan syariah bersinergi dengan

lembaga pendidikan di tingkat SMP

11 Sosialisasi perbankan syariah bersinergi dengan

lembaga pendidikan di tingkat SD

12 Sosialisasi bank syariah bersinergi dengan tokoh

masyarakat

13 Sosialisasi bank syariah bersinergi dengan Ulama.

14 Sosialisasi bank syariah bersinergi dengan Guru/

Dosen/ Pendidik.

98 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H

Page 109: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 99

15 Model sosialisasi dilakukan dengan memasukkan

sistem perbankan syariah dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di sekolah/ madrasah/

pesantren.

16 Model sosialisasi dilakukan di sekolah/ perguruan

tinggi dengan praktek ketauladanan pendidik

menggunakan produk bank syariah

17 Model sosialisasi dengan jalan pengaruh institusi

pendidikan Islam mewajibkan menggunakan

transaksi keuangan perbankan menggunakan bank

syariah

18 Model sosialisasi dengan jalan pengaruh institusi

Bisnis Islam mewajibkan menggunakan transaksi

keuangan perbankan menggunakan bank syariah

Kedelapan belas indikator dijadikan daftar pernyataan.

Selanjutnya, daftar pernyataan tersebut dibagikan kepada

responden sebanyak 230 responden, namun kuesioner yang bisa

dianalisis hanya 226 responden. Tingkat responnya adalah 98%.

Ada 101 laki-laki dan 125 responden perempuan.

Page 110: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

100 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Analisis Factor

Berdasarkan tabel 2, Hasil analisis KMO (Kaiser-Meyer-

Olkin) menemukan 0,830, hasilnya layak dilanjutkan menjadi

analisis faktor lebih besar dari 0,50.

Table 2. KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .830

Bartlett's Test of

Sphericity

Approx. Chi-Square 1350.103

df 153

Sig. .000

Menurut tabel 2, didapati uji Bartlett terhadap uji

spherisitas yang signifikan dengan nilai 0.000. Ini berarti matriks

korelasi memiliki korelasi yang signifikan dengan beberapa

variabel.

Reduksi data

a. Extraction Communalities

Menurut tabel 3, hasil nilai komunalitas besar (> 0,5),

hal ini dapat diartikan bahwa keseluruhan variabel yang

digunakan memiliki hubungan yang kuat dengan faktor-faktor

yang terbentuk.

Page 111: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 101

Tabel 3. Komunalitas

Communalities

Initial Extraction

X1 1.000 .589 X2 1.000 .699 X3 1.000 .660 X4 1.000 .633 X5 1.000 .697 X6 1.000 .830 X7 1.000 .655 X8 1.000 .670 X9 1.000 .683 X10 1.000 .823 X11 1.000 .796 X12 1.000 .588 X13 1.000 .692 X14 1.000 .636 X15 1.000 .436 X16 1.000 .621 X17 1.000 .636

X18 1.000 .690

Extraction Method: Principal Component Analysis.

b. Total Variance Explained

Delapan belas indikator yang dianalisis ternyata hasil

ekstraksi komputer menjadi 6 faktor (eigenvalue> 1 to factor),

lihat tabel 4.

Page 112: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

102 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Table 4. Total Variance Explained

Co

mp

on

ent

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Rotation Sums of Squared Loadings

Total

% of

Varian ce

Cumul ative %

Total

% of

Varian ce

Cumul ative %

Total

% of

Varian ce

Cumula tive %

1 5.518 30.654 30.654 5.518 30.654 30.654 2.560 14.222 14.222

2 1.664 9.245 39.900 1.664 9.245 39.900 2.332 12.954 27.176

3 1.558 8.658 48.558 1.558 8.658 48.558 2.315 12.862 40.038

4 1.176 6.531 55.089 1.176 6.531 55.089 1.864 10.354 50.393

5 1.080 6.001 61.090 1.080 6.001 61.090 1.515 8.415 58.808

6 1.038 5.765 66.855 1.038 5.765 66.855 1.448 8.047 66.855

7 .825 4.583 71.438

8 .760 4.223 75.661

9 .608 3.377 79.038

10 .560 3.111 82.149

11 .537 2.983 85.133

12 .487 2.706 87.839

13 .472 2.623 90.462

14 .447 2.483 92.945

15 .393 2.184 95.129

16 .354 1.968 97.097

17 .305 1.695 98.792

18 .217 1.208

100.00 0

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 113: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 103

Faktor 1-6 menjelaskan 30,65%; 9,24%; 8,66%; 6,53%; 6,00%;

5,77%, masing-masing. Faktor keseluruhan bisa menjelaskan

variasi 66,86%.

c. Factor Rotation

Lihat tabel 5, Dapat dilihat bahwa hasil matriks

komponen yang diputar. Ada enam komponen. Semua

pengelompokan faktor komponen dilakukan dengan melihat

faktor pembebanan di atas 0,50.

Table 5. Rotated Component Matrixa

Component

1

2

3

4

5

6

X1

.292

.003

.690

.112

.120

.008

X2 .180 .119 .793 -.020 .152 .009

X3 .074 .126 .761 .211 .065 .105

X4 -.056 .085 .369 .137 -.036 .683

Page 114: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

104 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

X5 .051 .183 .378 -.182 .618 .320

X6 .150 .060 .100 .196 .869 -.013

X7 -.158 .097 .128 .675 .037 .385

X8 .248 .109 -.173 .158 .136 .723

X9 .263 .692 .052 .109 .193 .288

X10 .142 .867 .150 .109 .099 .083

X11 .231 .842 .066 .167 -.028 -.021

X12 .193 .357 .230 .545 .222 -.155

X13 .283 .182 .261 .582 .403 -.097

X14 .261 .094 -.017 .711 -.080 .216

X15 .536 .200 .252 .170 .059 .116

X16 .711 .202 .242 .057 .015 .112

X17 .742 .191 .001 .073 .210 .005

X18 .806 .096 .154 .078 .033 -.009

Page 115: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.a

a. Rotation converged in 9 iterations.

Hasil komponen matriks menunjukkan pengelom-

pokan indikator menjadi 6 variabel (lihat tabel 5). Variabel

pertama terdiri dari indikator X15, X16, X17, dan X18

bernama Business Institutions dengan faktor pembebanan

lebih dari 0,50 dan faktor tertinggi pada faktor X18.

Variabel kedua terdiri dari indikator X9, X10 dan X11

yang diberi nama Formal Education dan faktor tertinggi pada

faktor X11. Variabel ketiga terdiri dari X1, X2, dan X3

bernama Islamic Scholar, dan faktor tertinggi pada faktor X2.

Variabel keempat terdiri dari X7, X12, X13, dan X14 yang

diberi nama Synergize, dan faktor tertinggi pada faktor X14.

Variabel kelima terdiri dari X5 dan X6 bernama Proactive,

faktor tertinggi pada faktor X6. Terakhir, enam variabel yang

terdiri dari X4 dan X8 diberi nama Higher Education, faktor

tertinggi pada faktor X8.

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 105

Page 116: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

106 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Kesimpulan

Kondisi perkembangan perbankan syariah di Indonesia

tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat Indonesia yang memiliki

jumlah Muslim terbanyak di dunia (Mayoritas). Kondisi

perkembangan aset bank syariah telah menurun pada 2013-2014,

mendorong OJK membuat tujuh arahan kebijakan dalam roadmap

Bank Indonesia 2015-2019. Salah satunya adalah pentingnya

program sosialisasi bank syariah.

Kelompok referensi cendekiawan Islam, guru pendidikan

agama Islam, dan tokoh masyarakat setelah wawancara,

disimpulkan menjadi delapan belas indikator. Kuesioner dilakukan

dengan menggunakan delapan belas indikator dan ditujukan

kepada responden terpilih yang telah melakukan transaksi di bank

syariah. Kuesioner yang diperoleh adalah 230 dan yang dapat

diproses sebesar 226. Data diolah dengan analisis faktor dari SPSS

versi 23 dan menemukan enam variabel dari delapan belas

indikator. Hasil uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) memenuhi syarat

untuk semua indikator di atas 0,50 dan juga uji Bartlett terhadap

bola senyawai juga signifikan pada 0,05. Faktor keseluruhan bisa

menjelaskan variasi 66,86%. Selanjutnya, secara lebih rinci sebagai

berikut: faktor 1 menjelaskan 30,65%; Faktor 2 menjelaskan

Page 117: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 107

9.24%; Faktor 3 menjelaskan 8,66%; Faktor 4 menjelaskan 6,53%;

Faktor 5 menjelaskan 6,00%; Dan faktor 6 menjelaskan 5,77%. 18

indikator yang dianalisis ternyata hasil ekstraksi komputer menjadi

6 faktor (nilai eigen> 1 sampai faktor).

Hasil komponen matriks menunjukkan pengelompokan

indikator menjadi 6 variabel. Variabel pertama terdiri dari indikator

X15, X16, X17, dan X18 bernama lembaga bisnis. Variabel kedua

terdiri dari indikator X9, X10 dan X11 yang diberi nama Formal

Education. Variabel ketiga terdiri dari X1, X2, dan X3 bernama

Islamic Scholar. Variabel keempat terdiri dari X7, X12, X13, dan

X14 yang diberi nama Synergize. Variabel kelima terdiri dari X5

dan X6 bernama Proactive, dan enam variabel yang terdiri dari X4

dan X8 diberi nama Higher Education.

Page 118: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

108 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Daftar Pustaka

Abdul-Rauf, M. (2010). The Islamic Doctrine of Economics and

Contemporary Economic Thought, American Enterprise

Institute for Public Policy Research, 1979 (Al-Roubaie, A.

and Alvi. S., Eds) Islamic Banking and Financ. Vol. 1.

Routledge

Ahmed, K. (2000). Islamic Economics Based on Human Value.

(Siddiqi, A., Ed.) Anthology of Islamic Banking. Institute

of Islamic Banking and Insurance.

Al Banna Choiruzzad, S., & Nugroho, B. E. (2013). Indonesia’s

Islamic Economy Project and the Islamic Scholars.

Procedia Environmental Sciences, 17, 957–966.

https://doi.org/10.1016/j.proenv.2013.02.114

Anhar, S. 2013. The Role of Muhammadiyah Orgaization to

Islamic Bank in Indoneisa. Santoso, Perscom (Personal

Communication/in-depth interview. Muhammmadiyah

Organization Center Office.

Amba, Sekhar and Almukharreq. 2013. Impact of the Financial

Crisis on Profitability of the Islamic Banks vs Conventional

Banks- Evidence from GCC. International Journal of

Financial Research. 4(3):83-93

Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: dari Teori ke Praktik (Islamic

Bank: from Teory to Practice) Gema Insani.

Alamsyah, H. (2012). Perkembangan dan Prospek Perbankan

Syariah Indonesia, Tantangan dalam Menyongsong

Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) 2015 (The Development

Page 119: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 109

and Prospect of Indonesia Islamic Bank in The ASEAN

Economic Community (AEC) 2015). Scientific Forum in

8th Anniversary the Indonesian Association of Islamic

Economic at 13th April. (in Indonesian)

Al-Zu‟ bi, A. (2016). The Direct And Indirect Influences Of

Locus Of Control On Jordanian Parents‟ Communication

Patterns: Consumer Socialization and Cultural

Perspectives. Journal of Islamic Marketing, 7(2), 167-186.

Aryani, G. (2013). Presiden Canangkan Gres! di Monas (President

Announced Gres! in Monas). Antara News. Retrieved July

12, from

http://www.antaranews.com/berita/405382/presiden-

canangkan-gres-di-monas.

Askari, H., Iqbal, Z., Krichenne, N., and Mirakhor, A. (2011). The

Stability of Islamic Finance: Creating a Resilient Financial

Environment for a Secure Future. Wiley

Assael H. 2004, Consumers Behavior and Marketing Action,Edisi

3, South WesternCollegePublishing, Cincinatti,OH.

.Bagozzi RP, Youjae Yi. On the Evaluation of Structural Equation

Models. Journal of the Academy of Marketing Science

[Internet]. Springer Nature; 1988 Jan 1;16(1):74–94.

Available from:

http://dx.doi.org/10.1177/009207038801600107

Bei Studenten bevorzugt. H&V Journal [Internet]. Springer

Nature; 2016 Dec;68(12):17–8. Available from:

http://dx.doi.org/10.1007/s35824-016-0201-9

Cevik, S., and Charap, J. (2011). The Behavior of Conventional

and Islamic Bank Deposit Return in Malaysia and Turkey.

IMF Working Paper.

Page 120: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

110 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Çizakça, M. (2011). Islamic Capitalism and Finance: Origins,

Evolution and the Future. Edward Elgar.

Deggs, D. M., and Miller, M. T. (2013). Community College and

Community Leader Expectations of the “Village”.

Community College Journal of Research and Practice,

37(6), 424-432.

Dhofier, Z. (2014). The Pesantren Tradition: A Study of the Role

of the Kyai in the Maintenance of the Traditional

Ideology of Islam in Java. Thesis The Australian National

University. Canberra. Australia.

El-Galfy, and Khiyar. (2012). Islamic Banking and Economic

Growth: A Review. The Journal of Applied Business

Research. 28(5).943-956

Ernst and Young, 2014. World Islamic Banking Competitiveness

Report 2013-2014. The transition begins.

http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/World_Isla

mic_Banking_Competitiveness_Report_2013-

14/$FILE/World Islamic Banking Competitiveness

Report 2013-14.pdf

Fornell C, Larcker DF. Evaluating Structural Equation Models

with Unobservable Variables and Measurement Error.

Journal of Marketing Research [Internet]. JSTOR; 1981

Feb;18(1):39. Available from: http://dx.doi.org/10.2307/3151312.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan

Program IBM SPSS 23 or Application of Multivariate

Analysis with IBM SPSS 23 Program. Badan Penerbit

Universitas Diponegoro or Diponegoro University

Publishing (In Bahasa Indonesia).

Page 121: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 111

Goerdel HT. Taking Initiative: Proactive Management and

Organizational Performance in Networked

Environments. Journal of Public Administration

Research and Theory [Internet]. Oxford University Press

(OUP); 2005 Jul 13;16(3):351–67. Available from:

http://dx.doi.org/10.1093/jopart/mui051

Haroon, S. (2000). The Philosophy of Islamic Banking (Siddiqi, A.,

Ed). Anthology of Islamic Banking. Institute of Islamic

Banking and Insurance

Hasan, M., and Dridi, J. (2010). The Effects of the Global Crisis

on Islamic and Conventional Banks: A Comparative Study.

IMF Working Paper.

Hasanuzzaman, S. M. (2010). Defining Islamic Economics. Journal

of Islamic Banking and Finance, 14(1). 1997 (Al-Roubaie,

A., and Alvi, S., Eds). Islamic Banking and Finance Vol. 1.

Routledge

Henry, C. M. (2004). Financial Performances of Islamic versus

Conventional Banks (Henry, C.M., and Wilson, R., Eds).

The Politics of Islamic Finance. Edinburgh University

Press.

Hefner, R. W. (2013). Indonesia in the Global Scheme of Islamic

Things: Sustaining the Virtuous Circle of Education.

Associations and Democracy (Burhanudin, J. and Dijk,

K.V., Eds). Islam in Indonesia: Contrasting Images and

Interpretations. Amsterdam University Press.

Houjeir, R., Houjeir, R., Brennan, R., and Brennan, R. (2017). The

influence of culture on trust in B2B banking

relationships. International Journal of Bank Marketing,

35(3): 495-515.

Page 122: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

112 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Imam, P. A., and Kpodar, K. (2010). Islamic Banking: How Has It

Diffused? IMF Working Paper.

IMF, 2009. International Monetary Fund Reort: Global Financial

Stability Report, October 2009 : Navigating the Financial

Challenges Ahead.

Ismal, R. (2013). Islamic Banking in Indonesia: New Perspectives

on Monetary and Financial Issues. Wiley

Ismal, R., 2014. A Program to Improve the Performance of the

Islamic Banking Industry. Santoso, S. B., Personal

Comunication/ in-depth interview. Indonesia Central Bank

Office

Kayed, R. N., Mahlknech, M., and Hassan, M. K. (2011). The

Current Market Crisis: Lessons Learned, Risks and

Strengths of Islamic Capital Markets Compared to the

Conventional System (Hassan, K. and Mahlknecht, M.

Eds). Islamic Capital Markets: Products and Strategies.

John Wiley and Sons

K. Sutanto, Herry and Umam, 2013. Manajemen Pemasaran Bank

Syariah. CV Pustaka Setia (Bahasa Indonesia).

KBBI, 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia or Indonesia

Dictionary. Retrieved on June 10, http://kbbi.web.

id/ulama.

Kotler, P. (2000). Marketing Management. Prentice Hall

Kuczynski L, Mol JD. 2015. Dialectical Models of

Socialization. Handbook of Child Psychology and

Developmental Science [Internet]. John Wiley & Sons,

Inc.; 2015 Mar 23;1–46. Available from:

http://dx.doi.org/10.1002/ 9781118963418.childpsy109

Page 123: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 113

Kuwamura A. The Challenges of Increasing Capacity and Diversity

in Japanese Higher Education Through Proactive

Recruitment Strategies. Journal of Studies in International

Education [Internet]. SAGE Publications; 2009 Jan

23;13 (2) : 189–202. Available from: http://dx.doi.org/

10.1177 / 1028315308331102

Lavidge, R. J., and Steiner, G. A. (1961). A Model for Predictive

Measurements of Advertising Effectiveness. The Journal of

Marketing. 25(10). 59-62.

Linder M, Williander M. 2015. Circular Business Model

Innovation: Inherent Uncertainties. Business Strategy and

the Environment [Internet]. Wiley; 2015 Sep 17;26(2):182–

96. Available from: http://dx.doi.org/10.1002/bse.1906

Lozano R. A Holistic Perspective on Corporate Sustainability

Drivers. Corporate Social Responsibility and

Environmental Management [Internet]. Wiley; 2013 Apr

3;22(1):32–44. Available from: http://dx.doi.org

/10.1002/csr.1325

Lugo, Luis. 2009. Mapping the Global Muslim Population: A

Report on the Size and Distribution of the World‟ s

Muslim Population. Pew Rerearch Centre. Washington,

D.C. Retrieved on June 1 on http://

allafrica.com/download/resource/main/main/idatcs/00

011909:cbf45d797f6515d212cec2ec5ef6fb5f.pdf.

Lukens-Bull, R. A. (2017). Teaching morality: Javanese Islamic

education in a globalizing era. Journal of Arabic and

Islamic Studies, 3, 26-47.

MES. (2014). Islamic Economic Society. Retrieved July 13 from

http://www.islamiceconomic.org.

Page 124: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

114 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

Mirakhor, A. and Bao, W. Y. (2013). Epistemological Foundation

of Finance: Islamic and Conventional (Iqbal, Z. and

Mirakhor, A., Eds). Economic Development and Islamic

Finance). The World Bank

MUI, 2014. Majelis Ulama Indonesia. The Council of Indonesia

Ulama: Function and Purposes. Retrieved September 17,

from http://mui.or.id/

Muhammadiyah. 2006. Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan

Pusat Muhammadiyah tentang Bunga Bank or Fatwa from

Tarjih and Tajdid Board from Muhammadiyah Leader

about Bank Interest is Haram.

Muhammadiyah, M. T. 2014. The History of Muhammadiyah.

Retrieved September 19 from

http://www.muhammadiyah.or.id/content-50-det-

eksistensi-gerakan--muhammadiyah.html

MUI,. 2017. Majelis Ulama Indonesia: Council of Indonesia

Ulama. Fatwa Majelis Ulama Indonesia No. 1 Tahun 2004.

Tentang Bunga Bank. [Fatwa of Indonesian Ulema

Council. No. 1 in 2004 on Bank Interest.] Retrieved on

May 21, 2017 from http://istayn.staff.uns.ac.id/files/

2012/09/perbankansyariah_pkes_secure1.pdf.(

Karnawijaya, N. 2019. “Optimization of The Government ‟ s

Role In Supporting The Socialization Strategy Of Sharia

Pawn Products,” vol. 4, no. 1, pp. 1–12, 2019.

KBBI, 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia or Indonesia

Dictionary. Retrieved on June 10,

http://kbbi.web.id/ulama.

OJK, 2013. Otoritas Jasa Keuangan. Towards Integrated Financial

Industry Supervision. Annual Report.

Page 125: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 115

OJK, 2014a. Otoritas Jasa Keuangan. Duties and Function.

Retrieved September 17, from

http://www.ojk.go.id/en/duty-and-function.

OJK. 2014b. Otoritas Jasa Keuangan. Islamic Banking in

Indonesia in Brief. Retrieved July 19, from

http://www.ojk.go.id/en/sharia-bank.

OJK, 2016a. Otoritas Jasa Keuangan.. Statistik Perbankan

Indonesia Juli. Vol. 14. No.8. http://www.ojk.go.id/id/

kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-

indonesia/Documents/Pages/Statistik-Perbankan-

Indonesia---Juli-2016/SPI%20Juli%202016.pdf.

OJK, 2016. Otoritas Jasa Keuangan. Perlindungan Konsumen

dan Grand Strategy Perbankan syariah

OJK, 2016b. Otoritas Jasa Keuangan.,. Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) or Financial Services Authority. Roadmap of Islamic

Banking Indonesia 2015-2019. Retrieved on June

3, from http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-

dan-kegiatan/publikasi/Pages/Roadmap-Perbankan- Syariah-

Indonesia-2015-2019.aspx

OJK, 2017b. Otoritas Jasa Keuangan.. Statistik Perbankan Syariah

Juli.

Vol 14. No.8. http://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-

statistik/statistik-perbankan-

syariah/Documents/Pages/Statistik- Perbankan-Syariah---

Juli-2016/SPS%20Juli%202016.pdf.

OJK, 2019. Otoritas Jasa Keuangan. SNAP SHOT

PERBANKAN SYARIAH INDONESIA.

Page 126: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

116 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

PKES. (2014). Islamic Economic Communication Center Profile.

Retrieved July 12, from http://ekonomisyariah.info.

Purwata, H., 2013. Bank Syariah Perlu Tingkatkan Sosialisasi

(Islamic Bank Need Increase Socialisation). Republika

Online. Retrieved July 14, 2014. from

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-

ekonomi/13/12/24/mybbxc-bank-syariah-perlu-

tingkatkan-sosialisasi.

Pryor, F. L. (2010). The Islamic Economic System. Journal of

Comparative Economics. 9(2). 1985. (Al-Roubaie, A. and

Alvi. S., Eds). Islamic Banking and Finance Vol. 1.

Routledge.

Rostiyani. (2010). BMT Should Determine Discover Their Own

Self. Republika Newspaper. October 26. (in Indonesian)

S Jimam N, E Ismail N. 2019. Patients‟ Knowledge,

Attitudes, And Practices On Uncomplicated Malaria

Management In Plateau State, North-Central Nigeria.

Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical

Research [Internet]. Innovare Academic Sciences Pvt Ltd;

2019 Feb 15;299–303. Available from:

http://dx.doi.org/10.22159/ajpcr.2019.v12i3.30459

Salem, R. A., and Badreldin, A. M. (2014). Assessing the Resilience

of Islamic Banks: An Empirical Analysis. (Ahmed, H.,

Asutay, M., and Wilson, R., Eds). Islamic Banking and

Financial Crisis: Reputation, Stability and Risks. Edinburgh

University Press.

Page 127: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 117

Santoso, S.B., 2014. Supporting Factors for Intensification of

Islamic Banking in Indonesia. Human and Socio-

Environmental Studies Kanazawa University (27): 39-55

Santoso, S.B. 2015. A Design of Organized and Continuous [OC]

Islamic Bank Socialization Program to Confirm the Social

Significance of Islamic Banks in Indonesia. Bulletin

Graduate School of Human and Socio-Enviromental

Studies Kanazawa University. (30): 109-136.

Santoso, S.B., 2016. “Possibility of Intensifying and Socializing

the Islamic Banks in Indonesia : Supporting the Indonesian

Financial System Stabilization and Searching for

Socialization Significance in the Islamic Banks in Indonesia

Suryo Budi Santoso Student ID No : 1221072011 Gra,”

Dr. Disertation - Kanazawa Univ. - Japan, 2016.

Sutanto, H., and Umam, K. (2013). Manajemen Pemasaran Bank

Syariah. CV Pustaka Setia. (in Indonesian).

Sheng, A., and Singh, A. (2013). Islamic Finance Revisited:

Conceptual and Analytical Issues from the Perspective of

Conventional Economics (Iqbal, Z., and Mirakhor, A.,

Eds). Economic Development and Islamic Finance. The

World Bank.

Tan, Charlene. (2011). Islamic Education and Indoctrination: The

Case of Indonesia. Routledge.

Totaro, L. (2009). Vatican Says Islamic Finance May Help Western

Banks in Crisis. Retrieved September 5, 2014 from

http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=newsarchive

&sid=aOsOLE8uiNOg.

Usman, H., Tjiptoherijanto, P., Balqiah, T. E., & Agung, I. G. N.

(2017). The role of religious norms, trust, importance of

Page 128: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

118 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi

attributes, and information sources in the relationship

between religiosity and selection of the Islamic bank.

Journal of Islamic Marketing, 8(2).

Vinzi, Vincenzo Esposito , Chin, Wynne W., Jörg Henseler,

Huiwen Wang., 2010. Handbook of Partial Least Squares:

Concepts, Methods and Applications. Springer Science &

Business Media

Waheed, H.J., Abduljalil, M., Alkuraishy, H.Estimation of

apolipoprotein A, apo B, apo E and somebiochemical

markers in type 2 diabetic patients in Iraq(2018)

International Journal of Pharmaceutical Research, 10 (3),

pp. 493-498.

Page 129: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

SURYO BUDI SANTOSO, SE., M.SA., Ph.D. & HERNI JUSTIANA ASTUTI, S.E., M.Si., Ph.D.| 119

Tentang Penulis

Penulis adalah Alumni dari Kana-

zawa University – Jepang. Dosen

Berprestasi se Universitas Muhamm-

adiyah Purwokerto tahun 2018.

Asesor BAN-PT. Ketua Program

Studi Magister Manajemen (S2)

Program Pasca sarjana – Universitas

Muhammadiyah Purwokerto (UMP).

Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) – di Jepang – Komisariat

Ishikawa Perspektur, Kepala Biro Pengembangan dan Kerjasama

UMP, Ketua Lembaga Pembina dan Pemgawas Keuangan (LPPK)

– PDM Banyumas, Pengawas Usaha pada BTM (Baitul Tamwil

Muhamamdiyah) Banyumas, Ketua II, MES (Masarakat Ekonomi

Syariah) Banyumas Raya periode 2008 – 2012, Ketua Puskopsyah

(Pusat Koperasi Syariah) Kabupaten Banyumas periode 2000-2003.

Herni Justiana Astuti, S.E., M.Si., Ph.D.

merupakan dosen tetap di Universitas

Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang

mengajar pada Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Gelar

Sarjana diperoleh pada bidang Manajemen

pada Tahun 1996 di Universitas Jendral

Soedirman (UNSOED), dan Magister

Pendidikan diperoleh pada bidang

Manajemen pada Tahun 2006 di Universitas yang sama. Tahun

2016 menyelesaikan Ph.D di bidang Manajemen di Kanazawa

Unicersity Jepang. Sebagai dosen, beliau mengampu berbagai mata

kuliah, salah satunya adalah mata kuliah Metodologi Penelitian,

Manajemen Pemasaran,

Page 130: TERORGANISIR, BERKESINAMBUNGAN, DAN PERAN KELOMPOK REFERENSI · 2020. 8. 7. · Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi” ini merupakan kumpulan hasil pemikiran dan penelitian

Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Karya buku ini

merupakan dedikasinya untuk peningkatan pengetahuan mahasis-

wa dalam pengembangan keilmuannya.

120 | S O S I A L I S A S I B A N K S Y A R I A H Terorganisir, Berkesinambungan, dan Peran Kelompok Referensi