Jenterarepositori.kemdikbud.go.id/16135/1/Jantera Terkasa...Isteri, mari kita sama-sama membuka...

323

Transcript of Jenterarepositori.kemdikbud.go.id/16135/1/Jantera Terkasa...Isteri, mari kita sama-sama membuka...

JenteraTerkasa

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah

BALAIBAHASA JAWA TENGAHBadan Pengembangan dan Pembinaan BahasaKementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2018

JENTERATERKASAKumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah

Fenulis:

Mustofa Bisri dkk.

Penanggung Jawab:Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah

Penyunting:Esti Apisari, Getmi Arum Puspitasari, Umi Farida, Ema Rahardian, KustriSumiyardana

Pracetak:

Endro Nugroho Wasono Aji, Ika Inayati, Moch. Fikri, Ery AgusKurnianto, Agus Sulistyo, Takarina Indriyanta, Umiluningsih

Desain Grafis:

Muda Bagus Syaraful

Penerbit:

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAD AN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASABALAI BAHASA JAWA TENGAHJalan Elang Raya 1, Mangunharjo, Tembalang, Semarang 50272,Telepon 024-76744357,76744356, Faksimile 024-76744358Laman: [email protected].

Katalog dalam Terbitan (KDT)JENTERA TERKASA Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah, Mustofa Bisridkk., Semarang: Baiai Bahasa Jawa Tengah, 2018.ISBN: 978-602-53192-8-0

xii + 312 him., 14,5 x 21 cm

Cetakan Pertama oleh Taman Budaya Jawa Tengah, 1998.Cetakan Kedua oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018.

Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau seluruh isi bukuini dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis daripenerbit.

Isi tulisan (karangan) menjadi tanggung jawab penulis.

PENGANTAR

KEPALA BALAIBAHASA JAWA TENGAH

Sejak awal mula persoalan bahasa dan sastra bukan sekadarpersoalan komunikasi dan seni, melainkan lebih jauh dari itu,yaitu persoalan yang secara esensial membangun kunci-kuncijawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana menyikapi ke-hidupan ini dengan cara pandang dan logika berpikir yangdinamis, kreatif, jemih, dan jujur. Bahasa lebih dari sekadar simbolhuruh kata, dan kalimat yang digunakan sebagai sarana yangmemungkinkan manusia berada dalam jaring-jaring sosial; dansastra lebih dari sekadar permainan ekspresi manusia sebagaisalah satu realisasi sifatnya yang homo ludens. Oleh karena itu,bahasa dan sastra, sejak awal mula dan sampai pada akhirnya,membangun upaya terus-menerus yang membawa manusia dankehidupannya tidak sekadar sampai pada arti, tetapi juga sampaipada makna. Hal itu berarti bahwa persoalan bahasa dan sastralayak diposisikan sebagai sesuatu yang sangat penting dan mestidiperhatikan.

Berpegang pada pemyataan itulah, sebagai instansi peme-rintah yang mendapat tugas di bidang kebahasaan dan kesastraan,Balai Bahasa Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan PembinaanBahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melakukanserangkaian aktivitas yang diharapkan menjadi modal dan faktorpendorong terciptanya bangiman kehidupan masyarakat (manusia) yang lebih bermakna, tidak hanya sebatas di wilayah JawaTengah, tetapi di mana pun juga. Di antara sekian banyak aktivitastersebut, selain pembinaan langsimg kepada para penggima (pe-nutur) bahasa dan penikmat (apresiator) sastra yang antara lain

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah jji

bempa penyuluhan, bengkel, pelatihan, festival, dan lomba atausayembara, juga pengembangan korpus yang antara lain berupapenyusunan dan penerbitan buku-buku kebahasaan dan kesastra-an, baik Indonesia maupun daerah.

Penyusunan dan penerbitan buku-buku kebahasaan dan ke-sastraan menjadi sangat penting artinya karena aktivitas demikian,lagi-lagi, tidak sekadar berhenti pada nilai dokumentasi, tetapimelalui penyusunan dan penerbitan buku-buku tersebut dipasti-kan akan terbangun sebuah peradaban. Diyakiru demikian karenasampai hari ini kita percaya bahwa -menurut pepatah Latin-kata-kata tertulis (tulisan, scripta) akan selalu abadi (dikenang,berulang, manent), sedangkan kata-kata lisan (ucapan, verba) akancepat sima (hilang, musnah, volent). Memang benar bahwa kitatidak akan tahu selamanya siapa itu Plato, Aristoteles,Mangkunegara, Ranggawarsita, Pramoedya Ananta Toer, Rendra,dan tokoh-tokoh besar lainnya tanpa pernah membaca buku(tulisan) mereka. Oleh karena itu, sudah sepantasnya apabilapenerbitan buku-buku kebahasaan dan kesastraan sebagai upayapembangunan peradaban (yang humanis) mendapat dukimgandari semua pihak.

Buku Jentera Terkasa: Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah yangberisi puisi-puisi karya para penyair dari kota-kota yang dike-lompokkan berdasarkan wilayah eks-karesidenan di Jawa Tengah(Banyumas, Kedu, Pati, Pekalongan, Semarang, dan Surakarta)ini merupakan salah satu wujud aktivitas penerbitan sebagaimanadimaksudkan di atas. Pada tahun 1998 buku ini telah diterbitkan

oleh Taman Budaya Jawa Tengah, tetapi karena banyak pihakmenghendakinya, buku ini dicetak ulang oleh Balai Bahasa JawaTengah.

Atas nama Balai Bahasa Jawa Tengah kami mengucapkanterima kasih kepada seluruh tim kerja, baik penggagas, penulis(penyair), penyunting, maupun panitia penerbitan sehingga bukuini layak dibaca oleh khalayak (masyarakat). Secara khusus kamimengucapkan terima kasih kepada Kepala Taman Budaya Jawa

iV JENTEKA TERKASA

Tengah yang telah mengizinkan kami imtuk menerbitkan ulangbuku ini. Kami yakin bahwa tak ada satu pun kerja yang sempuma.Oleh karena itu, kehadiran buku ini terbuka bagi kritik dan saran.Kami hanya ingin buku ini membuka cakrawala hidup danpikiran kita.

Semarang, Oktober 2018

Dr. Tirto Suwondo, M. Hum.

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah

SEKADAR PEN6ANTAR

Sebagaimana hajatan "pASAR pUISI" yang relatif bersifatlebih terbuka daripada event-event sastra lainnya, kumpulan puisiJentera Terkasa ini pun demikian. Namun, sebagai sarana tegursapa puitika - tanpa bermaksud menanggalkan fungsi dokumen-tasi— kumpulan ini sejauh mungkin dirancang untuk, palingtidak, mampu mewakili wajah puitika dan perkembangankepenyairan di Jawa Tengah saat ini.

Solo, 1 April 1998

Panitia ''pASAR pUISI"

Kumpulan PuIsi PenyairJawa Tengah vii

DAFTARISI

PENGANTAR KEPALA B ALAIBAHASA JAWA TENGAH.. iii

SEKADAR PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

Sajak-Sajak

PENYAIR BAmUMAS

Sajak-sajak Admono 2

Sajak-sajak Asa Jatmiko 5Sajak-sajak Badruddin Emce 8

Sajak-sajak Bambang Set 12Sajak-sajak Dharmadi 16

Sajak-sajak Edi Romadhon 19Sajak-sajak Haryono Sukiran 22Sajak-sajak Herman Affandi 25

Sajak-sajak Mas'ut 28Sajak-sajak Nanang Anna Noor 31Sajak-sajak Surya Esa 34

Sajak-sajak Sutamo Jayadhiatma 37

Sajak-sajak Yon Montaris 40

Sajak-Sajak

PENYAIR KEDU

Sajak-sajak Ahmad Dalady 44

Sajak-sajak Ariadi Rasidi 46

Sajak-sajak Bambang Eka Prasetya 48Sajak-sajak Bambang Mulyantono 53

Kum/>uian Puisi Penyair Jawa Tengah jx

Sajak-sajak Dedet Setiadi 57Sajak-sajak Dorothea Rosa Herliany 60Sajak-sajak Es Wibowo 53Sajak-sajak Gatot Widodo R 66Sajak-sajak Goeswali 58Sajak-sajak M.L. Budi Agung 71Sajak-sajak Roso Titie Sakoro 74Sajak-sajak Soekoso D.M 77Sajak-sajak Sumanang Tirtasujana 80Sajak-sajak Suroto S. Toto 83Sajak-sajak S. Suryo Pramono 86Sajak-sajak Thomas Haryanto Soekiran 90

Sajak'Sajak

PENYAIR PATI

Sajak-sajak Agusno Setiawan 94Sajak-sajak Ali Emje 97Sajak-sajak Amir Yahyapati 100Sajak-sajak A. Musthofa Bisri 104Sajak-sajak Bambang Supranoto 109Sajak-sajak Darmanto Nugroho 112Sajak-sajak Jumari H.S 115Sajak-sajak Maria Magdalena Bhoemomo 118Sajak-sajak Muhsi Siradj 122Sajak-sajak Mukti Sutarman Espe 125Sajak-sajak Nuryana A. Saddys Asmara 128Sajak-sajak Puntadewa 132Sajak-sajak Rohadi Noor 135Sajak-sajak Rum Akip Kayoman 138Sajak-sajak Sunardi K.S 141Sajak-sajak Yudhi Ms 144

JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIRPEKALONGAN

Sajak-sajak Ahmad Marzuki 148Sajak-sajak Akhmad Sekhu 152Sajak-sajak Apito Lahire I55Sajak-sajak Budi Pratikto 157Sajak-Sajak Diah Setyawati 160Sajak-Sajak Dewi Erry Susanto 163Sajak-Sajak Embung Riyadi Dayak 167Sajak-Sajak Fauzi Al-Quthubi Robbani 169

Sajak-Sajak Lanang Setiawan 172Sajak-Sajak Maghfur Saan 175Sajak-Sajak Moch. Mi'roj Adhika A.S 178Sajak-Sajak M. Enthieh Mudakir 181

Sajak-Sajak Numgudiono 184Sajak-Sajak Piek Ardjianto Soeprijadi 187Sajak-Sajak Waryono Ibnu Syahiri 191Sajak-Sajak Widjati 193

Sajak-Sajak

PENYAIR SEMARANG

Sajak-sajak Anggoro Suprapto 198Sajak-sajak Budi Tunggal Rahayu 202Sajak-sajak Darmanto Jatman 206

Sajak-sajak Gunoto Saparie 210Sajak-sajak Handy T.M 213

Sajak-sajak lyang Nur Ch 215

Sajak-sajak Soedjarwo 218

Sajak-sajak Soekamto 221

Sajak-sajak Sri Boentoro 224

Sajak-sajak S, Prasetyo Utomo 227

Sajak-sajak Triyanto Triwikromo 230

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah Xi

Sajak-Sajak

PENYAIR SURAKARTA

Sajak-sajak Achmad D. S 234Sajak-sajak Andrik Purwasito 237Sajak-sajak Bambang Kamo 240Sajak-sajak Koes Buris 243Sajak-sajak K.R.T. Sujonopuro 246Sajak-sajak Muchus Budi Rahayu 251Sajak-sajak Muddiono 254Sajak-sajak Mh. Zaelani Tamaka 257Sajak-sajak Roeswardiyatmo 260Sajak-sajak R.S.W. Lawu P.U 263Sajak-sajak Siswanto 266Sajak-sajak Sosiawan Leak 269Sajak-sajak Sus S. Harjono 271Sajak-sajak Sutamo Priyamarsono 276Sajak-sajak Tok Indratno 279Sajak-sajak Wary Wirana 282Sajak-sajak Wieranta 285Sajak-sajak Yant Mujianto 288

BIODATA PENYAIR 293

XI1 JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIR BANYUMAS

□ Sajak-sajakAdmono

AKUARIUM

ikan-ikan berkata:"Beri kami kebebasan hatinurani iintuk bicara terbuka. imtukmemperoleh kebebasan sesungguhnya!"

di luar,para pemilik akuarium berkata pula:"ini akuarium cinta. kalian ikan-ikan mendapat segalarupa. mendapat keindahan, dalam dunia gemerlap.aku diam.

Purhalingga, 15 Oktober 1993

JENTERA TERKA5A

TAMSIL BURUNG-BURUNG

kepakkan sayap-sayapmuterbang dan jelajahi selumh kekuasaanjagad raya. tuhanmu berikan sayap-sayap untukkebebasanmu dan sampaikan firman-firman yang laamanatkan padamusampaikan padaku:

ngambangmu di udara, rumahmu di rerimbunan pohon-pohon,kawin dan beranak pinak, kicaumu di ranting-rantingdan kau tetap burung-burung yang menyampaikan tiadaletih bahasa-bahasa kebebasan bagi siapa pun jugatermasuk bunga dan batu-batu

terima kasih burung-burung!

Purbalingga, 30 Oktober 1994

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah

DOA-DOA JALAN AN

gusti alloh...masuklah dalam ruang hatiku. menjadi rindudalam kerinduanku. masuklah menjadi cinta, menjadikasih sayang, menjadi marah, menjadi benci, menjadipilu, duka, lara, sendu, ketawa, air mata...

masuklah ke pori-pori kulitkuke nadi dan peredaran darahke urat leherku, ke kepala, ke otak, ke mata, ke hidung,ke telinga, ke bibirdagu, tangan, dada, jantung, punggung,perut, pinggul, lutut, kakimasuklah ke duburku sekali pun

ke pantat, telapak kaki.

gusti alloh...masuklah dengan setia menjadikarunia di dasar hatiku

masuklah dalam tulang kemaluankumenyatu paduagar pesonamu takkan simaditikam keragu-raguan di dalam jiwaku.masuklah ke segalaku!

JENTERA TERKASA

Q Sajak-sajakAsaJatmiko

NASIHAT ULAT KEPADA ULAT,

KEKASIHNYA

Kita lalui saja jalan ini. Jalan di mana kaki-kaki kitatahu benar lekak-likunya. Berjalan saja sampai kitamenjangkau senja masing-masing.Kita nikmati saja suara itu. Suara di mana telingamakin diruncingkan sebab tajamnya. Suara yang pastimembimbing nurani memetik bunga di padang-padangdatar.

aku tak janji, namun jalan dan biar saja. Sambil tetapmenatap naiknya matahari, Kita pasti diterangi,sebab kemanapun kita,kan sampai

rumah-Nya.

1995

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah

MAWAR DAN BATU NISAN

: kawan-kawan di KSSY

Tentukan sendiri di mana nisan semestinya

diberdirikan, kebersamaan ini semata kebetulanmenziarahi gunung-gunung bisu sampai batasbumi dan cakrawala tak terbaca, kecuali kitayang menabnr mawar di atas batu nisan sendiri,

Antara mawar dan batu nisan terhimpit sepasang

rel yang menembus senja, lalu kita melewatinyaada suara seperti panggil panggil kita, tapi ah!tetapkan saja langkah peziarahan ini, hinggatitian memuncak pada ranting cahaya paling tinggi.

1997

JENTERA TERKASA

INTERVAL PERKAWINAN

Isteri, mari kita sama-sama membuka malam

dengan sebatang lilin kecil yang menyalatanpa bahasa mari kita saling membaca

Hapus air matamu itu (jangan buatku!)biarkan karang menangisi kesendiriannyamenjaga waktu menahan gelombang

Isteri, mari pergi ke pantai menyaksikanmatahari yang tak lama lunglaidan setelah cinta selebihnya cuma bangkai

Purbalingga, 1998

tCumpufun Puisi PenyairJawa Tengah

□ Sajak-sajak Badruddin Emce

THE KUDA LUMPING TRANCE

Apa yang telah dijanjikan laki-laki?Asap yang menggapai-gapai biru angkasa.

Untuk desa bahagia ini.Ditinggalkannya beberapa tumpuk abu jeramiDi sawah merangkak kembali.

Ujung pematang. Siapa mencakung di sanaSerta jauh dari rumputan?

Baiklah ku kan nari lagi.Meledakkan cemeti di atas jiwaDengan tubuh bergulinganMenggilas pecahan kaca bertebaran!Tapi semua itu kan usai!

Dan luka ngucur darah iniKan pnla terasa.Dan harga padiHanya sedikit lebih tinggiDari kehendak sederhana para istriJelas sekali di kanan-kiriOrang yang memikulnya!

1994

JENTERA TERKASA

KOPI HANGAT MASIH SEPARUH GELAS

bagi Pantai Teluk Penyu

Seperti pipa-pipa baja, kekasihTulang-tulang kering harimuDi kubur memanjang.Dapatkah ini, darah mudaku, menggapai kilang dalamgenggaman

Makhliik laut menipu

Tampak di sana, dekat perahuBercat wama-wami,

Seluruhnya tuk pagi hariSedikitpim tak terselip rencanaBerlindung atau menentangnya

Anak siapakahOmbak besar tiba-tiba ini

Rambut dikibas-kibaskan,

Kemudian dengan tangan kotor berpasirNggebrak meja waning

Dan sebelahku, tergagap

Sebuah kampiing penuh kenangan,Merengkuh piindak nelayan lewat,Untuk pegangan.

Mungkin pula gantung bunga-bunga!

Jadi demi tetapnya keluasan, kulepas sajaSama buning ngnngsi ke bukit-bukit di Utara,

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tenyah

Kopi hangat masih separuh gelas.Di seberang, lantaran kabutNusakambangan perlahan tenggelam.

1994-1995

10 JENTERA TERKASA

SAJAK BIKINAN TEMAN ANAKKU

Sudah lama vas dalam lemari saja!Mawar, untuk tumbuh beroleh arti

Sebatang pohon bungaPinjam saat santai istri-ayahku.

Pagi dilingkupi cahaya tertatih,Sekelilingku debu enggan bermain pula.

Bentuknya, mawar, terkadang di antaraSuara kerekan timba rusak.

Malahan persis suara kerekan timba rusak!

Aih, sepasang kaki cilik ini, mawarDiseret pikiran kakak-kakakku.

Atas halaman panjang berkerikil ini,Mawar, siapa yang dudukMengubah rumput,

Seperti sawah-sawah

Bakal terlempar menjadi anak kegelapan

Serta jauh dari kota. Hanya kunang di sana,Tidak bosan-bosannya memahkotai.

1994-1995

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tenyah X1

□ Sajak-sajak Bambang Set

MULUT TELAH DILUMATKAN

Kuambil BoardingPassCheck-In Counter 188, Terminal 5Mulai hafalkan jawaban untukPertanyaan; Siapa Nama-mu?Negri-mu? Benua-mu?

Bahu kanan dan kiri merekahsaling membidikkan anak panahsebelum pesawat merebah di tanahBenarkah 2 Malaikat tengah menelaah?

Turun dari tangga membawa lukaKobaran api di mana-manaKulit jadi kerak tubuh sendiriPada negri yang menyala

Nun, la menatap sengitdari puncak garis perspektifMenanyakan Visa, Paspor, danExit Permit

Suaranya menyentuh langit;Orang datang! Pilih panas mana?

Ketika Tangan menyingkap megaAngkasa dipenuhi matahariSatu di antaranya, melumatkanku

12 JEMTERA TERKASA

Aku tak punya mulut, ajur mumurLalu bagaimana hams menjawab?

Purzookerto, 1997

Kumputan Puisi Peni/air Jaurn Tengah 13

DI KAMPUNG TAK ADA LAUT

Di kampungku tak ada lautgelombang hanya tarian rumputmeliuk-liuk ditiup Satu mulut

Kemarau adalah rumah pergaiilanBocah bebas bermain matahari

Cuma cahaya bisa jadi bencanamenjadikan pohon mati bunga

Di kampungku jalan hanya satuberdebu, lalu-lalang pedatimengusung umbi keriputberwama tanah

wama kulitku juga anakku

Jika hari terdengar, layaknya tamasyaTikar pandan digelar sepanjang haridan air seni bayi basahi mimpiseperti buih-buih pantaiTangisnya

debur ombak dalam diri

Purwokerto, 1997

14 JENTERA TERKASA

WANITA LAPARKU DI MAKASSAR

Makassar mengingatkanSup iga sapi dan sepiring nasiMenyantap kehidupan pedasDi bawah rembulan pantai losariMeja makan bergetardigoyangkan taksi bawa geliatWanita mengejar bintang jatuhdi tanah seberangMakassar menghitungJumlah makanan yang diganyangTangan selipkan uang dalam kutangWanita malam tusuk badik birahi

Muncrat darah pelautBasahi pusatnya cahaya lampuKamar tak lagi persegiMenjadi bundar dibentuk temaramMakassar menendangbantam seluruh lubang pori-poriBanjir keringat di mana-manaBergerak mencari muara penantianBersama wanita laparku

menunggu kapan gelombang paksa pulang

Purwokerto, 1997

Catatan Perjalanan 1992

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 15

□ Sajak-sajak Dharmadi

HARI-HARI BERKABUT

melukis mimpi di kelelahan bumidalam hari-hari berkabutlangit tak mengirim sejumput pun cahaya

masih saja ada mengoleskanjelaga di kaca-kaca jendela

klik; seperti kunci magazine terbukamasihkah ada yang tega ingin berburudi kegelapan seperti ini?

angin menyuarakan ancaman-ancamandi hari-hari berkabut tak ada bayangmuapalagi ujud

dan lukisan mimpiku gemetardi bawah todongan

1996

16 JENTERA TERKASA

KARTU JIWA DALAM PERJUDIAN

tak ada perbincanganmeja telah jadi ajang permainankartu jiwa dalam perjudianantara kalah menang

darah mengalir dalam baranyala apinya mencipta bayangan

mangsa, mangsa, mangsa

mari kita can alas hati

dalam lesehan

sambil merendahkan diri

tanpa impian tingginya korsi

1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 17

TIRAI DAMAI TIRAI MENYEKAT RUANG

-a.d. donggo-

tirai demi tirai

tumn menyekat

sejengkal demi sejengkalmengurangi jarak pandang

dan kemudian tersekat tenggorokankehilangan teriakan

berdiri dalam himpitan kisi-kisi segi empatproses pencucian otak menghapus masa silam

terurai pintalan sejarahmenjurai dalam tiupan angin

dengan cara bagaimana menceritakan kembalikebenaran sejarah dalam rangkaianketika telah tercerai dalam sejuta tafsiran

zaman telah berlari meski tetap berdiri

tak bisa bergerak lagi

kehilangan inti

Purwokerto, '98

18 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Edi Romadhon

MENGHADAP MONUMEN SOEDIRMAN

Aku tidak akan melaporkan angin puyuh kepadamumenjadikan orang-orang asing di rumah sendiriaku hanya ingin menjadi patungagar bincang denganku teramat sunyidan mulai berani membiarkan sengketa menjadijadi patimg kita tak lagi membangim emosijadi patung kita hanya menjadi saksiburung-bunmg tinggal bertempelan di dindingetalase satwa empunya minum segar kopiterkekeh pagi harisambil menatapi cerobongnya sendiri memamah sawahtanpa henti tanpa hentiikan-ikan mati karena sungai menjadi air keringatpemilik pabrik. Aku cuma menyaksikan dengan pelanorang-orang saling menggali kubumya sendiritapi aku ingin menjadi patungagar leluasa bersaksi tanpa emosi.

di gubuk sawah dekat monumenhampir terminal bus-1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah ^9

DALAM PAMERAN PRODUKSI

Ribuan pejalan antar stand saling merubahkaki-kaki memburu kepala yang menyediakan laci-lacitangan-tangein mengulurkan hati penuh lacilaci-laci menjadi anjing pelacak dengan liumyake toko-toko, sebab toko-toko saling menjadi gadismanis dari bibimya berkepulan ganjaotak-otak dimamahnya sangat sempuma

seperti para majikan yang selalu mengajaripara pelayan menjadi tanah liat.

Merdeka, produksi makin sempumapelayan membentangkan beha-beha celana-celanaMerdeka, produksi makin sempumapelayan amat cekatan mengeruki laci-laci kepala pembeliMerdeka, produksi makin sempumabarang habis menjadi berbagai mang di mmah-mmahpara toko saling terkekeh habis dibohongiMerdeka, produksi siapa makin sempiunamemasuki Indonesia

Saksi dalam stand pameran

1998

20 JENTERA TERKASA

KETIKA KARTINI DALAM DISKOTIK

Entah berapa kertas lagi yang bakal kau kurasJika pada setiap botol dan denting gelasmenjadi cerita ramai bemama sepientah berapa kali lagi jemariku memijat jidatjika pada setiap degup-degup nada dan nyala lampu pelangimenjadi cerita riuh bersama sunyi

Lalu kaku di sofa juga bir diantar ke mejakau hitung semua wanitadengarlah keluhan satu persatu dari merekakau tak bakalan mendengamyasebab mereka cuma bisa tertawa

tetapi ketika bir hendak ditenggak olehmusemua melarangnya dengan tangis membumiartinya, ada sandiwara yang hams diselesaikan

kau pun pulang dengan nada penuh muatansambil menyeka keringat kau masih menengokkerlip lampu di belakangmu: masih ada harap masih ada harapkaum lelaki kutimggu sampai kapan kau mengertiaku ingin menyelesaikan sandiwara iniagar wanita menjadi bulan malambukan bulan-bulanan lelaki

Tango Diskotik, '98

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 21

□ Sajak-sajak Haryono Sukiran

harapan si kecil

Katakan; burung prenjak nari kian kemarimeloncat dari dahan ke dahankabarkan akan datang tamu istimewadengan senyum mumi di wajahnya

Katakan; bunmg prenjak nembus kabutmenclok pada gigir telagabanyak sahabatnya saling bercengkeramamusik alam nyaring permaiseolah lupakan persoalansekalipun sesaat

Katakan; sarang yang ditinggalkan seharianditunggu si kecil nahan kelaparandan mereka saling hangatkan badandengan gosokkan tubuh pada ilalangkarena gerimis telah berubah hujan

Purbalingga, 1997

22 JENTERA TERKASA

REAKSI SINGKAT 1

Kujenguk rumahmuyang selama ini tak pemah terbukatemyata di depannya ada kali kecil

mengalirkan air ke sawah-sawahke dalam tengah-tengah tanah

Purbalingga, 1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 2 3

ASMARADHANA

Tembang asmaradhana kakek yang dulu dikumandangkanpada saat mulai menguak pintu malam, kini terdengar lagidengan suara parau termakan usia uziirkata-kata bemyawa muda, napas membabi butamalah aku yang merasa bertambah umiirrambut putihku sudah kembar rambut kepala kakekdi sini pula kerajaan langit bumi berkuasakita kian kerdil menghadapi putaran semesta.

Ingin rasanya tembang asmaradhcina dari mulutkuagar mereka tahu aku pun sanggup mendendang lagudi tengah-tengah gelombang perputaran bumi-MUsambil menyeni nama-Mu

Purbalingga, 1997

24 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Herman AfTandi

FISABILILLAH YAIKHWANuntuk Mustofa W. Hasyim

Perang berlarut-larutanMenderap kuda putihmuKau bentang busur gandewa

Selaksa anak panah melesatBerujung mahkota bunga

1996

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 25

KODE S L E RS SARJITO 93—94ibu Sri Wulan

dr. Bowo P. cs

Apa bedanya malam dan siangBila derita berkepanjangan?

Tak sepilu ruang nestapa

Dewa-dewa ganteng kalung stetoskopDewi-dewi kerudung putih pujaan

Hati widodari sayang mulutnya judes!

A dieu Titi Tespatiani!

Mala parasit telah terbang laluMenjelma pupuk hara istimewa

Taman kembangan di atas sanaSemogalah semoga Allahuma Amin!

Purwokerto, Desember 1995

26 JENTERA TERKASA

TRAGEDIBAYANG-BAYANG

Don quixote berperangMenantang anginTerbantai dan terkapar dia

Tak sudi mengaduh menahan lukaTerasa mengiris-irisHarga dirinya

Geram protesnya: hai keadilan!Siapa lebih bermakna

Aku-ku atau angin lalu?

Seberkas tanya terbengkalaiPanggung telah sunyi dan kosongTabir telah ditangkupkan

Di antara penonton garis depanFriederich Nietzche menguapdalam kantuknya: "Ohaheem....tuhan memang telah lama mati..."

Memang

Para spekulan tak jera jugaMeski selalu menanggung rugi

1996

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah "2.1

□ Sajak-sajakMas'ut

NYANYIAN DAUN JATI

seperti tubuhmu yang selalumenggugurkan daim-dauntak peduli akan arti sebuah musimdan keangkuhan peradaban

kau gugurkan daun-daunmeski kau menjadi telanjang

mestinya aku malu kepadamuyang enggan bertelanjangwalau hanyauntuk sebuah kebohongan

Sokaraja, 1997.

28 JENTERA TERKASA

BURUNG KECIL

seekor burung kecil belajar terbangdari satu dahan ke dahan lainnyakepak sayap kecilnya adalah lantunanzikir mengagungkan asma-Nya

di siang hari yang terik itutak terdengar lagi lantunan zikirmengagungkan asma-Nya

sayap kecil itu patah, luluh terbakarada tangan keangkuhan peradaban yangatas nama takdir menjadikan musim kemaraudan kekeringan sebagai kambing hitam

kalau hutan dengan sengaja dibakarkekeringan dan kelaparan kian melandatak ada lagi bening telaga dengan ketenanganair yang jemih

bila hati manusia tak lagi sebening air telagadan biunmg kecil tlah patah sayapnyalalu siapa lagi yang akan melantimkanzikir mengagungkan kebesaran asma-Nya.

Sokaraja, 1998.

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 29

ZlARAH

tatkala tiang-tiang pancang peradabankian menancap di relung hati umat manusiaputih tak lagi seputih salju. menguap ke atasawan berubah menjadi sekawanan burung gagak

30 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Manang Anna Moor

MENEPI DI SEKITAR PERADABAN

kita menepi di sekitar peradabanlaut mabuk

berenang kalah dengan para pelarimaraton

yang memberondongkita terpasimg di lokasi hurufhutan batin di lembah-lembah yang tergusurkota menjamur wama-wami diskotiknimah suci menepi di seputar onggokanbau ciu

kata-kata membeku laut mabukkita menggapai-gapai angkasasaat tinggal satu jari telunjuknyaris tenggelammeski laut mabuk

satu jarikununjukimu

Gumelar, Purwokerto '98

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 31

MUSIM BERGANTI MAWAR

musim berganti mawar

siapkan

seribu pisau

buat nggunting risauketajaman

bulan jatuhnya perlahansetiap lembar

gelinding matanya nggoyang

irama bau wangi

bulan sinamya di atasjatuh, perlahanibu, petikan aku syairtanpa duri-duri

di atasnya menarilagu bunda pertiwi

Purwokerto, '98

32 JENTERA TERKASA

DI HALAMAN RUMAH KATA-KATA

mereka bermain di halaman rumah

kata-kata yang tertinggaldi lorong leher

nyumbat semua, anak anakberdiri acungkan senjatamereka berteriak:

kereta api di kubah mimpiini kebakaran yang kesekian kalijangan biarkan merambat

ke dalam bumi tempat kami

kumpulkan huruf seribu tahimrumah dan halaman yangkubangun

Gumelar, Purwokerto, '98

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 33

□ Sajak-sajak Surya Esa

Di Tengah Hutan

air gunung yang jemih mengalirjatuh di bebatuangemericik suaranyasepanjang hari

kicau burung bermacam-macamangin semilirrusa kenyang bermesraanrusa beranak-pinakdi kejauhan terdengar cekikian senda gurau anak macanaku di Sana

kamu di sana

masih juga membangun rumah di atas pohon

34 JENTERA TERKASA

Sajak Burang Rajawali

aku banggamenjadi bagianmutumbuh liar

menaungi panas dingin

melindungi otot nadimenerangi catatan mantra

aku rela

dengan silimya angintumbuh liar

mendengarkan tawa atau pun tangismelihat jemih matamencium aroma lumpur sawah

beberkan pada duniasuka duka runcingnya bambuaku

kamu

satu

menggapai kemenanganagar sayap berkepak-kepak senantiasa

menjelajah jagadhinggap pada dahan sakurasembari cerita biak-biak dengan burung kondormengunyah pizza

menyaksikan matadordan

sarapan mendoan bukan mie

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 35

aku bangga

menjadi bagianmutumbuh liar

berbaju merah putihmenentukan putaran bumi mataharisambil kunyanyikan ilogondang dan eling-eling Banyumasan

Purwokerto, 5 April '97

(Dari kecintaan seorang anak kepada bapanya)

36 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Sutarno Jayadhiatma

DUKA HUTAN PAYAU SEGARA ANAKAN

angin lautdercak ombak

lumpur pesisirtelah bertahun-tahun menahan kegundahanmerambah hutan payau segara anakansisa legenda pulebahas dan nusakambanganpucuk-pucuk daim nipah nampak begitu legamterbungkus asap hitam yang tak pemah berhentiterhembus cerobong kilang minyakakar-akar bako pun nampak pucat mencengkeramlumpur yang selalu berkilat limbah residuyang tak terpedulikanikan-ikan yang tak mau matiterpaksa melahap gumpalan aspal yang mengapungdi setiap celah ombakakh, kita hanya bisa mengeluhtak bisa mengaduh!

Jojok, Deseinber, 1997.

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 37

SEGARA ANAKAN, SEBUAH PENYESALAN

naik perahu menyusuri hutan bakau segara anakantak lagi kusaksikan ikan-ikan b6rloncatan,

bangau beterbangankera bergelantungan

dan

perahu nelayan berseliwerankini hembusan angin tak lagi semilir

udara terasa pengap

rimbun daun tampak legamdan

sisa embun pun tak menetes

para nelayan telah lama kehilangan jejak ikankarena air kian menghitam terbias lunbah,

naik perahu menganmgi segara anakanaku telah kehilangan lanskap masa laluyang penuh pesona: anak-anak nelayanberamai menarik jaring penuh ikanberkecipak mengambang di air beningyang begitu ramahnya.

naik perahu menyaksikan segara anakanhanyalah sebuah penyesalan

Jojok-Cilacap, 1987.

33 JENTERA TERKASA

PUISI DAN MESIN KETIK

malam telah larut

kutinggalkan mesin ketikmenari sendiri bersama ilusiku

yang telah lama terkunci

di balik almari

mudah-mudahan besok

jadi puisi

aku tertidur!

Sidareja, 1998.

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 39

□ Sajak-sajak Von Montaris

DAUN TUA:pada generasi lelah

Daun tua

Matahari senjaAsam larut garam laut di tubuhmuDari lahimya embunSampai senja menabuh genderang pemberhentianMelihat cermin di wajahGurat guliran peristiwa memancing layar rantingmu

Daun tua

Beri jejak pada barisan di belakangmu;daundaun bam

Belik, Petnalang

40 JENTERA TERKASA

SIBUK

Aku-kau tertanam di diinia asingJauh dari pelangiJauh

Sulit menghadirkan cahayaMeski jeda sekian lebamya. MengangaIngin menelan segala

Kita belum pemah bertanya, di mana sesungguhnya bulanSebab kita terlalu sibuk tertawa

Purbalingga

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 41

SAJAK BELASUNGKAWA

Keberangkatanmu kualiri sungai menggelegakMenghanyutkan ke hulu semua gambaran hitamPergilah ke suara memanggil. KatakanDi sini masih dengan cerita sama: Membakar bumi yang tak henti memancing birahi

Purbalingga, Griya Kinasih

42 JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIR KEDU

43

□ Sajak-sajak Ahmad Dalady

Pukau Batu

pukaumu o, batumenggumpalkan akal dan rasa manusiahitam beku

pukaumu o, batumembungkam nurani manusiadiam bisu

pukaumu o, batumembumpat telinga hati manusiacongek tuli

pukaumu o, batumembebat matahati manusiapepat buta

pukaumu o, batumemerangkap jiwa manusialumpuh mati

pukaumu o, batumau kau buta tulikan nuranidari segala pukaumu

Magelang, 1997

44 JENTERA TERKASA

Dan Ibunda Masih

dan ibunda masih saja setiamenjerang embun di atas tungku usiayang sudah mulai mengelam

aku masih juga makan dan minum dari suapannya

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 45

□ Sajak-sajakAriadi Rasidi

KETIKA SEMBAHYAN6

Ketika muazin meniup peluit panjangmaka roda pun meninggalkan jejakmenuju muhapus segala keluh kesah angkasa murka

senyap merambat di kamar pengapmudari atas sajadah tuauntaian doa menyapamusepanjang perjalanan

lalu lintasan peristiwa mengalun dalam desahpanjang-panjang sekalimelengking-lengkingmenguak matahari dari genggaman rembulan

aku hadir Bapaksetelah sekian lamamelupakan mu

45 JENTERA TERKASA

CATATAN DI TENGAH KOTA

Ingin kutumpahkan tentang gelisah hatiketika berseling tanya pada angkasa rayamengapa udara kelihatan cerah berseiilalu tunm ke kota jadi bencanasedikit udara bersih bagi umat manusia

kumencari jawab pada semilir anginpada tiupan wama jelaga dari knalpot dancerobong pabrik lalu kuingat gagahnya pegununganyang menjulang

mengenang pohon-pohon dan rerimbunan daun

Oi, burung-burung pun menukik membagi wartadari pohon dan gemerisik daun awal kehadirannyakian banyak kian sempumalah angkasa rayalalu kusadari kotaku pun hams hijaubetapa sehat anak bangsa menghimp semilir angirmya

Temanggung, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 47

□ Sajak-sajak Bambang Eka Prasetya

PRAHARA

Dalam temaram sinar blencongTerbakar lakon pakeliran:

Bumi bergetar saat kabar tersiarPagi buta putra sang Raja tinggalkan puraSeisi kraton gempar: Kemana putra mahkota?

Seorang abdi dalem buruk sangkamengira sang putra diculik dan dianiayaprajurit utusan raja negeri jiran

Semua marahBaginda dan permaisuri tersenyum ramah: Rakyatku tak perlu kalian gelisah

Tak ada alasan terliput kecemasan

Seluruh rakyat terlena, meski hati bertanya-tanyaKetika berita semakin jelas justrubanyak kawula menjadi cemasKabar burung berubah kabar burukDiam-diam putra mahkota berguru,kepada saudagar!

Bah, kau lacurkan kebenaran!

Tiba-tiba penonton menjadi beringasDengar sinar mata membara

43 JENTERA TERKASA

mereka melemparkan apa saja kepada dalangYang tak setia alur cerita

Seorang kakek berceloteh,: Itu kisah dalang kacau!Tak mungkin putra Raja bergurukepada saudagar. Itu tidak benar!Ksatria pantang berdagang

Orang muda di dekatnya berkelit,; Kek, kini era globalperdagangan bebas merambah seluruh negeriSemua kasta punya hak samaTak keliru anak menteri jual nasi

: Wah! Bila ini terjadikami tak mampu berebut rezeki!

: Ini tuntutan zaman Pak Tua

Kita mau apa?

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 49

PERJALANAN PENGEMBARAAN

Sepagi ini kau berjalan sendiriberebut dulu dengan bayang-bayangmuMengapa mentari mengejar langkahmu?Mestinya belum kau awali pengembaraansyair lagumu belum usai kau dendangDi ladangmu sebatang pohon pun belum kau tanamwalau gerimis tak henti menyapaBongkah tanah merah gapura perjalananmenghembuskan keharuman bimga setamanSerafin dan Kerubin menanti

dengan seuntai kuncup melatiMega-mega bemyanyi menggenapi lagumumengalim pesan: kau akan sampaipada sebuah hati berlimpah kerahimanSedu sedan tak tertahan

ketika seribu kereta beriring perlahanmenghantarmu

menuju perhentian terakhirDi mana tak lagi kau jumpa deraDi singgasana yang kau kenalBapamu menanti dengan sejuta rinduSelamat jalan kasihDi dadaku masih tergores pesan

yang dulu kau ucapkan: Dunia ini bukan

tempat anak-anak Bapa

untuk selamanya

50 JENTERA TERKASA

GATRA GETIR DARI PINGGIR

Belum juga mentari

menggeliat dalam pelukan pagikau katakan,

: Negeri ini

untaian mutiara

setiap jengkal tertapak

adalah kemurahan

Dan kami terbelunggudalam lilitan lapar

Ketika bumi ini

terbakar terik

kau lantang teriakkan,: Tanah airmu

hamparan kerahiman

tiap-tiap celah

tawarkan kesejukan

Kini kami tercekik laknat haus

Saat temaram menggelayut ujung-ujung gelap

lagi kau hadir mencibir,

: Pemalas terhimpit

dingin malamtelanjang memalukan

Kau biarkan kami lunglai

lapar

haus

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 51

beku

bisu

Suaramu, kuasamu

manjakan serakahmu

mestikah kami tingal menanti?

52 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Bambang Mulyantono

KONTEMPLASI KURSI

AnginTanda abadi

Kepala tumbuh di daun-daunnyaMentok di pohon-pohonnyaMengigau tentang malampadahal hari telah berlaluseperti makan malam: menelan diriAndrawina - Seba

Statistik senyummu: cinta kliseSekadar kebetulan: sama-sama duduk dan bergoyangdi Pohon Abu

Wajah transparan: gagu40 tahim menimba teknik wawancara

pada socrates: biang lukaTan pae rarasing jiwaRenggan wiramaning gending

Serahkan lagunya sebelum terbetot pasar-pasarBenda-benda seperti komposisi pada nasi kuningruwatan

Kecamuk yang tega memenggal kepalanya sendiriBukan permintaan Salome, dulitapi akar dari segala mesinCetak sebanyak-banyaknya pada kliseyang belum berhenti tertawaLithografi swastikaHitler menari-nari

1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 53

RBPRESENTASI EKONOMI TABEL SATU

oada suatu November, HUT PGRI

- Engkau patriot pahlawan bangsa(Tanpa tanda jasa)

Estetika angkutanMenarik Narusman

Guru SLTP di kota pinggiran

Malam minggu terminal ajangNgejar setoran: 2500 penumpangDalam kaca bening

Empat anak di gayutan

Malam kepompong embun

Siang mengejar matahariPagi: buku paket kumalTerbang di kelas-kelas buramPenanya tajam

Kelas menakar senyumnya yang ikhlasMalam: rodanya menggilasNasibnya yang menikam-nikamDiabet akut: obat tak dapat ditahanJam berpusing dalam waktu yang sama di benaknyaAnak - istri berteriak dalam gaung kotaGaung benda-benda

Gaung karya-karya

Gaung suara sendiri

Himne selalu membelah angan-angannya

—Engkau patriot pahlawan bangsa(Tanpa tanda jasa)

54 JENTERA TERKASA

Malam mengejar setoran

Gajinya hanya cukup setengah bulanLima belas hari digenapi di terminalBiar jadi kelelawar: asal aman

Menimang anak cucu

Berpacu dengian milenium

Hijetnya mulai berkarat

Setoran tak terdengar lagi oleh himne

—Engkau patriot pahlawan bangsa(Tanpa tanda jasa)

Suatu hari Narusman memekik

Peluhnya jadi tarianTanpa jendela : tanpa jedaMelawan kenaikan hargaInflasi menggulung bangunan rumedmyaMemorakkan dapur dan perutnya

Tapi Narusman tak peduli

la terns memacu mobilnya

Menuju surga

1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 55

OMBAK BERBUNCAK SURATMUmeniadi tua ialah memasuki

masa silam

(Surat Isa Ashari dari Serui)

Dari perangkonya masih tersisa bau ikan bakardari laut Serui

Radek Gibran berlari-lari di ombaknyaIsa tak pemah mungkir mendayung rumahnyaperahu tumpal tempat ngobrol di sampanSeperti Li Po deklamasiBunmg-burung terbang rendahasap lapar dan selera menjadi keriting di ususSurat hijau kusam, di kanvas yang dulu kita sangka hutanBersampan lagi: lagu-lagu tifa, kelaparan menggaruk udaraBurung mengendus dayung, tanda setia kita pada lautikan bakar, peluh di tungkuJangan biarkan misbah kosong: sesaji para pemasmurSebelum kita menepi, sebelum kita surutsebelum kita berangkat lagi

1995

56 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Dedet Setiadi

IMAJl BATU BATA

Tanah tempat berpijak segala hidupSudah lama digali dan diaduk. Sumur-sumur pimmengangaDi sekitar kerucut hari-hari tanpa nama

Maka kupilih belajar pada batu batayang beijajar di halaman. Kematangan itu kutemuSetelah ditempa dalam arena bakar

Lihat, lidi dan bawang merah ditancapkanSegulimg benang dibentangAgar tumpukan harap tak roboh diguncang duka

Dan di sini satu demi satu

Batangan-batangan hatiku bergilir menyusun keyakinanBergilir menyangga sejarahYang berabad-abad bertengger di atap rumah

Magelang, 1995

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 57

MATAKAIL

Di emper bukit gelisah itu kubaringkanAkar memilih gelisahkuMenghujamkannya ke celah-celah waktuDitindih batu-batu

Aku melempar umpan

Deras puisi menghanyutkanku sampai ke dasartak ada ikan

tapi joran hidupku bergetarSeperti ada yang memainkan

Entah siapa?

Di sini mulut waktu menganga

Slap melahap apa saja

Di kepala helai-helai rambut memilihditampar angin bewama jinggadi sekujur alis matahari mendaratmemanggil senja dan usiaTapi mata kailku masih mengembaraWalau ikan bukan lagi sasarannya

Magelang, 1995

58 JENTERA TERKASA

IMAJI GEMBALA

Dari pintu langit yang growong

orang-orang di kampungku keluar menabuh kentonganHanya aku yang bersemayam dalam puisidi kepucatan malam

yang gaduh oleh sihir bela sungkawa ini

Ada bulan mati!

Ada bulan m'ati!

Iringan pelayat mengusung keranda ke pekuburan sunyiTak tabu bahwa yang terkubur di sanajenazah pikirannya sendiri

(Ah, kapan gerhana ini berlalusebab dari lubang otak setiap kepalaaku melihat juluran lidah naga)

Magelang, 1995

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 59

□ Sajak-sajak Dorothea Rosa Herliany

ZIARAH BATU

bahasa batu yang diairi/ keras dalamdentum arus tak ke manaudara dalam cucuran darahmenetes beratus tahunmengikis keringat kebisuan nurani

bahasa batu yang dinginbeku meremas ribuan abad rindu dendammencari-cari udara terbukakekosongan yang menyimpan dengusnapas hewan-hewan liaryang mencari tanahdalam sejengkal jiwanya

kupilih bahasa batubuat memecah keangkuhan nuranimu

60 JEWTERA TERKASA

OBSESI HITAM PUTIH

—untuk lukisan

Gusti Alit

aku terperangkap lagu hujandi antara ilalang: bulan yang itu jugamendaki dukaku yang pemama

lereng-lereng dan tebing hati tuamelukiskan ketakutan:

kabut melingkardalam gelombang jerit seranggadi hutan jauh.

setetes langit hitam menghiburkudi antara daun-daun terbang, angsa dansekawanan bangau mencari keteduhanyang menggenang dnka-renta dalam sepercikcahaya merah

matahari mengabut dalam genangan bulanmenggantung di kekosongan kalbu.di manakah bertemu antara segalayang terpisahkan?

tak ada yang bisa kubacadari pikiran tua yang mencari segalayang tiba-tiba hilang. selain ketakutan.

lalu bisikan dari entah siapa-apa, "kekasih,malam itu getar lolong hewan liar!"

Maret, 1997 - Januari, 1998

tCuHipu/an Puisi PenyairJawa Tengah 61

DUNIA MENUJU SEKARAT

—sebuah lukisan realis

dunia menuju sekaratjalanan berdarahtikungan membentur jidatmu yang rentajiwa tenggorok bagai kakek tuamenunggu gugur daun, tulang menuadan rabun yang memangkas usia demi usia

dunia menuju sekarat: kematian,puing peradaban, dan nurani yang gersang.

tengoklah hatimumencercit bagi jerit rem

membesut aspal ngilu jiwamu

dimia menuju sekarat:nurani mengubur dalam segala tanda.menggumpal dalam rahasia.tak ada dibaca lewat segala bahasa!

Maret, 1997 - Februari, 1998

62 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Es Wibowo

BABAD TAN AH JAWI

Seperti sejarah hidup manusiaYang terikat oleh tali samsaraCandi Borobudur yang memancarkan takhayulDan penuh kegaiban ituJuga mencatat sejarah pembangkangan yangMendatangkan malapetaka bagi kaum pemberontak

Dengan ketabahan musafir yang dahagaKucangkuli situs purbakala sekeras bajaDan para dewa yang menjaga alam semestaMelemparkan kitab pusaka ke arahkuTentang silsilah 'Babad Tanah Jawi'Tetapi siapa pemberontak kerajaan Mataram itu?

Ini malapetaka di tahun 1709Dengan tombak, keris dan pedangTentara Mataram mengepung Candi BorobudurMemadamkan api pemberontakan dari selatanDan kau pembangkang yang selalu kalahMengapa kau hams dibinasakan?

Kemudian relief-relief di dinding candiBerebutan mengacungkan telunjuk jariMeminta jadi saksiSedang area yang tak berkepala ituMenimtut keadilan. Katanya:"Mengapa aku tumt dipenggal?"

1991

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 63

2000 MEGAWATT YANG MENAKUTKAN

Aku ingin membakar kebencian dari2000 megawatt yang mengalir menuju sawah ladangkuBatu gamping yang kucangkuli dengan keringatTiba-tiba menjadi horor yang menakutkan danUdara gimung yang sangat kucinta ituMenghembuskan gas beracun lewat pori-pori tanahDalam radius yang tak terjangkau kakimuAku mencium bau belerang serta gumpalan radio aktifMembakar cintaku menjadi kemarahanAku ingin membangun laut tanpa limbahKubiarkan kemerdekaan hidupmu: lumut-lumutan,ganggang

Ubur-ubur, gelombang besar, kepiting, ikan danPasir putih di dalam kerangKukirimkan angin sejuk dari puncak MuriaMata air yang jemih sertaGugusan awan tak BeradiasiDan dinding lembah menghadirkan kerinduanPada kabut

Aku ingin membakar kebencian dari2000 megawatt yang mengalir menuju sawah ladangkuMaka kunyalakan kobaran api padaBajak kayu trembesi yang diseret kerbauUntuk mengolah sawah ladangkuDi kaki Gimung Muria ini

Aku hams bertahan memelihara kehidupan dan

Menjaga bumi dari prahara yang berembusLewat telapak tangan kekuasaanmu

1995

54 JENTERA TERKASA

NYANYIAN KALI PROGO

Dengan keyakinan jiwaku terns bergolakMendeburkan gelombang kebencianKepada pintu air yangmenyumbat perjalanan hidupkuBiarkanlah aku mengalir menempuh kemerdekaanUntuk mengairi sawah-sawah penduduk

Bertahim-tahun lamanya kunyalakan semangatKetabahan, keberanian serta kesetiaan menerimaZikir malam dan doa subuh yang melnncurDari puncak Gnnung SumbingSedang batu-batu tasbih berguguranMenghanyutkan wiridku ke Samudra Indonesia

Izinkanlah aku mengalirMengapungkan nilai-nilai kebenaran yangTerpendam di dasar bumi

Tetapi untuk apa kau malah menenggelamkannya?Jangan tuan! Bukalah pintu air kemerdekaan ituAgar kesadaranku tidak membangkitkan kemarahan

1995

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 55

□ Sajak-sajak Gatot Widodo R.

PEMBBRANGKATAN

Menda)aing perahuke pulau dewapastikan perjalanan ombaksebelum pantai

Wonosobo, 1998

66 JENTERA TERKASA

GUA

Gemuruh angin menusukgua-gua gelap

kehampaanharapan sisabelahan malam

separo kabur

separo terkubur

Wonosobo, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah gy

□ Sajak-sajak Goeswali

JIKA

: NOVIAWATI

Jika kutabur garam ke lautapa kau kata?Jika gaung azan memanggil-manggillalu aku sembahyangapa pula bedanya?Itu dari ibiiku aku belajarlewat dia aku mengenal kautukang sulap tak tertara.Ketika kelelawar maut menyambarsenja berbuihdosa

sebelum sempat merangkum ke sayapnyakau sulapjadi udara mawarberebut masuk ke dalamnapaskauDan?

telah sampai waktumatahari sia-sia melelehkan panasnyatak berbuah dan daun gugur membusukpohon di tanah gembur.Kutanggalkan angin topan yang tersimpandan napas yang melemabpada cemrdn yang pemah kutiupkansedalam mata Fir'aun

aku menatap kau.Sulaplah aku

68 JENTERA TERKASA

jadi tukang sihimyadi hadapan Musa

Jika kau ingin persahabatan kitatak terdindingberlumut.Dan aku ingin.

1 Agustus 1995

tCumf)u(an Putsi Penyair Jawa Tangah 69

MATAHARI

IN MEMORIAM: IBUNDA PAIRAH

Bagaimana aku hams berceritaKepadamu

Dan dari mana hams kumulai

Tentang kesia-siaan dan pengingkaranYang oleh matahariDianggapnya selesaiKala sang maut mengadang

Pagi tumn

Matahari terbit

Menyisihkan malam tanpa katakBersama embun

Nyanyi burung dan rericik kaliWajahnya! Wajahnya!Dengan tangannya yang perkasaMatahari peluk diriku erat-eratLalu dibawanya aku ke peraduannya

Parakan, 1 Desember 1997

70 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak M.L Budi Agung

GEMBALA-GEMBALA

gembala-gembalapergilah pulang, pulang menuju peradabangiring dombamu ke kandang tuhantutup pintu rapat-rapatagar singa tak mencuri anak dombagembala-gembalabeijagalah jangan terlelap jangan bermimpikema engkau tengah menghadapi ancamansulut perapiansulut obor dengan minyakpasang mata jemihkan isi telingakalau perlu siagakan tongkat gembalamujangan beranjak jangan bicarasebelum anak malaikat membuat tandasebuah bintang timur dalam tiga rupa

Kaloran, 14 November 1994

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 71

DOMBA-DOMBA

domba-domba

turunlah ke bawah bukit padangsebelum air sungai mendidihterpanggang api tengah hutan.penuhi isi perutmu

kerna kita akan kelaparan sebulan atau setahunsampai hutan padam dan harga beras murah

domba-domba

diamlah di dalam kandang

padamkan lampu isyaratkan doakita tunggu fajarbermatahari keadilan

berangin demokrasiberembun pagi suarga

Kaloran, Maret 1998

72 JENTERA TERKASA

MATAHARI TUA

memahami matahari tua

membaca lukaluka langit tergurat asapkutanya tuhan dalam bahasa bencanagumpalan ozon yang pecahgumpalan awan terburai badai

memahami matahari tua

memahami bumi hangus berdebu; hutan-hutan terbakar api keserakahan

jalan-jalan terbakar api revolusikota-kota terbakar api demokrasi

jiwa-jiwa terbakar api tiranikutanya tuhan dalam bahasa dukasiapa mencipta bencana baru

siapa mencipta tangis baru

(memahami matahari tua

memahami tangan terkepal tuhan)

Kaloran, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 73

□ Sajak-sajak Roso Tide Sakoro

TAK DENGAN KATA-KATA

kubasuh dingin subuhsegala noda tubuh rapuhkucari cinta keabadianmu kekasihdalam hening sepidetak waktu denyut nadi

kueja tak dengan kata-katahanyut mengalir zikirberjuta semut penghuni rumahkubergulir merangkai tasbihmenunggu kaupanggil pulangdalam dekapan cinta keabadian

Tetnanggung, Febrmri 1998

74 JENTERA TERKASA

AIR MATA HUJAN

tetes air mata tuhan

membasahi tanah air terluka

tuhan, jangan bosan-bosanmewama rembulan mawar

Temanggung, 1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 75

DAUN-DAUN MENGERTAS SUDAH

batu-batu luruh luluh mendebu

aku tertegun hening tugumata air di ulu jantung nadikumengering sudahberubah air mata darah

(sementara di atas sana

langit angkuh kosong suwung)

reranting pohonan tambatan jiwa kerontangkering ranggas di pematang rengkahdaun-daun di kebun hatiku mengertas sudahjangankan bunga harapkan buah

(duh gusti, adakah langit laindi negeri ini, berjuta rakyatmenanti suksesi mentari pagi)

Temanggung, 1997

76 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Soekoso DM.

SAJAK MESIN KETIK

berjalan bersama hurufhurufnyamanusia ngembara

ke padangpadang, ke gunmgurunke abadabad, ke tahimtahun

memburu makna kehidupan

melangkah bersama tiktaknyapara pujangga ngembara

menganmgi angkasa dan samudradengan perahu prosaprosa

meniti seribusatu bianglala mimpilengkungan suka dan sedihdengan kepakan sayapsayap puisi

tapi siapa dan siapa di balik mejaberkerudimg kertas karbon

mengaduk gumpalan jelagamenyimgsang lelakon

: fakta didustakan, benar disamarkannyata dibenamkan, palsu dibubungkan

hingga angkaangka terlukadan hunifhuruf sakitjiwa

entah demi apa?

mesin ketik cuma saksi bisucuaca aneh sudah membungkam mulutnya

ia enggan bicarasyarafnya koma, lidahnya kelu

meski ada bening dicemari tuba!

2997, Potrowijayan

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 77

MEMORI MONOGRAM PASKA: X

lolos dari wajah jemari, tibatiba kauakusampai di sini

di simpang jalan, antara gamang dan sangsiantara bimbang dan tak pasti

musti terus, membelok atau berhenti

dalam kembara ini

beberapakah jarak, antara persimpangan inidengan dermaga hati

antara kenyataan dan mimpimimpi

lalu ke manakah lagi, perjalanan muskilpenuh rambu dan duri

bakalkah menelusuri lorong nalar dan rasa

kembali meniti nnrani

ataukah kauaku memilih mengunyah baramemanggang diri dalam alpa?

berapakah waktu, untuk simakan kabut

demi cahya rembulankelembutan kisah kasih tak kunjung surut

(selalu pertanyaanpertanyaan tak terjawabkan: embun, bisakah kau berikan kebeningan?)

1997

78 JENTERA TERJCASA

KUPUKUPU DEKAT LAMPU

kupukupu dekat lampugemelepar

gagu dan ragu

kupukupu sepikah itugelisah

membenturi kacakaca cermindi bilik kalbu

rindu apitakut sendiri

kupukupu bersayap retakmemberontak

memburu kebebasan gerak

: cahya, cahya!adakah kembang di jambangan ituada sisakan madu

ataukah kehangatan ituhadir dari sumbu api yang semu?

seekor kupukupu sepi bermimpimalam ini

separuh sayapnya terbakar api

1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah yg

□ Sajak-sajak Sumanang Tirtasujana

PENYANDANG MANUSIA PURBA

Apa yang akan kamu lakukandengan tanah tandus. Ruang tidurtanpa jendela. Entah petaka apabakal memerangkapmu, bila ruang tanpa udara

Atau kau pilih diam. Kemudian mengendusenduspada peti mati yang terns menantiSementara air matamu mengucur terusdan keterancaman jantung jiwamu kian dekat.Ya, kian dekat.

Kau memilih diam membatu,pasrah pada keterpurukan hasrat yang hancur.sebab harapan doa telah menjadi siasiadengan malapetaka entah apa.Sembari lunglai, kau pasrah menggeletakPada peti mati penyandang manusia purba.

Yogyakarta, 1996

80 JENTERA TERKASA

MENUNGGU EKSEKUSI

Hari ini engkau mengungsikan separo jiwamutepekur dan menggigil di lipatan humfhnrufdoa alkitab. mengibaiba melipat harap.Sedang gairahmu telah menjadi sungai keringterbanting sudah alamat rohmu yang ramping.

Seperti kolam yang menguburkan kedalam tekatekilangkah kaki kian menyimpulkan perkabungan.Hari ini kau tumbangkan harapanharapan

dimana senandimg doamu kian terdengar ngilu.

Tahukah penghuninya bakal terbanggang kaku.

Purworejo, Magelang 1995

Kumpulan Puisi Pmyair Jawa Tengah 81

RUMAH SELOKAN

Kudirikan rumah tanpa pintu

aku nikmati sebuah dunia baru

yang penuh baksilbersama cacingcacing dan lintah.

Pada rumah yang selokanaku tak ingin lenyapIni dunia baksil yang tibatibaharus kau nikmati pula

Di sini kau harus hidup

di antara limbah serta cerobong

pabrik. Yang merangkap rumahparuparumu.

Tertawalah meski kau pingsan

aku percaya kau tak mampu menyihimyamenjadi taman

tanpa menyebarkan duka.

Purworejo, 1996

82 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Suroto S. Toto

SURAT BA6IIBU I

(Pesta pada sebuah pagi)

Ibu, pesta itu di halaman rumah kitamembangunkan tidur matahari pagi-pagiorang berduyun-duyun berdesakanmelempar-lempar seperti anak bermainmereka saling memukul saling berebutramai dan menghanyutkan matahariseperti pesta anak-anak di terangbulan

Ibu, pesta itu sangat lucumereka menjadi anak kembalibermain sandiwara menjadi raja-rajaberebut tahta dan singgasanatanpa dosa beradu senjatasambil tertawa mengobral busa

Ibu, itukah pesta sandiwaramengapa hams menghimus senjatamenikam sesama

Ibu, jangan muram selalukedai kopi itu tetap milik kita

Juli, 1996

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 83

SURAT BAGIIBU II

(Potret sebuah pesta)

Ibu, inikah rumah kita?

Kalau ini rumah kenapa sepi candaKemarin di sudut rumah saudaraku bermandi darahkulihat nanar mata-mata merah

melepas gores hitam di atas tanah

Ibu, kutangkap elangkakinya kuikat kertas usangbertuliskan "Tolong saudaraku bersimbah darah!"Kulepas elang tak terbang jauh iaberputar mengincar mangsa

hinggap di atap menatap marah

Ibu, aku kehilangan nafsusungai-sungai mengalir darahtak bisa bermain perahu

di mana-mana air berubah merah

Ibu, aku rindu rumah dulu

Jtdi 1996

84 JENTERA TERKASA

PERBMPUAN DI TENGAH JALAN

perempuan di tengah jalanmegapa risau ini mengembara

menembus angin dengan lagu bajatak acuh membisu menawarkan cinta

berjatuhan kimang-kunang dikaiimya

dibalik pandangnya menembus ragubagai burung terpaku menatap waktusendiri ia berjalan menyusur anginsiapa tahu ia bisa lantunkan lagu

perempuan di tengah jalanbagai nyala pelita di angin malamia lagukan jerit kepedihan di tengah angin

dan awan

mengembara di tengah nyala api

di balik yang berkunjung ia mengecap nikmatdengan menyala menembus ragu

terns menangjap bunmg menatap waktusiapa tahu mendengar jeritan angin dan awandalam nada-nada lagu yang terus berlalu

1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 85

□ Sajak-sajak S. Suryo Pramono

SEMUT RINDUKAN SULAIMAN

Semut semut di tanah berlarianmondar mandir terengah engah

ia membawa ampas seadanyamemadati sarang aren di mana manadan menggigit sejadi jadinya

ia tahu kan merana selamanyakecuali Sulaiman menynnih berkudamemasuki lubang lubang gua

Kebumen, 1997

86 JENTERA TERKASA

KUDA KUDA AIR

Bila esok pagi kau naiki daun di permukaan sungaikutitip salam pada ikan yang tak sembunyi dalam pusar

Bila di lumpur dasar bertemu ikan lelerayulah senjata tajamnyaagar tak ditikam kutu-kutu malam

Bila alas daimmu tak lagi melajuturunlah di situ bila ingin sampai ke hulu

1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 87

SUARA MISTERIUS

Saat nisan bercengkerama dengan kuburansuara yang berabad abad terpenggal babak-babak ceritatiba-tiba bangun bicara;

"Aku terselip

aku ditinggal angin yang merekamkenapa tergesa gesa

hingga kau tak mencariku"

la terisak isak mencari

belulcing yang tak dipahami kala itudan kini sisanya kian menjelma;

"Di mana jaring jaringankuaku sudah tabu berbeda.

kau sudah parau,

dan berani mengecam!"

la telusuri di seluas samudra dan benua yang menghauskanmenghampiri satu per satu di semua cerita cerita ikatan;

"Apa kabar Julius Caesar?kaukah Romeo?

ada apa denganmu Hamlet?aku di dekat dekatmu

aku di pintu pintumu!

tapi aku akan pergiaku sudah menjelma jelmaaku tidak disapa sapa

aku ditimpa!"

88 JENTERA TERKASA

la teruskan kisahnyamengembara dalam gelora dan tiba;

"Kudengar di sini ada MahabarataSangkuriang, Roro Jonggrang dan lainnyadi mana la...?

O, barangkali malu atau ragubiarlah aku dulu yang membisu"

Ketika bertapa, ia terdampar terkapar dan tersadardi tepi sungai yang tabibnya sedang ia cari-cari;

"...Tak percaya ada yang menyapamengobatiku sambil terpapa-papa...bahkan tak ada cacatnya"

la rindu menggebu gebu tak bertemu sampai kambuhtak ada obat semujarab kala itu. Kemudian mengharap;

"Aku akhiri harapan iniaku relakan memecah mecah diri

bersuara dengan segala cara;Meski komandoku di sini

aku akan disiksa raksasa

yang dari dulu memburu

maka temukan segitigaku.Atau kemudian aku menjelma!karena aku ditunggu tungguaku dicari cari

tapi semuanya kan menjadi

sebelum aku kembali"

1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 89

□ Sajak-sajak Thomas Haryanto Soekiran

SATU

biirimg gereja terbangke angkasamembawa matahari untukkumasuk ke dalampanasnya menyejukkan darah4.000.000

burung gereja dan mataharihancur di sini

Purworejo, 1990

90 JENTERA TERKASA

PADA ANGIN

Rindu

menampar gerahku

Purworejo, 1998

Kumpuian Puisi Penyair Jawa Tengah 91

MATAHARI

Anakku matahari,

dirimu pasti belum ngertikalau keringat telah mengucur dari rambutkuair mata menetes pada kuku kukudan mata sebentar saja memejam

Anakku matahari,

dirimu pasti belum ngertikalau kencingmu kubiarkan menyatuAnakku matahari,

dirimu pasti belum ngertikalau taimu harum baunya

semegrak di hati

Anakku matahari,

dirimu pasti belum ngerti

kalau semalam kubaca sajak buatmukunyanyikan juga puisi"anak domba,

menjadi jalan satu-satunya ke sorga"

Purworejo, 1998

92 JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIR PATI

93

□ Sajak-sajakAgusno Setiawan

NEGERI KENANGAN

datanglah ke negeri petanipepohonan meranggas dalam sunyikemarau telah mengurung beburungdalam sangkar tak bemamahujan menari-nari di pelupuk mataterkisah pembahan yang wajartemak dieksekusi terlalu pagiseruling gembala menangisi langityang bercadaranak petani menanam waktu di ladang industri

datanglah ke negeri petaniyang tak pemah membusungkan dada di harikelaparandan tak pernah mennndukkan kepaladidera kemiskinan

sebuah negeri abadi dalam kenangan

Kudus, 1997

94 JENTERA TERKASA

TAPI KITA TELAH TERDAMPAR DI SINI

mendayiing luka sejarah dalam lautanwaktu yang bergerak dalam diamperahu cinta terbentur karang sebelumpasir di pantai menentramkan gelombang

kebimbangan pada matahari telah membekukan cakrawalagelap dan cahaya mengajarkan makna sedih dan gembirasiapa tertawa berurai airmata

seperti waktu yang tak pemah surut ke belakangkita telah terdampar, tak juga meratapi kehidupansejarah tak mesti dicatat sepasang nisan

Kudus, 1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 95

OPERA BELANTARA BETON

Kinikah saatnya

menanam pohon kematiandari benih kumuh dan tanpa kepastiankejujuran menjadi hantu menakutkan

kinikah saatnya

memproklamirkan kemerdekaan jiwakebebasan cuma tipu daya berhala kotasejuta menara terbalut sunyilangit dibungkam udara bertubadi bumi jelata mengemis air mata

kinikah saatnya

penganggur jilati mimpinamun ada juga yang tuntaskan kegilaandalam pengabdian semu

selagi sang raja memberi restu

96 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajakAli Emje

IBU KERAMAT

kini aku tahu betapa besar arti ketulusanmukau rimbun bambu senantiasa senandungkanangin kedamaianajarilah anakmu membaca bahasa alamagar tak timbul tenggelam arungi kehidupan

(kau suara fajar bersama lengking adzanyang mengingatkan kesejukan embun)

1990

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah gy

SEKBRAT ROTI

sekerat roti terhilang, pagi

hasrat tertangguhkanpada kilatan pisautajamnya mengejek keberanian(akankah terbagi

atau tega menyantap sendiri)terbayang piring para pengungsiantre dan kosong!

1992

98 JENTERA TERKASA

DIAM-DIAM

diam-diam desaku terdesak, diam-diam

sawah menghijau menjelma beludni kasursiap melayani kepuasan, diam-diam.

apalah yang masih tersisaselain keinginan demi keinginanyang tertunda, mengalir air kali serasa bisa

tahan napas, pejamkan mata, diam-diamakan kita rasakan kenikmatan

matahari yang meninggalkan, diam-diam

1992

Kumf>ulan Puisi Penyair Jawa Tengah 99

□ Sajak-sajak Amir Yahyapati

BUSUNG

membangunkan lapar dari abad yang menggeramperutku tak kunjimg terjagasedang usia terns berlaga memanjakan kenyangsiang dan malam. siapakah pagi-pagi beginitelah ramai mengibarkan bendera hingga memenuhi lengkunglangit dan saling berebut menomorsatukan dirisampo, odol sikat gigi, asbak, rokok, minuman, kecap,makanan, pestisida, meja-kursi, kulkas, tv, mobil, rumah semirrambut sampai bedah plastik

langit seperti terkunci untuk komunikasi kepada sang MahaSejatiangin terhunus dan memuntahkan jutaan ekor sihir dunialangit tertabok, tanah-tanah dikeduk, gimung-gimungdiledakkan

udara digenjot bagi nurani kelam. aku saksikan jutaan manusiasaling himpit di depan loket fajar yang berkarangbulan, o, bulan sisa semalam telah habis dirampok gigilembun

perburuan harapan. di sana-sini orang sibuk seminartentang pasir, pohon-pohon, batu-batu, gandum, intan, berlianyang akan disulap menjadi benda yang menawan. telah lusuhseluruh pakaian. tubuh penuh daki dan keringat imtukmengejandalam cuaca yang pongah dan menegangkan ini. perutrohaniku

makin melilit-lilit, lapar sangat, meraung-raung mencarikembali

100 JENTERA TERKASA

makna kelahiran. sedang jejak tak kemana-mana, tak kankemana-mana

ia selalu berhujan-hujan di bawah langit yang koyak olehfirman-firmanNya.

Kumputan Puisi Peni^atr Jawa Tengah 101

TENTANG ANGIN DAN OMBAKMU

aku menggeliat di dalam ombakMuselepas lautan prahara masalalu

aku menggeliat di dalam desirMuselepas angin menghajar rumah jiwaku

di dalam ombak dan di dalam angin

wajahku terbias suci di balik cadar

102 JEMTERA TERKASA

PERPISAHAN

aroma selalu saja menggodamengajakku berlayar menuju dermagaimtiik menghirup kembali udarayang telah lama kulupa

kenapa mesti isak dan cucur air mata

menghantarku menempuhi waktu yang tak terhingga?

sedang perpisahan adalah bangunan jembatanmenuju pertemuan yang bebas dari rasa sakit dan kelaparandari kebencian dan pengkhianatan kehidupankarena dibakar kerinduan yang mendalam.

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 103

Q Sajak-sajak A. Musthofa Bisri

TERTEGUN

Tertegun dalam kelabu

langitkuaku mencoba membayangkanmentari di balik gemawanyang sejak lama tak menyinari

rumah-rumah kalbu

Tertegim dalam pengapudaraku

aku berusaha menghirupsisa wewangian

yang bergugurandalam bunga-bunga layu

(Burung-burung berpatahansayapnya bahkan

berkaparanoleh racun dari kemasan

yang menyilaukan)

Tertegim dalam keruh

lautku

aku bertanya-tanyadalam kesendirian

masihkah batinmu menyimpanmutiara-mutiara biru?

Tertegun dalam pekatbumiku

104JENTERA TERKASA

aku memandang kosongtanah-tanah yang ditinggalkanatau diperebutkan

orang-orang gagu

(Meraba-raba dalam gelapnegriku

aku mencari-cari

merahputihkuyang terkoyak tangan sendiri)

R. Awal 1418

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 105

SAJAK ATAS NAMA

Ada yang atasnama Tuhan melecehkan TuhanAda yang atasnama negara merampok negaraAda yang atasnama rakyat menindas rakyatAda yang atasnama kemanusiaan memangsa manusiaAda yang atasnama keadilan meruntnhkan keadilanAda yang atasnama persatuan merusak persatuanAda yang atasnama perdamaian mengusik kedamaianAda yang atasnama kemerdekaan memasung kemerdekaanMaka atas nama apa saja atau siapa saja

kirimlah laknat kalian

Atau atasnamaKu perangilah mereka!

Rembang, Agustus 1997

106 JENTERA TERKASA

DI NBGBRIMU

Di negerimu

Manusia tidak pimya tempatKecuali di pinggir-pinggir sejarah yang mampat.

Inilah negeri paling anehdi mana keserakahan dimapankan

kekuasaan dikemcutkan

kemunafikan dibudayakantelinga-telinga disumbat harta dan martabat

mulut-mulut dibimgkam iming-iming dan ancaman.

Orang-orang penting yang berpesta setiap harimembiarkan leher-leher mereka dijerat dasiagar hanya bisa mengangguk dengan tegas

berpose dengan gagahdi depan kamera otomatis yang gagu.

Inilah negeri paling anehNegeri adiluhung yang mengimpor majikan asing dan sampah

Negeri berbudaya yang mengekspor babu-babu dan asapNegeri yang sangat sukses menemakkan kambing hitam dan

tikus-tikus

Negeri yang angkuh dengan utang-utang yang tak terbayarNegeri teka-teki penuh misteri

Di negerimu

Kebenaran ditaklukkan

oleh rasa takut dan ambisi

Keadilan ditundukkan

oleh kekuasaan dan kepentingan

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 107

Nurani dilumpuhkan

oleh nafsu dan angkara.

Di negerimu

Manusia hanya bisa

mengintip masalahnya dibicarakan -menghabiskan anggaran -

oleh entah siapa

yang hanya berkepentinganterhadap anggaran

dan dirinya sendiri.

Di negerimu

angin pun menjadi badaimatahari bersembunyi

bulan dan bintang-bintangtenggelam

burung-burung mati

bunga-bunga layu sebelum berkembangdan tembang menjadi sumbangpuisi menjadi tak indah lagi.

Barangkali yang tersisatinggal doa

dalam rintihan

mereka yang tersia-sia

dan teraniaya.

Rembang, 1998

108 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Bambang Supranoto

PUISI DAUN JATI

daun-daun jati tercampakdi jalanan lengangklakson bis memekakmemecah kesunyian

suara-suara rimba

bergema di ranting-rantingbisik tanpa rupaterlindas jalanan bising

jarak pun makin jauhmenelan tiang-tiang listriklengang sabdaMu gaduhjadi tugu terpaku bisik

1992

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 109

MESIU

mesiu bertaburan di mana-niana

pada bilik ketakutan manusiapada putaran jam yang menderamesiu bertaburan di mana-mana

kemarahan jadi bahasa jelasuntuk menjawab soal sampai timtaslalu letusan senapan

dan rudal yang diledakkan

suara hati kehilangan artitersisih jauh, kembali sunyijalan besi itu yang membaratak berambu tak punya tanda

mesiu bertabur di buku-buku doa

pada tasbih dan alat sembahyangpada liturgi yang gemetar dinyanyikanmesiu bertabur membangim suasana

110 JENTERA TERKASA

DI ATAS FERI PENYBBRANGAN

- selat madura

laut adalah bahasa yang menyatukan dermaga demidermaga

mendekatkan ombak dengan desau angindan lambaian cakrawala yang membuka panorama

kapal-kapal masih setia berlabuhdi antara deretan feri yang mengeluh panjangmembawa ratusan penumpang

yang menjadi pengembara dalam sekali jalan

selalu tak jelas arah dan geraksebab jalur yang dilaluiadalah peta buta yang telah dihapus para nahkodadi antara lapisan alim yang berkejaran di buritanalam memupus selalu rasa jemu

dengan bahasa rahasia dan suara-suara bisu

melayari selat yang terjebat makin akrabterasa dekat jarak pantai yang dulu tak tergapaiwaktu senantiasa mampu memburu perjalanan

jadi potongan-potongan skala yang ingin bertanda

deru mesin feri menyibak keramaian selattak putus-putus merengkuh ribuan penumpangmenjawab tantangan hari sampai jauh malammenumpang gelisah nuranimengepak sejarah yang tak hendak berhenti

Kudus, KPK 1997

Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah 111

□ Sajak-sajak Darmanto Mugroho

KATEBELECE

Sejengkal tanahyang kutebus dengan darahtelah kau rampasdengan selembar kertas

Kudus, KPK, 1997

112 JENTERA TERKASA

PESTA

Di pesta ini

hanya ada darahmaka

makanlah

(selagi masih bisa)

Kudus, KPK, 1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 11.3

BAGHAWAT GITA

Siapa ptin

yang ada di depanmuadalah

musuh

Kudus, KPK 1997

114 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Jumari H.S.

AIR

air adalah lambang kehidupanjika mengalir mengajarimu berzikirjika diam mengajarimu bersembahyangjika bening mengajarimu bercerminjika keruh mengajarimu bertakbirjika kering kehidupan berakhir

air tak punya wamadan ada di mana-manatak berbau

selalu berMuara

kalau ia menjadi limbahbukan salahnyakalau ia menjadi lumpurbukan salahnyakalau ia menjadi racunbukan salahnyasebab ia adalah dirimu sendiri.

Kudus, 1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 115

TASAWUF

seperti rumput pasrah pada musimaku mengibadahimu sepenuh batindengan kepala menunduk langitdengan jiwa sepasrah bumiaku lantunkan doa-doa semerdu suara seruling

mempesonai hening

lalu,

aku berusaha menjaring keajaiban-keajaibanMudengan dawai-dawai rindutanpa ragu!

o, alangkah indah wajahMuteduhkan diri

dalam damai Abadi.

116 JENTERA TERKASA

MERINDUKAN PERAHU NUH

selagi masih ada ombakudara tak akan habis

meski siang malambermiliar manusia menghirupnyabukankah kau merasakan sendiri

lewat pelayaran hidup yang bertanya-tanyaalangkah senangnyajika bertemu perahu Nuhdan melambai padamu.

Kudus, 1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 117

□ Sajak-sajak Maria Magdalena Bhoemomo

MENAFSIRKAN KICAU BURUNG

kicau burung pagi haridi atas dahan jatidi samping rumahbarangkali mengabarkan bencanabagi kitabagi pohon-pohon jatibagi negeri iniketika kapak dibiarkan mengamuksepanjang siang sepanjang malam

kicau burung sore haridi atas dahan waktu

di samping rumahbarangkali menggambarkan kematianbagi pikiran anak-anak mudatentang cuaca yang abaditentang badai buihyag hendak memporakporandakan negeri ini

kicau burung dalam sangkarbarangkali adalah doa mohon kebebasanbagi pikiran anak-anak mudauntuk mencoba membuat perahu sendiridan melayarkannya sendirimenuju zaman barumemperpendek jarak antara benua-benuakicau burung yang melintas di atas rumahbarangkali adalah kutukan

118 JENTERA TERKASA

kepada orang-orang tua yang ingin menjadi berhalaagar secepatya meninggal dunia

lalu menjadi mayat-mayat tanpa bungayang slap dikubnrkan tanpa air mata.

Kudus, 1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 119

KUDA HITAM

kuda hitam yang dulu ditunggangi nenek moyangmutelah lama dikutuk menjadi seonggok batuanak-anakku bertanya, apakah seonggok batu itu kuda?aku tak mampu menjawabnya

mereka lantas menganggapnya sebagai kudamereka menungganginya dengan gembiramereka berlagak bagai pemburumereka akhimya menjadi batu

Kudus, 1995

120 JENTERA TERKASA

BELAJAR BICARA

belajar bicaradi musim pancarobalidah terasa kelu

hati selalu ragu

setiap kata

mudah diucapkantetapi setiap suara

bisa menjadi media pengkhianatanorang-orang belajar bicarakepada diriku sendirimeski setiap kata yang terucapmembuat diriku tergagap-gagap.

Kudus, 1997

Kutti/>uian Puisi Penya'trJawa Tengah 121

□ Sajak-sajakMuhsiSirat^

PENYAIR 2

kecemasan meliuk dalam jiwamumeraih penamenggoreskan kata-kata perihdan melukisi sajak-sajakmudengan cipratan darahkegelisahan yang pecahdinding batinmu selalubergetarmenangkap sinyal dan suarakecemasan semesta

1997

122 JENTERA TERICASA

MAKAN SIANG YANG MEWAH

inilah makan siang yang mewahcacahan daging dan kuah darah segarsahabatmu

mulut mimgilmu dengan lahap menyantapdan penuh gairah mensrutupmengalirkan butir-butir keringatmenjelma pijaran-pijaran apimerambati kujnr tubuhmu membakarmu!

Kudus, 1997

Kum|)ulan Puisi PenyairJawa Tengah 123

SAJAK HUJAN

sebagaimana para pecintahujan pun rindu mencumbudengan kata dari lidah yang kelu

dengarlah rinainya

suluk rindu para pencinta

diserap akar pepohonankuncup di daun-daunjadi embun kehidupan

Mlati Kidul, 1998

124 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajakMukti Sutarman Espe

BAHWA PADA AKHIRNYA

bertahun-tahun menghela perahudi kali-kali

akhimya kupaham kedalamanrahasia arus

"bahwa anginlah sebenarnyapenolak buritanlunas penentu haluan."

dan mengikuti jejak kiambangkukaji sifat airkapan di lubuk kapan di jeramsebelum tiba muaramemasuki teka-teki

"bahwa pada akhimyasegala pun sampaike laut

laut!"

Kudus, 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 125

KEHILANGAN HUTAN

kaubangun monumen di keramaiansebuah hutan

tanpa satwa, pepohonan bahkan rohkesunyian

lalu dari kubur waktu orang datangmencari riwayat, jejak kakiikon yang tertinggal pada masa lalupada yang bemama kenangan

tapi mengapa kaulupakan aroma getah?susah payah kuhidupkan kembali rimbadalam ingatan

aku kehilangan hutan

tapi mengapa kaulupakan suara liar satwa?susah payah kuhidupkan kembali belantaradalam bayangan

aku tetap kehilangan hutan

kaubangun monumen hutancuma monumen hutan

bukan hutan!

Kudus, 1998.

126 JENTERA TERKASA

KUDENGAR LAPARMU

kudengar rasa laparmuwahai, orang pulau terbakarlantaran kita seayah-ibulaparmu pun meremas lambungkulewat jarak dalam desir anginbukalah mulutmu, jiwamu

kita makan bersama di kesetiaan

antarinsan

setiap waktu di laparmu

kukirim sepiring puisi: nasi bagi sukma letih

setiap waktu di laparmukukirim nasi

: puisi bagi perut perih

kudengar rasa laparmu

saudaraku!

Kudus, 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 127

□ Sajak-sajak Muryana A. Saddys Asmara

RINDU GELANDANGAN PADA KAMPUNGHALAMAN

hari-hari kita ikan asin seratus peraksekarang makan besok tidakdi kampung nasi terbuang-buang dicibiri ayamdi perantauan daun pun jadi makanandi kampung ikan segar bahkan kucing bosandi sini ikan sindatan kita perebutkandengan lalat-lalat anjing jalanan

"O nikmatnya lapar!""betapa indah kemelaratan!"begitulah kita meghibur dirimenjelajah mimpi tiada hentimenggali-gali perigi relung hatimemanggang kemalasan di tunggu hariya, kita sisipkan sejengkal nasibdi ketegangan zamannapas tersengal diburu hutangasap kematian di pahit kopi yang mengkristal"ah, aku tak bisa!" katamu menggerutubegitulah kecengengan selalubikin seteru

tapi kita sama-sama gelandangantak baik bersitegang memperebutkanasap polusi jalanan di lalu lalang kendaraandi tengah kerinduan kampung halaman

128 JENTERA TERKASA

ya, sepanjang peijalanan menggelandangberkali ulang kita pulang balik ke belakangmasih adakah jejak sesal tertinggal?

Denpasar, 1996-1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 129

KASIDAH LAUT

berbahagialah laut

yang tak henti bertasbihdalam dawam zikir

sembahyang sepanjang waktu

berbahagialah gelombangyang tak henti menariruku' sujud sedalam hati

berbahagialah ombaktak henti-henti nyanyimentakbirkan jiwa

laut yang cintaberbahagialah ikan-ikanberenang dalam sembahyangsembahyang dalam gelombang

berbahagialah pasir

pesisir lambir debar zikirtasbih tahlil istighfarsuluksuluk lontar

hati yang nanar

negeri yang mawar

Denpasar, 1997

X30 JENTERA TERKASA

SEMBAHYANG RINDU

bahkan ombak pun menolak membawarinduku padamu

bersama angin kusembahyangkan dirimentasbihkan daun dan rumputmelambai jauh padamugelora doa di dzikir ombakmentasbikan pasir-pasir

menghampar sepanjang waktu

kini baru kutahu

rindu yang bertahxm kuwiriddi angin malam belum sampai padamu

seperti ombak pulang balik ke tepiannanya deru dzikirku yang lantang

seperti pekik pungguk memanggil bulantangisku mengiris lengangmenunggu kau datang

seperti menangkap bayang

di bancaran kilau cahayamuyang cerlang

Denpasar, 1997

Kumpulan PuisiPenyairJawaTengah 131

□ Sajak-sajak Puntadewa

OTOPSI

Kubakar buku-buku sastrakuagar engkau lega memandangkudi muka cermin kacamu

tak perlu aku berserukarena api adalah air matamengalir tak kenal artikekayaan tak perlu dibanggakan

Kubenamkan suaraku

agar engkau bebas melibaskudi sumur racunmu

karena tawa adalah gigi-gigimenggigit tak kenal artisiapa diri sebenamya

Kucatat kebebasanmu

agar engkau lupa menyapa dirimudi cermin-cermin yang lainwajahmu selalu berubahkarena waktu adalah sepidiam memanggang angan-anganmayat pun dibedah

Kudus, 1997

132 JENTERA TERKASA

TRAGBDI HATI

pro: Bung Prie G.S.

Kutangkap sesosok setansaat engkau malam-malam hadir mengibarkan benderatiang sunyi kemerdekaan kolusi sahabat

tak ada iringan lagu merdu dan doa-doa syahdubiar semua tahu

di hati ini menjelma tragedi

Kutangkap sesosok setan lainsaat engkau mencoba melirikkan rembulanmalam penuh bintang kedamaiantak ada kunang-kunang berkilaudi makam puisiku teronggok khayalantragedi hati anak tiri

Kutangkap suara-suara sumbangkeadilan terbuangsampang runyam berbelukar

di rawa-rawa kejujuran pecundang kematiangelak gagak menyeruakmenemukan bangkai di hati ini di ujung sendiri

Kudus, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 133

JABOTABEK

Sepotong ketela kumakan pagi-pagisaat mentari belum menari

mengiringi embun-embun berlarimencari-cari jati diri

Seteguk air putih menyapa lidahselamat pagi tuan

sudahkah bendera kelaparan tuan kibarkanbatu-batu nisan tuan gadaikansemen-semen tuan timbun di gudang kemarahanburuh-buruh kecil tuan beri sayap

biar terbang seperti debu-debu jalananhinggap di kebun singkongkurus juga badan bertulang kemauandan peluh-peluh berceceran

di tanah bebatuan

jika sebatang rokok terbakarasap mengepul tak henti-hentike mana tuan berjalanpabrik-pabrik diam tak menyapapohon-pohon meranggas pucat menunggu ajaldi pinggir jalanmatahari hadir

Kudus, 1997

134 JENTERA TERKASA

□ Scy'ak-sa/alc Rohadi Moor

JUMAT KEDUA

haruskah begini jauh kucari engkauwahai yang bersemayam tanpa jarakdengan nadiku

Kudus, 1997

Kunipulan Puisi PenyairJawa Tengah 135

EPISODE LELAKI

seorang lelaki tanpa wajahmelambaikan tangan pada masa depankuyang bermuara pada ketidakpastiangelisah yang membatu

selanjutnya kupahatkan huruf-hurufdan angka-angka pada setiap tarikan napas(amboi keindahan apakah begini wewangi

di langit-langit hati

ataukah cuma fatamorgana)

seorang lelaki

mencari-cari selembar wajahnyadi antara lipatan-lipatan waktu

Kudus, 1997

136 JEUTERA TERKASA

KANAK-KANAK

; Bambang Set

Lihatlah kanak-kanak bermain

niscaya kau temukan kejujuranserupa angin

mengalir bersama harapandalam kegembiraan permainansiapa saja bisa menjadi apa sajamaka jangan renggut kebebasannya

Lihatlah kanak-kanak duduk-duduk di kursi

bermain-main jadi mentribiarkan mereka beimimpi

Kudus, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 137

□ Sajak-sajak Rum Akip Kayoman

Bonjour Madame

kita selalu memiliki kesempatanmembaca kembali sejarah, menciptakankearifan dari kekeliruan masa lampau.mari ucapkan selamat pagi padasang tokoh nan anggun lagi flamboyan,berapa persen defisit hari ini, berapapersen inflasi, atau berapa mulutyang terpaksa diistirahatkan dari sekadarmakanan proletar, maria antoinette sangbidadari kebun anggur tokoh terkenalbertubuh sintal. kerling genit menghancurkansang raja louis quatorze, prancis meranarakyat lapar bangkit dengan tegar. bastillelambang angkara poranda. mereka serentak bergerak,hancurkan segala tanpa sisa.kita selalu memiliki kesempatanmembaca kembali sejarah. menciptakankearifan dari kekeliruan masa lampau.mari ucapkan selamat pagi padasang tokoh. berapa persen lagikah kenaikanharga, sebelum akhimya rakyat lapar bangkitdengan tegar.

Mlati Kidul, 98

138 JENTERA TERKASA

Seandainya

seandainya angin jangan ciptakanaku menjadi badai

seandainya badai jangan ciptakanaku menjadi gelombangseandainya gelombang jangan ciptakanaku menjadi mendungseandainya mendimg jangan ciptakanaku jadi petir

seandainya petir jangan ciptakanaku jadi api

seandainya api jangan ciptakanaku jadi berhala

sebab,

telah begitu banyak berhala yang

mereka sembah

Mlati Kidul, 98

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 139

Sketsa Air

pada arus air jiwakuterpaku dalam gulitakeperkasaan melayang pergientah ke mana bulan sembunyi

tak usah bertanya mengapa

badai ini kian menggilabahtera kita terlalu kecil

bagi harapan dan masa keemasantak usah tengok ladang di pesisirtapi mendekatlah...walau sekadar berdiang

pada kering tenggorokan

Mlati Kidul, 1998

140 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Sunardi K.S.

STATBMEN

berjanjilah kepada langitagar laut tak senantiasa surutikan-ikan biarlah leluasa berenangmatahari masih setia mengirim sinarlewat sela mega dan atap perahumuyang berlubang karena tua

ke mana perjalananangin telah bebas menimjukkan arahasal kau tetap waspada menjaga tiang layarmenyiasati hantaman ombak

di sanalah cakrawala

tujuan semestinya kita

Kumf)ulan Puisi Penyair Jawa Tengah 141

KALUT (2)

(sungai-sungai bumpatgot-got sekarat)

di sini

kau rindukan laut

penampung kesumatatau rindu akan kasih sayangmu sendiriyang terendapdengar, dengarlah bisik angindi musim pancarobakau simpan gelombang dalam karangkau simpan anginyang m6nyusup-nyusup hutanmematahkan ranting

(kau tetap setiadi menaramu yang sepitapi yang kau rasakankeriuhan hati

di dermaga

kapal-kapal datangkapal-kapal pergitapi kau telah kehilangan semangatmenenggelamkan kapal-kapalmu sendiripada lautan hatimu)

. . ̂ JENTERA TERKASA142

KITA BAKARI SENDIRI JERAMI-JERAMI

kita bakari sendiri

jerami-jerami milik kita

sehabis panentetapi angin kencang datang tiba-tibakita kuwalahan

api menjalar

ke sawah-sawah sebelah

yang bukan milik kita

menjilat pula ke dada-dada kita

sawah kita jadi hangusapi yang tampaknya segera padammasih menyimpan bara

abu-abunya ditiup angin kencangmuka-muka kiat menghitam

kita bakari sendiri

jerami-jerami kita

tapi masih beruntimgsawah-sawah ini tak menjadi retak-retakdan keras

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 143

□ Sajak-sajakYudhiMs

GERIMIS MALAM

gerimis runcing bertebarmelukai atap seng dan pengap kamarkau dan gelap terasingkan cuacamenggigir hati oleh kilas kisah lamaperadaban lemah cahaya

gerimis itu menggiris malammumenyebar aroma bimga ielayumenggemakan senyap tahlilyang menggiring usungan cekatilbagi sebuah sajak tak terambil

lalu menyelinap takut dan sesaldi antara selimut dan bantal"mengapa begitu cepatmengapa sebelum sempat"

Kudus, 1997

144 JENTERA TERKASA

SUNGAI

merenangi sungai bersama limbah dan

sampah, hanyut batinmu terseret ke arah

samudra, tempat bermuara segalakeriuhan orkhestra dunia

akan hal hulu, muasal sungai itu, takterlintas di kepalamu karena di sanatak lagi menarik gemericik bening airdan keheningan batu, itu pun harusditempuh dengan melawan arusyang sewaktu-waktu menelan-menelanjangijiwamu

Kudus, 1995

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 145

KU INGIN

ku ingin bentang sajadah seluas lautansetelah sia-sia tenggelam

di limbah peradaban

ku ingin sujud serunduk mmputsetelah sia-sia terhanyut

lumpur kehinaan berkabut

kuingin apungkan imansemesra pelangi berpendaranmenggapai kesejatian Kasih-Sayangagar damai merasuki ladang kehidupan

Kudus, 1997

146 JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIR PEKALONGAN

147

□ Sajak-sajak Ahmad Marzuki

Hujan

Hujan semalaman menyegarKepengapan hidup seharianRumput teki mendongakmenggapai langitBasahan air memoles daun-daun bunga nona makan sirihyang lama menahan dahagasengatan surya tengah hariyang tak terhalang gumpalan awan

Sepasang burung Cici berjingkatdari dahan ke dahansebentar terbang berkejaranmenembus cerah pagi

Hujan semalaman menyejuk hatiAkankah kegundahan sima meresapbersama basuhan ke perut bumi

148 JENTERA TERKASA

Terdakwa

Sang terdakwa duduk di kursi tak berkaki

Ketukan palu mendebam di meja hakimpertanda pendewaan dimulai

Rentetan dakwaan ditembakkan dari lobang-lobang kekuasaanTulisan Saudara

ya tulisan Saudara di koran telah menggoncang tahtadewa-dewa di kahyanganTangan-tangan menolakBukan sayaSaya hanya menerima instruksi hatikalau begitu hati di penjaraSebentar

Ingsim nampi dawuh saka kamakalau begitu telinga di penjaraBegini

Saya diperintah mulutKalau begitu mulut di penjaraNanti dulu

Aku hanya diajak kakiIho

Mengapa kalian tak ada serasi

Mengapa kalian saling menghindar diriOh tidak

Kami hanya beda pendapat

Sidang memutuskan

tulisan dan ucapan Saudara mengganggu kententramankemapanan

kelanggengan tahta dewa-dewa

Demi ketenangan masyarakat marcapada

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 149

Saudara

Ya Saudara

harus dihentikan dari segala kegiatantermasuk kegiatan pemapasan

•|^5Q JENTERA TERKASA

Kasih Ibu

Angan menelusur sepanjang relAngan menjelajah pojok kotaAngan memeluk matahari dan bulan

Perempuan malam bergincu birumembuka kisah kasih palsu

Perempuan molek penjaga jualanmelempar senyum kepuraan

Perempuan berkerudung putihtangisnya tak selam kasih

Perempuan dalam satu mimpisatu birahi

dan satu diri

kadang memaksa mimpi sendiridi tengah fatamorgana siang hari

Perempuan renta menyimpan suara tangis bayidi balik baju yang robek digerogoti usia

Kasihnya pada anak mengalir bersama desah napas tua

Kasih tak terhijab aritak terhalang duri

Kasihmu

di balik baju ibu

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 151

□ Sajak-sajakAkhmad Sekhu

DUNIA ORANG BERDIAM

Mengapa setiap tanya tak mesti terjawab, ada yang terpendamdalam perasaan, menyesat pada purba penasaranjauh sebelum senyummu terbangun, manakala saat pertamakau terjaga, betapa semesta alam ramah menyapa

Kau dapatkan impian dalam diam tanpa buai harapandunia yang tak terjamah bagi suka duka merambahsegenap penjuni kalbu telah rindu segala romantikatak mungkin membuka kembali luka yang lama

Temyata orang berdiam berabad-abad lamanyabungkamsering memanggili dirinya sendiri, hati nurani menyadarikebisuan yang memagari diri dari keramaian menekankini kepasrahan segala rela atas kuasa-Nya mesti dimengerti

1997

152 JENTERA TERKASA

MANUSIA BATU

Seperti angin yang mimtahkan darah, aku puntak mampu lagi menahan amarah terpendamhingga melampiaskan segala perasaanyang tercurahkan gelisah tak beralasan

Mungkin arah masih pedulikan musimhingga tahu rindu akan selalu bertiupdan memasuki kemauan yang semakin menepi untukmenuntaskan semua harapan

Aku tak sanggup masuk ke dalam manusiakuyang tak lagi mampu menempuh rindumenuju keakuanku, hingga selalu terpurukserta dikutuk sang waktu pada usia membatu

Ingin aku berpaling pada cerminyang akan mengubah diriku pada berjuta wajahselalu berganti dengan mengulang mimpidengan tikaman kekecewaan dalam berdiam

1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 153

MBMAHAT KATA

Memahat kata yang akan terucapaku berdiam mematung dalam kesunyiandikucuri kegelisahan yang semakin tenggelamketakberdayaan menempuh pemahamanmuada bahasa yang purba, pertemuan kitatak menghadirkan apa-apa selain hanyakelengangan yang terbungkam, ke mana aku akanlabuhkan pemaknaan yang telah berkembang

Pada pahatan kata tercipta bayangankeretakan hubungan lawan kita bicaraentah, berapa panjang sepi kubentangkansedangkan tanya tak pemah terjawabmungkinkah kucurahkan seluruh perhatianlalu tertampung dalam kantung pengertian

Memahat kata hingga gugusan sajakkini semakin mengerti arti diri initemyata kita tak lebih hanya bermimpipada harapan yang tak juga menepi

1997

154 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajakApito Lahire

PANORAMA PERCUMBUAN

:Je.

pada sebuah kamar yang kosongaku menginginkan percumbuandengantanganmu menerobos lubang hawamempersempit jarak yang kita dekapdengan kuatnya

kekasih, manakah yang kau pilihpercumbuan sesat atau keabadian rinduperpisahan dua tempat yang sama-samatak merelakan hadimya struktiu: kelamhadir membayangi peijumpaan-perjumpaan

kita sedang belajar menghitungkemungkinan-kemungkinanberpisah atau terus mencumbui perciunbuansampai kamar yang kita hunitidak lagi kosongbagi peradaban cinta

1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 155

JANTUNG PERISTIWA

Aku pun datang menjenguk kesakitanmuperistiwa-peristiwa berbaring komadi ruang kematianyang berbaris mengikuti irama nasibkegagalan adalah lonceng yang berdengungandi setiap kesempatan yang tertutup dan terbukadi dunia sakit yang kau idap seperti menyadarkanku jugabahwa jantung punya peristiwauntuk menggantung atau mencekik dirinya

di ranjangmu aku temukan infusilusi yang mengalir pada tangkai tubuhmuyang melemah karena beban dan desakankau benar-benar hidup dalam dimia yang matikarena aku dan kamu telah memilih sunyimenahan kekekalan yang datang dengan mengerikantanpa melewati penyiksaan yang direncanakan kefanaandan jantungmu merupakan peristiwa itu sendirikesakitan yang merindukan kesembuhan

atau terpaksa kau harus membunuh dirimu sendiridengan pisau semesta yang telah menggantung di udara

1998

156 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Budi Pratikto

BERI DAKU PASANG SEMBILANG

beri daku pasang sembilangdi paro samudra air susiiransendirian layar mengembangdihela angin arus pusaran

berlayarlah si anak layanglayarmu di langitberpendayung bintang yang pantang berpalingatau hati laut tak akan tenangtak akan tenang

beri daku pasang sembilangdi laut di pantai di cakrawala membentang

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 157

MASIH ZIARAH DARI MULUT GANG

mantra dari makam-makam purba dan gedung bertingkatjadi industri dan angka-angka, tak ada batang akar pun jadibinasa

di tembok-tembok kota, di buku telepon ratna, di daftar nama-nama jalan dan rute bis kotatapi mulut-mulut lagi dipesankan mesin bicarakata-kata jadi sama dari hulu sampai seberang dermaga

agama angka-angka tak menyertakan Tuhan dalam berbagaicetak biru dan tata ruang. hidup terlempar ke tepi-tepi duniadi mulut-mulut gang dan pintu belakang kereta barangkatamu mau pulang sebentar menutup jendelaangin menampar-nampar korden dan lampu belumdinyalakan

harapan sudah dikumandangkan di kampus-kampus,di pintu

tol, di kilat pemerah bibir wama pink atau wama langitdi kaca jendela

tapi ratna membakar seember penuh lukadan di bawah merkuri di mulut gang

pisau lipat dan jisamsu menusuk-nusuk tembok kota

1998

158 JENTERA TERKASA

TENTANG CINTA

tentang cinta Kita, apa yang tak boleh kutangisimembiarkan daim berubah wama bergetar waktumenyentuh arus getahnyakenapa dalam cinta aku masih sering merasa cumamemandangnyabagaimana aku bisa memecahkan penjara-penjara dariarus jam yang mengiris lapis-lapis malambetapa sakityang bagaimana cinta Kita

bagaimana mempelajari cara berbicara kalau cinta bagaimanabagaimana mengerti cara menempuh cinta yang tak ada apa-apa

selain cinta selain berlapis-lapis malam yang sukardiraba

berlapis-lapis cahaya yang sukar dirasa kecualimemandangnyadengan sakit dengan rindu arus samodraapa yang bisa kubayar

1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 159

Q Sajak-SajakDiahSetyawati

JERA

tak ingin kusentuh lagi segala bentuk kerinduansetelah luka selalu jadi bingkisanpada setiap persinggahanbukankah ini sudah menyalahi perjanjian

: nurani

kau ciptakan belati sendiri

Tegal, 19 Febrmri 1998

160 JENTERA TERKASA

BAGI PENYAIR DAN KERINDUANNYA

seperti dulu saat Ibrahim merindui Ismail

ketika kedua tangan ingin menimang buah kasih sayangpenantian itu

membawamu pada kebun bungasatu demi satu kau petik menggantikan yang layusebagai pengisi jambang puisimulalu mabuklah segenap pengembaraan

dan diam-diam kau lukis juga wajah malam penuhbungamencatnya dengan wama biru mudajadilah kado yang belum sempat kubukaRahwana manglih rupacoba curi cintaku yang lagi gelisahinikah gerhana

kekasih kenapa musti bimbangpadahal simpatiku bukan sekadar bayang-bayangbahkan embun bungaku telah menjelma doabagi beratus-ratus sperma di ladang jiwasedang air mata adalah ketulusandimana angin telah menerbangkannya

lewat kekhusukan sujudku

pada pertemuan rahasia

maka

tak perlu lagi kau pinang mawar-mawar liaryang terhampar dalam belukar mimpiselagi kekuatan doa menjadi penawar dahaga

11 Januari 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 161

BIMBANG

bimbang, pandang mataku liar membakarangin kembaramuke arah mana tali kau tambatkan

setelah semua meniada nyaris terjungkalakulah tumbal segala kesepian

Tegal, 19 Febnmri 1998

162 JENTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak Dewi Erry Susanto

APOLOGI PINGGIR KALI

dari rumah sisa sejarahsetia pertapa bukan pemintasetia ramah bukan mengalahsetia tanya bukan pelupaayo jangan berhenti silaturohmisebab Njeng Sunan masih sering mampir ke sinitanpa permisi membagi bagi puisi di pinggir kailapakah Sunan dusta? Sapamu dengan wajah berseritanpa prasangkalalu datang wajah tegas sisa bias zaman kerasdengan pandang remang mempersilakanPriyadi memang penuh fantasisekat mata skala peta dari kayu raminpadat gaya membuka percaturan empat matasebentar! aku berwudu sebelum mencengtiang waktu, sela kata penuh makna jangan membuka pustakasebelum tabu kuncinyasebab di sini telah tersusun pusat perpustakaan rindubagi sang pengabdi kalbukenyamanan bisa lahir dari angin senja yang menyapamenimbun mega mega jadi tanda gerimisdan puisi yang manis jadi misteri masa depanyang muncul dari kursi rotan catatan masa silamtanah pekarangan, pohon mangga, sirkaya patolbergerombol seperti lingkaran jamaah lainnyaakankah kita hajati jamaah setiatanpa kincir emas dengan sajak sajak bijak

Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah 163

di taman sepetak tempat membedah sajak, meskiyang tinggal jalan setapak

Tegal, 19 Oktober 1997Minggu hangat di Marpangat

164 JENTERA TERKASA

RASIO SEBUAH ANGLO

inmemonal sentot susilo

sudahlah, biarkan menikmati video

klip yang menyimpan keniscayaanparade gambar adeganrencana cerita

tak gampang dipanggungkanapalagi oleh anak panah yang terlepasdari busumyaadalah aktor yang pelopor jauh dari monopolidekor-dekor tadi bukan nurani

Kefasihan lahir dari akal budi

menyandang improvisasi alammengalir seperti air kali

biarlah musafir berangkatmeninggalkan panggung yang satu ke panggung yang laindi sini ada wasiat tanpa nasehatada warisan bukan kebendaan

ada ajaran bukan cemoohan

sedang panggung yang mahal juga sama samakita tinggalkanlantaran kronis atau kita yang krisis

sudahlah, biarkan musafir berjalan

disinari cahaya lapang, mengulang pergelaranmonolog di barak pojokperkenankan menerima piagam surga

setelah adegan demi adeganlancar dalam pendakian

seperti angle di barak api

Kum^ulan Puisi Penyair Jawa Tengah 165

hangatnya telah menebarkan aroma tujuh kembangmawar

harum pandan dan wangi kesturimengantar doa asap setanggidi sini kenangan jadi kebangkitanpada kipas-kipas yang menghela napassenapas demi senapassambil kita siap pentas sebelum gong berbunyi gemamenghempas tanda awak panggung hams bergegas

Tegal, 8 Februari 1998Kainpung duka Muara Raja

166 JEMTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak Embung Riyadi Dayak

RXJKU

Wudu

ruh kudus

ku

tawakaltu

tawadu

ruh

ruhani

ku

Uswah

hasanah

ku

Kali Rambut, 1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 167

CATATAN KAKI

Kita adalah jamaahlahir dari segala susahtumpah-ruah

Kali Rambut, 1997

168 JEWTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak Fauzi Al-Quthubi Robbani

KHUSR

Sesungguhnya hanya Diayang mampu membelitanpa pemah menjual

Sedang manusiadipikul silih bergantidibuangdi pekarangan

Dukuh Kyai, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 169

ISA

bunmg malam menemukan dirinyapada sebuah nisan batu tuaempat kakinya

Dukuh Kyai, 1983

170 JEMTERA TERKASA

DHUHUR

matahari di luar pasarberwudu

dibuangnya dakidi got

Dukuh Kyai, 1983

Kuni|>ulan Puist PenyairJawa Tengah 171

□ Sajak-Sajak Lanang Setiawan

DI NEGERI COMPANG CAMPING

Di negeri compang-campingsegala suara setan jadi sabdaayat-ayat Tuhan hanya populerdi dalam doa-doa

Kebenaran adalah incaran mata pedangKebenaran adalah mulut para dajal

Tegal, 1996

172 JEMTERATERKASA

TEMBANG DURJANA

Berada di ketinggianaku mendengar nyanyian para dewapara banaspati, wewe, belis dan

engklek-engklekdan selalu kerlip bintang menebarbau dupa pun mengajak kemesuman

Kamukan itu yang menyanyikantembang durjana?

Tegal, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 173

WELING

Hari ini kita rayakanlima puluh tiga tahun Indonesiamerdeka

Istriku

ajari terns anak-anak kitabiar kelak, tahu benar

penderitaan bangsanya

Tegal, 1998

174 JENTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak Maghfur Saan

SUATU KETIKA

Suatu ketika, angin berhenti sebelum melewati musim.Pohon-pohon yang berbaris, menunggu dengan gelisah.Sedang daun-daunnya satu demi satu patah dan menciumbumi. Telah kau kembalikan aku kepada nimahku. Seluruhkerinduan, berawal dan berakhir di sini.

Suatu ketika, angin berhenti menimang salju. Embunyang meleleh di pundakku lalu berlayar melewati nadi. Serupakereta merayap di hamparan sepi. Cuma keluhdari sejarah petualangannya sendiri yang selalu dicatat dalambuku-buku kabut. Kutampung kemurungan matahari, tapikutahu sekarang bahwa isyarat itubukanlah bebanyang sia-sia.

Bacalah peta pada jendela yang kusam! kata camaryang hinggap di sudut hatiku sambil menabur kegaduhanpanjang.Sementara itu, sambil berdiri pada kaki-kaki yang ramping,gerimis menyambutnya dengan mengurai rambutku.Itulah penantian. Tapi kau bergumam bahwa cinta sudahmulai merambah pelan-pelan. Tak pemah kuduga bahwaseseorang bakal menelusup lewat celah kancing baju danmengiris-iris mimpiku

Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah

MENULIS PUISl

Ketika aku sedang menulis puisi, bulan mengirim dawai-dawai gitar ke tanah perak. Sementara kau merendajaring buat menangkap kupu-kupu. Pada hari itu akutelah

ditasbihkan menjadi bocah yang hams menggembaladi

atas hamparan sabana tak bertepi. Maka aku segeradiajari

bagaimana naik kuda. Aku pun menjadi penunggangkuda.

Dengan sekali tank tali kendali, melesatlah berpuluh-puluhbahkan berjuta-juta kuda ke segala penjuru.Gemuruh dentingan kaki-kakinya. Pada setiap telapak kakinyamencuat percikan kembang api. Selumh padang mmputdalam

hatiku terbakar menyala. Begitulah, aku telah bersahabatdengan matahari. Tapi domba-domba gembalaankujustru

mati satu demi satu, lantaran tak menemukan case dari

nadiku.

-upacara pentasbihanmu tak diiringi doa-doa

176 JEWTERA TERKASA

PERAHU YANG PECAH

Perahu yang pecah telah mengantar anak-anak tanpa arah.Batu dan pasir yang telanjang menyambutnya dengan matayang dipincingkannya sebelah. inilah perahu yang membawamu ke gua-gua, katanya. Dan perahu itu pun menuju gua takbemama. Tebing-tebingnya menghimpit lalumelemparkan anak-anak itu ke lorong terakhir.

Inilah perut ibumi. Kau harus tinggal selama-lamanya dalamrahim tanpa jendela ini. Ke arah mana pun kautak akan pemah menemukan peta matahari, atau sentuhanjemari bidadari. Tanganmu yang rapuh akan merabareruntuhan

dari bangunan masa silam kakek dan nenekmu. Mereka telah

mencipta menara dari tetesan keringat, berdiri berlapislapis, hingga menyentuh langit. Kini menara itutelah nmtuh.

Lantas anak-anak yang malang itu diajari bagaimanamembangunkembali reruntuhan menara dari masa silam kakek dan

neneknya. Dalam gua gulita mereka telah menciptagedung-

gedung pencakar langit, bilbord, pasar swalayan, apartemenmewah, saima, bahkan panti pijat dan rumah-rumah

prostitusi. Dalam pada itu gua menjadi gulita dan sempit.Tak

ada tempat buat berpijak buat telapak-telapak sendiri.Sementara itu tebing-tebing yang berlumut, menatapnya

dengan cemas.

Kuni/)ulan Puisi Penyair Jawa Tengah 177

□ Sajak-Sajak Mock Mi'roj Adhika AS.

AJAL 1

air kali mengalirkian deras

menuju ke muara

usia luruhkian kelammenuju ke pusara

178 JENTERA TERKASA

LELAia DALAM HUJAN

bagi Apito Lahire

kau datang dalam keadaan koyakberlari-lari dalam hujanmengejar kabut

mengejar bayangbayangmuyang hilang saat malam tibarembulan yang engkau tunggutelah dipasung dalam dukamu yang purba

waktu telah menyayatnyayat lukamupada lengamu tumbuh bintik-bintik hitam

kau tak merasakannyakarena kau telah terbius oleh anganmu sendiri

padahal engkau kemarin telah dibuatkanmantera-mantera untuk mengubah nasibmu

tapi engkau membuta dalam perjalanan yang dinikmati

bangkitlah pada bumimu yang butuh pelestarian

bukan sekadar dinyanyikan oleh suaramu yang parauatau bahkan katakatamu hanya melayang di udara: puisi bukan sekadar katakata terangkai tak bermakna

puisi adalah konsep sikap langkah kitamenuju kedamaiandan kesejahteraan

kau datang dalam keadaan koyakberlari-lari dalam hujan

mengejar kabutmengejar anganmu sendiri

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 179

yang hilang

di antara rambutmu yang panjang

1998

180 JENTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak M. Enthieh Mudakir

PUISI DIALOG SENDIRI

Ketika aku meminta kepada-Mu,Engkau beri dua pilihan

Sekarang Kau beri akuLauk pauk yang "enak"Tapi pilih "tidak"

Pertanyaanku sekarangApa yang Engkau pintaSebelum menguji ujiankuMembidik malapetaka

Tegal, 1993

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 181

PUISI DIALEKTIKA ZAMAN

Aku tak ingin berbuatketololan di zaman ini

Lihatlah sendiri

segala hampir usai

Hitam putihtumpang tindih

Di mana-mana

jalan-jalan meleleh

Aneh,

tiupan masih diam bungkam

:Kalian tonton itu!

Tegal 1994

182 JENTERA TERKASA

PUISI TAK KUTAHU

Tak kutahu sebelumnyasaat kubuka pintu

jiwaku terasa kembar dua

melihat anak-anak mendengkuristri terlelap tidur

Yang menakutkan diriku

tak ada cicit burungdegup jantunglayaknya seseorangdalam ajal tiba.

Tegal, 1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 183

□ Sajak-Sajak Murngudiono

TOPENG

kemana akan berlarijika setiap jengkal tanah menyimpan mesiu

kemana akan berlari

jika sesiapa saja memakai topeng hewan

kemana akan berlari

kecuali mengais berebut topeng yang tersisaimtuk kita kenakan di wajah kita

Maret 1997

184 JENTERA TERKASA

DEMI ANAK-ANAK

demi anak-anak yangdarahku mengaliri tubuhnyakubunuh ketidakberdayaanberulang-ulangberbilang-bilangkurajam dalam kubangan batu silet

demi anak-anak yangdarahku mengaliri tubuhnyakurenda waktu tersisa

menyulam sorga bagi mereka

April 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 185

MUSIM BARAT MUSIM MELARAT

nelayan comprengan mimpibuih ombak

ikan tongkol, bawal, bangbangan, tengiri, kripudan berjuta ikan lainnyaantri masuk jala

nelayan comprengan mimpiamis manis bergepok duwit hasil tangkapannya

(di luar di laut lepasangin musim barat tak bersahabatmendesis desis

mulutnya menganga mencaplokbergepok gepok duit para nelayan)

nelayan comprengan tetap saja mimpibangun pagi, medang teh tubruk,sarapan ketan pecok, melinting tembakau wangisambil leyeh leyeh nonton nuansa pagi di tv

(di luar di laut lepasangin baratan

menjejalkan kemelaratan)

Maret 1997

186 JENTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak PiekArdjianto Soeprijadi

a n d o n g

biarkan saja andong ituberketipak meniti waktukaki kuda menapak aspalmenderap keras dari desamelintasi jantung kotabegitu pepat penumpangnyabertudung kedamaian purbakita ulurkan salam padanya

1981

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 187

gagak

burung gagakmematuki kabel

dalam tengkorakkumemutus listrik

dalam otakku

burung gagakberparuh tajam

menusuki benakku

sampai padam

lampu jiwaku

1998

188 JENTERA TERKASA

panoramaburung

menyusupi tengah rimba

menyusuri kali beningtenang pandang membentur

bangau besar-besar

berbulu kelabu lembut

menguak fajar

terdengar piyik-piyik

menyibak musimnuansa rona daun

dari kecerahan cemara

ke kekelaman pinus

meneduh dada

hamparan lumut

membunga karang

tertimpa mentari

timbul bayangburung-buning sunyi

melintas terbang

di kolam tengah hutan

belibis mematuk ikan

sembunyi balik pepohonan

pakis raksasa membukapayung-payung kehijauanpenuh pesona

menatap langit tinggi

menangkap wama bimmural asik bernyanyi

mengantar gelagat waktu

Kunif)ulan Puisi PenyairJawa Tengah 189

menari-nari bunga berseri

tak kunjung jemu

di kerindangan pohon rimbuntebat teduh agak keruhburung rawa usai bersemediberberui riuh

di genangan air sepiitik-itik mengusir mimpimeniti benang-benang perakrentangan alur-alur riak

burung malam mandi bulantertangkap siluetnyamenggigilkan pohonanmagis bunyinya

pesona bumi

kenangan

misteri semesta

renungan

1998

190 JENTERA TERKASA

□ Sajak-Sajak Waryono Ibnu Syahiri

AINA JIHADY

Aina...!

Aina jihaady!Jihad yang membuat darahku mendidihJihad yang membangun jiwaku patang sedihJihad yang menghibur hariku dari derita panjangJihad yang memeras otakku dengan air mataJihad yang membesarkan orang-orang kecil dengan cintaAkankah...

Akankah kalimat itu hilangAngin mana yang membawa terbangAir mana yang menghanyutkanOmbak mana yang menghempaskanBumi mana yang menguburkanAku setia mencarimu

Walau senja di ujung waktuAku sudah terlalu rindu

Akankah kugapai azimat hidupku ituDalam lembaran hidup pemberianMuAina...

Aina jihaady

Pasangan, 11 Maret 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 191

KEBUN DOA

Hamba semaikan benih-benih kata cinta

dari pakar petaniMudari para pesuruh malamMuyang selalu merabuk lubuk kalbudengan tanaman cintaMu

cinta manusia

cinta harta

cinta sesama

cinta program panjangMudan tumbuhlah kesatuan benih cinta

datanglah hujan derai air matayang mengalir deras ke tepian hatike lembah-lembah kebun doaku

satu tumbuh tujuhtujuh tumbuh seratusSyukron Ya Tuhan

Kini Engkau suburkan kebun doakuyang jauh dari kawanan petaniMu

Pasangan, 12 Maret 1998

192 JENTERA TERKASA

□ Sajak-SajakWidjati

DIANTARA BAYANG-BAYANG

Beribu sajakmu kembali membakar menghanguskan ragakuMenjelma serpihan topan lumpur dan batu-batuDunia yang belum mau sudah katamu sambilMelukis huni-hara riuhnya pemberontakan.

Adakah yang lebih sesat di antara dentuman meriamBarangkali bayanganmu menyimpan seribu satu letusanSeperti lukisanmu yang mempermainkan sejuta bayangBersama tariannya yang menari-nari di hutan belantara

Astaga, wajahmu dan wajahku berserakan di sepanjang trotoarBeribu pasang mata kehilangan kaki-kakinya yang patahUdara kian menyesak memasuki rongga kehidupanMentari kian gosong membakar tubuhmu dan tubuhku.

Wah, segala yang hitam segala yang legam segala yangTubuhmu lumer seperti lilin kehabisan lemakJangan bimbang saudara karena kita adalah aktor piawaiYang pandai bersandiwara menyanyikan lagu sakitnya zaman.

Di tengah gemuruhnya suara-suara dari seberang lautanmasihkah suara gitarmu bergema di sela tangisnya anak-anakjalananBeribu mereka entah siapa entah engkau entah akukutak tahu

Catalan hanya mengenalnya nomor-nomor yang hilang.

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 193

Inikah akhir yang kau lukis rindunya sebuah sajakSementara di atas awan memancarkan wajahnya yang muramMari, habiskan mimpimu dan mimpiku sampai akhirhayat

Sebelum senja menganga di balik liang kasihmu dan kasihku.

Kemantran-Tegal, 25 Oktober 1997

194 JENTERA TERKASA

NOSTALGIA YANG MURAM

(la yang merindukan mimpinya kesepian memandang langittenggelam dalam harapan demi harapannya menjadi sekiankemungkinan. Menyusup pula dingin batas mata paling diamdan debu jatuh pula ke pelupuk matanya)

Kian hanyut lautmu ditelan mimpiKekalkan demi yang kekal, kata BundaAdakah mata-air kasihmu yang menyatuKata ayah, usiamu bukan ingusan lagi

Nikmatnya kebebasan sejagat, bapakLangkah ini menggelinding terus tanpa akhirSeperti mengapa kehidupan di antara kita,Sebatas hanya basa-basi kata-kata usang.

Aku pun paham bapak, hidup sekadar bayangDan mentari pun sepakat bila esok lusa musim

Tiba terlambat aku pun tersentak basah kuyupDiguyur sisa hujan di siang belong

Kerinduan O dewi kerinduanku

Bumi ini telah lama dibelai tidur dan mimpiMari kita menari menari keras-keras bapakTanahmu gemahripahlohjinawi.Sebuah kisah masa suram yang paling murung bapak

Telah melumuri sejengkal tanahmu bersama lumpurTerbelalak mataku memandang wajah kosong

melompong

Campuraduk pecahbelah piringkosong bergelimpangan.

Kemantran-Tegal, 10 Februari 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 195

SBLAMAT TINGGAL

Menembus ke samuderamu yang luasMentari yang gosong kutatap matanya yang liarGairah napasmu panas kembali mengajakkuInikah potret laki-laki yang senantiasa dahagaMeninabobokkan mimpinya sehabis senggamaDengan sajak-sajaknya.

Hari pun kian larut sangat larutKetika batu-batu karang itu melelehkan getah spermaKetika topan dan gelombang itu kian menggilaKembali napasmu panas dan berbisik:Aku ingin ya ingin sekali agarHidup ini bahagia dan penuh kenikmatan!

Tapi engkau terus menggoyang dan menggoyangAda suara meraung di saat mataku mulai terpejamAda erang kesakitan di saat-saat aku terjagaHeran, engkau terus mengguncang dan mengguncangSeolah kehidupan akan berakhir sampai di sini.

Selamat tinggal kasihmu! kataku berangBebasan aku dari mimpimu yang fanaDemikian gemetar kataku terbata-bata,

Kemantran-Tegal, 10 Desember 1995

196 JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIR SEMARANG

197

□ Sajak-sajak Anggoro Suprapto

SUARA-SUARA

Seringkali ku dengar suara-suarabergema, mengganggu tidurku tengah malamsampai seringkali aku bertanyasuara-suara siapakah engkau?tiada jawab, kembali suara-suara berdecaktiada henti

Seringkali ku dengar bisik-bisikmelintas cepat tengah harisulit sekali menangkap maknanyaberderak, bergumam, tiada henti

Suara-suara itu kini jelas datang kembalimenekan, mendesak, mengatakan:matikan suara bising televisi, suara-suara radiosuara ribut antar golongan suara jumawa diri sendirilalu dengarlahsudah lama tak kau dengar suara anginsuara kemresak daun, suara gemericik air,suara kicau burung, suara alam

Lalu suara itu datang lagi,Riuh rendah memenuhi segalanyamendesak-desak, menekan-nekan gendang telingaberkata penuh wibawa:"Cobalah sehari kau tanggalkan,atribut-atribut kebesaran.

198 JENTERA TERKASA

kursi-kursi kekuasaan

supaya dapat kau dengarsuara hati nurani rakyat yang sebenar-benamya

Semarang, 27 November 1996

Kumpulan Puisi Penyair Javva Tengah 199

BUKTIKAN KAMU CINTA INDONESIA

buktikan, bahwa kamu cinta Indonesia

cinta Indonesia tak sebatas kata-kata

bukan pula hanya sekedar menyumbang emas,menukar dollar, atau sedikit memberi harta benda

lalu kamu tersenyum dan menepuk dada: akulah sesungguhnya pecinta Indonesia

cinta Indonesia adalah

kepedulian mendengarkan jeritan rakyat jelatamenaikkan taraf hidup petani-petani miskinmemberikan kemakmuran yang merata

tersedianya lapangan kerjapendidikan yang murah untuk kalangan bawah

cinta Indonesia adalah

mencintai anak-anak yatim

janda-janda miskinmenjaga keutuhan nusantara, dantidak menimbulkan sara

menghilangkan kolusi dan korupsipajak-pajak yang tinggi

cinta Indonesia adalah kesediaan

membiarkan alamku tetap terjaga indah

sawah-sawah yang luas, hutan yang hijausungai yang jernih, laut yang birudan tidak mengeksploitasinya

demi kekayaan pribadi, sampai ke anak cucu

cinta Indonesia adalah

menulis puisi yang menjelma jadi doa-doa sakral

200 JENTERA TERKASA

untuk keselamatan rakyat Indonesiamenyingsingkan lengan bajumembangun negrikuagar harga kebutnhan jadi murahdan terjangkau oleh kaum ibuagar mulut-mulut mereka tidak mecucu

malam pun kadang datang dengan cepatnyakeheningan menyembunyikan kegelisahankeweningan pantulan kecemasan, kerisauanatau kesulitan hidup kawula alit yang menderita.di kala seperti itu, selalu muncul sebuah tanya"buktikan bahwa kamu cinta Indonesia"

Setnarang, Maret 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 201

□ Sajak-sajak Budi Tunggal Rahayu

KONSER RAYA

Orang-orang singgahdi antara kepungan kelelahanmengalirkan peliihmelunaskan permainan nasibdi tangah pusaran rimba baja

O, Jakartamengenal senjamu yang beringasaku merasa asing dan menjadi kecilterkulai dalam tikaman

deru trem-trem kota dan pecahnya langit

Duhai kota yang dirindukandi mana keringat dan air matamenghajar keberanian dan ketakutantak berbatas

Jakarta, Oktober 1997

202 JENTERA TERKASA

KATAKAN KBPADANYA TENTANG

NASIBKU

Katakan kepadanya

berapa lama waktuku digilas mesin tanur pabrikberapa detik syaraf-syarafku istirahaku seperti matahari, pagi datang sore kembalisetiap hari langkah kakiku, nyalang matakuselalu cepat diburu waktu

menyerahkan nasib pada gemuruh mesin-mesin

Sementara momok yang meneijangku dahulutentang pemutusan hubungan kerjanyaris menjadi kenyataan, kini aku hanya menunggu saat-saat yang tidak ada batasnya. Batas yang tak ada akhimyaSekiranya cerobong pabrik berhenti bemafas

siapa sanggup menjaring seluruh otot-ototku?

Katakan kepadanya tentang nasibkuyang begitu tahan didesak kekuatiranlapar memaksaku diam

membungkuskan sisa keringat dan air matauntuk anak istriku di rumah

Semarang, Februari 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 203

LAGU UNTUK PEMATUNG

catatan untukmu: Ida Bagus Wiradnyana

Beli

jika patung-patung itu berbalas membakarmuikhlaskah engkau terpanggang olehnya?sedang tanganmu tak henti-henti meregangmengalirkan irama pahatmengukir bunga-bunga padmapada kayu-kayu yang kau kunyah dengan air mata

Ayolah, Beliteruskan tanganmu bercelotehtentang keindahan cintayang kau sematkanpada lekuk tubuh torso - yang bagai ikanmenggeliat dalam air kolam

bergerak menegakkan tawamenyentakkan gairah untuk hidup

Dan meski tanpa dipaksa

aku siap menyaksikan engkau menari dansabersama torsomu

sementara mata intanmu

mengeja kerinduan

yang berloncatan dari batang-batang sonokeling

Sekali tempo

berlabuhlah pada keheningan

ubun-ubun Parangkusumo

204 JENTERA TERKASA

meski jemarimu tak lelah

mengapit tatah-tatah besi

memasrahkan jiwa pada setiap napaspatung-patimg yang kau cipta lewattanganmu legam baja

Beli

lampu-lampu penisi mulai berkicaucahyanya sesautan ditangkap gelombangdan pasir-pasir memilih diammenghadapi amukan pasang

Temanggung, November 1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 205

□ Sajak-sajak Darmanto Jatman

LANGGAM TAIWAN

Di Taroko Gorgemereka gali batu granit dengan tangan telanjangmereka basuh bongkah-bongkah mar-mar dengan air mataagar Toyota, Honda, Mitsubishiserta kita bisa lewat di siniMenatap jurang dan lembah dansungai menggergaji gunung jadi ketupatdan keringat menyempumakannya jadi segi empat, lantaitempat kita bercengkrama kini

206 JEWTERA TERKASA

PATRIOTISME KROMO

Indonesia Incorporated:Mengubah ambisi jadi dedikasi

Pulang studi dari JepangKromo belanja semangat Bushidobelajar melukis sumi'e

sembari latihan kendo

di desanya, di kebun mbako

Kalau mau gemah ripah loh jinawiIndonesia mestinya jadi perusahaan sajaAda presiden direktumya, ada presiden

komisarisnya,satpam, serikat pekerjatapi yang penting, ada Basic Philoshophynya!Ini bukan sekedar tranformasi budayaini metamorphoses bangsa!

Mampir di Semaul Undung Korea Selatan

Kromo mengembangkan gagasannyaKanuman sebaiknya jadi brigade pembangunancancut taliwanda mengubah impian jadi harapan

Generasi tua tu mestinya berkorbanmencukupkan diri dengan semangkuk buburcelana pangsi hitam dan RSSsekedar untuk bertahan

membuka harapan imtuk generasi yang akan datang

Indonesia INC

bakal mengubah warganegara menjadisumber daya manusia

Kunipulan Puisi PenyalrJawa Tengah 207

i yang memiliki keunggulan kompetitifdengan ilmu dan teknologiberkepemimpinan demokratisserta tentu saja filsafat dasar "post capitalism"

Sugih tanpa bandha!Singgah di HongkongKromo kulak Hong Sui, Goa Mia, Dung Su, dan tentu saja

Hoki

lupa Cheong Sam, Ang Pao, Amy Yip, maupun Lin Ching Shia

"Bisnis itu hidup dan hidup itu bisnis!""Bekerja cari uang itu untuk orang orang melaratmembiarkan uang bekerja untuk manusia itu konglomerat!""Sepatu tu biar indah tetap di kakitopi biar runyam tetap di kepala!"

Sampai di tanah tumpah darahnya,Nggrigak, Gunung Kidul,Kromo segera merancang proklamasi negara usahanya:

"Kami, para pemilik tanah air dan tenagakerja Indonesia

dengan ini menyatakanberdirinya Indonesia INCKemiskinan akan kami

jadikan kemakmuranKebodohan jadi kecerdasanKenistaan jadi kemuliaan!Kami sedia bekerjasama, tapi tak sudi

ketergantungan!

So, Go to hell IGGl!"

208 JENTERA TERKASA

Kita telah membangim BorobudurKita telah bangun PLTN Jepara,Proyek otorita BAT AM

Toni, Roma'sribs restaurants, Sizzler,

Hard Rock Cafe di samping kampung Betawi & Oud BataviaJadi kang, tak ada alasan untuk muramBener!

Rupiah boleh jatuh di Wallstreet,

Tembakau boleh boleh numpuk di Bremen,Yayuk Basuki boleh kalah di Wimbledon

Tapi Indonesia INC bakal tetap jayaseperti Nippon sejak jatuhnya rezim TokugawaKita punya Rendra,

Kita punya Habibie,

Kita punya mas Prayoga, oom Liem, Eyang Oei Tiong Hamdari pajak mereka kita bangun koperasidan dengan koperasi, kita angkat martabat Lik Parto dan Bik

Meniek

Okey?!

Jadi, tak ada alasan untuk ewuh aya masMari kita rubah republik jadi kumpeni

Satu negara perusahaan yang tak terbayangkanjuga oleh Sun Tzu, Musashi atau Panembahan Senopati

Demikianlah hasil langlang buana Kang Kromonjajah deso milang koriTolong jangan ditangkap

bila beda pendapat

We're entering postmodern era bungPikiran mesti terbuka

Hati mesti ikhlas dan rela!

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 209

□ Sajak-sajak Gunoto Saparie

LADIES NIGHT

habiskan, habiskanbir di gelashabiskan, habiskankacang di piring tandas

tapi apakah arti cinta?kau pun hanya tertawadan paha pualammu bercahayabetapa indah malam celaka

habiskan, habiskanbir di gelasgoyangkan, goyangkantubuhmu muda dan panas

1996

210 JEMTERA TERKASA

TAMAN

di bangku panjang itukita pemah duduk, berduabercakap entah tentang apasambil menyimak suara angin

di bangku panjang itukita pemah menjadi adam - hawamemanjakan syahwat purbatergoda buah larangan

di bangku panjang itukita pemah duduk, berdua

meninggalkan jejak dan kenanganmencoba mengekalkan riwayat

1996

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 211

GERIMIS MALAM DI YOGYA

dalam gerimis malamaku berdiri di trotoar

dan lupa alamatmu

yogya tak seperti dulu

dalam gerimis malam

aku tersesat sendirian

dan kenangan menggelegakmengeras peristiwa lama

dalam gerimis malamaku berdiri di trotoar

dan lupa wajahmu

kita tak seperti dulu

1994

212 JEWTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Handy TM.

SAJAK UNTUK HONG

hong,aku punya kekasihsungguh bam kali ini

nggak sangka,aku butuh banyak energidan nafas panjangseperti orang berlari

tapi bukan penderitaan, hongingat di jembatan gantungkupotret kamu dengan motormuesoknya masuk ke korankumalamnya jatuh di pintas relkereta api kantorkutiga jahitan di kepaladua luka panjang di lengan

sehari sebelum itu

aku putus cinta lagidan kau sibuk menghiburku

hai, betapa jauhnya kini kitahong

Semarang, 1991

Kunipuian Puisi Pcnyair Jawa Tengah 213

KEPADA RIRIS, KEKASIHKU

(Layang Cinta Seberang Kampus)

Riris,

pagi tadi telahkutemukan tanganmu

bercat kuku merah jambu

dan sedikit darah mengering

warna ungu

kau tinggal begitu sajatangan itu

hingga terputus tak tahusiapa melukai dirimu?

kalau engkau mencintaiku, Ririsingin kupinjam sepotong bibirmulantas kumasukkan dalam

kotak kaca, dan kuberi lampu

: menyala

inikah arti rupawan

senyum yang beku dansemut-semut mengerumuni

sepotong bibirmu?

aku rindu

beribu kangen

padamu, almarhumahku!

Semarang, September 1997

214 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak lyang Mur Ck

NYANYIAN LAUT

; ariz kalm

ada yang menusuk-nusuk dada mungkin aromagaram yang berhambur ke udaramemenuhi rongga jantungsaat angin menampar-nampardaunan pandan

di keheningan bola mata tergambarlidah ombak mengetuk-ngetuk pantaidan pasir menggerisikmelantunkan nyanyian laut saatterinjak sol sepatumu: menggenapkan kesunyian dan kelengangan

"mengapa hanya senja yang mendinginkancuaca yang mengemas keremanganmelunaskan kenangan,"katamu dengan wajah berkabut

lalu kita pun bersampan meniti tiapceruk gelombang. dan membiarkan anginmempermainkan dayungsementara kau terus saja bercerita tentangkerinduan yang kian lebamtersekat di dasar karang

Jepara, 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 215

NYANYIAN MALAM

hujan yang barusan menyelimuti bumimenidurkan daunan gelisahdan aku yang memintal mimpidi balik selimut sepi

membiarkan langit bercakap lirihdengan tiang-tiang antena tentang rasa pedih

suara sisa air hujan

yang terjatuh di genangan dan selokanmenjelma nyanyian malam yang tak usai-usaididendangkan seperti genjring

rebana di tengah bising suara-suaraterpasung tabung waktu

tapi sesekali ingin aku mengenalinyanyisunyinya, katakuketika angin yang terkirim darikegelapan menanggalkan buah mahonimenggasing dan jatuh di ujung kaki

Jepara, 1998

216 JENTERA TERKASA

AMBANG PBRSINGGAHAN

aku tangkap isyarat tanganmudi balik kaca siang itu tapi matahariyang kukuh kian tandas teriknyamenerbitkan ribuan debu tanpa bayanganhingga mengabur wajahmudi sepanjang marka jalan ituterseok-seok mencari jejakmukecemasan ini serupa keletihan panjangsepanjang jalur-jalur kawat telepon yangmenggigil menahan kekosongan udaraatau gemetar jarum jam yang tergantungdi gerbang malamrindu yang hitam masih terkapardi hamparan peta kotamu

juga sepi yang menumpuk. masih seperti duluharum tubuhmu menyuburkan ilalang yangtersusun rapi di alis mata

kau yang kukejar bayangmu bersijingkatdi bentangan pertokoandi tepian hujan masih kudengar dengusmudan bersahutan dengan sunyidan rinduku yang membeku di sebalik pintumu

bergerak mencair, mengalir, mencari tempat singgah danistirah

Nusa Indah, Semarang, 1997

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 217

□ Sajak-sajak Soedjarwo

AKUARIUM

Ikan-ikan warna-wami itu

berenang dalam kacamelenggang-lenggok di atas batuandi antara rumput airdan gelembung-gelembung udara

Dunia semarak dalam kacahidup hanyalah melenggang,makan, bercanda,dan istirahat

Ikan-ikan itu tidak tahujauh di Sana ada kolam,ada telaga, ada sungai,dan ada laut

Mereka tidak pernah berkisahtentang nelayan, tentang banjir,tentang laut, tentang ombak,dan ikan-ikan besar yang menakutkan

Inilah satu-satunya dunia,kata mereka,tak ada kolam, tak ada telaga, tak ada sungai, tak ada laut

1994

218 JENTERA TERKASA

KETUKAN ITU

Sambutlah segeraketukan itu

tamu, atau siapa saja

telah menunggu

Bangkitlah dan bukakan pintujangan biarkan lama menunggumungkin ada berita atau pesanyang hams segera disampaikan

Dengarlah baik-baik ketukan itu

pengetuk itu seperti termangujangan biarkan ia bosanlalu pergi dengan sia-sia

Kaudengar ketukan itutetapi mengapa kau ragutak dapat membedakan

ketukan pada pintudan ketukan di hatimu

1997

Kum}>u/an Puisi PenyairJawa Tengah 219

ANGIN

Angin adalah pengembarayang tak kenal lelahdan senantiasa gelisahkarena tak punya rumah

la bercanda

dengan puncak pohonandidorongnya awan

ke atas pegunungan

lalah yang meniup lautmenerbitkan gelombang

yang menyisakan busa

di bibir pantai

Jiwa yang gelisahtak betah singgah

karena di mana pun

tak ditemuinya rumah

1997

220 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Soekamto

sajak di perumahan kumuh

ingin kulukis tawamupada kebekuan alamdi pintu, jendela dan loronglorong perumahan kumuhtelah menjelma jadi monumenkilas balik kerasnya peradabanair susu ibu

sudah lama keringterpanggang sinar mataharidan terperas oleh sapuan keringatdingintak lagi mereka bisa menetekianak-anaknya yang menangis kehausan

di gang-gang becekanak-anak bermain sepak bolasambil menghirup udara pengapdan berbau comberan

mereka tak mengertiapa yang terjadibola pun terns menggelindingdari kaki ke kaki

tanpa pemah memasukkan bolake gawang musuhnya

Pleburan, 120398

Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah 221

dendang perkawinan

sudah cukup lama kita berlayarmenuju arah yang tak pastidi tengah samudra kita bergetartak mengerti dermaga manayang mesti kita singgahi

kita sama-sama terpejam

terbuai ninabobo gelombang pasanghingga kita lupapada tujuan pertamasudah cukup lama kita berlayarbelum juga menemu arah yang pastisementara sinar mentari

semakin surutkan hari

sehingga melepas apa yang pemahkita mengertimana yang hams kita singgahi?

selepas lama berlayartentu ada dermaga imtuk merapatitu pun belum selesaikema masih banyak samudrayang kita amngi: inikah yang namanya perjalanan?

Pleburan, kps 090991

222 JENTERA TERKASA

yang menjelma kanak-kanak

; Erwidati Yuliandri

yang menjelma kanak-kanak

adalah kita, kau dan aku

meski bukan bermain soyang-soyangatau jamuran

kecuali tak lebih untuk diam

dan membiarkan bunga layudi tengah pembaringan

yang menjelma kanak-kanak

adalah kita, kau dan aku

meski bukan bermain bom-bom car

atau mainan elektronika

di sebuah pasarayakecuali tak lebih untuk melupadan membunuh benih yang tumbuhdi tengah padang gersangyang menjelma kanak-kanak

adalah kita, kau dan aku

membunuh segalanya secara nyata

Pleburan, 0693

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 223

□ Sajak-sajak Sri Boentoro

Ketika Dini Hari Tiba

; mbak lies & mbak dwi

lilin yang manakah hendak kutiupsemakin jauh saja ruang menciptakan wilayahnyajam menggugurkan rencana ketika dini hari tiba

kak, masihkah daun-daun jatuh pada peluhketika kita hendak menyanyi lagu teduh untuk ulang tahunmu

Semarang, 9311

224 JENTERATERKASA

China Roses

siapa bilang kita punya surgasiapa bilang jalan menuju ke sana mesti ditempuh

malam tadi

ketika aku menyaksikan bulan yang telanjangaku melihat air mata bidadari tumpahmenggenang di bawah pohonan

pagi pecah

sebuah pemandangan baru rekahtapi awan enggan berbenah

seseorang mengisahkan padaku tentangbunga-bunga mawar yang dibawanya dari cinamenurutnya itulah keindahan terakhir yangberhasil dilukis bumi

malam mengendapsore menyapukan wama kelabu

dan aku kembali memasuki belantara mimpimengikuti bulan yang seakan menuntimku

: surga, bagiku, cukuplah hujan dan kalibagiku, surga adalah sebuah dunia yangmenawarkan banyak wama dan cahaya

Semarang, September 1996

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 225

Lagu Perindu

desah melagugelisah membantu

: kau dan aku

merupa dungu

Semarang 929

226 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak S. Prasetyo Utomo

DENDANG ORAN6 KEHILANGAN

(1)"Tikamkan senjata ke tali, pusar, tikamkanbagai bayi tetuka kan terbang dewasa— tak ada lagi pusaka

hidup kehilangan ketulusannya

(2)"Nyalakan api ke tubuh, nyalakanbagai shinta kan sucikan dosa!"— tak ada lagi api suci

hidup kehilangan ketulusan

(3)"Bebaskan diri ke tanah samodra, benamkanbagai bima kan masuk ke garba sendiri— tak ada lagi dewa ruci

hidup kehilangan kesejatiannya.

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah

PERJALANAN SAMPAI GARIS TEPI

Perjalananku telah sampai ke garis-garis tepinafsu membuni, macam kerbau melenguhmembajak sawah musim hujanberlumur lumpur, sarat bebansebab aku-kerbau, dilecut kau-juragan!

Alangkah nyeri batas garis tepicakrawala merah jingga, langit menuaaku masih mengendus rasa laparmati sebagai kerbau di tanah garapanyang dialiri butiran keringat tiap hari.

228 JENTERA TERKASA

DARI MASA KANAK-KANAK

Dunia permainan di padang rumputkanak-kanak berloncatan

dari masa silam, ke suatu masa

yang tak teraba, yang bukan miliknya

Dari mana datangnya kedewasaansaat kanak-kanak diabaikan kekanakanyadan tak lagi bertanya-tanya"kapan say a boleh menemu hidup?"

Boleh jadi, kanak-kanak cuma peranyang dikekalkan, agar tak jatuh

pada anak-anak beringas di luar pagaryang liar, yang mengnmbar kekerasan.

Tetaplah kanak-kanak di padang rumputmacam domba dijaga penggembala

Kunipuian Puisi PenyairJawa Tengah 229

□ Sajak-sajak Triyanto Triwikromo

Pelajaran Membuat Dongeng

katamu: pesawat-pesawat yang ditanam di persawahantelah menjelma beras sungai dilewati truk hutan

jadikawasan butik arsitektur kiino menyulap jadi bank katamu:

politikjadi kucing sssssss raja jadi anjing pussss

guru jadi garong simgai jadi perkutut aummata jadi telinga

tikus jadi kuda cwit-cwit katamu: Sejarahjadi serdadu menjaga hutan menjaga laut menjaga

sekolah menjagamasjid. ssssssssss katamu: aku punya mulut

tapi kau pisau-pisau suaranyakau sayat-sayat tuhan-tuhannya

kau potong-potong malaikat-malaikatnyapusssssssss

aku kini tinggal bantu, tinggal badak. tinggal pisau.tinggal

bingung tinggal glanggangmaka rasadajallahkau rasaiblislahkau

rasahantulahkau

aku masih sabar menunggu dongeng-dongengmuaku masih sabar menunggu Sunyi menyanyi

ditelinga yang kau sumbat tank-tankmu

Semarang, 1998

230 JENTERA TERKASA

PADA SEBUAH PANGGUNG

Begitulah, di panggimgmu, aku memang bukanturis

atau Anglingdarma.Bukan Wiraguna atau Pranacitra yag terbunuh

karena Cinta.

Aku hanya Sesuatu yang kau kosong menggigilkan daun-daun.Hanya Hampa yang tak pemah kau pedulikan

adanyaDan malam ini, masih juga kau bangun panggung

bam

(dari welit, bambu dan kayu-kayu rapuh itu. Dari kecemasandan kesombonganmu)

Lalu kau sangka kau telah membangun dunia.Bukankah dari kelir demi kelir.

Lakon demi lakon hanya sandiwara belaka?

Dan kebenaran,

bisakah terbit dari bibir Roro Mendut?

yang kau nodai di tobong?Baiklah, di panggungmu

aku memang bukan Patih Agung. Namaku:Suwimg.

Aku tak butuh berpura-purajika hanya menggigilkan tubuhmu yang telanjang,

jika hanya untuk mengingatkanmupada kehamman seribu makam

Karena itu, Adam! Suwungkanlah panggungmu! Sebab:sandiwara telah berakhir saat kau

temsir. Saat kau hams berlari berabad-abad

mengejarNya kembali!

Semarang, 23175

Kumftulan Puisi Penyair Jawa Tengah 231

SAYA LIHAT lA MENARI BERABAD-ABAD

saya melihat ia menari berabad-abad di lauthijau. Laut yang menurutmu bagai semestasajadah: ruang tempatmu mengucurkan

doa airmatamu.

saya lihat ia menari berabad-abaddi pandang biru. Padang yang menurutmubagai sabana Masyar: negeri tempatmu

menanti Cahaya. cahaya hidup matimu. sayalihat ia menari berabad-abad di mripat imgu.

mripat yang menurutmu bagai jurang ngarai;daerah rahasiamu bercumbu

dengan dosa-dosamu

saya lihat ia terus menari berabad-abad.telanjang. Tanpa sensor menggodamu.

akh, dosa itu, Gusti, adalah penari-penari

tanpa penutup aurat yang menari-nariberabad-abad bersamaku.

kini kami datang kepadaMu, Gustipejamkan mripatMu!

Semarang, 149/9

232 JENTERA TERKASA

Sajak-Sajak

PENYAIR SURAKARTA

233

□ Sajak-sajakAchmadD.S.

PASAR MURAH

Ketika orang mendesahmuncul Pasar Murah di mana-manasusah tetapi hams betahbiar cuma sejenak kurangi gundahuntuk esok pagi entahsemua hams dihadapi dengan tiada resah

Apa yang hams kami lakukan lagiSetelah persediaan beras jatahhabis disantap selumh keluarga rendahapakah Pasar Murah digelar oleh yang berlimpah

Indonesia telah swasembada pangankami lapar bukan karena tidak ada yang dimakansimpul-simpul pun sulit dilacakkarena yang mengacak ikut berteriak

Laki-laki tidak canggung lagiimtuk meremas-remas bungkus plastiksuaranya seperti rintihan kaum dhuafayang selama ini papa karena jarang dirabaorang pun sibuk berkarya politik

Pasar murah suatu ironidari bangsa yang mampu iur kepada bangsa lainbahkan bukan di negeri sendiritetapi sudah menyeberangi luasnya lautan

234 JENTERA TERKASA

Pasar Murah seharusnya tidak usah adakalau hati ini tidak lag! ditutup ambisi ekonomikesengsaraan sesama seolah buka pekeijaan rumahyang hams dirampimgkan tanpa hams diperintah

biar cuma sejenakpasar murah mampu meredam hati tidak enakapakah cinta pasar murahdijadikan topeng bagi mereka yang serakah entahlahgudang memang miliknya manusia yang di bawah

Sala, 26 Februari 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 235

Bung Yang Kita Kenal

Dulu kita kenal empat Bung

Bung Kamo, Bung Hatta, Bung Sjahrir dan Bung Tomokepada nama apa kami hams menyebut Bungbukan pekerjaan mudahtidak setiap orang dada menebahaku adalah Bung kalian

mari Bung Bung dari segala macam Bungkita isi empat humfdengan satunya kata dengan perbuatanzaman tidak lagi membiarkan kata Bunghambar karena kehilangan esensi dan naluri

Sala, 26 Fehruari 1998

236 JEMTERA TERKASA

□ Sajak-sajakAndrikPurwasito

SAJAK SEMANGKOK SOTO

Di dalam mangkok soto tergambar bimga cellingSendiri. Aku sendok dan kusimpan dalam hatiSelamat makan! Entah kapan menemuinya lagiWalaupun 1500 mangkok dipesan sekali tak bakalkamu hadir kembaliSeperti petani sehabis menganai padiSawah kembali perawan, hanya air, sisa batangdan bekas jejak kakiPersis padang Kurusetra ketika Bratayuda tlah usai

Di dalam mangkok soto ini kali tergambar raja walimengukur jarak ombak dan pantai"Bon appetit! Merd beaucoup!" kimikmati selagi mampuWalau bunga tak lagi mekar dan angin tak lagi sejukDemikian rindu datang semangkok soto berbagi kapang

Gading - Sokaraja Kulon, 1995

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tenyah 237

MEREKA YANG MENCINTAI KEHIDUPAN

Kini sebagian orang tlah kehilangan kata-kataRibuan kampung-kampung dibiarkan terapungSebagian yang lain membangun patung di sudut-sudut kota

Kini banyak orang merasa jadi matahari yang menyinari bumipadahal setiap hari ketidakpedulian muncul di koran dantelevisi

termasuk ketakpeduliannya terhadap anak cucu sendiriBanyak orang bangga merasa berjasa, pada kesalahanslalu dilimpahkan ke lain orang

Kini banyak orang merasa jadi bulan padahal ia tak lagi mampudengar jerit tangis tetangga kesusahanBanyak orang merasa tlah berbuat banyak untuk bangsa dannegara

Padahal lebih banyak lagi yang diperbuat untuk kepentingan dirisendiri. Banyak orang merasa tlah menjaga dan melindungirakyat

padahal lebih banyak orang yang memeras dan menginjak

Masih banyakkah orang yang peduli deiita orang lainMasih banyakkah orang yang dapat mencintai kebenaran dankeadilan. Masih banyakkah orang yang berbicara dari hati nuranisendiri. Inilah yang kita butuhkan sekarang, esok dan masa akandatang. Orang demikian tak perlu merasa jadi matahari, jadibulan,

jadi pahlawan. Kecuali berpikir, berbuat, bertindak bagisaudara

kita yang bodoh dan tertindas

Surakarta, 1995

238 JENTERA TERKASA

SAJAK SEGELAS TEH

Di sore gaib mendung menjauh krena kau datangtambatkan sauh

Sudah lama terbayang pengin prahu berlabuhHati kita saling terdampar di pulau jauh

Sekarang berdua saja melewati senja putih tanpa lampuTanpa riuh rindu sudah terlalu lama tak saling tahuUntuk apa malam jika semua tlah kita ingkariJanji bercinta, janji membangun rumah, janji bercengkrama?Jeng,

Rahasia sudah milik kita kenapa musti dibukaKita tlah bersama melintasi malam tanpa bebanApalagi, adakah yang terlupa. Tak perlu ditanyakanSegelas teh di meja habis sudah tak bersisa

Sokaraja Kulon, Musim Hujan 1996

Kumpulan Puisi Penyairjawa Tengah 239

□ Sajak-sajak Bambang Karno

SAJAK KAKUKU

kutelusuri lorong-lorong misteri ini dengan kaki kakukuyang lama kubeku dalam rendam suci jiwakukurajut sepi-sepiku sambii berharap dapat bertemucahaya ilahiku yang lepas dari rohlenyap termakan keadaanaku kelu dalam tak menentuaku termangu dalam ragukegamangan menjadikan kaku unsur-unsur tubuhkuyang kadang menjilat menyulut hasrat berbuat jahatwalau sesekali keluar gerutukuapakah tetap bisa bertahan dalam imansementara diam tak mengubah keadaandan bergerak pun tak menjamin keberhasilan

Wonogiri '97

240 JEWTERA TERKASA

MATA JIWA

mata jiwa

bukanlah mata uang yang mampu membungkam ataupimmengekangbukanlah mata-mata yang memburu musuh kejahatanpun pengkhianatan

ia dekat mata hati

ia mampu menembus ruang-ruang rohani menelusuri nadi

mendobrak otak menyulut denyut kehendakkadang menjegal kadang mengekangkadang mengumbar keleluasaanahai

betapa indahnyabagi yang bisa memanfaatkannya

Wonogiri, 1997

Kunipulan Puisi PenyairJawa Tengah 241

DI SINIKAH PINTUMU

di sinikah pintumu

aku kan membukamu

setelah sekian waktu

melesat memburu nikmat

bukan aku lupa akan kamutapi alam yang membingungkankubetapa tidak semua ituketika dulu aku sering membukamudengan kantong murah rupiahkusambil berdendang susu oh susutiba saja tanpa terduga jadi gulitagelap pengap dan sesak di dadakemampuanku tak bisa menembusmubahkan mataku kabur baru saja di depanmubenarkah di sini pintumu

tidakkah akan jadi seperti duluapakah aku mesti membuta matakuuntuk dapat mendobrakmujawab! aku sedang ditxmggu

242 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Koes Buris

SAJAK BUAT DEHA

sengaja kupahatkan sajak inidengan kilau pisau pada jalananyang risau saat kutapakihingga tak terasanyeri di tangan berlumur darahlantaran tak mungkin kusambutkehadiranmu bersama anginyang tak jelas arahnya

buat apa menjemput anginbila dalam sekejap berubah badaimemporakkan setiap tamanmerontokkan kuncup bungapada tangkainyadan badai bisa saja antar kerandayang terbuka bagi semuawalau keriput dan uban belum menyapasementara kau tabu pastikubur belum lagi tergalidan tubuh yang lukamasih ingin menari bersama mentari

maka datanglah bersama anginbila semilimya tawarkan kesejukan

Solo, 14 Februari 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 243

WARNA

wama-wama gelap yang memancar

pada dinding-dinding retakdalam sebuah ruang

tak senantiasa tawarkan kelam

bagi tiap mata yang mengitari

wama memang laksana kata

yang mewakili suasananamun suasana tak selalu

bemuansa sama

dengan genangan wamayang ditenggelami dasamya

maka tak perlu berhias kelabudengan lekuk wajah murambila terjebak dalam pusarannyapercikanlah senyum pelangidi tiap sudut mang sepi

Solo, 30 juni 1997

244 JENTERA TERJCASA

HUJAN TURUN DI SIANG HARI

hujan turun di siang hari, mamapadahal sebelumnyatak ada petir tak ada mendungmenggelayut di batas pandangdan kemarau pim tersenjnimmenari di bawah curahnyaingatkan pada masa kanakbermain bola dengan tubuh kuyubsementara malamnya

hangat dekapmu nyenyakkan baringku

hujan turun di siang haribolehkah kubawa masuk sejuknya, mamakan kusimpan dalam dada

biar wajah-wajah muram di dalamnyabisa lantunkan pesona tembang

hujan turun di siang hariikatlah pada tiang-tiang rumah, mama

kan kujaga sebisanyabiar badai tak dapat menghempaskannya

biar mata tak lepas menatap

mimpi-mimpi yang terbawa

hujan tunm di siang hari, mama

Solo, 26 Januari 1997

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 245

□ Sajak-sajak K.R.T. Sujonopuro

BBRTEMU FRANCIS DRAKE DI PLYMOUTH

Langit Inggris begitu benderangMatahari musim panas menghidupkan pantainyabegitu cemerlangAku berbaring dekat Francis Drake,Menggagas siapa yang layak dipatungkanMacam dia, dan dipasang di pantai selatan pulau Jawa

("Nyai Rara Kidul, sekarang aku sedang di Playmouth.Di sini pantainya bersih.Tak ada sedekah laut atau lainnya.Tapi juga tak ada copet dan polisi!")

Tiba-tiba Francis Drake menyapa aku.Aku terkejutLalu kubalas dengan malu."Frans, jangan engkau begitukan aku.Aku ke sini bukan menziarahimu.

Malah mungkin menziarahi diri sendiri.Apakah engkau dulu sempat mampir negeriku?"

Patung itu menggelengkan kepalanya.Aku menyayangkan tapi juga lega.Aku tidak jadi malu pada dia,karena pantai di Jawa yang penuh plastikdan tai kuda.

"Frans, ketika engkau habiskan hartamudemi mimpi gila Amerika,di tempatku belum ada orang sekaya kamu.

246 JENTERA TERKASA

Sekarang sih banyak sekali.Bilyimer bangsamu kini sudah kutandingi.Cuma jangan tanya itu siapa,dan dapat karena apa"Francis Drake mengerutkan keningLalu menatapku.

"Lho...kenapa?""Ah, nggak apa-apa Frans.Pokoknya...Please don't ask me about it!Don't ask me, please..."Patxmg seperti mengerti apa yang terjadi."Apakah yang kaya itu sedarah dengan yang kuasa?""It doesn't matter Frans, it doesn't matter.

Itu sudah sesuai dengan filosofi kami..;Kita cerita yang lain 'aja deh!"

Patimg itu tegap menatap laut.Meneguhkan Plymouth.Aku diam-diam malu kepadanya,karena telah menipunya.

("Nyai engkau juga sampai Plymouth?Atau di sini ada Rara-Rara yang lain?Anu... Nyai, aku masih saja takut,tapi bukan lagi kepadamu.Makanya Frans terpaksa kutipu")

Orang-orang bebas mereguk musim panas

Bercengkerama di rerumputan tanpa ketakutan.

Francis Drake menjaganya.Orang Inggris biasa saja kepadanya.Tak tampak takut atau menjilatnya.Tak juga cepat-cepat menjadikannya pahlawan.

(Cunipuian Puisi PenyairJawa Tengah 247

Frans memang bukan penguasa.

Tapi penguasa besar tentu mirip dia:tegak di hamparan rerumputan,dengan tidak menebar ketakutan

("Ah Nyaiiii Nyai..., kami haus tokoh yang layakuntuk dipatungkan di hamparan pantaimu,dan jadllah mercu hidupku!")

Patimg Francis Drake tegak menatap lautmenjaga PlymouthTapi resah sejarah ini malah makin menjemputOh..., mengapa selalu saja ada yang luput?

1997

K.R.T. Sujonopiiro

248 JEMTERA TERKASA

CARDIFF MEMBISIK KEPADAKU

Menara molor tak terhinggaMenggigilkan tapakku batu demi batu

Ruang panjat semakin lembab,

mengungkung siapa mesti bagaimanaAh.,. Cardiff, engkau dekatkan daerah asalku?

Memori bergetar di dinding gereja tua,dalam pahatan nama yang sudah dijemput kematian. Danketika cicit burung senyap di ujimg-ujung relung,Cardiff membisikkan nama daerah itu

1997

K.R.T. Sujonopuro

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 249

MENEGUR HUJAN

Hujan meneduhkan pesiar jauhselewat kota-kota basah dan rusuh

Hujan lalu menggenangi bantar harapantak hirau sepetak rencana jadi kacaudan

semua renta sebelum masa depan

Jan, Hujan.... tahukah engkau republik hati?dari benua cinta dan ketidakberdayaan

aku sudah di sana

tinggal bersama kata-kata

1998

K.R.T. Sujonopuro

250 JEWTERA TERKASA

□ Sajak-sajakMuchus Budi Rahayu

kesaksian

; mas bambang kentkut

di pekuburan nanti, aku membayangkan begini:orang-orang hening bersimpuhdari celah kelopak matalayaknya gerimis pagidanau ketabahan luluh berjatuh

di jalanan yang meraimg-raungaku nyanyikan lagu hitamtentang petualang yang lesumerebut nasib yang tak pemah terbagiaku akan tenis menyanyisampai tenggelam, sampai tenggelampada lagu-lagu sepipengiring langkah ke kuburan

kepadamu aku hendak berceritadengan segenap pengetahuanku yang hijautentang sungai yang gemericik akan tersentakdisunyikan oleh aliran pasangsamodra yang tidak terjajagi

dan daun kau lempartelah lama hanyut ke hilirmenjelma nisan: tanpa nama

Kampung Baru - Solo,Juli 1996

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 251

aku buru kamu suku menghilang

di mana sekarang kamu beradasuku menghilangmencetak barisan pencoleng dan pencuriatau menghapus jejak kebesaran moyangdengan ujimg belati

aku ragu masihkah kau selipkan cintapada sol sepatu anak-anakku hijau kau bawa

di mana sekarang kamu berkumpulsuku mengasing

menghirup udara fitnah, minum air penggerusanatau merajam anak-anak dengan bulat telanjang

aku sangsi masihkah kau beri pilihanpada nasib anak-anakku hijau kau tawan

sepagi ini, sudahaku buru kamu hingga di sini

di kepulauan mustahil terbacadi sebuah negara tercecer dari peta

Gunungsari - Surabaya,

September 1997

252 JEMTERA TERKASA

di atas meja kerja

adakah cinta akan kemari

pulang kandang gegimas piaraandi mana tawa sebagai lilin mengeras tembaga

pembicaraan ini bam kita mulai

marl siapkan kopi tubmk, setumpuk buku di kepala"langsung buka halaman setengah!" semmu, lalutak henti kita suntuki

saat kubalik halaman berikutnyadi mana kamu waktu itu

menghilang begitu sajaseperti gema yang telah lama kehilangan kataseperti bau yang telah lama kehilangan bungabersama dering telepon datang dari luar kota

sebagai layaknya anak-anakdengan menganyam pandangaku akan terns mencarimu

sampai lamt di malam bulan mati

Kemlayan - Solo.Januari 1998

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 253

□ Sajak-sajakMuddiono

KANVAS PENCARIAN

bagi: almarhum didik suardi

berikutnya kau lukis hihansedang berdandanduduk di pojokandi penghadapanmu yang pasrahdalam titah penghabisan

di jiwamukanvas itu menari dan bemyanyiekstase dan sujud sendirimencari ruh kesejatianyang sejak lama kau rindukan

Solo, Oktober 1997

254 JENTERA TERKASA

IMAJI LIAR

dilihatnya

bulan tidur telentang

tubuhnya telanjang

dipotongnya dada rembulan

dibawanya pulang

buat disantap pejantan

Solo, September 1997

iCunif>ulan Puisi PenyairJawa Tenyah 255

CATATAN MINA

Telah Kau kirimkan

kereta kencana surgamu

Lewat api yang melumatkanJiwa sujud kami.dan dihadapanMu, kami bersimpuh

Menyatulah, wahai kekasih.

Solo, 1998

256 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Mk Zaelani Tamaka

RITUS BURUNG

; mengenang Subagio Sastrowardoyo

Hanya bunmg yang bisaMengerti tawa malaikat"Tangkaplah" katamu"Agar kita mengerti isyarat alam!''

Membaca garis-garis ayatKepak burung menghembuskan anginMeniupkan apt nuraniDalam sayap diri

Saat burung-burung pergiPulang ke sarangnya masing-masingAku hanya bisu. Diam!

Surabaya, 1995

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 257

KICAU BURUNG

1

kicau burung inilah yang mempertemukanAku dengan Mu(pada malam larut, kicau burung berderai bersama deburhatiku)

oooh, dalamnya samoderakudaki gunung-gunung di antara beribu sepidalam kesunyiankukutatap masa silam yang gemuruhgelisah mendayungkan sampan sampai ke pulau-Muoooh, di peta sepi inikujaring beribu malaekat dengan jalamakrifatku

2

Kicau burung kali ini benar-benar mempertemukanAku dengan Mudi antara kesunyian batu-batu kaligemerisik mentasbihkan nama-Mukurajut rumah-rumah hati dari batu-batu simyidihiasi dinding-dindingnya dengan burung-burungyang berkicau atas kebesaran-Mu(di hati ini: bersarang burung-burung sunyi yang menyanyikankegaduhan)

Surabaya, 1990

258 JENTERA TERKASA

SAJAK BUAT OI

Seperti tak kenal duka, burung-burung menebarkanBenih kesunyianPada ladang-ladang kerinduan, kau-aliri sepikuKautanam beribu benih dan sekian kali

Siap Kauketam butir-butir dzikir memupukKekekalan-Mu, kerinduan dan kesetiaanku

Duh. Duh. Yaa, Rabbana. Yaa, Rabbana

Apakah bisa kulukis pertemuan iniMeski hanya lewat kicau burung sekalipunAntara benih dan kerinduan

Melebur dalam kesejatianHanya kelu yang bisa kupandang dari danau-MuDi antara keluasan dzat, betapa kecilnya akuDalam samodera kebesaran-Mu, aku hanyalahSampan, yang siap Kau bawa berlayar (dalam Badai sekalipun)

Duh. Duh. Yaa, Rabbana. Yaa, Rabbana.

Biarkan kutanam sepu dalam sanubariku

Surabaya, 1990

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 259

□ Sajak-sajak Roeswardiyatmo

SUATU KETIKA

di lorong kumuhsudut sebuah kota, suatu ketikaAKU lepas sepotong rotidan semangkuk sup macaroni

bocah-bocah jalananmengacungkan jari-jarimengadu rusukberdesak mengadu sikumelengking teriak:lagilagilagi!

oke!

jawabku

darahku membara

orang-orang yang lewatmencium wangi bau rotiaroma sup macaronidari ujung bibirbocah-bocah jalananmaka

bemyanyilah mereka tentang AKU

260 JENTERA TERKASA

tapi

di puncak bukit ini

TUHANku

ingin kembali aku ke kandung rahimMUdengarkan bisik nuranidan detak jantungMu

1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 261

DUSUN MUSIM PACEKLIK

Rumah-rumah menyerap cahaya bulanmeyimpannya dalam selimut debudan sampah dedaunanbertebaran di atap gentingnya

Kusapa bayang-bayangtermenung di balik jendelaSelamat malam!

Lelakimu giliran ronda

Perempuan legam telanjang dadaMatanya sayu menatap langit malam

Dia ingat pasti

hampir genap seratus harirantau lelakinya

teteskan deras keringat di Jakarta

Daun jendela pelan mengatupMalam sepi

Dinginpun memagut

Ranjang tak berderit

1998

262 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak R.S.W Lawu PU.

Kepada Mikha

Aku hanya ingin berceritaTetes darah itu masih adaLuka itu terbuka lagiSedang saat ini matahari telah usai

menggelar layarUntuk singgah di pangkuan bumiEntah mengapa hati jadi mirisSemua memerah senjaSemua tak berdayaMenatap kepergian satu jiwaTinggal satu daun lagiTegar menggantung pada dahannyaMenantang topan badaiYang membawa pergi pohon-pohon hutanBeserta aku yang berteduh di bawahnyaMenanti sesuatu yang maya

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 263

TANPA JUDUL

Mawar itu merah

Tapi lihatlah masih lebih indahDarahmu yang mengering dan lekatPada sepatu petugas keamananYang hinggap di mukamu kemarin malam

Melati itu putihTapi sungguh masih lebih bersihHati anakmu yang bermain dengan gerimisTanpa prasangka dan tanpa bebanPada selokan coklat hitam

Embun pagi ini jemihTapi bukankah masih lebih beningAir mata ibumu yang mengalirDi depan puing-puing tinggalnyaYang kini rata dengan tanah

Jalinan derita yang kau rangkaiBersinar berpendar-pendar

Di tengah lumpur anyir menghitamYang siap menenggelamkannya

264 JEMTERATERKASA

SURAT KEPADA IBU

Ibu, ini aku

Anakmu yang menanggung rinduPada rengkuh pelukmuIbu, di sini aku

Dengan sejuta cita-citaIngin menggenggam duniaAkhimya terkaparDi pinggiran kota besar

Bersama mereka semua

Yang menghuni malam-malam gelapVan merajai lorong-Iorong kelamYang mewamai slang dengan derita

Ibu, aku tak tahu

Apakah esok aku masih bisa

Untuk berkeluh kesah lagi padamuSedang saat ini tanganku sedang berdarah

Aku tak tahu bagaimana mencucinya

Ibu, hanya satu yang aku tahuKau tetap menunggu aku

Dengan kidung-kidung malammu

Ibu, aku pun masih rindu

Kutnpulan Puisi PenyairJawa Tenyah 265

□ Sajak-sajak Siswanto

Nina Bobok

Angin di luar adalah diriku yang terkapardiantara daun-daunanAdzan tetap meninabobokkanku imtuk lenadi antara teduh pohonanAku pingsanAku mimpitak pemah terjaga

Ungaran, Januari 1996

266JENTERA TERKASA

Kandas

Aku tidak bisa bertanya pada hari ketika turun hujanmemandang kekosongan ruangandan kekosongan-kekosongan lain yang tengah menaridalam sebuah episode penataran

dimana gemumh ketidakpastian

selalu ngambang

antara kekosongan dan kebimbangan

Kepanikan begitu mencekam bicara

antara benturan-benturan kaca jendela

Namun

begitulah Ada-Muselalu memancar pada sinar

menyusup di antara kamiyang selalu berkelakar!

Ungaran, Januari 1996

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 267

Sunyi

Bercakap dengan sunyihening hati

hening diri

Kunci mati hati

Kunci mati diri

lahir kembali aku:

fitroh

sejati

Dalam sunyi

keterhinaan adalah kesalihan

ketidakberdayaan adalah kekuatan

Dalam dekapan semesta yang tenang

kembali aku telanjang

kapan Engkau datang

TBS 1994

268 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Sosiawan Leak

RUMAH

kemanakah engkau hendak berumahjika jaman yang mengelu-elukanmukelak telah lelah memihakmu?

sedang sekarang kau bangun rumahtanpa jendela, ventilasi dan lubang-lubang cahayaatap dan genting rapatnyapun tak memberi kesempatan pada langituntuk mengenalkan kesadaranlewat keluasan dan keleluasaaan wamanyasementara sinar yang kau siarkandari lampu-lampu kendalimu kerap luput maknanyasebagai pelita bagi bara yang mesti jaga di tiap dada.hingga kau paksa;gelap, terang, gulita dan cahayamenetapi hukum yang kau goreskan sesukamu(seperti putra sang suryamereka ada dalam cengkram dan kuasamu!)dimanakah nyanyian anginbisa berjumpa dengan tarian sahajanyajika kekasihnya; arahkau tawan di kamar tidur

bersama pasangan selingkuhmu; kecemasan?sedang kau bangun rumahdalam miskin iklim dan papa cuacahingga merana angin dan udaratak bisa nembang dan berlarian di cakrawala buka.bahkan dengan gampangkau pasang pengatur suhu dan penyeragam udara

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 269

untuk mencipta semilir semu dalam skenario kehidupangincu

(seperti putra sang bayukau pun berhak membekap angin dan udara di pusaran arahyang sama!)dimanakah suara-suara sederhana

bisa melunaskan rindu

dengan pasangan kangen yang mereka cintai; nuranijika bisik-bisik kehidupankau pekakkan dengan slogan-slogan nir rasa nir logika?sedang hidup di rumahbukan hanya membutuhkan pembenaran-pembenaranatau propaganda-propaganda cumahidup dan menghidupkan rumahadalah perjalanan dinamikagerak tak tertatanamim bermuara pada keanekaragamanyang sempuma dengan syair-syair semestanada-nadanya tak bisa kau rumahkandalam rumah hampa suara

dalam ruangan tanpa udaralewat kebijakan cahaya yang tak terbuka.dimanakah engkau menimba keluasan pandanganjika satu pintu yang tersediapim senantiasa tertutup daunnya,dan kimcinya tlah kau sembunyikandalam peti gulitacuma kau sendiri yang kuasa menemukannya!

Solo, 16 Januari 1996

270 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Sus S. Harjono

DESEMBER

Kutemukan kini, tempat paling sunyikulabuhkan segala perjalanantetapi, perahu itu ahmengingatkan aku pada tempat-tempat jauh!

Tetapi kini, telah kulipat layarmenjadi alas peraduanku, kini dan entah nantibersamamu,kuronce bunga-bunga meski tak lagi punya wamadan aroma itu ah, mengingatkan akupada taman-taman

Kudapati di sini pada Desemberkau pinang segala musim-musim lalu, kinilewat cakrawala kuterima pesan burung-bunmgyang lama terbang tinggalkantinggal di tempat ini,bayangan serpihan pengabdianmembunuhku dalam kuning janur-janurmenghiasi tidurku

sementara aku istirahat di sini

menemukan kasih-Mu

akan kuubah segala penderitaandengan kekuatan doaantara kepasrahan dan kenisbiandi sisi dua manusia mencoba melampaui batas-bataslangit dan cakrawala

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 271

dan akan kukembalikan kebimbangan inipada-Munya Rabbi

Kucari api-Mumenghangati gigil nuraniperkawinan inidengan matahari-Mudi beku musim Desember-Mu

Sragen, Februari 1998

'2J'2^ JENTERA TERKASA

SAJADAH I

Adalah daun-daimMu

ranting-rantingMuakulah burung-burung yang menggigilterperangkap MusimSunyi dan Kegelapanlangit di tanahku berbaringkabut asap menyesakDadaku sesak

Bimmg-bunmg yang menggelapmenggelepar mencari ranting keringkubaringkan resah dan gelisahdi bebatuanMu

candi-candiMu

kuusung doa-doakubawa kembang dan dupamembumbung tinggi ke Langit bencana

Kubentangkan sajadah inidi atas permadani rerumputan tak lagi hijaudi atas iga-iga menancap tonggak-tonggakbaja di dada Kami

dan ladang-ladang yang hilangkebun-kebun tnmbuh bunga uanghutang-hutang tak terlimaskantak lagi biru wama langit kamiairmata mengalir perih

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 273

DONGENG

Antara tidur dan jaga

Sunyi menemani malamsayup terdengarkau mendongengkan tentang kelicikan kancildan kerakusan srigala

menelan malam-malammu,

memakan lautmu, gunung, tanah, darah, keringatdan seluruh suaramu itu,

hingga kau cuma diam dan bcrpasrah dirimenyerah di tikar Ilahikarena segala tangkas dan kakiterjerat janji,termakan hutang-hutang tak terlunaskan

sampai malam tenggelamkau masih dalam buaian Bundayang perkasahutan, gunung, sawah, lautandi Rahimnya,

tetapi mengapa tak bisa menyembuhkan Dukabulan pasi menemaniseekor kancil berlari-lari dalam Taman

aku berusaha mengusimya pergisebelum pergi

tetapi di ujung pagi, ganti Srigala melumat bulan

Bulan hilang,

Jagat tanpa cay a

gelap

274JENTERA TERKASA

kancil dan srigala muncnl di dada berlumur darahmerah segar habis melumat Bulan

cerita tak pemah berakhir, dongeng-dongeng Ibu menjelangtidur kita

Sragen, Maret 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Ten^ah 275

□ Sajak-sajak Sutarno Priyamarsono

MISTERI HUJAN

Angin menepi, sumilirdingin yang diamderai yang terdiamdarah yang tergoncang, tergoncang

Solo, 1996

276 JENTERA TERKASA

SEPI SEKALI

Sudah larut sepi sekarang. Ranjang kita pakai untuk berdiammengaso dalam mimpitidak bergoyang-goyang lagi

Solo, 1996

Kuniffutan Puisi Penyair Jawa Tengah 277

ADEGAN DALAM HUJAN

gemumh pun belum berhenti dan hujan makin membuatlubang-lubang yang dangkalanakku belum pulang! ia tadi belajar ngajisementara anak itu tercenung memandang airdan ibu itu tercenimg memandang berasdi panci

Solo, 1996

278 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Tok Indratno

SAJAK KEPADA TUAN YANG TERHORMAT

Sungguh saya kasihan kepada tuanyang terhormat yang selalu meneriakkansuara biar tambah bermakna

yang selalu menyiasati kata-kata

Sungguh saya kasihan kepada tuanyang terhormat yang selalu berargumentasipada pembahasan program dan rencana-rencana

sebenarnya proyek ini untuk kepentingan siapasungguh saya kasihan kepada tuanyang terhormat kala tuan cuma dianggap mitra pakaidasi agar kelihatan lebih terhormat lagi

Wonogiri, 1995

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 279

PENGKHIANATAN

Sambil serahkan pedangYang Mulia berkata; Aku butuh PanglimaDan engkaulah orangnya

(genderang, sangkakala, bendera-bendera, cakrawala penuhmantra)

Di padang rekayasaDemokrasi penuh lukaKeadilan penuh lukaKeadilan, kejujuran-fatamorganaKesetiakawanan asing dan langkaKebenaran hanyalah sabda sang raja

: maka setelah yang

semula sangsi menjadi pastisemula lawan menjadi kawanYang Mulia terbirit lariKesepakatan telah dihianati

Di padang KurusetraSeorang Panglima kambing hitamMati

Dieksekusi kawan sendiri

: Yang MuliaAku ingin kembalikan pedangmuYang nancap ngiluDi punggimgku!

Wonogiri, 1995

280 JENTERA TERKASA

PRIMORDIALISME

Kutuklah aku

Si Malin KundangBatu berpeliik perahu"Kau anakku

Tapi berpaling daii ibumu"

Kutuklah aku

Si Roro JonggrangMerubah malam

Wama jerami jinggaNyanyian lesung perawan tua

Kau kutuk aku

Karena 'ku perjuangkanPetani mengolah sawahDi tanah sendiri?!

Demi kejujuranHams kukatakan

: Terkutuklah

Kau!!!

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 281

□ Sajak-sajak Wary Wirana

PERPISAHAN

Perpisahan ini, betapapun ikhlasnyaTetap sebuah kehilangan yang menyakitkanKucur liika-luka purba menggeram perihSepi dan kosong merangkai hari-hariWaktu terasa mati pada jam dinding

Umur bertimbun uban menyuburTapi kehangatan jemarimu tak lagi singgahmenemani gerak usia mencabuti putih rambutPohon blimbing wuluh yang kita tanambuahnya merana di batangnya yang mulai meninggiSayur asem jangan bening tumpah di depan mulutku

Sepasang kaos kaki yang kau siapkanmenyambut bayimu, menggetarkan serat-serat beku dindingbesi kala kutimang dari keranjangTapi hati yang terlanjur hangustetap merenda jarakDan kepedihan terus berpestaMenikmati kita

1996

282 JEhlTERA TERKASA

MONUMEN NASI TUMPAH

Tak ada lagi pagi atau soreKoran-koran harian juga absenJam dinding dan jas hujan tak lagibemilai leblh. Pagi sore satu wama

Terlempar ke sekian tahun silamDengan usia bertambah rambut beruban

Kesendirian, lapar dan dinginTeramat kuat menelikungSatu kaki sudah berpijak dilingkar kebahagiaan, diserimpungSatu tangan sudah menyentuh manis maduditebas hingga pangkal jiwa

Bedak harum hangat tubuhmuTangis bayi manis senyumMenjadi monumen nasi tertumpahdi ujimg bibirku

1996

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 283

SUNGGUH AKU TAK EISA LAGI MENANGIS

Simgguh, aku tak bisa lagi menangisMeski hanya tangis tanpa air mata tanpa suaraNamun tak sudi hanya berserah pasrah

Aku tak bisa berpaling lagi

Amuk menggelucak nubariKeberanian menggedor nuraniBerjuta tangan rakyat ngacung ke langitBangunkan jiwa budak rebut harkat harga diri

Tapi gemuruh ombak laut ituTak sampai ke pantai

yang sudah lama kehilangan batu-batu karangSementara butir-butir pasimya, justru

Membutakan mata

Sungguh, aku tak bisa lagi menangisMeski hanya tangis tanpa air mata tanpa suara

1997

284 JENTERA TERKASA

□ Sajak-sajak Wieranta

SEORANG GURU

Berkatalah seorang guru kepada muridnya:"Matahari kelak terbit lewat kolam

bening aimya tak henti mengalirkansusu kehidupan. Kau mesti celupkanseratus pena dan asah buku sabanbintang itu jatuh bersama kabut"

Lantas sang guru berjalan susuri sungaipanjang pencarian kunci pengetahuanNamun bulan telah mekar pada pagiyang sibuk membereskan gugusan sepi

Sekarang siapa saja tersenyumsaat seorang guru menghantarkanmurid-murid ke gerbang Kebodohansebab ada kegelapan pengetahuanada api bemyanyi di kelam pedih

21 Mei, 1998

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 285

TENTANG KEMATIAN

Ibu Kandung: Kamis, 30 Juni '94 pkl4.00Ibu Mertua: Kamis, 8 September '94 pk 23.00

Alangkah nyatanya kejadian ituhidup tlah tiada: tinggal sepirahasia apakah di balik kematian?sebelum datang kita begitu dekattiba-tiba terasa sangat jauh: tanpa batas

Senyatanya, menyaksikan orang matitidak dengan menangismenyesali hal-hal yang telah laluOrang mesti tahu: kematian itu nyatasiapa pun bisa dan akan mengalami

Jangan lemah karena lihat Sang Kematian tataplah. Betapa iaakrab dengan kitabila kini mereka: besok siapa?mustahilkan kita?

hidup temyata sisi lain dari kematian

21 September, 1994

286 JENTERA TERKASA

PERJALANAN SEORANG KSATRIA

Gadis kecil menangis ketika ksatria akanberangkat masuk ke dalam kabut: menggodanyadengan tangis dan asmara rinduLalu lagu itu dilantunkan, sebetulnyalahlebih nyaman di rumah bermain dengangadis kecil dari pada beijudi dengan kabutNamun sang ksatria sadar kabut hams direbut

dengan keringat dan derita.Kabut akan lenyap bila hanya untuk bermain, bercanda,berindu dendam dengan seorang gadis yang mungil

Sang Ksatria pun berangkat dengan tipu daya, membujuk,menilapkan

gadis kecilnya.Dan ia berhadapan dengan dirinya sendiri, rindunyasendiri

yang melelahkan, derita dan gelap jalan menumbuhkan

gambaran betapa lebih nyaman di rumahNamun sang ksatria sadar kabut hams direbut dengansemua

keringat dan deritanyaBerat memang, tapi hams jalan

Seperti hari batas malam adalah pagiSeperti lautan batas air adalah sunyi

Seperti perjalan batas panjang adalah matiSang Ksatria tak bakal mati, tapi ia menyongsong kepagi

menjelang sunyi

14 Mei 1991

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 287

□ Sajak-sajakYant Mujianto

RUMAH PENYAIR

Dalam rumah penyair, jiwa menyemai dan merawatcinta kasih dan amanatKebenaran yang menguntum dari taman Ilahi RabbiHati berteduh dari terik kehidupan yang berdenyar-denyarIstirah dan mengucapkan selamat tinggalbagi segenap kelelahan dosa

Rumah penyair membukakan pintu-pintubagi para tamu yang lebih suka menggantlkan obrolan kosongdengan omong-omong, yang meskipun ringanada isiTidak apalah kita berbincang tentangembun tergantung di daun, angin berdesir di dahanMembaca semesta dengan hati bening, dan yang lebihmampu menghayatiapa-apa yang sederhana

Masuklah ke dalam rumah penyair, sebuah jiwa yangdiperindah oleh cinta, perdamaian dan doaDi sini ditepiskan debu-debu yang membuatkalbu keruh kelabuDi sini memancur air jenih rahmat Gusti Mahasucikarena telah ditempuh perjalananmemenuhi panggilan karsa kehendak-Nya

Rumah penyair, jadilah ia jiwa yang bebasdari belenggu perbudakan materi

- JENTERA TERKASAZoo

serta segenap cinta dunia fana dan nikmat sesaat yangdijanjikan oleh nafsu-nafsu rendah dan kepalsuan

Oh hati, bukankah dalam rumah penyair, kamu punlebih menemukan hening

Karena telah ia jadikan iman dan zikirsahabat terdekatnyaNurani setia hakikati

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 289

MEMANDANG LANGIT

Memandang langit kubaca kebiruanKubaca pendar-pendar cahayaKubaca cinta nan indah mulia

Memandang langit aku pun bertanyaManakah lebih luas, langit itu ataukah hatikuManakah lebih biru, langit itu ataukah sukmakuManakah lebih benderang, langit itu ataukah jiwaku

Memandang langit, memandang langitterkadang kubaca juga mendimg, kekelabuan, hidup yangmurung

Tetapi selalu saja duka itu simaSetiap gelap tersibak cahaya

Memandang langit senantiasa kutemukanKeluasan, kearifan, sentuhan cahaya-cahaya memandang

langit serasa aku pun menikmati lambaiansayap-sayap kebebasan, kemerdekaanHidup dalam pangkuan kasih Tuhan penuh kemesraanLangit selalu berganti lukis setiap saat,namun dalam setiap pergantiannya

selalu indah dan mesra

selalu penuh cinta

Maka memandang langit, memandang langitkita pun bisa lebih meremmgresapkanhidup

Untuk lebih dekat

Untuk lebih bercinta-setia

Pada hati-nurani

290 JENTERA TERKASA

Pada pentingnya membeningkankusamnya kaca-kaca jiwa

Kum|)uian Puisi Penyair Jawa Tengah 291

NYANYIAN MUSAFIR

Kuingin menjadi musafir yang baikyang tak mengeluh ketika kehausantegar menahan terik surya dan badai kehidupan

Lusuh tubuh ini oleh debu-debu jalananBerdarah kakiku tertusuk koral-koral nan tajam

Tapi mestikah aku berhenti menyusuri jalan berkelok inisedang di kanan-kiri, jurang menganga semata

Tak jauh di seberang ada lampu-lampu gemerlapanMemancar dari sebuah istana pualam

Penghuninya hingar bingar dalam pesta memabukkan

Wahai, mestikah kucari jembatan penyeberangan atau sayap-sayap kebebasan untuk terbang ke sana?

Sang musafir, berdzikirlah!

Arab jalanmu lurus ke puncak, bukan ke seberangKama hams menempuh jalan cahaya!

Bekai apa mesti kubawamenyusuri jalan panjang penuh liku dan dem ini?Harus kupunya kompas, agar tak tersesat akuMesti kuwaspadai segenap batu sandung dan ranjaukehidupan

Kuingin menjadi musafir yang baikyang tahu arah kemana aku mesti melangkah

Tempat teduh yang kutuju hanyalah satuialah Puncak Segala PuncakTitik Temu Semua Perjalanan

292 JENTERA TERKASA

BIODATA PENYAIR

Banyumas

Admono

Lahir di Purbalingga 23 Mei 1970. Keberangkatannya menulispuisi bermula saat jatuh cinta iintuk yang pertama. Tinggal diRT 01 - RW 1, Slinga, Kec. Kaligondang, Purbalingga - 53391.

Asa Jatmiko

Lahir di Purbalingga, 7 Januari 1976. Puisinya dipublikasikan dibeberapa media massa. Sejumlah Antologi puisi seperti Serayu,Puisi Mangkiibumen, Trotoar, Rerimbunan Dzikir, Gemerincing,Dengung, Gerbong, juga merangkum karya-karyanya. Tinggal diKedunglegok, RT 01 - RW 1, No. 17, Kemangkon, Purbalingga -53381.

Badruddin Emce

Lahir di Kroya, 5 Juli 1926. Puisinya dimuat di Horison, Sivadesi,Kalam, Kedaulatan Rakyat, Mitra, Suara Merdeka, Minggu Ini, YogyaPos, dan Iain-lain. Terangkum pula dalam Melacak Jejak, Progo,Antologi Puisi Jazva Tengah dan Kepodang. Tinggal di Jin. JendralSudirman 102 ICroya, Cilacap - 53282.

Bambang Set

Lahir di Purwokerto, 21 Juli 1952. Puisinya dimuat di Sinar Harapan,Suara Karya, Replubika, Bali Post, Pikiran Rakyat, Lampung Post,Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi,Yogya Post, Surabaya Post dan Iain-lain. Di samping terantologi-

Kumpulan Puisi PenyairJawa Tengah 293

kan dalam Sang Kamandaka 11, Puisi-puisi Kami, Serayu, Istirah,Antologi Puisi Indonesia, Zamrud Khatulistizva, Kata di Padang Tanya,Gerbong dan Iain-lain. Tinggal di Jl. Bobosan 24, Pnrwokerto -53127.

Dharmadi

Lahir di Semarang, 30 September 1948. Puisinya terpublikasi diSuara Pembaruan, Republika, Pikiran Rakyat, Suara Merdeka,Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Bemas, Minggu Pagi, Suara Mu-hammadiyah, Suara Karya dan Iain-lain. Juga terangkum dalambeberapa antologi diantaranya Melacak Jejak, Negri Pod 2, Lirik-lirik Kemenangan, Serayu, Getar 2, Negri Pod 3, Antologi PuisiIndonesia, Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka. Tinggal di Jl.Martadireja 11/279, Purwokerto.

Edi Romadhon

Lahir di Banyumas, 21 April 1959. Puisinya dimuat di Amanah,Suara Karya, Cempaka, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat,Minggu Pagi, Kartika, Bemas dan Iain-lain. Beberapa antologipuisi yang memuat karyanya antara lain Lingkaran Kosong, JejakPutih, Laskabu dan Kembar, Suara dari Desa, Melacak Jejak, AntologiPuisi Jawa Tengah. Tinggal di Jin. Santa 347, Ajibarang, Banyumas53163.

Haryono SoekiranLahir di Purbalingga 25 Desember 1961. Puisinya dimuat diRepublika, Suara Karya, Swadesi, Suara Pembaruan, Mutiara,Karina, Sinar Pagi Minggu, Bisnis Indonesia, Suara Merdeka,Wawasan, Bemas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Yogya Post,Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Waspada, Singgalang, Riau Post,Post Makassar dan Iain-lain. Antologi yang memuat puisinyadiantaranya Cerita Dari Hutan Bakau, Sajak-sajak Gurih Sedaap, DariNegri Pod 3, Zamrut Khatulistizva, Antologi Puisi Indonesia, RefleksiSetengah Abad Indonesia Merdeka, Rumah Tanpa Nomor, Kebangkitan

294 JENTERA TERKASA

Nusantara II dan Iain-lain. Kini beralamat di PO BOX 149Purbalingga - 53301.

Herman Affandi

Lahir di Purwokerto, 29 September 1944. Menulis puisi sejak 1970dan terangkum dalam Kamandaka, Antolog Melacak Jejak, AntologiPenyair Jawa Tengah, serta Serayu. Tinggal di Jl. Puskesmas No.51, Karangkemiri, Purwokerto - 53161.

Mas'ut

Lahir di Wonosobo, 29 Mei 1955. Menulis sejak SMA dan pemahmenang sebagai juara 3 Penulisan Intemasional Volunteer Day.Tinggal di jalan Jend. Sudirman 60, Sokaraja, Banyumas.

Nanang Anna NoorLahir di Purwokerto tahun 1969. Puisinya dimuat di Hikmah,Cempaka, Suara Merdeka, Bemas, Kedaulatan Rakyat, MingguPagi, Yogya Post, Swadesi, Sinar Pagi, Mutiara, Republika, SuaraKarya, Media Indonesia, dan Iain-lain. Beberapa antologi yangmerangkum puisinya antara lain Sebuah Kepagian, Serayu, danMimhar Penyair Abadll. Tinggal di jalan Samudra 1138, Gumelar,Banyumas.

Surya Esa

Lahir di Purwokerto, 9 Maret 1957. lebih dikenal sebagai teaterawanyang ulet. Tinggal di jalan Damar VI/139, Perumnas Teluk,Purwokerto.

Sutamo JayadhiatmaLahir di Cilacap, 20 Juli 1959. Puisinya dimuat Suara Karya, SinarHarapan, Mutiara, Swadesi, Kedaulatan Rakyat, Bemas, dan Iain-lain. Tanah Persinggahan, Mencari Jejak, Antologi Puisi Jawa Tengah,Serayu adalah antologi yang memuat puisinya. Tinggal di jalanSetapelan 22, Sidareja, Cilacap - 53261.

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 295

Yont Montaris

Lahir di Purbalingga, 8 Desember 1965. Puisinya dimuat Swadesi,Bemas, Cempaka, dan Iain-lain. Di samping terangkum dalamMelacak Jejak, Tarian di Atas Kebun, Antologi Puisi Jawa Tengah,Serayu, dan Kepodang. Tinggal di jalan Letkol. Isdiman Gg. PGRI,Pnrbalingga Wetan, Purbalingga - 53317.

Kedu

Ahmad Dalady

Lahir di Sleman, 10 Nopember 1963. Puisinya dimuat di SuaraPembaruan, Pikiran Rakyat, Bemas, Kedaulatan Rakyat, SuaraMerdeka, dan Iain-lain. Menoreh 1, Menoreh 2, Antopologi Kaliprogo,Wadista adalah beberapa antologi yang memuat karyanya.Tinggal di Candi, Ngluwar, Magelang - 56485.

Ariadi Rasidi

Lahir di Piuwokerto, 15 April 1959. Menulis sejak 1985, dimuatdi Bahari, Suara Merdeka, Mutiara, Swadesi, dan Iain-lain.Antologi puisi yang memuat karyanya antara lain Menoreh 1,Menoreh 2, Antologi Puisi Kaliprogo. Tinggal di PerumSDN KaloranI, Temanggimg - 56282.

Bambang Eka PrasetyaLahir di Jombang, 5 Desember 1952. Puisinya diantologi di Kontak,Wadista, Menoreh 2, Ziarah Penyair Indonesia, Antologi PuisiKaliprogo. Tinggal di Pandansari Utara VII nomor 24 Mertoyudan,Magelang - 56172.

Bambang Mulyantono

Meski intens menulis puisi, tetapi mengaku jarang memublikasi-kan puisinya lewat media massa. Alamat jalan Menur Sang-grahan, Mungkid, Magelang - 56551.

296 JENTERA TERKASA

Dedet Setiadi

Lahir di Magelang, 12 Juli 1963. Puisinya dimuat Berita Buana,Suara Pembaharuan, Suara Karya, Mutiara, Pikiran Rakyat,Bemas, Kedaulatan Rakyat, dan Iain-lain. Antologi yang memuatkaryanya antara lain Konstruksi Roh, Puisi Indonesia, Perjalanan,Menoreh, Vibrasi Tiga Penyair, Serayu, dan Iain-lain. Tinggal diCandi, Ngluwar, Magelang - 56485.

Dorothea Rosa Herliany

Lahir di Magelang 20 Oktober 1963. Puisinya dimuat Suara Pembaharuan, Pikiran Rakyat, Republika, Media Indonesia, Bemas,Suara Merdeka, Horison, Basis, Kalam, Dewan Sastra (Malaysia),Solidarity (Filipina), dan Iain-lain. Menulis sejak SMA, puisinyaterantologi dalam Nyanyian Gaduh, Matahari yang Mengalir,Menoreh I, Progo, Kepompong Sunyi, Nikah Ilalang, Blencong,Karikatur dan Sepotong Cinta, Antologi Puisi ]awa Tengah, RefleksiStengah Abad Indonesia Merdeka, dan Iain-lain. Tinggal di GriyoRejo Indah jalan Mliwis 72 Mertoyudan, Magelang - 56172.

Es Wibowo

Lahir di Purwodadi, 8 Juli 1958. Menulis sejak tahim 1980 dimuatdi Bemas, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Suara Muhamma-diyyah, Wawasan, Suara Merdeka, Riau Pos, Lampung Pos,Independen, Pedoman Rakyat, Serambi Indonesia, MimbarUmum, Taruna Bam, Waspada, Analisa, Semangat, Senggalang,Merdeka, Swadesi, Simponi, Suara Pembahaman, Republika, danIain-lain. Beberapa antologi yang memuat karyanya antara lainWadista, Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka, Progo, Kepodang,Perjamuan, Bangkit III, Batu III, Dari Negeri Pod 3, Dari Bumi Lada,Pemintal Ombak, Mimbar Penyair Abad 21, Antologi Puisi Nusantara,Menoreh, Serayu, Antologi Puisi Indonesia. Koordinator Cagar SeniMenoreh ini tinggal di Potrosaran II/9, Magelang - 56116.

Kumpuhn Puisi Penyair Jawa Tenyah 297

Gatot Widodo R.

Lahir di Wonosobo 12 April 1964. Karya-karya puisinya tidakpemah dipublikasikan di media massa, dan hanya terangkumdalam antologi Menore/i 2, dan Progo. Tinggal di Kauman Utara83, RT 06 RW 24 Wonosobo.

Goeswali

Lahir di Temanggung 15 Agustus 1959. Meski puisinya tidakdipublikasikan media massa, namim antologi puisi Menoreh 1,Menoreh 2, dan Kepodang sempat merangkum karyanya.

M.L. Budi Agung

Lahir di Semarang, 12 Februari 1968. Puisinya dimuat di Swadesi,Wawasan, Cempaka, dan Iain-lain, di samping terangkum diantologi Wadista, Progo, Menoreh 2. Tinggal di Kaloran RTOl RWI Kecamatan Kaloran, Temanggrmg - 56282.

RosoTitie Sarkoro

Lahir di Kendal, 14 Maret 1954. Puisinya dimuat Minggu Ini,Suara Merdeka, Wawasan, Bahari, Kartika, Sinar Harapan, danSuara Karya. Karyanya juga termuat di antologi Temu PenyairJateng, Menoreh 1, Menoreh 2, Progo, Kepodang, Antologi Puisi Jateng,Lembang Gersang, dan Iain-lain. Tinggal di jalan Dr. Wahidin 299,Pacarsari, Temanggung - 56213.

Soekoso D.M.

Lahir di Purworejo, 17 Juli 1949. Puisinya dimuat Suara Merdeka,Sinar Harapan, Suara Karya, Kartika, Semangat, Horison, dan Iain-lain. Antologi yang merangkum puisinya antara lain Kutangkutang,Bidak-Bidak Tergusur, dan Waswaswasivas, Was!, Semarang dalamSajak, Puisi Pendopo, Taman Siswa, Tonggang-Tonggak, Sajak IkanAsin, Antologi Kopisisa, Menoreh 1, Menoreh 2, Dari Negri Pod 2,Serayu Lirik Kemenangan, Antologi Penyair Jateng. Tinggal di Gg.Potriwijayan I/6A, Pangenrejo, Purworejo - 54115.

298 JENTERA TERKASA

Sumanang TirtasujanaLahir di Purworejo, 1 Agustus 1961. Puisinya dimuat Bemas,Mutiara, Kedaulatan Rakyat, Simponi, Swadesi, Surabaya Pos,Suara Kaiya, Pusara, dan Iain-lain. Puisinya juga terangkum dalamantologi Selokan, Kidung Pendopo, Pendopo Dalam Sajak, Mementum32 Penyair Yogya, Forum Penyair Jawa Tmgah, Menoreh 1, Menoreh 2,Perjamuan, Getar, Serayu, Vibrasi Tiga Penyair, Refleksi SetengahAhad,dan Iain-lain. Tinggal di jalan Pasar Pituruh nomor 3, Purworejo -54263.

Suroto S. Toto

Lahir di Purworejo, 29 Juni 1961. Puisinya dimuat di beberapamedia massa. Antologi Mono/o^, Suara-Suara, Pesta Puisi Tiga Kota,Temu Penyair Jawa Tengah, Forum Penyair Jateng, Menoreh 1, DariNegeri Pod 2, Kicau Kepodang 3 turut merangkum puisi-puisinya.Tinggal di jalan WR Supratman 13B III, Purworejo - 54118,

S. Suryo Pramono

Lahir di Kebumen, 8 Juni 1973. Puisinya terkumpul dalam antologi Pemburu Rahasia, Dengung, dan Iain-lain. Tinggal di jalanWadas Lintang Km. 6 Kabuaran, Kebumen - 54394.

Thomas Haryanto SoekiranLahir di Purbalingga, 25 Desember 1961. Puisinya dimuat Cem-paka, Suara Merdeka, Bemas, dan Iain-lain di samping terangkumdalam Antologi Riak Bogowonto, Istirah. Tinggal di jalan WachidHasyim 10 Purworejo - 54111.

Pati

Agusno Setiawan

Lahir di Kudus, 22 Agustus 1971. Menulis sejak 1990 dan dipubli-kasikan di Suara Merdeka, Suara Muhammadiyah, Wawasan,

Kum|)uian Puisi Peni^air Jawa Tengah 299

Suara Karya, Suara Pembaharuan di samping terantologi dalamLadang Sastra. Tinggal di Jurang, RT 03/11. Gebog, Kudus, 59301.

Alie Emje

Lahir di Jepara, 4 Agustus 1963. Puisinya dimuat di berbagaimedia massa, di samping terantologi dalam Kepodang, AntologiPuisi Jazva Tengah, Serayu, Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka,Angin Ladang, Muka Hitam, dan Iain-lain. Kini beralamat di SMP4 jalan Amarta III, Jepara - 59451.

Amir Yahyapati

Lahir di Kudus, 23 Desember 1962. Menulis sejak 1980 dan dimuatdi Sinar Harapan, Panji Masyarakat, Mutiara, Merdeka, Republika,Lampung Pos, Medan Pos, Suara Pembaharuan, Wawasan, SuaraMerdeka, dan Iain-lain. Antologinya yang memuat kaiyanya antaralain Cerita dari Hutan Bakau, Menara Menara II, Angin Ladang, danSajak Kudus. Tinggal di Ponpes Darussa'adah, Ngembalrejo, Bae,Kudus - 59322.

A. Musthofa Bisri

Lahir di Rembang, 10 Agustus 1944. Karya puisinya dimuat disejumlah media massa, di samping terantologi dalam Ohoi, Tadarus,Pahlawan dan Tikus, Wek Wek Wek, Bosnia Kita, Parade Puisi Indonesia,

Antologi Puisi Jawa Tengah, Rejieksi Setengah Abad Indonesia Merdeka,dan Iain-lain. Tinggal di Ponpes Rodatul Tholibien jalan Mulya4, Rembang - 59217.

Bambang Supranoto

Lahir di Purwokerto, 18 April 1960. Puisinya dimuat di berbagaimedia massa, di samping terangkum dalam Antologi Penyair JawaTengah 1983, Sebutlah la Bunga, Kepodang dan Iain-lain. Kini tinggaldi Cepu.

300 JENTERA TERKASA

Darmanto NugrohoLahir di Yogyakarta, 23 Maret 1958. Puisinya dimuat di Suara Mer-deka, Bahari, Suara Kaiya, Minggu Pagi, Panji Masyarakat Memra,Antologi Puisi }awa Tengait, Aku Mendengar Langit Menangis, AnginLadang adalah sejumlah antologi yang memuat serta puisinya.Tinggal di Perum Sumber Indah H 54. Tenggeles, Mejobo, Kudus- 59381.

Jumari H. S.

Lahir di Kudus, 24 November 1965. Puisinya dimuat di Repu-blika, Suara Pembaharuan, Suara Muhammadiyah, Swadesi, SoloPos, Suara Merdeka, Wawasan, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi,Bemas, Suara Karya, dan Iain-lain. Sejumlah antologi yang memuat puisinya antara lain Kepodang, Forum Penyair Jawa Tengah1993, Serayu, Sang Parasu, Seperti Angin, Menara, Sajak Kudus,Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka, Zambrud Khatulistiwa,Antologi Puisi Indonesia, Angin Ladang. Tinggal di Loram KulonRT1/1 No. 34, Jati, Kudus.

Maria Magdalena Boemomo

Lahir di Kudus, 22 Oktober 1962. Menulis sejak 1980, di sampingdi muat di media massa juga terangkum dalam antologi Titian,Pintu Terbuka, Pelabuhan Baru, Sang Parasu, Angin Ladang, SepertiAngin, Menara I, Menara II, Sajak Kudus, Potret Pariwisata dalamPuisi, Forum Penyair Jawa Tengah, Refleksi Setengah Abad IndonesiaMerdeka dan Iain-lain. Tinggal di Prambanan Kidul 755, Kudus -59331.

Muhsi SiradjPuisinya terpublikasikan ke sejumlah media massa, di sampingterangkum dalam berbagai antologi puisi bersama penyair lain.Tinggal di jalan Sewonegoro 268, Jekulo, Kudus - 59382.

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 301

Mukti Sutarman Espe j. „ v. oLahir di Semarang, 6 Maret 1956. Puisinya dimuat di Pelita, Re-publika, Suara Merdeka, Cempaka, Kartika di samplng teranto-logi dalam Menara, Puisi Heroik ]awa Tengah, Antologi Pmst ]maTengah, Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka, Progo, LawangSewoe, Angin Ladang, Sajak Kudus, dan Menara 2. Tinggal di MlatiLor RT 04 RW 02 Gg. Sekarmalang 14 Kudus -59319.

Nuryana A. Sadys AsmaraLahir di Jepara, 10 Maret 1965. Puisinya dimuat di Bali Pos, Baha-na, Nusa Tenggara, dan Iain-lain. Pejalanan, Menara I, Centa danHutan Bakau, Tembang Kawijayan, Bunga Rampai Penyair Bali, MataAngin, dan Iain-lain. Beralamat di jalan Wahidin 37, Denpasar -80188.

Puntadewa

Puisinya dimuat di Buana Minggu, Suara Karya, Suara Pembaha-ruan, Suara Muhammadiyah, dan Iain-lain, di samping teranto-logi dalam Angin Ladang, Menara 2, Blue, dan Antologi Puisi Indonesia.Tinggal di Kalipupu III/91 RT 05 RW 01 Kudus - 59312.

Rohadi Noor

Lahir di Jepara, 1968. Puisinya dimuat di Suara Merdeka, SuaraMuhammadiyah, Suara Karya, Kedaulatan Rakyat, Suara Pemba-haruan, Wawasan, Bahari, Kartika, dan Iain-lain. Seperti Angin,Sang Parasu, Angin Ladang, Kembang Setaman adalah sejumlahantologi yang merangkum karya puisinya. Tinggal di jalan Jodi-pati Raya Nomor 5, Perumnas Gondangmanis, Bae, Kudus.

Rum Akip Kayoman

Lahir di Palembang, 13 Juni 1958. Di samping berteater jugamenulis sejak 1974. Tinggal di Mlati Kidul, Kudus.

2Q2 jentera terkasa

Sunardi K.S.

Lahir di Jepara. Menulis sejak 1983 dimuat di Bali Pos, SurabayaPos, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Eksponen, Suara Merdeka,Cempaka, Wawasan, Swadesi, Kartika, Suara Karya, Suara Pem-baharuan, Merdeka, Pelita, LampungPos, dan Iain-lain. Puisinyajuga terangkum dalam Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka,Forum Penyair Jawa Tengah, dan Seperti. Beralamat di Tromol Pos05 Mayong Jepara - 59465.

Yudhi Ms.

Lahir di Kudus, 17 Juni 1954. Puisinya dimuat di Sinar Harapan,Suara Merdeka, Suara Pembaharuan, Kartika, Cempaka, dan Iain-lain. Sejumlah antologi juga memuat puisinya, antara lain SangParasu, Angin Ladang, Lawang Sewoe, Antologi Puisi Jawa Tengah,Refleksi Setengah Abad Indonesia Merdeka, Zamrud Khatulistiwa,Progo, dan Iain-lain. Tinggal di Gg. Nyai Dasimah Nomor 6, MlatiKidul, Kudus - 59312.

Pekalongan

Ahmad Marzuki

Lahir di Pekalongan, 18 September 1957. Aktif menulis diMingguan Bahari, Minggu Pagi, Rindang, Pelita, Panji Masyarakat,dan Iain-lain. Tinggal di Ponpes A1 Qur'an Buaran Pekalonganatau jalan Pelita I, Pekalongan - 51132.

Ahmad Sekhu

Lahir di Tegal, 27 Mei 1971. Puisinya dimuat di sejumlah mediamassa. Cerita dari Hutan Bakau, Serayu, Zamrud KImtulistiwa, Fasisme,Mangkubumen, Rerimbunan Dzikir adalah sejumlah antologi yangmengikutsertakan karya puisinya. Tinggal di jalan KaumanNomor 37 Yogyakarta - 55122.

Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah 303

Apito LahireLahir di legal, 9 Desember 1974. Menulis sejak 1991, terantologidalam Nyanyian Fajar, Serayu, Getar, Potret Negeri Landak, danKasmaran. Tinggal di Langgen 1/1, Talang, Tegal - 52193.

Budi Pratikto

Lahir di Muntilan, 13 Juli 1961. Puisinya dimuat di beberapa mediamassa, di samping terangkum dalam Inscini 11, Gunungcin, Angkiip,Progo, Tanah Pesinggahan, Zamrud Khatulistiwa, dan Kepodang.Tinggal di jalan Kapuas 7/1, Tegal.

Diah SetyawatiLahir 17 Desember 1960. Antologi tunggalnya Nyanyian RinduAnak Pantai. Tinggal di Arum Indah V/6, Nomor 225, Tegal.

Dwi Erry Santosa

Lahir di Tegal, 21 September 1957. Puisinya dimuat di Suara Mer-deka, Merdeka, Swadesi, Pikiran Rakyat. Antologi Puisi Heroik,Nelayan-nelayan Kecil, Kliping-kliping Patah, Kesaksian MatinyaKoran Tegal, Jurnal Tegal-Tegal, Ruwat Desa juga memuat karyanya.Tinggal di jalan Cemara 27, Tegal.

Embung Riyadi DayakLahir di Tegal, 17 Agustus 1968. Puisinya ikut terangkum dalamAntologi Serayu. Tinggal di jalan Kendayakan, Warureja, Tegal -52183.

Fauzi Al-Qutubi Robbani

Lebih sering mempublikasikan karyanya lewat baca puisi kelilingke berbagai pondok pesantren. Antologi Puisi Jazva Tengah sempatpula memuat karya-karyanya. Tinggal di Banjarturi, Warureja,Tegal - 52183.

304 JENTERA TERKASA

Lanang SetiawanMan of Year 1994 versi seniman Tegal ini mengantologikansajaknya dalam ROA, 99 Wangsalan Tegal, Ruzvat Desa, AntologiPuisi Jaioa Tengah, dan Iain-lain. Tinggal di jalan Arjuna, Slerok,Gg. 10/12, legal - 52125.

Maghfur Saan

Lahir di Batang, 15 Desember 1950. Puisinya dimuat di SuaraMerdeka, Wawasan, Pikiran Rakyat, Suara Karya, Pelita, BeritaBuana, Suara Pembaharuan, Cadis, dan Iain-lain. Karyanya jugaterangkum dalam antologi Temu Penyair Jawa Tengah 1983 dan1993, Forum Penyair ]awa Tengah, dan Antologi Puisi Jawa Tengah.Kini tinggal di Tersono 13, Batang - 51272.

Moch. Mi'roj Andika A.S.

Lahir di Tegal, 14 Januari 1968. Puisinya dimuat di beberapamedia massa. Antologi Puisi Indonesia, Potret Negeri Landak, danKasmaran juga memuat puisinya. Tinggal di jalan Beji PekiringanRT 08 RW 02 nomor 38 Talang, Tegal - 52193.

M. Enthieh Mudzakir

Lahir di Tegal, 24 April 1963. Puisinya dimuat di berbagai mediamassa, di samping terangkum dalam Malam Begini Bening, DariNegri Pod 2, dan Ruwat Desa. Tinggal di jalan Waringin 67, Tegal- 52121.

NurngudionoLahir di Tegal, 11 September 1961. Puisinya dimuat di beberapamedia massa, di samping terangkum dalam ROA dan Ruwat Desa.Aktivis teater ini tinggal di jalan Yodhipati 7, Panggung Baru,Tegal - 52122.

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 305

Pick Ardijanto SoeprijadiLahir di Magetan, 12 Agustus 1929. Puisinya dimuat di berbagaimedia massa, di samping telah diterbitkan baik dalam antologitunggal maupun antologi bersama. Diantaranya Burung-burungdi Ladang, Desaku Sayang, Angkatan 66, Nelayan dan Laut. Tinggaldi Gg. Marpangat 468 (Jalan Cereme 4, Tegal - 52132).

Waryono

Bersama sejumlah penyair Tegal, mendenyutkan kehidupansastra lewat KST (Komunitas Sastra Tegal). Tinggal di Tegal.

Widjati

Lahir di Tegal, 27 September 1928 dengan nama Witono. Puisinyadimuat di beberapa media massa, di samping terangkum dalamImaji, Kepodang, Dari Negeri Pod. Tinggal di Kramat, Kemantran,Tegal - 52181.

Semarang

Anggoro Suprapto

Lahir di Juana 17 Agustus 1952. Banyak menulis karya fiksi.Antologi yang memuat puisinya antara lain Album Biru, AntologiPuisi Jaiua Tengah.

Budi Tunggal Rahayu

Lahir di Temanggung 5 Februari 1975. Karya puisinya dimuat dibeberapa media massa, juga terantologi dalam Dari Negri Pod 2,Riunah Tanpa Nomor. Tinggal di jalan Genuk, Perbalan VI/4Semarang.

Darmanto Jatman

Lahir di Jakarta, 16 Agustus 1942. Puisinya tersebar di berbagaimedia massa, di samping terantologi lewat Karto lya Bilang Boten,

306 JENTERA TERKASA

Ki Bloto Suto Bla Bla, Golf unttik Rakyat, Istri Iain-lain. Tinggal dijalan Menoreh Raya 73, Semarang.

Gunoto Saparie

Lahir di Kendal, 22 Desember 1955. Di samping tersebar di ber-bagai media massa, puisinya juga terantologi dalam Melancholia,Solitaire, Malam Pertama, dan Iain-Iain. Tinggal di jalan TamanKaronsih 654, Semarang.

Handry T. M.

Lahir di Semarang 23 September 1963. Puisinya dimuat diberbagai media massa, di samping terantologi dalam Forum PuisiIndonesia 1987, Antologi Puisi 1987, Antologi Penyair ]awa Tengah.Tinggal di jalan Kelapa Hijau II BB 29 Bukit Kencana Raya,Semarang.

lyang Nur Ch.

Lahir di Jepara, 13 Agustus 1972. Puisinya dimuat di beberapamedia massa, di samping terangkum dalam Antologi Puisi TeaterMetafisis, Rumah Tanya Nomor, dan Iain-Iain. Tinggal di JalanMargoyoso 1/4, Jrakah, Semarang.

Soejarwo

Lahir di Klaten 6 Desember 1939. Puisinya dimuat di Merdeka,

Gelora, Horison, di samping terantologi dalam Tiran Waktu,Antologi Puisi }awa Tengah dan Iain-Iain.

Soekamto

Lahir di Semarang, tahun 1964. Puisinya dipublikasikan di beberapa media massa dan sejumlah antologi puisi bersama. Tinggaldi jalan Kangguru 111/13B Semarang.

Kunipulan Puisi Penyair Jawa Tengah 307

Sri Buntoro

Lahir di Semarang, 2 Juli 1967, Puisinya dimuat di Mutiara, SuaraMerdeka, Wawasan, Kartika, Bahari, di samping terangkum dalamsejumlah antologi Kembang Setaman dan Kepodang. Tinggal diPlampitan 4 C, Semarang.

S. Prasetyo Utomo

Lahir di Yogyakarta, 7 Januari 1961. Puisinya termuat di Mutiara,Suara Karya, Pelita, Wawasan, Jayakarta, Suara Merdeka. Jugaterangkum dalam antologi Serayu, Ritus, Lawang Sewoe, SesudahLayar Turun dan Iain-lain. Tinggal di Wismasari V/3 Ngaliyan,Semarang.

Triyanto TiiwikromoLahir di Salatiga, 15 September 1964. Puisinya dimuat di berbagaimedia massa, di samping terangkum dalam antologi PanoramaDunia Keranda, Kepodang, Lawang Sewoe, Tugu Muda, Kasidah JalanRaya, dan Iain-lain. Tinggal di jalan Ebony, Plamongan, Semarang.

Surakarta

Achmad D.S.

Sebelum intens di dunia jurnalistik sebagai wartawan PikiranRakyat ia telah menulis puisi. Kini memasuki masa pensiun,penyair yang tinggal di Serengan Solo ini bemiat lebih khusyukdi menggulati puisi.

Andrik Purwasito

Lahir di Trenggalek 13 Agustus 1957. Puisi-puisinya dimuat disejumlah media massa, di samping terangkum dalam antologiPenyair Yogya Tiga Generasi, Pagar-pagar, Tugu, Tonggak, Kepodang,dan Iain-lain. Tinggal di Perum Dosen UNS. Triyagan, Sukoharjo.

308 JEHTERA TERKASA

Bambang KamoMeski intens menulis puisi, tetapi penyair ini jarang mempu-blikasikannya ke media massa, dan cenderung memilih fonim-forum sastra sebagai sarana sosialisasi karya. Tinggal di jalanNakulo VII/1, Wonokarto, Wonogiri.

Koes Buris

Lahir di Banjamegara, 28 Oktober 1969. Mempublikasikan puisilewat sejumlah forum, di samping ada beberapa antologi yang me-rangkum karyanya, antara Iain Kenduri Seni, Nyanyian Perjalamn.Tinggal di Wisma Dewantoro, Ngoresan, Jebres, Surakarta -57126.

K.R.T. Sujonopuro

Lahir di Salatiga 1951. Puisinya dimuat di sejumlah media massa,di samping terangkum dalam antologi Umpatan - Thuyul, CenninBuram, Puisi - puisi, dan lain - lain. Hingga kini masih berkantordi Taman Budaya Jawa Tengah Jalan Ir. Sutami 57 Surakartasebagai kepala.

Muchus Budi Rahayu

Lahir di Kedung Ombo, Juni 1972. Menulis karya sastra dalamdua bahasa Indonesia dan Jawa. Meski mempunyai seabregkarya, tetapi penyair ini jarang mempublikasikannya. Tinggal diKampung Sigit, Sumberlawang, Sragen.

Muddiono

Lahir di Batanghari - Jambi, 17 Juni 1970. Lebih sering mensosiali-sasikan puisinya lewat forum-forum sastra. Beralamat di FT TigaSeragkai Mangkubumen Solo.

Mb. Zaelani Tammaka

Lahir di Jember, 8 Januari 1969. Puisi dimuat di Horison, Basis,Ulumul Qur'an, Republika, Suara Karya dan Surabaya Post di

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 309

samping terangkum dalam sejumlah antologi puisi bersamapenyair Iain. Kini beralamat di Solo Pos, Jl. Slamet Riyadi 325Surakarta.

Roeswardiyatmo

Lahir di Surakarta. 29 Maret 1948. Menulis dalam bahasa Indo

nesia dan Jawa. Beberapa karyanya dimuat di berbagai mediamassa, di samping terangkum dalam Cikrar Bobrok (geguritan).Tinggal di Solo.

R.S.W. Lawu P.U.

Lahir di Ngawi. 28 Februaru 1975. Meski belum bemiat untukmempublikasikan puisinya ke media massa, namun intensitasnyadalam menggulati puisi tak boleh diremehkan. Tinggal di WismaSekartaji, Jl. Teja 1/20, Kentingan, Surakarta.

Siswanto

Lahir di Klaten, 25 Juni 1958. Du sela-sela kewajibannya sebagaitenaga pengajar, penyair ini mengaku tetap dekat dengan puisi.Tinggal di Wonogiri.

Sosiawan Leak

Lahir di Surakarta, 23 September 1967. Gemar Mendeklamasikanpuisinya ke berbagai kota di Indonesia, di samping sempat mem-publikasikannya ke berbagai media massa. Sejumlah antologipuisi yang diterbitkan oleh beragam forum sastradi berbagaidaerah juga mengikutsertakan karya-karyanya. Umpatan danCermin Buram adalah dua diantara sejumlah antologi yang cukupmewakili proses pergulatan puitikarya. Beralamat di JoyosuranRT 04 - RW X Kec. Pasar Kliwon, Solo 571116.

Sus S. Harjono

Lahir di Sragen, 5 Nopember 1969. Puisinya dimuat di berbagaimedia massa, di samping terikutsertakan dalam antologi Refleksi

310 JENTERA TERKASA

Setengah Abad, Indonesia Merdeka, Antologi Puisilndonesia, Kepodangdan Iain-lain. Tinggal di Jin. Raya Timur Km. 4119A, Sragen57252.

Sutarno PriyomarsonoLahir di Surakarta, 7 Oktober 1943. Puisinya dimuat di SinarHarapan, Angkatan Bersenjata, Putria dan lain sebagainya. JanjiPada Kekasih dan Kepodang adalah kumpulan puisi yang merang-kum karyanya bersama penyair lain. Tinggal di Jl. Tiga Negeri144, Laweyan, Surakarta.

Tok Indratno

Tokoh masytarakat yang mantan anggota DPRD Wonogiri inimengaku tak bisa pisah dari dunia puisi. Itulah kenapa meskijarang mempublikasikannya karyanya, namun penyair yangtinggal di Pokoh, Rt. 02/1, Wonosobo, Wonogiri ini telah mencobamenghidupkan iklim sastra di kotanya.

Wary Wirana

Selain melukis bapak satu anak ini juga intens menulis puisi meskijarang mempublikasikannya secara khusus. Sejiunlah manuskripdan kumpulan puisi bersama penyair lain setempat mendoku-mentasikan karya-karya penyair yang tinggal di Joyosuran, Kec.Pasar Kliwon Solo ini.

Kumpulan Puisi Penyair Jawa Tengah 311

ISBN 978-60 2 -531 92-8-0

8 6 0