Percobaan dalam pekerjaan ini menjadi sasaran skala lab Unit penukar ion , terdiri dari dua jenis penukar ion ( kuat asam penukar kation dan lemah penukar dasar anion ) . Penyelidikan eksperimental diarahkan pada belajar metode baru untuk regenerasi penukar kation asam kuat di unit air demineralisasi menggunakan salah satu konsentrasi asam sulfat ( 5 % ) langsung tanpa masalah curah hujan . Percobaan menunjukkan bahwa menggunakan asam sulfat dalam regenerasi yang sama efisien sebagai yang larutan asam klorida dalam produksi air dematerialized ( 110 Volume tidur ) . Tujuan pertama dari penelitian ini adalah untuk menggunakan larutan asam sulfat bukan larutan asam klorida karena lebih murah dan non korosif . Manfaat lainnya dapat diperoleh dari limbah ( larutan natrium hidroksida ) yang keluar dari kolom penukar anion

pertukaran n merupakan proses pengolahan bahan kimia yang digunakan untuk menghilangkan spesies ion yang tidak diinginkan dari air dan air limbah. Ini pada dasarnya adalah sebuah proses yang sederhana berdasarkan pertukaran reversibel ion antara cair dan padat (yaitu, resin) dengan tidak ada perubahan permanen dalam struktur padat (ABB, 1999). Ion-ion tidak hancur melainkan dikeluarkan dari aliran limbah dan berkonsentrasi pada resin, di mana mereka dapat lebih mudah ditangani (Boloto dan Pawloeski, 1987). pengolahan air, bagaimanapun, adalah aplikasi yang paling penting dari pertukaran ion. Bidang utama bunga adalah demineralisasi air atau de-ionisasi (produk air kemurnian tinggi). Deionization menghapus semua jenis ion dari air, meninggalkan bahan non-ionik hanya dalam larutan (Remco, 2000). Ion exchanger adalah partikel padat tidak larut yang baik alami zeolit anorganik atau resin organik yang diproduksi secara sintetik. Sebagian besar basis polimer yang digunakan untuk resin pertukaran ion dalam bentuk manik-manik adalah bahan yang paling banyak digunakan di berbagai bidang ilmu pengetahuan dan industri (Alberti, 1995; luca, 2000). Jenis utama dari penukar ion sintetik diperoleh oleh reaksi polymeranalogous dilakukan pada kopolimer S-DVB berpori (Dragan, 1987; 2004). Resin ini telah diklasifikasikan berdasarkan muatan di tukar

ion counter (penukar kation atau anion exchanger) dan kekuatan ion ion terikat (penukar kuat atau lemah exchanger) (Aldrich, 2002). Karya ini digunakan salah satu konsentrasi larutan H2SO4 (5%) langsung tanpa masalah curah hujan tetapi dengan akar baru untuk aliran solusi; ini mengurangi waktu regenerasi sebesar 40% dibandingkan dengan peningkatan bertahap konsentrasi H2SO4.

BAHAN DAN PERALATAN

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi berbagai bahan kimia seperti H2SO4 (96%), larutan NaOH (30%), larutan HCl (30%), Kuat asam kation exchanger (Duolite C20, Amberlite IR-120, Lewatit S100), Kuat penukar dasar anion (Duolite A-101, Amberlite IRA410, Lewatit MP-600) dan lemah penukar dasar anion (Duolite A368, Amberlite IRA-93, Lewatit MP-62)

Konklusion

Biasanya, sebagian besar penukar kation yang diregenerasi dengan larutan HCl tanpa masalah curah hujan. Namun, HCl agak solusi mahal. Selain itu bersifat korosif, apa yang membuatnya berbahaya bagi lingkungan setelah pembuangan. Percobaan menunjukkan bahwa penukar kation asam kuat bisa dibuat ulang oleh asam sulfat 5% langsung tanpa masalah presipitasi (sulfat larut). Waktu regenerasi (45 menit) lebih rendah dari tiga konsentrasi berturut-turut asam sulfat (90 menit). Asam korosif non ini (sulfat) adalah ramah lingkungan dan pada saat

yang sama aman untuk pipa. Selain itu, harga yang rendah membuatnya kompetitif untuk asam klorida untuk regenerasi tanaman air demineralisasi