Terapi TMD

7
Terapi TMD The anatomy of the temporomandibular joint.A, bilaminar zone; B, condylar head; C, mandibular eminence; D, glenoid fossa. Tidak ada ”obat” untuk menyembuhkan kelainan TMD, orang dengan TMD mengontrol kelainannya seperti pada orang dengan penyakit artritis atau diabetes melitus mengontrol penyakitnya. Tujuan utama dari mengontrol TMD adalah mengurangi tekanan yang berlebihan pada sendi, mengembalikan fungsi rahang, dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal. Tujuan ini dapat dicapai dengan identifikasi semua faktor yang membuat TMD menjadi parah. Terapi TMD mirip dengan kelainan muskuloskeletal lainnya seperti rheumatoid artritis atau sidrom carpal tunnel. Seperti kebanyakan kondisi muskuloskeletal, tanda-tanda dan gejala TMD mungkin bersifat temporer tanpa gejala yang serius

Transcript of Terapi TMD

Page 1: Terapi TMD

Terapi TMD

The anatomy of the temporomandibular joint.A, bilaminar zone; B, condylar head; C,

mandibular eminence; D, glenoid fossa.

Tidak ada ”obat” untuk menyembuhkan kelainan TMD, orang dengan TMD

mengontrol kelainannya seperti pada orang dengan penyakit artritis atau diabetes

melitus mengontrol penyakitnya.

Tujuan utama dari mengontrol TMD adalah mengurangi tekanan yang

berlebihan pada sendi, mengembalikan fungsi rahang, dan menjalani aktivitas

sehari-hari dengan normal. Tujuan ini dapat dicapai dengan identifikasi semua

faktor yang membuat TMD menjadi parah. Terapi TMD mirip dengan kelainan

muskuloskeletal lainnya seperti rheumatoid artritis atau sidrom carpal tunnel.

Seperti kebanyakan kondisi muskuloskeletal, tanda-tanda dan gejala TMD

mungkin bersifat temporer tanpa gejala yang serius berkepanjangan. Untuk

alasan ini, usaha khusus harus dibuat untuk menghindari terapi yang radikal

seperti bedah, ortodonti.

Page 2: Terapi TMD

Secara umum terapi TMD dibagi dua, yaitu secara konservatif dan bedah.

Teknik terapi konservatif seperti perubahan tingkah laku, terapi fisikal,

pengobatan, latihan rahang, dan aplikasi oral ortopedi telah terbukti merupakan

terapi yang aman dan efektif pada kebanyakan pasien dengan TMD. Kebanyakan

pasien TMD menghasilkan efek yang baik dengan terapi konservatif. Penelitian

para ahli membuktikan bahwa lebih dari 50% pasien TMD tidak menampakkan

gejala TMD lagi setelah menjalani terapi konservatif.

Terapi konservatif:

1.Patient self care

Jika pasien mengalami TMD, ada beberapa cara untuk menjaga TMD tersebut

tidak bertambah parah:

•Batasi pembukaan rahang yang berlebihan

• Istirahatkan rahang dengan cara menghindari pengunyahan yang berat (permen

karet, daging keras)

• Menghindari gerinda gigi dan bruksisme

• Mengindari bersandar atau tidur dengan bertopang dagu

• Menghindari kebiasaan menelan yang salah dan menggigit jari

2. Intrevensi tingkah laku

Intervensi tingkah laku penting untuk membantu orang mengubah tingkah laku

yang berbahaya atau kebiasaan jelek yang dapat menimbulkan rasa sakit. Tingkah

laku yang berbahaya dan kebiasaan yang persisten seperti gerinda gigi atau

menggigit kuku menyebabkan gejala TMD bertambah parah atau berkepanjangan.

Mungkin orang-orang bisa melakukan kontrol tingkah laku dan kebiasaan jelek

secara sendiri, tapi program pengubahan tingkah laku dan kebiasaan jelek

penting untuk dikontrol oleh para ahli yang terlatih untuk jangka panjang.

Program pengubahan tingkah laku dan kebiasaan jelek secara klinik meliputi

program pengubahan kebiasaan, konsultasi gaya hidup, relaksasi progresif,

autogenic training, hypnosis, dan biofeedback. Kombinasi terapi stres,

progressive relaxation, mengubah gaya hidup, dan biofeedback sering

Page 3: Terapi TMD

menampakkan hasil yang terbaik untuk jangka panjang.

3. Terapi fisikal

Terapi fisikal dilakukan oleh terapis yang mempunyai ijin, terapi ini sering dikenal

sebagai terapi yang efektif dan konservatif untuk kelainan muskuloskeletal seperti

TMD. Terapi fisikal membantu untuk identifikasi dan mengurangi faktor-faktor

kontribusi untuk masalah muskuloskeletal, mengurangi keradangan,

mengembalikan fungsi, dan regenerasi jaringan yang rusak. Terapi fisikal meliputi

latihan kepala, rahang, lidah, dan tulang belakang. Latihan yang dilakukan oleh

dokter atau terapis penting untuk memperhatikan otot yang normal, fungsi sendi,

kenyamanan, meningkatkan kekuatan otot, koordinasi yang normal, dan

stabilisasi TMJ. Teknik secara manual menggerakkan rahang membantu untuk

orang dengan keterbatasan dalam menggerakkan TMJ dan rasa sakit yang

berhubungan dengan otot rahang, displacement disc, dan adesi pada sendi.

Pasien biasanya harus menggunakan penghilang rasa sakit dan relaksasi otot

sebelum terapis melakukan terapi. Terapi fisikal tipe lain yang digunakan untuk

perawatan TMD adalah electroterapi, ultrasound, anastesi, peregangan, dan

pemijatan.

4. Pengobatan TMD

Medikasi sangat efektif untuk mengurangi rasa sakit dan keradangan. Obat yang

paling efektif untuk terapi TMD meliputi non narkotik analgesik (asetaminofen),

nonsteroidal anti inflamasi (aspirin, trisilate, ibuprofen), relaksasi otot

(metokarbamol), tricyclic antidepressant (amitriptyline). 

Semua pengobatan mempunyai keuntungan dan efek samping. Penggunaan obat-

obat tersebut di atas, memberikan efek yang sementara untuk meredakan rasa

sakit, tidak dianjurkan untuk pengobatan jangka panjang.

5. Terapi oklusal

Terapi oklusal bertujuan mengubah gigitan untuk mengurangi tekanan yang

Page 4: Terapi TMD

berlebihan pada sendi. Terapi ini meliputi perawatan ortodontik, bedah, restorasi

mahkota, selektif grinding. Maloklusi bukan merupakan penyebab utama dari

TMD, mengubah gigitan untuk terapi TMD tidak terlalu penting, tapi dapat

membantu untuk menstabilkan TMJ.

6. Aplikasi oral ortopedi

Aplikasi oral ortopedi secara rutin digunakan untuk terapi TMD. Aplikasi oral

ortopedi yang umum meliputi splint oklusal, orthotik, night guard atau aplikasi

bruksisme. Aplikasi oral ortopedi biasanya terbuat dari akrilik, dapat dilepas, dan

menutupi gigi rahang atas atau rahang bawah. Aplikasi oral ortopedi dirancang

untuk meratakan tekanan pada oklusal, mengurangi gerakan pada rahang,

mengurangi gerinda gigi dan bruksisme, mengurangi rasa sakit pada rahang dan

otot.

Semua aplikasi oral ortopedi harus secara berkala dikontroldan disesuaikan oleh

dokter gigi yang ahli. Komplikasi seperti karies gigi, radang gusi, bau mulut,

kesulitan bicara, kegoyangan gigi, dan ketergantungan secara psikologi dapat

terjadi karena penggunaan aplikasi oral ortopedi yang berlebihan dan salah.

7. TMJ arthrocentesis

Arthrocentesis juga dikenal sebagai aspirasi sendi, prosedur ini dilakukan oleh

dokter gigi yang ahli. Prosedur ini menggunakan jarum yang steril dan spuit untuk

mengeluarkan cairan di dalam sendi. Arthrocentesis terdiri dari penyuntikkan obat

anastesi, kemudian sendi disuntikkan dengan larutan steril seperti ringer laktat

solution. Efek dari arthrocentesis adalah untuk lubrikasi permukaan sendi dan

mengurangi keradangan. Kortikosteroid atau anti inflamasi dapat disuntikkan

pada sendi selama prosedur. Prosedur ini dapat meningkatkan rentang gerak

rahang dan pada kasus tertentu dapat menghilangkan adesi fibrous yang dapat

membatasi pembukaan rahang secara normal.

Page 5: Terapi TMD

Terapi bedah

Terapi ini dapat efektif untuk kelainan sendi spesifik untuk beberapa pasien.

Bedah TMJ dipertimbangkan ketika terapi konservatif tidak menampakkan hasil.

Prosedur terapi bedah meliputi 

1. Closed surgical technique (arthroscopy) 

Terapi ini efektif dalam perawatan sendi dengan rasa sakit yang hebat dan

hipomobilitas sekunder sampai displaced disc, fibrous adhesion, dan arthritis.

Terapi arthroscopy ini sulit dilakukan karena keterbatasan peralatan dan

keterbatasan pada sendinya. Pada penelitian menyatakan bahwa terapi

arthrocentesis sama efektifnya dengan terapi bedah arthroscopy.

Page 6: Terapi TMD

2. Open surgical technique (arthrotomy).

Terapi ini diindikasikan untuk pemindahan fibrous adhesion yang parah, ankilosis

(bony atau fibrous), tumor, dislokasi yang kronis, osteoarthritis parah, yang tidak

merespon dari perawatan konservatif seperti pengobatan dan terapi fisikal. Terapi

arthrotomy bervariasi dari pemindahan adhesion disc yang mudah atau

penggantian seluruh sendi dengan cartilage dan bone graft atau implant vitalium

metal. Pasien dengan TMD harus waspada bahwa tidak ada jaminan untuk

keberhasilan terapi bedah dan harus mencari beberapa pendapat dari para ahli

sebelum memutuskan terapi bedah TMJ. Gangguan Sendi Rahang

1. Ogus , H.D dan P.A. Toller. 1990 . Gangguan Sendi Temporomandibula.

Hipokrates. Jakarta 

2. http://goto.nucleusinc.com/generateexhibit.php?

ID=8052&ExhibitKeywordsRaw=&TL=&A=1055