Terapi Gen

5
  Rangkuman TERAPI GEN Subhan Asfari Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang bertanggung jawab terhadap suatu penyakit (Malik, 2005). Dasar pemikiran bahwa patologi penyakit dapat disebabkan cacat dalam gen tunggal (monogenik gangguan), sehingga koreksi gen akan mengembalikan fungsi fisiologis normal sel/jaringan yang terkena (Brooks, 1998) Pendekatan Terapi Gen Terdapat beberapa pendekatan dalam terapi gen yaitu 1. Menambahkan gen-gen normal ke dalam sel yang mengalami ketidaknormalan. 2. Melenyapkan gen abnormal dengan gen normal melalui rekombinasi homolog. 3. Mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik selektif sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan fungsi normal gen tersebut. 4. Mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut (Holmes, 2003).  5. Mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, atau dikenal dengan  gene  silencing  (Malik, 2005). Target Terapi Terapi gen merupakan modifikasi materi genetik (DNA) dari sel untuk tujuan  pengobatan. Berdasarkan sel target yang digunakan, terapi gen dibedakan dalam dua tipe utama, yaitu sel somatik dan sel  germ-line. Modifikasi gen yang tidak melewati keturunan disebut dengan terapi gen somatik sedangkan modifikasi gen yang mencakup sel reproduksi adalah terapi gen germ-line. Sel target dari terapi gen somatik dapat berupa sel stem, fibroblas dan sel stem lainnya, sedangkan sel target  germ-line dapat berupa sperma atau sel telur. Teknik Terapi Gen Terapi gen merupakan sarana pengobatan untuk penyakit dengan pilihan terapi terbatas atau tidak ada. Setelah penyakit diidentifikasi sebagai kandidat yang cocok, gen yang diperlukan untuk pengobatan harus diidentifikasi dan dikloning. Harus cukup pemahaman tentang penyakit dan produk gen untuk memastikan bahwa komponen terapi dikirim ke

description

Terapi Gen

Transcript of Terapi Gen

  • Rangkuman

    TERAPI GEN

    Subhan Asfari

    Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang bertanggung jawab

    terhadap suatu penyakit (Malik, 2005). Dasar pemikiran bahwa patologi penyakit dapat

    disebabkan cacat dalam gen tunggal (monogenik gangguan), sehingga koreksi gen akan

    mengembalikan fungsi fisiologis normal sel/jaringan yang terkena (Brooks, 1998)

    Pendekatan Terapi Gen

    Terdapat beberapa pendekatan dalam terapi gen yaitu

    1. Menambahkan gen-gen normal ke dalam sel yang mengalami ketidaknormalan.

    2. Melenyapkan gen abnormal dengan gen normal melalui rekombinasi homolog.

    3. Mereparasi gen abnormal dengan cara mutasi balik selektif sedemikian rupa sehingga akan

    mengembalikan fungsi normal gen tersebut.

    4. Mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut (Holmes, 2003).

    5. Mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, atau dikenal dengan gene

    silencing (Malik, 2005).

    Target Terapi

    Terapi gen merupakan modifikasi materi genetik (DNA) dari sel untuk tujuan

    pengobatan. Berdasarkan sel target yang digunakan, terapi gen dibedakan dalam dua tipe

    utama, yaitu sel somatik dan sel germ-line. Modifikasi gen yang tidak melewati keturunan

    disebut dengan terapi gen somatik sedangkan modifikasi gen yang mencakup sel reproduksi

    adalah terapi gen germ-line. Sel target dari terapi gen somatik dapat berupa sel stem, fibroblas

    dan sel stem lainnya, sedangkan sel target germ-line dapat berupa sperma atau sel telur.

    Teknik Terapi Gen

    Terapi gen merupakan sarana pengobatan untuk penyakit dengan pilihan terapi terbatas

    atau tidak ada. Setelah penyakit diidentifikasi sebagai kandidat yang cocok, gen yang

    diperlukan untuk pengobatan harus diidentifikasi dan dikloning. Harus cukup pemahaman

    tentang penyakit dan produk gen untuk memastikan bahwa komponen terapi dikirim ke

  • kompartemen selular yang tepat yang bertanggung jawab terhadap proses dan aktivitas biologis

    selanjutnya. Kebutuhan atau persyaratan untuk ekspresi gen jangka panjang yang ekspresi

    diberi batas waktu dengan proses biologis lainnya yang akan mempengaruhi desain komponen

    vektor terapi. Target jaringan / organ harus mudah diakses dan ditetapkan, endpoint yang

    terukur harus diidentifikasi untuk penilaian keberhasilan terapi (Crommelin et al., 2008)

    Tujuan dari transfer asam nukleat atau gen adalah modifikasi genetik sel somatik

    manusia, baik dalam tubuh manusia, disebut in vivo, atau di luar tubuh manusia, disebut ex

    vivo (Walsh, 2007)

    a) In vivo

    Pada invivo pengiriman gen dilakukan secara langsung ke sel pasien tanpa

    dikembangkan dulu secara invitro (Mohammad, 2008).

    b) Ex vivo atau in vitro

    Pendekatan in vitro atau ex vivo memerlukan pengambilan sel target dari tubuh.

    Sel ini kemudian dibudidayakan secara in vitro dan diinkubasi dengan vektor yang

    mengandung asam nukleat yang akan dihantarkan. Sel-sel yang telah diubah secara

    genetik kemudian ditanamkan kembali ke dalam tubuh pasien. Pendekatan ini

    merupakan protokol yang paling sering diadopsi sampai saat ini. Agar sukses, sel target

    harus relatif mudah untuk diambil dari tubuh, dan ditanamkan kembali ke dalam tubuh.

  • Pendekatan in vitro telah berhasil digunakan untuk berbagai jenis sel tubuh, diantaranya

    sel darah, sel epitel, sel otot dan hepatosit (Walsh, 2007).

    Sistem Penghantaran Gen

    Tujuan dari penghantaran gen adalah transfer asam nukleat untuk tujuan memodfikasi

    genetik manusia. Oleh karena sifatnya yang mudah terdegradasi didalam sitosol, gen atau

    sekuens DNA sangat jarang di hantar dalam keadaan molekul tunggal (O Keyser & Muller,

    2004).

    Metode penghantaran gen yang umum digunakan dibagi atas sistem biologi, fisika dan

    kimia.

    Metode Aplikasi Seletivitas

    Jaringan

    Efisiensi

    Transfeksi Durasi Ekspresi

    Kimia

    Liposom,

    presipitasi

    kalsium fosfat

    Ex vivo /

    (in vivo) Tidak Rendah Sementara/stabil

    Fisika

    Mikroinjeksi,

    elektroporasi,

    bombardir

    partikel.

    Ex vivo /

    (in vivo) Tidak Moderat Sementara

    Biologi

    Nonviral:

    ligand/receptor

    (Ex vivo) /

    in vivo Ya

    Rendah-

    moderat Sementara

    Viral : retro,

    adeno, dsb.

    Ex vivo /

    in vivo Beberapa

    Moderat-

    tinggi Sementara/stabil

    Sistem biologi yang melibatkan vektor viral membentuk 77% dari hampir semua studi

    mengenai transfeksi gen. Namun, metode fisika dan kimia mengalami peningkatan relative

    beberapa tahun terakhir. Hal ini karena sistem viral memiliki efek samping yang sangat serius

    dan sangat sulit di kontrol. Salah satu masalah utama dari vector viral adalah sifat

    imunogenisitasnya yang tinggi. Pemberian pertama dapat menginisiasi reaksi imun terhadap

    protein yang diberikan, menyebabkan berbagai macam reaksi alergi, bahkan syok anafilaktik

    yang mematikan ketika pemberian diulangi. Kembalinya virus menjadi tipe liar merupakan

    bahaya lain, serta potensi induksi onkogen oleh retrovirus perlu diperhatikan (O Keyser &

    Muller, 2004).

    Berdasarkan hal tersebut, pengembangan sistem transfer gen kimia atau fisika muncul

    dengan sangat menarik, untuk menggabungkan sifat penggunaan yang sederhana dengan

    keamanan yang maksimum. Persyaratan lebih lanjut untuk sistem transfer gen yang ideal

  • adalah infektivitas dan imunogenisitas minimal, sistem kimia dan fisika memiliki karakteristik

    tersebut, dan memungkinkan untuk diberikan dalam dosis ganda (O Keyser & Muller, 2004).

  • Brooks, Gavin. 1998. Biotechnology in Healthcare: An Introduction to Biopharmaceutical.

    London: Pharmaceutical Press.

    Crommelin, D. J. A; Sindelar, R. D; Meibohm B. 2008. Pharmaceutical Biotechnology:

    Fundamentals and Applications, Third Edition. New York: Informa Healthcare.

    Holmes, B. 2003. Gene Therapy May Switch Off Huntingtons. NewScientist.com 10.35, 13

    March 2003.

    Kayser,O; Muller R.H. 2004. Pharmaceutical Biotechnology, Drug Discovery and Clinical

    Applications. Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA,

    Malik, Amarila. 2005. RNA Therapeutic, Pendekatan Baru dalam Terapi Gen. Majalah Ilmu

    Kefarmasian, Vol. II, No.2. Departemen Farmasi FMIPA-UI, Universitas Indonesia,

    Depok.

    Walsh, Gary. 2007. Pharmaceutical Biotechnology: Concepts and Applications. Chichester:

    John Wiley & Sons Ltd.