Terapi Farmakologi Stroke

3
TERAPI FARMAKOLOGI Pasien berusia 66 tahun mengalami lemah tungkai kiri mendadak dan nyeri kepala setengah jam sebelum MRS. Hasil pemeriksaan fisik antara lain tekanan darah 170/100 mmHg , respiration rate (RR) 24 kali/menit, dan nadi 100 kali/menit serta disertai kondisi NC 7 dan 9 palsy. Pasien didioagnosis hemiparase stroke trombolitik. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus yang tidak terkontrol, hipertensi tidak terkontrol, PJK, dan kardiomegali. Faal hepar, ginjal, hematologi, dan elektrolit normal. Gula darah acak 218 mg/dL. Terapi farmakologi yang diberikan adalah Terapi infus RL (Ringer Laktat) 2 calf per hari, aspirin 1 dd 100 mg, CDP choline 2 dd 250 mg, dan regulasi cepat insulin 1 x 4 unit IV. Infus RL diberikan untuk meningkatkan cardiac output sehingga dapat menambah kadar O 2 , serta untuk menyeimbangkan cairan tubuh. Aspirin juga diberikan untuk mengurangi penyumbatan lanjutan sehingga dapat mencegah kematian. Aspirin adalah anti platelet yaitu obat-obat yang menurunkan agregasi platelet dan menghambat pembentukan thrombus di sirkulasi arteri. Dosis rendah aspirin dapat digunakan untuk pencegahan penyumbatan aliran darah ke otak. Pasien juga diberikan CDP Choline yang berfungsi sebagai neuroprotektif. CDP Choline berperan sebagai penstabil membran sel dan mengurangi radikal bebas di otak. Namun CDP choline dapat dinaikkan dosisnya karena target CDP Choline adalah otak dan di otak terdapat blood brain barrier yang sulit untuk ditembus. Regulasi cepat insulin juga diberikan secara intravena untuk menurunkan gula darah pasien secara cepat.

description

terapi farmakologi stroke

Transcript of Terapi Farmakologi Stroke

Page 1: Terapi Farmakologi Stroke

TERAPI FARMAKOLOGI

Pasien berusia 66 tahun mengalami lemah tungkai kiri mendadak dan nyeri kepala

setengah jam sebelum MRS. Hasil pemeriksaan fisik antara lain tekanan darah 170/100

mmHg , respiration rate (RR) 24 kali/menit, dan nadi 100 kali/menit serta disertai kondisi NC

7 dan 9 palsy. Pasien didioagnosis hemiparase stroke trombolitik. Pasien memiliki riwayat

diabetes mellitus yang tidak terkontrol, hipertensi tidak terkontrol, PJK, dan kardiomegali.

Faal hepar, ginjal, hematologi, dan elektrolit normal. Gula darah acak 218 mg/dL.

Terapi farmakologi yang diberikan adalah Terapi infus RL (Ringer Laktat) 2 calf per

hari, aspirin 1 dd 100 mg, CDP choline 2 dd 250 mg, dan regulasi cepat insulin 1 x 4 unit IV.

Infus RL diberikan untuk meningkatkan cardiac output sehingga dapat menambah kadar O2,

serta untuk menyeimbangkan cairan tubuh. Aspirin juga diberikan untuk mengurangi

penyumbatan lanjutan sehingga dapat mencegah kematian. Aspirin adalah anti platelet yaitu

obat-obat yang menurunkan agregasi platelet dan menghambat pembentukan thrombus di

sirkulasi arteri. Dosis rendah aspirin dapat digunakan untuk pencegahan penyumbatan aliran

darah ke otak. Pasien juga diberikan CDP Choline yang berfungsi sebagai neuroprotektif.

CDP Choline berperan sebagai penstabil membran sel dan mengurangi radikal bebas di otak.

Namun CDP choline dapat dinaikkan dosisnya karena target CDP Choline adalah otak dan di

otak terdapat blood brain barrier yang sulit untuk ditembus. Regulasi cepat insulin juga

diberikan secara intravena untuk menurunkan gula darah pasien secara cepat.

Untuk maintenance, pasien diberikan terapi novorapid 3 dd 4 unit sebcutan selama 5

menit, ranitidin 2 dd 50 mg, furisemide 1 dd 20 mg, dan valsartan 1 dd 40 mg. Novorapid

merupakan insulin analog kerja sangat cepat digunakan untuk menurunkan kadar gula darah

pasien secara cepat. Ranitidin diberikan untuk mengatasi efek samping aspirin yaitu iritasi

lambung dan ulserasi karena aspirin menghambat COX 1 yang menghasilkan prostaglandin

yang memiliki efek perlindungan pada lapisan perut. Selain itu pasien juga tidak bisa

mengkonsumsi makanan secara oral, sehingga perlu diberikan ranitidin yang merupakan

Histamine H2 antagonist untuk mengurangi sekresi asam lambung dan mencegah stress ulcer.

Furosemide adalah loop yang menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal.

Furosemide digunakan untuk menurunkan beban jantung dan untuk mencegah terjadinya

edema paru-paru. Valsartan merupakan antihipertensi golongan angiotensin II antagonist.

Valsartan digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan dalam terapi ini dikombinasikan

dengan diuretik yaitu furosemide.

20 jam setelah terapi kondisi pasien mengalami sesak nafas, tekanan darah 160/90

mmHg, gula darah acak 200 g/dL, mengalami hipokalemi dengan kadar kalium 3,0 mEq/L. .

Page 2: Terapi Farmakologi Stroke

Untuk mengatasi hipokalemi akibat penggunaan furosemid, pasien dapat diberi

supplemen penambah kalium untuk meningkatkan kadar kalium. Jika setelah diberi

suppleman kalium kadar kalium pasien belum meningkat, maka furosemide dapat diturunkan

dosisnya menjadi 1 dd 10 mg. Sesak nafas yang dialami pasien dapat disebabkan karena

penggunaan aspirin, sehingga terapi aspirin dapat digantikan dengan clorpidrogel 70 mg 1 dd.

Clopidogrel adalah obat golongan antiagregasi trombosit atau antiplatelet yang bekerja secara

selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di platelet,

yang sekaligus dapat menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi.

Clorpidrogel digunakan untuk menghambat pembentukan bekuan di pembuluh darah

sehingga dapat mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah.

Jika setelah diberikan terapi gula darah pasien mendekati normal, selanjutnya pasien

boleh diberikan oral antidiabetic misalnya metformin. Terapi ranitidin bisa dipertimbangkan

untuk dihentikan jika pasien dapat mengkonsumsi makanan secara oral.