Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

8
TERAPI AKUPUNKTUR MEDIK Dr. Christina Simadibrata Pendahuluan Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Kata akupunktur berasal dari kata Acus (jarum) dan punktura (menusuk atau menembus). Terapi akupunktur medik adalah cara terapi yang dilakukan dengan merangsang titik-titik tertentu di permukaan tubuh untuk mengobati penyakit.Berbagai penelitian dasar maupun kasus telah dilakukan dalam bidang akupunktur di berbagai negara. Akupunktur berasal dari negara Cina berkembang ke negara lain di Asia maupun di Barat. Jarum akupunktur tertua ditemukan sebagai peninggalan jaman batu (4000 – 5000 tahun lalu). Majalah WHO 1979 memuat jenis penyakit dengan indikasi terapi akupunktur. Dengan adanya SK Menkes No. 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang pemanfaatan akupunktur di sarana pelayanan kesehatan akan makin menunjang perkembangan akupunktur di dunia kedokteran. Berbagai penelitian yang telah dilakukan telah menerangkan mekanisme kerja akupunktur berdasarkan Neuroscience. Akupunktur saat ini telah berkembang dari konsep tradisional menjadi akupunktur medik sesuai kaidah kedokteran konvensional. 1

description

dsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsadsfasdsa

Transcript of Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

Page 1: Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

TERAPI AKUPUNKTUR MEDIK

Dr. Christina Simadibrata

Pendahuluan

Akupunktur merupakan suatu cara pengobatan yang telah dikenal sejak ribuan

tahun yang lalu. Kata akupunktur berasal dari kata Acus (jarum) dan punktura (menusuk

atau menembus). Terapi akupunktur medik adalah cara terapi yang dilakukan dengan

merangsang titik-titik tertentu di permukaan tubuh untuk mengobati penyakit.Berbagai

penelitian dasar maupun kasus telah dilakukan dalam bidang akupunktur di berbagai

negara.

Akupunktur berasal dari negara Cina berkembang ke negara lain di Asia maupun

di Barat. Jarum akupunktur tertua ditemukan sebagai peninggalan jaman batu (4000 –

5000 tahun lalu). Majalah WHO 1979 memuat jenis penyakit dengan indikasi terapi

akupunktur. Dengan adanya SK Menkes No. 1186/Menkes/Per/XI/1996 tentang

pemanfaatan akupunktur di sarana pelayanan kesehatan akan makin menunjang

perkembangan akupunktur di dunia kedokteran.

Berbagai penelitian yang telah dilakukan telah menerangkan mekanisme kerja

akupunktur berdasarkan Neuroscience. Akupunktur saat ini telah berkembang dari

konsep tradisional menjadi akupunktur medik sesuai kaidah kedokteran konvensional.

Titik Akupunktur

Dengan berkembangnya penelitian-penelitian, telah dibukti

adanya titik akupunktur yang mempunyai sifat :

1. Titik akupunktur memiliki tahanan listrik yang lebih rendah dibandingkan

tahanan listrik daerah kulit sekitarnya.

2. Titik akupunktur memiliki muatan listrik yang berpotensial lebih tinggi, daya

hantar lebih tinggi dan daya rangsang yang lebih peka dibandingkan daerah kulit

sekitarnya.

3. Titik akupunktur memiliki daya hantar gelombang suara yang lebih tinggi

dibandingkan daerah kulit sekitarnya.

1

Page 2: Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

4. Titik akupunktur memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan daerah kulit sekitarnya.

5. Titik akupunktur meliputi daerah kulit 1 – 2 mm2.

6. Titik akupunktur dapat mempengaruhi organ visera yang bersangkutan juga

dipengaruhi oleh keadaan organ visera yang bersangkutan bila titik itu dengan

organ visera berada satu dermatom.

7. Titik akupunktur terletak pada daerah kulit dengan persarafan dan vaskularis yang

lebih superfisial.

8. Titik akupunktur memiliki ujung-ujung saraf yang lebih banyak dibandingkan

daerah sekitarnya.

9. Titik akupunktur memiliki hubungan dengan susunan saraf otonom dan disebut =

zona of autonomic concentration.

Terapi Indikasi

Akupunktur medik telah digunakan untuk mengobati bermacam-macam penyakit baik

secara tersendiri maupun bersama dengan cara pengobatan lain.

Menurut WHO penyakit yang dapat diobati dengan akupunktur sebagai berikut :

1. Saluran nafas atas : sinusitis akut, rinitis akut, common cold, tonsilitis akut.

2. Sistim pernafasan : bronkitis akut, asma bronkiale.

3. Kelainan mata : konjungtivitis akut, retinitis, miopia.

4. Kelainan pada mulut : nyeri gigi, nyeri paska pencabutan, gingivitis, faringitis

akut dan kronis.

5. Kelainan gastrointestinal : spasme esofagus dan kardia, hiccap, gastritis akut dan

kronis, hiperasiditas lambung, ulkus duodenum akut, kolitis akut, disintri basiler,

konstipasi, diare.

6. Kelainan neurologik dan muskuloskeletal : nyeri kepala, migren, enuresis frozen

shoulder, schiatica, nyeri pinggang bawah, osteoartritis.

Peralatan dan Teknik Perangsangan

Alat-alat yang diperlukan untuk melakukan tindakan akupunktur :

Jarum akupunktur.

Kapas alkohol.

2

Page 3: Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

Pengukur waktu.

Sterilisator.

Perangsangan titik akupunktur dapat dilakukan

dengan :

1. Rangsangan mekanik :

Penjaruman (acupuncture).

Tekanan (acupresure)

2. Rangsang termis : Penghangatan.

3. Rangsang elektrik : electro acupunkture.

4. Rangsang gelombang suara ultrasound (Ultrasonopunkture)

5. Rangsang sinar : Sinar laser (Laserpunkture).

6. Rangsang dengan penyuntikan cairan : Aquapunkture.

Tehnik Penjaruman

Jarum akupunktur yang biasa digunakan adalah jarum filiform yang terbuat dari

stainless steel. Jarum akupunktur terbagi atas lima bagian yaitu : handle, tail, tip, body,

root. Jarum akupunktur bervariasi dalam panjang dan diameternya. Panjang bervariasi

dari 1,5 cm sampai 12,5 cm dan diameter bervariasi dari 0,45 cm sampai 0,22 cm. Yang

paling banyak dipakai di klinik adalah ukuran dengan panjang 2,5 cm – 7,5 cm dan

diameter 0,45 – 0,26 cm. Jarum filiform halus dan fleksibel sehingga sulit untuk

ditusukkan ke dalam kulit tanpa tenaga dan teknik yang tepat.

Sebagai latihan dapat dilakukan penusukan jarum akupunktur ke dalam lapisan

kertas tissue dengan ketebalan 1 cm atau lebih. Kertas tissue dipegang dengan tangan

kiri, jarum di pegang dengan tangan kanan. Latihan lain dengan menusuk jarum

akupunktur ke dalam bantalan setebal 5 – 6 cm yang terbuat dari kapas.

Sebelum penusukan harus dipersiapkan peralatan yang dibutuhkan yaitu : jarum

berbagai ukuran, tempat jarum, kapas alkohol (75 % alkohol) atau 1,5 % Iodioum, 2 %

gentian violet.

3

Page 4: Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

Posisi pasien pada saat penusukan harus disesuaikan dengan lokasi penusukan. Pasien

harus relaks dan merasa nyaman. Posisi pasien dapat terlentang, tengkurep, berbaring

miring, duduk dengan lengan bawah bertumpu di meja.

Jarum yang dipakai harus steril, untuk itu diperlukan sterilisasi yang memenuhi syarat.

Ada beberapa macam sterilisasi, yaitu :

Autoclave sterilisasi : jarum disteril pada autoclave pada tekanan 1,5 atmosfir 125o C

untuk 30 menit.

Sterilisasi rebus = direbus dalam air 30 menit (ini mudah dan efektif).

Sterilisasi dengan 75 % alkohol 30 – 60 menit.

Desinfeksi kulit = permukaan tubuh dimana akan ditusuk harus disteril dengan 75 %

alkohol atau 2,5 % iodium.

Penjaruman dilakukan dengan kedua tangan secara koordinasi. Secara umum jarum

dipegang dengan tangan kanan, sedang tangan kiri berfungsi untuk membantu

penjaruman dengan penekanan.

Teknik pertama, kuku ibu jari tangan kiri atau jari telunjuk menekan kulit disamping

titik akupunktur kemudian jarum dimasukkan pada sisi kuku tersebut.

Teknik kedua untuk jarum yang panjang maka ujung jarum dipegang dengan ibu jari

dan jari telunjuk tangan kiri lalu tangan kanan menekan jarum dan memasukkan

jarum.

Teknik ketiga, pada tempat yang kulitnya longgar seperti kulit perut maka kulit

ditempat penusukan perlu diregang dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri.

Teknik keempat, pada tempat yang otot dan kulitnya tipis seperti daerah muka maka

kulit dicubit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dan jarum dimasukkan

dengan tangan kanan.

Dalam penusukan jarum terdapat tiga sudut penusukan.

Yang pertama, Penusukan dengan sudut tegak lurus, membentuk sudut 90o dengan

kulit. Kebanyakan titik ditubuh dapat ditusuk dengan cara ini.

4

Page 5: Terapi Akupunktur Medik Dr. Kristin

Yang kedua, adalan dengan penusukan oblique pada tempat yang berdekatan dengan

viscera atau bila ototnya tipis, jarum ditusukkan dengan sudut 45o terhadap

permukaan kulit.

Yang ketiga adalah penusukan horizontal atau transversal, untuk tempat dengan otot

yang tipis seperti titik di kulit kepala, muka, di depan tulang dada.

Tehnik Rangsang

Setelah jarum dimasukkan ke dalam kulit, harus dilakukan manipulasi sehingga tercapai

sensasi penjaruman yang dirasakan oleh pasien berupa rasa baal, kesemutan, pegal, rasa

menjalar seperti terkena aliran listrik ditempat penusukan. Timbulnya reaksi ini dapat

pula dirasakan pada tangan yang menusukkan jarum.

Teknik manipulasi dasar adalah dengan mengangkat – membenamkan dan teknik

memutar. Pada teknik mengangkat – membenamkan, setelah jarum menembus kulit

dilakukan manipulasi dengan mengangkat jarum kemudian membenamkan jarum secara

berulang kali.

Hal ini harus dilakukan secara cermat karena dapat mengakibatkan nyeri lokal atau

kerusakan jaringan lokal.

Teknik memutar dilakukan setelah jarum mencapai kedalaman yang diinginkan

kemudian jarum diputar ke kiri dan ke kanan dengan amplitudo 180o sampai 360o, kedua

teknik dapat dilakukan secara bersamaan. Apabila setelah dilakukan penusukan tidak

dicapai sensasi penjaruman, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Bisa karena

tempat penusukan tidak tepat atau karena kedalaman jarum tidak mencapai sebagaimana

mestinya terlalu dalam atau dangkal dapat mempengaruhi timbulnya sensasi penjaruman.

Dapat pula karena manipulasi jarum yang tidak sempurna dan dapat pula karena

konstitusi tubuh yang lemah dan ambang rangsang yang tinggi.

Setelah tercapai sensasi penjaruman, jarum biasanya dibiarkan pada tempat penusukan

untuk beberapa waktu. Pada umumnya dibiarkan selama lima belas sampai dua puluh

menit tetapi dapat lebih lama untuk kasus kronis dan sukar, nyeri, kasus spastik.

Sementara itu dapat diberikan manipulasi untuk memperoleh efek terapi yang lebih baik.

Setelah itu jarum dicabut dengan menekan kulit sekitar tempat penusukan, lalu tempat

penusukan ditekan untuk menghindari perdarahan.

5