Akupunktur - Cermin Dunia Kedokteran

61

description

akupuntur

Transcript of Akupunktur - Cermin Dunia Kedokteran

Karya Sriwidodo

Tulisan dalam majalah ini merupakan pandang-an/pendapat masing-masing penulis dan tidakselalu merupakan pandangan atau kebijakaninstansi/lembaga/bagian tempat kerja si penulis

Diterbitkan oleh :Pusat Penelitian dan Pengembangan PT. Kalbe Farma

Daftar Isi :

2. EditorialArtikel :

3. Akupunktur dan Perkembangannya6. Sejarah Perkembangan Unit Akupunktur Rumah Sakit Cipto

Mangunkusumo8. Beberapa Alat Elektronik Yang Dipakai dalam Akupunktur

14. Pengobatan Vitiligo dengan Akupuntur17. Pengaruh Akupunktur terhadap Nilai Gama Globulin20. Efek Penusukan Titik San Yin Ciao (IV, 6) terhadap Hiper-

glikemia pada NIDDM24. Efek Akupunktur pada Hiperlipoproteinemia31. Akupunktur Analgesi pada Bedah Beku di Daerah Penis35. Pengobatan Nyeri Kepala dengan Akupunktur37. Sonopunktur

40. Percobaan Awal Pembuatan Antibodi Monoklonal terhadap"Human Chorionic Gonadotropin" dengan Metoda Hibridoma

43. Imunmodulator47. Gambaran Preskripsi Obat-obat Benzodiazepin pada Tiga

Rumah Sakit Kelas C di Jawa50. Dilema pada Hewan Percobaan untuk Pemeriksaan Produk

Biologis

53. Perkembangan : Aplikasi Ceretec pada Scanning PerfusiSerebral

54. Hukum & Etika : Tepatkah Tindakan Saudara ?56. Humor Ilmu Kedokteran58. Ruang Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran

59. Kalender Kegiatan Ilmiah60. Abstrak-abstrak

Entah benar tidak, konon pada laman dahulu ada seorang prajurit yang kebetulansedang sakit, terkena panah dalam suatu pertempuran. Yanganeh adalah, memangia luka karena anak panah itu, tetapi penyakit yang sedang dideritanya malahsembuh. Maka, dimulailah era pengobatan akupunktur.

Walaupun mekanisme kerja akupunktur itu sampai kini masih membingung-kan, tapi mau tidak mau kita akan tercengang dan percaya, bahwa efek penyem-buhan yang dilakukan dengan cara menusukkan jarum jarum halus pada titik-titik tertentu di kulit dengan kedalaman hanya beberapa milimeter - itu adadan terbukti. Bahkan, indikasi penggunaannya demikian banyak dan luas, jauhmelebihi yang dapat kita bayangkan semula!

Ada sekian ratus titik pada tubuh kita, yang tercakup dalam 12 meridianumum, 12 meridian cabang, dan 8 meridian istimewa, ditambah lagi titik-titik"ah se", yaitu titik lokal di mana tempat nyeri berada; sehingga dalam menentu-kan titik-titik penusukan, seorang ahli akupunktur harus juga mempunyai jiwaseni. Walaupun memang ada patokan titik-titik tertentu untuk suatu penyakit,tetapi seorang ahli yang berpengalaman akan menentukan sendiri titik-titikpilihannya berdasarkan hasil. pemeriksaannya dan pengetahuannya mengenaiilmu akupunktur.

Anehnva lagi, walaupun ilmu ini berasal dari dunia bagian Timur, namunnyatanya ia menjadi populer lewat dunia Barat. Ini mungkin sekali karena publi-kasi baik melalui tulisan atau cara-cara lain, dunia Timur tertinggal dari duniaBarat.

Kini, bermacam peralatan canggih telah diciptakan, sehingga pengobatansecara akupunktur semakin canggih pula dan modern. Ada elektrostimulator,neurometer, dermatron, ultrasound, alat laser; sampai-sampai kepada vulpenakupunktur yang menggunakan baterei dan dapat digunakan sendiri denganhanya menempelkan pada kulit. Alat yang praktis dan sederhana ini, katanyaakan dapat menggantikan kedudukan Aspirin, karena ia bebas dari efek samping!

Redaksi

2 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Artikel

Akupunktur dan Perkembangannya

Dr. Dharma K. WidyaUnit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo,

Jakarta

PENDAHULUAN

Istilah akupunktur berasal dari kata acus yang berarti jarumdan punctura yang berarti menusuk atau menembus. Aku-punktur merupakan suatu cara pengobatan dengan penusukantitik-titik tertentu di permukaan tubuh untuk mengobati suatupenyakit. Ia merupakan bagian dari Ilmu Pengobatan Cina dantelah dikenal sejak kira-kira empat-lima ribu tahun yang lalu.Hal itu diungkapkan dalam buku "The Yellow EmperorsClassic of Internal Medicine", suatu ensiklopedi Ilmu Peng-obatan Cina yang diterbitkan sekitar tahun 770—221 sebelumMasehi. Bahan jarum yang digunakan mula-mula adalah daribatu, kemudian berubah dengan digunakannya bahan daribambu, tulang, perunggu, dan logam-logam lainnya. Pada saatini telah dikembangkan berbagai teknik untuk perangsangantitik akupunktur sebagai pengganti jarum, seperti Ultrasound,Laser, dan lain-lain.

Cara pengobatan ini berkembang ke Korea, Jepang dannegara-negara lain. Wilhelem ten Rhyne, seorang dokterVOC dalam bukunya mengenai rematik yang diterbitkannyadi London pada tahun 1683 mengungkapkan pengobatanrematik dengan akupunktur. Engelbert Kampfer, seorangJerman, di Jepang mempelajari Ilmu Akupunktur dan me-nulis tentang akupunktur dalam bukunya yang terbit padatahun 1712. Di Perancis dan di Inggris akupunktur dikenalpula sejak abad XVIII. Pada abad XX ini akupunktur me-narik minat kalangan medis di Amerika Serikat, walaupunsebelumnya telah dikenal dalam kalangan terbatas. Di Indo-nesia sendiri pada tahun 1963 dibentuk Team Riset IlmuPengobatan Tradisional Timur termasuk akupunktur atasinstruksi Menteri Kesehatan saat itu, Prof. Dr. Satrio. Danmulai saat itu pengobatan akupunktur diadakan secara resmidi Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta.

KONSEP DASAR

Di dalam sejarah perkembangan akupunktur dikenalbeberapa konsep dasar sebagai berikut:

• Yin YangTeori ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semestaini dapat dibagi dan mempunyai dua aspek yang saling ber-tentangan tapi saling membentuk, bagaikan dua sisi matauang yang paling bertolak belakang tetapi keduanya mem-bentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Yang melam-bangkan sesuatu yang positif, terang, atas, panas, siang, sim-patis, ekstrovert, progresif, akut dan sejenisnya. SedangkanYin melambangkan sesuatu yang negatif, gelap, bawah, dingin,malam, parasimpatis, introvert, regresif, kronis dan sejenis-nya. Panilaian Yin dan Yang tidaklah mutlak. Sesuatu yangbersifat Yang akan menjadi bersifat Yin bila dibandingkandengan sesuatu yang lebih Yang, dan sebaliknya. Di dalamunsur Yin terdapat Yang, di dalam unsur Yang terdapatYin, tiada sesuatu yang bersifat Yin mutlak atau Yang mutlak.Yin dan Yang membentuk keseimbangan. Hilangnya kese-

imbangan antara Yin dan Yang akan menyebabkan timbul-nya keadaan abnormal/patologis.

• Lima Unsur/Lima FaseTeori ini berkembang dari Teori Yin Yang. Dengan menilaisifat-sifat khusus dari suatu benda dan kuat lemahnya unsurYin dan Yang di dalamnya, maka digolongkanlah benda-benda dalam Lima Unsur atau Lima Fase. Disebut Lima Fasekarena melambangkan proses alamiah yang dialami oleh se-suatu benda sejak awal terciptanya sampai termusnah. Kelimaunsur/fase tersebut adalah: Kayu—Api—Tanah—Logam—Air.Kelimanya membentuk suatu siklus yang saling berhubungansatu sama lain dan tiap unsur mempunyai hubungan tertentu

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 3

dengan unsur lainnya secara khusus. Penerapan teori ini dalampengobatan merupakan suatu hal yang agak kompleks.• Ci dan MeridianYang dimaksud dengan Ci (pada manusia) adalah energi yangterdapat dalam tubuh manusia yang memberikan "kehidupan"pada seluruh bagian tubuh tersebut. Selain itu dikenal pulaadanya Ci yang terdapat dalam udara, makanan dan sebagai-nya. Ci mengalir dalam saluran tertentu dalam tubuh manusiayang tersusun teratur secara membujur dan melintang yangdisebut meridian. Terdapat 12 meridian umum, 12 meridiancabang, 8 meridian istimewa dan sebagainya yang kesemua-nya membentuk suatu sistem saluran tersendiri dalam tubuhbagaikan jala yang terjalin erat. Dengan adanya sistem meridi-an ini maka perangsangan titik akupunktur di permukaantubuh dapat disalurkan ke tempat-tempat yang dituju.

MEKANISME KERJA

Di dalam ilmu Akupunktur, keadaan sakit terjadi apabilatimbul ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam tubuh.Ketidakseimbangan itu dapat berupa suatu ekses (hiperfungsi,terlalu kuat) atau defisien (hipofungsi, terlalu lemah). Hal itudapat disebabkan oleh berbagai penyebab penyakit sepertikeadaan cuaca/udara, gangguan emosi, kebiasaan makan-minum yang salah, cara hidup yang keliru, trauma dan sebagai-nya. Dengan pemeriksaan akupunktur dapat ditentukandiagnosis, lokasi kelainan, penyebab penyakit dan dengandemikian dapat pula ditentukan titik-titik dan cara stimulasiyang diperlukan untuk memulihkan keseimbangan yang ter-ganggu itu. Keadaan yang defisien harus diperkuat denganstimulasi ringan dan keadaan yang ekses harus dilemahkandengan stimulasi kuat. Terdapat berbagai titik akupunkturyang mempunyai indikasi khusus untuk maksud tersebut,selain dikenal pula titik simtomatik untuk menghilangkankeluhan tertentu.

Berbagai penelitian telah dilakukan dalam kalangan ke-dokteran modern untuk menyelidiki akupunktur dalamberbagai aspeknya. Kini telah diketahui bahwa titik aku-punktur mempunyai sifat -sifat yang berbeda dengan daerahkulit di sekitarnya, seperti potensial listrik lebih tinggi, tahan-an listrik lebih rendah, daya hantar listrik lebih tinggi, dayahantar gelombang suara lebih tinggi, mempunyai hubungandengan saraf otonom (titik akupunktur disebut pula zoneof autonomic concentration) dan sebagainya. Adanya titikakupunktur dapat diperlihatkan dengan point detector darialat akupunktur listrik. Namun sampai saat ini belum di-dapatkan keterangan yang memuaskan mengenai mekanismekerja akupunktur secara menyeluruh. Berbagai teori telahdikemukakan untuk mencoba menjelaskan hal itu. Antaralain dikemukakan bahwa akupunktur bekerja melalui su-sunan saraf pusat, susunan saraf otonom, refleks kutaneo-viseral/visero-kutaneal, mobilisi pertahanan dan regenerasijaringan, pelepasan zat-zat neurohumoral, teori stres danadaptasi, teori Gate Control dan lain-lain. Akhir-akhir inidikemukakan pula teori adanya perangsangan pelepasansenyawa morfin endogen dalam tubuh sebagai akibat pe-

4 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

rangsangan titik akupunktur. Hal tersebut menyebabkanambang rangsang nyeri meninggi dan menimbulkan efekanalgesi .

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

Akupunktur telah digunakan untuk mengobati berbagaipenyakit, baik secara tersendiri ataupun bersama cara peng-obatan lain. Laporan "The New York State Commision onAcupuncture" (1974) menyatakan bahwa akupunktur telahdigunakan untuk analgesi dalam berbagai bidang pembedah-an dan untuk mengobati berbagai penyakit. Dinyatakanpula bahwa akupunktur paling efektif untuk pengobatanspasme otot rangka, spasme otot visera seperti dismenore dandiare. Keadaan lain yang seringkali dapat diobati denganakupunktur adalah neuralgia trigeminal, hipertensi, hipotensi,bronkitis kronis, asma bronkiale, gejala putus obat daripenderita ketagihan obat, sakit kepala (migraine dan tension),artritis (khususnya osteoartritis), insomnia, konstipasi, paralisis(pasca cardio-vascular accidents), kelainan dengan komponenfungsional yang menonjol, dan neuralgia post-herpetica,serta tuli neurogenik. Dikemukakan pula adanya berbagaiefek akupunktur yang menarik. Misalnya peningkatan seldarah putih dalam sirkulasi darah, penurunan kadar koleste-rol dan trigliserida, peningkatan gamma globulin, efek norma-lisasi pada tekanan darah dan denyut jantung, percepatanmasa persalinan; yang kesemuanya memerlukan penelitianlebih lanjut.

Selanjutnya laporan itu menyatakan pula bahwa apabilaakupunktur dilakukan oleh seorang dokter atau akupunkturisyang terlatih dengan baik, dan menguasai anatomi dan neu-rologi, maka tindakan penusukan akupunktur adalah sangataman. Terdapat titik-titik yang telarang untuk ditusuk atauharus ditusuk dengan sangat hati-hati. Masalah sterilisasi dantindakan aseptik pun harus mendapat perhatian untuk men-cegah bahaya infeksi. Efek samping yang umum adalah sin-cope, selain itu dapat terjadi pneumotoraks, hematom, ke-rusakan saraf, perangsangan saraf, tinitus, anestesi dan ganggu-an keseimbangan dan eksaserbasi gejala yang ada atau nyeriyang diobati. Yang terakhir ini biasanya mereda dalam satuatau dua hari dengan pengobatan tambahan. Namun ada pulaefek samping yang menguntungkan. Tidak jarang seorangpasien wanita yang berobat untuk migraine melaporkan ada-nya perbaikan dalam kelainan menstruasinya, atau sebaliknya.Atau pasien yang diobati untuk nyeri pinggang bawah men-dapat perbaikan dalam kebiasaan defekasi atau inkontinensiaurin. Hal itu menunjukkan adanya efek normalisasi darifungsi organ pada penusukan akupunktur. Kontra indikasiakupunktur adalah: kehamilan (dapat menyebabkan abortuspada kehamilan muda), keadaan di mana akupunktur diketa-hui tidak akan efektif, pasien yang belum diperiksa secara me-dis dengan teliti, keganasan, infeksi akut/aktif, keadaan yangmemerlukan tindakan operatif.

Di dalam majalah WHO Edisi Desember 1979, terdapatdaftar dari penyakit-penyakit yang memungkinkan untuk di-obati dengan akupunktur, diajukan oleh The WHO Inter-

regional Seminar sebagai berikut :

— Saluran pernapasan atas : sinusitis akut, rinitis akut, com-mon cold, tonsilitis akut.

— Sistem pernapasan: bronkitis akut, asma bronkiale (palingefektif pada anak-anak dan penderita tanpa komplikasi).

— Kelainan mata: konjungtivitis akut, retinitis sentralis,miopia (pada anak-anak), katarak (tanpa komplikasi).

— Kelainan mulut nyeri gigi, nyeri pasca pencabutan, gi-ngivitis, faringitis akut dan kronis.

— Kelainan gastro-intestinal spasme esofagus dan kardia,hiccough, gastroptosis, gastritis akut dan kronis, hiper-asiditas gaster, ulkus duodenum kronis (penyembuhannyeri), ulkus duodenum akut (tanpa komplikasi), kolitisakut dan kronis, disentri basiler akut, konstipasi, diare,ileus paralitik.

— Kelainan neurologik dan muskulo-skeletal: nyeri kepala,migraine, neuralgia trigeminal, kelumpuhan muka (stadiumawal, yaitu dalam tiga sampai enam bulan), paresis pascastroke, neuropati perifer, sekuele poliomielitis (stadiumawal, yaitu dalam enam bulan), penyakit Meniere, disfungsikandung kemih neurogenik, enuresis nokturnal, neuralgiainterkostal, sindroma servikobrakial,frozen shoulder, tenniselbow, skiatika, nyeri pinggang bawah,osteoartritis.

PENUTUP

Akupunktur yang dikenal sejak beberapa ribu tahun yanglalu ternyata merupakan salah satu cara pengobatan yangterbukti efektif sampai sekarang. Berbagai penemuan dan pe-nelitian yang berhubungan dengan akupunktur telah dikem-bangkan. Pada sat ini terdapat berbagai teknik baru dan alat-alat listrik yang membantu dalam diagnosis dan terapi, antara

lain:— Akupunktur telinga, akupunktur kulit kepala, akupunktur

muka, akupunktur hidung, akupunktur tangan, akupunkturkaki.

— Aquapunktur (injeksi titik akupunktur dengan zat ter-tentu), elektroakupunktur rangsangan/getaran listrik padajarum akupunktur/titik akupunktur), Sonopunktur (sti-mulasi titik akupunktur dengan ultrasound), Laserpunktur(stimulasi titik akupunktur dengan sinar Laser).

— Ryodoraku (Nakatani): melihat kelainan pada meridiandengan pengukuran hantaran listrik pada titik tertentu dikulit, juga dapat untuk terapi dengan stimulasi listrik padareactive electro-permeable point.

— Akabane: pemeriksaan sensitivitas panas pada titik yang ter-dapat di ujung jari yang merupakan titik akhir meridian;ketidakseimbangan yang besar antara kiri dan kanan me-nyatakan adanya ketidakseimbangan meridian/organ yangbersangkutan.

— Electro-acupuncture According to Voll (EAV): suatu alatuntuk mengetahui kadaan patologis organ-organ dalamtubuh dengan pengukuran pada titik-titik tertentu dandapat pula digunakan untuk terapi.

— Fotografi Kirlian Kirlian : teknik fotografi yang mem-perlihatkan adanya emisi panas dari titik akupunktur/meridian.Sebagai suatu cara pengobatan yang sederhana, murah dan

efektif, akupunktur diharapkan dapat memberikan sumba-ngannya untuk peningkatan kesehatan masyarakat khususnyadi negara-negara yang sedang berkembang. Dinyatakan dalammajalah WHO 1979, titik tolak masalahnya kini bukanlah:"Does acupuncture work?", tetapi 'How can acupuncturebest applied to serve humanity?"

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 5

Sejarah Perkembangan UnitAkupunktur Rumah Sakit

Cipto MangunkusumoDr. Haryanto Budi

Unit Akupunktur RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Akupunktur merupakan salah satu cabang Ilmu KedokteranTimur yang telah lama dikenal di Indonesia, bersama dengandatangnya perantau Cina ke Indonesia. Namun suatu lembagapengobatan akupunktur resmi di Indonesia baru muncul padatahun 1963. Pada tahun itu oleh Menteri Kesehatan R.I. di-bentuk team riset Ilmu Pengobatan Timur, dengan tujuan me-neliti dan mengembangkan pengobatan Timur, antara laintentang penggunaan jamu dan akupunktur sebagai sarana pe-ningkatan kesehatan masyarakat. Ditetapkan Rumah SakitUmum Pusat di Jakarta sebagai pilot proyek dalam bidangakupunktur.

Beberapa dokter dari berbagai bidang keahlian di lingkung-an FKUI/RSCM mengikuti pendidikan Ilmu Akupunktur diRSCM. Untuk pertama-kalinya pendidikan tersebut diberikanoleh team dokter dari Republik Rakyat Cina, di bawah pim-pinan Dr. Huang Sien Ming yang datang ke Indonesia atasundangan Pemerintah R.I. Dalam pengamatan klinik telah di-lihat manfaat pengobatan akupunktur dan ternyata sambutanmasyarakat cukup besar. Klinik Akupunktur RSCM ini ke-mudian berkembang menjadi Sub-bagian Akupunktur daribagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM. Kepala Sub-bagianini adalah Prof. Dr. Oei Eng Tie. Poliklinik pada saat itu ber-tempat di barak 2 RSCM dengan 3 tempat tidur untuk pen-derita rawat jalan.

Pada tahun 1966, Direktur RSCM memberi kesempatanbagi calon dokter lulusan FKUI untuk melamar menjadiasisten ahli Akupunktur, di samping kesempatan untuk me-lamar sebagai asisten ahli Pulmonologi dan Kardiologi. Padatahun 1967, Sub-bagian Akupunktur FKUI/RSCM berkem-bang menjadi Bagian Akupunktur RSCM dengan bertempatdi sudut gedung Eykman di sayap kanan kompleks RSCM.Poliklinik Akupunktur saat itu memiliki 9 tempat tidur untukpenderita rawat jalan dan dikelola oleh 5 orang dokter.

Sejak tahun 1969, pimpinan Bagian Akupunktur RSCMdipercayakan kepada Dr. Juliar Sihlman, setelah beliau mem-

6 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

perdalam Ilmu Akupunktur selama setahun lebih pada LudwigBoltzmann Acupuncture Institute, Vienna. Beliau menyusunbuku sederhana yang memberi petunjuk tentang titik-titikakupunktur, yang merupakan buku akupunktur pertamadalam bahasa Indonesia.

Pada tahun 1970, untuk pertama kalinya Bagian Akupunk-tur RSCM memberikan keterangan keahlian dalam bidangIlmu Akupunktur kepada beberapa dokter yang sudah cukuplama belajar dan bekerja di Bagian Akupunktur RSCM, antaralain kepada Dr. Tse Ching San, Dr. Erastus Wangsa Saputra,Dr. Stefanus Wiran dan Dr. Haryanto Budi yang sampai saatini semua masih bertugas membina Unit Akupunktur RSCM;juga kepada Dr. Kiswojo yang kemudian pindah tugas ke tern-pat lain.

Menjelang akhir masa jabatan Dr. Juliar Sihlman, yaitu padatahun 1971, pimpinan Bagian Akupunktur RSCM dipercaya-kan kepada Dr. Tse Ching San. Menyadari akan minat pende-rita untuk berobat akupunktur yang meningkat serta timbul-nya minat para dokter untuk mempelajari Ilmu Akupunktur,Bagian Akupunktur menyiapkan diri dengan menyusun kuri-kulum pendidikan dokter ahli akupunktur, serta melengkapi-nya dengan buku-buku ilmiah tentang Ilmu Akupunktur.

Pada tahun 1972, Ilmu Akupunktur menarik perhatian ilmuKedokteran Barat setelah kunjungan Presiden Amerika Serikatke RRC. Pada tahun itu pula Bagian Akupunktur RSCM untukpertama kalinya mendapat kepercayaan dari Departemen Ke-sehatan Republik Indonesia, yang mengirimkan 3 orang dokteruntuk dididik menjadi dokter ahli dalam bidang Ilmu Aku-punktur. Sejak itu hampir setiap tahun Bagian AkupunkturRSCM menerima tugas dari Departemen Kesehatan RI untukmendidik 3 — 4 orang dokter menjadi dokter ahli akupunktur.

Pada tahun 1973, Bagian Akupunktur RSCM dengan ban-tuan Departemen Sosial menerbitkan buku tentang llmu Aku-punktur yang pert ama di Indonesia. Juga dibuat peta akupunk-tur dalam tulisan latin dan disusun status poliklinik khusus

pengobatan akupunktur. Pada tahun 1974 dan 1982 telah di-lakukan revisi kurikulum pendidikan dokter ahli akupunktur,dan dengan kurikulum ini masa pendidikan adalah 3 tahun.

Pada tahun 1976, Bagian Akupunktur RSCM pindah kegedung poliklinik baru di lantai III sayap kanan dengan 11tempat tidur untuk penderita rawat jalan.

Pada saat ini Unit Akupunktur RSCM terus melengkapidiri dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baikdari Timur maupun dari Barat dalam bidang Ilmu Akupunktur.Sarana pelayanan masyarakat telah dilengkapi dengan alat-alat mutakhir berupa berbagai jenis jarum akupunktur, ber-bagai stimulator listrik, Biolaser, Ultrasound, alat Voll danlain-lain. Sarana pelayanan telah pula melayani konsultasisejawat dari disiplin keahlian lain di lingkungan FKUI/RSCMmaupun dari luar RSCM. Berbagai kegiatan ilmiah dilakukan,baik berupa penelitian di dalam unit sendiri, penelitian ber-sama dengan sejawat disiplin ilmu kedokteran yang lain,melalui keikutsertaan dalam seminar/simposium, ceramah,penataran, serta melalui penulisan dalam majalah-majalah

ilmiah kedokteran. Sebagai sarana penunjang, pada saat initersedia lebih dari 200 judul buku ilmiah Ilmu Akupunkturdalam bahasa lnggris , Jerman, Petancis dan Indonesia, serta80 jilid majalah akupunktur terbitan luar negeri. Pada tahun1978 pendidikan keahlian dalam bidang akupunktur telahdiakui oleh Majelis Dokter Ahli Ikatan Dokter Indonesia(MDA IDI).

Perkembangan Unit Akupunktur RSCM sampai saat inidimungkinkan dengan adanya bantuan, bimbingan serta pem-binaan dari Departemen Kesehatan, Direksi RSCM, FKUI,MDA IDI, serta kerja sama dengan sejawat dari disiplin ilmukedokteran lainnya. Namun, sejauh ini dirasakan bahwa IlmuAkupunktur Kedokteran masih belum banyak dikenal olehkalangan dokter pada umumnya. Mengingat Akupunkturmerupakan salah satu cara pengobatan yang berdaya-gunadan berhasil-guna, kiranya perlu lebih ditingkatkan untuk me-nunjang usaha kesehatan masyarakat sesuai dengan SistemKesehatan Nasional.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 7

Beberapa Alat Elektronik YangDipakai dalam Akupunktur

Dr. Shinta SUnit Akupunktur Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo,

Jakarta

PENDAHULUAN

lstilah akupunktur berasal dari kata acus dan puncturayang berarti jarum dan tusuk l ' 2 , jadi pada dasarnya alat yangdipakai terutama adalah jarum. Jarum dipakai untuk perang-sangan titik-titik akupunktur. Selain itu, pada masa sekarangini perangsangan dapat pula diberikan secara efektif denganberbagai alat seperti Ultrasound (Sonopunktur), Laser, ataudengan arus listrik (elektroakupunktur).

Perkembangan alat-alat elektronik dalam akupunktur di-mulai sejak tahun 1816 di Perancis oleh Louis Berlioz. Padatahun 1825, di Perancis elektroakupunktur dipakai untukpengobatan gout, rematik dan lain-lain. L.H. Cohen (1875)mulai memakai elektroakupunktur untuk anestesi operasitumor kelenjar di Amerika. Nakatani (1950) menemukan alatNeurometer yang digunakan untuk mencari lokasi titikakupunktur dan untuk terapi. Pada tahun 1953 ReinholdtVoll mengembangkan alat yang disebut EAV (Electroacu-puncture According to Voll) yang berguna untuk diagnosisdan terapi 3,4,5

ELEKTROAKUPUNKTURDefinisi : Penggunaan arus listrik untuk menstimulasi jarumakupunktur4,6

• STIMULATOR LISTRIK ("ELECTRICAL ACUPUNCTURE APPA-RATUS")Pada dasarnya alat ini terdiri atas dua bagian, yaitu :

Acupoint Detector (untuk mencari lokasi titik akupunktur)dan Stimulator (untuk perangsangan).Acupoint Detector

Oleh Volt, Niboyet dan Nogier telah didapatkan bahwatitik akupunktur mempunyai tahanan listrik yang lebih rendahdaripada tempat lainnya di kulit. Nakatani menyatakan,titik akupunktur merupakan tempat terbaik untuk meng-hantarkan arus listrik oleh karena mempunyai sifat konduksiyang baik7,8 .

8 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, bagian ini mempunyaiprinsip yang sama dengan Ohmmeter atau Ampermeter, se-hingga dapat menentukan letak titik akupunktur secara tepat,sekaligus mengukur besar tahanan listrik dan kekuatan aruslistriknya4,6 .Prinsip kerja Ohmmeter :Telah diketahui bahwa tahanan arus listrik suatu benda barudapat diukur bila dialirkan arus listrik ke benda tersebut.Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dandiukur tahanan listriknya (Gambar 1). Sedangkan pada Amper-meter, yang mengukur besar kuat arus, tidak diperlukansumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang di-ukur tersebut.

Gambar 1. Ohmmeter

Prinsip pengukuraan titik akupunktur :Titik akupunktur mempunyai tahanan listrik kulit yang

lebih rendah dibanding jaringan sekitarnya 3 ' 6 ' 8 . Jadi bila titikakupunktur dialiri listrik, akan terjadi penyimpangan padaskala Ohmmeter yang lebih kecil bila dibandingkan denganpenyimpangan yang ditimbulkan oleh jaringan yang bukantitik akupunktur. Perlu dikemukakan, untuk menentukantahanan listrik suatu benda diperlukan kuat arus listrik ter-tentu. Di sini untuk membedakan titik akupunktur denganjaringan sekitarnya diperlukan kuat arus tertentu yang mampumenembus tahanan listrik keduanya, akan tetapi tidak terlalubesar. Menurut Nakatani, kuat arus listrik yang dialirkan untuk

mencari titik akupunktur tidak boleh lebih dari 200 U Amper,karena bila lebih besar akan merusak jaringan 9 .

StimulatorBagian ini digunakan untuk perangsangan titik akupunktur

dan dapat diatur kekuatan, frekuensi serta lama perangsangan-nya. Arus listrik yang digunakan dapat arus searah (D.C.)atau arus bolak-balik (A.C.). Arus searah dapat dibedakanmenjadi arus searah tetap (Smooth D.C.) atau arus searahpulsasi (Pulsating D.C.). Arus bolak-balik merupakan arusyang berpulsasi dan memiliki gelombang positif dan negatif 4 ' 6 .

Pada arus searah pulsasi dan arus bolak-balik dikenal ada-nya pembagian jenis gelombang listrik seperti gelombang siku(square wave), gelombang segi (Spike wave), gelombangsinusoid dan lain-lain. Dalam pengobatan akupunktur dianjur-kan untuk memakai gelombang siku dan gelombang segi.Gelombang sinusoid kurang dianjurkan karena dapat menim-bulkan panas di jaringan sehingga membakar daerah her-sangkutan 8 .

suatu lempengan elektroda yang berbeda-beda diameternyatergantung kebutuhan.

Indikasi Elektroakupunktur 4

1) Untuk menghasilkan analgesia untuk operasi2) Pengobatan kelumpuhan3) Pengobatan kerusakan saraf karena berbagai sebab4) Pengobatan pada keadaan-keadaan lain seperti ketergan-

tungan obat dan sebagainya.Kontra Indikasi Elektroakupunktur 4, 6

1) Terutama penderita gangguan impuls jantung karena di sinikepekaan jantung terhadap rangsang meninggi, sehingga ke-mungkinan timbulnya fibrilasi jantung akan meninggi biladiberikan rangsang listrik.2) Kehamilan trimester pertama, kusus pada titik-titik ter-tentu oleh karena dapat mengakibatkan abortus.

• NEUROMETER ("RYODORAKU NAKATANI")Ryodoraku merupakan fenomena patologis. Menurut

Gambar 2. Elektrostimlator type DZ--22

Secara garis besar dapat dikatakan, arus searah tetap (D.C.)hanya dirasakan pasien pada waktu arus masuk dan keluartubuh saja. Selama perangsangan pasien tidak akan merasaapa-apa. Hal ini disebabkan karena sebagian energi arus diubahmenjadi panas 6 ' 8 ' 9 . Arus bolak-balik dan arus searah pulsasiternyata memberikan rangsangan yang cukup dalam tubuhmanusia sehingga jenis arus ini sering dipakai untuk dalamelektroakupunktur. Dalam penggunaannya dikenal bentukrangsang kontinyu, rangsang dense disperse dan rangsangdiskontinyu.

Frekuensi yang digunakan berkisar antara beberapa Herts(Hz) sampai dengan 10 Khz, disesuaikan dengan maksud pe-rangsangan. Cara merangsang titik akupunktur dapat dilaku-kan melalui elektroda atau dengan melalui jarum. Bila melaluijarum, harus diperhatikan mana jarum yang dihubungkandengan elektroda positif dan mana yang dengan elektrodanegatif. Bila tidak digunakan jarum, biasanya digunakan

Nakatani mekanismenya dapat diterangkan dengan simpatiko-viserokutaneo refleks. Dengan alat ini keadaan abnormalpada tiap meridian (=ryodoraku) dapat diketahui secaraobyektif dengan pengukuran hantaran listrik pada titik-titikdi kulit.

Bila diberikan stimulasi yang cukup (biasanya dipakai arussebesar 200mAmp dan tegangan sebesar 21 Volt) pada titik-titik ukur (REPP = Reactive electro -permeable point), ter-dapat impuls aferen melalui saraf simpatis dan terjadilah re-gulasi saraf otonom dari visera. Dengan demikian terjadilahpenyembuhan.

Dalam teori Ryodoraku, Ryodoraku abnormal bila terdapatpeninggian/penurunan hantaran listrik dibandingkan nilai rata-rata dari ke-24 Ryodoraku. Pada keadaan normal nilai darihantaran listrik kanan dan kiri kurang lebih sama. Adanyaperbedaan yang bermakna menandakan adanya keadaan ab-normal yaitu adanya keadaan sakit sesuai dengan teori Yin

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 9

Gambar 3. Neurometer

Yang. Bila suatu titik lemah (hantaran menurun) maka dapatdiperkuat dan demikian sebaliknya sehingga terjadi kese-i mbangan kembali antara kiri dan kanan. Dengan demikianalat ini dapat dipergunakan untuk diagnosis dan terapi.• ELECTROACUPUNCTURE ACCORDING TO VOLL (EAV)

Alat ini mungkin merupakan perkembangan yang terbarudalam akupunktur. Di antara semua alat-alat akupunktur, EAVmerupakan alat yang mempunyai ketepatan tertinggi 3,4,10

Pengukuran dasarnya adalah parameter listrik pada titikakupunktur yang dikaitkan dengan diagnosis dan terapi. Alatini merupakan sistem diagnostik dan terapi yang kompleks.

Alat ini dikembangkan oleh Reinholdt Voll, dan dasar-dasarpemikiran metode ini dibuat pada tahun 1953. Pada tahun1955 dengan kerjasamanya dengan Dr. Fritz Werner (seoranginsinyur), dibuat alat yang disebut Diatherapuncture. Alat inimerupakan tabung hampa udara yang mempergunakan arussearah (D.C.) yang kecil ± 1 Volt pada titik akupunktur yangdiukur. Pada dasarnya kerja alat ini sama dengan potensio-meter dan dapat juga memberikan arus searah yang khaspada titik akupunktur.

Kemudian dibuat alat yang lebih kompak oleh PitterlingElectronic di Munich yang disebut sebagai Dermatron. Alatini terdiri atas dua bagian, bagian yang pertama merupakanbagian untuk diagnosis dan bagian yang kedua untuk peng-obatan4,5,10

Prinsip dasar1) Titik-titik tertentu pada meridian tertentu mewakili organ-organ tertentu yang sesuai dengan meridian tersebut.2) Titik akupunktur sedapat mungkin diukur secara langsung,dengan arus searah 8—10 U Amper dan tegangan ± 1 Volt;kemampuan titik tersebut menahan arus inilah yang diukur.Prinsip umum

Tubuh manusia pada umumnya berlaku seperti resistor (alattahanan listrik) yang dihubungkan secara paralel pada sebuahkapasitor (sumber tenaga yaitu organ dalam tubuh). Di sinyang bertindak sebagai tahanan adalah kulit manusia. Ka-pasitor merupakan alat listrik untuk menyimpan muatan danmempunyai banyak jalan, sehingga kerjanya seperti baterai.Titik akupunktur dapat dianggap diwakili oleh kapasitor padadiagram dan bila titik akupunktur dialiri listrik, keadaan inisangat mirip dengan baterai (Gambar 4).

Dikatakan baterai abnormal bila muatannya berlebihanatau kurang. Pada titik akupunktur hal ini dapat juga terjadi,hanya ada hal yang menghalangi yaitu tahanan kulit. MenurutBecker, dengan meminjam istilah potensial, titik akupunkturmerupakan titik di mana muatan listriknya lebih negatif di-banding kulit dan keadaan sekitarnya dalam tubuh. Berdasar-kan hal ini alat pengukur dari Dermatron dihubungkan dengankutub positif dari alat dan aliran listrik untuk pengukuran ber-lawanan polaritasnya dengan titik akupunktur. Kekuatan arus(Watt = Amp X Volt) diatur sedemikian rupa sehingga titikakupunktur yang normal dapat menahan arus ini dan mem-pertahankan voltase yang berlawanan (negatif) terhadap arus

kapasitor berhubungan secara paralelresistor berhubungan secara seri

Gambar 4. Diagram

yang diberikan (positif). Hal ini penting diperhatikan karenabila arus terlalu rendah, titik yang patologis pun menunjukkanangka yang stabil. Sebaliknya bila arus terlalu tinggi, semuatitik akupunktur akan menunjukkan angka yang patologis,sehingga terjadi Indicator Drop.

Pada titik akupunktur yang normal akan didapatkandeviasi indikator 50 yang kurang lebih sama dengan energititik akupunktur (± 0,87 Volt). Hal ini didapatkan bila adatahanan antara alat pengukur dan elektrode tanah (arde)± 95 K Ohm. Pada percobaan-percobaan selanjutnya, disimpul-kan bahwa daerah anatomis yang diwakili oleh titik akupunk-tur dihubungkan oleh meridian ke titik akupunktur yangdiukur dan meridian di sini bertindak sebagai kabel yangmengandung listrik4,5,10

Penggunaan1) DiagnosisDibuat berdasarkan :

1 0 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Gambar 5. EAV - Dermatron

a. Jarak dan ketetapan pembacaanb. Kecepatan dan arah dari Indicator Drop

Menurut Voll tiap faktor ini berhubungan dengan keadaanpatologis yang spesifik. Selanjutnya Voll mengklasifikasikanfaktor-faktor ini ke dalam sub unit, yang masing-masing ber-hubungan pada gejala tertentu, yaitu :nilai antara 100 — 90 : terdapat peradangan total

50 : keadaan normal28 — 20 : terdapat degenerasi yang kuat

Bila angka mula-mula 80 kemudian drop sampai30 : kemungkinan ada keganasan 3 '4 .

2) TerapiFrekuensi rendah 0,8—10 Hz selama ± 1 menit dapat diguna-kan untuk men-charge titik akupunktur, misalnya dengana. Gelombang alternating (Alternating relaxation impulse +

diikuti —)b. Negative saw tooth (spike —)c. Juga dapat digunakan untuk discharging. Di sini biasanya

dipakai gelombang spike + (Positive saw tooth) 4

ALAT ULTRASOUND (MINISOUND LINDQUIST)

Alat ini terdiri atas :- Sumber ultrasound- Stimulator- Soundhead yang dapat diganti ukurannya sesuai dengan

daerah yang diobati

Prinsip sumber "ultrasound"Pengobatan dengan ultrasound berdasarkan sifat khas dari

energi yang penetratif. Energi ini merupakan energi mekanisyang terdiri atas suara frekuensi tinggi yang tidak dapat di-deteksi dengan telinga (frekuensi 1 juta Siklus/detik). Dalamalat ini energi suara ini dibuat sebagai pulsa intermittent 60 X/detik dengan masa istirahat dan pulsasi yang kira-kira sama.Hal ini berdasarkan bahwa pengobatan dengan pulsa inter-mittent dapat dilakukan lebih lama tanpa mengganggu pasienmeskipun timbul panas.

Penggunaannya harus memakai media, sebab ultrasoundtidak dapat menembus udara/hampa udara tetapi dapat me-lalui benda padat/cair. Dosis yang dipakai sebaiknya dosisrendah. Lebih baik memakai dosis rendah dengan waktu terapiyang lebih lama daripada sebaliknya.

StimulatorMenghasilkan aliran kontraktil yang tidak berpolarisasi

untuk menstimulasi otot-otot dengan persarafan normal.Pulsa yang dipakai adalah pulsa bifasik dengan lama U detikdengan frekuensi 1—100 Hz.

Cara PemakaianSoundhead diletakkan pada daerah yang dituju, secara

stationer atau bergerak. Bila dilakukan secara bergerak, sound-head digerakkan perlahan membentuk lingkaran - lingkarankecil setiap dua detik. Untuk daerah yang luas, soundheaddigerakkan sepanjang daerah yang diobati, dan pengulangangerakan dilakukan setiap 60 detik. Lama tiap terapi berkisarantara 6 - 10 menit disesuaikan dengan keadaan pasien. Untuktiap titik dilakukan pengobatan selama 15 detik sampai 60detik. Dosis dihitung berdasarkan Watt dan waktu. Pada waktuterapi pasien tidak boleh merasa sakit, bila terdapat perasaansakit/tidak enak berarti intensitas yang diberikan terlalu tinggi.

Pada keadaan akut diperlukan ± 5 kali terapi denganfrekuensi 1—2 X/hari. Sedangkan pada keadaan kronis diperlu-kan 10—15 kali terapi dengan frekuensi 1—2 hari sekali, di-lanjutkan dengan 2—3 minggu kemudian bila terapi berhasil.IndikasiTerutama untuk nyeri dan pegal yang berhubungan dengan :1) Bursitis non spesifik, periartritis, fibrositis, tenosinovitis,

miofasitis dan miositis.2) Rematoid artritis dan osteoartritis.3) Neuritis jenis non paralitik seperti brakial neuralgia, skiatika

dan nyeri pasca amputasi.

Kontra Indikasi1) Proses infeksi akut

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 11

2) Lesi ganas3) Sirkulasi yang kurang baik

Gambar 6. Minisound

ALAT LASERLaser merupakan singkatan dari Light Amplification by

Stimulated Radiation (penguatan sinar oleh emisi radiasi yangdistimulasi). 11 Sinar ini pada masa sekarang sudah digunakandalam berbagai bidang klinik seperti oftalmologi, dermatologi,otorinolaringologi, bedah, obstetri, neurologi, psikiatri, internadan terapi akupunktur. Penggunaan dalam terapi akupunkturdengan output rendah telah diperdalam di Eropa sejak 15 ta-hun terakhir ini

11,12

Sifat Sinar Laser11,12

1) Monokromatis : suatu sinar dengan panjang gelombangtunggal sehingga memberi warna murni dan hal ini tidak di-dapatkan pada sumber sinar lain.2) Koheren : terdapat hubungan fase gelombang yang tetapantara bagian-bagiannya sehingga sangat tahan terhadapgangguan.3) Paralel : titik sumber sinar kecil dan sinarnya sangat paralel.Jenis Sinar Laser

11

Berdasarkan jenis zat antara yang digunakan, terbagi atas :1) Laser padat : Laser mirah dan Laser Nd : mempunyai sifatyang kompak dan efisiensi yang tinggi.2) Laser cair : sebagian besar menggunakan cairan berwarna.3) Laser gas : Laser HeNe, Laser Argon, Laser Krypton.

Efek terhadap manusiaBila radiasi Laser menyentuh permukaan kulit, terjadilah

fenomena fisika yang umum, antara lain : pemantulan, penye-rapan, dan pemancaran. Pada manusia, 99% dari radiasi Laserini diabsorbsi kulit. Diketahui bahwa Laser HeNe menembusjaringan secara langsung sedalam 0,8 mm dan tak langsung8—10 mm. Sebagian besar radiasi Laser setelah diabsorbsi di-ubah menjadi getaran panas. Efek radiasi ini terhadap jaringandapat dibagi dalam beberapa tingkat :1) Tingkat I dan II : bersifat reversibel, terdiri atas pemanasanlokal dan dehidrasi jaringan.2) Tingkat berikutnya : bersifat irreversibel yaitu berupa peng-gumpalan protein, termolisis dan penguapan.Pemakaian Laser HeNe 1 mW untuk terapi selama 15—20 detikhanya akan menyebabkan pemanasan saja.3) Penghambatan atau perangsangan lokal maupun sistemis.Hal ini berhubungan dengan hukum biologi Arndt — Schulz,yaitu :

— perangsangan lemah akan memacu aktifitas fisiologi— perangsangan sedang membawa efek yang menguntungkan— perangsangan kuat akan menghambat aktifitas fisiologis— perangsangan kuat akan menghentikan aktifitas tersebut.

12 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Gambar 7. Marah Biolaser

Penggunaan Laser dalam akupunktur terutama untuk mengu-rangi nyeri, karena dapat mengurangi spasme. Hal ini mungkinberhubungan dengan11:a. Depolarisasi dan repolarisasi serabut-serabut otot yang ber-

kontraksi abnormal.b. Berkurangnya spasme otot arteriole pada daerah yang di-

radiasi sehingga terjadi vasodilatasi.c. Perangsangan elektron pada membrana mitokondria se-

hingga mempengaruhi proses metabolisme dan transportasi.Menurut penelitian, umumnya penderita sudah merasakan

adanya perbaikan pada 3x pengobatan yang pertama. Peng-obatan dengan Laser maksimal sebanyak 8—10 kali. Pada 2%penderita ditemui rasa pusing dan mual sesudah pengobatan.Bila keadaan menetap selama 5—10 menit, pengobatan harusdihentikan.

KEPUSTAKAAN

1. Beijing College of Traditional Chinese Medicine etc. Essentials ofChinese Acupuncture. 1st ed. Beijing: Foreign Language Press,1980;p5.

2. Kusuma A dan Kiswoyo. Teori dan Praktek Ilmu Akupunktur.

Jakarta: PT Gramedia 1978, hal 1.3. Kao FF and Kao JJ. Recent Advances in Acupuncture Research.

New York: Institute for Advanced Research in Asian Science andMedicine, 1979;p 63-5.

4. Kenyon JN. Modern Techniques of Acupuncture, A PracticalScientific Guide to Electro Acupuncture. vol 1, 1st ed. New York:Thornsons Publishers Inc, 1983; pp 17—61.

5. Leonhardt H and Schuldt H. An Introduction to Electro Acupunc-ture According to Voll. Mediainisch Literarische Verlagsgesell-schaft mbH—Helzen, 1976; pp 8—15.

6. Lee JF and Cheung CS. Current Acupuncture Therapy 1st ed.Hongkong: Medical Interflow Publishing House, 1978; pp 41-56.

7. OConnor J and Bensku D. Acupuncture, A Comprehensive Text.Chicago: Eastland Press, 1981; pp 431—3.

8. Tanny M. Electrical Stimulation Acupuncture Therapy. Am JAcupunct. 1977; 4: 5-12.

9. Makatani Y and Yamashita K. Ryodoraku Acupuncture 1st ed.Tokyo—Osaka: Ryodoraku Research Institute, 1977.

10. Wernwe FM. Electro Acupuncture Primer on Electro AcupunctureAccording to Voll. 1st ed. English. Medizinisch LiterarischeVerlagsgesellschaft mbH. Ueizen, 1979.

11. Caspers KH. Stimulation Therapy with Laser Beam. Translatedfrom Physikalische Medizin and Rehabilitation. 1977; 18: 426-45.

12. Kleinkort JA and Foley RA. Laser Acupuncture: Its Use in Phy-sical Therapy. Am J Acupunc, 1984; 12: 51-6.

13. Minisound Instruction Manual, Lindquist Minisound.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 1 3

Pengobatan Vitiligo denganAkupunktur

Dr. Firdaus Slamat *)Unit Akupunktur RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

ABSTRAKTelah dilakukan pengobatan akupunktur pada 20 kasus

vitiligo dari berbagai jenis lesi, umur dan lama menderita sakit.Akupunktur dilakukan dengan jarum yang diberi rangsanglistrik dengan jenis gelombang bifasik siku, frekuensi 2 Hertz,selama 20 menit. Penilaian hasil dilakukan setelah penusukanke 6, 12, 18 dan 24, terhadap perubahan warna, timbulnyapulau-pulau repigmentasi dan pengecilan tepi bercak. Hasilyang didapat adalah perbaikan 90% dan gagal 10%.

PENDAHULUANVitiligo merupakan kelainan kulit yang sudah dikenal sejak

1500 tahun sebelum masehi l . Mosher dan kawan-kawan me-ngatakan, vitiligo merupakan penyakit kulit yang tergolongpada kelompok hipomelanosis, dan sering merupakan penya-kit keturunan yang bersifat Autosomal Dominant, yang di-tandai dengan adanya bercak putih berbatas tegas yang meluassecara sentrifugal 2 .Hipotesis terjadinya vitiligo adalah 3-5

1) Hipotesis autodestruktif, yang mengatakan bahwa bahanatau hasil sampingan pada waktu pembentukan melanin dapatmerusak atau menyebabkan sel melanosit tidak dapat ber-fungsi.2) Hipotesis imun, menduga telah terjadi kehilangan peng-awasan terhadap sistem imun, sehingga mengakibatkan ke-rusakan sel melanosit, disfungsi melanosit atau kedua prosestersebut terjadi bersama-sama.3) Hipotesis neural, diduga terdapat suatu mediator saraf yangdapat merusak melanosit atau menghambat produksi melanin.

KLASIFIKASI VITILIGO1. Menurut etiopatologi dan pemeriksaan imunologis 2 :

a. Autoimun atau vitiligo progresifb. Segmental (dermatomal)c. Kemikal (kontak)

*) Penulis saat ini bertugas di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta.

14 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

2. Menurut Koga 3 :a. Tipe A yang penyebarannya non dermatomal dan ada

kemungkinan penyembuhan dengan pengobatan korti-kosteroid.

b. Tipe B yang penyebarannya dermatomal dengan ke-mungkinan faktor simpatis memegang peranan penting.Tipe ini memberi respon terhadap inhibitor monoaminoksidase.

3. Menurut lokalisasi :a. Lokalisatab. GeneralisataDunia kedokteran Barat telah berusaha mencari pengobatan

yang tepat untuk menyembuhkan penyakit ini, namun hasil-nya sampai saat ini belum memuaskan. Obat yang biasa di-berikan adalah derivat metoksi psoralen.

Salah satu penelitian tentang efek akupunktur terhadapvitiligo dilakukan pada tahun 1980 oleh Premaratne denganhasil yang memuaskan 6 . Dikemukakan bahwa dengan aku-punktur akan terjadi pelepasan beberapa zat, antara lain sero-tonin, histamin, Bradykinin Slow Reacting Substances (SRS)dan mungkin zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat inimerangsang pelepasan faktor kortikotropin (CorticotropinReleasing Factor = CRF) dan mungkin lain-lain HypophysisReleasing Factor. CRF dan zat-zat lain itu dialirkan melaluipembuluh darah balik ke adenohipofisis . CRF ini selanjutnyaakan merangsang dibentuknya ACTH dan kortikosteroid lain-nya7,8 .

Hipotesis yang mengatakan bahwa akupunktur dapat me-rangsang pelepasan kortikosteroid ini sesuai untuk menanggu-langi salah satu jenis vitiligo yang memberi respon terhadapkortikosteroid, seperti diajukan oleh Koga. Penelitian lainmelaporkan bahwa pada keadaan sistem imunologis yangterganggu, penusukan akupunktur dapat mempengaruhi su-sunan sel limfosit B dan T dari susunan yang tidak seimbangmenjadi seimbang 9-11 Mengingat salah satu hipotesis vitiligoberhubungan dengan gangguan sistem imunologik, kiranyadapat dijelaskan efek pengobatan vitiligo dengan akupunktur.

BAHAN DAN CARAPenelitian terhadap penderita vitiligo ini dilakukan di

Unit Akupunktur RSCM Jakarta. Masa penelitian adalah 2tahun terhitung sejak Januari 1982.

Pada awal penelitian jumlah penderita 40 orang. Yang di-masukkan dalam penelitian adalah 20 orang, sisanya tidakmenyelesaikan seri terapi yang telah ditentukan, atau tidakmenjalani pengobatan secara teratur.

Penderita dikirim dari Bagian Kulit FKUI/RSCM dengandiagnosis vitiligo. Penderita sudah atau belum pernah diobatidengan tipe vitiligo generalisata atau lokalisata. Lamanyapenyakit diderita bervariasi.Alat yang digunakan adalah :— Jarum akupunktur dari baja tahan karat no. 32 dengan

panjang 1 inci.— Stimulator listrik tipe 71.1 buatan Cina.

Penderita dibaringkan dengan posisi terlentang, dan dilaku-kan penusukan dengan jarum akupunktur pada titik-titikakupunktur yang telah ditentukan. Jarum ditusukkan tegaklurus, lalu dimanipulasi sampai penderita merasa te ci (sensasipenjaruman). Jarum kemudian dihubungkan dengan elektrodadari stimulator listrik selama 20 menit. Jenis gelombanglistrik adalah bifasik siku, dengan frekuensi 2 Hertz dan inten-sitas sekecil mungkin yang masih dapat dirasa oleh penderita.

Titik-titik akupunktur yang dipergunakan sesuai denganpenelitian Premaratne yaitu 6 :— He Ku (II.4)— Ci Ce (II.11)— Sing Cien (XII.2)— San Yin Ciao (IV.6)Sepasang elektroda dihubungkan dengan titik He Ku (II.4) danCi Ce (II.11) pada sisi tubuh yang sama. Elektroda yang laindihubungkan dengan titik Sing Cien (XII.2) dan San Yin Ciao(IV.6). Penusukan dilakukan sebanyak 2 seri. Masing-masingseri pengobatan terdiri dari 12 kali kunjungan, dengan jadwal3 kali seminggu. Setelah seri pengobatan pertama, penderitadiistirahatkan selama 2 minggu untuk kemudian dimulaidengan seri kedua. Selama penelitian kepada penderita tidakdiberikan obat-obatan baik per oral, topikal maupun paren-teral.

KRITERIA PENILAIAN HASILPenilaian dilakukan 4 kali, yaitu setelah penusukan ke 6,

12, 18 dan 24, dengan kriteria sebagai berikut :— Baik : Bila tidak terdapat lagi bercak vitiligo.— Perbaikan : Bila pada bercak-bercak vitiligo terjadi perubah-

an warna atau timbulnya pulau-pulau repigmentasi atauterdapat pengecilan dari tepi bercak.

— Gagal : Bila tidak terdapat perubahan sama sekali ataubercak-bercak bertambah dalam jumlah maupun luasnya.Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan rumus

Pearson Chart.

Untuk menilai kemaknaan dari pada perubahan-perubahan se-telah penusukan yang ke 24.

HASILTabel I. Distribusi Umur dan Jenis Kelamin

Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

10th - 19th 1 4 520 th - 39 th 3 3 640th - 49th 1 3 450th - 59th - 3 360 th - 69 th - 2 2

Jumlah 5 15 20

Penderita perempuan adalah 15 orang yang merupakan 75% dari se-luruh penderita.

Tabel II. Lamanya Penyakit diderita Sebelum Pengobatan

Lamanya sakit Jumlah

1 th 41 - 5 th 175 - 10 th 7

10 - 15 th 515 - th 7

Jumlah 40

4 penderita yaitu 10% menderita sakit kurang dari 1 tahun sedangkanselebihnya yaitu 36 penderita (90%) menderita sakit antara 1 tahunsampai lebih dari 15 tahun.

Tabel III. Hubungan Antara Jenis Vitiligo dengan Hasil

Jenis Vitiligo Baik Perbaikan Gagal Jumlah

Lokalisata — 7 — 7Generalisata — 11 2 13

Jumlah — 18 2 20

Dari 7 penderita Vitiligo Lokalisata, semua mengalami perbaikan. Se-dangkan dari 13 penderita Vitiligo Generalisata, 11 orang mengalamiperbaikan.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 15

Tabel IV. Hubungan antara Jenis Vitiligo dengan Jenis Perbaikan yangTerjadi.

Jenis Vitiligo Perubahanwarna

Timbulpulau

Pengecilan Tepibercak

Lokalisata 7 5 2Generalisata 11 6 1

Jumlah 18 11 3

Tabel V. Hubungan Antara Jumlah Penusukan Dengan Hasil

Jumlah penusukanHasil

6x (%) 24x (%)12x (%) 18x (%)

Baltic – – – –Perbaikan 2 ( 10%) 14 ( 70%) 17 ( 85%) 18 ( 90%)Gagal 18 ( 90%) 6 ( 30%) 3 ( 15%) 2 ( 10%)

Jumlah 20 (100%) 20 (100%) 20 (100%) 20 (100%)

Pada penusukan ke 24 hasil lebih nyata, yaitu berupa perbaikan se-banyak 90% dan kegagalan sebanyak 10%.

Tabel VI. Hubungan Antara Jenis Perbaikan Dibandingkan JumlahPenusukan

Jumlah penusukanJenis Perbaikan

6x (%) 12x (%) 24x (%)18x (%)

Perubahan warna 2 (10%) 14 (70%) 17 (85%) 18 (90%)Timbul pulau-pulau – 3 (15%) 8 (40%) 11 (55%)Pengecilan tepi bercak – 1 ( 5%) 3 (15%)

Pada penusukan ke 24 terlihat hasil perbaikan yang berupa perubahanwarna, timbul pulau-pulau repigmentasi maupun pengecilan tepi bercak,lebih nyata.Perubahan warna : 77 <M <1,03; P <0,05Timbulnya pulau repigmentasi baru : 33 <M <77; P <0,05Pengecilan tepi bercak: – 0,006 <M<0,306; P>0,05Pada penelitian ini ternyata perubahan dalam wama dan timbulnyapulau repigmentasi baru adalah bermakna (P <0,05), tidak bermakna(P > 0, 005).Sedangkan perubahan yang berbentuk pengecilan tepi bercak, tidakbermakna (P > 0,05).

Tabel VIII. Distribusi Jenis Kelamin, Jenis Vitiligo dan Perbaikan

Jeniskelamin

Jenisvitiligo Perbaikan

No.Lk Pr L G Perubahan

warnaTimbulnya

pulauPengecilantepi bercak

1 Pr G + + 32 Pr G + + 2 –3 Pr L + –4 Pr G + + 2 _5 Lk L + +3 +2mm6Lk L + +2 +6mm7 Pr L + +28 Pr L + + 3 –9 Lk L + +3 –

10 Pr G + – –11 Lk G + +1 +2mm12 Pr G – –13 Pr G + + 2 _14 Lk G + – –15 Pr G + + 2 –16 Pr G + – –17 Pr G +18 Pr G – – –

1920

PrPr

LG

++ –

_–

Jm1 5 15 7 13 18 11 3

Perubahan warna + : artinya ada perubahan warna.Timbulnya pulau-pulau : + 1 artinya timbul pulau repigmentasi barusebanyak 1 buah, + 2 adalah 2 buah, dan + 3 adalah 3 buah.Pengecilan tepi bercak : dihitung penambahan pigmentasi pada jarakterpendek bercak vitiligo.

DISKUSI

Dari penelitian didapat bahwa perbaikan yang terjadi baikpada vitiligo lokalisata maupun generalisata, bertambah se-suai dengan meningkatnya jumlah penusukan yang dialamipenderita. Pada penelitian ini evaluasi dilakukan sampai pe-nusukan ke-24 (2 seri terapi). Sehubungan dengan hal inimasih perlu diteliti lebih lanjut apakah penambahan seri akanjuga memperbaiki hasil pengobatan.

Meskipun dalam penelitian ini pengobatan akupunkturbelum dapat memberikan penyembuhan sempurna, namunadanya perbaikan yang terlihat menunjukkan harapan kemung-kinan kesembuhan. Mengingat cara pengobatan konvensionalpun tidak dapat mengobati vitiligo dengan memuaskan, makaakupunktur dapat dipikirkan sebagai suatu cara pengobatanalternatif

KESIMPULAN

Pengobatan akupunktur pada vitiligo sebanyak 24 kalimemberi perbaikan berupa perubahan warna dan timbulnyapulau-pulau yang bermakna (P < 0,05), sedangkan perbaikanyang berupa pengecilan tepi bercak tidak bermakna (P > 0,05).

KEPUSTAKAAN

1. Fitzpatrick TB. Abnormalities of the melanin pigmentary system.In: Fitzpatrick, Dermatologi in General Medicine, New York :M.C. Graw Hill Book Co, 1971; 1591 - 1637.

2. Mosher DB, Fitzpatrick TB, Artone JP. Disorders of melanocyter;in: Dermatology in general medicine , New York : Mc Graw HillBook Company, 1979; pp. 568 - 620.

3. Koga M. Vitiligo a new classification and therapy. Br J Dermatol.1977; 97 : 255 - 261.

4. Lerner A, Nordlus J. Vitiligo what is it? Is it important? JAMA,1978; 239: 1183.

5. Morohashi M, Hashimoto K, Newton DE, Ristoivo. Ultrastructural,studies of vitiligo, Vogt Koyanagi Syndrome and incontinentiapigmenti achromias. Arch Dermatol. 1977; 113 : 765 - 766.

6. Premaratne ADV. Acupuncture therapy in the treatment of leuko-derma. Am J Acup. 1980; 8 : 251 - 231.

7. Kim SS. Acupuncture mode of action in migraine headache.Am J Acup. 1975; 3 : 110 - 111.

8. Platt HV. Acupuncture a new national defence mobilization andtissue regeneration and tissue regeneration theory. Am.J Acup.1974;2:167-174.

9. Sablovic D, Michon C. Effect of acupuncture on human peripheralT and B lymphocytes. Acupuncture and electro-therapeut. Res IntJ. 1978; 3 : 97 - 107.

10. Chao JZ, Wang ZH, Chao R. Experiment study of effects ofelectro acupuncture on cell mediated immune respone of rabbits.In: Advances in acupuncture and acupuncture anaesthesia. Beijing:1979;512.

11. Ma ZY, Chong H, Jan ZX. Experimental observation of cellularimmunological function under the influence of acupuncture.In: Advances in acupuncture and acupuncture anaesthesia, Beijing:1979; 511.

1 6 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Pengaruh Akupunktur TerhadapNilai Gamaglobulin

Dr. Srikandi Dja'far Said *Unit Akupunktur RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian pada 24 kasus mengenai penga-

ruh akupunktur terhadap nilai gamaglobulin. Akupunktur di-lakukan dengan stimulasi listrik pada titik He Ku (II.4) dan CuSan Li (III.36) dengan frekuensi 15 Hertz, tegangan 0,3 —0,5 Volt selama 15 menit. Dari hasil penelitian, didapat bahwaakupunktur meninggikan nilai gamaglobulin secara bermakna(P < 0,05), yaitu 27.68% setelah 6 kali penjaruman dan44.64% setelah 12 kali penjaruman.

PENDAHULUANGamaglobulin adalah bagian dari sistem protein yang ter-

dapat di dalam Imunoglobulin dalam sistem imunitas tu-buh1,2,3

Fungsi imunologik di dalam tubuh diperankan oleh kelom-pok sel yang mempunyai kemampuan untuk :1) mengenal antigen2) memberi respon yang spesifik terhadap antigen3) membentuk Immunological Memory yang mampu memberirespon yang cepat, kuat dan tepat terhadap antigen berikut-nya.Kelompok sel tersebut terdiri dari sel limfoid dan sel pem-bantu, yang satu dengan lain bekerja sama.

Ada lima tipe imunoglobulin tubuh manusia yang dihasil-kan oleh sistem imun tubuh, yaitu Ig A, Ig D, Ig E, Ig G, danIg M. Secara umum, imunoglobulin terbentuk dari variasiempat rantai dasar polipeptida yang masing-masing mengan-dung ikatan disulfida.

* Penulis saat ini bertugas di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta

Tabel 1. Pola Dasar Molekul Imunoglobulin

Dan Ganong WF, hal 3824

Empat rantai polipeptida terdiri dari sepasang rantai H (heavy)dan sepasang rantai L (light). Rantai H untuk tiap-tiap kelasberbeda dan menentukan karakteristik masing-masing kelas.Rantai L sendiri dari komponen kappa (K) dan lamda (X),yang sama pada semua kelas imunoglobulin.

(Lihat Tabel II)Ig G sering disebut sebagai Gamaglobulin. Ig G merupakan

Imunoglobulin yang dominan di dalam tubuh, jumlahnya80% dari total imunoglobulin. Kadar dalam serum adalah 0,6g% — 1,6 g%, terutama diproduksi oleh jaringan limfoid ditimus, traktus gastro intestinal, traktus respiratorius dan

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 1 7

Tabel II. Sifat Fisik dan Biologi dari Jenis Imunoglobulin Manusia

Rata-rata Rata-Jenis konsentrasi Berat S rata Fungsi biologis Rantai Jumlah

dalam serum Molekul 20, w survival H subjenis(mg/100 ml) T/2 (hari)

Ig G 1240 150,000 7 23 — ikatan komplemenmelalui plasentaantibodi hetero-cytotropic

4

Ig A 280 170,000 7, 10, 6 — antibodi dan sekresi 214 eksternal

Ig M 120 890,000 19 5 — ikatan komplemen aglutinasi yangefisien

2

Ig D 3 150,000 7 2,8 — tak diketahui —Ig E 0,03 196,000 8 1,5 — antibodi reagenik

— antibodi homocyto- tropic

dari Bellanti JA, hal. 102 1

traktus urinarius. Ig G dapat melalui plasenta dan mempunyaikemampuan untuk mengikat komplemen. Ig G berperan dalamimunitas terhadap sebagian besar organisme yang dapat me-nimbulkan infeksi termasuk bakteri, virus, parasit dan fung-us1,2

PENGARUH AKUPUNKTUR TERHADAP SISTEM IMUNOmura berdasarkan penelitiannya- mendapatkan bahwa

penusukan pada titik He Ku (II.4) Cu San Li (1II.36) dapatmeninggikan daya tahan tubuh terhadap infeksi, melalui pe-ningkatan nilai gamaglobulin5 .

Peneliti lain, yaitu Rogora juga mendapatkan peningkatannilai gamaglobulin yang bermakna dengan akupunktur yangmenggunakan rangsang listrik pada titik yang sama. Namunmekanisine terjadinya peningkatan nilai gamaglobulin denganakupunktur belum dapat dijelaskan 6 .

Sablovic dan Michon mendapatkan, pada akupunkturdengan atau tanpa perangsangan listrik dapat mempengaruhikomposisi sel limfoid B dan T dari komposisi yang tidak nor-mal menjadi normal. Pada saat yang sama juga terjadi perbaik-an gejala klinis 7 .

BAHAN DAN CARATelah dilakukan penelitian selama 6 bulan terhitung tanggal

1 Februari 1983 di Poliklinik Pertamina Jasa-Jasa Jakarta.Kasus adalah penderita yang dikirim oleh dokter polikliniksetempat dengan gejala daya tahan tubuh melemah, di antara-nya penderita rinitis alergika, asma bronkial, urtikaria alergika.Penderita yang diteliti adalah penderita dewasa yang padaawal pemeriksaan nilai gamaglobulinnya tidak di atas nilainormal.

Penderita pada awal penelitian 50 orang. Yang dimasukkanpenilaian sebanyak 24 orang, sisanya tidak dinilai karena nilaiawal gamaglobulin sudah tinggi, atau selama penelitian pen-derita minum obat atau tidak mengikuti jadwal pengobatanyang telah ditentukan.

Penderita datang dalam keadaan puasa. Sebelum diaku-punktur dilakukan pengambilan darah sebanyak 5 cc di labo-

ratorium. Darah dikirim dan diperiksa di laboratorium Mikro-biologi FKUI. Kemudian dalam keadaan berbaring dilakukanpenusukan dengan jarum baja tahan karat pada titik He Ku(1L4) dan Cu San Li (1II.36). Pada titik He Ku (II.4) dipakaijarum buatan Cina no. 32 dengan panjang 1 inci dan titik CuSan Li (1II.36) dipakai jarum no. 32 sepanjang 1 h inci. Pe-nusukan dilakukan sampai terasa sensasi penjaruman (te ci).Kemudian diberikan rangsang listrik dengan stimulator tipe711 dengan frekuensi 15 Hertz dan tegangan 0,3 — 0,5 V se-lama 15 menit. Akupunktur dilakukan sebanyak dua belas kali, dengan jadwal kunjungan dua hari sekali. Pengambilandarah diulang setelah kunjungan ke enam dan ke duabelas.Selama pengobatan dengan akupunktur penderita dilarangminum obat/vitamin.

Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan rumust dari Fisher, untuk melihat pengaruh akupunktur terhadappeningkatan nilai gamaglobulin.

1 8 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

α

л

γ

δε

HASIL Tabel IV. Peningkatan Nilai Gamaglobulin sebelum dan sesudah penu-sukan titik He Ku (II.4) dan Cu San Li (III.36) sebanyak 6 dan 12 kali

Tabel III. Nilai Gamaglobulin sebelum dan sesudah penusukan titikHe Ku (II.4) dan Cu San Li (III.36) sebanyak 6 dan 12 kali

No. P/L Umur(th)

SebelumAku-

punktur(g%)

Sesudah6 kaliAku-

punktur

Sesudah12 kaliAku-

punktur

NilaiGamaglobulin

1 P 16 1,26

(g%)

1,37

(g%)

1,68

Naik

+

Turun

2 L 40 0,74 1,10 1,45 +3 L 35 1,59 1,35 1,06 +4 L 37 1,34 1,37 1,37 +5 P 28 1,38 1,39 1,39 +6 P 18 0,97 1,26 1,39 +7 P 58 0,77 1,45 1,60 +8 P 40 1,59 1,20 1,07 +9 P 45 1,31 1,68 2,02 +

10 L 50 1,00 1,67 1,85 +11 L 19 1,11 1,60 1,80 +12 P 18 1,31 1,56 1,56 +13 L 60 1,49 1,60 1,68 +14 P 45 0,91 1,28 1,49 +15 L 38 1,39 1,68 2,39 +16 L 22 1,20 1,35 1,35 +17 L 20 1,12 1,42 1,72 +18 L 62 1,04 1,17 1,30 +19 P 38 1,24 1,46 1,68 +20 P 20 1,36 1,42 1,51 +21 P 43 1,28 1,48 1,68 +22 L 37 1,25 1,60 2,05 +23 L 35 1,17 1,62 1,86 +24 P 25 1,51 1,68 1,75 +

Jumlah Y29,33 Q34,76 X38,67 22 2Y 1,22 Q 1,45 X 1,61

Dari 24 kasus, 22 kasus nilai gamaglobulin naik, dan 2 kasusnilai gamaglobulin turun.Kenaikan nilai gamaglobulin :Untuk tingkat kepastian 95%; t = 4,421; db = 23; P < 0,05.(Lihat Tabel I V)

Dari tabel di atas, tampak kenaikan nilai gamaglobulin sesudahtusukan ke enam adalah 0,30 gr% yaitu 25,64% dan setelahtusukan ke duabelas kali kenaikan nilai gamaglobulin adalah0,49 gr% = 41,88%.

KESIMPULAN• Akupunktur pada titik He Ku (I1.4) dan Cu San Li (III.36)dapat meningkatkan nilai gamaglobulin secara bermakna(P < 0,05). Peningkatan tersebut adalah 25,64% setelah 6 kalipenusukan dan 41,88% setelah 12 kali penusukan.• Pada evaluasi terlihat perbaikan daripada keluhan subyektifmaupun gejala -gejala klinis, meskipun pada penelitian inibelum dilakukan pengamatan khusus terhadap hal-hal tersebut.• Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat se-jauh mana akupunktur dapat mempengaruhi sistem imuno-logik tersebut, serta meninjau kemungkinan mekanisme kerjaakupunktur pada sistem imun tubuh.

No P/L Umur(th)

Sebelum diAkupunktur

Sesudah 6 kaliAkupunktur

Sesudah 12 kaliAkupunktur

(g%) g% % g% %

1 P 16 1,26 1,37 9 1,68 332 L 40 0,74 1,10 5 1,45 953 L 37 1,34 1,37 3 1,37 34 P 28 1,38 1,39 1 1,39 15 P 18 0,97 1,26 30 1,36 406 P 58 0,77 1,45 89 1,60 1087 P 45 1,31 1,68 30 2,02 558 P 50 1,00 1,67 67 1,85 859 L 19 1,11 1,60 45 1,80 70

10 P 18 1,31 1,56 20 1,56 2011 L 60 1,49 1,60 8 1,68 1412 P 45 0,91 1,28 45 1,49 6413 L 38 1,39 1,68 28 2,39 7214 L 22 1,20 1,35 13 1,35 1315 L 20 1,12 1,42 27 1,72 4516 L 62 1,04 1,17 13 1,30 2517 P 30 1,24 1,46 20 1,68 3518 P 20 1,36 1,42 5 1,51 1819 P 43 1,28 1,48 16 1,68 3320 L 35 1,25 1,60 30 2,05 6421 L 35 1,17 1,62 40 1,86 6022 P 25 1,51 1,68 12 1,75 17

Jumlah = 1,17 gr% = 1.4T= 25.64% = 1,66 = 41.88%

KEPUSTAKAAN

1. Bellanti JA. Immunology; Asian ed. Tokyo: Igaku Shoin Ltd.1971; pp 55-119.

2. Aloisi RM. Principle of Imunodiagnostic. London: The CV MosbyCO, 1979; pp 21-46.

3. Barrett JT. Basic Imunology and Its Medical Application. London:The CV Mosby Co, 1980; pp 1-27.

4. Ganong WE. Review of Medical Physiology, 7 th ed. California,Los Altos: Lange Medical Publ. 1975; pp 380-3.

5. Omura Y. Hitorical Aspect of Acupuncture. Acupuncture Electro-therapeutics Res, Int J 1976;1 : 51-141.

6. Rogora GA et at. Congress Proceedings. Acupuncture Institute,Viena. 1975;pp 111-4.

7. Sabolovic D Michon C. Effect of Acupuncture on Human PeripheralT and B Lymphocytes. Acupuncture Electro-therapeuticsresearch, Int J. 1978; 3 : 97-107.

Untuk segala surat-surat, pergunakan alamat :

Redaksi Majalah Cermin Dunia KedokteranP.O.. Box 3105 Jakarta 10002

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 19

Σ Σ Σ

Efek Penusukan Titik San Yin Ciao (IV,6)terhadap Hiperglikemia pada NIDDM

Dr. Ratnawati LatiefUnit Akupunktur RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

ABSTRAKTelah dilakukan penelitian pada 20 kasus mengenai pengaruhakupunktur terhadap penurunan kadar gula darah pada pen-derita NIDDM. Akupunktur dilakukan pada titik San YinCiao (IV.6) dan titik kontrol, dengan manipulasi manualsampai didapatkan sensasi penjaruman; titik ditinggal selama30 menit dan dimanipulasi setiap 5 menit. Dari hasil penelitiandidapatkan, akupunktur pada titik San Yin Ciao (IV.6) dapatmenurunkan kadar gula darah secara bermakna (p < 0,001)yaitu 19,20%; sedangkan akupunktur pada titik kontrol tidakmenurunkan kadar gula darah secara bermakna (p > 0,05)yaitu 4,90%.

PENDAHULUANDiabetes melitus adalah suatu penyakit menahun, dan se-nantiasa merupakan suatu problema kesehatan yang besar

r,2 .Seperti diketahui, diabetes melitus menurut WHO dibagi

menjadi :— Tipe I : "Insulin Dependent Diabetes Mellitus" (IDDM)— Tipe II : "Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus"

(NIDDM)— Tipe lain: — Penyakit pankreas

— Penyakit hormon— Karena obat/kimia— Kelainan reseptor insulin— Sindrom genetik— Lain-lain

Dari beberapa penelitian di luar negeri, ternyata akupunk-tur juga berkhasiat mengobati diabetes; salah satu penelitianyang menarik adalah yang dilakukan oleh C. Ionescu Tirgovistedan kawan-kawan, bahwa terdapat perbedaan efek akupunkturpada penderita "Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus"dengan penderita "Insulin Dependent Diabetes Mellitus".Dalam penelitiannya dilakukan penusukan pada titik San YinCiao (IV.6) pada penderita NIDDM dan IDDM. Didapatkanbahwa pada penderita NIDDM penurunan kadar gula darah

2 jam sesudah penusukan > 10% dari kadar gula darah inisial,dengan angka keberhasilan 94% dari 47 kasus (penurunankadar gula darah sebesar 22,9% yaitu dari 201,2 mg% menjadi150,5 mg%). Sedangkan pada penderita IDDM penurunankadar gula darah < 10%/menetap/meninggi pada 83% dari30 kasus. Dari 47 kasus NIDDM didapatkan penurunan kadargula darah > 20% pada 26 kasus, 15—20% pada 15 kasus,> 10% pada 5 kasus, < 10%/naik pada 1 kasus.

Dijelaskan, penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) menyebab-kan dilepaskannya suatu substansi yang merangsang sekresiinsulin, yaitu serotonin; dan mengaktifkan serabut saraf oto-nom tertentu. Walaupun dijelaskan pula bahwa serotoninyang dihasilkan tidak khusus hanya pada penusukan San YinCiao (IV.6), karena terjadi pula pada penusukan titik aku-punktur lain, selain itu serotonin yang dihasilkan tidak cukupuntuk merangsang sekresi insulin.

Diduga bahwa penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) akanmengaktifkan serabut saraf otonom tertentu dalam sel Bpankreas yang menimbulkan suatu refleks otonom; di mamaimpuls melalui serabut aferen ke pusat susunan saraf pusatyang mungkin terletak di nuklei hipotalamus atau korteksserebri, kemudian melalui serabut eferen otonom menghambattonus alfa adrenergik dan merangsang tonus ß adrenergik se-hingga menimbulkan sekresi insulin 3 . (Lihat lampiran)

Dijelaskan juga bahwa titik San Yin Ciao (IV.6) pada pe-nelitian ini karena San Yin Ciao terletak pada Meridian Limpa-pankreas, dan sering digunakan untuk penyakit dengan kelain-an pankreas, dan juga merupakan titik yang berfungsi dibidang endokrin.

Di Indonesia sendiri belum ada penelitian tentang efekpengobatan akupunktur pada penderita diabetes pada umum-nya, maupun penelitian mengenai efek titik San Yin Ciao(IV.6) terhadap hiperglikemia pada penderita "Non InsulinDependent Diabetes Mellitus" pada khususnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atautidaknya efek penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) terhadap

2 0 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

hiperglikemia pada penderita "Non Insulin Dependent Diabe-tes Mellitus", dan apakah penurunan kadar gula darah padakelompok yang diteliti bermakna dibandingkan dengan ke-lompok kontrol.

BAHAN DAN CARA KERJA

BahanPenelitian dilakukan di Unit Akupunktur Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo. Masa penelitian adalah dari bulanApril 1985 sampai dengan Oktober 1985.

• Kriteria Penderitaa. Kriteria Penerimaan

— Jumlah sampel 20 orang— Diperkirakan putus uji klinik 35%, jumlah semua 20 +

35% X 20 = 27 orang— Asal sampel : penderita dikirim oleh Bagian Penyakit

Dalam FKUI/RSCM dengan diagnosis NIDDM— Penderita dengan kadar gula darah puasa I 140 mg%— Umur penderita di atas 40 tahun— Jenis kelamin : laki-laki atau perempuan— Penderita tidak ada keluhan penyakit lain, dan tekanan

darah normal— Penderita tidak makan obat antidiabetik paling sedikit

36 jam atau belum diobati dengan obat antidiabetikb. Kriteria Penolakan

— Penderita perlu pengobatan dengan insulin— Penderita dengan komplikasi, infeksi atau gangren— Penderita dengan kadar gula darah puasa > 400 mg%

c. Kriteria Putus Uji Klinik— Bila hasil kadar gula darah puasa I < 140 mg%— Bila penderita tidak menyelesaikan program penusukan

untuk titik San Yin Ciao (IV.6) dan titik kontrol— Penderita tidak mematuhi aturan persiapan yang dianjur-

kan

• Alata. Jarum akupunktur dari baja tahan karat nomor 32, panjang

1,5 inci, buatan Cina.b. Multipurpose Electro-acupuncture Apparatus tipe DZ-22

buatan Cina.c. Timer merek Memetic Straigner• Titik yang dipiliha. Titik San Yin Ciao (IV.6)

Titik San Yin Ciao (IV.6) merupakan titik nomor 6 padaMeridian Limpa-pankreas 3,4,5 merupakan perpotongan dari3 Meridian Yin Kaki (Limpa, Ginjal dan Hati).

Terletak pada 4 jari atau 3 inci di atas maleolus internus,antara tepi posterior tibia dan m. soleus dan bagian dalam-nya berada di m. fleksor digitorum longus pedis; diperda-rahi oleh a. dan v. tibialis posterior dan v. safena magna;dan dipersarafi di bagian permukaan oleh n. kutaneus krurismedialis dan di sebelah dalam pada bagian posterior olehn. tibialis.Cara penusukan tegak lurus sedalam 0,5—0,9 Cun, sebaik-nya arah jarum menuju ke tibia 6,7 .

b. Titik Kontrol— Titik, bukan titik akupunktur; terletak 1 inci ke atas dan

lateral dari titik San Yin Ciao (IV.6)

Gambar lokasi titik San Yin Ciao (IV.6) dan Titik Kontrol.(Diambil dari Essentials of Chinese Acupuncture)

Cara KerjaSehari sebelum dilakukan penusukan, penderita makan ter-akhir pukul 22.00 dengan porsi yang biasa dimakan. Keesok-an harinya penderita hanya boleh minum air putih satu gelas,pukul 08.00 dilakukan pemeriksaan kadar gula darah puasapertama; kemudian dilakukan penusukan pada penderita yangmasih dalam keadaan puasa. Dua jam sesudah penusukan di-lakukan pemeriksaan kadar gula darah puasa kedua.

Pada kunjungan pertama dilakukan penusukan pada titikSan Yin Ciao (IV.6), sedangkan pada kunjungan kedua di-lakukan penusukan pada titik kontrol. Jarak waktu penusukanpertama dan kedua 7 hari; lama penusukan 30 menit dan di-lakukan manipulasi setiap 5 menit.

HASILPada penelitian ini telah dilakukan penusukan pada 27 pen-derita diabetes melitus dari Penyakit Dalam FKUI/RSCM.Dari jumlah tersebut, yang dimasukkan dalam penelitian ber-jumlah 7 orang disebabkan 2 penderita tidak kembali untuktindakan pada titik kontrol, 4 penderita hasil kadar gula darahpuasa I pada titik San Yin Ciao (IV.6) < 140 mg%, 1 pen-derita dengan kadar gula darah puasa I pada titik kontrol<140mg%.

(Lihat Tabel I, II, III dan IV).

DISKUSIDi dalam Ilmu Kedokteran Cina pada umumnya dan IlmuAkupunktur pada khususnya, diabetes melitus disebut sebagai"Siao He", dengan gejalanya diterangkan sebagai suatu keada-an di mana San Ciao terserang oleh panas dalam; adanya panasdalam menimbulkan gangguan keseimbangan cairan. Padaumumnya pengobatan dilakukan dengan pemulihan fungsiorgan paru-paru, limpa dan ginjal.

C. Ionescu Tirgoviste dan kawan-kawan, dalam penelitian-nya melakukan penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) padaNIDDM dan IDDM; ternyata penurunan kadar gula darah se-

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 21

Tabel I. Gambaran kadar gula darah sebelum dan sesudah penusukanpada titik San Yin Ciao

Kadar gula darah puasa Nilai gula darah Persentase

No. Sebelumdiakupunktur

(mg%)

Sesudahdiakupunktur

(mg%)

Turun Naik penurunan

1. 215 170 + — 20,932. 230 180 + — 21,743. 275 235 + 14,554. 189 165 + — 10,815. 180 130 + 27,776. 240 205 + — 14,587. 270 240 + 11,118. 180 140 + — 22,229. 260 200 + 23,08

10. 350 250 + — 28,571l. 215 155 + 27,9112. 280 230 + — 17,8013. 220 235 + — 0,8214. 270 275 — + 1,8515. 250 210 + -- 16,0016. 350 250 + 28,5717. 335 255 + — 23,8818. 140 120 + — 14,2919. 160 110 + — 31,2520. 240 150 + — 37,50

Jml X 1 = 245,25 X 2 = 1 95,25 18 2 19,20

Dan tabel di atas tampak kadar gula darah sebelum penusukan dan se-sudah penusukan turun pada 18 kasus (90%), dan naik pada 2 kasus(10%). Nilai rata-rata kadargula darah sebelum penusukan 242,25 mg%dan kadar gula darah sesudah penusukan 195,25 mg%. Persentase pe-nurunan kadar gula darah sesudah penusukan sebesar 19,20%.

Tabel II. Gambaran kadar gula darah sebelum dan sesudah penusukanpada titik kontrol

No.Kadar gula darah puasa Nilai gula darah Persentase

penurunanSebelumdiakupunktur

(mg%)

Sesudahdiakupunktur

(mg%)

Turun Naik

1. 200 190 + — 52. 150 200 + — 33,333. 255 250 + — 1,964. 190 160 ++ — 15,795. 160 130 + — 18,756. 170 100 + — 41,187. 260 305 — + — 17,318. 160 125 + — 21,889. 260 260 0,00

10. 230 205 + 10,8711. 150 160 — + — 6,6712. 205 230 + — 12,2013. 140 165 — + — 17,8614. 210 190 ++ — 9,5215. 240 210 + 12,5016. 170 150 + — 11,7017. 175 135 + — 22,8618. 150 135 + 10,0019. 145 130 + 10,3420. 210 225 — + — 7,14

Jml Y1 = 3830 Y 2 = 3655 13 6 4,9Y1 = 191,50 Y2 = 182,75 Tetap = 1

Dan tabel di atas tampak kadar gula darah sebelum dan sesudah pe-nusukan turun pada 13 kasus (65%), naik pada 6 kasus (30%), tetappada 1 kasus (5%). Nilai rata-rata kadar gula darah sebelum penusukan

191,50 mg%, dan sesudah penusukan 182,75 mg%. Persentase penurun-an kadar gula darah sesudah penusukan pada titik kontrol sebesar4,9%.

Tabel III. Perbedaan kadar gula darah puasa sebelum penusukan padatitik San Yin Ciao dan kontrol

Kadar gula darah puasa I (mg%)No. d d 2

Titik San Yin Ciao Titik kontrol

1. 215 200 15 2252. 230 150 80 64003. 275 255 20 4004. 185 190 5 255. 180 160 20 4006. 240 170 70 49007. 270 260 10 1008. 180 160 20 4009. 260 260 0 0

10. 350 230 120 1440011. 215 150 65 422512. 280 205 75 562513. 220 140 80 640014. 270 210 60 360015. 250 240 10 10016. 350 170 180 3240017. 335 175 160 2560018. 140 150 10 10019. 160 145 15 22520. 240 210 30 900

d = 1015 d 2 = 106425

Tabel IV. Persentase penurunan kadar gula darah sesudah penusukanpada titik San Yin Ciao dan titik kontrol

Persentase penurunan kadar gula darah

Titik>20% 15—20% > 10% Naik/ <10%

San Yin Ciao 11 kasus 2 kasus 5 kasus 2 kasusKontrol 3 kasus 2 kasus 4 kasus 11 kasus

Dari tabel di atas tampak bahwa :— Pada penusukan titik San Yin Ciao dengan penurunan kadar gula

darah > 20% pada 11 kasus, <10% atau naik pada 2 kasus.

sudah penusukan titik tersebut pada NIDDM lebih dari 10%,sedangkan pada IDDM penurunan kadar gula darah kurangdari 10% atau naik.

Pada penelitian ini dilakukan penusukan titik San Yin Ciao(IV.6) dan kontrol (1 inci ke atas dan lateral dari titik SanYin Ciao) pada penderita NIDDM. Alasan dipilihnya titikSan Yin Ciao adalah :— Terletak pada meridian limpa-pankreas— Banyak digunakan dalam bidang endokrin— Merupakan titik perpotongan dari 3 Meridian Yin Kaki

yaitu limpa, ginjal dan hati— Pada penelitian Tirgoviste penusukan pada titik ini ber-

hasil menurunkan kadar gula darahPada penelitian ini jarum yang dipakai adalah jarum baja

tahan karat nomor 32 ukuran 1 inci, dengan maksud pe-nusukan cukup dalam. Sesudah didapatkan sensasi penjarum-an (te-ci), jarum ditinggal selama 30 menit dan dimanipulasisetiap 5 menit untuk mempertahankan rasa sensasi penjarum-an agar didapatkan rangsangan sedang sampai kuat, karena

22 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

X1 = 4845 X2 = 3905 — —

——

Σ

pada penderita diabetes melitus limpa dalam keadaan Se.Pada penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) dalam penelitian

ini didapatkan penurunan kadar gula darah lebih dari 10%pada 90% dari 20 kasus, dan pada penusukan titik kontroldidapatkan penurunan kadar gula darah lebih dari 10% pada45% dari 20 kasus; sedangkan Tirgoviste mendapatkan bahwapenusukan titik San Yin Ciao dapat menurunkan kadar guladarah lebih dari 10% pada 94% dari 47 kasus.

Dari Tabel I. Gambaran kadar gula darah sebelum dan se-sudah penusukan titik San Yin Ciao; tampak kadar gula darahrata-rata sebelum penusukan 245,25 mg% dan sesudah pe-nusukan 195,25 mg%. Persentase penurunan kadar gula darahadalah 19,20% dan didapatkan penurunan kadar gula darahsecara bermakna (P < 0,001).

Dari Tabel II. Gambaran kadar gula darah sebelum dan se-sudah penusukan titik kontrol; tampak kadar gula darah rata-rata setelah penusukan 191,50 mg% dan sesudah penusukan182,75 mg%. Persentase penurunan kadar gula darah adalah4,9% dan didapatkan penurunan kadar gula darah secara tidakbertnakna (P > 0,05).

Tabel III. Perbandingan kadar gula darah puasa sebelumpenusukan titik San Yin Ciao (IV.6) dan kontrol, ternyatadidapatkan perbedaan secara bermakna (P > 0,001). Makakemaknaan penurunan kadar gula darah pada titik San YinCiao (IV.6) tidak dapat dibandingkan dengan kemaknaanpenurunan kadar gula darah pada titik kontrol. Jadi padapenelitian ini hanya dapat dinilai bahwa : penusukan titikSan Yin Ciao (IV.6) dapat menurunkan kadar gula darahsecara sangat bermakna (P < 0,001) dan penurunan kadar guladarah pada titik keontrol tidak dapat menurunkan kadar guladarah secara bermakna (P > 0,05). Terdapatnya perbedaankadar gula darah puasa sebelum penusukan pada titik San YinCiao (IV.6) dan titik kontrol dapat disebabkan karena : kadargula darah sendiri sudah tidak stabil, maka pada penelitian inidilakukan disain bersilang, di mana kasus penelitian dan kon-trol adalah sama. Tapi ternyata masih didapatkan perbedaankadar gula.darah yang menyolok. Kemungkinan lain perbeda-an kadar gula puasa pada penderita penelitian dan kontrolkarena terdapat jarak waktu antara penusukan I dan II selama1 minggu dan penderita sudah mendapat diet.

Tabel IV. Persentase penurunan kadar gula darah sesudahpenusukan pada titik San Yin Ciao (IV.6) dan titik kontrol,tampak :• pada penusukan titik San Yin Ciao (IV.6) :

— penurunan kadar gula darah > 20% pada 11 kasus— penurunan kadar gula darah < 10%/naik pada 2 kasus

• pada penusukan titik kontrol :— penurunan kadar gula darah > 20% pada 3 kasus— penurunan kadar gula darah < 10%/naik pada 11 kasus.

KESIMPULAN• Penusukan pada titik San Yin Ciao (IV.6) dapat menurun-kan kadar gula darah secara bermakna (p < 0,001). Sedang-kan penusukan pada titik kontrol yang terletak 1 inci ke atasdan ke samping dari titik San Yin Ciao (IV.6) penurunankadar gula darahnya tidak bermakna.• Besarnya penurunan kadar gula darah tersebut adalah :pada titik San Yin Ciao (IV.6) sebesar 19,20%, sedangkanpada titik kontrol sebesar 4,90%. Nilai rata-rata kadar guladarah pada titik San Yin Ciao (IV.6) sebelum penusukan

245,25 mg% dan sesudah penusukan 195,25 mg%. Sedangkankadar gula darah pada titik kontrol sebelum penusukan 191,50mg% dan sesudah penusukan 182,75 mg%.• Persentase penurunan kadar gula darah pada titik :San Yin Ciao (IV.6) : > 20% pada 11 kasus

15—20% pada 2 kasus> 10% pada 5 kasusnaik/ < 10%

pada 2 kasusKontrol : > 20% pada 3 kasus

15—20% pada 2 kasus> 10% pada 4 kasusnaik/ < 10%

pada 11 kasus

KEPUSTAKAAN

1. Utoyo Sukaton. Penanggulangan Diabetes Melitus sebagai MasalahKesehatan Masyarakat di Indonesia. Dalam : Simposium BerkalaDiabetes Melitus Bagian/Unit Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM,Jakarta 1981, 1 - 5.

2. Supartondo. Kriteria Diagnostik Baru untuk Diabetes Melitus.Dalam : Simposium Berkala Diabetes Melitus Bagian/Unit IlmuPenyakit Dalam FKUI/RSCM, Jakarta 1981, 6 - 18.

3. Ionescu-Tirgoviste C, Mincu I. Testing the Pancreatic Reserve byAcupuncture. Am J Acup 1974; 2 : 95 - 101.

4. Ionescu-Tirgoviste C, Mihalache NE, Sumionescu L, Mincu. TheHypoglycemia Mechanism of the Acupuncture Point Spleen-Pancreas6. Am J Acup 1975; 3 : 18- 23.

5. Omura Y. Acupuncture Medicine Its Historical and Clinical Back-ground. Japan Publication Inc. 1982.

6. Anonim. Anatomical Atlas of Chinese Acupuncture Points. Junan,China: Shandong Science and Technology Press. 1982, 227.

7. Anonim. Essentials of Chinese Acupuncture. 1st. ed. BeijingForeign Language Press, 1980, 153.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 23

Efek Akupunktur padaHiperlipoproteinemia

Dr. Syartina Sofyan IskandarUnit Akupunktur RS Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta

PENDAHULUANBeberapa tahun belakangan ini penelitian-penelitian mengenaikomponen lipid sangat menonjol, karena dihubungkan dengankorelasinya terhadap penyakit jantung koroner dan penyum-batan pembuluh darah perifer. Hiperlipoproteinemia dijumpaipada 10% — 20% masyarakat industri dan masyarakat wes-ternized di kota-kota besar . Faktor-faktor risiko untuk ter-jadinya penyakit jantung koroner yang terutama adalah hiper-lipoproteinemia, hipertensi, laki-laki, merokok dan DiabetesMellitus 2 . Berdasarkan faktor risiko di atas, tampak bahwapengenalan lebih awal akan adanya suatu hiperlipoproteinemiasangat penting untuk mencegah dan menghambat sklerosispembuluh jantung dan perifer

3 ' '

Menurut penelitian, penurunan kadar serum kolesterolsebanyak 15% — 20% dapat menurunkan risiko penyakitjantung iskemik sebanyak 35% — 60% 5 . Banyak usaha dilaku-kan untuk menurunkan kadar lemak darah, antara lain melaluipemberian obat-obatan, diet maupun dengan meningkatkanlatihan jasmani. Dari beberapa penelitian di luar negeri, ter-nyata akupunktur juga berkhasiat menurunkan beberapafraksi lemak secara bermakna5 .

Beberapa keuntungan pengobatan secara akupunktur yaitumudah, murah dan tanpa efek samping. Danciu dkk. melaku-kan akupunktur tanpa diet spesifik ataupun pengobatan hipo-lipemik 6 . Pemberian obat-obatan biasanya membutuhkanwaktu cukup lama, harganya mahal dan efisiensinya pun masihdiperdebatkan . Diet dan latihan jasmani membutuhkan di-siplin diri yang cukup berat.

Di Indonesia sendiri belum ada penelitian tentang efekakupunktur pada hiperlipoproteinemia.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adaatau tidaknya efek akupunktur terhadap penurunan kadarkolesterol dan trigliserida darah, sedangkan tujuan penelitiankhusus adalah untuk mengetahui berapa besar penurunankadar kolesterol dan trigliserida darah tersebut serta melihat

besarnya keberhasilan akupunktur pada keadaan hiperlipo-proteinemia.

HIPERLIPIDEMIA DAN HIPERLIPOPROTEINEMIAHiperlipidemia adalah peninggian kadar lemak di dalamplasma. Terdapatnya hiperlipidemia, hiperkolesterolemia atauhipertrigliseridemia tidak dapat memastikan suatu penyakittertentu. Hiperlipidemia, seperti halnya demam, hanya me-rupakan suatu gejala dari kelainan yang dapat berbeda-bedamekanisme dasar, manifestasi klinik, prognosis dan responsterhadap pengobatan. Untuk kepentingan diagnosis danterapi, keadaan hiperlipidemia harus diterjemahkan sebagaihiperlipoproteinemia 7 . `

Nilai lemak plasma dipengaruhi oleh bermacam-macamfaktor, antara lain : suku bangsa, umur, faktor metabolik dangenetik. Frederickson membuat definisi hiperlipidemia bilakadar kolesterol 250 mg/dl dan trigliserida 200 mg/dl . Untukpedoman kerja dapat dipakai nilai berdasarkan umur, di manadisebut hiperlipidemia jika individu berumur < 20 tahundengan kadar kolesterol total > 200 mg/dl, atau trigliserida> 140 mg/dl, dan pada umur > 20 tahun dengan kadar ko-lesterol total > 240 mg/dl atau trigliserida > 200 mg/dl 8 .

PENATALAKSANAAN HIPERLIPOPROTEINEMIAKarena merupakan salah satu usaha menanggulangi faktorrisiko penyakit jantung koroner, harus dilaksanakan serempakdengan penanggulangan faktor-faktor risiko yang lain. Keber-hasilan sangat tergantung pada kerja sama yang baik antaradokter, ahli gizi dan penderita.

Bila hiperlipoproteinemia terjadi sekunder akibat penyakitlain, tindakan utama adalah pengobatan penyakit tersebut.Sedangkan pada hiperlipoproteinemia primer, terdapat 2 indi-kasi utama untuk ikut sertanya suatu pengobatan, yaitu :• Pengobatan akan memperlambat timbulnya aterosklerosisdan mengurangi komplikasi, misal : infark miokard.

24 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

• Indikasi lain yang agak jarang yaitu menghilangkan kompli-kasi hipertrigliseridemia yang berat, erupsi santoma primer,nyeri perut, kadang-kadang bersama pankreatitis dan hepa-tosplenomegali.Pengobatan perlu diberikan bila kadar kolesterol dan atautrigliserida lebih dari normal berdasarkan umur 9 .

Diet7,10

Karena lipoprotein plasma secara langsung maupun tak lang-sung berasal dari apa yang kita makan, tidaklah mengherankanbila diet akan sangat mempengaruhi kadar lipoprotein. Dietadalah pengobatan yang terpenting pada hiperlipiproteinemiaprimer.

Pada dasarnya sasaran diet adalah menurunkan berat badanbila penderita terlalu gemuk, dan mempertahankannya dalamberat badan ideal, serta menurunkan kadar lemak darah danmempertahankannya agar tetap dalam batas-batas normal.

Diet harus dijalankan terlebih dahulu sebelum diperguna-kan obat-obat. Bila obat-obat perlu diberikan, diet harus tetapdilaksanakan.

Obat-obatan11

• Nicotinic acidDapat menurunkan kadar kolesterol 8—16% dan trigliserida20—30%. Efek samping banyak, antara lain : gatal-gatal, ke-merahan kulit, anoreksia, nausea, vomitus, diare, tukak lam-bung, hiperurikemia, intoleransi glukosa dan fungsi hatiterganggu.• ClofibrateDapat menurunkan kolesterol 5—15% dan trigliserida 30—40%.Salah satu efek sampingnya adalah meningkatkan jumlahsterol fekal yang berhubungan dengan kolelitiasis dan penyakittraktus biliaris.• Bile acid sequestrants (Cholestyramine, Colestipol)Menurunkan kolesterol sebanyak 20—30% dan meningkatkantrigliserida. Efek sampingnya antara lain adalah konstipasi.• ProbucolMenurunkan kadar kolesterol sebesar 10—15% dan pengaruhpada trigliserida bervariasi. Efek samping antara lain : diare,kembung dan peninggian trigliserida.• NeomycinDapat menurunkan kadar plasma kolesterol sebesar 20—30%.Efek samping berupa diare dan kejang perut.

BEBERAPA PENELITIAN AKUPUNKTUR DALAM PENG-OBATAN HIPERLIPOPROTEINEMIAKarena efisiensi pengobatan hiperlipoproteinemia masih di-perdebatkan, alternatif praktis hanyalah diet. Pada saat inidapat ditambahkan akupunktur sehingga hasilnya akan lebihnyata dibandingkan hanya diet saja 4 .

Danciu dkk. 5 melakukan penelitian efek akupunktur pada12 kasus hiperlipoproteinemia (6 sekunder karena DiabetesMellitus, 4 berhubungan dengan obesitas, 2 hiperlipoproteine-mia primer) dengan menusuk titik-titik : Ci Cuen (XII.8), SanYin Ciao (IV.6), Kung Sun (IV.4) dan Cung Wan (XIII.12).Jarum ditinggal selama 15 menit setelah memperoleh sensasipenjaruman te-ci. Akupunktur diberikan sebanyak 3—5 kalidengan interval 3—7 hari, tanpa anjuran diet khusus ataupunobat-obat hipolipemik. Jenis hiperlipoproteinemia terdiri dari6 tipe IIa, 3 tipe IIb, 3 tipe IV; yang merupakan kasus hiper-

lipoproteinemia yang banyak dijumpai_ (90% dari ke-5 jenishiperlipoproteinemia). Akupunktur menormalkan kadar lemakplasma pada 4 kasus (33,3%), sedangkan pada kasus-kasuslainnya terdapat penurunan kadar kolesterol dan trigliseridayang juga bermakna walaupun tetap di atas nilai normal. Pada4 kasus tampak penurunan kadar kolesterol sedangkan trigli-serida meningkat. Hal ini mungkin disebabkan karena penurun-an kadar kolesterol dan trigliserida darah ini tidak saling ber-hubungan yang dapat disebabkan karena efek masing-masingtitik akupunktur yang berlainan.

Ionescu-Tirgoviste dkk. 5 melanjutkan penelitian Danciudkk. pada 86 penderita (69 hiperlipoproteinemia primer,17 sekunder karena Diabeies Mellitus). Penderita-penderitaini telah mendapatkan diet khusus selama kurang lebih setahununtuk masing-masing jenis hiperlipoproteinemia (32 tipe IIa,18 tipe IIb, 4 tipe III, 2 tipe V). Titik-titik yang dipakai sama,pada 71 kasus dilakukan akupunktur biasa dan pada 15 kasusdilakukan elektroakupunktur selama 15 menit (frekuensi8—10 Hz, arus bolak balik). Interval 3—4 hari sebanyak 8—10kali penusukan. Diet tetap seperti semula dan tidak diberiobat-obatan. Mereka mendapatkan hasil sebagai berikut :sangat baik (kadar lipid normal) 22,09%, baik (penurunankadar kolesterol dan atau trigliserida yang bermakna (34,88%)dan gagal (tanpa perubahan atau penurunan kadar kolesteroldengan peningkatan kadar trigliserida atau sebaliknya) 43,02%.Tidak jelas perbedaan hasil yang diberikan oleh akupunkturbiasa atau elektroakupunktur. Mereka memakai kelompoklain (11 kasus), di mana jumlah jarum dan cara penusukansama, tapi pada titik-titik yang berbeda (pseudoakupunktur).Hasil yang didapat adalah juga penurunan kadar kolesteroldan atau trigliserida darah, tapi tidak bermakna. Mereka jugamelakukan pemeriksaan ulangan setelah 6—18 bulan akupunk-tur pada 19 kasus, pada 17 kasus hasilnya dapat dipertahan-kan.

Gambar 2. Kemungkinan mekanisme penurunan kadar kolesterol dantrigliserida darah dengan penusukan titik-titik akupunkturyang digunakan.(diambil dari Danciu A. Am J Acupunct 1976; 4 : 337 -343).

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 25

Mekanisme penurunan kadar kolesterol dan trigliseridadarah dengan akupunktur masih merupakan hipotesis5,6 . TitikCi Cuen (XII.8) yang dikenal sebagai regulator fungsi hati,akan mempengaruhi sintesis kolesterol dan trigliserida endogendi hati. Hal ini terjadi sebagian dengan perantaraan stimulasisekresi pankreas akibat penusukan titik Kung Sun (IV.4) danSan Yin Ciao (IV.6). Titik San Yin Ciao (IV.6) bersama-samadengan titik Cung Wan (XIII.12) mempengaruhi digesti,absorbsi dan eliminasi lemak dan karbohidrat yang berasaldari makanan. Mekanisme ini diduga mungkin berpengaruhpada hiperlipoproteinemia tipe IIa, di mana tampak hasil yangcukup memuaskan, sedangkan tipe ini paling resisten terhadapcara penanggulangan yang lain. Penurunan sintesis trigliseridaendogen mungkin berhubungan dengan titik San Yin Ciao(IV.6) yang diketahui berpengaruh pada sekresi insulin. Pe-nurunan sekresi insulin terutama pada penderita obesitas dapatmenyebabkan penurunan sintesis trigliserida endogen sehinggaterjadi penurunan kadarnya dalam plasma. Keadaan ini dapatmenjelaskan hasil akupunktur yang baik pada hiperlipopro-teinemia tipe IIb, III dan IV. Efek seimbang didapati padakira-kira 25% kasus, di mana penurunan kolesterol diikutipeningkatan trigliserida atau sebaliknya. Ini menunjukkanpenghambatan pada sintesis kolesterol akan meningkatkansintesis trigliserida atau sebaliknya.

Titik Kung Sun (IV.4) dalam "Electroacupuncture accord-ing to Voll" disebut sebagai titik ukur pankreas atau titiklimpa-pankreas, dipakai untuk menguji produksi ensim-ensimuntuk metabolisme lemak (esterase dan lipase) 12 .

Zhao Hexi dkk. 13 melakukan penelitian pada 72 kasus hi-perlipoproteinemia dengan memakai satu titik yaitu Nei Kuan(IX.6). Dari 72 kasus tersebut, 52 kasus dengan peningkatankolesterol berhasil pada 75,47%, 65 kasus dengan peningkatantrigliserida berhasil pada 76,92% dan 63 kasus dengan pening-katan beta-lipoprotein berhasil 70,59%. Penurunan tersebutbermakna (P < 0,001). Batasan hiperlipoproteinemia ditetap-kan bila kadar kolesterol 200 mg%, trigliserida , 110 mg%dan beta-lipoproteinemia 530 mg%. Pada setiap kasus, mini-mal satu dari fraksi tersebut yang meningkat.

Penusukan kedua titik Nei Kuan (IX.6) dilakukan setiap 2hari sampai 10 kali, lalu istirahat 3—5 hari, kemudian dilanjut-kan 10 kali penusukan lagi. Manipulasi dilakukan sebagai ber-ikut : setelah jarum ditusukkan, jarum diangkat, dan diputarselama 2 menit. Lama penusukan 20 menit, dilakukan manipu-lasi yang sama 2 kali.

Menurut para peneliti ini, mekanisme kerja akupunktur disini mungkin meregulasi fungsi endokrin dan berbagai jenisensim. Penjaruman ini juga akan mempengaruhi sintesis,absorpsi dan ekskresi kolesterol dan trigliserida di hati dansaluran pencernaan sehingga menurunkan kadar lemak darahtersebut.

Omura 14 juga meneliti efek akupunktur pada kadar koleste-rol, trigliserida dan fosfolipid, dengan menusuk titik Cu San Li(III.36) pada 206 penderita. Didapatkan penurunan kadarlemak darah yang terutama bermakna pada trigliserida danfosfolipid, yaitu sebesar 30—60%.

BAHAN DAN CARA KERJABahanPenelitian dilakukan di Unit Akupunktur RS Dr. Cipto Ma-ngunkusumo atas kerja sama dengan Bagian Kardiologi FKUI/

RSCM. Masa penelitian adalah dari bulan Maret 1985 sampaidengan Oktober 1985.Kriteria penderita yang diteliti :— Penderita dikirim oleh Bagian Kardiologi FKUI/RSCM

dengan diagnosis hiperlipoproteinemia (kadar kolesteroltotal lebih dari 240 mg/dl dan atau kadar trigliserida lebihdari 200 mg/dl).

— Penderita adalah dewasa laki-laki atau perempuan (lebihdari 20 tahun), tanpa kelainan kardiologis atau dengan ke-lainan kardiologis ringan, tidak menderita penyakit-penya-kit antara lain : metabolisme, ginjal, hati dan lain-lain yangberhubungan dengan terjadinya keadaan hiperlipopro-teinemia.

— Selama penelitian dan sebulan sebelumnya tidak memakanobat-obatan hipolipemik, kontrasepsi, kortikosteroid, alko-hol dan rokok.

— Penderita harus menyelesaikan 10 kali kunjungan.— Dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap kadar koles-

terol total dan trigliserida darah sebelum dan sesudah aku-punktur.

Jumlah penderita yang dikirim untuk penelitian adalah 17orang, yang memenuhi persyaratan penelitian 16 orang, 1orang hanya datang 1 kali saja karena penderita sangat takutdan menolak diakupunktur. Pada 8 kasus dilakukan akupunk-tur dan pada 8 kasus lagi dilakukan akupunktur dan diet.Alokasi penderita dilakukan secara acak dengan block simplerandom sampling.Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan rumus tdari Fisher untuk melihat penurunan kadar lipoprotein darah.

Cara kerja1) PemeriksaanSebelum akupunktur dimulai, dibuat catatan data biokimiawikadar kolesterol total dan trigliserida darah. Pemeriksaanlemak darah penderita dilakukan setelah puasa selama 12—16jam. Kadar kolesterol diukur dengan metoda Chod-Pap dantrigliserida dengan metoda fully -enzymatic.2) Alat yang dipakaiJarum akupunktur yang terbuat dari baja tahan karat nomor32 ukuran 1 cun (inci) buatan Cina.3) Cara penusukanPenderita berbaring dalam keadaan terlentang. Daerah di se-kitar titik akupunktur yang ditentukan dibersihkan dengankapas alkohol, lalu dilakukan penusukan dengan jarum aku-punktur steril pada titik-titik tersebut. Jarum ditusukkan per-pendikular sampai mendapat te-ci (sensasi penjaruman), ke-mudian jarum ditinggal selama 15 menit. Penusukan diberikan2 kali seminggu sampai mencapai 1 seri (10 kali kunjungan).Penderita yang termasuk kelompok akupunktur dan diet di-kirim ke Bagian Gizi RSCM untuk memperoleh peneranganmengenai diet yang harus dilakukan.4) Titik-titik yang dipilih• Cung Wan (XIII.12) : Terletak di garis tengah perut, di per-tengahan fara prosesus xifoideus dan umbilikus. Vaskularisasioleh arteri dan vena epigastrika superior. Inervasi oleh nervusinterkostalis VII cabang kutaneus anterior.

• Kung Sun (IV.4) : Terletak di tepi medial kaki pada lekukanterior dan inferior dari basis os metatarsal I di kulit padabatas warna merah dan putih. Vaskularisasi oleh arteri tarsalismedialis dan jala vena dorsalis kaki. Inervasi oleh nervus sa-

26 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

≥ ≥≥

fenus dan cabang nervus peroneus superfisialis.

Gambar 1. Lokasi titik Cung Wan (XIII.12) (Diambil dari Essentials of Chinese Acupuncture).

Gambar 2. Lokasi titik Kung Sun (IV.4)(Diambil dari Essentials of Chinese Acupuncture).

Gambar 3. Lokasi titik San Yin Ciao (IV.6)(Diambil dari Essentials of Chinese Acupuncture).

Gambar 4. Lokasi titik di Cuen (XII.8) (Diambil dari Essentials of Chinese Acupuncture).

5) EvaluasiPada akhir penelitian diadakan evaluasi dengan pemeriksaankimia darah kembali dengan cara yang sama seperti sebelum-nya.Evaluasi dilakukan terhadap :a. Lipoprotein (kolesterol dan trigliserida).

Hasil penelitian• sangat baik terdapat penurunan kadar kolesterol dan

trigliserida sampai nilai normal (di bawah batas maksi-mum).

• baik : terdapat penurunan kadar kolesterol dan trigli-serida tapi masih di atas nilai normal.

• gagal : tidak terdapat penurunan yang berarti (tetap)atau terdapat peningkatan kadar kolesterol dan trigli-serida, kolesterol menurun dan trigliserida meningkat,trigliserida menurun dan kolesterol meningkat.

b. Kolesterol saja.Hasil penelitian• sangat baik : terdapat penurunan kadar kolesterol

sampai nilai normal (di bawah batas maksimum).• baik : terdapat penurunan kadar kolesterol tapi masih di

atas nilai normal.• gagal : tidak terdapat penurunan atau terdapat pening-

katan kadar kolesterol.c. Trigliserida saja.

Hasil penelitian• sangat baik : terdapat penurunan kadar trigliserida

• San Yin Ciao (IV.6) : Terletak 3 cun tepat di atas puncakmaleolus medialis, di antara tepi posterior tibia dan m. soleus,bagian yang lebih dalam terletak pada m. fleksor digitorumlongus. Vaskularisasi oleh vena safena magna, arteri dan venatibialis posterior. Inervasi di bagian permukaan oleh nervuskutaneus kruris medialis dan di sebelah dalam pada bagianposterior oleh nervus tibialis.

• Ci Cuen (XII.8) : Terletak di bagian medial sendi lutut.Bila lutut dalam keadaan fleksi, titik ini terletak di ujung lekuktransversal poplitea, pada tepi posterior kondilus medialistibia dan pada tepi anterior insersio muskulus semimembrano-sus dan muskulus semitendinosus. Vaskularisasi oleh venasafena magna di bagian anterior, dalam perjalanan arteri genusuprema. Inervasi oleh cabang nervus safenus.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 27

sampai nilai normal (di bawah batas maksimum).• baik : terdapat penurunan kadar trigliserida tapi masih

di atas nilai normal.• gagal : tidak terdapat penurunan atau terdapat pening-

katan kadar trigliserida.Penelitian dianggap berhasil bila penderita termasuk dalampenilaian sangat baik dan baik. Juga dilakukan perhitunganstatistik dengan rumus t Fisher untuk melihat efek akupunkturterhadap kadar kolesterol dan trigliserida.

HASIL PENELITIANTabel I. Gambaran kadar kolesterol total dan trigliserida sebelum dansesudah akupunktur serta hasil evaluasi penelitian

No. Kolesterol total(mg/dl)

Trigliserida(mg/dl) Hasil evaluasi

penelitiansebelum

akp.sesudah

akp.sebelum

akp.sesudah

akp.

1. 307 243 356 274 baik2. 290 197 165 104 sangat baik3. 327 267 214 270 gagal4. 72 248 172 152 baik5. 280 177 224 145 sangat baik6. 268 235 178 112 sangat baik7. 322 234 236 182 sangat baik8. 284 196 220 300 gagal

Dari tabel di atas tam pak penurunan kadar kolesterol pada 8 kasus,pada 5 kasus sampai nilai normal, pada 3 kasus masih di atas nilainormal. Trigliserida meningkat pada 5 kasus, 1 masih di atas nilainormal dan pada 2 kasus terjadi peningkatan. Hasil evaluasi penelitian :sangat baik pada 4 kasus, baik pada 2 kasus dan gagal 2 kasus.

Tabel II. Gambaran kadar kolesterol dan trigliserida sebelum dan se-sudah akupunktur dan diet serta hasil evaluasi penelitian

No.Kolesterol total

( mg/dl)Trigliserida

( mg/dl) Hasil evaluasisebelum

akp + dietsesudah

akp + dietsebelum

akp + dietsesudah

akp + diet

1. 274 218 164 162 sangat baik2. 308 230 180 165 sangat baik3. 270 268 214 197 gagal4. 278 198 105 87 sangat baik5. 300 268 237 199 baik6. 273 250 128 124 baik7. 337 232 240 194 sangat baik8. 276 254 168 162 baik

Dari tabel di atas tampak penurunan kadar kolesterol yang meningkatpada 7 kasus, pada 1 kasus tetap (4 sampai nilai normal, 3 masih di atasnormal). Pada 3 kasus dengan trigliserida yang meningkat, terdapat pe-nurunan sampai nilai normal. Hasil evaluasi penelitian adalah sangatbaik pada 4 kasus, baik pada 3 kasus, gagal 1 kasus.

Tabel III. Hasil penelitian menurut jenis lipoprotein yang meningkatpada masing-masing kasus

No.Jenis lipoproteinyang meningkat

Jumlahkasus Hasil penelitian

sangatbaik

baik gagal

1.

2.

kolesterol &trigliseridakolesterol

8

8

3 (37,5%)

5 (62,5%)

2 (25%)

3 (37,5%)

3 (37,5%)

0 (0%)Jumlah 16 8 (50%) 5 (31,25%) 3 (18,75%)

Dari tabel di atas tampak penelitian berhasil pada 81,25% dari 16 kasushiperlipoproteinemia dengan perincian sebagai berikut : sangat baik50% (8 kasus), baik 31,25% (5 kasus) dan gagal 18,75% (3 kasus).

Tabel IV. Efek akupunktur pada kadar kolesterol yang meningkatdengan hasil evaluasirya

No. Sebelum akupunktur( mg/dl)

Sesudah akupunktur(mg/dl)

Hasil evaluasi

1. 274 218 sangat baik2. 307 243 baik3. 290 197 sangat baik4. 327 267 baik5. 308 230 sangat baik6. 270 268 gagal7. 278 198 sangat baik8. 272 248 baik9. 300 268 baik

10. 273 250 baik11. 280 224 sangat baik12. 337 232 sangat baik13. 268 235 sangat baik14. 276 254 baik15. 322 234 sangat baik16. 284 196 sangat baik

Dari tabel di atas tampak akupunktur berhasil menurunkan kadar ko-lesterol pada 15 kasus dan pada 1 kasus tetap, dengan evaluasi sangatbaik pada 9 kasus (56,25%), baik pada 6 kasus (37,5%) dan gagal pada1 kasus (6,25%).

Tabel V. Efek akupunktur pada kadar trigliserida yang meningkat danhasil evaluasinya

No. Sebelum akupunktur(mg/dl)

Sesudah akupunktur(mg/dl)

Hasil evaluasi

1. 356 274 baik2. 214 270 gagal3. 214 197 sangat baik4. 237 199 sangat baik5. 224 145 sangat baik6. 240 194 sangat baik7. 236 182 sangat baik8. 220 300 gagal

Dan tabel di atas tampak akupunktur berhasil menurunkan kadar trigli-serida pada 6 kasus, dengan evaluasi sangat baik pada 5 kasus (62,5%),baik pada 1 kasus (12,5%) dan gagal pada 2 kasus (25%).

28 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Tabel VI. Nilai rata-rata kolesterol total trigliserida sebelum dan sesudah akupunktur,sebelum dan sesudah akupunktur dan diet, serta selisihnya

No. TindakanNilai rata-rata kolesterol total

(mg/dl)Nilai rata-rata trigliserida

(mg/dl)sebelum sesudah selisih % sebelum sesudah selisih %

1. Akupunktur 293,7 223,2 70,5 24,03 220,6 193,6 27,0 12,232. Akp + diet 289,5 239,7 49,8 16,87 179,5 161,25 18,25 10,16

Dari tabel di atas tampak rata-rata penurunan kadar kolesterol sesudah akupunktursebesar 24,03% dengan P <0,001 (t hitung 19,58 dan t tabel 5,408); sesudah aku-punktur dan diet rata-rata penurunan sebesar 16,87% dengan P < 0,001 (t hitung11,19 dan t tabel 5,408). Rata-rata penurunan kadar trigliserida sesudah akupunkturadalah 12,23% dengan 0,01 <P <0,02 (t hitung 3,44 dan t tabel antara 2,998 dan3,499); sesudah akupunktur dan diet rata-rata penurunan sebesar 10,16% denganP 0,001 (t hitung 9,13, t tabel 5,408).

Tabel VI. Gambaran berat badan, tinggi badan, tensi sebelum dan sesudah akupunktur

Umur Berat badan (kg)No. P/L (th)

Sebelum Sesudah

Tinggibadan(cm)

Tensi (mmHg) Keluhan subyektif Tindakan

Akp. Akp + DietSebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1. P 60 65 62,5 143 170/90 160/95 sukar tidur,terasa berat,pegal-pegal

berkurang — +

2. L 39 79 78 170 125/85 125/85 tidakjelas + —3. P 52 45 45 155 130/90 125/90 nyeri dada,

lekas capai,perut pedih

berkurang + —

4. L 58 69,5 69 169 170/80 170/80 dada & badan dosis obatkurang

+ —

5. P 70 49,5 50 151,5 210/100 150/85 dada berat hilang — +6. L 28 49 49 154,5 160/90 160/90 tidak jelas — +7. P 48 79,5 77 162,5 130/90 130/90 lemas, ber-

debar-debarhilang — +

8. L 61 72,5 71,5 166,5 130/90 130/90 lekas capai berkurang + —9. L 72 65 65,5 174,5 150/90 140/95 sesak nafas berkurang + +

10. P 65 52,5 52 154 120/80 120/80 nyeri dada hilang + —11. P 51 47,5 47 145,5 140/85 135/85 nyeri dada berkurang + —

tangan semutan12. L 50 66 64 160 130/80 130/80 nyeri dada berkurang — +13. L 43 66,5 66 160 165/100 160/90 sesak nafas, berkurang

bahu pegal+ —

14. L 62 72 70,5 165 145/85 145/85 sakit dada, berkuranglekas capai

— +

15. P 54 60 58 154 140/80 130/80 nyeri dada berkurang — +16. L 56 67,5 67 163 130/85 130/85 sakit dada berkurang + —

Dari tabel di atas tampak beberapa kasus berat badan yang lebih dari normal menurun (0,5 — 2,5 kg), tensi me-nurun sedikit dan gejala subyektif sebagian berkurang sampai hilang.

DISKUSIDengan pemakaian titik-titik akupunktur yang sama, hasil pe-nelitian Ionescu-Tirgoviste dkk terhadap hiperlipoproteinemiaadalah berhasil sebesar 56,97% (sangat baik 22,09% dan baik34,88%) dan gagal 43,02%; sedangkan hasil penelitian diRSCM terhadap hiperlipoproteinemia adalah berhasil sebesar81,25% (sangat baik 50% dan baik 31,25%) dan gagal 18,75%(tabel III); terhadap kolesterol saja keberhasilan yang diper-oleh adalah 93,75% dengan perincian sangat baik 56,25% danbaik 37,5%, gagal 6,25% (tabel I V); terhadap trigliserida ke-berhasilan 75% dengan perincian sangat baik 62,5% dan baik12,5%, gagal 25% (tabel V).

Perbedaan hasil ini mungkin disebabkan karena adanyavariabel yang berbeda. Peneliti yang terdahulu juga mengikut-sertakan beberapa kasus hiperlipoproteinemia sekunder ka-

rena Diabetes Mellitus, sehingga bila Diabetesnya sendiribelum teratasi maka kadar trigliserida akan tetap tinggi; danini akan mempengaruhi hasil evaluasi.

Seperti diketahui, penurunan kadar serum kolesterol se-besar 15%—20% dapat menurunkan risiko penyakit jantungiskemik sebesar 35%—60% 5 . Dengan tindakan akupunktur,rata-rata penurunan kolesterol total adalah 24,03% dan rata-rata penurunan trigliserida adalah 12,23%. Dengan akupunkturdan diet, rata-rata penurunan kolesterol total adalah 16,87%dan rata-rata penurunan trigliserida adalah 10,16% (Tabel VI).

Berdasarkan hasil penelitian di atas dan tulisan yang disaji-kan, dapat disimpulkan bahwa akupunktur pada keadaanhiperlipoproteinemia dapat menurunkan risiko penyakitjantung iskemik.

Pada penelitian ini dicoba untuk memisahkan tindakan

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 29

yang dilakukan, yaitu sebagian dengan akupunktur saja dansebagian dengan akupunktur dan diet khusus, hal ini dimak-sudkan untuk melihat apakah akupunktur tanpa diet khususjuga mempunyai efek hipolipemik yang bermakna.

KESIMPULAN DAN SARAN• Akupunktur mempunyai efek menurunkan kadar kolesteroldan trigliserida darah pada hiperlipoproteinema dengan keber-hasilan 81,25% dari 16 kasus (sangat baik 50%, baik 31,25%dan gagal 18,75%).• Akupunktur mempunyai efek menurunkan kadar kolesteroldarah secara bermakna (P < 0,001) dengan hasil penurunan24,03% sesudah akupunktur dan 16,87% sesudah akupunkturdan diet; akupunktur juga mempunyai efek menurunkankadar trigliserida secara bermakna dengan hasil penurunan12,23% sesudah akupunktur (P < 0,001) dan 10,16% sesudahakupunktur dan diet (0,01 < P < 0,02).• Keberhasilan akupunktur untuk menurunkan kadar koleste-rol adalah 93,75% (sangat baik 56,25%, baik 37,5% dan gagal6,25%), sedangkan kadar trigliserida menurun dengan keber-hasilan sebesar 75% (sangat baik 62,5%, baik 12,5%, dan gagal25%).• Pada evaluasi terlihat perbaikan dari keluhan subyektifmaupun gejala klinis (tabel VIII) pada beberapa kasus, meski-pun pada penelitian ini belum dilakukan pengamatan yangkhusus terhadap hal-hal tersebut.• Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk melihat sejauhmanakah akupunktur dapat mempengaruhi fraksi -fraksi lemakdarah yang lain, dan titik akupunktur yang mana yang palingmempengaruhi kadar lemak darah.• Melihat hasil penelitian efek akupunktur pada hiperlipo-proteinemia tersebut, dapat disimpulkan bahwa akupunkturdapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Karenaitu dianjurkan untuk memasukkan akupunktur sebagai salahsatu cara penanggulangan keadaan hiperlipoproteinemia.

Ucapan terima kasihPada para dokter Bagian Kardiologi FKU1/RSCM, Ahli Gizi RSCM,Ahli laboratorium RSCM, atas kerja sama dan bantuannya dalam pe-nelitian ini.

KEPUSTAKAAN

1. Rifkind BM, Levy RI. Hyperlipidemia, Diagnosis and Therapy.Grune & Stratton Inc., 1977; 1 - 39.

2. Hurst JW. The Heart. 5th ed. McGraw Hill Book Co., 1982; 951 -957.

3. Sokolow M. Clinical Cardiology. 2nd ed. Lange Med Publ, 1981;126 - 129.

4. Adi Kusuma Aman, Burhanuddin Nasution. Metabolisme dan artiklinis lipiprotein. Mcdika 1983; 3 : 267 - 274.

5. Ionescu-Tirgoviste C, Phleck-Chhayan, Visinescu R, Danciu A.Acupuncture and electroacupuncture therapy in the treatmentof hyperlipoproteinemia. Am J Acupunct 1981; 9 : 57 - 62.

6. Danciu A, Ionescu-Tirgiviste C, Georgescu M, Cheta D, StamoranM. The treatment of hyperlipoproteinemia by acupuncture. Am JAcupunct 1976; 4 : 337 - 343.

7. Levy RI, Bonoell M, Ernst ND. Dietary management of hyper-lipoproteinemia J A Diet Ass 1971;58 . : 406 - 416.

8. Brown MS, Goldstein JL. The hyperlipoproteinemias and otherdisorders of lipid metabolism. In : Principles of Internal Medicine,th ed McGraw Hill Book€ Kogakusha Ltd., 1983; 547 - 559.

9. Frederickson DS, Levy RI, Lees RS. Fat transport in lipopro-teinemia. An integrated approach to mechanism and disorders.New England J Med 1967; 276 : 1 (34 - 44), 2 (94 - 103), 3 (148 -156), 4 (215 - 224), 5 (273 - 281).

10. Spritz N. Diet in the treatment of hyperlipidemia. Am Heart J1980; 100 : 924 - 927.

11. Samuel P : Drug treatment of hyperlipidemia. Am Heart J 1980;100 : 573 - 577.

12. Leonhardt H. Fundamentals of electroacupuncture according toVoll. Medizinisch Literarische Verlagsgesellschaft mBH, 1980;188.

13. Zhao Hexi, Zhang Ren Li Huanbin, Chang Xingguo. Influence onhyperlipidemia by needling Neiguan : Clinical analysis of 72 cases.The second national symposium on acupuncture and mox bastionand acupuncture anesthesia (abstr.). Beijing, 1984; 13 - 14.

14. Omura Y. Acupuncture effects on cardiovascular and nervoussystem. Acupunct & El Their Research 1975; 1 : 51 - 141.

15. Scott PJ. Hyperlipidemia, Current concepts in prevention andtreatment. Medical Progress 1983; 2 : 36 - 41.

16. Omura Y. Historical Aspect of Acupuncture. Acupunct & ElTher Research 1975; 51 - 141.

17. Meeker LA. Index of Acupuncture. 4th ed. MOD Co., New Mexico1980 : 61.

18. Anonim. Essencials of Chinese Acupuncture. Foreign LanguagesPress, Beijing, China, 1981.

19. Connor JO & Bensky D. Acupuncture, A Comprehensive text.Eastland Press, Chicago, 1981.

30 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Akupunktur Analgesi padaBedah Beku di Daerah Penis

Dr. Husniah R. Th € Akib*, Dr. Petrus Tarusarya **Unit Akupunktur RS Dr Ciptomangunkusumo, Jakarta

Dr. Gatut SuprodjoBagian Ilmu Penvakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/

RS Dr. Ciptomangunkusumo, Jakarta

ABSTRAKAkupunktur analgesi untuk tindakan bedah beku di

daerah penis terhadap penderita kondiloma akuminata telahdilakukan dengan hasil memuaskan. Analgesi dilakukandengan akupunktur listrik pada titik XIV.2, XIV.4, VII.32,XIII.2 dan Matsui. Stimulator listrik yang digunakan adalahtype DZ 22 dengan frekuensi 200Hz dan 2000 Hz. Induksidilakukan selama 20 menit. Akupunktur analgesi ini ter-utama bermanfaat pada keadaan-keadaan di mana analgesidengan obat-obatan tidak dapat dilakukan.

PENDAHULUANAkupunktur analgesi pada pembedahan adalah teknik

akupunktur yang diterapkan selama masa prabedah ataumasa bedah untuk mencapai keadaan analgesi .

Akupunktur analgesi sering disebut dengan nama akupunk-tur anestesi. Penamaan ini kurang tepat, sebab pada pem-bedahan dengan akupunktur analgesi, penderita sadar sepenuh-nya dan semua sensasi tetap utuh, kecuali nyeri

2, 3 .

Sejak dahulu telah diketahui bahwa akupuktur dapatmenanggulangi nyeri. Efek penanggulangan nyeri ini akhirnyadikembangkan sedemikian rupa, sehingga pada tahun 1958untuk pertama kali dapat digunakan sebagai analgesi padapembedahan. Akupunktur analgesi sangat sederhana pelaksa-naannya, ekonomis dan tidak memerlukan alat-alat yangrumit. Metode ini sangat berguna di daerah perang rural,daerah yang komunikasinya sulit dan dalam keadaan perang.

*) Penulis saat ini bertugas di Farmakologi klinik RS Dr Citpmangun-kusumo.

**) Penulis saat ini bertugas di RS Sintanala.

Akupunktur analgesi aman, tidak ada efek samping danlain-lain reaksi yang tidak terduga. Berdasarkan pengamatandari jutaan pembedahan, dilaporkan bahwa tidak ada kematianyang disebabkan oleh akupunktur analgesinya4 . Akupunkturanalgesi terutama bernilai untuk digunakan pada keadaan-keadaan di mana anestesi obat-obatan tidak mungkin dilaku-kan. Misalnya pada keadaan alergi terhadap obat-obat anestesi,pada penderita penyakit jantung, ginjal, paru, hati, dan lain-lain 6,6

Salah satu keuntungan yang nyata dari penggunaanakupunktur analgesi adalah pengurangan penggunaan narkoti-ka sebanyak 80% 2 .

Akupunktur analgesi telah pula dilakukan pada neonatusberumur 2 hari, juga orang tua berumur 90 tahun 5,7.

Pada saat ini, pembedahan dengan akupunktur analgesitelah diterapkan di seluruh dunia. Di Cina sampai tahun 1979telah dilakukan 200 jenis pembedahan dengan akupunkturanalgesi pada 2.000.000 penderita8 . Di Australia sejak 1972telah dilakukan kira-kira 200 jenis pembedahan denganakupunktur analgesi6 . Angka keberhasilan secara umum adalah90% 5,9,10 . Sedangkan rasio akupunktur analgesi di Cinaadalah 10% — 30% 2,11 . Pada umumnya di luar Cina akupunk-tur analgesi hanya dilakukan pada keadaan di mana anestesiobat-obatan tidak dapat dilakukan 6 . Pelaksanaan akupunkturanalgesi di luar Cina biasanya disertai dengan pemberianobat-obat tambahan ll . Para pengamat di luar Cina padaumumnya memandang akupunktur analgesi sebagai suatuvariasi dari metode anestesi 12 .

MEKANISME KERJA AKUPUNKTUR ANALGESIBanyak pendapat maupun hipotesis yang dikemukakan.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 3 1

Beberapa pendapat mengatakan, pada prinsipnya terjadipersaingan antara impuls spesifik yang timbul akibat rang-sang akupunktur dan impuls nyeri yang timbul karena pem-bedahan, pada suatu sistem proyeksi non spesifik di otak.Bila rangsang spesifik akupunktur dapat menyaingi nyeriyang timbul karena pembedahan, nyeri akan dihambat danterjadi analgesi. Pendapat ini berkaitan antara lain teori GateControl & Two Gate Control. Teori Gate Control secarasingkat mengemukakan bahwa perangsangan titik akupunk-tur yang berarti perangsangan serabut besar (yang bermyelin,berdaya konduksi cepat dan menghantarkan rangsang bukannyeri), akan menimbulkan rangsang bukan nyeri yang meng-hambat rangsang nyeri yang timbul akibat pembedahan,disuatu gerbang yang terletak di substansia gelatinosa medulaspinalis 13 . Sedangkan menurut Two Gate Control, selaingerbang di medula spinalis tersebut masih ada lagi gerbangutama yang terletak di hipotalamus, yang dapat menghambatnyeri bila titik-titik akupunktur tertentu di daerah mukadan kepala dirangsang 8 .

Akhir-akhir ini dikemukakan teori endorfin, yang me-ngatakan bahwa perangsangan titik akupunktur dapat me-rangsang pelepasan suatu substansi morfin endogen (endor-fin) yang mempunyai sifat anti nyeri 14 . Selain teori-teoriini masih banyak hipotesis lain yang dikemukakan antaralain teori biolistrik, teori reflexotherapeutical Head, teorisusunan saraf otonom, dan lain-lain. Meskipun telah banyakhipotesis dikemukakan, namun belum ada satu pun yangdapat menerangkan mekanisme akupunktur analgesi secaramenyeluruh. Diamati bahwa daerah analgesi yang ditimbul-kan oleh akupunktur bersifat unik dan berbeda dengan anal-gesi yang timbul pada anestesi regional/blok. Karena ituperan serta sistem meridian tidak dapat diabaikan. Sampaisaat ini, mekanisme kerja akupunktur analgesi masih dianggapmelalui multifaktor.

Pada tahun 1979 dalam seminar interregional WHOmengenai akupunktur di Beijing disimpulkan secara umum,akupunktur analgesi lebih efektif untuk pembedahan di daerahkepala, leher dan dada 15 . Sedangkan analgesi untuk pem-bedahan abdomen dikatakan lebih sulit dari pada untuk pem-bedahan di daerah lain16, 17 . Mengenai analgesi untuk pem-bedahan di daerah penis tidak ada laporan khusus, kecualimengenai titik-titik yang digunakan 16

Tindakan bedah beku di daerah penis dikatakan me-nimbulkan nyeri yang panas dan menyengat, yang berlang-sung sampai kira-kira 10 — 15 menit setelah tindakan selesai.Penelitian akupunktur analgesi di daerah penis ini dilakukanuntuk melihat apakah titik-titik yang dipilih dapat menim-bulkan analgesi dengan hasil yang memuaskan. Bila analgesiberhasil dengan memuaskan, akupunktur pada titik-titiktersebut dapat digunakan juga untuk pembedahan lain didaerah ini, terutama bila analgesi dengan obat-obatan tidakdapat dilakukan.

BAHAN DAN CARA:Penelitian akupunktur analgesi pada tindakan bedah

32 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

beku di daerah penis, dilakukan atas kerjasama dengan bagianIlmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM. Penelitiandilakukan antara bulan Januari sampai Maret 1983 pada 4orang penderita. Sebelum dianalgesi, penderita diperiksadan didiagnosis terlebih dahulu di bagian Kulit dan Kelamin.Tindakan bedah beku dan akupunktur analgesi dilakukandi Unit Akupunktur RSCM.

Alat yang digunakanJarum akupunktur : dari baja tahan karat no. 28 dengan pan-jang 2 inci dan 4 inci, dua buah alat Stimulator listrik tipeDZ 22.

Titik-titik akupunktur yang digunakan1. Ming Men (XIV. 4), terletak di antara prosesus spinosus

vertebra lumbal 2 dan lumbal 3 pada garis median. Titikini di lapisan dalam terletak pada cabang posterior N.Spinalis yang keluar. dari L3 dan di lapisan superfisialpada cabang kutaneus dari ramus dorsalis N torakalis l2 .

2. Yao Su (XIV. 2), terletak di bawah vertebra sakralis 4,dalam hiatus sakralis. Titik ini terletak pada tabang Nsakro-koksigeus.

3. Modified Ce Liao (VII. 32), terletak 1 jari medial spinaIliaka posterior superior. Titik ini terletak pada ramusposterior N. Sakralis 2,3 dan 4.

4. Ci Ku (XIII. 2), terletap pada batas atas simfisis pubis.Titik ini di lapisan superfisial terletak pada cabang ku-taneus N iliohipogastrika dan di lapisan dalam pada Niliohipogastrika.

5. Matsui, terletak 1 inci medial tuberositas ischii. Pen-jaruman dilakukan bilateral, kecuali untuk titik XIV. 4dan XIV. 2. Mula-mula penderita dibaringkan dalamsikap pronasi untuk dilakukan penjaruman pada titikyang terletak di belakang tubuh. Titik akupunktur di-tentukan secara anatomis dan ditegaskan dengan alatpencari titik dari stimulator DZ 22. Sebelum setiappenjaruman, titik akupunktur dibersihkan terlebih dahuludengan kapas alkohol. Penjaruman dilakukan sampaitercapai sensasi penjaruman (te ci). Penjaruman titikVII. 32 dilakukan dengan jarum 4 inci bersudut 15°dengan kulit, sehingga menyentuh foramina sakralisposterior 2,3 dan 4. Penjaruman titik XIV. 2 dilakukandengan jarum 2 inci, sejajar dengan permukaan tubuhsedangkan XIV. 4 tegak lurus. Jarum kemudian di-hubungkan dengan elektroda DZ 22 kelompok B . kecualiuntuk titik XIX. 2 dan XIV. 4 dengan kelompok A.Jarum diisolasi dan direkat pada kulit dngan plester. Posisipenderita dialhkan menjadi supinasi. Mula-mula dilaku-kan penjaruman titik XIV.2 subkutis. Terakhir penjarum-an titik Matsui dilakukan tegak lurus dengan permukaantubuh. Semua jarum dihubungkan dengan elektroda DZ22 kelompok B.Setelah penjaruman melesai, dimulai perangsangan dengan

arus listrik, saat ini dihitung sebagai awal waktu induksi. Aruslistrik yang digunakan adalah bolak balik (A.C.) dengan jenis

gelombang bifase segi (spike), dan bentuk frekuensi rangsangkontinyu. Induksi dimulai dengan frekuensi rendah, yang di-naikkan perlahan-lahan sehingga akhirnya mencapai frekuensi200 Hz untuk elektroda kelompok A dan 2000 Hz untukelektroda kelompok B. Intensitas dinaikkan bertahap semak-simal yang dapat ditahan penderita. Induksi dilakukan selama20 menit. Tindakan bedah beku dimulai bila pada akhir masainduksi penderita telah merasa analgesi. Bila perasaan inibelum ada/belum kuat, maka induksi dapat diperpanjang.Perangsangan listrik terus dilakukan sampai 15 menit setelahtindakan bedah beku selesai.

Tindakan bedah beku (cryo surgery) dilakukan denganmenggunakan cairan nitrogen yang disemprotkan 2 siklus(cairan nitrogen disemprotkan dengan cone pada lesi sampaidaerah freezing 1 mm di luar lesi, dan tindakan ini diulang2 kali).

Keberhasilan akupunktur analgesi dinilai dengan meng-ukur nyeri yang timbul. Pengukuran nyeri dilakukan secarasubyektif. Penderita digolongkan ke dalam tingkat I bila tidakada nyeri sama sekali. Tingkat II bila nyeri singkat dan ringansekali. Tingkat III bila nyeri jelas tapi masih dapat ditahan.Tingkat IV bila nyeri tidak tertahankan lagi. Akupunkturanalgesi dinyatakan berhasil dengan memuaskan bila pen-derita termasuk tingkat I, berhasil baik bila termasuk tingkatII dan gagal bila termasuk tingkat III dan IV.

HASIL DAN PEMBICARAAN

Telah dilakukan akupunktur analgesi untuk tindakanbedah beku di daerah penis terhadap 4 penderita kondilomaakuminata. Pada semua penderita masa induksi adalah 20menit dan analgesi dipertahankan sampai 15 menit setelahtindakan bedah beku selesai. Lokasi tumor berbeda-beda,2 intra meatal, 1 di corpus dan 1 di preputium, glans dan

Tabel I. Karakteristik Penderita dan Keberhasilan

No Umur Lama(th) sakit

Lokasi Tumor Efloresensi Penggo-longantingkatnyeri

Hasil

1 22 1 th corpus penis papel veru-kosa lenti-kuler yangmultipel

tk_ I memuas-kan

2 31 1 bl intra meatal papel veru-kosa milleryang multi-pc

tk. I memuas-kan

3 23 1 bl glans peniscorona glan-dis

papel veru-kosa lenti-kuler yangmultipel

tk. I memuas-kan

4 31 4 bl intra meatal papel milleryang multi-pel

tk. I memuas-kan

Pada keempat penderita tindakan dapat dilakukan tanpa nyeri se-hingga akupunktur analgesi herhasil dengan memuaskan.

corona. Jumlah tumor multiple dan pada kasus terakhir mem-bentuk plakat.

Berdasarkan penelitian, penjaruman pada titik VII.32 ber-arti merangsang saraf parasimpatis yang mempersarafi organ-organ pelvis sehingga dapat menimbulkan efek analgesi didaerah pelvis 18. Sedangkan titik XIV.2, XIV.4, XIII.2, Matsuidan daerah tindakan dipersarafi oleh segmen saraf yang sama/berdekatan dengan segmen saraf yang mempersarafi daerahpembedahan. Bila ditinjau hipotesis timbulnya analgesi padaakupunktur antara lain teori Gate Control, terlihat karena da-erah tindakan dan titik-titik akupunktur yang digunakandipersarafi oleh segmen saraf yang sama/berdekatan, makanyeri yang timbul karena tindakan ternyata dapat diatasioleh sensasi akupunktur. Selain itu efek endorfm yang di-katakan dapat dirangsang dengan akupunktur tidak dapatpula diabaikan.

KESIMPULAN

Telah dilakukan akupunktur analgesi pada bedah bekuterhadap 4 penderita dengan kondiloma akuminata di daerahpenis.

Pada semua kasus akupunktur analgesi berhasil dilaku-kan dengan hasil memuaskan. Penatalaksanaan akupunkturanalgesi meskipun mudah, tetapi memerlukan waktu induksiyang cukup lama bila dibandingkan dengan analgesi obat-obatan, sehingga mungkin kurang praktis untuk dilaksana-kan secara rutin di poliklinik. Namun demikian, akupunkturanalgesi masih merupakan suatu metoda alternatif, terutamapada keadaan di mana anestesi obat-obatan tidak mungkindilakukan.

KEPUSTAKAAN

1. Lee F and Cheung CS. Current Acupuncture Therapy. Hongkong:Medical book Publ, 1978; pp 211-6.

2. Wexu M. The Ear Getaway to Balancing the Body a Modern Guideto Ear Acupuncture. New York : ASI publ Inc, 1975; pp 171-82.

3. Wen HL and Cheung SYC. Treatment of Drug Addiction by Acu-puncture and Electrical Stimulation. Asian J Med. 1973; 9:138-41.

4. Anonim. Essentialas of Chinese Acupuncture. Beijing: Foreignlanguages press, 1980; p 416.

5. Lowe WC. Introduction to Acupuncture. USA: Medical Exami-nation publ. 1973.

6. Mayer EH and Bischko J. Experiences with Acupuncture Analgesiain the Fiels of the Ear, Nose and Throat. Venice: InternationalCongress series, 1973; p 759.

7. Matsuto. Acupuncture for Physicians. Springfield, Illinois: CharlesC Thomas publ, 1974.

8. Man PL and Chen CH. Acupuncture Analgesia, Theory and Poten-tial Clinical Application, Medical Progress 1975; 2:87-98.

9. Cai D, Lu WJ, Xu GH, Yu AL. The Influence of Different Para-meters and Methods of Stimulation on The Effect of ElectricNeedling of The Same Nerve; in Advances in Acupuncture andAcupuncture Anaesthesia. Beijing: The Peoples Medical Publ.1979; pp 197-8.

10. Shanghai Acupuncture Anaesthesia Coordinating Group. Path-way of Acupuncture at Zusanli upon The Gastrointestinal Func-tion; in Advances in Acupuncture and Acupuncture Anaesthesia.Beijing: Peoples Medical publ house, 1979; pp 306-7.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 33

11. Murphy TM and Binica JJ. Symposium on Pain: AcupunctureAnalgesia and Anaesthesia. Arch Surg 1977; 112:896-902.

12. Pauser G, Benner H, Thomas H. Acupuncture Analgesia ClinicalExperimental Results of the Vienna School; in the second French,Italian Austrian Congress for Information on Acupuncutreand Auricular therapy. Vienna 1975; p 39.

13. Melzack R. The Puzzle of Pain. Victoria, Australia: PenguinBooks, 1973.

14. Yang MMP. The Role of Endogenous Ligands, Endorphins, in theMechanism of Acupuncture Analgesia; abstract. Departmentof Physiology Faculty of Medicine University of Hongkong.

15. Bannerman RH. Acupuncture, The WHO view, The Magazine ofThe World Health Organization. Dec 1979; 24-9.

16. Anonim, The Principle and Practical Use of Acupuncture Anaes-thesia. Hongkong: Medicine and Health pubL 1974; pp 96-235.

17. Bonica JJ. Acupuncture Anaesthesia in The Peoples Republicof China: Implication for American Medicine. JAMA 1974;229:1371-5.

18. Weng J, Yang H. Peng C, Mao S, Li G. The Application of Modi-fied Ci Liao Point in Acupuncture Anaesthesia for Gynecologicaland Obstetrical Operation; in Advances in Acupuncture Anaes-thesia. Beijing: Peoples medical publ. 1979; pp 197-8.

34 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Pengobatan Nyeri Kepala denganAkupunktur

Dr. Dharma K. WidyaUnit Akupunktur RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

ABSTRAKTelah dilakukan pengobatan akupunktur pada seorang wa-

nita umur 20 tahun yang menderita nyeri kepala, dan telahdiobati dengan obat-obatan tanpa hasil yang memuaskan.Pengobatan akupunktur dilakukan dengan penusukan padatitik-titik di kepala, tubuh dan anggota gerak. Setelah peng-obatan pertama, gejala mereda dan menghilang sesudah peng-obatan yang keenam. Pengobatan diberikan dua kali seminggu.Diperkirakan, akupunktur merangsang pelepasan senyawa yangmirip morfin endogen, mempunyai efek vasodilatasi dan mem-perbaiki supply oksigen ke dalam jaringan, sehingga mem-punyai efek penyembuhan nyeri.

PENDAHULUANSefalgia atau nyeri kepala merupakan suatu keluhan yang

subyektif, tanpa dapat dibuatkan definisinya yang tepat.Walaupun demikian sefalgia mudah dimengerti, karena hampirsemua orang pernah mengalaminya. Gejala yang banyak di-jumpai dalam kehidupan dan praktek kedokteran sehari-hariini dapat disebabkan oleh banyak jenis penyakit dan kelainan.Baik kelainan di dalam otak, tengkorak maupun di luar struk-tur tersebut1

Seorang ahli nyeri kepala di Amerika Serikat pernah me-nyatakan, sekitar 85% penduduk pernah menderita nyerikepala. Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan utama daribanyak penduduk. Setiap tahun lebih dari 42 juta orang men-derita nyeri kepala, dan berjuta-juta di antaranya menderitanyeri yang begitu hebat sehingga tidak dapat bekerja. Darijumlah itu, hanya sekitar 10% yang disebabkan oleh penyakitorganis yang serius2 .

Penelitian akhir-akhir ini menyatakan, penggunaan aku-punktur dalam pengobatan nyeri kepala memberi hasil yangmemuaskan. Ternyata pula pengobatan akupunktur memberi-kan efek jangka panjang dan lebih dari sekedar plasebo 3 . Khopernah melaporkan kesembuhan seorang pasien cluster head-

ache dengan pengobatan akupunktur, setelah cara-cara peng-obatan lainnya mengalami kegagalan4 . Khoe mengobati lebihdari 1000 penderita nyeri kepala tanpa kelainan organis/penyakit serius dengan akupunktur dan perbaikan nutrisi,dengan hasil yang baik 2

.

KASUSSeorang wanita, umur 20 tahun dirujuk dari Bagian Saraf

ke Poli Akupunktur dengan diagnosis sefalgia. Pada saat datangpasien menyatakan merasa nyeri kepala hebat mual-mual.Keluhan tersebut diderita setiap hari sejak 2 minggu sebelum-nya. Telah berobat ke dokter dan dikatakan masuk angin, laludiberi obat. Keluhan mual hilang tetapi nyeri kepala tidakberkurang. Pasien kemudian berobat ke Bagian PenyakitDalam dan diberi obat tetapi keluhan tetap. Pasien lalu dirujukke Bagian Saraf, dan pada pemeriksaan neurologis, foto ke-pala dan fundus okuli tidak ditemukan kelainan. Pasien diberiobat dan keluhan hilang setelah makan obat, tetapi setelahobat habis keluhan timbul lagi (obat yang diberikan padakunjungan pertama adalah Nelstan, Lexotan, dan Laroxyl;pada kunjungan kedua adalah Optalidon dan Tolvon). Akhir-nya pasien dirujuk ke Poll Akupunktur.

Nyeri kepala seperti itu telah sering diderita selama duatahun terakhir ini. Pada waktu timbul kepala terasa nyerihebat, berdenyut-denyut, lama serangan kurang lebih 1 jamdan waktu timbulnya tidak menentu serta letak nyerinya tidakdapat ditentukan karena terasa menyeluruh. Keluhan hilangbila berobat ke dokter, untuk kemudian timbul lagi setelah1 — 2 minggu.

Selama ini pasien sering merasa kunang-kunang bila bangkitsesudah jongkok. Selalu merasa sakit pada waktu menstruasi(dismenorea) sejak menarche. Dua tahun yang lalu pernahmenderita sakit panas selama 3 minggu dan dikatakan doktersebagai gejala tifoid.

Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sakit, kesadaran

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 35

baik, tekanan darah 90/50, nadi 84, suhu afebril. Pasien me-makai kacamata yang menurut keterangannya berukuranSph -1 dan Sil - 1⁄2 kiri dan kanan. Pada pemeriksaan fisiklainnya tidak didapatkan kelainan.

Pada pemeriksaan akupunktur, tampak semangat agakkurang, ekspresi umum tampak sakit. Pada perabaan daerahkepala tidak ditemukan nyeri tekan pada tempat yang spesifikkarena nyeri kepala bersifat menyeluruh; pada perabaan nadididapatkan kelemahan pada nadi ginjal dan jantung. Lain-laintidak didapatkan kelainan.Diagnosis kerja : Sefalgia.Terapi yang diberikan adalah :— Alat : jarum baja tahan karat buatan Cina ukuran 1 inci

no. 32.— Titik yang dipilih :

1. Pai Hui (XIV.20), yang terletak pada garis tengah kepala5 inci dari garis batas rambut depan.

2. Tay Yang (M-HN-9), yang terletak dalam sebuah lekukandi dahi yang didapat pada perpotongan garis perpanjang-an lengkung alis mata dan garis mendatar dari sudutmata.

3. He Ku (II.4), yang terletak di antara os metakarpal Idan II, tepat di pertengahan sisi radial os metakarpal II.

4. Ci Cie (XIII.14), yang terletak pada linea mediana ante-rior 6 inci di atas umbilikus.

5. Fu Liu (VIII.7), yang terletak 2 inci di atas titik yangterletak pertengahan tendo achilles dengan maleolusinterna.

Teknik manipulasi penguatan dengan waktu 20 menit.Terapi direncanakan diberikan 2x/minggu sampai 1 seri yangterdiri 12 kali terapi.HASIL

Setelah dilakukan akupunktur pada kunjungan pertama,nyeri kepala mualnya hilang dan penderita tidak tampaksakit lagi. 2 jam kemudian timbul nyeri kepala lagi, tapi jauhlebih ringan yang segera hilang kembali. Hal ini berlangsungbeberapa kali.

Pada kunjungan kedua pasien merasa sakit kepala ringan,yang segera hilang setelah diakupunktur. Pada kunjungan-kunjungan selanjutnya s/d kunjungan keenam tidak ada ke-luhan. Selama itu di rumah keluhan kadang-kadang timbul bilabanyak membaca/belajar, namun hanya sebentar dan ringan,yang segera hilang setelah beristirahat. Pada kunjungan-kunjungan berikutnya tidak didapati keluhan-keluhan lagi.PEMBICARAAN

Nyeri kepala merupakan suatu keadaan yang dapat timbulkarena berbagai sebab. Menurut ilmu akupunktur, keadaannyeri kepala terjadi karena adanya ketidak-seimbangan bio-energi (ci) di daerah kepala. Bioenergi tersebut dapat dalamkeadaan ekses (se) atau defisien (si).Keadaan tidak seimbang dapat terjadi karena berbagai faktor,yaitu 2 :— Faktor luar : cuaca, makanan, keracunan, kecelakaan,

trauma, infeksi dan sebagainya.— Faktor dalam : kelainan pada organ dalam seperti kelainan

pada hati, limpa, ginjal, atau kelainan pada darah (misal-nya anemia dan sebagainya).

Tujuan pengobatan akupunktur adalah menyeimbangkankembali keadaan ekses atau defisien tersebut menjadi normal,hingga dengan demikian keluhan nyeri kepala akan meng-hilang. Hal tersebut dicapai dengan penusukan/stimulasi padatitik-titik akupunktur tertentu yang mempunyai efek padaaliran bioenergi di daerah kepala.

Chen dkk 3 menyimpulkan, pengobatan akupunktur mung-kin merangsang pelepasan senyawa yang mirip morfin endo-gen, mempunyai efek vasodilatasi dan memperbaiki supplyoksigen ke dalam jaringan.

Pada kasus di atas, mengingat pasien dirujuk dari BagianSaraf dan telah pula diperiksa di Bagian Penyakit Dalam,maka diperkirakan bahwa nyeri kepala tersebut bersifatfungsional dan tidak mempunyai dasar kelainan organis.Ditinjau dari gejalanya, kemungkinan besar keluhan pasienini dapat digolongkan dalam nyeri kepala tegang otot. Rasanyeri tersebut biasanya bilateral, lokasinya kadang-kadangtidak jelas, dapat disertai mual dan vertigo. Menegangnya ototsering kali menunjukkan adanya ketegangan jiwa. Terapi yangdiberikan pada keadaan ini adalah fisioterapi, terapi medika-mentosa dan psikoterapi. Akupunktur termasuk salah satucara untuk menghilangkan rasa nyeri tersebut 5 .

Pada pasien ini terapi akupunktur diberikan dengan pe-nusukan pada titik-titik Pai Hui (XIV.20), Tay Yang (M.HN.9),He Ku (II.4), Ci Cie (XIII.14) dan Fu Liu (VIII.7).

Titik Pai Hui (XIV.20) dan Tay Yang (M.HN.9) dipilihkarena kedua titik yang terletak di kepala ini mempunyaikhasiat untuk nyeri kepala. Titik He Ku (I1.4) yang terletakdi punggung tangan merupakan titik yang berkhasiat untukkelainan di daerah muka kepala termasuk nyeri kepala.Titik Ci Cie (XIII.14) dan Fu Liu (VIII.7) merupakan titikyang mempunyai efek mempengaruhi fungsi jantung danginjal 6 .

Pengobatan akupunktur pada pasien ini berhasil cukupbaik. Namun untuk mencegah penyakit tersebut kumat kem-bali, perlu diperhatikan faktor-faktor lain seperti faktor emosi,faktor lingkungan dan sebagainya, mengingat pasien adalahseorang remaja yang baru lulus SLA dan harus memikirkanmasa depannya.

Sebagai kesimpulan, akupunktur merupakan salah satucara pengobatan yang efektif pada keluhan nyeri kepala yangfungsional, oleh karena itu dapat dipertimbangkan sebagaisuatu alternatif pengobatan nyeri kepala.

KEPUSTAKAAN

1. Sidiarto Kusumoputro. Diagnosis diferensial dan tatalaksana se-falgia; di Nyeri kepala menahun, Penerbit Universitas Indonesia,Jakarta 1981: hal. 6.

2. Khoe WH. Headache, treatment with acupuncture and nutrition.Am J Acup; 1977; 5 : 151.

3. Chen GS, Yeou Cheng Hwang, Seng - Jaw Song. Longterm effectof acupuncture therapy on headache. Am J Acup 1978; 6 : 23.

4. Kho Hing Gwan. Treatment of cluster headache by acupuncture.Am J Acup 1977; 5 : 169.

5. Soemarmo Markam : Nyeri kepala tegang otot; di Nyeri kepalamenahun, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta 1981, hal. 23.

6. O'Connor J, Bensku D. Acupuncture a comprehensive text. Chi-cago: Easland Press, 1981.

36 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Dr. Untojo Wibowo *Unit Akupunktur RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Sonopunktur

ABSTRAKUltrasound merupakan gelombang suara frekuensi tinggi

yang kini banyak digunakan dalam kedokteran. Pada jaringan,ultrasound mempunyai efek panas, efek mekanis, dan efekbiologis. Penggunaan ultrasound untuk merangsang titikakupunktur disebut sonopunktur. Karena karakteristiknya,ultrasound dapat dianggap menggantikan jarum akupunktur,sehingga dalam penggunaannya dapat disamakan denganjarum akupunktur. Disajikan pula dua buah ilustrasi kasuspengobatan dengan sonopunktur.

PENDAHULUANGelombang suara, baik yang merambat di udara pada fre-

kuensi yang dapat didengar oleh manusia maupun yang me-rambat di jaringan tubuh pada frekuensi yang sangat tinggimempunyai sifat-sifat dasar yang sama, yaitu merupakan ge-lombang horisontal yang terjadi atas pergantian pemampatandan peregangan dalam medium yang dilaluinya. Dalam prak-tek, gelombang suara dari frekuensi yang dipakai untuk peng-obatan dibangkitkan oleh kristal piezoelectric atau keramikyang bergerak bila diberikan medan listrik.

Ultrasound pada frekuensi tinggi mempunyai sifat yanghampir sama dengan cahaya dan mengikuti hukum-hukumoptik, antara lain diabsorbsi, direfleksi dan ditransmisi. Trans-misi pada suatu medium ditentukan oleh tahanan dari mediumtersebut. Bila gelombang suara melewati bidang batas antaradua medium yang berbeda, sebagian gelombang akan diterus-kan dan sebagian lagi direfleksikan. Kira-kira 40% dari energiultrasound dalam kristal Quartz diteruskan ke air atau kejaringan, hanya 0,01% dari Quartz ke udara dan 0,1% dariudara ke jaringan. Karena itu, lapisan udara antara sumbertenaga dan jaringan harus dihindarkan agar terjadi penerusanenergi ultrasound ke dalam jaringan secara lebih baik, danuntuk itu biasanya suatu substansi khusus digunakan sebagai

* Penulis saat ini bertugas di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta.

medium kontak.Ketika gelombang suara melewati medium, sebagian dari

energinya diabsorpsi menjadi panas di setiap tempat. Besarnyaabsorpsi tergantung pada koefisien absorpsi tiap-tiap medium.Absorpsi otot kira-kira 2 kali dari lemak. Absorpsi dan pene-trasi dari gelombang suara dalam jaringan tergantung juga padabesarnya frekuensi. Makin tinggi frekuensi, makin besar dayaabsorpsi dan makin rendah penetrasinya. Sebaliknya, makinrendah frekuensi makin besar daya penetrasi dan makin rendahabsorpsinya. Dengan memperhatikan hal tersebut, alat ultra-sound untuk kedokteran harus mempunyai frekuensi antara800 — 1000 kilo hertz, yang merupakan suatu bentuk gabung-an antara frekuensi rendah dengan daya penetrasi yang baikserta frekuensi tinggi dengan daya absorpsi yang besar. Seluruhenergi ultrasound yang keluar dari soundhead jenis multikristaladalah sejajar.

EFEK "ULTRASOUND" PADA JARINGANEnergi ultrasound yang dipergunakan dalam pengobatan,

dapat dianggap sebagai berkas rangsang mekanis yang dapatdengan aman mencapai setiap daerah sasaran dalam tubuhpada intensitas terapi l .

Keuntungan terapi ultrasound dalam pengobatan adalahpengaruh spesifik yang ditimbulkan oleh ultrasound pada ja-ringan hidup. Efek spesifik yang bermanfaat tersebut antaralain :

• Efek panasKetika gelombang suara melewati suatu medium, sebagian

energinya diubah menjadi panas pada setiap tempat. Terdapatpeninggian suhu jaringan yang berbanding lurus dengan tenagadan waktu yang dipakai, dan berbanding terbalik dengan besar-nya jaringan yang di-ultrasound. Timbulnya panas pada jaring-an tersebut dapat terjadi pada seluruh volume jaringan, dan di-karakteristikkan secara pasti oleh koefisien absorpsi atau dapatterjadi secara lebih rumit karena adanya bidang batas yangdapat ditemukan pada jaringan atau kumpulan jaringan.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 37

Dalam proses pemanasan jaringan harus diperhitungkanpula efek pendinginan dari aliran darah. Ultrasound diabsorpsidalam otot 2 kali lebih besar dari pada dalam lemak. Pemanas-an yang tinggi timbul pada tulang, otot, tendon, saraf danbidang batas antara otot dan lemak. Oleh karena itu, penyakityang mengenai jaringan-jaringan tersebut dan bereaksi terha-dap panas akan memberikan respon yang baik terhadap ultra-sound.

• E fek mekanisEfek mekanis yang terjadi disebabkan oleh tekanan suara,

dan reaksi mekanis selanjutnya dari jaringan, yaitu kompresidan dilatasi, sehingga terjadi reduksi volume dan pergerakansel-sel jaringan. Efek ini tidak tergantung pada frekuensi,tetapi tergantung pada intensitas.

Kekuatan tekanan suara pada jaringan akan menimbulkanpola tekanan yang mengakibatkan pergerakan bolak balikdari sel. Arah pergerakan berubah 2 kali pada setiap frekuensi,sehingga pada frekuensi 1 juta hertz terdapat 2 juta pergantianarah setiap detik. Perubahan siklus tekanan dari positif kenegatif tersebut terjadi pada seluruh jaringan yang di-ultra-sound, sehingga mengakibatkan terjadinya efek mekanis yangdisebut micro -massage.

Getaran mekanis merangsang aliran darah dan kimia darah,menimbulkan analgesi, mempengaruhi susunan saraf autonom,serta meninggikan permeabilitas membran sel.• Efek biologis

Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasilreaksi jaringan yang di-ultrasound, yaitu frekuensi, karakteris-tik dari medan energi ultrasonik (pulsasi atau kontinyu), inten-sitas (Watt/cm 2 ), anatomi dan fungsi jaringan yang meliputiketebalan kulit, lemak, subkutis, jaringan otot, dan strukturtulang.

Efek terhadap sirkulasi perifer tergantung pada dosis energiultrasound. Pada dosis rendah terjadi hiperemi karena stimulasidari vasodilator. Bila dosis dinaikkan, terjadi anemi karenastimulasi dari vasokonstriktor. Bila dosis dinaikkan lagi terjadistasis karena paralisis. Koeppen berpendapat, dosis terapi ultra-sound adalah pada batas di mana terjadi vasodilatasi denganhiperemi, sehingga dapat memperbaiki peredaran darah lokal.Efek selanjutnya yaitu vasokonstriksi hanya terjadi pada dosisyang berlebihan. Sedangkan derajat ketiga yang menyebabkanparalisis sirkulasi tidak mungkin terjadi dalam praktek, karenadosis yang berlebihan akan menimbulkan nyeri hebat.

Ultrasound berpengaruh terhadap keseimbangan susunansaraf autonom dengan sedikit menurunkan tonus simpatis danmenaikkan tonus parasimpatis. Gejala klinis utama dari reaksiini adalah relaksasi otot, kelelahan umum dan pusing. Aktifi-tas susunan saraf autonom dan saraf serebrospinalis sebelumdi-ultrasound merupakan faktor penting yang mempengaruhihasil pengobatan. Selain itu, karakteristik anatomi jaringanyang dikenai oleh energi ultrasound juga memegang perananpenting, terutama pada ganglia serebrospinalis dan gangliaautonom.

Efek ultrasound terhadap susunan saraf yaitu mempenga-ruhi susunan saraf autonom, lewat refleks yang disebabkanoleh pengaruh langsung terhadap susunan saraf pada daerahyang dikenal ultrasound, dan direkam sebagai isyarat saraf kepusat saraf yang lebih tinggi.

Selain hal-hal tersebut di atas, ultrasound juga mempunyai

38 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

efek :— menaikkan aktifitas enzim— menaikkan aktifitas metabolik— merangsang sintesis protein— merangsang pertumbuhan jaringan granulasi— mempercepat penyembuhan luka.

PENGGUNAAN "ULTRASOUND" DALAM AKUPUNKTURPenggunaan energi ultrasound untuk merangsang titik aku-

punktur disebut Sonopunktur. Karakteristik ultrasound yangberupa berkas dan kemampuannya untuk menembus bendapadat dan cair memungkinkan penggunaan energi ultrasounduntuk merangsang titik akupunktur 2 .

Penggunaan ultrasound dalam akupunktur memberikan be-berapa keuntungan, antara lain :1) Penerimaan penderita lebih mudah, karena tidak adanyasensasi seperti yang ditimbulkan oleh penusukan jarum.2) Ultrasound memungkinkan hasil yang lebih baik untukyang kurang berpengalaman, karena luas permukaan soundheadlebih besar dari jarum akupunktur schingga memperkecilkemungkinan salah lokasi titik akupunktur 3,4 .

Khoe menggunakan ultrasound untuk akupunktur selamabertahun-tahun dengan soundhead yang dirancang khusus.

Energi ultrasound yang diberikan pada titik akupunktur me-nembus tubuh sepanjang tempat yang biasanya ditembus olehjarum akupunktur. Reaksi jaringan yang terjadi dapat dengantepat dikontrol oleh besarnya intensitas dan lamanya waktupemakaian. Pada banyak kasus, terdapat hubungan langsungantara besarnya energi dengan efek terapi. Intensitas rendahdigunakan untuk mengobati daerah teriritasi. Intensitas biasa-nya antara 0,25 — 0,5 watt/cm 2 dengan waktu terapi antara30 detik — 2 menit untuk tiap titik akupunktur. Soundheaddiletakkan pada titik akupunktur yang dipilih dengan tekananyang ringan tapi mantap. Sekarang telah tersedia soundheaddengan bermacam-macam ukuran untuk variasi penggunaanyang luas, misalnya untuk akupunktur tubuh dan akupunkturtelinga. Khoe telah melakukan lebih dari 15.000 kali terapisonopunktur dan tidak mendapatkan akibat sampingan yangtimbul bila digunakan dengan dosis yang telah dianjurkan.

Rossman dan kawan-kawan telah menggunakan rangsangultrasound pada sistem meridian yang dibandingkan denganhasil terapi yang menggunakan jarum akupunktur. Merekamenyatakan, kedua cara tersebut memberikan hasil yang samaefektifnya.

Wong dan Ching, berdasarkan pengalamannya juga men-dapatkan bahwa penggunaan jarum akupunktur maupun ultra-sound memberikan hasil yang sama.

Ultrasound dengan dosis rendah merupakan alat pengobat-an yang efektif dan aman sehingga tidak ada kontra indikasiabsolut. Namun perlu diperhatikan beberapa kontra indikasikhusus, yaitu :1. Proses keganasan2. Bila terdapat kelainan jantung, ganglion stellatum tidak

boleh dikenai langsung dengan ultrasound karena dapatmengakibatkan terjadinya angina pektoris.

3. Bayi, karena dapat terjadi gangguan pertumbuhan tulang.4. Uterus gravid, meskipun tidak mengakibatkan abortus, te-

tapi dapat mengakibatkan deformitas tulang janin.

ILUSTRASI KASUS• Penderita laki-laki 25 th.Keluhan utama : nyeri pinggang bagian bawah yang terus-menerus sejak 2 bulan yang lalu. Sudah berobat ke dokter,sakit berkurang bila makan, tetapi kambuh lagi bila obat habis.Pemeriksaan akupunktur : nyeri tekan pada daerah lateral garismedian setinggi vertebra L 4 — S 1 sampai S 4 — S 5 . Pemeriksa-an lain tidak menunjukkan kelainan. Radiologis : vertebralumbosacral dan articulatio Coxae : tak ada kelainan.Diagnosis akupunktur : Lumbago karena kelainan MeridianKandung Kemih.Terapi dengan minisound 600 dengan soundhead berdiameter0,1 cm 2 .Titik : Fei Yang (VII.58)

Su Ku (VII.65)Titik nyeri (ahse point) VII.25, VII.32, VII.33,VII.34, VII.35.

Teknik perangsangan :waktu 1⁄2 menit setiap detik, dengan intensitas 1⁄2 watt.terapi diberikan 3 kali seminggu.setelah terapi yang ke 6 keluhan hilang.• Penderita wanita 65 th.Keluhan utama : nyeri dan kaku leher yang terus-menerus

sejak 4 bulan yang lalu. Leher terasa tertarik yang menjalarsampai ke bahu dan kepala, bila kepala digelengkan. Sudahberobat tetapi alergi terhadap obat-obatan yang diberikan.Pemeriksaan akupunktur : teraba tegangan otot dan nyeritekan pada daerah titik XI.20 dan XI.21. Pemeriksaan laintidak menunjukkan kelainan.Radiologis, terlihat penyempitan foramina intervertebra C 4 -C 6 .Diagnosis : Stiff neck karena kelainan Meridian KandungEmpedu.Terapi dengan minisound 600 dengan soundhead type 61 ber-diameter 0,1 cm 2 .Titik : Kuang Ming (XI.37)

Cu Lin Ci (XI.41)Titik nyeri (ahse point) XI.20 dan XI.21.

terapi diberikan 3 kali seminggu.Setelah terapi ke 12 keluhan hilang.

KESIMPULANDalam beberapa tahun belakangan ini ultrasound mulai di-

pergunakan secara luas dalam bidang akupunktur. Untuk me-nanggulangi penyakit dengan sonopunktur dapat dipergunakan2 macam cara, yaitu pertama dengan memperhatikan adanyaabsorpsi panas pada jaringan tertentu dan efek mekanis sepertimicro massage; maka dapat dipergunakan formula yang ter-diri dari titik-titik akupunktur dekat dan jauh menurut letakkelainan. Kedua dengan menganggap bahwa energi ultrasonikdapat menggantikan jarum akupunktur, dapat dipergunakancara dialektik dalam memilih titik-titik akupunktur denganpemeriksaan akupunktur lengkap.

KEPUSTAKAAN

1. Zach FS, Boynton B, Phillips K, Smith E. Lokalized application of ultrasound energy. Br J Phys Med 1957; 20 : 175 – 176.

2. Buchtala V. The present state of ultrasonic therapy. Br J PhysMed. 1952; 15 : 3 – 6.

3. Phillips K, Harriss RR, Robinson LF, Carter EF Sr. Therapeuticapplication of ultrasound energy. J Florida M.A. 1956; 43 : 341 –346.

4. Baner AW. The present position of ultrasonics. Br J Phys Med.1954; 17 : 97 – 101.

5. Friedland F. Present status of ultrasound in medicine. JAMA.1976; 163 : 799 – 276.

6. Schwann HP, Carstensen EL. Advantages and limitations of ultra-sound in medicine. JAMA. 1952; 149 : 121 – 125.

7. Summer W, Patrick MK. Ultrasonic therapy. A text book for phy-siotherapists. London : Elsevier, 1964.

8. Stuhlfauth K. Neural effects of ultrasonic waves. Br J Phys Med.1952;15:10–14.

9. Phillips K, Smith EM, Biro LP, Boynton BL, Zach FS. Technicaland clinical application of ultrasound energy. Br J Phys Med.1954; 17 : 103 – 108.

10. Dyson M, Frank C, Suckling J. Stimulation of healing of varicoseulcers by ultrasound. Ultrasonic. 1976; 14 : 232 – 276.

11. Harvey W, Dyson M, Pond JB, Grahame R. The in vitro stimula-tion of protein synthesis in human fibroblasts by therapeuticlevels of ultrasound. Proc 2nd. Eur Congr on Ultrasonic in Med.Excerpta Medica International Congress Series. 1975; 363 :10– 21.

12. Webster DF, Dyson M, Harvey M. Ultrasonically induced stimula-tion of collagen synthesis in vivo. In Proc 45 h. Ultrasound inBiol. and Med Sympt. Edited by P. Greguss Visegard, Hungary,1979; 1 : 135 – 140.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 39

Percobaan Awal PembuatanAntibodi Monoklonal Terhadap

"Human Chorionic Gonadotropin"Dengan Metoda Hibridoma

Drh. Francisca NasutionPusat Penelitian dan Pengembangan PT Kalbe Farma, Jakarta

PENDAHULUAN

Salah satu aplikasi antibodi monoklonal adalah untukdiagnostik. HCG (Human Chorionic Gonadotropin) adalahhormon yang dalam jumlah besar terdapat dalam air seniwanita hamil, terutama dalam 3 bulan pertama kehamilan.HCG berasal dari jaringan trofoblas yang diekskresikan kedalam air seni, dan dapat diisolasi dari plasenta atau air seniwanita hamil1,2.

Mencit balb C diimunisasi dengan Antigen HCG, sehinggahibrid yang terbentuk dari limfosit B mencit dan sel mieloma(NS 1 ), dengan bantuan PEG (polietilen glikol) dapat mem-pertahankan sifat dari keduanya, yaitu: kemampuan sel-selB untuk menghasilkan antibodi spesifik — dalam hal iniHCG — dan imortalitas se] mieloma3,4 Mieloma tersebut harusbersifat non secretors, resisten terhadap 8 azaguanine, dan da-pat diterima HAT3,4 (hipoksantin aminoptcrin timidin). Hasilfusi dari NS 1 dan sel imun limpa adalah campuran sel NS 1-

NS 1 , sel NS 1 -limpa, sel limpa-limpa.

40 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Aminopterin memblokir biosintesa dari purin, pirimidindan glisin. Yang terakhir disebutkan dapat diatasi dengan me-makai media RPMI 1640. Hipoksantin dan timidin membantusel hasil fusi dalam sintesa nukleotida. (Lihat Gambar 1)

Sel NS 1 resisten terhadap 8 azaguanin. Oleh karena itu, seltersebut kekurangan enzim hipoksantin guanin fosforibose-transferase (HGPRTase) yang sebenarnya dibutuhkan untukbiosintesa nukleotida. Sel NS 1 -NS 1 serta sel mieloma NS 1itu tidak dapat tumbuh karena biosintesa diblokir dengan HATmedium.

Sel limpa normal dan sel limpa-limpa hasil fusi bersifatpasif, dan langsung akan terseleksi karena mempunyai po-tensial tumbuh yang terbatas dalam kultur. Dalam waktu 2minggu umumnya mereka akan mati.

Dalam hal sel NS 1 limpa (normal antibody producingcell), maka normal cell akan menyediakan suatu enzim yaituHGPRTase yang dibutuhkan oleh fuse partner NS 1 . Selanjut-nya sel hibrid akan menggunakan hipoksantin dari luar (darimedium HAT) untuk kemudian mensintesa nukleotida. Iniberarti sel dapat tumbuh terus dalam medium HAT.

METODA & MATERI PERCOBAANAlat

Tissue culture hood, inkubator CO 2 kultur jaringan, auto-klaf, mikroskop, mikroskop inversi, timbangan analitik, alatpemusing, penangas air, pH meter, tempat penyimpan nitro-gen cair, Elisa reader, stop watch, pendingin -70°C, multiwell plate, micro titer plate, drummond pipet aid dan peralat-an kultur jaringan lainnya.Bahan dan Reagen

Mencit balb C, sel mieloma NS 1 , feeder cell, human cho-rionic gonadotropin, PBS tween, dapar penyalut, peroksidasekonyugat (ortofenilen-diamine), stopping solution, rabbit antimouse lg G, media RPMI 1640; complete Freund adjuvant,media hipoksantin aminopterin timidine, 50% polietilen

glikol, foetal bovine serum, 8 azaguanine, DMSO(dimetil sulfok-sida) .

ProsedurPersiapan pertama adalah menumbuhkan dan memelihara

mieloma. Dengan menggunakan media pertumbuhan RPMI1640, sel mieloma disimpan dalam inkubator 37°C dengan 5%CO 2 . Biasanya mempunyai waktu ganda sesudah 16 — 24 jam.Banyaknya sel dihitung dengan hemacytometer dengan me-makai vital stain.

Di samping itu dikerjakan juga imunisasi mencit denganantigen HCG (1000 IU/kg BB) yang telah diemulsikan denganGambar 2. Cara : Antigen dan imunisasi _

complete Frcund adjuvant secara intraperitoneal sebanyak 3 xsuntikan dengan selang waktu 2 minggu. Tahap terakhir yaitubeberapa hari sebelum fusi, disuntikkan secara intravena. Se-lanjutnya dilakukan fusi, yaitu dengan 50% polietilen glikolantara sel mieloma dan sel imun limpa mencit balb C yangsudah disuntik dengan antigen HCG tadi. Kemudian tambah-kan media HAT ke dalam kultur jaringan. Pada tahap ini ter-jadi proses seleksi sel NS 1 — NS 1, sel NS 1 — limpa dan sellimpa — limpa. Untuk proses ini diperlukan waktu ± 2 minggu.

Gambar 3. Mekanisme

Seleksi tes Elisa yang dipakai untuk mengindentifikasikultur yang menghasilkan antibodi itu secara metoda tidaklangsung, yaitu dengan memakai orthofenilen diamin sebagaisubstrat dan rabbit anti mouse Ig G peroxidasc conjugate 1 :1000. Serum hasil imunisasi diencerkan l : 200 dengan PBSTween. Pembacaan dilakukan dengan Elisa reader pada pan-jang gelombang 490 nm.

Sel positif kemudian diperbanyak, lalu sebagian disimpanuntuk dibekukan dalam nitrogen cair dengan memakai 10%DMSO dan sebagian lagi untuk dikloningkan. Pengenceranyang dipakai untuk kloning adalah 5 cell/well, 1 cell/well dan0,5 cell/well. Sebelum pengenceran untuk kloning dilakukan,feeder cell dipersiapkan. Mencit yang tidak distimulasi dandiimunisasikan diambil sel limpanya untuk ditambahkan se-banyak 1 x 10 c/well dan sebelum hibrid diletakkan di plate.Sesudah 7 hari koloni akan dilihat dengan mikroskop inversi.Wells yang mengandung lebih dari satu koloni akan dibuang

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 41

dan supernatan yang menghasilkan satu koloni dites kembalidengan Elisa.

HASIL1. Pertumbuhan sel mieloma NS 1 sesudah 44 jam rata-rata

3. Teknik pelaksanaan agak kasar.4. Waktu tes Elisa kurang tepat dan cepat.5. Jumlah sampel kurang banyak.

berlipat ganda 5.4 x, sesudah 68 jam = 13.6 x. KEPUSTAKAAN2. Secara mikroskopis, hibridoma mulai kelihatan kira-kira 1. Ganong WF. Fisiologi Kedokteran. 1983; pp 360 - 95.

6 - 7 hari setelah fusi. 2. Voller. The Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA): A3. Setelah dilakukan 2 x fusi dan dites dengan Elisa, didapat Guide with Abstracts of Microplate Application, 1979; pp 1 - 125.

hibridoma seperti berikut 3. Chang TW. Monoclonal Antibodies: Preparation by Hybridomapada fusi pertama : 2 well positif Method and Application in Biological Research. Academic Press,

1982; pp 263 - 81.kedua : 10 well positif 4. Mishell & Shiibi SM.Selected Methods in Cellular Immunology. San

4. Hibrid kemudian disimpan di nitrogen cair. Dua di antara- Francisco: WH Freeman and Co. 1980; pp 351 - 72.nya sudah dicairkan kembali dan sudah dikloning. 5. Chereminisoff & Quellette RP. Biotechnology, Techomic Publish-

5. Kloning juga sudah berhasil dilakukan, monoklonal biasa ing Co. 1976; pp 294 - 307.

nya bulat dan simetris. supernatan kuning yang diduga 6. Appleton JA. Methods for Production of Monoclonal Antibodies.Agricultural Res Service 1984; p 50.

mengandung antibodi yang didapat dari monoklonal tidak/ 7. Berkow R. The Merck Manual of Diagnosis and Therapy, Merckbelum memberi hasil positif dengan tes Elisa. Sharp and Dohme Research Lab. 1985; p 1710.

8. Hurrell JGR. Monoclonal Hybridoma Antibodies. CRC Press,KESIMPULAN DAN DISKUSI 1985; pp 1 - 57.

Dari hasil percobaan telah didapat hasil sampai tahap9. Voss EW. Immunochemistry, University of Illinois, 1980; pp 137 -

52.kloning; tetapi monoklonal yang dihasilkan tersebut tidak/ 10. Rose. Manual Clinical Laboratory Immunology. Washington DC:belum spesifik terhadap HCG. Ini mungkin disebabkan oleh :1. Sel hibrid yang didapat tidak stabil.

American Society for Microbiology. 1986; pp 99 - 109.

2. Antigen yang dipakai kurang murni (purified Beta HCG Dibawakan pada Simposium Bioteknologi Indonesia di Universitassangat mahal, US$ 150/100 ug, 1985). Gajah Mada, Yogyakarta, pada tanggal 17-19 Februari 1987.

42 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Imunomodulator

DR. Mathilda B. WidiantoJurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung, Bandung

PENDAHULUAN

Suatu bidang baru farmakologi yang masih dalam taraf peng-galian serta pertentangan adalah pengembangan senyawa yangdapat menstimulasi respon imun. Dasar pemikirannya adalah,senyawa semacam ini dapat digunakan untuk meningkatkanrespon imun pasien yang menderita berbagai bentuk penyakitimunodefisiensi baik yang umum maupun yang selektif. Sejakzaman dulu sampai zaman modern saat inf, sudah dilakukanusaha medis yang disebut terapi stimulasi non spesifik. Pe-nanganan yang dulu sering dilakukan, misalnya membuat absesbuatan dengan minyak terpentin, membuat radang korosiflokal dengan cara dibakar, atau menahan aliran darah. Abad-abad berikutnya disadari bahwa dengan menyuntikkan ber-bagai "zat perangsang", pertahanan terhadap infeksi dapat di-tingkatkan. Sebagai contoh disuntikkan darah sendiri, susu,kasein dan otolisat bakteri. Tampaknya rangsang radang lokaldapat meningkatkan keseluruhan pertahanan tubuh terhadappenyakit. Apakah hal ini dapat dibuktikan dengan uji eks-perimental pada hewan percobaan?

Fauve melakukan percobaan sebagai berikut: mencit di-suntik secara dorsal dengan magnesiumsilikat, suatu iritansiayang tak bertindak sebagai antigen. Beberapa hari kemudianhewan tersebut diinfeksi dengan berbagai kuman patogenantara lain bakteri, ragi juga dengan sel kanker. Berbedadengan hewan kontrol, hewan yang diberi granuloma dapatbertahan hidup.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN IMUNOMODULATOR?

Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat me-ningkatkan mekanisme pertahanan tubuh baik secara spe-sifik maupun non spesifik. Yang terutama terjadi adalahinduksi non spesifik baik mekanisme pertahanan seluler mau -

pun humoral. Pertahanan non spesifik terhadap antigen ini di-sebut paramunitas, dan zat bersangkutan disebut penginduksiparaimunitas. Induktor semacam ini biasanya tidak atau se-dikit sekali kerja antigennya, malahan sebagian bekerja se-bagai mitogen yaitu menaikkan proliferasi sel yang berperanpada imunitas. Sel tujuan adalah makrofag, granulosit, lim-fosit T dan B; karena induktor paramunitas ini terutamamenstimulasi mekanisme pertahanan seluler. Mitogen ini dapatbekerja langsung maupun tak langsung (misalnya melaluisistem komplemen atau limfosit, melalui produksi inter-feron atau enzim lisosomal) untuk meningkatkan fagositosismikro dan makro (lihat gambar 1). Mekanisme pertahananspesifik maupun non spesifik umumnya saling berpengaruh.Dalam hal ini pengaruh pada beberapa sistem pertahananmungkin terjadi, hingga mempersulit penggunaan imunomo-dulator ini dalam praktek.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 43

KARAKTERISTIKA IMUNOMODULATOR DAN METODEPENGUJI

Aktivitas suatu senyawa yang dapat merangsang sistem imuntidak tergantung pada ukuran molekul tertentu. Efek ini dapatdiberikan baik oleh senyawa dengan berat molekul yang kecilmaupun oleh senyawa polimer. Karena itu usaha untuk men-cari senyawa semacam ini hanya dapat dilakukan dengan me-tode uji imunbiologi saja. Termasuk di sini adalah metodein vitro dan in vivo, di mana dapat diukur pengaruh senyawabersangkutan pada fungsi dan kemampuan sistem mono-nuklear, demikian pula kemampuan terstimulasi dari limfosit Bdan T. Metode uji yang dapat digunakan dapat dilihat padatabel 1.

Tabel 1. Metode uji aktivitas imunomodulator

Metode bersihan karbon ("Carbon—Clearance")Pengukuran secara spektrofluorometrik laju eliminasi partikelkarbon dari daerah hewan. Ini merupakan ukuran aktivitasfagositosis.Uji granulositPercobaan in vitro dengan mengukur jumlah sel ragi atau bakteriyang difagositir oleh fraksi granulosit yang diperoleh dari serummanusia. Percobaan ini dilakukan di bawah mikroskop.

Bioluminisensi radikal 02Jumlah radikal 02 yang dibebaskan akibat kontak mitogendengan granulosit atau makrofag, merupakan ukuran besarnyastimulasi yang dicapai.Uji transformasi limfosit TSuatu populasi limfosit T diinkubasi dengan suatu mitogen.Timidin bertanda ( 3 H) akan masuk ke dalam asam nukleatlimfosit 1. Dengan mengukur laju permbentukan dapat diten-tukan besarnya stimulasi dibandingkan dengan fitohemaglutininA (PHA) atau konkanavalin A (Con A).

PERSYARATAN IMUNOMODULATOR

Menurut WHO, imunomodulator haruslah memenuhi per-syaratan berikut:— Secara kimiawi murni atau dapat didefinisikan secara kimia.— Secara biologik dapat diuraikan dengan cepat.— Tidak bersifat kanserogenik atau ko-kanserogenik.— Baik secara akut maupun kronis tidak toksik dan tidak

mempunyai efek samping farmakologik yang merugikan.— Tidak menyebabkan stimulasi yang terlalu kecil ataupun

terlalu besar.

Hanyalah jika kriteria ini dipenuhi dengah hasil positif, barulahpenggunaannya dalam terapi maupun sebagai profilaksis dapatdipertimbangkan.

Imunomodulator digunakan path:— Terapi infeksi campuran; infeksi kronis; infeksi yang sudah

resisten terhadap khemoterapetika terutama infeksi yangdisebabkan virus dan bakteri.

— Terapi penyakit ganas.— Dalam batas tertentu untuk terapi penyakit autoimun .— Kadang-kadang untuk kompensasi pengobatan dengan si-

tostatika.

44 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

"Timing" atau saat yang tepat pada pemberian imunomodula-tor ini penting untuk diperhatikan; kalau tidak, terapi ini takberhasil. Variabel penentu lainnya adalah dosis dan caraapplikasi. Induktor paramunitas ini hendaknya dibedakandari adjuvan yang sering ditambahkan pada antigen. Penam-bahan adjuvan dimaksudkan untuk memperkuat kerja imu-nogen dari antigen, jadi memperkuat reaksi perlawanan yangspesifik.

Dasar fungsional paramunitas (menurut A. Mayr)— Terjadinya peningkatan kerja mikrofag dan makrofag serta

pembebasan mediator.— Menstimulasi limfosit (yang berperan pada imunitas tetapi

belum spesifik terhadap antigen tertentu), terutama mem-potensiasi proliferasi dan aktivitas limfosit.

— Mengaktifkan sitotoksisitas spontan.— Induksi pembentukan interferon tubuh sendiri.— Mengaktifkan faktor pertahanan humoral non spesifik

(misalnya sistem komplemen properdin-opsonin).— Pembebasan ataupun peningkatan reaktivitas limfokin

dan mediator atau aktivator lain.— Memperkuat kerja regulasi prostaglandin.

Beberapa imunomodulator yang sudah diteliti antara lainekstrak organ atau darah (misal dari timus dan limpa, ekstrakembrio); ekstrak bakteri dan jamur (misal lipopolisakarida);endotoksin; ribosom bakteri; ekstrak tanaman; dekstran;hormon dan senyawa yang mirip hormon; lipida; proteindan hasil urai protein; senyawa anorganik; racun dari hewan).

TimosinPeptida dengan 28 asam amino ini diisolasi dari kelenjartimus. Pada anak-anak serta awal masa dewasa kadar timosintinggi, mulai turun pada usia 30—40 tahun dan rendah padausia lanjut. Kadar serum pada defisiensi sel T (sindrom DiGeorge) rendah. Pada uji in vitro limfosit yang diberi timosinternyata jumlah sel akan bertambah. Efek transplantasi timusfetus pada sindom DiGeorge mungkin disebabkan timosinini. Efek samping dapat ditolerir, walaupun kadang-kadangpada sekitar tempat penyuntikan terjadi reaksi kulit. Hasilyang didapat cukup memuaskan jika defisiensi sel T ringan,sedangkan pada kasus yang berat efek tak terlihat.

BCGPada beberapa zat dengan karakteristika antigen, stimulasiefek spesifik dan non spefisik sulit dibedakan. Jika pada saatbersamaan dan kalau mungkin pada tempat yang sama di-suntikkan antigen + adjuvan misal secara SC atau IM, sepertipada BCG misalnya, maka sistem imunitas spesifik terhadapmikobakteri akan meningkat. Jika BCG digunakan IV, efeknon spesifik akan lebih menonjol, dan dapat digunakan untukmembunuh sel tumor atau mencegah perbanyakan bakteridan virus. Tempat kerja bersama efek spesifik dan non spesifikadalah makrofag. Aktivasi makrofag oleh BCG juga akanmeningkatkan laju bersihan (clearance rate) kompleks imundari darah. Sel T penting untuk kerja antikanker BCG ini.Pada hewan yang diberi serum anti T efek imunoterapi BCG

diblokir. Ini dicoba pada melanoma, sarkoma dan leukemiaakut. BCG ternyata juga meningkatkan interferon serum.

LevamizolSenyawa ini merangsang pematangan sel T pada kondisirespon imun yang berkurang. Pada sistem imun normal, leva-mizol tak bekerja. Hasil yang baik diperoleh pada penangananpoliartritis, sindrom Reiter dan multipel sklerosis; sedang-kan penanganan tumor dalam bentuk monoterapi tak ber-manfaat. Jika diberikan bersama senyawa sitotoksik, zatini berbahaya, pemberiannya harus sedini mungkin pada faseremisi. Pada pemakaian kronis efek samping yang ditimbul-kannya cukup berat yaitu gangguan neurologis (6%), ganggu-an saluran cerna (5%), reaksi hipersensitif (3%), nausea (13%)dan kadang-kadang agranulositosis. Karena saat pemilihanwaktu pengobatan yang tepat cukup problematik srta karenaefek sampingnya, senyawa ini jarang digunakan untuk maksudini.Transfer factorZat ini merupakan molekul RNA kecil atau peptida (BM se-kitar 5000) yang berasal dari sel limfoid manusia. Disampingmeningkatkan respon sel T terhadap antigen, juga senyawaini merangsang sistem imun non spesifik dengan mekanismeyang belum jelas. Efeknya dapat sangat berhasil pada be-berapa kasus kandidiasis kronis mukokutan tetapi tak ber-hasil pada pasien yang menderita imunodefisiensi berat cam-puran. Banyak yang mengatakan bahwa mungkin juga dapatdigunakan pada penanganan sindrom Wiskott—Aldrich, sar-koma osteogenik dan tbc. Dosis TF didasarkan pada jumlahlimfosit yang ada dalam preparat (sekurang-kurangnya 10 9

limfosit). Sudah ada beberapa penelitian tentang uji aktivitasbiologik, mekanisme kerjanya serta cara pemurnian zat ini.

InterferonGlikoprotein ini berasal dari leukosit manusia, yang dibentukoleh sel tubuh karena berbagai rangsang. Saat ini telah di-kenal 3 jenis utama interferon yaitu a, Q, dan y. Alfa inter-feron (yang dulu disebut interferon leukosit) dibentuk olehlinfosit dan sel lain sistem limfatik. Ada sekitar 10 macama interferon yang telah ditemukan. Beta interferon (duludisebut interferon fibroblas) diproduksi oleh fibroblas. Gamainterferon (yang disebut interferon imun) terbentuk dalamlimfoblas setelah adanya pembebasan interleukin 2 akibateksposisi antigen. Interferon dapat mengaktifkan enzimsitoplasma, yang mempengaruhi m—RNA. Diduga terjadihal berikut: interferon akan berikatan dengan reseptor spe-sifik yang terdapat pada permukaan sel dan dapat meng-induksi TIP (transfer inhibiting protein) yang bersifat anti-virus. Aktivitas interferon sangat tinggi, 1 mg dapat melindungi10 15 sel. Disamping itu interferon berperan meninggikan akti-vitas sitotoksik limfosit T juga menghambat pembelahan selseperti sel tumor. Alfa interferon dapat digunakan pada kasusinfeksi virus pada mata dan hidung; efek sampingnya antaralain gejala yang mirip flu, kadang-kadang nausea, muntah,leukopenia serta trombositopenia. Beta interferon (Fibla-feron R ) digunakan untuk menanggulangi infeksi virus yang

sulit diobati (misal virus ensefalitis, herpes zoster generalisatus,virus papiloma dan sebagainya).

Senyawa yang berasal dari tanamanAsam aristolokhat: pada penelitian ternyata asam ini dapatmeningkatkan aktivitas fagositosis serta dapat pula meng-kompensasi pengurangan aktivitas fagositosis akibat kloram-fenikol dan tetrasiklin.Senyawa dengan BM rendah lainnya yang juga mempunyaiefek pada mekanisme pertahanan tubuh adalah N-alkaloida(sefarantin, tiloforin), terpen (ester diterpen, seskuiterpen-lakton tertentu), senyawa fenolik (kleistantin; 2, 3 dihidroksi-benzoat; asam klorogenat; asam ferulat, anetol); Iipida (ubik-hinon, alkillisofosfolipida).

Senyawa dengan BM tinggiLektin: lektin tanaman dapat terikat pada limfosit T dan me-nyebabkan mitosis limfosit. Dari kelompok ini konkavalinA mempunyai aktivitas mitogen yang tinggi dan biasanyadigunakan sebagai pembanding pada berbagai uji. Beberapalektin bekerja spesifik sitotoksik dengan menginhibisi sintesisprotein intraseluler atau dengan mengaktivasi sel "pem-bunuh".Polisakarida: polisakarida yang dapat menstimulasi sistemimun ditemukan baik pada tanaman rendah maupun padatanaman tinggi, sedikit dalam algea dan Lichenes. Kerjanyayaitu pada aktivasi makrofag, interferon atau sistem kom-plemen. Pada percobaan dengan hewan, pemberian polisa-karida ini sebagai profilaksis terhadap infeksi Pseudomonasatau Staphylococcus ternyata memperbesar kemungkinan hidup hewan bersangkutan.Dari tanaman tinggi, fraksi polisakarida yang telah ditelitiyaitu dari jenis Calendula, Solidago, Trifolium pratense,Viscum album, jenis Bryonia dan lain-lain. Baru-baru ini ber-hasil diisolasi dua heteroglikan asam yang larut air dari Echi-nacea purpurea (BM 35.000 dan 450.000) yang kemungkinanbekerja sebagai imunomodulator. Keduanya terdiri dari ber-bagai gula dalam perbandingan dan ikatan tertentu. Senyawaini menstimulasi fagositosis, bekerja kuat pada limfosit T danmenginduksi produksi interferon. Hubungan struktur-aktivi-tas polisakarida juga sedang diteliti oleh para ahli. Senyawayang kompleks dengan berat molekul yang tinggi lebih ber-khasiat daripada senyawa dengan berat molekul yang rendahdan bangun yang linier.Beberapa tanaman yang sering digunakan untuk maksud iniantara lain:— Chamomilla recutita— Arnica montana— Baptisia tinctoria— Mangifera indica— Aconitum napelus— Eupatorium perfoliatum— Solanum nigrum

dan lain-lain.

KESIMPULANSampai saat ini penggunaan imunomodulator dalam peng-

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 4 5

obatan masih banyak dipertentangkan. Mungkinkah pulabahwa obat tradisional yang banyak digunakan, yang kerja-nya belum dapat dijelaskan didasarkan pada dasar kerjaimunologik ini ? Bagaimana kita menjelaskan kerja akarginseng, kayu guayak dan sebagainya ? Apakah kerja imu-nologik saponin ? Terapi dengan imunomudulator mungkindapat dikembangkan lebih lanjut asal saja ada kriteria yangjelas, baik tentang cara aplikasi, dosis, keadaan pasien dansebagainya. Kemajuan yang sudah dicapai saat ini adalahbahwa dengan suatu konsep modern tentang paramunitas telahberhasil dilakukan alih bahasa pemikiran tradisional ke bahasailmiah modern; ini tentu merupakan syarat bagi perkembang-an lebih lanjut.

KEPUSTAKAAN

1. Chattopadhyay U, Cjaudhuri L, Ghosal S. Pharm Research, 1986;

3 : 307-308. 2. Batsford S, Kluthc R, Vogt A. Planta Med, 1980; 29: 234.

3. Clajk WR. The Experimental Foundations of Modern Immunology,2 nd ed. Canada: John Wiley sons, 1983.

4. Hansel R. Dysch Ap Ztng, 1984; 124: 54-9.5. Wagner H. Dtsch Ap Ztng, 1983; 123: 821-2.6. Von Bruchhausen. Dtsch Ap Ztng, 1982; 122: 843-9.7. Mose JR. Planta Med, 1963; 11: 72-91.8. Ghosal S, Biswas K, Chattopadhyay BK. Phytochem, 1978; 17:

689-694.9. Chattopadhyay S, et al. Pharm Reserarch, 1984; 6: 279-282.

10. Bahr V, Hansel R. Planta Med, 1982;44: 32-3.11. Mutschler E. Arzneimittelwirkungen, 5 Aufi. Stuttgart: Wissens-

chaftliche Verlagsgesellschaft mbH, 1985.12. Lawlor GJ, Fischer TJ. Manual of Allergy and Immunology.

Boston: Little Brown Co. 1981.13. Scott GM. J Am Med Assoc, 1985; 1, 8: 16.

4 6 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Gambaran Preskripsi Obat-obatBenzodiazepin Pada Tiga Rumah Sakit

Kelas C di Jawa

Ellen Wijaya, Nani Sukasediati *, Hertiana AyatiPuslitbang Farmasi BPPK DepKes RI

PENDAHULUANBenzodiasepin adalah sekelompok obat golongan psiko-

tropika yang mempunyai efek antiansietas atau dikenal sebagaiminor tranquilizer, dan psikoleptika. Indikasi kelompok iniantara lain untuk mengurangi ansietas yang patologis, kete-gangan, agitasi, tanpa mempengaruhi fungsi kognitif dan prosespersepsi . Salah satu anggota kelompok ini, diazepam memilikiefek pelemas otot yang seringkali digunakan untuk keadaankejang yang memerlukan pelemas otot rangka. Pada keadaantertentu masih digunakan sebagai premedikasi anestesi sebelumpembedahan.

Penggunaan benzodiazepin dalam pelayanan kesehatan jiwabelum banyak diungkapkan. Survei pola preskripsi benzodia-zepin di Jakarta (1980), mendapatkan ± 10% dari resep apotekswasta mengandung benzodiazepin2 . Resep apotek swastaumumnya ditulis oleh dokter praktek swasta yang pola pre-skripsinya mungkin berbeda dengan dokter rumah sakit ataupuskesmas. Pola penulisan resep benzodiazepin pun dapat ber-beda, karena perbedaan tingkat kehidupan sosial dan ekonomipara pengunjung pelayanan kesehatan tersebut.

Penelitian ini yang dilakukan di apotek rumah sakit, ber-tujuan mencari gambaran preskripsi benzodiazepin dari apotekrumah sakit kelas C, yang antara lain merupakan rujukan pen-derita puskesmas. Penderita yang mengunjungi rumah sakitini diandaikan berasal dari masyarakat m enengah bawah yangtingkat kehidupan mungkin berbeda dengan pengunjungpraktek dokter swasta.

BAHAN DAN CARASampel adalah resep penderita rawat jalan dari apotek

rumah sakit kelas C, yaitu RSU Tasik, RSU Serang dan RSU

Disajikan pada Kongres Nasional XII/Kongres Ilmiah VI ISFI di Yogya-karta 10—13 November 1986.* Penyaji makalah

Koja. Resep diambil pada 4 bulan musim 1983 yaitu :— Januari : musim penghujan— April : peralihan musim penghujan dan kemarau— Juli : musim kemarau— Oktober : peralihan musim kemarau dan penghujan

Dari resep-resep tersebut dipisahkan resep yang mengandungpsikotropika, khususnya yang mengandung benzodiazepin.Data yang dicatat meliputi :

— jenis dan jumlah benzodiazepin yang dipreskripsi— jenis dokter penulis resep (dokter umum atau dokter

ahli)— usia penderita— rejimen terapi yang meliputi lama pemberian, dosis dan

bentuk sediaanPenelitian ini berupa survei retrospektif. Sampel diambil se-

cara purposive stratified random sampling. Apotek rumah sakitdan waktu ditetapkan secara purposif, sedangkan resep diambilsecara stratified random sampling.

Data yang telah dicatat kemudian ditabulasi, dihitung pro-sentasenya dan dianalisa untuk mendapatkan gambaran pre-skripsi benzodiazepin dari tabel univariat.

HASILPengumpulan sampel pada waktu tersebut mendapatkan

5225 lembar resep rawat jalan. Setelah diklasifikasi , diperoleh1582 lembar resep psikotropika (30,3%) yang mengandung1127 item obat golongan psikotropika sediaan tunggal. Sedia-an tunggal benzodiazepin diperoleh sebanyak 475 item atau42,1% dari jumlah item psikotropika (tabel I). Bila dirincilebih lanjut, ternyata diazepam merupakan obat yang palingbanyak dipreskripsi (sekitar 60,0%) dan klordiazepoksid men-duduki tempat kedua (sebanyak 18,7%) seperti pada tabel II.

Tabel III adalah prosentase jenis keahlian dokter penulisresep benzodiazepin. Dari seluruh resep benzodiazepin ini,

Cermin Dunia Kedokteran No. 4 4, 1987 47

64,6% ditulis oleh dokter umum dan hanya 12,4% ditulis olehahli kesehatan jiwa, dan 6,3% ditulis oleh ahli penyakit saraf.Dokter ahli lain yang tercatat sebagai penulis resep benzodia-zepin antara lain ahli bedah, ahli kebidanan dan kandungan,ahli penyakit mata, ahli penyakit kulit dan kelamin sertadokter gigi.

Tabel I. Distribusi frekuensi 1127 item obat psikotropika yang dipre-skripsi pada 3 RS kelas C (1983)

Kelompok psikotropika n %

A. Neuroleptikaturunan fenotiazin 90 7,9turunan butirofenon 13 1,2

B. Anxiolitikaturunan meprobamat 1 0,1turunan benzodiazepin 475 42,1turunan barbiturat 528 46,9

C. AntidepresanTrisiklik 20 1,8

Jumlah 1127 100,0

Tabel II. Distribusi frekuensi preskripsi 475 item turunan benzodiaze-pin yang dipreskripsi di RS kelas C (1983)

Jenis benzodiazepin n %

Klorodiazepoksid 89 18,7Diazepam 288 60,6Klobazam 71 14,9Klorazepat 2 0,5Lorazepam 17 3,6Prazepam 5 1,1Temazepam 1 0,2Bromazepam 2 0,5

Jumlah 475 100,0

Tabel III. Distribusi prosentase jenis keahlian dokter penulis resep ben-zodiazepin di 3 RS kelas C (1983)

Jenis keahlian dokter %

1. Dokter umum 64,62. Dokter ahli kesehatan jiwa 12,43. Dokter ahli kesehatan anak 0,84. Dokter ahli penyakit dalam 10,55. Dokter ahli penyakit saraf 6,36. Lain-lain keahlian 5,4

Jumlah 100,0

Tabel IV. Distribusi frekuensi dan prosentase preskripsi benzodiazepinberdasarkan lama pemberian (1983)

lama pemberian dan % *Jenis benzodiazepin 1-3 hari

%4-5 hari

%> 6 hari

%

klordiazepoksid 73,4 26,6 -diazepam 71,1 27,3 1,6klobazam 65,0 53,0 -lorazepam 48,5 42,5 9,1klorazepat 26,3 73,7prazepam -- 100 -temazepam 50,0 50,0 -bromazepam 55,0 45,0 -keseluruhan benzodiazepin 66,9 31,3 1,4

* Prosentase dihitung dari jumlah masing-masing kelompok

48 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Tabel V. Dosis harian rata-rata preskripsi benzodiazepin sediaan tung-gal, berdasarkan bentuk sediaan (1983)

Jenis benzodiazepin dosis harian rata-rata (mg)

tablet/kapsul puyer

klordiazepoksid 14,7 8,1diazepam 17,9 4,6klorazepat 9,4 8,0klobazam 21,2 12,5prazepam 11,9 --temazepam 13,4 -bromazepam 4,8 2,9

Tabel VI. Distribusi prosentase preskripsi jenis benzodiazepin menurutusia penderita, di 3 RS kelas C (1983)

Jenis benzodiazepin < 12 th > 12 thn % n %

klordiazepoksid 2 2,2 81 91,0diazepam 20 6,9 242 84,0klobazam 2 2,8 57 80,3keseluruhan jenisbenzodiazepin

24 5,0 407 85,7

* Prosentase dihitung dari Jumlah masing-masing kelompok Jenis.

Beberapa unsur rejimen terapi antara lain lama pemberiandosis dan bentuk sediaan, dicatat juga dalam survei ini. Lamapemberian benzodiazepin yang tercatat paling banyak berkisarantara 1-3 hari, sebanyak 66,9% seperti terlihat pada tabel IV.Sedangkan dosis harian rata-rata masih berada dalam batasdosis lazim (tabel V).

Usia para penderita yang menerima obat benzodiazepin di-peroleh dari usia yang ditulis oleh dokter pada resep. Tabel VImemperlihatkan bahwa sebagian besar resep benzodiazepinditujukan pada penderita di alas usia 12 tahun (85,7%), danhanya sebagian kecil ditujukan untuk anak di bawah usia12 tahun.

PEMBICARAANPada survei ini diperoleh prosentase resep psikotropika yang

lebih tinggi dari hasil survei sebelumnya (10%). Survei serupaterhadap obat-obat sedativa pada beberapa apotek swasta diMedan mengungkapkan, sekitar 17% dari resep umum adalahresep yang mengandung sedativa 3 . Padahal asumsi sebelumnyadikatakan, pengunjung rumah sakit kelas C berbeda denganpengunjung praktek dokter swasta, dan diharapkan pengguna-an psikotropika yang lebih rendah. Namun kenyataannya tidakdemikian. Faktor perkembangan waktu yang diikuti perkem-bangan tingkat hidup masyarakat mungkin merupakan salahsatu penyebab meningkatnya penggunaan psikotropika. Disamping itu kemajuan tingkat pengetahuan masyarakat se-makin menyadarkan mereka akan pentingnya pelayanan ke-sehatan masyarakat dan mungkin disertai dengan semakinbaiknya pelayanan kesehatan pemerintah, sehingga tidak adaperbedaan kelas sosial pengunjung rumah sakit atau praktekdokter swasta.

Hasil survei ini menjadi semakin menarik karena hampirsetengah dari`seluruh item psikotropika (42,1%) adalah go-longan benzodiazepin, dan sebagian besar adalah diazepam(60,6%). Inipun sesuai dengan survei di Medan bahwa diaze-pam adalah obat yang paling dipreskripsi di antara golonganobat sedativa 3 .

Dosis benzodiazepin yang diberikan masih berada dalambatas dosis lazim yang wajar. Diazepam dengan dosis harianrata-rata 17,9 mg masih ada dalam batas dosis yang lazim,5—30 mg/hari. Demikian pula halnya klordiazepoksid, dosisharian rata-rata sebesar 14,7 mg mendekati dosis yang dianjur-kan untuk antiansietas antara 15—25 mg/hari. Klordiazepoksidadalah benzodiazepin yang banyak dipreskripsi setelah diaze-pam.

Bila ditinjau dari lama pemberian obat, paling banyakhanya diberikan selama 5 hari. Di sini tampaknya benzodiaze-pin tidak dipreskripsi untuk jangka waktu lama, seperti umum-nya diberikan pada penderita gangguan jiwa.

Adanya kenyataan bahwa penulis resep sebagian besar ada-lah dokter umum (64,6%) nampaknya mendukung kemungkin-an di atas. Penggunaan oleh ahli kesehatan jiwa justru tidakbanyak. Meskipun demikian, penggunaan oleh dokter umumbukan berarti tidak rasional. Data diagnosa tidak dicakup padasurvei ini, sehingga tidak dapat diketahui adanya misuse,abuse dan overuse.

Dari survei pola penggunaan obat di beberapa puskesmasdan rumah sakit, terungkap bahwa diazepam seringkali dikom-binasikan dengan beberapa obat untuk mengatasi gejala flu 4 .Data ini agaknya sejalan dengan yang didapat pada penelitianini, di mana preskripsi tersebut ditujukan pada penderitabukan akibat gangguan jiwa. Dugaan ini ditarik dari kenyataandi atas bahwa benzodiazepin sebagian besar dipreskripsi olehdokter umum, dalam batas dosis terapi yang lazim dan diberi-kan dalam waktu tidak lebih dari 5 hari. Dari rejimen terapiini agaknya yang diharapkan adalah efek sedasi atau ansietasringan pada penderita biasa.

Resep yang ditulis oleh ahli kesehatan jiwa mungkin dituju-kan untuk menatasi ansietas pada penderita gangguan jiwa.Sedangkan sebagian kecil yang ditulis oleh ahli penyakit sarafmungkin juga dimaksudkan untuk hal yang sama. Namunmasih ada kemungkinan lain, yaitu sebagai terapi alternatifpada kasus epilepsi — karena diazepam khususnya — memilikiefek pelemas otot rangka, meskipun fenitoin masih merupakanobat pilihan utama untuk kasus epilepsi l

Sedangkan yang dipreskripsi oleh dokter ahli lain sepertiahli bedah atau ahli penyakit anak, tidak dapat dipastikanuntuk keadaan atau indikasi apa. Pada premedikasi anestesisebelum pembedahan diazepam hanya digunakan pada keada-

an-keadaan tertentu s .Data tambahan yang menggembirakan adalah bahwa rumah

sakit kelas C yang terpilih, telah memiliki keahlian lebih dariyang diharuskan. Kenyataan inipun sejalan dengan hasil surveipenggunaan obat esensial di 5 rumah sakit kelas C lainnya, diJawa 6 .

KESIMPULAN DAN SARANDari pembicaraan di atas, dapat disimpulkan :

— benzodiazepin yang dipreskripsi mencapai hampir setengahdari resep psikotropika

— Diazepam dan klordiazepoksid merupakan benzodiazepinyang paling banyak dipreskripsiindikasi benzodiazepin lebih mungkin sebagai ansietasringan dan sedativa pada penderita bukan akibat gangguanjiwa, berdasarkan analisa terhadap rejimen terapi

— kemungkinan adanya misuse, abuse ataupun overuse tidakdapat terlihat karena data diagnosa tidak tercakup. Meski-pun demikian, golongan obat ini hendaknya diperhatikandengan serius.

— penggunaan benzodiazepin dan psikotropika umumnyaperlu dimonitor dari waktu ke waktu. Survei serupa iniyang dihubungkan dengan pola penyakit setempat pada saatitu dapat menjadi indikator kemungkinan penggunaan yangtidak rasional. Survei penggunaan obat ini yang dikaitkanlangsung dengan diagnosa akan memberikan gambaran yanglebih nyata akan kemungkinan penyalahgunaan atau peng-gunasalahan.

KEPUSTAKAAN

1. Santosa OS, Darmansyah I. Psikotropika. Dalam Gan S (ed), Farma-kologi dan Terapi Ed 2, Bagian Farmakologi FKUI Jakarta; 1980.

2. Reverger R. Survei pola penulisan resep benzodiazepin di Jakarta.Majalah Psikiatri, Desember 1980.

3. Datten Bangun dkk. Penggunaan obat-obat sedativa di kodyaMedan, diteliti melalui resep dokter. Bagian Farmakologi FK-USUMedan. Disajikan pada Konas IKAFI VI, Manado Oktober 1986.

4. Retno Gitawati dkk. Penelitian pola penggunaan obat di rumah sakitkelas C dan D serta beberapa puskesmas. Puslitbang Farmasi, BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI 1984.

5. Rahardjo K. Bagian Anestesi FKUI/RSCM. Komunikasi pribadi.6. Nani S dkk. Penggunaan obat esensial beberapa rumah sakit kelas

A, B, C dan puskesmas di Jawa. Puslitbang Farmasi BPPK DepkesRI 1985.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 49

Dilema pada Hewan Percobaanuntuk Pemeriksaan Produk Biologis

M. Edhie SulaksonoPusat Penelitian Penyakit Menular

Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanDepartemen Kesehatan RI

PENDAHULUANProduk biologis atau tepatnya bahan biologis menurut

WHO dibedakan sesuai dengan asalnya, yaitu yang berasaldari mikroba (vaksin, reagen diagnosa, antibiotik dan bebe-rapa enzim), dan yang berasal dari hewan atau manusia (sera,blood product, hormon dan vitamin). Bahan-bahan tersebutmeliputi pula bahan seperti alergen yang digunakan untukdiagnosa dan terapi. Bahan-bahan biologis tersebut di atasbiasanya digunakan untuk manusia melalui suntikan, dansetiap obat atau bahan yang akan disuntikkan seharusnya telahdiperiksa dengan teliti agar aman dan memberikan khasiat.Oleh karenanya, terhadap bahan-bahan tersebut banyak di-lakukan pemeriksaan-pemeriksaan baik terhadap sifat-sifatfisik maupun kimia, sterilitas, toksisitas (keamanan) maupunpotensinya. Dua pemeriksaan terakhir ini (pemeriksaan toksi-sitas dan potensi) biasanya melibatkan atau menggunakanhewan percobaan. Penggunaan hewan percobaan di sini mem-punyai tujuan yaitu untuk mendapatkan data secara in-vivoterhadap efek yang akan terjadi, serta kekuatan yang dimilikidari bahan biologis yang diperiksa. Sehubungan dengan ini,hewan percobaan yang digunakan harus memenuhi beberapapersyaratan, antara lain :1) Sedapat mungkin hewan percobaan yang akan digunakanbebas dari kuman patogen, karena adanya kuman patogenpada tubuh hewan sangat mengganggu jalannya reaksi padapemeriksaan tadi, sehingga dari segi ilmiah hasilnya kurangdapat dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya, berdasarkantingkatan kontaminasi kuman patogen, hewan percobaan di-golongkan menjadi hewan percobaan konvensional, specifiedpathogen free dan gnotobiotic.2) Mempunyai kemampuan dalam memberikan reaksi imunitasyang baik. Hal ini ada hubungannya dengan persyaratan per-tama.3) Kepekaan terhadap sesuatu penyakit. Hal ini menunjukkantingkat suseptibilitas hewan terhadap penyakit.4) Performan atau prestasi hewan percobaan yang dikaitkan

50 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

dengan sifat genetiknya.Dari keadaan tersebut di atas, timbul beberapa dilema

dalam hal penyediaan hewan percobaan, misalnya penyakit,lingkungan, seleksi dan pengelolaan.

PENGGUNAAN HEWAN PERCOBAAN UNTUK PEMERIK-SAAN BAHAN BIOLOGIS

Karena luasnya penggunaan hewan percobaan yang dapatmelibatkan berbagai disiplin ilmu, di bawah ini akan diurai-kan beberapa pemeriksaan yang menggunakan hewan percoba-an, antara lain :1) Pemeriksaan toksisitas (keracunan) atau safety, yang tuju-annya adalah untuk mengetahui komponen racun atau batas-batas yang dapat diterima. Pemeriksaan ini dilakukan terhadapsemua jenis bahan biologis.2) Pemeriksaan potensi, dilakukan untuk menentukan kekuat-an atau kemampuan atau potensi suatu produk biologis.3) Pemeriksaan atau percobaan terhadap adanya substansipirogen di dalam bahan biologis (misalnya : cairan infus),yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah bahan ter-sebut mengandung substansi pirogen atau tidak. Prosedur pe-meriksaan untuk masing-masing negara dapat berbeda satusama lainnya.

Untuk pemeriksaan tersebut di atas, WHO menganjurkandengan persyaratan minimum. Adapun hewan percobaanyang sering digunakan untuk pemeriksaan-pemeriksaan di atasadalah : mencit (laboratory mouse), tikus (laboratory rat),kelinci dan marmut. Hewan-hewan ini biasanya dipilih ber-dasarkan beberapa persyaratan, antara lain : sehat, berat ter-tentu, jenis kelamin tertentu dan digunakan dalam jumlahtertentu pula. Syarat-syarat tersebut memiliki pengertian yangluas dan tidak mudah dipenuhi. Oleh karenanya diperlukanbeberapa pemeriksaan atau pengamatan terlebih dahulu ter-hadap :1) Hewan percobaan : yaitu meliputi strain yang menyangkut

tentang sifat-sifat khasnya, manajemen pemeliharaan, umuryang dikaitkan dengan berat badannya, jenis kelamin dan datafisiologisnya. Dengan demikian jelas bahwa strain hewan per-cobaan harus sesuai atau cocok dengan tujuan pemeriksaan.Tiap negara terutama negara maju biasanya mengembangkanstrain hewan sendiri, agar dapat menemukan hewan yang baikuntuk kondisi negara tersebut. Dapat diambil contoh, diJepang telah dikembangkan strain lokal di samping memeliharastrain dari luar negeri. Demikian pula di Australia, terdapatmencit jenis outbred ada 12 strain lokal, kelinci 15 strainlokal.2) Lingkungan : yaitu meliputi temperatur ruangan; kelembab-an ruangan; tekanan udara; sirkulasi udara; tempat hidupnya(kandang) baik mengenai ukuran, bahan maupun bentuknya;bedding (alas kandang); kebisingan suara dan personil yangmenangani; keadaan nutrisinya (makanan dan minuman).

Dengan terciptanya suatu lingkungan yang baik, akan mem-berikan kesempatan pada hewan percobaan untuk hidup danbertumbuh sesuai dengan bakat atau sifat-sifat genetik yangdimilikinya. Menurut SHORT, D.J dan WOODNOTT, D.P(1963) dalam bukunya The IAT, Manual of LaboratoryAnimal Practice and Techniques, jenis-jenis hewan percobaanmencit, marmut dan kelinci temperatur ruangan yang di-rekomendasikan adalah : 22,2°C; 15,5°C dan 12,77°C, se-dangkan kelembaban relatif bervariasi antara 45—55% untuksemua hewan tersebut. Keadaan semacam ini sukar dicapaiterutama untuk daerah dataran rendah.3) Uji performan atau prestasi hewan percobaan : yaitu untukmenentukan kemampuan hewan percobaan dalam memberikansuatu reaksi atau mempertahankan sifat khas dari populasinya.Untuk pemeriksaan ini diperlukan kepastian kelompok hewanatau keseragaman genetik, hingga variasi individuil tidakbanyak.

Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat ditarik ke-simpulan bahwa penggunaan hewan yang tidak jelas sumber-nya atau sistem pemeliharaannya tidak mengikuti aturan-aturan tertentu, tetap akan mempersulit dalam memperolehkesimpulan dalam pemeriksaan suatu bahan biologis.

MASALAH PENYAKITPada pendahuluan telah dijelaskan bahwa adanya penyakit

hewan percobaan sangat mengganggu jalannya reaksi padapemeriksaan bahan biologis, sehingga dari segi ilmiah hasilnyakurang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karenanya hewanpercobaan yang akan digunakan dalam pemeriksaan-pemeriksa-an tadi, sedapat mungkin terhindar dari penyakit. Untuk itudiperlukan usaha yang dapat menjamin kualitas hewan per-cobaan.Usaha-usaha yang harus dilakukan adalah :1. Pengawasan terhadap penyakit secara periodik terhadap

koloni hewan yang ada.2. Setiap hewan percobaan yang berasal dari luar terlebih

dahulu harus dikarantinakan.3. Menangkap dan memeriksa hewan yang ada di luar koloni

(misalnya karena lepas).4. Melakukan pencatatan rutin untuk setiap kejadian pada

hewan percobaan dengan baik.5. Segera melakukan tindakan pencegahan apabila dijumpai

kasus penyakit pada hewan percobaan (misalnya hewanpercobaan yang terkena ekto parasit, segera dilakukan

dipping atau dicelupkan ke dalam larutan anti parasit).

SELEKSI HEWAN PERCOBAANSeleksi pada hewan percobaan dilakukan terhadap jenis

kelamin, berat badan, physical appearance dan sifat keturunanagar memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan bahan bio-logis. Pekerjaan ini sebenarnya memakan waktu, tenaga danbiaya yang tidak sedikit. Namun karena dampak terhadaphasil yang diperoleh sangat besar, maka faktor pembiayaan,tenaga maupun waktu tersebut bukan lagi merupakan masalah.Dalam melakukan seleksi ini harus benar-benar terencanauntuk jangka panjang menurut aturan yang tertentu dan peng-awasan yang ketat, sehingga dalam hal ini diperlukan adanyasistem pencatatan yang baik. Dalam kegiatan seleksi ini diper-lukan personil yang benar-benar menguasai bidangnya, loyalterhadap pekerjaannya dan jujur dalam melakukan tugasnya.

NUTRISIDi samping faktor hewan percobaan dan lingkungan, ma-

kanan hewan memegang peranan penting khususnya dalampemeriksaan ini. Makanan di samping harus mengandung nilaigizi yang diperlukan untuk tumbuh dan berproduksi, haruspula dibuat agar hewan menyukai makanan tersebut (ditinjaudari segi rasa).

MASALAH "STRAIN" HEWAN PERCOBAAN DAN PER-TUMBUHAN BERAT BADAN

Di dunia ini telah terbentuk ratusan strain hewan percoba-an yang telah memiliki sifat genetik yang khas. Sifat ini terusdikembangkan sehingga hewan tersebut telah menjadi modelyang baik untuk kepentingan kesejahteraan manusia. Bagistrain hewan yang mempunyai kemampuan pertumbuhan yangcepat, sangat baik untuk pemeriksaan yang tolok ukurnyaadalah pertambahan berat badan. Berat badan tidak cukupdipakai sebagai kriteria bahwa hewan tersebut bisa digunakanuntuk pemeriksaan bahan biologis, tetapi juga pertambahanberat setiap harinya. Pertambahan berat badan suatu hewanpercobaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktorstrain hewan dan makanan. Pertambahan berat badan sendirisecara sempit dapat digunakan sebagai indikator bagi hewanyang sehat. Apabila pola pertumbuhan berat badan sudahdapat diketahui untuk suatu strain hewan, maka dengan sen-dirinya perubahan pola oleh suatu perlakuan menunjukkanbesarnya pengaruh perlakuan. Bagi hewan yang tidak men-dapat perlakuan (hewan kontrol), pertumbuhannya tidakseperti yang diharapkan (menyimpang dari pola populasinya).Di sini harus dicari sebab-sebabnya, misalnya apakah ada per-bedaan antara faktor lingkungan hewan tempat percobaan(pemeriksaan) dengan tempat hewan diproduksikan. Untukmengatasi ini biasanya pemakai hewan paling tidak harus mem-buat lingkungan yang sama atau lebih baik dari keadaan se-mula, yaitu antara keadaan di tempat percobaan dan tempatasal hewan.

Membuat lingkungan dan manajemen yang baik di tempatpercobaan, lebih sederhana sifatnya daripada memaksakanhewan untuk menyesuaikan lagi dengan kondisi yang kurangbaik.

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 51

PENUTUPUntuk dapat menghasilkan hewan yang berkualitas tinggi

diperlukan kegiatan yang terus menerus, baik dalam pengawas-an penyakit, kegiatan reproduksi maupun pengawasan ter-hadap lingkungan.

Oleh karenanya, menghasilkan hewan percobaan yang baikmerupakan kegiatan yang mempunyai aspek tersendiri dancakupan yang luas, baik dalam bentuk konsepsional maupunteknologi praktisnya.

KEPUSTAKAAN1. Hafez ESE. Reproduction and Breeding Techniques for Laboratory

Animals, Philadelphia: Lea dan Febiger, 1970.2. Maddalena. The John Curtin School of Medical Research. The Aus-

tralian National University Survey of Laboratory Animals BeingMaintained in Australia, Sutherland: AAEC Research Establishment,1979.

3. Short DJ and Woodnott DP. The IAT, Manual of LaboratoryAnimal Practice and Techniques, 1st ed, London: Crosby Lockwood Son, 1963.

4. Ufaw. The Ufaw Handbook on the Care and Management of Labora-tory Animals, fifth ed, New York: Churchill Livingstone, 1976.

5. WHO Expert Committee on Biological Standardization. Develop-ment of a National Control Laboratory for Biological Substances,twenty second report, Geneva, 1970.

52 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

APLIKASI CERETEC PADA "SCANNING" PERFUSISEREBALDalam dua dekade terakhir ini, banyak dilakukan studi me-ngenai perubahan perfusi serebral pada berbagai keadaan neu-rologik dengan menggunakan radio isotop. Walaupun demi-kian, masih banyak ditemukan berbagai masalah dalam peri-laku senyawa bertanda, karakteristik fisika dari radio isotopyang digunakan, serta peralatan yang diperlukan.

Sebagai contoh, studi mengenai perubahan perfusi serebralsangat penting dilakukan pada luka kepala akut. Beberapapendekatan dengan menggunakan radionuklida telah dicobadengan, menggunakan peralatan kedokteran nuklir yangcanggih, tetapi masih saja tidak dapat mengatasi masalah,seperti :• Penderita yang dalam keadaan koma, dan dikoneksidengan peralatan monitoring jantung-pernafasan dan peralatanresusitasi, atau penderita memerlukan sedasi yang cukup.• Peralatan monitoring pada sisi tempat pembaringanmenggunakan alat eksternal telah dicoba, akan tetapi timbulmasalah baru dalam pengaturan posisi yang tergantung padaoperator, sehingga penggambaran yang diinginkan tidak di-peroleh.• Pengiriman penderita ke bagian kedokteran nuklir harusdilakukan dengan perawatan khusus dengan fasilitas resusitasiyang adekuat. Penderita harus didampingi oleh dokter danperawat.• Tidak tersedianya radiofarmasi yang diperlukan untukpenelitian perfusi serebral setiap saat.

Dengan ditemukannya X-ray Computerized Tomography,penggunaan radionuklida dalam penelitian serebral mulai di-tinggalkan. Penemuan Iodine—123 dan Iodoamfetamin padamulanya menguak harapan baru, tetapi tidak dapat dipakaisecara luas karena waktu paruh yang pendek, kemurnian,harga yang mahal dan kontinuitas produksi.

Dua hal yang harus dipenuhi suatu radionuklida agardapat dipakai pada scanning serebral, yaitu :1) Tersedianya alat SPECT (Single Photon Emission Tomo-graphy).2) Radiofarmasi harus memenuhi beberapa persyaratan:berat molekul rendah, tidak bermuatan, efisiensi penandaanyang tinggi, stabil in vitro, mampu berdifusi dengan mudahmelalui sawar darah otak, dan efisiensi ekstraksi yang tinggi.

Kedua persyaratan di atas dipenuhi oleh suatu senyawaradionuklida baru, yaitu Tc—99m d, 1 hexamethyl-propyleneamineoxime, atau Tc—99m d, 1 HM—PAO, atau Ceretec.Ceretec sedang dikembangkan aplikasinya pada stroke, epilepsi,demensia, metastasis otak, migraine, dan perdarahan otak se-pintas.Penggunaan Ceretec pada Luka Kepala Akut

Ceretec telah digunakan untuk meneliti perubahan perfusi

serebral pada luka kepala akut, misalnya akibat kecelakaanlalu lintas. Kecelakaan lalu lintas semakin meningkat di ber-bagai negara dan telah memakan banyak korban. Pada saatpenderita kecelakaan dibawa ke bagian gawat darurat, perhati-an utama dari keluarga korban adalah mengenai prognosisdan tingkat kerusakan intrakranial. Kegunaan X-ray CT hanyaterbatas selama 24 jam dan kurang sensitif, sedangkan peng-gunaan Ceretec lebih sensitif dibandingkan X-ray CT. Ter-utama pada pemeriksaan segera setelah kecelakaan dan mem-berikan gambaran prognosis penderita yang reliabel. Adanyalesi serebral dapat dideteksi lebih cepat dengan gambaranyang lebih jelas. Semuanya ini memungkinkan prediksi prog-nosis yang lebih baik dan lebih cepat.

Dengan ditemukannya Ceretec ini, peranan kedokterannuklir di masa mendatang akan semakin besar dalam mem-prediksi prognosis luka kepala akut. Pada pengembanganselanjutnya, diharapkan waktu yang diperlukan pada pe-meriksaan akan lebih pendek, yaitu dalam waktu 10 menitsudah diperoleh data dan gambaran perfusi serebral pen-derita.

VSRF:I.R.S.T. Reactions No 8, 1987

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 53

TEPATKAH TINDAKAN SAUDARA ???Seorang pasien lama, ibu rumah tangga, sarjana, dan bekerjasebagai staf dari suatu perusahaan datang berkonsultasi. Ke-luhannya berupa bintik -bintik berisi air di sekitar kemaluan.Pemeriksaan fisik dan laboratorium menyatakan vesikel ter-sebut adalah akibat herpes genitalis, sejenis penyakit virusyang ditularkan melalui hubungan seksual. Setelah diterangkankepada nyonya tersebut bahwa penyakit ini adalah herpesgenitalis, maka ditanya apakah suaminya pernah sakit serupadi alat kemaluannya."Dokter, saya sudah lama tidak bersetubuh dengan suami.Tapi saya memang mempunyai "affair" dengan seorang priasekantor saya. Tapi kelihatannya ia "bersih" kok!"

Oleh dokter dijelaskan selanjutnya bahwa tampang bersihsaja bukan jaminan tidak adanya virus herpes di dalam tubuh-nya.Pertanyaan :A. Perlukah dokter tersebut memberitahu suami nyonya itu

tentang penyakit herpes yang diderita istrinya?B. Bila nyonya itu meminta dokter untuk menyatakan kepada

"pacar"nya, bahwa nyonya itu terkena herpes genitalissebagai persetubuhan dengannya, apakah tindakan saudara?

kan pada "pacarnya".Dari pihak dokter, kiranya tetap perlu adanya sikap re-

served terhadap kejujuran pasien apa benar affairnya cumadengan seorang teman sekantor saja. Sebab bila benar demiki-an tentunya dia tidak perlu ragu memberitahukan sendiri,barangkali juga dia tidak perlu membuka rahasia pribadinyapada dokter.

Sebagai seorang sarjana, tentunya setelah mendapat pen-jelasan tentang penyakitnya serta jalur penularannya, dia dapatmenarik kesimpulan sendiri.

Disinilah saya kira-clue-nya kenapa dia membuka rahasiapribadi dan kenapa dia tidak mau berterus terang pada kekasihgelapnya?

Bagaimana komentar pembaca ?

Dr. H. Masri RustamDirektorat Transfusi Darah PMI

Ketua IDI Cabang Jakarta Pusat, Jakarta.

OLHTANGGAPAN DARI SEGI HUKUM KEDOKTERAN

KomentarTANGGAPAN DARI SEGI ETIKA

Masalah yang diajukan masih mirip kasus yang lalu, yaitumembuka "rahasia jabatan dokter", atas kemauan doktersendiri (mungkin untuk pencegahan penularan) dan atas per-mintaan pasien.

Pertanyaan (A), kiranya mudah dapat dijawab, bahwadokter tidak boleh memberi tahu suami tentang herpes yangdiderita istrinya. Mungkin dari segi pencegahan dirasakanperlunya memberitahu suaminya, namun dari segi etik ke-dokteran, hal itu tidak dibenarkan apalagi si nyonya telahmengaku pada dokter tentang affair-nya dengan teman se-kerja dan penularan bukan dari suami yang sudah lama tidakcampur.

Tentang pertanyaan (B) pasien minta tolong dokter men-ceritakan penyakitnya pada "pacarnya", mungkin sekedarpemberitahuan agar si pacar juga berobat atau mungkin jugauntuk menagih tanggung jawab.

Sebelum mengabulkan permintaan tersebut (yang mung-kin bisa dikabulkan), akan lebih baik bila ditanyakan balikkepada pasien ini. Kenapa tidak dia sendiri yang mencerita-

Profesi dokter adalah salah satu profesi yang diwajibkanmenyimpan rahasia pekerjaan yang antara lain tercermin dalamsalah satu kalimat lafal sumpah dokter, yaitu :

Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahuikarena pekerjaan saya dan karena keilmuan saya sebagai dokter.

Lebih lanjut rahasia pekerjaan ini dikukuhkan denganadanya sanksi menurut K.U.H. Pidana pasal 322 :(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib

disimpannya karena jabatan atau pencariannya, baik yangsekarang maupun yang dahulu, diancam dengan hukumanpenjara paling lama sembilan bulan atau denda palingbanyak sembilan ribu rupiah.

(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, makaperbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orangitu.

Di samping sanksi menurut hukum pidana, maka dapat di-kenakan sanksi menurut hukum perdata, yaitu yang diaturdalam K.U.H. Perdata pasal 1365 :

Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugi-an kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalah-annya menyebabkan kerugian itu, mengganti kerugian ter-tersebut.

54 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

Namun kewajiban menyimpan rahasia pekerjaan inisifatnya tidak mutlak, sehingga dapat dibuka tanpa dikena-kan sanksi hukuman, antara lain jika ada suatu dayapaksa(overmacht), misalnya ditemukan seorang pilot yang men-derita epilepsi atau seorang guru S.D. yang menderita TBCterbuka. Hal ini diatur oleh K.H.U. Pidana pasal 48 :

Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh dayapaksa, tidak dipidana.

Juga tidak dapat dikenakan sanksi hukuman, jika mem-buka rahasia pekerjaan itu dilakukan dengan persetujuan sipasien, karena dengan sendirinya tidak terdapat unsur "me-langgar hukum".

Dalam persoalan yang kita hadapi, dokter tetap terikatoleh rahasia pekerjaannya dan di sini juga tidak tampakadanya unsur dayapaksa, karena pasien mengatakan, bahwaia sudah lama tidak bersetubuh dengan suaminya, sehinggasi suami juga tidak mungkin telah ditulari penyakit herpes

genitalis itu. Jadi dokter tidak dapat memberi tahu si suamitentang penyakit isterinya.

Selanjutnya dokter juga tidak dapat mengatakan kepadasi pacar, bahwa pasiennya telah terkena herpes genitalis,karena bersetubuh dengan dia. Mengatakan ini berarti kitatidak menghormati "azas praduga tak bersalah" (presumpti-on of innocense), karena mungkin saja pasien itu mendapatpenyakitnya dari pacar yang lain, tapi malu mengaku kepadadokter bahwa ia mempunyai banyak pacar.

Kalau kita gegabah menuduh seseorang, mungkin bahkankita sendiri yang dituntut dengan melakukan fitnah atau se-tidak-tidaknya mencemarkan nama baik seseorang.

Dr. Handoko TjondroputrantoLembaga Kriminologi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

'It .0

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 55

"AKU MASIH SEPERTI DULU"Salah seorang pasien rumah sakit jiwayang telah dinyatakan sembuh ter-nyata belum diperkenankan pulangoleh petugas rumah sakit karena waktuacara perpisahan pasien tersebut me-nyanyi "Aku masih seperti dulu."

Ny. Bambang

SARANG BURUNGIbu A : Jeng, apa bahasa Inggerisnya

sarang burung ??????Ibu B : Birds nest, bukan?Ibu A : (sambil tertawa) : Bukan,

HING'S atau CROCODILE.(Kedua -duanya adalah merekcelana dalam untuk pria)

OLH

BAGAIKAN SUAMI ISTRIDi sebuah rumah sakit pendidikan,sekitar jam 2 malam dokter Badutmasuk ke kamar dokter jaga denganbadan gontai. Di dalam ruangan ituada 2 dokter pria yang sedang ber-bincang-bincang dan dokter Dewi yangcantik kelihatan tertidur di tempattidur. Dokter Badut langsung sajamenggeser tempat tidur yang masihkosong ke sebelah dokter Dewi, laludia naik ke ranjang dan merebahkandiri sambil berkata: "Bagaikan suamiistri."

Ny. Bambang

56 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

INGIN BISA BACADokter spesialis mata yang praktek di PURI DHENTA NIRMALA Salatiga, pernahdibuat bingung oleh pasiennya. Ceritanya begini :Seorang pasien laki-laki tua dari lereng gunung Merbabu diberitahu oleh sahabatnya,kalau dia pakai kaca-mata yang didapatnya setelah memeriksakan dari dokter matatersebut, dia dapat baca. Dan kalau tidak memakai kaca mata, dia sama sekali tidakdapat baca. Pasien tersebut sangat tertarik akan cerita itu. Akhirnya setelah panencengkeh, pasien itu memeriksakan matanya, dengan maksud supaya dapat membacaseperti temannya tersebut. Dokter mata mencobakan bermacam-macam ukuran lensadengan sabarnya. Sehingga berpuluh-puluh ukuran lensa telah dikuras habis untukdicobakannya. Tetapi, orang tersebut masih juga belum dapat membaca satu hurufpun, walaupun ukuran hurufnya sudah relatif sangat besar. Sang dokter termenung-menung kebingungan, mencari apakah sebabnya ...............Akhirnya ketahuan, bahwapasien tersebut memang............ BUTA HURUF.

Drg. HaryonoSalatiga

DIKIRA

Seorang dokter yang sudah terkenal sangat berhati-hati dalam "mengelola anggaranuang" rumah tangganya (pelit bercampur devaluasi?) tiap pergi uang gajinya selaludibawanya dalam sebuah kantong uang di sakunya. Habis pulang dari kantor, denganloyo ia memberitahukan pada istrinya:"Waduh mam, uang saya tadi kecopetan di bus yang penuh sesak.""Lho bagaimana to, kan dompetmu begitu besar, kok dapat kecopetan, apa tidakterasa ?""Ya terasa, ada tangan merogoh-rogoh saku celanaku............... tapi aku kira tangankusendiri."????????????????????

Juvelin

PROFESOR DAN TILANGPada suatu ketika seorang profesordengan Mercy-birunya mulus meluncurdi sebuah jalanan yang padat dengankendaraan. Tapi tiba-tiba seorangPolisi Lalulintas yang waktu itu ke-betulan sedang parkir di pinggir jalanmeniup peluit panjang.Polisi : "Hormat pak, maaf kami maumelihat SIM-nya."Profesor merogoh sakunya sambil me-ngatakan : "Saya profesor, tadi ter-gesa berangkat mau menguji maha-siswa dan SIM-nya ketinggalan."Polisi senyum sambil menanyakan :"Kalau begitu siapa nama Profesor ?"Profesor : "Nama saya ? Nama saya yaada di SIM saya yang ketinggalan itu!"????????????

Juvelin

SEMBILAN BULAN LAGI!!Ke dalam sebuah bis kota yang sudahpenuh masuklah seorang wanita. Wa-nita tersebut tampak berkeringat, ge-rah dengan rambut yang kusam. Olehkarena tidak ada tempat duduk ko-song lagi maka ia memohon kepadaseorang pria yang duduk apakah ber-sedia menyerahkan tempat duduknyaoleh karena ia akan melahirkan. Priatersebut agak heran oleh karena takterlihat tanda-tanda sama sekali bahwawanita itu hamil. Akan tetapi ia relamemberi tempat duduknya denganberkata : Kapan akan melahirkan,bu?????.; Oh, nanti sembilan bulan lagi dan se-karang saya cape sekali?????????

OLH

SEMINAR MUDA MUDIDalam suatu seminar muda-mudi, di-mintakan pendapat para gadis me-ngenai persiapan apa yang dilakukanbila akan diajak kencan oleh pacar-pacar mereka.Gadis I : Lihat-lihat dulu perginya

ke mana. Pilih pakaianyang sesuai dengan tem-pat tujuan.

Gadis II : Biasa-biasa saja, tidak adapersiapan khusus.

Gadis III : Bawa kondom.

Dr. HendraJakarta

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 57

1. Berikut ini adalah indikasi elektroakupunktur, kecuali :a) pengobatan kelumpuhanb) pengobatan kerusakan sarafc) pengobatan rematik pada penderita yang juga meng-

alami gangguan impuls jantungd) pengobatan ketergantungan obate) untuk menghasilkan analgesia pada operasi"

2. Pada sonopunktur, efek spesifik gelombang ultrasoundyang bermanfaat dapat berupa :a) efek panasb) efek mekanisc) efek biologisd) semua benare) bukan salah satu di atas.

3. Akupunktur dapat meningkatkan daya tahan terhadapinfeksi melalui peningkatan :a) Ig Ab) Ig Dc) Ig Ed) Ig Ge) Ig M

4. Pengobatan nyeri kepala dengan akupunktur berdasarkanpada prinsip berikut, kecuali :a) akupunktur menimbulkan efek vasokonstriksib) akupunktur menyeimbangkan kembali ketidak se-

imbangan bioenergi di daerah kepalac) akupunktur merangsang pelepasan senyawa yang

mirip morfin endogend) akupunktur memperbaiki suplai oksigen ke dalam

jaringan.5. Pada pengobatan vitiligo dengan akupunktur, dilepaskan

autokoid yang merangsang penglepasan corticotropinreleasing factor, senyawa autokoid tersebut adalah :a) serotoninb) histaminc) bradikinind) slow reacting substancese) semua benar

6. Perangsangan titik akupunktur di permukaan tubuh dapatdisalurkan ke tempat-tempat yang dituju, merupakankonsep dasar dari :a) lima unsur yang terdiri dari kayu-api-tanah-logam-airb) Yin Yangc) ci dan meridiand) zone of autonomic concentration

58 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

7. Penusukan titik San Yin Ciao merangsang sekresi insulin.Efek ini terutama disebabkan karena :a) pelepasan serotoninb) pengaktifan serat saraf otonom sel B pankreasc) mempengaruhi digesti dan absorpsi karbohidratd) mempengaruhi sintesis trigliserida endogen

8. Persyaratan yang harus dipenuhi hewan percobaan padapemeriksaan produk biologis adalah :a) bebas kuman patogenb) memberi respon imunitas yang baikc) peka terhadap suatu penyakitd) variasi individual minimale) semua benar

9. Metoda berikut ini digunakan untuk menguji aktivitasimunomodulator, kecuali :a) uji kebersihan karbonb) uji granulositc) uji hematokritd) uji bioluminisensi radikal 02

e) uji transformasi limfosit T10. Imunomodulator yang merangsang pematangan sel T pada

kondisi respon imun yang berkurang :a) timosinb) —interferonc) —interferond) —interferone) levamizol

αβ γ

Kalender Kegiatan Ilmiah7th ASIAN AND OCEANIAN CONGRESS OF NEUROLOGY

September 20—24, 1987 Bali Beach Hotel, Bali Indonesia

The 7 th AOCN will be held in Bali Beach Hotel from 20 thru 24 September 1987, succeededby a Regional Symposium on Evoked Potentials and Clinical Neurophysiology (RSECN) from25 thru 26 September 1987.700 participants are expected from 22 countries.

Secretariat of the Congress will beRSCM FKUI Dep NeurologySalemba 6 Jakarta 10430Indonesia

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN PERHIMPUNAN GENETIKA MANUSIA INDONESIA(PGMI) — PERKUMPULAN ANDROLOGI INDONESIA (PANDI)

Tempat : Ruang Sidang F. MIPAJl. Ir. H. Juanda 4, Bandung

Tanggal : 24—25 Agustus 1987Acara : — Hari Pertama

I. Registrasi pesertaII. Sambutan-sambutan dan peresmianIII. Simposium "Peranan Genetika dalam Melaksanakan Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera".Pembicara :1. Prof. Dr MK Tadjudin: "Genetika"2. Prof Dr Nagar Rasyid: "Manifestasi Klinis Cacad Genetik di YPAC".3. Prof DR Sumiati Achmad: "Genetika dan lnferilitas".4. Prof Dr HHB Saanin Dt T Patiaman: "Kelainan Kejiwaan dan Genetika".5. Prof Dr IGB Amitaba: "Peran Genetika Manusia dalam Membentuk

NKKBS" .6. Dr Pratiwi Soedarmono PhD: "Metoda Hibridasi sebagai Diagnosa Dini

Kelainan Genetik pada Janin".IV. Presentasi makalah-makalah bebas. V. Rapat Organisasi PGMI.

— Hari KeduaI. Registrasi peserta baru.II. Sambutan-sambutan dan peresmian.III. Simposium: "Peranan Andrologi dalam Melaksanakan Norma Keluarga

Kecil Bahagia dan Sejahtera".Pembicara :1. Dr Sudradji Sumapradja: "Memasyarakatkan Pemeriksaan Air Mani".2. Prof Dr Sulaiman Sastrawinata: "Andrologi".3. Dr Nukman Moeloek: "Kontrasepsi Pria: Masa Kini dan Masa Akan

Datang".4. Dr Arif Adimoeljo: "Prospek Penelitian dalam Bidang Andrologi dalam

Menunjang NKKBS".5. Drs Wildan Yatim: "Kemungkinan Epididimis Sasaran Kontrasepsi Pria

Masa Depan".IV. Pertemuan Ilmiah Tahunan: Presentasi makalah-makalah bebas.V. Rapat Organisasi PANDI.

Sekretariat : Panitia PIT PANDI—PGMILab. Biologi Fakultas Kedokteran Universitas PadjadjaranJl. Ir. H. Juanda 248, Bandung

Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987 59

ABSTRAK -ABSTRAKMENINGKATNYA POPULARITAS KONDOMPenjualan kondom di seluruh dunia meningkatdengan pesat. Dari segi pembeli, justru kaumwanita yang mengalami peningkatan. Di Amerikamisalnya, para wanitanya menghamburkan 100juta dolar setiap tahun untuk membeli kondom(kira-kira 40% dari total 400 juta kondom yangterjual pertahunnya di sana).

Menurut majalah "Working Women" (Oktober1985), dan "The New York Times" (5 Januari1986), kaum wanita membeli kondom denganalasan-alasan berikut :• Tidak seperti beberapa bentuk kontrasepsilainnya, kondom itu aman dan tidak mempunyaiefek samping• Efektif sebagai pencegahan berbagai penyakityang ditularkan melalui hubungan seksual• Mudah didapat, tersebar luas di seluruh dunia,dan tidak perlu pengawasan dokter.

Bagaimana di Indonesia? Apakah kaum wa-nitanya, terutama ibu-ibu, tidak malu-malu lagimembeli kondom di toko obat?

CACAT LAHIR: PENYEBAB UTAMA KE-MATIAN BAYI DAN MORTALITAS PREMA-TURSaat ini, bayi yang lahir cacat dapat hidup lebihlama dibandingkan keadaan pada satu dekadeyang lalu. Ini disebabkan semakin majunya per-kembangan peralatan medis untuk perawatanintensif bagi bayi lahir cacat. Walaupun demiki-an, karena mortalitas bayi akibat penyebabkematian lainnya menurun, cacat lahir menjadisalah satu penyebab utama kematian bayi.Menurut "Centers for Disease Control" (CDC)di Amerika Serikat, cacat lahir berada padaurutan ke lima dari penyebab mortalitas yangprematur.

Mortalitas yang prematur diukur berdasarkanberkurangnya umur (tahun) dari kemampuanhidup potensial sebelum umur 65. Dalam tahun1984, cacat lahir berperan sebesar 6% padamortalitas prematur. Penyebab mortalitas pre-matur lainnya yaitu kecelakaan, kanker, pe-nyakit jantung, bunuh diri.

Pada periode 1980-1982, cacat lahir me-nurun sebesar 19% pada penduduk kulit putih.Penurunan ini disebabkan perbaikan dan pe-ningkatan perawatan bayi cacat lahir secara

60 Cermin Dunia Kedokteran No. 44, 1987

intensif. Ini meningkatkan kesempatan Survivalbagi bayi cacat lahir tersebut.

Menurut data survailans cacat lahir yang di-lakukan CDC, ditemukan penurunan frekuensicacat susunan saraf seperti anensefali dan spinabifida, tetapi dilain pihak terjadi peningkatanfrekuensi cacat jantung. Selama satu dekade ter-akhir, cacat susunan saraf dan jantung merupa-kan penyebab utama kematian karena cacatlahir.

VSR FDA Consumer, May 1986

TRANSDERMAL OESTROGEN

Sediaan transdermal oestrogen dari Ciba-Geigyyang diberi nama Estraderm TTS telah dipasar-kan di Swiss untuk pengobatan defisiensi oestro-gen waktu menopause dan gejala-gejalanya se-perti gangguan tidur, atropi urogenitalia, ganggu-an psikologi dan perubahan metabolik.

Plester Estraderm TTS (Transdermal Thera- peutic System) tersedia dalam 3 macam kadaryaitu Estraderm TTS 25, 50 dan 100 yang ma-sing-masing akan melepaskan 25 ug, 50 ug dan100 ug oestradiol per hari selama 4 hari . Carapemakaiannya yaitu dengan cara menempelkanplester tersebut di bawah pinggang, punggungatau di perut. Tetapi tidak boleh ditempelkanpada daerah payudara dan juga tidak boleh di-tempelkan pada daerah yang sama dua kali ber-turut-turut. Plester tersebur harus diganti tiap3 hari atau 4 hari sekali. Dengan bentuk sediaanplester ini, efek samping yang biasanya munculpada pemberian oestrogen per oral seperti retensinatrium dan air serta oedema dan naiknya te-kanan darah dapat dihindari. Estraderm TTSyang mengandung hormon fisiologis 17-Q-oestra-diol memungkinkan pemberian obat dengan dosisserendah mungkin.

(SCRIP No. 1062, p.18)