TEORI_KENDALA

18
BAB I PENDAHULUAN Perusahaan khususnya yang bergerak dalam bidang manufaktur, terdapat banyak persoalan dalam pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan manajemen. Menyoroti permasalahan dalam bidang produksi, terdapat beranekaragam item yang harus mendapat perhatian khusus, karena mempunyai dampak luas bagi keseluruhan sistem produksi. Perbaikan demi perbaikan yang dilakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut, memungkinkan tercapainya kondisi ideal bagi tercapainya tujuan perusahaan. Dengan kata lain faktor- faktor produksi akan menentukan jenis serta jumlah barang yang akan dihasilkan secara optimum sehingga dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Untuk mendapatkan suatu produksi yang optimal, maka diperlukan suatu strategi perencanaan produksi yang berhubungan dengan masalah produksi jangka panjang antara sistem dan lingkungan sekitarnya. Yang termasuk dalam masalah produksi jangka panjang antara lain adalah tujuan produksi yang telah ditetapkan, perencanaan produksi atau penentuan komoditi yang harus diproduksi oleh perusahaan, waktu yang tepat dari kedatangan bahan baku produksi dan alokasi yang optimal dari bahan baku ke sub sistem yang bervariasi dalam organisasi untuk pemakaian yang efektif. Selain perencanaan strategis produksi, perlu adanya manajemen operasional produksi yang memperhatikan penyelesaian masalah jangka pendek dalam sistem. Hal ini bertujuan menjamin lancarnya aliran informasi produksi dan operasi dari proses produksi. Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha, maka kebutuhan untuk memahami masa depan yang didasarkan pada kerangka berfikir rasional semakin dibutuhkan. Oleh karena itu peramalan bisnis mempunyai posisi strategis dalam proses administrasi

description

teori kendala

Transcript of TEORI_KENDALA

TEORI KENDALA / THEORY OF CONSTRAINT (TOC)

BAB I

PENDAHULUAN

Perusahaan khususnya yang bergerak dalam bidang manufaktur, terdapat banyak persoalan dalam pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan manajemen. Menyoroti permasalahan dalam bidang produksi, terdapat beranekaragam item yang harus mendapat perhatian khusus, karena mempunyai dampak luas bagi keseluruhan sistem produksi. Perbaikan demi perbaikan yang dilakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut, memungkinkan tercapainya kondisi ideal bagi tercapainya tujuan perusahaan. Dengan kata lain faktor-faktor produksi akan menentukan jenis serta jumlah barang yang akan dihasilkan secara optimum sehingga dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.Untuk mendapatkan suatu produksi yang optimal, maka diperlukan suatu strategi perencanaan produksi yang berhubungan dengan masalah produksi jangka panjang antara sistem dan lingkungan sekitarnya. Yang termasuk dalam masalah produksi jangka panjang antara lain adalah tujuan produksi yang telah ditetapkan, perencanaan produksi atau penentuan komoditi yang harus diproduksi oleh perusahaan, waktu yang tepat dari kedatangan bahan baku produksi dan alokasi yang optimal dari bahan baku ke sub sistem yang bervariasi dalam organisasi untuk pemakaian yang efektif.

Selain perencanaan strategis produksi, perlu adanya manajemen operasional produksi yang memperhatikan penyelesaian masalah jangka pendek dalam sistem. Hal ini bertujuan menjamin lancarnya aliran informasi produksi dan operasi dari proses produksi.

Perkembangan saat ini menunjukkan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha, maka kebutuhan untuk memahami masa depan yang didasarkan pada kerangka berfikir rasional semakin dibutuhkan. Oleh karena itu peramalan bisnis mempunyai posisi strategis dalam proses administrasi bisnis, terutama membantu para manajer dalam proses pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan sebaiknya mempertimbangkan kendala yang muncul dalam proses pembuatan produk, untuk itu diperlukan metode untuk menentukan jumlah produk dari masing-masing jenis produk yang dapat memberikan keuntungan lebih besar. Ada beberapa alternatif metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah Theory of Constraints (Teori Kendala). Penyelesaian dengan metode TOC menekankan pada pengelolaan stasiun kendala (penghambat), yaitu menentukan stasiun kendala, meningkatkan performansi dan kapasitas stasiun kendala, dan menjadikan stasiun kendala sebagai acuan laju produksi untuk keseluruhan sistem produksi. Teori ini memberikan solusi penentuan jumlah produk yang optimal pada pemilihan alternatif produk berdasarkan analisis terhadap kendala dalam proses produksi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Kendala ( Theory of Constraint TOC )

Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaaan yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut Kendala (constraint).

Teori Kendala mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya. Jika hendak memperbaiki kinerjanya, maka suatu perusahaan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi kendalanya dalam jangka pendek dan jangka panjang, kemudian menemukan cara untuk mengatasinya.TOC adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal. Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan.

2.2 Jenis Jenis Teori Kendala ( Theory of Constraint TOC )

Menurut Hansen Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:a) Berdasarkan Asalnya Kendala internal (internal constraint), adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional. Kendala eksternal (external constraint), adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaa yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.

b) Berdasar Sifatnya

Kendala mengikat (binding constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.

Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.Menurut Kaplan dan Atkinson, menambahkan pengelompokan jenis kendala menjadi tiga bagian, yaitu: Kendala sumberdaya (resource constraint). Kendala ini dapat berupa kemampuan factorinput produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin. Kendala pasar (market resource). Kendala yang merupakan tingkat minimal dan maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan.

Kendala keseimbangan (balanced constraint). Diidentifikasi sebagai produksi dalam siklus produksi.

Theory of Constraint (TOC) mengakui bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya, yang kemudian mengembangkan pendekatan kendala untuk mendukung tujuan, yaitu kemajuan terus-menerus suatu perusahaan (continuous improvement).2.2 Konsep Dasar ( Theory of Constraint TOC ) TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan dan beban operasi, agar tercapainya tujuan manajemen yang dinyatakan dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan biaya operasi1. Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan.

2. Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput.3. Beban operasi adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persedian menjadi throughput.Berdasarkan ketiga ukuran ini, tujuan manajemen dapat dinyatakan sebagai meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan dan menurunkan beban operasi. Dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan beban operasi akan membawa dampak terhadap meningkatnya kinerja keuangan seperti :

1. Laba.

2. Return on Investment (ROI).

3. Cash flow.Secara Tradisional : Penekanan unsur pengingkatan throughput dan penurunan beban operasi menjadi sangat penting, sedangkan penurunan persediaa dipandang kurang penting.

TOC memberikan peran yang lebih menonjol kepada manajemen persediaan. TOC mengakui bahwa penurunan persediaan akan mengurangi biaya penyimpanan dan menurunkan beban operasi serta memperbaiki laba bersih. Tetapi lebih dalam lagi, TOC menyatakan bahwa penurunan persediaan akan membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih baik, harga lebih rendah dan tanggapan yang lebih cepat atas kebutuhan pelanggan.

2.2.1 Keunggulan dari Penerapan ( Theory of Constraint TOC ), yaitu:

Produk yang lebih baik.

Perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas lebih baik dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar. Persediaan yang lebih rendah menyebabkan deteksi atas kerusakan dapat dilakukan lebih cepat dan penyebab maasalah bisa segera dinilai. Persediaan yang rendah memungkinkan perubahan produk untuk diperkenalkan secara lebih cepat karena perusahaan mempunyai persediaan produk lama yang lebih sedikit dan harus segera dijual atau dibuang.

Harga yang lebih rendah.

Persediaan rendah akan menyebabkan menurunnya biaya penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain seperti lembur dan pengiriman khusus. Dengan menurunnya biaya-biaya maka penetapan harga akan menjadi lebih fleksibel, sehingga perusahaan tidak harus melakukan strategi pemotongan harga. Daya Tanggap.

Persediaan yang lebih rendah memungkinkan waktu tunggu aktual untukdiamati secara lebih seksama dan tanggal pengiriman yang lebih akurat dapat terpenuhi. Tingkat persediaan yang tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif, dengan teori kendala maka perusahaan dapat menekan pengurangan persediaam dengan mengurangi waktu tunggu.

2.2.2 Dasar Dasar ( Theory of Constraint TOC )Sebelum menggunakan TOC sebagai suatu alat dalam melakukan perbaikan, ada baiknya untuk mengetahui dasar-dasar yang digunakan oleh TOC dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Secara umum dasar pemikiran TOC adalah sebagai berikut:

1. Sistem adalah suatu rantai.

Dengan menganggap fungsi sistem sebagai suatu rantai, maka bagian yang paling lemah akan dapat ditemukan dan diperkuat.

2. Optimasi lokal vs optimasi sistem keseluruhan.

Karena adanya variasi dan interdependensi, performansi yang optimal dan suatu sistem bukanlah merupakan penjumlahan dari seluruh optimasi lokal.

3. Sebab akibat.

Seluruh sistem bekerja pada kondisi sebab akibat, sesuatu akan terjadi akibat yang lain terjadi. Fenomena sebab akibat ini akan menjadi sangat kompleks pada sistem yang rumit.

4. Efek-efek yang tidak diinginkan dan masalah utama.

Sebenarnya, semua hal yang tidak baik yang terjadi dalam sistem, bukanlah merupakan suatu masalah, tetapi merupakan indikator adanya sebuah masalah yang merupakan penyebab utama semua gejala tersebut. Dengan menghilangkan penyebab masalah utama, bukan hanya akan menghilangkan efek-efek yang tidak diinginkan, tetapi juga akan mencegah kembali.

5. Solusi yang akan memperburuk keadaan.

Inersia adalah musuh utama dalam proses perbaikan. Jangan sampai solusi yang telah ditetapkan justru tambah memperburuk masalah. Jadi solusi yang telah dibuat harus tetap dievaluasi.

6. Constraint fisik vs constraint kebijakan.Constraint fisik merupakan constraint yang paling mudah ditanggulangi, tetapi efeknya biasanya hanya sedikit. Tetapi dengan menanggulangi constraint kebijakan, efeknya akan sangat luas.

7. Ide bukan sebuah solusi.Ide terbaik yang pernah ada di dunia tidak akan disadari potensialnya sebelum ide tersebut diimplementasikan. Dan kebanyakan ide yang bagus gagal pada tahap implementasinya.

2.3 Langkah Langkah ( Theory of Constraint TOC ) Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan, dikembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan supaya proses perbaikan lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi sistem. Langkah-langkah tersebut adalah:

Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint).Mengidentifikasi bagian system manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahanya apakah kelemahan fisik atau kebijakan.

Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint).

Menentukan cara menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.

Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources).Setelah menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain tersebut maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi kostrain pada performansi system atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah kelima, tetapi jika yang akan menuju ke langkah keempat.

Evaluasi konstrain (Elevating the constraint).

Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada perubahan besardalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi substansi system. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process).Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa suatu solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.

2.4 Hubungan Theory of Constraint (TOC) dan Just In Time (JIT)Tujuan utama seorang manajer menggunakan JIT dalam perusahaan yaitu untuk mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika total produksi turun, maka akan terjadi penurunan pula pada biaya. Hal ini dikarenakan lebih sedikitnya persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Dengan JIT, waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk yaitu total produksi sampai pada saat barang dikirim. Oleh karena itu, waktu throughput (throughput time) merupakan jumlah dari waktu proses, waktu tunggu, waktu pemindahan, waktu inspeksi. Yang merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan dalam proses, akan mengarahkan pada hal-hal berikut ini:

Menurunkan biaya modal dalam persediaan.

Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan bahan.

Mengurangi resiko keusangan.

Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan mengurangi waktu pengiriman.

2.4 Hubungan Theory of Constraint (TOC) dan Activity Based Costing (ABC)Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah dalam jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas individual dan penggerak biaya. Oleh karena itu, TOC kurang berguna untuk mengelola biaya dalam jangka panjang. Di lain sisi, activity-based costing (ABC) mempunyai perspektif jangka panjang yang memfokuskan pada peningkatan proses dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai tambah. Oleh karena itu, ABC lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya dan penetapan harga jangka panjang. ABC dan TOC sama-sama digunakan untuk menetapkan profitabilitas produk. Namun keduanyajuga memiliki perbedaan yaitu ABC mengembangkan suatu analisis jangka panjang yang meliputi semua biaya produk. Sedangkan TOC mengambil pendekatan jangka pendek untukanalisis profitabilitas karena teori ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya yag berkaitan pada bahan. ABC menyediakan suatu analisis komprehensif dari penggerak biaya (cost driver) dan biaya unit yang akurat, sebagai suatu dasar untuk pengambilan keputusan strategis mengenai harga dan bauran produk dalam jangka panjang. Sebaliknya TOC menyediakan suatu metode yang berguna untuk meningkatkan profitabilitas jangka pendek melalui penyesuaian bauran produk untuk jangka pendek dan melalui perhatian pada hambatan-hambatan produksi.

Keunggulan ABC adalah memusatkan perhatian pada kegiatan (aktivitas), yaitu apa yang dilakukan oleh tenaga kerja dan peralatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. ABC umumnya digunakan oleh perusahaan dengan menggunakan metode manajemen biaya seperti biaya target (target costing) dan TOC.2.5 Pengunaan TOC Dalam Pengambilan KeputusanTOC mengajarkan manajer untuk memaksimalkan throughput sementara meminimalkan beban operasi dan aktiva. Memaksimalkan throughput memerlukan pertama-tama pengakuan bahwa proses produksi adalah system yang sangat kompleks. Salah satu wawasan Goldratt yang sangat hebat adalah bahwa beberapa langkah yang sederhana dapat memperbaiki throughput bahkan dalam system yang paling kompleks sekalipun. Untuk memaksimalkan throughput, pertama-tama adalah perlu untuk mengalokasikan satu sumber daya, lokasi, atau kebijakan yang merupakan batasan paling ketat yang saat ini membatasi throughput pada sistem. Batasan paling ketat adalah batasan dimana peningkatan kecil damal kapasitas akan menghasilkan peningkatan terbesar dalam total throughput sistem. Sebagian besar TOC berurusan dengan perbaikan dalam hal-hal yang membatasi.

Langkah-langkah Goldratt untuk menerapkan TOC sebagai suatu proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :1) Identifiaksi batasan sistem2) Putuskan bagaimana batasan sistem tersebut akan dieksploitasi3) Mengkordinasikan hal-hal yang lain sehingga tunduk pada keputusan diatas4) Menaikkan batasan sistem5) Jika, dalam langkah sebelumnya, suatu batasan telah terpecahkan, kembali kelangkah pertama, tetapi jangan mengijinkan kemalasan menjadi batasan sistemUntuk sumber daya yang membatasi, langkah keempat berarti meningkatkan kapasitas dari sumber daya tersebut. Jika batasannya adalah kebijakan perusahaan, maka langkah keempat berarti mengubah kebijakan tersebut. Goldartt memasukan langkah kelima sebab ia menemukan bahwa batasan karena kebijakan lebih sering terjadi dibandingkan dengan batasan karena alas an fisik. Kebijakan perusahaan semacam itu harus diubah. Kemalasang mengacu pada keenganan manajer untuk menantang atau mengubah kebijakan yang sudah lama berlaku, meskipun secara fakta, alas an dari dibuatnya kebijakan tersebut telah berubah atau telah lama hilang sebelum manajer mengakui bahwa kebijakan tersebut telah menjadi tidak sesuai atau tidak dibutuhkan.Contoh:

XXX Company memproduksi dua jenis komponen mesin X dan Y dengan Margin Contribusi masing-masing $300 untuk X dan $600 untuk Y. Hari kerja seminggu 5 hari. Disini dapat dikatakan : lebih baik XXX Company memproduksi dan menjual komponen Y karena memilik MC/unit terbesar. Tetapi solusi ini belum tentu baik.

Suatu Kendala Yang Mengikat :

XY

Jam bor / unit

MC / unit1 jam

$ 3003 jam

$ 600

Kendala jam bor total 120 jam / minggu

Dapat diproduksi120 : 1 = 120 unit120 : 3 = 40 unit

MC total$36.000 / minggu$24.000

MC / sumber daya$300 : 1 = $300 (TOP)$600 : 3 = $200

Menunjukkan : Lebih baik hanya memproduksi dan menjual produk X karena menghasilkan MC perminggu yang lebih tinggi ($36.000 untuk X dan $24.000 untuk Y) dikarenakan MC perunit dari sumber daya yang langka / kendala untuk produk X lebih tinggi dibanding produk Y, meskipun MC/unit produk Y ( 2x lebih besar dari MC/unit produk X ( MC perunit produk bukanlah hal yang sangat penting, melainkan MC perunit dari sumber daya yang langka adalah faktor yang menentukan. Kendala Internal yang Mengikat dan Kendala External Yang Mengikat :

Jika ternyata XXX Company dapat menjual paling banyak 30 unit komponen X dan 100 komponen Y sehingga bauran optimalnya menjadi :

Komponen X ( karena MC/sumber daya tertinggi ( maksimumkan dulu ( 30 x 1 jam bor = 30 jam, sedangkan selebihnya 90 jam untuk komponen Y ( 90 jam : 3 jam = 30

Mengeksploitasi Kendala-Kendala yang Mengikat

Di banyak perusahaan ada sedikit kendala sumber daya yang mengikat. Kendala pengikat utama disebut drummer, dimana tingkat produksi kendala drummer meruapakan tingkat produksi keseluruhan pabrik.

Dalam penjadualan ke hulu, TOC menggunakan 2 fitur tambahan yaitu :

a) Tali / Rope Tindakan yang diambil untuk mengikat tingkat dimana bahan baku dikirim ke pabrik (awal proses) pada tingkat produksi sumber daya yang memiliki kendala. Patokan dari proses yang memiliki kendala kemudian dilanjutkan ke hulu untuk mensinkronkan kebutuhan bahan baku yang digunakan sesuai dengan produksi bauran produk optimal, setelah itu mengeliminasi bahan baku yang tidak dibutuhkan.b) Penyangga waktu / Buffer dibuat agar menjamin sumber daya yang punya kendala tetap sibuk, sehingga dalam penjadualan, operasi sebelum kendala drummer harus memproduksi komponen yang dibutuhkan oleh sumber daya drummer dua hari lebih awal dari rencana penggunaan (jika penyangga waktu 2 hari)

Dari contoh diatas, XXX Company memiliki tiga proses yang berurutan :

PENGGERINDAAN ( PENGEBORAN ( PEMOLESANAsumsinya adalah satu-satunya kendala internal yang mengikat adalah pengeboran dengan kendala jam pengeboran 120 jam bor /minggu, kemudian ke tahap proses pengeboran adalah drummer.

Dengan bauran optimal (perhitungan sebelumnya) yaitu 30 untuk X dan 30 untuk Y dan jumlah inilah yang maksimum dapat ditangani oleh proses pengeboran. Sedangkan proses penggerindaan dan pemolesan ke kendala longgar, kemudian bisa memproduksi lebih banyak dari yang disyaratkan bauran produk. Mengangkat Kendala-Kendala yang MengikatKeterbatasan dari kendala yang mengikat dapat dimaksimumkan (guna meningkatkan throughput) melalui program perbaikan yang berkelanjutan (keizen) seperti : menambah mesin, perbaikan mesin, menambah tenaga kerja, lembur, menambah shift dan lain sebagainya.Misalnya :XXX Company merencanakan tambahan shift ( menaikan kendala jam bor dari 120 jam menjadi 180 jam ( dengan biaya $50/jam. Sehingga bauran berubah menjadi :

Produk X2 = 30 unit x 1 jam = 30 ( Y2 = 180 30 = 150 jam : 3 jam = 50 unit

Sebelumnya : X1 = 30 unit ( Y1 = 30 unit ( Y = 20 unit

Total MC1 = (30 x $300) + (30 x $600) = $27.000

Total MC2 = (30 x $300) + (50 x $600) = $39.000 ( MC = $12.000

Tambahan shift dapat dijalankan jika departemen lain bisa menjalankan.

Misalnya :Penggerindaan memiliki kapasitas 80 jam/minggu

X = 1 jam ( 30 x 1 jam = 30 jam

Y = 1 jam ( 50 x 1 jam = 50 jam ( total 80 jam ( BISA

Pemolesan memiliki kapasitas 160 jam/minggu

X = 2 jam ( 30 x 2 jam = 60 jam

Y = 1 jam ( 50 x 1 jam = 50 jam ( total 110 jam ( BISA

JADI, apakah penambahan shift menguntungkan XXX Company ?

Untuk menjawab : Bandingkan antara MANFAAT dan PENGORBANAN

Manfaat : $12.000

Pengorbanan : $ 3.000 ( 12 jam x $50 x 5 hari

Keputusan : Penambahan shift dapat diterima

Mengulangi ProsesDari contoh diatas, kendala sumber daya pengeboran akan diangkat sampai ke suatu titik dimana kendala tidak lagi mengikat. Misalnya kendala pengeboran dapat dinaikkan menjadi 240 jam pengeboran.

X3 ( 30 unit x 1 jam = 30 jam ( 240 30 = 210 jam : 3 jam = 70 unit

Y3 ( 70 unit

Departemen Penggerindaan (Kendala 80 jam/minggu)

X (1 jam) ( 30 x 1 jam = 30 jam

Y (1 jam) ( 70 x 1 jam = 70 jam ( Total 100 jam ( TIDAK BISA

Departemen Pemolesan (Kendala 160 jam/minggu)

X (2 jam) ( 30 x 2 jam = 60

Y (1 jam) ( 70 x 1 jam = 70 ( Total 130 jam ( BISA

( Departemen Penggerindaan sekarang menjadi KENDALA DRUMMER yang BARU

( Setelah kendala drummer yang baru diidentifikasi ( proses TOC berulang lagi.BAB III

KESIMPULAN

Teori Kendala atau Theory of Constraint (TOC) adalah suatu filosofi manajemen yang membantu sebuah perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan memaksimalkan produksinya dan meminimalisasi semua ongkos atau biaya yang relevan seperti biaya simpan, biaya langsung, biaya tidak langsung, dan biaya modal. Penerapan TOC lebih terfokus pada pengelolaan operasi yang berkendala sebagai kunci dalam meningkatkan kinerja sistem produksi, nantinya dapat berpengaruh terhadap profitabilitas secara keseluruhan.Menurut Hansen Mowen, Jenis Jenis Teori Kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:Berdasarkan Asalnya Kendala internal (internal constraint), adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan throughput semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional. Kendala eksternal (external constraint), adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaa yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.Berdasar Sifatnya

Kendala mengikat (binding constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.

Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint), adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan dan beban operasi, agar tercapainya tujuan manajemen yang dinyatakan dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan biaya operasi

Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan.

Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput. Beban operasi adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persedian menjadi throughput.

Hubungan Theory of Constraint (TOC) dan Just In Time (JIT)Tujuan utama seorang manajer menggunakan JIT dalam perusahaan yaitu untuk mengurangi waktu yang digunakan produk dalam pabrik. Jika total produksi turun, maka akan terjadi penurunan pula pada biaya. Hal ini dikarenakan lebih sedikitnya persediaan yang harus dibiayai, disimpan, dikelola, dan diamankan. Dengan JIT, waktu dapat diminimalisasi terhadap throughput produk yaitu total produksi sampai pada saat barang dikirim. Oleh karena itu, waktu throughput (throughput time) merupakan jumlah dari waktu proses, waktu tunggu, waktu pemindahan, waktu inspeksi. Yang merupakan waktu throughput yang mencakup penurunan persediaan dalam proses, akan mengarahkan pada hal-hal berikut ini:

Menurunkan biaya modal dalam persediaan.

Mengurangi biaya overhead untuk pemindahan bahan.

Mengurangi resiko keusangan.

Meningkatkan daya tanggap bagi pelanggan dan mengurangi waktu pengiriman.Hubungan Theory of Constraint (TOC) dan Activity Based Costing (ABC)Pendekatan TOC beranggapan bahwa biaya operasional sulit untuk diubah dalam jangka pendek, sehingga TOC tidak mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas individual dan penggerak biaya. Oleh karena itu, TOC kurang berguna untuk mengelola biaya dalam jangka panjang. Di lain sisi, activity-based costing (ABC) mempunyai perspektif jangka panjang yang memfokuskan pada peningkatan proses dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah dan mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh aktivitas yang bernilai tambah. Oleh karena itu, ABC lebih berguna untuk perencanaan profit, pengendalian biaya dan penetapan harga jangka panjang. ABC dan TOC sama-sama digunakan untuk menetapkan profitabilitas produk. Namun keduanyajuga memiliki perbedaan yaitu ABC mengembangkan suatu analisis jangka panjang yang meliputi semua biaya produk. Sedangkan TOC mengambil pendekatan jangka pendek untukanalisis profitabilitas karena teori ini hanya berdasarkan pada biaya-biaya yag berkaitan pada bahan. Pengunaan TOC Dalam Pengambilan KeputusanTOC mengajarkan manajer untuk memaksimalkan throughput sementara meminimalkan beban operasi dan aktiva. Memaksimalkan throughput memerlukan pertama-tama pengakuan bahwa proses produksi adalah system yang sangat kompleks. Salah satu wawasan Goldratt yang sangat hebat adalah bahwa beberapa langkah yang sederhana dapat memperbaiki throughput bahkan dalam system yang paling kompleks sekalipun. Untuk memaksimalkan throughput, pertama-tama adalah perlu untuk mengalokasikan satu sumber daya, lokasi, atau kebijakan yang merupakan batasan paling ketat yang saat ini membatasi throughput pada sistem.