Teori Work Permit

10
Ijin Kerja K3 (Work Permit) Pada kegiatan perindustrian dikenal istilah Ijin Kerja. Ada dua macam ijin kerja, yang pertama disebut request dan yang kedua disebut work permit. Ijin kerja K3 (work permit) sangat berbeda dengan ijin kerja melaksanakan pekerjaan (request), sehinga semua pekerja proyek harus benar-benar memahami perbedaan dan kegunaan dari masing-masing ijin kerja ini. Ijin kerja K3 sangat spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan tidak berubah dan maksimal (biasanya) hanya berlaku selama satu hari. Bila kondisi lingkungan pekerjaan berubah (misalnya hujan, pergantian shift, dll), maka ijin kerja harus diperiksa kembali terhadap kondisi saat ini. Ijin kerja K3 yang lama bisa diganti dengan yang baru atau bila perubahan lingkungan dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap keselamatan kerja, maka ijin kerja dapat dipergunakan lagi. Walaupun sangat penting, ijin kerja K3 jarang dilaksanakan dengan baik, bahkan beberapa bukti menunjukkan tidak dilaksanakan sama sekali. Hampir semua kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerjaan berbahaya, ditemukan tidak ada ijin kerja K3 yang dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut. Ijin kerja K3 (work permit) dikeluarkan oleh Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada sub kontraktor/mandor atau pekerja yang akan memasuki/melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya. Bekerja di ketinggian, bekerja di ruang terbatas (sumur, plafond, gua, dsb), atau bekerja di lokasi yang berbahaya adalah sederetan jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja K3 untuk memulai pekerjaan tersebut.

Transcript of Teori Work Permit

Page 1: Teori Work Permit

Ijin Kerja K3 (Work Permit)

Pada kegiatan perindustrian dikenal istilah Ijin Kerja. Ada dua macam ijin kerja, yang

pertama disebut request dan yang kedua disebut work permit. Ijin kerja K3 (work permit)

sangat berbeda dengan ijin kerja melaksanakan pekerjaan (request), sehinga semua pekerja

proyek harus benar-benar memahami perbedaan dan kegunaan dari masing-masing ijin kerja

ini.

Ijin kerja K3 sangat spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan tidak berubah

dan maksimal (biasanya) hanya berlaku selama satu hari. Bila kondisi lingkungan pekerjaan

berubah (misalnya hujan, pergantian shift, dll), maka ijin kerja harus diperiksa kembali

terhadap kondisi saat ini. Ijin kerja K3 yang lama bisa diganti dengan yang baru atau bila

perubahan lingkungan dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap keselamatan kerja,

maka ijin kerja dapat dipergunakan lagi.

Walaupun sangat penting, ijin kerja K3 jarang dilaksanakan dengan baik, bahkan

beberapa bukti menunjukkan tidak dilaksanakan sama sekali. Hampir semua kecelakaan kerja

yang terjadi pada pekerjaan berbahaya, ditemukan tidak ada ijin kerja K3 yang dikeluarkan

untuk pekerjaan tersebut. Ijin kerja K3 (work permit) dikeluarkan oleh

Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada sub kontraktor/mandor atau pekerja yang akan

memasuki/melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya. Bekerja di ketinggian, bekerja

di ruang terbatas (sumur, plafond, gua, dsb), atau bekerja di lokasi yang berbahaya adalah

sederetan jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja K3 untuk memulai pekerjaan tersebut.

1. Pengertian

Sistem ijin kerja adalah bentuk / bagian dari pada prosedur keselamatan kerja yang bertujuan

untuk melindungi orang dan peralatan. Di dalam ijin kerja tersebut jelas tercatat semua

bahaya yang sudah diketahui yang mana sudah dipertimbangkan sebelumnya. 

Surat ijin kerja merupakan dokumen tertulis sebagai persyaratan untuk melaksanakan

pekerjaan yang berbahaya dengan memperhatikan bahaya potensial yang ada serta langkah

pengendalian yang harus dilakukan.

2. Tujuan

Tujuan ijin kerja antara lain:

1. Supaya pengawas unit kerja mengetahui pekerjaan tertentu yang akan dilaksanakan di

dalam lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pengawas dapat:

Page 2: Teori Work Permit

Mengetahui jenis pekerjaan dan jumlah tenaga yang akan terlibat dalam pekerjaan

Melakukan pengendalian bahaya kerja

Bila terjadi keadaan darurat dapat diambil langkah tindakan dengan cepat

2. Agar setiap pekerja yang ditugaskan melakukan pekerjaan berbahaya :

Benar-benar mengetahui risiko bahaya kerjanya

Mengetahui prosedur kerja aman yang harus dilaksanakan

Menggunakan peralatan yang aman dan sesuai dengan tipe pekerjaan

Menggunakan alat pelindung diri dengan benar

3. Dengan surat ijin keselamatan kerja dapat dilakukan:

Pemeriksaan terhadap lokasi, bahan, proses, instalasi dan lingkungan kerja

Dapat menentukan kualifikasi tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan

3. Manfaat

Manfaat ijin kerja antara lain:

Perlindungan tenaga kerja

Mencegah kerugian akibat kecelakaan

Meningkatkan sikap tanggungjawab dan disiplin kerja

Perlindungan hukum (claim) jika terjadi kecelakaan

Sebagai dasar penyelidikan kecelakaan

Sebagai alat kontrol – pengawasan K3

Meningkatkan kinerja K3 perusahaan

4. Sistem Ijin Kerja

Pihak yang terlibat dalam sistem ijin kerja:

1. Issuing authority (pemberi ijin), yaitu pihak operasi atau pengawas daerah/ peralatan

yang bertindak sebagai pihak yang memberikan ijin melaksanakan suatu pekerjaan

yang menyangkut tempat, alat atau lingkungan. Issuing authority dapat berupa

pengawas operasi, shift superintendent, kepala pabrik, pengawas instalasi, dll.

Tugas dan tanggung jawab:

• Memebebaskan semua perlatan dan proses yang berkaitan dengan pekerjaan dari

semua sumber bahaya dan energi sehingga aman untuk dikerjakan.

• Mengamankan peralatan, tempat kerja dan proses untuk keamanan pekerjaan,

termasuk membersihkan alat, memberhentikan kegiatan sementara waktu,

melakukan isolasi sumber energi, dsb.

Page 3: Teori Work Permit

2. Performing authority (penerima ijin), yaitu pihak yang melaksanakan pekerjaan yang

menyangkut suatu alat, tempat kerja atau fasilitas. Performing authority dapat berupa

bagian pemeliharaan, bagian teknik sipil, listrik atau mekanik, pekerja

telekomunikasi, pekerja pembersihan, dll.

Tugas dan tanggung jawab:

• Melaksanakan pekerjaan dilakukan dengan cara yang aman menyangkut pekerja,

peralatan dan metode pelaksanaan.

• Mematuhi semua rekomendasi yang dikeliuarkan oleh pemberi ijin dan bagian K3.

• Mengawasi secara langsung selama kegiatan kerja berlangsung dan segera

mengambil tindakan jika ditemukan kondisi berbahaya.

3. Safety advisor (pengawas keselamatan), yaitu pihak yang bertanggung jawab

memberikan saran dan petunjuk serta pengawasan keselamatan selama pekerjaan

berlangsung. Unsur pengawasan terdiri atas fungsi K3 perusahaan, fungsi listrik,

fungsi inspeksi, fungsi telekomunikasi, dll.

Tugas dan tanggung jawab:

• Melaksanakan monitoring selama pekerjaan berlangsung.

• Meneliti dan meyakinkan bahwa semua syarat keselamatan telah dipenuhi.

• Memberikan rekomendasi cara kerja yang aman.

• Melaksanakan pengetesan gas berbahaya.

• Menghentikan pekerjaan jika dinilai kondisi keselamatan tidak terjamin atau terjadi

pelanggaran prosedur.

5. Jenis Ijin Kerja

Secara umum, work permit dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Hot work permit: izin kerja yang diperlukan karena melibatkan panas nyala api,

loncatan listrik, dsb. Misalnya dalam jenis pekerjaan cutting, welding, soldering,

grinding, brazing, thermal spraying, dll.

Cold work permit: izin kerja yang diperlukan tanpa melibatkan adanya panas, nyala

api, loncatan listrik, radiasi, dan ruang tertutup. Misalnya inspeksi struktur bangunan,

cleaning, scraping, dan survey terhadap tempat/lokasi. Jika melibakan pemotretan

maka kamera yang digunakan haruslah kamera yang diizinkan dipakai di area

tersebut.

Page 4: Teori Work Permit

Special permit: ijin kerja yang diperlukan untuk aktivitas special. Izin kerja ini yang

sebenarnya terkadang dapat menjadi bagian dari hot work permit, tergantung dari cara

perusahaan membagi kriterianya.

6. Prosedur Pemberian Ijin Kerja

Diagram alir penerbitan work permit yang baik sampai cara menghentikan pekerjaan secara

baik:

Pelaksana/pengawas/supervisor akan memberikan ijin kerja K3 setelah melakukan

pemeriksaan terhadap hal-hal sebagai berikut :

a. Kesehatan Kondisi pekerja

Page 5: Teori Work Permit

b. Kelengkapan sarana dan prasarana kerja (termasuk kelengkapan APD sesuai yang

disyaratkan pada kondisi pekerjaan yang akan dikerjakan)

c. Tidak ada kondisi berbahaya di lokasi pekerjaan (kondisi berbahaya yang ada di

lokasi pekerjaan sudah dikontrol sehingga tingkat risikonya ada pada tingkat yang

dapat ditoleransi)

d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada lokasi

kerja tersebut.

Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya hal-hal yang dapat membahayakan pekerja

dalam melaksanakan pekerjaan tersebut, maka barulah ijin kerja K3 ditanda tangani dan

pekerjaan dapat dimulai dengan pengawasan dari petugas khusus (biasanya petugas K3 atau

pengawas pekerjaan di lokasi tersebut). Setiap ijin kerja akan disertai dengan berbagai

sertifikat lain seperti electrical, preparation/reinstatement, confined space entry, excavation,

sanction for test, limit of access dan vehicle access. Permit Controler berwenang untuk

menolak menerbitkan ijin kerja jika sertifikat yang disyaratkan tidak terpenuhi. Setelah lolos

dari Permit Controler, ijin kerja harus disahkan oleh Operating Authority (Supervisor)

sebagai wakil perusahaan. Performing Authority akan mendelegasikan pelaksanaan pekerjaan

kepada Worksite Supervisor sebagai pemegang ijin kerja. Di bawah Worksite Supervisor

adalah permit user yaitu orang (certified) yang melakukan pekerjaan. Sebelum suatu ijin

kerja disahkan, Permit Controler dan/atau Area Authority (yang bertanggung jawab tentang

area/space tempat pekerjaan dilakukan, biasanya operator lapangan) akan memeriksa dan

memastikan emuanya termasuk lokasi kerja telah sesuai dengan sertifikat yang disertakan.

Contoh ijin kerja K3 (work permit) di PT. Mayora Indah Tbk.

Page 6: Teori Work Permit
Page 7: Teori Work Permit

Referensi

Mulyono.Kecelakaan Kerja dan Cara Pencegahannya.

http://fkm.unair.ac.id/s2k3/files/mk/dasar-dasar%20k3/DASAR%20DASAR%20K3

%20-%20Lolapil.pdf (diakses pada 5 Oktober 2013 pukul 20.40)

Page 8: Teori Work Permit

Ramli, Soehatman. Permit System. hse-k3ll-migas.googlecode.com/files/Modul-15.pdf

(diakses pada 5 Oktober 2013 pukul 20.51)