Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

26
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG John Dollard dan Neil E. Miller keduanya mengabdi di Institute Of Human Relation, antara Dollard dan Neil E. Miller berbeda dalam mengambil suatu gagasan namun dengan pendekatan psikoanalisis antropologi dan sosial keduanya melakukan sebuah gagasan teori yang nantinya sangat berpengaruh di bidang psikologi yang dikenal dengan stimulus- response theory yang berkaitan dengan teori belajar. Dari teori yang diketemukan oleh Dollard dan Miller bahwa mereka beranggapan bahwa kebiasaan merupakan salah satu elemen dalam struktur kepribadian, kemudian bagaimana Dollard dan Miller menjelaskan dinamika kepribadian, perkembangan kepribadian serta tingkah laku abnormal. 2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalahnya seperti apa dinamika kepribadian dalam teori stimulus respon Hull, Dollard dan Miller. 3. TUJUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah agar dapat mengerti lebih jauh tentang teori stimulus respon Hull, Dollard dan Miller. 4. MANFAAT 1

Transcript of Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

Page 1: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

John Dollard dan Neil E. Miller keduanya mengabdi di Institute Of Human Relation,

antara Dollard dan Neil E. Miller berbeda dalam mengambil suatu gagasan namun dengan

pendekatan psikoanalisis antropologi dan sosial keduanya melakukan sebuah gagasan teori

yang nantinya sangat berpengaruh di bidang psikologi yang dikenal dengan stimulus-

response theory yang berkaitan dengan teori belajar.

Dari teori yang diketemukan oleh Dollard dan Miller bahwa mereka beranggapan

bahwa kebiasaan merupakan salah satu elemen dalam struktur kepribadian, kemudian

bagaimana Dollard dan Miller menjelaskan dinamika kepribadian, perkembangan

kepribadian serta tingkah laku abnormal.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalahnya

seperti apa dinamika kepribadian dalam teori stimulus respon Hull, Dollard dan Miller.

3. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah agar dapat mengerti lebih jauh

tentang teori stimulus respon Hull, Dollard dan Miller.

4. MANFAAT

Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang positif yaitu dapat

menambah wawasan yang lebih mendalam tentang teori stimulus respon Hull, Dollard dan

Miller.

1

Page 2: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

BAB II

PEMBAHASAAN

2.1. Clark L. Hull

2.1.1. Biografi

Leonard Clark Hull dilahirkan di Akron, New York pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan

di Michigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun. Hull mempunyai masalah

kesehatan di mata. Orang tuanya miskin, dan Hull pernah menderita polio. Pendidikan yang

ditempuhnya beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi setelah lulus,

dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di

sekolah negeri yang kecil di Sickle, Michigan.

Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas Michigan, ia beralih ke

psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun 1918 dari University of Wisconsin, dimana

dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai instruktur. Penelitian doctor- nya pada "Aspek

kuantitatif dari Evolution of Concepts" telah diterbitkan dalam Psychological Monographs.

Selama waktu itu, Hull mempelajari efek dari merokok tembakau pada kinerja, yang

kemudian dibahasnya pada beberapa literatur yang disertai dengan pengujian, selanjutnya

mulai penelitian tentang saran dan hipnose. Pada 1929, Clark Hull melanjutkan penelitiannya

di Yale University dan mulai serius terhadap perkembangan teori perilakunya. Sampai akhir

karirnya, Hull dan mahasiswa didominasi behavioristik psikologi. Clark Hull meninggal pada

10 Mei 1952, di New Haven, Connecticut.

Hull adalah seorang tokoh teori belajar behavioristik. Hull tertarik dengan teori belajar

yang membuat dia menghasilkan beberapa buku yang berhubungan dengan teori belajar,

antara lain Mathematico Deductive Theory of Role Learning yang ditulis bersama-sama

dengan Hovland, Perkins, dan Fitch. Hull juga menulis Principles of Behavior and Essentials

of Behavior. Buku terakhir yang ditulisnya adalah A Behavior System. Selain menulis buku

Hull juga menulis sejumlah artikel bagi majalah-majalah profesional.

2.1.2. Konsep dan Teori Belajar

Clark L. Hull mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang diselidiki dengan

hubungan perkuatan S- R. Metode yang digunakan merupakan metode matematika, deduktif,

dan dapat dites atau diuji. Teori dari Hull sebenarnya tidak jauh beda dengan teori belajar

2

Page 3: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

lainnya. Beberapa persamaan teori belajar Hull dengan teori belajar sebelumnya adalah

sebagai berikut:

a) Berdasarkan asosiasi S-R

b) Berdasarkan cara melangsungkan hidup.

c) Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya.

d) Orientasinya kepada teori Pavlov.

Hull juga mengembangkan beberapa definisi, antara lain:

1. Kebutuhan (Need)

Kebutuhan merupakan keadaan organisme yang menyimpang dari kondisi

biologis optimum pada umumnya yang digunakan untuk melangsungkan

hidupnya. Jika kebutuhan tersebut timbul maka organisme akan bertindak untuk

memenuhi kebutuhannya, hal tersebut dinamakan mereduksi kebutuhan dan teori

belajarnya disebut teori reduksi kebutuhan atau need reduction theory.

2. Dorongan (Drive)

Kondisi kekosongan ganda organisme sehingga mendorong untuk melakukan

sesuatu. Istilah lain dari dorongan adalah motif. Adakalanya seseorang merasa

ingin melakukan sesuatu namun orang tersebut tidak memiliki dorongan untuk

melakukannya.

3. Perkuatan (Reinforcement)

Sesuatu yang dapat memperkuat hubungan S- R, dan respon terhadap stimulus

tersebut dapat mengurangi ketegangan kebutuhan. Perkuatan biasanya berupa

hadiah.

Kebutuhan yang timbul akan menyebabkan terbentuknya suatu perilaku yang akan

mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur yang dapat dipelajari responnya. Stimulus

yang dapat menimbulkan respon adalah stimulus yang mengenai saraf sensoris atau reseptor

kemudian menimbulkan impuls yang masuk afferent, yaitu saraf gerak dan dapat

mengaktifkan otot- otot maskuler.

S dengan huruf besar merupakan stimulus dan obyeknya. s dengan huruf kecil

merupakan stimulus dalam organisme, stimulus yang sudah berupa impuls. Impuls

merupakan perangsang atau stimulus yang sudah ada dan bekerja dalam saraf. Dalam teori

kali ini yang akan kita pakai S dengan huruf besar.

Hull membedakan tendensi untuk timbulnya R dan r. R untuk respon yang nampak,

faktual, dan r adalah predisposisi respon yang masih dalam aktivitas saraf. r merupakan

3

Page 4: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

respon yang masih ada didalam organisme, jadi tidak nampak, tapi mempengaruhi tingkah

laku. Hull mengganti S- R menjadi SHR, dimana H merupakan habit.

Hull membedakan antara learning dengan performance. Tindakan dipengaruhi oleh

banyak hal, tetapi belajar hanya dipengaruhi oleh faktor jumlah waktu, respon khusus terjadi

karena kontinu dengan perkuatan. Menurut Hull tingkah laku bersumber pada kebutuhan

yang merupakan tuntutan hidup.

2.1.3. Postulat yang Diajukan Oleh Hull

Hull mengajukan enam belas postulat dalam cakupan enam hal yakni sebagiai berikut:

a. Tanda-tanda luar yang mendorong atau membimbing tingkah laku dan

representasi neuralnya atau saraf.

Postulat 1: Impuls saraf afferent dan bekas lanjutannya. Jika suatu perangsang

mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf afferent dengan cepat mencapai

puncak intensitasnya dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur. Sesaat saraf

afferent berisi impuls dan diteruskan kepada saraf sentral dala beberapa detik dan

seterusnya timbul respon. S- R diubah menjadi S- s- R atau S- s- r- R. Simbol s adalah

impuls atau stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah impuls respon

yang masih dalam saraf fferent.

Postulat 2: Interaksi saraf afferent. Impuls dalam suatu saraf afferent dapat diteruskan

ke satu atau lebih saraf afferent lainnya. R timbul tidak hanya karena satu stimulus,

tetapi lebih dari satu S yang lalu terjadi kombinasi berbagai stimulus. Rumusnya akan

berubah menjadi S- r- R.

b. Respon terhadap kebutuhan, hadiah dan kekuatan kebiasaan.

Postulat 3: Respon-respon bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku yang tidak

dipelajari).

Sejak lahir organisme mempunyai hierarki respon penentu kebutuhannya yang timbul

karena ada rangsangan-rangsangandan dorongan. Respon terhadap kebutuhan tertentu

bukan merupakan respon pilihan secara random, tetapi respon yang memang

ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu maka mata berkedip dan

keluar air mata.

Postulat 4: Hadiah dan kekuatan kebiasaan; kontiguitas dan Reduksi Dorongan

sebagai kondisi-kondisi untuk belajar.

c. Kekuatan kebiasaan akan bertambah jika kegiatan-kegiatan reseptor dan

4

Page 5: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

efektor terjadi dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan

kontiguitif dengan hadiah pertama dan hadiah kedua. Simbol kekuatan

kebiasaan adalah sHs. Stimulus pengganti (ekuaivalen)

Postulat 5: Generalisasi (penyamarataan)

Kekuatan kebiasaan yang efektif timbul karena stimulus lain daripada stimulus

pertama yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan stimulus kedua dari

yang pertama dalam kesatuan yang terus menerus dari ambang perbedaan, dengan

kata lain yang ingin dibentuk merupakan hasil rata-rata persyaratan stimulus

berikutnya.

d. Dorongan-dorongan sebagai akitivator respon.

Postulat 6: Stimulus dorongan. Hubungan dengan tiap-tiap dorongan adalah stimulus

dorongan karakteristik yang intensitasnya meningkat dengan kekuatan dorongan.

Postulat 7: Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan. Kekuatan kebiasaan

disintesiskan kedalam potensi reaksi dengan dorongan-dorongan primer yang timbul

pada saat tertentu.

e. Faktor-faktor yang melawan respon-respon

Postulat 8: Pengekangan reaksi. Timbulnya suatu reaksi menyebabkan pengekangan

reaksi yang lain. Suatu kejemuan untuk mengulangi respon. Pengekangan reaksi

adalah penghamburan waktu yang spontan.

Postulat 9: Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan). Stimuli yang dihubungkan

dengan penghentian respon menjadi pengekangan yang dikondisikan.

Postulat 10: Osilasi pengekangan.

Potensial pengekangan dihubungkan dengan potensial reaksi yang bergoyang terus

menerus pada waktu itu.

f. Bangkitnya respon.

Postulat 11: Reaksi ambang perangsang. Potensi reaksi efektif yang momentum harus

melampaui reaksi ambang perangsang sebelum stimulus membangkitkan reaksi.

Postulat 12: Kemungkinan reaksi diatas ambang perangsang. Kemungkinan respon

adalah fungsi normal dari potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang

perangsang.

Postulat 13: Latensi (keadaan diam atau berhenti). Makin potensi reaksi efektif

melampaui reaksi ambang perangsang makin pendek latensi respon, artinya respon

makin cepat timbul.

Postulat 14: Hambatan berhenti (ekstingsi). Makin besar potensi reaksi efektif, makin

5

Page 6: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

besar respon yang timbul tanpa perkuatan, sebelum berhenti atau ekstingsi.

Postulat 15: Amplitudo respon (besarnya respon). Besarnya dorongan dilantari atau

disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif reaksi dalam sistem saraf

otonom.

Postulat 16: Respon-respon yang bertentangan. Jika potensi-potensi reaksi kepada dua

atau lebih respon-respon yang bertentangan terjadi dalam organisme pada waktu yang

sama, maka hanya reaksi yang mempunyai potensi reaksi yang lebih besar akan

terjadi responnya.

Hull mengajukan postulat- postulat tersebut dengan maksud ingin mempelajari

terbentuknya tingkah laku secara sistematis dan matematis. Dari enam belas postulat yang

menjadi inti adalah postulat nomor empat, yakni mengenai hadiah dan kekuatan kebiasaan.

Peningkatan dari hadiah yang berturut- turut memuncak terbentuknya kombinasi

kekuatan kebiasaan yang bergantung kepada peningkatan hadiah. Jika ditarik esensi teori

belajar pada analisis Hull adalah operasi dasar hadiah, pengaruh ulangan, dan gradiasi hadiah.

Hull mengemukakan ada tiga fungsi yang berbeda mengenai dorongan, yaitu:

Tanpa adanya suatu dorongan tidak akan ada perkuatan primer, sebab

perkuatan primer akan menyebabkan penurunan cepat dari dorongan.

Tanpa adanya dorongan tidak akan timbul respon, sebab dorongan akan

mengaktivir kebiasaan dalam potensi reaksi. Hull berasumsi bahwa dorongan

akan melipatgandakan kekuatan kebiasaan.

Tanpa stimulus dorongan yang jelas, tidak akan terjadi regulasi kebiasaan dari

kebutuhan pada organisme, maka tidak ada cara untuk mempelajari.

2.1.4. Hypotetico Deductive Theory

Teori belajar ini dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif. Hull

percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-

mata berdasarkan fenomena individual atau secara induktif. Teori ini terdiri dari beberapa

postulat yang menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi

potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).

Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan

hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh

para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan. Namun walaupun demikian Hull juga

mendapatkan banyak kritikan yang diberikan padanya, diantaranya sebagai berikut:

6

Page 7: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

1. Teorinya dianggap terlalu kompleks dan sulit dimengerti. Dalam setiap

penelitiannya Hull selalu mengembangkan sistem yang rumit dan sangat

bergantung kepada matematika elaborasi.

2. Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui

eksperimen empiris.

3. Partikularistic, usaha untuk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan.

2.1.5. Mathematico Deductive Hull

Teori belajar ini merupakan satu perlakuan sistematis dari belajar berdasarkan teori

pengkondisian klasik dan dinyatakan dalam bentuk postulat- postulat deduktif dan akibat-

akibatnya yang bersifat wajar. Hukum asasi dari perolehan kemahiran beranggapan bahwa

kekuatan kebiasaan itu dibangun secara beransur- angsur dalam bentuk tambahan atau

kenaikan- kenaikan kebiasaan, lewat penguatan yang berdekatan dari unit- unit S- R atau

stimulus- respon.

Kekuatan kebiasaaan itu bisa dibuat peka kedalam bentuk daya guna atau prestasi oleh

dorongan- dorongan (drives). Apabila tidak terdapat unsur dorongan, prestasi akan menurun

sampai angka nol. Bila tidak ada kekuatan kebiasaan, prestasi juga akan menurun sampai titik

nol karena dorongan dan kekuatan kebiasaaan itu saling berhubugnan dalan satu fungsi yang

multiplikatif (fungsi perkalian). Oleh karena semua teori- teori yang berdasarkan prinsip-

prinsip pengkondisian ternyata benar, maka Hull menggunakan teori pemusnahan dan

penghambatan, agar bisa menerangkan dan menghitung masalah penyusutan reaksi.

Pemusnahan jelas disebabkan oleh pengulangan tanpa upaya penguatan pada reaksi-rekasi.

Perangsang yang berasosiasi dekat dengan satu reaksi yang mengalami proses pemusnahan

atau pemadaman, akan mampu menghambat munculnya reaksi tersebut. Peristiwa lupa akan

material verbal atau hal- hal lisan, diduga merupakan satu kemunduran atau kerusakan fungsi

sepanjang perjalanan waktu. Untuk mengukur jalannya proses belajar, Hull mengemukakan

beberapa kemungkinan diantaranya:

a. Latensi (tersembunyi, belum kelihatan) reaksi, atau kecepatan dengan mana satu

reaksi muncul mengikuti penyajian perangsangnya.

b. Kemungkinan reaksi.

c. Jumlah ulangan-ulangan yang diperlukan untuk bisa mengakibatkan pemusnahan.

7

Page 8: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

2.2. Dollard & Miller

2.2.1. Biografi

2.2.1.1 John Dollard

John Dollard dilahirkan di Menasha, Wisconsin, pada tanggal 29 Agustus 1900. Ia

menerima gelar A.B. dari Universitas Wisconsin pada tahun 1922 dan berturut-turut meraih

M.A. (1930) dan Ph.D.-nya (1931) dalam bidang sosiologi di Universitas Chicago. Dari

tahun 1926 sampai dengan 1929 la menjadi salah seorang pembantu rektor Universitas

Chicago.

Pada tahun 1932 ia menerima jabatan rektor di bidang antropologi di Universitas Yale

dan pada tahun berikutnya menjadi rektor di bidang sosiologi pada Institut of Human

Relations yang baru saja didirikan. Pada tahun 1935, ia menjadi peneliti pada institut tersebut

dan pada tahun 1948 menjadi peneliti dan profesor di bidang psikologi. Ia dipensiunkan

sebagai profesor pada tahun 1969. Ia memperoleh pendidikan dalam psikoanalisis dari

Institut Berlin dan menjadi anggota dari Western New England Psychoanalytic Society. Ke-

yakinan Dollard dan dedikasi pribadinya terhadap penyatuan ilmu-ilmu pengetahuan sosial

tercermin tidak hanya dalam tulisan- tulisannya tetapi juga dalam fakta bahwa ia pernah

mengemban tugas- tugas akademik di bidang antropologi, sosiologi, dan psikologi pada satu

universitas.

Dollard telah menulis banyak artikel teknis dalam ilmu-ilmu pengetahuan sosial mulai

dari etnologi sampai psikoterapi. Ia telah mengarang sejumlah buku yang juga mencerminkan

minatnya yang luas itu. Caste and class in a Southern town (1937) adalah suatu penelitian

lapangan yang sangat dihargai mengenai peranan orang- orang kulit hitam dalam suatu

masyarakat di bagian selatan di AS dan merupakan salah satu contoh karya awal analisis

kebudayaan dan kepribadian. Karya ini disusul oleh sebuah buku serupa, Children of

bondage (1940), yang ditulis bersama Allison Davis. Ia menerbitkan dua buku berisi analisis

psikologis tentang rasa takut: Victory over fear (1942) dan Fear in battle (1943); dan suatu

monograf penting mengenai penggunaan bahan sejarah kehidupan, Criteria for the life

history (1936). Bersama Frank Auld dan Alice White ia menerbitkan Steps in psychotherapy

(1953), sebuah buku yang menyajikan suatu metode psikoterapi yang mencakup pendes-

kripsian yang rinci tentang individu yang sedang dalam perawatan, dan bersama Frank Auld

menerbitkan Scoring human motives (1959).

8

Page 9: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

2.2.1.2. Neil Miller

Neal Miller dilahirkan di Milwaukee, Wisconsin, pada tanggal 3 Agustus 1909 dan

meraih gelar B.S.-nya dari Universitas Washington pada tahun 1931. Ia meraih gelar M,.A.-

nya dari Universitas Stanford pada tahun 1932 dan Ph.D.-nya di bidang psikologi dari

Universitas Yale pada tahun 1935. Dari tahun 1932 sampai dengan tahun 1935 ia menjadi

asisten di bidang Psikologi pada Institute of Human Relations dan antara tahun 1935-1936 ia

mendapat beasiswa dari Social Science Researc Council dan memanfaatkannya untuk

mengikuti pendidikan analisis pada Institut Psikoanalisis Wina. Dari tahun 1936 sampai tahun

1940, menjadi asisten dosen dan selanjutnya lektor pada Institute of Human Relations. Ia

menjadi peneliti dan lektor pada tahun 1941. Dari tahun 1942 sampai tahun 1946, ia

memimpin suatu proyek penelitian psikologi untuk Angkatan Udara AS. Pada tahun 1946, ia

kembali ke Universitas Yale, menjadi profesor dalam program kuliah James Rowland Angell

di bidang psikologi pada tahun 1952. Ia menetap di Yale sampai tahun 1966n dan selanjutnya

menjadi profesor psikologi dan kepala Laboratorium Psikologi Fisiologis pada Universitas

Rockefeller.

Selain karena kerjasamanya dengan John Dollard, Miller juga sangat terkenal di

kalangan psikologi berkat karya eksperimental dan teoritisnya yang cermat tentang proses

pemerolehan dorongan- dorongan, hakikat perkuatan, dan penelitian tentang konflik.

Penelitian awalnya semata- mata bersifat behavioral, tetapi sejak tahun 1950-an Miller mulai

menaruh perhatian pada mekanisme- mekanisme fisiologis yang mendasari dorongan dan

perkuatan serta gejala- gejala sejenis lainnya. Karya ini disajikan secara rinci dalam terbitan-

terbitan jurnal, meskipun banyak di antaranya telah pula diringkaskan dalam tiga bab buku

pegangan yang sangat elok (Miller, 1944, 1951a, 1959). Penghargaan atas sumbangan-

sumbangannya tercermin pada berbagai tanda jasa yang diterimanya. Ini meliputi

keanggotaannya dalam National Academy of Science yang bergengsi itu, terpilih menjadi

ketua American Psychological Association (1959), menerima medali Warren dari Society of

Experimental Psychologist (1957), dan menerima Medal of Science dari Presiden (1965),

suatu tanda kehormatan yang hanya dimilikinya bersama dua ilmuwan behavioral lain.

9

Page 10: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

Miller dan Dollard bersama- sama telah menulis dua buku yang berisi penerapan versi

yang disederhanakan dari teori Hull pada masalah- masalah yang menjadi garapan psikolog

sosial (Social leraning and imitation, 1941) dan pada masalah- masalah yang menjadi

perhatian psikolog klinis atau psikolog kepribadian (Personality and psychotherapy, 1950).

2.2.2. Teori Belajar

Teori ini termasuk dalam aliran Behaviorisme moderat dan merupakan modifikasi

serta penyederhanaan Teori Perkuatan Leonard Clark Hull yang dihasilkan oleh kerjasama

dari John Dollard dan Neal Miller. Selain itu, teori ini juga bertolak dari Teori Psikoanalitis

serta temuan- temuan dan generalisasi dari antropologi sosial. Maka tidak diragukan lagi teori

ini bercorak klinis dan sosial.

Teori Perkuatan Dollard dan Miller dihasilkan dari eksperimen laboratorium dengan

menggunakan tikus. Dalam eksperimen, seekor tikus laboratorium dimasukkan dalam kotak

persegi dengan lantai berjaringan kabel listrik dan sebuah sekat rendah yang memisahkan

kotak tersebut menjadi dua. Sebuah bel listrik dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga

pada saat percobaan berlangsung, bel listrik tersebut berbunyi bersamaan dengan dialirinya

listrik yang terputus-putus melalui kabel listrik pada kotak tersebut. Tikus yang terkejut

karena aliran listrik melakukan variasi respon, hingga akhirnya tikus melakukan respon

melompati sekat rendah tersebut dan listrik berhenti mengalir serta bel berhenti berbunyi.

Percobaan ini diulang terus dan didapatkan bahwa respon melompati sekat rendah sejak bel

berbunyi dan listrik mengalir waktunya semakin lama semakin berkurang.

Pada percobaan berikutnya, tikus dimasukkan lagi ke dalam kotak dan bel dibunyikan

tapi listrik tidak mengalir. Bel ini terus berbunyi dan baru berhenti ketika tikus melompati

sekat rendah di tengah kotak. Akhirnya, tikus ini melakukan respon melompati sekat rendah

dan berpindah ke ruang lain di kotak tersebut ketika hanya bel saja yang dibunyikan.

Sesi percobaan berikutnya pun dilakukan oleh Dollard dan Miller. Kali ini, sebuah

pengungkit ditambahkan dalam kotak. Tikus lalu dimasukkan ke dalam kotak dan bel

dibunyikan. Tikus tersebut melompati sekat rendah, namun bel listrik tidak berhenti berbunyi.

Berbagai variasi respon pun dilakukan oleh tikus hingga akhirnya tikus menekan pengungkit

dan bel berhenti berbunyi. Percobaan terus diulang dan tikus semakin lama semakin cepat

10

Page 11: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

melakukan respon menekan pengungkit segera setelah bel listrik dibunyikan.

Eksperimen ini secara keseluruhan menggabungkan antara pengkondisian klasikal dan

pengkondisian operan. Ketika aliran listrik (stimulus tidak terkondisi/ST) dipasangkan

dengan bunyi bel listrik (stimulus terkondisi/SK) dan tikus mengasosiasikan bunyi bel listrik

dengan aliran listrik, maka pengkondisian klasikal telah terjadi. Kemudian ketika tikus

berhasil melakukan respon (R) yang tepat untuk menghindari aliran listrik dan bunyi bel

tersebut, yaitu dengan melompati sekat rendah, maka pengkondisian operan juga telah terjadi.

Dan gabungan dari keduanya menyebabkan tikus akan melakukan respon melompati sekat

rendah (R) ketika ia hanya mendengar bunyi bel listrik saja (SK) yang telah menggantikan

fungsi aliran listrik (ST). Respon yang mendapat perkuatan saja (dalam hal ini terbebas dari

rasa sakit akibat aliran listrik dan juga asosiasinya (bunyi bel listrik) yang cenderung diulang.

Hal ini bisa kita lihat dari perubahan respon melompati sekat rendah menjadi respon menekan

pengungkit ketika respon melompati sekat rendah tidak lagi bisa dilakukan untuk mendapat

perkuatan.

Satu hal lagi yang penting untuk diperhatikan dalam teori Dollard dan Miller dari

percobaan ini adalah adanya sesuatu yang disebut respon internal (r) yang kemudian menjadi

dorongan (drive/SD) sebagai isyarat (cue) untuk melakukan respon terbuka (R). Respon

internal (r) ini berupa rasa takut akan rasa sakit yang timbul dari aliran listrik (rasa sakit ini

sendiri adalah dorongan yang bersifat bawaan; contoh lainnya adalah rasa lapar, haus, dan

seks.

Menurut Dollard dan Miller, asosiasi yang terjadi antara stimulus terkondisi (SK)

dengan respon internal (r) inilah yang disebut kebiasaan (habit) dan membentuk serangkaian

proses berikutnya sampai individu melakukan respon terbuka (R) yang mendapat perkuatan.

Respon internal (r) ini bisa berupa rasa takut dan kecemasan dalam diri individu.

Dollard dan Miller mengemukakan bahwa tikus dalam percobaan pertama

menggeneralisasikan stimulus, sehingga setiap kali bel berbunyi dengan variasi intensitas

yang berbeda-beda sekali pun, tikus tetap merespon melompati sekat rendah. Namun tikus

bisa juga melakukan diferensiasi stimulus, jika percobaan dilakukan dengan mengaliri listrik

tepat hanya pada bunyi bel dengan intensitas tertentu, dan pada intensitas yang lain bel

berbunyi tapi tidak ada aliran listrik; sehingga tikus hanya merespon pada stimulus yang

spesifik.

2.2.3. Struktur Kepribadian

11

Page 12: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

Dollard dan Miller kurang menaruh minat pada unsur-unsur struktural atau unsur-

unsur yang relatif tidak berubah dalam kepribadian, tetapi berminat pada proses belajar dan

perkembangan kepribadian. Kebiasaan adalah konsep struktural kunci dalam teori ini

sebagaimana telah dijelaskan dalam eksperimen bahwa kebiasaan merupakan asosiasi antara

stimulus (baik eksternal maupun internal) dan respon. Susunan dari kebiasaan yang telah

dipelajari tersebut membentuk kepribadian.

Sejumlah kebiasaan melibatkan respon internal yang membangkitkan stimulus

internal yang bersifat dorongan (drive). Dorongan itu sendiri merupakan stimulus yang cukup

kuat untuk mengaktifkan perilaku. Dorongan terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Dorongan Primer (primary drives)

Adalah dorongan-dorongan yang berkaitan dengan kondisi fisik atau fisiologis, seperti

lapar, haus, seks, dan sebagainya. Dorongan primer ini dianggap kurang penting oleh

Dollard dan Miller dalam tingkah laku manusia karena fungsinya telah tergantikan

oleh dorongan sekunder.

b. Dorongan Sekunder (secondary drives)

Merupakan asosiasi pemuasan dari dorongan primer, seperti kecemasan, rasa takut,

gelisah, dan sebagainya. Dorongan sekunder ini dibandingkan dengan dorongan

primer dianggap memiliki peranan yang lebih penting dalam tingkah laku manusia

karena lebih tampak secara nyata dan dipandang sebagai bagian-bagian kepribadian

yang bersifat menetap.

2.2.4. Dinamika Kepribadian

Dollard dan Miller sangat eksplisit dalam mendefinisikan sifat motivasi. Mereka

menguraikan secara rinci perkembangan dan perluasan motif-motif, tetapi mereka tidak

membahas taksonomi dan klasifikasi motif. Mereka berfokus pada motif-motif tertentu,

misalnya kecemasan, dan analisis motif dibuat untuk menjelaskan proses umum yang berlaku

untuk semua motif. Pengaruh dorongan-dorongan pada manusia menjadi rumit karena

munculnya sejumlah dorongan baru. Dorongan-dorongan yang baru merupakan hasil

penurunan atau pemerolehan sama seperti dorongan yang dipelajari.

Selama proses pertumbuhan, tiap individu mengembangkan sejumlah besar dorongan

sekunder yang bertugas membentuk tingkah laku. Dorongan-dorongan yang dipelajari ini

diperoleh dari dorongan-dorongan primer, yang merupakan perluasan dorongan-dorongan

tersebut, dan merupakan bentuk luar dimana tersembunyi fungsi-fungsi dorongan-dorongan

12

Page 13: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

bawaan yang mendasarinya. Stimulus dorongan sekunder umumnya telah menggantikan

fungsi asli stimulus dorongan primer. Dorongan-dorongan yang diperoleh misalnya

kecemasan, rasa malu, dan keinginan untuk menyenangkan orang lain, mendorong sebagian

besar perbuatan manusia. Implikasi peranan dorongan-dorongan primer dalam banyak hal

tidak dapat diamati lagi dalam situasi biasa pada seorang dewasa yang memasyarakat. Hanya

dalam proses perkembangan, atau pada masa-masa kritis (gagal dalam penyesuaian diri

menurut tuntutan kultural masyarakat), orang dapat mengamati dengan jelas bekerjanya

dorongan-dorongan primer.

2.2.5. Perkembangan Kepribadian

Dollard dan Miller menganggap bahwa manusia pada saat lahir dan beberapa saat

sesudahnya hanya memiliki sejumlah kapasitas tingkah laku yang terbatas, yaitu: pertama,

sejumlah kecil respon khusus yang sebagian terbesar berupa respon terhadap satu atau

segolongan stimulus spesifik; kedua, sejumlah hierarki respon bawaan, yakni kecenderungan-

kecenderungan melakukan respon-respon tertentu dalam situasi stimulus- stimulus tertentu

sebelum respon- respon tertentu lainnya; ketiga, memiliki seperangkat dorongan primer yang

berupa stimulus- stimulus internal yang sangat kuat dan tahan lama, serta umumnya

berhubungan erat dengan proses fisiologis.

Dalam perkembangannya, manusia mengalami proses belajar yang oleh Dollard dan

Miller dikemukakan empat konsep penting di dalamnya, yaitu: dorongan, sebagaimana telah

dijelaskan di awal; isyarat (cue), adalah suatu stimulus yang membimbing respon organisme

dengan mengarahkan atau menentukan ketepatan sifat responnya (isyarat ini menentukan

kapan organisme harus merespon, mana yang harus direspon, dan respon mana yang harus

diberikan); respon, merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebagaimana

dijelaskan oleh Dollard dan Miller bahwa sebelum suatu respon tertentu dapat dihubungkan

dengan suatu isyarat tertentu maka respon harus terjadi dahulu, dan tahap yang menentukan

dalam proses belajar adalah menentukan respon mana yang cocok; dan perkuatan

(reinforcement).

Proses-proses belajar yang terjadi mendasari perolehan dorongan sekunder yang

merupakan perluasan dari dorongan primer. Stimulus yang kuat dapat membangkitkan respon

internal yang kuat, yang lalu menghasilkan stimulus internal yang lebih lanjut lagi. Stimulus

internal lanjutan ini bertindak sebagai isyarat untuk membimbing atau mengontrol dorongan

yang memaksa organisme bertindak sampai ia mendapat perkuatan atau suatu proses lain yag

13

Page 14: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

menghalanginya. Proses perkuatan membuat respon atau perilaku dapat berulang, sedangkan

proses lain yang menghalangi dapat secara berangsur-angsur menghapus respon tersebut.

Penghapusan respon tersebut dapat juga dilakukan dengan counterconditioning di mana

respon kuat yang tidak sesuai disesuaikan pada isyarat yang sama, misalnya stimulus (isyarat)

yang menghasilkan respon takut dipasangkan dengan makanan, sehingga lama-lama respon

takut tersebut bisa menghilang.

Sebagaimana ahli- ahli psikoanalisis, Dollard dan Miller sepakat bahwa 6 tahun

pertama kehidupan merupakan faktor penentu penting bagi tingkah laku orang dewasa. Dan

konflik tak sadar bisa dipelajari pada masa ini yang akhirnya menimbulkan masalah-masalah

emosional di kehidupan kemudian.

2.2.6. Psikopatologi

Tidak seorangpun manusia yang berfungsi dengan sedemikian efektif sehingga semua

kecenderungannya harmonis dan terintegrasi dengan baik, tetapi juga dapat memunculkan

masalah yang disebabkan karena adanya motif-motif atau kecenderungan-kecenderungan

yang saling bertentangan yang disebut konflik. Tingkah laku konflik sendiri dijelaskan oleh

Dollard dan Miller dengan lima asumsi dasar:

a. Asumsi yang menyatakan bahwa kecenderungan untuk mendekati suatu tujuan

menjadi semakin kuat ketika individu menjadi semakin dekat dengan tujuan

itu, yang disebut dengan perubahan tingkat mendekati (gradient of approach).

b. Asumsi yang menyatakan bahwa kecenderungan menjauhi suatu stimulus

negatif menjadi semakin kuat ketika individu menjadi semakin dekat stimulus

itu, yang disebut dengan perubahan tingkat menjauhi (gradient of avoidance).

c. Asumsi yang menyatakan bahwa perubahan tingkat menjauhi lebih tajam

dibandingkan perubahan tingkat mendekati.

d. Asumsi yang menyatakan meningkatnya dorongan yang diasosiasikan dengan

mendekat atau menjauh akan berakibat meningkatnya bobot perubahan tingkat

pada umumnya.

e. Asumsi yang menyatakan bahwa jika ada dua respon yang bersaing maka yang

lebih kuat yang akan muncul.

Berdasarkan asumsi tersebut, mereka dapat membuat prediksi bagaimana cara

individu menghadapi berbagai tipe konflik:

1. Approach- avoidance conflict (tipe konflik mendekat-menjauh)

14

Page 15: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

2. Approach- approach conflict (tipe konflik mendekat-mendekat)

3. Avoidance- avoidance conflict (tipe konflik menjauh-menjauh)

Selain itu Dollard dan Miller juga mencurahkan sebagian besar teori mereka untuk

menjelaskan kondisi-kondisi yang menyebabkan berkembangnya aneka neurosis. Inti setiap

neurosis adalah konflik tak sadar yang kuat dan sumber-sumber konflik itu hampir selalu

ditemukan dalam masa kanak-kanak individu. Menurut mereka, konflik-konflik neurotik

diajarkan oleh orang tua dan dipelajari oleh anak. Karena konflik-konflik neurotik bersifat

tidak sadar, maka individu tidak dapat mengarahkan kemampuan-kemampuannya untuk

memecahkan masalah. Selama konflik-konflik tetap tidak disadari maka konflik-konflik

tersebut tidak hanya akan terus bertahan tetapi juga akan menyebabkan berkembangannya

reaksi-reaksi atau simptom-simptom yang lebih lanjut lagi yang berupa akibat-akibat dari

kekacauan emosional atau berupa tingkah laku yang memungkinkan individu melarikan diri

dari ketakutan-ketakutan dan kecemasan mereka untuk sementara waktu.

15

Page 16: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

BAB III

KESIMPULAN

Sepanjang karirnya, Hull mengembangkan ide di berbagai bidang psikologi, terutama

psikologi belajar, hipnotis, teknik sugesti. Metode yang paling sering digunakan adalah

eksperimental laboratorium.

Prinsip-prinsip utama teorinya:

1. Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun

fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied

factor.

2. Dalam mempelajari hubungan S- R yang diperlu dikaji adalah peranan dari

intervening variable (atau yang juga dikenal sebagai unsur O (organisma).

Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred),

efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini

Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.

3. Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak

pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisma.

Hypothetico- deductive theory adalah teori belajar yang dikembangkan Hull dengan

menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus

didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual (induktif).

Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak,

reinforcement, habit, reaksi potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).

Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan hasil-

hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh para ahli

behavioristik lainnya dan dikembangkan.

Teori Dollard- Miller biasanya disebut dengan teori stimulus respon. Walaupun jika

dicermati dari biografi antara John Dollar dan Neal Miller terdapat perbedaan yang dalam hal

ini mengenai gagasan kedua tokoh tersebut. Walaupun demikian, keduanya sangat

dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman di Institute of Human Relations. Dengan prinsip-

prinsip asosiasi, ganjaran (reinforcement menjadi penting dalam hal analisis kepribadian dan

sosial kultural.

16

Page 17: Teori Stimulus- Respon Hull Dollard Miller

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press. 2004.

Cyrilla. 2009. Teori Perkuatan Dollard Miller. http://cyrillaq.blogspot.com. 5 Maret 2010.

Georee, George. Sejarah Psikologi. Yogyakarta: Primasophie. 2005.

Herfis. 2009. Clark L. Hull. http://herfis.blogspot.com. 5 Maret 2010.

Supartiknya. Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: IKAPI-KANISIUS. 1998.

17