Marine Hull

22
BAB I PENDAHULUAN 1.I Pengertian Asuransi Suatu perjanjian / kontrak tertulis antara penanggung dan tertanggung, dimana penanggung berjanji akan mengganti setiap kerugian yang dialami oleh tertanggung akibat dari suatu resiko yang disebutkan dalam perjanjian. Resiko tersebut belum terjadi atau belum diketahui terjadinya (belum pasti) pada saat perjanjian mulai diadakan. Dengan kesanggupan penanggung mengganti kerugian tersebut, maka ia mendapatkan sejumlah uang yang disebut premi dari tertanggung. 1.II. Dasar Hukum Asuransi Indonesia Hingga saat ini belum ada U.U yang mengatur segi- segi hukum pelaksanaan asuransi di Indonesia, seperti halnya Marine Insurance Act 1906 yang menjadi dasar asuransi pengangkutan laut di Inggris. Dasar Hukum yang dipakai adalah dari K.U.H.D (Kitab U.U hukum dagang) yang mana sampai saat inimasih terasa belum bisa mememnuhi kebutuhan claik yang terjadi, maka selalu mengacu kepada : M.I.A 1906 Inggris. Dalam hal ini bukan hanya Indonesia saja yang mengacu pada M.I.A 1906, tapi ada beberapa negara karena dianggap paling lengkap. 1

description

:)

Transcript of Marine Hull

BAB IPENDAHULUAN1.I Pengertian AsuransiSuatu perjanjian / kontrak tertulis antara penanggung dan tertanggung, dimana penanggung berjanji akan mengganti setiap kerugian yang dialami oleh tertanggung akibat dari suatu resiko yang disebutkan dalam perjanjian. Resiko tersebut belum terjadi atau belum diketahui terjadinya (belum pasti) pada saat perjanjian mulai diadakan.Dengan kesanggupan penanggung mengganti kerugian tersebut, maka ia mendapatkan sejumlah uang yang disebut premi dari tertanggung. 1.II.Dasar Hukum Asuransi IndonesiaHingga saat ini belum ada U.U yang mengatur segi-segi hukum pelaksanaan asuransi di Indonesia, seperti halnya Marine Insurance Act 1906 yang menjadi dasar asuransi pengangkutan laut di Inggris. Dasar Hukum yang dipakai adalah dari K.U.H.D (Kitab U.U hukum dagang) yang mana sampai saat inimasih terasa belum bisa mememnuhi kebutuhan claik yang terjadi, maka selalu mengacu kepada : M.I.A 1906 Inggris. Dalam hal ini bukan hanya Indonesia saja yang mengacu pada M.I.A 1906, tapi ada beberapa negara karena dianggap paling lengkap. 1.III Jenis-Jenis AsuransiA. Asuransi Jiwa ( Life Insurance )B. Asuransi Kerugian ( General Insurance )a. Marine Cargo Insuranceb. Hull & Machinery Insurancec. Fire Insuranced. Engineering Insurancee. Contractors All Risks Insurancef. Erection All Risks Insuranceg. Machinery Breakdown Insuranceh. Third Party Liability InsuranceC. Asuransi Sosiala. Astekb. Asuransi Jasa Raharjac. Perum Asabri1.IVTujuan Umum Asuransi MarineA. TERTANGGUNG : Mengembalikan kondisi finansialnya pada posisi semula sebelum terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian. B. PENANGGUNG : Mengelola dana (premi) yang diperoleh dari tertanggung sedemikian rupa agar usahanya berkelanjutan & berkembang.

1.V Informasi yang dibutuhkan dalam akseptasi asuransi marine hullPhysical hazard dan moral hazard harus diketahui secara lengkap. Informasi tersebut antara lain:1. Tipe kapal 2. Tahun pembuatan kapal (dilihat dari Pada umumnya, seorang marine underwriter sebelum mengaksep sebuah pertanggungan berupa kapal hanya meminta informasi yang sangat minim, yaitu jenis kapal, tahun pembuatan kapal, berat kapal (GRT), apakah masuk Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) atau tidak, dan lost record terakhir. Hal tersebut tentu sangat kurang dan berbahaya.Seorang marine underwriter dituntut mengetahui banyak hal tentang karakteristik kapal sebelum mengaseptasi sebuah permintaan penutupan asuransi kapal. Informasi mengenai nomer IMO (Inter Maritime Organization)1. Ukuran kapal2. Status kapal (owner / operator / chartered)3. Sejarah kepemilikan kapal4. Klasifikasi kapal5. Last docking report6. Maintenance kapal7. Crew list dan sertifikasinya8. Penggunaan kapal9. Trading area kapal10. Jumlah fleet kapal yang dimiliki11. Cargo yang diangkut secara rutin12. Status crew kapal (kontrak atau tetap, apakah digaji selama di darat)13. Berapa lama seorang crew berada di atas kapal14. Fasilitas1.VIRisiko yang dikecualikan dalam I.T.C. 1/11/951. PerangA. Perang, perang saudara, revolusi, pemberontakan atau kerusuhan rakyat yang ditimbulkan oleh keadaan-keadaan tersebut diatas atau tindakan permusuhan dari pihak-pihak yang terlibat perang.B. Penahanan, pembeslahan, penyitaan atau pembatasan kebebasan, pengambil-alihan (tidak termasuk barratry atau pembajakan) dan akibat-akibatnya atau usaha-usaha untuk melakukan hal-hal tersebut diatas.C. Sisa-sisa ranjau, torpedo, bom atau senjata perang lainnya.2. PemogokanA. Perbuatan para pelaku pemogokan, para pekerja yang terkena larangan masuk kerja, orang-orang yang ikut serta dalam kerusuhan buruh, huru-hara atau kerusuhan di kalangan rakyat.B. Teroris atau perbutan orang-orang yang bermotif politik.3. Perbuatan pengrusakan (malicious Act)A. Peledakan bahan-bahan yang mudah meledak.B. Senjata-senjata perang.C. dan yang disebabkan oleh pengrusakan oleh orang-orang lain atau tindakan yang bermotif politik.4. Nuklir.Akibat senjata-senjata perang yang menggunakan tenaga atom atau nuklir baik fisi maupun fusinya serta reaksi-reaksinya dan radio aktifnya.1.VIIBENTUK POLIS.Bentuk polis yang berlaku di Indonesia adalah Polis SG dan Polis MAR 821. Polis S.G.Polis S.G. adalah singkatan dari Polis Ship & Goods yang pada awalnya dipergunakan untuk penutupan Asuransi Kapal Laut (Marine Hull) dan juga dapat digunakan untuk menutup Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo).Dalam perkembangannya kemudian penggunaan polis ini dipecah menjadi dua :A. Polis SG Cargo Form : digunakan untuk penutupan Asuransi PengangkutanB. Polis SG Hull Form : digunakan untuk penutupan Asuransi Rangka Kapal.Polis SG Hull Form masih tetap dipakai di Indonesia, karena Klausula Standard Indonesia Hull Form (S.I.H.F.) 1/1/70 masih menganut sistim standard.2. Polis MAR 82.Sejak 1 Oktober 1982, muncul bentuk polis baru yang disebut dengan Polis MAR 82 yang dipergunakan khusus untuk penutupan asuransi pengangkutan barang (Marine Cargo), yang mempergunakan klausula baru standard ICC 1/1/82.Penutupan Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull), yang mempergunakan klausula baru standard 1/1/83 dan kini digunakan ITC 1/11/95.JENIS-JENIS POLIS MARINE HULL1. Time Policy (Polis Jangka Waktu)2. Voyage Policy (Polis Perjalanan)3. Time Policy (Polis Jangka Waktu).Dalam polis jangka waktu, masa berlakunya jaminan asuransi berdasarkan periode/ jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) (berlaku jam 00.00 - 24.00).Jangka waktu ini dapat kurang dari satu tahun, dengan ketentuan Penanggung akan mencantumkan FPIL clause (Full Premium if Lost Clause) yang artinya apabila terjadi kerugian Total Loss atas kapal yang dipertanggungkan, maka Penanggung akan membe-bankan premi untuk 1 tahun penuh.Contoh: Kapal A diasuransi dengan jangka waktu 4 bulan, Suku premi setahun adalah 4% (didalam polis ditulis Suku premi 1.6% pro-rata 4%).Apabila dalam jangka waktu 4 bulan tersebut kapal mengalami Total Loss, maka Tertanggung harus membayar premi setahun penuh, dengan perhitungan:Premi Tahunan = 4.00% x Nilai PertanggunganTelah diperhitungkan = 1.60% x Nilai PertanggunganTambahan Premi yg harus dibayar = 2.40% x Nilai Pertanggungan2. Voyage Policy (Polis Perjalanan)Polis Perjalanan adalah polis yang menutup asuransi atas kapal hanya selama Kapal tersebut berada dalam perjalanan dari suatu tempat/pelabuhan pemberangkatan sampai kapal tersebut tiba dipelabuhan tujuan.Jadi masa berlakunya pertanggungan atas polis ini tidak didasarkan pada suatu jangka waktu tertentu, tetapi berdasarkan pada suatu perjalanan/ pelayaran tertentu saja.Pembebanan suku premi ditetapkan berdasarkan perjalanan itu sendiri, sehingga tidak mengenal adanya ketentuan mengenai Full Premium if Lost (FPIL Clause).Saat mulai dan berakhirnya pertanggungan sangat ditentukan oleh pemakaian kata-kata at and From atau From pada polisnya. at and from maka risiko asuransi sudah mulai berjalan sejak kapal tiba di tempat/pelabuhan pemberangkatan dan berlangsung terus sampai kapal tersebut tiba di pelabuhan tujuan. From maka risiko asuransi sudah mulai berjalan sejak kapal mengangkat sauh/jangkar dipelabuhan pemberangkatan dan berlangsung terus sampai kapal tersebut tiba di pelabuhan tujuan.Pengertian kata-kata tiba dipelabuhan tujuan adalah apabila kapal tersebut telah menurunkan sauh/jangkar disuatu tempat dipelabuhan yang dituju/ditetap-kan oleh Port Authority dan tertambat dengan aman ditempat itu (safety moored).Didalam polis perjalanan dikenal adanya warranty mengenai Change of Voyage dan Deviation.1. Change of Voyage. Adalah apabila kapal menuju pelabuhan tujuan lain dari yang telah ditentukan semula (perubahan atas tujuan pelayaran).Dampak dalam jaminan asuransinya: apabila risiko Asuransi sudah mulai berjalan dan kemudian kapal tersebut memutuskan untuk menuju pelabuhan tujuan lain yang bukan pelabuhan yang ditetapkan dalam polis, maka risiko asuransi segera berakhir pada saat Nahkoda Kapal memutuskan untuk pelabuhan tujuan lain tersebut, walaupun secara nyata kapal belum merubah haluannya.2. Deviation.Adalah apabila kapal meninggalkan jalur pelayarannya semula menuju suatu pela-buhan tujuan yang berada diluar jalur pelayarannya untuk kemudian kembali kejalur pelayarannya semula untuk menuju pelabuhan yang telah ditetapkan dalam polis.Dampak dalam jaminan asuransinya : apabila risiko Asuransi sudah mulai berjalan dan kemudian kapal melakukan deviasi, maka risiko asuransi segera berakhir pada saat kapal tersebut secara nyata merubah haluan untuk melakukan deviasi tanpa memperhatikan apakah kapal tersebut kelak akan kembali kepada jalurnya semula guna menuju pelabuhan tujuan yang telah ditetapkan dalam polis.Namun apabila kapal melakukan deviasi atau penundaan pelayaran (delay) karena alasan-alasan dibawah ini, risiko asuransi tetap berjalan terus, yaitu :A. Apabila hal itu telah diizinkan dalam polis.B. Apabila hal itu dilakukan dalam rangka memenuhi warranty dalam polis.C. Apabila hal itu dilakukan demi menyelamatkan kapal yang diasuransikan.D. Apabila hal itu terjadi diluar kekuasaan Nahkoda untuk menghindarinya (force majeur).E. Apabila hal itu dilakukan karena dalam kapal terdapat jiwa manusia yang terancam dan harus segera diadakan pembedahan khusus.F. Apabila hal itu dilakukan karena kapal tersebut menolong kapal lain yang sedang dalam bahaya dimana didalamnya sedang terancam keselamatan jiwa manusia.16

G. Apabila hal ini dilakukan dalam keadaan terjadi barratry, sedangkan barratry merupakan salah satu risiko yang dipertanggungkan.15

BAB II PEMBAHASAN2.I Penjelasan Asuransi Marine HullMarine Hull Insurance adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan terhadap kerugian atau kerusakan fisik pada kapal yang mengalami musibah kecelakaan karena tabrakan, terdampar, tenggelam, jatuh, dan resiko alam serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.2.I.IJenis Asuransi Marine Hull Jenis asuransi Marine Hull memberikan jaminan kerusakan atau kerugian terhadap kapal, mesin, dan perlengkapannya dari bahaya laut dan risiko pelayaran.Untuk jaminan asuransi Marine Hull sendiri dibagi kedalam 3 perils, yaitu :1. ITC Hull Clause 2802. ITC Hull Clause 2843. ITC Hull Clause 289Adapun yang membedakan ketiga perils diatas adalah sebagai berikut :

Dalam Marine Hull Insurance yang menjadi objek pertanggungan adalah :1. Kapal Laut, dengan limitasi :Kapal Besi : Minimum 100 GRT, dan maksimum berumur 25 tahun,Kapal Kayu/Fibreglass/Aluminium : Minimum 100 GRT dan maksimum berumur 15 tahun.2. Pesawat Udara / AircraftUntuk sebuah pertanggungan dalam Marine Hull Insurance ada beberapa hal yang menjadi klausul, yaitu :1.Institute Standard Penanggung akan mengganti rugi jika kapal yang diasuransikan mengalami kecelakaan pada saat bongkar muat barang, mengisi bahan bakar dan kecelakaan seperti yang tersebut dalam inchmaree clause dengan syarat bahwa kerugian atau kerusakan yang ditimbulkan berupa Total Loss baik actual maupun constructive.2.Institute Time Clause Klausula ini menjamin kerugian akibat sesuatu seperti yang disebut dalam inchmaree clause dan kerugian berupa :A. Total Loss, baik actual maupun constructive total loss. Total Loss sendiri merupakan suatu kerugian/kerusakan dimana kondisi barang tersebut hancur total, tidak berbentuk sama sekali, musnah seluruhnya, kegunaannya hilang sama sekali.B. Running Down Clause khusus tabrakan kapal.C. Sue and Labour Expenses (usaha untuk mengurangi kerugian) dan Salvage Charges.D. Pembayaran kontribusi General Average khusus atas mesin termasuk kerugian/kerusakan mesin pada waktu salvage operation.E. Untuk Voyage cover disebut dengan Institute Voyage Clause dengan jaminan yang sama.3.Standard Indonesia Hull FormKlausula ini merupakan klausula All Risks, dengan luas jaminannya sebagai berikut :A. Total Loss, baik actual maupun constructive total loss.B. Running Down Clause dalam tabrakan dengan kapal lain atau dengan benda selain kapal dan air.C. Particular Average (kerugian khusus/kecil) atas mesin dan rangka.D. General Average (kerugian umum) atas mesin dan rangka.E. Sue and Labour expenses.F. Salvage Charges.Perils yang dijamin adalah yang terkandung dalam Ichmaree Clause dan Institute Time Clause4.Running Down Clause (RDC)Penanggung akan mengganti kerugian akibat kapal tabrakan. Mengenai tanggung jawab masing-masing pihak akan diselesaikan dengan Single Liability atau Cross Liability5.Termination and Continuation ClauseApabila kapal diasuransikan dengan Time Policy, misalnya 12 bulan sedangkan saat pertanggungan berakhir kapal masih dalam perjalanan, maka tertanggung dapat meminta perpanjangan periode sampai kapal tiba dipelabuhan dengan tambahan premi yang dihitung secara prosentase (prorata bulan).6.Sale of Vessel ClauseApabila kapal dijual sebelum masa polis berakhir, maka pertanggungan menjadi batal sejak tanggal penjualan dan tertanggung akan menerima poengembalian premi yang dihitung secara prorata hari, dengan ketentuan :A. Jika kapal dijual sedang berada ditengah laut dalam keadaan kosong (in ballast), maka pembatalan dihitung sejak kapal tiba dipelabuhan tujuan.B. Jika ada muatan barang, maka pembatalan dihitung sejak kapal tiba di pelabuhan pembongkaran terakhir.7.Return ClauseKlausula ini mengatur tentang :A. Cancellation by agreement : polis batal bukan karena kapal dijual, premi akan dikembalikan secara prosentase (prorata bulan).B. Laid Up Return : Apabila dalam masa pertanggungan kapal mengalami laid up (kapal disuatu pelabuhan) yang memenuhi syarat laid up maka jika hal itu dilakukan sekurang-kurangnya 30 hari berturut-turut, maka premi akan dikembalikan sebesar Port Risk Retention yang telah ditentukan untuk tiap 30 hari Laid Up.8.Inchmaree ClauseKlausula ini menjamin kerusakan atas objek pertangggungan yang secara langsung disebabkan oleh :A. Kecelakaan saat bongkar muat barang atau pengisian bahan bakar.B. Ledakan pada kapal atau lainnya.C. Kerusakan atau kecelakaan pada instalasi nuklir atau reaktor pada kapal atau lainnya.D. Meletus/pecahnya boiler, kebocoran pada shaft atau bahaya laten lainnya pada mesin atau rangka kapal.E. Kelalaian nahkoda atau crew dengan catatan dilakukan tidak sengaja atau tanpa sepengetahuan tertanggung, pemilik atau pengelola kapal. Dalam hal ini apabila nahkoda atau ABK merupakan pemilik kapal, maka kelalaiannya sebagai ABK/Nahkoda tidak dianggap sebagai pemilik kapal.F. Kelalaian teknisi perbaikan yang tidak dijamin dalam polis,G. Tabrakan dengan kapal terbang,H. Tabrakan dengan alat angkut darat, instalasi dan peralatan dock atau pelabuhan,I. Gempa bumi, letusan gunung berapi atau petir2.II Jenis Kapal Yang Dapat DiasuransikanHampir semua jenis kapal bisa diasuransikan mulai dari kapal kargo, kapal kontainer, bulk carriers, kapal tanker, kapal penumpang, LCT, yacht, tug boat, barge, dan lain-lain. Berikut diantaranya kapal-kapal yang dapat diasuransikan :1. General Cargo Ships2. Semi Container Ships3. Bulk Carriers4. Passenger Ships, ferry5. Tanker, oil barge6. Flat top barges7. Crew, work boats8. Supply/Utility/Offshore ships9. Container ships10. Crane bargeDan jenis kapal lainnya dengan Gross Register Ton (GRT) kurang dari 10.000. GRT sendiri merupakan perhitunganvolumesemuaruangyang terletak dibawahgeladakkapal ditambah dengan volume ruangan tertutup yang terletak di atas geladak ditambah dengan isi ruangan beserta semua ruangan tertutup yang terletak di atas geladak paling atas (superstructure).

Tonase kotor dinyatakan dalamtonyaitu suatu unit volume sebesar 100 kakikubikyang setara dengan 2,83 kubikmeter.Salah satu persyaratan lainnya untuk asuransi Marine Hull adalah kapal harus klas International Association of Classification Societies (IACS) atau BKI (Biro Klasifikasi Indonesia). Kapal - kapal yang wajib klas adalah kapal - kapal dengan ketentuan:1. Panjang 20 m dan atau2. Tonase 100 GT dan atau3. Mesin Penggerak 250 PK Lingkup klasifikasi kapal meliputi :1. Lambung kapal, instalasi mesin, instalasi listrik, perlengkapan jangkar.2. Instalasi pendingin yang terpasang permanen dan merupakan bagian dari kapal.3. Semua perlengkapan dan permesinan yang di pakai dalam operasi kapal.4. Sistem konstruksi dan perlengkapan yang menentukan tipe kapal.Dalam melaksanakan proses klasifikasi, BKI mengimplementasikan Peraturan Teknik, meliputi :1. Evaluasi teknis terhadap rencana desain dan dokumen yang berkaitan dengan kapal yang akan dibangun untuk memeriksa pemenuhan terhadap peraturan yang berlaku;2. Melaksanakan survey dan pemeriksaan proses konstruksi kapal di galangan kapal oleh surveyor klasifikasi dan juga pemeriksaan pada fasilitas produksi yang menghasilkan komponen utama kapal, seperti pelat baja, permesinan, generator, propeler dll untuk menjamin bahwa kapal dan komponennya dibangun sesuai dengan persyaratan klasifikasi;3. Pada saat selesainya pembangunan tersebut diatas dan berdasarkan laporan hasil pemeriksaan selama pembangunan, bila seluruh persyaratan dipenuhi, maka BKI akan menerbitkan sertifikat klasifikasi.4. Pada saat kapal tersebut beroperasi / berlayar, pemilik kapal harus mengikuti program survey periodik dan diluar survey periodik untuk untuk memeriksa kondisi kapal tersebut agar tetap sesuai dengan kondisi dan persyaratan untuk mempertahankan klasifikasinya.Di mata pelaku industri asuransi, BKI juga bukan tanpa masalah. Underwriter perusahaan asuransi lebih suka kapal diklaskan oleh biro klasifikasi asing anggota International Association of Classification Societies. Ini bukan tidak nasionalis, tetapi ini belajar dari pengalaman. Masih bisa dijumpai, kapal klas BKI tapi kondisinya seperti kapal tidak klas. BAB IIIKESIMPULAN DAN SARANIII. 1 Kesimpulan Marine Hull Insurance adalah asuransi yang memberikan jaminan terhadap kerugian atau kerusakan fisik pada kapal yang mengalami musibah kecelakaan karena tabrakan, terdampar, tenggelam, jatuh, dan resiko alam serta tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, Dalam Marine Hull Insurance yang menjadi objek pertanggungan Kapal Laut. pertanggungan dalam Marine Hull Insurance ada beberapa hal yaitu Institute Standard, Institute Time Clause, Standard Indonesia Hull Form, Running Down Clause (RDC), Termination and Continuation Clause, Sale of Vessel Clause, Return Clause, Inchmaree ClauseAda beberapa jenis kapal yang dapat diasuransikan yaitu mulai dari kapal kargo, kapal kontainer, bulk carriers, kapal tanker, kapal penumpang, LCT, yacht, tug boat, barge. Spesifikasi kapal-kapal yang dapat diasuransikan sebagai berikut General Cargo Ships, Semi Container Ships, Bulk Carriers, Passenger Ships, ferry, Tanker, oil barge, Flat top barges, Crew, work boats, Supply/Utility/Offshore ships, Container ships, Crane barge. Asuransi Marine Hull mempunyai persyaratan tersendiri adalah kapal harus International Association of Classification Societies (IACS) atau BKI (Biro Klasifikasi Indonesia). Kapal - kapal yang wajib klas adalah kapal - kapal dengan ketentuan, Panjang 20 m dan atau Tonase 100 GT dan atau Mesin Penggerak 250 PK.

III. 2 SaranPemilihan moda transportasi moda laut ( Sea Freight), pada dasaranya sama seperti pemilihan moda sarana pengangkut lainnya baik itu melalui darat, laut, maupun udara baik itu ekspor atau impor harus memiliki standar keselamatan baik dari usia moda transportasi tersebut, maupun kapasitas dari bobot muatan, kualitas mesin dari moda transportasi tersebut, perlengkapan keselamatan (safety) dari pihak transportasi. Untuk menghindari hal-hal tersebut biasanya beberapa perusahaan jasa ekspor impor bekerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk keselamatan barang yang akan dimuat kedalam moda transportasi baik itu udara, laut dan darat jika terjadi kerusakan, kecelakaan, ataupun barang tenggelam dilaut saat pengiriman. Semua kegiatan proses pengiriman barang baik itu ekspor maupun impor harus didasari dengan adanya asuransi yang terpercaya, agar barang yang akan dimuat selamat, jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan perusahaan asuransi berhak sepenuhnya mengganti semua kerusakan atau kerugian dari barang tersebut dalam menggunakan moda transportasi yang telah dipergunakannya dari pihak customer.