Teori sosiologi kependudukan

36
- TEORI KEPENDUDUKAN - dan Kaitannya Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Mata Kuliah : Sosiologi Kependudukan JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Transcript of Teori sosiologi kependudukan

Page 1: Teori sosiologi kependudukan

- TEORI KEPENDUDUKAN -dan Kaitannya Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Mata Kuliah :

Sosiologi Kependudukan

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Page 2: Teori sosiologi kependudukan

1

2

3

About Us :

Dosen | Sisca Lestari S.Sos., M.Ag.

SLIDE 2

Trisna Nurdiaman

Weni Pitriana

Wina Riasari

1138030215

1148030237

1148030238

Page 3: Teori sosiologi kependudukan

This is Our Crews

Dosen | Sisca Lestari S.Sos., M.Ag.

SLIDE 3

1138030125

Trisna Nurdiaman

1148030237 1148030238

Weni Pitriana Wina Riasari

Page 4: Teori sosiologi kependudukan

1

2

3

4

5

Teori Penduduk :

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 4Ada lima teori besar tentang kependudukan yang populer dalam demografi, yaitu :

Aliran Malthusian

Teori Penduduk :

Aliran Marxist

Aliran Neo-Malthusian

Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi

Penganut Kelompok Teknologi yang Optimis

Page 5: Teori sosiologi kependudukan

Aliran MalthusianDipelopori oleh seorang pendeta Inggris bernama Thomas Robert Malthus

Page 6: Teori sosiologi kependudukan

Aliran Malthusian

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 6

Dalam karyanya “Principle of Populations, Malthus menyatakan bahwa :

• Penduduk meningkat menurut deret ukur, sementara

bahan pangan meningkat menurut deret hitung.

• Pertumbuhan produktivitas pangan tidak seimbang

dengan pertumbuhan penduduk.

• Kesenjangan antara laju pertumbuhan penduduk dengan

produktivitas pangan akan menimbulkan kemiskinan dan

kelaparan.

Page 7: Teori sosiologi kependudukan

Robert Malthus :

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 7

1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, ...

Laju pertumbuhan penduduk :

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, ...

Laju pertumbuhan hasil pangan :

1

2

Page 8: Teori sosiologi kependudukan

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

Oleh karena itu,“Laju pertumbuhan penduduk harus dibatasi...!”

Page 9: Teori sosiologi kependudukan

Preventive checks

Positive checks

Cara membatasi pertumbuhanPenduduk :

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 9

1

Pertumbuhan penduduk

dapat diatasi dengan :

2

Moral Restraint1

Vice2

Misery1 Vice2

(penekanan kelahiran)

(proses kematian)

(pengendalian moral)

(perbuatan buruk)

(keadaan yg menyebabkan

kematian) (perbuatan buruk)

Page 10: Teori sosiologi kependudukan

Moral Restraint : Mengekang Nafsu Seksual

Preventive checks

Page 11: Teori sosiologi kependudukan

Vice: Pengguguran kandungan

Preventive checks

Page 12: Teori sosiologi kependudukan

Vice: Penggunaan Alat-alat Kontrasepsi

Preventive checks

Page 13: Teori sosiologi kependudukan

Vice: Homoseksual

Preventive checks

Page 14: Teori sosiologi kependudukan

Misery :Epidemi

Positive checks

Page 15: Teori sosiologi kependudukan

Misery : Bencana Alam

Positive checks

Page 16: Teori sosiologi kependudukan

Misery : Kelaparan

Positive checks

Page 17: Teori sosiologi kependudukan

Misery : Peperangan

Positive checks

Page 18: Teori sosiologi kependudukan

Vice : Pembunuhan

Positive checks

Page 19: Teori sosiologi kependudukan

Aliran MarxistDipelopori oleh Karl Marx dan Friederich Engels

Page 20: Teori sosiologi kependudukan

Aliran Marxist

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 20Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friederich Engels

Menurut Marx :• Tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah

tekanan terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk

terhadap kesempatan kerja.

• Kemelaratan bukan disebabkan oleh pertumbuhan penduduk

yang terlalu cepat, melainkan karena sistem kapitalis yang

mendistribusikan kekayaan secara tidak merata.

• Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut, maka struktur

masyarakat harus diubah menjadi sistem sosialis dimana

alat-alat produksi dimiliki bersama.

Page 21: Teori sosiologi kependudukan

Aliran Neo-MalthusianAliran ini dipelopori oleh Garrent Hardin dan Paul Ehrlich

Page 22: Teori sosiologi kependudukan

Aliran Neo-Malthusian

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 22Penyataan Malthus kembali populer pada tahun 60-an.

Pandangan Aliran Neo-Malthusian :

• Aliran ini lebih radikal, menurut mereka, pembatasan peduduk

harus dilakukan dengan cara “preventive checks” seperti

penggunaan alat-alat kontrasepsi dan pengguguran kandungan

untuk mengurangi jumlah kelahiran.

• Dalam buku “The Population Bomb” tahun 1971, Paul Ehrlich

menyatakan bahwa : (1) dunia ini sudah terlalu banyak manusia;

(2) keadaan bahan makanan sudah sangat terbatas; (3) karena

terlalu banyak manusia di dunia ini, lingkungan mulai tercemar.

• Meadow dalam bukunya “The Limit to Growth” menggambarkan

kesuraman masa depan dimana sumberdaya akan habis pada

tahun 2100. gambaran tersebut meliputi hubungan antara

variabel lingkungan yang meliputi: penduduk, produksi

pertanian, produksi industri, sumberdaya alam dan polusi. The Limit to Growth

Page 23: Teori sosiologi kependudukan

Teori Fisiologi dan Sosial Ekonomi

Page 24: Teori sosiologi kependudukan

Fisiologi dan Sosial - Ekonomi

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 24

John Stuart Mill

Emile Durkheim

Arsene Dumont

Sadler dan

Doubleday

Standar hidup menentukan tingkat

fertilitas. Orang yg mempunyai

produktivitas tinggi cenderung ingin

mempunyai keluarga kecil.

Pertumbuhan penduduk

mengakibatkan evolusi sosial

masyarakat dari solidaritas mekanik

menjadi solidaritas organik.

Untuk dapat mencapai kedudukan

tinggi dlm masyarakat, keluarga

yang besar merupakan beban yang

berat dan perintang.

Sadler : Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi manusia akan menurun, sebaliknya jika kepadatan penduduk rendah, daya reproduksi manusia akan meningkat.

(Teori Kapilaritas)

Doubleday berpendapat bahwa daya reproduksi penduduk berbanding

terbalik dengan bahan makanan yang tersedia. Jadi kenaikan

kemakmuran menyebabkan turunnya daya reproduksi manusia..

“Semakin tinggi ukuran populasi, semakin besar tingkat kepadatan

penduduknya, yang berakibat peningkatan dalam hal pembagian kerja dan

penurunan dalam hal solidaritas sosial

Page 25: Teori sosiologi kependudukan

Aliran Optimisme

Page 26: Teori sosiologi kependudukan

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

Penganut Kelompok Teknologi yang Optimis

“Manusia akan mampu memenuhi kebutuhan pangannya dengan cara melipat gandakan hasil pertanian dan industri

melalui bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi.”

Page 27: Teori sosiologi kependudukan

Analisis Laju pertumbuhan Penduduk Indonesia

Page 28: Teori sosiologi kependudukan

Pengaruh Pandangan Malthus

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 28

Robert Maltus

kemiskinan tidak bisa dihindari lagi oleh manusia karena laju pertumbuhan penduduk tidak seimbang dengan pertumbuhan pangan.

Neo-Malthusian

Isu tersebut dipopulerkan kembali oleh aliran neo-maltusian yang lebih radikal pada permulaan abad ke-20 dan segera menyebar keseluruh dunia, termasuk Indonesia.

Akibatnya :

Muncul berbagai gerakan di dunia

yang berupaya untuk mengendalikan

pertumbuhan peduduk dan usaha

untuk meningkatkan hasil pertanian.

Pemerintahan Orde Baru

Pemerintah merespon isu ini dengan dua

langkah nyata, yaitu melalui sosialisasi

program revolusi hijau (revolusi agraria)

dan program Keluarga Berencana (KB).

Revolusi Hijau

mengubah posisi Indonesia dari negara pengimpor beras terbesar di dunia dalam tahun 1970-an menjadi negara yang mencapai swasembada pangan sejak tahun 1984.

Program KBTren laju pertumbuhan penduduk

Indonesia terus menurun dari 2,3%

pertahun (1970) menjadi 1,4%

(sekarang)

(termasuk aliran Neo-Malthusian)

Page 29: Teori sosiologi kependudukan

Laporan Kependudukan BPSData Sosial-Ekonomi Januari 2016

Page 30: Teori sosiologi kependudukan

Pertumbuhan Penduduk

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 30(Laporan Data Sosial Ekonomi BPS, Januari 2016)

Hasil proyeksi penduduk tahun 2014 1. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 adalah

sebanyak 252.164,8 ribu orang;

2. Penduduk laki-laki sebanyak 126.715,2 ribu orang, sedangkan penduduk perempuan sebanyak 125.449,6 ribu orang.

3. Rasio Jenis Kelamin penduduk Indonesia sebesar 101, artinya diantara 100 perempuan terdapat 101 laki-laki.

4. Penduduk Indonesia sebagian besar berdomisili di Pulau Jawa, (56,9%). Kemudian, secara berturut-turut diikuti Pulau Sumatera (21,6%), Sulawesi (7,3%), Kalimantan (6,0%), Bali dan Nusa Tenggara (5,5%) serta Maluku dan Papua (2,7%).

Page 31: Teori sosiologi kependudukan

Piramida Penduduk :

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 31(Laporan Data Sosial Ekonomi BPS, Januari 2016)

Hasil proyeksi penduduk tahun 2014 • termasuk tipe expansive, dimana sebagian besar

penduduk berada pada kelompok umur muda

• Rasio ketergantungan di Indonesia pada tahun 2014

adalah sebesar 48,9.

• Indonesia telah memasuki era bonus demografi pada

tahun 2025 - 2030, dimana kelebihan penduduk usia

produktif bisa dimanfaatkan untuk peningkatan

pembangunan.

Page 32: Teori sosiologi kependudukan

86,8

79,3

67,8

53,8

51,3

48,8

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

1971 1980 1990 2000 2010 2014

Rasio Ketergantungan

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 32Penduduk Indonesia

Page 33: Teori sosiologi kependudukan

Laju Pertumbuhan Penduduk

Mata Kuliah | Sosiologi Kependudukan

SLIDE 33Di Indonesia dari tahun 1971 – 2014 :

Laju Pertumbuhan Penduduk• Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia rata terus

menurun.

• Laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada periode 2010 – 2014 adalah 1,4 persen.

• Pulau dengan laju pertumbuhan terbesar adalah pulau kalimantan, yaitu 2,09 persen.

• Provinsi dengan laju pertumbuhan terkecil adalah Jawa Timur (0,69%)

2,33

1,97

1,441,49

1,4

1

1,2

1,4

1,6

1,8

2

2,2

2,4

1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2014

Page 34: Teori sosiologi kependudukan

Usia Harapan Hidup

The Power of PowerPoint | http://thepopp.com

SLIDE 34

Usia Harapan Hidup Penduduk Indonesia :

• Usia harapan hidup dalah kemungkinan umur yang akan dicapai seseorang sejak lahir.

• Usia harapan hidup pada awal tahun 1970-a adalah 50 tahun

• Usia harapan hidup penduduk Indonesia menurut hasil proyeksi penduduk tahun 2014 adalah 70,6 tahun.

• Tiga provinsi dengan usia harapan hidup tertinggi adalah Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Jawa Tengah.

• Tiga provinsi dengan umur harapan hidup terendah adalah Sulawesi Barat, Papua dan Nusa Tenggara Barat.

Yogyakarta

Kalimantan Timur

Jawa Tengah

Sulawesi Barat

Papua

NTB

74,5

73,7

73,5

63,6

64,9

65,1

Page 35: Teori sosiologi kependudukan

Tabel Demografi

Penduduk Indonesia Tahun 2014

Page 36: Teori sosiologi kependudukan

That’s all. Thank you very much! Any Questions?

Oleh Kelompok 1

Mata Kuliah : Sisologi Kependudukan.

JURUSAN SOSIOLOGI,

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

© 2016