teori perancangan kota

17
BAB II PEMAHAMAN TEORI 2.1 Pengertian Perancangan Kota Menurut Catanese dan Snyder, pada hakikatnya urban design adalah suatu jembatan antara profesi perencanaan kota dan arsitektur, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik wilayah perkotaan. Dalam hal ini catanese dan snyder menjelaskan posisi urban design dalam proses perencanaan dan perancangan dalam skala makro. Menurut Pierre Merlin dan Francoise, perancangan kota adalah proses dari konsep dan realisasi arsitektur yang memungkinkan penguasaan pengaturan formal dari perkembangan kota, yang menyatukan perubahan dan kemapanan. Ia adalah pertengahan dari praktek arsitek yang berkonsentrasi pada konsep formal dan realisasi arsitektural dalam kontruksi bangunan dan perancang kota yang berkonsentrasi pada pembagian dan penggunaan yang kurang sempurna dari sumber – sumber kepemilikan dan penghancuran yang tidak perlu dari bagian – bagian bersejarah sehingga terintegrasinya kesatuan dan keindahan dalam lingkungan terbangun. Kekeliruan yang sering dilakukan dalam urban planning menurut danisworo adalah melihat kota sebagai ‘ subyek fisik ‘ bukan sebagai ‘subyek sosial‘. Sebuah kota tidak hanya direncanakan, melainkan dirancang. Berdasarkan hal tersebut, beliau mendefinisikan urban design sebagai berikut : 1. Urban design merupakan jembatan yang diperlukan untuk menghubungkan secara layak, berbagai kebijaksanaan

description

tugar resume perancangan kota

Transcript of teori perancangan kota

BAB II

PEMAHAMAN TEORI2.1 Pengertian Perancangan Kota Menurut Catanese dan Snyder, pada hakikatnya urban design adalah suatu jembatan antara profesi perencanaan kota dan arsitektur, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik wilayah perkotaan. Dalam hal ini catanese dan snyder menjelaskan posisi urban design dalam proses perencanaan dan perancangan dalam skala makro.

Menurut Pierre Merlin dan Francoise, perancangan kota adalah proses dari konsep dan realisasi arsitektur yang memungkinkan penguasaan pengaturan formal dari perkembangan kota, yang menyatukan perubahan dan kemapanan. Ia adalah pertengahan dari praktek arsitek yang berkonsentrasi pada konsep formal dan realisasi arsitektural dalam kontruksi bangunan dan perancang kota yang berkonsentrasi pada pembagian dan penggunaan yang kurang sempurna dari sumber sumber kepemilikan dan penghancuran yang tidak perlu dari bagian bagian bersejarah sehingga terintegrasinya kesatuan dan keindahan dalam lingkungan terbangun.

Kekeliruan yang sering dilakukan dalam urban planning menurut danisworo adalah melihat kota sebagai subyek fisik bukan sebagai subyek sosial. Sebuah kota tidak hanya direncanakan, melainkan dirancang. Berdasarkan hal tersebut, beliau mendefinisikan urban design sebagai berikut :

1. Urban design merupakan jembatan yang diperlukan untuk menghubungkan secara layak, berbagai kebijaksanaan perencanaan kota dengan produk produk perancangan fisiknya.

2. Urban design merupakan suatu proses yang memberikan arahan, bagi terwujudnya suatu lingkungan binaan fisik yang layak dan sesuai dengan aspirasi masyarakat, kemampuan sumber daya setempat, serta daya dukung lahannya.

Urban design menurut andy siswanto sebenarnya adalah sebuah disiplin perancangan yang merupakan pertemuan dari arsitektur, perencanaan dan pembangunan kota. Lebih jauh lagi, urban design adalah menterjemahkan kedua bidang riset perkotaan dan arsitektural sedemikian rupa, sehingga ruang dan bangunan perkotaan dapat dimanfaatkan, sosial, artistik, berbudaya dan optimal secara teknis maupun ekonomis.

Definisi dari Danisworo tersebut merupakan suatu gabungan definisi antara shirvani dengan Catanese dan Snyder, yang menjelaskan posisi urban design dalam lingkup perancangan kota. Disamping itu, ia juga menjelaskan arah dan tujuan dari proses tersebut.

Disain kota atau urban design, dapat didefinisikan sebagai bagian dari rangkaian perencanaan kota, yang menyangkut segi estetika, yang akan mengatur dan menata bentuk serta penampilan dari suatu kota (Djoko Sujarto). Pendapat ini berbeda dengan beberapa definisi diatas, Djoko Sujarto lebih menekankan pandangannya pada segi estetika.

Dari pendapat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya urban design adalah merupakan suatu disiplin perancangan, yang merupakan suatu jembatan antara perencanaan kota dan arsitektur, dan berkaitan erat dengan kebijakan dalam perancangan dan manajemen pembangunan fisik kota, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik kota dan lingkungannya, baik dalam bentuk lingkungan alami, maupun lingkungan binaan, yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, kemampuan sumber daya setempat, serta daya dukung lahannya, dan diatur sedemikian rupa, sehingga ruang dan bangunan perkotaan tersebut dapat dimanfaatkan, social, artistic, berbudaya dan optimal, secara teknis maupun ekonomis.

2.2 Elemen Perancangan Kota

Elemen-Elemen Fisik Dalam Perancangan Kota Menurut Hamid ShirvaniMenurut Hamid Shirvani ranah perencanaan lingkungan berkaitan dengan kualitas fisik lingkungan. Selain itu shircani juga menetapkan delapan elemen fisik perancangan kota seperti :

1. Tata guna lahan, yang merupakan kunci dalam perancangan kota, yang menjadi dasar secara dua dimensi, dia menyarankan agar menggunakan perencanaan pola mix use untuk menciptakan kegiatan 24 perhari,dan meningkatkan system infrastruktur kota.

2. Tata bangunan, yang berkaitan dengan tinggi bangunan,batas-batas/sempadan dan kdb/klb, di samping hal-hal lain seperti langgam,warna dan bahan bangunan.

3. Sirkulasi dan perpakiran, criteria sirkulasi yang dapat mebentuk lingkungan adalah :

Jalan merupakan area terbuka yang enak dipandang

Memiliki orientasi yang jelas dan bias membuat lingkungannya mudah dikenali

Ada kerjasama sector umu dan swasta untuk mewujudkan kedua hal di atas.

Sedangkan untuk perpakiran ada dua hal yang memiliki dampak langsung terhadap kualitas lingkungan kota, yakni kelngsungan aktivitas kota dan dampak visual terhadap bentuk fisik dan struktur kota.

4. Ruang terbuka (open space)

Merupakan ruang yang menjadi bagian internal dari kota itu sendiri, dan bukan menjadi akibat dari penyelesaian arsitektur. Terdiri atas elemen landscape,jalan terotoar, ruang rekreasi

5. Jalur pejalan kaki (pedestrian ways), sebagai sarana pendukung informal (kaki lima),serta dapat menghidupkan aktivitas kota.

6. Aktivitas pendukung, yang merupakan penggunaan dan aktivitas yang berlangsung di dalam ruang terbuka kota.

7. Rambu (signage) untuk pengguna untuk orientasi yang jelas. Hal ini perlu diatur untuk menciptakan keserasian visual yang seimbang dan menghindari kesemerawutan antara rambu lainnya sepert lalu lintas.

8. Preservasi dan konservasi, yang diperlukan untuk merawat asset-aset kota, termasuk untuk bangunan bersejarah.

Elemen-Elemen Kota Menurut Catanese & SnyderLingkungan kota ini dapat dikategorikan menjadi:1. Ruang antara dan sekitar bangunan, yang meliputi: Ruang Positif dan Negatif.Penenempatan bangunan di atas sebuah lingkungan akan membentuk sebuah hubungan baru dengaan ruang di sekitarnya. Penambahan bangunan akan menambah hubungan yang kompleks. Hubungan ini berupa hubungan antara ruang dalam dan ruang luar. Antara ruang negative yang belum terisi dengan ruang positif yang sudah terisi. Wajah Kota (Town Scape) Istilah wajah kota dipergunakan Gordon Cullen sebagai teori yang mendukung banyak penelitian, bahwa teradapat faktor tetap yang yang mempengaruh estetika, yang tidak bergantung pada varietasi kultur dan lingkungan.Faktor-faktor tersebut adalah :

Persepsi pandang, di mana mata sebagai pernerima pesan-pesan dan otak yang menerjemahkannya menjadi bayangan-bayangan.

Anthropometri (ukuran), yang menyangkut dimensi dan bentuk , baik itu ketinggian dan lebar pagar, sampai bentuk dan dimensi meja kursi, yang menimbulkan reaksi yang jelas dari pengguna.

Stimulans (gejala responsive), yaitu penilaian kita akibat sebuah respon, misalnya respon kita terhadap perbedaan antara karakter beton dan kayu.

2. Deteriman fisik dari suatu betuk kota, meliputi

Bentuk orthogonal dan organic

Bentuk orthogonal biasanya dibentuk melalui pola grid yang sudah universal dalam mengatur lingkungan. Sedangkan organik adalah suatu cakupan yang besar. Perencanaan organic biasanya bereaksi terhadap bentuk yg tidak geometris atau persegi. Alat-alat pengaturan sumbu dan geometris

Biasanya digunakan bila bangunan baru ditambahkan pada kompleks bangunan yang sudah ada. Hubungan sumbu yang dimaksud adalah hubungan antara sumbu tengah bangunan yang satu dengan bangunan lain, sehingga membentuk suatu keteraturan. Alat pengatur kinetis dan berurutan

Keteraturan gerak merupakan sebuah pertimbangan utama dalam urban desain jaman dulu. Sedangkan elemen yang dapat membuat perasaan bergerak dalam ruang disebut modulasi. Sistem transportasi

Ada dua jenis system transportasi untuk kendaraan ataupun orang, yaitu jaringan dan pohon . Perbedaanya adalah jaringan dapat dipotong pada salah satu garisnya tapi sistemnya tidak terbagi dua, sedangkan pohon bila dipotong pada salah satu garsinya akan terbagi dan tidak terhubung lagi. Jaringan komunikasi

Biasanya jaringan pelayanan ditanam di bawah tanah untuk meudahkan pencapaian dan memudahkan dalah pemeliharaan secara periodic atau penyambungan baru .bentuk makro kota

Walapun bentuk kota secara umum dibentuk oleh banyak factor, akan tetapi yang paling penting adalah transportasi, karena penempatan kebanyakan kota besar ditentukan aksesnya ke transportasi. Yang menurut sejarahnya ,lokasi yang baik adalah di pinggir sungai, ditepian danau atau laut, yang memberikan akses ke daerah lain.3. Ruang Umum dan Pengembangan SwastaMenurut oscar newman, perlu adaya pembatasan yang jelas untuk menunjang keamanan ruang kota dari kriminalitas dan vandalisme. Ruangan umumPada dasarnya setiap kota mempunya ruangan public sesuai dengan versinya masing-masing. Ruang ini biasa disi oleh aktivitas perdaganan,aktivitas rekreasi dan olahraga. Bentuk dan lokasi ruang umumPada hakekatnya ruang umum yang berhasi adalah yang merupakan bagian dari kehidupan kota, misalnya lapangan atau alun-alun. Selalu berubah fungsi dan pemakainya, misalnya untuk berolahraga di pagi hari dan sebgai tempat rekreasi dai malam hari. Lapangan juga harus dihungkan dengan jalan sebah keberhasilannya lebih lanjut ditentukan oleh aksesbiitasnya. Bangunan umum dan ruang kota Ada dua cara untuk menghubungkan bangunan umum( penting) dengan ruang kota:

a. Mendesain sebuah ruangan umum di depan sebuah massa bangunan, sehingga memugkinkan struktur bangunan tersebut terlihat bahkan dipamerkan.b. Menempatkan massa bangunan di tengah-tengah ruang terbuka. Pengaruh ruang umum pada bentuk kota

Sebagian besar bangunan kota terdiri dari ruang umum. Daerah milik jalan, yang diperuntukan untuk jalan mencakup 30-50% dari total luas kota,sehingga bentuk dan ukuran ruang umum merupakan determinan utama dari bentuk kota.

Hubungan arsitektur dengan daerah milik jalan umum.

Hubungan ini tidak hanya memntukan sifat bangunan, tetapi juga memntukan keseluruh bangunan kota

Kontribusi pengembangan swasta dalam urban desain

Biasanya ada 3 kendala dalam pengembangan lahan tersebut :a. Pengendalian yang memiliki dasar hokum yang dapat digunakan untuk membatasi penggunaan tersebut.

b. Latar belakang social,budaya dan ekonimi yang ditetapkan dan dianut oleh masyarakat.

c. Kebutuhan dan keinginan tertentu yang diingin pemilik lahan tersebut.2.3 Urban Desain dan Lingkup Perencanaan FisikUrban desain berhubungan langsung dengan kualitas hidup perkotaan dan estetika dalam lingkungan kota, masalah-masalah kualitas hidup perkotaan,dan cara suatu kota berfungsi yaitu meliputi :

a. Kenikmatan kota

b. Kualitas estetis

c. Determinan arsitektur dari urban desain, berupa :

Bangunan sebagai generator kegiatan.

Bangunan sebagai elemen penentu ruang.

Bangunan sebagai titik pusat dan landmarx.

Bangunan sebagai batas muka.

d. Menunjang pola pola kegiatan kota:

Peran desain dalam menunjang kegiatan.

Peranan aktivitas dalam bentuk fisik.

Unsur-Unsur yang Berpengaruh Dalam Perancangan Perkotaan Menurut DanisworoUnsur-unsur dalam arsitektur dalam rancang kota yang yang berperan dalam pembentukan ruang yang berkualitas adalah:a. Peruntukan lahan makro dan mikroPeruntukan lahar harus didasarkan pada kebutuhan dari seriap organisasi masyarakat pemakainya, sehingga tidak bersifat campuran, peruntukan lahan tidak hanya bersifat horizontal, tetapi juga menjurus vertikal.b. Intensitas pembangunan sebuah lahan harus diasarkan pada kemampuan daya dukung lahan dari kawasan yang dipengaruhi oleh, aksesbilitas dari kawasan, potensi lokasi kawasan, daya dukung laha,sumber daya alam dan intercensi teknologi. Nilai tersebut akan mencerminkan daya dukung lahan, yang dinyatakan dengan luas total lantai bangunan. Intentsitas pembangunan dinyatakan sebagai koefisian lantai bangunan (KLB).c. System sirkulasi dan parkirMerupakan system yang menghubungkan berbagai jenis peruntukan lahan, baik makro maupun mikro.ruang terbuka meliputi 2 aspek :

Aspeks fungsional,mencakup sirkulasi dan parkir dimana mewadahi setiap kegiatan masyarakat berlangsung Aspek ekologis, untuk menjaga agar lingkungan binaan tidak terganggud. Tata bangunan

Dimaksudkan untuk mengelola volume bangunan, serta untuk mendapatkan bentuk ruang kota yang diinginkan.2.4 Proses dan Metode Perancangan KotaProses perancangan kota dilakukan dengan pendekatan-pendekatan tertentu. Pendekatan ini dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu :

Rasional menyeluruh (rational comprehensive planning approach) Pendekatan ini dikembangkan oleh mayerson dan Banfield (1955). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang melakukan perencanaan melalui penetapan tujuan yang lengkap, menyeluruh dan terpadu. Perumusan tujuan dan konsep-konsepnya mencangkup kepentingan yang relatif sesuai dengan informasi sumber daya dan prioritasnya. Dengan ketepatan informasi tersebut, peramalannya pada umumnya lebih tepat dan terinci. Kekurangan dari pendekatan ini adalah karena memerlukan data yang akurat dan continue. Pendekatan ini memerlukan survai yang terperinci sehingga membutuhkan dan adan waktu yang cukup besar. Selain itu karena pendekatannya menyeluruh diperlukan analisis yang rumit dan kualitas data yang baik. Hasil analisanya cukup canggih namun seringkali tidak sesuai denan kenyataan aktual. Karena sering mengabaikan kenyataan politik, anggapan ini akan koordinasi selalu baik. Terpilah ( disjointed incremental planning approach)

Pendekatan ini dikembangkan oleh Charles E. Lindblom dan Braybrooke (1963). Pendekatan ini menggunakan prinsip tambahan atau perubahan bagian demi bagian (piecemeal) yang biasanya perubahan kecil. Berorientasi pada makna dan tindakan (means oriented action) dimana tujuan dipilih sesuai dengan cara/ alat seadanya walaupun kurang sempurna. Pemecahan masalah tidak dilakukan sekaligus tetapi ditanggulangi sebagian-sebagian secara continue. Sifat pemecahan bukanlah penyembuhan tetapi pengobatan sementara ( remedial treatment ). Kelemahan dari pendekatan ini adalah pemecahan masalah tidak berkaitan dengan masalah lain dan dampaknya ( disjointed ). Selain itu karena tidak dilakukan sekaligus, pemecahan yang dilakukan adalah tambal sulam dann sering masih mengambang. Dengan penanggulangan masalah yang berjangka pendek, pendekatan ini kurang tenggap terhadap wawasan masyarakat yang luas dan mendasar. Tindakan dengan landasan pemikiran menyeluruh ( mixed scanning planning approach ) Pendekatan ini dikembangkan oleh Amitai Etzioni. Dalam pendekatan ini haluan dasar, sasaran dan tujuan ditentukan dalam tingkat tinggi. Permasalahan ditinjau secara sistematik dan komprahensif melalui penentuan unsur permasalahan yang strategis. Pendekatan ini dilakukan dengan metode inkremental yang dipersiapkan dalam kerangka pemikiran menyeluruh.pendekatan ini merupakan penggabungan dari dua pendekatan diatas dengan cara peramalan yang sekilas, menetapkan satu atau beberapa unsur strategis secara mendalam dan dalam pandangan yang menyeluruh. Kelemahannya adalah kadangkala terdapat kemelesetan karena kurang didukung oleh data yang akurat dan hanya didasarkan oleh observasi sekilas.Dengan mengasumsikan bahwa semua metode adalah rasional, secara umum metode perancangan kota dikelompokkan dalam enam kelompok yaitu :

a. Internalized

Metode ini dikenal dengan metode yang intuitive, subyektif, personal, kreatif, dan irasional. Pendekatan sangat tergantung dari pemikiran perseorangan yyang dimiliki dari ingatan, pendidikan dan pengalamannya.

b. Metode the synoptic

Diantara metode yang ada metode ini dikenal sebagai metode yang rasioanal, komprehensif dan sistematis. Pada umumnya metode ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : Langkah 1 : lingkungan alami, lingkungan buatan, sosial, dan ekonomi

Langkah 2 : analisis data dengan mengidentifikasi semua peluang dan batasan

Langkah 3 : rumusan tujuan dan sasaran

Langkah 4 : generalisasi dan konsep aternatif

Langkah 5 : elaborasi dari konsep menjadi solusi yang operasional

Langkah 6 : evaluasi solusi alternatif

Langkah 7 : terapan solusi ke dalam kebijakan, perencanaan, panduan dan program

c. Metode the incremental

Metode ini adalah bentuk lain dari metode synoptic dengan perbedaan yang terletak pada berakhirnya proses dan kerangka kerja yang dikembangkan. Metode ini menetapkan rencana untuk mencapai tujuan dan sasarn utama. Metode ini banyak dipraktekan di kota-kota california.d. Metode the fragmental

Metode ini adalah perpaduan dari metode synoptic dan intuitive. Beberapa langkah dalam metode terdahulu tidak digunakan dengan alasan kepentingan logis dari proyek. Langkah yang digunakan dalam metode ini adalah : Koleksi dan analisis data

Rumusan tujuan dan sasaran

Pengembangan rencana

Proyek rencana tata guna lahan dan dampak lingkungan pada tahun 60an banyak menggunakn pendekatan ini.e. Metode the pluralistic process

Sifat dari metode ini adalh penyerapan sistem nilai dan struktur fungsional sosial ke masyarakat ke dalam proses perencanaan. Tokoh yang mengembangkan adalah amos rapoport dan donald appleyard. Dan diaplikasikan pada kota ciudad guayana.f. Metode radical processMetode ini dijiwai oleh faham marxis yang banyak diaplikasikan pada kota-kota di uni soviet. Konsep utamanya adalah untuk mengerti dan merancang kota, maka hal pertama yang perlu dicermati dan dipahami adalah proses sosial. Karena kompleksitas dari komposisi kota, metode ini tidak lagi digunakan dalam perancangan kota masa kini. 2. 6 Contoh Pengembangan Pulau Terpadu

a. Palm Island, Dubai

Palm Islands merupakan kepulauan buatan di Dubai, Uni Emirat Arab dimana infrastruktur perdagangan dan penghunian akan dibangun. Dubai hanya memiliki 70 km pantai sehingga terinspirasilah pembangunan suatu pulau dengan bentuk seperti pohon palm yang menjorok ke tengah lautan sehingga dapat memandang laut arabian dari segala sisinya. Sehingga proyek ambisius pembangunan palm tree island pun segera direalisasikan. Kepulauan ini menjadi proyek reklamasi tanah terbesar di dunia dan membentuk kepulauan buatan terbesar di dunia. Kesemuanya dibangun oleh Nakheel Properties, sebuah pembangun properti di Uni Emirat Arab, yang menyewa kontraktor pengerukan Belanda, Van Oord, salah satu ahli terkenal dalam reklamasi tanah. Pulau-pulau itu adalah Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira. Pulau yang dibangun pertama adalah Palm island Jumeirah (2000).

Jumeirah Palm Island akan memiliki 3 buah hotel, tiga tipe villa (Signature Villas, Garden Homes dan Canal Cove Town Homes), bangunan apartemen di pesisir, pantai, marina, resotran, kafe dan berbagai macam pertokoan retail. Hampir 30 hotel pinggir pantai telah dibuka pada akhir 2009, termasuk:

The Trump International Hotel & Tower

Atlantis, The Palm

The Taj Exotica Hotel & Resort

Grandeur Residences

Tiara Residence

Oceana Residence

The Fairmont Palm Residence

The Fairmont Palm Hotel & Resort

The Dubai Estates Hotel & Park

Hotel Missoni Dubai

Kempinski Emerald Palace

Kempinski Emerald Palace Residences

Untuk mendukung kehidupan bawah lautnya, dua pesawat jet tempur ditenggelamkan di dekat The Palm Jumeirah untuk membuat sebuah lingkungan buatan di bawah air. Untuk sarana transportasinya dibangun monorel yang dapat mengangkut 2,000-3,000 orang dari dan menuju pulau tersebut. Dan pada 18 Juni 2007, sebuah kapal digunakan sebagai hotel terapung di The Palm Jumeirah yang mulai beroperasi pada 2009.

b. SingaporeSingapura nama resminya Republik Singapura, adalah sebuah negara pulau di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya. Negara ini dipisahkan dengan Malaysia oleh Selat Johor dan dipisahkan dengan Indonesia oleh Selat Singapura di selatan.

Singapura terdiri dari 63 pulau. Pulau utamanya sering disebut Pulau Singapura namun memiliki nama resmi yaitu Pulau Ujong, pulau lainnya misalnya Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau Sentosa merupakan terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura. Singapura memiliki banyak proyek reklamasi, daratan Singapura meluas dari 581,5 km pada 1960-an menjadi 704 km pada hari ini, dan akan meluas lagi sebesar 100 km pada 2030.

Terdapat beberapa alasan dari singapura untuk reklamasi diantaranya, kebutuhan lahan yang diperuntukan untuk 4 juta orang dengan kepadatan mencapai 6000 orang per meter persegi, pertumbuhan populasi yang cenderung meningkat, pertumbuhan kawasan industri dan bisnis, serta adanya batasan akan ruang. Ruang- ruang tersebut dipergunakan untuk perumahan (baik privat maupun untuk publik) dan rekkreasi, meningkatkan kawasan komersil dan bisnis dan trasnsportasi (jalan, MRT, pelabuhan dan airport).

Dalam proses reklamasi tersebut melibatkan 3 perusahaan pemerintah Singapura, diantaranya: Housing and Development Board (HDB)

Jurong Town Corporation (JTC)

PSA Corporation

Dimana metode yang digunakan adalah menggabungkan 2 buah pulau yang berdekatan serta melakukan pengurugan pada pantai maupun lautan yang akan direklamasi. Metode pertama dapat ditemukan pada penggabungan Pulau Sakra dan Pulau Bakau menjadi satu pulau besar yang disebut Pulau Sakara, dimana luasnya sepuluh kali ukuran dua pulau tersebut. Metode kedua sangat umum digunakan di singapura (semisal dalam proyek reklamasi Pulau Sentosa). Materialnya berasal dari bukit-bukit di Singapura seperti bukit Bedok, Siglap, Tampines dan Jurong, namun dalam beberapa tahun terakhir, pasir laut didatangkan dari Indonesia.